Top Banner
ASILHA – ISLAMICATE INSTITUTE Publishing Journal of Hadith Studies Vol. 2 No. 1 (2019) P-ISSN 2598-4810 ǁ E-ISSN 2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528 Zakiah | Edi Safri | Luqmanul Hakim 37-53 37 Textual Understanding of The Prophet’s Hadith (Study of The Understanding of Ahmad Hassan’s Traditions) Zakiyah; 1* Edi Safri; 1 Luqmanul Hakim; 1 1 Program Studi Ilmu Hadis Pascasarjana UIN IB Padang *Corresponding Author E-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Received January 30, 2019 Accepted for publication March 19, 2019 Published June 30, 2019 Abstract This article examines Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah's research which states that Ahmad Hassan is a textual hadith figure. In his book “Nalar Tekstual Ahli Hadis; Akar Formula Kultur Moderat Berbasis Tekstualisme”, ‘Ubaydi said that Ahmad Hassan was a group known as highly textualist and also very diligent in the study of hadith. Ahmad Ubaydi Hasbillah as a reference that is referenced in photographing the understanding of Ahmad Hassan's hadith. The discussion is to examine Ahmad Hassan's understanding in several hadiths, namely about licking dogs, reading al-Fatiti on the congregational prayer, touching the Qur'an, 'the cheap or drawing and sutrah of the prayer'. Hassan is an Indonesian hadith figure, with the courage to oppose opinions that are not in accordance with the sources of Islamic law, namely the Qur'an and Hadith, so that his understanding is sometimes called radical. Having explored by displaying some of his insights into the Prophet's hadith, Hassan did not absolutely use a textual approach, but on several occasions, he also used a contextual approach. Keywords: Understanding of the hadith; Textual; Ahmad Hassan Pemahaman Tekstual terhadap Hadis Rasūlullāh (Studi terhadap Pemahaman Hadis Ahmad Hassan) Abstrak Artikel ini menguji penelitian Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah yang menyatakan bahwa Ahmad Hassan adalah tokoh hadis yang tekstualis. Dalam karyanya Nalar Tekstual Ahli Hadis; Akar Formula Kultur Moderat Berbasis Tekstualisme, ‘Ubaydi menyebutkan bahwa Ahmad Hassan termasuk kelompok yang dikenal sangat tekstualis dan juga sangat menekuni kajian hadis. Ahmad Ubaydi Hasbillah berperan sebagai referensi yang dirujuk dalam memotret pemahaman hadis Ahmad Hassan. Pembahasannya yaitu menguji pemahaman Ahmad Hassan dalam beberapa buah hadis yaitu tentang jilatan anjing, membaca al-Fātiḥah pada ṣalat berjama’ah, menyentuh al-Qur’an, ṣurah atau gambar dan sutrah ṣalat. Hassan adalah seorang tokoh hadis Indonesia, dengan beraninya ia menentang pendapat yang tidak sesuai dengan sumber hukum Islam, yaitu al-Qur’ān dan Hadis, sehingga pemahamannya terkadang disebut radikal. Setelah ditelusuri dengan menampilkan beberapa pemahamannya pada hadis Nabi, Hassan tidak mutlak menggunakan pendekatan tekstual saja, namun dalam beberapa kesempatan ia juga menggunakan pendekatan kontekstual. Kata Kunci: Pemahaman Hadis; Tekstual; Ahmad Hassan
18

Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

Mar 14, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

37

TextualUnderstandingofTheProphet’sHadith(StudyofTheUnderstandingofAhmadHassan’sTraditions)

Zakiyah;1*EdiSafri;1LuqmanulHakim;11ProgramStudiIlmuHadisPascasarjanaUINIBPadang

*CorrespondingAuthorE-mail:[email protected],[email protected],[email protected]

ReceivedJanuary30,2019AcceptedforpublicationMarch19,2019PublishedJune30,2019Abstract ThisarticleexaminesAhmad‘UbaydiHasbillah'sresearchwhichstatesthatAhmadHassanisatextualhadithfigure.Inhisbook“NalarTekstualAhliHadis;AkarFormulaKulturModeratBerbasisTekstualisme”, ‘UbaydisaidthatAhmadHassanwasagroupknownashighlytextualistandalsoverydiligentinthestudyofhadith.AhmadUbaydiHasbillahasa reference that is referenced in photographing the understanding of AhmadHassan's hadith. The discussion is toexamine Ahmad Hassan's understanding in several hadiths, namely about licking dogs, reading al-Fatiti on thecongregationalprayer,touchingtheQur'an,'thecheapordrawingandsutrahoftheprayer'.HassanisanIndonesianhadithfigure,withthecouragetoopposeopinionsthatarenotinaccordancewiththesourcesofIslamiclaw,namelytheQur'anandHadith,sothathisunderstandingissometimescalledradical.HavingexploredbydisplayingsomeofhisinsightsintotheProphet'shadith,Hassandidnotabsolutelyuseatextualapproach,butonseveraloccasions,healsousedacontextualapproach.

Keywords: Understanding of the hadith; Textual; Ahmad Hassan

PemahamanTekstualterhadapHadisRasūlullāh(StuditerhadapPemahamanHadisAhmadHassan)AbstrakArtikel inimengujipenelitianAhmad ‘UbaydiHasbillahyangmenyatakanbahwaAhmadHassanadalahtokohhadisyang tekstualis. Dalam karyanya Nalar Tekstual Ahli Hadis; Akar Formula Kultur Moderat Berbasis Tekstualisme,‘Ubaydi menyebutkan bahwa Ahmad Hassan termasuk kelompok yang dikenal sangat tekstualis dan juga sangatmenekunikajianhadis.AhmadUbaydiHasbillahberperansebagaireferensiyangdirujukdalammemotretpemahamanhadisAhmadHassan. Pembahasannya yaitumenguji pemahamanAhmadHassandalambeberapabuahhadis yaitutentangjilatananjing,membacaal-Fātiḥahpadaṣalatberjama’ah,menyentuhal-Qur’an,ṣurahataugambardansutrahṣalat.HassanadalahseorangtokohhadisIndonesia,denganberaninyaiamenentangpendapatyangtidaksesuaidengansumberhukumIslam,yaitual-Qur’āndanHadis,sehinggapemahamannyaterkadangdisebutradikal.Setelahditelusuridengan menampilkan beberapa pemahamannya pada hadis Nabi, Hassan tidak mutlak menggunakan pendekatantekstual saja, namun dalam beberapa kesempatan ia juga menggunakan pendekatan kontekstual. KataKunci:PemahamanHadis;Tekstual;AhmadHassan

Page 2: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.530

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

38

A. PendahuluanAhmadHassan(selanjutnyadisebutHassan)adalahsalahseorangtokohhadisnusantarayang terkenal dengan pemahaman tekstual.Karena ketekstualannya, pemahamannyaterhadaphadis-hadisRasulullahkadangkalaberbeda dengan pemahaman tokoh hadislain. Ketekstualannya tersebut tercatatdalamkaryaAhmad‘UbaydiHasbillahdalambukunya Nalar Tekstual Ahli Hadis, AkarFormula Kultur Moderat berbasisTekstualisme 1. Sebagai seorang yangtekstualis ia merujuk pada al-Qur’an danhadisRasulullahsaja.Sedangkan,seseorangyang selalu menggunakan al-Qur’an danhadissebagaimanayangdinukildalambukukarya Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah disebutsebagai wahhabi. Sedangkan wahhabimenurutsebagianbesarmasyarakatmuslimdi Indonesia adalah paham yang ekstrem,sektariandanbahkandianggapmeresahkan2.

KetekstualanHassanbermulaterlihatsaatiaditanyaolehseorangpendiriNahḍatulUlama(NU), yaitu Wahab Hasbullah. Ia bertanyatentang talaffuẓ binniyāh (misalnyamengeraskanucapanuṣallisebelummemulaiṣalat).BerdasarkanapayangHassanpelajaridi Singapura, ia berkesimpulan secaraspontan talaffuẓ binniyāh memangdisunnahkan Nabi SAW. Meskipun begitu,Hassantetapmerasaperlumencaridalilnyadalam al-Qur’an dan sunnah. Akan tetapiHassantidakmenemukansatupunayatatauhadis shahih yang menjadi dasar hukumtalaffuẓ binniyāh. Pendiriannya sejak ituberubah dengan cepat. Hassan yangsebelumnya mendukung kelompok yangmenyatakansunnahdalamtalaffuẓbinniyāh

1AhmadUbaydiHasbillah,NalarTekstualAhliHadis,AkarFormulaKulturModeratBerbasisTekstualisme,Pertama(Banten:YayasanWakafDarusSunnah,2018).2Hasbillah.3AkhMinhaji,A.HassansangIdeologiReformasidiIndonesia,penerjemahImamSopyan,judulasli“Ahmad

(disebutolehkaumtua)danmeyakinibahwapraktektalaffuẓbinniyāhadalahbid’ah,tidakmemiliki dasarhukumdalamal-Qur’andansunnah. Pendapatnya ini didukung olehkelompok kaum muda, khususnya FaqihHasyim3.

Pendiriannyategassebagaipemegangteguhdasar ajaran al-Qur’ān dan hadis, ia sangatberhati-hati dalam masalah agama. Dalampemahamannya,agamaadalahdiatassegala-galanya. Ia memilikii prinsip bahwa untukmencapai pemahaman Islam yang benar,seorang muslim wajib berpegang pada al-Qur’ān dan Hadis dengan meninggalkantaqlid dan bid’ah. Prinsip ini terlihat jelaspada karya-karyanya yang manapembahasannya selalu bersandar pada al-Qur’āndanhadis,bukanpendapatgolonganmeskipundariparaimam.

Menurut Pemahamannya, sumber hukumIslam adalah al-Qur’an dan Hadis, sehinggadenganilmuyangiamiliki,iaberanimenolakpendapat-pendapatyangtidaksesuaidengansumber hukum Islam tersebut. Dalambeberapa karyanya terlihat bagaimanapiawainya ia menjelaskan kualitas sebuahhadis,biografiperawi,term-termteknis,danpemahaman maknanya, terutama saatmenjawabpersoalanyangdihadapkanorangkepadanya.4.DalammembelaIslam,Hassantidakmenggunakanmediatulisansaja,tetapijugadenganperdebatanlisan.

Daripaparandiatas, terlihatbahwaHassanadalahseorangtokohyangtekstualis.Tulisanini hendakmenyoroti perkara ketekstualanAhmad Hassan dalam memahami suatuhadis. JugamengungkappernyataanAhmad‘Ubaydi Hasbillah bahwa Ahmad Hassan

HassanandIslamicLegalReforminIndonesia”(Garut:PembelaIslamMedia,2015).4A.Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama(Bandung:CV.Diponegoro,1994).

Page 3: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

39

dikenal sangat tekstualis dan juga sangatmenekunikajianhadis.Dalamhalini,dilihatdari pemahaman Hassan terhadap suatuhadis tentanghadis jilatananjing,membacaal-Fātiḥahpadaṣalatberjama’ah,menyentuhal-Qur’an, ṣurah atau gambar dan sutrahṣalat.

B. MetodeMetode dalam artikel ini adalah denganmenggunakan survey pustaka. Yaitumelakukan penelitian dengan penelusuranpada buku-buku atau bahan-bahan koleksipustakayangberkaitandenganpembahasan.Sejumlahkaryatersebutkemudiandijadikanrujukan untuk mengkomposisi uraianpembahasan dan mengkonstruksi konsep-konsepyangdibahas.Bahanyangdijadikanrujukan utamanya adalah karya-karyaAhmad Hassan yang membahas tentangbeberapapemahamanhadisRasulullah.

C. HasildanPembahasan1. Gambaran(Potret)AhmadHassan

Sekitar 500-600 tahun yang lalu adasekelompok penduduk Kairo yangberpengaruh,namunkarenamerasakurangsenang dengan rezim rajanya, akhirnyamereka hijrah meninggalkan Mesir menujuIndia dengan kapal layar yang terbuat darikayu. Setibanya di India mereka digelariMaricar yang berarti kapal layar. MerekabermukimdiKailPatnam(KailartinyaKairodanPatnamartinyaKotaatauBandar,salahsatupusatkotadiIndia)denganberdagang.Di antara nenek moyangnya, selain5MuhammadRidwanNurrohman,“PemikiranHadisdiNusantara;antaraTekstualitasdanKontekstualitasPemikiranHadisAhmadHassan,”Dirayah:JurnalIlmuHadis2(2017).6AbdulAzizDahlan,ed.,“‘Hassan,Ahmad,’”dalamEnsiklopediHukumIslam(Jakarta:IchtiarBaruvanHoeve,1996).

pedagang, juga terdapat ulama pujangga.DisinilahasalketurunanAhmadHassan5.

AhmadHassanpopulardengannamaHassanBandung ketika tinggal di Bandung, atauHassanBangilsetelahpindahkeBangil,JawaTimur6. Ialahirpadatanggal31Desember1887diSingapura.BeliaulahirdaripasanganketurunanIndiadarigarisayahmaupunibu,yaituAhmadyangbernamaasalSinnaVappuMaricar, dan ibu Muznah keturunan Mesirasal Madras India kelahiran Surabaya,Indonesia. Nama beliau sebenarnya adalahHassan. Namun, sesuai tradisi keturunanIndia yang tinggal di Singapura, nama ayahbeliau tertulis di depan nama aslinya danjadilah nama beliau yang terkenal denganAhmad Hassan dan sering pula disingkatmenjadi A. Hassan 7. Istrinya bernamaMaryam,yangdinikahinyadiSingapurapadatahun 1911. Maryam adalah seorangperanakanTamil-Melayu,darikeluargayangtaat berpegang pada agama. Daripernikahannya ini, Hassan dan Maryamdikaruniai 7 anak, satu diantaranya AbdulQadir Hassan, yang juga sebagai penerusayahnya.8.

Padatahun1956iamenunaikanibadahhaji,tetapi di tanah suci ia jatuh sakit. Keadaandemikian dibawanya pulang ketanah air.Kemudiandatanglagipenyakitbaru,infeksiyangmenyebabkankakinyaharusdipotong.Dalam keadaan sakit, ia meninggal dunia

7SalmanIskandar,99TokohMuslimIndonesia(Bandung:Mizan,1999).8dkk.HerryMohammad,Tokoh-tokohIslamyangBerpengaruhAbadXX(Jakarta:GemaInsani,2006).

Page 4: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

40

dalamusia71tahun9tepatpadatanggal10November195810.

2. PendidikanAhmadHassanHassanmemulaipendidikannyadikampungKapur,Singapura.Iamemperolehpendidikanagama langsung dari ayahnya. Sang ayahmenekankanpentingnyapenguasaanbahasakepadaHassan.IamempelajaribahasaTamil,Melayu, Inggris dan Arab dengan cepat.DiusiaenamtahunHassanbelajardisebuahsekolahMelayudijalanArab.Hassanbelajardi sana hingga tingkat 4. Diusia yang sama,Hassan juga mengikuti sekolah bahasaInggris Victoria Bridge School di Geylangsampaitingkat411.

Dengan pendidikannya tersebut terlihatbahwa Hassan tidak pernahmenyelesaikanpendidikan dasarnya apalagi tingkatpendidikan yang lebih tinggi. Namundemikian, dengan ilmu bahasa dan agamayangiamilikiitulahHassansecaraotodidakmemperdalam agama, seperti ilmu Farāiḍ,Fiqh, Mantiq, Tafsīr dan lain-lainnya 12.Dengan kemampuan bahasa Arabnya, iamampu mengembangkan lebih jauhpengetahuan agamanya. Dengan demikian.Meskipun Hassan tidak pernah mengikutijenjang pendidikan tinggi dalam bidangagamasecaraformal,kapasitasdankualitaspengetahuannya di bidang agama telahdiakuiolehorang-orangdizamannya13.

Koleksi buku Hassan juga sangat banyak,yangterdiridariberbagaibidangilmu.Buku-

9DewanRedaksiEnsiklopediIslam,“Hassan,Ahmad,”dalamEnsiklopediISlam(Jakarta:IchtiarBaruvanHoeve,1994).10dkkHerryMohammad,Tokoh-tokohIslamyangBerpengaruhAbadXX,(Jakarta:GemaInsani,2006).11Minhaji,A.HassansangIdeologiReformasidiIndonesia,penerjemahImamSopyan,judulasli“AhmadHassanandIslamicLegalReforminIndonesia.”

buku ini seluruhnya dibaca dengan teliti,bahkanmungkindihapalnya.Setiapmasalahyang diajukan kepadanya, dengan mudahditunjukkan pada halaman buku yang telahpenuh dengan tanda-tanda yangmembuktikan bahwa buku-buku tersebutmemang sudah dibacanya. Di sampingperpustakaannya yang besar, A. Hassanmemiliki buku catatan-catatan sendiri yangberisikanberbagaimasalah,lengkapdengandalil-dalilnya, yang disusun menurut abjad.Catatan inilah yang selalu dibawa, sebagaipengganti buku-bukunya yang tebal. Hidupberdiritegakdiataskakisendiri,merupakanhasil pendidikan ayahnya, yang selalu tidakmengharapkanbantuanoranglain14.

Di usianya 12 tahun, sambil bekerja iamengambil pelajaran secara privat danberusaha untuk menguasai bahasa Arabdengan maksud dapat memperdalampengetahuannya tentang Islam atasusahanyasendiri 15. Iabekerjapadasebuahtoko kepunyaan iparnya, Sulaiman, sambilbelajar mengaji pada Haji Ahmad di BukitTiung dan padaMuhammadThaib, seorangguru yang terkenal di Minto Road. HajiAhmadbukanlah seorang alimbesar, tetapibuatukuranBukitTiungketikaitu,iaadalahseorang guru yang disegani dan berakhlaktinggi.PelajaranyangditerimaHassansamasaja dengan yang diterima anak-anak lain

12SyafiqA.Mughni,HassanBandungPemikirIslamRadikal(Surabaya:PTBinaIlmu,1994).13Minhaji,A.HassansangIdeologiReformasidiIndonesia,penerjemahImamSopyan,judulasli“AhmadHassanandIslamicLegalReforminIndonesia.”14A.Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung(Bandung:CV.Diponegoro,2006).15DeliarNoer,GerakanModernIslamdiIndonesia1900-1942(Jakarta:LP3ES,1996).

Page 5: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

41

ketika itu, yakni bagaimana cara shalat,wuḍu’,puasadanlain-lain16.

Hassan mempelajari ilmu naḥwu dan ṣarfpada Muhammad Thaib. Hassan, sebagaiseorang yang keras kemauannya dalambelajar naḥwu dan ṣarf, tidak merasakeberatan menerima segala persyaratanyang ditentukan baginya. Persyaratan ituantara lain: Hassan harus datang pagi-pagisebelum shalat shubuh, dan Hassan tidakbolehnaikkendaraanketempatgurunyaitu.Setelahkira-kiraempatbulanbelajarnaḥwudan ṣarf, ia mulai merasa bahwapelajarannyatidakmendapatkemajuan.Apayangdisuruhgurunyadihafaldandikerjakanjuga, tetapi tanpa dimengerti. Akhirnya,semangat belajarnya pun menurun. Dalamkeadaandemikian,untunglahguru tersebutpergi haji dan ia beralih belajar pada SaidAbdullahA-Musawi. Ia semata-mata belajarbahasaArabyangmemakanwaktu3 tahun17.

Di samping itu juga, ia belajar agama padaAbdul Lathif, seorang yang terkenal diMalaka dan Singapura; ia belajar pula padaSyekh Hassan (seorang asal Malabar) danSyekh Ibrahim (seorang asal India). Semuaitu ditempuh sampai kira-kira tahun 1910,ketikaiaberumar23tahun.Hassanpadasaatitu belum memiliki pengetahuan yang luastentangagama,misalnyafarā’id,fiqh,manṭiq,danlain-lainnya,tetapidenganilmualatyangdimilikinya ia mampu memperdalampengetahuanagamanya18.

3. Karya-karyaAhmadHassanDengan ilmu yang dimilikinya, A. Hassantermasuk ulama yang produktif dalam halkepenulisan, ia menulis dalam berbagai16SyafiqA.Mughni,A.,HassanBandungPemikirIslamRadikal(Surabaya:PTBinaIlmu,1994).17Mughni.18Mughni.

disiplin ilmu, karyanya banyak dimuat dimajalah-majalah, dan tidak sedikit jugailmunya diterbitkan dalam buku-buku. Iatelah menulis sekitar 80 buah judul buku.Karyanya telah tersebar luas di Indonesiadan Asia Tenggara. Karyanya mencakupberbagai bidang, seperti teologi, bahasa,politik, sejarah, fikih,moral, puisi, tafsir al-Qur’an, hadis dan lain-lain. Karyanya dibidang agama, ia menulis hal-hal berupanasihat,anjuranberbuatbaikdanmencegahkemungkaran. A. Hassan jarangmencantumkan rujukan-rujukan dalamkaryanya. Dalam beberapa karyanya, A.Hassan memang mencantumkan beberapanama para ulama terdahulu, tetapi ia tidakmenyebutkan kitab yang ia kutip dalammenuliskarya-karyanya.Rujukanyangselaluia cantumkan adalah al-Qur’āndan sunnah;pendapat-pendapatparaulamayangiakutiphanya untuk mendukung pemahamannyaterhadapal-Qur’āndansunnahdiatas19.

Dalam kapasitasnya sebagai seorang tokohhadis Indonesia, ia tidakmempunyai karyakhusus di bidang ilmu hadis, namundibeberapa karyanya ia memasukkanpenjelasan atau materi tentang ilmu hadis,seperti karyanya buku Tarjamah BulugulMaram 20, buku ini menerjemahkan hadis-hadis dalam kitab Bulūgul Marām minAdillatilAhkāmkaryaIbnHajaral-‘Asqalānī.Selain menerjemahkan, dalammuqaddimahnya Hassan juga menerangkanbeberapa fashal tentang ilmu hadis, dalammenerjemahkan beberapa hadis, iamenuliskan syarah atau keterangan darihadis tersebutdanmenyebutkan jugahadisyang tampak berlawanan, hadis yang ṣaḥiḥdan lemah.Karyanya yang lain, buku “Soal-

19Minhaji,A.HassansangIdeologiReformasidiIndonesia,penerjemahImamSopyan,judulasli“AhmadHassanandIslamicLegalReforminIndonesia.”20Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.

Page 6: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

42

Jawab tentangberbagaiMasalahAgama” 21,yang terdiri dari 4 jilid, selain membahastentang tanya jawab masalah agama, dibagiantamhied(pendahuluan)iamengawalipembahasannya tentang hukum-hukumsyara’,halbahasa, ‘ilmuhadiṡdanuṣulFiqh,dalam menjawab soal yang diajukanpadanya, selain berlandaskan kepada al-Qur’an, ia juga bersandar pada hadis-hadisRasul dan juga dalam penjelasannyaterkadang ia menyebutkan kualitas hadistersebut.

Karyanya juga dengan judul KumpulanRisalahA.Hassan22,bukunyainimerupakankumpulan sebagian dari karya A. Hassantentangal-Fatihah,Jum’ah,Zakat,Riba,Hajji,Ijma’, Qiyas, Madzhab, Taqlid, danAhmadiyah dengan menjelaskan berbagaipersoalan agama dengan menggunakanberbagai ilmu alat terutama ilmu uṣūl fiqhdan ilmuhadis.Walaupun ia tidakmemilikibuku khusus tentang ilmu hadis, namun,keilmuannyadibidanghadistidakdiragukanlagi terbukti dengan adanya beberapakaryanya dalam menjelaskan beberapapesoalanagamamenggunakanilmuhadis.

4. Pemikiran Ahmad Hassan tentangIlmuHadisa. Pengertian Hadis, Sunnah dan

AṡarAsal arti hadis menurut Hassan 23 ialahomongan, perkataan, ucapan dansebangsanya, ghalibnya terpakai buatperkataanNabiSAW,jikadisebuthadisNabi,maksudnya adalah sabda Nabi SAW.Sedangkan yang dikatakan sunnahRasūlullāh terdiri dari tiga perkara yangdiriwayatkan kepada kita, yaitu sabdanya,perbuatannya, perbuatan atau perkataan21Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.22Hassan.23Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.

orang lain yang dibiarkannya. Inilah yangdisebutdenganqauluhu,fi’luhuwataqrīruhu,dan aṡar adalah perkataan sahabat,sebagaimanahadisyaituperkataanNabi.

b. Hadisṣaḥīḥ,ḥasandanḍa’ifPengertian hadis ṣaḥīḥ menurut Hassan 24hampir sama dengan ulama hadis lainnya,sebagaimana dalam karyanya bukuTarjamah Bulughul Maram ia menukilkan,hadis ṣaḥīḥ adalahhadis yangdiriwayatkandariNabiSAWolehrawi-rawiyangmemilikisifat: tidak terkenal sebagaipendusta, tidakdituduh sebagai pendusta, tidak banyaksalahnya,tidakkurangtelitinya,tidakfasiq,tidak ragu-ragu, tidak ahli bid’ah, tidakkurang kuat hapalannya, tidak seringmenyalahi para periwayat yang kuat, danbukan termasuk periwayat yang tidakdikenal (periwayat yang terkenal adalahseorang yang dikenal oleh dua orang ahlihadisdizamannya).

SedangkanNuruddin ‘Itr 25dalamkaryanyaManhāj al-Naqd fī ‘Ulūm al-Hadīṡmenjelaskan bahwa mayoritas Muhaddiṡindan Fuqahā’ sepakat bahwa syarat bagiseorangperawiyangdapatdijadikanhujjahriwayatnya adalah memiliki sifat ‘adil danḍabit, perinciannya adalah rawi tersebutseorang Muslim, baligh, berakal sehat,terbebasdarisebab-sebabkefasikandanhal-hal yang merusak muru’ah, benar-benarsadardantidaklalai,kuathapalanbilahadisyangdiriwayatkanberdasarkanhapalannyadan tepat tulisan bila hadis yangdiriwayatkanadalahtertulis.

Hadis ḥasan menurut Hassan adalah hadisyang sama seperti hadis ṣaḥīḥ juga tetapi

24Hassan.25Nūruddīn‘Itr,Manhājal-Naqdfī‘Ulūmal-Hadīṡ(Damaskus:Dāral-Fikr,1981).

Page 7: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

43

diantara periwayatnya ada seorangperiwayat yang memiliki kesalahan dalamurusan hadis, seperti lalai, ragu-ragu,menyalahi perawi lain, dan kurang baikhapalannya, tetapi kesalahannya tidakbanyak, hanya sedikit-sedikit saja. Namunbegitu, menurut Hassan, jika dalam sebuahkasusterdapatbeberapahadis,makasecarakeseluruhan hadisnya dapat dikategorikansebagai ṣaḥīḥ. Hadis ḥasan juga seringdijadikan untuk kasus yang tidak terlaluberatataupenting26.

Hadisḍa’īf (lemah) adalahhadis yang tidakmemenuhi syarat-syarat ṣaḥīḥ dan ḥasan,yaknihadisyangadacacatnya,yang tercelaatau yang tidak dapat diterima menurutketentuan-ketentuandansyarat-syaratyangada dalam ilmu hadis. Perawinya memilikibeberapa sifat, yaitu: dituduh berbohong,dituduh suka keliru, dituduh suka salah,pembohong,sukamelanggarhukumagama,tidak dapat dipercaya, banyak salah dalammeriwayatkan, tidak kuat hapalan, bukanorang Islam, belum bālig ketikamenyampaikanhadis, berubahakal, dirinyatidak dikenal, tidak dikenal sifatnya, sukalupa, sukamenyamar dalammeriwayatkan,dansukaragu-ragu27.

c. PemakaianHadisḍa’īf padafaḍā’ila’māl

Faḍā’iladalahjama’bagifaḍīlahdenganartikeutamaan atau ganjaran. Menurut Hassan,hadisḍa’īfyangmenyuruhkitamengerjakansesuatu amal tidak boleh dipakai, karenamengerjakan sesuatu amal itu maknanyamengerjakan sesuatu hukum, sedang tidakdapat ditetapkan sesuatu hukum dengan

26Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.27Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.28Hassan.

hadis yang ḍa’īf walaupun hukum itu tidakwajib,atauhukumitusunnatsaja28.

Menurutnya,hadisyangtidakbolehdipakaidibagimenjadiduabagian,yaituyanglemahriwayatnya dan yang palsu riwayatnya.Keduamacamhadis ini tidak boleh dipakaiuntuk menetapkan sesuatu hukum halal,haram, sunnatataumakruh. Iahanyabolehdipakai untuk membantu keterangan saja,bukanjadipokokpedoman.Pemakaianhadisḍa’īf sebagai faḍā’il a’māl Hassanmenyatakan keberatan. Karena hadis ḍa’īfadalah hadis yang tidak dapat diakuidatangnyadariNabi29.

Menurutnyajuga,yangdikatakanhadisḍa’īfitu adalah hadis yang tidak dapat diterimaatau yang meragu-ragukan untuk diterima,karena tidakmemenuhi syarat-syarat hadisṣaḥīḥ atau ḥasan. Kalau hadis yang sudahnyatatidakdapatditerima,akandipakaijuga,ituadalah suatukeganjilan, sekalipunhadisituberhubungandenganfaḍā’ila’māl,karenakalau kita pakai dan berpegang padanya,berartikitaberpegangkepadasesuatuyangbelum tentu benar atau sesuatu yangmeragu-ragukan30.

d. Hadis-hadisMukhtalīf(berbeda)MenurutHassanmetodeyangdipakaidalammenyelesaikan dua dalil yang kelihatanberlawanan adalah yang pertama dengancara ṭarīqah al-jam’i yaitu jalan atau caramengumpulkanhadis supayakedua-duanyadapat dipakai 31. Hadis yang bisa dipakaisebagai sumber hukum Islam menurutHassan adalah hadis-hadis yang ṣaḥīḥriwayatnya, di samping tidak bertentangandengan ayat al-Qur’an atau hadis yangriwayatnya lebih kuat. Jika ada yang

29Mughni,HassanBandungPemikirIslamRadikal.30Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.31Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.

Page 8: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

44

demikian, maka hadis tersebut hendaklahditakwilkan dengan arti yang tidakmenyimpang dari ketentuan bahasa Arab.Tetapi kalau tidak dapat ditakwilkan lagi,maka pada masa itu hendaklah didiamkanhadisnya,yaknitidakbolehdipakai32.

Yang kedua adalah ṭarīqah at-tarjīh, yaitumenimbangdanmengambil yangberatdanmenggugurkan yang ringan (kualitashadisnya). Inidipakai jikakitabertemuduakali yang berlawanan dan tidak dapatdigunakan padanya ṭarīqah al-jam’i 33. Katatarjīḥberarti“menguatkan”.Dalilyanglebihkuat disebut rājiḥ, dan dalil yang lemahdisebut denganmarjūḥ 34.Pengertian tarjīḥsebagaimana yang dijelaskan dalam bukukarya Edi Safri 35 adalah membandingkandalil-dalil yang tampak bertentangan untukdapat mengetahui manakah diantaranyayanglebihkuatdibandingyanglainnya.

Dansekiranyatidakdapatditarjīḥ-kansalahsatunyalantaransama-samaberatdansama-samakuat,makapadawaktu itu kita ambilṭarīqah at-tawaqquf. Ini adalah metodeketigayangdipakaiolehHassan.Ṭarīqahat-tawaqquf adalah jalan berhenti atau diam.Tawaqquf yaitu suatu cara dengan tidakmengamalkan dan tidak juga mengingkarihadis-hadis yang tampaknya salingbertentangan sampai datang dalil atauqarīnah yang menguatkan suatu diantarabeberapa hadis tersebut 36. Maka dengancara tawaqquf ini, dua keterangan itu tidakdipakai, tetapi yang begini jarang terjadi,

32Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.33Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.34AmirSyarifuddin,UshulFiqh(Jakarta:KencanaPrenadaMadiaGroup,2008).35EdiSafri,al-ImamAl-Syafi’i:MetodePenyelesaianHadis-hadisMukhtalif(Padang:IAINImamBonjolPresspadang,1999).

hanya dibicarakan sebagai undang-undangsaja37.

5. PemahamanHadisTekstualisdanKontekstual

Syuhudi Ismail seorang tokoh hadisnusantara membagi pemahaman hadiskepadaduabagian,yaitupemahamanhadistekstualdanpemahamanhadiskontekstual.Menurutnya, pemahaman hadis tekstualadalah pemahaman dan penerapan hadisyangdilakukanbilahadisyangbersangkutan,setelah dihubungkan dengan segi-segi yangberkaitan dengannya, misalnya latarbelakang terjadinya, tetap menuntutpemahamansesuaidenganapayangtertulisdalam teks hadis yang bersangkutan.Sedangkan pemahaman hadis kontekstualadalah Pemahaman yang dilakukan bila dibalik teks suatu hadis, ada petunjuk yangkuat yang mengharuskan hadis yangbersangkutandipahamidanditerapkantidaksebagaimana maknanya yang tersurat(tekstual) 38. Dalammemahami hadis Nabi,terlihat ada matan hadis yang cukupdipahamisecaratekstualsaja,sehinggatidakdiperlukan pemahaman yang kontekstual,sedangkan pada matan hadis tertentulainnya, diperlukan pemahaman yangkontekstual.Danterkadangdibutuhkanjugapemahamansecaratekstualdankontekstualsekaligus39.

Interpretasi tekstual adalah data (baca;hadis) yang sedang disyarah atau dipahamidenganmenggunakanteks-teks,baikteksal-

36M.AlfatihSuryadilaga,MetodologiSyarahHadis(Yogyakarta:Kalimedia,2017).37Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.38H.M.SyuhudiIsmail,HadisNabiyangTekstualdanKontekstual :TelaahMa’anial-HaditstentangAjaranIslamyangUniversal,TemporaldanLokal(Jakarta:BulanBintang,1994).39Ismail.

Page 9: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

45

Qur’anmaupun tekshadis lain. Interpretasitekstual telah dilakukan oleh para sahabatNabi ketika memahami sebuah hadis,sedangkan Nabi SAW tidak menyalahkaninterpretasi sahabat tersebut 40. MenurutAbdul Muin Salim (seperti dikutip Ilyas &Ahmad, 2019), interpretasi ini pada tahappertama digunakan untuk mengelaborasipengertian yang terkandung dalam sebuahkata atau sebuah fase dan pada tahapberikutnya mendapatkan kesimpulan yangterkandungdalamklausaataukalimatyangmembentuk ayat atau matan hadis yangdibahas.Dalamhal inidatapokokdandatapelengkap dikaitkan dengan caraperbandingan untuk mengetahui adanyaunsur persamaan atau perbedaan antarakonsep-konsep yang terkandung dalammasing-masing data atau dengan mencariadanya hubungan ilmiah antara databersangkutan41.

Dalam tradisi pemahaman hadis, teori inimerupakan akibat dari pengaruh yang kuatdalam sejarah pemikiran ilmu bahasa yangmelahirkanduamazhab,yaitumazhabKufahdan mazhab Basrah. Mazhab Kufah lebihmenekankan pada tata bahasa Arab yangmemiliki akar dan karakter yang khas,sehingga kalau menemukan beberapa katadan kalimat sulit dalam hadis, makapemahamannyaharusditelusuripadatradisibahasaArabklasiksebagaimanaorangArabdahulu memahaminya. Adapun mazhabBasrah lebih menekankan pada logikauniversal sebagaimana yang diajarkanfilsafat Yunani Aristoteles, bukannya tatabahasa Arab yang bersifat lokal-partikular.

40AbustaniIlyasdanLaOdeIsmailAhmad,StudiHadis :Ontologi,Epistemologi,danAksiologi(Depok:RajawaliPers,2019).41Ahmad.42Ahmad.43Misbahuddin,“SunnahdalamTekstualdanKontekstualPakarHadisdanPakarFiqih(StudiKritis

Alasannya, hadis sebagai sumber ajaranIslamditujukanuntuksemuaumatmanusiatentunya mempunyai logika universal yangmelewatibatasdankarakterlokal42.

Pemahaman yang hanya berakar dari teks-teksmateri hadis atau kajian yang berotasipada teks inilah yang dimengerti sebagaipemahaman tekstual, atau juga berartisesuatuyangberkenaaandengantopik,teksatau naskah. Sedangkan pemahaman yangberusahamencarimaknadibaliksebuahteksatau berusaha menyingkap rahasia-rahasiadibalik teks dengan pendekatan, baiksosiologis, psikologi, sejarah dan lain-laindari cabang ilmu pengetahuan yang ada,disebutsebagaipemahamankontekstuall43.

Sebagai pendekatan yang bertumpu padateks, maka ilmu bahasa dan uṣūl al-fiqh 44merupakan bagian yang paling utamasebagai alat analisis utamanya. Para ulama,terutama Imam Syāfi’ī dianggap palingberjasa dalam merumuskan metodologimemahami dalil-dalil syara’ denganpendekatan tekstual 45. Dari sini makapendekatantekstualdapatdilihatdalamtigapendekatan, yakni 1) pendekatankebahasaan, yakni pendekatan di manamaknasebuahkatamerupakanfocusutamakajiannya, 2) pendekatanuṣūl al-fiqh, yaknipendekatan yang menitik beratkan padapersoalandilālah, dan 3) pendekatan ta’wīlyakni pendekatan yang berusaha memberimaknalainpadakatasebuahkata46.

atasPemikiranMuhammadal-Ghazali),”Farabi11(2014).44MuhammadAbuZahrah,Uṣūlal-Fiqh(al-‘Arabi:Daral-Fikr,t.t.).45Maizuddin,MetodologiPemahamanHadits,1ed.(Padang:HayfaPress,2008).46Maizuddin.

Page 10: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

46

6. AplikasiPemahamanHadisAhmadHassan

1. HadistentangjilatananjingRasūlullāhSAWbersabda47,

ثنا و ثنا حرب بن زھیر حد ن ب إسمعیل حدد عن حسان بن ھشام عن إبراھیم بن محم رسول قال قال ھریرة أبي عن سیرین هللا صلى ذاإ أحدكم إناء طھور وسلم علیھ هللا

ات سبع یغسلھ أن الكلب فیھ ولغ مربالتراب أوالھن

“Zuhair bin Ḥarb telah menceritakankepada kami, Isma’īl bin Ibrāhīm telahmenceritakan kepada kami dari HisyāmbinḤassāndariMuḥammadbinSīrīndariAbi Hurairah Ia berkata: telah bersabdaRasūlullāh SAW: bersihnya bejanaseseorangdaripadakamu,apabilaairnyadijilat oleh anjing, ialah bahwa ia cucibejananya tujuh kali, yang pertamanya(dicampur)dengantanah48.

Kata walaga dalam hadis di atas biasanyadiartikandengan“menjilat”.Katamenjilatiniumumjugadipakaiuntukjilatananjingpadakain,badandansebagainya,jikahaltersebutterjadi maka wajib juga dicuci 49. Namun,menurut Hassan sebenarnya dalam bahasaArab, kata walaga artinya “minum denganlidah”bukanmenjilatdenganlidah,baikyangdiminum itu air atau darah 50 atau disebutjuga dengan menjilat air, yakni minumdengan menjilat seperti kucing, anjing,harimauserigaladanyangsebangsanya;dantidakdipakaikata “walaga” jika tidakdiairatau barang cair. Ringkasnya, walaga ituartinya minum atau menjilat sesuatu yang47Abūal-ḤasanMuslimbinal-HajjajAn-An-Naisābūry,ṢaḥīḥMuslim(Riyadh:DārṬaibah,t.t.).48An-An-Naisābūry.49Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.50Hassan.51Hassan,TarjamahBulughulMaram,Bandung.

cair. Dari itu tidak ada kewajiban mencucibarang-barangkeringyangdijilatolehanjing,karena jilatan dibarang-barang kering, didalam bahasa Arab disebut “lahaṡa” bukan“walaga” 51. Maka menurut Hassan, kalauhadis tersebutdibawakepadamenjilatkainataubadan,berartikitamengadakanhukumyangtidakadadalamagama52.

Kata walagha dalam kitab Lisān al-’Arabdiartikan dengan باع بألسنتھا شرب الش yangartinya “binatang buas minum denganlidahnya atau meminum dengan ujunglidahnya”53.Artiinijugasenadadenganyangdisampaikan oleh Hassan, dan di beberapakitab syarah hadis juga menyatakanpengertian yang demikian. Namun, dalampemahaman terhadap hadis tersebutmayoritasulamamenegaskanbahwasemuayang dijilat anjing atau terkena air liurnyatermasuknajis54.

Pemahaman Hassan di atas bahwa bejanayangberisiairdapatmengandungnajis jikaterkena jilatan anjing karena najis dapatberkembang dari air tersebut, sedangkanyang tidak mengandung air (benda cair)najisnyatidakmenyebardantidaktermasukkepada najismugallaẓah (berat). Sekiranyaditela’ah kembali pemahamannya, bahwaanjingyang secara langsungmenjilatbendapadat,otomatisnajisyangterdapatpadaairliur anjing tersebut langsung melekat padabenda tersebut, jika bejana yang berisi airdijilat oleh anjing, Nabi memerintahkanuntuk menumpahkan air tersebut danmembasuhnya tujuh kali, bagaimanamungkinjikabejanayangtidakberisiairatau

52Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.53Imāmal-‘AlāmahibnAl-Manzūr,Lisānal-‘Arab(Beirut:DārIhyā’at-Turāṡal-‘Arābī,1992).54MuhyiddīnYahyābinSyarafbinMurribinHasanbinHusainbinHizāmAn-Nawāwī,ṢaḥiḥMuslimbiSyarḥan-Nawāwī(Kairo:al-Miṣriyyahbial-Azhār,1929).

Page 11: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

47

benda kering yang secara langsung dijilatanjingtidakdicuci,sedangkanairliuranjingtersebutsudahmenempelpadabendakeringtersebut?PemahamanHassandiatasterlihatbahwa Hassan lebih mementingkan maknaẓahir dari hadis tersebut, sehinggapemahamannya terhadap hadis tersebutterkesanlebihtekstual.

2. Hadis tentang membaca Al-Fātiḥah padashalatberjama’ah

Surat al-Fātiḥah merupakan induk dan ruhal-Qur’ān, karena ia menghimpun berbagaijenispujiandansifatyang tinggibagiAllah,penetapankekuasaan-Nya,harikebangkitandan pembalasan, ibadah dan tujuan, yangsemua inimerupakan jenis-jenis tauhiddantaklīf. Al-Fātiḥah juga mencakup doa yangpaling utama, permohonan yang palingdiharapkan dan permintaan keselamatandari jalan-jalanorangyangingkardansesatke jalan orang-orang yang berilmu danberamal sebagaimana yang ditetapkanrisalahuntukmengikutijalanyangwajib55.Pembacaanal-Fatihahpadashalattermasukrukun yang harus dikerjakan, namunpelaksanaanya pada shalat berjama’ahmemilikipendapatyangberbedadisebabkanperbedaan ulama dalam memahami hadis-hadis Rasulullah tentang pembacaan al-Fatihah tersebut. Dalam hal ini, Hassanberdalildarial-Qur’āndanhadisRasūlullāh,yaitu: “dan apabila dibacakan al-Qur’ān,Maka dengarkanlah baik-baik, danperhatikanlah dengan tenang agar kamumendapatrahmat”.(QS.Al-A’rāf(27):204)

Dalam Hadis Rasūlullāh SAW jugabersabda

55AbdullahbinAbdurraḥmānbinṢāliḥAl-Bassām,Taisīral-‘AllāmSyarḥ‘Umdahal-Aḥkām(Riyāḍ:Dāral-Maimān,2005).

ثنا عبد هللا ثنى أبى حد حد ثنا عبد هللا حدد بن أحمد وسمعتھ -بن محم قال عبد هللا

د بن أبى شیبة بن محم -أنا من عبد هللاثنا أبو خالد األحمر عن ابن قال حد

عجالن عن زید بن أسلم عن أبى صالح صلى-عن أبى ھریرة قال قال رسول هللا

إنما جعل اإلمام لیؤتم « -هللا علیھ وسلمرأ فأنصتوابھ فإذا كبر فكبروا وإذا ق

“’Abdullāh telah menceritakankepada kami, ayahku telahmenceritakan kepadaku, ‘Abdullahibn Muḥammad telah menceritakankepada kami, ‘Abdullāh ibn Aḥmadberkatadansayamendengarnyadari‘Abdullāh ibn Muḥammad ibn AbīSyaibah, ia berkata kamimenceritakan Abū Khālid al-Aḥmardari ibn ‘Ajlān dari Zaid ibn Aslamdari Abī Ṣāliḥ dari Abī Hurairah iaberkata, Rasūlullāh SAW bersabda :“diadakan imam itu hanya untukditurut, maka apabila ia takbirhendaklahkamu takbir,danapabilaiabacahendaklahkamudiam”56.

Dalamriwayatlain,ثنى یحیى عن مالك عن نافع أن عبد حد بن عمر كان إذا سئل ھل یقرأ أحد هللاخلف اإلمام قال إذا صلى أحدكم خلف

إذا صلى اإلمام فحسبھ قراءة اإلمام و وحده فلیقرأ.

“Yahyā telah menceritakankepadasayadariMālikdariNāfi’bahwasanya ‘Abdullah ibn ‘Umarjika ditanya adakah mestiseseorang membaca dibelakangimam? Ia menjawab : apabilaseseorangdaripadakamuṣalatdi

56ImāmAḥmadbinMuḥammadbinḤanbal,MusnadAḥmad(Beirut:Maktabahat-Turāṡal-Islāmī,1994).

Page 12: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

48

belakang imam, maka bacaanimamcukupbuatdia”57.

Dalamriwayatlain,ثنا یحیى بن یحیى ویحیى بن أیوب حدوقتیبة بن سعید وابن حجر قال یحیى بن ثنا یحیى أخبرنا وقال اآلخرون حد

فر عن یزید بن إسمعیل وھو ابن جع خصیفة عن ابن قسیط عن عطاء بن یسار أنھ أخبره أنھ سأل زید بن ثابت عن مام مام فقال ال قراءة مع اإل القراءة مع اإل

في شيء “YaḥyābinYaḥyādanYaḥyā

binAyyūbdanQutaibahbinSa'īddan IbnḤujr telahmenceritakankepada kami, Yaḥyā bin Yaḥyāmengatakan; telah mengabarkankepadakami,sedangkanyanglainmengatakan; telah menceritakankepada kami Isma’īl yaitu IbnuJa'far dari Yazid bin Khuṣaifahdari Ibn Qusaiṭ dari 'Aṭa' binYasār, bahwa dia pernahmemberitahukan kepadanya, iabertanya kepada Zaid bin Ṡabittentang bacaan bersama imam,Zaid berujar; "Tidak ada bacaanbersamaimam."58

Dari sekian banyak hadis-hadis tentangpembacaan al-Fātiḥah bagi makmum padaṣalat berjama’ah, Hassan lebih berpegangpadadalil-dalildiatas.Pemahamannyadariayat dan hadis di atas adalah bahwa tidakwajib atas makmum membaca al-Fātiḥahdibelakangimamkalauiamendengarbacaanimamnya (jahr) dan wajib ia membaca al-Fātiḥahkalautidakmendengarnya(sir),dantidak boleh ia diam, karena diam itu tidak

57MalikbinAnas,Muwatto’Malik(Beirut:Daral-Kutubal-’Amaliyah,1951).58An-An-Naisābūry,ṢaḥīḥMuslim.

diperintahkan,melainkanuntukmendengar59.

Penilaian Hassan terhadap kualitas hadis-hadis di atas lebih kuat (ṣahih) dan jugaberdasarkan dalil al-Qur’ān dibandingkandengan hadis-hadis lain yang menyatakanbahwawajibmembacaal-Fātiḥahdibelakangimam dalam ṣalat jahr dan sir (ini adalahpendapat Imam Syafi’i) dan hadis lain jugadisebutkan bahwa makmum tidak bolehsekali-kalimembaca Al-Fātiḥah di belakangimam dalam ṣalat jahr dan sir (ini adalahpendapat Imam Hanafi). Ahmad Hassanmenolak pandangan sebagian kelompokyang menyatakan bahwa makmum tidakbolehmembacaal-Fātiḥahdalamṣalatsirdanjahr danmakmum harusmengikuti bacaanimam dalam ṣalat sir dan jahr. PandanganyangdemikianmenurutHassan tidakbolehdijadikan pokok bagi suatu hukum, karenariwayatnyalemah.

Dari penjelasan di atas, pendapat ImamSyafi’i(yangjugaterkenaldengantekstualisdalam memahami hadis) berbeda denganHassan dalam memahami hadis tersebutdisebabkankarenaberbedadalamberhujjah.Walaupun pengambilan dalil antaraHassandan Imam Syafi’i berbeda, namunpemahaman Hassan di sini tetapmenuntutkepadapemahamanyangsesuaidenganapayangtertulisdalamtekshadisdiatas.Disiniterlihat Hassan memahami hadis tersebutdenganpemahamantekstual.

3. PemahamanHadistentangMenyentuhal-Qur’ān

RasūlullāhSAWbersabda,

ح ثني یحیى عن مالك عن عبد هللا دبن أبي بكر بن حزم أن في الكتاب الذي

59Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.

Page 13: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

49

علیھ وسلم كتبھ رسول هللا صلى هللالعمرو بن حزم أن ال یمس القرآن إال

طاھر “Yahyā telah menceritakan

kepadaku dari Mālik dari‘AbdullahbinAbūBakrbinHazmbahwa di antara isi suratRasūlullāh ṣallallāhu 'alaihi wasallam yang beliau tulis untuk'Amru bin Hazm adalah: "Tidakada yang boleh menyentuh alQur'ānkecualiyangtelahbersuci60.

Menurut Hassan 61, arti kata Lā yamassudalam hadis di atas adalah tidak akanmenyentuh,danboleh jugadiberiarti tidakboleh menyentuh. Adapun Yamassu sajaartinya menyentuh. Menyentuh ini bolehdiartikan sentuh dengan tangan terbuka,dengantanganberlapiskain,denganbadan,menyentuh al-Qur’ān itu menurut Hassanjuga diartikan “beriman kepada al-Qur’ān”. Jika diambil arti demikian, arti untuk hadisdiatasadalah“tidakakanberimankepadaal-Qur’ān melainkan orang yang bersih”.Sedangkan kata bersih berarti bersih hati.JadiartihadisdiatasmenurutHassanadalah“tidak akan beriman kepada al-Qur’ānmelainkanorangyangbersihhatinya”.

Pemahaman Hassan tentang hadismenyentuh al-Qur’ān di atas terlihat jauhberbeda dengan pemahaman ulama lain.Paraulamamenerjemahkanhadis ال یمس القرآنإال طاھر "Tidakada yangbolehmenyentuhalQur'ānkecualiyangtelahbersuci”,sedangkanHassansendirimenerjemahkanhadisdiatas

60An-An-Naisābūry,ṢaḥīḥMuslim.61Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.

62Dalam biografinya ia terlihat banyak berkecimpung di lingkungan pesantren PERSIS Bangil. Menurut penulis,

dengan“tidakakanberimankepadaal-Qur’ānmelainkan orang yang bersih hatinya”,sehingga menurut pemahamannya orangyang berhadas (kecil dan besar) bolehmenyentuhal-Qur’ān.

Sejauh penelusuran penulis, penulismenemukanseorangulamayangmemahamihadis tersebut senada dengan yangdisampaikan oleh Hassan. MuhammadHamidy,62 ia seorang penerjemah kitabRawāi’al-BayānTafsīrĀyātal-Aḥkāmminal-Qur’ān karya Ali Aṣ-Ṣabuni, dalam bukuterjemahannya,MuhammadHamidymenulisdalam catatan kaki bahwa, kata ṭahir atausucidalamhadisdiatasberartiqalbi(hati),maksudnya adalah al-Qur’an itu peganganorangyanghatinyabersih63.

Menurutpenulis,jikakata ال یمس القرآن إال طاھر diartikandengan“tidakakanberimankepadaal-Qur’ān melainkan orang yang bersihhatinya”,berartisemuayangberhadaskecildan besar boleh menyentuh al-Qur’ān.Selanjutnya, di mana letak kesucian ataupenghormatankepadakalamAllahtersebut.Dalam permasalahan ini, Hassanmenakwilkan makna kata “menyentuh”seperti yang telah dikemukakan oleh paraulamakepadamakna lainyakni“tidakakanberiman kepada al-Qur’ān melainkan orangyang bersih hatinya”.Dalam hal ini, Hassanmemakai pendekatan takwil, yaitu denganmemalingkanmaknazhahirdanmaknayangumumdipakaikepadamaknalain.Dalamhalini, teori yang digunakan Hassan dalammemahami hadis di atas adalah denganpemahamankontekstual.

pemahamannya yang demikian dipelopori oleh pemahaman Hassan. 63Mu’ammalHamidydanImronA.Manan,TerjemahanTafsirAyatAhkamAsh-Shabuni(Surabaya:BinaIlmu,2008).

Page 14: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

50

4. Pemahaman Hadis tentang Ṣūrah atauGambar

KataṢūrahberasaldarikata ر ر –صو –یصوصورة yang berarti menggambar, melukis.Kataaṣ-Ṣūratuyaituasy-syakluyangartinyabentuk atau mā yuṣawwiru yang artinyagambar, lukisan 64. Taṣwīr berarti rupa,gambar,patungdansebagainyadarimanusiaatau lainnya.Muṣawwir artinya orang yangmembuatṣūrah/taṣwir/gambar65.Menurut ulama, (seperti dikutip 66 yangdisebutdenganpatungadalahgambaryangmempunyai bayangan (terbuat dari besi,kuningan, batu dan lain-lain), dan gambaryangtidakmemilikibayangan(lukisan)padakertas, kayu (diukir), dinding, tikar, bantaldan lainnya. Jadi, setiap patung adalahgambar dan tidaklah setiap gambar itupatung.

HadisRasūlullāhSAWtentangṣūrahadalah,

ثنا ثنى زھیر بن حرب حد وحدثنا ھشام أخبرنى أب ىیحیى بن سعید حد

عن عائشة أن أم حبیبة وأم سلمة ذكرتا -فیھا تصاویر -كنیسة رأینھا بالحبشة

قال ف -صلى هللا علیھ وسلم-لرسول هللا إن « -صلى هللا علیھ وسلم-رسول هللا

جل أولئك الح فمات إذا كان فیھم الر الصروا فیھ تلك بنوا على قبره مسجدا وصو یوم ور أولئك شرار الخلق عند هللا الص

».القیامة “Telah menceritakan kepadakuZuhairbinḤarb telahmenceritakankepada kami Yaḥyā bin Sa'id telah

64AhmadWarsonMunawwir,Kamusal-MunawwirArab-IndonesiaTerlengkap,(Surabaya:PustakaProgressif,1997).65Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.

menceritakan kepada kami Hisyāmtelah mengabarkan kepadakuBapakku dari ‘AisyahRaḍiyallāhu'anhā bahwa UmmuHabībah dan Ummu Salamahmenyebutkan gereja yang merekalihat di Etiopia yang didalamnyaterdapat gambar-gambar. MakaRasūlullāh Ṣallallāhu 'alaihiwasallam bersabda, "Sesungguhnyamerekaituapabilaadaseoranglaki-laki ṣalih di antara mereka lalu diameninggal, maka merekamembangun di atas kuburannyasebuah masjid, dan merekamenggambar laki-laki tersebut.Mereka itu adalah sejelek-jeleknyamakhluk di sisi Allah pada harikiamat.",67.

Dari sekian banyak hadis Rasūlullāhmengenai larangan pembuatan danpemajangan ṣūrah, dalam hal ini Hassanhanya memakai hadis yang menyatakanbahwa gambar-gambar dan patung-patungyang ditakuti akan disembah itu saja yangharam, dan selain dari itu tidak haram.Sedangkanhadis-hadislaindibantahHassandenganalasan-alasantertentu.Hassantidaksetuju dengan pemahaman yang dihasilkanolehparaulamadaridalilyangmerekapakai.Misalnya, adanya hadis tentang haramnyasegala macam bentuk ṣūrah, yangmenjadikan hadis tersebut sebagai hujjahlarangan ṣūrah dibantah Hassan denganadanya hadis lain yang mana Rasulullahmembolehkan mengggambar di atas kain,bantalsandar,bantalduduk,dandibolehkanjugapatung(boneka)untukpermainan.

Larangan ṣūrah pada hadis di atassesungguhnya mempunyai latar belakang

66Muḥammad‘AlīAsh-Shābūnī,Rawāi’al-BayānTafsīrĀyātal-Aḥkāmminal-Qur’ān(Damsyiq:Maktabahal-Gazali,1981).67An-An-Naisābūry,ṢaḥīḥMuslim.

Page 15: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

51

hukum (‘illat al-hukum). Orang-orang ‘alimdan orang-orang ṣāleh dari zaman dahulusudah dianggap sebagai kepala agama, dankebanyakanberhalayangdisembahasalnyaadalah orang-orang yang ṣālih dan orang-orang ‘alim dari masing-masing kaum.Larangan ini juga disebabkan karenapengikut-pengikut Rasūlullāh pada saat ituadalahorang-orangyangbarumeninggalkanberhala. Kalau sekiranya Rasūlullāh tidakkerasmelaranghalitu,barangkalinantiadayang mengerjakan kembali persembahanberhalaitu68.

Dalam hal ini, Hassan memahami hadis diatas dengan memperhatikan keterkaitanhadis dengan kondisi atau kejadianmunculnya hadis (asbāb al-wurūd hadīṡ),sehingga ṣūrah yang dilarang itu hanyapatungataugambaryangada sebab (untukdisembah) saja yang dilarang. Dalampembahasan ini Hassan memakaipendekatantektualis,walaupuniamengkajidengan latar belakang terjadinya hadis,namun pemahaman Hassan di sini tetapmenuntut kepada pemahaman yang sesuaidenganapayangditujudalamtekshadisdiatas.

5. PemahamanHadis tentang Sutrah Ṣalat

Sutrahadalahsesuatuyangdapatmenutup,atau dengan kata lain pembatas yangdiletakkandidepanorangyangsedangṣalat.Pada saat ṣalat seseorang berusahamenghadap Tuhannya dengan khusyu’, bilaadayangmelintasdidepannyamakabukantidakmungkinakanmerusakkekhusyu’andidalam ṣalat. Karena itulah, berdosa besarorangyanglewatdidepanorangyangsedang68Hassan,Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.69AbdullahbinAbdurraḥmānbinṢāliḥAl-Bassām,Tauḍīhal-AḥkāmminBulūgal-Marrām(Makkahal-Mukarramah:Maktabahal-Āsādī,2003).

ṣalat. Bahkan Nabi SAW menyamakannyadengan syetan karena mengganggu orangṣalat69

SedangkanmenurutHassan70sutrahadalahsesuatutandadaritongkat,tombak,panjangatau pun garisan dan sebagainya yang adadihadapan orang yang ṣalat. Pembahasanmengenai sutrah ini, yang akan dibahasadalah lintasan wanita, keledai dan anjinghitam di depan orang yang sedang ṣalat.DalamhaliniRasūlullāhSAWbersabda,

ثنا شعبة أخبرني حمید بن ح ثنا عفان حد دامت عن أبي بن الص ھالل سمع عبد هللا علیھ صلى هللا ذر قال قال رسول هللا

جل إذا لم یكن بی ن وسلم یقطع صالة الرحل المرأة والحمار یدیھ كآخرة الروالكلب األسود قلت ما بال األسود من األحمر قال ابن أخي سألت رسول هللا علیھ وسلم كما سألتني فقال صلى هللا

ان األسودشیط الكلب “Telah menceritakan kepada kami'Affān telah menceritakan kepadakami Syu'bah telah mengabarkankepadaku Humaid bin Hilāl iamendengar ‘AbdullahbinṢamitdariAbu Żar dia berkata, "RasūlullāhṢallallāhu'AlaihiwaSallambersabda:“apabilaseoranglakilakishalatdantidakada(pembatas)dihadapannyaseperti punuk unta, maka ṣalatnyaakan terputus oleh wanita, keledaidananjinghitam."Akulalubertanya,"Kenapa hitam dan bukan merah?"Abu Żar menjawab, "Wahai anaksaudaraku, aku telah bertanyakepada Rasūlullāh Ṣallallāhu 'Alaihiwa Sallam sebagaimana yang kamutanyakan kepadaku, kemudian

70A.Hassan,KumpulanRisalahA.Hassan(Bangil:PustakaElbina,2005).

Page 16: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

52

beliau menjawab: "Anjing hitamadalahsetan”71.

Hadisdiatas,ulamafiqhdanHassanberbedadalam memahaminya. Ulama fiqhmenakwilkankataṣalatnyaterputusdengankekurangan ṣalat (kurang khusyuk) karenamengganggu ketenangan hati, sedangkanHassan sendiri memahami hadis tersebutdengan ṣalat seseorang tanpa sutrah bisabatal jika dilalui oleh tiga macam (lintasanwanita, keledai dan anjing hitam) tersebut,karenaiaberanggapanbahwatigamacamhaltersebut dapatmerusak ṣalat sehingga bisamenjadikannya batal. Dalam hal ini Hassanmenerjemahkankata یقطع صالةsebagaimanadalamkamusal-Munawwirberarti ابطلھاyaitumembatalkan72.

Jika dilihat dari pemahaman Hassanterhadap hadis di atas, Hassan lebihmementingkan makna lugawi dari katatersebut,iacendrungsangattekstual,karenapemahamannya bertumpu pada teks hadis,sehingga melarang keras lintasan wanita,keledai dan anjing hitam pada saat ṣalat.Menurutpenulis,kataṣalatnyaterputusbisaditakwilkansepertiyangtelahdikemukakanoleh beberapa ulama di atas. Karena jikadilihat pada saat sekarang ini, banyaknyawanita-wanitayangmelintasdidepanorangyang ṣalat tanpa meletakkan sutrah didepannya,tidakakanmungkinṣalattersebutmenjadibatalhanyadikarenakanperlintasanwanitatadi.

KESIMPULAN

Sebagaimana yang diungkap di atas, bahwaSyuhudi Ismailmembagi pemahaman hadiskepada dua bagian, yaitu tekstual dankontekstual.DaripemahamanhadisHassandiatas,Hassanmeggunakankedualandasan

71Ḥanbal,MusnadAḥmad.

teori tersebut dalam memahami hadis.Hassan tidak mutlak menggunakanpemahamantekstualsajakarenadibeberapakesempatan ia juga menggunakan takwilyaitu meninggalkan makna zhahir yangumumdipahamikepadamakna laindenganberusahamemberimakna lainpadasebuahkata.

PernyataanAhmad ‘UbaydiHasbillahdalamkaryanya Nalar Tekstual Ahli Hadis; AkarFormula Kultur Moderat BerbasisTekstualisme, yang menyatakan bahwaHassan dikenal sangat tekstualis dan jugasangat menekuni kajian hadis dapatdisimpulkan kurang tepat, karenapemahaman hadis Hassan tidak sajamenggunakan pemahaman tekstual, namunia juga menggunakan pemahamankontekstual. Memahami hadis denganpendekatantekstualisterkadangmenjadikanpemahaman yang kaku, karena hanyaterbataspadateksatauartiżahirdarihadistersebut. Oleh sebab itu, dalam beberapakesempatan hadis Rasulullah perlu jugadipahami dengan pendekatan kontekstualagarmenemukanpemahamanyangrelativelebih tepat dan dinamis sesuai denganperkembanganzaman.

ReferensiAhmad,AbustaniIlyasdanLaOdeIsmail.

StudiHadis:Ontologi,Epistemologi,danAksiologi.Depok:RajawaliPers,2019.

Al-Bassām,AbdullahbinAbdurraḥmānbinṢāliḥ.Taisīral-‘AllāmSyarḥ‘Umdahal-Aḥkām.Riyāḍ:Dāral-Maimān,2005.

———.Tauḍīhal-AḥkāmminBulūgal-Marrām.Makkahal-Mukarramah:Maktabahal-Āsādī,2003.

72Munawwir,Kamusal-MunawwirArab-IndonesiaTerlengkap,.

Page 17: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

53

Al-Manzūr,Imāmal-‘Alāmahibn.Lisānal-‘Arab.Beirut:DārIhyā’at-Turāṡal-‘Arābī,1992.

An-An-Naisābūry,Abūal-ḤasanMuslimbinal-Hajjaj.ṢaḥīḥMuslim.Riyadh:DārṬaibah,t.t.

Anas,Malikbin.Muwatto’Malik.Beirut:Daral-Kutubal-’Amaliyah,1951.

An-Nawāwī,MuhyiddīnYahyābinSyarafbinMurribinHasanbinHusainbinHizām.ṢaḥiḥMuslimbiSyarḥan-Nawāwī.Kairo:al-Miṣriyyahbial-Azhār,1929.

Ash-Shābūnī,Muḥammad‘Alī.Rawāi’al-BayānTafsīrĀyātal-Aḥkāmminal-Qur’ān.Damsyiq:Maktabahal-Gazali,1981.

Dahlan,AbdulAziz,ed.“‘Hassan,Ahmad.’”DalamEnsiklopediHukumIslam,532.Jakarta:IchtiarBaruvanHoeve,1996.

DewanRedaksiEnsiklopediIslam.“Hassan,Ahmad.”DalamEnsiklopediISlam,98.Jakarta:IchtiarBaruvanHoeve,1994.

Ḥanbal,ImāmAḥmadbinMuḥammadbin.MusnadAḥmad.Beirut:Maktabahat-Turāṡal-Islāmī,1994.

Hasbillah,AhmadUbaydi.NalarTekstualAhliHadis,AkarFormulaKulturModeratBerbasisTekstualisme.Pertama.Banten:YayasanWakafDarusSunnah,2018.

Hassan,A.KumpulanRisalahA.Hassan.Bangil:PustakaElbina,2005.

———.Soal-JawabtentangBerbagaiMasalahAgama.Bandung:CV.Diponegoro,1994.

———.TarjamahBulughulMaram,Bandung.Bandung:CV.Diponegoro,2006.

HerryMohammad,dkk.Tokoh-tokohIslamyangBerpengaruhAbadXX.Jakarta:GemaInsani,2006.

HerryMohammad,dkk.Tokoh-tokohIslamyangBerpengaruhAbadXX,.Jakarta:GemaInsani,2006.

Iskandar,Salman.99TokohMuslimIndonesia.Bandung:Mizan,1999.

Ismail,H.M.Syuhudi.HadisNabiyangTekstualdanKontekstual :TelaahMa’anial-HaditstentangAjaranIslamyangUniversal,TemporaldanLokal.Jakarta:BulanBintang,1994.

‘Itr,Nūruddīn.Manhājal-Naqdfī‘Ulūmal-Hadīṡ.Damaskus:Dāral-Fikr,1981.

Maizuddin.MetodologiPemahamanHadits.1ed.Padang:HayfaPress,2008.

Manan,Mu’ammalHamidydanImronA.TerjemahanTafsirAyatAhkamAsh-Shabuni.Surabaya:BinaIlmu,2008.

Minhaji,Akh.A.HassansangIdeologiReformasidiIndonesia,penerjemahImamSopyan,judulasli“AhmadHassanandIslamicLegalReforminIndonesia.”Garut:PembelaIslamMedia,2015.

Misbahuddin.“SunnahdalamTekstualdanKontekstualPakarHadisdanPakarFiqih(StudiKritisatasPemikiranMuhammadal-Ghazali).”Farabi11(2014).

Mughni,SyafiqA.A.,HassanBandungPemikirIslamRadikal.Surabaya:PTBinaIlmu,1994.

———.HassanBandungPemikirIslamRadikal.Surabaya:PTBinaIlmu,1994.

Munawwir,AhmadWarson.Kamusal-MunawwirArab-IndonesiaTerlengkap,Surabaya:PustakaProgressif,1997.

Noer,Deliar.GerakanModernIslamdiIndonesia1900-1942.Jakarta:LP3ES,1996.

Nurrohman,MuhammadRidwan.“PemikiranHadisdiNusantara;antaraTekstualitasdanKontekstualitasPemikiranHadis

Page 18: Textual Understanding of The Prophet's Hadith (Study of The ...

ASILHA–ISLAMICATEINSTITUTEPublishing JournalofHadithStudiesVol.2No.1(2019)P-ISSN2598-4810ǁE-ISSN2598-4802 https://doi.org/10.32506/johs.v2i1.528

Zakiah|EdiSafri|LuqmanulHakim 37-53

54

AhmadHassan.”Dirayah:JurnalIlmuHadis2(2017).

Safri,Edi.al-ImamAl-Syafi’i:MetodePenyelesaianHadis-hadisMukhtalif.Padang:IAINImamBonjolPresspadang,1999.

Suryadilaga,M.Alfatih.MetodologiSyarahHadis.Yogyakarta:Kalimedia,2017.

Syarifuddin,Amir.UshulFiqh.Jakarta:KencanaPrenadaMadiaGroup,2008.

Zahrah,MuhammadAbu.Uṣūlal-Fiqh.al-‘Arabi:Daral-Fikr,t.t.