i TESIS PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SI-KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Oleh: AHMAD RIFA’I SUBAGIYO NIM : S540209202 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
75
Embed
TESIS PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH …...Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. ... pengumpulan data
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TESIS
PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN METODE
DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
SI-KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Oleh:
AHMAD RIFA’I SUBAGIYO NIM : S540209202
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii
2010
iii
PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga (MKK)
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
AHMAD RIFA’I SUBAGIYO
S. 540209202
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iv
ABSTRAK
Ahmad Rifa’i Subagiyo, S. 540209202, 2010. Perbedaan Pembelajaran Metode Ceramah Dan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) Pogram studi (Prodi) Strata 1 (S1) Keperawatan STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Muhammadiyah Lamongan. Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mahasiswa dengan menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan post test only. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan semester IV. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah semua mahasiswa semester IV Prodi S1 Keperawatan yang jumlah 98 mahasiswa. Teknik sampling pada penelitian ini adalah teknik exhausted sampling yang mengambil semua anggota populasi digunakan sebagai sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 49 mahasiswa. Kelompok yang pertama diberikan perlakuan dengan metode ceramah dan kelompok yang kedua diberikan perlakuan metode demonstrasi. Variabel bebas adalah metode ceramah, dan metode demonstrasi sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan tes soal pada ujian akhir semester untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa. Teknik analisis data menggunakan uji t dengan uji pra syarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, dengan taraf signifikansi penelitian 5% atau α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan, nilai rerata untuk prestasi belajar pada metode ceramah 23,85 dan nilai rerata untuk prestasi belajar pada metode demonstrasi 23,36, dan pada uji statistik dengan menggunakan uji t nilai ρ = 0,154.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan penggunaan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran demonstrasi terhadap prestasi belajar mahasiswa di Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Demonstrasi, Prestasi Belajar
v
Abstract
Ahmad Rifa'i Subagiyo, S. 540209202, 2010. Differences of the use lecture learning method and methods of demonstration to the achievement learnt KDM (Kebutuhan Dasar Manusia) in study program S1 (Strata) Nurse STIKES Muhammadiyah Lamongan, health professions education postgraduate medical education, Sebelas Maret University.
The research aimed to know the existence or nonexistence of the effect of the use lecture learning method and methods of demonstration to the achievement learnt in study program S1-Nursing STIKES Muhammadiyah Lamongan, health professions education postgraduate medical education, Sebelas Maret University.
The design of doing the research was quasy experiment with post test only. The population was all student of study program S1- Nursing semester IV STIKES Muhammadiyah Lamongan. Technical sampling in this study were technical sampling jenuh have all members of the population sampling technique used as sample, ass much 98 students and than devided into 2 groups the first group treated with the lecture method and the second group using the method of treatment demonstration. The variabel independent is lecture method, demonstration method variabel dependent is achievement learnt. The technique data collection is used a question test to know the achievement learn of student. For the data analyzing, the research used T-Test with the prerequisite test normally test, and homogeneity test with significant level 5% or α = 0,05.
The research result mean achievement academic for lecture learning method is 23,85 and mean achievement learnt for demonstration method is 23,36, and statistical test by using T test values of p=0,154.
Based on the research results it could be concluded that there is not different significant of the used lecture learning method and methods of demonstration to the achievement learnt in study program S1-Nurse STIKES Muhammadiyah Lamongan. keyword : lecture method, the method demonstration, academic achievement
vi
PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Disusun oleh
AHMAD RIFA’I SUBAGIYO
S. 540209202
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal : ……………………… Pembimbing I Pembimbing II Prof.Dr. Satimin Hadiwidjaja, dr. PAK MARS Dr.Nunuk Suryani, MPd NIP.19460405 197603 1 001 NIP.19661108 199003 2 001
Mengetahui :
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr.MM, M.kes, PAK NIP. 19480313 197610 1 001
vii
TESIS
PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MAHASISWA S1-KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
Disusun oleh
AHMAD RIFA’I SUBAGIYO
S. 540209202
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal : …………… Jabatan : Nama Tanda Tangan
Ketua : Prof. Didik Tamtomo, dr. PAK. MM. M.Kes ……………... NIP. 19480313 197610 1 001
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi MKK Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM.M.Kes.PAK NIP. 1957 0820 198503 1004 NIP. 194803131976101001
viii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : AHMAD RIFA’I SUBAGIYO
NIM : S. 540209202
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis saya yang berjudul :
PERBEDAAN PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN
METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA KULIAH KDM II PRODI S1-KEPERAWATAN STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN adalah benar-benar karya otentik
saya sendiri. Hal-hal yang terdapat dalam tesis ini dan yang bukan karya saya
diberi tanda kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila diketahui di
kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, ..............................
Yang membuat pernyataan,
AHMAD RIFA’I SUBAGIYO
9
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini pada Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga, minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program
PASCASARJANA Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul : PERBEDAAN
PEMBELAJARAN METODE CERAMAH DAN METODE
DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH
KDM II PRODI S1-KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
LAMONGAN Penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Muh. Syamsulhadi,dr. Sp.Kj, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan Pascasarjana(S-2).
2. Prof. Suranto, Drs. MSc. PhD. selaku Direktur Program PASCASARJANA Universitas
Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun tesis ini.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr. MM. M.Kes.PAK, selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menempuh pendidikan Pascasarjana (S-2) pada Program Studi
Kedokteran Keluarga
4. Prof Dr. Satimin Hadiwidjaja. dr. PAK. MARS selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan perhatiannya kepada penulis, sejak awal hingga
selesainya penulisan proposal tesis ini
10
5. Dr.Nunuk Suryani MPd selaku pembimbing II yang dengan penuh kesungguhan
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan proposal tesis ini.
6. Ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan , Bapak H. Budi Utomo, M.Kes. yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dalam penyusunan tesisi
ini.
7. Segenap Civitas Akademika STIKES Muhammdiyah Lamongan, atas kerjasamanya
sehingga penulis mendapatkan fasilitas dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian
proposal tesis ini.
8. Para mahasiswa (sebagai informan penelitian) atas kesediaannya memberikan masukan
kepada penulis sebagai sumber data penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam
penyusunan proposal tesis ini.
Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan, mahasiswa dan
para pembaca yang budiman, namun penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu
penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati demi
kebaikan bersama.
Akhirnya dengan tulus penulis berdoa semoga amal kebaikan semua pihak mendapatkan
pahala dan imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Surakarta, ………………….
Ahmad Rifa’i Subagiyo
11
12
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
ABSTRAK.................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iv
PERNYATAAN .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
1. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar ............................. 7
2. Prestasi Belajar ............................................................................ 38
B. Peneliti Terdahulu .............................................................................. 44
C. Kerangka Berpikir............................................................................... 45
D. Hipotesis penelitian............................................................................ 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... 47
B. Populasi, sampel dan sampling .......................................................... 47
1. Populasi ........................................................................................ 47
2. Sampel .............................................................................. ........... 47
(k) Memuji dan membesarkan mahasiswa yang tergiat dalam proses penemuan.
(l) Membantu mahasiswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan
Belajar melalui penemuan sesuai bentuk-bentuk belajar pemecahan masalah dan
dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara
47
perseorangan atau kelompok kecil (3 sampai 5 orang). Empat melaksanakannya pun dapat di
dalam atau di luar kelas.
j) Metode Latihan dan Praktek
Dalam belajar verbal atau belajar ketrampilan, meningkatkan kemampuan hasil belajar dapat
dicapai melalui latihan dan praktek. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-
ulang suatu hal sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan, sedangkan praktek biasanya
dilakukan suatu kegiatan dalam situasi sebenarnya, sehingga memberikan pengalaman belajar
yang bersifat langsung.
Bentuk belajar seperti mempelajari bahasa, dan bentuk belajar ketrampilan seperti olah raga
atau pendidikan ketrampilan vokasional memerlukan bentuk-bentuk kecakapan yang dapat
dipertunjukkan dalam kondisi yang sebenarnya. Kecakapan demikian dapat dicapai melalui
latihan atau praktek sehingga kecakapan yang diharapkan dimiliki mahasiswa dapat benar-benar
dimiliki.
Latihan dan praktek dapat dilaksanakan secara perseorangan, kelompok, atau klasikal.
Menentukan apakah latihan yang dilaksanakan bersifat perseorangan, kelompok atau klasikal,
didasarkan atas memadainya sarana prasarana yang tersedia. Namun demikian, makin sedikit
jumlah yang ditangani dalam praktek dan latihan, makin memeroleh hasil yang lebih baik.
Langkah-langkah dalam melaksanakan latihan dan praktek baik untuk belajar verbal maupun
belajar ketrampilan sebagai berikut:
(1) Guru/dosen memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan yang menjadi
dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilatihkan.
48
(2) Guru/dosen mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar
sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk belajar verbal yang dipertunukkan
adalah pengucapan atau penulisan kata atau kalimat.
(3) Jika belajar dilakukan secara kelompok atau klasikal, guru/dosen dapat meminta salah
seorang untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru/dosen, sementara mahasiswa lain
memperhatikan.
(4) Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru/dosen sehingga dicapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan.
Pelaksanaan latihan dan praktek akan lebih mencapai keaktifan jika dibantu alat-alat yang
sesuai dengan kebutuhan. Alat-alat tersebut dapat berbentuk alat-alat sederhana, atau alat
simulasi yang canggih. Suatu hal yang tidak boleh diabaikan adalah bimbingan guru/dosen
dalam latihan maupun praktek.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar seringkali diidentikkandengan nilai yang telah dicapai. Apabila seseorang
mempunyai nilai yang tinggi, berarti ia telah mencapai suatu prestasi yang tinggi pula. Pendapat
tersebut tidak sepenuhnya benar karena prestasi belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh
mahasiswa akibat dari usaha belajarnya. Arifin, (1990:34) menjelaskan bahwa prestasi belajar
adalah suatu masalah yang paranial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang
hidupnya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya. Selanjutnya
Arifin juga mengemukakan empat fungsi utama prestasi belajar, yaitu
a. Sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa.
b. Lambang keingintahuan
c. Indikator tingkat produktivitas dan tingkat kesuksesan mahasiswa di masyarakat, dan
d. Indikator daya serap mahasiswa.
49
Dari keempat fungsi utama prestasi belajar di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
prestasi bukan hanya sebagai nilai yang telah dicapa, akan tetapi sebagai taraf pemuasan hasrat
dan keinginan yang dapat dijadikan indikatos produktivitas dan kesuksesan suatu institusi
pendidikan.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1976) kata prestasi diartikan sebagai hasil yang dicapai.
Sedangkan prestasi belajar merupakan indikator kualitas dari pengetahuan yang telah dikuasai
oleh mahasiswa. Di sisi lain prestasi belajar mahasiswa merupakan hasil dari suatu system
pendidikan, sehingga tingkat keberhasilannya ditentukan oleh eemen-elemen dalam system itu
sendiri, seperti motivasi sebagai raw input, dan peranan guru/dosen sebagai instrument input
(Abdulah, 1985:12).
Prestasi belajar merupakan salah satu parameter untuk memahami tingkat keberhasilan seorang
mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diikutinya di sekolah. Dengan demikian
prestasi belajar seorang mahasiswa dapat ditandai dari hasil belajar dalam batas rangking
tertentu. Batas ranking tersebut dapat dijadikan ukuran penentuan keberhasilan mahasiswa
setelah mengikuti proses pendidikan di sekolah. Senada dengan pengertian di atas, Djamarah
(1984:19) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan dan diciptakan baik secara individual maupun kelompok.
Pendapat Bloom (Nana Sudjana, 1992:180)menyebutkan bahwa prestasi belajar mahasiswa
dapat dirujuk pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selanjutnya dikatakan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain, yakni
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan
yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan proses belajar baik dalam bidang studi tertentu
maupun dalam suatu cakupan kurikulum sekolah dengan menggunakan tes yang standart dan
50
reliable sebagai tolok ukur untuk mengetahui adanya perubahan dalam aspek kecakapan,
tingkah laku, dan ketrampilan yang dimiliki mahasiswa.
1) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar seorang mahasiswa dipengaruhi factor yang merupakan hasil interaksi factor-
faktor tersebut (Slamet,1991). Faktor-faktor tersebut dapat bersifat internal yaitu keadaan
mahasiswa itu sendiri seperti, keadaan fisik dan psikologisnya. Sedangkan yang bersifat
eksternal adalah keadaan di luar mahasiswa seperti kondisi keluarga, lingkungan, sekolah, dan
masyarakat. Menurut Clark (1991), prestasi belajar mahasiswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan mahasiswa sendiri, sedangkan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa menurut Sadiman
(1990:82) adalah sebagai berikut:
a) Faktor dari lingkungan mahasiswa meliputi:
(1) Lingkungan keluarga
(a) Orang tua
Orang tua berpengaruh sangat besar terhadap prestasi belajar anak-anaknya. Menurut Ahmadi
dalam tehnik belajar yang tepat:
Adapun hubungan orang tua dan anaknya yang baik adalah hubungan penuh pengertian yang
disertai dengan bimbingan dan bila perlu belajar anak. Begitu juga contoh sikap yang baik dari
orang tua sangat mempengaruhi belajar anak (Ahmadi, 1982:82).
(b) Suasana rumah
51
Suasana rumah yang selalu gadu, tegang, banyak terjadi perselisihan antar anggota keluarga
tidak akan mendukungprestsi belajar mahasiswa.
(c) Ekonomi keluarga
Faktor ekonomi juga menentukan prestasi belajar. Dalam hal alat-alat sekolah misalnya,
mahasiswa dari golongan kaya akan dapat membeli alat-alat sekolah dengan mudah, sedangkan
mahasiswa dari golongan kurang mampu kurang dapat memenuhi kebutuhan akan alat-alat
tersebut. Keadaan ini menyebabkan mahasiswa yang kurang mampu merasa kecewa, dan putus
asa sehingga dorongan belajar menjadi kurang.
(2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah terkadang juga menjadi hambatan bagi mahasiswa termasuk dalam hal ini:
(1) cara penyajian pelajaran yang kurang tepat, baik mengenai metode dan kesiapan guru/dosen,
(2) hubungan antara guru/dosen dan mahasiswa yang kurang harmonis, (3) hubungan antar
mahasiswa yang kurang harmonis, (4) kurang tersedianya alat-alat belajar, (5) jadwal pelajaran
yang kurang sesuai.
(3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang menghambat kemajuan prestasi belajar mahasiswa adalah sebagai
berikut:
(a) Media masa seperti bioskop, radio, tv, surat kabar, majalah, play station. Semuanya dapat
memberi pengaruh yang kurang baik kepada mahasiswa karena mahasiswa akan berlebihan
dalam menonton atau membaca, bahkan apabila tidak dikendalikan akan mengendurkan
semangat belajar.
(b) Teman bergaul yang memberikan pengaruh kurang baik akan menyebabkan terbengkalainya
tugas-tugas belajar karena bermain-main dengan teman.
52
(c) Kegiatan masyarakat misalnya tugas-tugas organisasi yang berlebihan sehingga factor
kesempatan dan waktu untuk belajar terpakai untuk kegiatan tersebut.
b) Faktor dari dalam diri mahasiswa
Faktor dalam diri mahasiswa merupakan biologis yang meliputi:
(1) Kesehatan
Kesehatan adalah factor yang sangat penting dalam belajar. Mahasiswa yang tidak sehat tidak
akan dapat belajar dengan baik. Konsentrasi akan terganggu sehingga pemahaman materi
menjadi sukar. Begitu pula jika badan tidak sehat akan membuat mahasiswa tidak akan lama
dan mudah capek ketika belajar. Betapa cerdas dan rajin seorang mahasiswa, jika sedang sakit
pasti sukar untuk memusatkan perhatian dan pikiran terhadap materi pelajaran sehingga
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
(2) Cacat badan
Bagi mahasiswa yang mengalami cacat badan akan senantiasa mempengaruhi proses belajar dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
2) Indikator Keberhasilan Belajar Mahasiswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar tentu diperlukan indicator yang menjadi petunjuk
yakni, dilihat melalui proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan oleh guru/dosen. Hal-hal
berikut adalah indicator keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu atau kelompok. Untuk mengetahui prestasi tersebut diadakan evaluasi berupa tes lisan,
tulis ataupun ketrampilan. Bahri (2002:120), memberikan taraf atau tingkatan keberhasilan
mengenai prestasi belajar sebagai berikut:
a) Istimewa/maksimal; apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh
mahasiswa.
53
b) Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76 % s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh mahasiswa.
c) Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% dikuasai oleh
mahasiswa
d) Kurang: apabila bahan pelajaran yang dikuasai mahasiswa kurang dari 60%
Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh mahasiswa baik secara
individual ataupun secara kelompok.
B. Peneliti yang relevan
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Hanik Mudayati (2008) yang berjudul “ hubungan
persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran dan penguasaan materi dosen dengan prestasi
belajar mahasiswa” disimpulkan bahwa:
Ada hubungan positf persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran dengan nilai indeks
prestasi belajar sebesar 0,026.
Ada hubungan positif penguasaan materi dosen dengan nilai indeks prestasi mahasiswa 0,362
Persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan dan penguasaan materi dosen
mempengaruhi nilai indeks prestasi mahasiswa sebesar 74,3%.
Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, persamaan
tersebut terletak pada variabel Metode Pembelajaran dan Prestasi belajar akan tetapi peneliti
ingin lebih menggali metode yang efektif untuk meningkatkan prestasi belajar.
54
Kerangka Berpikir
55
Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan antara penggunaan pembelajaran metode ceramah dan metode demonstrasi
dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen kuasi atau semu.
Desain ini berupaya untuk mengungkapkan perbedaan dengan cara melakukan perlakukan
pada kelompok metode ceramah dan kelompok demonstrasi. Setelah pemberian perlakuan
selesai diadakan pengukuran kepada kelompok perlakuan baik kelompok metode ceramah
maupun metode demonstrasi.
B. Populasi, Sampel dan sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah mahasiswa semester IV
Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan, dengan jumlah keseluruhan
98 mahasiswa.
2. Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa semester IV Prodi S-
1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan sejumlah 98 mahasiswa.
3. Teknik Sampling
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan untuk meminimalkan kesalahan
maka teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah exhausted sampling yaitu
pada mahasiswa semester IV Prodi S1-Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
57
C. Variabel Penelitian
Variable penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas : metode ceramah dan metode demonstrasi
2. variabel terikat : prestasi belajar
D. Definisi Operasional
1. Metode pembelajaran ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan kuliah/pelajaran dengan
komunikasi lisan dari pendidik ke peserta didik. Dapat dikatakan metode ceramah sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan
kepahaman peserta didik.
a. Alat ukur
1) Rencana pelaksanaa pembelajaran (RPP)
2) Soal ujian mata kuliah KDM II.
b. Cara pengukuran
Dalam metode ceramah maka evaluasi dilakukan sesuai dengan tujuan
instruksional, maka cara pengukuran dengan soal kemudian dikerjakan secara tertulis
oleh peserta didik.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah dilakukan pertunjukan sesuai proses, berkenaan dengan materi
pelajaran.
a. Alat ukur
58
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Soal ujian mata kuliah KDM II.
b. Cara pengukuran
Cara pengukuran metode pembelajaran demonstrasi dengan cara pengukuran dengan
soal kemudian dikerjakan secara tertulis oleh peserta didik.
3. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan ujian.
a. Alat ukur
Dalam penilaian ini prestasi belajar diukur dengan menggunakan instrument skala
penilaian prestasi belajar yang berupa nilai absolute pada post test yang dilakukan pada
akhir pembelajaran mata kuliah KDM II.
b. Cara pengukuran
Cara pengukuran prestasi belajar dengan mengambil nilai absolute dari hasil post test
yang dilakukan pada akhir pembelajaran mata kuliah KDM II.
E. Teknik pengumpulan data
Pemilihan teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian antara lain :
1. Instrumen
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam prosedur penelitian,
dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan angket dan menggunakan tes
yang dilakukan oleh responden atau sampel. Untuk mendapatkan instrument yang valid dan
reliabel, perlu memperhatikan prosedur penyusunan instrument sebagai berikut :
a. Menjabarkan variabel menjadi indicator dan deskriptor, termasuk membuat kisi-kisi
yang menunjukkan banyaknya butir untuk setiap variabel.
59
b. Menyusun item pertanyaan dan pernyataan sesuai materi yang diajarkan.
c. Melengkapi setiap instrument dengan petunjuk untuk mengerjakannya.
d. Mengujicobakan instrument terhadap responden.
e. Memeriksa lembar kerja responden, apabila terdapat tidaklengkapan data peneliti
meminta untuk melengkapinya.
f. Melaksanakan uji validitas dan reliabilitas untuk mengumpulkan data pada penelitian.
Untuk memperoleh data yang dipakai sebagai penunjang dalam penelitian ini
pemberian skor pada angket dan tes adalah dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
1) Metode tes
Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar mata kuliah
KDM II. Instrument tes berbentuk tes obyektif. Tes obyektif berbentuk pilihan ganda
dengan 5 alternatif jawaban dan masing-masing soal hanya mempunyai satu jawaban
yang benar. Penskoran tes obyektif dilakuakn dengan cara sebagai berikut :
Benar : skor 1
Salah : skor 0
2) Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperoleh
keterangan berwujud data, catatan penting atau dokumen yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk uji keseimbangan antara
kelompok eksperimen. Dalam hal ini dengan menggunakan hasil ujian semester yang
diperoleh dari Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
60
2. Uji validitas
Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, perlu terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih shahih dan dapat diandalkan. Adapun instrumen yang akan diujicobakan ada dua jenis yaitu uji instrumen tes untuk prestasi belajar mata kuliah komunitas yang diolah dengan teknik korelasi point biserial dan instrumen angket kemampuan awal yang diolah dengan teknik korelasi produck moment dari person dalam SPSS 11,5.
Uji coba instrumen penelitian yang dilaksanakan di Program Studi DIII Keperawatan Lamongan yang mata kuliahnya sama dengan mata kuliah S1- Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dengan jumlah responden keseluruhan sebanyak 80 mahasiswa.
Sebelum diujikan pada responden perlu dilakukan uji validitas dan rcliabilitas terhadap instrumen. Dari hasil uji coba instrumen pengumpulan data yang berupa tes diperoleh dala sebagai berikut, setelah diujicobakan dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap prestasi belajar mata kuliah KDM II pada sub pokok bahasan dari 35 butir soal obyektif yang diberikan, diperoleh 30. butir soal yang dinyatakan valid yaitu nomor soal 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35. Sedangkan 5 soal yang dinyatakan invalid adalah nomor soal 1, 3, 5, 15, dan 27.
3. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel manakala tes tersebut dapat menunjukkan hasil-
hasil yang tetap. Selanjutnya Arikunto (1998:86) menyatakan bahwa reliabilitas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dengan
demikian, masalah reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Jika tes
tersebut memberikan hasil yang tetap dan tidak berubah-ubah meskipun diberikan
kapanpun, tes tersebut berarti telah memenuhi syarat reliabilitas.
Untuk menguji butir-butir soal dalam alat instrumen sebagai data reliabel
(mengungkap data yang relevan dan dapat dipercaya/diandalkan), peneliti dalam hal ini
menggunakan Reliabilitas eksternal, dengan cara tehnik ulang, yaitu perangkat instrumen
(alat tes)yang telah disiapkan diujicobakan dua kali kepada responden dan hasilnya sama.
Indeks reliabilitas dapat dikelahui dari analisis SPSS dengan Alpha Cronbach's
didapatkan hasil sebesar 0,9217 yang berarti bahwa soal tes obyektif tersebut mempunyai
nilai reliabilitas yang tinggi.
Tabel 1. Hasil Analisis Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N. of Item
,9217 30
61
F. Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
1. Analisis Univariat
Analisa univariat ini bertujuan untuk menggambarkan semua variabel secara deskriptif.
2. Analisis bivariat
Analisis ini untuk mencari perbedaan pembelajaran metode ceramah dan metode
demonstrasi antara kelompok control dan kelompok eksperimen dengan uji statistic yang
sesuai dengan tujuan penelitian, skala data, dan kenormalan data yakni uji t-test
independent dengan taraf signifikansi p < 0,05.
G. Etika penelitian
1. Inform consent atau lembar persetujuan
Lembar persetujuan diberikan pada responden. Lembar persetujuan diberikan pada subyek
yang akan diteliti peneliti, menjelaskan maksud dan persetujuan penelitian yang dilakukan
serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data, jika subyek
bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika subyek menolak
untuk diteliti maka peniliti tidak memaksa dan menghormati hak-haknya.
2. Anonimity atau tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan subyek peneliti tidak mencantumkan nama responden pada
lembar pengumpulan data, cukup diberi nomor pada masing-masing.
62
3. Confidentially atau kerahasiaan
Kerahasiaan informasi subyek dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja
yang akan disajikan atas laporan sebagai hasil riset.
H. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan,
pada mahasiswa semester 4 tahun ajaran 2009/2010.
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Tinggi Ilmu Kesetah Muhammadiyah Lamongan sebagai kelanjutan
pendidikan merupakan tempat pendidikan yang mengemban misi penyelenggaran
pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, perkembangan taraf sosial dan
budaya di masyarakat yang semakin maju. Kemampuan masyarakat di segala bidang
termasuk bidang kesehatan berimplikasi kepada semakin tingginya tuntutan terhadap upaya
pelayanan yang berorientasi kualitas dan profesionalisme.
Menyadari adanya dinamika dalam kehidupan dan seiring dengan kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional maka
dibutuhkan adanya tenaga pelayanan kesehatan yang cakap dan terampil agar mampu
menghadapi tantangan dan peluang di bidang pelayanan kesehatan tersebut. Dengan
komitmen yang sangat kuat dari Pengurus Badan Pelaksana Harian (BPH) STIKES
Muhammadiyah Lamongan mulai menunjukan eksistensi sebagai salah satu perguruan
tinggi yang berkembangan dan tumbuh pesat. Sebagai salah satu perguruan tinggi yang
mempunyai visi berkelanjutan Muhammadiyah Lamongan memiliki Jurusan/Program Studi
Keperawatan (S1) dan Kebidanan (D3) yang berupaya turut serta mewujudkan cita-cita
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Penyelenggaraan
pendidikan di STIKES Muhammadiyah Lamongan berpedoman pada undang-unadng No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan perundang-unadang lain
yang berlaku.
64
Ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan di jabat oleh Drs. H. Budi Utomo, Amd.
Kep, M.Kes. dengan para pembantu Ketua sebagai berikut :
1. Pembantu Ketua I bidang Akademik : H. M. Bakrie PDA, S.Kp. M.Kep.
2. Pembantu Ketua II bidang Keuangan : Dr. H. Masram, MM. M.Pd.
3. Pembantu Ketua III bidang Kemaahasiswaan : H. Alifin. S.Km, M.MKes.
STIKES Muhammadiyah Lamongan memliki memiliki 2 Program Studi yaitu :
1. Program Studi S1 Keperawatan
2. Program Studi D3 Kebidanan
I. Hasil Prestasi Belajar
Metode Ceramah
Tabel.3. hasil analisa prestasi belajar pada metode ceramah
N minimum maksimum Mean Std.deviasi
Ceramah
Valid N
49 20.00 28.00 23.85 2.16
Dari tabel diatas menunjukkan rata-rata prestasi belajar pada metode ceramah 23.85 dengan
standart deviasi 2.16 dengan nilai prestasi belajar maximum 28 dan minimum 20.
Metode Demonstrasi
Tabel.3. hasil analisa prestasi belajar metode ceramah
N Minimum Maksimum Mean Std.deviasi
Demonstrasi
Valid N
49 19.00 28.00 23.36 2.53
Dari tabel diatas menunjukkan rata-rata prestasi belajar pada metode Demonstrasi 23.85
dengan standart deviasi 2.16 dengan nilai prestasi belajar maximum 28 dan minimum19.
65
J. Uji Normalitas
Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji normalitas data menggunakan minus
One-Sample Kolmogorov-Srnirnov Test yang hertujuan unluk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 5. Hasil Analisa Uji Normalitas
Ceramah Demontrasi N 49 49 Normal Parameters(a,b)
Mean 23.8571 23.3673
Std. Deviation 2.16025 2.53060 Most Extreme Differences
Absolute .098 .131
Positive .091 .131 Negative -.098 -.116 Kolmogorov-Smirnov Z .685 .919 Asymp. Sig. (2-tailed) .737 .366
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data dari jumlah responden
sebanyak 98 mahasiswa, dengan nilai mean atau rerata 23,85 untuk metode ceramah dan
23,36 pada metode demonstrasi. Sedangkan simpangan baku atau standar deviasinya untuk
metode ceramah 2,16 dan 2,53 pada metode demonstrasi. Hasil menggunakan rumus One-
Sample Kolmogorov-Srnirnov Test diperoleh nilai p atau nilai signifikansi pada metode
ceramah adalah 0,685 dan pada metode demontrasi 0,919 sedangkan harga α = 0,05. Dengan
demikian nilai p > α, sehingga dikatakan sampel berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Sebelum dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t, maka data harus diuji
homogenitasnya lerlebih dahulu untuk mcngetahui varian data. Syarat dalam melakukan
analisa uji t yaitu data memiliki varian yang sama atau levene's test dengan taraf
signifikansinya > 0,05. Berdasarkan data yang telah diujikan pada levene's statistic
66
diketahui nilai signifikansinya sebesar 0,054. Hal ini menunjukan bahwa data
memiliki varian yang sama atau nilai p > 0,05.
Tabel 6. Hasil Analisa Uji Homogenitas
Levene Statistic Df1 Df2 Sig.
3.811 1 96 .054
Uji Hipotesis
Setelah uji persyaratan terpenuhi yaitu variabel berdistribusi normal, sampel
berasal dari populasi yang homogen, kemudian dilanjutkan pengujian hipotesis penelitian
dengan uji t. Berdasarkan hasil analisa uji t maka hasil penelitian yang berjudul "Perbedaan
Pembelajaran Metode Ceramah dan Metode Demontrasi Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan"
didapatkan nilai p = 0,154 > α (0,05) yang artinya tidak ada perbedaan antara metode
pembelajaran ceramah dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Tabel 7. Hasil Analisis Uji Hipotesis
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Pembelajaran
Equal variances assumed
3.811 .054 1.437 96 .154 .6939 .4830
0 -.26487 1.65262
Equal variances not assumed
1.437 92.872 .154 .6939 .4830
0 -.26528 1.65304
67
Berdasarkan analisa diatas maka hipotesis menyatakan tidak terdapat perbedaan
antara penggunaan metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran demonstrasi
terhadap prestasi belajar pada mata kuliah KDM II di Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Pembahasan
Prestasi Belajar
Dalam penelitian prestasi belajar pada metode ceramah lebih baik dari pada metode
demonstrasi. Dapat dijelaskan di sini bahwa metode ceramah adalah suatu cara mengajar
yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu
pokok persoalan serta masalah secara lisan. Metode ini cara penyajiannya adalah dengan
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap mahasiswa. Dengan demikian
metode ini yang berperan aktif adalah guru/dosen sehingga peran guru/dosen sebagai
pendidik harus professional dalam proses pembelajaran. Pada tempat penelitian yaitu di
STIKES Muhammadiyah lamongan dosen dalam memberikan metode ceramah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai antara lain Wearless, LCD, penataan kelas yang
memungkin dosen bisa mengamati mahasiswa satu per satu sehingga mahasiswa lebih
antusias mendengarkan ceramah dari dosen.
Menurut Djamarah (2002:100), metode ceramah mempunyai kelebihan yaitu
guru/dosen mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk di kelas,
dapat diikuti oleh jumlah mahasiswa yang besar, mudah mempersiapkan dan
melaksanakannya, guru/dosen mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
68
Sedangkan pada metode demonstrasi dimungkinkan ada mahasiswa yang kurang
begitu memperhatikan di saat teman-temannya melakukan demonstrasi di depan kelas.
Perbedaan Metode Ceramah dan metode Demonstrasi terhadap prestasi belajar.
Dari penelitan yang telah dilakukan dapat dijelaskan tidak ada perbedaan
penggunaan metode pembelajaran ceramah dan metode demonstrasi terhadap prestasi
belajar mahasiswa S1-Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan. Hal ini
disebabkan oleh adanya keaktifan peserta didik atau mahasiswa dalam proses belajar
mengajar yang secara nyata selama proses belajar mengajar berlangsung baik metode
ceramah dan metode demonstrasi mudah untuk dimengerti dan dapat meningkatkan minat
mahasiswa untuk belajar. Pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas,
peserta didik / mahasiswa termotivasi oleh adanya demonstrasi yang diajukan oleh pendidik
atau dosen untuk berusaha mendemonstrasikan secara baik. Sedangkan pada metode
ceramah peserta didik juga aktif memperhatikan penjelasan dari pendidik yang memungkin
mahasiswa lebih aktif untuk mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dimengerti dan
dosen juga selalu meyelipkan pertanyaan-pertanyaan kepada mahasiwa dalam proses
pembelajaran. Ini semua sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Hasibuan (2006: 13),
mengatakan bahwa ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah "berbicara". Dalam
ceramahnya kemungkinan guru/dosen menyelipkan pertanyaan-pertanyaan. akan tetapi
kegiatan belajar mahasiswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok -
pokok penting, yang dikemukakan oleh dosen bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan
mahasiswa.
69
Sedangkan pembelajaran metode demonstrasi mengemukakan bahwa demonstrasi
berarti pertunjukan atau peragaan Sumiati (2008:101). Dalam pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuai proses, berkenaan dengan materi
pelajararan. Hal ini dapat dilakukan oleh guru/dosen atau orang luar yang diundang ke
kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya.
Dalam praktek, misalnya guru/dosen akan mengajarkan bagaimana memberikan
injeksi pada pasien. Seluruh peralatan disiapkan kemudian pertunjukkan bagaimana
prosedur yang benar untuk memberikan injeksi pada pasien. Mahasiswa mengamati secara
seksama dan mencatat pokok-pokok penting dari demonstrasi itu.
Dalam hal ini setiap mahasiswa mencoba untuk melakukan sendiri-sendiri sehingga
daya ingat mahasiswa lebih kuat. Pelaksanaan demonstrasi lebih memperjelas hasil belajar,
karena setiap mahasiswa melakukan kegiatan percobaan. Proses belajar semacam ini sesuai
dengan pandangan teori modern learning by doing.
Perbedaan utama antara metode demonstrasi dan metode ceramah, ternyata hanya
pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Demonstrasi hanya mempertunjukkan sesuatu
proses di dalam kelas. Sedangkan ceramah hanya memberi kesempatan kepada mahasiswa
melalui tanya jawab. Namun demikian, demonstrasi itu sendiri jika dirangkaikan dengan
ceramah dapat mempertinggi efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Pelaksanaan metode demonstrasi maupun ceramah memerlukan peralatan yang
memadai. Pada metode demonstrasi sebelum pembelajaran dimulai, guru/dosen harus
mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, juga tata ruang kelas yang
memungkinkan semua mahasiswa dapat memperhatikan dengan jelas. Sedangkan pada
metode ceramah sebelum pembelajaran dimulai, guru/dosen harus mempersiapkan semua
70
peralatan yang dibutuhkan juga tataruang kelas yang memungkinkan semua mahasiswa
dapat melihat dan mendengarkan dengan jelas.
71
BAB V
KESIMPULAN, IMPL1KASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil analisis serta mengacu
perumusan masalah yang telah diutarakan di muka, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai rerata prestasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah adalah
23,86.
2. Nilai rerata prestasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
adalah 23,36.
3. Tidak terdapat perbedaan antara penggunaan pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap prestasi belajar mata kuliah KDM II
di Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dengan nilai P =
0,154.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan Iandasan teori dan hasil penelitian, peneliti menyampaikan
implikasi sebagai berikut :
Salah satu solusi untuk pembenahan kualitas pembelajaran perlu adanya
pendekatan melalui metode pembelajaran yang sistematis agar, mahasiswa tidak jenuh
dalam mengkaji konsep ilmu yang erat dengan kehidupan secara menyeluruh. Hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran KDM II dengan menggunakan metode
ceramah menghasilkan prestasi belajar mata kuliah KDM II yang lebih baik dibandingkan
dengan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Untuk itu perlu
72
diterapkan dalam proses pembelajaran, karena penggunaan metode pembelajaran ceramah
memberikan perbedaan prestasi belajar yang signifikan pada mata kuliah KDM II di
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penclitian ini, saran -saran yang peneliti sampaikan antara lain :
1. Bagi Pendidikan
a. Tenaga pendidik atau dosen hendaklah menciptakan.kondisi atau situasi yang
memungkinkan mahasiswa mcmbentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui
proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu - waktu dapat
diproses dan dikembangkan lebih lanjut.
b. Tenaga pendidik atau dosen hendaklah mengembangkan lebih lanjut metode
pembelajaran demonstrsi melalui penerapan di kelas sendiri maupun pembahasan
bersama dengan rekan tcnaga pendidik.
c. Dalam menyampaikan materi pelajaran, hendaklah tenaga pendidik atau dosen benar
- benar mempersiapkan diri serta menguasai materi yang akan disampaikan,
sehingga apabila timbul pertanyaan dari peserta didik dapat menjawab dengan benar.
2. Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik atau mahasiswa hendaklah membangun pengetahuannya
sendiri sccara aktif. Belajar adalah suatu kegiatan oleh mahasiswa,
bukan sesuatu yang dilakukan terhadap mahasiswa. Karena itu
hendaklah mahasiswa atau peserta didik tidak mencrima pengetahuan
dari pendidik atau kurikulum secara pasif.
73
b. Peserta didik atau mahasiswa hendaklah aktif mencari pengetahuan atau literatur
yang lebih up to date, mengingat perkembangan yang setiap harinya setiap waktu
ilmu berkembang. Untuk menggali informasi peserta didik menggunakan fasilitas
selain buku atau jumal – jurnal dapat menggunakan fasilitas dunia maya yaitu
Ahmadi, A. dan Widodo, S. 1997. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Arifin, Z. 1990. Evaluasi Instruksional (Prinsip-Teknik-Prosedur). Bandung: Remaja Rosdakarya
Aswan Z. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Clark, N. 1991. Managing Personal Learning and Change, A Trainer’s Guide. London:
McGraw-Hill Book Company Djamarah, Syaiful, B. dan Aswan, Z. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful, B. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
Fisher, S. L., & Ford, K. J. (1998). Differential effects of learner effort and goal orientation on two learning outcomes. Personnel Psychology, 51, 397–420.
Gagne, G. Robert, M. 1998. The Condition of Learning, New York Holt, Rinchart And Winston.
Hudoyo, H., 1998. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departernen P & K, P3K.
Mappa, S., dkk., 1998. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Proyek PLPTK Ditjen Dikti Depdikbud. Sudjana, N. 1991. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Pasaribu dan Simanjuntak. 1998. Proses Belajar Mengajar, Bandung : Penerbit Tarsito Bandung.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia no 60 tahun 1999 PP, Nomor : 60 & 6l Tentang Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Roestiyah. 1989. Strategi Belajar Mengajar, PT. Aneka Cipta, Jakarta.
Sardiman, A.M. 1988. metode Belajar siswa, PT. Raia Grafinao Persada, Jakarta.
Slameto, W. 1991. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Penerbit Reneka Cipta. Slameto, W. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta. Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran, CV. Wacana Prima, Bandung.
Suparno, P. 1987. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisus
Surakhmad, W. 1990. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Teknik Pengajaran. Bandung. Tarsito
75
_________________. 1991. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasar dan Teknik
Pengajaran. Bandung. Tarsito
Suryabrata, S. 1997, Pengembangan Tes Hasil Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syaiful, B. 2002 . Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Tahun 1999. UU Sisdiknas 2003 Usman, U. 1995. Menjadi Guru Proposional. Bandung Remaja RosdaKarya