7/23/2019 Texbook Hip Dislocation http://slidepdf.com/reader/full/texbook-hip-dislocation 1/32 Dislokasi hip dan fraktur head femur I. Pendahuluan---Dislokasi dan fraktur hip- dislokasi terjadi pada semua kelompok umur dan menggambarkan cedera yang dapat terjadiketika beban yang abnormal ditempatkan pada hip. Posisi femur saat kekuatan diterapkan menentukan pola cedera. Kekuatan dapat bervariasi oleh kombinasi dari fraktur femur manapun, fraktur interthrochanter, fractur neck femur, dislokasi hip, fraktur asetabulum, fraktur head femur, dan fraktur pelviis. Dislokasi hip dan fraktur caput femoral dipertimbangkan bersamaan karena fraktur head femur tidak dapat terjadi tanpa subluksasi atau dislokasi hip dan pengobatan dasarkeduanya sama II. Dislokasi hip A. Ikhtisar - Dislokasi panggul biasanya disebabkan oleh trauma sedang sampai berat. Kebanyakan !"-#!$% terjadi akibat kecelakaan motor. &isanya dihubungkan dengan jatuh dari ketinggian, cedera akibat olahraga, dan kecelakaan karena industri. Dislokasi posterior lebih sering terjadi dibanding dislokasi anterior #'-'" $%. () $dari pasien dengan dislokasi hip tidak disertai dengan fraktur asetabulum, dan kebanyakan dislokasi tanpa fraktur adalah dislokasi posterior hampir #) $%. Dislokasi dengan asetabulum atau fraktur femur paling sering di posterior hampir ') $%. *enurut sejarah, anggapan mekanisme dari dislokasi posterior adalah kekuatan dashboard. +amun laporan terbaru menunjukkan banyak terjadi cedera pada hip kanan, dan mekanisme cedera saat ini diyakini berhubungan dengan pengendara yang menginjak rem dengan kaki kanan dalam posisi hip yang fleksi, adduksi dan rotasi interna. Dislokasi anterior sering dihubungkan dengan fraktur head femur dan atau impaksi. Dislokasi hip mempunyai potensi kecacatan yang signifikandalam jangka panjang. iteratur pertama menunjukkan hasil yang buruk sering dengan arthritis dan nekrosis avaskuler A+%. aporanpertama didahului modalitas gambar modern dan lebih mengerti vaskularisasi head femur. Diharapkan baha dengan modalitas terbaru tersebut, hasil yang dicapai pada penanganan pasien dengan cedera tersebut dapat ditingkatkan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
• Distant injuries. Dislokasi hip banyak yang terjadi oleh Karena energi trauma
yang besar dan #5$ pasien memiliki lebih dari satu cedera sehingga semua pasien yang masuk harus dievaluasi . pasien sering mengalami cedera deselarasi
dan kerusakan pada rongga toraks atau abdomen bisa terjadi , cedera seatbelt
juga bisa terjadi.
7. 6erapi . 6erapi yang berhubungan dengan fraktur dibahas pada bagian cedera yang
spesifik. 6erapi yang dijelaskan disini yaitu penanganan untuk dislokasi hip yang
dilakukan secara bertahap. 8edera ini merupakan salah satu kasus kegaatdaruratan
ortopedi yang membutuhkan reduksi hip yang cepat untuk melindungi aliran pembuluh
darah pada caput femoris dari penekanan yang lebih lanjut. 6ambahan reduksi penting
untuk meminimalisir peregangan dari nervus siatik. amanya aktu untuk relokasi
memiliki pengaruh yang langsung pada beratnya cedera saraf yang terkena. Insidens
cedera saraf mayor siatik sangat tinggi pada pasien yang dirujuk dengan dislokasi hip
dan pada pasien cedera saraf yang memiliki aktu yang cukup untuk dilakukan reduksi.
dislokasi hip merupakan kasus kasus kegaatdaruratan dan terkadang menjadi urgensi
dibandingkan fraktur terbuka. =ata-rata dari A+ dan arthritis yang dini meningkat jikaterjadi dislokasi hip dengan onset lebih dari enam jam.
Dua teknik yang dibahas untuk reduksi dislokasi hip posterior tidak memiliki
perubahan dengan teknik Bigelow.
• 6eknikuntukdislokasi hip posterior
1. 6eknik llis dan Bigelow. Pasien dalam posisi supine. Didorong countertraksi ke
anteroposterior pada &IA&. 6ungkai dalam posisi netral dengan lutut difleksikan
saat dilakukan traksi dan tungkai perlahan-lahandiangkat, rotasi internal dan
adduksi. R elokasi dari ligament anterior terkadang juga dilakukan fleksi panggul
secara perlahan-lahanhingga ')H dan lutut difleksikan. Dengan traksi yang
maksimal, tungkai ditarik dengan lembut , rotasi internal dan rotasi eksternal.Prosedur reduksi yang tidak halus bisa mudah diraba dan sesekali terdengar.
6arikan yang perlahan-lahandari kekuatan suatu traksi lebih efektif
dibandingkan tarikan yang tiba-tiba. Anestesi general lebih baik dengan
5. =eduksi terbukaKetidakmampuan melakukan reduksi tertutup biasanya merupakan
hasil dari tidak adekuatnya relaksasi<paralisis, hambatan dari kapsul hip dana tau oleh
otot retator eksternal, atau adanya fraktur femur yang mengakibatkan hip joint sulit
untuk dikontrol. Kegagalan dalam melakukan reduksi tertutup merupakan indikasi
untuk reduksi terbuka segera dan secepatnya. &elama reduksi terbuka dilakukan, lebih
dipentingkan untuk melindungi vaskularisasi. 1ip joint yang tidak dapat direduksi
tertutup, hip joint yang disertai fraktur yang tidak stabil setelah reduksi, dan hip yang
tidak kembali kebentuk semula setelah direduksi maka memerlukan tindakan operasi.
2ika dislokasi, ketidakstabilan, atau tereksposnya fragmen posterior, makan pendekatan
secara posterior adalah pilihan yang seharusnya digunakan. 3agaimanapun, pada kasus
yang jarang pada dislokasi posterior yang tidak dapat direduksi dengan fraktur
caput<collum femur maka pendekatan anterior seharusnya yang digunakan. Pemilihan
pendekatan lebih detail jika disertai dengan fraktur caput femoris.
0. *anajemen postreduksi---status pengangkatan berat berdasarkan oleh adanya fraktur
yang terlihat. Pada kasus dengan hanya dislokasi, pengangkatan berat sebagaimana
toleransi kemapuan penyokong hingga control pada tungkai didapatkan kembali.Pengangkatan berat dini bukan merupakan predisposisi untuk terjadinya A+. 6indakan
yang cocok untuk hip direkomendasikan untuk 0 minggu mengikuti dislokasi yang
terjadi.
>. 6eknis operasi yang sesuai1ip joint merupakan jenis sendi dengan konfigurasi ball-
and-socket. &endi ini kebanyakan disusun oleh jaringan lunak, termasuk labrum
fibrokartilago, ligament transversa acetabulum, dan kapsul sendi. Pada dislokasi
posterior tanpa fraktur, kapsul posterior mengalami avulsi dari tempat melekatnya ke
labrum dan caput femoris keluar meleati musculus gemellus superior atau meleati
interval antara musculus pififormis dan musculus obturator internus.
/. AnatomiPenunjuk utama adalah nervus ischiadikus, lokasi dari *>8A, dan
+ervus ischiadicus ;nervus ini akan bercabang menjadi " nervus peroneal dan nervus
tibialis% dari dalam panggul. &ekitar #5$ nervus yang masuk akan keluar melalui
inferior musculus piriformis. +ervus tersebut kemudian kesuperfisial ke otot rptator
eksternal musculus gemelli dan obturator internus% dan dibagian lateral dari tuberositas
ischium.
Perdarahan pada caput femorissuplai darah ke caput femoris telah disebutkan
sebelumnya. 1al tersebut dapat mengalami trauma. Dan vascular ini juga dapat rusak
selama dilakukan perasi dengan pendekatan anterior atau posterior. *>8& adalah
dalam bahaya pada lokasi several. askularisasi memasuki lapangan operasi sepanjang
pinggir dari musculus obturator eksternus. Kemudian akan kearah superior sepanjang
insersi dari musculus rotator eksterna, sekitar / cm dari insersinya hingga ke daerah
intertrochanterica gambar /9-#%. askular ini beranastomosis dengan cabang dari arteri
gluteus inferior yang kemudian menuju sepanjang pinggir inferior dari musculus
piriformis. ascular bagian distal akan beranastomosis di profunda menujun ke
musculus piriformis dan menembus capsul sendi setinggi insersi musculus piriformis.
Kemudia akan menuju ke synovial kemudian naik ke tepi lateral dari collum untuk memasuki bagian distal dari margin articular lihat gambar /9-!%. 6rauma pada *>8A
merupakan hal yang paling sering terjadi ketika menurun ke otot rotator eksternal,
ketika membuka kapsul sendi, atau ketika menempati daerah retractor disekitar lateral
luar berjalan oblik dalam ( kelompok " kelompok dianterior dan / diposterior. Anterior
band ligament 3ogeli G-shape% merupakan ligament yang besar dan kokoh? yaitu
ligament iliofemoral dan ligament pubofemoral. igament posterior adalah ligamen
ischiofemoral. Dan ini berfungsi untuk membatasi gerakan fleksi dan ekstensi. Kapsul
sendi juga diperkuat oleh caput musculus rectus fempris dari arat anterior dan musculus
gluteus minimus dari superior.
". Pendekatan pembedahanPendekatan pembedahan yang dipilih bergantung pada
lokasi dari trauma. Pendekatan Kocher-angebeck digunakan untuk pembukaan dari
posterior. Cntuk pembukaan dari anterior dapat melalui true anterior, anterolateral, atau
pendekatan langsung dari lateral.
Pendekatan posterior Kocher-angebeck%nervus ischiadicus harus diproteksi, dan
hanya retractor tumpul yang boleh digunakan. Proteksi *>8A dibutuhkan baha
diseksi tidak kea rah distal meleati musculus obturator eternus karena pembuluh
darah berjalan sepanjang tepi inferiornya. 2ika otot rotator eksterna harus diturunkan,harus dilakukan /,5 sampai " cm dari insersinya. 2ika kapsul akan diinsisi, harus
dilakukan dari dalam sendi sepanjang rim acetabulum sehingga tidak mencederai
pembuluh darah pada labrum. =etractor seharusnya tidak pernah diletakkan sepanjang
tepi lateral dari collum, sebagaimana yang sering dilakukan pada total hip arthroplasty,
karena hal itu dapat meursak arteri yang berjalan dalam synovial refleion.
Pendekatan Anterolateral Latson-2ones, 1ardinge, Dall, atau 6hrochanter &lide%
Dikarenakan insisi kulit ditempatkan di lateral, pendekatan anterolateral bekerja lebih
baik jika akses keduanya, anterio dan posterior aspek dari hip diperlukan, contohnya
dengan adanya fraktur intertrochanterica atau collum femur. Potongan trochanter
merupakan diseksi yang luas, tapi hal ini dibolehkan untuk operasi dislokasi dari hip
dan akses penuh pada acetabulum dan caput femur. 1al ini juga akan disertai dengan
pendekatan posterior dengan digastric trochanteric osteotomy yang akan dibahas
kemudian. Pembukaan pada kapsul harus dilakukan sebelumnya, dan lagi, tidak ada
A. Ikhtisar - fraktur caput femoral selalu menjadi hasil dislokasi hip atau subluasi.
Informasi yang bersangkutan tentang anatomi, presentasi, evaluasi dan manajemen
terlihat di bagian sebeluumnya pada dislokasi hip. 6otal #"$ sampai '"$ dislokasi hip
adalah posterior dan !$ sampai /#$ berhubungan dengan fraktur caput femoralis.
Antara 0#$ dan 99$ dislokasi hip anterior mempunyai hubungan fraktur capur
femoral. *eskipun insidennya tinggi, hanya /)$ dari fraktur caput femoral hasil dari
dislokasi anterior karena jumlah dislokasi posterior lebih besar. Dua tipe dari fraktur
caput femoral adalah shear atau cleavage injuri, termasuk juga dengan anterior atau posterior dislokasi dan impaction atau crush injuri, dimana yang termasuk dislokasi
anterior. okasi, comminute dan displasment merupakan susunan yang berhubungan
dari hip dan banyak sekali yang disatukan dalam hip selama terjadi traumatik. Posisi
yang sama pada kaki menentukan apakah ada hip dislokasi tau tidak osseous injuri. 2ika
hip flei dan adduksi hip seperto dislokasi tanpa osseous injuri, jika hip ekstensi dan
abduksi, kekuatan aial lebih langsung terlibat di hip joint dan menghasilkan fraktur
caput femoral atau acetabular. Dengan dislokasi posterior, fraktur caput femoralis
jenisnya melibatkan aspek caput anteromedial. Dampak dari permukaan cancellous bisa
terjadi dislokasi hip pada permukaan retroacetabular. Cntuk dislokasi anterior, jenis
fraktur yaitu dampak dari infrafoveal.
3. 7valuasi ; evaluasi sama dengan garis besar pada bagian dislokasi hip.
8. Klasifikasi ; ada " sistem klasifikasi pada fraktur caput femoral. Klasifikasi Pipkin
tabel /9-5 dan gambar /9-'%, publikasi tahun /'59, adalah perluasan dari 6hompson
dan 7pstein 6ipe dislokasi hip posterior. Itu mencakup hubungan injuri dan
membutuhkan informasi prognostic. Klasifikasi pipkin adalah pipkin adalah sistem
yang paling umum digunakan. >raktur tipe / adalah infrafoveal digolongkan oleh
gangguan pada ligamen teres. >raktur tipe III meakili seluruh fraktur caput femoral
dengan terhubung fraktur neck. >raktur tipe I meakili setiap fraktur caput
berhubungan dengan fraktur acetabular. 3rumback et al. memperkenalkan sistem
klasifikasi pada tahun /'#9, uang mencakup fraktur anterior ; posterior dislokasi.
darah ke caput femoris%, panggul sering terjadi dislokasi melalui trauma kapsulotomi
pada visualisasi caput femoris dan eksisi<fiksasi fragmen. Kapsulotomi mungkin
berlebih sehingga ke rim acetabulum untuk meningkatkan visualisasi jika diperlukan.
Dengan pendekatan Kocher-angenbeck, pendekatan anterior tambahan mungkin
diperlukan untuk fiksasi fragmen. Pendekatan alternatif adalah dengan menggunakan
osteotomi digastric trochanter pada dislokasi anterior yang menggunakan pendekatan
Kocher-angenbeck. Dengan salah satu pendekatan tersebut, suplai darah caput femoris
mesti dipertahankan. Apa yang unik pada cedera ini adalah fiksasi fraktur melalui
permukaan artikular. $ountersunk standard screw atau pelbagai pitch headless screw
mungkin digunakan. &cre khusus mempunyai diameter yang kecil. igamentum teres
mungkin ditranseksi untuk membantu reduksi terbuka. igamentum teres biasa di
debridement untuk mencegah interposisi setelah dilakukan reduksi. Dengan pendekatan
apapun, kapsula harus diperbaiki dan jahitan anchor digunakan jika perlu.
(. Pipkin tipe III- cedera Pipkin tipe III merupakan cedera paling jarang terjadi. =eduksi
tertutup pada dislokasi panggul merupakan kontraindikasi. &emua pasien perlu
mendapatkan evaluasi pembedahan melalui pendekatan anterolateral Latson-2ones%atau pendekatan anterior &mith-Peterson% yang membolehkan mencapai kedua aspek
anterior dan posterior dari sendi panggul. >raktur collum femoris mesti distabilisasikan
dahulu sebelum melakukan reduksi dislokasi panggul. 2ika caput fragmen besar, reduksi
collum dan caput fragmen dilakukan bersamaan. 2ika pasien secara fisiologi sudah tua
dan caput femoris yang dikurangi tidak berdarah dari drill lubang " mm pada caput,
hemiartroplasti atau total artroplasti panggul mungkin dapat dipertimbangkan.
!. Pipkin tipe I- tipe dan lokasi dari fraktur acetabulum menunjukkan pendekatan
pembedahan pada acetabulum. Pendedahan acetabulum tidak dikompromi. >raktur
caput femoris yang bersamaan boleh ditatalaksana dengan pendekatan anterior yang
berasingan &mith-Peterson% jika perlu. +amun, pendekatan posterior Kocher-
angenbeck membolehkan visualisasi acetabulum posterior, dan kemudian osteotomi
digastric trochanter pada pembedahan dislokasi anterior dapat dilakukan untuk
mencapai caput femoris. >raktur caput femoris harus difiksasi atau dieksisi bagi
membolehkan menggerakkan panggul lebih cepat. &tabilisasi panggul perlu