Top Banner
TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN (Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto) IMPECUNIOUS MODEL DEVELOPMENT DOMESTIC FARMER. (Case Study in Countryside Kapita, District of Bangkala Sub-Province Jeneponto) Disusun oleh: RUDIYANSYAH Nomor Induk Mahasiswa: 03 09 307 13 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
144

TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

i

TESIS

MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN

(Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)

IMPECUNIOUS MODEL DEVELOPMENT DOMESTIC FARMER.

(Case Study in Countryside Kapita, District of Bangkala Sub-Province Jeneponto)

Disusun oleh:

RUDIYANSYAH

Nomor Induk Mahasiswa: 03 09 307 13

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 2: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

ii

MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI MISKIN

(Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Administrasi Publik

Disusun dan Diajukan oleh

RUDIYANSYAH

Nomor Induk Mahasisiwa: 03 09 307 13

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Page 3: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

iii

Page 4: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

iv

Page 5: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

v

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rudiyansyah

Nomor induk mahasiswa : 03.09.307.13

Program studi : Magister Administrasi Negara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebahagian atau keseluruhan

tesis ini hasil karya orang lain, bersedia menerima sanksi tersebut.

Makassar, 18 Februari 2016

Yang menyatakan

Materai 6000

Rudiyansyah

Page 6: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, baik berupa kesehatan dan

kesempatan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis tepat pada

waktunya. Salam dan taslim atas junjungan Nabiullah Muhammad saw.

semoga kita tetap menjadi pengikut yang setia terhadap ajaran beliau,

Amin.

Dalam penyusunan tesis ini penulis dengan semaksimal mungkin,

namun penulis menyadari bahwa tesis ini masih ada kekurangan dan

butuh penyempurnaan dari berbagai pihak, oleh karena itu, maka saran

dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun penulis sangat

harapkan, demi kesempurnaan pada penyusunan tesis tersebut.

Dalam penulisan tesis ini, telah diterima bantuan moral dan materi

dari berbagi pihak, melalui kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih

yang sebesar-besarnya dan setulus –tulusnya kepada yang terhormat:

Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. Ketua Komisi Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

Dr. Abdul Mahsyar, M.Si. Ketua Prodi dan Sekretaris Komisi

Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

penulisan tesis ini. Dr. H. Mappamiring, M.Si. penguji seminar hasil yang

membantu memberikan saran dan kritikan yang membangun.

Dr. H. Muhammadiah, M. M. penguji seminar hasil yang telah membantu

memberikan masukan dan kritikan yang membangun

Page 7: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

vii

Dr. Irwan Akib, M. Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar (Unismuh). Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd. Direktur

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).

Dosen dan staf pengajar serta staf administrasi pada program Magister

Administrasi Publik yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu baik

di ruangan maupun di luar ruangan.

Iksan Iskandar M.Si Bupati di Kabupaten Jeneponto yang telah

memberikan izin penelitian ke beberapa SKPD yang terkait dengan tesis.

Lembaga Kemanusiaan KSR PMI UNIT 114 Universitas Muhammadiyah

Makassar, di mana penulis banyak belajar dalam memahami organisasi.

Teman-teman semuanya, terima kasih atas segala bantuan dan kerja

samanya selama ini yang setia menemani penulis hingga sekarang ini

Orang tua Ayahanda H. Abd Kadir Japar dan Ibunda Hj. Amina dg

Tarring yang sangat saya cintai, atas segala curahan, kasih sayang, doa

yang selalu dititipkan dalam ibadahnya untuk anak-anaknya serta

dorongan yang diberikan dalam menempuh pendidikan yang tak henti-

hentinya untuk penulis, terima kasih atas semua yang telah engkau

berikan. Kakak Musliadi dan Adik Rusdi semua keluarga tercinta yang

tidak sempat penulis sebutkan semua, terima kasih atas segala

motivasinya. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis dan kuliah dari

awal sampai akhir. Penulis mendoakan semoga semua amal kebaikan,

Page 8: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

viii

baik yang tercantum di atas maupun yang tidak, agar kiranya mendapat

balasan yang setimpal kebaikan dari Allah Swt, amin.

Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap

semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca demi peningkatan ilmu

pengetahuan di masa yang akan datang. Amin

Makassar, 18 Februari 2016

Penulis

Page 9: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

ix

ABSTRAK

RUDIYANSYAH, 2016 “Model Pengembangan Rumah Tangga Petani Miskin (Studi Kasus di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto)”. di bawah bimbingan: Syafiuddin dan Abdul Mahsyar.

Tujuan penelitian, mengetahui dan merumuskan model pengembangan masyarakat atau RT petani miskin di Desa Kapita Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan fokus pengamatan pada RT petani miskin di Desa Kapita yang berlangsung 6 bulan terakhir, teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pengembangan RT petani miskin di Kabupaten Jeneponto, dilakukan oleh pemerintah melalui sejumlah SKPD yang terkait dan juga dilakukan oleh LSM. Kegiatan RT miskin tersebut di tujukan untuk peningkatan pengetahuan, peningkatan sikap, peningkatan keterampilan yang dikembangkan melalui kegiatan usaha tani dan ternak, bantuan teraktor sebagai kegiatan yang berkaitan langsung dengan pertanian. Selanjutnya kegiatan perbengkelan dan pertukangan sebagai kegiatan pendukung. Pengetahuan yang dikembangkan pada RT petani miskin tersebut berupa; tahu mengelola usaha tani dan ternak yang baik, tahu menjalankan teraktor dan tahu memanfaatkan pertanian. Pada peningkatan sikap berupa pengembangan kesadaran saling membantu untuk kepentingan bersama, kesadaran untuk menggunakan mesin ketimbang menggunakan hewan, menumbuhkan semangat kerja, disiplin dan menjaga hubungan yang baik. Sedangkan peningkatan keterampilan tahu memperbaiki kendaraan dan tahu membuat lemari dan kursi. Model pengembangan RT petani miskin berfokus pada pemanfaatan bantuan, pelatihan, dan pendampingan yang dilakukan untuk proses pengembangan rumah tangga petani miskin sehingga menjadi lebih baik, berdaya, dan mandiri.

Kata Kunci: Model, Pengembangan, Rumah Tangga , Petani Miskin.

Page 10: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PEGESAHAN. ........................................................................ ii PERBAIKAN SEMINAR HASIL ............................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................ vi ABSTRACT ............................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................ viii DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 01

B. Rumusan Masalah ................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian ......................................................... 14

B. Tinjauan Teori dan Konsep ....................................................... 18

1. Model ................................................................................... 18

2. Pengembangan ................................................................... 19

3. Masyarakat Petani ............................................................... 29

4. Kemiskinan ......................................................................... 32

5. RT Petani ............................................................................. 41

6. Pedesaan ............................................................................ 44

C. Kerangka Pikir ........................................................................... 46 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 54

Page 11: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

xi

C. Unit Analisis dan Penentuan Informan ..................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 55

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 57

F. Pengecekan Keabsahan Temuan ............................................. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objektif Penelitian ..................................................... 62

B. Potensi Pengembangan Wilayah .............................................. 68

C. Demografi ................................................................................. 71

D. Gambaran Desa Kapita ............................................................ 75

E. Pembahasan Penelitian ............................................................ 77

1. Pemberdayaan ................................................................... 77

2. RT Petani Miskin ................................................................ 81

3. Proses Pemberdayaan ....................................................... 96

4. Pengembangan RT Petani Miskin .................................... 106

5. Model Pengembangan ..................................................... 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 125

B. Saran....................................................................................... 126 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 127

LAMPIRAN

Page 12: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto ..... 65

Tabel 2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto ........................ 72

Tabel 3. Jumlah Rumah Tangga (KK) berdasarkan Klasifikasi Kemiskinan

per Kecamatan Kabupaten Jeneponto ..................................................... 73

Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga sesuai Klasifikasi Kemiskinan per Desa di

Kecamatan Bangkala ............................................................................... 74

Tabel 5. 9 Elemen Rumah Tangga Petani Miskin di Kabupaten Jeneponto

................................................................................................................. 95

Tabel 6: Hasil Pengembangan pada Rumah Tangga Petani Miskin melalui

Usaha Tani dan Ternak.......................................................................... 108

Tabel 7: Hasil Pengembangan pada Rumah Tangga Miskin melalui Usaha

Perbengkelan dan Pertukangan ............................................................. 112

Page 13: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : lingkaran Terbentuknya Kemiskinan di Pedesaan,(Almasdi

Syahza, 2012) ...................................................................... 39

Gambar 2: Kerangka Pikir ....................................................................... 47

Gambar 3: Model Pengembangan RT Miskin di Kabupaten Jeneponto 114

Page 14: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki

banyak isu dan permasalahan terkait sosial dan ekonomi yang perlu

diamati lebih lanjut. Salah satunya adalah kemiskinan. Perdebatan

terjadi ketika teori, konsep, serta pengaplikasian untuk mengulangi

kemiskinan dirasa hanya berpengaruh sedikit dalam upaya

mengentaskan kemiskinan. Alhasil hanya menjadi alat penghambur –

hambur biaya dengan hasil yang dirasa minim.

Sebagai negara berkembang memiliki potensi untuk terus maju

mengingat letak geografisnya yang menunjang tersedianya kekayaan

alam yang melimpah, tanah yang subur,potensi bahari yang besar,

serta keanekaragaman hayati yang hanya bisa dibandingkan oleh

beberapah negara saja. Optimisme muncul dengan banyaknya

kekayaan yang Indonesia miliki sebagai sebuah jembatan dari jawaban

pengentasan kemiskinan seperti dengan membuka lapangan kerja

baru, pemerataan pendapatan.

Kini muncul sebuah fenomena di mana kemiskinan bukan hanya

sebuah keadaan tentang ketidak mampuannya seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya, tetapi juga kegagalan negara dalam

memenuhi kebutuhan hak-hak seorang manusia untuk sejahtera.

Sebenarnya Indonesia memiliki cita-cita luhur untuk membuat semua

1

Page 15: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

2

rakyatnya mampu merasakan kekayaan negara ini. Hal tersebut

terpampang di dalam batang tubuh pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang

mengamanatkan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia

untuk menguasai seluruh kekayaan alam dipergunakan sepenuhnya

bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Kemiskinan merupakan sebuah masalah kompleks yang

dipengaruhi oleh berbagai sumber yang saling berkaitan. Antara lain

tingkat pendidikan masyarakat, pendapatan, geografis, karakter, dan

budaya. Seperti halnya di kota dan di desa sering kita melihat

fenomena kemiskinan bisa dengan mudah ditemukan. Masyarakat

desa dalam kehidupan sehari-hari biasanya lebih menggantungkan

hidupnya pada alam. Alam merupakan segalanya bagi penduduk desa,

karena alam memberikan apa yang dibutuhkan manusia bagi

kehidupannya.

Besar peranan pertanian di Indonesia memberikan motivasi

pada masyarakat untuk memilih lahan pertanian yang dapat dijadikan

sebagai sumber produksi, oleh kerena itu, mereka berupaya dengan

berbagai cara untuk memenuhi lahan pertanian baik yang ada di

wilayah tempat tinggalnya maupun di luar desanya. Dengan demikian

lahan pertnian tersebut, mereka akan membiayai kebutuhan hidup bagi

keluarganya. Sebagian dari mereka hanya bekerja di sektor pertanian

karena disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya.

Page 16: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

3

Luasnya lahan pertanian di Indonesia ternyata tak juga mampu

membuat taraf hidup petani meningkat, masih banyak petani yang

mengalami kesulitan dalam menjalani hidup, dalam hal ini adalah

kesejahteraan ekonomi. Tak jarang kita dapatkan petani di desa-desa

berada dalam garis kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

berbagai kebutuhan hidup, baik kebutuhan sekunder maupun

kebutuhan primer,hal inilah yang membuat para petani miskin semakin

kewalahan dalam memperbaiki perekonomian keluarganya.

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana

seseorang tidak sanggup melihat dirinya sesuai dengan taraf hidup

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga

mental dan fisiknya dalam kelompok kemiskinan, merupakan

problematika yang sifatnya multidimensional. Karena kemiskinan tidak

hanya melibatkan faktor ekonomi, akan tetapi juga akan terkait dengan

apek sosial budaya, dan kultural (politik)

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di

tengah masyarakat kota maupun di desa-desa, dalam konteks

masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan seluruh

masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus-menerus.

Masalah ketenaga kerjaan di pedesaan sering menemui kesulitan

karena kerumitannya pekerjaan di pedesaan umumnya melakukan

jenis pekerjaan lebih dari satu, sehingga tidak dapat dipisahkan secara

tegas. Sebagai contoh: seseorang yang bekerja sebagai petani, juga

Page 17: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

4

bekerja sebagai tukang kuli bangunan dan pedagang. Desakan inilah

yang diakibatkan karena factor kemiskinan. Sektor ekonomi khususnya

di pedesaan akan lebih meningkat atau mengalami perubahan, apabila

pemerintah ikut perpartisipasi dalam bentuk kebijakan (Program) yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan

ekonomi dan didukung sejumlah kelompok/lembaga masyarakat dalam

mewujudkan keluarga yang sejahtera.

Pemerintahan Sulawesi-Selatan, melalui media kompas tahun

2012 dengan tema “Data kemiskinan BPS menampar kebanggaan

Sulawesi-Selatan” bahwa ada dua hal yang menjadi kebanggaan yang

sering di ungkapkan kepala daerah Sulawesi-Selatan. Setelah di awal

tahun 2012 media massa menyiarkan informasi dari Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) bahwa hanya ada

16 Provinsi di Indonesia yang tingkat penurunan tingkat kemiskinan

penduduknya melampaui penurunan angka kemiskinan secara

nasional selama lima tahun terakhir, yaitu rata-rata 5,26 persen. Tetapi

didalamnya tidak termasuk sul-sel yang selama ini di anggap

mengalami pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata secara nasional

(Media Kompas, 2012)

Begitu juga yang disampaikan oleh Herni Amir 2014, bahwa

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi-Selatan (Sul-sel) yang tinggi tak

menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Hal tersebut terlihat dari

angka pertambahan orang miskin di Sul-sel yang dalam enam bulan

Page 18: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

5

melonjak signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)

Sulawesi-selatan, periode Maret hingga September tahun 2014, orang

miskin di Sulsel bertambah 69,78 ribu orang atau 0,78 persen dengan

total jumlah orang miskin mencapai 857,45 ribu atau 10,32 persen dari

total penduduk.

Kepala BPS Sulsel Nursalam Dalle mengungkapkan, laju

pertambahan itu menempatkan Sulsel berada di peringkat kedua

tertinggi nasional di bawah Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan laju

pertambahan 0,9 persen dan di atas Riau dengan 0,71 persen. “Di

periode Maret-September penduduk miskin perkotaan bertambah

12,56 ribu jiwa, sementara di daerah pedesaan bertambah 57,22 ribu

jiwa. Untuk indeks kedalaman miskin pedesaan lebih tinggi dari

perkotaan begitu pula dengan indeks keparahan kemiskinan. Sehingga

memang dapat disimpulkan kemiskinan di pedasaan lebih para dari

perkotaan,” Menurut Nursalam, selama Maret-September 2013, garis

kemiskinan mengalami kenaikan, yaitu dari Rp203,070 perkapita

perbulan menjadi Rp217 per kapita perbulan dimana peranan komoditi

makanan jauh lebih besar dibanding peranan komoditi bukan makanan

seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Adapun

komoditi paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada

September 2013, sumbangan pengeluaran beras terhadap garis

kemiskinan sebesar 39,33 persen di pedesaan dan 36,58 persen di

perkotaan.“Faktor yang paling dominan menyebabkan melonjaknya

Page 19: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

6

angka kemiskinan adalah kenaikan BBM yang diikuti kenaikan harga

harga dan hal ini di luar kendali pemerintah.

Jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang tidak menjadi

jaminan turunnya angka kemiskinan. Sebab pertumbuhan ekonomi

yang berimbas kepada masyarakat lebih disebabkan oleh industri

padat karya bukan padat modal. Diketahui, pertumbuhan industri padat

modal di Sulawesi-Selatan secara year on year (YoY) pada periode

September tumbuh 10 persen sementara industri padat karya yang

banyak menyerap tenaga kerja hanya tumbuh 4 persen saja. Kurnia

menambahkan, untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah hal

yang sulit. Masalah kemiskinan tidak selalu tentang rendahnya tingkat

ekonomi warga, tetapi juga masalah sosial, termasuk minimnya akses

pendidikan dan kesehatan warga. "Makanya Pemprov Sulsel

menjadikan program pendidikan dan kesehatan gratis sebagai prioritas

dan itu sangat berhasil," disampaikannya. Menurut Kurnia 2014, Biro

Bina Kesejahteraan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai koordinasi

dan pembinaan juga telah rutin melakukan pelatihan dan pembinaan

bagi masyarakat miskin di daerah pedesaan.

Salah satunya daerah di sulawesi-selatan yang tertinggal dan

tingkat kemiskinan yang tinggi adalah Kabupaten Jeneponto, yang

tidak mengalami perubahan yang secara signifikan dalam tiap

tahunnya seperti yang disampaikan maupun data yang diperoleh

pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jeneponto dalam 3

Page 20: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

7

tahun terakhir. Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 persentase

penduduk miskin di kabupaten jeneponto tidak mengalami penurunan

secara signifikan. Pada tahun 2013 terdapat 58,100 penduduk miskin

(16, 52 persen dari total jumlah penduduk) dengan garis kemiskinan

sebesar Rp 265, 921 per kapita perbulan. Namun jika dibadingkan

dengan Sulawesi-Selatan (10,32 persen) persentase penduduk miskin

di Kabupaten Jeneponto relative masih tinggi (BPS, 2013).

Rumah tangga sasaran menurut klasifikasi kemiskinan di rinci

perkecamatan di Kabupaten Jeneponto tahun 2011, dari persentase

menurut BPS Kabupaten Jeneponto adalah dimana ditahun 2011

terdapat tingkat kemiskinan yang berbeda-beda seperti. Sangat miskin

5.729, miskin 15. 282, hampir miskin 12. 725, rentan miskin 20.336

totalnya 54.072. hal inilah yang disampaikan oleh salah satu pegawai

Badan Pusat statistic (BPS) Kabupaten Jeneponto bahwa dari tahun

2011 sampai dengan 2014 Kabupaten Jeneponto pada tingkat

kemiskinan tidak mengalami penurunan secara signifikan.

Dari kondisi masyarakat miskin di Kabupaten Jeneponto

khususnya pada rumah tangga miskin yang dapat diamati oleh penulis,

bahwa di pedesaan yang merupakan mayoritas petani tentunya sudah

banyak memahami dalam proses pengolahan lahan maupun alat

produksi pertanian, yang sering di jumpai dalam keseharian

masyarakat petani, berbekal dengan pengalaman. Maka

Page 21: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

8

dengan,seharusnya pihak RT sudah dapat memenuhi kebutuhannya

dengan manejemen yang baik.

Rumah tangga miskin, masih sering kita jumpai RT yang tidak

memiliki lahan ataupun memiliki tapi hanya sedikit dan tidak mampu

memberi harapan bagi kebutuhan RT. Bagi RT yang tak memiliki lahan

seperti di desa kapita atas nama daeng Bakkara hanya menggunakan

lahan milik pemerintah yaitu dinas kehutanan, yang masuk dalam

kategori hutan lindung. Namun ada kesepakatan/persyaratan oleh

pihak pemerintah dengan pihak pengelolah lahan salah satunya yaitu

pihak pengelolah lahan harus dapat menanam tanaman/pohon yang

berjenis jangka panjang di pinggiran lahan seperti mangga,jambu

mente dan nangka adapun pohon seperti jati putih dan mahoni.

Rumah tangga yang memiliki lahan sekitar 0,25 hektar hanya

membutuhkan bibit jagung 2-3 kg/kantong, namun hasil yang di dapat

biasanya berkisar kurang lebih 1 ton, apabila di uangkan bisanya

perkilo di jual dengan harga Rp 2600 itupun harga yang paling tinggi

berarti hasil panen jagung dalam 1 ton yang diperoleh RT sekitar Rp

2,6 jt sekali panen. Hasil pertanian RT, sepertinya sama hasil yang

dikeluarkan dalam membiayai segala tanaman tersebut seperti

pembelian bibit,pupuk dan racun sehingga hasil yang di daptkan oleh

RT sangatlah minim bahkan ada juga tak mendapatkan hasil karna

harus membiyai utang yang dipijam ke pedagang.

Page 22: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

9

RT yang sering menggarap lahan seseorang atau disebut

attesang dalam bahasa pedesaan tentunya ada mekanisme bagi hasil

yang harus di sepakati, yang biasa ditemukan diseluruh pedesaan

Kabupaten Jeneponto. Bagi hasil yang dilakukan oleh pemilik lahan

dengan penggarap,biasanya pemilik lahan membeli/memodali segala

kebutuhan pertanian seperti pembelian bibit,pupuk dan racun yang

nantinya pada saat panen,akan dikembalikan pembelian/modal oleh

pemilik lahan,lalu sisanya di bagi dua antara pemilik lahan dengan

penggarap.

Di samping lain proses penggarapan lahan pertanian biasanya

dilakukan oleh kepala dan anggota keluarga secara keseluruhan,

biasanya dalam penggarapannya dilakukan dengan cara membagi

tugas seperti ada menggarap,menanam dan membersihkan lahan

untuk ditanami. Sesuai dengan musim tanam di Kabupaten Jeneponto

yang biasanya dilakukan pada turun hujan maka seluruh anggota RT

terlibat dalam proses penanaman dan ketika selesai maka sebahagian

anggota keluarga khusunya laki-laki kembali ke Makassar untuk

mencari pekerjaan lain dalam memenuhi kebutuhan keluarganya

sementara dan kembali membantu apabila musim panen dilakukan.

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan terhadap RT melalui

wawancara di Desa Kapita, bahwa sebahagian besar anggota

keluarga mereka yang khususnya laki-laki berangkat ke kota Makassar

Page 23: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

10

bahkan ada yang merantau ke Kalimantan sebagai buruh sawit di

perusahaan untuk membantu pihak keluarga yang tinggal di desa.

Program pemberdayaan yang dikeluarkan oleh pemerintah

pusat maupun daerah dalam mengurangi tingkat kemiskinan di

Kabupaten Jeneponto belum ada perubahan secara signifikan. Adapun

program pembedayaan yang ada seperti halnya pemberian raskin,

bantuan langsung tunai (BLT), BANTUAN Kesehatan (BPJS),

pemberian ternak, bedah rumah dan untuk tahun 2015 mendapatkan

anggaran senilai Rp 1 miliar dari kementrian sosial republik Indonesia

untuk 50 kelompok usaha bersama (KUBE). Kucuran dana tersebut

untuk menekan angka kemiskinan di Kabupaten Jeneponto, pasalnya

dari data statistic masih ada sekitar 50 ribuh masyarakat yang

tergolong miskin.

Kepala dinas Sosial kabupaten Jeneponto, Muh Daming kepada

wartawan mengatakan ada sekitar 50 KUBE di Kabupaten Jeneponto

yang menerima bantuan dari kementrian sosial (Komsus) sebesar Rp.1

Miliar. Senin 20 April 2015. "Kelompok KUBE sebagai penerima

manfaat agar betul betul tepat sasaran penggunaan dananya agar

bisa meningkatkan derajat kehidupan masyarakat miskin, Kube,"Jelas

Muh Daming Semenatara Kabid Rehabilitasi Sosial Disnakertransos

Kabupaten Jeneponto Muh Rasyid mengatakan, kelompok penerima

KUBE tahun 2015 sebanyak 50 kelompok, masing setiap kelompok

mendapat bantuan sebesar Rp.20 juta yang tersebar di tiga

Page 24: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

11

kecamatan di Kabupaten Jeneponto melalui www.turateanews.com

2015. Kecamatan Bangkala ada dua Desa yakni Desa Punagaya

punya 9 kelompok dan Desa Jenetallasa 9 kelompok. Sedangkan Kec

Bontoramba dua kelompok, Desa Lentu 7 kelompok dan Desa

Tanamawang 7 kelompok serta Kecamatan Rumbia ada dua Desa,

Desa Ujung Bulu 9 Kelompok dan Desa Lebangmanai 9 kelompok."

Jelas. Muh Rasyid.

Berdasarkan deskripsi permasalahan dan kondisi masyarakat

petani miskin di atas, maka peneliti ini akan mengkaji secara

mendalam tentang kemampuan masyarakat petani miskin melalui

program pemberdayaan pembanguanan local sehingga peneliti

mengangkat judul “Model Pengembangan Rumah Tangga Petani

Miskin (Studi Kasus Di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto)”.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan kondisi kemiskinan yang terjadi Kabupaten

Jeneponto, maka dapat mengfokuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut.

1. Bagaimana pengembangan kemampuan rumah

tangga miskin dalam pemanfaatan sumber daya

pertanian di Kabupaten Jeneponto?

Page 25: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

12

2. Bagaimana peningkatan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan RT miskin pedesaan di Kabupaten

Jeneponto?

3. Bagaimana model pengembangan masyarakat/RT

(Petani miskin) di Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk melihat keterkaitan masyarakat petani miskin dengan

program pemberdayaan pembangunan local di Kabupaten

Jeneponto,secara khusus tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui.

1. Mengetahui pengembangan kemampuan rumah tangga miskin

dalam pemanfaatan sumber daya pertanian Desa Kapita

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

2. Mengetahui peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan RT

miskin pedesaan di Kabupaten Jeneponto

3. Merumuskan model pengembangan masyarakat/RT (Petani miskin)

di Kabupaten Jeneponto.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis yang diharapkan dapat diperoleh dalam

penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kemampuan

masyarakat petani miskin melalui program pemberdayaan

(pembangunan lokal), sehingga dapat di pahami peranan pemerintah

setempat dalam keseriusan mengatasi masyarakat miskin.

Page 26: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

13

Sedangkan manfaat praktis, penelitian ini adalah memberikan

masukan kepada para pengambil kebijakan di pemerintah daerah

dalam program pemberdayaan sebagai pembangunan local unuk

pelaksanaan masyarakat miskin. Mengimplementasikan kebijakan

dengan baik, sehingga dapat berdampak positif dalam menurunkan

jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jeneponto.

Page 27: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian

Menurut Burhanuddin R. 2002. Dalam penelitiannya tentang

“pemberdayaan petani miskin di Kabupaten Jeneponto provinsi

Sulawesi-Selatan” program pemberdayaan petani miskin yang

diterapkan oleh depertemen pertanian dan dikelolah, melalui sistem

BPLM. Tujuan sistem ini adalah untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat petani dengan jalan membantu petani dalam memproduksi

komoditas pertanian tertentu. Dalam implementasinya BPLM

diselenggarakan melalui PPA yang dikelolah oleh dinas Kabupaten

Jeneponto, dan PPKP dilaksanakan oleh Badan Ketahanan dan

penyuluhan pangan kabupaten jeneponto. PPA diarahkan untuk

komoditas palawija dan kapas sedangkan PPKP untuk komoditas

tanaman padi sawah dan tegalan, sejak tahun anggaran.

Salah satu contoh beradasarkan hasil pengamatan terhadap

petugas lapangan dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) diperoleh

informasi bahwa terdapat tujuh tahapan yang ditempuh oleh Pemda

atau dinas pertanian dalam implementasi program BPLM tersebut.

Antara lain: 1) Sosialisasi program dan proyek kepada petani, 2)

Persiapan seleksi calon petani dan calon lahan/lokasi (CPCL), 3)

Seleksi CPCL, 4) Penerbitan SK Bupati, 5) Penyuluhan dana dari kas

Negara ke rekening kelompok tani, 6) Pencairan dana kepada petani

14

Page 28: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

15

anggota kelompok tani, 7) Pemupukan modal dan pengembalian atau

perguliran dana kepada anggota kelompok tani atau ke kelompok tani

lainnya.

Secara khusus pemda kabupaten jeneponto mengucurkan

program khusus yang dinamakan program pengembangan desa dan

kecamatan sejak tahun anggaran 2002. Dalam implementasi program

ini melibatkan dinas-dinas terkait seperti dinas pemukiman dan

prasarana wilayah, dinas kesehatan, dinas pertanian dan PDAM

(Perusahaan Derah Air Minum). Program ini bersifat pembangunan

fisik dalam bentuk pengadaan sarana atau perluasan jaringan

sekunder dan tersier, sarana pelayanan kesehatan masyarakat dan

pengadaan air bersih. Bentuk kemajuan yang mulai Nampak adalah

adanya jaringan penyaluran air bersih meskipun masih terbatas di ibu

Kota Kabupaten saja dengan kualitas air mimimal sabagai bahan baku

air minum.

Dari hasil penelitian diatas mengenai pemberdayaan

masyarakat miskin di Kabupaten Jeneponto yang sekaligus merupakan

program pemerintah, sedangkan penelitian yang akan dilakuakan

berbeda dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh

Burhanuddin R. dimana yang akan peneliti lakukan kedepannya akan

lebih mengkaji pada pengembangan masyarakat pada rumah tangga

miskin.

Page 29: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

16

Seperti hasil penelitian oleh, Almasdi Syahsa pada tahun 2012

melalui lembaga universitas Riau, mengenai model pengembangan

daerah tertinggal dalam upaya percepatan pembangunan ekonomi

pedesaan di kepulauan meranti provinsi Riau. Menggambarkan

beberapah hasil penelitian yang dilakuakan diantaranya yaitu:

a. Prinsip utama penanggulangan kemiskinan yang komprehensif

Kriteria keberhasilan pembangunan adalah meningkatnya

kesejahteraan masyarakat, yang berarti adanya penurunan jumlah

keluarga miskin. Penurunan jumlah keluarga miskin ini merupakan

faktor terpenting, oleh karena itu selalu diupayakan dengan

berbagai strategi kebijakan khusus melalui lintas instansi dan lintas

program. Upaya penurunan banyaknya keluarga miskin diarahkan

melalui pendekatan pemberdayaan dan perbaikan sektor ekonomi

dengan pemberian pelatihan keterampilan, peningkatan akses ke

sumber daya, dan bantuan modal usaha produktif.

Kemiskinan di daerah terbentuk pada umumnya karena alasan

klasik, yakni kekurangan modal usaha, lemahnya sumberdaya

manusia, kurangnya akses pasar, infrastruktur yang tidak

sempurna, lemahnya informasi, lemahnya kemampuan

memanfaatkan peluang usaha. Dari sisi lain juga lemahnya

pelayanan sosial untuk masyarakat terutama kesehatan dan

pendidikan. Guna mengatasi masalah tersebut maka dilakukan

penanggulangi kemiskinan dipedesaan. Strategi ini bertujuan untuk

Page 30: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

17

mengurangi jumlah keluarga miskin. Strategi yang dimaksud antara

lain:

1) Memperbaiki program perlindungan sosial, terutama

kesesahatan, pendidikan, kelembagaan ekonomi dan

nonekonomi di pedesaan

2) meningkatkan akses pelayan dasar seperti pelayanan

kesehatan, pendidikan bagi anak usia sekolah, mengurangi

tingkat anak putus sekolah, memberikan harga yang layak

terhadap kebutuhan pokok masyarakat miskin

3) pemberdayaan kelompok masyarakat miskin melalui pemberian

modal usaha, membuka peluang kerja dan usaha

4) mendorong pembangunan yang inklusif di daerah pedesaan

(TNP2K, 2012).

Program penanggulangi kemiskinan dilaksanakan oleh

pemerintah secara nasional maupun di tingkah daerah. Pemerintah

telah melakukan beberapa program secara nasional maupun daerah,

antara lain: 1) Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) melalui bantuan

modal, 2) Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal

(P3DT), 3) Program dalam rangka Menanggulangi Dampak Krisis

Ekonomi (PDMDKE), 4) Pelaksanaan Proyek Pendukung

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD), 5)

Program Pengembangan Kecematan (PPK), 6) Program PNPM

mandiri Pedesaan, 7) Proyek Penanggulangan Kemiskinan pedesaan

Page 31: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

18

(P2KP), 8) Program RHl (Rumah Layak Huni), 9) Program UMKM, 10)

BLT (Bantuan Langsung Tunai), 11) BOS (Bantuan Operasional

Sekolah), 12) Program Raskin, 13) Program pengetaan kemiskinan,

kebodohan dan pembangunan infrastruktur (K2i).

B. Tinjauan Teori Dan Konsep

1. Model

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang

menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali

berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa

model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar

rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis.

Model adalah pola (contoh, acuan dan ragam) dari sesuatu

yang akan dibuat atau dihasilkan. Model di definisikan sebagai

suatu representasi dalam bahasa tertentu dari suatu sistem yang

nyata. Menurut Ackoff, et al (1962) mengatakan bahwa model

dapat dipandang dari tiga jenis kata yaitu sebagai kata benda, kata

sifat dan kata kerja. Sebagai kata benda, model berarti representasi

atau gambaran, sebagai kata sifat model adalah ideal, contoh,

teladan dan sebagai kata kerja model adalah memperagakan,

mempertunjukkan. Dalam pemodelan, model akan dirancang

sebagai suatu penggambaran operasi dari suatu sistem nyata

secara ideal dengan tujuan untuk menjelaskan atau menunjukkan

hubungan-hubungan penting yang terkait.

Page 32: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

19

2. Pengembangan

Pengembangan (Development) diartikan sebagai penyiapan

individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang

Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi

pendidikan. Atau dengan kata lain pengembangan dapat pula

diartikan sebagai sebuah proses jangka panjang yang

mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga

tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan

teoritis untuk tujuan umum.

Pengembangan merupakan kegiatan dimana manajemen

meyiapkan para karyawannya untuk untuk memegang tanggung

jawab pekerjaan di waktu yang akan datang. Pengembangan

mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya untuk

memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap

dan sifat-sifat kepribadian ( T. Hani Handoko, 2001 : 75 ).

Pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang

menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga

tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan konseptual

dan teoritis untuk tujuan yang umum.

Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan

masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip

keadilan sosial, partisipasi dan kerja sasma yang setara.

Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan,

Page 33: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

20

kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan, partisipasi,

kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan

Memberdayakan individu dan kelompok yang melalui

pengutan kapasitas (termasuk kesadaran, pengetahuan dan

keterampilan-keterampilan) yang diperlukan untuk mengubah

kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut berkaitan

dengan pengutan aspek ekonomi dan politik melalui pembentukan

kelompok sosial besar berdasarkan agenda bersama. Tujuan

dalam pengembangan masyarakat terbagi atas aspek tujuan antara

yaitu membangkitkan partispasi penuh warga masyarakat dan

tujuan akhir yaitu perwujudan kemampuan dan integrasi

masyarakat untuk membangun diri mereka sendiri.

Pengembangan masyarakat, secara luas dapat diartikan

sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat

melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan

perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari

definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pengembangan

masyarakat, yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat,

mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri

masyarakat.

Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan

tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha,

kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk mengelola

Page 34: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

21

kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi

sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh

masyarakat.

Kemampuan menurut Hornby (Dalam Syafiuddin MS, 2010)

Kompetensi berarti mengerjakan sesuatu yang membutuhkan

kemampuan, kewenangan, pengetahuan, keterampilan,

kemampuan member isi kepada sesuatu; kemampuan

menghasilkan, mengalami, dan mengerti tentang sesuatu.

Soersarsono, Spncer, (Dalam Syafiuddin MS, 2010). Membagi lima

karakteristik kemampuan yakni motivasi, ketangkasan sikap,

kepribadian, sikap mental, pengetahuan yakni informasi yang

dipunyai di bidang tertentu dan keterampilan.

Perilaku masyarakat yang perlu diubah tentunya perilaku

yang merugikan masyarakat atau yang menghambat peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Pengorganisasian masyarakat dapat

dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur

dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka

kembangkan. Di sini masyarakat dapat membentuk panitia kerja,

melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan

kegiatan, dan lain-lain.

Pengembangan pada masyarakat muncul karena adanya

suatu kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah

mengakibatkan mereka tidak mampu dan tidak tahu.

Page 35: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

22

Ketidakmampuan dan ketidaktahuan masyarakat mengakibatkan

produktivitas mereka rendah. Maka muncullah program

pengembangan masyarakat di laksanakan melalui: (1)

Pengembangan masyarakat (2) Pengorganisasian masyarakat.

Apa yang dikembangkan dari masyarakat, yaitu potensi atau

kemampuannya, dan sikap hidupnya. Kemampuan masyarakat

meliputi antara lain kemampuan untuk bertani, berternak,

melakukan wirausaha, atau keterampilan membuat home industri;

dan masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan masyarakat

yang dapat dikembangkan.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan

keterampilan masyarakat, dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Contoh dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan

masyarakat pada pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan

dan keterampilan yang dibutuhkan. Dapat juga dengan mengajak

masyarakat mengunjungi kegiatan di tempat lain dengan maksud

supaya masyarakat dapat melihat sekaligus belajar, kegiatan ini

sering disebut dengan istilah studi banding.

Sikap hidup yang perlu diubah tentunya sikap hidup yang

merugikan atau menghambat peningkatan kesejahteraan hidup.

Mengubah sikap bukan pekerjaan mudah. Mengapa? Karena

masyarakat sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah

Page 36: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

23

melakukan hal itu. Untuk itu memerlukan waktu yang cukup lama

untuk melakukan perubahan sikap.

Caranya adalah dengan memberikan penyadaran bahwa

apa yang mereka lakukan selama ini merugikan mereka. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan banyak informasi dengan

menggunakan berbagai media, seperti buku-buku bacaan,

mengajak untuk melihat tempat lain, menyetel film penerangan, dan

masih banya cara lain.

Pada pengorganisasian masyarakat, kuncinya adalah

menempatkan masyarakat sebagai pelakunya. Untuk itu

masyarakat perlu diajak mulai dari perencanaan kegiatan,

pelaksanaan, sampai pemeliharaan dan pelestarian.

Pelibatan masyarakat sejak awal kegiatan memungkinkan

masyarakat memiliki kesempatan belajar lebih banyak. Pada awal-

awal kegiatan mungkin “pendamping” sebagai pendamping akan

lebih banyak memberikan informasi atau penjelasan bahkan

memberikan contoh langsung. Pada tahap ini masyarakat lebih

banyak belajar namun pada tahap-tahap berikutnya “pendamping”

harus mulai memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

mencoba melakukan sendiri hingga mampu atau bisa. Jika hal ini

terjadi maka di kemudian hari pada saat “pendamping”

meninggalkan masyarakat tersebut, masyarakat sudah mampu

untuk melakukannya sendiri atau mandiri.

Page 37: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

24

Pemberdayaan masyarakat menurut para ahli yang merupakan

bagian penting dari pengembangan ,antara lain:

a. Budimanta & Rudito, 2008. Memasukkan konsep

pemberdayaan masyarakat ini ke dalam ruang lingkup

Community Development. Pemberdayaan di sini diterjemahkan

sebagai program-program yang berkaitan dengan upaya

memperluas akses dan kapabilitas masyarakat untuk

menunjang kemandiriannya.

b. Dalam konsep pemberdayaan, menurut Prijono dan Pranarka,

1996. Manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses

pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan

kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai

kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan

hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus

ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang

tertinggal.

c. Menurut Sumodiningrat, 1999. Bahwa pemberdayaan

masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat

lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki.

Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut

dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai

Page 38: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

25

pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian

sebagai pihak yang memberdayakan.

d. Mubyarto, 1998. Menekankan bahwa terkait erat dengan

pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam proses pemberdayaan

masyarakat diarahkan pada pengembangan sumberdaya

manusia (dipedesaan), penciptaan peluang berusaha yang

sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat menentukan

jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat

menciptakan lembaga dan system pelayanan dari, oleh dan

untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat

ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah

upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat

yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri

dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain

memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan

masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara

individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai

persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian

dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan

keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah

Page 39: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

26

serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin

keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Menurunkakan angka kemiskinan telah menjadi tujuan utama

dari kebijakan publik di hampir semua Negara termasuk Negara

industry. Pengurangan kemiskinana yang dianut, karakteristik

kemiskinan yang dialami, kondisi demografi, kondisi geografi, serta

kemampuan ekonomi dan arah kebijakan dari Negara tersebut.

Ketika kesejahteraan masyarakat meningkat, maka ukuran

kemiskinan itupun akan meningkat, bahkan konsep dari apa yang

dikatakan miskin itu sendiri dapat berubah seperti dijelaskan. Adapun

sejumlah kebijakan mengenai kemiskinan seperti yang di bawah ini,

a. Kebijakan fiskal

Suatu kebijakan yang terkait dengan distribusi pendapatan

dan kemiskinan adalah kebijakan fiskal. Wujud dari kebijakan ini

dapat dilihat dari perkembangan pendapatan dan pengeluaran

Negara dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN).

APBN merupakan instrument penting kebijakan pemerintah, tidak

boleh hanya sekedar dipahami sebagai suatu dokumen politik.

Di samping itu anggaran publik yang menegaskan prinsip

pro-poor juga memiliki landasan konstitusional yang kuat. Landasan

filosofi keuangan public yang dianut oleh republic Indonesia adalah

kedaulatan rakyat dan bukan hanya perwujudan pengelolaan

keuangan Negara. Oleh karenanya, pengalokasian anggaran harus

Page 40: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

27

di dasarkan pada aspek keberpihakan, yaitu keberpihakan pada

kelompok masyarakat yang terpinggirkan secara ekonomi,social,

politik maupun budaya. Jika proses penganggaran Negara dan

daerah bervisi pro-poor, maka anggaran public yang berpihak pada

kaum miskin (pro-poor budget) menjadi instrument penting dalam

pengurangan kemiskinan. Disinilah politik anggaran menempati

posisi penting dalam mensejahterahkan rakyat.

Lebih juh dari Soediyono 1985, mengatakan bahwa variable

instrumen dari kebijakan fiscal dapat berupa pajak (tax), transfer

pemerintah (government transfer). Kebijakan fiscal atau anggaran

memiliki tiga fungsi yaitu: fungsi alokasi (allocation function),fungsi

distribusi (distribution function), dan fungsi stabilisasi (stabilization

function). Fungsi alokasi berkaitan dengan penyediaan barang

social (social goods) atau proses penggunaan sumber daya

keseluruhan dibagi antara barang privat (private goods),barang

social (social goods) dan kombinasi barang yang dipilih.

b. Subsidi dan bantuan langsung tunai (BLT)

Subsidi merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah

kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan

tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau

mengkomsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar

atau pada harga yang lebih murah. Secara ekonomi, tujuan subsidi

Page 41: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

28

adalah untuk mengurangi harga atau menambah output (Spencer

dan Amos, 1993)

Subsidi atau transfer merupakan suatu bentuk pengeluaran

pemerintah yang juga diartikan sebagai pajak negative yang akan

menambah pendapatan bagi penerima subsidi atau mengalami

peningkatan pendapatan riil apabila mereka mengkomsumsi atau

membeli barang-barang yang disubsidi oleh pemerintah dengan

harga jual yang rendah. Subsidi dapat dibedakan dalam dua bentuk

yaiyu subsidi dalam bentuk uang (cash transfer) dan subsidi dalam

bentuk barang (in kind subsidy).

Subsidi dalam bentuk uang dapat diberikan pemerintah

kepada konsumen sebagai tambahan penghasilan atau kepada

produsen agar dapat menurukan harga barang yang diproduksinya.

Subsidi dalam bentuk barang subsidi yang dikaitkan dengan jenis

barang tertentu yaitu pemerintah menyediakan suatu jenis barang

tertentu dengan jumlah yang tertentu pula kepada konsumen tanpa

dipungut biaya atau pembayaran dibawah harga pasar (Handoko

dan Patriadi, 2005)

Secara politis, masalah kemiskinan di Indonesia mendapat

perhatian yang serius sejak sejak tahun 1993, ketika presiden

soeharto menyinggung kemiskinan dalam pidatonya di dewan

perwakilan rakyat. Perhatian ini disusul dengan terbitnya instruksi

presiden (Inpres) nomor 5 tahun 1993 tentang peningkatan

Page 42: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

29

penanggulangan kemiskinan. Setahun kemudian, yaitu tahun 1994,

pemerintah memperkenalkan program Inpres Desa Tertinggal

(IDT).

3. Masyarakat Petani

Desa dan Petani merupakan dua kata yang tak dapat

terpisahkah satu dengan yang lainnya. Desa adalah tempat dimana

petani menjalani kehidupannya. Desa tidak sekedar bermakna

teritorial yang secara wilayah berbeda dengan kota dalam ciri

geografis dan ekologis, tetapi desa juga mempunyai karakter sosial

yang unik. Banyak ilmuwan telah meneliti tentang apa itu desa

dengan karakter sosialnya. Berbagai pandangan muncul sebagai

bentuk penjelesan tentang desa dan masyarakat petani.

Wolf 1983, memahami masyarakat petani merupakan fase

setelah masyarakat primitif dan masyarakat modern. Pendekatan

antropologis yang ia bangun didasarkan atas bahwa masyarakat

petani tidak bisa hanya dipandang sebagai agregat tanpa bentuk.

Masyarakat petani memiliki keteraturan dan memiliki bentuk-bentuk

organisasi yang khas

Sejalan dengan Wolf 1983, Scott 1981, melihat petani

sebagai entitas unik yang hidup secara subsisten. Subsisten

dipahami sebagai cara hidup pemenuhan kebutuhan sampai batas

aman. Penelitian Scott 1981, yang pada akhirnya diketahui dibiayai

oleh CIA mengungkapkan bahwa masyarakat petani di Asia

Page 43: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

30

Tenggara tidak akan melakukan gerakan perlawanan ketika

kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi. Etika subsistensi

meruapakan pola hidup petani yang tidak berorientasi komersiil.

Penelitian ini juga membedakan terminologi masyarakat petani

(Peasant) dengan pola subsistensi dan farmer dengan pola

komersiil. Scott menjelaskan tentang salah satu keunikan

masyarakat petani yang dipandang wolf sebagai masyarakat yang

bukan primitif dan bukan pula modern. Subsistensi sebagai kata

kunci menjelaskan kondisi ini. Scott juga mengungkap adanya

social security yang menjelaskan adanya hubungan-hubungan

multistanded dalam pola kehidupan petani. Jaminan-jaminan yang

ada dalam masyarakat petani dapat dipandang sebagai sebuah

sistem yang mendukung subsistensi petani. Adanya hubungan

patron-klien merupakan ciri masyarakat petani untuk

melangsungkan kehidupannya. Dalam memahami masyarakat

petani, Redfield mengungkapkan gejala shared poverty sebagai

salah satu karakteristik kehidupan petani. Pandangan ini sejalan

dengan pemahaman scott tetang asuransi sosial.

Sementara Popkins 1980, mengungkapkan rasionalitas

petani dalam konteks ekonomi politik. Masyarakat petani bukan

sekedar entitas yang stagnan tetapi secara dinamis petani juga

mempunyai rasionalitas untuk menentukan jalan hidupnya.

Berbagai kebutuhan dipenuhi secara rasional termasuk dalam

Page 44: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

31

transaksi-transaksi ekonomi. Bila dipetakan, pandangan popkins

menganggap masayrakat petani tidak sekedar masyarakat yang

subsisten seperti yang dipahami oleh Scott.

Menurut A.T. Mosher catatan ke 4, Kebanyakan petani

hidup jauh dibawah kesanggupan mereka, ini merupakan hal yang

kedua dapat ditarik dengan memperhatikan petani. Mereka

sesungguhnya dapat belajar lebih jauh lebih banyak dari pada yang

sudah, asal saja mendapat kesempatan dan dorongan dan mereka

dapat mencoba metode baru daripada apa yang telah mereka

lakukan. Ada beberapa kebiasaan mental yang sangat penting bagi

pembangunan masyarakat petani, yang pertama ialah kebiasaan

melakukan pengukuran; berpikir dengan menghitug jumlah

(Kwantitatif). Kebiasaan ini membuat seseorang, dalam menilai

suatu hasil panen misalnya, tidak merasa puas dengan hanya

menyebutkannya panen yang ”baik”, tetapi masih terus bertanya

seberapah baikkah panen itu jika dinyatakan dalam jumlah

kilogram, pikul ataupun liter untuk tiap hektar, bau atau patok.

Yang kedua berguna yaitu selalu bertanya mengapa.

Mengapa tanaman ini lebih baik dari pada itu? Mengapah tanah ini

tidak sesubur tanah itu? Dari pandangan yang kedua merupakan

perbandingan dan cara berpikir mastarakat petani dalam

meningkatkan kualitas hasil usahatani. Yang ketiga yaitu kebiasaan

untuk terus mencari alternatif (kemungkinan) lain, mencari cara

Page 45: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

32

untuk melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Selalu mencari

alternatif lain dapat dipupuk menjadi kebiasaan, sama halnya

dengan kebiasaan untuk selalu melakukan sesuatu dengan cara

yang tetap sama. Sebagian tugas pembngunan masyarakat

pertanian ialah berusaha untuk mengubah sikap masyarakat yang

menghargai petani yang bekerja dengan cara yang tetap kuno,

menghargai petani yang bisa meningkatkan produktivitas dengan

jalan mengubah cara kerjanya, walaupun perubahan ini merupakan

percobaan yang mengandung resiko.

4. Kemiskinan

Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang, kelompok atau

keluarga tidak mampu mencukupi kemakmuran ekonomi yang di

anggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu.

Konsep, definisi, dan ukuran kemiskinan dipaparkan pada bagian

berikut.

Kotze (dalam Hikmat, 2004) menyatakan bahwa

masyarakat miskin memiliki kemampuan yang relatif baik untuk

memperoleh sumber melalui kesempatan yang ada. Kendatipun

bantuan luar kadang-kadang digunakan, tetapi tidak begitu saja

dapat dipastikan sehingga masyarakat bergantung pada dukungan

dari luar. Pendekatan pemberdayaan ini dianggap tidak berhasil

karena tidak ada masyarakat yang dapat hidup dan

berkembang bila terisolasi dari kelompok masyarakat lainnya.

Page 46: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

33

Pengisolasian ini menimbulkan sikap pasif, bahkan keadaan

menjadi semakin miskin.

Selanjutnya Supriatna 1997, menyatakan bahwa kemiskinan

adalah situasi yang serba terbatas yang terjadi bukan atas

kehendak orang yang bersangkutan. Suatu penduduk dikatakan

miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan,

produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta

kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan lingkaran

ketidakberdayaan. Kemiskinan bisa disebabkan oleh terbatasnya

sumber daya manusia yang ada,baik lewat jalur pendidikan formal

maupun nonformal yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi

terhadap rendahnya pendidikan informal.

Lebih lanjut Emil Salim (dalam Supriatna, 1997)

mengemukakan lima karakteristik penduduk miskin. Kelima

karakterisktik penduduk miskin tersebut adalah:

a. Tidak memiliki faktor produksi sendiri

b. Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset

produksi dengan kekuatan sendiri

c. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah

d. Banyak di antara mereka yang tidak mempunyai fasilitas, dan

e. Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai

keterampilan atau pendidikan yang memadai.

Page 47: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

34

Bank Dunia 1990, dalam laporannya di hadapan

anggota PBB bertitel "Poverty and Human Development'

mengatakan bahwa: "The case for human developemnt is not only

or even primarily an economic one. Less hunger, fewer child death,

and better change of primary education are almost universally

accepted as important ends in themselves" (pembangunan

manusia tidak hanya diutamakan pada aspek ekonomi, tapi yang

lebih penting ialah mengutamakan aspek pendidikan secara

universal bagi kepentingan diri orang miskin guna meningkatkan

kehidupan sosial ekonominya).

Booth dan Me Cawley (dalam Moeljarto T., 1993)

menyatakan bahwa "di banyak negara memang terjadi kenaikan

tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur dari pendapatan

perkapitanya, tetapi itu hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil

masyarakatnya, sedangkan sebagian besar masyarakat miskin

kurang memperoleh manfaat apa-apa, bahkan sangat dirugikan".

Untuk memecahkan masalah ini, perlu kebijaksanaan yang tepat

dengan mengidentifikasi golongan masyarakat yang hidup di

bawah garis kemiskinan berikut karakteristiknya lebih dulu.

Umumnya, suatu keadaan disebut miskin bila ditandai oleh

kekurangan atau tidak mampu memenuhi tingkat kebutuhan dasar

manusia. Kemiskinan tersebut meliputi tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar yang mencakup aspek primer dan sekunder.

Page 48: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

35

Aspek primer berupa miskinnya aset pengetahuan dan

keterampilan, sedangkan aspek sekunder berupa miskinnya

jaringan sosial, sumber-sumber keuangan, dan informal, seperti

kekurangan gizi, air, perumahan, perawatan kesehatan yang

kurang baik dan pendidikan yang relatif rendah.

Kemiskinan adalah sebuah fenomena, suatu kenyataan yang

belum dan takkan pernah terhapuskan dari muka bumi ini.

Kemiskinan timbul akibat perbedaan kemampuan, perbedaan

kesempatan dan perbedaan sumberdaya. Walau tak akan pernah

terhapuskan, namun kemiskinan bukan berarti harus dibiarkan.

Karena kemiskinan itu disinyalir dapat menimbulkan berbagai

kejahatan sosial, dan ketidakbaikan. Orang yang miskin tidak akan

mampu melaksanakan kewajiban agama secara maksimal seperti

halnya orang yang tidak miskin, kurang mampu melakukan

berbagai fungsi soial ke masyarakatan, tidak dapat mengecap

pendidikan yang baik, hidup yang layak, akses kesehatan yang

berkualitas, dan lainnya.

Banyak penduduk di daerah terisolir dan pedalaman yang

sesungguhnya dari sisi makanan tidak kekurangan. Tetapi mereka

terisolir dari berbagai akses, tidak dapat sekolah dan terbelakang

dari sisi peradaban. Tentu saja cara mengatasinya akan berbeda

dengan penduduk miskin di kota yang tinggal di emperan took dan

kolong jembatan.

Page 49: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

36

Kajian tentang kemiskinan telah di mulai ratusan tahun yang

lalu. Pada tahun 1899, seebohm Rowntree melakukan studi

tentang kemiskinan di York inggris ( Haughton dan Sahidur, 2009

bersama beberapa relawan ia mewawancarai 11.500 rumah

tangga dalam kurun waktu enam bulan. Informasi yang dia

kumpulkan adalah seputar kondisi rumah, status kepemilikan

rumah, pekerjaan, dan penghasilan. Hingga kini, sebagian besar

konsep kemiskinan relative masih sama dengan konsep yang

dilakukan Rowntree lebih dari seratus tahun yang lalu, yaitu

seputar kecukupan akan sandang, pangan dan papan.

Bank dunia mendefinisikan kemiskinan sebagai dengan

ketidak mampuan untuk berobat ke dokter, tidak mampu untuk

sekolah dan tidak tahu baca tulis. Kemiskinan adalah apabila tidak

memiliki pekerjaan sehingga takut menatap masa depan, tidak

memiliki akses akan sumber air bersih. Kemiskinan adalah

ketidakberdayaan, kurangnya reprensentasi dan kebebasan. Lebih

sederhana, Bank Dunia 2000, mengartiakan bahwa kemiskinan

adalah kekurangan, yang sering diukur dengan tingkat

kesejahteraan.

Miranti dan Munawar 2006, berpendapat bahwa. Kemiskinan

merupakan fenomena multidimensi dan diukur dalam banyak cara.

Dalam banyak kasus, kemiskinan telah diukur dengan terminology

kesejahteraan ekonomi, seperti pendapatan dan komsumsi.

Page 50: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

37

Seseorang dikatakan miskin bila ia berada di bawah tingkat

minimum tertentu yang telah disepakati.

Para ahli ekonomi, mengukur kekayaan dan kemiskinan

berbagai alat ukur. Tiga alat ukur yang paling umum digunakan

adalah pendapatan,asset dan sosial ekonomi (Gorman, 2003). Alat

ukur yang pertama yaitu bagaimana pendapata mempengaruhi

kemiskinan. Asset yang dimaksud dapat berupa uang, tabungan,

sekuritas, rumah, tanah, saham, dan lainnya baik yang bergerak

maupun yang tidak bergerak. Sosial ekonomi, memiliki ukuran yang

jauh lebih luas dari dua lainnya. Termasuk dalam hal seperti,

kesehatan, gisi, angka melek huruf, angka kematian bayi, harapan

hidup, keamanan dan lainnya dari aspek kesejahteraan sosial

ekonomi.

Chambers 2006, pengertian kemiskinan sangat tergantung

pada siapa yang bertanya, bagaimana hal itu dipahami serta siapa

yang meresponnya. Perespektif ini mengelompokkan makna

kemiskinan menjadi beberapa kelompok dan beberapah di

antaranya seperti, kelompok yang memandang kemiskinan dari sisi

pendapatan, namun karena sulit untuk mengukurnya sering

didekati dari sisi pengeluaran. Selanjutnya dari kelompok yang

memaknai kemiskinan dari kekurangan materi. Konsep ini lebih

luas dari konsep awal. Selain kekurangan pendapatan, kemiskinan

juga di artikan sebagai kurangnya kekayaan, rendahnya kualiatas

Page 51: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

38

asset lain seperti rumah tempat tinggal, pakaian, peralatan rumah

tangga, sarana trasportasi, peralatan akses, komunikasi, dan

informasi seperti TV, dan radio, serta rendahnya akses terhadap

fasilitas lainnya seperti kesehatan dan pendidikan.

Kebijakan dan program di Indonesia tidak mudah di

kelompokkan ke dalam konsep ‘keijakan sosial’. Karenanya kajian

mendalam di dibeberapah Negara maju dan berkembang

diharapkan mampu memberikan pelajaran berharga bagi

penanggulangan kemiskinan di Indonesia.

Pemerintah selalu mengembangkan program penanggulangi

kemiskinan baik secara daerah maupun secara nasional.

Kemiskinan di daerah pedesaan mupun di perkotaan terbentuk

secara berantai. Sebuah keluarga miskin akan sulit keluar dari

kemiskinan tersebut disebabkan berapa hal, antara lain: keluarga

miskin mempunayi kemampuan pengetahuan yang rendah dan

berakibat kepada keterampilan yang rendah. Kondisi ini

menyebabkan tingkat keahlian yang dimiliki juga rendah. Secara

berkesinambungan mereka ini memperoleh pendapatan yang

rendah pula. begitu juga dari sisi kesehatan. Keluarga miskin

mempunyai gizi yang tidak memadai dan menyebabkan stamina

rendah yang berdampak terhadap produktivitas rendah. Akhirnya

bermuara kepada pendapatan yang rendah dan menyebabkan

mereka tetap miskin.

Page 52: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

39

Pada Gambar 1 disajikan terbentuknya kemiskinan dengan

menyajikan bentuk-bentuk lingkaran kemiskinan di pedesaan maupun

di perkotaan

Lingkaran kemiskinan di pedesaan

Gambar 1 : lingkaran terbentuknya kemiskinan di pedesaan,(Almasdi

Syahza, 2012).

Masyarakat miskin sesuai karakteristiknya menurut

Kartasasmita 1993. Umumnya lemah dalam kemampuan berusaha

dan terbatas aksesnya pada kegiatan ekonomi, sehingga semakin

tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih

tinggi. Sementara itu Soemardjan (dalam Sumodingrat 1999),

Stamina rendah

Kesehatan rendah

Pendapatan rendah

Pengetahuan rendah

Kekurangan gizi

Komsumsi rendah

KEMISKINAN

Produktifitas rendah

Kerja rendah

Keterampilan rendah

Informasi rendah

Produksi rendah

Tabungan rendah

Investasi rendah

Page 53: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

40

mendeskripsikan berabagai cara pengukuran kemiskinan dengan

standar yang berbeda-beda, dengan tetap memperhatikan dua

kategori tingkat kemiskinan, sebagai berikut:

Pertama, kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana

tingkat pendapatan seseorang tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang, papan, kesehatan

dan pedidikan; Kedua, kemiskinan relatif adalah penghitungan

kemisikinan berdasarkan proporsi distribusi pendapatan dalam suatu

daerah.

Kemiskinan jenis ini dikatakan relatif kerena berkaitan dengan

distribusi pendapatan antar lapisan sosial. Chamber, 1983.

Mengemukakan lima karakteristik sebagai ketidak beruntungan

(disadventages) yang melingkupi orang miskin atau keluarga miskin

antara lain: (a) poverty, (b) physical weakness, (c) isolation, (d)

powerlessness.

Moeljarto, 1995. Mengemukakan tentang Poverty Profile

sebagaimana berikut: Masalah kemiskinan bukan saja masalah

welfare akan tetapi mengandung enam buah alasan antara lain : (a)

Masalah kemiskinan adalah masalah kerentanan. (b) Kemiskinan

berarti tertutupnya akses kepada berbagai peluang kerja karena

hubungan produksi dalam masyarakat tidak memberi peluang kepada

mereka untuk berpartisipasi dalam proses produksi. (c) Masalah

ketidakpercayaan, perasaan impotensi, emosional dan sosial dalam

Page 54: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

41

menghadapi elit desa dan para birokrat yang menentukan keputusan

menyangkut dirinya tanpa memberi kesempatan untuk

mengaktualisasikan diri, sehingga membuatnya tidak berdaya. (d)

Kemiskinan juga berarti menghabiskan sebagian besar

penghasilannya untuk konsumsi pangan dalam kualitas dan kuantitas

terbatas. (e) Tingginya rasio ketergantungan, karena jumlah keluarga

yang besar. (f) Adanya kemiskinan yang diwariskan secara terus

menerus.

Selanjutnya Supriatna, 1997. Mengemukakan lima karakteristik

penduduk miskin, antara lain:

1) Tidak memiliki faktor produksi sendiri.

2) Tidak mempunyai kemungkinan untuk memperoleh aset produksi

dengan kekuatan sendiri.

3) Tingkat pendidikan pada umunya rendah.

4) Banyak diantara mereka tidak mempunyai fasilitas .

5) Diantara mereka berusia relatif muda dan tidak mempunyai

keterampilan atau pendidikan yang memadai.

5. Rumah tangga petani

Rumah tangga petani dapat diartikan sebagai unit rumah

tangga usaha tani dimana konsumsinya secara aktual masih

rendah dari kebutuhan dasarnya, menurut Ismail, 2007. Kemiskinan

dipahami sebagai ketiadaan harta atau ketidakberdayaan yang

membuat seorang tak mampu memenuhi kebutuhannya pokoknya.

Page 55: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

42

Pengertian rumah tangga petani miskin tersebut merekonstruksi

model ekonomi rumah tangga usaha tani (RTUT). Model ekonomi

RTUT belum sanggup menganalisis ekonomi rumah tangga petani

miskin, bagaimanapun RTPM menampilkan suatu perbedaan

mendasar dengan model ekonomi RTUT yang dikembangkan oleh

Sing et al, 1986.

Dari pandangan rumah tangga petani miskin (RTPM) bahwa

di atas menggambarkan tingkat produksi keluarga yang sangat

terbatas dalam mengolah apa yang mereka miliki seperti lahan

pertanian dan lingkungan yang tidak memadai seperti yang di

jelaskan diatas pada point ke 2 tentang masyarakat miskin di

Kabupaten Jeneponto.

A.T. Mosher, mungkin lebih tepat kalau dikatakan bahwa

keputusan-keputusan itu diambil oleh keluraga petani, oleh karna

kegiatan usaha tani yang berbagai macam itu dilakukan oleh

seluruh anggota keluarga. Cara memberi tugas usahatani itu

dikalangan rumah tangga tidak selalu sama, tergantung dari

kebudayaan masyarakatnya. Dibeberapa tempat, laki-lakilh yang

bercocok tanam; ditempat lain istri merekalah yang melakukannya.

Dan biasanya kepalah rumah tangga yang membawa hasil

pertanian ke pasar, di banyak masyarakat pedesaan laki-laki atau

kepala rumah tangga bekerja dilapangan, sedangkan istri mereka

mengatur keuangan keluarga. Dalam hal ini wanita mempunyai

Page 56: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

43

pengaruh besar dalam menentukan jumlah uang yang akan

dipergunakan untuk sarana pemakaian dan penggarapan lahan

pertanian. Pertimbangan-pertimbangan yang mengandung

kemungkinan untuk memperoleh keindahan dan kesenangan baru

dalam hidup di pedesaan inilah yang memberi arti penting pada

perluasan program/pemberdayaan penyuluhan untuk wanita tani

dan untuk perkumpulan-perkumpulan pemuda tani yang ada

hubungannya dengan produksi pertanian,dan kehidupan rumah

tangga. Kegiatan pendidikan ini meningkatkan perangsangan bagi

masyarakat tani untuk meningkatkan produktivitas usahatani

mereka.

Kebanyakan keputusan yang diambil mengenai pertanian

masih diambil oleh petani selaku individu, tetapi keputusan itu

diambilnya dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah

keluarga. Sehubungan dengan hasratnya untuk berbuat apa yang

dapat diperbuatnya untuk anggota keluarganya. Karena

ketergantungan mereka pada usahatani, maka anggota

keluarganya mungkin mendesak sang petani untuk mengambil

keputusan tertentu atau melaksanakan teknik tertentu, sebaliknya

hasrat petani itu sendiri untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih

baik bagi keluargannya di dalam banyak hal merupakan dorongan

yang efektif untuk mempertinggi atau meningkatkan hasil

usahataninya.

Page 57: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

44

6. Pendesaan

Pedesaan atau Desa berasal dari bahasa Sansekerta dhesi

yang berarti “tanah kelahiran”. Desa identik dengan kehidupan

agraris dan keseherhanaannya. Ada beberapa istilah desa,

misalnya gampong (Aceh), kampung (Sunda), nagari (Padang),

wanus (Sulawesi Utara), dan huta (Batak). Berikut adalah

pengertian desa menurut para ahli kependudukan dan undang

undang.

Pemerintahan Desa , atau udik, menurut definisi universal,

adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural).

Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di

Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Pengertian Desa menurut para ahli : R.Bintarto. (1977) Desa

adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat

dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

Sutarjo Kartohadikusumo (1965) Desa merupakan kesatuan hukum

tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di

bawah camat. William Ogburn dan MF Nimkoff Desa adalah

kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.

S.D. Misra Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan

kumpulan daerah pertanian dengan batas-batas tertentu yang

Page 58: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

45

luasnya antara 50 – 1.000 are.” Paul H Landis Desa adalah suatu

wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan

cirri-ciri sebagai berikut : 1.Mempunyai pergaulan hidup yang saling

kenal mengenal antara ribuan jiwa 2. Ada pertalian perasaan yang

sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan 3. Cara berusaha

(ekonomi) ialah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi

alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,

sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

UU no. 22 tahun 1999 Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional

dan berada di daerah Kabupaten. UU no. 5 tahun 1979 Desa

adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan

terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia; Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

Page 59: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

46

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

C. Kerangka Pikir

Dalam pengembangan masyarakat miskin pedesaan khusunya

petani, dapat di pahami masyarakat petani merupakan fase setelah

masyarakat primif dan masyarakat modern. hal ini sebagai bentuk

ketertinggalamn masyrakat petani baik secara ekonomi maupun

pendidikan yang mempunyai banyak keterbatasaan bagi masyarakat

petani miskin.

Dari tahun ketahun masyarakat pedesaan, sering mendapatkan

bantuan yang merupakan program pemberdayaan dari pemerintah

baik berupa dana maupun berupa barang. Namun hal ini belum dapat

menurunkan tingakat masyarakat miskin khususnya pada rumah

tangga petani miskin dalam peningkatan ekonomi, sehingga hal ini

dapat kita pahami bahwa sejumlah bantuan belum dapat mengurangi

angka kemiskinan dari sejumlah masyarakat desa pada RT petani

miskin.

dalam program pemberdayaan pada masyarakat desa bukannya

hanya berupa bantuan seperti,Bantuan langsung tunai (BLT),raskin

maupun yang lainnya. tetapi dibutuhakan berupa program

pemberdayaa mengenai peningkatan pengetahuan, peningkatan

sikap/nilai dan peningkatan keterampilan pada masyarakat desa

Page 60: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

47

khususnya pada RT petani miskin, agar dapat mengembangkan

segala sumber yang ada pada lingkungannya.

Untuk lebih memperjelas mengenai pengembangan dalam

masyarakat miskin khususnya pada rumah tangga petani miskin, maka

penulis menggambarkan kerangka pikir tersebut kedalam bentuk

gambar ke 2 atau skema kerangka pikir dibawah ini:

KERANGKA PIKIR

Peningkatan Kemampuan

Gambar: ke 2 Kerangka Pikir

1. Pengembangan Rumah Tangga Miskin

Daerah yang memiliki sumber daya yang melimpah

seperti pertanian,tambang maupun yang lainnya kadang tidak

selaras dengan pendapatan ekonomi pada masyarakat, seperti

Peningkatan Sikap/Nilai

Pengembanganrumah Tangga

Miskin

Peningkatan Pengetahuan

Model Pengembangan

Peningkatan Keterampilan

Page 61: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

48

halnya di Kabupaten Jeneponto memiliki sumber pertanian yang

melimpah tetapi kondisi masyarakat masih banyak yang tak

mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pengembangan dalam kemampuan masyarakat sangat

di butuhkan dalam mengembangkan ekonomi dalam hal ini

masyarakat harus dapat memahami dengan segala fasilitas

tersedia yang di berikan oleh pemerintah seperti fasilitas

pendidikan dan infrastuktur. Karna masyarakat dapat terbebas

dari lingkaran kemiskinan apabila mempunyai kemampuan/skill

untuk dapat dipergunakan, bukan hanya saja kemampuan yang

dimiliki para petani dengan bercocok tanam dari hasil

pengalaman yang mereka miliki tapi melainkan mampu

mengelolah sumber pertanian yang lebih baik.

2. Rumah Tangga Miskin

Pada masyaraka pedesaan terdapat sejumlah rumah

tangga miskin, yang tak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari

diakibatkan sejumlah keterbatasan pada lingkungan keluarga.

Dalam rumah tangga miskin terdapat beberapah indicator

diantaranya luas lantai yang terbatas, jenis lantai dari tanah,

rumah dinding kayu dan bambu, tidak memiliki fasilitas MCK,

hanya mampu membeli daging 1 kali sepekan/setahun,

frekuensi makan maksimal 2 kali sehari, dalam setahun hanya

mampu membeli 1 stel pakaian dan tidak memiliki tabungan.

Page 62: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

49

Kehidupan pada RT miskin pada dasarnya memerlukan

sejumlah pemberdayaan yang berupa bantuan juga

memerlukan peningkatan kemampuan pada anggota keluarga,

yang sebagian besar berprofesi petani yang serba terbatas

maka diperlukan langka-langka lain yang dapat meningkatkan

ekonomi keluarga dengan memanfaatkan sumber yang ada

pada lingkungan mereka.

3. Peningkatan Kemampuan

Pengembangan pada rumah tangga sebagai wujud

kemandirian bagi keluarga miskin, hal ini biasa dilakukan baik

Pemerintah,Swsta maupun LSM dalam sebuah program untuk

mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtera. misalnya dalam

program yang di laksanakan dalam bentuk memberikan

pengetahuan bagi keluarga miskin dalam memanfaatkan dan

mengatur dari hasil pertanian yang dimiliki, adapun proses

peningkatan pemberdayaan yang dibutuhkan oleh RT miskin

seperti:

a. Peningkatan pengetahuan

Keterbatasan pengetahuan pada masyarakat,

akan dapat mempengaruhi pada tingkat ekonomi

masyarakat, karna pengetahuan berkaitan dengan

segala aktifitas pada masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya. kehadiran pemberdayaan harus

Page 63: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

50

memberikan pemahaman/pengetahuan pada masyrakat

miskin dalam mengelolah segala sumber pertanian yang

mereka miliki dan mendorong bagi setip anggota

keluarga agar dapat menempuh pendidikan secara

formal minimal sampai menengah atas atau SMA

sederajat sebagai bekal kehidupan mereka kelak.

b. Peningkatan sikap/nilai

lingkungan masyarakat miskin akan saraf dengan

konflik akibat berbagai factor seperti maraknya minuman

keras,pencurian, judi maupun yang lainnya. hal inilah

yang dapat dituntun oleh pihak pemerintah melalui

segala program pemberdayaan sehingga masyarakat

desa dapat hidup dan beraktifitas dengan tenang dan

merasa aman.

Disis lain masyarakat desa erat kaitannya dengan

kerja sama kelompok (gotong royong) dalam

membangun desa yang merupakan ada dan budaya

masyarakat yang masih kental seperti pembangunan

rumah, mesjid, penggalian sumur maupun yang lainnya

yang menyangkut kepentingan bersama di masyarakat

pedesaan.

Page 64: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

51

c. Peningkatan keterampilan

Kemampuan keterampilan pada masyarakat desa

sebagai hal utama dalam membangun ekonomi

keluarga, namun pada masyarakat miskin bias dikatakan

keterbatasan pada keterampilan sehingga perlu bantuan

oleh pihak luar seperti pemerintah,swasta dan LSM

untuk membekali masyarakat RT petani miskin unytuk

keluar dari lingkaran kemiskinan.

Keterampilan yang dimilik pada RT petani miskin

hanya sebatas keterampilan bercocok tanam yang di

ikuti dari turun temurun secara tradisional, namun

pemanfaatan sumber pertanian bisa membantu RT

petani miskin apabila mempunyai keterampilan dalam

mengelolah sumber-sumber hasil pertanian sebagai

sumber pendapatan RT petani miskin.

4. Model Pengembangan

Pengembangan masyarakat desa merupakan suatu

proses peningkatan kesadaran yang bertujuan dapat membantu

ekonomi mayarakat kahususnya pada RT petani miskin,

pengembangan pada masyarakat yang memperbaiki kualitas

hidup melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada

lingkungan mereka yang menekan pada prinsip pembangunan

ekonomi RT petani miskin.

Page 65: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

52

Keberadaan program pemberdayaan dalam

pengembangan masyarakat khususnya pada RT petani miskin,

bertujuan mendorong peningkatan ekonomi keluarga dengan

memanfaatkan sumber yang ada pada lingkungannya. Hal ini

bisa di berikan dalam bentuk pelatihan pada masyarakat,

sebagai upaya kemandirian dalam mengelolah segala sumber

yang tersedia.

Page 66: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan perspektif pendekatan kualitatif.

Menurut Denzin dan Lincoln (dalam Moleong 2006) menyatakan

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar

alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Adapun

Bogdan dan taylor (dalam Moleong 2006) mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan

Miller (dalam Moleong 2006) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara

fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Metode deskriptif umumnya memiliki 2 ciri khas utama: (1)

memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada sekarang; (2) data

yang dikumpulkan pertama kali disusun, dijelaskan kemudian dianalisa

karena itu metode deskriptif sering disebut metode analisa. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara tepat sifat-

sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok-kelompok tertentu atau

menemukan penyebaran (frekuensi) suatu gejala dan gejala lainnya

53

Page 67: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

54

dalam masyarakat. Model pengembangan rumah tangga petani

miski (studi kasus RTPM di Desa Kapita, Kecamatan Bangkala

Kabupaten Jeneponto). Dengan pemilihan rancangan deskriptif

kualitatif, maka penulis akan melakukan pendekatan terhadap obyek

penelitian dengan menggali informasi sesuai dengan persepsi penulis

dan informan dan dapat berkembang sesuai dengan interaksi yang

terjadi dalam proses wawancara. Penulis senantiasa

menginterpretasikan makna yang tersurat dan tersirat dari penjelasan

yang diberikan informan, hasil observasi lapangan serta catatan

pribadi.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

a. Dalam penelitian dilakukan di desa kapita, Kabupaten Jeneponto.

Merupakan desa yang mempunyai penduduk yang banyak dan

tinggkat kemiskinan cukup tinggi

b. Waktu penelitian dilakukan pada bulan juli 2015 sampai oktober

2015.

C. Unit Analisis Dan Penentuan Informan

1. Unit analisis

Unit analisis ini, berkaitan dengan fokus/komponen yang

akan diteliti dalam rumah tangga petani miskin. Di dalam analisis ini

harus dapat ditempatkan antara objek penelitian, subyek penelitian

dan sumber data agar dapat dipahami persoalan yang akan diteliti.

Page 68: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

55

Sekaligus dalam pendalaman penelitian, tentang paradigma

rumah tangga petani miskin di Desa Kapita, Kabupaten Jeneponto

dalam unit analisis maka peneliti mencoba membedakan seperti

individu, kelompok, organisasi, benda dan wilayah.

2. Penentuan/pemilihan informan

Agar dapat mengumpulkan informasi dari obyek penelitian

sesuai dengan fenomena yang diamati, dilakukan pemilihan

kepada unsur masyarakat secara purposive sebagai informan.

Pemillihan didasarkan atas pertimbangan bahwa informan memiliki

pemahaman terhadap fenomena penelitian. Tambahan informasi

diperoleh dari informan lainnya yang ditentukan dengan teknik

snowball sampling. Penelusuran informan akan berakhir jika sudah

tidak diperoleh tambahan informasi atau dihadapkan pada kendala

dana dan waktu

Berikut ini informan-informan yang menjadi sumber data

dalam penelitian ini:

a. SKPD yang terkait

b. Kepala desa

c. Perwakilan RT miskin

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 69: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

56

1. Wawancara

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth

interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini

adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka

mengenai kemiskinan, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat dan ide-idenya mengenai masalah yang di

hadapi.

2. Observasi

Observasi atau biasa dikenal dengan pengamatan adalah

salah satu metode untuk melihat bagaimana suatu peristiwa,

kejadian, hal-hal tertentu terjadi baik dalam lingkungan masyarakat

umum maupun lingkungan pada rumah tangga miskin. Observasi

menyajikan gambaran rinci tentang aktivitas program, proses dan

peserta. Dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi

pasip yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati,

tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

3. Dokumentasi

Untuk mendukung penelitian, maka diperlukan berupa

dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Seperti halnya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

seseorang, dokumen dalam bentuk tulisan misalnya catatan,

Page 70: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

57

sejarah kehidupan, cerita, peraturan dan kebijakan yang berkaitan

dengan masyarakat sebagai obyek yang akan diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Prinsip utama dalam analisa data adalah bagaimana

menjadikan data atau informasi yang telah dikumpulkan disajikan

dalam bentuk uraian dan sekaligus memberikan makna atau

interprestasi sehingga informasi tersebut memiliki signifikan ilmiah atau

teoritis.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa

yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang

lain. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif kualittaif. Teknik analisa data ini menguraikan,

menafsirkan dan menggambarkan data yang terkumpul secara

sistemik dan sistematik.

Dari pandangan diatas mengenai teknik analisis data dimana

peneliti dapat mengemukakan atau menginterpretasikan segala

informasi yang diperoleh baik berupa data dan pengamatan yang ada

dilapangan, sekaligus menjadikan pilihan dalam menentukan data

yang benar.

Page 71: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

58

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Di dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif

menggunakan validitas interval (credibility) pada aspek nilai

kebenaran, pada penerapannya ditinjau dari validitas eksternal

(transferability), dan realibilitas (dependability) pada aspek konsistensi,

serta obyektivitas (confirmability) pada aspek naturalis. Pada penelitian

kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang

diperoleh. Melihat hal tersebut maka kepercayaan data hasil penelitian

dapat dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan

sebuah penelitian.

Data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji

kredibilitas (validityas interbal) terhadap data hasil penelitian sesuai

dengan prosedur uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif.

Adapun macam-macam pengujian kredibilitas, antara lain dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negatif, dan membercheck.

1. Perpanjangan pengamatan

Hal ini dilakukan untuk menghapus jarak antara peneliti dan

narasumber sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan

oleh narasumber karena telah memercayai peneliti. Selain itu,

perpanjangan pengamatan dan mendalam dilakukan untuk

mengecek kesesuaian dan kebenaran data yang telah diperoleh.

Page 72: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

59

Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri apabila

pengecekan kembali data di lapangan telah kredibel.

2. Meningkatkan ketekunan

Pengamatan yang cermat dan berkesinambungan

merupakan wujud dari peningkatan ketekunan yang dilakukan oleh

peneliti. Ini dimaksudkan guna meningkatkan kredibilitas data yang

diperoleh. Dengan demikian, peneliti dapat mendeskripsikan data

yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3. Triangulasi

Ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik

tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan

pembanding terhadap data yang telah ada.

a. Triangulasi Sumber, Menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan dan

dikategorisasikan sesuai dengan apa yang diperoleh dari

berbagai sumber tersebut. Peneliti akan melakukan pemilahan

data yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih

lanjut.

b. Triangulasi Teknik, Pengujian ini dilakukan dengan cara

mngecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda, misalnya dengan melakukan observasi, wawancara,

atau dokumentasi. Apabila terdapat hasil yang berbeda maka

Page 73: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

60

peneliti melakukan konfirmasi kepada sumber data guna

memperoleh data yang dianggap benar.

c. Triangulasi Waktu, Narasumber yang ditemui pada pertemuan

awal dapat memberikan informasi yang berbeda pada

pertemuan selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengecekan berulang-ulang agar ditemukan kepastian data

yang lebih kredibel.

4. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data

yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah

ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan

dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat

dipercaya. Dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih

kredibel.

5. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan yang dimaksud dapat

berupa alat perekam suara, kamera, handycam dan lain

sebagainya yang dapat digunakan oleh peneliti selama melakukan

penelitian. Bahan referensi yang dimaksud ini sangat mendukung

kredibilitas data.

Page 74: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

61

6. Mengadakan Membercheck

Membercheck adalah proses pengecekan data yang

diperoleh peneliti kepada pemberi data. Ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data atau informan. Apabila data yang

ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data

tersebut valid. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan setelah

satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat

suatu temuan, atau kesimpulan.

Page 75: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jeneponto,

Kabupaten Jeneponto memiliki wilayah seluas 74.979 ha atau

749,79 km2 dan secara administrasi terbagi menjadi 11 kecamatan.

Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tersebut hanya kurang lebih

1,20 persen dari luas wilayah administrasi Provinsi Sulawesi

Selatan. Terkait luas wilayah Kabupaten Jeneponto, terdapat 4

sumber data yang berbeda. Data BPS Sulawesi Selatan (90.335

ha), Permendagri Nomor 6 Tahun 2008 (70.652 ha), dan RTRW

Kabupaten. Jeneponto 2012-2013 yang berdasarkan foto citr satelit

(79.953 ha) menampilan data yang berbeda. Namun, berdasarkan

Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 maka yang digunakan adalah

luas wilayah yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik

Kabupaten Jeneponto. Untuk menyeragamkan data luas wilayah

tersebut maka kedepany diperlukan koordinasi yang baik antara

Pemerintah Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan, Kementerian Dalam Negeri dan Bakorsurtanal.

Berdasarkan wilayah administrasi Kabupaten Jeneponto

berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kabupaten Gowa dan

Takalar, sebelah Selatan dengan Laut Flores, sebelah Barat

62

Page 76: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

63

dengan Kabupaten Takalar, dan sebelah Timur dengan Kabupaten

Bantaeng. Wilayah bagian Selatan yang berbatasan dengan Laut

Flores memiliki panjang garis pantai 114 km dan sebuah pulau

yang dikenal oleh masyarakat sebagai Pulau Li’bukang. Dengan

panjang garis pantai 114 km maka kewenangan pengelolaan

wilayah laut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah Pasal 18 ayat 4 adalah 114 km x 4 mil

laut ke arah laut lepas. Secara administratif Kabupaten Jeneponto

terbagi atas 11 kecamatan yang terdiri atas 31 kelurahan dan 82

desa. Kecamatan Bangkala Barat

2. Karakteristik Wilayah

a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jeneponto,

Kabupaten Jeneponto memiliki wilayah seluas 74.979 ha atau

749,79 km2 dan secara administrasi terbagi menjadi 11

kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Jeneponto tersebut hanya

kurang lebih 1,20 persen dari luas wilayah administratif Propinsi

Sulawesi Selatan. Terkait luas wilayah Kabupaten Jeneponto,

terdapat 4 sumber data yang berbeda. Data BPS Sulawesi

Selatan (90.335 ha), Permendagri Nomor 6 Tahun 2008 (70.652

ha), dan RTRW Kabupaten. Jeneponto 2012-2013 yang

berdasarkan foto citra satelit (79.953 ha) menampilan data yang

berbeda. Namun, berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun

Page 77: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

64

2010 maka yang digunakan adalah luas wilayah yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Jeneponto.

Untuk menyeragamkan data luas wilayah tersebut maka ke

depannya diperlukan koordinasi yang baik antara Pemerintah

Kabupaten Jeneponto dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan, Kementerian Dalam Negeri dan Bakorsurtanal.

Berdasarkan wilayah administratif Kabupaten Jeneponto

berbatasan dengan sebelah Utara dengan Kabupaten Gowa

dan Takalar, sebelah Selatan dengan Laut Flores, sebelah

Barat dengan Kabupaten Takalar, dan sebelah Timur dengan

Kabupaten Bantaeng. Wilayah bagian selatan yang berbatasan

dengan Laut Flores memiliki panjang garis pantai 114 km dan

sebuah pulau yang dikenal oleh masyarakat sebagai Pulau

Li’bukang. Dengan panjang garis pantai 114 km maka

kewenangan pengelolaan wilayah laut sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Pasal 18 Ayat 4 adalah 114 km x 4 mil laut ke arah laut lepas.

Secara administratif Kabupaten Jeneponto terbagi atas

11 kecamatan yang terdiri atas 31 kelurahan dan 82 desa.

Kecamatan Bangkala Barat merupakan kecamatan terluas di

Kabupaten Jeneponto yakni 152,69 km2 atau 20,40% dari luas

wilayah Kabupaten Jeneponto, sedangkan kecamatan dengan

Page 78: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

65

luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Arungkeke dengan luas

29,91 km2 atau 3,97% dari luas wilayah Kabupaten Jenepont.

Tabel 1. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Jeneponto

No

Kecamatan

Luas Wilayah

Persentase Terhadap Luas

Kabupaten

1. Bangkala 121,82 16,25

2. Bangkala barat 152,96 20,40

3. Tamalatea 57,58 7,68

4. Bontoramba 88,30 11,78

5. Binamu 69,49 9,27

6. Turatea 53,76 7,17

7. Batang 33,04 4,41

8. Arungkeke 29,91 3,99

9. Tarowang 40,68 5,43

10 Kelara 43,95 5,86

11 Rumbia 58,30 7,78

Total 749,79 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Jeneponto 2014

3. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu dari 24

daerah kabupaten/kota di Propinsi Sulawesi Selatan. Secara

geografis terletak antara 5o16’13”–5o39’35” LS dan antara

12o40’19”–12o7’31” BT. Apabila dilihat bentang alamnya secara

Page 79: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

66

makro, wilayah Kabupaten Jeneponto terdiri dari daerah dataran

yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang

terletak pada bagian utara, serta kawasan pantai di sebelah

selatan. Kabupaten Jeneponto terletak di ujung selatan bagian

barat dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibukota

Bontosunggu, berjarak sekitar 91 km dari Kota Makassar

sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.

Topografi di Kabupaten Jeneponto relatif bervariasi,

mulai dari topografi datar (flat), berombak (undulating),

bergelombang (rolling), berbukit (hilly) hingga bergunung

(mountainous). Topografi datar-berombak (kemiringan lereng di

bawah 15%) tersebar dengan luasan sekitar sekitar 42.715 ha,

atau sekitar 53,68% dari luas total Kabupaten Jeneponto. Areal

dengan kemiringan lereng ini adalah merupakan areal

persawahan, ladang, serta kebun campuran. Selebihnya, areal

dengan kemiringan lereng lebih dari 15 %, dimana sebagian

besar diantaranya adalah merupakan lahan kering.

Morfologi Kabupaten Jeneponto ditandai oleh bentuk

permukaan yang bervariasi, yakni, bagian utaranya terdiri dari

dataran tinggi dan bukit-bukit yang membentang dari barat ke

timur dengan ketinggian 500 sampai dengan 1.400 meter diatas

permukaan laut, di bagian tengah meliputi wilayah-wilayah

dataran dengan ketinggian 100 sampai dengan 500 meter

Page 80: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

67

diatas permukaan laut, dan bagian selatan meliputi wilayah-

wilayah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai dengan

100 meter di atas permukan laut.

Iklim (pola distribusi dan jumlah curah hujan tahunan)

Kabupaten Jeneponto tergolong kering dihampir semua

kecamatan, selain Kecamatan Rumbia, Kelara dan sebagian

Kecamatan Bangkala, yang tergolong agak basah. Kondisi iklim

seperti ini mengindikasikan bahwa produktifitas berbagai jenis

komoditas pertanian di Kabupaten Jeneponto akan menghadapi

kendala kekurangan air yang ekstrim. Adapun Kondisi curah

hujan wilayah ini yang diwakili oleh data dari 7 stasiun pencatat

hujan yaitu, Allu, Balangloe, Jeneponto, Bisoloro, Loka, Malakaji

dan Takalar, menunjukkan rata-rata curah hujan tahunan yang

berkisar antara 1049–3973 mm/tahun. Keadaan musim di

Kabupaten Jeneponto pada umumnya sama dengan keadaan

musim di daerah kabupaten lain yakni terdiri dari 2 (dua) musim

yaitu hujan dan kemarau, musim hujan terjadi antara Bulan

November sampai dengan Bulan April, sedangkan musim

kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober.

Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun

pencatat hujan, maka tipe iklim Kabupaten Jeneponto dapat

diklasifikasikan menjadi 2 (dua) tipe yaitu iklim D3 dan Z4

dengan bulan kering berkisar 5-6 bulan sedangkan bulan basah

Page 81: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

68

berkisar 1-3 bulan. Tipe yang ke 2 (dua) adalah C2 yang

memiliki bulan basah 5-6 bulan dan bulan lembab 2-4 bulan.

B. Potensi Pengembangan Wilayah

Pengembangan Wilayah Kabupaten Jeneponto diarahkan

dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi, Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan (RTRWP), dan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Jeneponto termasuk dalam

tahapan pengembangan baru untuk Revitalisasi dan Percepatan

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Nasional dengan Kategori

Pengembangan/Peningkatan fungsi.

Sementara itu dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Sulawesi, posisi Kabupaten Jeneponto baik dalam kebijakan struktur

maupun pola ruang adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Pulau

Sulawesi dimana Jeneponto termasuk di dalamnya dengan

mendorong pengembangan kota-kota sebagai pusat

pelayanan sekunder;

2. Pembangunan jaringan Jalan dengan prioritas sedang yang

menghubungkan kota-kota Makassar Sungguminasa –

Takalar – Jeneponto – Bantaeng -Bulukumba;

Page 82: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

69

3. Pelabuhan Regional di Jeneponto dengan prioritas sedang.

4. Pembangunan bendungan-bendungan baru dan embung-

embung besar dengan prioritas tinggi : Kelara-Karaloe di

Kabupaten Jeneponto

5. Pengembangan Kawasan Agropolitan.

Demikian pula dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Propinsi Sulawesi Selatan, menempatkan Kabupaten Jeneponto

sebagai daerah yang strategis sebagai penyangga pengembangan

wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Jeneponto Tahun 2011 - 2031 yang ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 1 Tahun

2012, telah dirumuskan rencana pengembangan wilayah Kabupaten

Jeneponto untuk 20 tahun ke depan. Rencana pengembangan wilayah

dimaksud dituangkan dalam bentuk rencana struktur ruang, rencana

pola ruang, rencana kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang

dan arahan pengendalian ruang.

Rencana struktur ruang kabupaten Jeneponto terdiri dari pusat

– pusat kegiatan, sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan

prasarana lainnya. Sedangkan rencana pola ruang terdiri dari kawasan

lindung dan kawasan budidaya.

Pengembangan Sistem jaringan prasarana utama diarahkan

pada pengembangan jaringan transportasi darat dan jaringan

transportasi laut, sedangkan sistem jaringan prasarana lainnya berupa

Page 83: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

70

sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan

sumber daya air, dan system prasarana pengelolaan lingkungan.

Untuk kawasan lindung telah ditetapkan kawasan hutan lindung seluas

6.715 ha yang tersebar di Kecamatan Bangkala, Bangkala Barat,

Bontoramba, Kelara dan Rumbia. Sedangkan untuk kawasan budidaya

diarahkan pada :

a. Kawasan peruntukan hutan produksi

b. Kawasan peruntukan hutan rakyat

c. Kawasan peruntukan pertanian

d. Kawasan peruntukan perikanan

e. Kawasan peruntukan pertambangan

f. Kawasan peruntukan industri

g. Kawasan peruntukan pariwisata

h. Kawasan peruntukan permukiman

i. Kawasan peruntukan lainnya.

Untuk rencana kawasan strategis, di Kabupaten Jeneponto

telah ditetapkan 7 kawasan strategis kabupaten yaitu :

1. Kawasan Agropolitan Rumbia-Kelara (Ekonomi)

2. Kawasan Industri Perikanan dan Pariwisata Terpadu

(KIPPT) Pa’biringa-Biringkassi (Ekonomi)

3. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Agro-minapolitan

Arungkeke-Tarowang (Ekonomi)

Page 84: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

71

4. Kawasan Strategis Bintaru (Binamu-Batang-Arungkeke)

(Ekonomi)

5. Kawasan Strategis Bendungan Kelara-Karaloe

(SDA/Teknologi)

6. Kawasan Strategis Industri Malasoro dan sekitarnya

(SDA/Teknologi)

7. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Agropolitan

berbasis Pesantren (Sosial Budaya).

C. Demografi

Penduduk Kabupaten Jeneponto terus mengalami pertumbuhan

tiap tahun. Selama periode 2010 – 2014 rata – rata pertumbuhan

penduduk tercatat sebesar 1,02 persen. Secara keseluruhan, jumlah

penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada

jumlah penduduk laki – laki. Pada tahun 2014, penduduk Kabupaten

Jeneponto sebesar 348.138 jiwa dengan komposisi laki – laki

sebanyak 169.025 jiwa dan perempuan sebanyak 179.113 jiwa. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 85: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

72

Tabel 2. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto

No Tahun Jumlah penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

Kepadatan Pertumbuhan

1. 2010 160.526 171.808 332.334 443 0,48

2. 2011 161.414 172.761 334.175 446 0,55

3. 2012 166.384 176.316 342.700 457 2,49

4. 2013 168.059 178.090 346.149 462 1,00

5. 2014 169.025 179.113 348.138 464 0,57

Rata-rata 454 1,02

Sumber: BPS. Kabupaten Jeneponto Tahun 2014

Sementara itu pada tahun 2010 pertumbuhan penduduk Kabupaten

Jeneponto merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 2,49 persen. Hal ini

terjadi karena tahun 2010 merupakan tahun pelaksanaan sensus

penduduk, sehingga jumlah penduduk yang tercatat merupakan jumlah

penduduk riil sebagai hasil sensus penduduk. Kepadatan penduduk

Kabupaten Jeneponto periode 2008 - 2012 rata – rata sebesar 454

jiwa/km2. Dengan distribusi penduduk yang menunjukkan belum merata di

seluruh wilayah. Berdasarkan data tahun 2012, distribusi dan kepadatan

penduduk masih terkonsentrasi di Kecamatan Binamu dengan kepadatan

sebesar 766 jiwa/km2. sedangkan di Kecamatan Bangkala Barat tingkat

kepadatan penduduk hanya mencapai 175 jiwa/km2.

Page 86: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

73

Daerah ini di dominasi oleh wilayah pertanian lahan kering,. Potensi

sawah tadah hujan dan tegalan atau kebun rakyat dengan jumlah yang

luas. Kadang ini menyebabkan daerah daerah ini dikategorikan sebagai

wilayah yang kurang produktif dengan penduduk sebahagian besar

berada pada kondisi miskin Secara umum klasifikasi rumah tangga miskin

di Kabupaten Jeneponto adalah terdiri rumah tangga sangat miskin,

miskin, hampir miskin dan rentan miskin. Data terakhir yang ada adalah di

gunakan dalam pendataan ulang sekarang ini. Jumlah penduduk miskin

tersebut tersebar diseluruh kecamatan. Secara keseluruhan jumlah rumah

tangga miskin tersebut dapat dilihat tabel 3 dibawah ini,

Tabel 3 : Jumlah rumah tangga (KK) berdasarkan klasifikasi

kemiskinan per kecamatan Kabupaten Jeneponto.

No Kecamatan Sangat

miskin

Miskin Hamper

miskin

Rentan

miskin

Jumlah

1 Bangkala 704 2078 2001 3506 8289

2 Bangkala barat 295 1186 1078 2468 5027

3 Tamalatea 948 1966 1317 1869 6090

4 Bontoramba 544 1454 1203 1789 4990

5 Binamu 737 1649 1276 2450 6112

6 Turatea 623 1642 1307 1484 5058

7 Batang 299 926 703 986 2914

8 Arungkeke 317 842 753 1170 3082

9 Taroang 525 1414 1038 1257 1234

Page 87: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

74

Sumber: BPS. Kabupaten Jeneponto 2014.

Tabel 3, menjelaskan bahwa sebaran rumah tangga miskin sesuai

klasifikasi perkecamatan, Kecematan Bangkala termasuk yang memiliki

jumlah rumah tangga paling banyak, menyusul Kecamatan Binamu, dan

Kecamatan Tamalatea sedangkan yang paling sedikit adalah diwilayah

Kecamatan Arungkeke dan Kecamatan Batang. Sebaran tersebut menjadi

petunjuk pada studi ini untuk mengfokuskan pengamatan rumah tangga

miskin pada kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga miskin

terbanyak. Sehingga fokus pada studi di tentukan di Kecamatan Bangkala

yang terdapat 14 desa. Data rumah tangga miskin pada 14 desa di

Kecamatan Bangkala dapat dilihat tabe 4 dibawah ini;

Tabel 4 : Jumlah rumah tangga sesuai klasifikasi kemiskinan per

Desa di Kecamatan Bangkala

10 Kelara 472 1193 988 1244 4381

11 Rumbia 271 932 1061 2117 4381

Jumlah 5729 15282 12725 20336 54072

No Desa/kelurahan Sangat

miskin

Miskin Hampir

miskin

Rentan

miskin

Jumlah

1 Mallasoro 92 223 205 336 856

2 Punagaya 70 193 139 188 590

3 Bontomarannu 80 210 172 268 730

4 Pantai bahari 46 105 95 165 411

5 Palllengu 56 147 117 253 575

Lanjutan Tabel 3

Page 88: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

75

Sumber: BPS Kabupaten Jeneponto, 2014

Tabel 4, diatas menunjukkan sebaran rumah tangga miskin di

Kecamatan Bangkala terbanyak adalah Desa Kapita, Mallasoro dan

Bontomarannu. Pada studi penelusuran lebih lanjut guna memahami

secara mendalam mengenai rumah tangga miskin, pengamatan di

fokuskan di Desa Kapita dengan menitik beratkan perhatian pada

rumah tangga miskin dan sangat miskin.

D. Gambaran Desa Kapita

Desa Kapita merupakan desa yang memiliki penduduk

terbanyak di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, jumlah

penduduk di desa tersebut kurang lebih 6. 290 jiwa dari 10 dusun,

banyaknya jumlah penduduk sehingga tingkat kemiskinan di desa

tersebut tidak mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir. aktifitas

6 Tombo-tombolo 51 118 110 136 415

7 Jenetalasa 65 185 182 94 626

8 Kalimporo 41 135 144 267 587

9 Benteng 37 85 82 119 232

10 Pallantikang 59 199 166 229 653

11 Gunung silanu 58 152 120 185 517

12 Kapita 26 166 217 510 919

13 Marayoka 12 110 160 322 604

14 Bontorannu 11 48 92 332 484

Jumlah 704 2078 2001 3506 8289

Lanjutan Tabel 4

Page 89: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

76

masyarakat Desa Kapita mayoritas petani jagung dan padi karena

wilayah yang strategis dalam bidang pertanian.

Potensi masyarakat Desa Kapita di bidang pertanian cukuplah

besar salah satu hasil pertanian yang cukup baik adalah jagung kuning

karena dengan lahan yang luas perairan yang memadai sehingga

masyarakat Desa Kapita bisa mencapai 2 kali panen dalam setahun,

seperti halnya dengan adanya induk sungai dan sungai-sungai kecil

sebagai sumber air untuk lahan pertanian yang dapat di manfaatkan

sebagian oleh masyrakat setempat sedangkan potensi lain ada tempat

wisata air terjun dan pasar sebagai perputaran ekonomi secara mikro

dapat dilakukan.

Letak wilayah Desa Kapita bisa di katakan sebagai himpitan

pegunungan sekaligus menjadi lahan pertanian dan hutan lindung

yang sebagian masyarakat memanfatkan hutan lindung menjadi lahan

pertanian, bagi masyarakat rumah tangga petani miskin di desa.

Penggunaan lahan itu bukan berarti tidak ada persyaratan yang di

keluarkan oleh pihak Dinas Kehutanan tetapi ada sejumlah

persyaratan yang di harus di penuhi diantaranya penanaman pohon

mahoni, jati maupun yang lainnya di pinggiran lahan yang di berikan.

Untuk mencapai desa tersebut dari Kota Kecamatan Bangkala

dapat menempuh kurang lebih antara 15 sampai 20 menit untuk

pengendara roda 2, adapun akses jalan yang mengarahkan ke desa

Page 90: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

77

sedikit berlubang di akibatkan infrstruktur jalan sudah lama tidak di

perbaiki. Fasilitas yang ada di desa cukuplah memadai seperti

pendidikan dengan adanya Sekolah Dasar (SD) sampai pada tingkat

SMP/MTS ada pula PUSKESMAS sehingga masyarakat di Desa

Kapita baik menempuh pendidikan maupun bidang kesehatan

cukuplah dekat.

E. Pembahasaan Penelitian

1. Pemberdayaan

a. Program Dinas Sosial

Program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pemerintah

pusat maupun daerah, untuk penuntasan tingkat kemiskinan di

Kabupaten Jeneponto cukuplah membantu pada masyarakat

miskin apabila di peruntuhkan sesuai pada tempatnya yaitu

masyarakat miskin, seperti pemberdayaan Dinas Sosial yang

namakan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang di

anggarkan langsung oleh Kementrian Sosial dalam upaya

peningkatan kemandirian masyarakat ekonomi kebawah.

Program KUBE ini, dimana pihak kementrian yang

menentukan Kabupaten/kota sampai pada tingkat kecamatan

dan kelurahan/desa dengan data yang diperoleh Kementrian

Sosial. Pada Kabupaten Jeneponto yang memiliki kelompok

sebanyak 50 tersebar dari semua kecamatan, di Kabupaten

Jeneponto ditahun 2015, memilih Kecamatan Bangkala

Page 91: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

78

sebagai pemberian bantuan yang dilakukan oleh kementrian

dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Bangkala memiliki

peduduk yang banyak dan memiliki penduduk miskin yang

tertinggi sehingga upaya program pemberdayaan pada

masyarakat yang dilakukan oleh instansi banyak yang terarah

pada kecamatan tersebut.

Pengawasan program kelompok usaha bersama ini diambil

dan diberikan kewenangan pemerintah daerah dalam proses

pengawasan, yang dilakukan oleh pihak pemerintah melalui

pendamping disetiap desa. Proses yang terus berjalan pada

setiap tahun untuk memantau perkembangan ekonomi pada

masyarakat kelompok usaha bersama agar dapat

memanfaatkan segala bantuan dari pemeritah, meningkatkan

tingkat perekonomian pada keluarga sebagaimana yang telah

diinginkan oleh pemerintah pusat melalui daerah.

b. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa

(BPM-PD)

Pemberdayaan yang dilakukan oleh BPM-PD tentunya

berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Dinas Sosial pada

program pemberdayaan pada masyarakat. Instansi ini lebih

melihat pada suatu pengembangan individu/perorangan pada

masyarakat dalam mengembangkan ekonomi melalui

Page 92: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

79

kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat seperti perbengkelan

dan pertukangan.

Pada program pemberdayan yang dilakukan oleh pihak

instansi BPM-PD, mempunyai keterbatasan dalam

pengembangan kelompok di 11 kecamatan di Kabupaten

Jeneponto, keterbatasan anggaran yang diperoleh melalui

daerah yang dinamakan anggaran bantuan HIBAH. Persoalan

anggaran dapat mempengaruhi terbatasnya sejumlah kelompok

di masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan dari

pemerintah.

Beberapa tahun terakhir seperti pada tahun 2014, BPM-PD

mengeluarkan program ke masyarakat dengan 2 jenis yaitu

PERBENGKELAN dan PERTUKANGAN di beberapah

kecamatan yang ada di Kabupaten Jeneponto, seperti program

perbengkelan mendapatkan 9 kecamatan diantaranya, Binamu,

Kelara, Tamalatea, Bangkala, Bontoramba, Batang, Tarowan,

Turatea dan Rumbia dengan jumlah 13 desa yaitu Empoang,

Tolo, Tolo utara, Tolo selatan, Turatea, benteng, Tanamawang,

Togo-togo, Camba-camba, Tarowang, Bontomatene, Bulu loe

dan Bonto Tiro. Sedangkan program pertukangan mendapat 10

kecamatan yaitu Binamu, Kelara, Rumbia, Tamalatea,

Bangkala, Bangkala barat, Bontoramba, Batang, Tarowang dan

Turatea dengan jumlah desa 11 yaitu Balang toa, Gantarang,

Page 93: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

80

Lebang Manai, Bontotala, Pallantikang, Pattiro, Tanammawang,

Togo-togo, Camba-camba, Tarowang dan Bonto matene.

Tahun 2015, BPM-PD kembali memprogramkan bantuan

dengan satu jenis yaitu perbengkelan yang merupakan

minat/mayoritas masyarakat yang dipilih, pada tahun 2015

terdapat 6 kecamatan yaitu Binamu, Kelara, Tamalatea, Batang,

Bontoramba dan Bangkala dengan jumlah desa/kelurahan 9

yaitu Balang toa, Tolo, Tolo selatan, Tonrokassi barat, Bonto jai,

Turatea timur, Togo-togo, Bulusibatang dan Tombo-tombolo.

Upaya yang di lakukan oleh BPM-PD pada program

pemberdayaan sesuai pada usulan mayarakat ke instansi

tersebut, agar instansi membuatkan rancangan program yang

dilengkapi dengan penganggaran yang dibutuhkan secara

keseluruhan masyarakat yang bermohon, sehingga pihak

instansi dapat memperoleh anggaran dari daerah melalui DPRD

Kabupaten Jeneponto.

Permohonan yang di masukan oleh masyarakat dapat

memperoleh bantuan, persyaratan yang harus di penuhi oleh

masyarakat tersebut, seperti program perbengkelan maka

masyarakat sudah mempunyai usaha sebelumnya, sehingga

pemerintah dapat membantuh meningkatkan usaha perbekelan

melalui program pemberdayaan yang ada.

Page 94: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

81

Dari hasil wawancara yang di peroleh di kantor BKPMD melalui bapak Abd Maksir Mallapiang menyampaikan bahwa, apabila masyarakat yang bermohon sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah maka dinas terkait melakukan pemantauan minimal 2 kali 1 tahun untuk megetahui tingkat perkembangan pada masyarakat yang memperoleh bantuan sekaligus menjadi laporan pada tingkat keberhasilan masyarakat dengan adanya program (04 Nov 2015).

Sejumlah desa yang memperoleh bantuan dari pihak BPM-

PD, dimana Desa Kapita tidak ada didalamnya dalam

memperoleh bantuan pemberdayaan yang ada di instansi.

Minimnya pengusulan program dari pihak masyarakat ke

pemerintah dari desa, sehingga tidak mendapatkan bantuan

yang sebagaimana yang di dapatkan oleh masyarakat lain.

Desa Kapita dengan penduduk terbanyak di Kecamatan

Bangkala yang kurang lebih dari 6.290 jiwa dengan 10 dusun

yang dikategrikan sebagai desa yang memiliki jumlah

kemiskinan yang cukup tinggi, rata-rata pendapatan masyarakat

di peroleh dari sumber pertanian.

2. Rumah Tangga (RT) Miskin

RT miskin di pedesaan merupakan keterbatasan dari

berbagai aspek seperti halnya keterbatasan dari tingkat

kemampuan mengelolah sumber daya yang ada pada

lingkungannya, keterbatasan pada lahan pertanian yang menjadi

sumber pokok kebutuhan, keterbatasan pada finansial, kesehatan,

pendidikan dan informasi mengenai pengembangan ekonomi RT di

Page 95: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

82

pedesaan, seperti halnya yang di sampaikan oleh oleh Gorman

mengenai masyarakat miskin yang di ukur dari segi pendapatan,

hal lain di sampaikan Chambers tentang kemiskinan bagaimana itu

dipahami dan derespon untuk mengartikan kemiskinan.

Dari kedua pakar ahli diatas menunjukkan pandangan yang

sama dalam mengartikan kemiskinan pada masyarakat miskin,

masyarakat miskin tentunya yang lebih tepat adalah rumah tangga

miskin, seperti halnya di Desa Kapita Kabupaten Jeneponto.

Terdapat sejumlah RT miskin di desa menurut pengamatan penulis,

dimana RT miskin yang ada di Desa Kapita tidak memiliki lahan

pertanian, tempat tinggal seadanya, kesehatan yang terganggu,

anggota keluarga yang tak menempuh pendidikan dan serba

kekurangan dalam lingkungan RT miskin

Dibawah ini, di jelaskan dalam penelitian mengenai RT

miskin di Desa Kapita Kabupaten Jeneponto yaitu:

a. Kondisi lingkungan dan infrastruktur

Umumnya dalam RT miskin sering berkaitan dengan

suatu kondisi lingkungan yang memprihatinkan baik di

tempat tinggal maupun disekitarnya, sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan masayarakat atau mudah

terserang oleh penyakit yang umum di akibatkan oleh

lingkungan seperti sakit perut, kepala, demam, flu dan

bahkan sakit berat/parah

Page 96: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

83

Namun apabila hal ini terjadi masyarakat biasanya,

melakukan tindakan dengan mendatangi puskesmas di desa

yang tidak jauh dari tempat tinggal, dan bisa ditempu dalam

waktu 5-10 menit. Proses pelayanan kesehatan biasanya

terbatas oleh sejumlah obat-obatan, peralatan maupun yang

lainnya sehingga dapat dilarikan ke puskesmas kecamatan

atau ke rumah sakit daerah.

Penyakit yang di derita oleh RT miskin biasanya

berlangsung lama diakibatkan dengan pola makan dan

lingkungan yang kurang bersih. Seperti makanan, air yang

kurang bersih untuk di komsumsi dan ditambah lingkungan

yang kotor dan bau baik dari kotoran ternak sampai kotoran

manusia (BAB) disembarang tempat

RT miskin biasanya berprofesi sebagai petani yang

sudah lama bahkan dari orang tua mereka, adapun profesi

lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat yaitu hijra ke kota

seperti Makassar sebagai penarik becak, bentor, tukang

bangunan dan adapula yang menjadi buruh kelapa sawit

di Kalimantan untuk menambah kebutuhan mereka.

Meskipun anggota keluarga sudah membagi pekerjaan

dalam memenuhi kebutuhannya, namun masih saja tidak

mengalami perubahan secara signifikan khususnya pada

peningkatan ekonomi keluarga. Dari profesi yang di geluti

Page 97: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

84

pada RT miskin, biasanya banyak waktu yang dibutuhkan

dalam bekerja seperti penarik bentor. perhari kurang lebih 12

jam, dan jumlah yang di dapatkan perhari kurang lebih dari

Rp 100.000 dan sisa waktu digunakan biasanya istirahat.

Masyarakat pedesaan tidak terlepas dari sumberdaya

alam yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti hasil

pertanian jagung, padi, kacang-kacangan, ubi kayu, sayur-

sayuran. Potensi lain yang bias di manfaatkan oleh RT

miskin yaitu, peternakan seperti sapi, kerbau, kuda,

kambing, ayam dll. Namun yang paling dominan di pertanian

yaitu jagung dan padi sedangkan peternakan ada sapi dan

kerbau, hal inilah sebagian masyarakat memanfaatkan

sumberdaya yang ada yang bisa di kombinasikan antara

hasil pertanian dengan peternakan contohnya seperti kuda

memerlukan pakan hasil olahan kulit padi atau ayam

memerlukan pakan seperti jagung.

Segala aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat

pedesaan tentunya harus didukung dengan infrastruktur

yang baik agar segala aktifitas tersebut dapat lancar seperti

aktifitas perdagangan antara desa ke kota kecamatan atau

pusat kota, karna hal ini dapat menunjang peningkatan

ekonomi pada masyarakat pedesaan khususnya ekonomi

mikro.

Page 98: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

85

Di Kabupaten Jeneponto, Kecamatan Bangkala terdapat

sebuah desa dengan penduduk yang padat dan masuk dala

kategori desa tertinggal/miskin dalam versi BPS (Badan

Pusat Statistik), BKKBN dan Dinas Sosial Kab. Jeneponto

yang disebut Desa Kapita, merupakan desa yang memiliki

banyak potensi sumber daya alam khususnya pada

pertanian. Namun desa yang memiliki potensi mempunyai

banyak kekuarangan didalamnya seperti infrastruktur kurang

memadai, jalan tani masih ditempuh dengan sangat sulit dan

jarak antara desa dengan pusat kecamatan dapat di tempuh

kurang lebih 35 menit dengan menggunakan sepeda motor.

Infrastruktur jalan desa ke pusat Kecamatan Bangkala

baik, namun masih ada beberapah kondisi jalan yang masih

memperhatinkan dari beberpah Dusun di Desa, ditambah

lagi dengan sulitnya alat komunikasi seperti handphone

diakibatkan terputusnya jaringan/sinyal sehingga komunikasi

sangat sulit meskipun banyak masyarakat yang

menggunakan handphone khususnya masyarakat

menengah keatas.

b. Kondisi aktifitas RT

RT miskin perlu dipahami hal apa saja yang dilakukan

oleh rumah tangga miskin dan faktor apa saja yang dapat

membantu dalam memenuhi kebutuhannya.

Page 99: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

86

1. Aktifitas/ asset produksi RT

Didalam masyarakat memenuhi kebutuhannya,

tentunya sangat penting pengetahuan/keterampilan

dalam RT sebagai bekal memenuhi kebutuhannya. Di

pedesaan yang merupakan mayoritas petani tentunya

sudah banyak memahami dalam proses pengolahan

lahan maupun alat produksi pertanian, yang sering di

jumpai dalam keseharian masyarakat petani, berbekal

dengan pengalaman. Maka dengan, seharusnya pihak

RT sudah dapat memenuhi kebutuhannya dengan

manejemen yang baik. Di rumah tangga miskin, masih

sering kita jumpai yang tidak memiliki lahan ataupun

memiliki tapi hanya sedikit dan tidak mampu memberi

harapan bagi kebutuhannya.

Bagi RT yang tak memiliki lahan seperti di desa kapita atas nama Daeng Bakkara melalui Wawancara, mengatakan bahwa apa yang kami miliki ini hanya serba terbatas khusunya fisik yang kesehatan yang belum sehat namun kepemilikan lahan yang kami garap itu milik pemerintah dinas kehutanan (04 Nov 2015).

Hanya menggunakan lahan milik pemerintah yaitu

Dinas Kehutanan, yang masuk dalam kategori hutan

lindung. Namun ada kesepakatan/persyaratan oleh pihak

pemerintah dengan pihak pengelolah lahan salah

satunya yaitu pihak pengelolah lahan harus dapat

Page 100: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

87

menanam tanaman/pohon yang berjenis jangka panjang

di pinggiran lahan seperti mangga,jambu mente dan

nangka adapun pohon seperti jati putih dan mahoni.

RT yang memiliki lahan sekitar 0,25 hektar hanya

membutuhkan bibit jagung 2-3 kg/kantong, namun hasil

yang di dapat biasanya berkisar kurang lebih 1 ton,

apabila di uangkan bisanya perkilo di jual dengan harga

Rp 2600 itupun harga yang paling tinggi berarti hasil

panen jagung dalam 1 ton yang diperoleh RT sekitar Rp

2,6 jt sekali panen. Hasil pertanian RT, sepertinya sama

hasil yang dikeluarkan dalam membiayai segala tanaman

tersebut seperti pembelian bibit, pupuk dan racun

sehingga hasil yang di daptkan oleh RT sangatlah minim

bahkan ada juga tak mendapatkan hasil karena harus

membiyai utang yang dipijam ke pedagang.

RT yang sering menggarap lahan seseorang atau

disebut Attesang dalam bahasa pedesaan tentunya ada

mekanisme bagi hasil yang harus di sepakati, yang biasa

ditemukan diseluruh pedesaan Kabupaten Jeneponto.

Bagi hasil yang dilakukan oleh pemilik lahan dengan

penggarap, biasanya pemilik lahan membeli/memodali

segala kebutuhan pertanian seperti pembelian bibit,

pupuk dan racun yang nantinya pada saat panen, akan

Page 101: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

88

dikembalikan pembelian/modal oleh pemilik lahan, lalu

sisanya di bagi dua antara pemilik lahan dengan

penggarap.

Di samping itu proses penggarapan lahan pertanian

dilakukan oleh kepala dan anggota keluarga secara

keseluruhan. Dalam penggarapannya di lakukan dengan

cara membagi tugas seperti ada menggarap, menanam

dan membersihkan lahan untuk di tanami. Sesuai dengan

musim tanam di Kabupaten Jeneponto dilakukan pada

saat turun hujan, maka seluruh anggota RT terlibat dalam

proses penanaman dan apbila selesai maka sebahagian

anggota keluarga khusunya laki-laki kembali ke Makassar

untuk mencari pekerjaan lain dalam memenuhi

kebutuhan keluarganya dan kembali membantu apabila

musim panen dilakukan.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap RT miskin atas nama Daeng Ngai melalui wawancara di Desa Kapita, mengatakan bahwa sebahagian besar anggota keluarga kami yang khususnya laki-laki berangkat ke kota Makassar bahkan ada yang merantau ke Kalimantan sebagai buruh sawit di perusahaan untuk membantu pihak keluarga yang tinggal di desa (04 November 2015).

Penggarapan lahan tentunya membutuhkan sejumlah

modal seperti bibit dan racun sebagai tahap pertama,

namun biasanya pemilik lahan tak mempunyai modal,

Page 102: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

89

maka dapat bekerja sama dengan pihak pedagang dalam

bantuan modal. Peminjaman modal oleh pihak

petani/pemilik lahan biasanya ada mekanisme yang

harus disepakati, seperti halnya pihak petani tidak berhak

menjual ke pedagang yang lain dari hasil panennya,

harus ke pedagang yang memberikan modal.

Penghasilan RT miskin melalui pertanian tidak

seberapa diakibatkan lahan yang terbatas, tentunya hal

ini perlu dirubah dalam pekerjaan RT miskin dalam

meningkatkan kebutuhan mereka, hasil yang di dapatkan

dalam bertani hanya cukup membayar pinjaman, dan

selebihnya dipakai dalam membeli beras atau pun yang

lainnya.

a. Aktifitas asset/konsumsi RT

Asset yang dimiliki pada RT, sangat terbatas atau

seadanya saja baik dalam peralatan rumah tangga

maupun yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-

harinya lebih banyak meluangkan waktu dirumah

bersama keluarga dengan sederhana, seperti yang

kami datangi oleh keluarga Daeng Bakkara

merupakan kelurga yang sangat memperhatinkan

selain keluarga tersebut, sering sakit-sakitan dan

Page 103: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

90

masih mempunyai beban dalam menafkahi anggota

keluarganya.

Jumlah anak yang dimiliki keluarga RT Daeng

Bakkara sebanyak 4 orang dan masih tanggung

jawab oleh kepala RT sebanyak 2 orang sedangkan

yang lainnya sudah berkeluarga tentunya mereka

sudah memiliki tanggung jawab masing-masing dalam

membangun keluarga mereka. Dengan keadaan

seperti itu, keluarga hanya dapat berserah diri dan

tetap berusaha bekerja dalam memenuhi

kebutuhannya meski dalam keadaan terbatas.

Penghasilan RT hanya digunakan untuk membeli

kebutuhan seperti beras dan ikan meski itu masih

terbatas, ketidak mampuan RT ditambah lagi dengan

umur yang sudah tergolong tua antara 60-65

sehingga sulit untuk membangun keluarganya.

Sehingga harapan mereka bagaimana sebahagian

anggota keluargannya dapat bekerja baik di bidang

pertanian maupun yang lainnya seperti menarik

bentor atau jadi tukang bangunan diluar dari tempat

tinggal mereka dengan waktu tertentu.

Page 104: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

91

Penghasilan yang di dapatkan dari anggota

keluarga diluar dari pertanian biasanya di pakai dalam

acara pesta seperti membawa beras, sarung,

undangan sesuai adat dan budaya setempat dalam

saling menghargai dan saling silahturahmi antar

keluarga.

b. Aktifitas manajerial RT

Dari segala yang dimiliki oleh RT miskin, dapat

dikatakan tidak mampu melakukan aktifitas yang

dapat menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan segala asset yang dimilikinya. Dari

keterbatasan sumber daya dapat mengakibatkan

ketidak mampuan RT dalam menghasilkan ekonomi

dalam keluarga.

Upaya yang dilakukan oleh RT miskin dalam

mengatur anggota keluarga untuk meningkatkan

pendapatanya, dengan cara membagi tugas kerja.

Informasi yang di peroleh bagi penulis,

bahwasanya anggota keluarga seperti anak laki-

lakinya, apabila sudah musim panen maka mereka

berangkat ke kota dalam mencari uang dan kembali

apabila memasuki musim tanam, sedangkan bagi

Page 105: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

92

kepala RT sebahagian tinggal dengan menggarap

lahan yang dimilikinya maupun milik pemerintah.

Keterlibatan ibu RT biasanya hanya dapat

membantu dengan mengambil hasil panen dan

membawa makanan kekebun, aktifitas lain yang

dilakukan lebih banyak berdiam diri dirumah tanpa

melakukan atau memanfaatka asset yang ada.

Apabila RT memperoleh hasil baik dari hasil pertanian

maupun kiriman dari anggota keluarganya, hanya di

gunakan kebutuhan sehari-hari.

Lingkungan yang memiliki potensi dapat membantu

ekonomi keluarga, sama halnya di Desa Kapita dari

pertanian dapat kita temukan seperti jagung, padi, kacang-

kacangan, ubi kayu dll. Sedangkan peternakan dapat dilihat

seperti kuda, sapi, kambing maupun ayam. Inilah yang perlu

disadari oleh sejumlah RT dalam meningkatkan ekonomi

keluarga. Sebahagian RT yang sudah berhasil dengan

memanfaatkan peternakan kuda, kambing dan ayam karna

dapat didukung dengan pakan yang mudah di dapatkan,

sumber daya yang lain masih banyak yang dapat di

manfaatkan namun RT masih mempunyai keterbatasan

dalam membeli ternak dan memelihara.

Page 106: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

93

Dari sejumlah pandangan di atas, bahwa RT memiliki

banyak keterbatasan baik materi ,skill/pengetahuan maupun

secara fisik. Sehingga akan sulit dalam menentukan masa

depan kelurga, Menurut Daeng Bakkara salah satu RT

miskin di Desa Kapita, yang dapat diinginkan keluarganya

hanya bekerja, membangun rumah dan mempunyai lahan

sendiri untuk masa depan keluarganya. Ditinjau dari aspek

pendidikan keluarga tersebut sangatlah minim dalam

melibatkan anggota keluarganya menempuh pendidikan.

kemauan mereka hanya dengan cara bekerja.

Dari hasil wawancara oleh yang dilakukan oleh pihak kepada Nompo mengatakan, didalam kesadaran akan masa depan masih sangat enggan untuk menyampaikan, karna hal yang paling kami butuhkan bagaimana mampu memenuhi kebutuhan secara baik dan dapat membangun rumah (04 Nov 2015).

Kesadaran akan berubah sangat diinginkan, hanya

saja kondisi/kemampuan manajemen dalam rumah tangga

mereka tidak dimilikinya. Sehingga sejumlah pendapatan

yang mereka peroleh baik dari pertanian maupun yang

lainnya di habiskan segala kebutuhan tanpa berpikir untuk

menabung dalam memperbaiki masa depannya.

Kesadaran akan keinginan membuat suatu kelompok

dengan RT lain sangatlah minim untuk mereka lakukan

dalam membuat suatu usaha, keterlibatan mereka tentunya

Page 107: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

94

dapat melibatkan seluruh tetangga atau keluarga apabila hal

ini akan terjadi dalam masyarakat RT miskin. Dengan

adanya kelompok menurut masyarakat Kapita dapat

membantu dan tentunya lebih produktif dalam

kesehariannya.

Untuk kelangsungan hidup setiap petani miskin

memiliki peralatan produksi yang terbatas. peralatan yang

umum adalah cangkul, sabit dan parang. Selain itu juga

memiliki peralatan penunjang kelangsungan hidup.

Umumnya di setiap RT miskin masih memiliki peralatan

makan minum seperti piring dan jirigen penampung air.

Berdasarkan data yang sudah terkumpul, belum ada petani

miskin yang memiliki peralatan rumah tangga seperti motor

atau kulkas yang dapat dioperasikan untuk mendapat

pendapatan tambahan misalnya motor bisa di manfaatkan

menjadi ojek.

Aspek manajerial dalam mengelolah rumah tangga

pada petani miskin belum berjalan. Hampir setiap petani

miskin yang menjadi informan mengakui bahwa dari seluruh

pendapatan yang diperoleh tidak/belum pernah melakukan

upaya menabung untuk waktu yang lama.

Tabel 5. 9 Elemen Rumah Tangga Petani Miskin Di Kabupaten Jeneponto

Page 108: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

95

Sumber daya

Aktifitas

Pisik

Manusia

Financial

Produksi

Lahan (terbatas) Sabit,cangkul,parang dan alat lain yang cukup terbatas

1 tenaga produktif, sisanya tidak bekerja

Dana, modal terbatas Modal usaha berupa pinjaman

Konsumsi

Perlengkapan dapur (piring,gelas), jirigen air,perabot seadanya,rumah dinding dan lantai bambu, listrik dari tetangga

3-4 orang tanggungan

Tidak ada tabungan Dana pendidikan terbatas

Manajerial

Tidak ada asset fisik yang dapat dikelola untuk tujuan lain

Tenaga lain yang ada tidak di upayakan untuk membuat RT

Upaya investasi pada kegiatan lain tidak memungkinkan karena dana terbatas

Tabel 5, tersebut menggambarkan berbagai

keterbatasan rumah tangga petani miskin dari sisi sumber

daya pisik, manusia (tenaga) produktif yang menunjang

keberlangsungan rumah tangga yang terbatas. Kecukupan

finansial baik untuk produksi, konsumsi serta manajerial

yang tidak memadai.

Kemampuan RT memanfaatkan, memobilisasi serta

mengelola sumberdaya untuk berbagai macam tujuan dalam

rangka memproduksi kembali asset masih diliputi berbagai

keterbatasan. Akibatnya, aktifitas RT masih berkisar pada

Page 109: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

96

rutinitas keseharian dalam mempertahankan kelangsungan

hidup.

3. Proses pemberdayaan

Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah cukup membantu

bagi RT petani miskin di pedesaan, pemberdayaan yang bersifat

bantuan berupa dana, raskin, bantuan usaha seperti ternak,

teraktor, perbengkelan dan pertukangan.

Disis lain program pemberdayaan yang di lakukan oleh

pemerintah bersifat pengembangan kemampuan individu pada

petani miskin seperti peningkatan pengetahuan, sikap/nilai dan

keterampilan. Program pengembangan ini sangat disambut baik

oleh masyarakat khususnya RT petani miskin di Desa Kapita.

Peningkatan tersebut sering kali dilakukan baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik berupa pelatihan maupun dalam bentuk bantuan pada masyarakat miskin, Menurut hasil wawacara yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat Dg Ngawin mengatakan, keberadaan pemberdayaan di tengah masyarakat di Desa Kapita bagi warga yang kurang mampu tentu dapat membantu meningkatkan tingkat kemampuan mereka dan akan mempengaruhi tingkat pendapatan pada RT miskin (04 Nov 2015).

Sejumlah organisasi kepemudaan yang ada di Desa Kapita

memberikan kontribusi pada mayarakat seperti karang taruna dan

laboratorium sosial yang cukup membantu bagi masyarakat,

program yang diselenggarakan oleh organisasi berkaitan pada

pendidikan bagi setiap generasi yang putus sekolah. Seperti pada

tahun 2012 fokus program yang dilakukan oleh lembaga yaitu

Page 110: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

97

peningkatan akan pendidikan bagi generasi di Desa Kapita, yang

memang sebelumnya di Desa Kapita banyak anak-anak yang tidak

menyempatkan waktu untuk bersekolah, dan lebih memilih untuk

mengembala kambing, kerbau, sapi maupun jenis ternak lain untuk

membantu pihak keluarganya.

Keberadaan lembaga dan kerja keras pemuda di Desa

Kapita mampu membuahkan hasil, dengan sosialisasi yang

dilakukan dari rumah ke rumah yang memiliki anak tidak bersekolah

dan meyakinkan kepala rumah tangga bahwa betapa pentingnya

pendidikan dan masa depan anak-anak mereka. Upaya yang

dilakukan dapat menghasilkan dan menuntaskan bagi setiap anak

yang dulunya tidak menempuh pendidikan, sekarang sudah dapat

menempuh pendidikan dengan baik dengan tujuan bagaimana

generasi dapat menulis dan membaca.

Pembangunan pendidikan di Desa Kapita dapat di jumpai,

dengan adanya sekolah dari SD sampai tingkat SMP/MTS,

keberadaan sekolah dapat mempermudah akses untuk belajar.

Sesuai dengan yang disampaikan di atas bahwa peningkatan

pendidikan di Desa Kapita mencakup 3 aspek yaitu:

Page 111: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

98

a) Peningkatan pengetahuan

Peningkatan pengetahuan pada masyarakat atau RT

petani miskin diharapakan dari bantuan berbagai pihak

seperti Pemerintah, LSM dan Swasta.

Pentingnya pengetahuan mempengaruhi aktifitas dan

kehidupan masyarakat pedesaan. Biasanya masyarakat

hanya duduk diam tak beraktifitas apapun, diakibatkan

dengan ketidaktahuan akan apa yang dilakukan. Dengan

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat maka mereka

lebih peka dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi

segala kebutuhan rumah tangganya masing-masing.

Desa Kapita sebagaimana diamati, terdapat sejumlah

aktifitas yang biasa di lakukan oleh masyarakat setempat

seperti bertani, berternak (kambing, sapi, kuda dan

kerbau), sopir, bengkel dan tukang kayu.

Tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat dapat

meningkatkan ekonomi di Desa Kapita. Hal tersebut

ditandai dengan segala aktifitas yang dilakukan oleh

masyarakat dan ditambah dengan keberadaan pasar

tradisonal yang menunjang pendapatan desa.

Pemerintah Kebupaten Jeneponto seperti adanya

sekolah tingkat SD sampai SMP/MTS dan pasar di Desa,

dengan mudah di akses oleh masyarakat baik pendidikan

Page 112: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

99

maupun pasar. Hal ini bukan berarti bahwa dengan adanya

sejumlah fasilitas yang memadai di Desa Kapita tingkat

kemiskinan sudah dapat teratasi, tetapi masih banyak

masyarakat miskin di Desa di akibatkan dengan segala

keterbatatasan, seperti yang di sampaikan Supriatna

dalam bab II yang berkaitan dengan tingkat pendidikan

yang rendah (Pengetahuan), produktifitas kerja, kesehatan

dan gizi serta menunjukkan ketidak berdayaan pada

hidupnya.

Ketidak mampuan itulah dialami salah satu keluarga

yang masuk dalam daftar sangat miskin, yang berada

posisi rumahnya tidak jauh dari lereng gunung, memilki

tingkat pengetahuan dan kemampuan yang sangat

terbatas. Keluarga tersebut membutuhkan bantuan dari

sejumlah pihak baik Pemerintah, LSM, Swasta dan

lingkungan tetangganya.

Upaya yang dilakukan pemerintah pusat melalui

daerah untuk terus mengupayakan pemberantasan

kemiskinan di setiap pelosok Desa, pada tahun 2015

Kementrian Desa tertinggal mengucurkan dana yang

sangat besar dalam pembangunan Desa baik

pembangunan secara fisik maupun nonfisik bagi

masyarakat. Hal ini disambut baik oleh masyarakat dan

Page 113: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

100

pemerintah Desa, sejumlah program yang diluncurkan oleh

pusat melalui Kabupaten khusunya di Kabupaten

Jeneponto diharapkan tepat pada sasaran sesuai

kebutuhan masrakat miskin di pedesaan.

b) Peningkatan sikap/nilai

RT miskin di pedesaan biasanya sering dijumpai

kental dengan suatu budaya, adat dan serta gotong royong

yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Desa, sikap

atau nilai yang tercantum pada budaya dan adat pada

masyarakat, dalam masyarakat tradisional masih sering

melakukan ritual dalam acara tertentu seperti acara

perkawinan, kematian maupun acara yang lainnya.

Sikap ke gotong royong yang di lakukan masyarakat

desa, merupakan suatu nilai saling membantu antara satu

dengan yang lainnya misalkan pembangunan dan

pembongkaran rumah, dimana dikalangan masyarakat

pedesaan melakukan secara formal dengan memanggil

setiap warga agar turut hadir dalam pembongkaran atau

pembangunan rumah.

Sikap ini menunjukkan kehadiran warga dalam

berpartisipasi pembongkaran dan pembangunan rumah

sebagai wujud interaksi diantara mereka, masih terjalin

sifat kekeluargaan dan menunjukkan pada sisi penilaian. Di

Page 114: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

101

Desa Kapita tepatnya di Kecamatan Bangkala, Kabupaten

Jeneponto dalam aspek budaya dan adat, sebagai wujud

sikap pada masyarakat Desa dalam pola gotong royong

(kerja sama) antara warga seperti pembogkaran atau

pendirian rumah, pembangunan mesjid, saling membantu

dalam penggarapan lahan pertanian atau sudah panen dan

lainnya.

Namun, di sisi lain bukan berarti tidak menemukan hal

yang bertentangan dengan nilai pada masyarakat, nilai

yang bertentangan tersebut merupakan kebiasaan lama

pada masyarakat, misalnya sebagian masih adanya

sejumlah atau kelompok yang melakukan acara meminum-

minuman keras yang khas seperti minuman ballo atau tua

(miras). Aktifitas ini seringkali kita temukan setiap hari.

Sejumlah kelompok masyarakat melakukan aktifitas

tersebut baik dikolom rumah atau pun di balai-balai yang

mereka buat di lahan perkebunan maupun di acara pesta.

Dari hasil Wawancara salah satu tokoh masyarakat Pak Arsyad mengatakan, dengan kebiasaan mayarakat melakukan kegiatan minum-minuman seperti itu karna menganggap untuk menghilangkan rasa lelah dari habis melakukan aktifitas di kebun maupun sawah (04 Nov 2015).

Berkaitan dengan aktifitas masyarakat yang di

jelaskan di atas, maka rumah tangga miskin merupakan

Page 115: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

102

bagian yang sangat penting dalam aktifitas lingkungan

dalam meningkatkan ekonomi keluarga, segala informasi

yang perlu dibutuhkan pada tingkat kemampuan dalam

mengelolah sumber yang ada pada pertanian maupun

yang lainnya. Aktifitas negatif pulalah yang sering muncul

pada masyarakat keluarga ekonomi kebawah seperti yang

di jelaskan di atas mengenai sejumlah kelompok yang

menjadikan kebiasaannya untuk menghabiskan waktunya

mabuk-mabukan.

Seperti halnya Daeng Tompo dari hasil wawancara yang merupakan keluarga ekonomi kebawah, mengatakan bahwa aktifitas yang dilakukan seperti minum-minuman ballo (miras) sudah menjadi kebiasaan mereka yang hampir setiap hari dilakukan karna menggap mereka sudah ketagihan dengan minuman (08 Nov 2015).

Meskipun sudah menjadi kebiasaan merekaada juga

yang untungkan yaitu orang yang memproduksi ballo

(miras) hingga di jual dengan harga antara Rp 10.000-Rp

15.000/cergen yang berisi 5 liter/cergen. Selain itu juga

produksi minuman keras ini tidak selamanya menjadi

minuman keras, tetapi bisa di produksi menjadi gula merah

yang biasa dilakukan oleh sebahagian RT untuk di jual

kepasar.

Berkaitannya antara sikap/nilai masyarakat dengan

segala aktifitasnya tergantung pada pola prilakunya

Page 116: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

103

terhadap lingkungannya, sehingga dibutuhkan

pemberdayaan untuk dapat mengembangkan segala

kemampuan seperti, pengetahuan, sikap, dan keterampilan

pada RT miskin.

Dari program yang ada Desa Kapita, ditemukan

beberapa program pengembangan yang sudah terlaksana

di tahun 2011-2014 seperti bantuan, pelatihan, dan

pendampingan pada masyarakar/RT, yang dilakukan

pemerintah dan organisasi kepemudaan di Desa Kapita.

c) Peningkatan keterampilan

Dalam rangka peningkatan keterampilan

masyarakat/RT, dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Contoh dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan

masyarakat/RT pada pelatihan-pelatihan yang dapat

mengembangkan kemampuan, seperti menjahit, membuat

asesoris, membut kue dll. Mengajak masyarakat

mengunjungi kegiatan di tempat lain supaya dapat melihat

sekaligus belajar.

Program pemberdayaan dari pemerintah untuk dapat

mengembangkan kemampuan RT, seperti ditahun 2011

sampai 2014 ada yang mendapatkan bantuan berupa

ternak kambing, teraktor dan perbengkelan. Pada tahun

Page 117: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

104

2015 Desa Kapita tidak mendapatkan bantuan khusunya

perbengkelan, dari hasil data di BPM-PD.

Peningkatan keterampilan pada masyarakat/RT di

pedesaan sangatlah di perlukan dalam meningkatkan

ekonomi RT. Karna di pedesaan khususnya Desa Kapita

dapat memahami keterampilan dalam membuat usaha RT

biasa dilakukannya, tetapi harus berhenti karna

kekurangan biaya atau modal usaha. Pemerintah dalam

hal ini dapat membantu pendanaan atau dalam betuk

pemberdayaan.

Seperti wawancara yang dilakukan atas nama Daeng Gassing mengatakan pihaknya sangat terbantu dengan adanya bantuan dari pihak pemerintah, karna dengan adanya perbengkelan ini keluarga dapat membantu urusan atau keperluan di dapur seperti ikan dalam sehari dan berharap dapat bantuan lagi (08 Nov 2015). yang memiliki perbengkelan dari hasil bantuan pemerintah sehingga dapat membantu kebutuhan keluarga sehari-hari meskipun belum terlalu besar usaha tersebut.

Dan ada juga sebagai tukang kayu pembuat lemari

maupun yang lainnya yang sampai sekarang ini belum dapat bantuan sama sekali dari pihak pemerintah sehingga usaha tersebut yang dilakukan masih dalam keadaan bisa saja dari hasil wawancara atas nama Daeng Ngeran mengatakan, pihaknya seolah ada yang dibedakan oleh pemerintah desa dengan keluarga kami karna dalam pemilihan kepala desa sebelumnya pihak kami tidak member dukungan sehingga kami juga tak mengharapkan banyak dari bantuan itu meskipun kondisi terhenti diakibatkan biaya modal belanja kayu yang belum ada (08 Nov 2015).

Page 118: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

105

Bukti menunjukkan begitu pentingnya pengembangan

yang dilakukan untuk masyarakat di Desa Kapita, karna

dapat membantu memenuhi kebutuhan RT. Dari

pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah terkadang

mengalami salah arah atau kurang tepat bagi yang berhak

menerimanya, di akibatkan adanya manipulasi data di

tingkatan desa dalam sensus penduduk sehingga bantuan

pemberdayaan tidak tepat sasaran. Di lapangan ada yang

memperoleh bantuan dua kali, seperti mendapatkan

bantuan perbengkelan juga mendapatkan bantuan ternak

berupa kambing. Hal ini menimbulkan kesenjangan pada

masyarakat miskin, karena penentuan pada bantuan

pemberdayaan yang tidak sebagai mana mestinya.

4. Pengembangan RT Petani Miskin

Dari hasil penelususuran mengenai pengembangan pada

rumah tangga petani miskin di Desa Kapita, melalui aktifitas

masyarakat dalam mengembangkan usaha tani seperti teraktor,

peternakan maupun pengembangan usaha keterampilan

masyarakat, seperti perbengkelan dan pertukangan yang ada.

Maka untuk lebih jelas melihat tingkat keberhasilan pada rumah

tangga petani miskin dalam segala aktifitas dapat dilihat tabel

dibawah ini

Page 119: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

106

Tabel 6: Hasil pengembangan pada rumah tangga petani miskin melalui usaha tani dan ternak

Pengembangan Traktor Ternak (kambing)

Peningkatan pengetahuan

Mejalankan traktor Proses penggarapan

sawah dan kebun yang berbeda

lebih cepat dibanding tenaga kerbau atau kuda

Pengelolaan ternak yang baik

Pemanfaatan hasil pertanian (pakan ternak)

Kambing betina tidak untuk di jual,tapi di jadikan penambahan ternak

Peningkatan sikap/nilai

Saling membantu dalam kelompok traktor

Membantu RT di luar dari kelompok tani

Tidak adanya hak milik dalam kelompok

Memperbanyak bibit unggul

Pembukaan lahan ternak

Pengawasan ternak setiap saat

Peningkatan keterampilan

Dapat menggarap lahan pertanian dengan 2 kali

Penentuan bibit yang terampil dan lebih cepat panen

Memudahkan pembuatan aliran air bagi perkebunan

Terampil dalam memilih bibit ternak unggul

Penanaman pohon/kayu jati, sebagai pemanfaatan pakan ternak

Dalam penjualan pada hari tertentu (musim qurban)

Tabel 6, menunjukkan peningkatan akan keberhasilan pada

rumah tangga petani miskin di Desa Kapita, melalui usaha tani dan

ternak yang dapat membantu kebutuhan RT. Hasil yang dicapai

tidak lepas dari usaha sebagai aktifitas yang dilakukan setiap hari

dalam pengembangan alat traktor melalui peningkatan

pengetahuan yang sebelumnya tidak di miliki oleh RT.

RT dalam penggunaan alat pertanian, dapat mengetahui dan

mengfungsikan alat sebagai upaya untuk membantu proses

penggarapan lahan pertanian baik sawah maupun kebun. Dimana

Page 120: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

107

pada awalnya RT melakukan aktifitas pertanian dengan cara

tradisional, dalam penggarapannya melalui ternak seperti kerbau

dan kuda yang merupakan proses yang lambat bagi petani.

Peningkatan pada sikap/nilai pada masyarakat rumah

tangga dalam penggunaan alat traktor yang saling membantu di

dalam kelompok tani, proses kerja sama yang dilakukan oleh

kelompok, dibicarakan untuk penggrapan lahan pertanian. Dimana

kelompok, menyadari akan adanya alat sebagai bantuan dari

pemerintah sehingga tidak ada hak kepemilikan perorangan tetapi

yang ada kepemilikan secara kelompok untuk tujuan penggarapan

lahan pertanian.

Keberadaan bantuan teraktor dapat meninngkatkan

keterampilan dengan bergabai hal seperti penggarapan lahan 2 kali

dilakukan oleh rumah tangga, sehingga dapat berkaitan pada bibit

yang ditanam dan lebih cepat menghasilkan (panen) msekipun

dengan curah hujan yang rendah. Keberadaan alat tersebut

meringankan dan memudahkan aktifitas rumah tangga termasuk

pembuatan aliran air khususnya perkebunan.

Peternakan kambing yang ada di Desa Kapita, dalam hasil

pengembangan yang dilakukan oleh RT. Seperti peningkatan pada

pengetahuan, dalam pengelolaan ternak bagi rumah tangga petani

miskin tidaklah terlalu sulit dalam mengurus, baik pada pengadaan

kandang, kebersihan, luas kandang pemberian pakan di dalam

Page 121: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

108

kandang maupun diluar kandang, sudah dapat diketahui setiap

rumah tangga miskin selama mengambil pekerjaan berternak.

Musim hujan dimana pakan ternak melimpah dan tidak

terlalu menyulitkan bagi rumah tangga untuk mencari pakan,

karena bisa didapatkan disekitar lingkungan, berbeda dimusim

kemarau para peternak hanya dapat memanfaatkan hasil pertanian

seperti jagung, kacang-kacangan maupun yang lainnya untuk

dijadikan sebagai pakan ternak dengan waktu yang terbatas dari

hasil pertanian.

Keberhasilan dan Pengetahuan yang sudah dimiliki rumah

tangga akan berternak, dapat mempengaruhi penambahan ternak

dengan tidak menjual betina yang sudah dihasilkan. Sehingga

dapat memperbanyak dan memajukan usaha ternak. Dalam

peningkatan sikap/nilai rumah tangga sebagai aktifitas berternak

dapat diketahui dengan penambahan ternak bagi rumah tangga

miskin di Desa Kapita, dari hasil penelusuran RT miskin terus

melakukan upaya penambahan ternak, seperti di jelaskan

sebelumnya bahwa kambing betina tidak dapat di jual dengan

alasan upaya penambahan, sehingga yang terhitung ternak yang

dimiliki oleh rumah tangga antara 3-4 kambing.

Sikap yang dimiliki RT apabila usaha ternak dapat berjalan

baik dan maju maka rencana kedepan akan membuka lahan untuk

Page 122: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

109

pakan ternak sehingga dapat menghasilkan 2 pendapatan yaitu

pertanian dan peternakan. upaya pengawasanpun semakin muda

dilakukan dalam berternak, dimana selama ini tingkat pengawasan

akan termak masih kurang dilakukan. Sedangkan peningkatan

akan keterampilan pada RT miskin pada peternakan tentunya dapat

dilihat dari pemilihan bibit unggul yang bebas dari segala penyakit,

ukuran ternak dan yang terpenting 1 ternak dapat menghasilkan

minimal 2 dalam setahun.

Musim kemarau tentu akan sulit memperoleh banyak pakan

sebagai kebutuhan ternak sehingga sebagain RT melakukan

penanaman pohon seperti jati maupun yang lainnya, yang dapat

dijadikan alternative sebagai pakan ternak. Hal lainpun dilakukan

oleh RT dalam menjual sebagian ternak mereka dengan hari-hari

tertentu, seperti hari raya idul adha (Qurban), dengan alasan bahwa

hari tersebut sebagai hari penggunaan/kebutuhan masyarakat akan

melakukan hari raya qurban dan harga ternak pun tidak terlalu

murah tetapi cukup membantu.

Dari hasil pengembangan pada pertanian dan peternakan

diatas menunjukkan keberhasilan pada rumah tangga petani miskin

di Desa Kapita, sedangakan penjelasan berikutnya mengungkap

aktifitas pada pengembangan rumah tangga miskin melalui usaha

perbengkelan dan pertukangan yang dapat dilihat pada tabel

dibwah ini.

Page 123: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

110

Tabel 7: Hasil pengembangan pada rumah tangga miskin melalui usaha perbengkelan dan pertukangan

Pengembangan

Perbengkelan

Pertukangan

Peningkatan pengetahuan

Pres ban, bongkar pasang alat kendaraan roda 2

Pembelian alat kendaraan roda 2

Memperbaiki

Menjadi buruh pembuat meja,kursi,lemari,pintu jendela rumah dll

Harga pemesanan rumah tangga

Usaha sendiri (mandiri)

Peningkatan sikap/nilai

Semangat kerja dan sabar

Disiplin waktu dalam kerja

Menjaga hubungan pada masyarakat

Disiplin waktu dalam bekerja

Kualitas hasil kerja Pemanfaatan bibit

pohon dari pemerintah

Peningkatan keterampilan

Proses penjualan alat kendaraan

Pemanfaatan barang bekas roda 2

Melibatkan anggota keluarga

Penentuan kualitas kayu

Penentuan harga Penanaman pohon jati,

mahoni dll

Tabel 7, menggambarkan hasil pada pengembangan rumah

tangga miskin di Desa Kapita. Pengembangan dapat diperhatikan

dari sejumlah peningkatan yang ada dalam aktifitas usaha RT, yang

dilakukan seperti perbengkelan dan pertukangan.

Dari peningkatan pengetahuan pada usaha perbengkelan,

dimana sebelumnya pihak RT hanya dapat mengetahui sebagian

kecil bidang perbengkelan seperti pres ban dan pompa angin, tapi

upaya yang terus dilakukan maka RT tersebut dapat mengetahui

yang sebelumnya hanya dapat mengetahui 1 atau 2 bidang saja.

Dari kebiasan aktifitas RT miskin dapat mempengaruhi peningkatan

Page 124: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

111

pengetahuan di perbengkelan seperti pengetahuan jual beli alat

kendaraan pada roda 2.

Pengetahun pada RT dalam meningkatkan kualiats kerja

yang awalnya hanya mengetahui urusan ban, oli, bagian luar roda

2 kini sudah dapat memperbaiki kendaraan yang sudah rusak.

Untuk meningkatkan usaha tersebut, maka RT miskin semangat

dan sabar dalam melakukan usaha. Untuk meningkatkan usaha

perbengkelan menurut RT miskin maka tetap disiplin dalam bekerja

terutama pada disipin waktu dan keuangan yang di dapatkan

melalui usaha tersebut, agar dapat terjaga dan mengalami

peningkatan.

Peningkatan sikap/nilai dimana RT miskin sebagai pelaku

usaha tetap menjaga hubungannya dengan masyarakat, agar

dapat diberikan kepercayaan pada masyarakat mengenai usaha

perbengkelan yang dilakukan. Sedangkan peningkatan pada

keterampilan yang mencakup pada usaha tersebut, dapat

diperhatiakan pada aktifitas RT mengenai proses penjualan alat

roda 2 yang dapat menguntungkan pada RT dan ditambah lagi

dengan pemanfaatan barang bekas kendaraan roda 2 yang dapat

dijual kembali, seperti penjualan ban bekas dalam dan luar yang

dapat menambah pemasukan. Dari usaha tersebut memberikan

kemampuan sehingga sebagian anggota keluarga yang laki-laki

Page 125: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

112

dapat dilibatkan dalam kegiatan usaha dan menghasilakan

pembagian kerja yang dapat menambah ekonomi RT.

Untuk usaha pertukangan dalam pengembangan RT.

peningkatan pengetahuan melalui pengalaman kerja menjadi buruh

pembuat kursi, lemari, meja maupun pintu dan jendela rumah.

Berangkat dari pengalaman itulah RT miskin dapat mengasa tingkat

kemampuan pengetahuan, akan membuat meja, kursi dan yang

lainnya. Sekaligus mengetahui akan harga dari hasil buatannya

untuk dapat dijual baik untuk pemesan dari rumah tangga, instansi

maupun pihak tokoh.

Usaha dapat dilakukan sendiri dikolom atau pekarangan

rumah, sebagai tempat usaha pertukangan dalam membuat segala

permintaan. Kemandirian ini di tempuh oleh RT dengan

memanfaatka segala sumber pada lingkungannya, ketimbang tetap

menjadi buruh pembuat. Disiplin waktu dan kualitas hasil kerja

dapat memberikan kepercayaan pada masyarakat pada usaha RT ,

seperti halnya dalam disiplin waktu diman pada waktu yang

ditentukan oleh pemesan harus di tepati, sekaligus didukung

kualitas yang baik.

Sebahagian dari usaha ini dapat memanfaatkan hasil

pemberian bibit dari pemerintah sebagai program dan upaya

memenuhi kebutuhan usaha. Dari setiap masyarakat yang

memesan baik meja, pintu maupun yang lainnya dapat deberikan

Page 126: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

113

pilihan mengenai kualitas kayu karna semakin bagus kayu yang

dipilih semakin tinggi pula harga yang diberikan pada masyarakat

yang memesan. Meskipun terdapat banyak jenis kayu, di Desa

Kapita seperti jati, mahoni dan yang lainnya merupakan wujud

kesadaran masyarakat dalam menanam pohon sebagai manfaat

akan datang.

5. Model Pengembangan

Model pengembangan RT petani miskin di Desa Kapita,

Kabupaten Jeneponto tanggung jawab pemerintah daerah dalam

mengurangi tingkat kemiskinan khususnya di Desa Kapita.

Sehingga upaya itu dilakukan melalui program pengembangan baik

berupa bantuan barang, dana, raskin maupun dalam bentuk

pelatihan dan pendampingan maupun yang dapat menjadi solusi

bagi RT miskin.

Model pengembangan yang perlu dilakukan dalam

meningkatkan ekonomi pada rumah tangga miskin mencakup 3

aspek yaitu adanya berupa bantuan, pelatihan dan pendampingan.

Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin khususnya

pada rumah tangga di Desa Kapita.

Page 127: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

114

Gambar 3: Model Pengembangan RT miskin di Kabupaten Jeneponto.

Bantuan adalah suatu pemberian yang dilakukan oleh

seseorang, kelompok maupun instansi/lembaga terhadap yang

membutuhkan pertolongan baik secara fisik, finansial (dana) atau

berupa pengetahuan dalam upaya memandirikan. Pelatihan adalah

proses yang dilakukan seseorang dalam meningkatkan

kemampuan agar dapat mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Pendampingan adalah suatu proses pembinaan terhadap anggota

kelompok atau masyarakat sehingga tercapai suatu perubahan.

1. Bantuan yang dimaksudkan yaitu berupa raskin, dana, traktor dan

alat perbengkelan. Bantuan yang di berikan pada RT miskin dalam

upaya membantu RT yang ada di sejumlah Kecamatan di

Kabupaten Jeneponto. Dalam pemberian tentunya, ada

mekanisme/aturan yang dilakukan oleh pihak pemerintah misalnya

bantuan perbengkelan, bantuan ini dapat diberikan masyarakat

Pelatihan Proses Pengembangan

RT miskin

Pendampingan

RT miskin

Masyarakat

Bantuan

Page 128: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

115

apabila sudah ada sebelumnya usaha perbengkelan yang di

gelutinya, sehingga pemerintah dalam hal pemberian bantuan,

sebagai upaya penambahan usaha yang dimiliki masyarakat.

Proses pengembangan terus dilakukan oleh Dinas/SKPD

yang terkait ditahun 2014 ada 10 Kecamatan yang mendapatkan

bantuan dengan 23 Desa/kelurahan, namun pada tahun 2015

mengalami penurunan menjadi 6 Kecamatan dengan 11

Desa/kelurahan. Dalam program ini dimana masyarakat di sejumlah

Desa lebih banyak mengusulkan pertukangan seperti tahun 2014

sebanyak 10 orang sedangkan perbengkelan 9 orang di tahun

berikutnya 2015 yang terjadi penurunan hanya program

perbengkelan yang ada.

2. Dalam pengembangan pada RT miskin di Desa Kapita, Pemerintah

terus melakukan upaya pelatihan di sejumlah Desa di Kabupaten

Jeneponto, pelatihan yang sering dilakukan oleh pemerintah

maupun LSM yaitu Pelatihan kewirausahaan, menjahit, mengatur

keuangan dan keterampilan. Hasil dari pelatihan ini sebagai upaya

mengurangi tingkat kemiskinan di sejumlah pedesaan.

Dari hasil penelusuran seperti di Desa Kapita sering

ditemukan sejumlah penjual di pinggir jalan, dari hasil pertanian

seperti ubi, jagung rebus, dan usaha-usaha lainnya. Akifitas

masyarakat sebagian hasil dari pelatihan yang dilakukan oleh

Page 129: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

116

sejumlah pihak termasuk pemerintah dan LSM dapat di terapkan

dilingkungan pedesaan.

3. Pendampingan dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan

yang dilakukan pemerintah, seperti dalam bantuan ternak,

pertukangan dan perbengkelan sering dilakukan pemantauan

mengenai perkembangan usaha RT. Dari hasil diskusi oleh

pegawai BPM-PD di, menyampaikan bahwa di dalam pemantauan

dapat dilakukan 2 kali setahun untuk mengetahui tingkat

keberhasilan masyarakat, dalam usaha sekaligus menjadi laporan

setiap tahunnya baik dalam penganggaran, proses pemantauannya

sampai pada kemandirian pada masyarakat dalam hal ini RT yang

memperoleh bantuan.

4. Proses pengembangan RT miskin, Dari proses pengembangan

RT miskin, sebahagian besar mengalami perubahan, seperti akan

pengetahuan, sikap dan keterampilan, inilah ditunjukkan dengan

cara usaha yang dilakukan oleh RT. Halnya dengan pemberian

bantuan dari pihak pemerintah seperti traktor, ternak, perbengkelan

dan pertukangan.

a. Dalam pengembangan RT miskin yang mengelola atau

memanfaatkan alat pertanian seperti traktor, dimana

proses sebelumnya rumah tangga mengalami kesulitan

dalam menggarap lahan yang mereka miliki, dikarenakan

masih bersifat penggarapan secara tradisional yang di

Page 130: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

117

bantu tenaga kuda di anggap tidak mengeluarkan banyak

biaya.

Keberadaan alat teraktor sudah ada namun bersifat

pribadi, sehingga RT miskin harus menyewa dengan

cukup mahal dalam penggarapan lahan, dengan adanya

bantuan berupa traktor dari pemerintah dinas pertanian

terhadap kelompok tani, di dalamnya ada sebahagian RT

miskin cukup membantu dalam proses penggarapan.

Hanya dengan bermodal kecil yaitu cukup membeli

bahan bakar sesuai dengan kebutuhan lahan. Dialami RT

miskin dalam mendapat bantuan cukup memberikan

tambahan pengetahuan seperti dimana, sebelumnya

hanya mengetahuai mencangkul sekarang dapat

menjalankan teraktor, dimana sebelumnya hanya

mengerjakan lahan sendiri-sendiri kini saling bekerja

sama melalui kelompok tani, dan dulunya hanya

memikirkan masalah yang dihadapi petani kini dapat

berinteraksi untuk menemukan solusi dari masalah,

seperti upaya penggarapan 2 kali, penentuan bibit yang

berkualitas dan hal yang terpenting aliran air.

b. Begitu halnya dengan pemberdayaan bantuan ternak di

Desa Kapita, dalam pengembangannya RT miskin yang

memperoleh bantuan. Tentu akan dapat menambah

Page 131: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

118

aktifitas keluarga, dimana sebelumnya hanya beraktifitas

petani kini juga dapat beraktifitas sebagai peternak.

Di dalam pengembangan yang dilakukan oleh RT

miskin dapat memperoleh pengetahuan baru misalnya,

dengan adanya ternak seperti kambing maka,

pemanfaatan hasil pertanian seperti batang jagung,

kacang-kacangan maupun yang lainnya dapat

memanfaatkan untuk pakan ternak. Begitu juga dalam

pemeliharaan kandang yang dulunya RT miskin belum

mampu memahami bagaimana perawatan ternak di

dalam kandang sehingga dengan adanya bantuan ini RT

miskin cukup lihai dalam mengelola ternak dengan baik.

Dari proses penjualan ternak, sebahagian hasilnya di

pakai dalam membantu kebutuhan rumah tangga, ada

juga membeli kembali ternak dengan alasan

memperbanyak bibit ternak yang unggul. Dari langka ke

dua yang di ambil oleh RT dapat di simpulkan mengenai

cara berpikir yang maju dalam mengembangkan ekonomi

dengan memperbanyak atau mengembangkan usaha

ternak.

c. Pada proses pengembangan RT miskin di

perbengkelan, dipahami dari aktifitas yang dilakukan.

Kepadatan penduduk dan banyaknya alat transportasi

Page 132: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

119

baik roda 2 maupun roda 4 dapat di manfaatkan oleh

sebahagian masyarakat, yang memperoleh bantuan alat

perbengkelan dari pemerintah.

Bantuan perbengkelan juga akan menambah aktifitas,

dimana sebelumnya hanya beraktifitas sebagai petani

dan tukan ojek, kini dapat bertambah dengan adanya

aktifitas usaha bengkel. Hal ini di buktikan kemampuan

RT dalam menjalankan usaha perbengkelan yang di

manfaatkan di lokasi sekitar rumahnya, usaha

perbengkelan dapat memberikan manfaat dan cukup

membantu.

Manfaat yang di dapatkan oleh RT, yang memperoleh

bantuan perbengkelan dengan bertambahnya

pengetahuan yang dimiliki, dalam memperbaiki sejumlah

kendaraan roda dua, baik yang rusak ringan maupun

rusak berat.

d. Dalam proses pengembangan di pertukangan, RT dapat

memanfaatkan salah satu usaha kayu di luar dari Desa

Kapita, hal inilah yang dilakukan salah satu RT yang

dahulunya menjadi tukang pembuat lemari, kursi, meja,

jendela sebagai buruh, selain memperoleh gaji/upah juga

mengasa dan meningkatkan kemampuan. Dari segala

kemampuan yang dimiliki dapat juga membedakan jenis

Page 133: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

120

kayu yang berkualitas untuk dapat di gunakan atau di

buat menjadi lemari, kursi ataupun yang lainnya.

5. RT/Masyarakat. RT miskin selalu dikaitkan dengan segala

keterbatasan, tak bercukupan. Di Desa Kapita RT miskin

mempunyai berbagai kemampuan yang mereka miliki khususnya

kemampuan secara fisik, kekeluargaan dan yang paling penting

kemampuan akan pengetahuan yang mereka miliki.

Kemampuan itulah program pemberdayaan yang dilakukan

oleh pemerintah dalam mengembangkan ekonomi RT , dapat

mengalami perubahan sehingga pada masyarakat di Desa Kapita,

menyambut baik dengan adanya sejumlah program pemberdayaan

pada masyarakat. Hal yang paling penting dalam pengembangan

pada RT miskin, dimana dikaitkan pada kemampuan individu yaitu

peningkatan akan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan.

Terlihat hasil dari sejumlah perubahan yang dilakukan khsusnya

yang memperoleh sejumlah pemberdayaan dari pemerintah seperti

pengadaan teraktor, ternak dan perbengkelan.

Dengan adanya bantuan, masyarakat khususnya pada RT

mengalami perubahan seperti yang telah mendapatkan bantuan

teraktor. Tentunya dapat mengembangkan usaha tani yang

sebelumnya hanya menggarap 1 kali hasil panen, kini dapat 2 kali

dalam permusim. Selain dari itu juga pengembangan yang di

dapatkan oleh RT, sebelumnya hanya mengetahui mencangkul kini

Page 134: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

121

dapat menjalankan teraktor dan saling berinteraksi sesama

kelompok tani dari segala hal permasalahan yang dihadapi oleh

petani.

Peningkatan pengetahuan di Desa Kapita, dengan

berbagai program pemberdayaan yang masuk di desa tersebut

memberikan aura positif bagi pengembangan RT, dimana

diantarannya terlihat dalam proses perubahan yang dihadapi oleh

RT seperti halnya RT yang dulunya hanya mengetahui mencangkul

secara tradisional kini dapat menjalankan teraktor dan juga dapat

menambah aktifitas keluarga baik secara bertani maupun yang

lainnya. Sama halnya dengan pemberian bantuan ternak, dengan

adanya bantuan tersebut dapat memahami bagaimana pengelolaan

ternak yang baik, bagaimana menghasilkan pakan di musim

kemarau dan bagaimana proses jual beli yang dapat

menguntunkan, inilah sebagian RT dapat memahami proses

pengembangan melalui bantuan ternak. Sedangkan perbengkelan

dan pertukangan, dapat mengalami perubahan khususnya pada

tingkat pengetahuan yang mereka miliki, begitu juga halnya dengan

pertukangan dalam proses pengembangan yang dilakukan, dapat

merubah tingkat pendapatan dengan usaha mandiri yang

dilakukannya.

Pada peningkatan sikap/nilai, pada RT di Desa Kapita

mengalami perubahan di lingkungan masyarakat seperti saling

Page 135: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

122

membantu baik dalam kelompok tani maupun yang lainnya,

sehingga dapat menyadari akan pentingnya saling membantu

dilingkungan sekitar dan dapat bertukar pikiran dalam persoalan

yang di hadapi sesama petani.

RT yang memiliki peternakan dapat melakukan pengawasan

agar tak merusak tanaman petani dan ada juga yang

membukakkan lahan untuk ternak mereka, biasanya RT yang

memiliki sekitar 4-5 ternak memanfaatkan sebagian kebun untuk

memberi pakan ternak.

Pada perbengkelan dapat diamati dari peningkatan sikap

yang di milik oleh RT, dalam aktifitas di perbengkelan seperti

semangat kerja yang sebelumnya bermalas-malasan kini

bersemangat untuk kerja dalam memahami tanggung jawab

sebagai keluarga, disiplin dan menjaga hubungan baik terhadap

masyarakat selalu dilakukan oleh RT. Sedangkan pertukangan,

dalam membuat meja, kursi dll dapat menjamin kualitas kerja yang

dihasilkan sehingga dapat memuaskan bagi para pemesan

terhadap RT yang berprofesi sebagai pertukangan.

Peningkatan keterampilan pada RT miskin di Desa Kapita,

terlihat dari beberapa RT dalam segala aktifitas yang dilakukan

dalam lingkungannya, seperti pada pemberian bantuan yang

mereka dapatkan, dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi

keluarga, teraktor sebagai alat pertanian dapat di fungsikan

Page 136: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

123

sebagai penggarapan lahan sekaligus dapat memberikan

keuntungan bagi RT apabila diluar dari kelompok dapat disewakan

kepada orang lain.

Lain halnya dengan berupa bantuan ternak dapat dilihat dari

aktifitas RT, dalam terampil mengelolah ternak yang baik dengan

memilih beberapa bibit induk, untuk di jadikan induk dan proses

penjualan pun RT dapat memahami harga jual ternak. Nilai yang di

hasilkan dari proses penjualan tidak terlalu murah, proses

pemeliharaan ternak masyarakat dapat memanfaatkan lahan

dengan menanam pohon jati sebagai pakan ternak.

Pengembangan pada perbengkelan dalam peningkatan

keterampilan terlihat pada proses penjualan alat kendaraan yang

dapat menguntunkan, juga dapa memanfaatkan barang bekas roda

dua yang tidak terpakai oleh pemilik kendaraan. Seperti ban dalam

dan alat-alat lainnya, dan aktifitas ini juga dapat melibatkan

anggota keluarga untuk membantu usaha perbengkelan.

Pada pertukangan dapat terlihat dengan jual beli seperti

meja, kursi dll. Upaya itu juga dapat membantu mengembangkan

ekonomi keluarga dengan adanya usaha mandiri yang mereka

lakukan dirumahnya sebagai tempat usaha. Pemanfaatan

lingkungan pun dilakukan oleh usaha pertukangan dengan

Page 137: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

124

penanaman pohon dan pembelian pohon yang ada disekitar

lingkungan Desa Kapita.

Page 138: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

125

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh uraian sebelumnya dapat di simpulkan bahwa:

1. Pengembangan RT petani miskin di Kabupaten Jeneponto,

dilakukan oleh pemerintah melalui sejumlah SKPD yang terkait dan

juga dilakukan oleh LSM. Kegiatan RT miskin tersebut di tujukan

untuk peningkatan pengetahuan, peningkatan sikap, peningkatan

keterampilan yang dikembangkan melalui kegiatan usaha tani dan

ternak, bantuan teraktor sebagai kegiatan yang berkaitan langsung

dengan pertanian. Selanjutnya kegiatan perbengkelan dan

pertukangan sebagai kegiatan pendukung.

2. Pengetahuan yang dikembangkan pada RT petani miskin tersebut

berupa; tahu mengelolah usaha tani dan ternak yang baik, tahu

menjalankan teraktor dan tahu memanfaatkan pertanian. Pada

peningkatan sikap berupa pengembangan kesadaran saling

membantu untuk kepentingan bersama, kesadaran untuk

menggunakan mesin ketimbang menggunakan hewan,

menumbuhkan semangat kerja, disiplin dan menjaga hubungan

yang baik. Sedangkan peningkatan keterampilan seperti tahu

memperbaiki kendaraan dan tahu membuat membuat lemari atau

kursi.

3. Model pengembangan RT petani miskin berfokus pada

pemanfaatan bantuan, pelatihan, dan pendampingan yang

Page 139: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

126

dilakukan untuk proses pengembangan rumah tangga petani miskin

sehingga menjadi lebih baik, berdaya, dan mandiri.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran:

1. RT miskin dapat memanfaatkan segala sumber yang ada pada

lingkungan pertanian dan lingkungan sekitarnya. RT miskin harus

dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

dilakukan oleh pemerintah melalui pemberdayaan yang dapat

mengembangkan RT miskin seperti adanya bantuan, pelatihan dan

pendampingan

2. Program pemberdayaan ini, sekiranya terus dapat dilakukan oleh

pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten

Jeneponto khususnya di Desa Kapita, dengan cara pengembangan

pada RT miskin melalui bantuan, pelatihan dan pendampingan agar

berdaya dan mandiri.

3. Program pemberdayaan harus tepat sasaran yaitu RT petani

miskin, yang dapat diketahui melalui hasil pendataan yang

dilakukan oleh berbagai instansi dan pemerintah setempat.

Page 140: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

127

DAFTAR PUSTAKA

Ackoff, Et All, 1962. Scientific Method. Wiley, New York.

Almasdi S. (2012). Model Pengembangan Daerah Tertinggal dalam Upaya

Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan di

Kabupaten Meranti Prov. Riau. Lembaga Penelitian

Universitas Riau.

Arif Budimanta dan Bambang Rudito, Metode dan Teknik Pengelolaan

Community Development, cet. Ke II (CSD, 2008) Jakarta

Burhanuddin R 2002. Pemberdayaan Petani Miskin di Kabupaten

Jeneponto, Sulawesi-Selatan.

Chambers, Robert, (1983). Rural Development, Putting the Last First,

Longman: London.

Combs, P.H dan Ahmed M (1984) Memerangi Kemiskinan di Pedesaan

melalui Non-Formal, Terjemahan (YIIS). CV. Rajawali

Jakarta..

Edi S, (2011) Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Alfa Beta ,

Bandung.

Handoko, R. and P. Patriadi. 2005. Evaluasi Subsidi Non BBM. Kajian

Ekonomi dan Keuangan.

Herni A. S, (2014).http://ekbis.sindonews.com/read/823762/34/pertambah

an-orang-miskin-sulsel-tertinggi

Hikmat, 2004. Strategi Pemberdayaan. Humaniora. Bandung.

Indra, M, (2014) Mengukur Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan, Upp

Stim Ykpn.

Isbandi R.A (2012). Intervensi Komunitas dan Pengembangan

Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Karji .Y, Jurnal “Kemiskinan dan Konsep Teoritisnya” Internet. 22:31. 03

Juli 2015, Makassar.

Kartasasmita, 1993. Kebijaksanaan dan Strategi Pengentasan

Kemiskinan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas

Brawijaya. Malang.

127

Page 141: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

128

Moeljarto, (1995). Politik Pembangunan, Sebuah Analisis Konsep,

Arah dan Strategi, PT. Tiara Wacana : Yogyakarta.

Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Mosher A.T, (catatan ke 4). Menggerakkan Kemiskinan dan Membangun

Pertanian, Penerbit. CV. Yasaguna, Jakarta.

Mubyarto, 1998. Pemberdayaa Ekonomi Rakyat; Laporan Tindak Program

IDT. Aditya Madia Yoyakarta.

Nyoman, S (2003). Pengaruh Kapasitas Rumah Tangga, Budaya

Pemberdayaan Terhadap Sikap Keberadaan Rumah

Tangga Miskin, Desertasi.

Scott, 1981. Moral Ekonomi Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara.

Terjemahan, LP3ES. Jakarta.

Sharma, P.N, Y. Ohama, (2007) Participatory Local Development, An

Emerging Discipline, Bharat Book Centre. Delhi.

Soediyono 1985: Ekonomi Makro ; Analisis IS-LM dan Permintaan

Penawaran Agregat, Liberty.

Spencer & Amos, 1993. Ekonomi Kontemporer, Wort Publishers- New

York

Sumodiningrat, Gunawan, (1999). Pemberdayaan Masyarakat, Jaring

Pengaman Sosial, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

: Jakarta.

Suradisastra, K. (2008) Strategi Pemberdayaan Kelembagaan Petani,

Forum Penelitian Agroekonomi Vol 26 No 2, tanggal 2

Desember 2008.

Supriatna, 1997. Birokrasi pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan.

Humaniora Utama Press, Bandung.

Syafiuddin MS, (2010). Membangun Kemampuan Pembudidayaan

Rumput Laut Perairan, Kretakupa Print. Makassar

Handoko, T. hani 2001: 75. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia, Edisi Kedua, BPEF. Yogyakarta

Page 142: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

129

Walidrahmanto. Blogspot .com/2011/12/pemberdayaan-masyarakat.html.

Makassar

Wolf, 1983. Petani suatu Tinjauan Antropologis. Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta.

Yukhasundaya, Muhardi (2011) Prilaku Rumah Tangga Miskin Miskin

Petani Tanaman Pangan di Jawa Barat: Analisis dan

Simulasi Vol. 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Bandung.

Bank Dunia (Dalam kalji Y. 1990) “Poverty and Human

Development”Internet 22:24. 03 juli 2015, makassar.

Bps 2014. Data Kemiskinan Perkecamatan Kabupaten Jeneponto,

Binamu.

Media Kompas, (2012), Data Kemiskinan Sulawesi-Selatan Makassar,

Sulawesi-selatan.

Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 Pemerintah NKRI untuk Menguasai Seluruh

Kekayaan Alam Dipergunakan Sepenuhnya bagi

Kemakmuran Seluruh Rakyat Indonesia.

Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.). 1996. Pemberdayaan:

Konsep, Kebijakan dan Implementasi: Centre For

Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta.

Page 143: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

130

130

INSTRUMEN

A. SKPD Terkait

1. Program apa yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dengan

masyarakat?

2. Pendekatan apa yang dilakukan oleh pihak instasi, apakah individu

atau kelompok?

3. Bentuk kegiatan apa yang dilakukan oleh instansi?

4. Jenis kegiatan dalam pemberdayaan seperti apa yang dilakukan ?

5. Apakah melibatkan masyarakat miskin secara kelompok atau

individu?

6. Dilaksanakan pada tahun dan bulan berapah?

7. Pendapat bapak,adakah yang berhasil dalam pemberdayaan?

8. Adakah di lokasi kecamatan bangkala untuk Desa Kapita. Apa

sajakah?

9. Apakah dilakukan oleh SKPD sendiri atau dilakukan oleh pihak

lain?

10. Bagaimana mekanisme atau proses pemberdayaannya?

B. RT Miskin

1. Bagaimana pemberdayaan/bantuan yang diberikan oleh

pemerintah?

2. Di gunakan kemanakah hasil pemberdayaan atau bantuan

tersebut?

3. Apakah membantu kebutuhan keluarga atau tidak?

Page 144: TESIS MODEL PENGEMBANGAN RUMAH TANGGA PETANI …

131

4. Bagaimana anda memenuhi kebutuhan anda sehari-hari?

5. Bagaimana anda memanfaatkan peralatan rumah tangga, seperti

panci atau kulkas untuk memaak kemudian di jual?

6. Bagaimana anda mengelolah lahan pertanian anda?

7. Bagaimana sikap/nilai pada lingkungan anda?

8. Bagaimana pemanfaatan hasil pertanian anda?

9. Alat-alat apakah digunakan dalam menggarap lahan pertanian

anda?

10. Berapakah anggota keluarga yang menempuh pendidikan?

11. Berapakah anggota keluarga yang sudah bekerja?

12. Apakah membantu kebutuhan anda bagi anggota keluarga yang

sedang bekerja?

13. Bagaimankah dilingkungan anda, apakah ada yang bisa

membantu?

14. Selain dari kemampuan bertani, kemampuan apalagi yang anda

miliki maupun anggota keluarga anda?

15. Kedepannya apakah yang di harapkan oleh anggota keluarga anda