ANALISIS BIAYA SATUAN PELAYANAN DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM METHODIST MEDAN TAHUN 2006 TESIS Oleh YOHAN PRANATA 037013017/AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 S E K O L A H P A S C A S A R J A N A Universitas Sumatera Utara
117
Embed
TESIS YOHAN.rtf - pdfMachine from Broadgun Software, http ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS BIAYA SATUAN PELAYANAN DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM METHODIST MEDAN
TAHUN 2006
TESIS
Oleh
YOHAN PRANATA 037013017/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
S
EK O L A
H
PASCASAR J
ANA
id15807109 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS BIAYA SATUAN PELAYANAN DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM METHODIST MEDAN
TAHUN 2006
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
YOHAN PRANATA 037013017/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : ANALISIS BIAYA SATUAN PELAYANAN DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM METHODIST MEDAN TAHUN 2006
Nama Mahasiswa : Yohan Pranata
Nomor Pokok : 037013017
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD.KGH) Ketua
(Syahyunan, SE, M.Si) Anggota
(Drs. Syamsul Bahri TRB, Ak, MM) Anggota
Ketua Program Studi,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus: 27 Februari 2008
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal : 27 Februari 2008
PANITIA PENGUJI TESIS:
Ketua : Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD.KGH
Anggota : 1. Syahyunan, SE, M.Si
2. Drs. Syamsul Bahri TRB, Ak, MM
3. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si
4. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
ANALISIS BIAYA SATUAN PELAYANAN DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM METHODIST MEDAN TAHUN 2006
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Februari 2008
(Yohan Pranata)
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Banyak faktor yang merupakan ukuran keberhasilan manajemen rumah sakit. Salah satu faktor tersebut adalah masalah pembiayaan yang harus diatur oleh manajemen rumah sakit sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan biaya. Dalam hal ini penentuan tarif yang rasional yang berdasarkan biaya satuan menjadi penting. Dalam perhitungan biaya satuan dapat diketahui berapa persen investasi gedung, mesin hemodialisis, peralatan medis lain, peralatan non medis, biaya bahan habis pakai/obat, honorarium supervisor medis, insentif perawat, berapa persen biaya pemeliharaan dan operasional dan lain-lain yang berguna untuk menentukan kebijakan tarif pelayanan hemodialisis apakah bersubsidi sebagai salah satu satu fungsi sosial rumah sakit atau mengambil profit yang besarnya sesuai dengan kebijakan manajemen. Tujuan penelitian ini adalah menghitung biaya satuan, komponen yang terkait dalam biaya satuan pelayanan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan serta membandingkannya dengan tarif yang berlaku saat ini. Objek penelitian adalah data rekam medik di Unit Hemodialisis, data keuangan yang berhubungan dengan pelayanan Unit Hemodialisis, data tentang peralatan, gedung serta unit lainnya dan data tentang unit penunjang yang terkait dengan Unit Hemodialisis periode Januari 2006 sampai Desember 2006. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penerapan analisis biaya dengan menggunakan metode distribusi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pentarifan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan dilakukan tidak mengacu kepada kaidah ekonomi kesehatan yang berlaku, khususnya tidak dilakukan dengan menggunakan metode analisis biaya satuan. Walaupun biaya satuan yang didapat lebih kecil dari tarif hemodialisis yang berlaku di rumah sakit, tetapi secara keseluruhan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan tidak dapat memenuhi total financial requirements atau defisit, karena kebijakan pemberian potongan harga kepada pasien-pasien kurang mampu sebagai wujud fungsi sosial rumah sakit yang berbasis keagamaan. Dengan perhitungan berbasis biaya yaitu biaya satuan yang didapat tarif hemodialisis yang berlaku sekarang masih memberikan profit. Margin profit untuk single use 15,57% dan reuse 2,58%.
Untuk itu disarankan agar pihak manajemen RSU Methodist Medan dapat lebih selektif dalam memberikan potongan harga dengan menerapkan ketentuan dan kriteria yang lebih ketat, menentukan tarif pelayanan hemodialisis yang baru berdasarkan analisis biaya satuan terutama tarif hemodialisis reuse yang margin profitnya sangat sedikit, atau dengan tarif lama tetapi meningkatkan efisiensi pemakaian mesin hemodialisis.
Universitas Sumatera Utara
Kata Kunci: Analisis Biaya, Biaya Satuan, Deskriptif, Metode Distribusi Ganda, Tarif.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Many factors can be used as measurement of success of a hospital management. One of them is financing which has to be controlled by the hospital management to balance cost and revenue. In this context, the determination of a rational tariff based on unit price becomes necessary. Unit cost calculation helps find out the percentage of building investment, haemodialysis machines, other medical instruments, non-medical instruments, consumable goods/medications, medical supervisor stipend, nurse insentive, maintenance and operational cost and so forth which is useful to determine the tariff of haemodialysis service whether it is subsidized as one of the social functions of the hospital or profit is taken in accordance with the policy of the hospital management.
The purpose of this descriptive study applying cost analysis with double distribution method is to calculate the unit cost and the component included in the unit cost of Haemodialysis Unit service of Methodist General Hospital Medan and compare it with the currently existing price. The data for this study were obtained from the medical record available in the Haemodialysis Unit, the financial reports related to the service provided by the Haemodialysis Unit, the instrument, building and other unit records, and the record of supporting unit related to Haemodialysis Unit for the period of January to December 2006.
The result of this study reveals that the application of tariff policy in Haemodialysis Unit of Methodist General Hospital is not based on the health economy norms, especially the unit cost analysis method. Even though the unit cost calculated is smaller than the haemodialysis currently existing tariff in the hospital, but aggregately the Haemodialysis Unit of Methodist General Hospital Medan cannot meet the total financial requirements or in other words, deficit, because of the hospital management policy to give discount to poor patients as a materialization of their religion-based social function. With cost-based calculation, the currently existing haemodialysis tariff can still bring profit. The profit margin for single use is 15,57% and for reuse 2,58%.
It is suggested that the management of Methodist General Hospital Medan be more selective in giving discount by applying the stricter terms and conditions and criteria, determining a new unit-cost-based tariff for haemodialysis service especially for the reuse haemodialysis whose profit margin is very small or applying the old tariff but increasing the efficiency use of haemodialysis machines. Keywords: Cost Analysis, Unit Cost, Descriptive, Double Distribution Method,
Tariff.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pengasih atas rahmat dan karuniaNya yang begitu besar sehingga tesis yang berjudul:
�Analisis Biaya Satuan Pelayanan di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum
Methodist Tahun 2006� ini dapat diselesaikan.
Penulisan tesis ini merupakan persyaratan dalam penyelesaian pendidikan
Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah
Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Selama proses penelitian ini penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, MS., sebagai Pembantu Rektor I Universitas
Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc., sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS., sebagai Ketua Program Studi Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Medan.
4. Bapak Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PD.KGH., sebagai Ketua Pembimbing
yang telah memberikan banyak masukan pada penulisan tesis ini.
5. Bapak Syahyunan, SE, MSi., selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, Ak, MM., selaku Pembimbing III yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MSi dan Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi.,
selaku Penguji I dan II.
8. Alm. Prof. dr. Harwinta F. Eyanoer, MSc, MPH, Dr.PH., yang semasa hidup
almarhum banyak memberikan bimbingan kepada penulis dan Bapak Drs. Amru
Nasution, M.Kes yang terus memberikan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
9. Seluruh Staf dan Pegawai Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
10. Ibu Kurniati Djuang, Ketua Yayasan dan seluruh anggota Yayasan Rumah Sakit
Gereja Methodist Indonesia Gloria dan jajaran Direksi RSU Methodist Medan
terutama dr. S. Tanizar selaku Direktur, dr. Leo Elmansyah mantan Direktur dan
dr. Hendra W. Djuang, MARS sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medis, beserta
seluruh staf dan pegawai yang telah memberikan dukungan, bantuan dan
dorongan dalam menyelesaikan studi ini.
11. Seluruh keluarga penulis, terutama kedua orang tua (Ayah Surya Pranata dan Ibu
Joliana), Istri (Parida Lautan) dan Anak tercinta (Hanny Putri) yang senantiasa
dengan sabar memberi semangat, perhatian, motivasi dan doa selama masa studi
sehingga penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan studi ini.
Universitas Sumatera Utara
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Magister Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit yang telah saling memberikan
semangat dan dorongan dalam menyelesaikan studi ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
memerlukan koreksi serta lanjutan penelitian agar nantinya dapat memberikan
kontribusi yang berarti di bidang pengelolaan Administrasi Rumah Sakit khususnya
dan ilmu pengetahuan umumnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas segala
kebaikan Bapak, Ibu dan Saudara-saudara dengan berlipat ganda. Amin.
Medan, Februari 2008
Penulis
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Nama : Yohan Pranata
Tempat/Tanggal Lahir : Batang Kuis, 31 Desember 1956
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Kirana No. 38 Medan
Ayah : Surya Pranata
Ibu : Joliana
Istri : Parida Lautan
Anak : Hanny Putri
Profesi/Jabatan : 1. Dokter
2. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSU Methodist Medan
3. Koordinator Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan
Organisasi Profesi : IDI
Riwayat Pendidikan :
1. 1964-1969 : SD Perguruan Kristen Methodist-2 Medan
2. 1970-1972 : SMP Perguruan Kristen Methodist-2 Medan
3. 1973-1975 : SMA Prayatna Medan
4. 1977-1984 : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan
5. 1990 : Latihan Kerja �Hemodialisis� di RS PGI Tjikini Jakarta
Riwayat Pekerjaan :
1. 1985-1999 : Staf Dokter Jaga RSU Methodist Medan
2. 2000-sekarang : Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSU
Methodist Medan
3. 2003-sekarang : Koordinator Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii BAB I : PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1 1.2 Perasalahan ...................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 9 1.4 Hipotesis .......................................................................... 9 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 10
BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................... 42 3.1. Jenis Penelitian................................................................. 42 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 43 3.3. Metode Pengumpulan Data.............................................. 43 3.4. Definisi Operasional ........................................................ 44 3.5. Metode Analisis Data ...................................................... 46
BAB IV : HASIL PENELITIAN............................................................. 50
4.1. Profil Umum RSU Methodist Medan .............................. 50 4.1.1 Sejarah Perkembangan. ....................................... 50 4.1.2 Falsafah, Visi dan Misi........................................ 51 4.1.3 Struktur Organisasi .............................................. 52 4.1.4. Jenis Pelayanan ................................................... 54 4.1.5. Ketenagaan/Sumber Daya Manusia (SDM).... 57 4.1.6. Tarif Hemodialisis ............................................... 58 4.1.7. Produk Pelayanan Unit Hemodialisis.................. 59
4.2. Mekanisme Perhitungan Biaya Satuan ............................ 60 4.2.1 Biaya Langsung................................................... 61 4.2.2 Biaya Tidak Langsung ........................................ 74 4.2.3. Biaya Total .......................................................... 81 4.2.4. Biaya Satuan ..................................................... 83
BAB V : PEMBAHASAN ...................................................................... 84
5.1. Pendapatan Unit Pelayanan Hemodialisis RSU Methodist Medan ............................................................. 84
5.2. Total Financial Requirements Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan ............................................................ 86
5.3. Biaya Satuan Versus Tarif ............................................... 86 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 88
1.1 Jumlah Pelayanan Hemodialisis di RSU Methodist Medan Tahun 2003 � 2006 ................................................................ 4 1.2 Perbandingan Tarif Hemodialisis di RSU Methodist Medan dengan Rumah Sakit Lain di Kota Medan Tahun 2006 ........ 7 2.1 Berbagai Jenis Terapi Pengganti ........................................... 10 3.1 Contoh Pembuatan Spreadsheet Metode Distribusi Ganda
dengan Dasar Alokasi Variabel - 01 ...................................... 48 4.1 Distribusi Tempat Tidur RSU Methodist Medan Tahun 2006........................................................................................ 55 4.2. Data Kegiatan Pelayanan RSU Methodist Medan Januari � Desember 2006....................................................................... 57 4.3. Klasifikasi Ketenagaan RSU Methodist Medan Tahun 2006 58 4.4. Tarif Pelayanan Hemodialisis RSU Methodist Medan 2006 . 59 4.5. Jumlah Pelayanan Hemodialisis di RSU Methodist Medan Tahun 2006............................................................................. 59 4.6. Distribusi Luas Lantai di RSU Methodist Medan Tahun 2006........................................................................................ 62 4.7 Data Biaya Penyusutan Gedung RSU Methodist Medan Tahun 2006............................................................................. 63 4.8 Data Distribusi Pemakaian Listrik di Masing-Masing Unit Kerja di RSU Methodist Medan Tahun 2006 ........................ 64 4.9 Data Biaya Penyusutan Peralatan Medis Lain RSU Methodist Medan Tahun 2006 66 4.10 Data Biaya Penyusutan Peralatan Non-Medis RSU Methodist Medan Tahun 2006 ............................................... 67
Universitas Sumatera Utara
4.11 Daftar Gaji Personel Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006 ................................................................ 67 4.12 Biaya Tetap Unit Hemodialisis RSU Methodist Selama Tahun 2006............................................................................. 68 4.13 Data Distribusi Biaya Pemakaian Listrik di RSU Methodist Medan Tahun 2006 ................................................................ 69 4.14 Data Distribusi Pemakaian Air di Masing-Masing Unit Pelayanan di RSU Methodist Medan Tahun 2006................. 70 4.15 Bahan Habis Pakai dalam Proses Sekali Hemodialisis Tahun 2006........................................................................................ 71 4.16 Data distribusi Cucian RSU Methodist Medan Tahun 2006.. 73 4.17 Biaya Variabel Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006............................................................................. 73 4.18 Biaya Langsung Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006............................................................................. 74 4.19 Alokasi Biaya Penyusutan Gedung dari Unit-unit Penunjang ke Unit Hemodialisis RSU Metodist Medan Tahun 2006 ..... 76 4.20 Alokasi Biaya Penyusutan Peralatan Medis Lain dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006........................ 76 4.21 Alokasi Biaya Penyusutan Peralatan Non-Medis dari Unit penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006........................ 77 4.22 Data Distribusi Gaji Berdasarkan Jumlah Pegawai di RSU Methodist Medan Tahun 2006 ............................................... 78 4.23 Alokasi Biaya Gaji Pegawai dari Unit penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006 ...................................................... 78
Universitas Sumatera Utara
4.24 Alokasi Biaya Listrik dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006 ...................................................... 79 4.25 Alokasi Biaya Air dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006............................................................................. 80
4.26 Alokasi Biaya Tidak Langsung dari Unit-Unit Penunjang ke
Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006 ........ 81 4.27. Biaya Total Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006............................................................................. 82 5.1 Pendapatan yang Seharusnya Unit Pelayanan Hemodialisis RSU Methodist Medan, Periode Januari 2006 �
Desember 2006....................................................................... 84 5.2 Pendapatan yang Sebenarnya Unit Hemodialisis RSU Methodist yang Diperoleh dari Laporan Keuangan Rumah Sakit Selama Tahun 2006....................................................... 85
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman 2.1 Kerangka Konsep ................................................................... 41 4.1. Struktur Organisasi RSU Methodist Medan ......................... 53
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Alokasi Penyusutan Gedung ..................................................... 96
Banyak faktor yang merupakan ukuran keberhasilan manajemen rumah sakit. Salah satu faktor tersebut adalah masalah pembiayaan yang harus diatur oleh manajemen rumah sakit sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan biaya. Dalam hal ini penentuan tarif yang rasional yang berdasarkan biaya satuan menjadi penting. Dalam perhitungan biaya satuan dapat diketahui berapa persen investasi gedung, mesin hemodialisis, peralatan medis lain, peralatan non medis, biaya bahan habis pakai/obat, honorarium supervisor medis, insentif perawat, berapa persen biaya pemeliharaan dan operasional dan lain-lain yang berguna untuk menentukan kebijakan tarif pelayanan hemodialisis apakah bersubsidi sebagai salah satu satu fungsi sosial rumah sakit atau mengambil profit yang besarnya sesuai dengan kebijakan manajemen. Tujuan penelitian ini adalah menghitung biaya satuan, komponen yang terkait dalam biaya satuan pelayanan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan serta membandingkannya dengan tarif yang berlaku saat ini. Objek penelitian adalah data rekam medik di Unit Hemodialisis, data keuangan yang berhubungan dengan pelayanan Unit Hemodialisis, data tentang peralatan, gedung serta unit lainnya dan data tentang unit penunjang yang terkait dengan Unit Hemodialisis periode Januari 2006 sampai Desember 2006. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penerapan analisis biaya dengan menggunakan metode distribusi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pentarifan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan dilakukan tidak mengacu kepada kaidah ekonomi kesehatan yang berlaku, khususnya tidak dilakukan dengan menggunakan metode analisis biaya satuan. Walaupun biaya satuan yang didapat lebih kecil dari tarif hemodialisis yang berlaku di rumah sakit, tetapi secara keseluruhan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan tidak dapat memenuhi total financial requirements atau defisit, karena kebijakan pemberian potongan harga kepada pasien-pasien kurang mampu sebagai wujud fungsi sosial rumah sakit yang berbasis keagamaan. Dengan perhitungan berbasis biaya yaitu biaya satuan yang didapat tarif hemodialisis yang berlaku sekarang masih memberikan profit. Margin profit untuk single use 15,57% dan reuse 2,58%.
Untuk itu disarankan agar pihak manajemen RSU Methodist Medan dapat lebih selektif dalam memberikan potongan harga dengan menerapkan ketentuan dan kriteria yang lebih ketat, menentukan tarif pelayanan hemodialisis yang baru berdasarkan analisis biaya satuan terutama tarif hemodialisis reuse yang margin profitnya sangat sedikit, atau dengan tarif lama tetapi meningkatkan efisiensi pemakaian mesin hemodialisis.
Universitas Sumatera Utara
Kata Kunci: Analisis Biaya, Biaya Satuan, Deskriptif, Metode Distribusi Ganda, Tarif.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Many factors can be used as measurement of success of a hospital management. One of them is financing which has to be controlled by the hospital management to balance cost and revenue. In this context, the determination of a rational tariff based on unit price becomes necessary. Unit cost calculation helps find out the percentage of building investment, haemodialysis machines, other medical instruments, non-medical instruments, consumable goods/medications, medical supervisor stipend, nurse insentive, maintenance and operational cost and so forth which is useful to determine the tariff of haemodialysis service whether it is subsidized as one of the social functions of the hospital or profit is taken in accordance with the policy of the hospital management.
The purpose of this descriptive study applying cost analysis with double distribution method is to calculate the unit cost and the component included in the unit cost of Haemodialysis Unit service of Methodist General Hospital Medan and compare it with the currently existing price. The data for this study were obtained from the medical record available in the Haemodialysis Unit, the financial reports related to the service provided by the Haemodialysis Unit, the instrument, building and other unit records, and the record of supporting unit related to Haemodialysis Unit for the period of January to December 2006.
The result of this study reveals that the application of tariff policy in Haemodialysis Unit of Methodist General Hospital is not based on the health economy norms, especially the unit cost analysis method. Even though the unit cost calculated is smaller than the haemodialysis currently existing tariff in the hospital, but aggregately the Haemodialysis Unit of Methodist General Hospital Medan cannot meet the total financial requirements or in other words, deficit, because of the hospital management policy to give discount to poor patients as a materialization of their religion-based social function. With cost-based calculation, the currently existing haemodialysis tariff can still bring profit. The profit margin for single use is 15,57% and for reuse 2,58%.
It is suggested that the management of Methodist General Hospital Medan be more selective in giving discount by applying the stricter terms and conditions and criteria, determining a new unit-cost-based tariff for haemodialysis service especially for the reuse haemodialysis whose profit margin is very small or applying the old tariff but increasing the efficiency use of haemodialysis machines. Keywords: Cost Analysis, Unit Cost, Descriptive, Double Distribution Method,
Tariff.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada mulanya rumah sakit di Indonesia banyak didirikan dengan tujuan sosial
tanpa terlalu mempertimbangkan segi ekonominya. Pada masa itu kebanyakan rumah
sakit mendapat subsidi dari pemerintah maupun dari badan misi sosial keagamaan
baik dari dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri. Fungsi sosial berarti bahwa
sebuah rumah sakit harus melayani pasien atas dasar kebutuhan mediknya dan tidak
berdasarkan kemampuan pasien untuk membayar. Sedangkan fungsi ekonomi berarti
rumah sakit harus memikirkan keuntungan dengan melaksanakan manajemennya,
termasuk manajemen keuangan dan pembiayaannya mengikuti kaidah-kaidah
ekonomi dengan memperhitungkan biaya yang realistik dan rasional.
Rumah sakit sebagai institusi kesehatan terikat PERMENKES No. 378 Tahun
1993 yang mengatur tentang pelayanan fungsi sosial rumah sakit swasta. Di dalam
peraturan tersebut telah tertuang beberapa ketentuan yang harus dijalankan oleh
rumah sakit sebagai sarana kesehatan umum dalam menjalankan usahanya. Bahwa
rumah sakit wajib menjalankan fungsi sosialnya, seperti pengaturan tarif pelayanan
dengan memberikan keringanan atau pembebasan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang kurang mampu dan pelayanan gawat darurat 24 jam tanpa
mensyaratkan uang muka, tetapi mengutamakan kesehatan (Depkes RI, 1997).
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya rumah sakit di samping menjalankan fungsi sosial
juga menjalankan fungsi ekonomis sekaligus. Dengan demikian untuk
mempertahankan operasional rumah sakit, maka rumah sakit harus mencari
keseimbangan antara fungsi sosial dan fungsi ekonomi (Gani, 2002). Bahkan sejak
tahun 2000 sudah 13 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) menjadi Rumah Sakit
Perusahaan Jawatan (RS Perjan) dan tiga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
menjadi Perseroan Terbatas (PT) di Jakarta yang mengarah pada business oriented
sebagai Badan Usaha Milik Negara atau Daerah (BUMN/BUMD). Ini sebenarnya
bertentangan dengan dengan Pasal 34 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa �Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas umum yang layak� (Kusnadi, 2006). Rumah sakit di Kota
Medan milik pemerintah seperti Rumah Sakit Pirngadi, milik Pemerintah Daerah
Kota Medan dan Rumah Sakit Adam Malik, milik Pemerintah Pusat juga telah
berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan Badan Layanan
Umum Pusat (BLUP), diharapkan bisa swakelola dan swadana dalam menjalankan
fungsinya.
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum
dituntut untuk dapat menghadapi tantangan persaingan bebas rumah sakit dengan
memberikan pelayanan yang baik, efisien, efektif dan tarif yang sesuai (rasional).
Masalah pembiayaan yang penting dan harus diatur oleh manajemen rumah
sakit adalah keseimbangan antara pendapatan dan biaya, sehingga diketahui apakah
rumah sakit itu dalam keadaan untung, kembali modal atau rugi. Hal lain yang
berkaitan dengan pembiayaan rumah sakit adalah dilema subsidi dan survival. Di satu
Universitas Sumatera Utara
sisi rumah sakit ingin menyediakan pelayanan yang murah bagi pasien, tetapi disisi
lain rumah sakit perlu survive. Dalam hal ini penentuan tarif yang optimal menjadi
sangat penting. Di mana �tarif optimal� adalah tarif yang masih �sanggup dibayar�
oleh masyarakat, akan tetapi masih �dapat ditoleransi� bagi kemampuan rumah sakit.
Dalam menghadapi era globalisasi yang juga merambah ke sektor kesehatan,
manajemen rumah sakit harus menyadari adanya persaingan dalam memberikan
pelayanan yang baik, efisien, efektif dan tarif yang rasional. Manajemen rumah sakit
mengalami proses perubahan yang sangat dipengaruhi oleh pemerintah, investor baik
lokal maupun asing, masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan dan industri
perasuransian sebagai faktor pembiayaan. Jadi pembiayaan rumah sakit berasal dari
berbagai sumber seperti dibiayai sendiri oleh pasien, asuransi kesehatan, bantuan
pemerintah, bantuan asing serta dana-dana masyarakat.
Rumah sakit yang merupakan industri jasa, bila ingin tetap bertahan dan
berkembang haruslah dapat mengupayakan agar biaya yang dikeluarkan untuk
pelayanan kesehatan dapat dilampaui oleh pendapatan dari pelayanan yang diberikan.
Dengan perkataan lain sedapat mungkin diusahakan semua unit kegiatan rumah sakit
yang merupakan pusat pendapatan, termasuk Unit Hemodialisis, dapat ditingkatkan
dan yang merupakan pusat biaya harus mengalami efisiensi agar tidak menjadi beban
subsidi rumah sakit.
RSU Methodist Medan sejak tahun 2003 sudah mulai merintis pelayanan Unit
Hemodialisis dengan 2 (dua) unit mesin hemodialisis. Dari tahun ke tahun pelayanan
hemodialisis di RSU Methodist Medan menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Jumlah Pelayanan Hemodialisis di RSU Methodist Medan Tahun 2003 � 2006
Tahun No Bulan
2003 2004 2005 2006 1 Januari - 7 30 67 2 Februari - 10 25 62 3 Maret - 28 49 75 4 April - 30 57 78 5 Mei - 30 61 100 6 Juni - 25 71 100 7 Juli - 40 79 125 8 Agustus - 12 81 144 9 September - 18 91 123 10 Oktober - 30 84 160 11 November - 24 82 146 12 Desember 1 30 67 131
Jumlah 1 284 777 1.311
Dari jumlah pelayanan hemodialisis tahun 2006 di RSU Methodist Medan
yang berjumlah 1.311 kali pelayanan hemodialisis sebanyak 18 kali merupakan single
use sedangkan sisanya sebesar 1.293 kali merupakan reused.
Pada tahun 2006 Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan sudah memiliki 4
(empat) unit mesin hemodialisis. Jumlah ini sudah bertambah dibandingkan tahun
2003 yang hanya memiliki 2 unit mesin hemodialisis.
Unit Pelayanan Hemodialisis (cuci darah) merupakan salah satu pelayanan
yang cukup mahal, karena sangat dipengaruhi harga medical supply, obat dan bahan
habis pakai, yang sangat dipengaruhi oleh krisis moneter yang terjadi saat ini.
Tarif hemodialisis merupakan suatu elemen yang amat esensial bagi rumah
sakit yang tidak dibiayai penuh oleh pemerintah atau pihak ketiga. Rumah sakit
swasta, baik yang bersifat mencari laba maupun yang nirlaba harus mampu
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan biaya atau keuntungan untuk membiayai segala aktivitasnya dan untuk
dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Rumah sakit pemerintah yang
tidak mendapatkan dana yang memadai untuk memberikan pelayanan secara cuma-
cuma kepada masyarakat, juga harus menentukan tarif pelayanan yang rasionil
supaya bisa bertahan.
Di Indonesia, praktis seluruh rumah sakit, baik itu rumah sakit pemerintah,
rumah sakit perusahaan ataupun rumah sakit swasta harus mencari dana yang
memadai untuk membiayai pelayanannya.
Setiap rumah sakit akan menetapkan tarif unit pelayanan sesuai dengan
misinya masing-masing. Akan tetapi ada pertimbangan yang relatif sama di dalam
penetapan tarif tersebut yaitu mendapatkan pendapatan yang mencukupi untuk
menjalankan fungsi rumah sakit, baik dari sumber pengguna jasa maupun dari sumber
lain. Ada rumah sakit yang membutuhkan pendapatan untuk membeli bahan-bahan
habis pakai saja, dan ada rumah sakit yang membutuhkan pendapatan untuk segala
macam pengeluaran, termasuk keuntungan pemegang saham.
Pada era modernisasi ini biaya operasional dan investasi rumah sakit
senantiasa terus bertambah mahal. Rumah sakit dituntut untuk menyediakan fasilitas,
peralatan dan keahlian yang sesuai dengan pola penyakit yang makin canggih. Dalam
kenyataan memang ada segmen masyarakat yang mempunyai kebutuhan yang lebih
tinggi terhadap pelayanan dengan kualitas tinggi, terlepas dari kemungkinan bahwa
kebutuhan tersebut sebetulnya adalah induced demand atau tidak. Kenyataan ini
menyebabkan rumah sakit perlu memperhitungkan depresiasi investasi yang telah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan serta kemungkinan perlunya melakukan pengembangan dan peningkatan
kualitas di masa yang akan datang. Penyesuaian tarif adalah salah satu alternatif
menghadapi fenomena tersebut.
Pasar pelayanan kesehatan ternyata memiliki karakteristik tersendiri, yang
sering kali tidak dapat mengikuti kaedah pasar bebas. Misalnya, pemakai jasa sektor
kesehatan (pasien) selalu berada dalam posisi yang lemah untuk menentukan harga
pelayanan yang diberikan. Pasien pada umumnya tidak mengetahui apakah harga
pelayanan yang dibayarkan sesuai dengan nilai manfaat yang diterimanya. Selain itu,
pasien biasanya tidak pernah tahu dengan tepat jenis pelayanan kesehatan yang
diperlukannya.
Walaupun pasien berada dalam posisi yang lemah, pihak manajemen rumah
sakit tidak boleh semena-mena menentukan tarif yang akan dikenakan kepada pasien.
Rumah sakit harus mempunyai fungsi sosial terutama untuk golongan pasien yang
miskin tetapi membutuhkan pelayanan di rumah sakit. Tarif yang terlampau tinggi
akan membuat pasien merasa dirugikan dan mencari alternatif lain atau pindah ke
rumah sakit yang lain, sedangkan tarif yang terlalu murah akan mengakibatkan rumah
sakit mengalami kerugian atau bahkan membuat pasien berfikir bahwa pelayanan
yang diberikan di bawah standar, sehingga mereka tidak mau memanfaatkan
pelayanan tersebut. Semua ini menjadi dilema bagi pihak manajemen rumah sakit
karena akan mengurangi jumlah pasien yang memakai jasa pelayanan rumah sakit,
yang pada akhirnya akan memyebabkan pendapatan rumah sakit tidak mencukupi
untuk dapat mempertahankan pelayanan dengan standar mutu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menetapkan tarif, umumnya rumah sakit menggunakan cara yang
praktis dan sederhana, serta dapat dilakukan dengan waktu yang singkat. Cara
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor pesaing, sebagai contoh pemeriksaan foto
rontgen hampir seluruh rumah sakit swasta di Kota Medan menetapkan tarif yang
relatif sama padahal biaya investasi, utilitas dan biaya lain-lain berbeda-beda atau
dengan perkataan lain fixed cost dan variable cost-nya berbeda-beda. Dalam hal ini
tarif yang ditetapkan tidak dihitung berdasarkan biaya satuan pelayanan yang ada
pada rumah sakit tersebut. Demikian juga hal yang sama dalam menentukan tarif
hemodialisis di RSU Methodist Medan sebesar Rp. 600.000.- (enam ratus ribu
rupiah) per kali pelayanan hemodialisis untuk single use dan Rp. 520.000 (lima ratus
dua puluh ribu rupiah) per kali pelayanan hemodialisis untuk reused ditentukan hanya
dengan memperbandingkan dengan tarif hemodialisis rumah sakit lain yang setaraf
di Kota Medan.
Adapun perbandingan tarif hemodialisis di beberapa rumah sakit di Kota
Medan pada tahun 2006 adalah seperti pada Tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2. Perbandingan Tarif Hemodialisis di RSU Methodist Medan dengan Rumah Sakit Lain di Kota Medan Tahun 2006
Tarif Hemodialisis Per Kali Pelayanan
No Rumah Sakit Single Use (Rp)
Reused (Rp)
1 A -- 420.000,- 2 B 750.000,- 650.000,- 3 C 935.000,- 687.500,- 4 RSU Methodist Medan 600.000,- 520.000,-
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
a. Rumah Sakit A adalah Rumah Sakit Pemerintah. Tarif tersebut untuk Pasien Non
ASKES dan Non GAKIN.
b. Rumah Sakit B adalah Rumah Sakit Swasta berbentuk Yayasan Keagamaan.
c. Rumah Sakit C adalah Rumah Sakit Swasta berbentuk Perseroan Terbatas.
d. Rumah Sakit Methodist Medan adalah Rumah Sakit Swasta berbentuk Yayasan
Keagamaan.
Pelayanan Hemodialisis dapat berbentuk single use di mana dialyzer atau
ginjal buatan hanya dipakai sekali tetapi jika dalam bentuk reused, dialyzer bisa
dipakai berulang kali. Pada umumnya untuk reused, dialyzer dapat digunakan
sebanyak 5 kali.
Salah satu kesulitan dalam menetapkan tarif yang rasional adalah langkanya
informasi tentang biaya satuan pelayanan (unit cost).
1.2. Permasalahan
Permasalahan penelitian adalah apakah tarif pelayanan hemodialisis yang
berlaku sekarang di RSU Methodist Medan sudah mampu mendanai atau menutupi
biaya yang dikeluarkan di Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tarif pelayanan
hemodialisis yang berlaku sekarang di RSU Methodist Medan sudah sesuai dengan
biaya satuan (unit cost) pelayanan yang dikeluarkan.
1.4. Hipotesis
Tarif hemodialisis yang berlaku cukup untuk membiayai total financial
requirements Unit Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Methodist Medan Tahun
2006.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen RSU
Methodist Medan dalam penetapan tarif pelayanan hemodialisis yang rasional
dan optimal yang berbasis biaya.
b. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam hal memberikan cara
dalam penetapan tarif pelayanan di rumah sakit berbasis biaya khususnya tarif
pelayanan hemodialisis dan tarif pelayanan kesehatan lainnya sehingga dapat
dikembangkan dan didapatkan formulasi yang lebih rasional dan optimal yang
dapat diterapkan di rumah sakit lainnya.
c. Menambah wawasan peneliti dan aplikasi di bidang manajemen rumah sakit,
khususnya mengenai penentuan biaya satuan unit hemodialisis di rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pelayanan Hemodialisis
Pada pasien penyakit ginjal dengan faal ginjal yang menurun atau yang masih
tersisa sudah sangat sedikit sehingga usaha-usaha pengobatan biasa yang berupa diet,
pembatasan minum, obat-obatan dan lain-lain tidak memberi pertolongan yang
diharapkan lagi, maka pasien perlu mendapat pengobatan atau terapi pengganti.
Keadaan pasien di mana faal ginjal sudah menurun, diukur dengan klirens kreatinin
(KK) yang tidak lebih dari 15 ml/menit. Keadaan ini disebut Gagal Ginjal Terminal
(GGT).
Penderita GGT, apapun etiologi penyakit ginjalnya, memerlukan pengobatan
khusus yang disebut pengobatan atau terapi pengganti. Pada Tabel 2.1 di bawah ini
dapat dilihat beberapa terapi pengganti yang lazim dilaksanakan dewasa ini.
Tabel 2.1. Berbagai Jenis Terapi Pengganti
No Berbagai Jenis Terapi Pengganti A Dialisis 1. Dialisis peritoneal (DP)
persiapan penelitian dan sidang akhir. Penelitian direncanakan berlangsung selama
kurang lebih 6 bulan (Agustus 2007 sampai dengan Januari 2008).
3.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari
catatan laporan keuangan RSU Methodist Medan tahun 2006.
Kemudian dilakukan penentuan pusat biaya (cost centre), baik pusat biaya
penunjang maupun pusat biaya produksi. Kemudian dikumpulkan semua data biaya
total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel masing-masing unit selama tahun
2006 dan dilakukan identifikasi semua komponen biaya yang ada di masing-masing
unit tersebut, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya tetap
1). Investasi gedung,
2). Biaya penyusutan mesin hemodialisis,
3). Biaya penyusutan peralatan medis lain,
4). Biaya penyusutan peralatan non-medis,
5). Gaji personel.
b. Biaya variabel
1). Biaya listrik,
2). Biaya air,
3). Biaya bahan habis pakai/obat,
4). Honor supervisor medis,
5). Insentif perawat,
6). Biaya cucian.
3.4. Definisi Operasional
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya di Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan selama
tahun 2006 yang besarnya relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah pelayanan
di Unit Hemodialisis, yang terdiri dari: biaya investasi gedung, biaya mesin
hemodialisis, biaya peralatan medis lain, biaya peralatan non medis, dan biaya
gaji personel.
Universitas Sumatera Utara
b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya di Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan selama
tahun 2006 yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pelayanan di Unit
Hemodialisis, yang terdiri dari: biaya listrik, biaya air, biaya bahan habis
pakai/obat, honor supervisor medis, insentif perawat, dan biaya cucian.
c. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dimanfaatkan secara langsung di Unit
Hemodialisis RSU Methodist Medan untuk melaksanakan kegiatannya selama
tahun 2006, yang merupakan penggabungan biaya tetap dan biaya variabel.
d. Biaya tak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dimanfaatkan secara langsung akan
tetapi merupakan biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan di
Unit Hemodialisis RSU Methodist selama tahun 2006, yang terdiri dari: biaya
direksi dan administrasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS),
laundry, dan lain-lain.
e. Biaya total
Biaya total adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh Unit Hemodialisis RSU
Methodist Medan tahun 2006 yang merupakan penjumlahan biaya langsung dan
tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
f. Produk pelayanan hemodialisis
Produk pelayanan hemodialisis adalah hasil/jumlah pelayanan hemodialisis yang
diberikan oleh RSU Methodist Medan kepada pasien selama tahun 2006.
g. Biaya satuan
Biaya satuan adalah biaya yang dikeluarkan oleh Unit Hemodialisis RSU
Methodist Medan untuk menghasilkan satu output atau tindakan hemodialisis
pada setiap pasien selama tahun 2006.
3.5. Metode Analisis Data
Hasil pengumpulan data di atas dianalisis melalui pendekatan biaya-biaya
tetap dan biaya variabel yang merupakan biaya langsung yang terjadi di Unit
Hemodialisis. Setelah itu data biaya dari unit penunjang yang merupakan biaya tidak
langsung ditelusuri berdasarkan bobot atau persentase pembebanan dengan cara
distribusi ganda dan digabungkan dengan biaya langsung menjadi biaya total. Jumlah
biaya total ini selanjutnya dipergunakan untuk menghitung biaya satuan setelah
dibagi dengan banyaknya tindakan hemodialisis.
Pendistribusian biaya dilakukan dari unit penunjang ke unit penunjang lainnya
serta ke unit produksi berdasarkan beberapa asumsi antara lain:
a. Luas lantai untuk distribusi biaya gedung dan air,
b. Jumlah personil untuk distribusi biaya gaji,
Universitas Sumatera Utara
c. Berat (kg) cucian kering untuk distribusi biaya laundry,
d. Jumlah pemakaian listrik (KVA) untuk distribusi biaya peralatan medis dan non
medis.
Pembuatan spreadsheet dengan menggunakan program �Microsoft Excel�
yang dibagi atas dua kelompok, yaitu:
i. Unit penunjang diletakkan di bagian kiri matriks.
ii. Unit produksi diletakkan di bagian kanan matriks.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Contoh Pembuatan Spreadsheet Metode Distribusi Ganda dengan Dasar Alokasi Variabel - 01
Universitas Sumatera Utara
RUMUS-RUMUS : E3 = SUM (B3:D3) F16 = F3/I3*B13 E4 = SUM (B4:D4) F17 = F3/I3*C13 E5 = SUM (B5:D5) F18 = F3/I3*D13 E7 = SUM (B7:D7) F19 = SUM (F16:F18) I3 = SUM (F3:H3) F20 = F7+F13+F19 I4 = SUM (F4:H4) G16 = G3/I3*B13 I5 = SUM (F5:H5) G17 = G3/I3*C13 I7 = SUM (I3:I5) G18 = G3/I3*D13 J3 = E3+I3 G19 = SUM (G16:G18) J4 = E4+I4 G20 = G7+G13+G19 J5 = E5+I5 H16 = H3/I3*B13 J7 = E7+I7 H17 = H3/I3*C13 C10 = C3/(J3-B3)*B7 H18 = H3/I3*D13 C12 = C3/(J3-D3)*D7 H20 = H7+H13+H19 C13 = SUM (C10:C12) I10 = SUM (F10:H10) B11 = B3/(J3-C3)*C7 I11 = SUM (F11:H11) B12 = B3/(J3-D3)*D7 I12 = SUM (F12:H12) B13 = SUM (B11:B12) I13 = SUM(I10:I12) D10 = D3/(J3-B3)*B7 I16 = SUM (F16:H16) D11 = D3/(J3-C3)*C7 I17 = SUM (F17:H17) D13 = SUM (D10:D11) I18 = SUM (F18:H18) E10 = SUM (C10:D10) I19 = SUM (I16:I18) E11 = SUM (B11:D11) I 20 = I7+I13+I19 E12 = SUM (B12:C12) J10 = E10+I10 E13 = SUM (E10:E12) J11 = E11+I11 F10 = F3/(J3-B3)*B7 J12 = E12+I12 F11 = F3/(J3-C3)*C7 J13 = SUM(J10:J12) F12 = F3/(J3-D3)*D7 J16 = I16 F13 = SUM (F10:F12) J17 = I17 G10 = G3/(J3-B3)*B7 J18 = I18 G11 = G3/(J3-C3)*C7 J19 = I19 G12 = G3/(J3-D3)*D7 J20 = I20 = J7 G13 = SUM (G10:G12) H10 = H3/(J3-B3)*B7 H11 = H3/(J3-C3)*C7 H12 = H3/(J3-D3)*D7 H13 = SUM (H10:H12)
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Profil Umum RSU Methodist Medan
4.1.1. Sejarah Perkembangan
Pekerjaan pembangunan RSU Methodist Medan pertama kali dimulai pada
pertengahan tahun 1975 dalam bentuk bangunan dua lantai empat persegi panjang
pada lahan bekas sekolah Perguruan Kesatria, dan diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Oktober 1976. Setelah mengalami beberapa kali renovasi serta
penambahan bangunan-bangunan sesuai dengan kebutuhannya tanpa perencanaan
jangka panjang, maka pada pertengahan tahun 1996, 60% gedung rumah sakit
dibongkar total dan dimulai pembangunan gedung baru berlantai empat yang
kemudian diresmikan pemakaiannya pada tanggal 20 Februari 1999.
Sisa gedung lama yang 40% yang dipakai untuk pelayanan dan perawatan
pasien rumah sakit selama pembangunan berjalan, di mana tidak mungkin seluruh
kegiatan rumah sakit dihentikan, seyogianya juga akan dibongkar dan dibangun bila
pembangunan gedung utama selesai, tetapi pelaksanaannya tertunda karena gejolak
krisis moneter, hingga saat ini belum dapat dilaksanakan.
RSU Methodist memiliki fasilitas-fasilitas pelayanan antara lain: Ruang
UGD, Kamar Bedah (3 kamar operasi), Intensive Care Unit (ICU) dan Recovery,
Ruang Rawat Inap (Royal Suite, Super Vip, Vip, Klas I, Klas II, Klas III, Kebidanan
dan Neonati), Ruang Treadmill, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Ruang Radiologi
Universitas Sumatera Utara
(Rongent, CT-Scan, dan USG, Ruang Hemodialisis dan klinik-klinik praktek spesialis
antara lain Gigi, Penyakit Dalam dan Neurologi.
4.1.2. Falsafah, Visi dan Misi
Rumah Sakit Methodist Medan adalah milik Yayasan Rumah Sakit Gereja
Methodist Indonesia Gloria. Sifat corporate Rumah Sakit Methodist adalah non-
profit, sesuai dengan misi gereja yang mengutamakan segi sosial.
Falsafah RSU Methodist Medan:
Mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasien, pelayanan pengobatan
yang manusiawi dan pelayanan perawatan dengan sentuhan Kasih Tuhan.
Visi RSU Methodist Medan:
Mengobati dan melayani dengan kasih serta tercapainya derajat kesehatan
yang optimal pada pasien-pasien.
Dalam mencapai visi ini Rumah Sakit Methodist Medan telah menetapkan
misinya.
Misi Rumah Sakit Methodist Medan:
1. Turut mendukung program pemerintah di bidang kesehatan dan memuliakan
nama Tuhan melalui pelayanan kesehatan.
2. Menyelenggarakan pelayanan medis.
3. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non-medis.
4. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan.
5. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
6. Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Struktur Organisasi
Dewan direksi Rumah Sakit Methodist Medan terdiri dari 3 orang yaitu
Direktur Utama, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Wakil Direktur Keuangan dan
Administrasi. Dewan direksi diangkat oleh Yayasan Rumah Sakit Gereja Methodist
Indonesia Gloria dengan masa dinas 2 tahun. Seluruh anggota yayasan merupakan
utusan resmi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pihak Gereja Methodist Indonesia
Jemaat Gloria.
Adapun struktur organisasi Rumah Sakit Methodist Medan dapat dilihat pada
skema di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
YAYASAN RS GMI GLORIA
DIREKTUR
KOMITE MEDIK INTERNAL AUDIT
WAKIL DIREKTUR ADMINISTRASIKEUANGAN
WAKIL DIREKTUR PELAYANAN
MEDIS/PERAWATAN
MEDICAL RECORD
PERAWATAN
PERSONALIA
PENANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
ADMINISTRASI/Umum
SEKRETARIAT
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH
SAKIT
AKUNTANSI
ADM/KEUANGAN
KASIR
LOGISTIK
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
INSTALASI LABORATORIUM/KLINI
K
IMAGING
FARMASI/KAMAR OBAT
STAFF DOKTER
UNIT GAWAT DARURAT
POLIKLINIK UMUM
KLINIK GIGI
KLINIK SPESIALIS
GIZI UNIT HEMODIALISIS
Gambar 4.1. Struktur Organisasi RSU Methodist Medan
53
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Jenis Pelayanan
RSU Methodist adalah rumah sakit umum tipe B yang berlokasi di Jalan
M.H.Thamrin No. 105 Medan dengan luas lahan 3224 m2. Bentuk fisik rumah sakit
ini horizontal empat persegi panjang dan di tengah-tengah terdapat taman dan
di samping rumah sakit terdapat lapangan parkir yang cukup luas.
RSU Methodist Medan memiliki sarana pelayanan antara lain:
a. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan melayani kasus-kasus rawat jalan yang terdiri dari 2 klinik
spesialis yaitu spesialis penyakit dalam dan spesialis saraf dan satu klinik gigi.
Jumlah kunjungan keseluruhan 3925 orang pasien selama tahun 2006.
b. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi gawat darurat merupakan pintu masuk untuk kasus-kasus yang bersifat
gawat darurat dan kasus-kasus umum dan dibuka 24 jam dengan 7 (tujuh) orang
dokter jaga yang bertugas secara bergilir. Jumlah kunjungan sebanyak 5871 orang
dalam tahun 2006.
c. Instalasi Rawat Inap
Instalasi rawat inap RSU Methodist Medan memiliki kapasitas 99 empat tidur
rawat inap dengan penyebaran seperti pada Tabel 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Distribusi Tempat Tidur RSU Methodist Medan Tahun 2006
Kelas Perawatan Jumlah (Tempat Tidur)
Persentase (%)
Royal Suite 4 4,04 Super Vip 9 9,09 Vip 5 5,05 Kelas I 12 12,12 Kelas II-A 16 16,16 Kelas II-B 8 8,08 Kelas III 29 29,30 Kebidanan 3 3,03 Neonati 4 4,04 Intensive Care Unit(ICU) 9 9,09
Jumlah 99 100,00 Sumber: Bagian Umum/Administrasi RSU Methodist Medan, 2006
Dari Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa RSU Methodist adalah rumah
sakit untuk kalangan menengah kebawah di mana tempat tidur yang disediakan
sekitar 65% adalah untuk Kelas I, II dan III dan rumah sakit juga menjalankan fungsi
sosial di mana hampir sekitar 30% dari total tempat tidur yang tersedia adalah tempat
tidur untuk Kelas III. Ini sudah melebihi ketentuan atau syarat pemerintah yang
mengharuskan rumah sakit swasta minimal harus menyediakan 25% kapasitas tempat
tidurnya untuk Kelas III. Jumlah pasien rawat inap selama tahun 2006 sebanyak 3356
orang.
d. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Instalasi kebidanan dan penyakit kandungan merupakan tempat dilakukannya
tindakan-tindakan persalinan serta tindakan kecil kebidanan dan kandungan lain
seperti kuretase. Mempunyai satu ruang persalinan serta tiga tempat tidur untuk
Universitas Sumatera Utara
rawat inap ibu dan 4 tempat tidur neonati. Jumlah pasien yang dirawat adalah 25
orang.
e. Instalasi Bedah Sentral
Instalasi bedah sentral terdiri dari tiga kamar operasi di mana dua kamar operasi
untuk tindakan operasi besar (major surgery) yang terencana maupun emergency
dan satu lagi adalah kamar operasi untuk tindakan operasi kecil (minor surgery).
Jumlah tindakan operasi di kamar bedah dalam tahun 2006 adalah 314 kasus.
f. Instalasi Laboratorium
Instalasi laboratorium merupakan sarana untuk pemeriksaan penunjang diagnostik
dengan kemampuan pemeriksaan sederhana sampai yang rumit/ canggih.
g. Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi adalah sarana untuk pelayanan kefarmasian bagi pasien-pasien
RSU Methodist Medan.
h. Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi merupakan unit penunjang diagnostik untuk pemeriksaan
radiologi dengan atau tanpa bahan kontras serta pemeriksaan Ultrasonography
(USG) dan CT-Scan. Instalasi ini melayani 3457 pasien selama tahun 2006.
i. Instalasi Hemodialisis
Instalasi Hemodialisis merupakan sarana pelayanan untuk proses hemodialisis
pasien-pasien yang mengalami gagal ginjal terminal. Dengan mesin hemodialisis,
dializer, cairan dialisat darah pasien dibersihkan dari racun-racun dan sisa
Universitas Sumatera Utara
metabolisme. Jumlah tindakan hemodialisis selama tahun 2006 adalah sebanyak
1311 tindakan.
Tabel 4.2. Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Methodist Medan Januari - Desember 2006
Sodium Chloride 0,9% 1000ml 2xRp 8300.- Infusion set Spuit 20ml, 5ml, 1ml Surgical Glove Nebacetine powder 1/10 Betadine solution 10 ml Alkohol 70% 25 ml Heparin 5000 3 cc Lidocain 2ml Band aid 2 bh Microspore Gauz pad/10 buah Masker/2 buah Sodium Hypocloride (Bayclin)-desinfectant mesin Citric acid 25 gr
Jumlah 14.543,50 14.450.421,60 100,00 Sumber: Subbagian Keuangan dan Instalasi Laundry RSU Methodist Medan Tahun
2006 dengan Dasar Distribusi Berat Laundry (Data Diolah) Dari perhitungan di atas seluruh biaya variabel dapat dirangkum dalam Tabel
4.17 di bawah ini.
Tabel 4.17. Biaya Variabel Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006
No. Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%) 1. Biaya listrik 18.063.676,89 3,96 2. Biaya air 5.114.618,78 1,12 3. Bahan habis pakai 335.034.648,60 73,29 4. Honor supervisor medis 78.660.000,00 17,21 5. Insentif perawat 19.665.000,00 4,31 6. Biaya cucian 651.714,02 0,15
Jumlah 457.189.658,29 100,00
Universitas Sumatera Utara
Biaya langsung terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Pada Tabel 4.18
berikut ini menggambarkan biaya langsung beserta komponen-komponennya hasil
perhitungan di atas.
Tabel 4.18. Biaya Langsung Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006
Jenis Biaya Jumlah (Rp) Persentase (%)
Penyusutan gedung 4.871.127,04 0,79 Penyusutan mesin hemodialisis 66.026.149,80 10,64 Penyusutan peralatan medis lainnya 25.587.612,35 4,13 Penyusutan peralatan non medis 5.634.508,38 0,91
Biaya Tetap
Gaji personel 62.216.500,00 10,03 Biaya listrik 18.063.676,89 2,92 Biaya air 5.114.618,78 0.83 Bahan habis pakai 335.034.648,60 54,00 Honor supervisor 78.660.000,00 12.68 Insentif perawat 19.665.000,00 3,17
Biaya Variabel
Biaya cucian 651.714,02 0,11 Jumlah 620.525.555,86 100,00
4.2.2. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung berasal dari biaya yang terjadi di unit-unit penunjang
yang didistribusikan ke Unit Hemodialisis. Biaya yang terjadi di unit-unit penunjang
terdiri dari biaya penyusutan gedung, biaya penyusutan peralatan medis lain, biaya
penyusutan peralatan non-medis, gaji pegawai, biaya listrik dan biaya air yang terjadi
di unit penunjang tersebut. Biaya ini didistribusikan dari unit-unit penunjang tersebut
ke Unit Hemodialisis dengan menggunakan metode distribusi ganda. Distribusi ini
dilakukan secara terpisah untuk masing-masing item sehingga akan selalu tampak
item komponen tersebut di dalam biaya satuan yang dihasilkan. Untuk biaya-biaya
Universitas Sumatera Utara
yang hanya terjadi di Unit Hemodialisis seperti biaya penyusutan mesin
hemodialisis, biaya bahan habis pakai/obat, honor supervisor, insentif perawat dan
biaya cucian tidak didistribusikan karena biaya-biaya tersebut merupakan biaya
langsung yang hanya terjadi di Unit Hemodialisis.
Distribusi tahap pertama adalah melakukan alokasi biaya yang dikeluarkan
oleh setiap unit penunjang ke unit penunjang lain dan unit produksi. Pada distribusi
tahap kedua dilakukan alokasi biaya yang diterima oleh unit penunjang sebagai hasil
alokasi pertama ke seluruh unit produksi. Distribusi kedua ini dilakukan secara tuntas
sehingga tidak ada lagi biaya yang tersisa di unit-unit penunjang.
Distribusi biaya ini, baik pada tahap pertama maupun tahap kedua, dilakukan
dengan menggunakan dasar alokasi yang berbeda-beda tergantung pada jenis
pelayanan yang diberikan oleh unit penunjang yang bersangkutan dan relevan
terhadap unit-unit yang menerima alokasi tersebut.
a. Biaya penyusutan gedung
Biaya penyusutan gedung dari unit-unit penunjang didistribusikan ke seluruh
unit produksi dengan menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar alokasi
yang dipergunakan adalah perhitungan luas lantai (Tabel 4.6). Distribusi biaya
penyusutan gedung dihitung berdasarkan luas lantai dengan asumsi semakin luas
lantai tempat unit tersebut semakin besar beban biaya penyusutan gedung yang
dibebankan ke unit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan didapatkan alokasi biaya penyusutan gedung unit-unit
penunjang seperti tergambar pada Lampiran I di mana biaya yang harus dialokasikan
ke Unit Hemodialisis adalah seperti yang diuraikan pada Tabel 4.19 di bawah ini.
Tabel 4.19. Alokasi Biaya Penyusutan Gedung dari Unit-unit Penunjang ke Unit Hemodialisis RSU Metodist Medan Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan Administrasi 419.188,62 76.723,67 495.912,29 2 Laundry 666.275,93 78.492,88 744.768,81 3 IPSRS 91.015,08 25.456,49 116.471,57
Jumlah 1.357.152,67 b. Biaya penyusutan peralatan medis lain
Biaya penyusutan peralatan medis lain dari unit penunjang didistribusikan ke
seluruh unit produksi dengan menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar
alokasi yang dipergunakan adalah jumlah pemakaian listrik seperti yang diuraikan
pada Tabel 4.8. Distribusi biaya penyusutan peralatan medis lain mempergunakan
jumlah pemakaian listrik dengan asumsi makin besar jumlah pemakaian listrik makin
banyak peralatan medis yang dipakai di unit yang bersangkutan.
Dari hasil perhitungan distribusi biaya penyusutan peralatan medis unit-unit
penunjang ke Unit Hemodialisis sesuai perhitungan pada Lampiran 2, biaya yang
harus dialokasikan ke Unit Hemodialisis adalah sebagai yang diuraikan pada Tabel
4.20 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20. Alokasi Biaya Penyusutan Peralatan Medis Lain dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan Administrasi 888.979,79 113.811,10 1.002.790,89 2 Laundry 19.095,45 3.278,86 22.374,31 3 IPSRS 2.908.270,01 107.312,99 3.015.583,00
Jumlah 4.040.748,20
c. Biaya penyusutan peralatan non-medis
Biaya penyusutan peralatan non-medis dari unit penunjang didistribusikan ke
seluruh unit produksi dengan menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar
alokasi yang dipergunakan adalah jumlah pemakaian listrik seperti yang diuraikan
pada Tabel 4.8. Distribusi biaya penyusutan peralatan non medis mempergunakan
jumlah pemakaian listrik dengan asumsi makin besar jumlah pemakaian listrik makin
banyak peralatan non medis yang dipakai di unit yang bersangkutan.
Dari hasil perhitungan distribusi biaya penyusutan peralatan non medis unit-
unit penunjang ke Unit Hemodialisis sesuai perhitungan pada Lampiran 3, biaya yang
harus dialokasikan ke Unit Hemodialisis adalah sebagai yang diuraikan pada Tabel
4.21 di bawah ini.
Tabel 4.21. Alokasi Biaya Penyusutan Peralatan Non-Medis dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan Administrasi 195.757,38 25.061,72 220.819,10 2 Laundry 4.204,90 722,02 4.926,92 3 IPSRS 640.414,26 23.630,81 664.045,07
Jumlah 889.791,09
Universitas Sumatera Utara
d. Biaya gaji pegawai
Biaya gaji yang terjadi pada unit penunjang didistribusikan ke seluruh unit
produksi dengan menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar alokasi yang
dipergunakan adalah distribusi jumlah pegawai seperti yang diuraikan pada Tabel
4.22 di bawah ini. Distribusi gaji pegawai berdasarkan jumlah personil dengan asumsi
makin banyak personilnya makin besar beban gaji yang dibebankan di unit
bersangkutan.
Tabel 4.22. Data Distribusi Gaji Berdasarkan Jumlah Pegawai di RSU Methodist Medan Tahun 2006
Jumlah 219 2.883.371.792,00 100,00 Sumber: Subbagian Keuangan dan Subbagian Personalia RSU Methodist Medan
Tahun 2006 Didistribusikan Berdasarkan Jumlah Personel (Data Diolah)
Jumlah gaji seluruh pegawai RSU Methodist Medan tahun 2006 adalah
Rp. 2.883.371792,00.-
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan distribusi biaya gaji unit-unit penunjang ke Unit
Hemodialisis sesuai perhitungan pada Lampiran 4, biaya yang harus dialokasikan ke
Unit Hemodialisis adalah sebagai yang diuraikan pada Tabel 4.23 berikut ini.
Tabel 4.23. Alokasi Biaya Gaji Pegawai dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan Administrasi 10.179.959,72 2.522.975,75 12.702.935,47 2 Laundry 2.225.253,17 911.464,43 3.136.717,60 3 IPSRS 13.518.115,50 2.544.659,05 16.062.774,55
Jumlah 31.902.427,62 e. Biaya listrik
Walaupun Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan telah menanggung biaya
listrik yang terjadi di Unit Hemodialisis sebagai biaya variabelnya, juga harus
menerima biaya listrik yang terjadi di unit-unit penunjang terkait sebagai biaya tak
langsung. Biaya listrik yang terjadi di unit-unit penunjang didistribusikan ke seluruh
unit produksi dengan menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar alokasi
yang dipergunakan adalah jumlah pemakaian listrik di masing-masing unit seperti
yang diuraikan pada Tabel 4.8. Distribusi biaya listrik mempergunakan jumlah
pemakaian listrik secara proporsional di masing-masing unit pelayanan.
Dari hasil perhitungan distribusi biaya listrik dari unit-unit penunjang ke Unit
Hemodialisis sesuai perhitungan pada Lampiran 5, biaya yang harus dialokasikan ke
Unit Hemodialisis adalah sebagai yang diuraikan pada Tabel 4.24 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24. Alokasi Biaya Listrik dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan administrasi 627.578,82 80.345,40 707.924,22 2 Laundry 13.480,51 2.314,73 15.795,24 3 IPSRS 2.053.104,80 75.758,03 2.128.862,83
Jumlah 2.852.582,29 g. Biaya air
Walaupun Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan telah menanggung biaya
air yang terjadi di Unit Hemodialisis sebagai biaya variabelnya juga harus menerima
biaya air yang terjadi di unit-unit penunjang terkait sebagai biaya tak langsung. Biaya
air yang terjadi di unit-unit penunjang didistribusikan ke seluruh unit produksi dengan
menggunakan metode distribusi ganda. Sebagai dasar alokasi yang dipergunakan
adalah luas lantai di masing-masing unit seperti yang diuraikan pada Tabel 4.6.
Distribusi biaya air berdasarkan luas lantai dengan asumsi makin luas unit pelayanan
makin banyak pemakaian air.
Dari hasil perhitungan distribusi biaya air dari unit-unit penunjang ke Unit
Hemodialisis sesuai perhitungan pada Lampiran 6, biaya yang harus dialokasikan ke
unit Hemodialisis adalah sebagai yang diuraikan pada Tabel 4.25 di bawah ini.
Tabel 4.25. Alokasi Biaya Air dari Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis Tahun 2006
No Unit Penunjang Alokasi I Alokasi II Jumlah 1 Direktur dan Administrasi 439.349,47 80.413,69 519.763,16 2 Laundry 698.320,41 82.267,99 780.588,40 3 IPSRS 95.392,44 26.680,81 122.073,25
Jumlah 1.422.424,81
Universitas Sumatera Utara
Jadi dari perhitungan di atas seperti yang terlihat pada Tabel 4.19, Tabel 4.20,
Tabel 4.21, Tabel 4.23, Tabel 4.24 dan Tabel 4.25 dapat diketahui besarnya biaya
tidak langsung yang dialokasikan dari unit-unit penunjang ke Unit Hemodialisis RSU
Methodist Medan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.26 di bawah ini.
Tabel 4.26. Alokasi Biaya Tidak Langsung dari Unit-Unit Penunjang ke Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006
Asal Biaya
Jenis Biaya Dir & Adm Laundry IPSRS
Jumlah %
Peny. gedung 495.912,29 744.768,81 116.471,57 1.357.152,67 3,20 Peny. peral. medis lain 1.002.790,89 22.374,31 3.015.583,00 4.040.748,20 9,52 Peny.peral. non medis 220.819,10 4926,92 664.045,07 889.791,09 2,10 Gaji pegawai 12.702.935,47 3.136.717,60 16.062.774,55 31.902.427,62 75,13 Biaya listrik 707.924,22 15.795,24 2.128.862,83 2.852.582,29 6,72 Biaya air 519.763,16 780.588,40 122.073,25 1.422.424,81 3,35
Jumlah 15.650.145,13 4.705.171,28 22.109.810,27 42.465.126,68 100,00
4.2.3. Biaya Total
Setelah didapatkan perhitungan biaya langsung dan biaya tidak langsung,
selanjutnya hasil kedua biaya tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh angka total
biaya di Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan periode Januari-Desember 2006
dengan rincian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.27. Biaya Total Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan Tahun 2006
Komponen Biaya Jumlah
(Rp)
Persentase (%)
Penyusutan gedung 4.871.127,04 0,74 Penyusutan mesin hemodialisis 66.026.149,80 9,96 Penyusutan peralatan medis lain 25.587.612,35 3,86 Penyusutan peralatan non medis 5.634.508,38 0,85
Jumlah pendapatan yang sebenarnya dari Unit Pelayanan Hemodialisis RSU
Methodist Medan selama tahun 2006 yang didapat dari laporan keuangan rumah sakit
selama 2006 seperti tertera pada Tabel 5.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Pendapatan yang Sebenarnya Unit Hemodialisis RSU Methodist yang Diperoleh dari Laporan Keuangan Rumah Sakit Selama Tahun 2006
No. Bulan Penghasilan (Rp) 1. Januari 25.630.000.- 2. Februari 37.192.000.- 3. Maret 38.328.000.- 4. April 32.902.000.- 5. Mei 40.966.000.- 6. Juni 61.036.000.- 7. Juli 63.193.000.- 8. Agustus 77.090.000.- 9. September 66.368.000.- 10. Oktober 77.468.000.- 11. Nopember 73.588.000.- 12.. Desember 65.138.000.-
Jumlah 658.899.000.- Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Rekam Medis RSU Methodist
Medan Tahun 2006 (Data Diolah)
Pendapatan seharusnya adalah nilai moneter pendapatan yang didapatkan dari
hasil perkalian antara tarif dengan jumlah pelayanan hemodialisis yang diberikan.
Sedangkan pendapatan sebenarnya adalah sejumlah nilai moneter pendapatan yang
diperoleh dari pendapatan realita laporan keuangan.
Dari Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 didapatkan bahwa ada selisih antara pendapatan
sebenarnya dan pendapatan seharusnya sebesar Rp. 24.261.000.- Hal ini disebabkan
adanya keringanan yang diberikan kepada pasien tertentu atas dasar permintaan dan
rekomendasi dari pihak Yayasan Rumah Sakit Gereja Methodist Indonesia Gloria/
Gereja Methodist Indonesia Jemaat Gloria sebagai wujud dari fungsi sosial lembaga
keagamaan.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Total Financial Requirements Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan
Dibandingkan dengan tarif hemodialisis yang berlaku biaya satuan yang
didapat dalam penelitian ini masih lebih rendah, dengan demikian tarif yang berlaku
sebenarnya masih dapat menutupi biaya yang dikeluarkan Unit Hemodialisis RSU
Methodist Medan tetapi dalam perhitungan total financial requiments yang didapat
yaitu Rp. 662.990.682,54.- (Tabel 4.27). Secara keseluruhan masih lebih tinggi dari
penghasilan Unit Hemodialisis RSU Methodist yang sebenarnya yaitu
Rp. 658.899.000.- (Tabel 5.2), Jadi ternyata Unit Hemodialisis RSU Methodist
Medan masih mengalami defisit sebesar Rp. 4.091.682,54.- selama tahun 2006.
Dengan perkataan lain ternyata Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan masih
memberikan subsidi sebesar rata-rata Rp. 3.121,04 untuk setiap tindakan hemodialisis
selama tahun 2006. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pihak yayasan rumah sakit
yang memberikan potongan khusus untuk pasien-pasien kurang mampu sebesar Rp.
24.261.000.- selama tahun 2006 sebagai wujud fungsi sosial rumah sakit yang
berbasis keagamaan.
5.3. Biaya Satuan Versus Tarif
Biaya satuan yang didapat sebesar Rp. 505.713,72.- sebenarnya masih
di bawah tarif hemodialisis yang berlaku di rumah sakit. Untuk yang single use
di mana tarif yang berlaku Rp. 600.000.- per kali hemodialisis terdapat profit yang
cukup besar yaitu Rp. 94.286,28 (15,72%), dan untuk tarif hemodialisis reuse dengan
tarif Rp. 520.000.- per kali hemodialisis masih memberikan profit walaupun sedikit
Universitas Sumatera Utara
yaitu Rp. 14.286,28.- (2,75%) per kali hemodialisis sehingga secara perhitungan Unit
Hemodialisis masih dapat menutupi biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan
pelayanan hemodialisis.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Kebijakan pentarifan Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan dilakukan tidak
mengacu kepada kaidah ekonomi kesehatan yang berlaku, khususnya tidak
dilakukan dengan menggunakan metode analisis biaya satuan.
2. Dengan pengolahan data secara double distribution method Unit Hemodialisis
RSU Methodist Medan selama tahun 2006 memerlukan total biaya sebesar
Rp. 662.990.682,54 dalam melakukan 1311 kali tindakan hemodialisis, sedangkan
penghasilan sebenarnya dari Unit Hemodialisis RSU Methodist Medan selama
tahun 2006 adalah Rp. 658.899.000,00. Dengan demikian didapat defisit sebesar
Rp. 4.091.682,54 untuk seluruh tindakan hemodialisis selama tahun 2006.
3. Dari penelitian di atas didapat biaya satuan untuk tindakan hemodialisis selama
tahun 2006 adalah Rp. 505.713,72 per kali tindakan hemodialisis.
4. Biaya satuan yang didapat yaitu Rp. 505.713,72 lebih rendah dari tarif
hemodialisis yang berlaku yaitu Rp. 600.000,00.- per kali tindakan hemodialisis
untuk single use dan juga lebih rendah dari tarif tindakan hemodialisis reuse yang
tarifnya Rp. 520.000.-.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tarif hemodialisis yang ditentukan
RSU Methodist Medan sejak tahun 2003 di mana untuk single use maupun reuse
Universitas Sumatera Utara
masih dapat menutupi biaya satuan yang dibutuhkan per kali hemodialisis. Untuk
single use tarif masih lebih besar Rp. 94.286,28 (15,72%) di atas biaya satuan per
kali hemodialisis sedangkan untuk reuse tarif berada sedikit di atas biaya satuan
yaitu Rp. 14.286,28 (2,75%) per kali hemodialisis, tetapi secara keseluruhan Unit
Hemodialisis mengalami defisit atau rumah sakit memberikan subsidi kepada
pasien karena pemberian potongan khusus kepada pasien tertentu atas permintaan
pihak yayasan sebagai wujud fungsi sosial sebagai rumah sakit keagamaan.
5. Dari penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata satu mesin hanya melayani 1,05
pasien per hari kerja. Dengan waktu hemodialisis yang rata-rata 3,4 jam per
pasien per kali hemodialisis ditambah waktu persiapan (priming time) serta waktu
mengakhiri hemodialisis (ending time) maka diperkirakan satu pasien
memerlukan waktu rata-rata 4-5 jam per pasien per kali hemodialisis. Dengan
demikian sebenarnya mesin akan sangat efisien jika dapat dipakai untuk minimal
2 tindakan per hari per mesin hemodialisis.
6. Walaupun pelayanan hemodialisis di RSU Methodist Medan untuk tahun 2006
secara keseluruhan mengalami defisit tetapi dengan adanya Unit Hemodialisis dan
pasien-pasiennya ini telah memberikan intangible benefits kepada rumah sakit
antara lain pemanfaatan unit produksi lain seperti laboratorium klinik, radiology,
kamar obat, pemanfaatan kamar untuk opname dan lainnya. Unit Hemodialisis
juga sebagai pelengkap pelayanan terhadap pasien yang membutuhkan. Dengan
demikian walaupun mengalami defisit Unit Hemodialisis ini semestinya tetap
dipertahankan sambil dicari jalan perbaikan kinerja dan tarif yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran
6.2.1. Saran untuk Pihak Manjemen Rumah Sakit
a. Meningkatkan kinerja Unit Hemodialisis dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian mesin atau dengan perkataan lain jumlah pasien yang dilayani
diperbanyak, sehingga mesin tidak �idle� (menganggur).
b. Untuk menutupi defisit, tarif tindakan hemodialisis reuse yang memiliki
margin keuntungan yang sangat tipis (2,75%) disarankan untuk ditetapkan
lebih jauh di atas harga biaya satuan yang didapat dalam penelitian ini
sesuai dengan profit yang diinginkan pihak rumah sakit.
c. Disarankan pihak rumah sakit lebih selektif dalam pemberian subsidi atas
permintaan pihak yayasan dengan lebih memperketat ketentuan dan
kriteria dalam memberikan potongan khusus kepada pasien kurang
mampu.
6.2.2. Saran untuk Peneliti Lain
a. Penelitian yang sama dapat dilakukan di unit-unit pelayanan rumah sakit
yang lain sehingga tarif yang berlaku adalah berdasarkan unit cost
sehingga tarif yang ditentukan memberikan profit sesuai dengan keinginan
pihak manajemen rumah sakit.
b. Penelitian ini dapat lebih dikembangkan lagi sehingga didapatkan suatu
formulasi tarif yang benar-benar dapat bersaing di era globalisasi.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Adomakoh, S.A, Adi C.N, Fraser, H.S, Nicholson, G.D,. 2004. Dialysis in Barbodos: the Cost of Hemodialysis Provision at Queen Elizabeth Hospital. Rev. Panam Salud Publica.
Tarif Rumah Sakit, Jakarta. Brown, C. 2001. Current Opinion and Controversies of Dialyzer Reuse. Saudi Journal
of Kidney Diseases and Transplantation. Vol 12;Issue 3;Page 352-363 Cleverley, W.O, 1986. Essentials of Health Care Finance, Aspen Publishers, Inc,
Rockville, Aryland. Depkes RI., 1992, Modul Pelatihan Rumah Sakit, Penganggaran dan Penetapan Tarif.
Vo. 3. Jakarta. Depkes RI., 1997. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pola
Tarif Rumah Sakit Pemerintah, Jakarta. Depkes RI. 1999. Modul Pelatihan Perhitungan Unit Cost Rumah Sakit, Ditjen
Pelayanan Medik, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Finkler, S A. 1994. Cost Accounting for Health Care Organizations, Aspen Publishers, Inc., Gaithersburg, Mirlenand.
FKM UI. 1998. Ekonomi Layanan Kesehatan, Program Studi Kajian Administrasi
Rumah Sakit Universitas Indonesia, Jakarta. Fresinius Medical Care. 2001, Manual Prosedur Klinis Hemodialisis Gani, A. 1990. Pricing Policy untuk Rumah Sakit, Kursus Manajemen Rumah Sakit
Pasca Kongres PERSI 1990, IRSJAM, Jakarta. Gani, A. 1992a. Pentarifan Rumah Sakit, Pelatihan Pelaksanaan RS. Unit Swadana di
5 Rumah Sakit, Dirjen Yanmed Depkes RI Gani, A. 1992b. Analisis Biaya Rumah Sakit, FKM UI. Jakarta. Gani, A., 1996. Analisa Biaya dan Break Even Point Rumah Sakit, Cisarua, Bogor. Gani, A., 2002a. Rumah Sakit Sebagai Public Enterprise, Jurnal Manajemen &
Administrasi Rumah Sakit Indonesia, Vol 3, No.2. Gani, A., 2002b. Perimbangan Pembiayaan Rumah Sakit Dalam Konteks
Kebijaksanaan Desentralisasi, Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia, Vol 3, No.2.
Gani, A, 1995, Teori Biaya. Buku Panduan Analisis Biaya dan Penyesuaian Tarif
Pelayanan Kesehatan di Indonesia, FKM UI.Jakarta. Hansen, DR, Mowen, MM., 2000. Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian,
Edisi Pertama Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Isanov, D., 2003, Analisis Biaya Satuan Kamar Operasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Dumai, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Kotler, P., 2002. Management Pemasaran, Edisi Milenium, Prenhallindo, Jakarta. Kusnadi, D, Mencari Bentuk dan Kelembagaan Rumah Sakit, Harian Pikiran Rakyat,
25 Januari 2007.
Universitas Sumatera Utara
Lameire, N., 2002. Management of Hemodialysis Patient: A Europen Perpective. Blood Purification.
Lazuardy, L., Penetapan Tarif Rasional Berdasarkan Biaya Satuan dan Kemampuan
Membayar Masyarakat di Poliklinik Kesehatan Gigi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun Anggaran 1996/1997
Ludigdo, U., 2001. Strategic Cost Management: Suatu Perspektif Perkembangan
EGC. Pasten,S., Bailey,J. 1998. Medical Progress: Dialysis Therapy. New England Journal
of Medicine, 338 (20), 1428-1437 Porter. ME. 1994. Keunggulan Bersaing, Binarupa Aksara, Jakarta. Shepard, DS, et al. 2000. Analysis of Hospital Cost: A Manual for Managers, World
Health Organization, Geneva. Sjaaf, AC. 1994. Pengawasan Biaya di Rumah Sakit; Keputusan Manajerial dalam
Lingkup Akuntansi Biaya, Jurnal Administrasi Rumah Sakit, Vol 1, No.4. Sjaaf, AC., 2000. Analisis Biaya Layanan Kesehatan Rumah Sakit, Program studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit, Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sjaaf, AC., 1998. Analisis Biaya-Volume-Profit (Cost-Volume-Profit), Program Studi
Kajian Administrasi Rumah Sakit, Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Supriyono, RA., 1999. Akuntansi Manajemen I, Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
dan Proses Perencanaan, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Sulastomo. 2003. Manajemen Kesehatan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Soeparman, Waspadji, S., 1990. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI-Jakarta.
Suver, JD., 1995. Management Accounting for Healthcare Organizations, Fourth
edition, Healthcare Financial Management Association and Precept Press, Westchester, Illionis.
Tambunan, L. 2001. Akuntansi Biaya, Konsep, Sistem dan Metode, Edisi 2, Penerbit
Universitas HKBP Nommensen, Medan. Thabrany, H dan Najib, M. 1996. Penetapan Tarif Rumah Sakit.Buku Rujukan
Analisis Biaya dan Penyesuaian Tarif Pelayanan Kesehatan di Indonesia, FKM UI, Jakarta.
Tim LPPM. 1996. Penetapan Tarif Dalam Manajemen Pemasaran. LPPM. Jakarta. Trisnantoro, L. 1994. Konsep Penetapan Tarif Dalam Manajemen Rumah Sakit, MM.
UGM. Trisnantoro, L. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen
Rumah Sakit, Cetakan Pertama, Penerbit Gajah Mada University Press. Trisnantoro, L. 2006. Tarif Pelayanan Kesehatan: Sekarang dan Kecenderungannya,