Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Pembaharuan ini untuk memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang sudah terbiasa demi timbulnya praktik yang baru, baik dalam metode ataupun cara- cara bekerja untuk mencapai tujuan. Salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan di Indonesia di antaranya adalah perubahan dalam bidang kurikulum yaitu dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kemudian menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yang baru saja diimplementasikan adalah kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh siswa. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk membantu siswa menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) [email protected] perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
119

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

Mar 02, 2019

Download

Documents

phungnguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembaharuan pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif

berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan

kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Pembaharuan ini untuk

memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang

sudah terbiasa demi timbulnya praktik yang baru, baik dalam metode ataupun cara-

cara bekerja untuk mencapai tujuan.

Salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan di Indonesia di antaranya

adalah perubahan dalam bidang kurikulum yaitu dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) kemudian menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), dan yang terakhir yang baru saja diimplementasikan adalah kurikulum 2013.

Pada Kurikulum 2013 memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi

tertentu oleh siswa. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi,

dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga

pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan siswa sebagai

suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk membantu siswa

menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas

dan pengembangan bakat, setiap siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

2

tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup, sehingga lebih

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Pelaksanaan pembelajaran fisika dengan cara saintifik pada Kurikulum 2013

yang tidak lain merupakan implementasi untuk melaksanakan amanat Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

pasal satu, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Di dalam pembuatan RPP hal

penting yang harus ditulis adalah proses pendekatan ilmiah (scientific approach),

yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan menyimpulkan. Dengan

demikian pada Kurikulum 2013, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

(Kemendikbud, 2012).

Pendekatan ilmiah (scientific approach) selaras dengan aspek-aspek yang

terdapat pada keterampilan proses sains (KPS), sehingga dalam Kurikulum 2013 KPS

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

3

terintegrasi dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan baik di kelas maupun di

luar kelas. Akan tetapi kenyaataannya di lapangan banyak siswa yang masih belum

mengenal KPS, terlebih lagi menerapkannya dalam pembelajaran. Berdasarkan

pengamatan di lapangan, siswa cenderung kesulitan dalam melakukan metode-

metode ilmiah dengan menerapkan KPS dalam pembelajarannya, antara lain dalam

berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dalam kegiatan

pengamatan, maupun melaporkan hasil kegiatan eksperimen. Dengan demikian

diperlukannlah suatu media maupun sarana untuk melatihkan KPS guna menunjang

ketercapaian pembelajaran sesuai dengan hakekat Kurikulum 2013.

Perangkat Kurikulum 2013 disusun dengan memperhatikan karakteristik dan

kemampuan serta kondisi satuan pendidikan misalnya: sekolah, kemampuan siswa,

guru sehingga perlu adanya sumber belajar yang mendukung proses pembelajaran.

Dengan memperhatikan hal tersebut pentingnya diajarkannya ilmu fisika kepada

peserta didik untuk memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, dan sebagai wahana

untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan yang lebih khusus dari diajarkannya ilmu fisika

adalah untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman, dan

sejumlah kemampuan yang merupakan prasyarat untuk memasuki jenjang pendidikan

yang lebih tinggi serta mendorong pengembangan ilmu dan teknologi. Hal tersebut di

atas akan terlaksana secara optimal apabila ditunjang oleh faktor-faktor pendukung

dalam keterlaksanaan pembelajaran.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

4

Salah satu sumber dan media belajar yang dirasa dapat membantu siswa

maupun guru dalam proses pembelajaran fisika untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran adalah modul. Modul adalah suatu paket pengajaran yang berkenaan

dengan suatu unit terkecil bertahap dari mata pelajaran tertentu, dengan kata lain

modul dapat diartikan juga sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya (Depdiknas, 2007). Karakteristik modul adalah disajikan dalam

bentuk yang bersifat self instructional, dengan demikian masing-masing siswa dapat

menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri guna meningkatkan

efektivitas pembelajaran di kelas. Kelebihan modul inilah yang mendasari sehingga

dikembangkan modul latihan untuk meningkatkan KPS siswa.

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai

bentuk gejala untuk dapat memahami segala sesuatu yang mengendalikan atau

menentukan perilaku tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak

lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman. Belajar

fisika menuntut kemampuan untuk memahami konsep, prinsip maupun hukum-

hukum, kemudian diharapkan siswa mampu menyusun kembali dalam bahasanya

sendiri sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan intelektualnya. Belajar

fisika yang dikembangkan adalah kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif

dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

5

secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Depdiknas,

2003: 1).

Tuntutan perkembangan kurikulum menjanjikan perbaikan kompetensi

lulusan. Pada kurikulum 2013 standar kompetensi lulusan (SKL) terdiri dari tiga

domain, yaitu domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Seperti yang terdapat

dalam draft pengembangan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2012) dalam domain

keterampilan ini terdapat aspek elemen keterampilan proses yaitu mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Sedangkan dalam

domain pengetahuan terdapat aspek elemen keterampilan proses mengetahui,

memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.

Modul fisika yang digunakan siswa secara umum belum mengarah kepada

penanaman keterampilan proses yang merupakan esensi dari pembelajaran fisika itu

sendiri. Sehingga produk dari pembelajaran fisika merupakan siswa yang belum

memiliki kemampuan yang baik untuk mengamati, mengkomunikasikan,

mengelompokkan, melakukan pengukuran, menarik kesimpulan, dan melukan

prediksi terhadap fenomena-fenomena alam yang terkait dengan fisika. Oleh karena

itu perlu dikembangkan modul-modul fisika yang telah berorientasi keterampilan

proses sains. Dalam modul ini, nantinya siswa mengajar dirinya sendiri dan

melakukan kontrol sendiri terhadap intensitas belajarnya menggunakan fakta

ilmiah, memahami sistem kehidupan dan memahami penggunaan peralatan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

6

sains. Selain itu penggunaan dan pengembangan keterampilan proses sains dan

sikap ilmiah dalam pembelajaran sains bertujuan agar peserta didik mampu

memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah sains.

Kinematika gerak merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang

mempelajari tentang gerak serta perubahan-perubahan yang tampak dalam rentang

waktu benda melakukan gerak. Kinematika gerak termasuk materi ajar di SMA pada

kelas X sesuai yang terdapat pada KD 4.2 Kurikulum 2013. Karakteristik materi

kinematika gerak memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran

melalui kegiatan-kegiatan pengamatan dan eksperimen. KPS berperan penting dalam

melakukan pengamatan dan eksperimen. Penggunaan metode pembelajaran yang

menunjang pada kinematika gerak, khususnya untuk mengakomodasi penemuan

konsep maka siswa perlu menguasai KPS. Ketika siswa telah menguasai KPS

dengan baik, maka KPS dapat membantu siswa untuk mempelajari materi

berikutnya yaitu dinamika, perpaduan gerak, dan gerak paralabola. Oleh karena itu,

KPS sangat diperlukan dalam pembelajaran kinematika gerak.

Bertolak dari hal tersebut adalah suatu tantangan bagi para guru fisika

untuk dapat membelajarkan sains khususnya fisika secara kontekstual dan

komprehensif kepada peserta didik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru

diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian

dipertegas melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses,

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

7

yang antara lain mengatur tentang perencanan proses pembelajaran yang

mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan

perencanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun perangkat pembelajaran, antara lain Silabus dan RPP secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berdasarkan studi lapangan, di SMAN 2 Ponorogo, dari hasil wawancara

terhadap guru dan siswa menunjukkan gambaran bahwa belum adanya modul

relevan yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains, sehingga

meskipun siswa memiliki hasil belajar rata-rata baik, namun keterampilan-

keterampilan saintifik seperti aktivitas di laboratorium sangat kurang. Siswa belum

memiliki wawasan KPS secara komprehensif. Hal ini mendasari perlunya KPS

dilatihkan terhadap siswa untuk meningkatkan KPS yang telah dimiliki. Dahar

(1985:11) menyatakan bahwa KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan

metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu

pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk

menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan

memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki,

sehingga KPS sangat diperlukan dan harus selalu ditanamkan dan dilatihkan pada

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

8

semua jenjang pendidikan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

dilakukan penelitian tentang: “Pengembangan Modul Latihan Keterampilan Proses

Sains untuk SMA/MA Kelas X pada Materi Kinematika Gerak”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan, diantaranya sebagai berikut:

1. Pembelajaran fisika di SMA belum mengarah kepada keterampilan proses

sains.

2. Kompetensi lulusan pembelajaran fisika belum memiliki kemampuan

keterampilan proses sains dengan baik.

3. Setiap guru pada satuan pendidikan belum menyusun perangkat pembelajaran

fisika, yang dapat melatihkan keterampilan proses sains.

4. Perangkat pembelajaran fisika berbasis keterampilan proses belum ada, maka

perlu diadakan perangkat pembelajaran fisika yang diharapkan dapat

membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang begitu luas dengan

situasi dunia nyata.

C. Pembatasan Pengembangan

Berdasarkan identifikasi masalah, dapat diketahui bahwa masalah dalam

penelitian ini sangat luas. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul

latihan keterampilan proses sains dalam pembelajaran fisika SMA/MA kelas X. Uji

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

9

coba di SMA Negeri 2 Ponorogo untuk mengetahui pengaruh modul fisika berbasis

keterampilan proses ini terhadap hasil belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan

dicari jawabannya yaitu:

1. Bagaimanakah pengembangan modul latihan keterampilan proses sains pada

materi kinematika gerak untuk kelas X?

2. Bagaimanakah kelayakan modul latihan keterampilan proses sains dengan materi

kinematika gerak untuk kelas X?

3. Bagaimana pengaruh dari modul latihan keterampilan proses sains dengan

materi kinematika gerak terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2

Ponorogo?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan pada latar

belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Menghasilkan modul pembelajaran latihan keterampilan proses sains untuk

SMA/MA Kelas X pada materi kinematika gerak.

2. Mengetahui kelayakan modul pembelajaran latihan keterampilan proses sains

untuk SMA/MA Kelas X pada materi kinematika gerak.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

10

3. Mengetahui pengaruh dari modul pembelajaran latihan keterampilan proses

sains untuk SMA/MA Kelas X pada materi kinematika gerak sains terhadap

hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Ponorogo.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan berupa modul latihan keterampilan proses sains

dengan pokok bahasan kinematika gerak. Modul ini berupa modul cetak dan

dilengkapi dengan suplemen silabus dan RPP untuk guru, dan dilengkapi dengan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk siswa.

G. Manfaat Penelitian

Manfaan penelitian ini adalah :

1. Manfaat secara teoritis

a. Menekankan arti pentingnya penggunaan modul pembelajaran

fisika dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

b. Menambah wawasan bagi guru dan siswa tentang modul

pembelajaran fisika yang dapat melatihkan keterampilan proses

sains.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi guru

Modul pembelajaran latihan keterampilan proses sains dapat

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

11

digunakan sebagai salah satu alternatif sarana belajar untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dan melatihkan jiwa saintis

b. Bagi siswa

Melatih siswa untuk memiliki jiwa saintis dan meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan menguasai keterampilan proses sains

c. Bagi sekolah

Sekolah mempunyai modul pembelajaran latihan keterampilan

proses sains sehingga dapat digunakan sebagai referensi pembuatan

modul dengan materi pokok yang berbeda.

H. Definisi Operasional

1. Modul latihan keterampilan proses sains adalah buku pegangan berupa

media cetak dari suatu konsep fisika yang pembelajarannya menggunakan

aspek-aspek dalam keterampilan proses sains dan berisi ringkasaan materi,

lembar kegiatan siswa, serta lembar evaluasi.

2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dimiliki siswa dalam

pembelajaran sains. Keterampilan ini merupakan keterampilan proses sains

meliputi: mengamati (observing), menafsirkan (interpreting), berhipotesis

(hypothesized), mengklasifikasi (classifying), merencanakan percobaan

(experimenting), menyimpulkan (inferring), meramalkan (predicting),

mengkomunikasikan (communicating), dan menerapkan konsep atau prinsip

(applying concept)

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

12

3. Hasil belajar siswa adalah perolehan belajar siswa setelah mengikuti

pemnbelajaran dengan menggunakan modul. Hasil belajar merupakan

keterampilan proses sains (KPS) yang dimiliki oleh siswa.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Domain Pembelajaran Fisika

Ilmu Pengetahuan Alam atau science (bahasa Indonesia: sains) diambil

dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian

berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA. Ilmu

Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan.

Pembelajaran fisika adalah bagian dari pelajaran ilmu alam. Ilmu alam

secara klasikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) ilmu-ilmu fisik (physical

sciences) yang objeknya zat, energi, dan transformasi zat dan energi, (2) ilmu-

ilmu biologi (biological sciences) yang objeknya adalah makhluk hidup dan

lingkungannya (Kemble, 1966: 7).

Allan J. Mac Cormack dan R.E. Yager telah mengembangkan

taksonomi pendidikan sains yang terdiri atas lima domain (Mac Cormack,

1995: 24). Lima domain ini diharapkan membantu peserta didik agar peka dan

mampu mencari penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi di

lingkungan sekitar. Lima domain tersebut adalah sebagai berikut:

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

14

a. Domain I – Knowing and Understanding (knowledge domain)

Knowledge domain, merupakan ranah pengetahuan yang meliputi fakta,

konsep, hukum (prinsip-prinsip), beberapa hipotesis dan teori yang digunakan

para ilmuwan, serta masalah-masalah yang terkait dengansains dan sosial. Semua

informasi ini dimunculkan dalam tema pembelajaran sains yang

menekankan pengaruh teknologi dan sains dalam lingkungannya.

b. Domain II – Exploring and Discovering (process of science domain)

Penggunaan beberapa proses sains untuk belajar bagaimana para

saintis berpikir dan bekerja, yang kemudian dikenal pula sebagai

keterampilan proses sains. Beberapa proses sains adalah:

1) Keterampilan Dasar (Basic Skills) : Mengamati (observing), mengklasifikasi

(classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan (inferring), meramalkan

(predicting), dan mengkomunikasikan (communicating)

2) Keterampilan terintegrasi (Integrated Skills) : Membuat model (Making

Models), mendefinisikan secara operasional (Defining Operationally),

mengumpulkan data (Collecting Data), menginterpretasikan data

(Interpreting Data), Mengidentifikasi dan mengontrol variabel (Identifying

and Controlling Variables), merumuskan hipotesis (Formulating

Hypotheses), melakukan percobaan (Experimenting).

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

15

c. Domain III – Imagining and Creating (creativity domain)

Merupakan ranah kreativitas dalam kegiatan pembelajaran. Namun,

sebagian besar kegiatan pembelajaran fisika lebih memfokuskan pada

informasi yang diberikan pada peserta didik. Sangat sedikit kegiatan

pembelajaran fisika untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas

berpikir peserta didik. Padahal kemampuan peserta didik dalam domain ini

sangat penting, diantaranya: 1) Menghasilkan alternatif atau menggunakan

objek yang tidak biasa digunakan, 2) Memecahkan beberapa masalah, 3)

Berfantasi, 4) Menghasilkan ide-ide yang luar biasa.

d. Domain IV – Felling and Valuing (attitudinal domain)

Ranah sikap merupakan sikap ilmiah yang diharapkan dimiliki oleh

peserta didik. Dikarenakan dalam menghadapi berbagai permasalahan

dalam kehidupan, peserta didik tidak cukup mengimplementasikan pada

pengetahuan fisika, proses sains, dan kreativitas yang dimiliknya, tetapi juga

perlu dikembangkan sikap ilmiah. Tanpa adanya sikap, tidak akan

mungkin masa depan menjadi lebih baik. Sikap ilmiah yang perlu

dikembangkan dalam domain ini antara lain:

1) Pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum, sains di

sekolah, dan para pendidik sains

2) Pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri

3) Penggalian emosi kemanusiaan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

16

4) Pengembangan kepekaan,dan penghargaan, terhadap perasaan orang lain

5) Pengambilan keputusan tentang isu-isu sosial dan lingkungan

e. Domain V – Using and Applying (applications and connections domain)

Ranah penggunaan dan penerapan yang betujuan untuk perlu

mengembangkan lebih lanjut semua pengalaman serta ide-ide peserta didik

dalam mempelajari fisika sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Domain koneksi dan penerapan ini dapat diukur melalui kegiatan

peserta didik dalam hal:

1) Mengamati contoh konsep-konsep sains dalam kehidupan sehari-hari

2) Menerapkan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sains yang

telah dipelajari untuk masalah-masalah teknologi sehari-hari

3) Memahami prinsip-prinsip fisika dan teknologi yang melibatkan

peralatan teknologi rumah tangga

4) Menggunakan proses sains dalam memecahkan masalah-masalah yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari

5) Memahami dan menilai perkembangan fisika melalui media masa

6) Mengambil keputusan untuk diri sendiri yang berkaitan dengan

kesehatan, gizi, dan gaya hidup berdasarkan pengetahuan dalam sains

daripada berdasarka apa yang ”didengar” dan yang ”dikatakan” atau hanya

emosi

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

17

Dengan memandang kelima domain fisika yang dikembangkan

diharapkan mampu memberikan peluang bagi peserta didik untuk belajar fisika

secara utuh. Peserta didik menjadi tertarik dengan fisika melalui pembelajaran

yang lebih efektif karena pengukuran dilakukan tidak berfokus pada satu

domain saja.

2. Ketrampilan Proses Sains

Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan

perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk

kreativitas. Sedangkan proses dalam hal ini didefinisikan sebagai perangkat

keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian

ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-

komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.

Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada

anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.

Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa

sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak

hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep

tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan

ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep

sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

18

suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya

bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa

memahami objek atau memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun

gagasan baru. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai

bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta

diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang

telah dimiliki.

Kemampuan yang dikembangkan dalam pembelajaran menggunakan

keterampilan proses sains meliputi : (a) kemampuan untuk mengetahui apa yang

diamati, (b) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan

kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (c)

dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains

meliputi pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari

jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang gejala alam

maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan

diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan

kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Melalui keterampilan

proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar,

terbuka, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan,

memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada

peserta didik. Sehingga arah pembelajaran menjadi “bagaimana menyediakan dan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

19

memperkaya pengalaman belajar peserta didik”. Pengalaman belajar diperoleh

melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi

aktif.

Metode pendekatan saintifik yang berorientasi pada berfikir saintis dan

berfikir kritis telah lazim digunakan untuk memaparkan keterampilas sains, dan

dikenal dengan nama keterampilan proses sains. Metode ini dipopulerkan oleh

sebuah proyek kurikulum yang dikenal sebagai Science – A Process Approach

(SAPA) (Padilla: 1990). Keterampilan proses sains dalam SAPA didefinisikan

sebagai seperangkat kemampuan saintis yang dapat diterapkan sesuai dengan

berbagai disiplin ilmu dan mencerminkan perilaku seorang ilmuwan.

Sebagaimana dalam uraian sebelumnya bahwa keterampilan proses sains

merupakan salah satu domain dalam pembelajaran fisika. SAPA membagi

keterampilan proses sains (science process skills) menjadi dua yaitu keterampilan

dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills).

a. Keterampilan Dasar (Basic Skills)

Keterampilan dasar dari keterampilan proses sains terdiri dari Mengamati

(observing), mengklasifikasi (classifying), mengukur (measuring), menyimpulkan

(inferring), meramalkan (predicting), dan mengkomunikasikan (communicating).

Keterampilan dasar tersebut terintegrasi serentak ketika ilmuwan merancang dan

melaksanakan eksperimen atau dalam kehidupan sehari-hari ketika melakukan tes

atau percobaan.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

20

1) Mengamati (observing)

Mengamati adalah proses menyeluruh yang meliputi pengumpulan data

tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan panca indera. Untuk

dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan

sebanyak mungkin indera yang dimiliki, yakni melihat, mendengar,

merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan

fakta-fakta yang relevan dan memadai secara maksimal.

2) Mengklasifikasi (classifying)

Mengklasifikasi atau mengelompokkan adalah suatu sistematika yang

digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.

Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari

kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan

mencari dasar penggolongan.

3) Mengukur (measuring)

Proses tambahan dari klasifikasi mengharuskan pada kasus-kasus tertentu

untuk melakukan pengukuran secara mendetail. Ketika mengukur beberapa

benda berarti membandingkan benda tersebut untuk didefinisikan dengan

rujukan yang disebut satuan. Sebuah informasi hasil penggkuran berisi dua

bagian yaitu angka untuk memberitahu berapa banyak, dan nama satuan untuk

memberitahu berapa banyak dengan rujukannya.

4) Menyimpulkan (inferring)

Menyimpulkan adalah kegiatan melakukan penjelasan atau tafsiran

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

21

(interpretasi) yang dibuat berdasarkan pengamatan. Ketika mampu

membuat kesimpulan, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa-peristiwa di

sekitar, dengan demikian siswa telah memiliki apresiasi yang lebih

baik terhadap lingkungan di sekitar.

5) Meramalkan (predicting)

Membuat ramalan (prediksi) adalah membuat dugaan secara logis tentang

hasil dari kejadian masa depan. Ramalan ini didasarkan pada pengamatan

yang baik dan kesimpulan yang dibuat tentang kejadian yang diamati. Apabila

siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk

mengemukakan fenomena yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum

diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses

meramalkan.

6) Mengkomunikasikan (communicating)

Komunikasi adalah keterampilan proses sains yang bergandengan seiring

dengan keseluruhan keterampilan proses sains. Siswa harus berkomunikasi

dalam rangka membagikan hasil pengamatan kepada orang lain, membagikan

hasil percobaan berupa kesimpulan, maupun prediksi. Komunikasi harus jelas

dan efektif agar orang lain dapat memahami informasi tersebut. Salah satu

kunci untuk berkomunikasi efektif adalah dengan menggunakan

rujukan (referensi).

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

22

b. Keterampilan terintegrasi (Integrated Skills)

Keterampilan terintegrasi dalam keterampilan proses sains berlandaskan

kepada enam keterampilan dasar yang telah diuraikan sebelumnya. Keterampilan

terintegrasi terdiri dari: membuat model (making models), mendefinisikan secara

operasional (defining operationally), mengumpulkan data (collecting data),

menginterpretasikan data (interpreting data), mengidentifikasi dan mengontrol

variabel (identifying and controlling variables), merumuskan hipotesis

(formulating hypotheses), melakukan percobaan (experimenting).

Keterampilan terintegrasi pada hakekatnya merupakan keterampilan-

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Mulai dari membuat

model yaitu model percobaan yang akan dilakukan, kemudian mendefinisikan

secara operasional variabel-variabel yang digunakan, selanjutnya melakukan

pengumpulan data dan menginterpretasikan. Langkah ini diikuti dengan

mengidentifikasi dan mengontrol variabel-variabel yang digunakan dalam

percobaan. Kemampuan merumuskan hipotesis sangat diperlukan dalam

percobaan untuk memberikan arah dalam percobaan. Hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus

dibuktikan kebenarannya. Dalam tahapan untuk melakukan percobaan,

keterampilan proses sains dasar dilakukan oleh praktikan.

Keterampilan proses sains dalam pembelajaran diimplementasikan melalui

pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

23

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan

fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan

intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat

langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan,

tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa

menjadi ilmuwan.

Seperti yang diimplementasikan oleh SAPA (Science A Process Approach),

pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatgn pembelajaran

yang berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaannya

terdapat beberapa perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep apa yang akan

dicapai, sedangkan pendekatan KPS justru menggunakan keterampilan proses

untuk memahami konsep atau mempelajari konsep. Selain itu SAPA juga

menuntut pengembanagan pendekatan yang dilakukan secara utuh yaitu dalam

metode ilmiah selama pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses

dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah, bergantung metode

pembelajaran yang digunakan.

Dalam Nuryani (1995) menyatakan bahwa keterampilan proses terdiri dari

sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan,

masing-masing keterampilan tersebut yaitu: 1) Melakukan pengamatan

(observasi), 2) Menafsirkan pengamatan (interpretasi), 3) Mengelompokkan

(klasifikasi), 4) Meramalkan (prediksi), 5) Berkomunikasi, 6) Berhipotesis,

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

24

7) merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8) Menerapkan konsep atau

prinsip, 9) Mengajukan pertanyaan.

Ketrampilan proses sains yang digunakan dalam pengembangan modul ini

merupakan penggabungan dan modifikasi dari KPS menurut Nuryani dan yang

terdapat dalam SAPA, sehingga diambil sembilan keterampilan proses sains, yaitu

mengamati (observing), menafsirkan (interpreting), berhipotesis (hypothesized),

mengklasifikasi (classifying), merencanakan percobaan (experimenting),

menyimpulkan (inferring), meramalkan (predicting), mengkomunikasikan

(communicating), dan menerapkan konsep atau prinsip (applying concept).

Keterampilan Proses Sains merupakan keterampialan yang bebas konsep,

artinya dalam melatihkan KPS tidak terikat akan konsep maupun sintaks dalam

pembelajaran. Pada umumnya KPS dilatihkan dengan dua cara. Metode

melatihkan KPS yaitu dilatihkan secara tidak langsung dan terintegrasi dalam

pembelajaran, dengan model-model pembelajaran berbasis KPS. Cara kedua

adalah dengan melatihkan KPS secara langsung satu persatu dimulai dari KPS

yang paling dasar, setelah siswa benar-benar menguasai KPS yang dilatihkan

dapat dilanjutkan dengan KPS berikutnya. Dengan cara ini siswa akan lebih fokus

untuk menguasai KPS sehingga dapat menunjang pembelajaran saintis untuk

materi-materi yang berbeda.

Dalam modul ini KPS dilatihkan secara tersendiri lepas dari sintaks

pembelajaran. KPS dilatihkan satu persatu dengan materi kinematika sebagai

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

25

pendamping dalam pembelajaran. Dengan demikian memudahkan siswa untuk

belajar masing-masing KPS untuk menunjang pembelajaran kinematika maupun

materi lain.

3. Modul

a. Pengertian Modul

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan

sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Depdiknas, 2007).

Suatu modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit

konsep dari pada bahan pelajaran. Pengajaran modul itu merupakan usaha

penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai

satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit berikutnya.

Modul itu disajikan dalam bentuk yang bersifat self instructional. Masing-

masing siswa dapat menentukan kecepatan dan intensitas belajarnya sendiri.

Modul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Modul disusun dengan memperhatikan bahwa sebagian anak belajar lebih

cepat dari pada anak-anak lainnya, karena mereka berbeda dalam

kemampuan intelektual dan fisiknya dari teman-temannya, serta dikarenakan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

26

lingkungan sosial, ekonomi, dan pendidikan keluarganya sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajarnya. Dengan adanya modul tersebut, diharapkan

dalam pembelajaran di sekolah tidak menghambat siswa-siswa yang cepat dalam

belajarnya. Dengan demikian memungkinkan para siswa maju berkelanjutan

dalam belajarnya sesuai dengan kemampuan, irama, dan gaya belajarnya

masing-masing.

b. Tujuan Penulisan Modul

Adapun tujuan penulisan modul (Depdiknas, 2007) adalah:

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat verbal.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa

maupun guru.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti:

a) meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa;

b) mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung

dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya;

c) memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan

minatnya;

d) memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri

hasil belajarnya.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

27

c. Karakteristik Modul

Agar menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

penggunanya, maka modul harus mencakup karakteristik yang diperlukan

sebagai modul. Dengan demikian pengembangan modul harus memasukkan

karakteristik sebagai berikut (Depdiknas, 2003:6):

1) Self Instructional

Self Instructional yaitu melalui modul siswa mampu membelajarkan diri

sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Sesuai dengan tujuan modul

adalah agar siswa mampu belajar mandiri. Untuk memenuhi karakter self

instructional, maka modul harus:

a) terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir

maupun tujuan antara;

b) terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-

unit/kegiatan spesifik sehingga memudahkan siswa belajar secara

tuntas;

c) tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

d) terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

siswa memberikan respon dan mengukur penguasaannya;

e) kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa;

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

28

f) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

g) terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h) terdapat instrumen penilaian (assessment), yang memungkinkan

siswa melakukan self assessment;

i) terdapat instrumen yang dapat digunakan menetapkan tingkat

penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya;

j) terdapat umpan balik atas penilaian siswa, sehingga siswa

mengetahui tingkat penguasaan materi;

k) tersedia informasi tentang rujukan/pembelajaran/referensi yang

mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.

2) Self Contained

Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu kompetensi atau

sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan siswa

mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas ke

dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau

pemisahan materi dari satu kompetensi/subkompetensi harus dilakukan

dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi/subkompetensi

yang harus dikuasai oleh siswa.

3) Stand Alone

Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

29

tergantung pada bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, siswa tidak

perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan

tugas pada modul tersebut. Jika siswa masih menggunakan dan bergantung

pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan tersebut, maka bahan

ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4) Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adapatif jika modul

tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel digunakan diberbagai tempat. Modul yang

adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dan perangkat dapat

digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

5) User Friendly

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau

bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan

informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan

pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses

sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan

salah satu bentuk karakteristik modul user friendly.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

30

d. Penulisan Modul

Modul pembelajaran harus mampumemerankan fungsi dan peranannya

dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan

dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya. Elemen-elemen

yang harus dipenuhi dalam menyusun modul antara lain (Depdiknas, 2003:8):

1) Konsistensi

a) gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke

halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan

dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi;

b) gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antara judul dengan baris

pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang

tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi;

c) gunakan tata letak dan pengetikan yang konsisten, baik pola

pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

2) Format

a) gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang proporsional.

Penggunaan kolom tunggal atau multi harus sesuai dengan bentuk dan

ukuran kertas yang digunakan. Jika menggunakan kolom multi,

hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom proporsional;

b) gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang tepat.

Penggunaan kertas secara vertical atau horizontal harus memperhatikan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

31

tata letak dan format pengetikan;

c) gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap yang bertujuan untuk

menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus.

Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.

3) Organisasi

a) tampilkan peta/bagian yang menggambarkan cakupan materi yang akan

dibahas dalam modul;

b) organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang

sistematis, sehingga memudahkan siswa memahami materi

pembelajaran;

c) susun dan tempatkan naskah, gambar, dan ilustrasi sedemikian rupa

sehingga informasi mudah mengerti oleh siswa;

d) organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragraf dengan

susunan dan alur yang memudahkan siswa memahaminya;

e) organisasikan antara judul, sub bab dan uraian yang mudah ditulis oleh

siswa.

4) Daya tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

a) bagian sampul (cover) depan dengan mengkombinasikan warna,

gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi;

b) bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

32

gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau

warna;

c) tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.

5) Bentuk dan Ukuran Huruf

a) gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan

karakteristik umum siswa;

b) gunakan perbandingan huruf yang proporsional antara judul, sub

judul dan isi naskah;

c) hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat

membuat proses membaca menjadi sulit.

6) Ruang (spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar

untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi

untuk menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda

kepada siswa. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara

proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa

tempat seperti:

a) Ruang sekitar judul bab dan sub bab

b) Batas tepi (margin), batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa untuk

masuk ke tengah-tengah halaman.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

33

c) Pergantian antara paragraf dan dimulai dengan huruf kapital.

d) Pergantian antar bab atau bagian.

e. Bagian-bagian Modul

Menurut Cece Wijaya (1992:99) bagian-bagian modul yang umum

dikembangkan adalah sebagai berikut:

1) Petunjuk untuk guru

2) Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

3) Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang

efisien.

4) Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi

belajarnya.

5) Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul.

6) Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus digunakan,

dan prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian.

7) Kegiatan siswa

a) Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya dan

kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Disamping itu,

memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh

siswa.

b) Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan

langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

34

c) Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan

masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi

pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian

materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus dipecahkan

maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa mengenai

materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas ini, diberikan agar

siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri.

d) Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa

dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah

tugas-tugas yang dikerjakannya benar.

8) Tes akhir modul

Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes

siswa, guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang

ditetapkan telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain

dapat mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

9) Kunci tes akhir modul

Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa

dijaga kerahasiaannya.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

35

f. Kekurangan dan Kelebihan Modul

Pembelajaran menggunakan modul lebih menekankan siswa untuk

belajar mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk

kegiatan belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai

berikut :

a) Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.

b) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki

oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada

khususnya.

c) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus

menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi

secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.

Utomo (1991:72), juga mengungkapkan beberapa hal yang

memberatkan belajar dengan menggunakan modul, yaitu: 1) Kegiatan

belajar memerlukan organisasi yang baik, 2) Selama proses belajar perlu

diadakan beberapa ulangan/ujian, yang perlu dinilai sesegera mungkin

Berdasar pendapat di atas ternyata pembelajaran menggunakan

modul memiliki kelemahan-kelemahan mendasar yang harus dapat diatasi

oleh guru sebagai sutradara dalam pembelajaran, agar pembelajaran dapat

berjalan secara optimal. Belajar menggunakan modul juga sangat banyak

manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya

sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu,

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

36

sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka

pembelajaran semakin efektif dan efisien.

Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang

diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain:

a) Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas

pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.

b) Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang

berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.

c) Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

d) Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.

e) Pendidikan lebih berdaya guna.

g. Modul Latihan Keterampilan Proses Sains

Modul latihan keterampilan proses sains adalah modul yang mencakup

keseluruhan keterampilan proses sains, dalam hal ini mengacu kepada

keterampilan proses terintegrasi yang dikemukakan SAPA (Padilla: 1990) dan

Nuryani (1995) yang mencakup sembilan keterampilan proses sains.

Modul yang dikembangkan berisi materi kinematika gerak yang

penyajiannya melatihkan siswa untuk menguasai keterampilan proses

terintegrasi maupun keterampilan proses sains dasar. Kemudian pada akhir

materi terdapat lembar kegiatan siswa untuk mengimplementasikan materi dan

keterampilan proses sains yang telah dipelajari.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

37

4. Kinematika Gerak

a. Pengantar Kinematika Gerak

Kinematika gerak merupakan ilmu dari fisika klasik yang sudah ada

sejak jaman dahulu. Berbagai penelitian telah dilakukan diantaranya

Aristoteles yang merupakan salah satu filsuf dan ilmuwan terbesar Yunani. Ia

kemudian menjelaskan fenomena gerak dengan membuat klasifikasi.

Aristoteles membagi gerakan dalam dua tipe: gerakan alami dan gerakan

gangguan.

Gerakan alami diduga berasal dari sifat benda. Dalam pandangan

Aristoteles, setiap benda dalam alam semesta memiliki tempat tertentu, yang

ditentukan oleh sifat ini. Setiap benda yang tidak berada dalam tempat

seharusnya akan bergerak untuk pergi ke tempat tersebut. Benda berada di

bumi, benda terbuat dari tanah liat akan jatuh ke tanah. Benda yang terbuat

dari udara seperti asap akan naik ke atas. Benda yang terbuat dari campuran

tanah dan udara namun didominasi bumi, seperti bulu akan jatuh ke tanah

namun tidak secepat benda yang terbuat dari tanah liat. Benda yang lebih

besar akan bergerak lebih cepat. Karena itu, benda dipercayai jatuh dengan

kecepatan proporsional dengan berat. Makin berat sebuah benda, makin cepat

benda akan jatuh ke tanah. Gerakan alami dapat bergerak lurus ke atas atau ke

bawah. Gerakan gangguan, ditimbulkan dari gaya mendorong atau menarik.

Seseorang mendorong sebuah kereta atau mengangkat sebuah benda

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

38

mengakibatkan gerakan. Angin menimbulkan gerakan terhadap kapal laut. Hal

mendasar tentang gerakan gangguan adalah disebabkan oleh penyebab luar

dan diberikan kepada benda. Benda bergerak bukan karena dirinya, tetapi

karena didorong atau ditarik.

Kemudian muncul teori Copernicus, tentang pergerakan bumi

mengelilingi matahari, dan dilanjutkan oleh penelitian Galileo. Hipotesis

benda jatuh Aristoteles dengan mudah digugurkan oleh Galileo. Ia melakukan

percobaan dengan menjatuhkan benda dengan beragam berat dari puncak

menara miring di Pisa dan membandingkan waktu jatuhnya. Berlawanan

dengan Aristoteles, ia menemukan batu yang beratnya dua kali lipat dibanding

batu yang lain tidak jatuh lebih cepat dua kali lipat. Kecuali akibat gaya gesek

dengan udara. Galileo kemudian menemukan bahwa benda dengan berat

beragam, ketika dilepaskan pada waktu yang bersamaan, jatuh bersama dan

menyentuh tanah pada waktu yang bersamaan. Dari teori-teori tentang gerak

inilah akhirnya memunculkan kemungkinan Newton untuk menjelaskan

tentang pergerakan alam semesta berdasarkan fisika klasik.

Dalam perkembangannya gerak dibedakan menjadi dua, yaitu

kinematika dan dinamika. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana gerak dapat terjadi tanpa memperdulikan penyebab terjadinya

gerak tersebut. Sedangkan dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang

gerak dan gaya penyebabnya.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

39

b. Kinematika gerak lurus

Dalam materi gerak lurus materi yang disampaikan, dapat disajikan

dalam peta konsep berikut:

Gerak lurus adalah kondisi suatu benda berpindah menjauhi posisi titik

acuan dengan lintasan lurus. Titik acuan adalah suatu titik untuk memulai

pengukuran perubahan kedudukan benda. Adapun lintasan adalah titik-titik

yang dilalui oleh suatu benda ketika bergerak. Suatu benda melakukan gerak,

bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik

asalnya (titik acuan). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika lintasannya

berbentuk garis lurus. Misalnya gerak jatuh bebas dan gerak mobil di jalan.

Gerak lurus yang dibahas ada dua macam yaitu :

a. Gerak lurus beraturan (disingkat GLB)

b. Gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB)

Gambar 2.1 : Peta konsep materi gerak lurus

GERAK LURUS

GLB

KecepatanTetap

GLBB

PercepatanTetap

Gerak Dipercepat Gerak Diperlambat

dapat berupa dapat berupa

ciri ciri

dapat berupa

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

40

1) Jarak dan perpindahan

Jarak merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu materi

(zat). Sedangkan perpindahan ialah perubahan posisi suatu benda yang

dihitung dari posisi awal. Jarak tidak mempersoalkan ke arah mana benda

bergerak, sebaliknya perpindahan tidak mempersoalkan lintasan suatu benda

yang bergerak. Perpindahan hanya mempersoalkan kedudukan, awal dan akhir

benda itu. Jarak adalah besaran skalar, sedangkan perpindahan adalah vektor.

Dua benda dapat saja menempuh jarak (panjang lintasan) yang sama namun

mengalami perpindahan yang berbeda. Ketika berpindah dari posisi awal xi ke

posisi akhir xf, perpindahan partikel didapat dengan xi - xf. . Digunakan simbol

delta (∆) untuk menyatakan perubahan besaran. Sehingga perpindahan

partikel dapat ditulis

Δx = xi - xf. …………………………………………………………… (2.1)

Besaran x menyatakan posisi benda relatif terhadap titik tetap yang

dipilih sebagai titik acuan atau titik pusat koordinta. Pada titik pusat koordinat

nila x=0. Untuk perjanjian, jika benda berada di sebelah kanan titik pusat

koordinat maka nilai x positif, sebaliknya jika benda berada di sebelah kiri

Gambar 2.2 : Perubahan posisi benda

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

41

titik pusat koordinat nilai x negatif. Berdasarkan persamaan 2.1 Δx berharga

positif jika xf lebih besar daripada xi, begitu pula sebaliknya. Dikarenakan

perpindahan bergantung pada arah geraknya, maka perpindahan bisa positif

atau negatif. Perpindahan positif jika arah gerak ke kanan, dan Perpindahan

negatif jika arah gerak ke kiri.

2) Kecepatan dan kelajuan

Kecepatan rata-rata ( ̅ ) sebuah partikel didefinisikan sebagai

perpindahan partikel Δx dibagi selang waktu Δt selama perpindahan tersebut

terjadi = ∆∆ …………………………………. (2.2)

Kecepatan rata-rata partikel yang bergerak dalam satu dimensi dapat bernilai

positif atau negatif, bergantung kepada tanda perpindahannya (perhatikan

persamaan 2.1) akan tetapi selang waktu Δt selalu bernilai positif.

Dalam kehidupan sehari-hari, kelajuan dan kecepatan memiliki arti

yang sama. Namun, dalam fisika terdapat perbedaan di antara keduanya.

Sebagai contoh seorang pelari marathon yang berlari lebih dari 40 km, namun

selesai pada tiitk kedudukan awal. Perpindahan totalnya nol, sehingga

kecepatan rata-ratanya nol. Tetapi apabila kita hitung seberapa cepat dia

berlari, maka bisa didapatkan rasio yang sedikit berbeda. Kelajuan rata-rata

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

42

partikel, sebuah besaran skalar, didefinisikan sebagai jarak tempuh total

dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Kelajuan rata-rata = ………..(2.3)

Dalam kehidupan sehari-hari, kelajuan maupun kecepatan senantiasa

berubah-ubah karena berbagai sebab. Misalnya jalanan yang tidak rata. Oleh

karenanya dapat diartikan bahwa kelajuan dan kecepatan pada dua

persamaan di atas sebagai kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata.

3) Kecepatan dan kelajuan sesaat

Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu.

Kecepatan dari suatu gerak partikel dapat juga diketahui pada saat selang

waktu tertentu saja. Misalnya sebuah partikel bergerak selama sepuluh detik,

maka dapat juga diukur kecepatan pada saat detik ke 0 sampai detik ke 5 saja.

Kecepatan ini disebut kecepatan sesaat, dengan kata lain kecepatan sesaat vx

sebanding dengan limit rasio Δx/ Δt seiring Δt mendekati nol.

Gambar 2.3: Grafik kecepatan sesaat(Resnick: 2011)

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

43

Secara grafis kecepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai gradient

garis singgung dari kurva posisi (x) dan waktu (t) pada nilai t yang diinginkan.

Grafik pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa kecepatan sesaat pada posisi A

didefinisikan dari gradien garis singgung kurva x(t) di titik A.

= lim∆ → ∆∆Dengan demikian kecepatan sesaat di titik A sebesar = = ~ , hal ini

berarti pada titik A benda masih dalam keadaan diam sehingga nilai kecepatan

sesaat tidak terdefinisikan. Kecepatan sesaat pada titik B adalah = =5, dengan demikian kecepatan sesaat di titik B adalah 5 m/s. Kecepatan sesaat

ini bisa bernilai positif maupun negatif bergantung arah gerakannya. Gerak

benda dari A ke B pada grafik 2.1 menunjukkan kecepatan bernilai positif

dikarenakan ∆ berharga positif. Sedangkan gerak dari B ke C sampai F

kecepatan bernilai negatif dikarenakan ∆ berharga negatif.

Kelajuan sesaat didefinisikan sebagai besarnya kecepatan sesaat.

Seperti kelajuan rata-rata, kelajuan sesaat tidak memiliki arah, sehingga tidak

mempunyai tanda di depan besaran nilainya.

4) Percepatan

Percepatan rata-rata x didefinisikan sebagai perubahan kecepatan Δvx

dibagi selang waktu Δt perubahan tersebut terjadi:

………………………. (2.4)

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

44

x= ∆∆ = ……………………………………………(2.5)

Perubahan kecepatan didapatkan dari selisih kecepatan akhir dengan

kecepatan awal . Selang waktu Δt didapatkan dari selisih waktu akhir awal

pengukuran dengan waktu awal pengukuran .

Percepatan sesaat sama dengan turunan kecepatan terhadap waktu, yang

menurut definisi berarti kemiringan grafik kecepatan-waktu.

ax= lim∆ →0 ∆∆ = ………………………………………(2.6)

percepatan dapat bernilai positif dan negatif. Percepatan bernilai positif

artinya gerak benda mengalami pertambahan kecepatan sehingga

kecepatannya semakin besar. Sedangkan percepatan bernilai negatif artinya

gerak benda diperlambat sehingga kecepatannya semakin kecil bahkan

berhenti, contoh pada gerak mobil yang di rem.

Secara grafis percepatan sesaat juga dapat didefinisikan sebagai gradient

garis singgung dari kurva kecepatan (v) dan waktu (t) pada nilai t yang

diinginkan seperti pada gambar grafik 2.3

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

45

Gradien garis singgung gambar grafik 2.4 didapatkan dari perbandingan

perubahan kecepatan ∆ dengan perubahan waktu ∆ , sehingga didapatkan

persamaan percepatan sesaat seperti persamaan 2.6

5) Gerak lurus beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus

dengan kecepatan tetap.

Pada grafik 2.3 menyatakan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh

(t) suatu benda yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut kecepatan

benda selalu tetap. Ditinjau dari gerak tiap detik, pada detik pertama

kecepatanya 3 m/s, pada detik kedua kecepatannya 3 m/s dan seterusnya dari

waktu ke waktu yakni tetap sebesar 3 m/s. Jarak total yang ditempuh benda

t (s)

v (m/s)

3

1 2 3 4 5Gambar 2.5 : Grafik GLB

Gambar 2.4: Grafik percepatan sesaat(Resnick: 2011)

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

46

dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva grafik v-t. Cara lain

menghitung jarak tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB.= …………………………………………(2.7)

Persamaan 2.7 menyatakan hubungan antara v, s. dan t dimana v adalah

kecepatan gerak benda sedangkan t adalah waktu tempuh selama benda

bergerak. Selain grafik v - t di atas, pada gerak lurus terdapat juga grafik s-t,

yakni grafik yang menyatakan hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu

tempuh (t) seperti grafik pada gambar grafik 2.6

Pada saat t = 0 s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 0, pada saat t = 1

s, jarak yang ditempuh oleh benda s = 2 m, pada saat t = 2 s, jarak s = 4 m,

pada saat t = 3 s, jarak s = 6 s dan seterusnya. Berdasarkan data tersebut dapat

dapat dianalisis dengan persamaan 2.7 sehingga diperoleh data kecepatan

pada tabel 2.1

Gambar 2.6 : Grafik s-t untuk GLB

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

47

Tabel 2.1 Analisis Kecepatan pada GLB

Waktu (t) Jarak (s) Kecepatan (v)1s 2m 2 m/s2s 4m 2 m/s3s 6m 2 m/s4s 8m 2 m/s

Selain menggunakan metode persamaan 2.7 kecepatan juga dapat

diturunkan dari gradien kemiringan garis pada grafik 2.4. Gradien garis

tan =∆∆ , tan tak lain adalah kecepatan gerak benda.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa benda yang diwakili oleh grafik

s-t pada gambar 2.4 di atas, bergerak dengan kecepatan tetap 2 m/s.

6) Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam

lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah

bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin

cepat. Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga

dapat berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin

lambat hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami percepatan

negatif.

Hubungan antara besaran-besaran x, v, a, dan t pada gerak satu

dimensi, dalam hal ini asesaat = arata-rata = konstan = a, dapat diturunkan secara

pendekatan dari persamaan 2.5 yaitu:

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

48

= ∆∆ = = sehingga

v = +a.t ………………………………………….. (2.8)

selain itu berdasarkan persamaan 2.4 vrata-rata = = ∆∆ = dan di lain

pihak juga vrata-rata = . Jika kedua persamaan untuk vrata-rata ini digabungkan

didapatkan = , sehingga diperoleh

− = . . = ( . ) .= . + ………………………………… (2.9)

atau= + . + …………………………..(2.10)

Persamaan GLBB dengan perhitungan yang tidak mengandung variabel t

dapat diturunkan dari persamaan 2.8 diperoleh = ( ) , dengan

mensubstitusi ke persamaan 2.10 diperoleh= + +Diperoleh − = 2 ( − )……………..(2.11)

Perhitungan GLBB lebih sederhana apabila disajikan dengan metode

grafik gerak.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

49

Gambar grafik 2.7 memperlihatkan gerak benda dengan kecepatan yang

berubah dari v0 menjadi vt dalam selang waktu 0 detik sampai t detik.

Perubahan kecepatan didapatkan dari vt-v0 yang berharga positif, dan selang

waktu adalah t. Dengan demikian grafik 2.5 merupakan GLBB dipercepat

dengan nilai kecepatan berubah semakin besar seiring bertambahnya waktu.

Nilai percepatan diperoleh dari gradien grafik v-t

B. Penilitian yang relevan

1. Penelitian Gina Hanifah Rahmi (2013), bertujuan untuk mengetahui

peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah pembelajaran dengan

bantuan buku ajar yang dikembangkan serta mengetahui tanggapan guru dan

siswa terhadap buku ajar yang dikembangkan. Hasil dari penelitian ini

adalah didapatkannya peningkatan n-gain siswa setelah melakukan

pembelajaran berbantuan buku ajar yang dikembangkan sebesar 0,33.

Peningkatan keterampilan proses sains dasar lebih besar dibandingkan

dengan keterampilan proses sains terpadu. Tanggapan guru dan siswa

terhadap buku ajar yang dikembangkan sangat positif. Dengan demikian

Gambar 2.7 : Grafik v-t untuk GLB dipercepat

∆vt

vo

t(s)

v(m/s)

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

50

penggunaan buku ajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan

keterampilan proses sains pada materi pokok optik yang dikembangkan oleh

Gina hanifah ini mendasari penulis untuk mengembangkan modul dengan

materi pokok yang berbeda dan dipilihlah materi kinematika gerak karena

materi ini memerlukan KPS dalam setiap sub bahasannya.

2. Penelitian oleh Haryono (2006), bertujuan untuk mengembangkan model

pembelajaran berbasis keterampilan proses sains guna meningkatkan

kemampuan proses sains dan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model yang dikembangkan yaitu merupakan

model dalam proses pembelajaran yang menterjemahkan keterampilan proses

sains ke dalam rangkaian proses pembelajaran di kelas dan dikembangkan

secara terintegrasi dengan pembelajaran yang berpola deduktif. Model

pembelajaran berbasis keterampilan proses sains secara signifikan efektif

untuk meningkatkan kemampuan proses sains siswa dari 46,08% menjadi

67,27%. Penelitian ini sebagai pendukung bahwa untuk meningkatkan

keterampilan proses sains juga tidak lepas dari model pembelajaran yang

digunakan, sehingga dalam penelitian pengembangan yang dilakukan penulis

harus disusun model pembelajaran yang sesuai untuk mengembangkan KPS

siswa.

3. Penelitian oleh Muhfahroyin (2009), bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran biologi kelas X SMA

Kartikatama Metro melalui penerapan model pembelajaran PBL. Penelitian

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

51

ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri datri dua siklus. Pada

siklus kedua keterampilan proses sains siswa meningkat sebesar 17,48% dari

siklus sebelumnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran PBL dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Dengan demikian model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

penelitian pengembangan yang dilakukan penulis salah satunya

menggunakan model pembelajaran PBL.

4. Penelitian oleh Raose Amnah Abd Rauf, et all (2013), bertujuan untuk

mengetahui apakah pendekatan pembelajaran sains pada kelas sains di dua

Smart School di Malaysia dapat menanamkan keterampilan proses sains serta

mengidentifikasi keterampilan proses sains manakah yang dapat ditanamkan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar sains yang

menggunakan berbagai pendekatan pengajaran dalam satu pelajaran memiliki

keuntungan tambahan dalam hal memberikan kesempatan bagi penanaman

keterampilan proses sains tersebut. Model pembelajaran yang bervariatif

dapat digunakan agar proses melatihkan KPS dapat lebih optimal sesuai

dengan KPS yang sedang dilatihkan.

5. Penelitian oleh Dilek Zeren Ozer dan Muhlis Ozkan (2011),

mengembangkan instrument penilaian yang merupakan instrument tes

keterampilan proses sains dan terdiri dari pertanyaan bersifat open ended

yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda, serta instrumen penilaian yang

lain berupa penilaian presentasi proyek. Dari hasil penelitian disimpulkan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

52

bahwa metode pembelajaran berbasis proyek lebih efektif untuk memberikan

penilaian terhadap keterampilan proses sains. Berdasarkan kesimpulan dalam

peleitian tersebut, salah satu metode dalam melatihkan KPS yang dapat

digunakan penulis sebagai acuan adalah model pembelajarn berbasis proyek.

6. Penelitian oleh Audrey N. Tomera (1974). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana keterampilan proses sains mengamati dan

membandingkan digunakan dalam konten materi yang berbeda dari matei

ketika keterampilan proses tersebut dilatihkan. Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa keterampilan proses sains dasar dapat diajarkan dan

ketika telah dipelajari, dapat menunjang siswa untuk belajar dengan

menerapkannya pada situasi atau materi yang baru. Dengan demikian penting

adanya penanaman KPS terhadap siswa untuk menumbuhkan jiwa saintis dan

menunjang pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika dengan keterampilan proses sains di SMA/MA

memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut

disebabkan karena akan memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa.

Siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui

pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang

mereka pahami serta memanfaatkannya untuk memecahkan masalah yang

mereka hadapi dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

53

tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau

peristiwa yang ada memuat sejumlah konsep/materi beberapa mata pelajaran.

Berdasarkan wawancara dengan siswa SMAN 2 Ponorogo, pengalaman

belajar yang diperoleh di kelas nyatanya belum utuh sehingga orientasi

tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar belum maksimal. Pembelajaran

lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan sains sebagai

produk dan siswa menghafal informasi faktual. Siswa belum mahir

mempelajari sains pada domain kognitif yang tinggi. Siswa belum

dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan

menunjukkan bahwa banyak siswa yang cenderung menjadi malas belajar secara

mandiri. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan

waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah siswa per kelas yang terlalu

banyak. Dalam kenyataan, memang tidak banyak siswa yang menyukai kajian

sains karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan siswa, atau karena

mereka tidak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian,

mereka tetap berharap agar pembelajaran sains di sekolah dapat disajikan

secara menarik, efisien, dan efektif.

Dari uraian di atas tampak betapa pentingnya pembelajaran fisika

berbasis keterampilan proses khususnya di SMA Negeri 2 Ponorogo yang telah

menerapkan Kurikulum 2013. Pembelajaran fisika berbasis keterampilan proses

akan memberikan pengalaman pengalaman belajar kepada siswa secara

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

54

menyeluruh. Dalam pembelajaran fisika tersebut dilatihkan keterampilan-

keterampilan untuk melakukan pengamatan, pengukuran, pengelompokan,

berkomunikasi, menarik kesimpulan, dan memberikan prediksi. Keenam hal

tersebut adalah beberapa aspek keterampilan proses sains.

Pengembangan modul yang dapat melatihkan keterampilan proses sains

diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada siswa tentang keterampilan

proses sains secara utuh tanpa terkendalan adanya keterbatasan waktu, sarana,

dan lingkungan belajar yang tidak mendukung. Dengan adanya modul fisika

berbasis keterampilan proses, diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dari

tujuan pembelajaran fisika itu sendiri.

Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan modul fisika latihan

keterampilan proses sains, dengan model pengembangan 4-D yang memiliki

tahapan Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasi menjadi model

4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.

Tahap pertama adalah pendefinisian yang bertujuan untuk menetapkan

dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran meliputi

analisis Kurikulum 2013 mata pelajaran fisika SMA, materi kinematika gerak,

kompetensi yang harus dicapai siswa, silabus kinematika gerak, dan pembelajaran

berbasis keterampilan prose sains. Tahap kedua adalah perancangan, dilakukan

kegiatan merancang perangkat pembelajaran dan modul yang berbasis

keterampilan proses sains. Tahap selanjutnya merupakan pengembangan modul

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

55

pembelajaran yang meliputi pengujian, evaluasi, dan revisi produk. Perangkat

serta modul pembelajaran akan dievaluasi dengan divalidasi oleh ahli dalam

bidangnya dan guru. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul

yang dikembangkan. Langkahnya adalah melakukan revisi apabila pada kegiatan

evaluasi masih ditemukan hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya adalah tahap implementasi dan penyebaran. Pada tahap ini peneliti

akan melakukan kegiatan uji coba lapangan terhadap produk yang dihasilkan.

Uji coba berupa pembelajaran di kelas yang akan menggunakan kelas

eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kelayakan modul yang

dihasilkan, mengetahui respon siswa terhadap modul latihan keterampilan proses

sains, dan mengetahui pengaruh dari modul pembelajaran latihan keterampilan

proses sains dengan materi kinematika gerak terhadap hasil belajar siswa kelas X

di SMA Negeri 2 Ponorogo.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and

Development / R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan modul latihan

keterampilan proses sains untuk SMA/MA kelas X pada materi kinematika gerak

dan mengetahui kualitas modul yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa berupa peningkatan keterampilan proses sains yang dimiliki. Model

yang digunakan untuk dasar pengembangan modul latihan keterampilan proses ini

merupakan hasil adaptasi dari pengembangan perangkat model 4-D (four-D

model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974: 5).

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur dalam penelitian ini mengadaptasi pada pengembangan

perangkat model 4-D (four D model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974).

Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan

Disseminate atau diadaptasikan menjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian,

Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran. Pengembangan perangkat

pembelajaran menggunakan model 4-D dengan berdasarkan kelebihan berikut:

1. Perangkat pembelajaran model 4-D lebih runtun,

2. Adanya tahap validasi dan uji coba menjadikan draf yang dihasilkan

lebih sempurna.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

57

Gambar 3.1. Desain Penilaian Produk Modul Pembelajaran Fisika(diadaptasi dari Muslimin, 2003: 6)

Modul Latihan Keterampilan Proses Sains

Revisi I

Draft IIUji Coba Kecil

Revisi II

Revisi III

Pra Penelitian

Analisis Siswa, Kurikulum, dan Materi

Tujuan Pembelajaran

Pendefinisian

Pemilihan Format Berdasarkan Kriteria Modul

Desain Awal Modul Draft I

Dosen Pembimbing Ahli Media Peer Review

Perencanaan

Draft III

Uji Coba di KelasAnalisis Hasil

Pengembangan

Penggunaan Modul di kelas lain, sekolah lain, guruyang lain, dan penyebaran sosialisasi melalui MGMP

Penyebaran

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

58

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan

kebutuhan- kebutuhan di dalam proses pembelajaran. Di dalam

menetapkan kebutuhan pembelajaran hal yang perlu diperhatikan antara

lain mengenai kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan kurikulum

yang berlaku, tingkat atau tahap perkembangan siswa, dan kondisi sekolah.

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini dilakukan perancangan prototipe perangkat

pembelajaran berupa modul. Tahap perancangan ini terdiri dari:

a. Pemilihan Format

Pemilihan format disesuaikan dengan format kriteria modul

yang diadaptasi dari format kriteria buku yang dikeluarkan oleh BSNP.

b. Desain Awal Modul

Dalam penyusunan awal draf modul akan dihasilkan draf modul I

dengan sekurang-kurangnya mencakup di dalamnya, yaitu:

1) Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dituangkan

di dalam modul.

2) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah

mempelajari modul.

3) Tujuan terdiri dari tujuan akhir dan tujuan antara yang akan

dicapai siswa setelah mempelajari modul.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

59

4) Materi yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Di dalam materi

terdapat aktivitas laboratorium untuk mendukung kinerja ilmiah

siswa.

5) Prosedur atau kegiatan yang harus diikuti siswa untuk

mempelajari modul.

6) Soal-soal, latihan dan atau tugas yang harus dikerjakan

atau diselesaikan oleh siswa.

7) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan

siswa dalam menguasai modul.

8) Kunci jawaban dari soal, latihan, dan atau pengujian.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul

pembelajaran sains yang sudah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan

hasil uji coba ke siswa.

a. Validasi perangkat diikuti dengan revisi

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan saran yaitu untuk

mengetahui kebenaran isi dan format serta keterlaksanaan draf

modul I bagi peningkatan bahan pembelajaran melalui kegiatan

validasi modul yang telah dihasilkan pada tahap perancangan.

Dalam hal ini, proses validasi dilibatkan validator yaitu: ahli,

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

60

teman sejawat, dan guru. Validasi ahli meliputi ahli modul /

media dan ahli pembelajaran sains, keduanya untuk mengetahui

kebenaran isi dan format modul pembelajaran sains terpadu yang

dikembangkan peneliti. Validasi dari teman sejawat yaitu validasi

dari mahasiswa Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta untuk mengetahui keterbacaan materi dan format.

Sedangkan Validasi guru yaitu validasi dari guru khususnya guru

fisika SMAN 2 Ponorogo untuk mengetahui kemungkinan

keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran sains

terpadu yang telah dikembangkan

Setelah draf modul I divalidasi dan direvisi, maka dihasilkan

draf modul II. Draf Modul II selanjutnya akan di uji coba penggunaannya

ke siswa.

b. Uji coba dengan siswa

Uji coba modul pembelajaran fisika dilakukan uji coba

terbatas di SMAN 2 Ponorogo. Tujuan dari ujicoba ini adalah untuk

mengoperasionalkan modul fisika latihan keterampilan proses sains.

Hasil uji coba terbatas akan dijadikan sebagai masukan atau

perbaikan untuk uji lapangan.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

61

telah dikembangkan dalam penelitian ini yaitu modul pembelajaran

fisika , yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di

kelas lain, di sekolah lain, guru yang lain, dan sebagainya.

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan uji

coba produk. Uji coba ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik

secara langsung dari pengguna kualitas modul yang sedang

dikembangkan. Uji coba produk yang berupa modul pembelajaran

Fisika ini yang telah divalidasi oleh ahli media, ahli materi, guru fisika,

peer reviewer. Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

akan digunakan sebagai dasar melakukan revisi pada modul pembelajaran

yang dihasilkan, sehingga modul dapat dinilai kelayakannya. Uji coba

untuk menguji pengaruh penggunaan modul sains terpadu pada

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Experimental Design yang dikhususkan dengan desain control group pre-

test, post-test design. Suatu eksperimen selalu dilakukan dalam kondisi

yang satu atau beberapa variabelnya dapat dikontrol. Hal ini berarti kontrol

digunakan untuk kelompok atau individu yang tidak dikenai variabel

eksperimen.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

62

Dalam uji coba ini, digunakan subyek yang berbeda, yaitu kelas kontrol

(pembelajaran fisika tanpa menggunakan modul fisika yang telah

dikembangkan) dan kelas eksperimen (pembelajaran fisika menggunakan

modul yang telah dikembangkan)

Tabel 3.1: Skema Rancangan Pengambilan Data Uji Coba

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-testKelompok

Eksperimen IY1 X1 Y2

KelompokKontrol

Y1 - Y2

(Prabowo, 1998 : 45)

Dari tabel rancangan pengambilan data untuk uji coba lapangan, maka

ditentukan subyek pengambilan data adalah dua kelas. Kelas I sebagai

kelompok eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan modul latihan

keetrampilan proses sains yang telah dikembangkan (perlakuan X1),

sedangkan kelas II sebagai kelompok kontrol yang dilakukan pembelajaran

tanpa menggunakan modul yang dikembangkan. Masing-masing kelas

diuji kemampuan awalnya dengan pretest (Y1) dan pada akhir

pembelajaran, masing-masing kelas dilakukan posttest dengan soal yang

sama (Y2).

2. Subjek Penelitian

Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini terbagi menjadi

dua, yaitu:

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

63

a) Untuk menguji kelayakan modul dilakukan uji coba pada

kelompok terbatas yang terdiri dari 10 orang siswa SMAN 2

Ponorogo.

b) Untuk mengetahui pengaruh modul yang dikembangkan terhadap

prestasi belajar siswa digunakan uji coba lapangan pada siswa kelas X

sebanyak dua kelas. Salah satu sebagai kelas eksperimen (kelas yang

proses belajarnya menggunakan modul yang dikembangkan) yang

berjumlah 32 orang dan kelas yang lain sebagai kelas kontrol yang

proses belajarnya menggunakan buku teks fisika terpadu yang

disediakan oleh sekolah, yang berjumlah 32 orang. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling.

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data pimer yang diharapkan terkumpul dalam penelitian ini

adalah data tentang kelayakan modul pembelajaran fisika hasil

pengembangan. Data yang dikumpulkan berupa hasil validasi para ahli,

teman sejawat, dan guru. Data tersebut meliputi skor penilaian dari aspek

materi, aspek pembelajaran, dan aspek tampilan modul. Tanggapan subjek

coba yang terhimpun melalui respon subjek coba terhadap modul

pembelajaran latihan keterampilan proses sains pada materi kinematika

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

64

gerak juga merupakan data primer. Data lainnya berupa temuan tentang

kelemahan dan kekurangan yang didapatkan dari komentar dan saran

ahli, dan masukan/saran dari subyek uji coba.

Sedangkan data sekunder yang diharapkan terkumpul adalah data

perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa yang proses

belajarnya menggunakan modul yang dikembangkan dan siswa yang

diajar dengan menggunakan buku teks yang disediakan oleh sekolah

yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran. Data tersebut berupa tes, baik

pretest maupun postest untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

4. Instrumen Pengumpul Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen berupa angket,

soal tes, dan lembar observasi.

a) Angket

Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan

modul pembelajaran sains terpadu hasil pengembangan ditinjau dari aspek

materi dan aspek media. Angket tersebut diperuntukkan bagi ahli materi,

ahli media, guru fisika, dan teman sejawat. Instrumen angket disusun

dengan menggunakan skala Likert. Penyusunan angket telah dilakukan

berdasarkan kisi-kisi yang dapat dilihat pada lampiran 1, dan sebelum

digunakan, angket telah divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Angket ini

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

65

juga digunakan untuk merekam respon siswa saat proses uji coba produk

dilakukan.

b) Soal tes

Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Tes diberikan dua kali

pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yaitu sebelum proses belajar

berupa soal pretest dan setelah proses belajar berupa soal posttest.

Dari hasil tes akan diketahui persentase siwa yang tuntas setelah

belajar dengan menggunakan modul fisika terpadu bagi kelas eksperimen

dan bagi kelas kontrol yang belajar menggunakan buku teks sains yang

disediakan oleh sekolah.

Tes hasil belajar yang digunakan berbentuk pilihan ganda karena

tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh materi pelajaran. Tes pilihan

ganda yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari lima pilihan

jawaban dan disertai dengan kolom alasan untuk masing-masing jawaban.

Hal ini digunakan untuk meminimalisir siswa menjawab dengan hanya

menebak, maupun menjawab asal-asalan.

c) Lembar Observasi

Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan

pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang

akan diteliti. Untuk itu digunakan lembar observasi, lembar observasi yang

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

66

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk meneliti

kemampuan proses sains siswa pada proses pembelajaran.

d) Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui tingkat validitas

(keabsahan) modul yang telah dikembangkan.

5. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Statistik ini berfungsi

memberikan, memaparkan atau menyajikan informasi sedemikian rupa

hingga data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan oleh orang

lain, meliputi: analisis kelayakan dan respon siswa, serta data hasil tes

belajar.

a. Analisis kelayakan modul oleh ahli, guru, teman sejawat dan respon

siswa. Data yang terkumpul untuk menganalisis kelayakan modul yang

dikembangkan berupa data dari angket dari ahli materi dan media,

guru fisika, teman sejawat, dan respon dari siswa pada uji

terbatas. Teknik analisis data untuk kelayakan modul, dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Tabulasi semua data yang diperoleh dari para validator untuk

setiap komponen, sub komponen dari butir penilaian yang

tersedia dalam instrumen penilaian.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

67

2) Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen dengan

menggunakan rumus:= ∑adalah skor rata-rata setiap komponen, yang dihitung dari jumlah

skor yaitu ∑ untuk masing-masing komponen dibagi dengan

jumlah penilai (n).

3) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria

Untuk mengetahui kualitas modul hasil pengembangan baik dari

aspek materi maupun aspek media, serta untuk mengetahui respon

siswa terhadap modul, maka dari data yang mula-mula berupa skor,

diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala empat

(Khabibah, 2006).

Tabel 3.2 Kriteria skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria

No Rentang skor Kategori

1. 3,51-4,00 Sangat Baik2. 2,51-3,50 Baik3. 1,51-2,50 Cukup Baik4. 1,00-1,50 Kurang

Baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

68

b. Analisis hasil belajar sains

1) Data pretest dan posttest

2) Data pretes dan postes peserta didik diuji normalitas dan

homogenitasnya sebagai bentuk uji prasyarat analisis. Data yang

digunakan berupa data rasio yang termasuk dalam data kuantitatif.

Hasil dari uji prasyarat digunakan sebagai dasar analisis lebih lanjut

terhadap nilai hasil belajar peserta didik. Seluruh pengujian dalam

analisis menggunakan program SPSS Statistik versi 18.

3) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui pola sebaran kelompok

data tes yang dihasilkan. Hasil uji kenormalan menggunakan hasil

pada Kolmogorov-Smirnova. Pengujian diawali dengan memberikan

hipotesis terhadap nilai signifikansi.

Ho : data terdistribusi normal

Ha : data tidak terdistribusi normal

Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 (Sign. >

0,05) maka Ho diterima.

4) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan dalam varians

data. Hipotesis diberikan pada data yang dilihat variannya.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

69

Ho : Varian data homogen

Ha : Varian data tidak homogen

Ketentuan uji yaitu Ho diterima jika nilai signifikansi yang diperoleh

lebih besar dari α = 0,05 (Sign. > 0,05).

5) Normalisasi Gain Score

Normalisasi gain score adalah teknik analisis untuk mengetahui

tingkat kenaikan hasil belajar siswa. Gain score (g) ternormalisasi

menurut Hake (1998: 1) dapat dihitung dengan persamaan:< >=

Tabel 3.3 Kriteria Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Kriteria<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > <g> ≥ 0,3 Sedang<g> < 0,3 Rendah

6) Uji perbedaan rata-rata (uji –t)

Uji-t dua pihak digunakan untuk mengetahui signifikansi

perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan modul

berbasis keterampilan proses sains dengan siswa yang menggunakan

modul biasa. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji-t dua pihak,

adalah:

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

70

i. Menentukan hipotesis

H0 : µ1 = µ2 : rata-rata nilai kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol

H1 : µ1 ≠ µ2 : rata-rata nilai kelas eksperimen tidak sama

dengan kelas kontrol

ii. Menentukan taraf signifikan dengan α = 0,05.

iii. Menghitung t dengan mengguakan software SPSS 18

iv. Menentukan kriteria hipotesis

Terima Ho jika -t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Dimana t(1-1/2α) di dapat dari

daftar distribusi t dengan dk adalah (n1 + n2 -2) dengan peluang

(1-1/2α). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2005:

239).

v. Menarik kesimpulan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pengembangan

Deskripsi data hasil penelitian pengembangan disajikan untuk memaparkan

penelitian pengambangan yang menghasilkan produk berupa modul fisika yang

berupa modul latihan keterampilan proses sains pada materi pokok kinematika gerak.

Modul ini mengacu pada pada silabus, RPP, dan kisi-kisi soal Kurikulum 2013 yang

disusun sesuai indikator keterampilan proses sains yang dilatihkan. Data keterampilan

proses sains siswa berupa tes hasil belajar dan observasi keterampilan proses sains

yang didapatkan selama pembelajaran menggunakan modul latihan keterampilan

proses sains yang telah dikembangkan. KD yang dijadikan dasar pengembangan

adalah KD pada kelas X yaitu KD 2.1, KD 4.1 , dan KD 4.2 .

Tahapan penelitian pengembangan modul latihan keterampilan proses sains

mengikuti tahapan penelitian pengembangan Thiagarajan yang telah diadaptasi oleh

Ibrahim (2001), yaitu tahapan 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Data

yang diperoleh dalam proses pengembangan modul latihan keterampilan proses sains

berdasarkan tahapan 4D sebagai berikut.

1. Hasil Tahap Studi Pendahuluan (Define)

a. Studi Kepustakaan

Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan dan kurikulum 2013 sebagai dasar

dan langkah awal pengembangan modul latihan keterampilan proses sains pada

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

72

materi kinematika gerak. Langkah pertama adalah menentukan produk modul yang

harus dikembangkan dengan mengkaji pustaka serta literatur terkait dengan

keterampilan proses sains (KPS), Kurikulum 2013 yaitu Kompentensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang terkait dengan materi kinematika gerak, bahan ajar

yang digunakan, serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi kinematika

gerak. Berdasarkan studi pustaka terkait dengan keterampilan proses sains terdapat

beberapa acuan keterampilan proses sains, yaitu KPS yang dikembangkan SAPA

(Science As A Process Approach)dan KPS menurut Nuryani Rustaman. Sehingga

disusunlah komponen keterampilan proses sains berdasarkan keduanya yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi pokok yang terkait.Keterampilan

Proses Sains (KPS) ini tidak terikat dengan model pembelajaran tertentu, tetapi dapat

terintergrasi dalam beberapa model pembelajaran seperti model pembelajaran inkuiri,

kooperatif, maupun model pembelajaran langsung.

Berdasarkan hasil penelitian analisis kurikulum 2013, bahwa kurikulum 2013

terdiri atas Kompetensi Inti (KI) yang merupakan terjemahan atau operasionalisasi

SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti mencakup sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan

(KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). Kompetensi yang berkenaan dengan sikap

keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada waktu peserta

didik belajar tentang pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4).

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

73

Kurikulum 2013 menekankan kepada proses pembelajaran secara saintifik

yang meliputi mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta (Kemendikbud: 2012). Hal tersebut sesuai dengan aspek komponen yang

terdapat pada keterampilan proses sains (KPS).

b. Analisis Peserta Didik dan Survei Lapangan

Analisis peserta didik diawali dengan menelaah kurikulum 2013 untuk

menentukan materi pokok yang akan digunakan dalam melatihkan keterampilan

proses sains. Selanjutnya berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) pada kurikulum 2013, didapatkan materi pokok kinematika gerak lurus yang

terdapat pada kelas X semester I.

Tahapan berikutnya dilakukan survey lapangan yang bertujuan untuk

menggali pembelajaran fisika yang telah didapatkan peserta didik khususnya

mengenai keterampilan proses sains pada materi kinematika gerak. Survey lapangan

meliputi kegiatan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi fisika di

SMAN 2 Ponorogo. Hasil wawancara terhadap 4 guru fisika di SMAN 2 Ponorogo

diperoleh gambaran awal tentang proses kegiatan belajar mengajar terkait dengan

keterampilan proses sains sebagai berikut: (1) pembelajaran sudah menggunakan

beberapa media seperti modul LKS, video, dan alat peraga namun belum sepenuhnya

berjalan sesuai perencanaan, (2) guru cenderung menggunakan metode pembelajaran

langsung (direct instruction), kemudian dilanjutkan diskusi sehingga keterampilan

proses sains tidak dilatihkan secara khusus, (3) belum adanya modul relevan yang

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

74

dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan proses sains, (4) Siswa memiliki

hasil belajar rata-rata baik, namun keterampilan-keterampilan saintifik seperti

aktivitas di laboratorium sangat kurang, (5) Siswa belum memiliki wawasan

keterampilan proses sains secara komprehensif.

Kegiatan selanjutnya adalalah observasi yang diberikan kepada guru MGPM

fisika SMA di Ponorogo untuk mengetahui proses pembelajaran materi kinematika

gerak dan terkait kebutuhan modul yang menunjang latihan keterampilan proses

sains. Observasi dilakukan dengan memberikan angket, dan hasilnya sebagai berikut

(selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1).

Pada poin pertanyaan nomor satu semua guru 100% memiliki buku pegangan

lain selain yang diberikan kepada siswa sehingga guru memiliki banyak referensi

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Tidak dipungkiri bahwa buku

pegangan tambahan sangat diperlukan oleh seorang guru.

Pada poin pertanyaan nomor dua mengungkap bahwa tidak semua guru

memiliki buku pegangan yang dapat digunakan untuk melatihkan keterampilan

proses sains 60% guru belum memiliki buku pegangan untuk melatihkan

keterampilan proses sains, sisanya 40% telah memiliki, namun terbatas pada materi

tertentu.

Poin ketiga mengenai keterbatasan buku pegangan yang digunakan bapak /

ibu guru pengajar sejumlah 50% merasa banyak keterbatasan pada buku

pegangannya, sedangkan 50% yang lain merasa buku pegangan yang dimiliki sudah

cukup baik.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

75

Poin keempat mengungkap penggunaan media selain modul dalam

pembelajaran yang dilakukan untuk melatihkan keterampilan proses sains. Sejumlah

60% guru telah menggunakan media selain modul, misalnya video dan alat

peraga.Sedangkan 40% belum menggunakan bantuan media lain untuk melatihkan

keterampilan proses sains.

Poin kelima terdiri atas sub poin a, b, dan c yang bertujuan untuk mengetahui

penggunaan modul sebagai media untuk melatihkan keterampilan proses sains.

Didapatkan data bahwa hanya 40% guru yang menggunakan media modul untuk

melatihkan keterampilan proses sains. Sedangkan sisanya 60% menggunakan media

lain seperti alat peraga, lembar kerja siswa yang disusun khusus untuk kegiatan di

laboratorium. Modul yang digunakan oleh para guru sejumlah 50% tersebut bukanlah

modul yang dikembangkan sendiri sehingga perlu adanya penyesuaian dengan

karakteristik peserta didik.

Poin keenam merupakan pertanyaan untuk menggali bapak/ibu guru

responden menggunakan metode khusus untuk melatihkan keterampilan proses sains.

Sejumlah 40% guru menggunakan metode khusus, sedangkan sisanya 60% diajarkan

secara integratif maupun tidak langsung dalam pembelajaran.

Pertanyaan pada poin ketujuh bertujuan untuk mengetahui bapak/ibu guru

mengajak siswa melakukan percobaan untuk memahami dan dan melatihkan

keterampilan proses sains. Didapatkan 70% guru mengajak siswanya untuk

melakukan percobaan, sedangkan 30% guru menyatakan tidak mengajak siswa

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

76

melakukan percobaan, dikarenakan keterbatasan waktu dan sarana. Menurut UU No.

20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yaitu

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung

Dengan demikian pentingnya kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif untuk mengembangkan potensi peserta didik yang terdiri dari ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Dengan melibatkan siswa secara aktif maka

keterampilan proses sains dapat dilatihkan dengan baik.

Poin pertanyaan kedelapan bertujuan untuk mengetahui ketersediaan sarana

dan prasarana seperti laboratorium dan perpustakaan dapat membantu dalam

melatihkan keterampilan proses sains. Sebanyak 80% berpendapat bahwa

ketersediaan sarana seperti laboratorium dan perpustakaan sangat membantu dalam

melatihkan keterampilan proses sains. Sedangkan sebanayak 20% berpendapat

sebaliknya. Ketersediaan sarana kurang bias membantu dikarena tidak dimanfaatkan

secara maksimal.

Ketersediaan alat praktikum atau kit praktikum dapat diketahui dari

pertanyaan pada poin kesembilan. 100% guru responden menjawab iya. Sehingga

diketahui bahwa laboratorium semua guru responden telah memiliki kit praktikum

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

77

kinematika gerak, oleh karena itu tidak ada kekurangan sarana yang dapat digunakan

untuk kegiatan pembelajaran di laboratorium.

Poin kesepuluh terkait dengan poin kesembilan, yaitu apakah perpustakaan

sekolah menyediakan buku-buku referensi yang memadai untuk melatihkan

keterampilan proses sains. Sejumlah 80% menyatakan bahwa tidak tersedia buku

referensi yang memadai untuk melatihkan keterampilan proses sains, yang ada

hanyalah buku referensi umum terkait dengan materi-materi fisika.

Pertanyaan kesebelas mengungkap bahwa sejumlah 70% guru menyatakan

merasa kesulitan ketika melatihkan keetrampilan proses sains secara khusus

dikarenakan terbatasnya ketersediaan sumber belajar yang terkait dengan

keterampilan proses sains. Sedangkan 30% guru tidak mengalami kesulitan,

meskipun sumber belajar yang digunakan terbatas, guru menggunakan media-media

lain untuk memberikan pelatihan keterampilan proses sains dan terintegrasi dengan

pembelajaran.

Poin keduabelas dan ketigabelas mengungkap perlunya bahan ajar yang dapat

membantu melatihkan keterampilan proses sains khususnya pada materi kinematika

gerak. 100% guru responden menyatakan perlu suatu bahan ajar seperti modul yang

dapat digunakan untuk membantu melatihkan keterampilan proses sains. Semua guru

responden juga setuju bahwa perlu dikembangkan modul guna melatihkan

keterampilan proses sains sehingga keterampilan proses sains siswa dapat lebih baik.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

78

2. Hasil Tahapan Perancangan (Design)

Tahapan perencanaan modul merupakan tahapan yang menentukan kerangka

modul yang akan dikembangkan. Menurut Thiagarajan (1974) tahapan perancangan

memiliki beberapa langkah yaitu : menentukan standar acuan tes (constructing

criterion-referenced test), memilih alat (media selection), memilih susunan (format

selection), dan rancangan awal (initial design)

Standar acuan tes (constructing criterion-referenced test) perlu disusun

berdasarkan spesifikasi indikator dan tujuan pembelajaran, selanjutnya dituangkan

dalam kisi-kisi tes hasil belajar berupa posttest yang menilai kemampuan

keterampilan proses sains peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan studi kepustakaan dan analisis peserta didik maka perancangan

tahap awal berupa desain rancangan awal (initial design) meliputi:

a. Kurikulum yang digunakan dalam pengembangan penelitian ini adalah

Kurikulum 2013

b. Kompetensi Inti (KI) yang mengacu pada Kurikulum 2013 yaitu: KI-1

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, KI-2

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan

menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, KI-3

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

79

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dan KI-4

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

c. Kompetensi dasar yang dikembangkan adalah KD 2.1 Menunjukkan perilaku

ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)

dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan

percobaan dan berdiskusi. KD 4.1 menggunakan peralatan dan teknik yang tepat

dalam melakukan pengamatan dan pengukuran besaran fisika untuk suatu

penyelidikan ilmiah. KD 4.2 menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk

menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus beraturan (GLB) dan tidaak

beraturan (GLBB).

Setelah tahapan penyusunan standar acuan tes (constructing criterion-

referenced test) dan desain rancangan awal (initial design) dapat disusun perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan

kisi-kisi soal.

Penyusunan RPP disesuaikan dengan silabus yang telah disusun

sebelumnya.RPP merupakan penjabaran dari perumusan silabus, sehingga RPP

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

80

disusun berdasarkan indikator yang telah dirumuskan dalam silabus dengan

berpedoman pada ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree). Komponen

yang terdapat dalam RPP diantaranya adalah : Identitas; KI; KD; indikator; tujuan

pembelajaran; materi ajar; metode pembelajaran; kegiatan pembelajaran; alat dan

bahan; sumber belajar; dan penilaian. Kisi-kisi soal disesuaikan dengan silabus dan

RPP yang menguji keterampilan proses sains siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Tahapan perancangan untuk pemilihan media (media selection)

dikembangkan berupa modul pembelajaran yang merupakan modul cetak. Pemilihan

media penting untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar,

dikarenakan tujuan dari pemilihan media pembelajaran sendiri adalah untuk

mengoptimalkan penggunaaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar

untuk pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Materi pembelajaran yang

dikembangkan dalam modul ini adalah kinematika gerak. Modul ini bertujuan untuk

melatihkan keterampilan proses sains (KPS) sehingga isi modul dan aktivitas siswa

yang terdapat dalam modul merupakan aktivitas yang membentu siswa untuk berlatih

keterampilan proses sains baik secara mandiri maupun dengan bimbingan bapak / ibu

guru fisika. Berdasarkan KPS dari SAPA (Science A Process Approach) dalam Padilla

(1990) dan KPS menurut Nuryani Rustaman (1997), maka dipilihlah sembilan pokok

keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam modul ini, yaitu mengamati

(observing), menafsirkan (interpreting), berhipotesis (hypothesized), mengklasifikasi

(classifying), merencanakan percobaan (experimenting), menyimpulkan (inferring),

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

81

meramalkan (predicting), mengkomunikasikan (communicatin), menerapkan konsep

atau prinsip (applying concept).

Tahapan pemilihan format (format selection) modul latihan keterampilan

proses sains ini dilakukan setelah melakukan perancangan awal dan pemilihan media.

Format produk yang dihasilkan berupa modul yang terdiri dari bagian awal, inti , dan

penutup. Komponen modul dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Halaman Sampul dan Halaman Judul

Halaman sampul luar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut: 1) judul

modul yaitu “Modul Latihan Keterampilan Proses Sains”; 2) materi kinematika

gerak; 3) gambar/ilustrasi tentang gerak; 4) sasaran pengguna modul yaitu untuk

siswa SMA / MA Kelas X; 5) Nama pembuat modul; 6) Tulisan

lembaga/institusi pembuat modul yaitu Magister Pendidikan Sains, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Universitas Sebelas Maret, serta tahun

pembuatan modul.

b. Kata Pengantar

Kata pengantar memuat informasi tentang modul yang dikembangkan untuk

melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA/MA kelas X pada materi

kinematika gerak.

c. Daftar Isi

Memuat bagian-bagian atau momponen modul yang dilengkapi dengan nomor

halaman.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

82

d. Deskripsi Modul

Memuat penjelasan tentang isi modul, kemampuan prasyarat untuk mempelajari

modul, dan tujuan penggunaan modul

e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi inti yang akan dipelajari pada modul ini yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan

KI-4. Sedangkan kompetensi dasar yaitu KD-2.1 , KD-4.1, dan KD-4.2 yang

kesemuanya terkait dengan keterampilan proses sains dan materi kinematika

gerak.

f. Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk penggunaan modul diperlukan guna memudahkan siswa untuk belajar

dan berlatih keetrampilan proses sains secara mandiri, sedangkan untuk guru

dapat mempermudah dalam melatihkan keterampilan proses sains kepada siswa.

g. Kegiatan Belajar

Kegiatan belajar yang dikembangkan dalam modul ini memuat tiga kegiatan,

yaitu: Kegiatan Belajar I (Gerak, Jarak, dan Perpindahan); Kegiatan Belajar II

(Gerak Lurus); dan Kegiatan Belajar III (Gerak Vertikal).

h. Indikator dan Tujuan Pembelajaran

Memuat indikator-indikator yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran sesuai

dengan materi dari ketiga kegiatan belajar.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

83

i. Isi Modul

Modul latihan keterampilan proses sains ini berisi materi dan aktivitas siswa

yang dapat membantu untuk berlatih keterampilan proses sains, secara rinci

bagian isi modul adalah:

1) Fenomena, merupakan kejadian yang terkait dengan pembelajaran fisika

dengan tujuan untuk menarik minat siswa sehingga fokus dalam mempelajari

materi.

2) Keterampilan Proses Sains (KPS), merupakan keterampilan keterampilan

proses sains yang dilatihkan. Pada bagian ini dijelaskan deskripsi masing-

masing KPS dan disertai lembar aktivitas untuk berlatih KPS.

3) Konsep dan Uraian Materi, merupakan uraian materi kinematika gerak yang

dipelajari melalui latihan keterampilan proses sains.

4) Berfikir Saintis, berisi mini latihan keterampilan proses sains secara acak,

maupun kilas balik materi untuk mempertajam keterampilan proses sains

yang telah dipelajari.

5) Lembar Kegiatan Siswa, sebagai penguat keterampilan proses sains yang

telah dipelajari dalam satu kegiatan belajar

6) Uji Diri, sebagai tolok ukur kemampuan dalam menguasai keterampilan

proses sains dan merupakan bagian dari authentic assessment

7) Kunci jawaban dari lembar aktivitas siswa maupun uji diri

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

84

j. Daftar Pustaka

Merupakan daftar dari semua referensi / kajian pustaka yang digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan modul.

Format modul di atas apabila disajikan dalam kerangka modul, secara garis

besar ditunjukkan dalam kerangka modul menurut Sukiman (2012) yang sudah

dimodifikasi (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4).

Depdiknas (2003:2) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan adalah menyediakan buku ajar sebagai rujukan yang baik dan benar

bagi guru maupun siswa karena buku merupakan salah satu sarana penunjang dalam

pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut dengan dikembangkannya modul sangatlah

tepat untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan, khusunya dalam hal ini

modul yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Modul latihan keterampilan proses sains ini berupa modul cetak yang

dilengkapi dengan suplemen. Ditengah-tengah kecanggihan multimedia saat ini,

modul cetak masih sangat diperlukan. Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai

dari segi kecangihan medianya tetapi sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran,

bahan pembelajaran, kemudahan memperoleh media, dan kemampuan guru dalam

menggunakan media dalam proses pembelajaran (Yulianti dan Herlina: 2008).

Selain dari itu modul pembelajaran juga harus bersifat self instructional yaitu

mampu membelajarkan diri sendiri tidak bergantung pada pihak-pihak pihak lain.

Sehingga dengan modul latihan keterampilan proses sains siswa dapat berlatih

keterampilan proses sains sendiri.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

85

Dalam Sukiman (2012), modul yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang

melengkapi format modul akan memberikan uraian menjadi lebih jelas, dapat

menambah variasi penyajian, dan membantu dalam menciptakan imajinasi siswa

terhadap materi pembelajaran. Modul latihan keteampilan proses ini dilengkapi

dengan ilustrasi terkait dengan fenomena kinematika gerak yang dapat membantu

siswa memahami materi serta dalam berlatih keterampilan proses sains lebih baik.

Tujuan akhir dari pengembangan modul latihan keterampilan proses sains ini

yaitu siswa diharapkan dapat menguasai keterampilan-keterampilan proses sains

dengan lebih baik dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

keterampilan proses sains yang telah dimiliki siswa diharapkan dapat diterapkan

untuk pembelajaran sains selain fisika, seperti biologi dan kimia.

Tahapan perencanaan modul menghasilkan kerangka modul berupa desain

awal modul. Desain awal modul tersebut merupakan desain yang masih berupa

rancangan kasar dan masih memerlukan revisi maupun validari agar modul yang

dikembangkan memenuhi syarat untuk digunakan dalam pembelajaran di SMA/MA.

Desain awal berupa draft modul latihan keetrampilan proses sains pada materi

kinematika gerak, yang terdiri dari: a) Judul Modul yaitu “MODUL LATIHAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS : KINEMATIKA GERAK” yang tertera pada

sampul dalam maupun sampul luar. Halaman sampul luar dan dalam berisi judul

modul, materi pokok modul, penulis,instansi penulis dan pengguna modul; b)

Halaman Francis berisi tulisan “MODUL LATIHAN KETERAMPILAN PROSES

SAINS” dan dibawahnya terdapat tulisan “UNTUK SMA/MA KELAS X

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

86

SEMESTER 1”; c) Kata Pengantar, berisi tentang pengantar penulis yang berkaitan

dengan garis besar isi modul dan tujuan dikembangkannya modul.Isi pokok dari

modul ini menggunakan jenis huruf Book Antiqua ukuran 12pt dengan spasi 1,15.

Untuk judul utama “KINEMATIKA GERAK” menggunakan huruf jenis Arial Black

ukuran 24pt. Kemudian judul masing-masing keterampilan proses sains (KPS)

menggunakan huruf Bodoni MT Black 12pt; d) Daftar Isi, berisi tentang isi modul

beserta nomor halamannya, dengan jenis huruf Georgia ukuran 12pt; e) Pendahuluan,

ditulis dengan huruf Constantia ukuran 11pt berisi sub bab deskripsi, prasyarat,

tujuan akhir pembelajaran, peta kedudukan modul, petunjuk penggunaan modul,

indikator, dan tujuan pembelajaran. Judul sub bab ditulis dengan jenis huruf Georgia

tebal dengan ukuran 12pt; f) Kegiatan Belajar I,II, dan III, berisi dengan kegiatan

belajar untuk melatihkan keterampilan proses sains, yang teridiri beberapa sub bab

yang diawali dengan tujuan kegiatan pembelajaran masing-masing kegiatan belajar,

kemudian ditampilkan fenomena terkait dengan gerak, sub bab keterampilan proses

sains, sub bab uraian materi, sub bab latihan keterampilan proses sains serta aktivitas

siswa, dan uji diri. Isi dari masing-masing sub bab menggunakan jenis huruf Book

Antiqua ukuran 12pt; g) Glosarium, berisi daftar istilah penting beserta

pengertiannya; h) Daftar pustaka, berisi tentang daftar buku, jurnal, maupun website

online yang digunakan sebagai referensi dalam penyusunan modul.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

87

3. Hasil Tahapan Pengembangan (Develop)

a. Validasi Modul

Tahapan berikutnya yang dilakukan setelah Define dan Design adalah

Develop. Tahapan pertama dalam pengembangan adalah validasi. Validasi pertama

(draff I) dilakukan oleh dosen ahli, teman sejawat, dan guru mata pelajaran fisika.

Validator pertama adalah dosen sekaligus kaprodi Pendidikan Sains Universitas

Negeri Surabaya, dan validator dosen ahli kedua adalah dosen Pascasarjana FKIP

UNS. Teman sejawat adalah mahasiswa Pascasarjana UNS dan rekan guru.

Sedangkan validator guru mata pelajaran fisika adalah guru fisika di SMA Negeri 2

Ponorogo. Aspek-aspek yang dinilai dalam validasi ini meliputi aspek kelayakan isi,

aspek kelayakan bahasa dan gambar, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan. Hasil

validasi adalah sebagai berikut,untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7.

Tabel 4.1. Data hasil validasi dosen ahli

No. Aspek KelayakanRata-ratakomponen

Rata-Ratatotal

Kategori

V1 V2Perangkat Modul Pembelajaran

1. Silabus 3,60 3,70 3,65 Sangat Baik2. RPP 3,50 3,80 3,65 Sangat Baik3. Instrumen Soal 3,50 3,60 3,55 Sangat Baik

Produk Modul Pembelajaran4. Isi 3,61 3,83 3,72 Sangat Baik5. Bahasa dan gambar 3,00 3,70 3,35 Baik6. Penyajian 3,67 3,80 3,73 Sangat Baik7. Kegrafikan 3,13 3,63 3,38 Baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

88

Tabel 4.2. Data saran validasi dosen ahli

No. Saran1. Peta kedudukan modul diperjelas apakah di KD tertentu atau keseluruhan KD

2. Pada kegiatan KPS 1 sebaiknya difokuskan pada karakteristik yangmenggambarkan kejadian “diam” atau “bergerak”

3. Halaman 5 tentang pengamaatan fenomena gerak, arahkan ke definisi “titikacuan” terlebih dahulu

4. Tambahkan untuk mencegah miskonsepsi. Anak cenderung berfikir, untukmemutuskan benda bergerak atau tidak kita harus melihat proses gerakannya

5. Penggunaan istilah dan penulisan disesuaikan dengan aturan yangbaku.Variabel/fungsi: italic , konstanta: tegak, vektor: bold

6. Penulisan keterangan gambar maupun grafik pada halaman 26, 27, dan 29diletakkan di bawah gambar atau grafik

7. Materi sebaiknya tidak mengandung konsep dinamika, dikarenakan materi yangdifokuskan adalah kinematika

8. Aktivitas siswa atau lembar kegiatan siswa perlu diuji apakah sunnguh biasdilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dimaksud

9. Desain sampul dilengkapi dengan lay out yang lebih menarik

Berdasarkan tabel 4.1 validasi oleh dosen ahli diperoleh skor rata-rata untuk

perangkat modul pembelajaran silabus, RPP, dan instrument soal 3,65 dan 3,55

dengan kategori sangat baik. Sehingga sudah layak untuk digunakan. Sedangkan

produk modul pembelajaran dari segi isi diperoleh rata-rata 3,70 dengan kategori

sangat baik. Aspek bahasa dan gambar dengan rata-rata 3,30 berkategori baik. Aspek

penyajian dipeoleh rata-rata 3,70 dengan kategori sangat baik. Untuk aspek

kegrafikan diperoleh rata-rata total 3,40 dengan kategori baik. Dengan demikian

produk modul pembelajaran yaitu modul latihan keterampilan proses sains menurut

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

89

dosen ahli ditinjau dari aspek isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan

kegrafikan sangat baik dan baik.

Selanjutnya validasi dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika, yaitu terhadap

dua guru fisika di SMAN 2 Ponorogo, dan hasilnya disajikan dalam tabel 4.3 berikut

Tabel 4.3. Data hasil validasi guru mata pelajaran fisika

No. Aspek KelayakanRata-ratakomponen

Rata-Ratatotal

Kategori

G1 G2Perangkat Modul Pembelajaran

1. Silabus 3,90 3,80 3,85 Sangat Baik2. RPP 3,80 3,60 3,80 Sangat Baik3. Instrumen Soal 3,80 3,60 3,70 Sangat Baik

Produk Modul Pembelajaran4. Isi 3,83 3,72 3,78 Sangat Baik5. Bahasa dan gambar 4,00 3,60 3,80 Sangat Baik6. Penyajian 3,93 3,73 3,83 Sangat Baik7. Kegrafikan 3,88 3,63 3,75 Sangat Baik

Tabel 4.4. Data saran validasi guru mata pelajaran fisika

Berdasarkan tabel 4.3 validasi oleh guru mata pelajaran fisika, yaitu guru

SMA Negeri 2 Ponorogo diperoleh skor rata-rata untuk perangkat modul

No. Saran1. Materi diperjelas keterkaitannya dengan keterampilan proses sains yang

dilatihkan2. Penggunaan tanda baca, dan penulisan istilah dibenarkan sesuai dengan EYD3. Kata dalam bahasa asing sebaiknya ditulis italic (miring)

4. Ada beberapa gambar yang tidak relevan dengan materi

6. Nomor halaman sebaiknya konsisten7. Penulisan simbol harus konsisten

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

90

pembelajaran silabus, RPP, dan instrument soal 3,85 ; 3,80 ; dan 3,70 dengan kategori

sangat baik. Sehingga hasil validasi guru mata pelajaran fisika untuk perangkat

pembelajaran sudah layak untuk digunakan. Sedangkan produk modul pembelajaran

dari segi isi diperoleh rata-rata 3,75 dengan kategori sangat baik. Aspek bahasa dan

gambar dengan rata-rata 3,85 berkategori sangat baik. Aspek penyajian dipeoleh

rata-rata 3,85 dengan kategori sangat baik. Untuk aspek kegrafikan diperoleh rata-rata

total 3,70 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian produk modul pembelajaran

yaitu modul latihan keterampilan proses sains menurut validator guru mata pelajaran

fisika ditinjau dari aspek isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafikan sangat

baik.

Tabel 4.5. Data hasil validasi teman sejawat (peer review)

No. Aspek KelayakanRata-ratakomponen

Rata-Ratatotal

Kategori

S1 S2Perangkat Modul Pembelajaran

1. Silabus 3,5 3,8 3,65 Sangat Baik2. RPP 3,6 3,8 3,70 Sangat Baik3. Instrumen Soal 3,5 3,7 3,60 Sangat Baik

Produk Modul Pembelajaran4. Isi 3,8 3,8 3,80 Sangat Baik5. Bahasa dan gambar 3,6 3,7 3,65 Sangat Baik6. Penyajian 3,7 3,8 3,75 Sangat Baik7. Kegrafikan 3,6 3,7 3,65 Sangat Baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

91

Tabel 4.6. Data saran validasi teman sejawat (peer review)

No. Saran1. Penggunaan simbol diperbaiki sesuai dengan kaidah penulisan yang benar2. Gambar dilengkapi dengan ketrangan yang jelas

3. Keterampilan proses sains yang digunakan disesuaiakan dengan materiyang dikembangkan

Berdasarkan tabel 4.5 validasi oleh teman sejawat (peer review) yaitu rekan

mahasiswa pascasarjana UNS dan rekan guru diperoleh skor rata-rata untuk

perangkat modul pembelajaran silabus, RPP, dan instrument soal masing-masing 3,65

; 3,70 ; dan 3,60 dengan kategori sangat baik. Sehingga hasil validasi rekan sejawat

untuk perangkat pembelajaran sudah layak untuk digunakan. Sedangkan produk

modul pembelajaran dari segi isi diperoleh rata-rata 3,80 dengan kategori sangat baik.

Aspek bahasa dan gambar dengan rata-rata 3,65 berkategori sangat baik. Aspek

penyajian dipeoleh rata-rata 3,75 dengan kategori sangat baik. Untuk aspek

kegrafikan diperoleh rata-rata total 3,65 dengan kategori sangat baik. Dengan

demikian produk modul pembelajaran yaitu modul latihan keterampilan proses sains

menurut validator rekan sejawat ditinjau dari aspek isi, bahasa dan gambar,

penyajian, dan kegrafikan sangat baik.

1) Revisi Produk Tahap I (Draft I) Berdasarkan Validator Ahli

Hasil validasi baik dari validator ahli, guru , maupun rekan sejawat diperoleh

beberapa masukan / saran yang digunakan sebagai bahan revisi modul sebelum

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

92

nantinya diujikan dalam uji terbatas. Saran dan perbaikan dari validator ahli

disajikan dalam tabel 4.7

Tabel 4.7 Saran dan Hasil Revisi Tahap I Berdasarkan Validator Ahli

No. Saran Revisi Tahap I1. Peta kedudukan modul diperjelas

apakah di KD tertentu atau keseluruhanKD

Peta kedudukan modul diperjelasdengan memberikan autoshapeyang jelas

2. Pada kegiatan KPS 1 sebaiknyadifokuskan pada karakteristik yangmenggambarkan kejadian “diam” atau“bergerak”

Telah direvisi dengan kalimatperintah yang jelas yaitu“Amatilah berbagai kejadiantentang benda bergerak dan tidakbergerak yang berada dilingkungan sekitarmu” untukmemfokuskan aktivitas siswa

3. Halaman 5 tentang pengamaatanfenomena gerak, arahkan ke definisi“titik acuan” terlebih dahulu

Direvisi dengan menambahkanpernyataan untuk definisi titikacuan

4. Tambahkan untuk mencegahmiskonsepsi. Anak cenderung berfikir,untuk memutuskan benda bergerak atautidak kita harus melihat prosesgerakannya

Telah ditambahkan dalam prosesmenafsirkan gerak maupun bukangerak pada halaman 7, dimulai dariproses gerakannya

5. Penggunaan istilah dan penulisandisesuaikan dengan aturan yangbaku.Variabel/fungsi: italic , konstanta:tegak, vektor: bold

Penulisan istilah dan symbol,antara lain pada halaman 10, 11,dan 32 telah disesuaiakan denganaturan penulisan yang benar

6. Penulisan keterangan gambar maupungrafik pada halaman 26, 27, dan 29diletakkan di bawah gambar atau grafik

Penulisan keterangan gambar ataugrafik telah dipindah di bawahgambar atau grafik yangbersangkutan

7. Materi sebaiknya tidak mengandungkonsep dinamika, dikarenakan materiyang difokuskan adalah kinematika

Diperbaiki dengan menggantikonsep-konsep dinamika yangmuncul pada aktivitas siswa yaitumerencanakan percobaan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

93

8. Aktivitas siswa atau lembar kegiatansiswa perlu diuji apakah sunnguh biasdilaksanakan sesuai dengan tujuan yangdimaksud

Lembar kegiatan siswa direvisidengan merubah langka kerja yangdirasa sulit untuk dilakukan

9. Desain sampul dilengkapi dengan layout yang lebih menarik

Perubahan lay out telah dibuatsehingga lebih menarik

Berdasarkan saran dan masukan dari validator ahli, dilakukan beberapa

perbaikan pada modul yang selanjutnya akan digunakan dalam uji terbatas.

Perbaikan-perbaikan yang dilakukan seperti yang terdapat pada tabel 4.5 antara lain

perbaikan dalam segi isi materi, penulisan istilah dan symbol, serta desain lay out.

2) Revisi Produk Tahap I Berdasarkan Validator Guru

Validasi yang dilakukan oleh guru memiliki komponen validasi yang sama

dengan validasi dosen ahli, yaitu terdiri dari: kelayakan isi; aspek bahasa dan gambar;

penyajian; dan kegrafikan. Data saran dan masukan validasi guru tersebut disajikan

pada tabel 4.8

Tabel 4.8 Saran dan Hasil Revisi Tahap I Berdasarkan Validator Guru

No. Saran Revisi Tahap I1. Materi diperjelas keterkaitannya

dengan keterampilan proses sainsyang dilatihkan

Telah dilakukan perbaikandengan cara mengintegrasikanbeberapa materi yang masihtidak ada keterkaitannyadengan kinematika gerak yaitupada KPS menafsirkan

2. Penggunaan tanda baca, danpenulisan istilah dibenarkan sesuaidengan EYD

Telah dilakukan perbaikanterhadap istilah dan tanda bacayang tidak sesuai dengan EYD

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

94

antara lain pada halaman 7

3. Kata dalam bahasa asing sebaiknyaditulis italic (miring)

Telah dilakukan perbaikanpada penulisan istilah asingseperti speedometer,stopwatch, ticker timer

4. Ada beberapa gambar yang tidakrelevan dengan materi

Gambar yang tidak relevandengan materi dan dirasamenggangu seperti padahalaman 4 dan 11dihilangkan

6. Nomor halaman sebaiknyakonsisten

Nomor halaman telah dibuatkonsisten

7. Penulisan simbol harus konsisten Simbol-simbol dibuatkonsisten sesuai denganpenulisan yang benar

3) Revisi Produk Tahap I Berdasarkan Validator Teman Sejawat

Hasil penilaian dari peer review (teman sejawat) memiliki empat aspek

meliputi aspek kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafikan. Data

penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Saran dan Hasil Revisi Tahap I Berdasarkan Teman Sejawat(Peer Review)

No. Saran Revisi Tahap I1. Penggunaan simbol diperbaiki sesuai

dengan kaidah penulisan yang benarTelah dilakukan perbaikan padapenulisan simbol-simbol sepertipada halaman 10, 11, dan 32

2. Gambar dilengkapi dengan ketranganyang jelas

Beberapa gambar yang belumterdapat keterangan yang jelastelah ditambahkan keterangan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

95

gambar seperti pada gambarhalaman 9 dan 11

3. Keterampilan proses sains yangdigunakan disesuaiakan dengan materiyang dikembangkan

Telah dilakukan penyesuaianketerampilan proses sains denganmateri yang dikembangkanterutama pada materi KPSmenafsirkan

Hasil validasi I modul latihan keterampilan proses sains (draft 1) yang

dilakukan oleh dosen ahli, guru, dan teman sejawat (peer review) diperoleh data

berupa saran dan masukan yang selanjutkan digunakan untuk proses perbaikan

atau revisi terhadap produk modul yang dikembangkan. Validasi ahli adalah dosen

dan kaprodi Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan dosen

Pascasarjana FKIP UNS. Keduanya merupakan ahli materi maupun media

pembelajaran. Validasi guru yaitu dua orang guru pengajar fisika di SMAN 2

Ponorogo. Sedangkan rekan sejawat adalah rekan pengajar dan rekan mahasiswa

pascasarjana UNS. Validasi dan revisi meliputi aspek kelayakan isi, aspek bahasa

dan gambar, aspek penyajian, dan aspek kegrafikan menghasilkan draft II yang

digunakan dalam uji coba terbatas.

b. Data Hasil Uji Coba Terbatas

1) Data Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan terhadap 10 siswa SMA Negeri 2 Ponorogo

secara acak dan bukan merupakan kelas yang akan digunakan dalam uji besar (uji

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

96

coba di kelas). Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap modul latihan

keterampilan proses sains berupa angket isian respon siswa dan diperoleh setelah

siswa mempelajari modul yang telah diberikan. Respon siswa meliputi aspek

kelayakan isi dan kemenarikan, aspek keterbacaan, aspek kelayakan penyajian,

dan aspek kemanfaatan. Secara lengkap data tersebut dapat dilihat pada lampiran

15. Tabel 4.10 menunjukkan hasil angket uji coba terbatas

Tabel 4.10 Hasil Angket Uji Coba Terbatas

Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa skor rata-rata aspek kelayakan

isi dan kemenarikan adalah 3,17 dengan kategori “Baik”. Aspek keterbacaan

dengan skor rata-rata 3,30 dengan kategori “Baik”. Kelayakan penyajian

mendapatkan skor rata-rata 3,07 dengan kategori “Baik”. Sedangkan kemanfaatan

dan kelokalan skor rata-rata adalah 3,13 dengan kategori “Baik”. Untuk

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

Skor kelayakan isi dan kemenarikan menunjukkan predikat yang baik, hal ini

berarti modul yang dikembangkan telah sesuai dengan materi yang ada dalam

kehidupan sehari-hari, dapat membantu siswa untuk berlatih KPS dan mempelajari

materi kinematika gerak, serta dalam penampilan isi baik tulisan maupun tata letak

gambar cukup menarik bagi siswa. Sedangkan aspek keterbacaan dengan predikat

Aspek Rata-rata KategoriKelayakan Isi dan Kemenarikan 3,17 BaikKeterbacaan 3,30 BaikKelayakan Penyajian 3,07 BaikKemanfaatan dan kelokalan 3,13 Baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

97

baik berarti bahasa yang digunakan dalam modul ini komunikatif, jelas, dan

mudah dipahami, dan gambar ilustrasi cukup menarik. Dalam aspek penyajian

menurut responden uji terbatas sudah baik dengan indikator bahwa modul ini

dapat membantu membuka wawasan tentang KPS, dan KPS yang dilatihkan serta

langkah-langkah dalam penyajian modul mudah dipahami. Aspek kemanfaatan

dan kelokalan dengan predikat baik berarti menurut responden modul ini dapat

menunjang pembelajaran khususnya untuk berlatih KPS serta wacana dalam

modul tidak asing lagi bagi siswa sesuai dengan daerah setempat.

Data kuantitatif dalam uji coba terbatas disajikan dalam bentuk skor angket

respon siswa yaitu pada tabel 4.10, sedangkan data kualitatif berupa saran dan

masukan dari siswa disajikan dalam tabel 4.11 berikut

Tabel 4.11 Saran dan Masukan Uji Coba Terbatas

No. Saran1. Pengertian / definisi sebaiknya dicetak tebal untuk mempermudah

pemahaman2.3.

Glosarium diperbanyakCover kurang menarik

4.5.6.

Ada beberapa halaman yang kosongTulisan tembus antar halamanKesalahan ketik pada beberapa bagian, misalnya halaman 12

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

98

2) Revisi Produk Tahap II Berdasarkan Uji Terbatas

Dalam tahapan uji coba terbatas diperoleh beberapa saran maupun masukan

untuk perbaikan modul fisika latihan keterampilan proses sains ini. Perbaikan

dilakukan sesuai dengan saran maupun masukan yang diperoleh.

Tabel 4.12 Saran dan Revisi Tahap II

No. Saran Revisi Tahap II1. Pengertian / definisi sebaiknya dicetak

tebal untuk mempermudahpemahaman

Definisi yang belum tercetaktebal dicetak tebal untukmempermudah pemahaman.

2.

3.

4.

5.

6.

Glosarium diperbanyak

Cover kurang menarik

Ada beberapa halaman yang kosong

Tulisan tembus antar halaman

Kesalahan ketik pada beberapa bagian,misalnya halaman 12

Glosarium telah dilengkapidengan daftar kata-kata sulit yangsebelumnya belum dimasukkan

Cover diperbaiki dengan tampilanlebih menarik

Beberapa halaman kosongmemang merupakan batas antarkegiatan pembelajaran, jadi tidakada pengurangan, hanyadihilangkan nomor halamannyasaja.

Modul dicetak dengan kertaslebih tebal dari sebelumnya yangmenggunakan ukuran 80gr

Kesalahan pengetikan telahdiperbaiki

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

99

Saran dan masukan telah dilakukan untuk proses revisi tahap II sebelum

nantinya modul fisika latihan keterampilan proses sains ini digunakan di kelas

untuk uji coba lapangan. Beberapa kata atau kalimat yang salah ketik telah

diperbaiki. Khusu untuk bebrapa halaman yang kosong tetap ada, dikarenakan

merupakan batas antar kegiatan belajar.

c. Data Hasil Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan di SMA Negeri 2 Ponorogo dengan mengambil

sampel 2 kelas secara acak namun disesuaikan kebutuhan dengan pertimbangan

tertentu (purposive sampling) , dan didapatkan kelas X.MIA 4 dan X.MIA 5. Data

yang diperoleh dalam uji coba lapangan ini merupakan data hasil belajar untuk

mengetahui keterampilan proses sains siswa.

Proses uji coba lapangan dengan memberikan pembelajaran fisika pada

materi kinematika gerak untuk kedua kelas yang dipilih. Satu kelas yaitu X.MIA 4

sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan berupa penggunaan

modul fisika latihan keterampilan proses sains, dan kelas yang lain yaitu X. MIA 5

sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang diberikan pembelajaran biasa tanpa

menggunakan modul fisika latihan keterampilan proses sains.

Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D

berdasar tahapan penelitian pengembangan Thiagarajan yang telah diadaptasi oleh

Ibrahim (2005), yaitu tahapan 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate).

Dalam tahapan develop yang selanjutnya akan dianalisis lebih dalam, merupakan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

100

tahapan dimana modul tersebut mulai dikembangkan dan selanjutnya dilakukan

pembelajaran di kelas menggunakan modul latihan keterampilan proses sains

tersebut untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul latihan keterampilan

proses sains terhadap hasil belajar siswa.

Tahapan develop ini memerlukan perencanaan pembelajaran, sehingga perlu

untuk dikembangkan tujuan pembelajaran serta rencana pelaksanaan

pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran digunakan untuk merumuskan

tujuan yang terdapat dalam kurikulum 2013 dan beberapa indikator yang relevan

dengan KD terpilih yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan modul.Indikator-indikator dalam pembelajaran dirumuskan dengan

kata kerja operasional yang dapat diukur dan dibuat instrument penilaiannya.

Tahapan merumuskan indikator mempertimbangkan beberapa aspek dalam

keterampilan proses sains seperti keetrampialan proses sains yang akan diajarkan

serta tahapan keterampilan proses sains. Indikator yang telah dirumuskan nantinya

akan dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran. Indikator dan tujuan

pembelajaran yang dikembangkan tertuang dalam silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menjadi dasar dalam pengembangan isi

modul latihan keterampilan proses sains.

Pembelajaran menggunakan modul latihan keterampilan proses sains ini

dilaksanakan sebanyak tiga kegiatan belajar, yang dilaksanakan selama tiga

minggu mulai tanggal 5-26 Mei 2014 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran setiap

minggu. Hasil belajar siswa diukur dengan pretest pada awal pertemuan dan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

101

0%

20%

40%

60%

80%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pretest

Posttest

posttest pada akhir pertemuan didapatkan data sebagai berikut (untuk

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24).

1) Data Skor Pretest dan Posttest

Deskripsi data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah mengikuti pembelajaran latihan keterampilan proses sains pada materi

kinematika gerak disajikan pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas JenisTes

JumlahSiswa

KPS1

KPS2

KPS3

KPS4

KPS5

KPS6

KPS7

KPS8

KPS9

EksperimenPretest

37 78% 43% 6% 35% 31% 27% 32% 29% 12%

Posttest 91% 52% 33% 44% 48% 40% 41% 39% 20%

Kontrol

Pretest

3863% 48% 11% 51% 24% 43% 39% 27% 16%

Posttest 79% 61% 16% 61% 41% 50% 38% 37% 18%

Selanjutnya data pretest dan posttest disajikan dalam grafik 4.1 dan 4.2

Grafik 4.1 Hasil Pretest dan Posttest kelas eksperimen

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

102

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pretest

Posttest

Grafik 4.2 Hasil Pretest dan Posttest kelas kontrol

Berdasarkan grafik 4.1 dan 4.2 baik kelas eksperimen maupun kontrol rata-

rata grafik posttest lebih tinggi daripada pretest dengan demikian dapat diartikan

bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan setelah

mengikuti pembelajaran.

Perbedaan keterampilan proses sains sebelum dan sesudah mengikuti

pembelajaran dapat diketahui berdasarkan analisis pretest dan posttest. Sebagain

langkah awal analisis pretest dan posttest dilakukan uji prasyarat untuk

mengetahui sebaran normalitas dan homogenitas data. Analisis statistik untuk uji

normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas

menggunakan uji lavene’s test.

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas maka barulah kita dapat

menentukan analisis statistik berikutnya apakah menggunakan parametrik atau non

parametrik. Hasil analisis normalitas disajikan dalam tabel 4.14

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

103

Berdasarkan hasil analisis skor pretest dan posttest siswa diketahui bahwa

normalitas data yang diuji dengan Kolmogorof-Smirnov, diperoleh taraf

signifikansi pretest 0,200 untuk kelas kontrol, dan taraf signifikansi pretest 0.062

untuk kelas eksperimen. Kedua taraf signifikansi tersebut menunjukkan nilai lebih

besar dari α = 0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti nilai pretest untuk kelas

control dan kelas eksperimen berdistribusi normal.

Taraf signifikansi posttest untuk kelas kontrol sebesar 0,122 dan untuk kelas

eksperimen sebesar 0.200. Kedua taraf signifikansi tersebut lebih besar dari α =

0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti data nilai posttest untuk kelas control dan

eksperimen berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas, pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen keduanya berdistribusi normal. Selanjutnya uji homogenitas untuk

mengetahui apakah data nilai pretest dan posttest memiliki varian yang sama,

sehingga apabila skor posttest berbeda dapat diyakini bahwa perbedaan itu

merupakan dampak dari perlakuan. Hasil analisis uji homogenitas disajikan dalam

tabel 4.15

Tabel 4.14 Uji Normalitas

Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.Pretest d

imension1

1 .083 38 .200* .978 38 .6472 .141 37 .062 .953 37 .121

Posttest dimension1

1 .128 38 .122 .936 38 .0312 .097 37 .200* .966 37 .305

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

104

Tabel 4.15 Test Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.Pretest Berdasarkan rata-rata .011 1 73 .917

Berdasarkan Median .010 1 73 .923Berdasarkan Median dandengan penyesuaian df

.010 1 70.438 .923

Berdasarkan rata-ratadipangkas

.005 1 73 .941

Uji homogenitas menghasilkan taraf signifikansi sebesar 0,917 yang berarti

signifikansi > 0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti variansi setiap sampel sama

atau homogen, sehingga apabila terdapat perbedaan skor posttest antara kedua kelas

dapat diyakini bahwa perbedaan itu dikarenakan hasil perlakuan.

Uji statistik lanjut dilakukan setelah diketahui bahwa data normal dan

homogen, sehingga statistik yang digunakan adalah statistic parametrik. Analisis

yang dilakukan adalah uji paired sample t-test (uji t dua sampel berpasangan) untuk

masing masing kelas kontrol dan kelas eksperimen, didapatkan data pada tabel 4.16

Tabel 4.16 Paired Samples T-test

Paired Differences

t dfSig. (2-

tailed)MeanStd.

Deviasi

Std. Error

Mean

95% Interval

Keyakinan dari

Perbedaan

Rendah Tinggi

Pair 1 Pretest_KPS -

Posttest_KPS

-7.474 11.123 1.804 -11.130 -3.818 -4.142 37 .000

Pair 2 Pretest_KPS

Posttest_KPS

-14.649 11.643 1.914 -18.531 -10.767 -7.653 36 .000

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

105

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung= -4.142 dengan probabilitas

sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Ho ditolak sehingga hasil belajar siswa kelas kontrol

berbeda antara pretest dan posttest. Sedangkan untuk kelas eksperimen, berdasarkan

perhitungan diperoleh thitung= -7.653 dengan probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05),

maka Ho ditolak sehingga hasil belajar siswa kelas eksperimen berbeda antara pretest

dan posttest. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

sebelum dan setelah penerapan modul berbeda secara signifikan. Oleh karena itu,

dapat dinyatakan bahwa penerapan modul fisika latihan keterampilan proses sains

mempengaruhi hasil belajar siswa secara signifikan. Untuk mengetahui pengaruh

modul fisika latihan keterampilan proses sains ini terhadap peningkatan hasil belajar

siswa yaitu berupa keterampilan proses sains yang diujikan, dilakukan analisis N gain

yang ternormalisasi.

2) Data Gain

Hasil perhitungan N-gain ternormalisasi diperoleh rata-rata kenaikan hasil

belajar untuk kelas kontrol 0.16 yaitu dalam kategori rendah, sedangkan rata-rata

N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0.27 yang berada dalam kategori rendah.

(selengkapnya pada lampiran 26). Secara rata-rata peningkatan hasil belajar

berupa keterampilan proses sains lebih tinggi kelas eksperimen daripada kelas

kontrol, namun peningkatan keduanya masih dalam kategori rendah. Namun

apabila kita analisis N-gain masing-masing keterampilan proses sains, maka N

gain pada kelas eksperimen yang menggunkan modul fisika latihan keterampilan

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

106

proses sains untuk KPS 1 (mengamati), KPS 3 (berhipotesis), dan KPS 5

(merencanakan percobaan) memiliki N gain dengan kategori sedang. Dengan

demikian penggunaan modul fisika latihan keterampilan proses sains ini dapat

meningkatkan KPS yang dimiliki siswa pada ketiga KPS tersebut lebih tinggi

daripada KPS yang lain. Secara umum berdasarkan analisis N-gain penggunaaan

modul ini dapat meningkatkan KPS siswa, hal ini terlihat dari tidak adanya N-gain

yang bernilai negatif.

Analisis uji prasyarat menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen,

dan setelah diuji dengan paired sample t-test untuk masing-masing kelas, hasil

belajar siswa sebelum dan setelah penerapan modul berbeda secara signifikan.

Terdapat kenaikan hasil belajar siswa, yaitu kenaikan KPS yang dapat dilihat dari

nilai rata-rata siswa saat pretes dan posttets. Oleh karena itu, dapat dinyatakan

bahwa penerapan modul fisika latihan keterampilan proses sains ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, berupa 9 KPS yang dilatihkan dalam modul.

Penggunaan modul fisika latihan keterampilan proses sains dengan materi

kinematika gerak membantu siswa dalam memahami materi dan berlatih KPS.

Dalam materi kinematika gerak banyak materi yang dapat dipelajari dan difahami

ketika siswa memiliki KPS, misalnya dalam mengamati fenomena gerak,

mengajukan hipotesis untuk menyelidiki sifat gerak suatu benda, serta

merencanakan percobaan yang terkait dengan fenomena gerak. KPS yang disusun

dalam modul sejumlah 9 KPS telah disusun secara sistematik dari KPS yang

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

107

paling dasar yaitu mengamati, sampai KPS yang lebih kompleks yaitu menerapkan

konsep atau prinsip.

KPS bukanlah keterampilan yang diperoleh dari membaca dan

mendengarkan saja, tetapi diperoleh dari aktivitas langsung oleh siswa. Ettin

Lambat (2009) menyebutkan bahwa “In order to acquire the skill effectively, the

method of teaching Science stress on more “hands-on” activities. The pupils are

encouraged to carry out different types of activities”. Dengan demikian untuk

melatihkan KPS siswa harus lebih dilatih dengan kegiatan yang melibatkan siswa

secara langsung (hands on activity). Siswa juga didorong untuk melakukan

berbagai macam aktivitas untuk berlatih keterampilan proses sains.

Lambat (2009:5) lebih lanjut lagi menyatakan bahwa “The Science process

skills are not a collection of rules but it is considered as ways to find the solution

to the problems. The method of teaching and learning should visualize this

principle. Mengacu pada hal tersebut KPS bukan pula suatu aturan pokok tetapi

merupakan cara atau sarana untuk memecahkan masalah-masalah terkait dengan

materi pembelajaraan. Dengan kemampuan KPS yang telah dimiliki, siswa dapat

mengembangkan diri untuk mempelajari materi fisika maupun sains pada

umumnya. KPS juga dapat membantu siswa untuk mempelajarai materi dan

menanamkan jiwa sainstis. Dengan demikian melalui modul fisika latihan

keterampilan proses sains, diharapkan siswa dapat mengembangkan diri dengan

KPS yang telah dimilikinya.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

108

3) Data Respon Siswa

Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diberikat angket untuk memberikan

penilaian terhadap modul yang telah digunakan. Penilaian modul oleh siswa

dilakukan menggunakan angket respon siswa. Data hasil analisis angket respon

siswa disajikan pada Tabel 4.18.

Tabel 4.17 Tabel Respon Siswa

No. Aspek Rata-rata Kategori1. Saya senang selama mengikuti

kegiatan pembelajaran denganmenggunakan modul yangdikembangkan

3,19 Baik

2. Saya lebih memahami danmudah berlatih keterampilanproses sains dengan modulyang dikembangkan

3,54 Sangat Baik

3. Modul yang digunakan dalampembelajaran ini dapatmembantu saya dalam prosesbelajar

3,32 Baik

4.

5.

Setelah mengikutipembelajaran menggunakanmodul latihan keterampilanproses sains ini materikinematika gerak mudahdipelajari dan sangatmenambah pengetahuan saya

Secara umum modul yangdikembangkan ini sudah baik

3,16

3,30

Baik

Baik

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

109

Tabel 4.18 menunjukkan skor rata-rata untuk respon siswa terhadap modul

latihan keetrampilan proses sains setelah mengikuti pembelajaran dengan modul

tersebut. Pada pernyataan pertama yaitu menyatakan bahwa siswa senang

mengikuti pembelajaran dengan modul yang dikembangkan diperoleh skor 3,19

kategori baik, yang artinya siswa setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan

kedua siswa lebih memahami dan mudah berlatih keterampilan proses sainsdengan

modul yang dikembangkan diperoleh skor 3,54 dengan kategori sangat baik. Hal

ini berarti siswa sangat setuju dengan pernyataan tersebut dengan sarana modul

yang dikembangkan siswa lebih mudah berlatih KPS. Pernyataan ketiga bahwa

modul ini membantu siswa dalam proses belajar mendapatkan skor 3,32 dengan

kategori baik, yang artinya dengan modul yang dikembangkan ini cenderung dapat

membantu siswa dalam proses belajar. Pernyataan keempat tentang kemudahan

mempelajari materi kinematika gerak melaui modul yang dikembangkan,

diperoleh skor 3,16 dengan kategori baik. Sehingga disimpulkan bahwa modul ini

dapat mempermudah pembelajaran materi kinematika gerak.

Modul yang dikembangkan ini secara umum sudah baik menurut siswa,

dapat kita nyatakan berdasar skor pada pernyataan kelima dengan skor 3,30

berkategori baik.

4. Penyebaran (Disseminate)

Tahapan terakhir dari model pengembangan 4D adalah tahap penyebaran

(disseminate). Dalam tahapan ini dibagi kedalam tiga tahapan yaitu: validation

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

110

testing, packaging, diffusion and adoption (Thiagarajan:1974). Tahapan validation

testing yaitu modul yang telah divalidasi dan telah melalui revisi I diimplementasikan

pada sasaran sesungguhnya, dalam hal ini adalah siswa kelas X SMA. Dalam tahapan

ini dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan dari penyususnan modul. Dengan

demikian dapat diketahui sejauh mana ketercapaian tujuan . Tahapan berikutnya

adalah melakukan packaging, serta diffusion and adoption. Pada tahapan ini

dilakukan fisihing modul sehingga modul dapat dipergunakan secara luas. Packaging

dilakukan dengan mencetak modul, setalh dicetak modul tersebut dapat digunakan

secara luas supaya dapat diserap (difusi) dan atau digunakan orang lain dengan

penyesuaian-penyesuaian tertentu (diadopsi).

Tahapan disseminate ini dilakukan dengan memberikat angket terhadap

beberapa guru MGMP fisika di Ponorogo terhadap modul fisika latihan keterampilan

proses sains. Angket terdiri dari 15 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan

mewakili aspek penilaian modul pembelajaran, antara lain dari aspek kelayakan isi

dan kemenarikan, keterbacaan, penyajian, dan kemanfaatan. Rata-rata respon guru

dari 5 guru terhadap modul fisika latihan keterampilan proses hasil pengembangan

secara keseluruhan adalah baik. Melalui tahapan penyebaran ini didapatkan beberapa

saran yaitu terkait dengan sampul modul yang seharusnya dibuat lebih menarik dan

mencerminkan isi KPS yang dilatihkan. Berdasarkan saran tersebut maka

dilakukanlah revisi untuk perbaikan sampul pada modul yang dikembangkan ini.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

111

B. Temuan di Lapangan

1. Modul fisika latihan keterampilan proses sains pada materi kinematika gerak

untuk SMA/MA kelas X disusun berdasarkan analisis kurikulum 2013,

kebutuhan guru dan siswa, serta berdasarkan observasi lapangan.

2. Materi kinematika gerak sangat sesuai untuk digunakan sebagai materi

penunjang dalam melatihkan KPS dikarenakan pada materi ini terdapat

berbagai aktivitas yang dapat dilakukan untuk mendalami materi.

3. Modul fisika latihan keterampilan proses sains mampu meningkatkan KPS

yang dimiliki siswa, terutama KPS mengamati, berhipotesis, dan

merencanakan percobaan.

4. KPS dapat dilatihkan kepada siswa melaui bimbingan guru secara langsung,

maupun mandiri dengan menggunakan modul fisika latihan keterampilan

proses sains yang telah dikembangkan.

5. Dalam melatihkan KPS siswa harus terlibat secara langsung dalam aktivitas

maupun Lembar Kerja Siswa.

C. Keterbatasan Penelitian

Pengembangan modul fisika latihan keterampilan proses sains pada materi

kinematika gerak secara umum telah memiliki kualitas yang baik dan layak

digunakan, namun dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

112

1. Pada tahapan uji terbatas sejumlah 10 siswa hanya mempelajari modul sendiri

tanpa disertai pembelajaran seperti pada siswa kelas eksperimen.

2. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada bulan Mei setelah siswa kelas XII

menempuh Ujian Nasional dan banyak kegiatan akhir tahun pelajaran, sehingga

beberapa siswa yang terlibat organisasi tidak dapat mengikuti pembelajaran

secara menyeluruh.

3. Keterbatasan waktu penelitian dengan akhir tahun pelajaran sehingga

penyebaran pada MGMP tidak dapat dilakukan secara terbuka, namun secara

personal terhadap beberapa guru anggota MGMP yaitu sejumlah 5 guru.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

113

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

1. Modul fisika Latihan Keterampilan Proses Sains pada Materi Kinematikia

Gerak untuk SMA/MA Kelas X berhasil dikembangkan dengan hasil produk

berupa modul cetak yang berisi latihan keterampilan proses sains dan

dilengkapi dengan suplemen LKS. Tahapan pengembangan menggunakan

model 4-D (four-D-model) yaitu pendefinisian (define), perancangan (design),

pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).

2. Modul pembelajaran memiliki kelayakan kriteria baik ditinjau dari aspek

kelayakan isi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafikan setelah dilakukan

uji coba lapangan pada siswa dan guru.

3. Modul Fisika Latihan Keterampilan Proses Sains pada Materi Kinematika

Gerak efektif meningkatkan hasil belajar berupa peningkatan KPS yang

dimiliki siswa berdasarkan N gain pada kelas eksperimen sebesar 0,27 yang

lebih tinggi daripada N gain pada kelas kontrol yaitu sebesar 0,16

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

114

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah diperoleh, maka penelitian

pengembangan ini memberikan implikasi sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Pembelajaran untuk melatihkan keterampilan proses sains dapat dilakukan

dengan mengembangkan modul pada kompetensi dasar yang lain

b. Pembelajaran menggunakan modul fisika latihan keterampilan proses sains

yang berisi 9 KPS dilatihkan secara bertahap bertujuan untuk melatihkan dan

meningkatkan KPS yang dimiliki siswa.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran menggunakan modul fisika latihan keterampilan proses sains

dapat meningkatkan KPS yang dimiliki siswa. Oleh karena itu guru dapat

menggunakan modul fisika latihan keterampilan proses sains dalam

pembelajaran untuk meningkatkan KPS siswa. Guru juga harus dapat

mengembangkan modul sejenis untuk melatihkan KPS secara terstruktur.

C. Saran

Berdasarkan simpulan, maka perlu dilakukan perbaikan dan saran dalam

pemanfaatan produk lebih lanjut antara lain:

1. Saran untuk guru

a. Pada melatihkan KPS perlu dipastikan bahwa semua siswa terlibat aktif

dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

115

b. Pengembangan modul latihan keterampilan proses sains dapat dilakukan

pada materi fisika yang lain.

c. Kurikulum 2013 yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai

acuan guru untuk mengambangkan bahan ajar lain yang sesuai.

2. Saran untuk peneliti

a. Pengembangan modul latihan keterampilan proses sains dapat dilakukan

pada materi fisika yang lain, sehingga peneliti selanjutnya dapat

menerapkannya pada materi yang lain.

b. Kurikulum 2013 dikembangkan dan berbasis pada kemampuan saintifik

sehinnga dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar lain yang dapat

melatihkan keterampilan proses sains.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

116

DAFTAR PUSTAKA

Abd Rauf, Rose Amnah et all. 2013. Inculcation of science Process Skills in aScience Classroom. Asian Social Science Vol 9 no. 8.

BSNP. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: BSNP

Dahar, R.W. 1985. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.

________. 2004. Pedoman Pengembangan I nstrumen dan Penilaian RanahPsikomotor. Jakarta: Direktorat PLP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.

________. 2007. Materi Sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) SMP: Pengembangan bahan ajar. Jakarta:Depdiknas.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen Manajemen Dikdasmen,Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:Depdiknas.

Gunawan, Setya. 2005. Modul online : Kinematika Gerak Lurus. (diakses 6 Juni2013)

Halliday, Resnick and Walker. 2001. Fundamental of Physics, 6th Edition. NewJersey: John Wiley & Son.

Hake, R.R. 1998. Interactive Engagement Versus Traditional Method: A Six-Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for IntroductoryPhsyics Course. Am. J. Phus. 66: 64-74.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan ProsesSains. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 7 No. 1, 1-3

Ibrahim, Muslimin. 2001. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran menurutJerold E Kemp & Thiagarajan. Surabaya: FMIPA-UNESA.

Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan SoalTerbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar.Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

117

Kemble, E. C. 1966. Physical Science, its Structure and Development. Messachusetts: The M.I.T Press.

Kemendikbud. 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.

Kemendiknas. 2011. Panduan Pengembangan Pembelajaran FISIKA secaraTerpadu. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kustijono, Rudy. 2011. Keterampilan Proses Sains. (http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/10/keterampilan-proses-sains.html). Diakses20 Juni 2013

Lambat, Ettin. 2009. Understanding Science Process Skills. Sarawak: SPA JPNSarawak

Mahmuddin. 2010. Pengantar Penilaian Keterampilan Proses Sains.(http://mahmuddin.wordpress.com/2010/04/10/pengantar-penilaian-keterampilan-proses-sains/). Diakses 30 Juni 2013.

Mc Cormack, A.J. 1995. Trend and Issues in Science Curriculum. San Diego,California: San Diego State University.

Mc Cormack, AJ. & Yager, Robert E. 1989. A New Taxonomy of Science Education.Science Teacher vol 56,pp 47-48.

Muhfahroyin. 2009. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui ProblemBased Learning pada Siswa Kelas X SMA Kartika Metro. JurnalPendidikan MIPA. Vol 10 No. 2 Juli 2009.

Nuryani. 1995. Pengembangan Keterampilan Proses dan Strategi Belajar Aktif(Makalah Penyuluhan dan Pengabdian Kepada Masyarakat). Bandung:IKIP Bandung.

Nuryani & Rustaman, Adrian.1997. Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum1994. Jakarta: Depdikbud.

Ozer, Dilek Zeren et al. 2013. A Study on the Evaluation of Science Project ofPrimary School Students Based on Scientific Criteria. Asia PasificForum on Science Learning and teaching. Volume 14, Issue 2, article6,p.1

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

118

Padilla, Michael. 1990. The Science Process Skills. Research Matters - to the ScienceTeacher No. 9004 March 1, 1990(http://www.educ.sfu.ca/narstsite/publications/research/skill.htm)diakses 30 Juni 2013.

Padilla, Michael, et al. 1983. The relationship between science process skills andformal thinking abilities. Journal of Research in Science Teaching,20(3), 239-246

Prabowo. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya: Upress Unesa

Program Pascasarjana. 2011. Panduan Penulisan Tesis. Surakarta

Rahmi, Gina Hanifah. 2013. Penggunan Buku Ajar Materi Alat Optik untukMeningkatkan Keterampilan Proses sains Siswa SMA. Skripsi.Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Serway, Raymond A. dan Jewett Jr. 2009. Fisika-untuk Sains dan Teknik. Jakarta :Salemba Teknika.

Shaibu, Amos A.M., & Jonathan S. Mari. 2013. The Effect of Process-skillInstruction on Secondary School Students’ Formal Reasoning Ability inNigeria. Science Education International, Vol. 14, No. 4, Desember20013.

Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito Bandung

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta

Sukiman.2012.Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia

Suparman, Atwi. 1993. Desain Instruktional. Jakarta: Rineka Cipta

Thiagarajan & Semmel. 1974. Instructional develeopment for training teacherof exeptional children. Bloomington Indiana: Indiana University.

Tomera, Audrey N. 1974. Transfer and retention of transfer of the science processesof observation and comparison in junior high school students. ScienceEducation, 58, 195-203

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: Tesis Heri E.A (P.Sains UNS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... filememperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang ... Oleh karena itu, ... bangsa dan Negara”.

119

Trianto. 2007. Model pembelajaran terpadu, dalam teori dan praktek. Jakarta:Prestasi Pustaka

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

________. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.

Trowbridge, L. $ Bybee, R. 1996. Teaching secondary school science.Englewood Cliffs, N.J.: Merill and Prenctice Hall.

Utomo, Pristiadi. 2008. Modul Gerak dan Gaya (online).(http://pristiadiutomo.wordpress.com/2008/05/30/gerak-dan-gaya/)diakses 28 November 2013.

Utomo, Tjipto. 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Vembriarto. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan PendidikanParamita.

Wagiran. 2006. Meningkatkan keaktifan mahasiswa dan reduksi miskonsepsimelalui pembelajaran konstruktivistik model kooperatif berbantuanmodul. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 13 No.1, hal. 25-32.

Widyoko, Eko P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran .Yogyakarta : PustakaPelajaran

Wijaya, Cece. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran.Bandung: Remaja Rosda Karya

Yulianti, D. & Herlina, L. 2008. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran.Semarang: Universitas Negeri Semarang

Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)Tesis Heri E.A (P.Sains UNS)[email protected] digilib.uns.ac.id

commit to user