INDEKS PREDIKTIF RISIKO ... TESIS INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA SURABAYA KRISNITA DWI JAYANTI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI SURABAYA 2016 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS KRISNITA DWI J.
159
Embed
TESIS INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA …repository.unair.ac.id/53822/14/TEP 08-16 Jay i-ilovepdf... · 2017. 6. 20. · indeks prediktif risiko ... tesis indeks prediktif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
TESIS
INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA SURABAYA
KRISNITA DWI JAYANTI
UNIVERSITAS AIRLANGGAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI
SURABAYA 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
i
TESIS
INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA SURABAYA
KRISNITA DWI JAYANTI NIM. 101414553008
UNIVERSITAS AIRLANGGAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI
SURABAYA 2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA SURABAYA
TESIS
Untuk memperoleh gelar Magister Epidemiologi
Minat Studi Manajemen Surveilans Epidemiologi dan Informasi Kesehatan
Program Studi Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Oleh:
KRISNITA DWI JAYANTI
NIM 101414553008
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI
SURABAYA
2016
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis
Minat Studi Manajemen Surveilans Epidemiologi dan Informasi Kesehatan
Program Studi Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Magister Epidemiologi (M.Epid)
pada tanggal 19 Juli 2016
Mengesahkan
Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S.
NIP 195603031987012001
Tim Penguji:
Ketua : Dr. Windhu Purnomo, dr., MS
Anggota : 1. Dr. Hari Basuki Notobroto, dr., M.Kes
2. Dr. Arief Wibowo, dr., MS
3. Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M.Kes
4. Dr. Niniek Lely Pratiwi, drg., M.Kes
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Krisnita Dwi Jayanti NIM : 101414553008 Program Studi : Epidemiologi Minat : Manajemen Surveilans Epidemiologi dan Informasi
Kesehatan Angkatan : 2014/2015 Jenjang : Magister
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis saya yang berjudul : INDEKS PREDIKTIF RISIKO KEMATIAN IBU DI KOTA SURABAYA
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, Juli 2016
Krisnita Dwi Jayanti
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan Hidayah-Nya penyusunan penelitian tesis dengan judul “Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu Di Kota Surabaya” ini dapat terselesaikan. Tesis ini membahas tentang variabel penelitian apa saja yang bisa dijadikan sebagai indeks yang dapat digunakan untuk memprediksi ibu hamil yang dapat berisiko mengalami kematian ibu.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada Dr. Hari Basuki N., dr., M.Kes selaku Pembimbing Ketua yang dengan kesabaran dan perhatian dalam memberikan bimbingan, semangat dan saran hingga penelitian tesis ini bisa terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga juga saya sampaikan kepada Dr. Arief Wibowo, dr., M.S selaku pembimbing kedua yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi dan saran. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran selama penyusunan tesis ini, terima kasih penulis ucapkan kepada : 1. Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., M.T., AK., CMA., CA selaku Rektor Universitas
Airlangga. 2. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga. 3. Prof. Dr. Chatarina U. W., dr.,MS.,MPH, selaku Koordinator Program Studi
Epidemiologi Universitas Airlangga. 4. Dr. Hari Basuki N., dr., M.Kes selaku Ketua minat studi Manajemen
Surveilans Epidemiologi dan Informasi Kesehatan Program magister program studi epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan sekaligus sebagai pembimbing Ketua.
5. Dr. Arief Wibowo, dr., M.S sebagai pembimbing kedua dalam penyusunan penelitian tesis.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, beserta staf dan seluruh pemegang program kesehatan ibu dan anak di puskesmas tempat lokasi penelitian yang telah memberi bantuan dalam penelitian.
7. Suamiku tercinta Moch. Hanson dan anakku tersayang Fadil Asyif Arrasyid, Bapak, Ibu dan keluarga besarku untuk segala doa, kesabaran dan dukungan selama menjalani perkuliahan ini.
8. Teman-teman angkatan 2014 Program Magister Program Studi Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
viii
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata, semoga tesis ini dapat berguna baik bagi penulis maupun pihak yang memanfaatkannya.
Surabaya, Juli 2016
Krisnita Dwi Jayanti
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
ix
SUMMARY
The maternal mortality raito (MMR) in Indonesia remains high 359 per
100.000 live birth (SDKI 2012). MMR is an indicator of mother’s helath, especially the risk of being death for a mother while pregnancy and delivery. McCarthy and Maine shows three factors that influence maternal mortality, i.e proximate determinant, intermediate determinant and distant determinant. Surabaya city is one of city in the province of East Java which have maternal mortality case still high, so it is necessary to study factor that influence matenal mortality in that city.
Problem reducing maternal mortality in developing countries because of inadequate information. Inadequate information was the lack of statistichal data dan regular information that can describe maternal mortality. Besides the lack of description of the problem of maternal deaths due to information about maternal deaths have so far only illustrates the magnitude of the problem, but has not been able to describe the level of vulnerability of maternal mortality.
Information about predictors of maternal deaths is limited, so to measure the risk of maternal death, it is necessary to develop an index. Reletade topics important predictors of maternal mortality to be understood as an effort for the planning and evaluation of maternal and child health programs. The index assesses forecast or predict the risk to maternal mortality has not been done. The index has been used in the early detection of the mother still see the risk of pregnancy and has not looked at the risk of maternal death.
The purpose of this study was to determined the indicators and develop predictive index formula risk factor of maternal mortality.
Type of this research was observasional analytic research using case control study. Case in this study is maternal death in Surabaya district and control group was all mother in pregnancy still live up to 42 days postpartum. The sample size in this study were 114 respondents 38 cases and 76 controls. The sampling technique in this study used simple random sampling technique. Data collection techniques done with secondary data obtained through pregnant women cohort registers and mother card. Age, parity, IMT, LILA, anemia status,interval pregnancy,TT imunization, antenatal care, birth attendants,history of contraception, history of illnes, history of complikation is the independent variable in this study. The dependent variable was maternal mortality.
The result showed that a candidat indicator variables(p<0,25) is age (p value=0,179), parity (p value = 0,224), anemia status (p value = 0,002), imunizazion TT (p value=0,127), antenatal care (p value= 0,127), history of contraception (p value= 0,002), and history of illnes (p value= 0,001).The seven variables as indicators of default of risk factor maternal mortality : age, parity, imunizazion TT, and antenatal care. The predictive index of risk factor of maternal mortality are ( - 1,834 + (2,267xhistory of illnes) + (1,597xhistory of using contracepcion) + (1,597xanemia status)).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
x
This index is expected to be considered and utilized as a measuring tool in helping health workers, especially in health centers for screening mother, so early can know that pregnant women have an increased risk.of dying either during pregnancy, give birth and parturition.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan ............................................................................................. i Halaman Sampul Dalam ............................................................................................ ii Halaman Pengesahan ................................................................................................. iv Halaman Persetujuan .................................................................................................. v Halaman Orisinalitas .................................................................................................. vi Halaman Kata Pengantar ............................................................................................ vii Halaman Summary ..................................................................................................... ix Halaman Abstrak ........................................................................................................ x Halaman Daftar Isi ..................................................................................................... xii Halaman Daftar Tabel ................................................................................................ xv Halaman Daftar Gambar ............................................................................................ xvi Halaman Daftar Lampiran.......................................................................................... xvii Halaman Daftar Singkatan ......................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah .................................................. 1 1.2. Kajian Masalah .......................................................................................... 6 1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................... 11 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 11 1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi Kematian Ibu .................................................................................. 14 2.1.1 Penyebab Kematian Ibu ........................................................................... 15
2.2 Faktor Risiko yang mempengaruhi kematian Ibu ......................................... 17 2.3 Upaya menurunkan Kematian Ibu ................................................................ 30 2.4 Indikator dan Indeks ..................................................................................... 33
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 42 4.2 Rancang bangun penelitian .......................................................................... 42 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 43 4.4 Populasi dan sampel ..................................................................................... 43 4.5 Kerangka Operasional .................................................................................. 47
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xiii
4.6 Variabel Penelitian dan Defini Operasianal ................................................. 48 4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 51 4.8 Pengolahan danAnalisis Data ....................................................................... 51
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................. 55 5.1.1 Kondisi Demografi .................................................................................. 55 5.1.2 Kondisi Sarana Pelayanan Kesehatan ...................................................... 55 5.1.3 Kondisi Tenaga Kesehatan ...................................................................... 56
5.2 Gambaran Kasus Kematian Ibu ................................................................... 56 5.2.1 Penyebab Kematian Ibu ........................................................................... 56 5.2.1 Sebaran Umur pada kasus Kematian Ibu ................................................. 57
5.3 Pengaruh Umur Terhadap Kematian Ibu ..................................................... 58 5.4 Pengaruh Paritas Terhadap Kematian Ibu .................................................... 59 5.5 Pengaruh IMT Terhadap Kematian Ibu ........................................................ 59 5.6 Pengaruh LILA Terhadap Kematian Ibu ..................................................... 60 5.7 Pengaruh Status AnemiaTerhadap Kematian Ibu ......................................... 61 5.8 Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kematian Ibu .................................... 61 5.9 Pengaruh Imunisasi TT Terhadap Kematian Ibu ......................................... 62 5.10 Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kematian Ibu ...................... 63 5.11 Pengaruh Penolong PersalinanTerhadap Kematian Ibu ............................. 64 5.12 Pengaruh Riwayat KB Terhadap Kematian Ibu ........................................ 64 5.13 Pengaruh Riwayat Penyakit Terhadap Kematian Ibu ................................. 65 5.14 Pengaruh Riwayat Komplikasi Terhadap Kematian Ibu ............................ 66 5.15 Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu ........................................................ 66 5.15.1 Hasil Analisis dengan Uji Regresi Logistik Ganda ............................... 67 5.15.2 Kurva ROC dan PerhitunganCut Off Indeks ......................................... 69
5.16 Formula Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu ......................................... 72
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Umur Terhadap Kematian Ibu ..................................................... 74 6.2 Pengaruh Paritas Terhadap Kematian Ibu .................................................... 75 6.3 Pengaruh IMT Terhadap Kematian Ibu ........................................................ 76 6.4 Pengaruh LILA Terhadap Kematian Ibu ..................................................... 76 6.5 Pengaruh Status AnemiaTerhadap Kematian Ibu ......................................... 77 6.6 Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kematian Ibu .................................... 80 6.7 Pengaruh Imunisasi TT Terhadap Kematian Ibu ......................................... 80 6.8 Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kematian Ibu ........................ 81 6.9 Pengaruh Penolong PersalinanTerhadap Kematian Ibu ............................... 82 6.10 Pengaruh Riwayat KB Terhadap Kematian Ibu ........................................ 82 6.11 Pengaruh Riwayat Penyakit Terhadap Kematian Ibu ................................. 83 6.12 Pengaruh Riwayat Komplikasi Terhadap Kematian Ibu ............................ 84 6.13 Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu ........................................................ 85
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xiv
BAB VI PENUTUP 7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 89 7.2 Saran ............................................................................................................. 90
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 92 Lampiran
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai OR dan Perhitungan Besar Sampel dari Penelitian Terdahulu ......... 45 Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian ................................................................. 48 Tabel 5.1 Sarana pelayanan kesehatan Di Kota Surabaya ......................................... 55 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Ibu Di Kota Surabaya .............. 57 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Umur pada Kasus Kematian Ibu............................... 58 Tabel 5.4 Distribusi Umur Menurut Kejadian Kematian Ibu .................................... 58 Tabel 5.5 Distribusi Jumlah Paritas Menurut Kejadian Kematian Ibu ...................... 59 Tabel 5.6 Distribusi IMT Menurut Kejadian Kematian Ibu ...................................... 60 Tabel 5.7 Distribusi LILA Menurut Kejadian Kematian Ibu ..................................... 60 Tabel 5.8 Distribusi Status Anemia Menurut Kejadian Kematian Ibu ...................... 61 Tabel 5.9 Distribusi Jarak Kehamilan Menurut Kejadian Kematian Ibu ................... 62 Tabel 5.10 Distribusi Imunisasi TT Menurut Kejadian Kematian Ibu ...................... 62 Tabel 5.11 Distribusi Pemeriksaan Kehamilan Menurut Kejadian Kematian Ibu ..... 63 Tabel 5.12 Distribusi Penolong Persalinan Menurut Kejadian Kematian Ibu ........... 64 Tabel 5.13 Distribusi Riwayat KB Menurut Kejadian Kematian Ibu ........................ 65 Tabel 5.14 Distribusi Riwayat Penyakit Menurut Kejadian Kematian Ibu ............... 65 Tabel 5.15 Distribusi Riwayat Komplikasi Menurut Kejadian Kematian Ibu ........... 66 Tabel 5.16 Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana .............................................. 67 Tabel 5.17 Hasil Regresi Logistik Sederhana Terhadap Kematian Ibu ..................... 68 Tabel 5.18 Variabel yang tidak masuk model ............................................................ 68 Tabel 5.19 Perhitungan nilai sensitifitas dan spesifisitas ........................................... 70 Tabel 5.20 Skor Kategori Variabel Risiko Kematian Ibu .......................................... 72 Tabel 5.21 Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu Di Kota Surabaya ........................ 72
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Trend Angka Kematian Ibu di Kota Surabaya ...................................... 4 Gambar 1.2 Penyebab Kematian Ibu Di Kota Surabaya Tahun 2014 ....................... 5 Gambar 2.1 Kerangka Analisis determinan kematiandan kesakitan ibu.................... 16 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian: Modifikasi Teori McCarthy dan Maine . 39 Gambar 4.1 Skema Desain Penelitian Kasus Kontrol ............................................... 43 Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian .......................................................... 47 Gambar 5.1 Kurva ROC dari hasil analisis multivariat ............................................ 69 Gambar 5.2 Titik potong nilai sensitifitas dan spesifisitas ....................................... 70 Gambar 5.3 Matriks Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu ..................................... 73
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Crosstab .................................................................................... 96 Lampiran 2 Analisis Bivariat ..................................................................................... 102 Lampiran 3 Analisis Multivariat ................................................................................ 129 Lampiran 4 Kode Etik Penelitian ............................................................................... 138 Lampiran 5 Ijin Penelitian dari Universitas Airlangga .............................................. 139 Lampiran 6 Ijin Penelitian dari Bakesbangpolinmas Kota Surabaya......................... 140 Lampiran 7 Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya .............................. 141 Lampiran 8 Ijin Penggunaan Data Sekunder dari Universitas Airlangga .................. 143
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
xviii
DAFTAR SINGKATAN
AIDS =Acquired Immune Deficiency Syndrome AKI = Angka Kematian Ibu BPS = Badan Pusat Statistik Cm = Centimeter EMAS = Expanding Maternal & Neonatal Survival G = Gram Hb = Haemoglobin HIV = Human Immunodeficiency Virus IMT = Indek Masa Tubuh ICD-X = International Clasification of Diseases X ICPD = International Conference on Population and Development KB = Keluarga Berencana KEK = Kurang Energi Kalori LILA = Lingkar Lengan Atas LKI = Laporan Kematian Ibu K1 = Kunjungan pertama K4 = kunjungan antenatal 4 kali KF3 = pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan PK = penanganan komplikasi obstetri PN = persalinan di tolong tenaga kesehatan MDGs = Millenium Development Goals Ml = mili liter MPS = Making Pregnancy Safer RPJMN = Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional SDGs = Sustainable Development Goals SDKI = Survei Demografi Kesehatan Indonesia SKRT = Survei Kesehatan Rumah Tangga UN = United Nations OR = Odds Ratio PONED = Pelayanan Neonatal Obstetri Emergensi Dasar PONEK = Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi komprehensif ROC = Receiver Operating Charactheristic TT = Tetanus Toxoid WHO = Word Health Organizazion
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Kesehatan ibu termasuk salah satu isu krusial dalam pencapaian
pembangunan kesehatan di seluruh dunia. Pelayanan kesehatan ibu tidak
hanya dapat digunakan untuk menentukan pembangunan kesehatan suatu
negara, tetapi dapat digunakan untuk investasi bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia di masa mendatang (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
Ibu adalah anggota keluarga yang berperan penting dalam mengatur semua
terkait urusan rumah tangga, pendidikan anak dan kesehatan seluruh keluarga,
sehingga upaya peningkatan penyelenggaraaan kesehatan ibu perlu
mendapatkan prioritas dan perhatian khusus (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) juga merupakan salah satu target yang
telah ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan Millenium Development
Goals (MDGs) untuk menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat
dalam kurun waktu 1990-2015. MDGs telah berakhir pada tahun 2015 dan
World Health Organizazion (WHO) menetapkan agenda baru untuk
kelanjutan dari apa yang telah dibangun dalam MDGs dengan menetapkan
Sustainable Development Goals (SDGs), target yang akan dicapai adalah
mengurangi AKI secara global hingga di bawah 70/100.000 kelahiran hidup
hingga kurun waktu 2030 (WHO, 2015).
Target AKI di Indonesia berdasarkan MDGs di tahun 2015 adalah 102
per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan Survei
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
2
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu menduduki peringkat pertama jika
dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Kawasan Assosiation of
Southeast Asian Nations (ASEAN). Pada tahun 2007, ketika AKI di Indonesia
mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei
33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup,
serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2015).
Penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti ada 9.774 ibu meninggal
per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas. Penyebab langsung kematian ibu sebesar
90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (SKRT 2001).
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%),
dan infeksi ( 11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang
Energi Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan
(40%). Kejadian anemia akan meningkatkan risiko kematian ibu dibandingkan
dengan ibu yang tidak anemia (Depkes, 2009).
Indonesia sejak tahun 1996 telah melakukan upaya strategis dalam
menekan AKI dengan pendekatan Safe Motherhood berupa program Gerakan
Sayang Ibu yang melibatkan berbagai sektor pemerintahan serta sektor
kesehatan. Pada tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
3
intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan
mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer, tetapi pada tahun 2012
SDKI mencatat kenaikan kematian ibu dari 228 menjadi 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Pemerintah pada tahun 2012 membuat Strategi
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di 6 Provinsi dan
Kabupaten dengan angka kematian ibu terbesar yaitu Sumatera Utara, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan
provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah kematian ibu yang terjadi di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut, dengan penurunan AKI di
enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan AKI di Indonesia
secara signifikan (Kemenkes RI, 2015).
Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal
melalui program EMAS dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas
pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit
(PONEK) dan 300 puskesmas/balkesmas (PONED) dan memperkuat sistem
rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Pelayanan
kesehatan ibu meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan
ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan, dan pelayanan kontrasepsi. Pemerintah bersama masyarakat
bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu memiliki akses terhadap
pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
4
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses
terhadap keluarga berencana (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota se Jawa
Timur, Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Timur cenderung meningkat
dalam 5 tahun terakhir, yaitu pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000
kelahiran hidup; tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 kelahiran hidup; tahun
2010 sebesar 101,4 per 100.000 kelahiran hidup; tahun 2011sebesar 104,3 per
100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000
kelahiran hidup. Capaian Angka Kematian Ibu di Jawa Timur tahun 2012
keadaannya berada 5 point dibawah dari target MDGs tahun 2015 sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Prov Jatim, 2013).
Gambar 1.1 Trend Angka Kematian ibu di Kota Surabaya
Data Angka Kematian Ibu di Kota Surabaya pada tahun 2012 dengan
jumlah kelahiran hidup 41.481 dengan jumlah kematian 60 jiwa dan besar
proporsi 144,64 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2013 dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 41.125 dengan jumlah kematian ibu 49 jiwa dengan
proporsi sebesar 119,15 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014
118
144.64
119.15
90.19
118 118 118 118
102 102 102 102
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2011 2012 2013 2014
Capaian
Target RPJMN 2014
Target MDGs
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
5
jumlah kelahiran hidup sebesar 43.242 kelahiran hidup dengan jumlah
kematian ibu 39 jiwa dengan proporsi sebesar 90,19 per 100.000 kelahiran
hidup. Data di atas menujukkan pada tahun 2014 terjadi penurunan dalam 2
tahun terakhir akan tetapi cenderung stagnan (Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, 2014).
Gambar 1.2 Penyebab Kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2014
Dari Gambar 1.2 dapat diketahui bahwa penyebab langsung terbanyak
pada kematian ibu di Kota Surabaya disebabkan oleh faktor lain yang tidak
diketahui penyebabnya yaitu 10 kematian ibu dari 39 kematian yang terjadi
dengan besar persentase sebesar 41%.
McCarthy dan Maine (1992) mengemukakan 3 faktor yang
berpengaruh terhadap proses terjadinya kematian maternal yaitu determinan
dekat, determinan antara, dan determinan jauh. Determinan dekat adalah
kehamilan itu sendiri dan komplikasi yang terjadi dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas (komplikasi obstetri). Determinan dekat secara
Perdarahan 26%
Eklamsia 28%
Infeksi 0%
jantung 5%
Lainnya 41%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
6
langsung dipengaruhi oleh determinan antara yang berhubungan dengan faktor
kesehatan, seperti status kesehatan ibu, status reproduksi, akses terhadap
pelayanan kesehatan, dan perilaku penggunaan pelayanan kesehatan.
Determinan jauh yang akan mempengaruhi kejadian kematian maternal
melalui pengaruhnya terhadap determinan antara yang meliputi sosiokultural
dan faktor ekonomi, seperti status wanita dalam keluarga dan masyarakat,
status keluarga dalam masyarakat dan status masyarakat. Kesadaran
masyarakat yang rendah tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan
perempuan yang tidak baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, serta kebijakan secara tidak
langsung diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu.
1.2 Kajian Masalah
Kesehatan ibu adalah salah satu isu krusial dalam pencapaian
pembangunan kesehatan di seluruh dunia. Pelayanan kesehatan ibu tidak
hanya sensitif dalam menentukan pembangunan kesehatan suatu negara,
tetapi investasi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara
(Syafrudin dan Hamidah, 2009). WHO membagi penyebab kematian ibu
menjadi penyebab langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Penyebab
langsung yaitu komplikasi kehamilan, sedangkan yang menyebabkan
kematian tidak langsung yaitu HIV, malaria, dan tuberkulosis. Peristiwa
kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir (outcome) dari
berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung (Hernandez
dan Moser, 2013).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
7
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Kejadian
kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan gambaran
perkembangan derajat kesehatan masyarakat, selain seringkali digunakan
sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan program pembangunan dan
pelayanan kesehatan. Angka Kematian Ibu yang tinggi di suatu wilayah pada
dasarnya menggambarkan derajat kesehatan masyarakat yang rendah dan
berpotensi menyebabkan kemunduran ekonomi dan sosial pada level rumah
tangga, komunitas, dan nasional (Kemenkes RI, 2014).
Penelitian di India dan Bangladesh menunjukkan bahwa dari satu
kematian ibu terdapat 17 sampai 70 kasus morbiditas berat pada ibu. Dampak
terbesar kematian ibu yang berupa penurunan kualitas hidup bayi dan anak
menyebabkan goncangan dalam keluarga dan selanjutnya mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Penelitian di Bangladesh menunjukkan bahwa 95
persen dari bayi lahir dengan ibu meninggal dalam kurun waktu dekat akan
meninggal sebelum umur satu tahun, dengan satu ibu meninggal diperkirakan
dua anak menjadi piatu. Demikian juga keadaan Di Indonesia ibu memiliki
peran yang penting dalam keluarga, kelangsungan hidup anak-anak
bergantung kepada ibu. Penelitian menunjukkan bahwa kematian ibu juga
akan diikuti oleh kematian bayinya. Oleh karena itu upaya pencegahan
kematian ibu sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki
nasib dan kelangsungan hidup anak (Wijono, 2008).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
8
Hasil penelitian di Kabupaten Pati Jawa Tengah menunjukan bahwa
faktor risiko pada determinan dekat atau komplikasi yang mempengaruhi
kematian maternal yaitu ibu dengan komplikasi kehamilan mempunyai risiko
12 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu tanpa komplikasi kehamilan, ibu
dengan komplikasi persalinan mempunyai risiko 10 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu tanpa komplikasi persalinan dan ibu dengan riwayat
penyakit memiliki risiko sebesar 28 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu
tanpa riwayat penyakit (Aeni, 2013).
Penelitian faktor risiko yang dilakukan di Gowa Sulawesi Selatan
dengan menggunakan desain studi kasus kontrol untuk melihat pengaruh
status kesehatan yang terdiri dari status gizi, anemia, riwayat penyakit dan
komplikasi kehamilan menyatakan bahwa ibu dengan status kesehatan risiko
tinggi mempunyai risiko sebesar 10 kali lebih besar mengalami kematian
dibandingkan dengan ibu yang memiliki status kesehatan risiko rendah
(Ikhtiar dan Yasir, 2015).
Permasalahan di negara berkembang dalam banyak sumber
menyebutkan data kematian sebanyak 50% kematian ibu tidak terlaporkan.
Permasalahan ini menyebabkan salah menghitung angka kematian ibu yang
disebabkan oleh komplikasi kehamilan (Hernandez dan Moser, 2013).
Permasalahan penurunan AKI di negara berkembang salah satunya karena
informasi yang belum memadai. Informasi yang kurang memadai tersebut
terjadi karena masih kurangnya data statistik dan informasi berkala yang
mampu menggambarkan kematian ibu. Kurangnya gambaran permasalahan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
9
kematian ibu karena informasi tentang kematian ibu yang ada selama ini
hanya menggambarkan besaran masalah, namun belum mampu
menggambarkan tingkat kerawanan tentang kematian ibu (Syafrudin dan
Hamidah, 2009).
Kehamilan adalah proses reproduksi yang normal, tetapi perlu
perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat, oleh
sebab itu kehamilan yang normal tetap mempunyai risiko. Upaya untuk
menurunkan angka kematian ibu perlu dilakukan dengan deteksi dini risiko
ibu hamil di tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak atau pada masyarakat.
Faktor risiko merupakan beberapa keadaan yang dimiliki oleh ibu tetapi tidak
secara bermakna secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu. Faktor
risiko tersebut dapat berupa umur ibu kurang dari 20 tahun dan atau lebih dari
35 tahun, jumlah anak lebih dari 4, jarak kehamilan terakhir sekarang kurang
dari 2 tahun, riwayat penyakit sebelumnya dan lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm (Wijono, 2008).
Informasi tentang prediktor kematian ibu masih terbatas, sehingga
untuk mengukur risiko kematian ibu, maka perlu dikembangkan suatu indeks.
Indeks adalah suatu istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih
kompleks yang merupakan gabungan dari sejumlah indikator. Indeks dapat
menggambarkan suatu gambaran efek gabungan sejumlah komponen yang
diukur secara bebas dan dapat digunakan sebagai ukuran perubahan yang
terjadi dalam jangka waktu pendek (Departemen Kesehatan RI, 2003). Indeks
merupakan suatu pendekatan terbaik yang digunakan yang dapat mendekati
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
10
rate sesungguhnya. Indeks digunakan apabila kita tidak dapat menghitung
langsung jumlah yang menghadapi risiko (Wijono, 2006). Informasi terkait
prediktor kematian ibu penting untuk dipahami sebagai upaya untuk
perencanaan dan evaluasi program kesehatan ibu dan anak.
Penelitian mengenai indeks yang menilai perkiraan atau memprediksi
risiko terhadap kematian ibu belum pernah dilakukan. Indeks yang sudah
digunakan dalam melakukan deteksi dini pada ibu masih melihat risiko pada
kehamilan dan belum melihat pada risiko kematian ibu. Penilaian risiko
kehamilan ibu yaitu dengan menggunakan Kartu Skor poedji rochjati.
Kehamilan risiko tinggi dapat berakibat pada terjadinya peningkatan
morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan janin dalam kehamilan, persalinan,
dan nifas (Mochtar,1998). Variabel yang digunakan dalam penilaian adalah
determinan jauh, antara, dan dekat dalam suatu kehamilan. Skor yang
dihasilkan belum tentu mengarah pada mortalitas atau kematian ibu.
Pemanfaatan data hasil pemeriksaan ibu hamil untuk menyusun suatu
indeks prediksi kematian ibu diharapkan dapat menjadi informasi yang
mampu mendeteksi sedini mungkin risiko kematian ibu dengan
memperhitungkan faktor risiko yang ada. Informasi ini dapat berguna bagi
ibu, tenaga kesehatan maupun pemegang program kesehatan ibu, sehingga
dapat menurunkan kematian ibu dengan melakukan deteksi dini untuk
mencegah terjadinya kematian pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.
Berdasarkan data dan fenomena yang ada, maka penting dilakukan
penelitian untuk membuat indeks prediktif risiko kematian ibu di Kota
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
11
Surabaya. Indeks prediktif merupakan suatu pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan indikator-indikator yang secara statistik bermakna
untuk mempengaruhi kematian ibu sehingga dapat mengetahui besar risiko
kematian ibu pada seorang ibu hamil. Manfaat dari diketahuinya indeks
prediktif risiko kematian ibu diharapkan dapat menentukan intervensi yang
tepat untuk menurunkan angka kematian ibu khususnya di Kota Surabaya.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana indeks prediktif risiko kematian ibu di Kota Surabaya?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Menyusun indeks prediktif risiko kematian ibu di Kota Surabaya
1.4.2 Tujuan Khusus
1 Menganalisis pengaruh umur terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
2 Menganalisis pengaruh paritas terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
3 Menganalisis pengaruh Indeks Masa Tubuh (IMT) terhadap kematian ibu di
Kota Surabaya.
4 Menganalisis pengaruh Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap kematian ibu di
Kota Surabaya.
5 Menganalisis pengaruh status anemia terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
6 Menganalisis pengaruh jarak kehamilan terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
12
7 Menganalisis pengaruh imunisasi (Tetanus Toksoid) TT terhadap kematian
ibu di Kota Surabaya.
8 Menganalisis pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
9 Menganalisis pengaruh penolong persalinan terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
10 Menganalisis pengaruh riwayat KB terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
11 Menganalisis pengaruh riwayat penyakit terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
12 Menganalisis pengaruh riwayat komplikasi terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
13 Menyusun indeks yang berhubungan dengan risiko kematian ibu di Kota
Surabaya.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Didapatkan bukti ilmiah terkait faktor yang berkontribusi terhadap
meningkatnya jumlah kematian ibu di Kota Surabaya yang dapat digunakan
sebagai pengembangan penelitian berikutnya untuk menurunkan angka kematian
ibu khususnya di Kota Surabaya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi baru bagi calon ibu terkait faktor yang dapat
meningkatkan kejadian kematian ibu. Sehingga calon ibu dapat lebih mawas
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
13
diri dalam mempersiapkan dan menjaga kesehatannya dengan optimal selama
kehamilan hingga masa nifas berakhir.
2. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi perumusan kebijakan,
khususnya bagi upaya penurunan angka kematian ibu dan peningkatan program
kesehatan ibu dan anak.
3. Sebagai dasar pertimbangan penyusunan strategi yang tepat untuk
perencanaan, pencegahan, promosi dan intervensi dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu.
4. Bagi Dinas Kesehatan memiliki implikasi penting terhadap proses monitoring
dan evaluasi program sehingga memberikan acuan dalam keberhasilan program
penyelenggaraan kesehatan ibu di wilayah Kota Surabaya.
5. Bagi Puskesmas pengumpulan data rutin dapat digunakan untuk deteksi dini
risiko kematian ibu di wilayah kerja puskesmas tersebut dan dapat digunakan
untuk menurunkan angka kematian ibu di wilayah kerjanya dengan
menggunakan data rutin yang telah terkumpul.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
14
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kematian Ibu
Kematian adalah salah satu komponen proses demografi selain
fertilitas dan mobilitas yang mempengaruhi struktur penduduk suatu daerah.
Tingkat mortalitas penduduk selain berpengaruh pada pertumbuhan
penduduk, juga sebagai salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat.
Data mortalitas dibutuhkan untuk melakukan proyeksi penduduk,
perencanaan pembangunan dan evaluasi terhadap program kebijakan dalam
kependudukan (Martadisoebrata, Sastrawinata dan Saifuddin, 2011).
Menurut United Nations (UN) dan World Health Organization
(WHO) mati merupakan keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa kapan saja terjadi setelah kelahiran
hidup. Lahir hidup merupakan peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim
seorang ibu secara lengkap tanpa melihat lama kehamilan dan setelah terpisah
telah terjadi hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lain
seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan – gerakan otot tanpa
memandang tali pusat sudah terpotong atau belum (Martadisoebrata,
Sastrawinata dan Saifuddin, 2011).
Kematian ibu menurut batasan dari The Tenth Revision of The
International Clasification of Diseases (ICD-X) adalah kematian seorang
wanita yang terjadi pada saat kehamilan sampai dengan 42 hari setelah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
15
kehamilan berakhir, tidak tergantung dari lama dan tempat terjadi kehamilan,
yang disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau oleh
kehamilan tersebut atau penangkanannya, tetapi bukan kematian yang
disebabkan oleh kecelakaan (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
Kematian ibu dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Kematian obstetri langsung (direct obstetric death) yaitu kematian yang
langsung sebagai akibat komplikasi obstetri pada kehamilan, persalinan
dan nifas atau kematian disebabkan tindakan atau yang terjadi selama
proses tindakan selama kehamilan, bersalin dam nifas (Syafrudin dan
Hamidah, 2009).
2. Kematian obstetri tidak langsung (inderict obstetric death) yaitu kematian
yang diakibatkan oleh penyakit bukan komplikasi obstetri, yang diperberat
dengan adanya kehamilan atau persalinan (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
2.1.1 Penyebab Kematian Ibu
Penyebab kematian ibu seperti perdarahan pospartum, eklamsia,
infeksi, aborsi tidak aman, partus macet dan sebab lain seperti kehamilan
ektopik dan mola hidatidosa. Keadaan di atas diperberat dengan kurang
gizi, malaria dan penyakit lain seperti tuberculosis, penyakit jantung,
hepatitis, asma dan HIV (Martadisoebrata, Sastrawinata dan Saifuddin,
2011).
Penyebab langsung kematian ibu kurang lebih 90% disebabkan
persalinan dan kematian tersebut terjadi disebabkan komplikasi. Penyebab
tidak langsung dilatar belakangi oleh sosial ekonomi, pendidikan,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
16
kedudukan dan peranan wanita, sosial budaya dan transportasi. selain itu
terdapat penyebab kematian ibu yang tergambar sebagai “tiga terlambat”
yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapat pertolongan di
fasilitas kesehatan. Serta ada “empat terlalu” yaitu terlalu muda untuk
memiliki anak dengan umur kurang dari 20 tahun, terlalu banyak
melahirkan dimana lebih dari 3 anak, terlalu rapat jarak kehamilan dengan
kehamilan sebelumnya yang berjarak kurang dari 2 tahun dan terlalu tua
untuk mempunyai anak dengan ibu umur lebih dari 35 tahun
(Prasetyawati,2012).
Pada tahun 1992 McCarthy dan Maine telah mengembangkan
suatu kerangka konseptual kematian ibu, dalam kerangka konseptual
tersebut terdapat 3 komponen dalam proses kematian ibu.
Determinan jauh Determinan Dekat Hasil
(Sumber : McCarthy dan Maine, 1992)
Gambar 2.1 Kerangka analisis determinan kematian dan kesakitan ibu
Mati/cacat
Komplikasi
Kehamilan
Faktor-faktor yang tidak diketahui tidak diperkirakan
Faktor-faktor Sosialekonomi
dan Budaya
Status Kesehatan
Status Reproduksi
Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan
Perilaku/pemanfaatan pelayanan kesehatan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
17
Kerangka konsep McCarthy dan Maine (1992) tersebut
mengemukakan bahwa peran determinan kematian ibu sebagai
keadaan/hal-hal yang melatarbelakangi dan menjadi penyebab langsung
dan tidak langsung dalam menyebabkan kematian ibu. Determinan
kematian tersebut dikelompokkan ke dalam determinan proksi/dekat,
determinan antara, dan determinan konstektual/jauh diantaranya yaitu
a. Determinan proksi/dekat, dipengaruhi oleh determinan antara yaitu
kejadian kehamilan, komplikasi kehamilan dan persalinan
b. Determinan antara, dipengaruhi oleh determinan konstektual/antara
yaitu status kesehatan, status reproduksi, perilaku sehat, dan faktor
lain yang tidak diketahui atau tidak terduga
c. Determinan kontektual/ jauh yaitu status wanita dalam keluarga dan
masyarakat, status keluarga dalam masyarakat, dan status masyarakat
(Syafrudin dan Hamidah, 2009).
2.2 Faktor Risiko yang mempengaruhi kematian ibu
Faktor risiko merupakan sesuatu yang ada pada diri seseorang atau
komunitas yang mungkin pada suatu waktu tertentu dapat menyebabkan
masalah kesehatan berupa ketidaknyamanan, kesakitan dan bahkan ke
kematian (Martadisoebrata, Sastrawinata dan Saifuddin, 2011).Faktor
risiko yang mempengaruhi kematian ibu, yang dikelompokkan
berdasarkan kerangka konsep dari McCarthy dan Maine (1992) adalah
sebagai berikut :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
18
1. Determinan dekat
Proses yang paling dekat terhadap kejadian kematian ibu adalah
kehamilan itu sendiri dan komplikasi, persalinan dan nifas
(Martadisoebrata, Sastrawinata dan Saifuddin, 2011). Wanita yang
hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi, baik
komplikasi kehamilan maupun persalinan dan nifas, sedangkan wanita
yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut (Syafrudin dan
Hamidah, 2009).
a. Komplikasi kehamilan dan persalinan
Trias utama yang menyebabkan kematian ibu yaitu perdarahan,
infeksi dan eklamsi (Mochtar, 1998). Komplikasi obstertri tersebut
adalah penyebab langsung kematian ibu. Komplikasi obstretri yang
sering terjadi yaitu perdarahan, infeksi, eklamsia, partus macet,
abortus dan ruptur uteri (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
1) Perdarahan
Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan dan
nifas merupakan tanda bahaya yang mengaibatkan kematian
ibu. Perdarahan yang perlu diwaspadai yaitu perdarahan
melalui jalan lahir pada umur kehamilan sebelum 3 bulan
disebabkan keguguran, perdarahan melalui jalan lahir disertai
nyeri perut bawah yang hebat, perdarahan selama umur
kehamilan 7-9 bulan, perdarahan yang banyak setelah atau
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
19
dalam 1 jam setelah melahirkan dan perdarahan pada masa
nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung
terus menerus, ada bau tidak sedap dan demam. Perdarahan
setelah melahirkan paling sering menjadi penyebab kematian
dalam waktu kurang dari 2 jam (Syafrudin dan Hamidah,
2009).
Perdarahan, terutama perdarahan postpartum memberikan
kontribusi 67% pada kematian ibu. Perdarahan postpartum
berkaitan dengan kontraksi rahim yang kurang baik yang
menyebabkan plasenta tidak sepenuhnya lepas dan perdarahan
berlanjut meskipun bayi sudah lahir. Penyebab perdarahan
postpartum ini adalah persalinan lama, rahim robek, laserasi
servik atau vagina, plasenta previa, atau plasenta lepas dini
(Wijono,2008).
2) Partus lama
Partus lama terjadi sejak ibu mulai merasa mulas sampai
melahirkan bayi, biasanya berlangsung urang dari 12 jam. Jika
bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak dirasakan mulas,
persalinan tersebut tergolong lama (Syafrudin dan Hamidah,
2009).
Partus lama disebabkan oleh adanya kemungkinan
kelainan yang terjadi pada jalan lahir seperti terjadi kesempitan
jalan lahir, mengubah posisi dan kebutuhan janin intrauterin,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
20
ada penghalang jalan lahir tulang atau lunak, ukuran janin
terlalu besar sedangkan pelvis normal sehingga terjadi sehingga
terjadi disproporsi sefalopelvik dan serviks kaku. Keadaan
janin yang dapat menyebabkan partus lama adalah letak janinn
yang membujur sehingga letak sungsang, ukuran janin terlalu
besar, lilitan tali pusat, dan bagian terendah belum masuk
disproporsi sefalopelvik, serta adanya kelainan pada janin yaitu
tumor abdomen, anensefali, dan hidrosefalus (Manuaba, 2010).
3) Infeksi nifas
Kehamilan sering terjadi bersamaan dengan infeksi yang dapat
mempengaruhi kehamilan atau sebaliknya kehamilan dapat
memperberat infeksi Perlukaan karena persalinan adalah
tempat masuknya kuman dalam tubuh, sehingga dapat
menimbulkan infeksi kala nifas. Infeski kala nifas adalah
semua infeksi yang menimbulkan peradangkan pada semua alat
genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ditandai
menigkatnya suhu tubuh melebihi 380C tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama dua hari (Manuaba, 2010).
Sumber terjadinya infeksi kala nifas adalah manipulasi
penolong yang terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam
pada saat proses persalinan. Selain itu, infeksi juga dapat
diperoleh akibat dari infeksi nosokomial ketika di rumah sakit,
hubungan seks menjelang persalinan atau infeksi intrapartum,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
21
persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam,
dan terdapat pusat infeksi dalam tubuh (Manuaba, 2010)
4) Eklamsia
Eklamsia muncul pada wanita hamil atau dalam keadaan
persalinan dan nifas dengan tanda – tanda preeklamsia.
Eklamsia merupakan kelanjutan preeklamsia berat ditambah
dengan kejang dan koma yang mendadak. Kehamilan dalam
keadaan eklamsia sudah agak sulit mendapatkan perawatan dan
pengobatan seingga sering menyebabkan kematian ibu serta
janin. Angka kematian ibu pada eklamsia sulit diturunkan
sehingga untuk menurunkan angka kematian diharapkan dapat
menetapkan penyakit pada keadaan preeklamsia ringan yang
penyembuhannya lebih mudah dan berhasil baik (Manuaba,
2010).
2. Determinan antara
a. Status kesehatan ibu
Status kesehatan ibu yang berpengaruh terhadap kejadian
kematian ibu meliputi status gizi, anemia, penyakit yang diderita
ibu dan riwayat komplikasi pada kehamilan dan persalinan
sebelumnya (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
1) Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Lailiyana, Noor
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
22
dan Suryatni, 2010).Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari hasil
pengukuran terhadap lingkar lengan atas (LILA). Pengukuran
LILA bertujuan untuk mendeteksi apakah ibu hamil termasuk
kategori kurang energi kronis (KEK) atau tidak. Ibu dengan status
gizi buruk memiliki risiko untuk terjadinya perdarahan dan infeksi
pada masa nifas. Keadaan kurang gizi sebelum dan selama
kehamilan memberikan kontribusi terhadap rendahnya kesehatan
ibu, masalah dalam persalinan dan masalah pada bayi yang
dilahirkan (Andriani dan Wirjatmadi, 2012).
2) Status Anemia
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan
zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber
daya manusia. Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar
antara 20 dan 89% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai
dasarnya (Manuaba, 2010).
Ibu hamil dianggap anemia bila kadar hemoglobinnya < 11
g%. Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat
defisiensi zat besi dan asam folat. Keluhan anemia meliputi letih,
lemah, pucat,pusing, sakit kepala, anoreksia, stomatitis, sensitif
terhadap rasa dingin (Lailiyana, Noor dan Suryatni, 2010). Ibu
dengan anemia tidak dapat menoleransi kehilangan darah seperti
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
23
perempuan sehat tanpa anemia. Pada waktu persalinan terjadi
kehilangan darah 1000 ml tidak akan mengakibatkan kematian ibu
sehat, tetapi sebaliknya pada ibu dengan anemia kehilangan darah
kurang dari itu dapat berakibat fatal dan meningkatkan risiko
operasi atau penyembuhan luka lama dan lukan dapat terbuka
seluruhnya (Saifuddin, 2009).
3) Riwayat Penyakit yang diderita ibu
Penyebab kematian ibu tidak langsung adalah malaria,
Indikator program kesehatan ibu yang diperlukan dalam pelaporan
kesehatan ibu antara lain : kunjungan pertama (K1), kunjungan antenatal 4 kali
(K4), persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (PN), Kunjungan nifas
(KF), penanganan komplikasi obstetrik (PK), kematian ibu dan cakupan peserta
KB aktif. Data indikator kesehatan ibu dipantau perkembangan pencapaiannya
setiap bulan yaitu :
1. Akses pelayanan antenatal (K1)
Adalah jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal
sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
36
2. Cakupan ibu hamil (K4)
Adalah kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu satu kali pada
trisemester kesatu, satu kali pada trimester ketiga. K4 dapat dirumuskan :
3. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN)
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, di suatu wilayah
kerja dalam kurun waktu tertentu. Rumus yang digunakan yaitu :
4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3)
Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42
hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi
waktu 6 jam – 3 hari, 8 – 14 hari dan 36 – 42 hari setelah bersalin di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah ibu hamil yangmendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali sesuai standar oleh nakes di wilayah pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan kompetensi disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu bersalin disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun
x 100
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun x 100
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
37
5. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat
Adalah caupan ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk ke
tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat yang dimaksud bisa pihak keluarga atau ibu hamil, bersalin dan
nifas itu sendiri. Dengan rumus :
6. Cakupan peserta KB aktif
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif
menggunakan alat dan obat kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah
pasangan usia subur disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan rumus :
2.4.5 Indeks
Menurut Depkes RI, 2003 sedikitnya ada 3 jenis indikator, yaitu :
a. Indikator berbentuk absolut artinya indikator berupa pembilang saja yang
berupa jumlah kejadian atau sesuatu hal, yang biasanya digunakan untuk
kasus yang sangat jarang, misalnya kasus meningitis di puskesmas
Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan kader atau dukun bayi atau masyarakat disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah dalam 1 tahun
x 100
Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh peserta PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun x 100
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
38
b. Indikator Proporsi yang nilai resultantenya dinyatakan dengan persen karena
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut, misalnya proporsi puskesmas
yang memiliki dokter terhadap puskesmas yang ada.
c. Indikator berbentuk angka merupakan indikator yang menunjukkan frekuensi
dari suatu kejadian selama waktu (periode) tertentu. Biasanya dinyatakan
dalam bentuk per 1000 atau per 100.000 populasi (kontanta atau k). Angka
atau rate adalah ukuran dasar yang digunakan untuk melihat kejadian
penyakit karena angka merupakan ukuran yang paling jelas menunjukkan
probabilitas atau risiko dari penyakit dalam suatu masyarakat tertentu selama
periode tertentu (Depkes RI, 2003).
Selain ketiga jenis indikator tersebut, dikenal pula istilah indeks atau
indikator komposit yaitu suatu istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih
rumit, memiliki ukuran-ukuran yang multidimensional yang merupakan
gabungan dari sejumlah indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui
penelitian khusus karena penggunaannya secara praktis terbatas, misalnya untuk
mengukur beban penyakit (Depkes RI, 2003).
Indeks merupakan suatu pendekatan terbaik yang dapat dipergunakan,
yang mendekati kemungkinan sesungguhnya pada terjadinya suatu kejadian
tertentu atau penyakit tertentu pada suatu populasi dalam waktu tertentu. Indeks
digunakan apabila tidak dapat menghitung langsung jumlah yang menghadapi
risiko (denominator) dan dipergunakan untuk hal lain yang kita tidak dapat
menghitung untuk suatu hal yang menggambarkan jumlah yang menghadapi
risiko (Wijono, 2006).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
39
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Determinan Antara :
Determinan Dekat :
Determinan jauh : 1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Pendapatan
4. Tempat tinggal
5. Sosial/legal
1. Umur
2. Paritas
3. IMT
4. LILA
5. Status anemia
6. Jarak kehamilan
9. Pemeriksaan Kehamilan
10. Penolong persalinan
15. Tempat Persalinan
16. Pelaksanaan rujukan
Kehamilan
Komplikasi : - Kehamilan - Persalinan - Nifas
Kematian Ibu
Faktor yang tidak diketahui/tidak diperkirakan
11. Riwayat KB
14. Cara Persalinan
12. Riwayat penyakit
8. Imunisasi TT
13. Riwayat komplikasi
Keterangan : = Di teliti = Tidak diteliti
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
40
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian : Modifikasi Teori McCarthy dan Maine
Kerangka konsep penelitian ini berdasarkan modifikasi dari teori
McCarthy dan Maine. Pada teori ini terdapat tiga komponen utama yang
mempengaruhi proses kematian ibu. Ketiga komponen tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lainnya hingga menyebabkan kematian ibu.
Komponen paling dekat dengan kematian dan kesakitan adalah kehamilan,
persalinan atau komplikasinya. Seorang perempuan harus hamil atau bersalin
terlebih dahulu dan mengalami komplikasi atau ada masalah kesehatan
sebelumnya, agar kematiannya dapat digolongkan dalam kematian ibu dan bukan
disebabkan akibat kecelakaan. Penelitian yang akan dilakukan hanya melihat
pengaruh determinan antara yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu : umur,
paritas, IMT, LILA, status anemia, jarak kehamilan, imunisasi TT, pemeriksaan
kehamilan, riwayat KB, riwayat penyakit dan riwayat komplikasi terhadap risiko
kematian ibu tanpa melihat pengaruh determinan jauh yaitu pendidikan dan
pekerjaan.
Masing-masing variabel yang diteliti merupakan faktor risiko yang akan
diuji signifikansinya terhadap kejadian kematian ibu. Apabila didapatkan variabel
dengan hasil uji signifikan, dilanjutkan dengan pengujian secara simultan terhadap
variabel-variabel yang signifikan untuk mendapatkan indikator kumulatif atau
indeks. Indeks tersebut selanjutnya digunakan untuk memprediksi risiko kematian
ibu khususnya Di Kota Surabaya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
41
3.2 Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh umur terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
2. Ada pengaruh paritas terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
3. Ada pengaruh Indek Masa Tubuh (IMT) terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
4. Ada pengaruh Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
5. Ada pengaruh status anemia terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
6. Ada pengaruh jarak kehamilan terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
7. Ada pengaruh imunisasi Tetanus Toksoid (TT) terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
8. Ada pengaruh pemeriksaan kehamilan terhadap kematian ibu di Kota
Surabaya.
9. Ada pengaruh penolong persalinan terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
10. Ada pengaruh riwayat KB terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
11. Ada pengaruh riwayat penyakit terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
12. Ada pengaruh riwayat komplikasi terhadap kematian ibu di Kota Surabaya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
42
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan penelitian analitik
observasional (tidak memerlukan perlakuan), yaitu penelitian yang menjelaskan
adanya pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis (Murti, 2003).
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel kematian ibu, umur ibu,
paritas, IMT, LILA, status anemia, jarak kehamilan, imunisasi TT, pemeriksaan
kehamilan, penolong persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dan riwayat
komplikasi.
4.2 Rancang Bangun Penelitian
Rancang bangun penelitian ini adalah rancangan kasus-kontrol
menggunakan data sekunder. Rancangan ini merupakan penelitian
epidemiologis yang dimulai dengan mengidentifikasi kelompok kasus dan
kelompok kontrol, kemudian diteliti secara retrospektif terhadap faktor
risikonya.
Kasus dalam penelitian ini adalah kematian ibu di wilayah Kota
Surabaya periode tahun 2015 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota
Surabaya. Sedangkan kontrol adalah semua ibu bersalin hidup yang tercatat
di Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan tinggal di daerah yang sama dengan
kasus.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
43
Gambar 4.1 Skema Desain Penelitian Kasus Kontrol
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Waktu pelaksanaan penelitian ini selama empat bulan yaitu dari tahap persiapan
pada bulan Maret 2016 sampai dengan tahap pelaporan hasil pada bulan Juni
2016.
4.4 Populasi dan Sampel
4.4.1 Populasi
Populasi penelitian ini terdiri dari populasi kasus dan populasi kontrol.
a. Populasi Kasus
Semua ibu yang mengalami kematian tahun 2015 yang tercatat dalam
data kematian ibu di Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Kasus
(Kematian Ibu)
Ya
Tidak
Kontrol
(Ibu Yang Hidup)
Ya
Tidak
Y X
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
44
b. Populasi Kontrol
Semua ibu pasca persalinan hingga 42 hari atau selesai masa nifas yang
tidak mengalami kematian pada tahun 2015.
4.4.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah diambil sebagian dari populasi kasus dan
kontrol. Sampel kasus adalah ibu yang mengalami kematian tahun 2015 yang
tercatat dalam data kematian ibu di Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Sampel kontrol adalah ibu pasca persalinan hingga 42 hari yang tidak
mengalami kematian maternal pada tahun 2015 di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kota Surabaya.
4.4.3 Besar Sampel
Estimasi besar sampel penelitian dihitung menggunakan rumus menurut
Lemeshow (1991) dalam Sastroasmoro (2011) sebagai berikut :
n= { √[ ( )] √ ( ) ( )}
( )
Keterangan:
n = Besar Sampel pada kelompok kasus dan kelompok kontrol
P1= Proporsi terpapar pada kelompok kasus.
P2 = Proporsi terpapar pada kelompok kontrol
P2 =
( )
Z1- /2 = simpangan rata-rata distribusi normal standar derajat kemaknaan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
45
Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan uji hipotesis satu
arah, dengan tingkat kemaknaan (Z1- /2 ) 5% dan Kekuatan sebesar 80% dengan
OR berdasarkan perhitungan OR serta proporsi pemaparan pada kelompok
kendali penelitian – penelitian terdahulu sebagai berikut :
Tabel 4.1 Nilai Odds Ratio (OR) dan perhitungan Besar Sampel dari penelitian terdahulu
Perhitungan besar sampel diperoleh besar sampel yang paling banyak yaitu
sebesar 37, dengan kasus yang ada di Kota Surabaya tahun 2015 sebanyak 38
kasus, sehingga diambil total kasus. Sampel kasus ditetapkan mempunyai
perbandingan dengan kelompok kontrol sebesar 1 : 2 , sehingga kelompok kontrol
berjumlah 76 ibu hamil sehat. Keseluruhan besar sampel baik sampel kasus dan
sampel kontrol adalah 114.
4.4.3 Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dengan menggunakan cara acak sederhana
(simple random sampling) dari daftar populasi kontrol pada register kohor di
Puskesmas yang di wilayahnya terdapat kasus kematian ibu. Langkah-langkah
pengambilan sampel
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
46
1) Kelompok kontrol diperoleh dari data Puskesmas yang terdapat kematian
ibu di Wilayah kerja Dinas kesehatan Kota Surabaya
2) Membuat daftar kelompok tiap Puskesmas yaitu ibu pasca persalinan
hingga 42 hari yang tidak mengalami kematian dan memberi nomor
masing-masing
3) Pengambilan sampel kelompok kontrol tiap Puskesmas dengan teknik
simple random sampling
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
47
4.5 Kerangka Operasional
Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian
Studi pendahuluan dan pengumpulan data awal
Merumuskan masalah dan tujuan penelitian
Menentukan populasi
Kontrol : Semua ibu pasca persalinan hingga 42 hari atau selesai masa nifas yang tidak mengalami kematian pada tahun 2015kematian ibu
Kasus : kematian ibu tahun 2015
Penentuan besar sampel dan melakukan sampling dengan simple random sampling
Pengumpulan data melalui buku registrasi Kohort dan kartu ibu
Penyajian hasil
Pengolahan dan analisis data deskriptif dan inferensial
Kesimpulan dan saran
Pembahasan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
48
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.6.1 Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung (dependent) : kematian ibu
2. Variabel bebas (independent) adalah faktor risiko yang meliputi : umur ibu,
paritas, IMT, LILA, status anemia, jarak kehamilan, imunisasi TT, pemeriksaan
kehamilan, penolong persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit dan riwayat
komplikasi.
4.6.2 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional Penelitian
No. Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala 1. Kematian ibu Data Kematian yang terjadi pada
ibu selama hamil dan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas atau penanganannya dan penyakit yang diderita sebelum atau selama kehamilan, diperberat oleh kehamilan dan bukan kematian karena kecelakaan.
0 =Tidak Meninggal
1 =Meninggal
Nominal
2. Umur Adalah data umur ibu saat kehamilan terakhir. Umur risiko tinggi jika usia < 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Sedangkan tidak risiko tinggi kehamilan bila umur 20 tahun sampai 35 tahun. Data diperoleh melalui register kohort ibu
0 = Tidak Berisiko
1 = Ada risiko
Nominal
3. Paritas Adalah data jumlah persalinan yang pernah dialami ibu. Paritas risiko tinggi bila paritas yang pertama dan lebih dari 4 dan tidak berisiko bila paritas 2-4. Data diperoleh dari register kohort ibu.
0 =Tidak Risiko (Persalinan ke 2-4 )
1 =Ada Risiko (persalinan ≤ 1 atau > 4)
Nominal
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
49
No. Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala 3. IMT Adalah data berat badan dan tinggi
badan yang diperoleh dengan perhitungan berat badan dibagi tinggi badan yang tercatat dalam register kohort ibu. IMT berisiko jika IMT < 18,5 dan > 25, tidak berisiko jika IMT 18,5 – 25
0 = Tidak berisiko 1 = Berisiko
Nominal
4. LILA Adalah data ukuran lingkar lengan atas ibu hamil yang tercatat dalam register kohort ibu. Berisiko bila LILA < 23,5 cm dan tidak berisiko ≥ 23,5 cm.
0 = Tidak KEK 1 = KEK
Nominal
5. Status anemia Adalah kadar hemoglobin ibu yang dimiliki selama kehamilan dinyatakan anemia apabila Hb kurang dari 11 g/dl dan tidak anemia apabila hb lebih dari 11 g/dl. Data diperoleh dari register kohort ibu dan kartu ibu
0 = Tidak anemia 1 = Anemia
Nominal
6. Jarak Kehamilan Adalah data rentang waktu antara kehamilan sebelumnya dengan kehamilan terakhir. Berdasarkan catatan register kohort ibu hamil
0 =Tidak Risiko (jarak kehamilan ≥ 2 tahun)
1 = Ada Risiko (jarak kehamilan < 2 tahun)
Nominal
7. Imunisasi TT Adalah imunisasi Tetanus Toksoid yang pernah dilakukan ibu dipelayanan kesehatan. Data diperoleh dari register kohort ibu
0 = Pernah 1 = Tidak pernah
Nominal
8. Pemeriksaan Kehamilan
Adalah data pemeriksaan yang dilakukan pada ibu selama masa kehamilan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisiko jika pemeriksaan kehamilan kurang dari 4 kali pemeriksaan kehamilan dan tidak berisiko jika pemeriksaan kehamilan ≥ 4 selama kehamilan. Data diperoleh dari register kohort ibu hamil.
0 =Tidak berisiko 1 = Berisiko
Nominal
9. Penolong persalinan
Adalah data tenaga yang pertama kali memberikan pertolongan pertama pada saat ibu melahirkan. Data diperoleh melalui register kohort ibu.
0 = tenaga kesehatan 1 = bukan tenaga kesehatan
Nominal
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
50
No. Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala 10. Riwayat KB Adalah data alat kontrasepsi yang
pernah digunakan ibu sebelum kehamilan. Data diperoleh dari register kohort ibu
0 = pernah 1 = tidak pernah
Nominal
11. Riwayat Penyakit ibu
Adalah data riwayat penyakit yang diderita ibu sebelum atau selama kehamilan terakhir yang akan memberikan pengaruh pada kehamilan atau akan diperberat oleh kehamilan tersebut, seperti penyakit hipertensi, penyakit jantung, asma, diabetes mellitus, penyakit infeksi seperti TBC, malaria. Data diperoleh dari kartu ibu
0 = Tidak Ada riwayat penyakit
1 = Ada riwayat penyakit
Nominal
12. Riwayat Komplikasi
Adalah data adanya kronologis komplikasi kehamilan pada kehamilan sebelumnya, seperti perdarahan, infeksi, preeklamsia/eklamsia, partus macet. Data diperoleh dari kartu ibu dan register kohort ibu
0 = Tidak Ada komplikasi 1 = Ada komplikasi
Nominal
13. Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu
Adalah formulasi persamaan berdasarkan komponen indikator faktor risiko kematian ibu berdasarkan hasil analisis statistik
Nilai ambang diambil berdasarkan perhitungan dengan menggunakan ROC untuk mengetahui nilai probabilitas dari nilai sensitivitas dan spesifitas yang menyusun formula indeks yaitu : < = 0,341 risiko rendah terjadi kematian ibu ≥ = 0,341 risiko tinggi terjadi kematian ibu
Rasio
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
51
4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
4.7.1 Jenis Data
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang diperoleh dari register
kohort ibu dan kartu ibu yang dapat diakses di Puskesmas di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kota Surabaya . Data yang dikumpulkan berkaitan dengan kebutuhan
penelitian yaitu data umur ibu, paritas, IMT, LILA, status anemia, jarak
logistik sederhana bertujuan untuk dapat memperoleh variabel yang bisa masuk
menjadi kandidat untuk selanjutnya dianalisis secara multivariat dengan uji
regresilogistik ganda. Uji logistik ganda bertujuan untuk menyusun model indeks
prediktif risiko kematian kematian ibu. Prosedur awal sebelum menyusun model
indeks prediktif adalah seleksi kandidat, yaitu bila uji regresi logistik sederhana
menunjukkan p value < 0,25 maka variabel tersebut dapat dilanjutkan untuk
dianalisis secara simultan. Tahap akhir uji ini selanjutnya dipertimbangkan
menjadi indikator. Semua variabel yang signifikan (p < 0,05) terhadap kejadian
kematian kematian ibu akan dimasukkan ke dalam formula indeks prediksi.
Kemudian dilakukan penilaian interaksi antara variabel utama (independen) yang
masuk dalam formula indeks prediksi terhadap kejadian kematian kematian ibu.
Dari hasil analisis inferensial akan didapat suatu model yaitu :
( )
( ) ( )
Keterangan :
p (x) : Probabilitas untuk terjadinya kematian ibu
: konstanta (intersep)
i : koefisien regresi variabel independen (prediktor)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
54
Xi : variabel independen yang pengaruhnya akan diteliti
Dari model yang diperoleh, maka akan dibuat kategori menjadi 2 (risiko tinggi
dan risiko rendah) dengan batas P (x) , maka :
a. Skor indeks < P (x) = ibu hamil memiliki risiko rendah untuk mengalami
kematian ibu
b. Skor indeks ≥ P (x) = ibu hamil memiliki risiko tinggi untuk mengalami
kematian ibu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
55
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS DATA
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Kondisi Demografi
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, jumlah
penduduk Kota Surabaya Tahun 2014 yaitu sebanyak 2.831.820 jiwa yang terdiri
dari 1.397.899 jiwa penduduk laki-laki (49,36%) dan 1.433.921 jiwa penduduk
perempuan (50,64%). Kabupaten/Kota Surabaya memiliki 31 Kecamatan, dengan
63 puskesmas Di Kota Surabaya.
5.1.2 Kondisi Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan di Kota Surabaya pada
tahun 2016 meliputi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1 Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kota Surabaya Tahun 2015 No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit Umum 38 2. Rumah Sakit Khusus 22 3. Balai Pengobatan/Klinik 155 4. Puskesmas 63 5. Puskesmas Pembantu 60 6. Posyandu 2.817 7. Apotik 884 8. Laboratorium 199 9. Spesialis dasar 37
Jumlah 4.275 (Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2015)
5.1.3 Kondisi Tenaga Kesehatan
Menurut Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2013, persebaran
tenaga kesehatan meliputi 62 Puskesmas, Rumah sakit, dan Dinas Kesehatan Kota
Surabaya serta sarana kesehatan lainnya yaitu :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
56
1. Jumlah tenaga medis yang ada di sarana kesehatan di Kota Surabaya
sebanyak 3.845 orang tenaga medis yang meliputi dokter spesialis, dokter
umum, dan dokter gigi yang ada di Puskesmas, beberapa rumah sakit dan
kantor Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
2. Jumlah tenaga keperawatan yang ada di sarana kesehatan Kota Surabaya
terbagi atas tenaga perawat dan perawat gigi. Tenaga perawat yang ada
sebanyak 5.192 orang yang meliputi Sarjana Keperawatan, D III Perawat.
3. Jumlah tenaga bidan yang ada sebanyak 1.397 orang yang meliputi D III
bidan dan bidan.
4. Tenaga kesahatan lain yang terdiri dari tenaga farmasi, gizi, tenaga kesehatan
masyarakat, kesling, tekhnisi medis dan ahli fisioterapis.
5.2 Gambaran Kasus Kematian Ibu
5.2.1 Penyebab Kematian Ibu
Penyebab kematian ibu di Kota Surabaya tahun 2015 dapat dilihat pada
Tabel 5.2 sebagai berikut :
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Ibu Di Kota Surabaya Tahun 2015
No
Penyebab Kematian Ibu Jumlah Persentase (%)
1 Perdarahan 18 47,36 2 Pre eklamsi / eklamsi 6 15,78 3 Penyakit Jantung 2 5,26 4 Emboli Air Ketuban 2 5,26 5 HIV 2 5,26 6 Lain-Lain 8 21,05 Jumlah 38 100,00
(Sumber : Profil Kota Surabaya tahun 2015)
Tabel 5.2 di atas menunjukkan penyebab kematian ibu pada 38 kasus
kematian ibu di Kota Surabaya yang tertinggi disebabkan oleh perdarahan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
57
sebanyak 18 (47,36%), kemudian Pre eklamsi/eklamsi sebanyak 6 (15,78%),
penyakit jantung sebanyak 2 (5,26%), emboli air ketuban sebanyak 2 (5,26%),
HIV sebanyak 2 (5,26%) dan lain-lain (asma, lupus, hipertiroid, tuberkulosis
(TBC), kanker (Ca) paru, dan odema paru) sebanyak 8 (21,05%) kasus. Penyebab
kematian ibu terbanyak menunjukkan karena pendarahan hal ini terjadi
disebabkan karena banyak dari ibu tersebut mengalami anemia selama kehamilan,
dimana perdarahan merupakan penyebab langsung terjadinya kematian ibu. Selain
penyebab langsung seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsi dan emboli air ketuban
yang perlu diwaspadai, terdapat penyebab tidak langsung seperti penyakit jantung,
HIV, tuberkulosis (TBC), asma, dan lain-lain yang dapat memperburuk kondisi
ibu sehingga dapat menyebabkan risiko kematian ibu meningkat.
5.2.2 Sebaran Umur pada kasus Kematian Ibu
Sebaran Umur pada kasus kematian ibu di Kota Surabaya tahun 2015
dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi umur pada kasus Kematian Ibu Di Kota Surabaya Tahun 2015
No Umur Ibu Jumlah Persentase (%) 1 16 – 25 tahun 9 24 2 26 – 35 tahun 20 53 3 36 – 45 tahun 9 24 Jumlah 38 100
(Sumber : Data Sekunder laporan Puskesmas tahun 2015)
Tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa umur pada kasus kematian ibu
banyak terjadi pada usia 26- 35 tahun sebanyak 20(53%) ibu yang meninggal
akibat persalinan, kehamilan dan nifas. Umur ibu pada kasus kematian ibu yang
paling muda pada umur 16 tahun dan yang paling tua pada umur 45 tahun. Pada
usia 26 – 35 tahun merupakan umur reproduksi paling aman, sehingga banyak ibu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
58
hamil pada usia 26 - 35 tahun, dimana pada setiap kehamilan yang dialami ibu
memiliki risiko tersendiri untuk terjadi kematian ibu walaupun hamil pada usia
reproduksi yang aman.
5.3 Pengaruh Umur Terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya Tahun 2015
Hasil penelitian diperoleh data umur kematian ibu lebih sedikit pada ibu
yang ber umur < 20 dan > 35 Tahun (34,50%) dibandingkan ibu dengan umur
tidak berisiko (65,80%). Hasil yang sama pula ditunjukkan pada kelompok
kontrol. Pada tabel 5.4 berikut menunjukkan distribusi frekuensi antara umur ibu
dengan Kematian Ibu :
Tabel 5.4 Distribusi umur menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Umur Kematian Ibu
Kasus Kontrol N % N %
< 20 dan > 35 Tahun 13 34,20 17 22,40 20 -35 Tahun 25 65,80 59 77,60 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel umur
menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.
5.4 Pengaruh Jumlah Paritas Terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
jumlah paritas 2-4 anak (52,60%) dibandingkan ibu dengan paritas ≤ 1 dan > 4
anak (52,60%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu dengan
jumlah paritas 2-4 anak lebih banyak (64,50%) dibandingkan ibu dengan jumlah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
59
paritas ≤ 1 dan > 4 anak (35,50%). Tabel 5.5 berikut menunjukkan distribusi
frekuensi antara jumlah paritas ibu terhadap kematian ibu :
Tabel 5.5 Distribusi jumlah paritas menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Hasil uji regresi logistik sederhana pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa
variabel IMT tidak menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam
analisis multivariabel.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
60
5.6 Pengaruh Lingkar Lengan Atas (LILA) Terhadap Kematian Ibu Di Kota
Surabaya Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
LILA ≥ 23,5 cm (81,60%) dibandingkan ibu dengan LILA < 23,5 cm (18,40%).
Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu dengan LILA ≥ 23,5
lebih banyak (82,90%) dibandingkan ibu dengan LILA < 23,5 (17,10%). Tabel
5.7 berikut menunjukkan distribusi frekuensi antara LILA terhadap kematian ibu :
Tabel 5.7 Distribusi LILA menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
LILA Kematian Ibu
Kasus Kontrol N % N %
< 23,5 cm 7 18,40 13 17,10 ≥ 23,5 cm 31 81,60 63 82,90 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel LILA
tidak menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.7 Pengaruh Status Anemia Terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
adar hemoglobin ≥ 11 g/dl (57,90%) dibandingkan ibu dengan kadar hemoglobin
< 11 g/dl (52,60%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu
dengan kadar hemoglobin ≥ 11 g/dl lebih banyak (76,30%) dibandingkan ibu
dengan kadar hemoglobin < 11 g/dl (23,70%). Tabel 5.8 berikut menunjukkan
distribusi frekuensi antara status anemia terhadap kematian ibu :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
61
Tabel 5.8 Distribusi Status Anemia menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Status Anemia Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % < 11 g/dl 16 42,10 11 14,50 ≥ 11g/dl 22 57,90 65 85,50 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel status
anemia menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.8 Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
jarak kehamilan > 2 tahun (86,80%) dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan ≤ 2
tahun (13,20%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu
dengan jarak kehamilan > 2 tahun lebih banyak (88,20%) dibandingkan ibu
dengan jarak kehamilan ≤ 2 tahun (11,80%). Tabel 5.9 berikut menunjukkan
distribusi frekuensi antara jarak kehamilan terhadap kematian ibu :
Tabel 5.9 Distribusi jarak kehamilan menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Jarak Kehamilan Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % ≤ 2 tahun 5 13,20 9 11,80 > 2 tahun 33 86,80 67 88,20 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel jarak
kehamilan tidak menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
62
5.9 Pengaruh Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Terhadap Kematian Ibu Di
Kota Surabaya Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
status imunisasi pernah TT (84,20%) dibandingkan ibu dengan status imunisasi
TT tidak pernah (15,80%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana
ibu dengan status imunisasi TT pernah lebih banyak (90,40%) dibandingkan ibu
dengan status imunisasi TT tidak pernah (9,60%). Tabel 5.10 berikut
menunjukkan distribusi frekuensi antara imunisasi TT terhadap kematian ibu :
Tabel 5.10 Distribusi imunisasi TT menurut kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Imunisasi TT Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % Tidak pernah 6 15,80 5 6,60 Pernah 32 84,20 71 93,40 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel
imunisasi TT menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.10 Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kematian Ibu Di Kota
Surabaya Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali (84,20%) dibandingkan ibu dengan pemeriksaan
kehamilan < 4 kali (15,80%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol,
dimana ibu dengan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali lebih banyak (92,10%)
dibandingkan ibu dengan pemeriksaan kehamilan < 4 kali (7,90%). Tabel 5.11
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
63
berikut menunjukkan distribusi frekuensi antara pemeriksaan kehamilan terhadap
kematian ibu :
Tabel 5.11 Distribusi Pemeriksaan kehamilan menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Pemeriksaan Kehamilan
Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % < 4 pemeriksaan 6 15,80 5 6,60 ≥ 4pemeriksaan 32 84,20 71 93,40 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel
pemeriksaan kehamilan menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam
analisis multivariabel
5.11 Pengaruh Penolong Persalinan Pertama Terhadap Kematian Ibu Di
Kota Surabaya Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data dari 38 ibu meninggal dengan ditolong oleh
tenaga kesehatan sebanyak 38 (100%). Pada kelompok kontrol terdapat satu ibu
yang ditolong persalinannya oleh bukan tenaga kesehatan Tabel 5.12 berikut
menunjukkan distribusi frekuensi antara penolong persalinan pertama terhadap
kematian ibu :
Tabel 5.12 Distribusi Penolong Persalinan pertama menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Penolong Persalinan
Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % Bukan tenaga kesehatan
0 0,00 1 1,30
Tenaga kesehatan 38 100,00 75 98,70 Jumlah 38 100,00 76 100,00
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
64
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel
penolong persalinan pertama tidak menjadi variabel kandidat yang akan
dimasukkan dalam analisis multivariabel.
5.12 Pengaruh Riwayat KB Terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
pernah KB (68,40%) dibandingkan ibu dengan tidak KB (31,60%). Hal yang sama
terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu dengan pernah KB lebih banyak
(92,10%) dibandingkan ibu dengan tidak pernah KB (7,90%). Tabel 5.13 berikut
menunjukkan distribusi frekuensi antara riwayat KB terhadap kematian ibu :
Tabel 5.13 Distribusi Riwayat KB menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Riwayat KB Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % Tidak KB 12 31,60 6 7,90 KB 26 68,40 70 92,10 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel riwayat
KB menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.13 Pengaruh Riwayat Penyakit terhadap Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu dengan
tidak ada riwayat penyakit (57,90%) dibandingkan ibu dengan ada riwayat
penyakit (42,10%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
65
dengan tidak ada riwayat penyakit lebih banyak (92,10%) dibandingkan ibu
dengan ada riwayat penyakit (7,90%). Tabel 5.14 berikut menunjukkan distribusi
frekuensi antara riwayat penyakit terhadap kematian ibu :
Tabel 5.14 Pengaruh Riwayat penyakit menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Riwayat Penyakit Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % Ada 16 42,10 6 7,90 Tidak ada 22 57,90 70 92,10 Jumlah 38 100,00 76 100,00
Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel riwayat
penyakit menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.14 Pengaruh Riwayat Komplikasi Terhadap Kematian Ibu Di Kota
Surabaya tahun 2015
Hasil penelitian diperolah data kematian ibu lebih banyak pada ibu tidak
ada riwayat komplikasi (57,90%) dibandingkan ibu dengan ada riwayat
komplikasi (42,10%). Hal yang sama terjadi pada kelompok kontrol, dimana ibu
dengan tidak ada komplikasi lebih banyak (92,10%) dibandingkan ibu dengan ada
riwayat komplikasi (7,90%). Tabel 5.15 berikut menunjukkan distribusi frekuensi
antara riwayat komplikasi terhadap kematian ibu :
Tabel 5.15 Distribusi riwayat komplikasi menurut kejadian kematian ibu di Kota Surabaya Tahun 2015
Riwayat Komplikasi
Kematian Ibu Kasus Kontrol
N % N % Ada 16 42,10 6 7,90 Tidak ada 22 57,90 70 92,10
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
66
Jumlah 38 100,00 76 100,00 Hasil uji regresi logistik sederhana menunjukkan bahwa variabel riwayat
komplikasi tidak menjadi variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis
multivariabel.
5.15 Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Hasil uji regresi logistik sederhana terhadap 12 variabel bebas risiko
kematian ibu di Kota Surabaya didapat jika nilai p < α (0,25) maka variabel
tersebut merupakan kandidat yang dapat masuk untuk di analisis lebih lanjut
dengan analisis regresi logistik ganda. Untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel
5.16 di bawah ini :
Tabel 5.16 Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana Risiko Kematian Ibu di Kota Surabaya
No Variabel p value Keterangan 1 Umur 0,179 Kandidat 2 Jumlah Paritas 0,224 Kandidat 3 IMT 0,427 Bukan kandidat 4 LILA 0,860 Bukan kandidat 5 Status Anemia 0,002 Kandidat 6 Jarak Kehamilan 0,840 Bukan kandidat 7 Imunisasi TT 0,127 Kandidat 8 Pemeriksaan Kehamilan 0,127 Kandidat 9 Penolong Persalinan
Pertama 1 Bukan kandidat
10 Riwayat KB 0,002 Kandidat 11 Riwayat Penyakit 0,001 Kandidat 12 Riwayat Komplikasi 0,003 Bukan kandidat
Tabel 5.15 di atas menunjukkan bahwa variabel yang akan dimasukkan
dalam uji regresi logistik ganda adalah umur, jumlah paritas, status anemia,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
67
imunisasi TT, pemeriksaan kehamilan, riwayat KB, riwayat penyakit, dan riwayat
komplikasi.
5.15.1 Hasil Analisis dengan Uji Regresi Logistik Ganda
Pengujian secara simultan menggunakan uji regresi logistik ganda dengan
memasukkan delapan kandidat variabel yang memenuhi syarat bertujuan untuk
menentukan variabel apa saja yang akan masuk menjadi indeks prediktif risiko
kematian ibu. Hasil dari uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada Tabel 5.17
di bawah ini :
Tabel 5.17 Hasil Analisis Regresi Ganda Risiko Kematian Ibu Di Kota Surabaya
Variabel Koefisien(B) p OR
95% CI
Riwayat Penyakit
Tidak ada penyakit (reference)
- - - -
Ada penyakit 2,267 0,001 9,646 3,059 – 30,422 Riwayat KB Pernah (reference) - - - -
Tidak pernah 1,597 0,010 4,939 1,453 – 16,784 Status anemia Tidak Anemia
Gambar 5.2 Titik potong nilai sensitifitas dan spesifisitas untuk melihat nilai probabilitas
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
70
Tabel 5.18 dan Gambar 5.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai y adalah
0,4157, berasal dari titik potong antara nilai sensitifitas dan spesivisitas pada
Gambar 5.2.
Perhitungan cut off indeks diperoleh dengan menggunakan persamaan
dibawah ini :
Keterangan :
y : Probability
z : Cut off indeks
e : Bilangan natural (2,7)
Dari persamaan diatas maka perhitungan cut off indeks dalam penelitian
ini dapat terlihat dibawah ini :
0,4157 (1+e-z) = 1
0,343 + 0,343 e-z = 1
0,4157 e-z = 1 – 0,4157
0,4157 e-z = 0,657
e-z = 1,406
z = 0,341
Sehingga diperoleh nilai z atau nilai cut off indeks = 0,341 dengan demikian :
1. Bila skor indeks < 0,341, berarti risiko rendah mengalami kematian ibu.
2. Bila skor indeks ≥ 0,341, berarti risiko tinggi mengalami kematian ibu.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
71
5.16 Formula Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu
Berdasarkan hasil uji regresi logistik ganda, maka dapat disusun formula
indeks prediktif risiko kematian ibu di Kota Surabaya adalah sebagai berikut :
Untuk memudahkan dalam perhitungan indeks prediktif risiko kematian
ibu, maka sebelumnya ditentukan skor pada tiap-tiap kategori variabel. Skor
variabel dapat dilihat pada Tabel 5.20 berikut :
Tabel 5.20 Skor Kategori Variabel Risiko Kematian Ibu Variabel Kategori Skor
Riwayat Penyakit Tidak ada riwayat penyakit 0 Ada riwayat penyakit 1
Riwayat KB Pernah KB 0 Tidak KB 1
Status Anemia Tidak anemia 0 Anemia 1
Model prediksi hasil uji variabel risiko kematian ibu dapat dibuat untuk
memprediksi risiko terjadi kematian ibu. Hasil secara terperinci dapat dilihat pada
Tabel 5.21 di bawah ini :
Tabel 5.21 Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu Di Kota Surabaya No Riwayat Penyakit Riwayat KB Status
Anemia Keterangan
1. Tidak ada Pernah ≥ 11 g/dl Risiko rendah 2. Tidak ada Pernah < 11 g/dl Risiko rendah 3. Tidak ada Tidak Pernah ≥ 11 g/dl Risiko rendah 4. Tidak ada Tidak pernah < 11 g/dl Risiko tinggi 5. Ada Pernah ≥ 11 g/dl Risiko tinggi 6. Ada Pernah < 11 g/dl Risiko tinggi 7. Ada Tidak pernah < 11 g/dl Risiko tinggi 8. Ada Tidak pernah < 11 g/dl Risiko tinggi
Indeks Prediktif Risiko Kematian Ibu = (-1,834+2,267xriwayat penyakit(ada
Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kota Surabaya, (2012), Buku Profil Kesehatan Kota Surabaya
Tahun 2012 Dinas Kesehatan Kota Surabaya, (2013),Buku Profil Kesehatan Kota Surabaya
Tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Surabaya, (2014), Buku Profil Kesehatan Kota Surabaya
Tahun 2014 Depkes RI, (2009), Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), Jakarta : departemen kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,(2013),Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2012,http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/!%_Profil_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf (sitasi 18 Oktober 2015)
Evance I., Godfrey M., Masanja., Honorati., and Kathleen K.,(2013), Causes and
Risk Factors for Maternal Mortality in Rural Tanzania – Case of Rufiji Health and Demographic Surveilance Site (HDSS), African Journal of Reproductive Health, September 2013 17(3); 119-130
Fibriana AI.,(2007), Faktor – faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian
Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap), Artikel Publikasi, Program Studi Epidemiologi : Undip, www.pdffactory.com (sitasi 20 Juni 2016)
Godevay H., Byass P., Graham WJ., Kinsman J., and Mulugeta A., (2015), Risk Factors for Maternal Mortality in Rural Tigray, Northern Ethiopia: A Case-Control Study, Journal PLOS ONE (PONE) Desember 17, 2015, 1: 12
Goffman D., Madden RC., Harrison EA., Merkatz IR., dan Chazotte C.,(2007),
Predictorsmof Maternal Mortality and Near-miss maternal morbidity, Journal of Perinatology, 27, 597-601
Hernandez JC., dan Moser CM.,(2013), Community Level Risk Faktors For
Maternal Mortality In Madagascar, African Journal of Reproductiven Health December 2013,17 , 118-129
Ikhtiar M., dan Yasir Y.,(2015),Analysis of Maternal Mortality Determinants in
Gowa District South Sulawesi Province, Indonesia, American Journal of Public Health Research, Vol.3, No.3, 113-115
Iqbal K., Shaheen F., and Begum A.,(2014), Risk Factors of Maternal Mortality,
Journal of Rawalpindi Medical College (JRMC) , 18(1) ,136-138 Kemenkes RI.,(2012), Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011, Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI.,(2014), Situasi Kesehatan Ibu.Infodatin, Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI.,(2015), Profil Kesehatan Indonesia 2014, Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Lailiyana N N., dan Suryatni.,(2010), Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi,
Jakarta : EGC Leach C.,(2013), Satu Dari Empat Kematian Terkait Kehamilan Pada Ibu Dengan
HIV Terjadi Di Negara-negara yang paling terdampak oleh HIV, http://spiritia.or.id/news/bacanews.php?nwno=3281 (Sitasi 10 Juli 2016)
Manuaba,(1998),Ilmu Kebidanan.Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta : EGC Manuaba, (2010), Ilmu Kebidanan.Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untu pendidikan Bidan, Jakarta : EGC Martaadisoebrata, Sastrawinata, dan Saifuddin., (2011), Bunga Rampai Obstetri
dan Ginekologi Sosial, Jakarta : Bunga Rampai Sarwono Prawiroharjo Masruroh.,(2011), Analisis Faktor Risiko Kematian Maternal Di Kabupaten
Sidoarjo, Tesis, KIA/Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
McCarthy dan Maine.,(1992), A Framework for Analyzing the Determinants of Maternal Mortality.Article in Studies in Family Palnning, Vol.23, No.1 (Jan-Feb.,1992) pp.23-33
Mochtar R..,(1998), Sinopsis Obstetri Edisi 2, Jakarta : EGC Murti B., (2008), Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press. Prasetyawati dan Arsita E.,(2012)., Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam
Factors for Maternal Mortality in the west of Iran : a Nested Case – Control Study, Epidemiology and Health (epiH), Vol 36,1-5
Purnadhibrata I M., (2011), Upaya Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Ibu
Hamil, Jurnal Ilmu Gizi Vol 2, No 2, 118-124 Rejeki ST., Fatkhiyah N., dan Rizwijaya W,.(2014), Analisis Faktor Risiko
Terhadap Kematian Maternal Di Kabupaten Tegal Periode 2011-2012, BHAMADA,JITK, Vol.4, No.1, Januari 2014
Sandjaja,(2009), Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di
Indonesia, Gizi Indonesia, Vol.32, No.2, 128-138 Sastroasmoro S., dan Ismael S.,(2008), Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis, Jakarta : Sagung Seto Saifuddin AB.,(2009), Ilmu Kebidanan Kematian Ibu dan Perinatal, Jakarta :
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Syafrudin dan Hamidah, (2009), Kebidanan Komunitas, Jakarta : EGC Taguchi N., Kawabata M., Maekawa M., Maruo T., Aditiawarman dan Dewata L.,
(2003), Influence of Sosio Economic Background and Antenatal Care Programmes on Maternal Mortality in Surabaya Indonesia, Tropical Medicine and International Health, Vol.8, No.9, 847-852
Weyesa JB., Tadesse AH., Eba TY., Minta MK., Gudu HT., and Tesfaw Y.,
(2015), Prevalence and Risk Factors Associated with Maternal Mortality in Mizan-Aman Hospital, Bench Maji, Southwest Ethiopia, J Women’s Health Care (JWHC), Vol 4, No 6, 1:5
WHO,(2015), Trends In Maternal Mortality : 1990 to 2015, Geneva : World
Health Organizazion: 2015
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KRISNITA DWI J.
INDEKS PREDIKTIF RISIKO ...
95
Wijono D.,(2008), Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak, Surabaya : Duta Prima
Airlangga Yego F., D’este C., Byles J., Williams JS., and Nyongesa P.,(2014),Risk Factors
for Maternal Mortality in a tertiary Hospital in Kenya: a Case Control Study, BMC Pregnancy and Childbirth, http://www.biomedcentral.com (sitasi 20 Juni 2016)