Top Banner
PENGARUH KONSEP DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SEMESTER GANJIL KELAS VIII PADA SMPN KECAMATAN MAKASAR JAKARTA TIMUR TESIS Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Magister Nama : Indah Noor Saktiningsih NPM : 2010727111 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2012
120

Tesis Indah Survei

Nov 28, 2015

Download

Documents

Yuli Wahyuni
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tesis Indah Survei

PENGARUH KONSEP DIRI DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI SEMESTER GANJIL KELAS VIII PADA SMPN KECAMATAN MAKASAR

JAKARTA TIMUR

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai

Gelar Magister

Nama : Indah Noor Saktiningsih

NPM : 2010727111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2012

Page 2: Tesis Indah Survei

i

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS

NAMA : Indah Noor Saktiningsih NPM : 2010727111 Program Pascasarjana : Universitas Indraprasta PGRI Program Studi : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Judul Tesis : Pengaruh Konsep Diri Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Kelas Viii Pada Smpn Kecamatan Makasar Jakarta Timur

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan Pada tanggal...............

Pembimbing I

Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc

Pembimbing II

Dr. Sartini, MM

Page 3: Tesis Indah Survei

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya

sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian isi tesis ini

bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 bab IV Pasal 25 tentang System Pendidikan

Nasional.

Jakarta, Desember 2012

Indah Noor Saktiningsih

Page 4: Tesis Indah Survei

iv

ABSTRAK

A. Indah Noor Saktiningsih. NPM: 2010727111

B. Pengaruh Konsep Diri Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Kelas Viii Pada Smpn Kecamatan Makasar Jakarta Timur

C. XVII + 5 Bab + 106 Halaman D. Kata Kunci : Konsep Diri, Minat Belajar, Hasil Belajar Matematika E. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan menguji kebenaran hipotesis

mengenai pengaruh konsep diri dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika.

F. Hipotesis penelitian yang diuji meliputi: Terdapat pengaruh konsep diri dan

minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar matematika . Terdapat pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar matematika . Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika .

G. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi ganda.

H. Hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan minat belajar secara

bersama sama terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai Fo=455,08 dan Sig.=0,000 < 0,05

2. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to=2,770 dan Sig.=0,010 < 0,05

3. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to=3,171 dan Sig.=0,004 < 0,05

I. Daftar Pustaka

1. Buku 15 Buah 2. 3 Internet

J. Pembimbing :

1. Dr. Suparman Abdullah, M.Sc 2. Dr. Sartini, MM

Page 5: Tesis Indah Survei

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah swt yang telah memberi

penulis kekuatan dan kesempatan dalam menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan study pada Program Magister Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuaan Alam, UNINDRA PGRI Jakarta.

Berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, penulis

dapat menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terirna kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc., pembimbing I dan sekaligus

Direktur Program Pascasarjana UNINDRA PGRI Jakarta yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh

ketekunan dan kesabaran di tengah-tengah kesibukan tugas yang ada.

2. Dr. Sartini, MM. , pembimbing II yang telah meluangkan waktu dengan penuh

kesabaran dan ketekunan memberikan arahan dan bimbingan di sela-sela

kesibukan tugas yang ada.

3. Prof. Dr. Sumaryoto, SE, MM., Rektor Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.

4. Drs. Dudung Alahudin, Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuaan Alam, UNINDRA PGRI Jakarta.

5. Seluruh dosen pada Program Pascasarjana UNINDRA PGRI Jakarta,

khususnya dosen pada Program Studi Magister Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuaan Alam yang telah membina dan membantu penulis selama

kuliah.

Page 6: Tesis Indah Survei

ix

6. Teman-teman pada Program Studi Magister Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuaan Alam, UNINDRA PGRI Jakarta. khususnya angkatan I Reguler

atas segala partisipasi, kebersamaan, kekompakan dan dorongannya.

7. Ibunda, Suami tercinta, serta anak-anak yang telah membantu baik secara

moril maupun materil dalam penulisan tesisi ini.

Untuk semua ini, penulis tidak bisa memberikan apa-apa kecuali ucapan

terima kasih yang sangat mendalam dan semoga budi baik yang telah diberikan

dicatat sebagai amal ibadah yang diridoi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap,

mudah-mudahan karya sederhana ini dapat bermanfaat dan sebagai sumbang

pikiran yang dapat penulis berikan dalam upaya peningkatan kualitas

pembelajaran matematika. Amin.

Jakarta, Desember 2012

Penulis

Indah Noor Saktianingsih

Page 7: Tesis Indah Survei

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 10

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 11

D. Perumusan Masalah ............................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

F. Kegunaan Penelitian ............................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 13

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 15

A. Landasan Teori ....................................................................... 15

1. Hasil Belajar Matematika ................................................. 15

2. Konsep Diri ...................................................................... 23

3. Minat Belajar Siswa ......................................................... 28

B. Kerangka Berpikir .................................................................. 68

1. Pengaruh Konsep diri dan Minat Belajar Siswa Terhadap

Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Pada Siswa

Kelas VIII ......................................................................... 68

Page 8: Tesis Indah Survei

xi

2. Pengaruh Konsep Diri terhadap Hasil Belajar

Matematika Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII ....... 73

3. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Hasil

Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Pada Siswa

Kelas VIII ....................................................................... 39

C. Pengajuan Hipotesis .............................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 42

B. Metode Penelitian ................................................................... 42

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 44

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 48

E. Instrumen Penelitian .............................................................. 49

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 70

BAB IV HASIL ANALISIS ....................................................................... 77

A. Deskripsi Data ........................................................................ 77

B. Uji Persyaratan Analisis Regresi ........................................... 80

C. Pengujian Hipotesis ............................................................... 85

D. Diskusi Hasil ......................................................................... 87

BAB V SIMPULAN dan SARAN ........................................................... 95

A. Simpulan ................................................................................ 95

B. Saran ....................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 96

LAMPIRAN

Page 9: Tesis Indah Survei

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 42

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika .......................... 52

Tabel 3.3. Validitas Butir Hasil Belajar Matematika Fisika ........................ 55

Tabel 3.4 Reliabiliy Instrumen Hasil Belajar Matematika ........................ 56

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ............................................... 59

Tabel 3.6. Validitas Konsep Diri ................................................................. 61

Tabel 3.7 Reliabiliy Konsep Diri ............................................................. 63

Tabel 3.8. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar i .......................................... 66

Tabel 3.9. Validitas Minat Belajar ............................................................. 68

Tabel 3.10 Reliabiliy Minat Belajar ......................................................... 70

Tabel 4.1. Deskripsi Statstk Variabel Konsep Diri, Minat Belajar, dan

Hasil Belajar ............................................................................... 77

Tabel 4.2. Uji Multikoliniaritas TOL dan VIF ........................................... 81

Tabel 4.3 Uji Normalitas Galat ............................................................... 83

Tabel 4.4. Rata rata dan Standar Deviasi Galat ........................................ 84

Tabel 4.5. Model Summary d .................................................................... 85

Tabel 4.6. Analysis of Variance Signifikansi, Pengaruh Variabel

Independen secara bersama sama terhadap Variabel Y ............ 85

Tabel 4.7. Koefisien Regresi dan Uji Signifikansi secara Parsial .............. 85

Tabel 4.8. Korelasi Zero Order dan Parsial ............................................. 92

Tabel 4.9. Koefisien Penentu dan Total ..................................................... 93

Page 10: Tesis Indah Survei

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Konstelasi Pengaruh antara Variabel Bebas X1, X2 dan

Variabel Terikat Y . .................................................................. 44

Gambar 4.1 Diagram Pencar Z-Resid (Y) dan Z-Pred (X ) . ....................... 82

Gambar 4.2 Histogram dan Kurva Normal Galat . ...................................... 83

Gambar 4.3 P-P Plot Kumulatif Galat. . ...................................................... 84

Page 11: Tesis Indah Survei

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Minat Belajar ....................................................... 96

Lampiran 2. Instrumen Konsep Diri .......................................................... xxx

Lampiran 3. Instrumen tes Hasil Belajar Matematika ............................... xxx

Lampiran 4. Data Variabel Penelitian ....................................................... xxx

Lampiran 5. Hasil SPSS ............................................................................ xxx

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup .......................................................... xxx

Page 12: Tesis Indah Survei

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan

manusia atau memberdayakan manusia agar terbentuk budi pekerti yang

mulia berakhlaqul karimah, pendidikan merupakan suatu sarana yang

sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, perilaku yang baik, serta keterampilan yang

diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem

pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, memiliki

konsep diri, minat yang besar dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).

Page 13: Tesis Indah Survei

2

Fungsi pendidikan harus betul-betul diperhatikan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional sebab tujuan berfungsi sebagai

pemberi arah yang jelas terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan

sehingga penyelenggaraan pendidikan harus diarahkan kepada (1)

pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2) pendidikan

diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem

terbuka dan multimakna, (3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu

proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat, (4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi

keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas

peserta didik dalam proses pembelajaran, (5) pendidikan diselenggarakan

dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi

segenap warga masyarakat, (6) pendidikan diselenggarakan dengan

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber

daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Siswa merupakan

salah satu faktor penentu akan keberhasilan dalam suatu pendidikan

karena tinggi rendahnya nilai hasil pendidikan mempunyai pengaruh yang

strategis sebagai usaha guru untuk meningkatan kualitas peserta didiknya,

sehingga keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran matematika

tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan sekolah tersebut dalam

Page 14: Tesis Indah Survei

3

mengemas suatu proses pembelajaran. Mutu proses pendidikan sangat

diperlukan sebab hal tersebut berkorelasi positif dengan upaya

memberikan suatu perhatian yang besar kepada peningkatan pemahaman

siswa tersebut untuk memahami materi yang sedang dan akan dipelajari,

begitu juga demikian dengan guru diarahkan untuk dapat memahami dan

mengasai materi-materi pelajaran tersebut sehingga kualitas pembelajaran

meningkat begitu pula mutunya pun meningkat sehingga akan tercapainya

keberhasilan belajar .

Siswa adalah salah satu komponen penting dalam proses

pembelajaran yang perlu akan ilmu pengetahuan, arahan, pemahaman dan

latihan-latihan dari para guru, karena guru merupakan sebagai manusia

yang mentrasfer ilmu tersebut kepada siswanya dan sebagai sumber yang

menempati posisi dan memegang peran penting dalam membentuk konsep

diri siwa sesrta budi pekertinya dalam pendidikan. Ketika semua orang

mempersoalkan masalah dunia pendidikan keberadaan siswa mesti terlibat

dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan

pendidikan formal di sekolah. Peserta didik atau siswa merupakan aset

bangsa yang memiliki tugas menerima pelajaran, mematuhi tata tertib

sekolah dan mengaplikasikan bakat serta minatnya didalam proses

pembelajaran, mendapat nilai hasil pembelajaran, mendapatkan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan percobaan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi para peserta didik pada

program eksakta. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana lembaga

pendidikan formal sangat berkaitan erat dengan keberadaan peserta didik.

Page 15: Tesis Indah Survei

4

Pesera didik yang berkualitas dan memiliki konsep diri yang baik sebagai

besar waktunya mereka habiskan di sekolah, sisanya ada di rumah dan di

lingkungan (Djamarah, 2000).

Siswa merupakan suatu komponen dalam dunia pendidikan yang

sangat harus diperhatikan dan arahan sebab keberadaan siswa tersebut

merupakan salah satu faktor dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan

tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Siswa merupakan

sebuah unsur terkecil yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan

pendidikan selain unsur guru dan sarana prasarana dalam pendidikan

lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan

kesiapan guru dan siswa dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui

kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis siswa tersebut

untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh

kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.

Siswa merupakan salah satu komponen dalam pendidikan dan

penerus bangsa ini karena secara tidak langsung siswa tersebut

mempengaruhi mutu lulusan, meningkatkan minat peserta didik yang lain

dan mensinergiskan tujuan lembaga pendidikan tersebut, sebagai

komponen dalam proses pendidikan, sisws dituntut untuk memiliki

kemampuan dasar yang berupa membaca, menulis dan berhitung yang

diperlukan sebagai peserta didik pendidik, memiliki konsep diri dan minat

belajar yang tinggi serta kemampuan lainnya tersebut tercermin pada hasil

belajar peserta didik tersebut. Berkualitas tidaknya suatu lembaga

Page 16: Tesis Indah Survei

5

pendidikan sangat tergantung pada konsep diri yang dimiliki siswa dan

minat belajarnya serta kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para

pendidik. Gunawan (1996) mengemukakan bahwa siswa merupakan salah

satu subjek dari suatu perencanaan pendidikan, pelaksana sekaligus

sebagai parameter evaluator pembelajaran di kelas, karena peserta didik

merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Kehadiran siswa dalam proses pembelajaran di sekolah masih tetap

memegang peranan yang penting karena dengan kehadiran siswa tersebut

di kelas dan memiliki jiwa disiplin akan mudah guru tersebut mentransfer

ilmu-ilmu Matematika tersebut dengan mudah. Peran tersebut belum dapat

diganti dan diambil alih oleh apapun. Hal ini disebabkan karena masih

banyak unsur-unsur manusiawi yang tidak dapat diganti oleh unsur lain.

Siswa merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya setelah guru karena bagi siswa guru

sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri.

(Wijaya dan Rusyan, 1994).

Siswa dituntut memiliki kemauan dan minat belajar tinggi yang

mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua

pihak terutama kedua orang tuanya dan masyarakat umumnya yang telah

banyak mengeluarkan biaya besar untuk putra puterinya serta yang sudah

mempercayai sekolah dan guru dalam untuk membina putera puterinya.

Meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kemauan

belajar siswa yang tinggi dengan arahan bapak dan ibu guru di sekolah,

Page 17: Tesis Indah Survei

6

oleh karena itu lembanga pendidikan di harapkan memiliki kinerja para

pendidiknya yaitu guru yang berkualitas dan menguasai berbagai materi

pelajaran yang akan di berikan oleh siswa tersebut dengan cara

melaksanakan tugasnya sehingga kualitas proses pembelajaran yang di

berikan oleh guru kepada peserta didik menjadi tuntutan penting untuk

mencapai keberhasilan pendidikan. Pada umum mutu pendidikan yang

baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan siswa dalam memahami dan

menerapkan ilmu yang di dapatnya dalam proses pembelajaran

disekolah.

Siswa sebagai penuntut ilmu harus memiliki kemampuan yang

meliputi giat mempelajari materi pelajaran, menyelesaikan tugas dengan

cara-cara yang jujur serta profesional, menjawab soal dengan cara-cara

menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya,

disamping itu siswa harus memiliki pribadi yang berkembang dan bersifat

dinamis, dengan hal-hal tersebut maka sebagai seorang guru sudah

seharusnya dapat memupuk dan menanamkan sisfat tersebut. Hal ini

sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga

kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang

bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai

komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

(3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan

kepadanya. Harapan dalam Undang-Undang tersebut menunjukkan adanya

Page 18: Tesis Indah Survei

7

perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai

sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam

kelas berubah menuju paradigma yang memposisikan guru sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara

guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan

ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya

terutama memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan

mengembangkan konsep diri peserta didik dalam proses pembelajaran

serta meningkatkan minat belajar siswa.

Dalam kegiatan proses penbelajaran dibatasi beberapa hal antara

lain kurangnya kosep diri dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa

sehingga hasil belajar siswa tersebut belum memenuhi harapan.

Kurangnya konsep diri dan minat belajar tersebut maka siswa kurang

dapat menguasai materi matematika yang diberrikan oleh guru.

Walau secara umum siswa kurang memiliki minat terhadap

pelajaran matematika, namun masih ada siswa yang sangat antusias

mengikuti dan menekuni Matematika, alasannya apabila nanti melanjutkan

ke sekolah yang lebih tinggi yaitu SMU ( Sekolah Menengah Umum)

jurusan Matematika dan kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi teknik

Matematika yang sangat berhubungan dengan ilmu Matematika pada

sekolah SD, SMP, dan SMU. Adanya dorongan oleh minat inilah sehingga

siswa memliki keinginan untuk dapat memahami dan menguasai semua

materi pelajaran Matematika.

Page 19: Tesis Indah Survei

8

Kosep diri dan minat belajar biasanya berasal dari diri siswa itu

sendiri dengan belajar di rumah atau les privat dan belajar di sekolah yang

di pandu oleh guru. Siswa tersebut di beri arahan, semangat, dan

menanamkan rasa kepercayaan dirinya agar mereka berprestasi sehingga

hasil belajar Matematikanya meningkat.

Konsesp diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,

pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan

memiliki konsep diri negatif jika ia menyakini dan memandang bahwa

dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten,

gagal, malang, tidak menarik, tidak di sukai dan kehilangan daya tarik

terhadap hidup. Seseorang yang memiliki konsep diri negatif akan

cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang

dihadapinya. Orang tersebut tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,

namun lebih sebagai halngan. Seseorang dengan konsep diri negatif, akan

mudah menyerah sebelum melaksakannya, sehingga jika gagal akan ada

dua pihak yang disalahkan, baik menyalahkan dirinya sendiri bahkan

menyalahkan orang lain.

Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat

lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap

segala sesuatu, demikian juga terhadap kegagalan yang dialaminya.

Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih

menjadikannya sebagai penemuan dan pelajarn berharga untuk melangkah

ke depan. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan mampu

Page 20: Tesis Indah Survei

9

menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif untuk dilakukannya

demi keberhasilan dimasa yang akan datang.

Sementara minat sering diartikan suatu dorongan yang timbul dari

dalam diri seseorang. Dorongan itu memaksa seseorang untuk bergerak

atau bertindak. Sedangkan minat belajar ialah suatu keinginan yang

menyebabkan seseorang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya.

Rasa malas juga bisa dihilangkan dengan mulai bergerak. Bergerak

disini artinya adalah memulai berbuat dengan berusaha.Sering kali kita

merasa malas sebelum melakukan dan mencobanya. Cobalah

abailkananggapan tersebut dengan mulailah bekerja. Karena bisa jadi

setelah kita lakukan dan mencobanya dapat menemukan ritme minat yang

asyik dalam kegiatan tersebut. Apabila sudah mendapati dan menyadari

potensi-potensi yang kita miliki maka keadaan tersebut akan berubah

menjadi suatu yang menyenangkan dan mengasyikan, sehingga kita

terlarut dalam aktivitas (http : // patriot proklamasi. blogspot. com/

2006/03/ minat berkeinginan.html).

Dengan demikian konsep diri dan minat belajar siswa akan

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika materi semester ganjil

kelas VIII. Dengan demikian konsep diri dan minat belajar Matematika

diharapkan dapat merangsang kemampuan berpikir siswa secara aktif dan

kreatif karena dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga

menghasilkan proses pembelajaran yang efektif, gembira dan berbobot

serta dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.

Page 21: Tesis Indah Survei

10

B. Identifikasi Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini bersifat asosiatif yaitu

suatu perumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiono: 2007), dengan bentuk hubungan kausal atau

sebab-akibat. Terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel independent

(bebas) yang mempengaruhi dan variabel dependen (terikat) yang

dipengaruhi. Berdasarkan latar belakang

penelitian diatas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh konsep diri terhadap minat belajar siswa?

2. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap minat belajar siswa?

3. Adakah pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar

Matematika?

4. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar?

5. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

Matematika?

6. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar

Matematika?

7. Adakah pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar

Matematika?

8. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar

Matematika?

9. Adakah pengaruh konsep diri terhadap minat belajar siswa?

10. Seberapa besar konsep diri terhadap minat belajar?

Page 22: Tesis Indah Survei

11

11. Adakah pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa terhadap

prestasi belajar Matematika?

12. Seberapa besar pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa

terhadap prestasi belajar Matematika?

13. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap konsep diri belajar

Matematika?

14. Seberapa besar pengaruh minat belajar siswa terhadap konsep diri

belajar Matematika?

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan adanya berbagai keterbatasan yang ada pada

penulis, seperti keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka tidak semua

variabel yang disebutkan pada identifikasi masalah akan diteliti. Agar

penelitian ini lebih fokus dan hasilnya nyata, maka penelitian ini dibatasi

kepada masalah konsep diri siswa di sekolah, minat belajar siswa dan hasil

belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII. Konsep diri sebagai

variabel bebas satu ( X1 ), Minat belajar siswa sebagai variabel bebas

dua( X2 ) dan prestasi belajar Matematika materi semester ganjil kelas

VIII sebagai variabel terikat ( Y ) yang semuanya itu diteliti pada Sekolah

Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Makasar Jakarta Timur.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar penelitian ini

lebih fokus, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Page 23: Tesis Indah Survei

12

1. Apakah ada pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika materi semester

ganjil pada siswa SMP N kelas VIII?

2. Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika

materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII?

3. Apakah ada pengruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar

matematika materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalahmengetahui pengaruh

konsep diri dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika,

melalui data empiris di laoangan. Pengumpulkan data mengenai konsep

diri, minat belajar siswa, dan prestasi belajar matematika materi semester

ganjil pada siswa SMPN kelas VIII dilakukan guna mengkaji dalam

penelitian ini. . Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa secara

bersama sama terhadap prestasi belajar matematika materi semester

ganjil pada siswa SMP N kelas VIII.

2. Mengetahui pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika

materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII.

3. Mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar

Matematika materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII.

Page 24: Tesis Indah Survei

13

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian baik secara teoritis maupun praktis yang bisa

didapatkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis :

a. Dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan konsep diri, minat belajar siswa, dan prestasi belajar

Matematika.

b. Dapat dijadikan acuan, wawasan dan tolok ukur untuk melakukan

penelitian lain yang terkait dengan judul atau topik penelitian ini.

2. Secara praktis :

a. Dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang

berkaitan dengan judul atau topik penelitian.

b. Dapat memberikan kontribusi atau pemikiran dan masukan kepada

pihak sekolah agar lebih memperhatikan peserta didik dengan

memberikan pendidikan yang optimal kepada peserta didiknya

agar menjadi manusia yang kaya akan IPTEK dan IMTAQ

sebagai penerus bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia (

Insan kamil ).

c. Dapat membangun persepsi dan kesadaran semua pihak bahwa

konsep diri dan minat belajar siswa dapat meningkatkan prestasi

belajar Matematika.

G. Sistematika Penulisan Tesis

Tesis ini ditulis dalam 5 bab dengan rincian sebagai berikut :

Page 25: Tesis Indah Survei

14

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, kerangka berpikir dan hipotesis, bab ini berisi

landasan teori, konsep diri, minat belajar siswa, prestasi

belajar, karakteristik Matematika, kerangka berpikir, dan hasil

penelitian yang relevan.

Bab III Metodologi Penelitian, bab ini memuat tempat dan waktu

penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, variabel penelitian, instrumen penelitian,

dan teknik analisa data.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi deskripsi data,

pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan

pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan saran, bab ini terdiri atas kesimpulan

dan saran.

Page 26: Tesis Indah Survei

15

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Kelas Pada Siswa Kelas

VIII

a. Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang

berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat

ekslisit maupun implicit. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari

kegiatan psikhis dan fisis yang saling bekerja sama secara terpadu dan

komprehensif integral. Dalam iplementasinya belajar adalah kegiatan

individu memperoleh pengetahuan,prilaku dan ketrampilan dengan

cara mengolah bahan belajar.Belajar suatu proses yang kompleks,

Sejalan dengan itu menurut Robert M. Gagne ( 1970 : 17 ) belajar

merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa

kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan : (1). Stimulasi yang

berasal dari lingkungan, dan (2). Proses kognitif yang dilakukan oleh

pelajar. Sadiman (1996:20) mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup. Hal senada juga dikemukakan oleh

soejanto (1981:23 ) bahwa belajar adalah suatu proses yang berlansung

secara terus menerus, artinya sepanjang hayatnya manusia akan

mengalami proses belajar, sedangkan salah satu definisi modern

Page 27: Tesis Indah Survei

16

tentang tentang belajar menyatakan bahwa belajar adalah “Pengalaman

terencana yang membawa perubahan tingkah laku “

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan

itu atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan

dalam dirinya

Dengan memperhatikan beberapa pengertian diatas tentang

belajar maka hakikat belajar apabila diintepretasikan mengandung

pengertian bahwa setelah belajar siswa yang pada mulanya tidak

mengerti menjadi mengerti. Siswa yang pada mulanya tidak memiliki

kemampuan untuk melakukan sesuatu menjadi mampu

melakukannya, siswa yang semula belum terampil menjadi terampil

dan siswa yang tidak memiliki sikap menjadi bersikap. Dengan

demikian maka pada diri siswa akan terjadi perubahan-perubahan

yang sifatnya relatif permanen.

Berdasarkan pembahasan beberapa teori tersebut, maka yang

dimaksud dengan belajar adalah suatu kegiatan individu yang

berproses secara terencana, terus menerus atau kontinu atau

berkesinambungan untuk memperoleh kemampuan tertentu sehingga

mengalami perubahan sikap dan tingkah laku yang positip dan lebih

baik dari sebelumnya, dengan demikian makin banyak usaha belajar

makin banyak pula mengalami peningkatan pemahaman

pengetahuan dan ketrampilan pada diri peserta didik.

Page 28: Tesis Indah Survei

17

b. Hasil Belajar.

Sudjana, N (1990:24) yang dimaksud dengan hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya adapun

hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh berdasarkan proses

belajar. Ada 5 katagori tentang kemampuan yang dihasilkan

berdasarkan proses belajar, yaitu; (1) Kecakapan untuk

mengkomunikasikan pengetahuan secara verbal, yang dikatagorikan

sebagai informasi verbal, (2) Kecakapan dalam bertindak melalui

penilaian terhadap suatu stimulus dikatagorikan sebagai sikap, (3)

Kecakapan membedakan, memahami konsep maupun aturan serta

dapat memecahkan masalah, dikatakan sebagai keterampilan

intelektual, (4) Kecakapan mengelola dan mengembangkan proses

berpikir melalui pemahaman, analisis dan sintesis, dikatagorikan

sebagai keterampilan strategi kognitif, (5) Kecakapan yang

diperlihatkan secara tepat, tepat dan lancar melalui gerakan anggota

tubuh, ini dikatagorikan sebagai keterampilan motorik.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka perilaku yang

diharapkan harus dituliskan pada tujuan pembelajaran sebagai hasil

belajar yang diharapkan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa,

apakah seorang siswa hasil belajarnya baik atau tidak, maka perlu

dilakukan suatu penilaian atau pengukuran terhadap kegiatan proses

belajar tersebut, hasil dari penilaian inilah yang akan disebut sebagai

Page 29: Tesis Indah Survei

18

hasil belajar. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar maka dapat

diukur atau dinilai dengan ujian tertulis maupun dengan ujian lisan,

ataupun gabungan antara tertulis dan lisan atau disebut tes dan non

tes. Tes dan non tes adalah suatu alat ukur yang dapat dipergunakan

oleh guru dalam melakukan pengukuran.

Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu

atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh siswa, hal, atau

objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Lebih lanjut

dikatakan bahwa guru dapat mengukur penguasaan peserta

pendidikan dalam suatu mata pelajaran atau kemampuan dalam

melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih, tetapi

tidaklah mengukur peserta didik itu sendiri. Pengukuran pendidikan

salah satu pekerjaan profesional guru, instruktur atau dosen.

Dari berbagai teori yang diuraikan tersebu, maka yang

dimaksud hasil belajar adalah hasil dari suatu penilaian atau

pengukuran terhadap peserta didik dengan menggunakan alat

penilaian setelah dilakukan proses pembelajaran secara terencana

baik materi maupun waktunya serta hasil belajar yang diinginkan

disesuaikan dengan jenis dan fungsinya dalam penilaian atau

pengukuran, misalnya penilaian ulangan harian, ulangan blok, mid

test, ujian sekolah dan ujian nasional.

c. Matematika.

Mata pelajaran matematika sebagaimana mata pelajaran lain

merupakan bidang ilmu yang mempelajari banyak hal yang berkaitan

Page 30: Tesis Indah Survei

19

dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya dalam mata

pelajaran hampir selalu disebut istilah-istilah lebih kecil, lebih

besar, atau sama dengan. Luas bangunan rumah Pak Setyo lebih

besar dibanding dengan luas bangunan rumah Pak Latief atau jumlah

air didalam gelas merah sama dengan jumlah air di dalam gelas

berwarna biru atau juga bentuk lingkaran A sama dengan bentuk

lingkaran B, banyak air dalam bentuk lingkaran A dan B merupakan

perwujudan alamiah yang dapat diukur atau diraba secara nyata

ataupun dapat dilihat dengan mata serta dapat diwujudkan dengan

simbol-simbol.

Banyak rumusan tentang matematika yang telah dikemukan

oleh para ahli, Hudojo,H (1998;36) mengemukan bahwa matematika

adalah berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang

tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Lebih lanjut

Hudojo, H (1998 : 32) mengemukakan bahwa matematika adalah

sebagai abstraksi yang merupakan proses untuk menyimpulkan hal-

hal yang sama dari sejumlah objek atau situasi yang berbeda. Apabila

abstraksi tersebut dituliskan, maka dapat terwujud suatu yang disebut

pola. Hudojo juga menyebutkan bahwa pola adalah suatu sistem

mengenai hubungan-hubungan diantara perwujudan alamiah.

Perwujudan alamiah tampak rumit, seringkali dengan abstraksi

didalam pikiran, biasanya dapat diketemukan pola. Dengan demikian

menjadi tugas matematikalah untuk mmenemukan hubungan-

hubungan di alam ini dan menganalisis pola-polanya sehingga pola-

Page 31: Tesis Indah Survei

20

pola itu dapat dikenal bila muncul, sedangkan Rusfendi (1991 : 54),

mengemukan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang

berhubungan dengan penelahaan bentuk-bentuk atau struktur-struktur

abstrak yang berhubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami

struktur - struktur serta hubungan - hubungannya yang diperlukan

pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika

itu. Ini mengisyaratkan bahwa belajar matematika adalah belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur serta mencari hubungan

antara konsep-konsep dan struktrur-struktur tersebut. Lebih lanjut

Rusfendi menyebutkan bahwa belajar matematika adalah belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam

bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara

konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut, disebutkan pula,

matematika mengelompokkan perwujudan alamiah menjadi pola-

pola atau bentuk-bentuk tertentu. Selain menghubungkan matematika

melakukan penelaahan pola atau bentuk didalam matematika berarti

mewujudkan struktur-struktur. Adapun hubungan-hubungan pola di

dalam matematika dapat membentuk rumus, teorema atau dalil

matematika.

Pada bagian lain Rusfendi mengemukanan bahwa matematika

adalah ilmu pengetahuan yang termasuk kedalam atau mungkin yang

paling padat dan tidak mendua arti. Lebih lanjut disebutkan bahwa

tujuan pengajaran matematika (modern) adalah untuk meluruskan

Page 32: Tesis Indah Survei

21

dan mempermudah siswa belajar berhitung dan cabang–cabang

lainnya, bukan untuk mempersulit.

Setelah menelaah berbagai pendapat tersebut di atas, maka

matematika adalah mata pelajaran yang memuat ide – ide, konsep –

konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan terpola menjadi

rumus, teorema atau dalil yang dapat dipergunakan secara patent

untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika itu

sendiri maupun untuk aplikasi dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi.

d. Hasil belajar matematika

Sementara itu Atkitson, R.C (1999 : 67) mengemukakan

bahwa ada 4 cara yang strategis untuk meningkatkan hasil yang

maksimal di dalam belajar matematika, yaitu; (1) memaksimalkan

hasil rata-rata yang ada di dalam kelas, (2) perkecil perbedaan-

perbedaan hasil yang diperoleh oleh siswa dalam satu kelas, (3)

maksimalkan hasil yang diperoleh siswa pada level-level tertentu,

dan (4) maksimalkan kemampuan rata-rata pada setiap individu atau

siswa. Selain itu Atkitson juga menunjukkan bahwa ada 2 alternatif

di dalam belajar matematika, yaitu; (1) untuk mengembangkan

strategi pelajaran yang optimal pada individu-individu tertentu

dimungkinkan jika ada model proses pembelajaran secara terperinci,

dan (2) untuk meningkatkan pembelajaran yang optimal pada setiap

individu dapat memberikan waktu belajar yang cukup.

Page 33: Tesis Indah Survei

22

Schoenfeld (2000 : 27) mengemukakan bahwa ada 4

pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan dalam

meningkatkan belajar agar berhasil, yaitu; (1) Sumberdaya–dalil dan

prosedur pengetahuan matematika, (2) Heuristik strategi dan teknik

untuk memecahkan masalah-masalah, seperti mengulang pelajaran,

(3) Pengawasan–pengambilan keputusan tentang apa dan sumberdaya

apa, dan strategi apa yang akan dipergunakan, (4) Kepercayaan–

pandangan seseorang tentang matematika untuk melakukan

pendekatan di dalam memecahkan masalah.

Hudoyo (1988 : 44) pada bagian menjelaskan bahwa apabila

matematika dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan–

hubungan, maka simbol–simbol formal diperlukan untuk menyertai

himpunan benda–benda atau hal–hal. Simbul–simbul ini sangat

penting didalam membantu manipulasi aturan–aturan yang beroperasi

didalam struktur. Pemahaman terhadap struktur–struktur dan proses

simbolisasi masing masing merupakan stimulus yang satu terhadap

yang lain. Simbolisasi memberikan fasilitas komunikasi, yang dari

komunikasi ini kita mendapatkan sejumlah besar informasi. Simbul

merupakan lambang yg memiliki arti dan bersifat pasti atau tetap.

Berdasarkan teori dan pendapat dari para ahli dapat dikatakan

bahwa pada hakikatnya mempelajari matematika adalah mempelajari

ide-ide abstrak yang diberi simbul-simbul yang perlu diketahui

tentang pemahaman konsep-konsep. Hubungan-hubungannya

sebagian besar berkenaan dengan perhitungan. Jadi dapat pula

Page 34: Tesis Indah Survei

23

dikatakan bahwa matematika adalah ilmu aksiometris, perjanjian,

dalil-dalil, perhitungan dan lain-lain sesuai dengan bentuk yang

menjadi sasaran atau objek pembahasan.

Setelah menelaah uraian dari berbagai teori di atas, maka

hasil belajar matematika adalah hasil penilaian yang dilakukan secara

terencana dengan terlebih dahulu melakukan upaya maksimal dalam

proses pembelajaran, kemudian untuk meningkatkan hasil belajar

matematika adalah dengan memaksimalkan strategi, menggunakan

stimulus untuk mempermudah pemahaman konsep – konsep dan

memperhatikan tingkat kemampuan baik secara individu, kelompok

atau klasikal

2. Konsep diri

a. Konsep

Konsep diri merupakan hal ayang sering serta dianggap besar

pengaruhnya terhadap tingkah laku seseorang. Konsep diri adalah

persepsi atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Penilaian tersebut

merupakan keyakinan seseorang mengenai dirinya yang meliputi

gambaran mengenai fisiknya, psikis, dan minatnya. Gambaran ini

terbentuk berdasarkan persepsi orang lain terhadap dirinya atau dapat

juga berdasarkan internalisasi, pandangan dan penerimaan orang lain

terhadap dirinya. (Gunarsih, 2003) selain itu konsep diri juga terbentuk

berdasarkan pemikiran, perasaan dan pengalaman emosisonal, individu

Page 35: Tesis Indah Survei

24

mengenai dirinya sendiri. Menurut cagawas seperti yang dikutip oleh

Pudjijongyanti (1991), konsep mencakup seluruh pandangan individu

akan dimensi fisiknya, karakteristik kepribadiannya, motivasi,

kelemahannya, kepandaiannya, kegagalannya dan sebagainya.

Menerut Shavelson dan Bolus seperti yang dikutip Marsh dan Holmes

(1990), konsep diri pada seseoranmg individu didasarkan atas

pengalaman dan interaksi dengan orang-orang yan berpengaruh dalam

hidupnya seperti orang tua, teman-teman dan guru.

Shavelson membagi struktur konsep diri secara hirarkhi atas

empat peringkat. Peringkat pertama terletak konsep diri umum yaitu

cara individu memahami dan menilai dirinya sendiri secara

keseluruhan. Peringkat kedua yaitu konsep diri akademis dan konsep

diri non akademis. Peringkat ketiga merupakan sub area konsep diri

akademis dan sub area konsep diri non akademis. Peringkat keempat

merupakan penilaian tingkah laku dalam situasi yang lebih spesifik

pada masing-masing sub area dari konsep diri. Menurut Leonetti

(2002), membagi konsep diri dalam dua bagian yaitu percaya diri (self

confidence) dan harga diri (self esteem). Percaya diri adalah

kepercayaan seseorang dalam kesanggupannya untuk melaksanakan

tugas atau pekerjaan. Harga diri adalah bagaimana baiknya seseorang

menginginkan dirinya. Konsep diri mempunyai peranan dalam

menentukan tingkah laku seseorang.

Konsep diri yang dimiliki seseorang akan turut menentukan

bagaimana ia menerima, merasakan dan merespon lingkungannya. Jika

Page 36: Tesis Indah Survei

25

seseorang berfikir dirinya kurang baik maka ia akan menganggap

remeh dirinya dan selalu membayangkan kegagalan di setiap usaha

yang dilakukannya, sehingga ia enggan untuk mencoba mengatasi

kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. Keyakinan tersebut mencerminkan

sikap dan pandangan negatif pada dirinya sendiri. Sebaliknya bila

seorang tersebut memiliki pola pikir yang positif maka ia akan

melakukannya dengan sungguh-sungguh yaitu dengan mengatasi

kesulitan yang dihadapi untuk mencapai kesuksesan.

Menurut Brooks and Emmerst dalam ( Jalaluddin, 2005) ada

lima tanda orang yang memiliki konsep diri tinggi yaitu: (a) ia yakin

akan kemampuannya mengatasi masalah, (b) ia merasa setara dengan

orang lain, (c) ia menerima pujian tanpa rasa malu, (d) ia menyadari,

bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan

perilaku yang tidak selurunya disetujui masyarakat, (e) ia mampu

memperbaiki dirinya dan sanggup menggungkapkan pribadi yang

tidak disenanginy adan berusaha mengubahnya. Sedangkan orang yang

memiliki konsep diri rendah diantaranya : (a) ia peka pada keritik dan

cenderung tidak mampu menerima kritikan dan mudah marah, (b)

cenderung menghidari dialog terbuka dan bersikeras mempertahankan

pendapatnya, (c) bersikap hiperkritis terhadap orang lain sering

mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapa pun, (d)

cenderung merasa tidak disenangi orang lain dan merasa tidak

diperhatikan, (e) selalu bersikap pesimis terhadap kompetisi untuk

bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

Page 37: Tesis Indah Survei

26

b. Proses Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa

pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa.

Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk.

Sikap atau respon orangtua dan lingkungannya akan menjadi bahan

informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya.

Oleh sebab itu, serngkali anak-anak yang tumbuh dan

dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif. Hal ini

disebabkan sikap orang tua misalnya : suka memukul,

mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina,

bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dan

sebagainya. Hal-hal tersebut dianggap sebagai hukuman akibat

kekurangan, kesalahan ataupun kebodohan dirinya. Dengan

demikian anak menilai dirinya berdasarkan apa yang beliau alami

dan dapatkan dari lingkungannya. Bila lingkungan memberikan

sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup

berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis,

artinya tidak luput dari perubahan. Aspek-aspek yang bisa bertahan

dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali

berubah sesuai dengan situasi sesaat, contohnya, seorang merasa

dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun

Page 38: Tesis Indah Survei

27

suatu ketika ia mendapat angka merah, bisa saja saat itu ia merasa

“bodoh”, namun karena keyakinan yang positif ia berusaha

memperbaiki nilai.

c. Faktor yang mempengaruhi konsep diri

Berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan

konsep diri seseorang, seperti :

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua dapat mempengaruhi konsep diri yang

terbentuk , sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan

pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri,

sedangkan sikap positif orang tua akan mengundang pertanyaan

pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup

berharga untuk dikasihi dan disayangi.

2. Kegagalan

Kegagalan yang terus menerus seringkali menimbulkan pertanyaan

pada diri sendiri yang berakhir dengan kesimpulan bahwa semua

penyebabnya terletak pada kelemahan diri.

3. Depresi

Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran

yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala

sesuatunya. Orang yang depresi sulit melihat dirinya mampu

menjalani kehidupan selanjutnya dan cenderung mudah tersenyum.

Page 39: Tesis Indah Survei

28

4. Kritik internal

Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau

rambu-rambu dalam bertindak dan berprilaku agar keberadaan kita

diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.

3. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Definisi minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah perhatian, kesukaan, kecenderungan hati. Muhibbin Syah

(2008:136) mengatakan bahwa, ”secara sederhana, minat (interest)

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu”. Sementara itu, Slameto (2003:180)

mengatakan:

”Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”. Slameto (2003:180) menambahkan, minat terhadap sesuatu

dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap

sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar

selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan

hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum

Page 40: Tesis Indah Survei

29

menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang

mempelajarinya.

Menurut The Liang Gie (2000:57):

“Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila si pelajar dapat memusatkan seluruh perhatian dan konsentrasinya terhadap pelajaran itu dan minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi tersebut”.

Minat juga merupakan suatu pemusatan perhatian yang tidak

disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang

tergantung dari bakat dan lingkungan. Dalam belajar diperlukan

suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami,

sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak

dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan

kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif,

psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka

proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa

dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.

Minat merupakan salah satu faktor penentu dalam

keberhasilan pendidikan. Dampak dari adanya minat belajar dapat

menumbuhkan metode baru dalam belajar siswa. Belajar dikatakan

berhasil jika dapat menumbuhkan sikap, tingkah laku dan cara

berfikir dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang

dihadapi. Seorang siswa akan berhasil dalam pelajarannya apabila

dalam diri siswa itu ada keinginan untuk belajar. Minat akan

Page 41: Tesis Indah Survei

30

terbentuk jika ada usaha dari dalam dirinya dan juga ada dorongan

dari luar baik dari guru, keluarga maupun lingkungnnya untuk

menyukai dan memperhatikan pelajaran fisika dan terminat

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Wayan Nurkancana(1983:224)

menyatakan bahwa, ”Minat adalah gejala psikis yang berkaitan

dengan objek atau aktivitas yang stimulir, perasaan senang pada

individu”. Dan definisi minat menurut Kurt Singer (1991:78) adalah

”suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu

proses”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

minat adalah merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang

yang berkaitan dengan perhatian, kesukaan dan perasaan senang

terhadap sesuatu.

Kecenderungan dari manusia ialah ia akan optimal dalam

melakukan pebelajaraanya ketika ia memang menyukai pebelajaran

yang digelutinya. Dengan kata lain dorongan akan pengerjaan dan

hasil yang lebih baik akan lebih terlihat jika ia memang benar

melakukan pebelajaran yang ia minati dibandingkan dengan yang

tidak diminatinya. Demikian pula dalam hal belajar. Siswa akan

terpacu minatnya untuk giat belajar ketika ia measa nyaman dan

mempunyai minat yang tiggi terhadap satu mata pelajaran. Dari sini

akan timbul satu dorongan yang menyebabkan ia akan lebih giat

belajar guna mendapakan hasl belajar yang baik terhadap mata

pelajaran tersebut.

Page 42: Tesis Indah Survei

31

Minat ini biasanya dipengaruhi dorongan dari dalam diri

siswa berupa kesadaran bahwa dia akan lebih menikmati atau lebih

bisa dengan salah satu pelajaran. Kecenderugannya, faktor dari

dalam ini berupa kemampuan atau lebih kepada bakat yang ia bawa

sejak lahir. Jika bakat tersebut sudah terlihat, maka dengan polesan

pendidikan yang baik maka akan menghasilkan seorang yang

unggul, profesional. Sedangkan dari faktor luar dapat berupa

lecutan minat dan lingkungan yang menyebabkan dirinya juga

merasa nyaman terhadap satu pelajaran. Lecutan minat tersebut

dapat berupa guru yang mengajar menarik perhatiannya, misalnya

mengajarnya enak dan cepat ditangkap oleh siswa tersebut sehingga

tumbuh minatnya untuk lebih giat belajar dalam pelajaran tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, minat adalah suatu

sikap batin dalam diri seseorang yang berkaitan dengan perhatian,

kesukaan dan perasaan senang terhadap sesuatu. Minat didasarkan

atas kesukaan individu atas apa yang diinginkannya. Minat berasal

dari dalam diri siswa dan akan sangat berpengaruh terhadap apa

yang akan dilakukan seseorang.

b. Minat Belajar Matematika

Minat belajar adalah perasaan senang, suka dan perhatian

terhadap usaha untuk mendapat ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan

belajar, siswa di sekolah mempalajari berbagai ilmu pengetahuan

dan diusahakan agar semua siswa mendapatkan nilai yang bagus

Page 43: Tesis Indah Survei

32

yang tentunya dapat dicapai dengan memiliki minat belajar yang

tinggi.

Slameto (2003:180) menegaskan bahwa:

”Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya”. Jelas kiranya bahwa minat merupakan tenaga penggerak

yang dipercaya ampuh dalam proses belajar. Oleh sebab itu, sudah

semestinya pengajaran memberi peluang yang lebih besar bagi

perkembangan minat seorang siswa. Minat erat sekali hubunganya

dengan perasaan suka dan tidak suka, tertarik atau tidak tertarik.

Setelah mulai belajar, hendaknya setiap siswa menaruh

minat belajar yang besar terhadap pelajaran yang diikuti. Suatu mata

pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan

perhatian terhadap mata pelajaran tersebut. Dan minat merupakan

salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi itu. Dengan minat

belajar yang tinggi siswa, maka hasil akhir dari proses belajar

mengajar tentunya akan menjadi baik.

Dalam kaitannya dengan minat belajar Matematika, mata

pelajaran Matematika tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan.

Apalagi kurangnya pendidik yang menerapkan konsep Matematika.

Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran Matematika serta

kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak

sekolah dan peserta didik.

Page 44: Tesis Indah Survei

33

Minat belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Totok

Santoso (1998:11) mengemukakan faktor-faktor minat belajar siswa

antara lain:

1) Minat dan cita-cita

Cita-cita merupakan satu titik tujuan yang hendak dicapai

oleh seseorang. Agar cita-cita dapat tercapa maka perlu adanya

usaha dan dorongan dari dalam diri seseorang tersebut yang

kemudian dinamakan minat untuk konsisten dalam usahanya

tersebut. Minat sama halnya dengan minat merupakan dorongan

dari dalam diri untuk berbuat secara maksimal guna mencapai satu

tujuan yang dikehendaki. Minat yang tinggi dari seseorang akan

membangkitkan semangat dan gairah dalam melakukan belajar dan

usaha. Demikian pula dengan belajar, seseorang yang bercita-cita

telah terminat belajarnya untuk mencapai satu tujuan belajar

berupa nilai yang bagus, sikap yang bagus dan berketerampilan.

2) Sikap terhadap guru atau pelajaran

Sikap positif dan perasaan senang terhadap guru atau pelajaran

tertentu akan membangkitkan dan mengembangkan minat siswa.

Sebaliknya jika membenci guru dan memandang mata pelajaran

terlalu sukar akan memperlemah minat belajar siswa. Ini

merupakan tugas seorang guru untuk memberikan kenyamanan

siswanya dalam belajar. Siswa biasanya ingin diperhatikan,

diberikan kasih sayang, dan belajar dengan santai tanpa dibebani

berbagai macam tugas yang memusingkan. Untuk itu sikap guru di

Page 45: Tesis Indah Survei

34

dalam maupun di luar kelas hendaknya memberi kenyaman

siswanya dalam berinteraksi dan menjalin komunikasi, sehingga

persoalan-persoalan yang ada dalam diri siswa terkait dengan

proses belajarnya dapat teridentifikasi untuk nantinya terpecahkan

satu solusi jika siswa tersebut mengalami penurunan dalam

belajarnya.

3) Keluarga

Dengan adanya perhatian, dukungan dan bimbingan dari orang

tua akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat dan menyukai

belajar. Keluarga merupakan tempat dimana pendidikan pertama

diperoleh oleh seorang anak. Keluarga yang baik akan selalu

mendukung anak-anaknya dalam memeperoleh pendidikan yang

optimal. Fungsi keluarga bukan hanya sebagai tempat berlindung

dan memeberikan fasi-litas berupa materiil saja, akan tetapi

dukungan moril akan lebih efektif dan efisien demi tercapainya

cita-cita dan hasil yang baik dalam belajar. Per-hatian dan

bimbingan orangtua mutlak diperlukan dalam pendidikan anak.

4) Guru dan fasilitas sekolah

Cara guru menyajikan materi pelajaran di kelas, penugasan

yang tidak baik membuat minat belajar siswa rendah. Untuk itu,

guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan satu metode

belajar saja. Metode mengajar akan mempengaruhi minat siswa

dalam belajarnya. Guru yang monoton biasanya akan menjemukan

Page 46: Tesis Indah Survei

35

siswa. Misalnya dengan ceramah terus-menerus sehingga siswa

kecenderungannya mengalami kebosanan dan pada akhirnya

melakukan hal-hal negatif. Demikian juga sarana dan fasilitas

sekolah yang kurang memadai dapat memperlemah minat belajar.

Fasilitas yang ada di sekolah akan memancing siswa betah berada

di sekolah. Tentunya, ketika itu terjadi dapat terlihat aktivitasnya

dan jika ia berminat terhadap salah satu pelajaran atau pun

kegiatan yang ada akan mengasah kemampuannya.

5) Teman pergaulan

Sesuai dengan masa perkembangan siswa, apabila teman

belajar mempunyai minat yang besar dalam belajar, maka timbul

dalam kelompok pergaulan itu kecenderungan untuk mengikuti

dan memiliki minat belajar. Dan sebaliknya apabila teman

pergaulan tidak memiliki minat untuk belajar maka siswa akan

malas atau minat belajar berkurang.

6) Media massa

Dengan adanya media masa dapat mempengaruhi minat belajar

siswa. Jika berminat untuk menggunakan media tersebut untuk

membantu, maka minat belajar siswa berkembang. (Totok Santoso,

1998: 11)

Dalam rangka meningkatkan minat belajar siswa cara yang

paling efektif adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang

telah ada. Di samping memanfaatkan minat, Tanner&Tanner yang

dikutip Slameto (2003:181) menyarankan:

Page 47: Tesis Indah Survei

36

”Pengaajar hendaknya juga berusaha untuk membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dilakukan dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang”. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan minat belajar

adalah perasaan senang, suka dan perhatian terhadap usaha untuk

mendapat ilmu pengetahuan. Dalam kaitannya dengan minat belajar

Matematika maka dapat disimpulkan minat belajar Matematika

siswa adalah perasaan senang, suka dan perhatian terhadap usaha

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dalam hal ini adalah

Matematika.

B. Kerangka Berpikir

Keramgka berpikir dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaruh Konsep diri dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Untuk dapat

belajar dengan baik harus mengetahui lebih dahulu metode, teknik,

kemahiran atau cara-cara belajar yang efesien dan dipraktekkan

sehari-hari oleh siswa sampai menjadi suatu kebiasaan.

Matematika merupakan suatu pelajaran yang tidak dapat

dipelajari secara langsung dari lingkungan hidup sehari-hari, tetapi

dapat secara tidak langsung dari ahli matematika. Salah satu

kekhususan matematika yang juga merupakan kekuatan metematika

adalah sifat abstraknya. Oleh sebab itu ada berbagai aktivitas yang

Page 48: Tesis Indah Survei

37

dibutuhkan dalam mempelajari matematika, seperti mengabstraksi

dan mengklasifikasi. Untuk belajar matematika diperlukan

kemampuan mengklasifikasi struktur-struktur dan mengidentifikasi

hubungan-hubungan.

Materi yang dipelajari secara sistematik akan lebih baik

dan tahan lama pada materi yang dipelajari secara hafalan. Agar

konsep matematika dapat terbentuk dengan lebih baik dalam diri

siswa, maka siswa perlu belajar sistematik dan meninggalkan

belajar hafalan. Oleh karena itu perlu adanya kebiasaan belajar guna

menekankan pada konsep matematika.

Bila kebiasaan–kebiasaan belajar yang baik selalu

dilakukan oleh semua siswa, maka tidak tertutup kemungkinan

semua siswa dapat memperoleh nilai yang tinggi pada hasil

belajarnya. Kebiasaan belajar dapat direncanakan membuat jadwal

belajar. Kebiasaan belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan

menggunakan cara–cara yang efektif, misalnya dengan

membiasakan diri untuk mengulang pelajaran dan membuat catatan,

membiasakan diri mengerjakan soal–soal latihan maupun

pekerjaan rumah, dengan demikian mereka akan terbiasa

menghadapai dan mengerjakan soal–soal yang diberikan padanya

pada saat belajar di sekolah. Siswa yang terbiasa membuat jadwal

belajar dan selalu melaksanakan dengan baik, maka dengan

sendirinya dia akan tahu apa, bagaimana dan untuk apa materi

pelajaran dipelajari. Hal ini secara tidak langsung akan tercipta

Page 49: Tesis Indah Survei

38

disiplin pada diri siswa dan siswa akan berusaha untuk memahami

materi pelajaran yang dipelajarinya

.

2. Pengaruh Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII

Berhasil atau tidaknya seseorang siswa dalam suatu

pelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar tersebut

ditentukan oleh beberapa faktor, baik dalam dirinya maupun dari

luar dirinya. Salah satu faktor dari dalam diri adalah Konsep diri.

Konsep diri berlaku untuk semua kegiatan dan semua bidang.

Konsep diri secara naluri terkandung pada setiap orang walaupun

dengan derajat yang berbeda–beda. Tinggi rendahnya konsep diri

berbeda beda untuk setiap orang dan setiap bidang yang

dihadapinya dan dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan

iyang dimiliki.

Adapun ciri kreativitas antara lain; mempunyai inisiatif,

percaya pada diri sendiri, keinginan untuk mendapatkan

pengalaman baru dan berani menanggung risiko. Inisiatif dapat

menyebabkan siswa mampu untuk mencipakan hal–hal yang bar

yang merupakan hasil dari pikiran, baik berupa ide, gagasan

maupun diwujudkan dalam benda konkret. Keberhasilan dalam

menciptakan hal–hal baru tersebut tidak terlepas dari sifat manusia

yang ingin mengaktualisasi dirinya, sehingga akan menimbulkan

kepuasan dan kepercayaan pada diri sendiri.

Page 50: Tesis Indah Survei

39

Matematika sebagai salah satu pelajaran di sekolah juga

melibatkan konsep diri siswa dalam proses pembelajarannya, baik

berupa teoritik maupun dalam obyek yang nyata. Adanya konsep

diri dalam mempelajari metematika akan menimbulkan inisiatif

dan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan dalam suatu

konsep matematika sehingga akan menghasilkan hasil belajar

matematika yang tinggi. Berdasarkan uraian di muka maka diduga

terdapat pengaruh positif antara kreativitas dengan hasil belajar

matematika.

3. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar

Matematika Materi Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII

Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan,

dalam bergaul dengan orang lain, dan dalam memegang benda.

Namun tidak berarti berada ditengah lingkungan menkreativitas

yang menjamin adanya proses belajar. Oleh karena itu orang

tersebut harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala

pemikiran, kemauan dengan perasaannya, atau lebih jauh lagi

dalam belajar diperlukan adanya kreativitas. Dengan adanya

kreativitas maka terjadi interaksi aktif dengan lingkungan yang

dalam hal ini ditekankan pada lingkungan sekolah yang dikaitkan

dengan proses belajar.

Selain kreativitas yang dimiliki oleh siswa, maka siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungan diperlukan adanya

Page 51: Tesis Indah Survei

40

kebiasaan belajar. Tanpa adanya kebiasaan belajar maka proses

belajar yang terdapat pada diri siswa tidak akan menjadi kontinu,

sehingga interaksi dengan lingkungan dalam proses belajar tidak

berjalan dengan baik. Dengan demikian kreativitas dan kebiasaan

belajar merupakan hal-hal yang saling mendukung guna

tercapainya prose belajar.

Hasil dari proses belajar adalah hasil belajar. Oleh karena

itu apabila dalam proses belajar terjadi suatu kebiasaan belajar

yang baik dan adanya kreativitas yang baik, maka dengan sendiri

akan mempengaruhi terhadap peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan kepada uraian di atas, diperkirakan hasil

belajar siswa dapat ditentukan oleh kebiasaan belajar yang baik

dan teratur yang akan dapat mengembangkan daya kreativitas

siswa dalam mendukung proses belajarnya. Dengan demikian

diduga terdapat pengaruh yang positif antara kebiasaan belajar

dan kreativitas siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar

matematika.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir serta

dengan mempertimbangkan konsep-konsep pokok penelitian yang

lain, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh konsep diri dan minat belajar secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika

Page 52: Tesis Indah Survei

41

2. Terdapat pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajarr

matematika

3. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar

matematika

Page 53: Tesis Indah Survei

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri

di Kecamatan Makassar Jakarta Timur tahun pembelajaran 2011/2012.

Sedangkan obyek penelitiannya adalah para siswa kelas VIII SMP N di

Kecamatan Makasar Jakarta Timur.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dijadwalkan dengan limit waktu tiga bulan

terhitung mulai persetujuan proposal, diperkirakan dimulai bulan April

2012.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian

No KEGIATAN April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Pendahuluan 2 Proposal 3 Surat izin 4 UjiInstrumen 5 Menjaring data 6 Val-Rel &Analisis 7 Laporan

B. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk penelitian lapangan sedang

metode yang digunakan adalah deskriptif analistis. Metode survey

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari

Page 54: Tesis Indah Survei

43

suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden

dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian

hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan

dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini

(Effendi, 2003: 3).

Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah

tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk suatu tindakan

yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung suatu

fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta

yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi (Ali, 2007:

5).

Berkaitan dengan pengertian metode deskriptif menjelaskan

bahwa: “Penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan saat terjadinya,

maka penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan

variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi), adalah penelitian

deskriptif (to deseribe), menggambarkan atau membeberkan (Arikunto,

1999: 10). Hal ini sejalan yang dikemukakan bahwa metode deskriptif

adalah: “Suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia suatu

obyek, suatu set kondisi, suatu sistem penelitian ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

Page 55: Tesis Indah Survei

44

dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki (Nazir, 2008: 63).

Berdasarkan pengertian para pakar diatas, maka penulis menarik

kesimpulan bahwa metode survey deskriptif cocok untuk digunakan dalam

penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk

memperoleh gambaran Pengaruh Konsep diri dan Minat Belajar

Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika materi semester ganjil

pada siswa SMP Negeri kelas VIII di Kecamatan Makasar Jakarta Timur.

Sebelum melakukan analisis data tentang pengaruh variabel data

kemudian teknik analisis data dengan menggunakan statistik inferensial

korelasi sederhana dan korelasi ganda, korelasi parsial, serta regresi

sederhana dan regresi ganda. Korelasi memerlukan minimal dua variabel,

sedangkan korelasi ganda memerlukan tiga variabel. Pada penelitian ini,

variabel bebas adalah konsep diri (X1), minat belajar siswa (X2) dan

variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika (Y) tergambar sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Konstelasi Pengaruh antara Variabel Bebas X1, X2 dan Variabel Terikat

Y

Konsep diri (X1)

Minat Belajar Siswa (X2)

Hasil Belajar Matematika (Y)

Page 56: Tesis Indah Survei

45

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (dalam Riduwan 2004: 54) mengatakan bahwa “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang

menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Nawawi (dalam Riduwan 2004: 54) menyebutkan bahwa “

populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung

atau pengukuran kuantitatif pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan obyek yang lengkap”.

Riduwan mengatakan bahwa “ populasi adalah keseluruhan dari

karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah para

peserta didik yang bersekolah di SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta

Timur.

Jumlah siswa di SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta Timur

berjumlah lima ratus delapan belas orang peserta didik. Populasi dalam

penelitian ini adalah peserta didik SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta

Timur, dengan memiliki batasan penelitian dua sekolah negeri yaitu

SMPN 128 dan SMP N 80 yang kedua sekolah tersebut memiliki

Page 57: Tesis Indah Survei

46

karakteristik sekolah sama yaitu siswa-siswa kelas VIII Sekolah Standar

Nasional (SSN).

2. Sampel

Arikunto (dalam Riduwan 2004: 5) mengatakan bahwa, “Sampel

adalah bagian dari populasi (sebagaian atau wakil populasi yang diteliti).

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat meakili seluruh populasi”.

Sugiyono (dalam Riduwan 2004: 5) memberikan pengertian bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

“sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti.”

Pengambilan sampel menurut S. Nasution (dalam Riduwan 2004:

56) yang mengatakan bahwa semakin besar jumlah sampel yang diambil

maka sampel sekurang-kurangnya semakin baik. Akan tetapi merupakan

suatu kelaziman bahwa jumlah tiga puluh satuan.

Sedangkan Arikunto (1999) mengemukakan bahwa: untuk

penelitian deskriptif disarankan menggunakan besaran sampel antara 10%

sampai 25% dari populasi terjangkau. Surahmad (2004: 64) berpendapat

bahwa apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka

pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi dan

apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1.000, maka ukuran

sampelnya diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi.

Selain yang telah disebutkan di atas, banyaknya sampel tergantung dari

sifat-sifat atau ciri-ciri subyek penelitian dalam populasi, di antaranya

Page 58: Tesis Indah Survei

47

homogenitas dalam populasi: juga oleh sempit dan luasnya pengamatan

dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak tidaknya data; dan

besar kecilnya risiko yang ditanggung peneliti.

Penyusun berupaya agar ukuran sampel yang ditetapkan bisa

merepresentasikan populasi, dan dengan sampel yang representative maka

generalisasi hasil penelitian bisa dilakukan. S. Nasution, menulis tidak ada

aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan dalam

penelitian dari populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas

apa yang dimaksud dengan sampel besar dan sampel kecil (S. Nasution;

2007). Selanjutnya dia menulis, mengenai jumlah sampel yang sesuai

sering juga disebut aturan sepersepuluh. Jadi 10 % dari jumlah populasi

(S. Nasution: 2007). Sementara itu Sugiono berpendapat, bila dalam

penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau

regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali

lipat dari jumlah variabel yang diteliti (Sugiono: 2008).

Dengan maksud untuk mendapatkan data-data tentang variabel

penelitian yang lebih lengkap dan akurat, penulis menetapkan ukuran atas

jumlah sampel yaitu sebesar 10 % dari seluruh populasi dengan

menggunakan teknik Multi stage sampling. Selanjutnya sampel diberikan

ke tiap kepala sekolah yang ada di Kecamatan Pasar Minggu dengan

perincian sebagai berikut: Sekolah SMPN 128 dengan jumlah siswa

N1=164 dpilih sampel 10 persen, maka sampel terpili n1=16 siswa.

Kemudian SMPN 80 dengan jumalh murid N1 = 80 sehingga data sampel

Page 59: Tesis Indah Survei

48

terpilih sebanyak n1=16. Jadi total mahasiswa N=308 dan total sampel

terpilih n=30.

Dari data tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa sampel yang

akan diteliti sebanyak 30 siswa dengan jumlah populasi sebanyak 308

siswa dari dua SMP N SSN di kecamatan Makasar Jakarta Timur dengan

perinciannya 164 siswa SMP N 128 dan 144 siswa SMP N 80 sehingga

jumlahnya sebanyak 308 siswa. Pada data tersebut dapat diketahui jumlah

sampel di SMP N 128 sebanyak 16 siswa, sedangkan di SMP N 80

sebanyak 14 siswa dari perhitungan jumlah siswa di SMP N 128 atau SMP

N 80 : jumlah total siswa pada SMP N 128 dan SMP N 80 dikalikan

jumlah sampel, hal tersebut didasarkan atas perbandingan kedua sekolah

tersebut.

Dengan ketentuan tersebut, jumlah sampel telah memenuhi syarat

untuk mewakili populasi.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2001:

135) mengatakan bahwa, “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh

besarnya sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain

penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.”

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sesuai dengan tujuan

penelitian dan variabel yang telah disebutkan diatas ada tiga sumber yang

akan dijaring untuk keperluan penelitian ini, yaitu data tentang hasil

belajar Matematika (Y) sebagai variabel terikat yang diberikan kepada

Page 60: Tesis Indah Survei

49

siswa kelas VIII setiap SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta Timur

berupa tes akademik dengan menggunakan instrumen tes berupa isian

singkat dari soal pelajaran Matematika kelas VIII, konsep diri (X1)

diberikan kepada siswa kelas VIII dengan mengisi angket (kuesioner)

dengan menggunakan instrumen kuesioner, dan minat belajar Matematika

(X2) yang diberikan kepada siswa kelas VIII dengan cara mengisi angket

(kuesioner) dengan menggunakan instrumen kuesioner yang keduanya

adalah sebagai variabel bebas.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

a. Definisi konseptual

Hasil belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII

adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang berupa fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan Ilmu murni yang didasarkan pada

bahan kajian Matematika”.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar Matematika dalam penelitian ini, merupakan

perwujudan dari hasil skor test, melalui pengukuran yang diperoleh

dari responden, suatu tingkat keberhasilan peserta didik di dalam

proses belajar mengajar di dalam kelas. Terdapat beberapa indikator

prestasi belajar yang dijadikan ukuran dalam penelitian ini

sebagaimana tergambar pada format penilaian prestasi belajar

Page 61: Tesis Indah Survei

50

Matematika. Indikator dari test Matematika tersebut meliputi: 1)

Faktorisasi suku Aljabar; 2) Fungsi dan grafik fungsi; 3)

Persamaan garis lurus; 4) Sistem persamaan linear dua variabel;

5) Garis-garis pada segitiga; 6) Lingkaran; 7) Garis singgung

lingkaran

Fokus yang dinilai dalam indikator test hasil belajar

Matematika peserta didik SMP Negeri sebagaimana disebutkan di atas,

adalah:

1) Faktorisari suku Aljabar, difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan memahami soal faktorisasi susku Aljabar dalam

menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Semakin

tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula prestasi

belajarnya.

2) Fungsi dan grafik fungsi, difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan

tentang fungsi dan grafik fungsi. Semakin tinggi skor yang didapat

maka semakin tinggi pula nilainya.

3) Persamaan garis lurus, difokuskan untuk mengetahui seberapa

tinggi kemampuan peserta didik di dalam menjawab pertanyaan

atau soal tentang persamaan garis lurus. Semakin tinggi skor yang

diperoleh maka semakin tinggi pula nilai yang didapatnya.

4) Sistem persamaan linear dua variabel, difokuskan untuk

mengetahui seberapa tinggi kemampuan peserta didik di dalam

menjawab soal tentang sistem persamaan linear dua variabel.

Page 62: Tesis Indah Survei

51

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula

nilainya..

5) Garis-garis pada segitiga, difokuskan untuk mengetahui seberapa

besar daya serap peserta didik didalam menjawab soal tentang

garis-garis pada segitiga. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka

semakin besar pula nilainya.

6) Lingkaran, difokuskan untuk mengetahui seberapa besar dalam

menjawa soal tentang lingkaran. Semakin tinggi skor yang

didapatkan maka semakin tinggi pula nilainya.

c. Kisi-kisi instrument Hasil Belajar Matematika

Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun

berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator yang

telah dikemukakan di atas. Pengukuran terhadap hasil belajar

Matematika yang diukur dengan menggunakan skala Likert,

kemungkinan jawaban dibagi menjadi 5 rentangan masing-masing

rentangan mempunyai skor seperti ditampilkan pada tabel pemberian

skor tiap indikator di bawah ini. Masing-masing butir mempunyai satu

jawaban. Berikut ini peneliti menyajikan tabel kisi-kisi instrument

hasil belajar Matematika:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika

No Materi Indikator Nomor Butir Tes Jml

1 Faktorisasi suku Aljabar

a. Menyelesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk Aljabar

b. Menyelesaikan operasi

1,2,3 4

3 1

Page 63: Tesis Indah Survei

52

No Materi Indikator Nomor Butir Tes Jml

kali, bagi dan pangkat pada bentuk Aljabar

2 Fungsi dan grafik fungsi

a. Menyelesaikan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi

b. Menghitung nilai fungsi

5,6,7,13, 14 8

5 1

3 Persamaan garis lurus

a. Mengenal pengertian dan menentukan gradien dalam berbagai bentuk

b. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik, melalui satu titik dengan gradient tertentu

Menggambar grafik garis lurus

9,11

10,16

18,20, 21

2 2 3

4 Sistem persamaan linear dua variabel

a. Mengenal SPLDV b. Menentukan akar

SPLDV dengan subtitusi dan eliminasi

12, 22

23

2 1

5 Garis – garis pada segitiga

a. Menghitung panjang sisi-sisi segitiga siku-siku

b. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku (30◦, 45, 60)

c. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa

25

24

26,27

1 1 2

6 Lingkaran a. Menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran

b. Menghitung keliling dan luas lingkaran

28

29,30

1 2

7 Garis singgung lingkaran

a. Mengenali garis singgung persekutuan

15,17

2

Page 64: Tesis Indah Survei

53

No Materi Indikator Nomor Butir Tes Jml

dalam dan persekutuan luar dua lingkaran

b. Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar

19

1

Jumlah 30

d. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Matematika (Y)

Khusus untuk instrument hasil belajar Matematika materi

semester ganjil kelas VIII (Y) tidak dilakukan kalibrasi, karena

menggunakan instrument yang sudah dibakukan dalam format

penilaian hasil belajar matematika.

Kalibrasi instrumen prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam

bagi siswa yang menjawab pertanyaan dari pilihan ganda akan

mendapatkan nilai 1 (satu):

Benar diberi nilai satu

Dan begitu pun sebaliknya apabila menjawab pertanyaan salah

maka mendapatkan nilai 0 (nol):

Salah diberi nilai nol

1) Validitas Butir

Instrumen Hasil Belajar Matematika berupa tes isian yang

terdiri dari 30 butir tes. Dengan demikian, rentang skor teoretik

antara 10 sampai dengan 30. Validitas butir instrumen ditentukan

Page 65: Tesis Indah Survei

54

dengan membandingkan antara besaran rxy yang diperoleh dengan

harga kritis r Pearson’s Product Moment pada n = 30. Jika r hitung

> r tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan

digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r hitung < r

tabel, maka butir tersebut tidak valid dan selanjutnya tidak

digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r tabel

Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan

α = 0,05. Uji validitas instrumen hasil belajar Matematika

dilakukan dengan bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan

validitas instrumen hasil belajar Matematika materi semester ganjil

kelas VIII diketahui dari 30 butir tes semua butir pertanyaan adalah

valid karena nilainya lebih besar dari 0,361. Jumlah butir yang

valid dan digunakan sebagai alat pengambil data penelitian

sebanyak 30 butir tes. Dengan demikian, rentang skor teoretik

antara 10 sampai dengan 30.

Tabel 3.3 Validitas Butir Hasil Belajar Matematika

Item-Total Statistics

Item Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item1 14.5000 18.328 0,416 Valid Item2 14.4667 18.878 0,389 valid Item3 14.5000 18.466 0,383 valid

Item4 14.5000 18.879 0,387 Valid

Page 66: Tesis Indah Survei

55

Item-Total Statistics Item

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item5 14.5000 18.328 0,416 Valid

Item6 14.5000 18.397 0,399 Valid

Item7 14.5000 18.466 0,583 Valid

Item8 14.5333 18.395 0,398 Valid

Item9 14.4667 18.051 0,487 Valid

Item10 14.4667 18.189 0,653 Valid

Item11 14.4667 17.223 0,494 Valid

Item12 14.5000 17.224 0,486 Valid

Item13 14.5000 16.672 0,628 Valid

Item14 14.5000 18.121 0,365 Valid

Item15 14.4667 16.947 0,565 Valid

Item16 14.4667 17.016 0,547 Valid

Item17 14.5667 16.599 0,641 Valid

Item18 14.5667 17.357 0,448 Valid

Item19 14.5667 17.426 0,430 Valid

Item20 14.6333 17.275 0,474 Valid

Item21 14.6000 17.559 0,399 Valid

Item22 14.7333 18.823 0,411 Valid

Item23 14.7333 18.616 0,561 Valid

Item24 14.6667 19.057 0,448 Valid

Item25 14.6667 19.885 0,440 Valid

Item26 14.7000 20.562 0,790 Valid

Item27 14.7000 20.010 0,768 Valid

Item28 14.6667 20.989 0,378 Valid

Item29 14.6000 21.145 0,405 Valid

Item30 14.7000 20.976 0,379 Valid

Dari output diatas dapat dilihat bahwa 30 butir tes

dinyatakan valid karena rhitung > rtabel.

Page 67: Tesis Indah Survei

56

2) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas terhadap butir-butir instrumen Hasil belajar

Matematika yang valid dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach.

Penghitungan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah

butir yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga

tidak diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17

Penghitungan reliabilitas instrumen variabel Hasil belajar

Matematika sebanyak 30 butir menghasilkan rii = 0,837

Tabel 3.4 Reliability Instrumen

Hasil Belajar Matematika

Dari hasil di atas, ternyata (0,837 > 0,7) maka disimpulkan

Instrumen prestasi belajar (Y) reliabel

2. Kreatifitas Siswa (X1)

a. Definisi Konseptual

Berdasarkan paparan tentang kreatifitas siswa pada Bab II

disimpulkan sebagai konseptual, “Konsep diri adalah suatu keadaan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.837 30

Page 68: Tesis Indah Survei

57

yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang

melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.”

Konsep diri bukanlah sesuatu yang siap jadi, tetapi diperoleh

dan dibentuk oleh lingkungan. Perkembangan konsep diri adalah

dibentuk dan salah satu landasan esensial yang mendorong manusia

untuk tumbuh, berkembang, dan maju mencapai sesuatu.

Sejak pertumbuhannya, telah tampak betapa besarnya pengaruh

lingkungan terhadap perkembangan intelektualnya. Sistem

persekolahan dan juga banyak kehidupan rumah tangga sering ditandai

oleh ambisi mewujudkan hasil belajar matematika peserta didik yang

optimal.

b. Definisi Operasional

Konsep diri siswa dalam penelitian ini, merupakan perwujudan

dari hasil skor test, melalui pengukuran yang diperoleh dari responden,

mengenai keinginan dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung

jawab sebagai peserta didik . Konsep diri siswa dalam penelitian ini

meliputi:

1) Percaya diri; 2) Harga diri; 3) Kompeten; 4) Daya tarik; 5)

Semangat; 6) berprestasi; 7) Keyakinan.

Fokus yang dinilai dalam indikator kreatifitas siswa

sebagaimana disebutkan di atas adalah:

1) Percaya diri, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

keinginan peserta didik untuk memiliki kepercayaan diri. Semakin

tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep dirinya dalam

Page 69: Tesis Indah Survei

58

belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula

konsep diri belajarnya.

2) Harga diri, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

keinginan peserta didik untuk menuangkan harga diri. Semakin

tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa

dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah

pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya.

3) Kompeten, difokuskan untuk mengetahui seberapa jauh hal-hal

yang belum di ketahui peserta didik untuk memiliki rasa kompeten.

Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri

siswa dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin

rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya.

4) Daya tarik, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

keinginan peserta didik untuk memiliki daya ketertarikan pada

matematika. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula

konsep diri siswa dalam belajar. Semakin rendah skor yang

didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam

belajarnya.

5) Semangat, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi semangat

peserta didik dalam belajar matematika . Semakin tinggi skor yang

didapat, semakin tinggi pula konsep siswa dalam belajar. Semakin

rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa

tersebut dalam belajarnya.

Page 70: Tesis Indah Survei

59

6) Berprestasi, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

keinginan peserta didik untuk memahami hubungan baru. Semakin

tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa

dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah

pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya.

7) Keyakinan, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi

keinginan peserta didik memiliki suatu keyakinan mampu

memahami matematika. Semakin tinggi skor yang didapat,

semakin tinggi pula konsep diri siswa dalam belajar matematika.

Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep

diri siswa tersebut dalam belajarnya.

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun

berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator yang

telah dikemukakan di atas. Pengukuran terhadap kreatifitas siswa

peserta didik diukur menggunakan skala Likert, dengan kemungkinan

jawaban dibagi menjadi 5 rentangan. Masing-masing rentangan

mempunyai pengertian selalu/sering sekali, sering, kadang-kadang,

sangat jarang, dan tidak pernah. Berikut ini kisi-kisi instrument

kreatifitas peserta didik.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Konsep diri(X1)

Indikator Kreatifitas Siwa Nomor Butir Jumlah Positif (+) Negatif (-) 1 Percaya diri 1, 2 3 3 2 Harga dri 4, 5 6, 8 4 3 Kompeten 9, 10, 16 17, 20, 22 6 4 Daya tarik 11, 12, 13 14, 21 5

Page 71: Tesis Indah Survei

60

Indikator Kreatifitas Siwa Nomor Butir Jumlah Positif (+) Negatif (-) 5 Semangat 15, 18 25 3 6 Berprestasi 23, 26, 27 28, 29, 30 6 7 Keyakinan 7, 29 24 3

Jumlah 17 13 30 d. Kalibrasi Instrumen Prestasi Belajar (Y)

Instrumen kreatifitas siswa (X1) dikembangkan dalam bentuk

penyataan. Apabila pernyataan tersebut bersifat positif maka

penilaiannya adalah sebagai berikut:

Selalu diberi bobot 5

Sering diberi bobot 4

Kadang-kadang diberi bobot 3

Sangat jarang diberi bobot 2

Tidak pernah diberi bobot 1

Apabila penyataan tersebut bersifat negatif, maka penilaiannya adalah

sebagai berikut:

Tidak pernah diberi bobot 5

Sangat jarang diberi bobot 4

Kadang-kadang diberi bobot 3

Sering diberi bobot 2

Selalu diberi bobot 1

1) Validitas Butir

Instrumen kreatifitas siswa berupa pernyataan terdiri dari

30 butir pernyataan. Dengan demikian, rentang skor teoritik antara

Page 72: Tesis Indah Survei

61

30 sampai dengan 150. Valitidas butir instrumen ditentukan

dengan membandingkan antara besaran rxy yang diperoleh dengan

harga kritis r Pearson’s Product Moment pada n = 30. Jika r hitung

> r tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan

digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r hitung < r

tabel, maka butir tersebut tidak valid dan selanjutnya tidak

digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r tabel

Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan

α = 0,05. Uji validitas instrumen konsep diri dilakukan dengan

bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan validitas

instrumen konsep diri diketahui dari 30 butir pernyataan semua

butir pertanyaan adalah valid karena nilainya lebih besar dari

0,361. Jumlah butir yang valid dan digunakan sebagai alat

pengambil data penelitian sebanyak 30 butir pernyataan. Dengan

demikian, rentang skor teoretik antara 30 sampai dengan 150.

Tabel 3.6 Validitas Butir

Item-Total Statistics

Item Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item1 112.6333 356.447 0,379 valid Item2 112.5333 348.809 0,569 valid Item3 112.5333 352.051 0,521 valid

Page 73: Tesis Indah Survei

62

Item-Total Statistics Item Scale

Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item4 112.6000 346.662 0,594 Valid Item5 112.3667 344.102 0,713 Valid Item6 112.3333 342.713 0,739 Valid Item7 112.4333 341.220 0,773 Valid Item8 112.5000 339.914 0,758 Valid

Item9 112.2667 344.340 0,762 Valid

Item10 112.2667 345.789 0,755 Valid Item11 112.5000 344.741 0,674 Valid Item12 112.3000 345.183 0,752 Valid Item13 112.2667 344.340 0,691 Valid

Item14 112.3333 351.126 0,602 Valid

Item15 112.2333 353.978 0,521 Valid

Item16 112.2333 348.737 0,675 Valid

Item17 112.1333 343.499 0,772 Valid

Item18 112.2333 345.978 0,659 Valid

Item19 112.4000 343.352 0,756 Valid Item20 112.4667 339.154 0,761 Valid Item21 112.4667 340.326 0,729 Valid

Item22 112.7333 338.823 0,774 Valid

Item23 112.4667 342.809 0,636 Valid

Item24 112.5667 336.047 0,821 Valid

Item25 112.5667 339.082 0,738 Valid

Item26 112.7000 339.803 0,812 Valid

Item27 112.6333 339.551 0,739 Valid Item28 112.7667 344.047 0,651 Valid Item29 112.6333 348.102 0,571 Valid Item30 112.5667 350.254 0,494 Valid

Page 74: Tesis Indah Survei

63

Dari output diatas dapat dilihat bahwa 30 butir pernyataan

dinyatakan valid karena rhitung > rtabel.

2) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas terhadap butir-butir instrumen minat belajar

siswa yang valid dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach.

Penghitungan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah

butir yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga

tidak diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan

dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.

Penghitungan reliabilitas instrumen variabel konsep diri sebanyak

30 butir pernyataan menghasilkan rii = 0,965

Tabel 3.7

Reliability Instrumen Konsep Diri

Dari hasil di atas, ternyata (0,965 > 0,7) maka disimpulkan

instrumen konsep diri (X1) reliabel

3. Minat Belajar Siswa (X2)

a. Definisi Konseptual

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.965 30

Page 75: Tesis Indah Survei

64

Berdasarkan paparan tentang minat belajar siswa pada bab II

dapat disimpulkan secara konseptual minat belajar siswa adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh.

Kurangnya minat belajar adalah salah satu akar penyebab

kurangnya kemauan siswa untuk mempelajari materi yang diterima

secara berkesinambungan. Orang-orang dengan minat belajar yang

rendah cenderung lemah, tidak berdaya, gagal dan kehilangan daya

tarik terhadap hidup. Oleh karena itu, mereka yang minat belajarnya

yang rendah menjadi ancaman bagi kemajuan ilmu pengetahuan,

karena anak itu memiliki minat belajar yang kurang untuk berlaku

sebaliknya.

b. Definisi Operasional

Minat belajar siswa dalam penelitian ini, merupakan

perwujudan dari hasil skor test, melalui pengukuran yang diperoleh

dari responden mengenai minat belajar siswa. Minat belajar siswa

dalam penelitian ini meliputi:

1) sosialisai dengan teman; 2) sopan santun; 3) memahami perasan

orang lain; 4) belajar mempercayai; 5) bekerjasama dengan teman-

teman; 6) belajar menyelesaikan masalah; 7) mengungkapkan rasa

kasih sayang.

Fokus yang dinilai dalam indikator kecerdasan interpersonal

sebagaimana disebutkan di atas adalah:

Page 76: Tesis Indah Survei

65

1) Sosialisasi dengan teman, difokuskan untuk mengetahui seberapa

kondusif sosialisasi dengan teman di sekolah. Semakin tinggi skor

yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor

yang didapat, semakin kurang minat belajar.

2) Sopan santun, difokuskan untuk mengetahui seberapa kondusif

sopan santun dengan teman dan guru di sekolah. Semakin tinggi

skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah

skor yang didapat, semakin kurang minat belajar.

3) Memahami perasaan orang lain, difokuskan untuk mengetahui

seberapa kondusif dalam memahami perasaan orang lain dengan

teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat

minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang

minat belajar.

4) Belajar mempercayai, difokuskan untuk mengetahui seberapa

kondusif dalam belajar mempercayai dengan teman di sekolah.

Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar.

Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar.

5) Bekerjasama dengan teman, difokuskan untuk mengetahui

seberapa kondusif bekerjasama dengan teman di sekolah. Semakin

tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin

rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar.

6) Belajar menyelesaikan masalah, difokuskan untuk mengetahui

seberapa kondusif dalam belajar menyelesaikan masalah dengan

teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat

Page 77: Tesis Indah Survei

66

minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang

minat belajar.

7) Mengungkapkan rasa kasih sayang, difokuskan untuk

mengetahui seberapa kondusif dalam mengungkapkan rasa kasih

sayang dengan teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang

didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor yang

didapat, semakin kurang minat belajar.

c. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun

berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator yang

telah dikemukakan di atas. Pengukuran terhadap minat belajar diukur

menggunakan skala Likert, dengan kemungkinan jawaban dibagi

menjadi 5 rentangan. Masing-masing rentangan mempunyai

pengertian selalu, sering, kadang-kadang, sangat jarang dan tidak

pernah. Berikut ini kisi-kisi instrumen minat belajar:

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

No Indikator Minat Belajar Nomor Butir Jumlah Positif (+) Negatif (-) 1 Sosialisasi dengan teman 4, 15 16, 17 4 2 Sopan santun 8, 9, 20 23 4 3 Memahami perasaan orang lain 5, 6, 7 11 4 4 Belajar mempercayai 1, 2, 3 24, 25 5 5 Bekerjasama dengan teman 10, 14 18 3 6 Belajar menyelesaikan

masalah 22, 26, 27, 28 29, 30 6

7 Mengungkapkan rasa kasih sayang

12, 13, 19 21 4

Jumlah 20 10 30

Page 78: Tesis Indah Survei

67

d. Kalibrasi Instrumen Minat Belajar

Instrumen Minat Belajar (X2) dikembangkan dalam bentuk

penyataan. Apabila pernyataan tersebut bersifat positif maka

penilaiannya adalah sebagai berikut:

Selalu diberi bobot 5

Sering diberi bobot 4

Kadang-kadang diberi bobot 3

Sangat jarang diberi bobot 2

Tidak pernah diberi bobot 1

Apabila penyataan tersebut bersifat negatif, maka penilaiannya

adalah sebagai berikut:

Tidak pernah diberi bobot 5

Sangat jarang diberi bobot 4

Kadang-kadang diberi bobot 3

Sering diberi bobot 2

Selalu diberi bobot 1

1) Validitas Butir

Instrumen minat belajar berupa pernyataan terdiri dari 30

butir pernyataan. Dengan demikian, rentang skor teoritik antara 30

sampai dengan 150. Valitidas butir instrumen ditentukan dengan

membandingkan antara besaran rxy yang diperoleh dengan harga

kritis r Pearson’s Product Moment pada N = 30. Jika r hitung > r

Page 79: Tesis Indah Survei

68

tabel, maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan

digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r hitung < r

tabel, maka butir tersebut tidak valid dan selanjutnya tidak

digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r tabel

Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan

α = 0,05. Uji validitas instrumen minat belajar dilakukan dengan

bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan validitas

instrumen minat belajar diketahui dari 30 butir pernyataan semua

butir pertanyaan adalah valid karena nilainya lebih besar dari

0,361. Jumlah butir yang valid dan digunakan sebagai alat

pengambil data penelitian sebanyak 30 butir pernyataan. Dengan

demikian, rentang skor teoretik antara 30 sampai dengan 150.

Tabel 3.9 Validitas Butir Minat Belajar

Item-Total Statistics

Item Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item1 111.8333 320.144 0,491 Valid Item2 111.6000 319.490 0,436 Valid Item3 111.4000 317.352 0,462 Valid

Item4 111.4667 312.189 0,614 Valid Item5 111.4333 312.254 0,601 Valid

Item6 111.6000 305.628 0,735 Valid Item7 111.6333 307.964 0,684 Valid

Item8 111.5667 310.806 0,701 Valid

Item9 111.6000 310.248 0,677 Valid

Page 80: Tesis Indah Survei

69

Item-Total Statistics Item

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Keterangan

Item10 111.5667 305.013 0,790 Valid

Item11 111.5333 311.430 0,637 Valid

Item12 111.6000 311.145 0,677 Valid

Item13 111.7333 313.513 0,651 Valid

Item14 111.8000 315.062 0,616 Valid Item15 111.8333 311.040 0,790 Valid

Item16 111.8333 310.902 0,717 Valid Item17 111.8667 312.947 0,715 Valid

Item18 111.9000 313.955 0,715 Valid

Item19 111.8333 310.144 0,780 Valid Item20 111.8667 307.913 0,812 Valid

Item21 111.8667 308.257 0,800 Valid

Item22 111.6000 310.938 0,656 Valid

Item23 111.5333 312.257 0,668 Valid

Item24 111.4333 314.323 0,616 Valid Item25 111.5333 313.637 0,623 Valid

Item26 111.5000 318.190 0,486 Valid

Item27 111.6333 312.240 0,730 Valid Item28 111.6333 315.413 0,586 Valid

Item29 111.6000 315.972 0,611 Valid Item30 111.6667 317.195 0,544 Valid

2) Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas terhadap butir-butir instrumen minat belajar

yang valid dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Penghitungan

koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah butir yang tidak

valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga tidak

Page 81: Tesis Indah Survei

70

diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan dilakukan

dengan menggunakan bantuan program SPSS 17. Penghitungan

reliabilitas instrumen variabel kecerdasan interpersonal sebanyak

30 butir pernyataan menghasilkan rii = 0,960

Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Minat Belajar

Dari hasil di atas, ternyata (0,960 > 0,7) maka disimpulkan

instrumen minat belajar (X2) reliabel

F. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Teknik analisis deskriptif adalah suatu metode-metode yang

berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga

memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif merupakan suatu

analisis yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan

tidak sama sekali menarik kesimpulan (inferensial) apapun tentang gugus

data induknya yang lebih besar.

Menurut Supardi (2012:31), Statistik deskriptif adalah statistik

yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan suatu gambaran

terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.960 30

Page 82: Tesis Indah Survei

71

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku umum.

Teknik analisis deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

menggambarkan obyek penelitian secara sistematis dan akurat apa adanya

tanpa melakukan manipulasi terhadap fakta yang ada, hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Yatim Riyanto bahwa penelitian deskriptif adalah:

“Penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.”

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, dianalisis

dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik

inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui harga

skor minimum, jangkauan (range), mean, median, modus, standar deviasi

dan varian dari masing-masing variabel. Selanjutnya hasil perhitungan

tersebut dideskriptifkan dalam daftar frekuensi masing-masing variabel

yang kemudian divisualkan dalam bentuk histogram. Sedangkan analisis

statistik inferensial dibutuhkan untuk pengujian hipotesis dan generalisasi

penelitian.

Demikaian juga menurut Supardi (2012:31), menyatakan bahwa

dalam statistika deskriptif dikemukakan cara-cara penyajian data, dengan

tabel biasa, tabel kontigensi maupun distribusi frekuensi, grafik garis

maupun batang,penjelasan kelompok melalui ukuran letak berupa nilai

modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui rentang, variansi dan

simpangan baku.

Page 83: Tesis Indah Survei

72

2. Analisis Regresi Ganda

Model Analisis Regresi adalah salah satu model kausal yang

menganalisis suatu fenomena adanya hubungan kausal minimal antar dua

variable X dan Y, dimana X memberikan pengaruh kepada Y melalui

persamaan Y=a + b.X + e. Hal ini dapat juga dikaji dari berbagai definisi atau

pengertian yang ditulis oleh berbagai makalah dan rujukan sebagai berikut.

Regression is used to relate several explanatory variables (X's) to a response variable (Y) Statistical tool used in predicting future values of a target (dependent) variable on the basis of the behavior of a set of explanatory factors (independent variables). A type of regression analysis model, it assumes that the target variable is not chaotic or random and, hence, predictable. Statistical model that relates the dependent variable (sales, for example) to one or more independent variables (advertising and income, for example).

Regresi merupakan hubungan kausal beberapa variabel independen

(X’s) yang menjelaskan ke satu variabel dependen (Y). Bahkan secara ekstrim

dapat dikatakan bahwa hubungan pengaruh beberapa variabel independen

(X’s) terhadap satu variabel independen (Y). Model regresai dapat

dipergumakan untuk prediksi kedepan misalnya hasil penjualan sebagai Y

dapat diprediksi kedepan bedasarkan biaya iklan (X1) dan pendapatan (X2)

masyarakat.

Analisis regresi yang mempunyai dua independen variable atau lebih

disebut analisis regresi ganda. Kerangka analisis ini biasanya dituliskan

sebagai berikut Y = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂ + . . . + bkXk + Ɛ. Berbagai asumsi

biasanya diikutsertakan dalam analisis regresi ini, bahkan acapkali di

Page 84: Tesis Indah Survei

73

pergunakan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini banyak

silang pendapat, diantaranya sebagaimana diuraikan dibawah ini.

Asumsi yang diajukan oleh Gorard yang dikutip oleh Cohen2007 dkk

mencakup butir butir sebagai berikut.

1) Semua data berasal dari sampel yang dipilih secara random; 2) Paling tidak variabel independen merupakan angka riil; 3) Tak ada outlier; 4) Semua variabel diukur dengan benar tanpa ada kesalahan; 5) Ada hubungan linear antara variabel dependen dengan variabel-

variabel inde[endennya; 6) Variabel dependen mengikuti distribusi normal, atau minimal

terpenuhi asumsi berkut; 7) Galat mengikuti distribusi normal; 8) Varians setiap variabel konsisten vs variabel lainnya, atau minimal

terpenuhi asumsi berikut; 9) Galat dari variabel dependen terkait dengan setiap variabel

independen mempunyai varians yang konstan; 10) Galat tidak berkorelasi dengan variabel variabel independen nya; 11) Galat mempunyai rata rata nol dan berkorelasi secara linear

dengan variabel dependennya; 12) Tak ada sutupun variabel independen kolinear dengan variabel-

variabel independen lainnya; 13) Korelasi antar galat sama dengan nol.

Selanjutnya dari 13 butir asumsi di atas, kemudian dipadatkan menjadi

tujuh butir berikut ini sebagaimana pada Cohen dkk.

1) Data berasal dari sampel yang dipilih secara random; 2) Data mempunyai skala interval atau rasio; 3) Tak ada outlier; 4) Hubungan linear antara variabel dependen dengan variabel-variabel

independen; 5) Variabel dependen mengikuti distribusi normal, atau minimal asumsi

berikut terpenuhi; 6) Galat mengikuti distribusi normal; dan 7) Tak ada kolinearitas.

Page 85: Tesis Indah Survei

74

Lebih lanjut Gujarati dalam karangan bukunya yang berjudul

Essentials of Econometrics menyebutkan bahwa persyaratan dalamregresi

ganda adalah (1) semua variabel independen non stochastik (2). Rata rata galat

sama dengan nol dg variance konstan, dan mengikuti distribusi normal yang

dapat dituliskan sebagai berikut ei≈N(µ¸σ²) (3).Homoscedasticity (4).No exact

multicollinearity. Hal serupa Intrilgator. M. D. dalam bukunya yang berjudul

Econometric Models, Techniques, and Applications. Menuliskan bahwa

asumsi atau persyaratan dalam regresi ganda (1).multikolinearitas, (2).heteros-

cedastisiti, (3). Galat atau e mengikuti ditribusi normal dengan rata rata nol

dan simpangan baku sigma (σ).

Dalam penelitian ini akan dilakukan uji persyaratan sebagai

pemenuhan asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi ganda pada hal

yang sangat penting secara praktis sebagaimana diutarakan pada ringkasan

Cohen, Gujarati dan Intriligator. Uji persyaratan yang dimaksud adalah uji

(1). normalitas galat, (2) uji persyaratan multikolineariti, (3) uji persyaratan

heteroskedastisiti.

Jadi penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda. Variabel

dependen adalah prestasi belajar matematika (Y), dan variabel independen ada

dua ialah konsep diri (X1) dan minat belajat (X2). Sebelum analisis regresi

diaplikasikan, uji persyaratan dilakukan terlebih dahulu. Uji tersebut

mencakup:

(i) uji homogenitas varian atau tak ada heteroskedastisitas, (ii) uji multikolineariti antar variabel independen, (iii) uji normalitas galat taksiran regresi e≈N(µ,σ),

Page 86: Tesis Indah Survei

75

Uji homoskedastisitas atau data tidak menggerombol-gerombol dengan

metode pola grafik. Dalam pola grafik, disajikan grafik Z-resid sebagai sumbu

Y dan Z-Pred sebagai sumbu X. Data homoskedastis jika grafik menunjukkan

tak ada pola yang sistimatis. Uji multikolineariti dengan uji tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Kolinieritas tidak ada jika nilai Variance

Inflation Factor (VIF) > 10 , atau TOL < 0,1. Hal ini berarti dilai

Beberapa indikator adanya multikolinearitas ntr variabel independen

dalam suatu model regresi ganda dpat dilihat pada butr butr berikut, yng

disarikan dari berbagai buku ekonometri pada dtr pustkan tesis ini. Datar

indikator ini adalah sebagai berikut.

1. Large changes in the estimated regression coefficients when a predictor variable is added or deleted

2. Insignificant regression coefficients for the affected variables in the multiple regression, but a rejection of the joint hypothesis that those coefficients are all zero (using an F-test)

3. Some authors have suggested a formal detection-tolerance or the Condition Number Test: The standard measure of ill-conditioning in a matrix is the condition index. It will indicate that the inversion of the matrix is numerically unstable with finite-precision numbers ( standard computer floats and doubles ). This indicates the potential sensitivity of the computed inverse to small changes in the original matrix. The Condition Number is computed by finding the square root of (the maximum eigenvalue divided by the minimum eigenvalue). If the Condition Number is above 30, the regression is said to have significant multicollinearity.

4. Farrar-Glauber Test:[2] If the variables are found to be orthogonal, there is no multicollinearity; if the variables are not orthogonal, then multicollinearity is present.

Page 87: Tesis Indah Survei

76

5. Construction of a pair-wise correlation matrix will yield indications as to the likelihood that any given couplet of right-hand-side variables are multi-collinear. Correlation values .4 and higher can indicate a multicollinierity issue, but sometimes variables may be correlated as high as .8 without causing such issues.

Allison membuat kriteria praktis yang biasa disebut rule of thumb yang

dituliskan bahwa VIF lebih besar dari 10 dengan Tol kurang daro 0,10

merupakan acuan sempurna atau acuan ideal. Tetapi aturan rule of thumb

yang diajukan oleh Allison bahwa VIF lebih besar dari 2,5 dan Tol kurang

dari 0,40 dapat digunakan secarap raktis. Penelitian ini menggunakan criteria

yang dajukan oleh Allison (2003) tersebut.

Page 88: Tesis Indah Survei

77

BAB IV

HASIL ANALISIS

A. Diskripsi Data

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden yang digunakan

untuk mengukur tiga variabel, yaitu konsep diri (X1) dan minat belajar (X2)

sebagai variabel bebas, serta prestasi belajar Matematika materi semester

ganjil kelas VIII (Y) sebagai variabel terikat, dengan kompilasi data dapat

dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini. Deskripsi data dari tiap-tiap variabel

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi Statstik Variabel Konsep Diri, Minat Belajar, dan Hasil Belajar

Statistics X1 X2 Y N Valid 30 30 30 Mean 117.13 114.17 19.03 Median 120.00 115.00 19.00 Mode 102a 110a 19 Std. Deviation 18.20 16.97 4.63 KV 15.54 14.87 24.35 Skewness -.490 .097 .289 Kurtosis .160 -.190 .156 Range 80 70 20 Minimum 70 80 10 Maximum 150 150 30

X1 Konsep Diri X2 Minat Belajar Y Belajar Matematika

Page 89: Tesis Indah Survei

78

Berdasarkan data statistik pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketiga

variable penelitian X1 adalah konsep diri , X2 adalah minat belajar siswa, dan

Y adalah hasil belajarmata pelajaran maematika. Penelitian ini memilih

sampel dari dua sekolah sebanyak n = 30 siswa. Kemudian berdasarkan

jumlah skor masing masing jawaban dari tiga variable tersebut menunjukkan

angka angka statistik yang dapat di narasikan sebagai berikut. Ketiga variabel

secara berurutan dari variable konsep diri (X1), variable minat belajar (X2),

dan variable prestasi belajar matematika (Y) mempunyai jumlah skor jawaban

minimum 70, 80, dan 10. Selanjutnya secara berurutan pula mempunya

jumlah skor jawaban maximum 150, 150, dan 30. Sehingga masing masing

mempunyai nilai beda maksimum dan minimum atau biasa disebut range atau

jangkauan secara berurutan adalah 80, 70, dan 20.

Ketiga variabel ini secara berurutan pula mempunyai nilai rata rata

sebesar 117,13 untuk konsep diri (X1), 114,17 untuk minat belajar (X2), dn

19,03 untuk prestasi belajar matematika (Y). Kemudian secara berurutan

pula mempunyai nilai median, yang merupakan nilai tengah setelah data

diurutkan, ialah 120 untuk variabel konsep diri, 115 untk variabel minat

belajar, dan 19 untuk vriabel prestasi belajar matematika. Angka ini

menunjukkan bahwa 50 persen siswa mempunyai jawaban kurang dari nilai

Page 90: Tesis Indah Survei

79

median tersebut, untuk masing masing variabel yang bersangkutan. Menurut

statistik modus, menunjukkan bahwa mayoritas siswa mempunyai jumlah

skore jawaban pada konsep diri sebesar 102, kemudian mayoritas jawaban

siswa pada minat belajar sama dengan 110, dan mayoritas nilai prestasi belajar

matematika sebesar 19.

Menurut ukuran dispersi dengan ukuran standar deviasi menunjukkan

bahwa secara berurutan variabel konsep diri mempunyai standar deviasi

sebesar 18,20 , variabel konsep diri mempunyai standar deviasi 16,97 , dan

variabel pertasi belajar mempunyai standar deviasi sebesar 4,63. Selanjutnya

untuk membanding variabel mana yang lebih heterogen dengan menggunakan

angka statistic koefisien variasi ialah dihitung berdasarkan rasio antara standar

deviasi dengan rata ratanya, kemudian dikalikan 100 persen. Dari ketiga

variabel penelitin ini menunjukkan bahwa variabel prestasi belajar matematika

paling heterogen dengan koefisien variasi sebesar 24,35 persen, dibanding

dengan variabel konsep diri yang mempunyai koefies variasi sebesar 15,54

persen, reatif hampir sama dengan heterogenitas variabel minat belajar

matematika dengan angka koefisien variasi sebesar 14,87 persen.

Kemudian jika dilihat dari distribusi menunjukkanbahwa variabel

konsep diri mempunyai distribusi menceng kekiri, yang ditandai dengan

angka statistik skewness masing masing negative ialah -0.49 dan -0,709.

Variabel minat belajat dan variabel prestasi belajar cenderung menceng

kekanan dengan nilai skewness positive, masing masing adalah 0,097 dan

0,389. Jika dilihat keruncingannya atau kurtosisnya, menunjukkan bahwa

variabel konsep diri cenderung meruncing, ditandai nila kurtosisnya positive

Page 91: Tesis Indah Survei

80

ialah 0,160. Variabel minat belajar menunjukkan pola distribusi yang

mendatar, hal ini ditandai nilai kurtosis negative, ialah sama dengan -0,190.

Sedangkan variabel prestasi belajar matematikan mempunyai pola yang

meruncing, ditandai dengan nilai kurtosis positive, ialah sama dengan 0,156.

B. Uji Persayaratan Analisis Regresi

Persamaan regresi ganda diselaraskan pada data yang ada dengan

menggunakan program SPSS menghasilkan berbagai table. Table-tabel

tersebut terdiri dari tabel pokok maupun tabel penunjang. Tabel pokok terdiri

dari tiga table, ialah (i).Table Summary yang berisi R dan R2 (ii).Table

ANOVA untuk menguji pengaruh variabel variabel independen terhadap

variabel dependennya. Juga untuk menguji tuna cocok, dan menguji

signifikansi R dan R2 (iii).Tabel koefisien regresi ganda yang terdiri dari

koefisien regresi unstandardized maupun standardized, standar error, nilai uji

t, dan nilai Sig.

Adapun table penunjang yang dapat dipergunakan untuk pengujian

asumsi maupun persyaratan dalam analisis regresi ganda. Selanjutnya table

penunjang atau option yang terpenting adalah (i).tabel descriptive statistics,

(ii). tolerance, dan VIF, (iii).tes multikoleniariti, (iv).uji normalitas galat.

1. Uji Multikolineariti.

Variabel independen yang terdiri dari variable pengetahuan,

variable gaya hidup, dan variable motivasi pada analisis regresi

disyaratkan tidak ada multikolinearitas. Berdasarkan criteria statistik

Page 92: Tesis Indah Survei

81

tolerance yang menyatakan bahwa variabel bebas dinyatakan tidak

multikolinieritas apabila nilai TOL lebih kecil dari 0,1. Hal yang sama

juga dikatakan bahwa kolinieritas tidak ada jika nilai VIF lebih besar

dari 10. Bahkan dengan criteria Allison (2003) hanya disyaratkan VIF

> 2,5 dan TOL < 0,40. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kedua

variabel independen ternyata tidak terdapat multikolinier, karena

tolerance maupun VIF relative memenuhi kriteria diatas. Jadi kedua

variabel konsep diri dan vaeriabel minat belajar tidak ada

multikolinear. Sehingga analisis regresi dapat dipergunakan dalam

peneltian ini.

Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas TOL dan VIF

Variablet

Independen Collinearity Statistics

Tolerance VIF X1 0.11 9.05 X2 0.11 9.05

2. Uji heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi heteroskedastisiti dengan cara Pola Grafik

dengan menggambarkan diagram pencar antara galat yang

distandardkan (Z-RESID) sebagai sumbu Y dengan nilai prediksinya

atau Y topi yang distandarkan (Y-Pred) sebagai sumbu X. Gambar

menunjukkan tak ada pola yang sistematis, dari nilay Z-RESID

berapapun nilai Z_PRED. Berdasarkan analisis ini menunjukkan

Page 93: Tesis Indah Survei

82

bahwa data adalah homoskedastis. Sehingga aplikasi analisis regresi

ganda menunjukkan bahwa tidak terdapat pola heteroskedastisitas

dalam aplikasi ini, sehingga asumsi data homogen dapat dipenuhi.

Gambar 4.1 Diagram Pencar Z-Resid (Y) dan Z-Pred (X )

3. Uji Normalitas Galat

Uji normalitas galat dapat dilihat dari Tabel 4.3 tang

menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa galat

mengikuti distribusi normal ternyata dapat diterima. Nilai tes statistik

Kolmogirov-Smirnov sama dengan KS=0,622 dan nilai Sig. (P-

Value)=0,833 > 0,05 yang berarti Ho diterima. Hal yang sama dapat

juga secara visual dapat dilihat pada Gambar 4.3 yang menunjukkan

bahwa gambar histogram data galat selaras dengan garis kurva

Page 94: Tesis Indah Survei

83

normalnya lihat Gambar 4.2 dan juga pada gambar P-P plot dimana

titik titik data mengikuti garis diagonalnya lihat pada Gambar 4.3 .

Tabel 4.3 Uji Normalitas Galat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Predicted

Value N 30 Normal Parametersa,b Mean

19.03 Std. Deviation

4.45 Most Extreme Differences

Absolute .114 Positive .067 Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z .622 Asymp. Sig. (2-tailed) .833 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Gambar 4.2 Histogram dan Kurva Normal Galat

Page 95: Tesis Indah Survei

84

Gambar 4.3 P-P Plot Kumulatif Galat.

Jadi galat normal regresi ganda mengikuti distribusi normal

dengan rata-rata 0 dan standar deviasi 1,31 atau dapat dituliskan

bahwa galat mengikuti distribusi N(0, 1,31). Selanjutnya galat yang

distandardkan mempunyai rata rata sama dengan nol dan standar

deviasinya sama dengan satu. Oleh karenanya analisis berikutnya

dapat dilanjutkan. Analisis berikutnya adalah pengujian hipotesis

penelitian yang mencakup tiga hipotesis.

Tabel 4. 4 Rata rata dan Standar Deviasi Galat

Statistics Unstandardized

Residual Standardized

Residual n 30 30 Mean 0.00 0.00 Std. Deviation

1.31 1,00

Page 96: Tesis Indah Survei

85

C. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan seperti ketentuan yang tertulis pada

akhir Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada Tabel 4.4,

Tabel 4.5, dan Tabel 4.6.

Tabel 4.5 Model Summary: R, dan R Squared (Koefisien Penentu)

Model Summary Mode

l R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .959a .920 .914 1.359 a. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 4.6 Analysis of Variance Signifikansi Pengaruh Variabel Independen

secara bersama sama terhadap Variabel Dependen Y ANOVAa

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

Regression 573.079 2 286.540 155.080 .000b Residual 49.888 27 1.848

Total 622.967 29

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 4.7 Koefisien Regresi dan Uji Signifikansi secara Parsial

Variabel Independen

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -10.690 1.717 -6.225 .000 X1 .116 .042 .454 2.770 .010 X2 .142 .045 .519 3.171 .004

a. Dependent Variable: Y

Page 97: Tesis Indah Survei

86

1. Pengaruh Konsep Diri (X1), dan Minat Belajar (X2) secara bersama-

sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y) Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy1 = βy2 = 0

H1 : βy1 ≠ 0 dan βy2 ≠ 0 dan ;

artinya :

H0: tidak terdapat pengaruh Konsep Diri (X1), dan Minat Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

H1: terdapat pengaruh Konsep Diri (X1), dan Minat Belajar (X2)

secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

Berdasarkan angka angka statistic pada Tabel 4.5 menunjukkan

bahwa nilai Fo = 155,08 dan Sig. =0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa Ho tidak dapat diterima, berarti H1 diterima. Artinya hipotesis

penelitian dapat diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan

konsep diri dan minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar

matematika .

2. Pengaruh Konsep Diri (X1) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy1 = 0 H1 : βy1 ≠ 0 ;

artinya :

H0 : tidak terdapat pengaruh Konsep Diri (X1) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y).

H1 : terdapat pengaruh Konsep Diri (X1) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y).

Page 98: Tesis Indah Survei

87

Berdasarkan angka angka statistic pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa

nilai to = 2,770 dan Sig. =0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho tidak

dapat diterima, berarti H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian dapat

diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap

hasil belajar matematika .

3. Pengaruh Minat Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy2 = 0 H1 : βy2 ≠ 0 ;

artinya :

H0 : tidak terdapat pengaruh Minat Belajar (X2) terhadap Prestasi

Belajar Matematika (Y) H1 : terdapat pengaruh Minat Belajar (X2) terhadap Prestasi

Belajar Matematika (Y)

Berdasarkan angka angka statistic pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa

nilai to = 3,171 dan Sig. =0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho tidak

dapat diterima, berarti H1 diterima. Artinya hipotesis penelitian dapat

diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap

hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to=2,581 dan

Sig.=0,012 < 0,05

Page 99: Tesis Indah Survei

88

D. Diskusi Hasil

1. Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konsep diri dan

minat belajar baik secara parsial/ individu mauun secara bersama sama

terhadap prestasi belajar matematka. Jika dilihat dari nilat to statistic

menunjukkan bahwa variabel konsep diri dengan nilai to = 2,770 dan Sig.

=0,010 < 0,05 sedangkan variabel minat belajar mempunyai to = 3,171 dan

Sig. =0,004 < 0,05. to = 3,171 dan Sig. =0,004 < 0,05. Ini menunjukkan

bahwa variabel minat belajar mempunyai nilai to lebih besar dibandingkan

dengan nilai to konsep diri. Atau sebailknya variabel minat belajar

mempunyai nilai Sig. lebih kecil dibandingkan dengan nilai Sig. konsep diri.

Maka mempunyi makna bahwa variabel minat belajar berpengaruh terhadap

prestasi belajar matematik lebih signifikan dibandingkan pengaruh variabel

konsep diri terhadap restasi belajar matematika.

2. Persamaan Regresi

Selanjutnya jika dikaji lebih lanjut berdasarkan koefisien partial

correlation (korelasi parsial) yang menunjukkan bahwa korelasi antara

dependen dengan salah satu variabel independen setelah dihilangkan pengaruh

korelasi variabel independen lainnya. Atau korelasi antara variabel dependen

dengan salah satu variabel independen, setelah pengaruh hubungan linear

variabel-variabel

Selanjutnya persamaan regresi dapat dituliskan sebagai berikut.

Page 100: Tesis Indah Survei

89

i). Ŷ = -10,69 + 0.116 X1 + 0,142 X2

ii). Ŷ* = 0,454 X*1 + 0,519 X*

2 ;

dimana

x

*

y

*

SXXXdan

SYYY −

=−

=

Persamaan yang pertama i). adalah persamaa dari data mentah, atau

data X1, X2, dan Y dari sata lapangan. Adapun persamaan yang kedua ii)

adalah persamaan dimana semua variabel sudah ditransformasi ke data

standar, ialah masing masing data disetiap variabel dikurangi rata ratanya dan

kemudian dibagi dengan standar deviasinya.

Berdasarkan persamaan pertama dapat dinarasikan sebagai berikut.

Setiap kenaikan satu unit total skore konsep diri (X1) akan berpengaruh kepda

kenaikan prestasi belajar (Y) sebesar 0.116 unit total skore prestasi, ceteris

paribus. Artinya variabel minat belajar (X2) tetap tidak berubah. Hal yang

sama juga, setiap kenaikan satu unit total skore minat belajar (X2) akan

berpengaruh kepada kenaikan prestasi belajar (Y) sebesar 0.142 unit total

skore prestasi, ceteris paribus. Artinya variabel konsep diri (X1) tetap tidak

berubah. Disini tidak dapat secara langsung dinyatakan bahwa pengaruh

minat belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh konsep diri,

walaupun nilai B variabel X2 lebih besar dibandingkan dengan nilai B pada

variabel X1.

Page 101: Tesis Indah Survei

90

Berdasarkn persamaan kedua dapat dinarasikan sebagai berikut.

Setiap kenaikan satu unit total skore yang sudah distandarkan konsep diri (X1)

akan berpengaruh kepada kenaikan prestasi belajar yang distandarkan (Y)

sebesar 0.454 unit total skore prestasi yang distandarkan, ceteris paribus.

Artinya variabel minat belajar yang distandarkan (X2) tetap tidak berubah.

Hal yang sama juga, setiap kenaikan satu unit total skore minat belajar yang

distandarkan (X2) akan berpengaruh kepada kenaikan prestasi belajar yang

distandarkan (Y) sebesar 0.519 unit total skore prestasi yang distandarkan,

ceteris paribus. Artinya variabel konsep diri yang distandarkan (X1) tetap

tidak berubah. Disini dapat secara langsung dinyatakan bahwa pengaruh

minat belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh konsep diri. Hal in

dapat dibuktikan bahwa nilai Beta variabel X2 yang distandarkan lebih besar

dibandingkan dengan nilai Beta pada variabel X1 yang distandarkan. Ialah

Beta=0,519 lebih besar dbandingan nila Beta =0,454.

Dari ahasan 1. dan 2. diatas menunjukkan bahwa variabel minat

belajar lebih signifikanpengaruhnya terhadap prestasi belajar, dibandingkan

dengan variabel konsep diri (hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai to minat

belajar lebih besar dibandingkan dengan to konsep diri, atau Sig. minat

belajar alebih kecil dibandingkan dengan tonkonsep diri). Kemudian variabel

minat belajar juga pengaruhnya lebih besar dibandingkan variabel konsep diri

hal ini data dilihat bahwa nilai Beta variabel minat belajar lebih besar

dibandingkan dengan nilai beta konsep diri.

Page 102: Tesis Indah Survei

91

3. Korelasi dan Koefisien Determinasi

3.1 Koefisien Korelasi

Selanjutnya jika dikaji lebih lanjut berdasarkan koefisien partial

correlation (korelasi parsial) yang menunjukkan bahwa korelasi antara

dependen dengan salah satu variabel independen setelah dihilangkan pengaruh

korelasi variabel independen lainnya. Atau korelasi antara variabel dependen

dengan salah satu variabel independen, setelah pengaruh hubungan linear

variabel-variabel independen lainnya telah dihilangkan dari keduanya.

Selanjutnya part correlation, juga dihitung untuk menunjukkan bahwa korelasi

antara variabel dependen dengan salah satu variabel independen, setelah

pengaruh hubungan linear variabel-variabel independen lainnya telah

dihilangkan dari variabel independen tersebut. Part correlation juga disebut

semipartial correlation.

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa korelasi antara konsep diri

(X1) dengan prestasi belajar matematika (Y) sama dengan 0,943 yang

menunjukkan tingkat korelasi sangat kuat. Selanjutnya jika dilihat dari

koefisien korelasi parsial menunjukkan angka yang lebih kecil ialah sama

dengan 0,470. Angka ini adalah angka koefisen korelasi setelah pengaruh

variabel minat belajar (X2) dihilangkan dari hubungan linear antara variabel

prestasi belajar matematika (Y) dan variabel konsep diri (X1). Angka ini

menunjukkan angka koefisien korelasi yang sebenarnya dalam keterkaitan

hubungan antara variabel dependen prestasi belajar matematika (Y) dengan

variabel variabel independen konsep diri (X1) dan minat beljar (X2).

Page 103: Tesis Indah Survei

92

Selanjutnya jika part correlation antara variabel konsep diri (X1) dengan

prestasi belajar matematika (Y) sama dengan 0,151, setelah pengaruh variabel

minat belajar (X2) dihilangkan dari variabel konsep diri (X1) tersebut.

Tabel 4.8 Krelasi: Zero Order dan Parsial

Variabel

independen

Correlations Zero-order Partial Part

X1 .943 .470 .151 X2 .947 .521 .173

Berdasarkan tabel diatas juga menunjukkan bahwa korelasi antara

minat belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y) sama dengan

0,947 yang menunjukkan tingkat korelasi sangat kuat. Selanjutnya jika dilihat

dari koefisien korelasi parsial menunjukkan angka yang lebih kecil ialah sama

dengan 0,521. Angka ini adalah angka koefisen korelasi setelah pengaruh

variabel konsep diri (X1) dihilangkan dari hubungan linear antara variabel

prestasi belajar matematika (Y) dan variabel minat belajar (X2). Angka ini

menunjukkan angka koefisien korelasi yang sebenarnya dalam keterkaitan

hubungan antara variabel dependen prestasi belajar matematika (Y) dengan

variabel variabel independen konsep diri (X1) dan minat beljar (X2).

Selanjutnya jika part correlation antara variabel minat belajar (X2) dengan

prestasi belajar matematika (Y) sama dengan 0,173, setelah pengaruh variabel

konsep diri (X1) dihilangkan dari variabel minat belajar (X2) tersebut.

Jadi berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa memang kedua

variabel independen tersebut berpengaruh semuanya secara signifikan.

Page 104: Tesis Indah Survei

93

Kemudian secara konsisten dengan analisis regresi menunjukkan pula bahwa

secara berurutan dari yang paling besar adalah variabel minat belajar (X2),

kemudian variabel konsep diri (X1). Hal ini dapat dilihat angka statistik

partial correlation maupun part correlation nya, bahwa variabel mint belajar

(X2) mempunyai ngka angka yng lebih besar dibandingkan vaeiabel konsep

diri (X1).

3.2 Koefisien Determiasi (Sumbangan)

Variabel konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2) dapat

menentukan atau dapat menjelaskan variabel prestasi belajar matematika

sebesar 92,0 persen (R2 =0.92). Koefisien penentu ini ternyata terdiri dari

sumbangan variabel konsep diri (X1) dan minat belajar (X2). Besarnya

sumbangan ini dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.

0.49 = 0.95 x 0.52 X Y korelasi.koef x BetaR

0.43 = 0.94 x 0.45 X Y korelasi.koef x BetaR

22X.Y

11X.Y

...

2

1

2121

==

==

+= XYXYXXY RRR

Penghitungan ini dapat disajikan pada Tabel 4.9 dibawah ini. Total

sumbangan mutlak adalah nilai koef. Penentu atau R2 (R Square) pada analisis

regresi ganda (lihat Tabel 4.5). Sumbangan mutlak variabel konsep diri (X1)

sama dengan koef. Beta nya dikalikan koef korelasi product moment antara

prestasi belajar matematika (Y) dan variabel konsep diri (X1). Begitu pula

sumbangan mutlak variabel minat belajar (X2) adalah sama dengan koef.

Page 105: Tesis Indah Survei

94

Beta nya dikalikan koef korelasi product moment antara prestasi belajar

matematika (Y) dan variabel minat belajar (X2).

Tabel 4.9 Koefisen Penentu Parsial dan Total

Variabel

independen

Kef Determnasi Sumbangan

Mutlak Sumbangan

Efektif X1 0,428 46,53 X2 0,492 53,47

Total 0,920 100,00

Hasil ini disajikan pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa secara

bersama sama variabel konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2)

secara bersama sama dapa menentukan/ menjelaskan variable dependen

prstasi beajar (Y) sebesar 92 persen. Hal ini terdiri dari sumbangan variabel

konsep diri (X1) sebesar 43,80 peesen dan subangan dari variabel mint belajar

(X2) sebesar 49,2 persen. Tingkat efektifitas nya menunjukkan bahwa

variabel konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2) tidak terlalu beda

jauh, ialah 46,53 dibandingkan 53,47 persen. Namun demikian variabel minat

belajar (X2) menentukan prestasi belajar matematika (Y), lebih besar

dibandingkan dengan variael konsep diri (X1).

Page 106: Tesis Indah Survei

95

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

1. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa

variabel konsep diri dan variabel minat baik secara individu

/parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap hasil belajar matematika.

2. Pengaruh variabel konsep diri lebih signifikan dibanding

pengaruh variabel minat terhadap hasil belajar matematika. Hal

ini dapat dibuktikan dengan nilai to konsep diri lebih besar

dibanding to minat. Atau nilai Sig variavel konsep diri lebih

kecil dari nilai Sig variabel minat.

2. Saran

1. Akademik : diharapkan hasil penelitian ini menambah hasanah

perpustakaan. Dan dapat menjadikan rujukan para peneliti lain.

2. Praktis : Pihak sekolah dapat memperhatikan dan

mempergunakan hasil penelitian ini. Kepada para guru dan

teman sejawat dapat mempergunakan hasil ini sebagai bahan

masukan dalam pembelajaran.

Page 107: Tesis Indah Survei

96

DAFTAR PUSTAKA

ALLISON, P. D. Logistic Regression Using the SAS System: Theory and Application. SAS Institute, North Carolina, USA, 2003. 288p.

Cohen. L., Manion. L., and Morrison. K. (2007). Research Methods in Education. New York: Routledge. 2007), p. 542.

Dhrymes, P.J. (1970). Econometrics: Statistical Foundation and Applications. New York: John Wiley & Sons. Inc.

Goldberger, A.S. (1964). Econometric theory. New York : John Wiley & Sons. Inc.

Intrilegator, M.D. (1980). Econometric Models, Technics, and Application. New Delhi : Prentice-Hall.

Johnston, J. (1972). Econometric Method, 2d ed. New York: McGraw-Hill Book Company.

Maddala, G.S. (1977). Econometrics. New York: McGraw-Hill Book Company.

Malenvaud, E. (1976). Statistical Methods of Econometrics, 2d ed. Amstaredam: North-Holland Publishing Company.

Pindyck, R.S. and Rubinfeld, D.L. (1976) Econometric Models and Econometric Forecasts. New York: MacGraw-Hill Book Company.

Page 108: Tesis Indah Survei

97

LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrument Minat Belajar

Instrument Minat Belajar Pilihlah salah satu alternative jawaban yang tersedia dalam kuesioner berikut: Keterangan : SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang JR : Jarang TP : Tidak pernah

No Pernyataan Pilihan

SL SR KD JR TP

1 Lingkungan sekolah sangat mendukung terlaksananya pembelajaran berkualitas

2 Di sekolah, saya memiliki keinginan tinggi untuk belajar matematika

3 Saya selalu belajar kelompok dalam belajar matematika 4 Lingkungan sekolah kurang baik untuk belajar matematika 5 Teman akrab saya, tidak memiliki minat belajar 6 Setiap tugas sekolah saya kerjakan dengan cara mencontek

7 Lingkungan tempat tinggal saya sangat menghargai anak sekolah

8 Orang tua saya selalu mendukung terwujudnya kegiatan belajar yang baik

9 Setiap jam belajar suasana lingkungan saya terjaga dengan baik

10 Lingkungan rumah saya sangat berisik dan sulit untuk tempat belajar matematika

11 Teman sering mengganggu saat belajar matematika 12 Orang tua mendorong saya untuk belajar matemaika 13 Orang tua tidak peduli dengan nilai matematika saya 14 Orang tua mengharapkan saya berprestasi di sekolah 15 Orang tua tidak peduli dengan prestasi yang saya capai 16 Orang tua saya melangkapi setiap kebutuhan sekolah

17 Kondisi ekonomi keluarga membuat orang tua sulit memenuhi kebutuhan sekolah

18 Guru matematika memiliki perhatian terhadap siswa

19 Dalam kegiatan belajar matematika, saya kurang diperhatikan

20 Metode belajar disesuaikan dengan kemampuan siswa 21 Guru mengajar tanpa peduli dengan keinginan siswa 22 Guru matematika membantu siswa yang kesulitan belajar 23 Guru tidak pernah memahami kemampuan siswa

Page 109: Tesis Indah Survei

98

No Pernyataan Pilihan

SL SR KD JR TP 24 Sarana belajar di sekolah sangat lengkap 25 Sarana belajar di sekolah tidak mendukung kegiatan belajar

26 Keberadaan perpustakaan sekolah sangat membantu dalam belajar

27 Perpustakaan sekolah tidak memberimanfaat pada siswa

28 Perlengkapan belajar di sekolah minim dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan belajar

29 Perlengkapan belajar di sekolah mendapat perbaikan sesuai kebutuhan

30 Kondisifisik saya sangat siap dalam belajar

31 Sulit bagi sayauntuk belajar karena kesehatan yang tidak baik

32 Saya tidak dapat belajar dengan baik karena kondisi mata yang tidak sehat

33 Kondisi pendengaran saya tidak mendukung untuk belajar 34 Saya cepat lelah saat belajar berlangsung 35 Saya mampu menghabiskan banyak waktu untuk belajar

36 Saya senang belajar karena mampu mendukung pemenuhan kebutuhan jiwa

37 Rasa percaya diri yang rendah membuat saya sulit belajar 38

Saya takut dengan pelajaran matematika

39 Saya senang dengan tantangan dalam belajar matematika 40 Saya lebih suka belajar tanpa tekanan

Page 110: Tesis Indah Survei

99

Lampian 2 Instrumen Minat Belajar

Page 111: Tesis Indah Survei

100

Lampiran 3. Instrumen Prestasi Belajar Matematika

Page 112: Tesis Indah Survei

101

Lampiran 4 Data Variabel Penelitan

No X1 X2 Y 1 98 95 14 2 107 105 18 3 111 110 18 4 115 110 19 5 145 145 28 6 128 120 21 7 129 125 21 8 102 100 16 9 98 95 14 10 120 115 19 11 129 125 21 12 130 130 23 13 135 140 25 14 113 110 18 15 102 105 16 16 130 130 23 17 140 115 25 18 104 105 16 19 102 100 14 20 113 110 18 21 135 135 23 22 70 80 12 23 130 125 21 24 120 115 19 25 120 115 19 26 97 85 12 27 128 120 19 28 150 150 30 29 128 120 19 30 85 90 10

Keteranga X1 Konsep Diri

X2 Minat Belajar

Y Presasi Beljr Matematika

Page 113: Tesis Indah Survei

102

Lampiran 5 Hasil SPSS

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .959a .920 .914 1.359

a. Predictors: (Constant), X2, X1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 573.079 2 286.540 155.080 .000b

Residual 49.888 27 1.848

Total 622.967 29

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -10.690 1.717 -6.225 .000

X1 .116 .042 .454 2.770 .010

X2 .142 .045 .519 3.171 .004

a. Dependent Variable: Y

Page 114: Tesis Indah Survei

103

Lampiran 6 Riwayat Hidup

Indah Noor Sektianingsih, lahir di Jakarta pada

tanggal xx bulan xx thx xxxx Lulus SD, smp, sma, dan

lulus S1 di UNY tahyn xxxx. Bekerja sebagai guru NS

di SDN xxxx Menikah dikaruniai 3 anak yang bernama

xxx zzz yyy. Meanjutkan program pascasarjana

MIPA di UNINDRA sejak tahun xxx xx

Notto yang senantasa digunakan adalah hidup ber ilmu dan bermanfaat

bagi kehidupan orang banya

Page 115: Tesis Indah Survei
Page 116: Tesis Indah Survei

PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah terdapat pengaruh konsep diri danminat belajar secara bersama sama terhadaphasil belajar matematika ?

2. Apakah terdapat pengaruh konsep diriterhadap hasil belajar matematika ?

3. Apakah terdapat pengaruh minat belajarterhadap hasil belajar matematika ?

Page 117: Tesis Indah Survei

HIPOTESIS

1. Terdapat pengaruh konsep diri dan minatbelajar secara bersama sama terhadap hasilbelajar matematika .

2. Terdapat pengaruh konsep diri terhadaphasil belajar matematika .

3. Terdapat pengaruh minat belajar terhadaphasil belajar matematika .

Page 118: Tesis Indah Survei

HASIL PENELITIAN1. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri

dan minat belajar secara bersama samaterhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapatdibuktikan dengan nilai Fo=455,08 danSig.=0,000 < 0,05

2. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diriterhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapatdibuktikan dengan nilai to=2,770 dan Sig.=0,010 < 0,05

3. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajarterhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapatdibuktikan dengan nilai to=3,171 dan Sig.=0,004 < 0,05

Page 119: Tesis Indah Survei

SIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan

1. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa variabelkonsep diri dan variabel minat baik secara individu /parsial maupunsecara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap hasilbelajar matematika.

2. Pengaruh variabel konsep diri lebih signifikan dibanding pengaruhvariabel minat terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapatdibuktikan dengan nilai to konsep diri lebih besar dibanding tominat. Atau nilai Sig variavel konsep diri lebih kecil dari nilai Sigvariabel minat.

2. Saran1. Akademik : diharapkan hasil penelitian ini menambah hasanah

perpustakaan. Dan dapat menjadikan rujukan para peneliti lain.2. Praktis : Pihak sekolah dapat memperhatikan dan mempergunakan

hasil penelitian ini. Kepada para guru dan teman sejawat dapatmempergunakan hasil ini sebagai bahan masukan dalampembelajaran.

Page 120: Tesis Indah Survei

HASIL PERHITUNGAN ANALISIS REGRESI