Page 1
TRIGER PJBL
Mbah Parno usia 65 tahun adalah seorang pekerja pabrik bangunan di kawasan industri terkenal. Ia
baru saja bercerai dari istrinya sedangkan anak satu-satunya memilih ikut ibunya. Mbah Parno suka
sekali merokok dan minum kopi setiap saat. Biasanya ia sarapan hanya dengan segelas kopi dan
rokok lalu berangkat kerja, jarang makan siang namun ia mengaku makan malamnya sangat banyak
dan sebagian besar adalah daging dan karbohidrat. Suatu pagi Mbah Parno mengeluh tidak bisa
menggerakkan tangan dan kakinya yang sebelah kanan.
SLO
1. Definisi Stroke
2. Epidemiologi Stroke
3. Klasifikasi Stroke
4. Etiologi Stroke
5. Patofisiologi Stroke
6. Faktor Resiko Stroke
7. Manifestasi Klinis Stroke
8. Pemeriksaan Diagnostik Stroke
9. Komplikasi stroke
10. Penatalaksanaan stroke
11. ASKEP
Page 2
1. Definisi stroke
Menurut WHO 1989
Stoke adalah difungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal
pada otak yang terganggu.
Menurut Ns. Hasrat Jaya Ziliwu, S.Kep
Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan kecacatn neurologis yang utama di
indonesia, serangan ini merupakan kegawatdaruratan medis yang harus di
tandatangani secara cepat, tepat, dan cermat karena stroke adalah Syndromr klinis
yang wawal di timbunya secara mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologis
fokal dan/atau global, yang berlangsung selama 24jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata di sebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak non traumatic. Bila gangguan peredaran darah otak kini sementara,
beberapa detik hingga beberapa jam ( kebanyakan 10-20 menit), tapi kurang dari
24jam, disebut sebagai serangan Iskemia Otak Sepintas (Transient Ischemia Attack =
TIA)
Menurut Yayan A. Israr, S. Ked
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler
Menurut Penelitian dari Universitas Sumatra Utara
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat
atau kematian. Secara umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular
Disease (CVD) dan kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI)
mengistilahka stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak
(GPDO). Stroke atau gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan
otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas,invaliditas).
Menurut Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal atau global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.
Page 3
2.Epidemiologi
Distribusi Frekuensi Stroke
a. Menurut orang
Menurut penelitian Tsang Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001terdapat 264
0rang penderita stroke iskemik pada usia18-45 tahun yang disebabk oleh kelebihan
lemak , merokok dan hipertensi dan riwayat stroke.
Berdasarkan data penderita sroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan
penanggulangan stroke Nasional RSUP bukit tinggi pada tahun 2002 tedapat 501
pasien yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,5% usia 30-50 tahun sebesar
terdapat 20-70% usia 51-70 tahunsebesar 22,95%
Hasil penelitian Syarif R dirumah sakit PTP Nusantara II Meda tahu 1999-2003
menunjukkan bahwa dari 220 sample yang diteiti berdasakan suku penderita stroke
yang dirawat inap sebagaian besar bersuku jawa sebnyak 20 orang (54,5%) dan yang
terendah suku minang sebanyak 3 orang(1.4%) berdasarjan status perkawinan
penderita stroke yang dirawat inap sebaai besar berstatus kwin sebanak 217 orang
(98.6%) dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang (1.4%).
b. Menurut Tempat
Menurut American Heart Association diperkirakan terjad 3 juta penderita stroke
pertahun dari 500.000penderit stroke yang baru tejadi pertahun . Angka kematian
penderita stroke di Amerika adalah 50-100/100.000 petahun .
Di Cina (2005) tedapat 1.5 juta penderita stoke dan 1 juta penderita stroke
meninggal dengan CFR 66,66%.Di india angka prevalensi stroke sebesar 8,6 per
100.000 populsipertahun.
Di Indonesia dipekirakan setiap tahun tejadi 500.000 orang terkena serangan stroke,
125.000 orang eninggal dunia denga CFR 25% dan yang mengalami cacat ringan atau
bert dengan opulsi 75% (375.000 orang)
c. Menurut Waktu
Menurut WHO (2005) stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jia diseluruh
dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun 2015 dan
7,8 pendeita pada tahun2030.
Berdasarkan Penelitan Misbach di Rumah sakit cipto mangunkusumo tahun 2000-
3003 menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke tahun 2000 sebanyak 64 orang,
tahun 2001 sebanyak 722 orang tahun2002 sebanyak 706 orang dantahun 2003
sebanyak 522 orang . Di RSU banyumas terjadi peningkatan penderita stroke yang
Page 4
dirawat inap pada tahun 1997-2000 .Pada tahun 1997 terdapat penderita stroke
sebanyak 255 orang tahun 1998 sebanyak 298 orang tahun 1999 sebanyak 393 orang
dan tahun 2000 sebanyak 459 orang.
3.Klasifikasi Stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi anatomi
(lesi), stadium dan lokasi (sistem pembuluh darah) (Misbach, 1999).
1. Stroke berdasarkan kelainan patologis dan gejala kliniknya.
a. Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim
otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya.
Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan
struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan
sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan menimbulkan
herniasi jaringan otak dan menekan batang otak.
Stroke Hemoragik dibagi dua yaitu :
1.Pendarahan intra selebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari
80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum.
Gejala klinis :
Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan
dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu
nyeri kepala, mual muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan
epistaksis.
Penurunan kesadaran yang berat sampai koma yang di sertai dengan hemiplegia/
hemiparase dan dapat disertai kejang fokal/ umum. *hemiplegia : kelumpuhan yang
di alami oleh salah satu sis dari organ tubuh. *hemiparese : kelemahan sebagian
anggota tubuh dan lebih ringan dari pada hemiplegi.
Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks penggerakan
bola mata menghilang dan desebrasi.
Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema
dan pendarahan subhiloid.
Page 5
ii.Pendarahan Subarakhnoid (PSA)
Pendarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan diruang
subarakhnoid yang timbul secara primer. *perdarahan subarakhnoid terdapat di
thalamus dan ganglia basalis sedikit terjadi di pons dan serebelum.
Gejala klinis :
Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak meledak, dramatis,
berlangsung dalam 1-2 detik sampai 1 menit.
Vertigo, Mual, Muntah, banyak keringat, menggigil, mudah terangsang
dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen.
Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala
karakteristik perdarahan subarakhnoid.
Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau tarkikkardi, hipotensi atau
hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.
iii.Perdaraha Sudural
Perdarahan subdural adalah pedarahan yang terjai akibat robeknya vena jembata
(bridging veins)yang menghubungkan vena dipermukaan otak dan sinus venosus
dalam durameter atau kaena robeknya araknoidea.
b. Stroke Non-Hemoragik ( stroke iskemik, infark otak, penyumbatan )
Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial
atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli,
atau ketidakstabilan hemodinamik.
Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher dan
dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang
terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik
sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan.
Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi
pembuluh darah otak yang terkena. Stroke Non- Hemoragik di bagi 3 yaitu :
I. Stroke akibat trombosis serebri.
II. Emboli serebri
III. Hipoperfusi sistemik
Page 6
2. Berdasrkan perjalanan penyakit atau stadiumnya::
a. TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan
spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan
neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24
jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau
permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA
berulang.
3. Berdasarkan waktu terjadinya:
1. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
2. Stroke In Evalution (SLE )/Progresing Stroke
3. ompleted Stroke
4. Berdasrkan lokasi lesi vaskuler
1. Sistem Kronis
a. Motorik:Hemiparese kontralateral , disartia
b. Sensorik : Hemiparese kontralateral prextesia
c. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontraateral.amaurosis fugaks
d. Gangguan fungsi luhur:afasia, agnosia
2. Sistem Vertebrobasiler
a. Motorik : hemiparese alterans, disartia
b. Sensorik : hemihipertesi ,parestesia
c. Gangguan lain: ganggun keseimbangan, vertigo diplopia.
4.Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan
gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Page 7
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme
berikut :
- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
- Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus)
- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat
dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menimbulkan emboli :
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali
dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalan-
gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
Page 8
karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah
arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
4. Hypoksia Umum
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
5. Hipoksia setempat
a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
5.Patofisiogis
Page 9
6. Faktor resiko
Faktor resiko stroke terdiri dari dua kategori yaitu:
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat
dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor
risiko stroke yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung
(fibrilasi atrium), diabetes melitus, merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia,
kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis.Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik.
Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu:
a. faktor resiko yang tidak dapat di modifikasikan
1. Usia
Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setiap penambahan usia tiga
tahun akan meningkatkan risiko stroke sebesar 11-20%. Dari semua stroke, orang
yang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling tinggi yaitu 71%, sedangkan
25% terjadi pada orang yang berusia 65-45 tahun, dan 4% terjadi pada orang berusia
<45 tahun. Menurut penelitian Siregar F (2002) di RSUP Haji Adam Malik Medan
dengan desain case control, umur berpengaruh terhadap terjadinya stroke dimana
pada kelompok umur ≥45 tahun risiko terkena stroke dengan OR:
9,451 kali dibandingkan kelompok umur < 45 tahun.
2. Jenis kelamin
Menurut data dari 28 rumah sakit di Indonesia, ternyata laki-laki banyak men- derita
stroke dibandingkan perempuan.3 Insiden stroke 1,25 kali lebih besar pada laki-laki
dibanding perempuan.
3. Ras atau Bangsa
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit putih. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup.3 Pada tahun 2004 di Amerika
terdapat penderita stroke pada laki-laki yang berkulit putih sebesar 37,1% dan yang
berkulit hitam sebesar 62,9% sedangkan pada wanita yang berkulit putih sebesar
41,3% dan yang berkulit hitam sebesar 58,7%.
4. Hereditas
Page 10
Gen berperan besar dalam beberapa faktor risiko stroke, misalnya hipertensi,
jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Riwayat stroke dalam keluarga,
terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami stroke pada usia
kurang dari 65 tahun, meningkatkan risiko terkena stroke.12 Menurut penelitian
Tsong Hai Lee di Taiwan pada tahun 1997-2001 riwayat stroke pada keluarga
meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 29,3%
5. Afasia
Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa yang didapat dimana penderita
sebelumnya normal. Afasia merupakan salah satu kibat stroke yang sering terjadi,
dialami oleh sekitar sepertiga penderita pada fase akut. Meskipun secara klinis jelas
bahwa gangguan kemampuan berkomunikasi sangat berparan terhadap berat
berkepanjangan gangguan depresi (post stroke) sangat terbatas, antara lain oleh
karena biasanya penderita penderita yang mengalami afasia terkena kriteria ekslusi
b. Faktor resiko yang dapat dirubah :
1. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke. Hipertensi
meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Makin tinggi
tekanan darah kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada
dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan atau
perdarahan otak.3 Sebanyak 70% dari orang yang terserang stroke mempunyai
tekanan darah tinggi.
2. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan –
gangguanmetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang bertalian dengan
defisiensi absolute atau relatif aktivitas dan/atau sekresi insulin. Gejala – gejala yang
khas adalah poliuria, polidipsia, polifagia (WHO, 2000). Diabetes mellitus telah lama
menjadi perhatian dari WHO.
Penelitian pertama diabetes berskala internasional yang disponsori secara
langsung oleh WHO merupakan Penelitian Multinasional Penyakit – Penyakit
Vaskular pada Diabetes. Pengembangan diabetes mellitus bertalian dengan
peningkatan angka kematian dan resiko tinggi berkembangnya penyulit – penyulit
vaskuler, ginjal, retina, dan neuropati, yang dapat mengakibatkan kecacatan serta
kematian dini (WHO, 2000).
Page 11
Diabetes mellitus atau DM merupakan masalah endokrinologis yang menonjol
dalam pelayanan kesehatan dan juga sudah terbukti sebagai faktor resiko stroke
dengan peningkatan resiko relatif pada stroke iskemik 1.6 sampai 8 kali dan pada
stroke hemoragik 1.02 hingga 1.67 kali (Antonio& Silliman,2005).
3. Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang paling sering menyebabkan stroke adalah fibrilasi
atrium/atrial fibrillation (AF), karena memudahkan terjadinya penggumpalan darah
di jantung dan dapat lepas hingga menyumbat pembuluh darah di otak. Di samping
itu juga penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, infeksi otot jantung, pasca
operasi jantung juga memperbesar risiko stroke.3 Fibrilasi atrium yang tidak diobati
meningkatkan risiko stroke 4-7 kali.
Penyakit jantung merupakan kemungkinan sumber emboli pada 20-25% kasus
infark serebri resiko kematian yang besar dari pada resiko kejadian stroke yang dini
14X lebih besar dari pada resiko kejadian stroke yang berulang pada penderita
dengan emboli kardial. Seleksi untuk test diagnostik harus berdasarkan keadaaan
klinis penyakit jantung, umur pasien dan identifikasi penyebab kasus stroke lainnya.
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi mortalitas akibat penyakit jantung dan
mencegah stroke yang berulang. Warparin merupakan pilihan pengobatan pertama
pada sebahagian besar penderita dengan emboli kardial. Aspirin juga alternatif yang
tepat bila warparin tidak dapat diberikan.
4. Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu transient ischemic attack (TIA) adalah suatu episode yang berlangsung singkat
(kurang dari 24 jam) dari gangguan sementara pada otak yang disebabkan oleh suatu
kehilangan suplai darah. Suatu TIA menyebabkan suatu kehilangan fungsi pada area
tubuh yang dikontrol oleh bagian otak yang terpengaruh. Kehilangan suplai darah ke
otak paling sering disebabkan oleh suatu bekuan/gumpalan yang terbentuk secara
spontan dalam sebuah pembuluh darah didalam otak (thrombosis). Bagaimanapun,
ia dapat juga berakibat dari suatu bekuan yang terbentuk ditempat lain didalam
tubuh, terlepas dari lokasi itu, dan berjalan untuk memondok dalam suatu arteri dari
otak (emboli). Suatu kekejangan dan, dengan jarang, suatu perdarahan adalah
penyebab-penyebab lain dari suatu TIA. Banyak orang-orang merujuk suatu TIA
sebagai suatu "mini-stroke.
Page 12
Sekitar 1 dari seratus orang dewasa akan mengalami paling sedikit 1 kali serangan
iskemik sesaat (TIA) seumur hidup mereka. Jika diobati dengan benar, sekitar 1/10
dari para pasien ini kemudian akan mengalami stroke dalam 3,5 bulan setelah
serangan pertama, dan sekitar 1/3 akan terkena stroke dalam lima tahun setelah
serangan pertama.12 Risiko TIA untukterkena stroke 35-60% dalam waktu lima
tahun.
5. Obesitas
Obesitas berhubungan erat dengan hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus.3
Obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 15%. Obesitas dapat meningkatkan
hipertensi, jantung, diabetes dan aterosklerosis yang semuanya akan me-ningkatkan
kemungkinan terkena serangan stroke.
6. Hiperkolesterolemia
Kondisi ini secara langsung dan tidak langsung meningkatkan faktor risiko, tingginya
kolesterol dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan penyakit
jantung koroner. Kolesterol yang tinggiterutama Low Density Lipoprotein (LDL) akan
membentuk plak di dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah
baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total > 200 mg/dl meningkatkan
risiko stroke 1,31-2,9 kali.
7. Merokok
Merokok menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh
(termasuk yang ada di otak dan jantung), sehingga merokok mendorong terjadinya
aterosklerosis, mengurangi aliran darah, dan menyebabkan darah mudah
menggumpal.
8. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh, sehingga
terjadi dislipidemia, diabetes melitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan
darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lainlain. Semua ini
mempermudah terjadinya stroke.3 Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko
terkena stroke 2-3 kali.
9. Stress
Hampir setiap orang pernah mengalami stres. Stres psiokososial dapat menyebabkan
depresi. Jika depresi berkombinasi dengan faktor risiko lain (misalnya, aterosklerosis
berat, penyakit jantung atau hipertensi) dapat memicu terjadinya stroke. Depresi
meningkatkan risiko terkena stroke sebesar 2 kali.
Page 13
10. Penyalahgunaan Obat
Pada orang-orang yang menggunakan narkoba terutama jenis suntikan akan
mempermudah terjadinya stroke, akibat dari infeksi dan kerusakan dinding
pembuluh darah otak. Di samping itu, zat narkoba itu sendiri akan mempengaruhi
metabolisme tubuh, sehingga mudah terserang stroke. Hasil pengumpulan data dari
rumah sakit Jakarta tahun 2001 yang menangani narkoba, didapatkan bahwa lebih
dari 50% pengguna narkoba dengan suntikan berisiko terkena stroke.
7. Manifestasi Klinis
1. Stroke non hemorragic (SNH)(Iskemik): gejala utamanya timbuk defisit neurologis
secaa mendadak atau sub akut yang didahului gejala prodromal tejadi pada waktu
istirahat atau bangun pagi dan kesadaan iasanya tidak menurun kecuali bila embolus
cukup besar. Biasanya terjadi pada usia >50 tahun.
2. Sroke Hmorrahagic: menurut WHO diklasifikasikan menjadi:
a. Perdarahan intracerebral
mempunyai gejala prodroml yang tidak jelas kecuali nyeri karena
hipertensi.serangan seringkali sang hai saat aktifitas atau emosi/marah . sifat
nyerikepalanya hebat sekali. Mual dan muntah sering terdapat pada permulaan
serngan. Kesadaran biasanya cepat menurun an cepat masuk coma (5% terjadi
kurang dar setengah jam 23% antara setengah – 2 jam dan 12% terjadi setelah 2 jam
-19hari).
b. Perdarahan subrachnoid
Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut kesadaran sering terganggu
dan sangat berfariasi ,ada gejala tanpa rangsangan meningeal ,edema pupil dapat
terjadi apabila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya anarisma pada artei
kounikans anterior atau arteri carotis intema.
Gejala yang timbul bergantungpaa berat ringannnyagangguan pembuluh darh dn
loksinya .manifestasi klinis stroke akt berupa:
Hemiparesis : kelupuhan wajah atau anggota badan yang timbul mendadak
Hemisensorik : gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan
Page 14
Perubahan mendadak status mental : Confusion , delirium ,letargi. Stupor ,
coma
Afasia: Bicara tidak lancar , kurangnya ucapan atau kesltan memahami
ucapan
Disartria: Bicara elo atau cadel
Hemianoia atau onokuler atau diplopi : gangguan penglihatan
Ataksia :Trunkalatau anggota badan
Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen kepala dan medula spinalis 4. Angiografi
2. Elektro encephalografi 5. Computerized Tomografi Scanning ( CT.
Scan)
3. Punksi lumbal 6. Magnetic Resonance Imaging
9.Kmplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi , komplikasi ini
dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.
4. HidrocephalusY
10. Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
Page 15
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
5. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak
pasif.
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan,
tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
VIII Penatalaksanaan diagnostik
Stroke Unit
Idealnya, orang-orang yang memiliki stroke yang dirawat di "unit stroke", daerah
lingkungan atau berdedikasi di rumah sakit dikelola oleh perawat dan terapis dengan
pengalaman dalam pengobatan stroke. Telah menunjukkan bahwa orang dirawat di unit
stroke memiliki kesempatan lebih tinggi untuk bertahan hidup daripada yang dirawat di
rumah sakit di tempat lain. Terapi medis lain, ditujukan untuk meminimalkan
pembentukan dari pembekuan atau mencegah penggumpalan baru. Untuk tujuan ini,
pengobatan dengan gabungan obat-obatan seperti aspirin, clopidogrel dan
dipyridamole dapat diberikan untuk mencegah trombosit. Selain terapi definitif,
manajemen stroke akut termasuk kontrol gula darah, memastikan pasien memiliki
Page 16
oksigenasi yang memadai dan cairan infus yang memadai. Pasien dapat diposisikan
dengan kepala mereka rata di tempattidur,daripada duduk, untuk meningkatkan aliran
darah ke otak. Meskipun tekanan darah tinggi dapat menyebabkan beberapa stroke,
hipertensi selama stroke akut dibutuhkan untuk memungkinkan aliran darah yang
memadai ke otak.
1. trombolisis
Dalam peningkatan jumlah pusat stroke primer, trombolisis farmakologi ("gumpalan
penghilang") dengan obat aktivator jaringan plasminogen (TPA), digunakan untuk
melarutkan bekuan dan membuka blokir arteri. Emergency treatment with medications.
Therapy with clot-busting drugs (thrombolytics) must start within 4.5 hours if they are
given into the vein — and the sooner, the better. Quick treatment not only improves
your chances of survival but also may reduce the complications from your stroke. You
may be given:
- Aspirin. Aspirin, obat anti-trombotik, adalah pengobatan segera setelah stroke
iskemik untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke lagi. Aspirin mencegah
pembentukan gumpalan darah.
- obat pengencer darah, seperti heparin, juga dapat diberikan, tetapi obat ini tidak
terbukti bermanfaat dalam pengaturan darurat sehingga itu jarang digunakan
- Injeksi intravena jaringan plasminogen aktivator (TPA). Beberapa orang yang
mengalami stroke iskemik bisa mendapatkan keuntungan dari suntikan jaringan
plasminogen aktivator rekombinan (TPA). Ini obat penghilang gumpalan-ampuh perlu
diberikan dalam waktu 4,5 jam setelah gejala stroke mulai jika itu diberikan ke dalam
vena. Obat ini mengembalikan aliran darah dengan melarutkan bekuan darah
menyebabkan stroke
- mekanik thrombectomy . Intervensi lain untuk stroke iskemik akut adalah
pengangkatan trombus secara langsung. Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter
ke dalam arteri femoralis, mengarahkan ke dalam sirkulasi otak, dan menggunakan
perangkat pembuka botol-seperti untuk menjerat bekuan, yang kemudian ditarik dari
tubuh. Perangkat embolectomy mekanik telah dibuktikan efektif dalam memulihkan
aliran darah pada pasien yang tidak dapat menerima obat trombolitik atau untuk siapa
obat itu tidak efektif, meskipun tidak ada perbedaan telah ditemukan dari perangkat
antara versi yang lebih baru dan lebih tua. Perangkat hanya telah diuji pada pasien yang
Page 17
diobati dengan embolectomy bekuan mekanik dalam waktu delapan jam dari timbulnya
gejala.
2. Carotid endarterectomy. In a carotid endarterectomy, menghilangkan timbunan
lemak (plak) dari arteri karotid Anda yang berjalan di sepanjang setiap sisi leher. Dalam
prosedur ini, dokter bedah Anda membuat sayatan sepanjang bagian depan leher,
membuka arteri karotid Anda, dan menghapus timbunan lemak (plak) yang memblokir
arteri karotid. Dokter bedah Anda kemudian perbaikan arteri dengan jahitan atau patch
yang dibuat dengan vena atau bahan buatan (cangkok). Prosedur dapat mengurangi
risiko stroke iskemik. Namun, endarterektomi juga melibatkan resiko, terutama untuk
orang dengan penyakit jantung atau kondisi medis lainnya.
3. Angioplasty dan stent. Dalam angioplasti, kateter disipkan dengan tabung mesh
(stent) dan balon di ujung ke arteri di pangkal paha dan menuntun ke arteri karotid di
leher. balon dikembangkan di arteri menyempit dan memasukkan tabung mesh (stent)
ke dalam lubang untuk menjaga arteri Anda dari menjadi menyempit setelah prosedur.
4. Pengobatan stroke hemoragik
Pasien dengan perdarahan intraserebral memerlukan evaluasi bedah saraf untuk
mendeteksi dan mengobati penyebab pendarahan, meskipun banyak mungkin tidak
perlu operasi. Antikoagulan dan antithrombotics, kunci dalam mengobati stroke
iskemik, bisa membuat pendarahan parah dan tidak dapat digunakan dalam perdarahan
intraserebral. Pasien dimonitor dan tekanan darah mereka, gula darah, dan oksigenasi
disimpan pada tingkat optimal.
5. Perawatan dan rehabilitasi
Rehabilitasi stroke adalah proses dimana pasien dengan stroke menonaktifkan
menjalani perawatan untuk membantu mereka kembali ke kehidupan normal sebanyak
mungkin dengan mendapatkan kembali dan belajar kembali keterampilan hidup sehari-
hari. Hal ini juga bertujuan untuk membantu korban memahami dan beradaptasi
dengan kesulitan, mencegah komplikasi sekunder dan mendidik anggota keluarga untuk
memainkan peran pendukung. Asuhan keperawatan baik adalah fundamental dalam
menjaga perawatan kulit, makan, hidrasi, posisi, dan pemantauan tanda-tanda vital
seperti suhu, denyut nadi, dan tekanan darah. Rehabilitasi stroke dimulai segera. Untuk
pasien stroke yang paling, terapi fisik (PT) dan terapi okupasi (OT) merupakan landasan
dari proses rehabilitasi, tetapi di banyak negara neurokognitif Rehabilitasi digunakan,
juga. Seringkali, teknologi bantuan seperti kursi roda, alat bantu jalan, tongkat, dan
orthosis mungkin bermanfaat. PT dan OT tumpang tindih wilayah kerja tetapi bidang
Page 18
utama mereka mendapat perhatian adalah, PT melibatkan kembali pembelajaran
berperan sebagai pengalihan, berjalan dan lain fungsi motorik kasar. PL memfokuskan
pada latihan dan pelatihan untuk membantu kegiatan sehari-hari belajar kembali
dikenal sebagai Kegiatan hidup sehari-hari (ADL) seperti makan, minum, berpakaian,
mandi, memasak, membaca dan menulis, dan toilet. Berbicara dan terapi bahasa yang
sesuai untuk pasien dengan ucapan pemahaman masalah atau kata-kata tertulis,
masalah membentuk ucapan dan masalah dengan menelan. Proses rehabilitasi dapat
mencakup beberapa hal berikut:
- Terapi wicara untuk mempelajari kembali berbicara dan menelan;
- Terapi okupasi untuk mendapatkan kembali ketangkasan sebagai fungsi di lengan dan
tangan
- Terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan berjalan, pendidikan dan keluarga untuk
mengorientasikan mereka dalam merawat mereka cintai di rumah dan tantangan yang
akan mereka hadapi.
Tujuannya adalah untuk pasien untuk melanjutkan sebanyak, jika tidak semua, dari pra-
stroke kegiatan dan fungsi. Karena stroke melibatkan kehilangan permanen dari sel-sel
otak. Namun, banyak pasien stroke bisa kembali ke kehidupan mandiri.
Mengelola Masalah Medis lainnya
Tekanan darah akan dikontrol ketat sering menggunakan obat intravena untuk
mencegah gejala stroke untuk berlanjut. Hal ini berlaku meskipun stroke iskemik atau
hemoragik adalah. Oksigen tambahan sering disediakan.
Pada pasien dengan diabetes, gula darah (glukosa) tingkat sering meningkat setelah
stroke. Mengontrol tingkat glukosa pada pasien ini dapat memperkecil ukuran stroke.
Pasien yang telah mengalami serangan iskemik transient, pasien dapat dipulangkan
dengan tekanan darah dan obat kolesterol bahkan jika tekanan darah dan kadar
kolesterol berada dalam tingkat diterima. Berhenti merokok adalah wajib.
(www.mayoclinic.com)
11.ASKEP
Pengkajian data dasar
Page 19
1. Aktivitas / istirahat
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan , hilangnya rasa ,
paralisis,hemiplegi , mudah leah dan susah tidur
2.Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung , MCI, katup jantung , disritmia, CHF,Polisetimia,
dan hipertensi arterial.
3.Integitas Ego
Emosi labi, espon yang tak tepat , mudah marah, kesulitan untuk mengekpresika diri
4.Eliminasi
Perubahan keiasaan BAB dan BAK misalnya inkoontinentia, anuria , distensi
kandung kemih , disensi abdomen , suara usus menghilang
5.Makanan/ cairan
Nausea,vomiting daya sensori hilang di lidah, pipi, tenggorokan dysfagia
6.Neuro sensori
Pusing sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid dan intrakranial.kelemhan
denganberbagai tingkatan, gangguan penglihatan,kabur,dyspalopia, lapang pandang
menyempit.hilangnya daya snsori pada bagian yang berlawanan dibagian
ekstremitas dan kadang-kadang pada sisi yang sama dimuka.
7.Nyaman atau nyeri
Sakit kepala ,perubahan tingkah laku ,kelemahan ,tegang pada otot muka
8. Repirasi
Ketidakmammpuan menelan , batuk , melindungi jalan napas,aspirasi ireguler, suara
napas ,whezing ronchi
9. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah injuri
10. interaksi sosial
Page 20
Gangguan dalam berbicara ketidakmampuan berkomunikasi
11.Belajar mengajar
Pergunakan aat kontrasepsi,pengaturan makanan,latihan untuk pekerjaan rumah.
Pengkajian
A. Pengkajian Primer
Airway.
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk.
Breathing.
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
Circulation.
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat,
dingin, sianosis pada tahap lanjut.
B. Pengkajian Sekunder
Aktivitas dan istirahat. Data Subyektif:
- kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralysis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot).
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran.
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis (hemiplegia),
kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan.
- Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial), polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal.
Page 21
- Integritas ego.
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan.
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan.
- Kesulitan berekspresi diri
- Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara
usus(ileus paralitik
- Makan/ minum.
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang.
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK.
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia.
- Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah.
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan faring)
- Obesitas (faktor resiko)
- Sensori Neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope (sebelum CVA / sementara selama TIA).
- Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati.
- Penglihatan berkurang.
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
muka ipsilateral (sisi yang sama).
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Data obyektif :
- Status mental : koma biasanya menandai stadium perdarahan, gangguan
tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif.
Page 22
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis (kontralateral) pada semua jenis stroke,
genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon dalam (kontralateral).
- Wajah: paralisis / parese (ipsilateral).
- Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa), kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil.
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik.
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi
lateral.
- Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya.
Data obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial.
- Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok (factor resiko).
- Keamanan
Data obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan.
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang
kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit.
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali.
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu
tubuh.
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,
berkurang kesadaran diri.
- Interaksi social
Data obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi.
(Doenges E, Marilynn,2000).
1. Analisa Data
Page 23
Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : Mbah Parno sarapan
hanya dengan segelas
kopi dan rokok lalu
berangkat kerja, jarang
makan siang
2. DS : Mbah Parno mengaku
makan malamnya sangat
banyak dan sebagian
besar adalah daging dan
karbohidrat
3. Ds : Suatu pagi Mbah
Parno mengeluh tidak bisa
menggerakkan tangan
dan kakinya yang sebelah
kanan.
Faktor psikologis (bercerai)
dan ekonomi
↓
Tidak ada yang
memperhatikan asupan
makan Mbah Parno
↓
Pola makannya tidak teratur
dan sembarangan
↓
Kebutuhan nutrisi tidak
mencukupi
-
DM, rokok, hipertensi
↓
Penurunan perfusi jaringan
serebral
↓
Iskemia
↓
Edema serebral
↓
Perfusi otak menurun
↓
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
- Resiko
Ketidakseimbangan
nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh
- Resiko ketidakstabilan
kadar glukosa darah
- Hambatan mobilitas fisik
- Gangguan rasa nyaman
- Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Page 24
4. Ds : Suatu pagi Mbah
Parno mengeluh tidak bisa
menggerakkan tangan
dan kakinya yang sebelah
kanan
5. Ds : Mbah Parno suka
sekali merokok dan
minum kopi setiap saat.
Biasanya ia sarapan hanya
dengan segelas kopi dan
rokok lalu berangkat
kerja, jarang makan siang
namun ia mengaku makan
malamnya sangat banyak
dan sebagian besar adalah
daging dan karbohidrat
6. Ds : Mbah Parno baru saja
bercerai dari istrinya
sedangkan anak satu-
satunya memilih ikut
ibunya
Gangguan mobilitas fisik
-
Merokok, status sosio-
ekonomi rendah
↓
Gaya hidup yang tidak sehat
↓
Stroke
Perceraian
↓
Pengabaian proses keluarga
↓
Disfungsi proses keluarga
Resiko Ketidakberdayaan
Perilaku kesehatan beresiko
Gangguan proses keluarga
Page 25
Diagnosis Keperawatan :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurangnya
asupan makanan, kesalahan informasi ditandai dengan adanya faktor psikologis
(perceraian)
2. Resiko Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
3. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
4. Hambatan mobilitas fisik b.d keterbatasan kemampuan untuk melakukan
motorik kasar ditandai dengan gangguan neuromuskular
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit, sumber yang tidak
adekuat
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perubahan fungsi motorik
ditandai dengan kebiasaan merokok
7. Resiko Ketidakberdayaan
8. Perilaku kesehatan beresiko b.d kegagalan mengambil tindakan yang
mencegah masalah kesehatan ditandai dengan kebiasaan merokok, status sosio-
ekonomi rendah
9. Gangguan proses keluarga b.d perubahan dalam pola keluarga ditandai
dengan pergeseran peran keluarga dan situasi transisi
Prioritas diagnosis :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perubahan fungsi motorik
ditandai dengan kebiasaan merokok
2. Hambatan mobilitas fisik b.d keterbatasan kemampuan untuk melakukan
motorik kasar ditandai dengan gangguan neuromuskular
3. Resiko Ketidakberdayaan
Rencana Keperawatan
Diagnosis Keperawatan Nursing Outcomes Nursing Interventions
1. Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer b.d
perubahan fungsi
motorik ditandai
dengan gaya hidup
kurang sehat
Tissue perfusion : peripheral
Dalam waktu .......x...... jam fungsi
motorik klien dapat membaik
Kriteria hasil :
criteria Stages
1 2 3 4 5
Muscle
weakness
√
Peripheral sensation
management
1. Encourage patient to
use uneffected body
part to determine
temperature of
food, liquids, bath
water and so on
Page 26
Notes :
1 = severe
2= substantial
3 = moderate
4 = mild
5 = none
2. Encourage patient to
use the uneffected
body part to identify
location and texture
of objects
3. Instruct patient or
family to monitor
position of body
parts while bathing,
sitting, lying, or
changing position
4. Use pressure
relieving device, as
appropiate
5. Immobilize the head,
neck, and back, as
appropiate
6. Monitor for
thromboplebitis and
deep vein
thrombosis
Exercise therapy :
ambulation
1. Dress patient in
nonrestrictive clothing
2. Gives range of motion
joints exercise for 4-5
times a day to maintain
mobility and avoid
Page 27
2. Hambatan mobilitas
fisik b.d keterbatasan
kemampuan untuk
melakukan motorik
kasar ditandai dengan
gangguan
neuromuskular
Neurological status : peripheral
Dalam waktu ....x.... jam klien
dapat melakukan aktivitas motorik
kasar
Kriteria hasil :
criteria Stages
1 2 3 4 5
1. Motor
function
in upper
right
extremity
2. Motor
function
in lower
right
extremity
√
√
Notes :
1 = severely compormised
2 = substantially compromised
3 = moderately compromised
4 = mildly compromised
5 = not compromised
contracture
3. Help client to move
from one side to
another side every 2-3
hours along day and
night
4. Alter arm and legs
every 1-2 hours along
day and night
5. Massage the paralyzed
leg once ot twice a day
6. Moves all paralyzed leg
joint soft and slowly
(straight and bend) 5-7
times. Holding on the
joint in every position
aroud 30 second.
Repeat the process
every four hours
7. Sustain hemiplegic arm
with pillow. Don’t lay
client recumbent
position
8. Encourage to sit in bed,
side of bed (‘’dangle’’)
or in chair, as tolerated
Behaviour modofication
1. Determine patient’s
motivation to change
2. Assist patient to
identify strengths and
reinforce this
3. Encourage substitution
Page 28
3. Resiko
Ketidakberdayaan
Adaptation to physical disability
Dalam waktu ...x... jam klien dapat
menyesuaikan diri terhadap
keterbatasan fisik yang di alaminya
Kriteria hasil :
Criteria Stages
1 2 3 4 5
1. Uses
strategies to
reduce
√
of undesirable habit
with desirable habit
4. Give feedback in terms
of feeling when
patient is noted to be
free of symptomps
and looks relaxed
5. Develop behaviour
change program
Page 29
stress
related to
disability
2. Identifies
plan to
meet
activities of
daily living
3. Uses
community
resources
4. Obtains
infomation
about
disability
5. Reports
decreased
stress
related to
disability
√
√
√
√
Notes :
1 = never demonstrated
2 = rarely demonstrated
3 = sometimes demonstrated
4 = often demonstrated
5 = consistently demonstrated
Daftar pustaka
Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD Arifin
Page 30
Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
Goetz Christopher G. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of Clinical
Neurology,3rd ed. Philadelphia : Saunders. 2007.
Rumantir CU. Pola Penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1984-1985.
Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter Spesialis Bidang Ilmu Penyakit
Saraf. 1986.
Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and Victor’s Priciples of
Neurology. Eight edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005.
Kelompok Studi Stroke PERDOSSI. Pencegahan Primer Stroke. Dalam : Guideline Stroke
2007. Jakarta.
Baehr M, Frotscher M. Duus’ : Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised edition. New
York : Thieme. 2005
Caplan LR. Etiology and classification of stroke. http://www.uptodate.com/index.
Accessed April 13, 2012.
Foundation, M. (2012). "Stroke." Retrieved 10 november, 2012, from
http://www.mayoclinic.com.
Cerebral aneurysms fact sheet. National Institute of Neurological Disorders and
Stroke.http://www.ninds.nih.gov/disorders/cerebral_aneurysm/cerebral
_aneurysms.htm. Accessed November 10 , 2012.