TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN (Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto) IMPECUNIOUS MODEL DEVELOPMENT DOMESTIC FARMER. (Case Study in Countryside Kapita, District of Bangkala Sub-Province Jeneponto) Disusun oleh: RUDIYANSYAH Nomor Induk Mahasiswa: 03 09 307 13 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TESIS
MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN
(Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)
IMPECUNIOUS MODEL DEVELOPMENT DOMESTIC FARMER.
(Case Study in Countryside Kapita, District of Bangkala Sub-Province Jeneponto)
Disusun oleh:
RUDIYANSYAH
Nomor Induk Mahasiswa: 03 09 307 13
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
ii
MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN
(Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi Magister Administrasi Publik
Disusun dan Diajukan oleh
RUDIYANSYAH
Nomor Induk Mahasisiwa: 03 09 307 13
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rudiyansyah
Nomor induk mahasiswa : 03.09.307.13
Program studi : Magister Administrasi Negara
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian atau keseluruhan
tesis ini hasil karya orang lain, bersedia menerima sanksi tersebut.
Makassar, 18 Februari 2016
Yang menyatakan
Materai 6000
Rudiyansyah
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, baik berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis tepat pada
waktunya. Salam dan taslim atas junjungan Nabiullah Muhammad saw.
semoga kita tetap menjadi pengikut yang setia terhadap ajaran beliau,
Amin.
Dalam penyusunan tesis ini penulis dengan semaksimal mungkin,
namun penulis menyadari bahwa tesis ini masih ada kekurangan dan
butuh penyempurnaan dari berbagai pihak, oleh karena itu, maka saran
dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun penulis sangat
harapkan, demi kesempurnaan pada penyusunan tesis tersebut.
Dalam penulisan tesis ini, telah diterima bantuan moral dan materi
dari berbagi pihak, melalui kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya dan setulus –tulusnya kepada yang terhormat:
Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. Ketua Komisi Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
Dr. Abdul Mahsyar, M.Si. Ketua Prodi dan Sekretaris Komisi
Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
penulisan tesis ini. Dr. H. Mappamiring, M.Si. penguji seminar hasil yang
membantu memberikan saran dan kritikan yang membangun.
Dr. H. Muhammadiah, M. M. penguji seminar hasil yang telah membantu
memberikan masukan dan kritikan yang membangun
vii
Dr. Irwan Akib, M. Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar (Unismuh). Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd. Direktur
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).
Dosen dan staf pengajar serta staf administrasi pada program Magister
Administrasi Publik yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu baik
di ruangan maupun di luar ruangan.
Iksan Iskandar M.Si Bupati di Kabupaten Jeneponto yang telah
memberikan izin penelitian ke beberapa SKPD yang terkait dengan tesis.
Lembaga Kemanusiaan KSR PMI UNIT 114 Universitas Muhammadiyah
Makassar, di mana penulis banyak belajar dalam memahami organisasi.
Teman-teman semuanya, terima kasih atas segala bantuan dan kerja
samanya selama ini yang setia menemani penulis hingga sekarang ini
Orang tua Ayahanda H. Abd Kadir Japar dan Ibunda Hj. Amina dg
Tarring yang sangat saya cintai, atas segala curahan, kasih sayang, doa
yang selalu dititipkan dalam ibadahnya untuk anak-anaknya serta
dorongan yang diberikan dalam menempuh pendidikan yang tak henti-
hentinya untuk penulis, terima kasih atas semua yang telah engkau
berikan. Kakak Musliadi dan Adik Rusdi semua keluarga tercinta yang
tidak sempat penulis sebutkan semua, terima kasih atas segala
motivasinya. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis dan kuliah dari
awal sampai akhir. Penulis mendoakan semoga semua amal kebaikan,
viii
baik yang tercantum di atas maupun yang tidak, agar kiranya mendapat
balasan yang setimpal kebaikan dari Allah Swt, amin.
Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap
semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca demi peningkatan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang. Amin
Makassar, 18 Februari 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
RUDIYANSYAH, 2016 “Model Pengembangan Rumah Tangga Petani Miskin (Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)”. di bawah bimbingan: Syafiuddin dan Abdul Mahsyar.
Tujuan penelitian, mengetahui dan merumuskan model pengembangan masyarakat atau RT petani miskin di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan fokus pengamatan pada RT petani miskin di Desa Kapita yang berlangsung 6 bulan terakhir, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pengembangan RT petani miskin di Kabupaten Jeneponto, dilakukan oleh pemerintah melalui sejumlah SKPD yang terkait dan juga dilakukan oleh LSM. Kegiatan RT miskin tersebut di tujukan untuk peningkatan pengetahuan, peningkatan sikap, peningkatan keterampilan yang dikembangkan melalui kegiatan usaha tani dan ternak, bantuan teraktor sebagai kegiatan yang berkaitan langsung dengan pertanian. Selanjutnya kegiatan perbengkelan dan pertukangan sebagai kegiatan pendukung. Pengetahuan yang dikembangkan pada RT petani miskin tersebut berupa; tahu mengelola usaha tani dan ternak yang baik, tahu menjalankan teraktor dan tahu memanfaatkan pertanian. Pada peningkatan sikap berupa pengembangan kesadaran saling membantu untuk kepentingan bersama, kesadaran untuk menggunakan mesin ketimbang menggunakan hewan, menumbuhkan semangat kerja, disiplin dan menjaga hubungan yang baik. Sedangkan peningkatan keterampilan tahu memperbaiki kendaraan dan tahu membuat lemari dan kursi. Model pengembangan RT petani miskin berfokus pada pemanfaatan bantuan, pelatihan, dan pendampingan yang dilakukan untuk proses pengembangan rumah tangga petani miskin sehingga menjadi lebih baik, berdaya, dan mandiri.
Kata Kunci: Model, Pengembangan, Rumah Tangga , Petani Miskin.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PEGESAHAN. ........................................................................ ii PERBAIKAN SEMINAR HASIL ............................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................ vi ABSTRACT ............................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 01
B. Rumusan Masalah ................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian ......................................................... 14
B. Tinjauan Teori dan Konsep ....................................................... 18
1. Model ................................................................................... 18
2. Pengembangan ................................................................... 19
3. Masyarakat Petani ............................................................... 29
3. Proses Pemberdayaan ....................................................... 96
4. Pengembangan RT Petani Miskin .................................... 106
5. Model Pengembangan ..................................................... 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 125
B. Saran....................................................................................... 126 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 127
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto ..... 65
Tabel 2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto ........................ 72
Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga (KK) berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan
per Kecamatan Kabupaten Jeneponto ..................................................... 73
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga sesuai Klasifikasi Kemiskinan per Desa di
Kecamatan Bangkala ............................................................................... 74
Tabel 5. 9 Elemen Rumah Tangga Petani Miskin di Kabupaten Jeneponto
Togo-togo, Camba-camba, Tarowang dan Bonto matene.
Tahun 2015, BPM-PD kembali memprogramkan bantuan
dengan satu jenis yaitu perbengkelan yang merupakan
minat/mayoritas masyarakat yang dipilih, pada tahun 2015
terdapat 6 kecamatan yaitu Binamu, Kelara, Tamalatea, Batang,
Bontoramba dan Bangkala dengan jumlah desa/kelurahan 9
yaitu Balang toa, Tolo, Tolo selatan, Tonrokassi barat, Bonto jai,
Turatea timur, Togo-togo, Bulusibatang dan Tombo-tombolo.
Upaya yang di lakukan oleh BPM-PD pada program
pemberdayaan sesuai pada usulan mayarakat ke instansi
tersebut, agar instansi membuatkan rancangan program yang
dilengkapi dengan penganggaran yang dibutuhkan secara
keseluruhan masyarakat yang bermohon, sehingga pihak
instansi dapat memperoleh anggaran dari daerah melalui DPRD
Kabupaten Jeneponto.
Permohonan yang di masukan oleh masyarakat dapat
memperoleh bantuan, persyaratan yang harus di penuhi oleh
masyarakat tersebut, seperti program perbengkelan maka
masyarakat sudah mempunyai usaha sebelumnya, sehingga
pemerintah dapat membantuh meningkatkan usaha perbekelan
melalui program pemberdayaan yang ada.
81
Dari hasil wawancara yang di peroleh di kantor BKPMD melalui bapak Abd Maksir Mallapiang menyampaikan bahwa, apabila masyarakat yang bermohon sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah maka dinas terkait melakukan pemantauan minimal 2 kali 1 tahun untuk megetahui tingkat perkembangan pada masyarakat yang memperoleh bantuan sekaligus menjadi laporan pada tingkat keberhasilan masyarakat dengan adanya program (04 Nov 2015).
Sejumlah desa yang memperoleh bantuan dari pihak BPM-
PD, dimana Desa Kapita tidak ada didalamnya dalam
memperoleh bantuan pemberdayaan yang ada di instansi.
Minimnya pengusulan program dari pihak masyarakat ke
pemerintah dari desa, sehingga tidak mendapatkan bantuan
yang sebagaimana yang di dapatkan oleh masyarakat lain.
Desa Kapita dengan penduduk terbanyak di Kecamatan
Bangkala yang kurang lebih dari 6.290 jiwa dengan 10 dusun
yang dikategrikan sebagai desa yang memiliki jumlah
kemiskinan yang cukup tinggi, rata-rata pendapatan masyarakat
di peroleh dari sumber pertanian.
2. Rumah Tangga (RT) Miskin
RT miskin di pedesaan merupakan keterbatasan dari
berbagai aspek seperti halnya keterbatasan dari tingkat
kemampuan mengelolah sumber daya yang ada pada
lingkungannya, keterbatasan pada lahan pertanian yang menjadi
sumber pokok kebutuhan, keterbatasan pada finansial, kesehatan,
pendidikan dan informasi mengenai pengembangan ekonomi RT di
82
pedesaan, seperti halnya yang di sampaikan oleh oleh Gorman
mengenai masyarakat miskin yang di ukur dari segi pendapatan,
hal lain di sampaikan Chambers tentang kemiskinan bagaimana itu
dipahami dan derespon untuk mengartikan kemiskinan.
Dari kedua pakar ahli diatas menunjukkan pandangan yang
sama dalam mengartikan kemiskinan pada masyarakat miskin,
masyarakat miskin tentunya yang lebih tepat adalah rumah tangga
miskin, seperti halnya di Desa Kapita Kabupaten Jeneponto.
Terdapat sejumlah RT miskin di desa menurut pengamatan penulis,
dimana RT miskin yang ada di Desa Kapita tidak memiliki lahan
pertanian, tempat tinggal seadanya, kesehatan yang terganggu,
anggota keluarga yang tak menempuh pendidikan dan serba
kekurangan dalam lingkungan RT miskin
Dibawah ini, di jelaskan dalam penelitian mengenai RT
miskin di Desa Kapita Kabupaten Jeneponto yaitu:
a. Kondisi lingkungan dan infrastruktur
Umumnya dalam RT miskin sering berkaitan dengan
suatu kondisi lingkungan yang memprihatinkan baik di
tempat tinggal maupun disekitarnya, sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan masayarakat atau mudah
terserang oleh penyakit yang umum di akibatkan oleh
lingkungan seperti sakit perut, kepala, demam, flu dan
bahkan sakit berat/parah
83
Namun apabila hal ini terjadi masyarakat biasanya,
melakukan tindakan dengan mendatangi puskesmas di desa
yang tidak jauh dari tempat tinggal, dan bisa ditempu dalam
waktu 5-10 menit. Proses pelayanan kesehatan biasanya
terbatas oleh sejumlah obat-obatan, peralatan maupun yang
lainnya sehingga dapat dilarikan ke puskesmas kecamatan
atau ke rumah sakit daerah.
Penyakit yang di derita oleh RT miskin biasanya
berlangsung lama diakibatkan dengan pola makan dan
lingkungan yang kurang bersih. Seperti makanan, air yang
kurang bersih untuk di komsumsi dan ditambah lingkungan
yang kotor dan bau baik dari kotoran ternak sampai kotoran
manusia (BAB) disembarang tempat
RT miskin biasanya berprofesi sebagai petani yang
sudah lama bahkan dari orang tua mereka, adapun profesi
lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu hijra ke kota
seperti Makassar sebagai penarik becak, bentor, tukang
bangunan dan adapula yang menjadi buruh kelapa sawit
di Kalimantan untuk menambah kebutuhan mereka.
Meskipun anggota keluarga sudah membagi pekerjaan
dalam memenuhi kebutuhannya, namun masih saja tidak
mengalami perubahan secara signifikan khususnya pada
peningkatan ekonomi keluarga. Dari profesi yang di geluti
84
pada RT miskin, biasanya banyak waktu yang dibutuhkan
dalam bekerja seperti penarik bentor. perhari kurang lebih 12
jam, dan jumlah yang di dapatkan perhari kurang lebih dari
Rp 100.000 dan sisa waktu digunakan biasanya istirahat.
Masyarakat pedesaan tidak terlepas dari sumberdaya
alam yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti hasil
pertanian jagung, padi, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-
sayuran. Potensi lain yang bias di manfaatkan oleh RT
miskin yaitu, peternakan seperti sapi, kerbau, kuda,
kambing, ayam dll. Namun yang paling dominan di pertanian
yaitu jagung dan padi sedangkan peternakan ada sapi dan
kerbau, hal inilah sebagian masyarakat memanfaatkan
sumberdaya yang ada yang bisa di kombinasikan antara
hasil pertanian dengan peternakan contohnya seperti kuda
memerlukan pakan hasil olahan kulit padi atau ayam
memerlukan pakan seperti jagung.
Segala aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat
pedesaan tentunya harus didukung dengan infrastruktur
yang baik agar segala aktifitas tersebut dapat lancar seperti
aktifitas perdagangan antara desa ke kota kecamatan atau
pusat kota, karna hal ini dapat menunjang peningkatan
ekonomi pada masyarakat pedesaan khususnya ekonomi
mikro.
85
Di Kabupaten Jeneponto, Kecamatan Bangkala terdapat
sebuah desa dengan penduduk yang padat dan masuk dala
kategori desa tertinggal/miskin dalam versi BPS (Badan
Pusat Statistik), BKKBN dan Dinas Sosial Kab. Jeneponto
yang disebut Desa Kapita, merupakan desa yang memiliki
banyak potensi sumber daya alam khususnya pada
pertanian. Namun desa yang memiliki potensi mempunyai
banyak kekuarangan didalamnya seperti infrastruktur kurang
memadai, jalan tani masih ditempuh dengan sangat sulit dan
jarak antara desa dengan pusat kecamatan dapat di tempuh
kurang lebih 35 menit dengan menggunakan sepeda motor.
Infrastruktur jalan desa ke pusat Kecamatan Bangkala
baik, namun masih ada beberapah kondisi jalan yang masih
memperhatinkan dari beberpah Dusun di Desa, ditambah
lagi dengan sulitnya alat komunikasi seperti handphone
diakibatkan terputusnya jaringan/sinyal sehingga komunikasi
sangat sulit meskipun banyak masyarakat yang
menggunakan handphone khususnya masyarakat
menengah keatas.
b. Kondisi aktifitas RT
RT miskin perlu dipahami hal apa saja yang dilakukan
oleh rumah tangga miskin dan faktor apa saja yang dapat
membantu dalam memenuhi kebutuhannya.
86
1. Aktifitas/ asset produksi RT
Didalam masyarakat memenuhi kebutuhannya,
tentunya sangat penting pengetahuan/keterampilan
dalam RT sebagai bekal memenuhi kebutuhannya. Di
pedesaan yang merupakan mayoritas petani tentunya
sudah banyak memahami dalam proses pengolahan
lahan maupun alat produksi pertanian, yang sering di
jumpai dalam keseharian masyarakat petani, berbekal
dengan pengalaman. Maka dengan, seharusnya pihak
RT sudah dapat memenuhi kebutuhannya dengan
manejemen yang baik. Di rumah tangga miskin, masih
sering kita jumpai yang tidak memiliki lahan ataupun
memiliki tapi hanya sedikit dan tidak mampu memberi
harapan bagi kebutuhannya.
Bagi RT yang tak memiliki lahan seperti di desa kapita atas nama Daeng Bakkara melalui Wawancara, mengatakan bahwa apa yang kami miliki ini hanya serba terbatas khusunya fisik yang kesehatan yang belum sehat namun kepemilikan lahan yang kami garap itu milik pemerintah dinas kehutanan (04 Nov 2015).
Hanya menggunakan lahan milik pemerintah yaitu
Dinas Kehutanan, yang masuk dalam kategori hutan
lindung. Namun ada kesepakatan/persyaratan oleh pihak
pemerintah dengan pihak pengelolah lahan salah
satunya yaitu pihak pengelolah lahan harus dapat
87
menanam tanaman/pohon yang berjenis jangka panjang
di pinggiran lahan seperti mangga,jambu mente dan
nangka adapun pohon seperti jati putih dan mahoni.
RT yang memiliki lahan sekitar 0,25 hektar hanya
membutuhkan bibit jagung 2-3 kg/kantong, namun hasil
yang di dapat biasanya berkisar kurang lebih 1 ton,
apabila di uangkan bisanya perkilo di jual dengan harga
Rp 2600 itupun harga yang paling tinggi berarti hasil
panen jagung dalam 1 ton yang diperoleh RT sekitar Rp
2,6 jt sekali panen. Hasil pertanian RT, sepertinya sama
hasil yang dikeluarkan dalam membiayai segala tanaman
tersebut seperti pembelian bibit, pupuk dan racun
sehingga hasil yang di daptkan oleh RT sangatlah minim
bahkan ada juga tak mendapatkan hasil karena harus
membiyai utang yang dipijam ke pedagang.
RT yang sering menggarap lahan seseorang atau
disebut Attesang dalam bahasa pedesaan tentunya ada
mekanisme bagi hasil yang harus di sepakati, yang biasa
ditemukan diseluruh pedesaan Kabupaten Jeneponto.
Bagi hasil yang dilakukan oleh pemilik lahan dengan
penggarap, biasanya pemilik lahan membeli/memodali
segala kebutuhan pertanian seperti pembelian bibit,
pupuk dan racun yang nantinya pada saat panen, akan
88
dikembalikan pembelian/modal oleh pemilik lahan, lalu
sisanya di bagi dua antara pemilik lahan dengan
penggarap.
Di samping itu proses penggarapan lahan pertanian
dilakukan oleh kepala dan anggota keluarga secara
keseluruhan. Dalam penggarapannya di lakukan dengan
cara membagi tugas seperti ada menggarap, menanam
dan membersihkan lahan untuk di tanami. Sesuai dengan
musim tanam di Kabupaten Jeneponto dilakukan pada
saat turun hujan, maka seluruh anggota RT terlibat dalam
proses penanaman dan apbila selesai maka sebahagian
anggota keluarga khusunya laki-laki kembali ke Makassar
untuk mencari pekerjaan lain dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya dan kembali membantu apabila
musim panen dilakukan.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap RT miskin atas nama Daeng Ngai melalui wawancara di Desa Kapita, mengatakan bahwa sebahagian besar anggota keluarga kami yang khususnya laki-laki berangkat ke kota Makassar bahkan ada yang merantau ke Kalimantan sebagai buruh sawit di perusahaan untuk membantu pihak keluarga yang tinggal di desa (04 November 2015).
Penggarapan lahan tentunya membutuhkan sejumlah
modal seperti bibit dan racun sebagai tahap pertama,
namun biasanya pemilik lahan tak mempunyai modal,
89
maka dapat bekerja sama dengan pihak pedagang dalam
bantuan modal. Peminjaman modal oleh pihak
petani/pemilik lahan biasanya ada mekanisme yang
harus disepakati, seperti halnya pihak petani tidak berhak
menjual ke pedagang yang lain dari hasil panennya,
harus ke pedagang yang memberikan modal.
Penghasilan RT miskin melalui pertanian tidak
seberapa diakibatkan lahan yang terbatas, tentunya hal
ini perlu dirubah dalam pekerjaan RT miskin dalam
meningkatkan kebutuhan mereka, hasil yang di dapatkan
dalam bertani hanya cukup membayar pinjaman, dan
selebihnya dipakai dalam membeli beras atau pun yang
lainnya.
a. Aktifitas asset/konsumsi RT
Asset yang dimiliki pada RT, sangat terbatas atau
seadanya saja baik dalam peralatan rumah tangga
maupun yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-
harinya lebih banyak meluangkan waktu dirumah
bersama keluarga dengan sederhana, seperti yang
kami datangi oleh keluarga Daeng Bakkara
merupakan kelurga yang sangat memperhatinkan
selain keluarga tersebut, sering sakit-sakitan dan
90
masih mempunyai beban dalam menafkahi anggota
keluarganya.
Jumlah anak yang dimiliki keluarga RT Daeng
Bakkara sebanyak 4 orang dan masih tanggung
jawab oleh kepala RT sebanyak 2 orang sedangkan
yang lainnya sudah berkeluarga tentunya mereka
sudah memiliki tanggung jawab masing-masing dalam
membangun keluarga mereka. Dengan keadaan
seperti itu, keluarga hanya dapat berserah diri dan
tetap berusaha bekerja dalam memenuhi
kebutuhannya meski dalam keadaan terbatas.
Penghasilan RT hanya digunakan untuk membeli
kebutuhan seperti beras dan ikan meski itu masih
terbatas, ketidak mampuan RT ditambah lagi dengan
umur yang sudah tergolong tua antara 60-65
sehingga sulit untuk membangun keluarganya.
Sehingga harapan mereka bagaimana sebahagian
anggota keluargannya dapat bekerja baik di bidang
pertanian maupun yang lainnya seperti menarik
bentor atau jadi tukang bangunan diluar dari tempat
tinggal mereka dengan waktu tertentu.
91
Penghasilan yang di dapatkan dari anggota
keluarga diluar dari pertanian biasanya di pakai dalam
acara pesta seperti membawa beras, sarung,
undangan sesuai adat dan budaya setempat dalam
saling menghargai dan saling silahturahmi antar
keluarga.
b. Aktifitas manajerial RT
Dari segala yang dimiliki oleh RT miskin, dapat
dikatakan tidak mampu melakukan aktifitas yang
dapat menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan segala asset yang dimilikinya. Dari
keterbatasan sumber daya dapat mengakibatkan
ketidak mampuan RT dalam menghasilkan ekonomi
dalam keluarga.
Upaya yang dilakukan oleh RT miskin dalam
mengatur anggota keluarga untuk meningkatkan
pendapatanya, dengan cara membagi tugas kerja.
Informasi yang di peroleh bagi penulis,
bahwasanya anggota keluarga seperti anak laki-
lakinya, apabila sudah musim panen maka mereka
berangkat ke kota dalam mencari uang dan kembali
apabila memasuki musim tanam, sedangkan bagi
92
kepala RT sebahagian tinggal dengan menggarap
lahan yang dimilikinya maupun milik pemerintah.
Keterlibatan ibu RT biasanya hanya dapat
membantu dengan mengambil hasil panen dan
membawa makanan kekebun, aktifitas lain yang
dilakukan lebih banyak berdiam diri dirumah tanpa
melakukan atau memanfaatka asset yang ada.
Apabila RT memperoleh hasil baik dari hasil pertanian
maupun kiriman dari anggota keluarganya, hanya di
gunakan kebutuhan sehari-hari.
Lingkungan yang memiliki potensi dapat membantu
ekonomi keluarga, sama halnya di Desa Kapita dari
pertanian dapat kita temukan seperti jagung, padi, kacang-
kacangan, ubi kayu dll. Sedangkan peternakan dapat dilihat
seperti kuda, sapi, kambing maupun ayam. Inilah yang perlu
disadari oleh sejumlah RT dalam meningkatkan ekonomi
keluarga. Sebahagian RT yang sudah berhasil dengan
memanfaatkan peternakan kuda, kambing dan ayam karna
dapat didukung dengan pakan yang mudah di dapatkan,
sumber daya yang lain masih banyak yang dapat di
manfaatkan namun RT masih mempunyai keterbatasan
dalam membeli ternak dan memelihara.
93
Dari sejumlah pandangan di atas, bahwa RT memiliki
banyak keterbatasan baik materi ,skill/pengetahuan maupun
secara fisik. Sehingga akan sulit dalam menentukan masa
depan kelurga, Menurut Daeng Bakkara salah satu RT
miskin di Desa Kapita, yang dapat diinginkan keluarganya
hanya bekerja, membangun rumah dan mempunyai lahan
sendiri untuk masa depan keluarganya. Ditinjau dari aspek
pendidikan keluarga tersebut sangatlah minim dalam
melibatkan anggota keluarganya menempuh pendidikan.
kemauan mereka hanya dengan cara bekerja.
Dari hasil wawancara oleh yang dilakukan oleh pihak kepada Nompo mengatakan, didalam kesadaran akan masa depan masih sangat enggan untuk menyampaikan, karna hal yang paling kami butuhkan bagaimana mampu memenuhi kebutuhan secara baik dan dapat membangun rumah (04 Nov 2015).
Kesadaran akan berubah sangat diinginkan, hanya
saja kondisi/kemampuan manajemen dalam rumah tangga
mereka tidak dimilikinya. Sehingga sejumlah pendapatan
yang mereka peroleh baik dari pertanian maupun yang
lainnya di habiskan segala kebutuhan tanpa berpikir untuk
menabung dalam memperbaiki masa depannya.
Kesadaran akan keinginan membuat suatu kelompok
dengan RT lain sangatlah minim untuk mereka lakukan
dalam membuat suatu usaha, keterlibatan mereka tentunya
94
dapat melibatkan seluruh tetangga atau keluarga apabila hal
ini akan terjadi dalam masyarakat RT miskin. Dengan
adanya kelompok menurut masyarakat Kapita dapat
membantu dan tentunya lebih produktif dalam
kesehariannya.
Untuk kelangsungan hidup setiap petani miskin
memiliki peralatan produksi yang terbatas. peralatan yang
umum adalah cangkul, sabit dan parang. Selain itu juga
memiliki peralatan penunjang kelangsungan hidup.
Umumnya di setiap RT miskin masih memiliki peralatan
makan minum seperti piring dan jirigen penampung air.
Berdasarkan data yang sudah terkumpul, belum ada petani
miskin yang memiliki peralatan rumah tangga seperti motor
atau kulkas yang dapat dioperasikan untuk mendapat
pendapatan tambahan misalnya motor bisa di manfaatkan
menjadi ojek.
Aspek manajerial dalam mengelolah rumah tangga
pada petani miskin belum berjalan. Hampir setiap petani
miskin yang menjadi informan mengakui bahwa dari seluruh
pendapatan yang diperoleh tidak/belum pernah melakukan
upaya menabung untuk waktu yang lama.
Tabel 5. 9 Elemen Rumah Tangga Petani Miskin Di Kabupaten Jeneponto
95
Sumber daya
Aktifitas
Pisik
Manusia
Financial
Produksi
Lahan (terbatas) Sabit,cangkul,parang dan alat lain yang cukup terbatas
1 tenaga produktif, sisanya tidak bekerja
Dana, modal terbatas Modal usaha berupa pinjaman
Konsumsi
Perlengkapan dapur (piring,gelas), jirigen air,perabot seadanya,rumah dinding dan lantai bambu, listrik dari tetangga
3-4 orang tanggungan
Tidak ada tabungan Dana pendidikan terbatas
Manajerial
Tidak ada asset fisik yang dapat dikelola untuk tujuan lain
Tenaga lain yang ada tidak di upayakan untuk membuat RT
Upaya investasi pada kegiatan lain tidak memungkinkan karena dana terbatas
Tabel 5, tersebut menggambarkan berbagai
keterbatasan rumah tangga petani miskin dari sisi sumber
daya pisik, manusia (tenaga) produktif yang menunjang
keberlangsungan rumah tangga yang terbatas. Kecukupan
finansial baik untuk produksi, konsumsi serta manajerial
yang tidak memadai.
Kemampuan RT memanfaatkan, memobilisasi serta
mengelola sumberdaya untuk berbagai macam tujuan dalam
rangka memproduksi kembali asset masih diliputi berbagai
keterbatasan. Akibatnya, aktifitas RT masih berkisar pada
96
rutinitas keseharian dalam mempertahankan kelangsungan
hidup.
3. Proses pemberdayaan
Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah cukup membantu
bagi RT petani miskin di pedesaan, pemberdayaan yang bersifat
bantuan berupa dana, raskin, bantuan usaha seperti ternak,
teraktor, perbengkelan dan pertukangan.
Disis lain program pemberdayaan yang di lakukan oleh
pemerintah bersifat pengembangan kemampuan individu pada
petani miskin seperti peningkatan pengetahuan, sikap/nilai dan
keterampilan. Program pengembangan ini sangat disambut baik
oleh masyarakat khususnya RT petani miskin di Desa Kapita.
Peningkatan tersebut sering kali dilakukan baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik berupa pelatihan maupun dalam bentuk bantuan pada masyarakat miskin, Menurut hasil wawacara yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat Dg Ngawin mengatakan, keberadaan pemberdayaan di tengah masyarakat di Desa Kapita bagi warga yang kurang mampu tentu dapat membantu meningkatkan tingkat kemampuan mereka dan akan mempengaruhi tingkat pendapatan pada RT miskin (04 Nov 2015).
Sejumlah organisasi kepemudaan yang ada di Desa Kapita
memberikan kontribusi pada mayarakat seperti karang taruna dan
laboratorium sosial yang cukup membantu bagi masyarakat,
program yang diselenggarakan oleh organisasi berkaitan pada
pendidikan bagi setiap generasi yang putus sekolah. Seperti pada
tahun 2012 fokus program yang dilakukan oleh lembaga yaitu
97
peningkatan akan pendidikan bagi generasi di Desa Kapita, yang
memang sebelumnya di Desa Kapita banyak anak-anak yang tidak
menyempatkan waktu untuk bersekolah, dan lebih memilih untuk
mengembala kambing, kerbau, sapi maupun jenis ternak lain untuk
membantu pihak keluarganya.
Keberadaan lembaga dan kerja keras pemuda di Desa
Kapita mampu membuahkan hasil, dengan sosialisasi yang
dilakukan dari rumah ke rumah yang memiliki anak tidak bersekolah
dan meyakinkan kepala rumah tangga bahwa betapa pentingnya
pendidikan dan masa depan anak-anak mereka. Upaya yang
dilakukan dapat menghasilkan dan menuntaskan bagi setiap anak
yang dulunya tidak menempuh pendidikan, sekarang sudah dapat
menempuh pendidikan dengan baik dengan tujuan bagaimana
generasi dapat menulis dan membaca.
Pembangunan pendidikan di Desa Kapita dapat di jumpai,
dengan adanya sekolah dari SD sampai tingkat SMP/MTS,
keberadaan sekolah dapat mempermudah akses untuk belajar.
Sesuai dengan yang disampaikan di atas bahwa peningkatan
pendidikan di Desa Kapita mencakup 3 aspek yaitu:
98
a) Peningkatan pengetahuan
Peningkatan pengetahuan pada masyarakat atau RT
petani miskin diharapakan dari bantuan berbagai pihak
seperti Pemerintah, LSM dan Swasta.
Pentingnya pengetahuan mempengaruhi aktifitas dan
kehidupan masyarakat pedesaan. Biasanya masyarakat
hanya duduk diam tak beraktifitas apapun, diakibatkan
dengan ketidaktahuan akan apa yang dilakukan. Dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat maka mereka
lebih peka dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi
segala kebutuhan rumah tangganya masing-masing.
Desa Kapita sebagaimana diamati, terdapat sejumlah
aktifitas yang biasa di lakukan oleh masyarakat setempat
seperti bertani, berternak (kambing, sapi, kuda dan
kerbau), sopir, bengkel dan tukang kayu.
Tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat dapat
meningkatkan ekonomi di Desa Kapita. Hal tersebut
ditandai dengan segala aktifitas yang dilakukan oleh
masyarakat dan ditambah dengan keberadaan pasar
tradisonal yang menunjang pendapatan desa.
Pemerintah Kebupaten Jeneponto seperti adanya
sekolah tingkat SD sampai SMP/MTS dan pasar di Desa,
dengan mudah di akses oleh masyarakat baik pendidikan
99
maupun pasar. Hal ini bukan berarti bahwa dengan adanya
sejumlah fasilitas yang memadai di Desa Kapita tingkat
kemiskinan sudah dapat teratasi, tetapi masih banyak
masyarakat miskin di Desa di akibatkan dengan segala
keterbatatasan, seperti yang di sampaikan Supriatna
dalam bab II yang berkaitan dengan tingkat pendidikan
yang rendah (Pengetahuan), produktifitas kerja, kesehatan
dan gizi serta menunjukkan ketidak berdayaan pada
hidupnya.
Ketidak mampuan itulah dialami salah satu keluarga
yang masuk dalam daftar sangat miskin, yang berada
posisi rumahnya tidak jauh dari lereng gunung, memilki
tingkat pengetahuan dan kemampuan yang sangat
terbatas. Keluarga tersebut membutuhkan bantuan dari
sejumlah pihak baik Pemerintah, LSM, Swasta dan
lingkungan tetangganya.
Upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui
daerah untuk terus mengupayakan pemberantasan
kemiskinan di setiap pelosok Desa, pada tahun 2015
Kementrian Desa tertinggal mengucurkan dana yang
sangat besar dalam pembangunan Desa baik
pembangunan secara fisik maupun nonfisik bagi
masyarakat. Hal ini disambut baik oleh masyarakat dan
100
pemerintah Desa, sejumlah program yang diluncurkan oleh
pusat melalui Kabupaten khusunya di Kabupaten
Jeneponto diharapkan tepat pada sasaran sesuai
kebutuhan masrakat miskin di pedesaan.
b) Peningkatan sikap/nilai
RT miskin di pedesaan biasanya sering dijumpai
kental dengan suatu budaya, adat dan serta gotong royong
yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Desa, sikap
atau nilai yang tercantum pada budaya dan adat pada
masyarakat, dalam masyarakat tradisional masih sering
melakukan ritual dalam acara tertentu seperti acara
perkawinan, kematian maupun acara yang lainnya.
Sikap ke gotong royong yang di lakukan masyarakat
desa, merupakan suatu nilai saling membantu antara satu
dengan yang lainnya misalkan pembangunan dan
pembongkaran rumah, dimana dikalangan masyarakat
pedesaan melakukan secara formal dengan memanggil
setiap warga agar turut hadir dalam pembongkaran atau
pembangunan rumah.
Sikap ini menunjukkan kehadiran warga dalam
berpartisipasi pembongkaran dan pembangunan rumah
sebagai wujud interaksi diantara mereka, masih terjalin
sifat kekeluargaan dan menunjukkan pada sisi penilaian. Di
101
Desa Kapita tepatnya di Kecamatan Bangkala, Kabupaten
Jeneponto dalam aspek budaya dan adat, sebagai wujud
sikap pada masyarakat Desa dalam pola gotong royong
(kerja sama) antara warga seperti pembogkaran atau
pendirian rumah, pembangunan mesjid, saling membantu
dalam penggarapan lahan pertanian atau sudah panen dan
lainnya.
Namun, di sisi lain bukan berarti tidak menemukan hal
yang bertentangan dengan nilai pada masyarakat, nilai
yang bertentangan tersebut merupakan kebiasaan lama
pada masyarakat, misalnya sebagian masih adanya
sejumlah atau kelompok yang melakukan acara meminum-
minuman keras yang khas seperti minuman ballo atau tua
(miras). Aktifitas ini seringkali kita temukan setiap hari.
Sejumlah kelompok masyarakat melakukan aktifitas
tersebut baik dikolom rumah atau pun di balai-balai yang
mereka buat di lahan perkebunan maupun di acara pesta.
Dari hasil Wawancara salah satu tokoh masyarakat Pak Arsyad mengatakan, dengan kebiasaan mayarakat melakukan kegiatan minum-minuman seperti itu karna menganggap untuk menghilangkan rasa lelah dari habis melakukan aktifitas di kebun maupun sawah (04 Nov 2015).
Berkaitan dengan aktifitas masyarakat yang di
jelaskan di atas, maka rumah tangga miskin merupakan
102
bagian yang sangat penting dalam aktifitas lingkungan
dalam meningkatkan ekonomi keluarga, segala informasi
yang perlu dibutuhkan pada tingkat kemampuan dalam
mengelolah sumber yang ada pada pertanian maupun
yang lainnya. Aktifitas negatif pulalah yang sering muncul
pada masyarakat keluarga ekonomi kebawah seperti yang
di jelaskan di atas mengenai sejumlah kelompok yang
menjadikan kebiasaannya untuk menghabiskan waktunya
mabuk-mabukan.
Seperti halnya Daeng Tompo dari hasil wawancara yang merupakan keluarga ekonomi kebawah, mengatakan bahwa aktifitas yang dilakukan seperti minum-minuman ballo (miras) sudah menjadi kebiasaan mereka yang hampir setiap hari dilakukan karna menggap mereka sudah ketagihan dengan minuman (08 Nov 2015).
Meskipun sudah menjadi kebiasaan merekaada juga
yang untungkan yaitu orang yang memproduksi ballo
(miras) hingga di jual dengan harga antara Rp 10.000-Rp
15.000/cergen yang berisi 5 liter/cergen. Selain itu juga
produksi minuman keras ini tidak selamanya menjadi
minuman keras, tetapi bisa di produksi menjadi gula merah
yang biasa dilakukan oleh sebahagian RT untuk di jual
kepasar.
Berkaitannya antara sikap/nilai masyarakat dengan
segala aktifitasnya tergantung pada pola prilakunya
103
terhadap lingkungannya, sehingga dibutuhkan
pemberdayaan untuk dapat mengembangkan segala
kemampuan seperti, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
pada RT miskin.
Dari program yang ada Desa Kapita, ditemukan
beberapa program pengembangan yang sudah terlaksana
di tahun 2011-2014 seperti bantuan, pelatihan, dan
pendampingan pada masyarakar/RT, yang dilakukan
pemerintah dan organisasi kepemudaan di Desa Kapita.
c) Peningkatan keterampilan
Dalam rangka peningkatan keterampilan
masyarakat/RT, dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Contoh dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan
masyarakat/RT pada pelatihan-pelatihan yang dapat
mengembangkan kemampuan, seperti menjahit, membuat
asesoris, membut kue dll. Mengajak masyarakat
mengunjungi kegiatan di tempat lain supaya dapat melihat
sekaligus belajar.
Program pemberdayaan dari pemerintah untuk dapat
mengembangkan kemampuan RT, seperti ditahun 2011
sampai 2014 ada yang mendapatkan bantuan berupa
ternak kambing, teraktor dan perbengkelan. Pada tahun
104
2015 Desa Kapita tidak mendapatkan bantuan khusunya
perbengkelan, dari hasil data di BPM-PD.
Peningkatan keterampilan pada masyarakat/RT di
pedesaan sangatlah di perlukan dalam meningkatkan
ekonomi RT. Karna di pedesaan khususnya Desa Kapita
dapat memahami keterampilan dalam membuat usaha RT
biasa dilakukannya, tetapi harus berhenti karna
kekurangan biaya atau modal usaha. Pemerintah dalam
hal ini dapat membantu pendanaan atau dalam betuk
pemberdayaan.
Seperti wawancara yang dilakukan atas nama Daeng Gassing mengatakan pihaknya sangat terbantu dengan adanya bantuan dari pihak pemerintah, karna dengan adanya perbengkelan ini keluarga dapat membantu urusan atau keperluan di dapur seperti ikan dalam sehari dan berharap dapat bantuan lagi (08 Nov 2015). yang memiliki perbengkelan dari hasil bantuan pemerintah sehingga dapat membantu kebutuhan keluarga sehari-hari meskipun belum terlalu besar usaha tersebut.
Dan ada juga sebagai tukang kayu pembuat lemari
maupun yang lainnya yang sampai sekarang ini belum dapat bantuan sama sekali dari pihak pemerintah sehingga usaha tersebut yang dilakukan masih dalam keadaan bisa saja dari hasil wawancara atas nama Daeng Ngeran mengatakan, pihaknya seolah ada yang dibedakan oleh pemerintah desa dengan keluarga kami karna dalam pemilihan kepala desa sebelumnya pihak kami tidak member dukungan sehingga kami juga tak mengharapkan banyak dari bantuan itu meskipun kondisi terhenti diakibatkan biaya modal belanja kayu yang belum ada (08 Nov 2015).
105
Bukti menunjukkan begitu pentingnya pengembangan
yang dilakukan untuk masyarakat di Desa Kapita, karna
dapat membantu memenuhi kebutuhan RT. Dari
pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah terkadang
mengalami salah arah atau kurang tepat bagi yang berhak
menerimanya, di akibatkan adanya manipulasi data di
tingkatan desa dalam sensus penduduk sehingga bantuan
pemberdayaan tidak tepat sasaran. Di lapangan ada yang
memperoleh bantuan dua kali, seperti mendapatkan
bantuan perbengkelan juga mendapatkan bantuan ternak
berupa kambing. Hal ini menimbulkan kesenjangan pada
masyarakat miskin, karena penentuan pada bantuan
pemberdayaan yang tidak sebagai mana mestinya.
4. Pengembangan RT Petani Miskin
Dari hasil penelususuran mengenai pengembangan pada
rumah tangga petani miskin di Desa Kapita, melalui aktifitas
masyarakat dalam mengembangkan usaha tani seperti teraktor,
peternakan maupun pengembangan usaha keterampilan
masyarakat, seperti perbengkelan dan pertukangan yang ada.
Maka untuk lebih jelas melihat tingkat keberhasilan pada rumah
tangga petani miskin dalam segala aktifitas dapat dilihat tabel
dibawah ini
106
Tabel 6: Hasil pengembangan pada rumah tangga petani miskin melalui usaha tani dan ternak
Pengembangan Traktor Ternak (kambing)
Peningkatan pengetahuan
Mejalankan traktor Proses penggarapan
sawah dan kebun yang berbeda
lebih cepat dibanding tenaga kerbau atau kuda
Pengelolaan ternak yang baik
Pemanfaatan hasil pertanian (pakan ternak)
Kambing betina tidak untuk di jual,tapi di jadikan penambahan ternak
Peningkatan sikap/nilai
Saling membantu dalam kelompok traktor
Membantu RT di luar dari kelompok tani
Tidak adanya hak milik dalam kelompok
Memperbanyak bibit unggul
Pembukaan lahan ternak
Pengawasan ternak setiap saat
Peningkatan keterampilan
Dapat menggarap lahan pertanian dengan 2 kali
Penentuan bibit yang terampil dan lebih cepat panen
Memudahkan pembuatan aliran air bagi perkebunan
Terampil dalam memilih bibit ternak unggul
Penanaman pohon/kayu jati, sebagai pemanfaatan pakan ternak
Dalam penjualan pada hari tertentu (musim qurban)
Tabel 6, menunjukkan peningkatan akan keberhasilan pada
rumah tangga petani miskin di Desa Kapita, melalui usaha tani dan
ternak yang dapat membantu kebutuhan RT. Hasil yang dicapai
tidak lepas dari usaha sebagai aktifitas yang dilakukan setiap hari
dalam pengembangan alat traktor melalui peningkatan
pengetahuan yang sebelumnya tidak di miliki oleh RT.
RT dalam penggunaan alat pertanian, dapat mengetahui dan
mengfungsikan alat sebagai upaya untuk membantu proses
penggarapan lahan pertanian baik sawah maupun kebun. Dimana
107
pada awalnya RT melakukan aktifitas pertanian dengan cara
tradisional, dalam penggarapannya melalui ternak seperti kerbau
dan kuda yang merupakan proses yang lambat bagi petani.
Peningkatan pada sikap/nilai pada masyarakat rumah
tangga dalam penggunaan alat traktor yang saling membantu di
dalam kelompok tani, proses kerja sama yang dilakukan oleh
kelompok, dibicarakan untuk penggrapan lahan pertanian. Dimana
kelompok, menyadari akan adanya alat sebagai bantuan dari
pemerintah sehingga tidak ada hak kepemilikan perorangan tetapi
yang ada kepemilikan secara kelompok untuk tujuan penggarapan
lahan pertanian.
Keberadaan bantuan teraktor dapat meninngkatkan
keterampilan dengan bergabai hal seperti penggarapan lahan 2 kali
dilakukan oleh rumah tangga, sehingga dapat berkaitan pada bibit
yang ditanam dan lebih cepat menghasilkan (panen) msekipun
dengan curah hujan yang rendah. Keberadaan alat tersebut
meringankan dan memudahkan aktifitas rumah tangga termasuk
pembuatan aliran air khususnya perkebunan.
Peternakan kambing yang ada di Desa Kapita, dalam hasil
pengembangan yang dilakukan oleh RT. Seperti peningkatan pada
pengetahuan, dalam pengelolaan ternak bagi rumah tangga petani
miskin tidaklah terlalu sulit dalam mengurus, baik pada pengadaan
kandang, kebersihan, luas kandang pemberian pakan di dalam
108
kandang maupun diluar kandang, sudah dapat diketahui setiap
rumah tangga miskin selama mengambil pekerjaan berternak.
Musim hujan dimana pakan ternak melimpah dan tidak
terlalu menyulitkan bagi rumah tangga untuk mencari pakan,
karena bisa didapatkan disekitar lingkungan, berbeda dimusim
kemarau para peternak hanya dapat memanfaatkan hasil pertanian
seperti jagung, kacang-kacangan maupun yang lainnya untuk
dijadikan sebagai pakan ternak dengan waktu yang terbatas dari
hasil pertanian.
Keberhasilan dan Pengetahuan yang sudah dimiliki rumah
tangga akan berternak, dapat mempengaruhi penambahan ternak
dengan tidak menjual betina yang sudah dihasilkan. Sehingga
dapat memperbanyak dan memajukan usaha ternak. Dalam
peningkatan sikap/nilai rumah tangga sebagai aktifitas berternak
dapat diketahui dengan penambahan ternak bagi rumah tangga
miskin di Desa Kapita, dari hasil penelusuran RT miskin terus
melakukan upaya penambahan ternak, seperti di jelaskan
sebelumnya bahwa kambing betina tidak dapat di jual dengan
alasan upaya penambahan, sehingga yang terhitung ternak yang
dimiliki oleh rumah tangga antara 3-4 kambing.
Sikap yang dimiliki RT apabila usaha ternak dapat berjalan
baik dan maju maka rencana kedepan akan membuka lahan untuk
109
pakan ternak sehingga dapat menghasilkan 2 pendapatan yaitu
pertanian dan peternakan. upaya pengawasanpun semakin muda
dilakukan dalam berternak, dimana selama ini tingkat pengawasan
akan termak masih kurang dilakukan. Sedangkan peningkatan
akan keterampilan pada RT miskin pada peternakan tentunya dapat
dilihat dari pemilihan bibit unggul yang bebas dari segala penyakit,
ukuran ternak dan yang terpenting 1 ternak dapat menghasilkan
minimal 2 dalam setahun.
Musim kemarau tentu akan sulit memperoleh banyak pakan
sebagai kebutuhan ternak sehingga sebagain RT melakukan
penanaman pohon seperti jati maupun yang lainnya, yang dapat
dijadikan alternative sebagai pakan ternak. Hal lainpun dilakukan
oleh RT dalam menjual sebagian ternak mereka dengan hari-hari
tertentu, seperti hari raya idul adha (Qurban), dengan alasan bahwa
hari tersebut sebagai hari penggunaan/kebutuhan masyarakat akan
melakukan hari raya qurban dan harga ternak pun tidak terlalu
murah tetapi cukup membantu.
Dari hasil pengembangan pada pertanian dan peternakan
diatas menunjukkan keberhasilan pada rumah tangga petani miskin
di Desa Kapita, sedangakan penjelasan berikutnya mengungkap
aktifitas pada pengembangan rumah tangga miskin melalui usaha
perbengkelan dan pertukangan yang dapat dilihat pada tabel
dibwah ini.
110
Tabel 7: Hasil pengembangan pada rumah tangga miskin melalui usaha perbengkelan dan pertukangan
Pengembangan
Perbengkelan
Pertukangan
Peningkatan pengetahuan
Pres ban, bongkar pasang alat kendaraan roda 2
Pembelian alat kendaraan roda 2
Memperbaiki
Menjadi buruh pembuat meja,kursi,lemari,pintu jendela rumah dll
Harga pemesanan rumah tangga
Usaha sendiri (mandiri)
Peningkatan sikap/nilai
Semangat kerja dan sabar
Disiplin waktu dalam kerja
Menjaga hubungan pada masyarakat
Disiplin waktu dalam bekerja
Kualitas hasil kerja Pemanfaatan bibit
pohon dari pemerintah
Peningkatan keterampilan
Proses penjualan alat kendaraan
Pemanfaatan barang bekas roda 2
Melibatkan anggota keluarga
Penentuan kualitas kayu
Penentuan harga Penanaman pohon jati,
mahoni dll
Tabel 7, menggambarkan hasil pada pengembangan rumah
tangga miskin di Desa Kapita. Pengembangan dapat diperhatikan
dari sejumlah peningkatan yang ada dalam aktifitas usaha RT, yang
dilakukan seperti perbengkelan dan pertukangan.
Dari peningkatan pengetahuan pada usaha perbengkelan,
dimana sebelumnya pihak RT hanya dapat mengetahui sebagian
kecil bidang perbengkelan seperti pres ban dan pompa angin, tapi
upaya yang terus dilakukan maka RT tersebut dapat mengetahui
yang sebelumnya hanya dapat mengetahui 1 atau 2 bidang saja.
Dari kebiasan aktifitas RT miskin dapat mempengaruhi peningkatan
111
pengetahuan di perbengkelan seperti pengetahuan jual beli alat
kendaraan pada roda 2.
Pengetahun pada RT dalam meningkatkan kualiats kerja
yang awalnya hanya mengetahui urusan ban, oli, bagian luar roda
2 kini sudah dapat memperbaiki kendaraan yang sudah rusak.
Untuk meningkatkan usaha tersebut, maka RT miskin semangat
dan sabar dalam melakukan usaha. Untuk meningkatkan usaha
perbengkelan menurut RT miskin maka tetap disiplin dalam bekerja
terutama pada disipin waktu dan keuangan yang di dapatkan
melalui usaha tersebut, agar dapat terjaga dan mengalami
peningkatan.
Peningkatan sikap/nilai dimana RT miskin sebagai pelaku
usaha tetap menjaga hubungannya dengan masyarakat, agar
dapat diberikan kepercayaan pada masyarakat mengenai usaha
perbengkelan yang dilakukan. Sedangkan peningkatan pada
keterampilan yang mencakup pada usaha tersebut, dapat
diperhatiakan pada aktifitas RT mengenai proses penjualan alat
roda 2 yang dapat menguntungkan pada RT dan ditambah lagi
dengan pemanfaatan barang bekas kendaraan roda 2 yang dapat
dijual kembali, seperti penjualan ban bekas dalam dan luar yang
dapat menambah pemasukan. Dari usaha tersebut memberikan
kemampuan sehingga sebagian anggota keluarga yang laki-laki
112
dapat dilibatkan dalam kegiatan usaha dan menghasilakan
pembagian kerja yang dapat menambah ekonomi RT.
Untuk usaha pertukangan dalam pengembangan RT.
peningkatan pengetahuan melalui pengalaman kerja menjadi buruh
pembuat kursi, lemari, meja maupun pintu dan jendela rumah.
Berangkat dari pengalaman itulah RT miskin dapat mengasa tingkat
kemampuan pengetahuan, akan membuat meja, kursi dan yang
lainnya. Sekaligus mengetahui akan harga dari hasil buatannya
untuk dapat dijual baik untuk pemesan dari rumah tangga, instansi
maupun pihak tokoh.
Usaha dapat dilakukan sendiri dikolom atau pekarangan
rumah, sebagai tempat usaha pertukangan dalam membuat segala
permintaan. Kemandirian ini di tempuh oleh RT dengan
memanfaatka segala sumber pada lingkungannya, ketimbang tetap
menjadi buruh pembuat. Disiplin waktu dan kualitas hasil kerja
dapat memberikan kepercayaan pada masyarakat pada usaha RT ,
seperti halnya dalam disiplin waktu diman pada waktu yang
ditentukan oleh pemesan harus di tepati, sekaligus didukung
kualitas yang baik.
Sebahagian dari usaha ini dapat memanfaatkan hasil
pemberian bibit dari pemerintah sebagai program dan upaya
memenuhi kebutuhan usaha. Dari setiap masyarakat yang
memesan baik meja, pintu maupun yang lainnya dapat deberikan
113
pilihan mengenai kualitas kayu karna semakin bagus kayu yang
dipilih semakin tinggi pula harga yang diberikan pada masyarakat
yang memesan. Meskipun terdapat banyak jenis kayu, di Desa
Kapita seperti jati, mahoni dan yang lainnya merupakan wujud
kesadaran masyarakat dalam menanam pohon sebagai manfaat
akan datang.
5. Model Pengembangan
Model pengembangan RT petani miskin di Desa Kapita,
Kabupaten Jeneponto tanggung jawab pemerintah daerah dalam
mengurangi tingkat kemiskinan khususnya di Desa Kapita.
Sehingga upaya itu dilakukan melalui program pengembangan baik
berupa bantuan barang, dana, raskin maupun dalam bentuk
pelatihan dan pendampingan maupun yang dapat menjadi solusi
bagi RT miskin.
Model pengembangan yang perlu dilakukan dalam
meningkatkan ekonomi pada rumah tangga miskin mencakup 3
aspek yaitu adanya berupa bantuan, pelatihan dan pendampingan.
Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin khususnya
pada rumah tangga di Desa Kapita.
114
Gambar 3: Model Pengembangan RT miskin di Kabupaten Jeneponto.
Bantuan adalah suatu pemberian yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok maupun instansi/lembaga terhadap yang
membutuhkan pertolongan baik secara fisik, finansial (dana) atau
berupa pengetahuan dalam upaya memandirikan. Pelatihan adalah
proses yang dilakukan seseorang dalam meningkatkan
kemampuan agar dapat mencapai suatu tujuan. Sedangkan
Pendampingan adalah suatu proses pembinaan terhadap anggota
kelompok atau masyarakat sehingga tercapai suatu perubahan.
1. Bantuan yang dimaksudkan yaitu berupa raskin, dana, traktor dan
alat perbengkelan. Bantuan yang di berikan pada RT miskin dalam
upaya membantu RT yang ada di sejumlah Kecamatan di
Kabupaten Jeneponto. Dalam pemberian tentunya, ada
mekanisme/aturan yang dilakukan oleh pihak pemerintah misalnya
bantuan perbengkelan, bantuan ini dapat diberikan masyarakat
Pelatihan Proses Pengembangan
RT miskin
Pendampingan
RT miskin
Masyarakat
Bantuan
115
apabila sudah ada sebelumnya usaha perbengkelan yang di
gelutinya, sehingga pemerintah dalam hal pemberian bantuan,
sebagai upaya penambahan usaha yang dimiliki masyarakat.
Proses pengembangan terus dilakukan oleh Dinas/SKPD
yang terkait ditahun 2014 ada 10 Kecamatan yang mendapatkan
bantuan dengan 23 Desa/kelurahan, namun pada tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 6 Kecamatan dengan 11
Desa/kelurahan. Dalam program ini dimana masyarakat di sejumlah
Desa lebih banyak mengusulkan pertukangan seperti tahun 2014
sebanyak 10 orang sedangkan perbengkelan 9 orang di tahun
berikutnya 2015 yang terjadi penurunan hanya program
perbengkelan yang ada.
2. Dalam pengembangan pada RT miskin di Desa Kapita, Pemerintah
terus melakukan upaya pelatihan di sejumlah Desa di Kabupaten
Jeneponto, pelatihan yang sering dilakukan oleh pemerintah
maupun LSM yaitu Pelatihan kewirausahaan, menjahit, mengatur
keuangan dan keterampilan. Hasil dari pelatihan ini sebagai upaya
mengurangi tingkat kemiskinan di sejumlah pedesaan.
Dari hasil penelusuran seperti di Desa Kapita sering
ditemukan sejumlah penjual di pinggir jalan, dari hasil pertanian
seperti ubi, jagung rebus, dan usaha-usaha lainnya. Akifitas
masyarakat sebagian hasil dari pelatihan yang dilakukan oleh
116
sejumlah pihak termasuk pemerintah dan LSM dapat di terapkan
dilingkungan pedesaan.
3. Pendampingan dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan
yang dilakukan pemerintah, seperti dalam bantuan ternak,
pertukangan dan perbengkelan sering dilakukan pemantauan
mengenai perkembangan usaha RT. Dari hasil diskusi oleh
pegawai BPM-PD di, menyampaikan bahwa di dalam pemantauan
dapat dilakukan 2 kali setahun untuk mengetahui tingkat
keberhasilan masyarakat, dalam usaha sekaligus menjadi laporan
setiap tahunnya baik dalam penganggaran, proses pemantauannya
sampai pada kemandirian pada masyarakat dalam hal ini RT yang
memperoleh bantuan.
4. Proses pengembangan RT miskin, Dari proses pengembangan
RT miskin, sebahagian besar mengalami perubahan, seperti akan
pengetahuan, sikap dan keterampilan, inilah ditunjukkan dengan
cara usaha yang dilakukan oleh RT. Halnya dengan pemberian
bantuan dari pihak pemerintah seperti traktor, ternak, perbengkelan
dan pertukangan.
a. Dalam pengembangan RT miskin yang mengelola atau
memanfaatkan alat pertanian seperti traktor, dimana
proses sebelumnya rumah tangga mengalami kesulitan
dalam menggarap lahan yang mereka miliki, dikarenakan
masih bersifat penggarapan secara tradisional yang di
117
bantu tenaga kuda di anggap tidak mengeluarkan banyak
biaya.
Keberadaan alat teraktor sudah ada namun bersifat
pribadi, sehingga RT miskin harus menyewa dengan
cukup mahal dalam penggarapan lahan, dengan adanya
bantuan berupa traktor dari pemerintah dinas pertanian
terhadap kelompok tani, di dalamnya ada sebahagian RT
miskin cukup membantu dalam proses penggarapan.
Hanya dengan bermodal kecil yaitu cukup membeli
bahan bakar sesuai dengan kebutuhan lahan. Dialami RT
miskin dalam mendapat bantuan cukup memberikan
tambahan pengetahuan seperti dimana, sebelumnya
hanya mengetahuai mencangkul sekarang dapat
menjalankan teraktor, dimana sebelumnya hanya
mengerjakan lahan sendiri-sendiri kini saling bekerja
sama melalui kelompok tani, dan dulunya hanya
memikirkan masalah yang dihadapi petani kini dapat
berinteraksi untuk menemukan solusi dari masalah,
seperti upaya penggarapan 2 kali, penentuan bibit yang
berkualitas dan hal yang terpenting aliran air.
b. Begitu halnya dengan pemberdayaan bantuan ternak di
Desa Kapita, dalam pengembangannya RT miskin yang
memperoleh bantuan. Tentu akan dapat menambah
118
aktifitas keluarga, dimana sebelumnya hanya beraktifitas
petani kini juga dapat beraktifitas sebagai peternak.
Di dalam pengembangan yang dilakukan oleh RT
miskin dapat memperoleh pengetahuan baru misalnya,
dengan adanya ternak seperti kambing maka,
pemanfaatan hasil pertanian seperti batang jagung,
kacang-kacangan maupun yang lainnya dapat
memanfaatkan untuk pakan ternak. Begitu juga dalam
pemeliharaan kandang yang dulunya RT miskin belum
mampu memahami bagaimana perawatan ternak di
dalam kandang sehingga dengan adanya bantuan ini RT
miskin cukup lihai dalam mengelola ternak dengan baik.
Dari proses penjualan ternak, sebahagian hasilnya di
pakai dalam membantu kebutuhan rumah tangga, ada
juga membeli kembali ternak dengan alasan
memperbanyak bibit ternak yang unggul. Dari langka ke
dua yang di ambil oleh RT dapat di simpulkan mengenai
cara berpikir yang maju dalam mengembangkan ekonomi
dengan memperbanyak atau mengembangkan usaha
ternak.
c. Pada proses pengembangan RT miskin di
perbengkelan, dipahami dari aktifitas yang dilakukan.
Kepadatan penduduk dan banyaknya alat transportasi
119
baik roda 2 maupun roda 4 dapat di manfaatkan oleh
sebahagian masyarakat, yang memperoleh bantuan alat
perbengkelan dari pemerintah.
Bantuan perbengkelan juga akan menambah aktifitas,
dimana sebelumnya hanya beraktifitas sebagai petani
dan tukan ojek, kini dapat bertambah dengan adanya
aktifitas usaha bengkel. Hal ini di buktikan kemampuan
RT dalam menjalankan usaha perbengkelan yang di
manfaatkan di lokasi sekitar rumahnya, usaha
perbengkelan dapat memberikan manfaat dan cukup
membantu.
Manfaat yang di dapatkan oleh RT, yang memperoleh
bantuan perbengkelan dengan bertambahnya
pengetahuan yang dimiliki, dalam memperbaiki sejumlah
kendaraan roda dua, baik yang rusak ringan maupun
rusak berat.
d. Dalam proses pengembangan di pertukangan, RT dapat
memanfaatkan salah satu usaha kayu di luar dari Desa
Kapita, hal inilah yang dilakukan salah satu RT yang
dahulunya menjadi tukang pembuat lemari, kursi, meja,
jendela sebagai buruh, selain memperoleh gaji/upah juga
mengasa dan meningkatkan kemampuan. Dari segala
kemampuan yang dimiliki dapat juga membedakan jenis
120
kayu yang berkualitas untuk dapat di gunakan atau di
buat menjadi lemari, kursi ataupun yang lainnya.
5. RT/Masyarakat. RT miskin selalu dikaitkan dengan segala
keterbatasan, tak bercukupan. Di Desa Kapita RT miskin
mempunyai berbagai kemampuan yang mereka miliki khususnya
kemampuan secara fisik, kekeluargaan dan yang paling penting
kemampuan akan pengetahuan yang mereka miliki.
Kemampuan itulah program pemberdayaan yang dilakukan
oleh pemerintah dalam mengembangkan ekonomi RT , dapat
mengalami perubahan sehingga pada masyarakat di Desa Kapita,
menyambut baik dengan adanya sejumlah program pemberdayaan
pada masyarakat. Hal yang paling penting dalam pengembangan
pada RT miskin, dimana dikaitkan pada kemampuan individu yaitu
peningkatan akan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.
Terlihat hasil dari sejumlah perubahan yang dilakukan khsusnya
yang memperoleh sejumlah pemberdayaan dari pemerintah seperti
pengadaan teraktor, ternak dan perbengkelan.
Dengan adanya bantuan, masyarakat khususnya pada RT
mengalami perubahan seperti yang telah mendapatkan bantuan
teraktor. Tentunya dapat mengembangkan usaha tani yang
sebelumnya hanya menggarap 1 kali hasil panen, kini dapat 2 kali
dalam permusim. Selain dari itu juga pengembangan yang di
dapatkan oleh RT, sebelumnya hanya mengetahui mencangkul kini
121
dapat menjalankan teraktor dan saling berinteraksi sesama
kelompok tani dari segala hal permasalahan yang dihadapi oleh
petani.
Peningkatan pengetahuan di Desa Kapita, dengan
berbagai program pemberdayaan yang masuk di desa tersebut
memberikan aura positif bagi pengembangan RT, dimana
diantarannya terlihat dalam proses perubahan yang dihadapi oleh
RT seperti halnya RT yang dulunya hanya mengetahui mencangkul
secara tradisional kini dapat menjalankan teraktor dan juga dapat
menambah aktifitas keluarga baik secara bertani maupun yang
lainnya. Sama halnya dengan pemberian bantuan ternak, dengan
adanya bantuan tersebut dapat memahami bagaimana pengelolaan
ternak yang baik, bagaimana menghasilkan pakan di musim
kemarau dan bagaimana proses jual beli yang dapat
menguntunkan, inilah sebagian RT dapat memahami proses
pengembangan melalui bantuan ternak. Sedangkan perbengkelan
dan pertukangan, dapat mengalami perubahan khususnya pada
tingkat pengetahuan yang mereka miliki, begitu juga halnya dengan
pertukangan dalam proses pengembangan yang dilakukan, dapat
merubah tingkat pendapatan dengan usaha mandiri yang
dilakukannya.
Pada peningkatan sikap/nilai, pada RT di Desa Kapita
mengalami perubahan di lingkungan masyarakat seperti saling
122
membantu baik dalam kelompok tani maupun yang lainnya,
sehingga dapat menyadari akan pentingnya saling membantu
dilingkungan sekitar dan dapat bertukar pikiran dalam persoalan
yang di hadapi sesama petani.
RT yang memiliki peternakan dapat melakukan pengawasan
agar tak merusak tanaman petani dan ada juga yang
membukakkan lahan untuk ternak mereka, biasanya RT yang
memiliki sekitar 4-5 ternak memanfaatkan sebagian kebun untuk
memberi pakan ternak.
Pada perbengkelan dapat diamati dari peningkatan sikap
yang di milik oleh RT, dalam aktifitas di perbengkelan seperti
semangat kerja yang sebelumnya bermalas-malasan kini
bersemangat untuk kerja dalam memahami tanggung jawab
sebagai keluarga, disiplin dan menjaga hubungan baik terhadap
masyarakat selalu dilakukan oleh RT. Sedangkan pertukangan,
dalam membuat meja, kursi dll dapat menjamin kualitas kerja yang
dihasilkan sehingga dapat memuaskan bagi para pemesan
terhadap RT yang berprofesi sebagai pertukangan.
Peningkatan keterampilan pada RT miskin di Desa Kapita,
terlihat dari beberapa RT dalam segala aktifitas yang dilakukan
dalam lingkungannya, seperti pada pemberian bantuan yang
mereka dapatkan, dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi
keluarga, teraktor sebagai alat pertanian dapat di fungsikan
123
sebagai penggarapan lahan sekaligus dapat memberikan
keuntungan bagi RT apabila diluar dari kelompok dapat disewakan
kepada orang lain.
Lain halnya dengan berupa bantuan ternak dapat dilihat dari
aktifitas RT, dalam terampil mengelolah ternak yang baik dengan
memilih beberapa bibit induk, untuk di jadikan induk dan proses
penjualan pun RT dapat memahami harga jual ternak. Nilai yang di
hasilkan dari proses penjualan tidak terlalu murah, proses
pemeliharaan ternak masyarakat dapat memanfaatkan lahan
dengan menanam pohon jati sebagai pakan ternak.
Pengembangan pada perbengkelan dalam peningkatan
keterampilan terlihat pada proses penjualan alat kendaraan yang
dapat menguntunkan, juga dapa memanfaatkan barang bekas roda
dua yang tidak terpakai oleh pemilik kendaraan. Seperti ban dalam
dan alat-alat lainnya, dan aktifitas ini juga dapat melibatkan
anggota keluarga untuk membantu usaha perbengkelan.
Pada pertukangan dapat terlihat dengan jual beli seperti
meja, kursi dll. Upaya itu juga dapat membantu mengembangkan
ekonomi keluarga dengan adanya usaha mandiri yang mereka
lakukan dirumahnya sebagai tempat usaha. Pemanfaatan
lingkungan pun dilakukan oleh usaha pertukangan dengan
124
penanaman pohon dan pembelian pohon yang ada disekitar
lingkungan Desa Kapita.
125
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh uraian sebelumnya dapat di simpulkan bahwa:
1. Pengembangan RT petani miskin di Kabupaten Jeneponto,
dilakukan oleh pemerintah melalui sejumlah SKPD yang terkait dan
juga dilakukan oleh LSM. Kegiatan RT miskin tersebut di tujukan
untuk peningkatan pengetahuan, peningkatan sikap, peningkatan
keterampilan yang dikembangkan melalui kegiatan usaha tani dan
ternak, bantuan teraktor sebagai kegiatan yang berkaitan langsung
dengan pertanian. Selanjutnya kegiatan perbengkelan dan
pertukangan sebagai kegiatan pendukung.
2. Pengetahuan yang dikembangkan pada RT petani miskin tersebut
berupa; tahu mengelolah usaha tani dan ternak yang baik, tahu
menjalankan teraktor dan tahu memanfaatkan pertanian. Pada
peningkatan sikap berupa pengembangan kesadaran saling
membantu untuk kepentingan bersama, kesadaran untuk
menggunakan mesin ketimbang menggunakan hewan,
menumbuhkan semangat kerja, disiplin dan menjaga hubungan
yang baik. Sedangkan peningkatan keterampilan seperti tahu
memperbaiki kendaraan dan tahu membuat membuat lemari atau
kursi.
3. Model pengembangan RT petani miskin berfokus pada
pemanfaatan bantuan, pelatihan, dan pendampingan yang
126
dilakukan untuk proses pengembangan rumah tangga petani miskin
sehingga menjadi lebih baik, berdaya, dan mandiri.
B. Saran
Adapun yang menjadi saran:
1. RT miskin dapat memanfaatkan segala sumber yang ada pada
lingkungan pertanian dan lingkungan sekitarnya. RT miskin harus
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui pemberdayaan yang dapat
mengembangkan RT miskin seperti adanya bantuan, pelatihan dan
pendampingan
2. Program pemberdayaan ini, sekiranya terus dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten
Jeneponto khususnya di Desa Kapita, dengan cara pengembangan
pada RT miskin melalui bantuan, pelatihan dan pendampingan agar
berdaya dan mandiri.
3. Program pemberdayaan harus tepat sasaran yaitu RT petani
miskin, yang dapat diketahui melalui hasil pendataan yang
dilakukan oleh berbagai instansi dan pemerintah setempat.
127
DAFTAR PUSTAKA
Ackoff, Et All, 1962. Scientific Method. Wiley, New York.
Almasdi S. (2012). Model Pengembangan Daerah Tertinggal dalam Upaya
Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan di
Kabupaten Meranti Prov. Riau. Lembaga Penelitian
Universitas Riau.
Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik Pengelolaan
Community Development, cet. Ke II (CSD, 2008) Jakarta
Burhanuddin R 2002. Pemberdayaan Petani Miskin di Kabupaten
Jeneponto, Sulawesi-Selatan.
Chambers, Robert, (1983). Rural Development, Putting the Last First,
Longman: London.
Combs, P.H dan Ahmed M (1984) Memerangi Kemiskinan di Pedesaan
melalui Non-Formal, Terjemahan (YIIS). CV. Rajawali
Jakarta..
Edi S, (2011) Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Alfa Beta ,
Bandung.
Handoko, R. and P. Patriadi. 2005. Evaluasi Subsidi Non BBM. Kajian
Ekonomi dan Keuangan.
Herni A. S, (2014).http://ekbis.sindonews.com/read/823762/34/pertambah
an-orang-miskin-sulsel-tertinggi
Hikmat, 2004. Strategi Pemberdayaan. Humaniora. Bandung.
Indra, M, (2014) Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan, Upp
Stim Ykpn.
Isbandi R.A (2012). Intervensi Komunitas dan Pengembangan
Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Karji .Y, Jurnal “Kemiskinan dan Konsep Teoritisnya” Internet. 22:31. 03
Juli 2015, Makassar.
Kartasasmita, 1993. Kebijaksanaan dan Strategi Pengentasan
Kemiskinan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas