Top Banner
TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat RISANI GAZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
97

TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Mar 17, 2019

Download

Documents

lamthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

(Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

RISANI GAZI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam

tesis saya yang berjudul:

Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat merupakan karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2008

Risani Gazi NRP.P052050071

Page 3: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

ABSTRACT Risani Gazi. The Analysis of Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) Nesting

Ground Condition at Mamuju Regency West Sulawesi Province. Supervised by

Ani Mardiastuti and Yeni. A. Mulyani.

The maleo (Macrocephalon maleo) is one of Sulawesi`s endemic birds. It is

known that as megapode, maleo lays eggs in communal nesting grounds and the

eggs were incubated by solar or geothermal heat sources. Recently, almost all

nesting grounds show increasing vulnerability associated with the destruction of

nesting ground condition, intensive disturbance to the nesting ground, limited

acces for maleos, and overgrown by secondary vegetation. Those resulted on the

abandonment of nesting ground by maleos. I surveyed 23 nesting grounds in

Mamuju Regency at West Sulawesi Province, and located 18 active nesting

grounds, two abandoned nesting grounds, three nesting grounds with unknown

status, and eight new confirmed active sites. Out of the 18 active nesting ground

sites, ten (55.6%) were in partly destroyed condition, six (33.3%) nesting grounds

were in destroyed condition and two (11.1%) nesting grounds were in extremely

destroyed condition. All nesting ground sites were in unprotected status area. I

recommend eight (44.4%) nesting ground areas the first priority conservation

where efforts are required to protect their habitats, seven (38.9%) nesting ground

areas as second priority where efforts are required to improve the habitats, and

three (16.7%) nesting ground areas as third priority where efforts are required to

sustain maintenance.

Page 4: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

RINGKASAN Risani Gazi. Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon

maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Dibawah Bimbingan Ani

Mardiastuti dan Yeni. A. Mulyani.

Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) merupakan salah satu burung endemik

yang terdapat di Sulawesi. Dikenali sebagai megapoda, Maleo senkawor

meletakkan telur pada lokasi bertelur komunal di dalam lubang berpasir,

kemudian telur di inkubasi dengan sumber panas berasal dari sinar matahari

atau aktivitas vulkanis. Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

kerawanan karena tindakan pengrusakan kondisi lokasi bertelur, gangguan

intensif pada lokasi bertelur, akses terbatas bagi Maleo senkawor, dan invasi

vegetasi sekunder di lokasi bertelur. Semua hal tersebut berakibat pada

ditinggalkannya lokasi bertelur oleh Maleo senkawor. Survei dilakukan pada 23

lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Ditemukan 18

lokasi bertelur aktif, 2 (dua) lokasi bertelur yang telah ditinggalkan oleh Maleo

senkawor, 3 (tiga) lokasi bertelur yang statusnya tidak diketahui, dan 8 (delapan)

lokasi bertelur baru ditemukan. Dari 18 lokasi bertelur yang aktif digunakan oleh

Maleo senkawor, 10 (sepuluh) lokasi bertelur dalam kondisi sebagian rusak, 6

(enam) lokasi bertelur yang dalam kondisi rusak, dan 2 (dua) lokasi bertelur yang

dalam kondisi sangat rusak. Semua lokasi bertelur dalam kawasan yang tidak

terlindungi. Saya menyarankan, 8 (delapan) atau 44% lokasi bertelur pada

prioritas I dengan tujuan melindungi lokasi bertelur, 7 (tujuh) atau 38.9% lokasi

bertelur pada prioritas II dengan tujuan memperbaiki kondisi lokasi bertelur, dan

3 (tiga) atau 6.7% lokasi bertelur pada prioritas III dengan tujuan melakukan

pengelolaan terpadu pada lokasi bertelur.

Page 5: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan karya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebaggian atau

seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 6: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat

RISANI GAZI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Page 7: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Judul Tesis : Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

Nama : Risani Gazi NRP : P052050071 Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc Dr. Ir. Yeni A. Mulyani, M.ScKetua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof.Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof. Dr.Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: Tanggal Lulus:

Page 8: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas selesainya

penulisan tesis ini dengan judul; “Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo

Senkawor (Macrocephalon maleo) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi

Barat”. Atas rahmat-Nya hingga pada akhirnya penulis dapat mengikuti program

pendidikan S2 dan hingga selesai dengan baik. Tesis ini diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor. Hasilnya diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan kepada

pihak- pihak yang terkait dalam pelaksanaan konservasi suatu kawasan,

khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc dan Dr. Ir. Yeni. A. Mulyani,

M.Sc atas kesediaannya sebagai komisi pembimbing penelitian ini. Bimbingan,

arahan dan saran yang diberikan sangat berarti bagi penulis sejak dalam

persiapan sampai akhir penulisan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Ketua Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan,

Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS atas perhatiannya selama ini.

Ungkapan rasa terima kasih penulis sampaikan kepada aparat

Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju yang telah membantu selama penulis

melakukan penelitian. Terima kasih dan penghargaan kepada segenap

masyarakat di setiap lokasi penelitian yang terlibat langsung membantu proses

pengambilan data.

Terima kasih penulis sampaikan kepada IdOU, PILI, WCS, Burung

Indonesia, Kelompok Diskusi dan Pemerhati Burung yang memberikan masukan

dan arahan selama penulisan tesis ini. Buat Mr. Edwar Hung terima kasih banyak

atas kontribusi yang besar dalam memberikan informasi satwa endemik

Indonesia.

Page 9: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Kepada rekan-rekan di IPB, khususnya PSL 2005 yang penuh suka dan

duka, terimakasih untuk selalu membagi kebahagiaan. Buat Sandi

Prasetyo,ST,M.Si, Teh Hijau, tetap jaya!. Kepada segenap penghuni Asrama

Mahasiswa Sul-Sel Latimojong II, terima kasih untuk rasa senasib

sepenanggungan di perantauan.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua

orang tua, Drs. H. Gazi Manan dan Hj. Salma Ibrahim, serta kedua saudara

tercinta Oche Sulawijaya, SH (beserta keluarga kecilnya) dan Adiat Gazi, SE.

Terima kasih atas dorongan, harapan, semangat, kasih sayang, doa dan materi

yang tiada henti diberikan.

Akhirnya penulis persembahkan buah pikir yang sederhana ini untuk

membantu segala upaya dalam perlindungan satwa yang terancam punah

seperti Maleo senkawor. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam

penulisan tesis ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

Amien!

Bogor,

Februari 2008

Risani Gazi

Page 10: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 12 Juni 1979 dari

pasangan Drs. H. Gazi Manan dan Hj. Salma Ibrahim. Penulis adalah anak

kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 1994 penulis lulus dari SMP Negeri I8 Makassar. Pada tahun

1997 penulis lulus dari SMU Negeri 11 Makassar dan pada tahun yang sama

melanjutkan pendidikan pada Fakultas Peternakan, Jurusan Produksi Ternak di

Universitas Hasanuddin Makassar.

Penulis mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 2004 dengan

mempertahankan skripsi dengan judul Karakteristik Telur Maleo (Macrocephalon

maleo) pada Habitat Bertelur yang Berbeda. Tahun 2005 penulis mendapatkan

kepercayaan untuk mengikuti program pendidikan S2 di Program Studi

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Page 11: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... vii PRAKATA .............................................................................................. viii RIWAYAT HIDUP .................................................................................. x DAFTAR ISI .......................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Permasalahan ......................................................................... 3

1.3. Kerangka Pemikiran................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6 2.1. Gambaran Umum tentang Maleo Senkawor .......................... 6

2.2 Karakteristik Telur Maleo Senkawor ...................................... 7

2.3 Habitat Maleo Senkawor ......................................................... 7

2.4 Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ........................................... 8

2.5 Karakteristik Vegetasi ............................................................ 9

2.6 Suhu Lubang Peneluran ........................................................ 9

2.7 Sifat Tanah ............................................................................. 10

2.8 Musuh Alami .......................................................................... 12

2.9 Makanan ................................................................................ 12

2.10 Degaradasi Habitat ................................................................ 13

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 14 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 14

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 15

3.3 Metode Penelitian .................................................................. 15

Page 12: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

3.3.1 Penentuan Lokasi Bertelur ........................................... 16

3.3.2 Analisis Kondisi Lokasi Bertelur ................................... 16

3.3.3 Analisis Pemahaman Masyarakat ................................ 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 22

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 22

4.1.1 Lokasi Penelitian............................................................ 22

4.1.2 Tanah dan Geologi ........................................................ 22

4.1.3 Iklim................................................................................ 22

4.1.4 Flora dan Fauna ............................................................ 24

4.1.5 Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju .................................................... 24

4.2 Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju.............................................................. 35

4.2.1 Kondisi Fisik Lokasi Bertelur.......................................... 38

4.2.2 Gangguan ...................................................................... 41

4.2.3 Invasi Vegetasi Sekunder .............................................. 42

4.2.4 Akses ............................................................................. 44

4.3 Adaptasi Maleo Senkawor ....................................................... 45

4.3.1 Bentuk Adaptasi Maleo Senkawor................................. 46

4.3.2 Syarat Adaptasi Maleo Senkawor di Lokasi Bertelur..... 49

4.4 Aspek Sosial ............................................................................ 51

4.4.1 Sikap dan Perilaku Masyarakat ...................................... 53

4.4.2 Pemahaman Masyarakat ............................................... 53

4.5 Prioritas Konservasi................................................................. 54

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 59

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 59

5.2 Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61

LAMPIRAN ............................................................................................. 63

Page 13: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

DAFTAR TABEL Halaman

1. Tekstur Tanah .................................................................................... 11

2. Penilaian Kriteria Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ........................... 17

3. Penilaian Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor................ 19

4. Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju.................... 25

5. Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ............................... 36

Page 14: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

DAFTAR GAMBAR Halaman

1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4

2 . Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 14

3. Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 15

4. Peta Penyebaran Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju........................................................................ 23

5. Lokasi Bertelur Aktif yang Digunakan Maleo Senkawor.................... 26

6. Lokasi Bertelur yang telah Ditinggalkan Maleo Senkawor ................ 24

7. Peta Pengelompokan Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik Wilayah ......................................................................... 28

8. Lokasi Bertelur dengan Tanggul Pelindung....................................... 29

9. Lokasi Bertelur dengan Hutan Mangrove .......................................... 30

10. Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Dataran Rendah................. 31

11. Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Berbukit.............................. 32

12. Lokasi Bertelur di dalam Perkebunan Perseorangan........................ 33

13. Lokasi Bertelur di antara Tumbuhan Semak Tinggi .......................... 33

14. Lokasi Bertelur di Pasir Longsoran Perbukitan ................................. 34

15. Peta Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju........................................................................ 37

16. Hasil Penilaian Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo Senkawor......... 39

17. Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo Senkawor.................................. 40

18. Hasil Penilaian Gangguan Manusia di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor................................................................................ 41

19. Gangguan Manusia di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor................... 42

20. Hasil Penilaian Keberadaan Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ................................................... 42

21. Invasi Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ......... 43

22. Hasil Penilaian Akses Maleo Senkawor Terhadap Lokasi Bertelur... 44

23. Akses Maleo Senkawor Terhadap Lokasi Bertelur............................ 45

24. Lokasi Bertelur di Tobinta.................................................................. 46

25. Lubang Galian yang Berada di Tepi Jalan ........................................ 47

26. Lokasi Bertelur di Antara Lahan Perkebunan.................................... 49

27. Persentase Tingkat Pendidikan Masyarakat di Sekitar Lokasi Bertelur Maleo Senkawor....................................................... 51

28. Peta Prioritas Konservasi Lokasi Bertelur ......................................... 58

Page 15: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

1. Hasil Penilaian Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju ..................................................................... 60

2. Hasil Penilaian Gangguan di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju ..................................................................... 61

3. Hasil Penilaian Invasi Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju.......................................... 62

4. Hasil Penilaian Akses Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju ..................................................................... 63

5. Pengelompokan Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik Wilayah ....................................................................... 64

6. Profil Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik Lokasi Bertelur .... 65

7. Hasil Penilaian Aspek Sosial Masyarakat di Kabupaten Mamuju ... 66 8. Hasil Penilaian Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju.......................................... 67 9. Hasil Penilaian Pemahaman Masyarakat terhadap Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju.......................................... 68

10. Tally Sheet Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ..................... 69

11. Kuisioner Aspek Sosial Masyarakat di sekitar Lokasi Bertelur Maleo Senkawor.............................................................................. 74

12. Tally Sheet Pembobotan Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor.............................................................................. 78

Page 16: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sulawesi merupakan pulau terbesar dalam sub-kawasan Wallacea yang

juga menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Maleo senkawor

(Macrocephalon maleo) adalah salah satu satwa yang penyebarannya hanya

terbatas di pulau Sulawesi (endemik), yang memiliki keunikan tersendiri dan

menarik untuk dikaji lebih dalam (Dekker, 1990). Maleo senkawor adalah bangsa

aves yang memiliki perilaku yang unik dan aneh. Tidak seperti bangsa aves pada

umumnya, Maleo senkawor tidak memiliki perilaku mengerami telurnya,

melainkan membenamkan telurnya dalam lubang galian di tanah berpasir. Maleo

senkawor juga mempunyai telur dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan

dengan telur ayam, meskipun ukuran tubuh kedua induk tidak terpaut jauh

(Dekker, 1990).

Maleo senkawor hidup dan mendiami daerah pesisir pantai hingga daerah

berbukit-bukit dan hutan primer dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.200

meter di atas permukaan laut (Dekker, 1990). Maleo senkawor tersebar luas di

berbagai lokasi di Sulawesi Utara, Tenggara, Tengah, dan Barat, kecuali di

Sulawesi Selatan (Mallombasang, 1995). Penyebaran Maleo senkawor di

Sulawesi Barat terkonsentrasi di Kabupaten Mamuju, namun masih

membutuhkan konfirmasi mengenai penyebaran dan status lokasi bertelur Maleo

senkawor (Dekker, 1990). Beberapa lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju telah

ditinggalkan oleh Maleo senkawor. Populasi Maleo senkawor saat ini

diperkirakan 4000-7000 pasang dan tersebar di 131 tempat bertelur di Sulawesi

Utara, sementara di Sulawesi Tengah dan Barat Maleo senkawor tersebar di 63

lokasi (Buchart dan Baker, 1999). Diperkirakan jumlah Maleo senkawor di

Kabupaten Mamuju tidak lebih dari 100 ekor (Gazi, 2004).

Maleo senkawor mempunyai dua tipe lokasi bertelur, lokasi bertelur di tepi

pantai dan lokasi bertelur di dalam hutan. Pada lokasi bertelur di tepi pantai,

Maleo senkawor menggunakan tanah berpasir di pesisir pantai untuk aktivitas

bertelur. Sumber panas untuk proses inkubasi embrio sebagian besar diperoleh

dari radiasi sinar matahari.

Page 17: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lokasi bertelur di dalam hutan merupakan lokasi bertelur yang tidak umum

tersedia berupa suatu kawasan yang keadaan vegetasinya tidak terlalu rapat.

Keadaan vegetasi tersebut memudahkan akses Maleo senkawor menuju ke dan

dari lokasi tersebut. Sumber panas bagi embrio di dalam telur berasal dari

aktivitas vulkanis di dalam tanah (Gunawan, 2000). Maleo senkawor menggali

lubang dan meletakkan telur dengan suhu berkisar antara 34.00–40.70oC

(Gunawan, 1994).

Maleo senkawor memanfaatkan lokasi bertelur selama lokasi tersebut

masih dapat memberi daya dukung. Daya dukung lokasi digambarkan dengan

kemudahan Maleo senkawor mencapai lokasi bertelur, kenyamanan bagi Maleo

senkawor dengan ketersediaan lokasi bertelur yang sunyi dan tenang dari

gangguan manusia dan predator sehingga aktivitas bertelur berjalan lancar, dan

keamanan Maleo senkawor dari gangguan selama aktivitas bertelur (Buchart dan

Baker, 1999). Aktivitas manusia seperti pembabatan hutan serta konversi lahan

telah berdampak pada menurunnya daya dukung ekosistem. Aktivitas tersebut

disadari telah menjadi faktor utama hilangnya habitat hutan, terjadinya degradasi

hutan, dan fragmentasi habitat (Buchart dan Baker, 1999). Kurangnya

kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap upaya pelestarian Maleo

senkawor mengakibatkan pemanfaatan telur yang tidak terkendali. Pemahaman

yang kurang pada fungsi lokasi bertelur berdampak pada terabaikannya fungsi

penting mempertahankan lokasi bertelur dalam kondisi yang baik (Gunawan,

2000).

Kondisi Maleo senkawor kini di ambang kepunahan akibat aktivitas

perburuan burung maupun telurnya, konversi hutan dan aktivitas pertanian yang

tidak terkendali kian mempercepat laju kepunahan Maleo senkawor padahal

satwa ini telah dilindungi oleh Undang-undang sejak 1931 berdasarkan Undang-

undang binatang liar tahun 1931 dan peraturan perlindungan binatang liar tahun

1931 kemudian pada tahun 1970 dipertegas kembali statusnya sebagai satwa

dilindungi. Sementara itu IUCN (International Union of Conservation for Nature

and Nature Reserve) dalam red data book memasukkan Maleo senkawor dalam

kategori genting.

Page 18: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Kondisi ideal suatu lokasi bertelur bagi Maleo senkawor dapat dinilai

berdasarkan komponen-komponen penting yang memberi daya dukung seperti

kemudahan, kenyamanan, dan keamanan. Faktor yang selalu ada pada lokasi

bertelur yang telah ditinggalkan dapat dipandang sebagai komponen ancaman

terhadap lokasi bertelur. Sikap dan perilaku masyarakat di sekitar lokasi bertelur

juga turut memberi kontribusi terhadap perubahan kondisi lokasi bertelur.

1.2 Permasalahan

Lokasi bertelur Maleo senkawor merupakan salah satu habitat penting

yang harus tersedia dalam menunjang keberlangsungan hidup Maleo senkawor.

Berangkat dari latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: Pertama, lokasi bertelur dapat terus aktif

digunakan oleh Maleo senkawor selama komponen pendukung (kemudahan,

kenyamanan, dan keamanan) dapat terus terjaga. Kedua, beberapa lokasi

bertelur di Kabupaten Mamuju telah kehilangan daya dukung yang diakibatkan

gangguan manusia dan alam sehingga ditinggalkan oleh Maleo senkawor.

Ketiga, Maleo senkawor masih menggunakan lokasi bertelur yang terganggu,

tapi menunjukkan perkembangan ke depan akan ditinggalkan terlihat dari

semakin menurunnya jumlah Maleo senkawor yang menggunakan lokasi

tersebut. Keempat, lemahnya pemahaman masyarakat terhadap upaya

pelestarian Maleo senkawor dan mempertahankan lokasi bertelur Maleo

senkawor makin mempercepat laju kepunahan Maleo senkawor di Kabupaten

Mamuju.

1.3 Kerangka Pemikiran

Maleo senkawor seperti halnya satwa endemik kawasan Sub-Wallacea

lainnya memiliki ketergantungan yang tinggi pada komponen ekosistem. Salah

satu komponen yang dibutuhkan Maleo senkawor adalah tersedianya lokasi

bertelur. Lokasi bertelur letaknya terpisah dengan habitat hidup Maleo senkawor.

Berdasarkan letaknya, lokasi bertelur Maleo senkawor terdapat di 2 (dua) tempat,

yaitu di dalam hutan dan di pesisir pantai. Terjadinya degradasi habitat di sekitar

lokasi bertelur menyebabkan terjadinya perubahan pada kondisi fisik lokasi

bertelur, meningkatnya gangguan, invasi vegetasi sekunder, serta sulitnya akses

bagi Maleo senkawor menuju lokasi bertelur.

Page 19: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lokasi Bertelur

Gangguan Akses

Pesisir Pantai Pedalaman Hutan

Degradasi Habitat di Lokasi Bertelur

Invasi Vegetasi Sekunder

Lokasi Bertelur yang Telah Ditinggalkan

Penentuan Kriteria Lokasi Bertelur

Status Konservasi Berdasarkan Kondisi Lokasi Bertelur

Perubahan yang terjadi pada suatu lokasi bertelur berakhir dengan

ditinggalkan suatu lokasi bertelur. Lokasi bertelur ditinggalkan oleh Maleo

senkawor apabila telah kehilangan daya dukung. Berdasarkan keadaan umum

yang ada di lokasi bertelur kemudian dianalisis kondisi lokasi bertelur Maleo

senkawor yang ada di Kabupaten Mamuju. Selanjutnya, dengan mengetahui

penyebaran Maleo senkawor, kondisi daya dukung lokasi bertelur Maleo

senkawor di Kabupaten Mamuju, maka diharapkan kita mendapat gambaran

tingkat keterancaman lokasi bertelur Maleo senkawor berdasarkan atribut

gangguannya masing-masing sehingga dapat menentukan status konservasi

lokasi bertelur tersebut. Bagan alir kerangka pemikiran dapat dilihat pada

Gambar 1.

Kondisi Fisik Lokasi Bertelur

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

a) Mengevaluasi penyebaran dan status lokasi bertelur Maleo senkawor di

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat;

b) Menganalisis kondisi umum lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten

Mamuju Provinsi Sulawesi Barat;

c) Menganalisis bentuk adaptasi yang dilakukan oleh Maleo senkawor;

Page 20: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

d) Mengkaji pemahaman masyarakat terhadap upaya pelestarian Maleo

senkawor dan lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju Provinsi

Sulawesi Barat;

e) Menetapkan prioritas konservasi lokasi bertelur Maleo senkawor di

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini :

a) Berperan sebagai langkah awal dalam upaya konservasi kawasan bertelur

Maleo senkawor dengan mengetahui tingkat keterancaman dan kemungkinan

akan ditinggalkannya lokasi bertelur di masa yang akan datang;

b) Pengembangan ilmu pengetahuan dengan pembaharuan data tentang

ditemukan, ditinggalkan, dan perubahan kondisi lokasi bertelur Maleo

senkawor yang belum atau pernah tercatat oleh peneliti sebelumnya;

c) Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju

untuk usaha pelaksanaan konservasi kawasan yang merupakan lokasi

bertelur Maleo senkawor.

Page 21: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum tentang Maleo Senkawor

Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) merupakan bangsa burung

endemik yang memiliki keunikan pada perilaku bertelur. Maleo senkawor tidak

menggunakan panas tubuh untuk mengerami telur, tetapi memanfaatkan daya

dukung alam untuk menyukseskan proses pengeraman. Berikut susunan

taksonomi Maleo senkawor : Kingdom : Animalia; Phylum : Chordata; Kelas :

Aves; Orde : Galliformes; Famili : Megapodiidae; Genus : Macrocephalon;

Spesies : Macrocephalon maleo (Sumangando, 2002). Famili Megapodiidae

terdiri atas 2 genus, yaitu Macrocephalon dengan satu spesies Macrocephalon

maleo dan Megapodius dengan 9 spesies, Megapodius cumingii, Megapodius

nicobarienssis, Megapodius bernsteinii, Megapodius reindwardii, Megapodius

freycinet, Megapodius affinis, Megapodius. Evemita, Megapodius layordi, dan

Megapodius wallacei (White dan Bruce, 1986). Maleo senkawor memiliki

bentuk badan memanjang, dan bulu didominasi oleh warna putih agak

kemerahan dan hitam, dan memiliki sepasang kaki yang kuat dengan empat

kuku yang tajam. Salah satu anggota tubuh yang dimiliki oleh Maleo senkawor

adalah tonjolan keras pada bagian kepala yang menyerupai mahkota yang

diduga berfungsi sebagai pendeteksi suhu selagi Maleo senkawor hendak

meletakkan telurnya dalam lubang (Dekker, 1990).

Penamaan Maleo senkawor bervariasi bervariasi disetiap daerah, yaitu :

Senkawor, Sengkawur, Songkel, Melaosan, (Minahasa), Saungke (Bintauna),

Tuanggoi (Bolaang Mongondow), Tuangoho (Bolaang Itang), Bagoho (Suwawa),

Momongo, Panua (Gorontalo), Molo (Sulawesi Utara), dan Mamuang (Mamuju)

(Anonim, 1994; Jones dkk, 1995). Menurut konsensus penulisan nama burung

yang di gunakan di Indonesia, nama Maleo adalah Maleo senkawor (Coates dkk,

2000). Maleo senkawor hidup dan mendiami daerah pesisir pantai hingga daerah

berbukit-bukit dan hutan primer dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.200

meter di atas permukaan laut (Dekker, 1990). Maleo senkawor tersebar luas di

berbagai lokasi di Sulawesi Utara, Tenggara, Tengah, dan Barat kecuali di

Sulawesi Selatan (Mallombasang, 1995).

Page 22: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Di Sulawesi Barat Maleo senkawor terkonsentrasi di Kabupaten Mamuju,

namun demikian hal tersebut masih membutuhkan konfirmasi mengenai

penyebaran dan status lokasi bertelur (Dekker, 1990). Beberapa lokasi bertelur

di Kabupaten Mamuju telah ditinggalkan oleh Maleo senkawor. Populasi Maleo

senkawor saat ini diperkirakan 4000-7000 pasang dan tersebar di 131 tempat

bertelur di Sulawesi Utara, sementara di Sulawesi Tengah dan Barat Maleo

senkawor tersebar di 63 lokasi (Buchart dan Baker, 1999). Diperkirakan jumlah

Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju tidak lebih dari 100 ekor (Gazi, 2004).

2.2 Karakteristik Telur Maleo Senkawor

Maleo senkawor merupakan bangsa burung yang mempunyai telur yang

sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, yaitu 10 sampai 17 persen

dari ukuran tubuh. Sebagai gambaran, berat telur ayam kampung (Gallus

domesticus) hanya 3 (tiga) persen dari ukuran tubuh dimana ukuran tubuh kedua

induk tidak terpaut jauh (Dekker dan Wattel, 1987).

Ukuran telur Maleo senkawor adalah sebagai berikut berat telur: 215.71

+ 24.81 g, panjang telur: 101.84 + 2.87 cm, dan lebar telur: 61.06 + 2.22 cm.

Proporsi telur Maleo senkawor didominasi dengan jumlah kuning telur yang

banyak. Kandungan kuning telur pada Maleo senkawor sebesar 67.8%. Hal ini

menjadikan telur Maleo senkawor sangat menarik untuk dikonsumsi oleh

manusia dibandingkan telur ayam kampung yang beratnya hanya berkisar antara

50–60 g dengan kandungan kuning telur 30% (Gazi, 2004).

2.3 Habitat Maleo Senkawor

Habitat mempunyai peranan penting bagi setiap organisme di dalamnya,

setidaknya fungsi habitat sebagai penyedia makanan, serta air, dan sebagai

pelindung. Berdasarkan komponennya, habitat dibedakan atas komponen fisik

dan komponen biotik, dan kedua komponen ini saling berinteraksi sehingga

dapat mengendalikan kehidupan satwa liar. Secara terperinci komponen fisik

terdiri atas air, udara, iklim, topografi, tanah, dan ruang, sedangkan komponen

biotik terdiri atas vegetasi, mikro dan makro, fauna, serta adanya manusia

(Alikodra, 2002).

Page 23: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Maleo senkawor adalah bangsa burung yang hidup pada daerah hutan primer

dataran rendah yang aktivitasnya meliputi tidur, beristirahat, mencari makan,

bertelur, dan aktivitas sosial lainnya. Aktivitas pada hutan sekunder hampir mirip

dengan aktivitas pada hutan primer, namun burung Maleo senkawor jarang

menggunakan kawasan hutan sekunder sebagai tempat tidur. Beberapa

populasi aleo juga menggunakan daerah berpasir di tepi pantai untuk bertelur

(Gunawan, 1994).

2.4 Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Keberadaan lokasi bertelur sangat berperan penting sesuai dengan

perannya sebagai penyokong kehidupan bagi Maleo senkawor. Lokasi bertelur

dipergunakan untuk mencari makan, minum, dan menjalankan aktivitas

reproduksinya. Dalam hal aktivitas reproduksi, Maleo senkawor menggunakan

lokasi bertelur untuk membantu proses pengeraman telur, hal ini terkait dengan

perilaku Maleo senkawor yang tidak mempunyai naluri mengerami telur dan

mengasuh anak (Dekker dan Wattel, 1987). Lokasi bertelur bagi Maleo

senkawor merupakan suatu lokasi yang memiliki sumber panas yang dapat

membantu proses pengeraman telur. Lokasi bertelur terbagi dua tipe yaitu lokasi

bertelur di dalam hutan dan lokasi bertelur di tepi pantai.

Lokasi bertelur di dalam hutan biasanya merupakan suatu areal yang

tidak umum tersedia karena merupakan tempat yang cukup terbuka dan memiliki

vegetasi yang tidak terlalu rapat. Sumber panas bagi telur Maleo senkawor

dapat berasal dari aktivitas vulkanis di dalam tanah, aliran air panas dalam tanah,

proses dekomposisi daun lapuk oleh jasad renik, atau panas sinar matahari

(Gunawan, 2000). Lokasi bertelur di tepi pantai merupakan daerah berpasir yang

digunakan Maleo senkawor untuk meletakkan telurnya yang letaknya terpisah

dari habitat hutan yang merupakan tempat hidupnya. Biasanya Maleo senkawor

menggali lubang dalam kelompok yang terdiri atas beberapa pasang secara

bersama-sama. Aktivitas bertelur ini dilakukan pada pagi hingga siang hari dan

kegiatan penggalian dilakukan oleh kedua induk Maleo senkawor. Sumber panas

bagi telur Maleo senkawor di dalam tanah diperoleh dari radiasi sinar matahari

(Argeloo, 1991).

Page 24: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Faktor kunci bagi Maleo senkawor dalam memilih lokasi bertelur adalah:

1) sumber panas, (2) aksesibilitas, (3) keamanan dari gangguan, dan (4) musim

(untuk lokasi bersumber panas matahari). Dalam menentukan sarang untuk

meletakkan telur, Maleo senkawor cenderung lebih menyukai tempat dengan

kondisi: (1) aman dari gangguan manusia, (2) efektivitas sumber panas, (3)

kelembaban tanah, (4) pengaruh iklim mikro di atas permukaan tanah (terutama

hujan), dan (4) keamanan dari predator (Gunawan, 2000).

2.5 Karakteristik Vegetasi

Habitat satwa terdiri atas dua komponen penting, yaitu lokasi geografis

dan vegetasi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya suatu jenis satwa liar

mempertahankan kelangsungan hidupnya ditentukan salah satunya oleh faktor

karakteristik vegetasinya (Copperider dkk, 1988). Selanjutnya dikatakan bahwa

yang dimaksud dengan karakteristik vegetasi adalah :

a) Struktur vegetasi yang terdiri atas tinggi pohon, kerapatan semak, persentase

penutupan tajuk;

b) Komposisi vegetasi.

Khusus untuk Maleo senkawor, suatu habitat yang terdapat vegetasi

sekunder dengan kerapatan yang tinggi maka struktur dan kerapatan vegetasi

tersebut dipandang sangat penting (Zieren, 1985). Komponen-komponen

tersebut amat berperan di dalam aktivitas rutin selama musim bertelur dari Maleo

senkawor. Aktivitas tersebut adalah :

a) Hinggap;

b) Bertengger;

c) Menghindari bahaya/gangguan (berlari dan terbang);

d) Jarak antarpohon, semak, dan perakaran agar memungkinkan penggalian

lubang peneluran;

2.6 Suhu Lubang Peneluran

Maleo senkawor, seperti telah disebutkan di atas, merupakan burung

yang tidak memiliki naluri mengerami telur dan mengasuh anak. Setelah

meletakkan telur, Maleo senkawor akan kembali ke dalam hutan dan tidak

memperdulikan terhadap telur yang telah ditimbun dalam lubang.

Page 25: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Maleo senkawor membenamkan telurnya kedalam lubang galian kemudian

selanjutnya alam akan mengambil alih peran induk untuk memberi sumber panas

untuk perkembangan embrio dalam telur. Setelah telur menetas, maka anak

Maleo senkawor akan mencari makan sendiri tanpa bantuan dari induk. Menurut

Gunawan (1994) temperatur di lubang peneluran berkisar antara 34.00-40.70oC.

Temperatur di lubang peneluran di daerah Tambun Sulawesi Utara berdasarkan

lubang kedalaman lubang yang berbeda beda secara berturut-turut adalah; 29.4-

31.0oC, 30.9-32.7oC, 32.1-34.3oC, dan 33.8-36oC untuk kedalaman lubang 20,

30, 40, dan 50 cm (Dekker, 1990). Kelembaban tanah di sekitar lokasi bertelur

Maleo senkawor tercatat bervariasi mulai 6.3-11%.

2.7 Sifat Tanah

Maleo senkawor meletakkan telurnya di lubang yang memiliki kondisi

tertentu, salah satunya adalah sifat tanah yang berpasir. Tekstur tanah yang

berpasir memudahkan induk Maleo senkawor untuk menggali lubang untuk

pengeraman telur. Sifat tanah berpasir juga tidak mengikat dan cepat

melepaskan air sehingga temperatur tanah di sekitar telur tidak terlalu

terpengaruh oleh genangan air dan sifatnya yang relatif konstan. Menurut

Gunawan (1994), sifat tanah di empat lokasi bertelur Maleo senkawor di Taman

Nasional Dumoga Bone (TNDB), yaitu Tambun, Matayangan, Tapakolintang, dan

Bakan memiliki kelas tekstur berlempung, lempung berpasir, lempung berdebu,

dan pasir berlempung, tanah keempat lapangan peneluran tersebut memiliki

kandungan utama berupa pasir yang berkisar antara 41.67-82.12%.

Page 26: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Menurut Beckman dan Brady (1969) dalam Alikodra (2002), tekstur tanah

dibagi dalam beberapa tekstur sesuai dengan keadaannya. Pengelompokan

tekstur tanah disajikan lebih jelas pada Tabel 1.

Tabel 1 Tekstur Tanah

Tekstur tanah Keadaan Pasir 1. Rasa kasar sangat jelas

2. Tidak melekat 3. Tidak dapat dibentuk bola dan gulungan

Pasir berlempung

1. Rasa kasar jelas 2. Sedikit melekat 3. Dapat dibentuk bola gulungan yang mudah sekali hancur

Lempung berpasir

1. Rasa kasar agak jelas 2. Agak melekat 3. Dapat dibuat bola, mudah hancur

Lempung 1. Rasa tidak kasar dan tidak licin 2. Agak melekat 3. Dapat membentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat

gulungan dengan permukaan mengkilat Lempung berdebu

1. Rasa licin 2. Agak melekat 3. Dapat dibuat bola agak teguh, dapat sedikit dibuat

gulungan dengan permukaan mengkilat Debu 1. Rasa licin sekali

2. Agak melekat 3. Dapat dibuat bola agak teguh, dapat sedikit digulung

dengan permukaan mengkilat Lempung berkilat 1. Rasa agak licin

2. Agak melekat 3. Dapat dibuat bola agak teguh, dapat sedikit dibuat

gulungan agak mudah hancur Lempung liat berpasir

1. Rasa halus dengan sedikit bagian kasar 2. Agak melekat 3. Dapat dibuat bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan

agak mudah hancur Lempung liat berdebu

1. Rasa halus agak licin 2. Melekat 3. Dapat dibuat bola teguh, gulungan mengkilat

Liat berpasir 1. Rasa halus, berat berat tapi terasa sedikit kasar 2. Melekat 3. Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung

Liat berdebu 1. Rasa halus, berat, agak licin 2. Sangat lekat 3. Dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung

Debu 1. Rasa berat, halus 2. Sangat lekat 3. Dapat dibentuk bola dengan baik

Page 27: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

2.8 Musuh Alami

Maleo senkawor memiliki musuh alami antara lain biawak (Varanus

salvator), babi hutan (Sus celebensis), ular sanca (Phyton reticulatus), elang

(Spizaetus lanceolatus), soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), dan anjing (Canis

canis). Keberadaan musuh alami dipandang bukanlah merupakan ancaman yang

serius terkait dengan keseimbangan ekosistem yang dalam keadaan alami selalu

stabil, manusia dengan kegiatan memburu burung dan mengambil telur

merupakan ancaman yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup Maleo

senkawor. Keberadaan satwa domestikasi juga terbukti mempengaruhi populasi

Maleo senkawor seperti sapi, kelinci, dan kambing yang berkompetisi dalam hal

ketersediaan lahan dan jenis pakan tertentu (Gunawan, 1994).

2.9 Makanan

Berbagai jenis pepohonan membantu Maleo senkawor dalam hal

menyediakan berbagai jenis buah-buahan, biji-bijian, serta sebagai tempat

berlindung dan beristirahat. Maleo senkawor menyukai pohon yang pertajukan

atau percabangan ranting cukup besar dan kokoh yang mampu menahan beban

tubuh Maleo senkawor, seperti; kemiri (Aleuritus moluccana), nibung

(Oncosperma filamentosum), rao (Dracontomelon mangiferum), nantuk

(Endiandra sp), Ficus sp., dan Macaranga sp. Wilayah jelajah untuk mencari

pakan (Feeding territory) Maleo senkawor utamanya bukan di lokasi bertelur,

tetapi di dalam hutan tropis dataran rendah. Meskipun demikian, jika di lokasi

bertelur tersedia makanan, maka Maleo senkawor akan mencari makan baik

sebelum bertelur maupun sesudah bertelur. Maleo senkawor termasuk omnivora

atau pemakan segala, makanannya meliputi buah-buahan, biji-bijian, serangga,

invertebrata lantai hutan, siput dan kepiting. Maleo senkawor mencari makan di

lantai hutan dengan cara mencakar-cakar atau mengais serasah, Maleo

senkawor juga mancari makan di tepi-tepi sungai, tepi rawa, atau tepi danau

(Gunawan, 2000).

Page 28: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

2.10 Degradasi Habitat

Degradasi habitat merupakan bentuk perubahan kondisi habitat yang

mengakibatkan pengurangan luas dan kualitas yang tersedia bagi spesis

tertentu. Hilangnya habitat dapat diakibatkan oleh penebangan hutan, konversi

hutan menjadi lahan pertanian, dan pembangunan kota. Kehilangan habitat

untuk kegiatan pembangunan kota meliputi semua bentuk bangunan seperti

perumahan dan jalan raya (Dekker dan McGowan, 1995).

Kehilangan habitat dikarenakan pemenuhan sektor pertanian merupakan semua

bentuk konversi habitat yang masih baik menjadi lahan pertanian. Kerusakan

habitat adalah berkurangnya kualitas habitat dengan cara berkurangnya

lindungan vegetasi, kerusakan habitat diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti

penebangan juga disebabkan oleh over grazing oleh ternak.

Page 29: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) tahun dengan perincian; awal

Januari hingga akhir Juli penelusuran pustaka,dan pengumpulan data sekunder.

Penelitian lapangan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu mulai pada awal

bulan Agustus hingga awal bulan November tahun 2007. Lokasi penelitian

sebanyak 23 lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat (Gambar 2).

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Page 30: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas peta lokasi skala

1 : 250.000, kompas, GPS (Global Positioning System), teropong binokular, dan

kamera. Alat yang dibutuhkan untuk pengolahan data adalah perangkat

komputer dengan program ArcView GIS 3.3.

Penentuan Lokasi Bertelur - Aktif - Telah ditinggalkan - Status tidak diketahui - Penemuan Lokasi Baru - Pengelompokan Lokasi

Bertelur

- Pengamatan Langsung - Studi Pustaka

Analisis Data

Analisis Kondisi Lokasi Bertelur

Metode Penelitian

Analisis Pemahaman Masyarakat

- Wawancara - Kuisioner

- Pengamatan Langsung - Studi Pustaka

Kondisi Fisik - Tipe Lokasi Bertelur - Luas Lokasi Bertelur - Tekstur Tanah - Jarak dengan Bibir Pantai

Akses - Jarak dengan Hutan- Jarak dengan Jalan - Jarak dengan

Permukiman

Invasi Vegetasi Sekunder- Luas Tutupan Vegetasi

Sekunder - Jenis Vegetasi

Gangguan - Kehadiran Manusia - Bentuk Gangguan - Frekuensi Gangguan

Kondisi - Baik - Sedang - Kurang - Tidak Baik

Invasi Vegetasi Sekunder- Bersih - Agak Tertutup - Sebagian Tertutup - Tertutup

Akses - Bebas - Terbatas - Terganggu - Tidak Ada Akses

Gangguan - Tidak Ada - Kurang - Sering - Ada Gangguan

Prioritas Konservasi - Sikap dan Perilaku

Lokasi Bertelur Aktif

- Pemahaman Penyebaran dan Status

Lokasi Bertelur

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu penentuan lokasi bertelur

dan analisis lokasi bertelur. Tahap analisis lokasi bertelur dibagi menjadi analisis

kondisi lokasi bertelur dan analisis pemahaman masyarakat (Gambar 3).

Gambar 3 Diagram Alir Penelitian

Page 31: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

3.3.1 Penentuan Lokasi Bertelur

Survei pendahuluan dan studi pustaka dilakukan untuk mengetahui

gambaran umum lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju.

Selanjutnya metode tersebut dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini

digolongkan ke dalam penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai

keadaan suatu individu, gejala atau kelompok tertentu (Walpole, 1992). Lebih

lanjut, hal ini akan dianalisis berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan.

Analisis dalam penentuan lokasi bertelur dilakukan secara sengaja atau

purposive sampling (Nawawi, 1995). Penentuan lokasi mengacu pada referensi

peneliti sebelumnya (Gazi, 2004; Buchart dan Baker, 1999; Mallombasang,

1995). Pada tahap ini, dilakukan inventarisasi ulang lokasi bertelur dan

kemungkinan ditemukannya lokasi bertelur baru.

3.3.2 Analisis Kondisi Lokasi Bertelur

a. Penilaian Kriteria Lokasi Bertelur

Pada tahap ini dilakukan inventarisasi pada beberapa komponen

yang berperan penting untuk menilai kondisi suatu lokasi bertelur. Metode

survei dianalisis secara deskriptif dengan pengamatan langsung dan

berdasarkan studi pustaka. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan dan uraian berdasarkan data dan informasi yang

akan diperoleh selama penelitian. Penilaian terhadap kriteria lokasi

bertelur (Tabel 2) yaitu :

a) Dimensi lokasi: luas lokasi bertelur Maleo senkawor;

b) Tipe lokasi: apakah tiap lokasi bertelur merupakan tipe lokasi bertelur

tepi pantai atau lokasi bertelur di tengah hutan yang ditentukan

berdasarkan karakertistik lokasi bertelur;

c) Jarak dengan jalan terdekat: diukur jarak antara tepi jalan raya dengan

titik tengah lokasi bertelur. Pengukuran berdasarkan acuan peta jalan

dan dihubungkan dengan penentuan lokasi bertelur dengan bantuan

GPS;

d) Jarak terdekat dengan bibir pantai: diukur jarak batas air di bibir pantai

dengan titik tengah lokasi bertelur;

Page 32: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

e) Jarak terdekat dengan perkampungan: diukur jarak terdekat titik tengah

lokasi bertelur dengan permukiman masyarakat;

f) Jarak dengan hutan: diukur jarak terdekat titik tengah lokasi bertelur

dengan batas wilayah hutan terdekat. Semua pengukuran dilakukan

dengan satuan meter dengan alat GPS;

g) Kondisi vegetasi sekunder: dicatat keberadaan vegetasi sekunder, luas

tutupan vegetasi;

h) Kondisi lubang peneluran: dimensi dan jumlah lubang peneluran;

i) Kondisi pasir: dicatat jenis pasir yang terdapat di lokasi bertelur;

j) Predator: dihitung apakah terdapat atau tidak pemangsa, jumlah dan

jenis pemangsa yang ada di lokasi bertelur;

k) Jumlah pasangan Maleo senkawor yang menggunakan lokasi bertelur:

dihitung dengan mengamati secara langsung dari tempat tersembunyi,

dari hasil wawancara dengan masyarakat pengumpul telur, atau dari

referensi peneliti sebelumnya jumlah pasangan Maleo senkawor yang

mendatangi lokasi bertelur;

l) Pengumpulan telur: dihitung ada atau tidaknya aktivitas pengambilan

telur oleh masyarakat;

m) Gangguan manusia: ada atau tidaknya aktivitas manusia disekitar

lokasi bertelur, bentuk gangguan, serta frekuensi terjadinya gangguan

manusia di lokasi bertelur.

Tabel 2 Penilaian Kriteria Lokasi Bertelur

Atribut Kriteria Metode Pengambilan Data Kondisi fisik 1. Tipe Lokasi

2. Luas Lokasi 3. Tekstur Tanah 4. Jarak dengan Bibir Pantai 5. Kondisi Lubang

1. Pengamatan Lapangan 2. Studi Pustaka

Akses 1. Jarak dengan Hutan

2. Jarak dengan Jalan 3. Jarak dengan Permukiman

1. Pengamatan Lapangan 2. Studi Pustaka

Invasi Vegetasi Sekunder

1. Jenis Vegetasi 2. Luas Tutupan Vegetasi

1. Pengamatan Lapangan 2. Studi Pustaka

Gangguan 1. Kehadiran Manusia

2. Bentuk Gangguan 3. Frekuensi Gangguan

1. Pengamatan Lapangan 2. Studi Pustaka

Page 33: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

b. Analisis Data Kondisi Lokasi Bertelur

Dalam analisis kondisi lokasi bertelur, dilakukan pendekatan

menggunakan metode dari peneliti sebelumnya yang telah dimodifikasi

(Gorog dkk, 2005) yaitu metode evaluasi terhadap 4 (empat) atribut dasar

untuk menilai lokasi habitat bertelur, teknik kuisioner juga dilakukan dengan

berbagai pihak antara lain kepala desa serta pengumpul telur yang berada di

sekitar lokasi bertelur Maleo senkawor yang dimodifikasi dari (Christy dan

Lentey, 2001). Empat atribut dasar dalam analisis kondisi lokasi bertelur

antara lain:

a) Kondisi: kondisi lokasi bertelur yang ditentukan dengan luas lokasi

bertelur, tekstur pasir yang ada di lokasi bertelur, kondisi di dalam lubang

peneluran serta jarak dengan bibir pantai;

b) Akses: akses menuju lokasi bertelur ditentukan dengan kedekatan antara

lokasi bertelur dengan hutan;

c) Invasi Vegetasi Sekunder: ditentukan berdasarkan penutupan lokasi

bertelur oleh tanaman semak dan perdu;

d) Gangguan: penilaian ini ditentukan berdasarkan kehadiran manusia di

lokasi bertelur, bentuk gangguan, serta frekuensi terjadinya gangguan di

lokasi bertelur.

Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah penentuan derajat

kepentingan tiap atribut yang ada. Analisis data lokasi bertelur ditentukan

berdasarkan derajat kepentingan atau bobot dari setiap atribut yang telah

ditetapkan. Penentuan bobot ini dinilai sangat penting karena akan

mempengaruhi nilai total akhir dari setiap pilihan keputusan. Penentuan bobot

dilakukan dengan pemberian bobot secara langsung kepada setiap atribut

(Ma`arif dan Tanjung, 2003). Penentuan bobot untuk setiap atribut dalam menilai

kondisi lokasi bertelur adalah: kondisi fisik (0.30), gangguan (0.30); akses (0.20),

dan invasi vegetasi sekunder (0.20). Skor derajat kepentingan diberikan angka 1-

4, dimana angka empat (4) menyatakan kondisi baik dan satu (1) menyatakan

kondisi buruk.

Page 34: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Faktor-faktor dengan tingkat pengaruh yang terbesar akan menempati

urutan teratas dengan memperoleh pembobotan yang terbesar. Faktor-faktor

dengan tingkat pengaruh yang rendah atau kecil akan menempati urutan

berikutnya. Penjelasan pada tiap-tiap atribut, yaitu kondisi, akses, invasi

vegetasi sekunder dan gangguan manusia, pembobotan, dan skor dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Penilaian Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Kriteria Kategori Penilaian Skor Bobot Atribut

Dasar Lokasi bertelur tersedia cukup luas (+ 1 km2) dan jarak lokasi dengan bibir pantai cukup jauh > 100 m Lokasi bertelur memiliki luas 500-1000 m2, dengan jarak bibir pantai 75-100 m Lokasi bertelur memiliki luas < 500 m2 dengan jarak terdekat dengan bibir pantai < 50 m Lokasi bertelur kecil dan letaknya terpisah-pisah, lokasi sangat dekat dengan bibir pantai

Baik Sedang Kurang Tidak Baik

4 3 2 1

0.30

Kondisi Fisik

Sangat sedikit bahkan tidak ada gangguan manusia Terdapat kehadiran manusia dalam jumlah kecil 1 bulan sekali Terdapat aktivitas rutin tiap minggu oleh masyarakat dan pengumpul telur Maleo senkawor Setiap hari lokasi bertelur dikunjungi masyarakat untuk mengambil telur Maleo senkawor dan untuk kepentingan lainnya

Tidak Ada Kurang Sering Aktif

4 3 2 1

0.30 Gangguan

Page 35: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Tabel 3 Lanjutan ...

Kriteria Kategori Penilaian Skor Bobot Atribut

Dasar Lokasi bertelur bersih dari tanaman semak dan perdu Lokasi bertelur ditutupi oleh tanaman sekunder dalam jumlah yang sedikit < 50% luas lokasi bertelur Lokasi bertelur ditutupi oleh tanaman sekunder hingga 75% Lokasi bertelur tertutup oleh tanaman sekunder sehingga Maleo senkawor tidak dapat menggali lubang peneluran.

Bersih Kurang Sebagian Tertutup Tertutup

4 3 2 1

0.20 Invasi Vegetasi Sekunder

Lokasi bertelur langsung dikelilingi oleh hutan primer > 50% dari pinggiran, yang memungkinkan Maleo senkawor untuk menjangkau lokasi tersebut tanpa gangguan Tempat bertelur dikelilingi hutan primer < 50 % dari batas luarnya menghalangi Maleo senkawor dari hutan primer; Tempat bertelur dikelilingi hutan < 25%, Maleo senkawor hanya memiliki satu jalur akses menuju lokasi bertelur Tempat bertelur benar-benar terpisah dari hutan primer dan Maleo senkawor tidak dapat menjangkau tempat bertelur tanpa melintasi lahan pertanian, vegetasi sekunder atau gangguan lainnya oleh aktivitas manusia.

Bebas Terbatas Terganggu Tak Ada Akses

4 3 2 1

0.20 Akses

Page 36: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Berdasarkan hasil penjumlahan bobot dan skor kemudian diperoleh nilai

untuk menentukan kondisi lokasi bertelur Maleo senkawor. Nilai > 3.00

menyatakan kondisi lokasi bertelur baik, nilai 2.01-3.00 menyatakan kondisi

lokasi yang sedang, nilai 1.01-2.00 menyatakan kondisi umum lokasi bertelur

yang buruk dan nilai 1.00 menyatakan kondisi lokasi bertelur yang sangat buruk.

3.3.3 Analisis Pemahaman Masyarakat

Penelitian pada tahap ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif.

Menurut Walpole (1992), penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai keadaan suatu

individu, gejala atau kelompok tertentu, dalam hal ini lebih lanjut akan dianalisis

berdasarkan gejala-gejala yang ditimbulkan. Analisis pemahaman masyarakat

dilakukan secara sengaja atau purposive sampling (Nawawi, 1995). Pada tahap

ini, dilakukan evaluasi pada data dasar keberadaan masyarakat berupa data dari

kantor administratif setempat. Penentuan responden juga didasarkan pada

kedekatan pemukiman penduduk dengan lokasi bertelur yang sebelumnya telah

diketahui.

Pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner dilakukan untuk

mendapatkan (i) tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar

lokasi bertelur; (ii) pemahaman masyarakat di sekitar lokasi bertelur terhadap

lokasi bertelur Maleo senkawor; dan (iii) sikap dan perilaku masyarakat di lokasi

bertelur Maleo senkawor. Penentuan responden dilakukan secara sengaja atau

purposive sampling (Nazir, 1999). Koentjaraningrat (1983) memberi batasan

ukuran sampel yang diambil untuk penelitian deskriptif minimal 10 persen dari

populasi, sedangkan untuk ukuran populasi yang sangat kecil minimal 20 persen.

Page 37: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi Penelitian

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat terletak di bagian utara

Provinsi Sulawesi Selatan atau pada bagian barat dari pulau Sulawesi, yaitu

terletak pada posisi : 0o 52` 10`` - 2o 54`52`` Lintang Selatan dan 11o 54`47`` -

13o5`35`` Bujur Timur. Batas wilayah administratif Kabupaten Mamuju adalah;

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi

Tengah, sebelah timur dengan Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan,

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majene, Kabupaten Polewali

Mandar Provinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi

Selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Peta lokasi

penelitian di Kabupaten Mamuju dapat dilihat pada Gambar 4.

Luas wilayah Kabupaten Mamuju adalah 11.057.81 km2 dan memiliki luas

kawasan hutan menurut fungsinya sebesar 849.777 Ha. Dengan perincian hutan

lindung 505.156 Ha, hutan produksi 195.615 Ha, hutan produksi tetap 51.250 Ha

dan hutan produksi yang dapat dikonversi 97.876 Ha, sedangkan hutan suaka

alam pada daerah ini belum ada (Bappeda dan Kantor Statistik Mamuju, 1992).

4.1.2 Tanah dan Geologi

Keadaan tanah di wilayah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat

umumnya berasal dari endapan dan pasir, sedangkan jenis tanahnya adalah

tanah-tanah aluvial coklat kekelabuan (Bappeda dan Kantor Statistik Mamuju,

1992).

4.1.3 Iklim Berdasarkan klasifikasi curah hujan oleh Schmidt dan Ferguson

(Mallombasang, 1995), Kabupaten Mamuju termasuk dalam tipe E dengan nilai

Q = 125 %, dengan rata-rata curah hujan setiap tahun berkisar antara 34 mm

sampai 375 mm (Bappeda dan Kantor Statistik Mamuju, 1992).

Page 38: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gambar 4 Peta Penyebaran Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju

Page 39: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

4.1.4 Flora dan Fauna

a) Flora Secara umum vegetasi hutan di Kabupaten Mamuju termasuk tipe hutan hujan

tropis dataran rendah dan pada umumnya dijumpai jenis-jenis pohon antara lain

Diospirus sp, Kemiri (Aleurites moluccana), Dracontomelon mangiferum, Instia

bijuga, Alstonia sp. Rhizophora sp, Bruguiera sp, Ficus sp, dan sebagainya.

Vegetasi berupa semak didominasi oleh Lantana camara dan Alang-alang

(Imperata cilindrica) (Whitten dkk., 1987).

b) Fauna Menurut Whitten, dkk (1987) jenis-jenis fauna yang dijumpai di daerah ini antara

lain : Dare (Macaca maura), Mandar Sulawesi (Aramidopsis plateni), Nuri

(Tanygnathus megalorhynchus), Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi),

Rangkong (Rhyticeros cassidix), jenis-jenis Kuntul dan Maleo senkawor

(Macrocephalon Maleo senkawor).

4.1.5 Lokasi Bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju

Maleo senkawor tersebar dan bertelur pada beberapa tempat di

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Berdasarkan hasil penelitian

setidaknya terdapat 23 lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju.

Lokasi bertelur digunakan Maleo senkawor untuk membuat lubang dan

meletakkan telur. Di Kabupaten Mamuju terdapat 18 lokasi bertelur yang masih

aktif digunakan Maleo senkawor, 2 (dua) lokasi bertelur yang telah ditinggalkan

oleh Maleo senkawor, dan 3 (tiga) lokasi bertelur yang tidak diketahui statusnya

(Tabel 4). Tipe lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju umumnya merupakan lokasi

bertelur pesisir pantai yakni sebanyak 17 lokasi bertelur dan hanya 1 (satu) lokasi

bertelur yang merupakan lokasi bertelur di dalam hutan, yaitu terdapat di lokasi

bertelur Tobinta.

Page 40: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Tabel 4 Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju

No Lokasi bertelur Koordinat Status 1 Tobinta 01o57’53.3”S 119o19’44.3”E Aktif

2 Lelo losso 01o57’47.4”S 119o16’23.9”E Aktif

3 Tambung Tangnga 01o57’05.7”S 119o16’42.9”E Aktif

4 Tikke 01o20’58.4”S 119o19’55.5”E Ditinggalkan

5 Terbao 01o01’22.3”S 119o28’22.7”E Ditinggalkan

6 Koloe 01o21’44.4”S 119o19’21.6”E Aktif

7 Lemo 01o22’13.8”S 119o18’41.7”E Aktif

8 Pambua 00o52’50.3”S 119o32’07.3”E Aktif

9 Bambamata 00o59’54.3”S 119o28’52.7”E Aktif

10 Kasoloang 01o00’33.6”S 119o28’40.7”E Aktif

11 Randomayang 01o03’15.8”S 119o28’12.0”E Aktif

12 Kayumoloa 01o05’47.1”S 119o26’46.8”E Aktif

13 Tanjung Tambue 01o09’37.6”S 119o22’48.7”E Aktif

14 Padongga 01o17’27.5”S 119o18’53.3”E Aktif

15 Belang-belang 02o27’51.2”S 119o07’38.2”E Aktif

16 Barang-barang 02o28’59.5”S 119o06’51.9”E Aktif

17 Malasigo 02o28’57.6”S 119o07’07.6”E Aktif

18 Tambung 02o34’44.7”S 119o01’58.5”E Aktif

19 Tapanduli 02o40’20.6”S 118o47’20.3”E Aktif

20 Udung Butung 02o48’02.6”S 118o45’43.0”E Aktif

21 Lariang 01o25’S 119o17’E Status tidak diketahui

22 Tanjung Dapuran 01o45’S 119o20’E Status tidak diketahui

23 Mamuju 02o40’S 118o55’E Status tidak diketahui

a. Penemuan Lokasi Bertelur Baru

Dari 23 lokasi bertelur yang dilakukan inventarisasi, ditemukan 8

(delapan) lokasi bertelur aktif baru ditemukan, dan belum pernah disebutkan

sebelumnya. Lokasi tersebut adalah Tobinta, Lelo Losso, Tambung Tangnga,

Barang-barang, Malasigo, Tambung, Tapanduli dan Udung Butung (Gambar 4).

Penemuan lokasi bertelur tersebut berdasarkan penelusuran informasi dari

berbagai sumber antara lain penduduk lokal, dan aparat pemerintahan terkait.

b. Lokasi Bertelur Aktif

Suatu lokasi bertelur dikatakan sebagai lokasi aktif digunakan Maleo

senkawor selama atau jika lokasi bertelur tersebut secara simultan dikunjungi

Maleo senkawor untuk bertelur. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan

terhadap lokasi bertelur yang terdapat di Kabupaten Mamuju, terdapat 18 lokasi

aktif yang digunakan oleh Maleo senkawor.

Page 41: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Status aktif diberikan pada suatu lokasi berdasarkan beberapa penilaian yaitu

melalui pertama; referensi peneliti sebelumnya, kedua; pertemuan penduduk

lokal dengan Maleo senkawor ataupun aktivitas pengumpulan telur di lokasi

bertelur yang informasi tersebut diperoleh dari penyebaran kuesioner, ketiga;

melalui bukti fisik yang ditinggalkan Maleo senkawor di lokasi bertelur seperti

guguran bulu, jejak kaki yang masih segar, bongkahan pasir galian yang

menandakan penggalian yang belum begitu lama terjadi, kondisi areal peneluran

yang masih bersih dari kotoran dedaunan yang terbawa angin. Selanjutnya,

berdasarkan uji lapang kemudian ditetapkan suatu lokasi bertelur masih aktif

digunakan Maleo senkawor untuk meletakkan telur. Gambaran mengenai lokasi

bertelur yang aktif digunakan oleh Maleo senkawor disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Lokasi Bertelur Aktif yang Digunakan oleh Maleo Senkawor

c. Lokasi Bertelur yang Telah Ditinggalkan

Lokasi bertelur yang dinyatakan sebagai lokasi bertelur yang telah tidak

aktif atau telah ditinggalkan oleh Maleo senkawor ditetapkan berdasarkan 3 (tiga)

pendekatan yaitu, pertama; referensi dari peneliti sebelumnya, kedua; informasi

dari penduduk terdekat dengan lokasi bertelur melalui kuesioner, ketiga; melalui

bukti fisik yang tersisa di lokasi bertelur. Hasil gambaran di lokasi bertelur Maleo

senkawor menunjukkan bahwa, lokasi bertelur yang telah ditinggalkan umumnya

merupakan lokasi yang telah terinvasi oleh tanaman sekunder, lokasi bertelur

telah berganti fungsi sebagai lahan yang telah dikelola oleh manusia. Kondisi

tersebut tidak memberikan ruang dan waktu untuk Maleo senkawor agar dapat

menjalankan aktfitas bertelur Maleo senkawor dengan baik.

Page 42: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lokasi bertelur yang telah ditinggalkan oleh Maleo senkawor sebagai

tempat bertelur adalah Tikke dan Terbao. Kondisi terakhir di daerah tersebut,

merupakan kawasan pesisir pantai yang telah menjadi hunian penduduk, daerah

yang dulunya diperkirakan sebagai hutan mangrove, sekarang telah dikonversi

dan dikelola penduduk desa menjadi petak-petak tambak (Gambar 6).

Gambar 6 Lokasi Bertelur yang Telah Ditinggalkan oleh Maleo Senkawor

d. Lokasi Bertelur yang Statusnya Tidak Diketahui

Hasil inventarisasi lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju menunjukkan,

bahwa 3 (tiga) lokasi bertelur yang informasinya diperoleh dari peneliti

sebelumnya, yaitu Tanjung Dapuran, Lariang, dan Mamuju tidak dapat ditemukan

titik tepat lokasi tempat Maleo senkawor meletakkan telur. Tanjung Dapuran tidak

dapat diakses dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Lariang

merupakan nama suatu daerah yang dibelah oleh sungai besar dimana menurut

beberapa narasumber, sempadan sungai tersebut dahulu digunakan oleh Maleo

senkawor untuk bertelur. Saat ini aktivitas penambangan pasir sungai aktif

dilakukan dan sudah tidak ada jejak lokasi bertelur Maleo senkawor di daerah

tersebut.

Mamuju merupakan Ibu kota Provinsi Sulawesi Barat yang sudah ramai

dengan pelbagai aktivitas manusia. Berdasarkan informasi dari penduduk kota

Mamuju dahulu memang terdapat beberapa titik tempat Maleo senkawor bertelur,

namun saat ini telah menjadi hunian padat atau dijadikan tempat pusat kegiatan

ekonomi kota sehingga lokasi tersebut sudah sangat tidak layak disebut sebagai

lokasi bertelur Maleo senkawor.

Page 43: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

e. Pengelompokan Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Hasil penelitian di 18 lokasi aktif yang digunakan Maleo senkawor untuk

bertelur menunjukkan, bahwa lokasi bertelur Maleo senkawor memiliki

karakteristik yang cukup beragam mulai dari letak areal peneluran di pantai

hingga vegetasi hutan yang menjadi koridor penghubung bagi Maleo senkawor

menuju lokasi bertelur (Gambar 7).

Gambar 7 Peta Pengelompokan Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik

Wilayah

Page 44: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

1. Lokasi Bertelur dengan Tanggul Pelindung

Lokasi bertelur memiliki karakteristik semacam tanggul yang

letaknya antara 20 hingga 30 meter dari lokasi bertelur. Lokasi bertelur

lebih aman dari jangkauan gelombang pasang dikarenakan adanya

tanggul pelindung alami sehingga lokasi bertelur tidak bersentuhan

langsung dengan laut lepas. (Gambar 8).

Gambar 8 Lokasi Bertelur dengan Tanggul Pelindung

Lokasi bertelur dapat dengan mudah dibedakan dibandingkan daerah

berpasir lainnya karena adanya semacam kubangan-kubangan yang

merupakan lubang yang telah turun temurun digunakan oleh Maleo

senkawor (Lampiran 6). Masyarakat yang mengambil hasil laut pada saat

air surut acap kali menyaksikan Maleo senkawor bertelur dan selanjutnya

mengintai dari kejauhan untuk menunggu proses bertelur selesai dan

mengambil telur Maleo senkawor. Masyarakat dapat mencapai menuju

lokasi bertelur dari dua arah, yaitu dari hamparan pantai pasang surut dan

dengan melewati hutan. Tipe pantai dengan keadaan alam seperti ini

tidak umum tersedia dan hanya terdapat di 2 (dua) lokasi bertelur, yaitu di

Barang-barang dan Udung Butung.

2. Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Mangrove

Lokasi bertelur dengan vegetasi mangrove merupakan suatu areal

tepi pantai yang berhadapan dengan laut lepas. Lapangan peneluran

posisinya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Hal yang

membedakan dibandingkan tipe lokasi bertelur lainnya adalah terdapat

hutan mangrove yang selalu terisi air pada saat keadaan pasang.

Page 45: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Maleo senkawor yang menggunakan lokasi bertelur dengan tipe seperti

ini harus melewati hutan mangrove terlebih dahulu. Lokasi bertelur

dengan vegetasi mangrove letaknya cukup jauh dari permukiman

penduduk, akses manusia menuju lokasi bertelur hanya dapat ditempuh

dengan menggunakan sampan. Sistem perakaran pohon bakau sangat

sulit dilalui dan berlumpur, hal tersebut menyebabkan akses darat melalui

hutan bakau yang sulit dilalui.

Terdapat 3 (tiga) lokasi yang memiliki tipe dengan vegetasi

mangrove sebagai hutan penghubung bagi Maleo senkawor dari hutan

primer menuju lokasi bertelur. Lokasi tersebut adalah Lelo Losso,

Tambung dan Padongga yang secara lengkap tersaji pada Gambar 9.

Gambar 9 Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Mangrove

3. Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Landai Dataran Rendah

Topografi wilayah yang rata dan landai merupakan kondisi umum

wilayah pantai yang ada di Kabupaten Mamuju. Lokasi bertelur dengan

kondisi demikian ini paling banyak dijumpai selama penelitian.

Karakteristik lokasi bertelur tersebut ditandai dengan lapangan peneluran

yang lebar, lokasi bertelur berada di tepi pantai yang secara langsung

berbatasan laut lepas tanpa sekat apapun seperti halnya tanggul

pelindung. Meskipun lokasi bertelur langsung berhadapan dengan lautan

lepas, tetapi dengan kondisi lokasi bertelur yang tersedia cukup lebar,

maka hal ini akan menjamin lokasi bertelur aman dari pengaruh pasang

surut air laut.

Page 46: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lubang-lubang tempat Maleo senkawor meletakkan telurnya berada

di lapangan terbuka yang bebas dari naungan. Lubang galian sangat

mudah dikenali oleh karena keadaannya yang bersih dari semak rendah.

Lubang bertelur dapat berjumlah lebih dari satu hingga memiliki bentuk

seperti kubangan pasir, ataupun dapat terpisah satu dengan yang lainnya

dalam kawasan yang cukup luas.

Terdapat 7 (tujuh) lokasi bertelur dengan karakteristik hutan dataran

rendah yang keadaannya landai, yaitu Koloe, Lemo, Pambua,

Bambamata, Kasoloang, Tanjung Tambue, dan Belang-belang. Lokasi

bertelur yang landai seperti ini tersebar di bagian utara Kabupaten

Mamuju di mana di bagian wilayah tersebut kondisi alam lebih rata

dengan sedikit daerah berbukit. Secara rinci, gambaran mengenai lokasi

bertelur dengan karakteristik vegetasi hutan landai dataran rendah

disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Landai Dataran Rendah

4. Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Berbukit

Lokasi bertelur dengan kondisi alam hutan berbukit terdapat di bagian

selatan Kabupaten Mamuju. Dua lokasi bertelur yang memiliki

karakteristik tersebut adalah lokasi bertelur di Tapanduli dan Udung

butung. Lapangan peneluran yang tersedia tidak terlalu luas dan letak

lubang terpisah satu dengan lainnya. Lokasi bertelur umumnya berada di

bawah naungan pepohonan yang tajuknya cukup jarang ataupun pohon

kelapa dan semak. Maleo senkawor dapat menjangkau lokasi bertelur

langsung dari kawasan hutan berbukit.

Page 47: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Menurut informasi penduduk lokal mengatakan, bahwa mereka

beberapa kali mendapati Maleo senkawor terbang meluncur dari

pepohonan di perbukitan menuju pepohonan yang lebih rendah di sekitar

lokasi bertelur. Deskripsi mengenai lokasi bertelur yang berbatasan

dengan hutan berbukit dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Hutan Berbukit

5. Lokasi Bertelur di Dalam Perkebunan Perseorangan

Perkebunan masyarakat yang kebanyakan menanam pohon kelapa

sebagai komoditas andalan banyak terdapat di Kabupaten Mamuju.

Kepemilikan lahan ini kebanyakan dikuasai secara perseorangan

sehingga terdapat banyak petakan-petakan pagar hidup di antara kebun

kelapa. Kebun kelapa yang berada di tepi pantai berpasir juga digunakan

Maleo senkawor untuk bertelur, biasanya Maleo senkawor memilih

perkebunan kelapa yang jarang dikunjungi pemiliknya seperti yang

terdapat di lokasi bertelur Tapanduli, Kayumaloa, dan Malasigo. Lokasi

bertelur di Randomayang merupakan lahan pertanian yang sepertinya

belum lama dikelola oleh penduduk lokal, hal ini di tandai dengan

tanaman yang terlihat baru di tanam.

Pada dasarnya bukanlah Maleo senkawor yang memilih untuk

bersarang di perkebunan penduduk, namun areal tersebut diduga sejak

awal digunakan Maleo senkawor untuk bertelur, kemudian setelah

pembukaan lahan dan pengelolaan lahan intensif dilakukan hingga ke

pelosok-pelosok desa maka terbentuklah lokasi bertelur Maleo senkawor

di dalam kawasan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Page 48: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Kondisi lokasi bertelur Maleo senkawor di dalam lahan pemanfaatan oleh

manusia dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Lokasi Bertelur di Dalam Perkebunan Perseorangan

6. Lokasi Bertelur di Antara Semak Tinggi

Lokasi bertelur dengan kondisi yang tersembunyi oleh semak yang

kurang lebih 1 (satu) meter merupakan salah satu tipe lokasi yang tidak

umum ditemukan di Kabupaten Mamuju dan hanya terdapat di lokasi

bertelur Udung Butung. Maleo senkawor menggali lubang di bawah

semak-semak yang umumnya didominasi oleh Lantana camara. Lokasi

bertelur cukup sulit diketahui karena tersembunyi di balik semak-semak

yang cukup tinggi. Keadaan lokasi bertelur yang tertutup oleh tanaman

semak justru berperan sebagai kamuflase yang sempurna bagi induk

selama melakukan aktivitas bertelur dan juga untuk melindungi lokasi

bertelur dari penglihatan pemangsa. Gambaran jelas mengenai lokasi

bertelur di antara semak tinggi dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Lokasi Bertelur di Antara Tumbuhan Semak Tinggi

Page 49: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

7. Lokasi Bertelur di Longsoran Perbukitan Berpasir

Satu-satunya lokasi bertelur yang tidak berada di pesisir pantai adalah

lokasi bertelur di Tobinta. Merupakan lokasi bertelur yang terletak di

pinggir hutan yang terbentuk oleh longsoran perbukitan berpasir.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang bermukim

disekitar lokasi bertelur tersebut, bahwa lokasi bertelur Tobinta awalnya

merupakan kawasan berhutan. Terjadinya longsor dibagian tebing

menciptakan kawasan berpasir yang kontras keadaannya dengan daerah

bervegetasi di sekitarnya, dan pada akhirnya digunakan oleh Maleo

senkawor sebagai lokasi bertelur (Gambar 14).

Gambar 14 Lokasi Bertelur di Pasir Longsoran Perbukitan

Page 50: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

4.2 Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju

Kondisi umum lokasi bertelur Maleo senkawor diketahui berdasarkan

penilaian atas 4 (empat) atribut dasar, yaitu kondisi fisik, gangguan, invasi

vegetasi sekunder, dan akses. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tidak ada

lokasi bertelur yang dalam keadaan baik, 10 (sepuluh) lokasi bertelur yang

termasuk dalam keadaan sedang, 6 (enam) lokasi bertelur yang kondisinya buruk

dan 2 (dua) lokasi bertelur yang dalam kondisi yang sangat buruk (Tabel 5).

Beberapa lokasi bertelur Maleo senkawor memiliki pola sebaran sesuai dengan

kondisi umum lokasi bertelur. Lokasi bertelur yang memiliki kondisi umum buruk

hingga sangat buruk membentuk kelompok seperti pada lokasi bertelur Belang-

belang, Barang-barang, Malasigo, Tambung. Lokasi bertelur dengan kondisi

umum dengan kategori sedang yang berkelompok terdapat di lokasi bertelur

Tapanduli dan Udung Butung, serta di Tobinta, Lelo Losso, dan Tambung

Tangnga (Gambar 15).

Hubungan antara kondisi umum lokasi bertelur dengan pola sebaran yang

berkelompok erat kaitannya dengan jumlah penduduk. Lokasi bertelur yang

berkelompok dengan kondisi yang buruk hingga sangat buruk, umumnya telah

menerima tekanan gangguan tambahan dikarenakan jumlah penduduk yang

padat. Lokasi bertelur juga berdekatan dengan pusat aktivitas masyarakat,

seperti dermaga dan perusahaan yang terdapat di Belang-belang. Kondisi

demikian memberi dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap

keberadaan lokasi bertelur Maleo senkawor. Lokasi bertelur makin intensif

menerima gangguan karena jumlah permukiman yang terus bertambah.

Lokasi bertelur Maleo senkawor dengan pola sebaran berkelompok yang

memiliki kategori penilaian sedang, memiliki tekanan yang sedikit dikarenakan

jumlah penduduk terdekat dengan lokasi bertelur masih sedikit, sehingga

tekanan terhadap lokasi bertelur juga relatif kecil. Letak lokasi bertelur juga

terpencil sehingga sulit dijangkau oleh manusia, dan umumnya kondisi hutan

masih tergolong baik. Lokasi bertelur bukan berarti bebas dari gangguan karena

semua lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju mendapatkan

gangguan manusia dengan tingkatan yang bervariasi.

Page 51: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Tabel 5 Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Keterangan : Kp = kategori penilaian Kondisi fisik = 4;baik, 3;sedang, 2;kurang, 1;tidak baik Gangguan manusia = 4;tidak ada, 3;kurang, 2;sering, 1;aktif Invasi vegetasi sekunder = 4;bersih, 3;kurang, sebagian tertutup, 1;tertutup Akses = 4;bebas, 3;terbatas, 2;terganggu, 1;tidak ada akses Kondisi umum lokasi bertelur = > 3.00; baik, 2.01 – 3.00; sedang, 1.01 – 2.00; buruk, 1.00; sangat buruk

Kondisi Fisik Gangguan Invasi Vegetasi Sekunder Akses No Lokasi

Bobot

Skor

KP Bobot Skor

KP Bobot Skor

KP Bobot

Skor

KP

Nilai Hasil Penilaian

1 Tobinta 0.30 2 Kurang 0.30 2 Sering 0.20 3 Kurang 0.20 4 Bebas 2.60 Sedang2 Lelo losso

0.30 2 Kurang 0.30 2 Sering 0.20 2 Sbg tertutup 0.20 4 Bebas 2.40 Sedang3 Tambung Tangnga

0.30 3 Sedang 0.30 3 Kurang 0.20 2 Sbg tertutup 0.20 4 Bebas 3.00 Sedang

4 Koloe 0.30 3 Sedang 0.30 3 Kurang 0.20 2 Sbg tertutup 0.20 4 Bebas 3.00 Sedang5 Lemo 0.30 3 Sedang

0.30 3 Kurang 0.20 2 Sbg tertutup 0.20 4 Bebas 3.00 Sedang

6 Pambua 0.30 4 Baik 0.30 2 Sering

0.20 2 Sbg tertutup 0.20 3 Terbatas 2.80 Sedang 7 Bambamata

0.30 1 Tdk baik 0.30 1 Aktif 0.20 2 Sbg tertutup

0.20 3 Terbatas 1.60 Buruk

8 Kasoloang 0.30 3 Sedang 0.30 2 Sering

0.20 3 Kurang 0.20 3 Terbatas 2.70 Sedang9 Randomayang

0.30 1 Tdk baik 0.30 1 Aktif 0.20 1 Tertutup 0.20 1 Tdk ada akses 1.00 Sgt buruk

10 Kayumoloa 0.30 1 Tdk baik 0.30 1 Aktif 0.20 1 Tertutup 0.20 2 Terganggu

1.20 Buruk11 Tanjung Tambue

0.30 2 Kurang 0.30 2 Sering

0.20 2 Sbg tertutup 0.20 3 Terbatas 2.20 Sedang

12 Padongga 0.30 1 Tdk baik 0.30 1 Aktif 0.20 2 Sbg tertutup 0.20 1 Tdk ada akses 1.20 Buruk13 Belang-belang 0.30 1 Tdk baik 0.30 2 Sering 0.20 2 Sbg tertutup

0.20 1 Tdk ada akses 1.50 Buruk

14 Barang-barang

0.30 2 Kurang 0.30 2 Sering

0.20 3 Kurang 0.20 1 Tdk ada akses 2.00 Buruk15 Malasigo 0.30 2 Kurang 0.30 1 Aktif 0.20 2 Sbg tertutup

0.20 2 Terganggu 1.70 Buruk

16 Tambung 0.30 1 Tdk baik 0.30 1 Aktif 0.20 1 Tertutup 0.20 1 Tdk ada akses

1.00 Sgt buruk

17 Tapanduli 0.30 2 Kurang 0.30 2 Sering 0.20 2 Sbg tertutup

0.20 3 Terbatas 2.20 Sedang

18 Udung Butung 0.30 3 Sedang 0.30 2 Sering 0.20 3 Kurang 0.20 3 Terbatas 2.70 Sedang

Page 52: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gambar 15 Peta Kondisi Umum Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju

Page 53: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Tidak ada lokasi bertelur dalam keadaan baik memberi indikasi bahwa

semua lokasi bertelur yang ada di Kabupaten Mamuju mendapat tekanan.

Berdasarkan 4 (empat) atribut dasar untuk menilai kondisi umum suatu lokasi

bertelur, atribut yang dijadikan acuan dalam menilai kondisi umum lokasi bertelur

Maleo senkawor adalah kondisi fisik, gangguan manusia, invasi vegetasi

sekunder, dan akses Maleo senkawor yang dapat dilihat pada Tabel 5. Sebagian

besar lokasi bertelur dalam keadaan sedang yang berarti bahwa meskipun lokasi

bertelur menerima tekanan tetapi ada faktor lain yang mendukung.

Contoh kasus pada lokasi bertelur Pambua, meskipun sering menerima

gangguan, selanjutnya vegetasi sekunder telah sekitar 75% lokasi bertelur telah

tertutup oleh semak/vegetasi sekunder serta akses Maleo senkawor menuju

lokasi bertelur terbatas. Tetapi, berdasarkan kondisi fisik lokasi bertelur di

Pambua memiliki ukuran yang paling luas sehingga hasil berdasarkan hasil

pembobotan lokasi bertelur Pambua dimasukkan dalam kondisi yang sedang.

Lokasi bertelur yang dalam kondisi buruk dan bahkan sangat buruk berarti

umumnya lokasi bertelur yang termasuk dalam kategori tersebut memiliki ukuran

yang lebih kecil, menerima gangguan yang aktif, sebagian bahkan seluruh lokasi

bertelur telah tertutupi oleh tanaman sekunder serta letaknya yang terpisah dari

hutan primer. Lokasi bertelur yang berdasarkan hasil penilaian kondisi umum

termasuk dalam kategori sangat buruk dapat dijumpai pada lokasi bertelur

Randomayang dan Tambung.

4.2.1 Kondisi Fisik Lokasi Bertelur

Kondisi fisik lokasi bertelur Maleo senkawor diketahui berdasarkan

beberapa parameter penyusunnya, antara lain luas lokasi, tekstur pasir, dimensi

lubang, jumlah lubang, serta jarak dari bibir pantai. Berdasarkan hasil penentuan

derajat kepentingan untuk mengetahui kondisi fisik suatu lokasi bertelur maka

diperoleh data 5.6% lokasi bertelur yang berada dalam kondisi yang baik,

sebanyak 27.8% lokasi bertelur yang kondisnya sedang dan nilai yang sama

yaitu 33.3% berada pada lokasi bertelurnya kurang baik dan tidak baik (Lampiran

1). Secara lengkap pembagian kondisi fisik lokasi bertelur dapat dilihat pada

Gambar 16.

Page 54: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

5.6%

27.8%

33.3%

33.3%

BaikSedangKurangTidak baik

Gambar 16 Hasil Penilaian Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Lokasi yang kondisi fisiknya tergolong baik terdapat di Pambua.

Berdasarkan kondisi fisik lokasi bertelur Pambua memliliki ukuran yang cukup

luas dan berada cukup jauh dari bibir pantai sehingga lokasi tersebut dikatakan

cukup aman dari gerusan ombak pada saat gelombang pasang. Di lokasi bertelur

di Pambua juga terdapat lubang bertelur yang banyak, yaitu 27 lubang

peneluran. Banyaknya lubang bertelur tidak lepas kaitannya dengan masih

tersedianya areal yang cukup luas sehingga Maleo senkawor dapat leluasa

membuat lubang dan meletakkan telur Maleo senkawor.

Berdasarkan hasil pembobotan, lokasi bertelur yang berada pada kondisi

tidak baik berjumlah 6 (enam) dari 18 lokasi bertelur. Lokasi bertelur tersebut

adalah Bambamata, Randomayang, Kayumaloa, Padongga, Belang-belang, dan

Tambung. Lokasi bertelur ini memiliki ukuran yang kecil bahkan di lokasi bertelur

Bambamata luas lokasi bertelurnya hanya 25 m2. Lokasi bertelur dengan ukuran

yang kecil berdampak pada terbatasnya daerah berpasir untuk digali oleh Maleo

senkawor. Frekuensi penggunaan lubang peneluran oleh induk Maleo senkawor

akan meningkat dan telur yang telah terinkubasi akan tergali kembali karena

tidak tersedianya lubang-lubang yang cukup banyak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Gunawan (1994) bahwa jika lokasi bertelur Maleo senkawor yang

tersedia ukurannya tidak cukup luas maka penggunaan lokasi tersebut akan

intensif sehingga fenomena dimana telur akan tergali kembali sering terjadi.

Page 55: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Jarak lokasi bertelur dengan bibir pantai juga memegang peranan penting

dalam penilaian kondisi fisik lokasi bertelur. Lokasi bertelur yang keberadaannya

sangat dekat dengan bibir pantai dapat berdampak buruk telur yang berada

dalam lubang berpasir. Dalam keadaan pasang, telur Maleo senkawor yang

sedang mengalami proses inkubasi akan terendam dan akhirnya temperatur dan

kelembaban didalam lubang akan terganggu oleh intrusi air laut. Lokasi bertelur

dengan jarak yang sangat dekat bahkan langsung berbatasan dengan bibir

pantai terdapat di Padongga.

Secara umum keadaan tekstur tanah di setiap lokasi bertelur Maleo

senkawor di Kabupaten Mamuju hampir serupa yaitu lempung berpasir dan

lempung. Kondisi tanah memiliki tekstur tidak kasar, tetapi tidak juga halus, agak

melekat dan sedikit mengkilat dengan kandungan utama adalah pasir. Maleo

senkawor cenderung memilih tanah berpasir dikarenakan sifat dari pasir tersebut.

Tanah berpasir lebih mudah digali oleh Maleo senkawor dan keunggulan media

tersebut adalah kemampuannya menyerap dan mengalirkan air yang baik

sehingga telur yang terinkubasi tidak akan terendam oleh air hujan maupun air

laut yang pasang. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunawan (1994) bahwa

tekstur tanah yang berpasir memudahkan induk Maleo senkawor untuk menggali

lubang untuk pengeraman telurnya. Sifat tanah berpasir juga tidak mengikat dan

cepat melepaskan air sehingga temperatur tanah di sekitar telur tidak terlelu

terpengaruh oleh genangan air dan sifatnya yang relatif konstan. Perbandingan

kondisi fisik lokasi bertelur yang baik dan yang tidak baik dapat dilihat pada

Gambar 17.

Kondisi baik Kondisi tidak baik

Gambar 17 Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Page 56: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

0.0%16.7%

50.0%

33.3%

Tidak adaKurangSeringAktif

4.2.2 Gangguan

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa semua lokasi bertelur di

Kabupaten Mamuju semua lokasi bertelur terdapat gangguan manusia dengan

frekuensi dan jenis gangguan yang beragam. Sebanyak 16.7% atau 3 (tiga)

lokasi bertelur dengan kriteria gangguan yang kurang terganggu, 50.0% atau

sebanyak 9 (sembilan) lokasi bertelur yang mendapati gangguan yang sering,

dan 33.3% atau sebanyak 6 (enam) lokasi bertelur yang aktif menerima

gangguan oleh manusia. Perbandingan gangguan yang ditimbulkan oleh

manusia disajikan pada Gambar 18.

Gambar 18 Hasil Penilaian Gangguan Manusia di Lokasi Bertelur Maleo

Senkawor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi bertelur Maleo senkawor

terdapat gangguan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Sebanyak 6 (enam)

lokasi yang paling sering menerima gangguan adalah Bambamata,

Randomayang, Kayumaloa, Padongga, Malasigo, dan Tambung. Jenis gangguan

yang paling sering muncul di lokasi ini adalah kehadiran manusia yang melintasi

lokasi bertelur. Lokasi bertelur Maleo senkawor dilewati secara rutin oleh

manusia hingga terbentuk jalan setapak yang digunakan untuk menuju kebun

atau menuju pantai. Alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa masyarakat

juga meningkatkan frekuensi kehadiran manusia di sekitar lokasi bertelur Maleo

senkawor. Di samping itu terdapatnya permukiman di sekitar lokasi bertelur

dilihat sebagai faktor penyebab kehadiran manusia. Dampak dari tingginya

frekuensi kehadiran manusia berkorelasi positif dengan tingginya frekuensi

pengambilan telur Maleo senkawor (Gambar 19).

Page 57: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gambar 19 Gangguan Manusia di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Masyarakat melintasi lokasi bertelur secara rutin tiap minggu merupakan

kondisi umum gangguan manusia di 10 (sepuluh) lokasi bertelur, sedangkan

hanya 3 (tiga) lokasi yang kurang mendapatkan gangguan manusia yaitu

Tambung Tangnga, Koloe dan Lemo. Kurangnya gangguan manusia pada lokasi

tersebut dikarenakan akses masyarakat menuju lokasi bertelur yang cukup sulit

dan harus melintasi perairan.

4.2.3 Invasi Vegetasi Sekunder

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kabupaten Mamuju tidak ada

lokasi yang benar-benar bersih dari vegetasi sekunder; 22.2% lokasi bertelur

yang berada pada kategori kurang, 61.1% sebagian tertutup dan 16.7% lokasi

yang hampir semua areal bertelur tertutupi oleh vegetasi sekunder. Secara

lengkap hasil penilaian terhadap invasi vegetasi sekunder disajikan pada

Gambar 20.

0.0%

22.2%

61.1%

16.7%

BersihKurangSbg tertutupTertutup

Gambar 20 Hasil Penilaian Keberadaan Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Page 58: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Dari data yang diperoleh tampak bahwa semua lokasi bertelur Maleo

senkawor yang ada di Kabupaten Mamuju telah terinvasi oleh vegetasi sekunder

dengan kategori yang berbeda-beda. Sebanyak 22.2% atau 4 (empat) lokasi

bertelur yang tingkat penutupan oleh vegetasi sekunder masih di bawah 50%

yaitu terdapat di lokasi bertelur Tobinta, Kasuloang, Barang-barang, dan Udung

Butung. 61.1% atau sebanyak 11 lokasi bertelur yang memiliki daerah tutupan

vegetasi sekunder hingga 75% dan sebanyak 16.7% atau 3 (tiga) lokasi bertelur

yang hampir ditutupi secara keseluruhan oleh begetasi sekunder. Gambaran

tentang invasi vegetasi sekunder disajikan pada Gambar 21.

Kurang Sebagian Tertutup Tertutup

Gambar 21 Invasi Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Vegetasi sekunder atau tanaman semak yang memiliki perakaran yang

kuat dapat mengikat pasir permukaan sehingga menyulitkan Maleo senkawor

untuk menggali lubang. Beberapa jenis tanaman pengganggu yang

perakarannya cukup kuat dan bersifat merambat antara lain jenis Convolvuceae

antara lain Ipomoea pes-caprae, dan jenis Leguminosa antara lain

Calophogonyum sp dan Coenea aquatica. Pertumbuhan semak merambat lebih

cepat dibandingkan jenis semak lainnya dan apabila tidak ada upaya

pengendalian tanaman semak dikhawatirkan dapat menginvasi secara besar-

besaran dan akhirnya menutup seluruh permukaan tanah lokasi bertelur Maleo

senkawor.

Keberadaan tanaman sekunder sebenarnya bukan hal yang sangat

mengancam terhadap penggunaan suatu lokasi bertelur selama masih dalam

persentase yang kecil. Beberapa lokasi bertelur seperti di Udung Butung Desa

Labuhan Rano keberadaan semak dapat melindungi lokasi bertelur dari aktivitas

manusia yang melintas di pesisir pantai. Keberadaan tanaman semak yang ada

cukup tinggi ternyata juga berfungsi melindungi lokasi bertelur Maleo senkawor

dari gangguan manusia.

Page 59: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

4.2.4 Akses

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 18 lokasi bertelur yang

digunakan oleh Maleo senkawor untuk bertelur di Kabupaten Mamuju, terdapat

27.8% atau sebanyak 5 (lima) lokasi bertelur memiliki akses masing-masing

bebas dan tidak ada akses, dan 6 (enam) lokasi bertelur dengan akses terbatas

dan 2 (dua) lokasi bertelur yang dikategorikan terganggu. Gambaran kriteria

akses Maleo senkawor menuju lokasi bertelur disajikan pada Gambar 22.

27.8%

33.3%

11.1%

27.8%

BebasTerbatasTergangguTdk ada akses

Gambar 22 Hasil Penilaian Akses Maleo Senkawor Terhadap Lokasi Bertelur

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa lokasi yang memiliki akses

yang bebas sama banyaknya dengan lokasi yang tidak memiliki akses. Akses

yang bebas ditunjukkan dengan keadaan dimana lokasi bertelur langsung

dikelilingi oleh hutan lebih dari 50%. Lokasi bertelur dengan akses bebas

terdapat di Tobinta, Lelo Losso, Tambung Tangnga, Koloe dan Lemo. Maleo

senkawor yang menggunakan lokasi tersebut dapat langsung menjangkau lokasi

bertelur dari dalam hutan tanpa penghalang.

Aksesibilitas Maleo senkawor menuju dan dari lokasi bertelur dipengaruhi

oleh luas tutupan hutan yang berbatasan langsung dengan lokasi bertelur. Lokasi

bertelur dengan akses terbatas hanya ditutupi kurang dari 50% sedangkan akses

Maleo senkawor yang dalam kategori terganggu apabila luas daerah tutupan

hutan yang berbatasan langsung dengan lokasi bertelur hanya kurang dari 25%.

Akses yang terbatas juga membuat Maleo senkawor dapat menuju lokasi bertelur

hanya dari satu arah. Gambaran mengenai akses Maleo senkawor menuju lokasi

bertelur disajikan pada Gambar 23.

Page 60: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Bebas Terbatas Tidak ada akses

Gambar 23 Akses Maleo Senkawor Terhadap Lokasi Bertelur

Gambar 23 tampak bahwa suatu lokasi bertelur Maleo senkawor

dikatakan sudah tidak memiliki akses apabila lokasi tersebut benar-benar

terpisah dari hutan primer. Maleo senkawor hanya dapat mencapai lokasi

bertelur dengan melintasi areal pertanian, tanaman perkebunan dan jenis

gangguan lainnya yang dibuat manusia. Pembukaan hutan untuk dijadikan

daerah tambak juga menghilangkan akses Maleo senkawor menuju lokasi

bertelur. Kehadiran permukiman juga memberi kontribusi karena kawasan

permukiman memerlukan sarana mobilitas berupa jalan yang sering kali

memotong antara lokasi bertelur Maleo senkawor dan daerah berhutan.

4.3 Adaptasi Maleo Senkawor

Maleo senkawor merupakan satwa liar yang “pencemas” yang sangat

responsif dengan kondisi lingkungan di mana pun satwa tersebut berada.

Berdasarkan hasil penelitian, Maleo senkawor juga memperlihatkan bentuk-

bentuk adaptasi dengan memanfaatkan lokasi bertelur yang telah dikelola oleh

masyarakat atau memanfaatkan lokasi-lokasi bertelur baru yang sebelumnya

tidak digunakan oleh Maleo senkawor.

Page 61: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

4.3.1 Bentuk Adaptasi Maleo Senkawor

a. Terbentuknya Lokasi Bertelur Baru

Maleo senkawor merupakan bangsa burung yang sangat

menyukai daerah berpasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi

bertelur di Tobinta dapat dijadikan parameter bentuk adaptasi Maleo

senkawor. Lokasi bertelur tersebut saat ini dimanfaatkan Maleo senkawor

untuk bertelur setelah terjadi longsoran di bagian hutan berbukit di

atasnya.

Lokasi bertelur tersebut terlihat seperti kubangan pasir dan sangat

mencolok dibandingkan daerah sekelilingnya yang berwarna hijau.

Diduga oleh karena alasan ini Maleo senkawor yang melintasi daerah

tersebut selanjutnya menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat

meletakkan telur (Gambar 24).

Gambar 24 Lokasi Bertelur di Tobinta

Maleo senkawor mempunyai dua tipe lokasi bertelur, yakni lokasi

bertelur di hutan dan lokasi bertelur di tepi pantai. Berdasarkan hasil

identifikasi, lokasi bertelur di Tobinta merupakan satu-satunya lokasi

bertelur di hutan dari 18 lokasi bertelur aktif yang ada di Kabupaten

Mamuju. Sedikitnya jumlah lokasi bertelur di hutan diduga karena tidak di

setiap tempat terdapat daerah di dalam hutan yang kondisinya terbuka

dan terdapat hamparan tanah berpasir. Hal ini sesuai dengan pendapat

Dekker (1990) bahwa lokasi bertelur dengan sumber panas berasal dari

aktivitas geotermal (di hutan) dapat berupa kawasan seluas beberapa

hektar yang terpisah dari daerah berhutan dan tidak umum selalu

tersedia.

Page 62: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Hal lainnya yang menyebabkan lokasi bertelur di dalam hutan

tidak banyak jumlahnya diduga karena terkait hubungannya dengan sifat

tanaman hutan, dimana apabila ada daerah yang terbuka maka tanaman

perintis berupa tanaman merambat dan jenis liana akan dengan segera

menginvasi dan menutup daerah tidak berhutan tersebut. Namun hal ini

masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut.

b. Lokasi Bertelur di Jalan Pengerasan

Maleo senkawor dapat menggali lubang dan melakukan aktivitas

bertelurnya sepanjang tempat tersebut memberi kenyamanan bagi Maleo

senkawor, bahkan untuk lokasi yang berada ditepi jalan. Kondisi demikian

merupakan tempat Maleo senkawor membuat lubang untuk bertelur di

tepi jalan seperti terlihat di lokasi bertelur Udung Butung. Fenomena ini

dapat dipandang sebagai salah satu bentuk adaptasi Maleo senkawor

mengingat daerah tersebut bukan merupakan lokasi bertelur. Secara

lengkap, gambaran mengenai lubang peneluran di tepi jalan disajikan

pada Gambar 25.

Gambar 25 Lubang Galian yang Berada di Tepi Jalan

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi lokasi bertelur di Udung

Butung, Maleo senkawor dapat menggali lubang peneluran di tepi jalan

dikarenakan kondisi fisik merupakan tanah berpasir. Diduga bahwa Maleo

senkawor memanfaatkan pinggiran jalan untuk menggali lubang dan

bertelur, karena kondisi fisik lokasi tersebut tidak berbeda dengan lokasi

bertelur utama yang terletak tidak jauh dari lokasi jalan tersebut.

Page 63: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Alasan lain mengapa Maleo senkawor bertelur di tepi jalan adalah

frekuensi penggunaan jalan oleh manusia masih kurang. Jalan tersebut

baru akan ramai dilalui apabila ada kegiatan penting, seperti halnya

upacara adat ataupun pertemuan di balai-balai desa. Selebihnya,

penduduk desa lebih banyak menghabiskan waktu di kampung-kampung

yang letaknya terpencar dan melakukan rutinitas harian sebagai nelayan.

Oleh karena itu, Maleo senkawor dapat leluasa melakukan aktivitas

bertelur terutama di pagi hingga siang hari dengan frekuensi pertemuan

dengan manusia yang jarang.

Meskipun memberikan alternatif lokasi bertelur bagi Maleo

senkawor, lubang yang berada di tepi jalan tersebut belum dapat

menjamin akan selalu digunakan Maleo senkawor. Lubang tersebut

nantinya akan diabaikan oleh Maleo senkawor apabila penggunaan jalan

oleh penduduk desa makin tinggi frekuensinya.

c. Lokasi Bertelur di Dalam Areal Perkebunan

Maleo senkawor yang menyebar dan hidup di Kabupaten Mamuju

telah menjalankan strategi untuk dapat bertahan hidup. Bentuk lain dari

proses adaptasi Maleo senkawor adalah dengan memanfaatkan areal

perkebunan sebagai lokasi untuk membuat lubang galian dan bertelur.

Berdasarkan hasil penelitian, Maleo senkawor memilih kawasan

perkebunan yang pertajukannya atau dahan pohon yang besar dan

berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

Lokasi dengan kondisi Maleo senkawor memanfaatkan areal

perkebunan sebagai lokasi bertelur, terdapat di Randomayang,

Kayumaloa, Malasigo, dan Tapanduli. Di lokasi tersebut, Maleo senkawor

bertelur di perkebunan kelapa yang juga berbatasan langsung dengan

pantai. Hal ini sesuai pendapat Alikodra (2002) bahwa proses adaptasi

dapat terjadi akibat perubahan habitat yang disebabkan oleh kegiatan

manusia yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pokok dalam

suatu populasi. Gambaran mengenai bentuk adaptasi Maleo senkawor di

areal perkebunan dapat dilihat pada Gambar 26.

Page 64: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gambar 26 Lokasi Bertelur di Antara Lahan Perkebunan

4.3.2 Syarat Adaptasi Maleo Senkawor di Lokasi Bertelur

Maleo senkawor dapat memberikan umpan balik positif dan dapat

melakukan suatu bentuk adaptasi terhadap perubahan habitat sepanjang

perubahan yang terjadi masih dapat ditoleransi dan tidak terjadi secara

drastis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa hal penting yang

membuat Maleo senkawor memilih lokasi yang berbeda dengan lokasi

bertelur pada umumnya. Hal tersebut adalah :

a. Terdapat Tanah Berpasir

Salah satu alasan Maleo senkawor menggunakan lokasi baru

untuk menggali lubang dan bertelur adalah karena lokasi tersebut

memiliki kondisi fisik yang berpasir. Lokasi berpasir yang

keberadaannya cukup terbuka dari tajuk-tajuk pohon sehingga sinar

matahari dapat menyentuh hingga permukaan pasir merupakan

kriteria utama Maleo senkawor dalam memilih lokasi bertelur.

Sebaliknya lokasi bertelur akan ditinggalkan oleh Maleo senkawor

apabila lokasi tersebut telah kehilangan fungsi utama, yaitu lokasi

berpasir karena telah tertutupi permukaan pasir secara keseluruhan

oleh semak.

Page 65: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

b. Aman dari Gangguan Benda Asing

Maleo senkawor merupakan satwa liar yang sangat peka dengan

hal-hal yang mencurigakan. Bahkan pertemuan dengan Maleo

senkawor di lokasi bertelur akan menyebabkan satwa tersebut

langsung melarikan diri menuju hutan jika jarak kurang dari 30 meter.

Gangguan benda-benda yang tidak terlihat alamiah dan bukan

merupakan bagian dari lokasi bertelur akan mengganggu Maleo

senkawor sehingga menunda proses peneluran. Gangguan tersebut

dapat berupa audio maupun visual antara lain; suara mesin chain-

saw, kendaraan bermotor, sepeda, atau pun hasil tebangan pohon

yang berserakan di sekitar lokasi bertelur.

c. Waktu Pertemuan dengan Manusia

Berdasarkan hasil penelitian, Maleo senkawor akan dengan

segera meninggalkan lokasi bertelur dan menuju hutan apabila

terganggu. Tetapi, menurut masyarakat yang sering berhubungan

langsung dengan lokasi bertelur, apabila kondisi kembali tenang

maka, Maleo senkawor akan kembali untuk melanjutkan aktivitas

yang sempat terganggu pada sore hari. Hal ini sesuai dengan

pendapat Gunawan (1994) bahwa apabila melakukan aktivitas

bertelur Maleo senkawor mendapat gangguan maka pekerjaannya

akan ditinggalkan dan kembali dilanjutkan apabila kondisi telah

kembali tenang dan biasanya pada sore hari.

Berdasarkan fenomena di atas dapat dikatakan bahwa Maleo

senkawor dapat menerima toleransi gangguan di lokasi bertelur

selama gangguan tersebut tidak terjadi sepanjang hari. Apabila waktu

pagi hari dil okasi bertelur terjadi pertemuan Manusia dan Maleo

senkawor, biasanya Maleo senkawor akan melarikan diri ke hutan.

Namun, asalkan sepanjang siang dan sore hari lokasi bertelur telah

tenang kembali, lokasi tersebut masih terus dapat digunakan dan

Maleo senkawor juga dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Page 66: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

42.2%

27.7%

18.8%

9.4%1.9%

Tdk tamat SDSDSMPSMULainnya

4.4 Aspek Sosial

Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang bermukim di dekat lokasi

bertelur berjumlah sekitar 915 kepala keluarga yang bermata pencaharian

umumnya sangat bergantung pada sumber daya alam. Mata pencaharian utama

masyarakat yang berada di sekitar lokasi bertelur adalah nelayan.

Untuk meningkatkan pendapatan, penduduk juga bermata pencaharian dengan

mengelola perkebunan ataupun bekerja di tambak-tambak (Lampiran 5). Bahkan,

di tengah-tengah waktu luang beberapa anggota masyarakat melakukan

kegiatan pengambilan telur Maleo senkawor.

Penduduk di Kabupaten Mamuju mayoritas berasal dari suku Mandar,

terdapat juga suku Bugis dan suku Kaili yang menghuni kawasan pesisir di

Kabupaten Mamuju. Tingkat pendidikan masyarakat desa yang bermukim di

sekitar lokasi bertelur juga tergolong masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian,

dari total 415 responden yang diperoleh sebanyak 42.2% tidak menamatkan

pendidikan dasar. Kemudian, anggota masyarakat yang mampu menamatkan

pendidikan hingga jenjang SMU hanya sebanyak 9.4% dan hanya 1.9% yang

dapat melanjutkan ke tingkat sekolah tinggi, pendidikan diploma, atau pun

universitas. Persentase tingkat pendidikan masyarakat yang berada di sekitar

lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju disajikan pada gambar 27.

Gambar 27 Persentase Tingkat Pendidikan Masyarakat di Sekitar Lokasi

Bertelur Maleo Senkawor

Page 67: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di lokasi tersebut tidak lepas

kaitannya dengan masih sangat minimnya sarana dan prasarana penunjang

kegiatan pendidikan. Bahkan di beberapa tempat, jenjang pendidikan yang

tersedia hanya pada tingkat SD (Sekolah Dasar) sehingga apabila ingin

melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi maka harus ke desa tetangga

atau bahkan harus ke kota. Letak permukiman yang terisolasi juga menjadi faktor

tidak meratanya pendidikan di daerah-daerah terpencil seperti permukiman yang

berada di dekat lokasi bertelur Maleo senkawor. Tidak semua masyarakat yang

bermukim di sekitar lokasi bertelur memiliki perhatian terhadap Maleo senkawor.

Hanya orang-orang tertentu yang memiliki pengetahuan mengenai musim

bertelur Maleo senkawor, teknik dalam penggalian lubang hingga perilaku

bertelur Maleo senkawor. Anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan

tersebut biasanya merupakan pengumpul telur. Berdasarkan hasil wawancara

dengan masyarakat, hanya masyarakat yang memiliki profesi sebagai penggali

telur dan orang-orang tua yang memiliki keahlian untuk mendapatkan telur Maleo

senkawor. Kesulitan dalam mendapatkan telur Maleo senkawor dikarenakan

sang induk akan membuat lubang-lubang jebakan yang tidak berisi telur hingga 5

(lima) lubang. Hal ini sesuai dengan pendapat Dekker (1990) bahwa selain

lubang utama induk Maleo senkawor juga membuat lubang-lubang jebakan yang

berfungsi untuk mengecoh predator atau manusia yang akan mengambil telur

Maleo senkawor.

Para pengumpul telur umumnya mengetahui dengan pasti bahwa Maleo

senkawor bertelur di musim kemarau, musim pada angin timur atau sekitar bulan

April hingga Oktober. Hal ini hampir sesuai dengan pendapat Argeloo (1991)

bahwa Maleo senkawor yang bertelur di lokasi bertelur di tepi pantai terjadi pada

bulan Juni hingga September. Diduga pada bulan tersebut frekuensi hujan tidak

banyak dan sinar matahari cukup terik sehingga akan memberikan kondisi

pengeraman yang optimal. Berdasarkan data hasil kuesioner, rata-rata

masyarakat tidak menjadikan aktivitas pencarian telur Maleo senkawor sebagai

pekerjaan utama. Mereka melakukan pencarian telur Maleo senkawor di sela-

sela rutinitas harian mereka seperti pada saat istirahat memancing, menebar

pukat di pantai, atau mencari kayu bakar di hutan.

Page 68: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Telur yang diperoleh biasanya dijadikan lauk makan siang dengan cara

dibakar. Menurut masyarakat, bahwa telah terjadi penurunan populasi Maleo

senkawor salah satunya diketahui dengan makin sedikitnya induk Maleo

senkawor yang terlihat mengunjungi lokasi bertelur dan jumlah telur berhasil

ditemukan semakin hari semakin berkurang jumlahnya.

4.4.1 Sikap dan Perilaku Masyarakat

Masyarakat memanfaatkan telur Maleo senkawor secara langsung, yaitu

sebagai bekal santap siang pada saat sedang melakukan pekerjaan sebagai

nelayan ataupun dibawa pulang ke rumah untuk dimakan atau dijual. Tidak ada

lokasi khusus yang dijadikan tempat menjual telur Maleo senkawor, dan biasanya

telur dijual ke tetangga atau pembeli yang datang langsung ke rumah-rumah

penduduk. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan dalam penelitian,

masyarakat menggemari telur Maleo senkawor karena ukurannya yang besar

dan cita rasa yang nikmat dan sedikit beda dibandingkan telur pada umumnya

karena tidak amis. Telur Maleo senkawor telah mempunyai nilai historis dan telah

mengakar dalam budaya orang Mamuju.

Telur Maleo senkawor digunakan sebagai salah satu syarat dalam

pelaksanaan upacara adat penting, seperti pelaksanaan Maulid, pernikahan,

sunatan atau neuri, yakni peringatan 7 (tujuh) bulan usia kandungan ibu hamil.

Selain digunakan dalam kepentingan tersebut, telur Maleo senkawor juga

dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan tindakan penyuapan dengan

seseorang yang tingkatan sosialnya lebih tinggi ataupun sebagai oleh-oleh khas

daerah.

4.4.2 Pemahaman Masyarakat terhadap Maleo Senkawor

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat sebagian besar

belum mengetahui bahwa burung Maleo senkawor merupakan satwa dilindungi

undang-undang dan perburuan terhadap telur dan burung Maleo senkawor

merupakan hal terlarang. Pemahaman masyarakat yang rendah dengan tingkat

pendidikan yang juga rendah menyebabkan aktivitas perburuan telur dan Maleo

senkawor serta pengrusakan lokasi bertelur terus berlangsung hingga saat ini.

Page 69: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Berbagai tindakan ekspliotasi dan pengrusakan menyebabkan penurunan

populasi Maleo senkawor dewasa. Diduga jumlah Maleo senkawor dewasa yang

ada di Kabupaten Mamuju saat ini kurang dari 100 ekor. Tidak berjalannya

kegiatan penyuluhan oleh aparat pemerintahan yang terkait mengakibatkan

terpuruknya pemahaman masyarakat akan nilai penting satwa Maleo senkawor,

arti satwa endemik dan satwa yang terancam punah yang harus segera

dilestarikan keberadaannya.

4.5 Prioritas Konservasi

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis kondisi umum lokasi

bertelur, karakteristik lokasi bertelur serta pengaruh aspek sosial maka diperoleh

3 (tiga) peringkat untuk menetapkan prioritas konservasi kawasan di lokasi

bertelur, yaitu prioritas I dengan tujuan utama perlindungan lokasi bertelur,

prioritas II dengan tujuan pembinaan lokasi bertelur dan prioritas III dengan

tujuan utama berupa pengelolaan lokasi bertelur secara terpadu. Lebih lengkap

mengenai gambaran prioritas konservasi disajikan pada Gambar 28.

Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan secara benar dan berkelanjutan

harus dilakukan, untuk menggugah kesadaran masyarakat yang selama ini

berhubungan dengan Maleo senkawor. Motivasi masyarakat untuk menghargai

dan turut melestarikan Maleo senkawor sebagai satwa khas Sulawesi, dapat

ditumbuhkan dengan mengangkat nilai historis hubungan antara Maleo senkawor

dengan leluhur asli masyarakat Mamuju. Mengkaji ulang norma-norma adat yang

mulai kurang diperhatikan juga merupakan salah satu pertimbangan dalam

upaya menggugah kesadaran. Beberapa daerah di Sulawesi menetapkan hukum

adat yang memberlakukan larangan mengambil telur Maleo senkawor pada saat-

saat tertentu. Tindakan seperti ini dapat dijadikan panduan dalam kegiatan

sosialisasi dan penyuluhan terhadap masyarakat.

Page 70: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

a. Prioritas I (Perlindungan Lokasi Bertelur)

Lokasi bertelur yang dimaksud dalam prioritas konservasi I adalah

lokasi bertelur yang perlu mendapat perlindungan hukum sehingga

diharapkan dengan adanya status hukum dapat mengurangi gangguan

bagi telur, Maleo senkawor dan lokasi bertelur Maleo senkawor. Prioritas I

ditetapkan berdasarkan hasil analisis kondisi umum lokasi bertelur

dimana lokasi bertelur yang memiliki nilai dan hasil yang lebih baik lebih

diprioritaskan dibandingkan lokasi memiliki hasil lebih buruk. Hal lain yang

mendasari penetapan prioritas I adalah adanya keunikan, kekhasan yang

dimiliki suatu lokasi bertelur terkait dengan hal ini adalah topografi wilayah

(Lampiran 6). Berdasarkan berbagai syarat tersebut maka lokasi yang

mendapat prioritas I adalah 44.4% dan diharapkan dapat dilindungi lokasi

bertelur tersebut adalah

1. Tambung Tangnga

2. Koloe

3. Lemo

4. Pambua

5. Kasoloang

6. Udung Butung

7. Lelo Losso

8. Tapanduli

Segala bentuk aktivitas masyarakat yang mengancam keberadaan

Maleo senkawor serta dapat mengubah kondisi apalagi merusak lokasi

bertelur Maleo senkawor merupakan tindakan melawan hukum.

Penetapan lokasi bertelur sebagai kawasan khusus dan dilindungi dimulai

dengan tahap awal, yaitu sosialisasi dan kegiatan penyuluhan intensif

dengan masyarakat. Masyarakat diberikan alternatif sumber-sumber mata

pencaharian sehingga mengurangi tingkat ketergantungan terhadap

lokasi bertelur Maleo senkawor. Bentuk mata pencaharian alternatif bagi

masyarakat di pesisir pantai adalah dengan membentuk kelompok-

kelompok tani/nelayan dan terkoordinasi dengan baik, selanjutnya

mengupayakan pemberian bantuan penyediaan sarana yang dibutuhkan

dalam menangkap ikan.

Page 71: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Peningkatan keterampilan bagi para perempuan dan ibu-ibu perlu

dilakukan, dengan pelatihan atau kursus membuat kerajinan tangan dari

bahan-bahan alami yang tersedia melimpah di daerah tersebut. Dengan

meningkatnya kesadaran terhadap pelestarian Maleo senkawor dan taraf

hidup yang lebih mapan, ketergantungan masyarakat terhadap telur dan

Maleo senkawor secara perlahan berkurang dan pola pikir yang

sebelumnya memanfaatkan menjadi melindungi Maleo senkawor, habitat

hidup serta lokasi bertelur.

b. Prioritas II (Pembinaan Lokasi Bertelur)

Lokasi bertelur yang dimaksud prioritas konservasi II adalah lokasi

bertelur perlu mendapat perhatian oleh segenap elemen terkait untuk

dapat bersama-sama memperbaiki kualitas lokasi bertelur. Lokasi bertelur

yang termasuk dalam kategori ini adalah 38.9% lokasi bertelur yang

berdasarkan hasil penilaian kondisi umum mendapat gangguan yang

mengkhawatirkan. Lokasi tersebut adalah

1. Tobinta

2. Bambamata

3. Tanjung Tambue

4. Padongga

5. Belang-belang

6. Barang-barang

7. Tambung

Lokasi bertelur yang ditetapkan pada prioritas II dengan tujuan

utama pembinaan habitat. Lokasi dengan kondisi demikian perlu

mendapat perhatian yang serius. Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan

berkesinambungan perlu dilakukan sebagai tahap awal sebelum

mengerjakan program berikutnya.

Apabila masyarakat telah faham sepenuhnya, bahkan diharapkan

ada sebagian anggota masyarakat yang tergugah kesadarannya dan

membantu secara sukarela program yang akan dijalankan di lokasi

bertelur. Maka, pembinaan habitat dan lokasi bertelur Maleo senkawor

telah dapat dilaksanakan.

Page 72: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Pemberantasan vegetasi sekunder yang memiliki perakaran kuat harus

dilakukan, sehingga memperluas areal peneluran Maleo senkawor.

Penanaman kembali bibit-bibit tanaman keras lokal sebaiknya dilakukan,

untuk menjamin tersedianya pakan Maleo senkawor di masa yang akan

datang, dan menjamin tersedianya habitat hutan tempat Maleo senkawor

hidup.

Mengubah pola pandang masyarakat pengumpul telur, dengan

memberlakukan kegiatan pemanenan telur yang arif dan bijaksana.

Aktivitas pemanenan telur menjadi lebih baik dan menjamin

keberlangsungan populasi Maleo senkawor, dengan menerapkan sistem

ambil 5 (lima) butir telur dan simpan 2 (dua) butir telur. Diharapkan

dengan sistem pemanenan demikian memberi kesempatan telur Maleo

senkawor yang tidak diambil oleh pegumpul telur untuk dapat menetas.

c. Prioritas III (Pengelolaan Terpadu Lokasi Bertelur)

Lokasi bertelur yang dimaksud dalam lokasi bertelur yang perlu

mendapat pengelolaan terpadu adalah lokasi bertelur yang terletak pada

kawasan yang dikuasai oleh perseorangan atau berada pada perkebunan

Masyarakat. Lokasi bertelur yang termasuk dalam prioritas konservasi III

adalah sebanyak 16.7%, yaitu :

1. Randomayang

2. Kayumaloa

3. Malasigo

Pelaksanaan konservasi terhadap lokasi bertelur yang tumpang

tindih dengan lahan milik masyarakat harus dilaksanakan dengan

melibatkan pemilik lahan. Pemilik lahan perlu mendapat penyadaran dan

pemahaman sehingga nantinya pemilik lahan mampu bertindak sebagai

polisi dan mengatur kegiatan pengambilan telur sehingga dapat lestari.

Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan selalu merupakan langkah awal

dalam upaya konservasi kawasan, demi tercapainya tujuan konservasi.

Page 73: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gambar 28 Peta Prioitas Konservasi Lokasi Bertelur

Page 74: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data serta pembahasan, diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

a. Di Kabupaten Mamuju ditemukan sebanyak 23 lokasi bertelur Maleo

senkawor, 18 lokasi bertelur aktif, 2 (dua) lokasi bertelur yang telah

ditinggalkan, dan 3 (tiga) lokasi bertelur yang statusnya tidak diketahui.

Terdapat 8 (delapan) lokasi baru yang ditemukan dan belum pernah

diungkapkan oleh peneliti sebelumnya.

b. Kondisi umum lokasi bertelur Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju

adalah tidak ada lokasi bertelur yang kondisinya baik, 55.6% lokasi

bertelur dalam keadaan sedang, lokasi yang kondisi buruk terdapat

33.3% dan lokasi yang kondisinya sangat buruk sebanyak 11.1%.

c. Maleo senkawor melakukan proses adaptasi dengan cara membuat suatu

lokasi bertelur baru, memanfaatkan tepi jalan sebagai areal bertelur, atau

membuat lokasi bertelur dalam areal perkebunan

d. Masyarakat belum paham sepenuhnya bahwa Maleo senkawor adalah

satwa yang endemik, dillindungi, dan saat ini terancam punah.

e. Prioritas konservasi kawasan di lokasi bertelur yaitu prioritas I dengan 8

(delapan) atau 44.4% lokasi bertelur, prioritas II dengan 7 (tujuh) atau

38.9% lokasi bertelur dan prioritas III dengan 3 (tiga) atau 6.7% lokasi

bertelur.

Page 75: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis serta pembahasan, maka

diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan bagi penetapan

kawasan konservasi serta penelitian selanjutnya. Adapun saran yang ditawarkan

adalah :

a. Lokasi bertelur Maleo senkawor yang telah teridentifikasi perlu mendapat

perhatian oleh aparat terkait sesuai dengan skala prioritas konservasi

kawasan

b. Perbaikan lokasi bertelur merupakan hal mendasar yang harus dilakukan

untuk memperbaiki kualitas hidup Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju

c. Status lokasi bertelur perlu terus dipantau untuk mengetahui perubahan

yang terjadi apakah terjadi perbaikan kondisi atau penurunan kualitas

lokasi bertelur

d. Perlu dilakukan upaya penyuluhan dan penyadaran masyarakat yang

berada di sekitar lokasi bertelur terhadap pentingnya menjaga kelestarian

sumber daya alam termasuk Maleo senkawor dan lokasi bertelur Maleo

senkawor.

Page 76: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas

Kehutanan IPB, Bogor. Anonim. 1994. Burung. Mengenal Lebih Dekat Satwa yang Dilindungi.

Departemen Kehutanan. Jakarta. Argeloo, M. 1991. The Maleo Conservation Project. Institute of Taxonomix

Zoology. Universitas Of Amsterdam. Netherlands. Bappeda dan Kantor Statistik Kabupaten Mamuju. 1992. Kabupaten Mamuju

dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Mamuju. Sulawesi Selatan. Butchart, S.H.M. dan G.C, Baker. 1999. Priority Site for Conservation of Maleos

(Macrocephalon maleo) in Central Sulawesi. Journal of Biological Conservation. 94 : 79-91.

Christy, M.J. dan S.M. Lentey. 2001. Proyek Maleo Tahap 1 & 2. The Wildlife

Conservation Society. Coates, B.J., K.D. Bishop, dan D. Gardner. 2000. Panduan Lapangan Burung-

burung di Kawasan Wallacea. Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. penerjemah; S.N. Kartikasari, M.D. Tapilatu, dan D. Rini. BirdLIfe International-Indonesia Programme & Dove Publications. Bogor. Terjemahan dari: A Guide to the birds of Wallacea: Sulawesi, The Moluccas and Lesser Sunda Islands, Indonesia.

Cooperrider, A.Y., R.J, Boyd dan H.R. Stuart. 1988. Inventory and Monitoring of

Wildlife Habitat. The Journal of Wildlife Management 52(3): 568. Dekker, R.W.R.J. dan J. Wattel. 1987. Egg and Image : New and Traditional

Uses for Maleo (Macrocephalon maleo). ICBP Technical Publication 6:83-87.

Dekker, R.W.R.J. 1990. Conservation and Biology of Megapodes. Radopi.

Amsterdam. Dekker, R.W.R.J. dan P.J.K. McGowan. 1995. Megapodes: An Action Plan for

Their Conservation 1995-1999. IUCN, Gland, Switzerland. Gazi, R. 2004. Karakteristik Telur Burung Maleo Pada Habitat Telur yang

Berbeda. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin, Makassar. Gorog A.J., B, Pamungkas, dan R.J. Lee. 2005. Nesting Groound Abandonment

by the Maleo (Macrocephalon maleo) in North Sulawesi : Identifying conservation priorities for Indonesia`s Endemic Megapode. Journal of Biological Conservation 126: 548-555.

Page 77: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Gunawan, H. 1994. Karakteristik Lapangan Peneluran Alami Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Dumoga Bone, Sulawesi Utara. Jurnal Penelitian Kehutanan 7(1): 175-188.

____________, 2000. Strategi Burung Maleo (Macrocephalon maleo SAL

MULLER 1846) dalam Seleksi Habitat Tempat Bertelurnya di Sulawesi. [Tesis]. Program Pascarsarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Jones, D. N., R. W. R. J. Dekker. dan C. S Roselaar. 1995. The Megapodes.

Oxford University Press, Oxford. Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Gramedia.

Jakarta. Ma’arif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Teknik-teknik Kuantitatif untuk Manajemen.

Grasindo. Jakarta. Mallombasang, S.N. 1995. Peran Vegetasi Pada Habitat Bertelur (Nesting

Ground) Burung Maleo di Kabupaten Mamuju Sulawesi Selatan. [Tesis]. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah mada.

Nawawi, H. H. 1995. Metode Penelitian Sosial. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Cetakan keempat. Penerbit Ghalia

Indonesia, Jakarta. Sumangando, A. 2002. Biologi Perkembangan Burung Maleo (Macrocephalon

maleo Sall Muller;1846) yang ditetaskan secara Ex-Situ. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. White, C.M.N. dan M.D. Bruce., 1986. The Bird of Wallacea. B.O.U. Check list

7. British Ornitologist Union. Whitten, A.J., M, Mustopa. dan G.S. Anderson. 1987. Ekologi Sulawesi. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta Zieren. M. 1985. Maleo Birds (Macrocephalon maleo) in Dumoga Bone National

Park. An analysis of habitat suitability of nesting grounds. Mimegraphed Report, Agricult. University of Wageningen.

Page 78: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 1 Hasil Penilaian Kondisi Fisik Lokasi Bertelur di Kabupaten Mamuju

Keterangan : KP = Kategori Penilaian Pembobotan = 4;baik, 3;sedang, 2;kurang, 1;tidak baik

Kondisi Fisik Pembobotan

No Lokasi bertelur Status

Tipe lokasi

Luas lokasi (m2)

Bentuk lokasi

Tekstur tanah

Jumlah lubang

Dalam lubang (cm)

Jarak dgn pantai (m)

Bobot

Skor KP Keterangan

1 Tobinta Aktif/baru ditemukan

Hutan 20 Oval Kerikil halus 11 40 150 0.30 2 Kurang Lokasi ada karena ada longsoran.

2 Lelo losso Aktif/baru ditemukan

Pantai

500 Persegi Pasirberlempung

10 45 20 0.30 2 Kurang

3 Tambung Tangnga Aktif/baru ditemukan

Pantai 500 Persegi Pasirberlempung

40 55 40 0.30 3 Sedang

4 Koloe Aktif Pantai 600 Persegi Pasirberlempung

32 60 20 0.30 3 Sedang

5 Lemo Aktif Pantai 600 Persegi Pasirberlempung

31 60 20 0.30 3 Sedang

6 Pambua Aktif Pantai 1000 Persegi Pasirberlempung

25 55 100 0.30 4 Baik

7 Bambamata Aktif Pantai 25 Bulat Pasirberlempung

1 30 50 0.30 1 Tdk baik Lokasi sangat kecil

8 Kasoloang Aktif Pantai 200 Bulat Pasirberlempung

18 50 50 0.30 3 Sedang

9 Randomayang Aktif Pantai 100 Bulat Lempungberpasir

1 30 100 0.30 1 Tdk baik Tdk terdapat jejak Maleo

10 Kayumoloa Aktif Pantai 50 Persegi Lempung 2 40 10 0.30 1 Tdk baik Tdk terdapat jejak Maleo

11 Tanjung Tambue Aktif Pantai 150 Oval Pasirberlempung

60 50 20 0.30 2 Kurang

12 Padongga Aktif Pantai 50 Persegi Lempungberpasir

9 50 < 10 0.30 1 Tdk baik

13 Belang-belang Aktif Pantai 40 Bulat Pasirberlempung

7 50 10 0.30 1 Tdk baik Tdk terdapat jejak Maleo

14 Barang-barang Aktif/baru ditemukan

Pantai 20 Bulat Lempungberpasir

3 65 30 0.30 2 Kurang Lokasi sangat kecil

15 Malasigo Aktif/baru ditemukan

Pantai 500 Persegi Lempungberpasir

5 30 20 0.30 2 Kurang

16 Tambung Aktif/baru ditemukan

Pantai 450 Oval Lempung 1 20 100 0.30 1 Tdk baik Tdk terdapat jejak Maleo

17 Tapanduli Aktif/baru ditemukan

Pantai 100 Persegi Lempungberpasir

30 60 15 0.30 2 Kurang

18 Udung Butung Aktif/baru ditemukan

Pantai 1000 Persegi Lempungberpasir

74 55 50 0.30 3 Sedang

Page 79: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 2 Hasil Penilaian Gangguan di Lokasi Bertelur di Kabupaten Mamuju

Keterangan : KP = Kategori Penilaian Pembobotan = 4;tidak ada, 3;kurang, 2;sering, 1;aktif

Gangguan Pembobotan No

Lokasi bertelurKehadiran manusia Pengambilan telur Bentuk gangguan Frekuensi

gangguan Predator Bobot Skor KP

1 Tobinta Ya Ya Jalan, tapak Sering Anjing 0.30 2 Sering2

Lelo Losso Ya Ya Penebangan bakau Aktif Biawak, Elang 0.30 2 Sering3 Tambung Tangnga

Ya Ya Aktivitas pemancingan Sering Biawak, Elang 0.30 3 Kurang

4 Koloe Ya Ya - Kurang Babi hutan, Biawak 0.30 3 Kurang5 Lemo Ya Ya - Kurang Babi hutan, Biawak

0.30 3 Kurang

6 Pambua Ya Ya - Kurang Biawak 0.30 2 Sering 7 Bambamata Ya Ya Jalan Sering Anjing, Biawak 0.30 1 Aktif

8 Kasoloang Ya Ya Jalan Sering Anjing 0.30 2 Sering 9 Randomayang Ya Ya Pertanian, jalan, menangkap

Maleo Sering Anjing, Biawak 0.30 1 Aktif

10 Kayumoloa Ya Ya Pertanian, nelayan Sering Anjing, Biawak 0.30 1 Aktif11 Tanjung Tambue

Ya Ya Pertanian, jalan Kurang Anjing, Biawak 0.30 2 Sering

12 Padongga Ya Ya Penebangan pohon,pembuatan tambak

Sering Biawak, Elang,Monyet Dare,

0.30 1 Aktif

13 Belang-belang Ya Ya Jalan, pemukiman, suara chain-saw, tempat rekreasi.

Sering Anjing, Biawak 0.30 2 Sering

14 Barang-barang

Ya Ya Perkebunan, jalan Sering Biawak 0.30 2 Sering 15 Malasigo Ya Ya Jalan, pemukiman Aktif Anjing, Biawak 0.30 1 Aktif

16 Tambung Ya Ya Pembuatan tambak Sering Anjing, Biawak 0.30 1 Aktif17 Tapanduli Ya Ya Jalan, suara mesin chain-saw Sering Anjing, Biawak 0.30 2 Sering18 Udung Butung Ya Ya Pertanian, jalan, jebakan Kurang Anjing, Biawak,

Elang 0.30 2 Sering

Page 80: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 3 Hasil Pembobotan Invasi Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur di Kabupaten Mamuju

Pembobotan No

Lokasi bertelurLuas lokasi (m2)

Tutupan vegetasi

(%) Jenis vegetasi

Bobot Skor KP

1 Tobinta 20 20 Cleome ruditidosperma, Lantana camara, Calopogonium sp, Mimosa pudica 0.20 3 Kurang2

Lelo Losso 500 75 Calopogonium sp, Coenea aquatica, Commelina nud F, Cyperus rotundus, Elettariopsis curtisii.

0.20 2 Sbg tertutup

3 Tambung Tangnga 500 75 Calopogonium sp, Coenea aquatica, Commelina nud F, Cyperus rotundus 0.20 2 Sbg tertutup

4 Koloe 600 50 Imperata cilindrica, Lantana camara, Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

5 Lemo 600 60 Imperata cilindrica, Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

6 Pambua 1000 50 Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

7 Bambamata

25 50 Piper adumcum, Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

8 Kasoloang 200 75 Mimosa pudica, Coenea aquatica 0.20 3 Kurang9 Randomayang 100 95 Cyperus rotundus, Commelina nud F, Lantana camara, Mimosa pudica, Piper

adumcum 0.20 1 Tertutup

10 Kayumoloa 50 80 Ipomoea pes-caprae, Coenea aquatica, calopogonium sp, Purtulaca oleraceae, Lantana camaraCyperus rotundus

0.20 1 Tertutup

11 Tanjung Tambue

150 60 Lantana camara, Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

12 Padongga 50 10 Imperata cilindrica, Lantana camara, Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

13 Belang-belang 40 75 Ipomoea pes-caprae, Lantana camara, Piper adumcum. 0.20 2 Sbg tertutup

14 Barang-barang

20 50 Commelina nud F, Piper adumcum 0.20 3 Kurang15 Malasigo 500 70 Imperata cilindrica, Cyperus rotundus, Lantana camara, Purtulaca oleraceae,

Coenea aquatica 0.20 2 Sbg tertutup

16 Tambung 450 95 Lantana camara, Purtulaca oleraceae, Emilia sonchifolia, Cleome ruditidosperma. 0.20 1 Tertutup17 Tapanduli 100 60 Piper adumcum, Coenea aquatica, Lantana camara 0.20 2 Sbg tertutup

18 Udung Butung 1000 80 Lantana camara, Cleome ruditidosperma 0.20 3 Kurang

Keterangan : KP = Kategori Penilaian Pembobotan = 4;bersih, 3;kurang, 2;sebagian tertutup, 1;tetutup

Page 81: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 4 Hasil Pembobotan Akses Lokasi Bertelur Maleo Senkawor di Kabupaten Mamuju

Keterangan : KP = Kategori Penilaian Pembobotan = 4;bebas, 3;terbatas, 2;terganggu, 1;tidak ada akses

Akses Keberadaan pemukiman

terdekat Jumlah Maleo (ekor) Pembobotan

No Lokasi bertelur

Jarak (m)

Jumlah (KK)

Jarak hutan

(m) Akses menuju lokasi

bertelur Survey Masyarakat Literatur (tahun) Bobot Skor KP

Keterangan

1 Tobinta 30 10 0 > 50% dikelilingi hutan 2 2 - 0.20 4 Bebas Pelelangan ikan 2 Lelo Losso - - 0 > 50% dikelilingi hutan - 2 - 0.20 4 Bebas 3 Tambung

Tangnga - - 0 > 50% dikelilingi hutan 4 4 - 0.20 4 Bebas

4 Koloe - - 0 > 50% dikelilingi hutan - 6 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20

4 Bebas

5 Lemo - - 0 > 50% dikelilingi hutan 4 6 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 4 Bebas

6 Pambua - - 0 > 50% dikelilingi hutan - 8 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 3 Terbatas

7 Bambamata 400 23 50 25 – 50 % dikelilingi hutan - - 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 3 Terbatas

8 Kasoloang 750 10 0 25 – 50 % dikelilingi hutan - 4 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 3 Terbatas

9 Randomayang 100 7 750 Terpisah oleh areal pertanian & perkebunan

- 2 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 1 Tdk adaakses

10 Kayumoloa 500 50 200 25 – 50 % dikelilingi hutan - 2 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 2 Terganggu

11 Tanjung Tambue 1500 50 0 25 – 50 % dikelilingi hutan - 4 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 3 Terbatas

12 Padongga - - 1000 Terpisah oleh tambak - 6 1-10 (Butchart & Baker, 2000)

0.20 1 Tdk adaakses

13 Belang-belang 50 25 10 Terpisah oleh jalan - 2 7 (Mallombasang, 1995)

0.20 1 Tdk adaakses

14 Barang-barang 100 10 100 Terpisah oleh jalan dan perkebunan

2 2 - 0.20 1 Tdk adaakses

15 Malasigo 10 5 30 Terpisah oleh jalan - 2 - 0.20 2 Terganggu Pertambangan, Pelabuhan

16 Tambung 150 15 500 Terpisah oleh tambak - 2 - 0.20 1 Tdk ada akses

17 Tapanduli 200 10 30 Dibatasi oleh perkebunan kelapa

8 0.20 3 Terbatas

18 Udung Butung 100 10 0 > 50% dikelilingi hutan 10 0.20 3 Terbatas

Page 82: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 5 Pengelompokan Lokasi Bertelur Maleo Senkawor Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Karakteristik Lokasi Bertelur

No Lokasi bertelur Koordinat 1 2 3 4 5 6 7

1 Tobinta 01o57’53.3”S 119o19’44.3”E 2 Lelo Losso 01o57’47.4”S 119o16’23.9”E 3 Tambung Tangnga 01o57’05.7”S 119o16’42.9”E 4 Koloe 01o21’44.4”S 119o19’21.6”E 5 Lemo 01o22’13.8”S 119o18’41.7”E 6 Pambua 00o52’50.3”S 119o32’07.3”E 7 Bambamata 00o59’54.3”S 119o28’52.7”E 8 Kasoloang 01o00’33.6”S 119o28’40.7”E 9 Randomayang 01o03’15.8”S 119o28’12.0”E 10 Kayumoloa 01o05’47.1”S 119o26’46.8”E 11 Tanjung Tambue 01o09’37.6”S 119o22’48.7”E 12 Padongga 01o17’27.5”S 119o18’53.3”E 13 Belang-belang 02o27’51.2”S 119o07’38.2”E 14 Barang-barang 02o28’59.5”S 119o06’51.9”E 15 Malasigo 02o28’57.6”S 119o07’07.6”E 16 Tambung 02o34’44.7”S 119o01’58.5”E 17 Tapanduli 02o40’20.6”S 118o47’20.3”E 18 Udung Butung 02o48’02.6”S 118o45’43.0”E Keterangan :

1. lokasi bertelur dengan tanggul pelindung 2. lokasi bertelur dengan vegetasi mangrove 3. lokasi bertelur dengan hutan dataran rendah 4. lokasi bertelur dengan hutan berbukit 5. lokasi bertelur di perkebunan perseorangan 6. lokasi bertelur diantara semak tinggi 7. lokasi bertelur diguguran tanah tebing

Page 83: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 6 Profil Lokasi Bertelur Berdasarkan Karakteristik Wilayah

Lokasi Bertelur dengan Tanggul Pelindung

Lokasi Bertelur dengan Vegetasi Mangrove

Lokasi Bertelur dengan Hutan Dataran Rendah Lokasi Bertelur dengan Hutan Berbukit

Page 84: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lokasi Bertelur di Perkebunan Perseorangan

Lokasi Bertelur di Antara Semak Tinggi

Lokasi Bertelur di Guguran Tanah Tebing

Page 85: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 7 Hasil Penilaian Aspek Sosial di Lokasi Bertelur di Kabupaten Mamuju Jenis

kelamin Pendidikan No

Lokasi bertelurKepala

keluarga (KK)

Responden (org)

Umur (thn) LK PR < SD SD SMP SMU Lainnya

Pekerjaan

1 Tobinta 300 42 21-65 34 8 8 14 15 5 Nelayan, Berkebun, Bertani, Guru, Pelajar, Karyawan

2

Lelo Losso sda sda sda sda sda sda sda sda sda sda

3 Tambung Tangnga

sda

sda sda sda sda

sda sda

sda

sda sda

4 Koloe 21 29-67 12 9 10 5 3 3 - Nelayan, Berkebun, Guru,Berburu telur Maleo

5 Lemo sda sda sda sda sda

sda sda

sda

sda sda

6 Pambua 65 30 20-53 21 9 17 7 2 3 1 (SPG) Nelayan, Bertani,Berladang, Pekerja tambak, Guru

7 Bambamata

55 20 18-65 14 6 10 5 2 3 - Nelayan, Berladang, Bertani

8 Kasoloang 25 23 16-53 17 6 9 6 5 2 1 (SPG) Nelayan, Berkebun, Bertani, Guru, Pedagang

9 Randomayang

15 15 20-65 11 4 6 4 5 - - Nelayan, Bertani

10 Kayumoloa

95 30 20-57 21 9 13 11 2 4 - Nelayan, Bertani

11 TanjungTambue

62 32 21-60 24 8 17 8 4 1 2 (D3,SPG)

Nelayan, Pekerja tambak, Bertani, Guru

12 Padongga 55 35 17-65 20 15 20 10 4 1 Berladang, Nelayan

13 Belang-belang 20 20 21-40 12 8 2 0 6 8 4 (SPG,D3, S1)

Nelayan, Karyawan, Pedagang

14 Barang-barang

30 22 22-40 16 6 10 10 2 - - Nelayan

15 Malasigo 30 26 25-37 19 7 7 10 9 - - Nelayan, Berladang

16 Tambung 57 16 14-40 11 5 10 2 2 2 - Nelayan, Berladang, Bertani

17 Tapanduli 30 30 12-63 17 13 16 8 6 - - Nelayan, Bertani, Berladang

18 Udung Butung 76 53 17-57

40 13 20 15 11 7 - Nelayan, Bertani, Berladang

Jumlah 915 415 289 126 175 115 78 39 8

Page 86: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 8 Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Maleo Senkawor

Lokasi Bertelur Pemanfaatan Telur Keistimewaan Telur No Dijual

Dimakan Disimpan Lainnya Rasa Aroma Ukuran Lainnya Pengunaan Lain

1 Tobinta √ √ √ - √ √ √ Tahan lama, mudah didapat, bisa dijual pernikahan, Malulid, Sunatan, Neuri.

2

Lelo Losso √ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, diperoleh gratis, bisa dijual pernikahan, Malulid, Sunatan, Neuri.

3 Tambung Tangnga √ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, diperoleh gratis, bisa dijual pernikahan, Malulid, Sunatan, Neuri.

4 Koloe - √ √ - √ √ √ Tahan lama, gratis Hiasan, pernikahan, Maulid.

5 Lemo - √ √ - √ √ √ Tahan lama, gratis Hiasan, pernikahan, Maulid.

6 Pambua √ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

7 Bambamata

√ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

8 Kasoloang √ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

9 Randomayang

√ √ √ - √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

10 Kayumoloa √ √ √ - √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

11 Tanjung Tambue

√ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

12 Padongga - √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama Pernikahan, Maulid

13 Belang-belang - √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama Pernikahan, Maulid

14 Barang-barang

√ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

15 Malasigo √ √ √ Oleh-oleh √ √ √ Tahan lama, bisa dijual Pernikahan, Maulid

16 Tambung √ √ √ - √ √ √ Tahan lama, mudah didapat, bisa dijual Pernikahan, Maulid

17 Tapanduli - √ - - √ √ √ Tahan lama, mudah didapat, bisa dijual -

18 Udung Butung - √ - - √ √ √ Tahan lama, mudah didapat, bisa dijual -

Page 87: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 9 Pemahaman Masyarakat Terhadap Maleo Senkawor No Lokasi

Bertelur Maleo Satwa Dilindungi

Kegiatan yang diperbolehkan Pemerintah

Penyuluhan Taksiran Jumlah Maleo

Endemik dan Terancam Punah

Ya Tidak Pernah Tdkpernah

Tahu Tidaktahu

Tidak peduli 1 Tobinta √ - Mengambil telur, memelihara

Maleo - √ Sedikit - √

2

Lelo Losso √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit - √

3 Tambung Tangnga √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit - √

4 Koloe - √ Mengambil telur Maleo - √ Sedikit - √5 Lemo - √ Mengambil telur Maleo - √ Sedikit - √6 Pambua √ - Mengambil telur, memelihara

Maleo √ - Banyak √ √

7 Bambamata - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √ √

8 Kasoloang - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit - √

9 Randomayang - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √

10 Kayumoloa - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √

11 Tanjung Tambue - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit - √

12 Padongga √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √ √

13 Belang-belang √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √

14 Barang-barang √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit sekali - √

15 Malasigo √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sudah tdk ada - √ √

16 Tambung - √ Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sudah tdk ada - √ √

17 Tapanduli √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

- √ Sedikit - √

18 Udung Butung √ - Mengambil telur, memelihara Maleo

√ - Sedikit - √

Page 88: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 10 Tally Sheet Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor I. SURVEI DATA KONDISI FISIK LOKASI BERTELUR MALEO SENKAWOR Survey : Nama lokasi :

Hari & Tanggal : Lokasi peta :

Titik koordinat : Cuaca :

Ketinggian : Keterangan :

1. Status Lokasi Bertelur Maleo senkawor Digunakan ____

Ditinggalkan ____

Lainnya _____

2. Tipe lokasi : Lokasi bertelur tepi pantai.

Lokasi bertelur di pedalaman hutan.

3. Luas lokasi _________, panjang ______, lebar ______ Bentuk : persegi, bulat, oval

4. Tekstur tanah :

Pasir Lempung berkilat Pasir berlempung Lempung liat berpasir

Lempung berpasir Lempung liat berdebu

Lempung Liat berpasir

Lempung berdebu Liat berdebu

Debu Liat

5. Kedalaman lubang peneluran ______ cm 6. Jumlah lubang peneluran _____ 7. Jarak lokasi bertelur dengan bibir pantai ______ m

Page 89: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Foto Kondisi Fisik Lokasi Bertelur Maleo senkawor

Page 90: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

II. SURVEI DATA AKSES LOKASI BERTELUR MALEO SENKAWOR 1. Keberadaan pemukiman terdekat :

Ya

Tidak

Jika ya, :

a) jarak terdekat dengan lokasi bertelur ______

b) jumlah pemukiman menuju lokasi bertelur _____

c) jumlah kepala keluarga _____

d) lainnya _____

2. a) Jarak terdekat dengan hutan _____

b) Akses menuju lokasi bertelur

lokasi dikelilingi > 50% hutan ______

lokasi dikelilingi 25 - 50% hutan ______

lokasi dikelilingi < 25 % hutan

lokasi terpisah dari hutan oleh ______

3. Jumlah pasang induk yang mengunjungi lokasi bertelur : _____

Sumber data : survey dari masyarakat literatur tahun ….

Foto Akses Lokasi Bertelur Maleo senkawor

Page 91: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

III. SURVEI DATA INVASI VEGETASI SEKUNDER LOKASI BERTELUR MALEO SENKAWOR

1. Jenis spesis vegetasi invasif :

Lantana camara _____ Piper adumcum _____ Imperata cylindrica _____ Ipomoea pes-caprae _____ Spinifex lithorea ______ Lainnya _____

2. Luas tutupan lokasi oleh vegetasi sekunder ______

Luas lokasi bertelur ______ Persentase _____

Foto Invasi Vegetasi Sekunder di Lokasi Bertelur Maleo senkawor

Page 92: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

IV. SURVEI DATA GANGGUAN DI LOKASI BERTELUR MALEO SENKAWOR 1. Kehadiran manusia :

Ya

Tidak

2. Bentuk gangguan manusia : Pertanian

Jalan/tapak

Jebakan

Lainnya : ________

4. Frekuensi gangguan : Tidak ada

Kurang

Sering

Aktif

Keberadaan predator di sekitar lokasi bertelur

Anjing ___

Biawak ____

Elang ____

Soa-soa ____

Ular sanca ____

Lainnya ______

Foto Gangguan di Lokasi Bertelur Maleo senkawor

Page 93: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 11 Kuesioner Aspek Sosial Masyarakat di Sekitar Lokasi Bertelur Maleo Senkawor

Terima kasih atas kesediaan Saudara untuk mengisi lembar kuesioner ini, adapun kuisioner ini untuk kepentingan penelitian thesis (S2) dan tidak akan mempengaruhi status Saudara. Hasil kuesioner ini kami rahasiakan untuk kepentingan penelitian, jadi kami mohon saudara menjawab pertanyaan dengan singkat dan benar. Bila ada pertanyaan yang tidak saudara pahami bisa ditanyakan kepada Saya.

I. IDENTITAS DIRI

1. Umur : Laki- laki 2. Jenis Kelamin* : Perempuan

3. Pendidikan* : Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Lainnya, sebutkan ……… 4. Pekerjaan :

* beri tanda jawaban yang dianggap paling benar!

II. LINGKUNGAN TERDEKAT DENGAN LOKASI BERTELUR

Beri tanda jawaban yang dianggap paling benar !

1. Apakah Anda pernah melihat Maleo senkaworbaru-baru ini di lokasi bertelur ?

Ya Tidak

Jika jawaban Anda Ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 2 dan seterusnya ! Jika jawaban Anda Tidak, stop menjawab nomor selanjutnya, dan langsung menuju ke bagian IV. Pemahaman Masyarakat terhadap Maleo senkawor.

2. Apakah di lokasi bertelur masih ada telur yang diperoleh ? Ya, : sedikit (kurang dari 10 butir) banyak (lebih dari 10 butir) Tidak

3. Apakah Anda tahu kapan musim bertelur Maleo senkawor ?

Ya, bulan ...... Tidak tahu

4. Apakah pekerjaan yang setiap hari Anda kerjakan ? (jawaban Anda boleh lebih dari

satu) Berkebun Pedagang Pelajar Berladang Penjaga warung Pensiunan Bertani Guru Bekerja di tambak Nelayan Pegawai negeri Lainnya, sebutkan ……

Page 94: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

5. Apakah Anda juga bekerja dengan mengumpulkan telur Maleo senkawor ? Ya Tidak

Jika jawaban Anda Ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor berikutnya ! Jika jawaban Anda Tidak, stop menjawab nomor selanjutnya, dan langsung menuju ke bagian IV. Pemahaman Masyarakat terhadap Maleo senkawor.

Jika Ya, Apakah mengumpulkan telur Maleo senkawor merupakan kegiatan sehari-hari Anda ?

Ya Tidak

6. Sebutkan waktu telur Maleo senkawor dicari dan dikumpulkan ?

Setiap hari Seminggu sekali Sebulan sekali Lainnya, sebutkan …..

Page 95: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

III. SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT 1. Apa yang dilakukan dengan telur yang diperoleh?

Dimakan Disimpan Dijual Diberikan kepada keluarga jauh sebagai oleh-oleh khas daerah Lainnya, sebutkan ……

2. Jika dijual, kepada siapa, di mana dan berapa banyak/harganya?

Dijual ke : Pasar Tetangga Orang yang selalu membeli telur Maleo senkawor untuk dijual lagi (penadah) Kota

Dijual di :

Pasar Tetangga Kota

Dijual dengan harga Rp ….. 3. Apakah Anda pernah membeli telur Maleo senkawor ?

Ya Tidak

4. Apakah Anda juga menangkap induk Maleo senkawor ?

Ya Tidak

Jika ya, untuk apa? (untuk pertanyaan ini, jawaban boleh lebih dari satu) Dimakan Dijual Disimpan Dipelihara Lainnya, sebutkan ……

7. Apa keistimewaan telur Maleo senkawor ? (jawaban boleh lebih dari satu)

Rasanya enak Bau/aromanya enak Mudah diperoleh Ukurannya besar Didapat secara gratis Lainnya, sebutkan ………

8. Apakah telur Maleo senkawor digunakan pada acara adat tertentu ?

Ya, digunakan untuk acara ……… Tidak

Page 96: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

IV. PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP MALEO SENKAWOR 1. Apakah menurut Anda, Maleo senkawor adalah binatang yang dilindungi oleh

Pemerintah ? Ya Tidak

2. Menurut Anda, berapa kira-kira jumlah Maleo senkawor di Kabupaten Mamuju ?

Sangat banyak Banyak Sedikit Sedikit sekali Sudah tidak ada

3. Apakah pernah aparat Pemerintah memberi penyuluhan tentang Maleo senkawor ?

Ya Tidak Tidak Tahu

4. Menurut Anda, kegiatan apa yang diperbolehkan oleh Pemerintah ?

Mengambil telur Maleo senkawor Menjual telur Maleo senkawor Menangkap Maleo senkawor Memelihara Maleo senkawor Memakan telur dan Maleo senkawor Semuanya tidak boleh dilakukan

5. Menurut Anda, Maleo senkawor tersebar dan hidup dimana saja ?

Seluruh dunia Indonesia Sulawesi Mamuju Hanya di sekitar tempat tinggal Anda

Terima Kasih

Page 97: TESIS Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor ... · Analisis Kondisi Lokasi Bertelur Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo) di ... Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan

Lampiran 12 Tally Sheet Pembobotan Lokasi Bertelur Maleo Senkawor Survey : Nama lokasi :

Hari & Tanggal : Lokasi peta :

Titik koordinat : Cuaca :

Ketinggian : Keterangan :

Atribut Bobot Skor Nilai

Kondisi 0.30 Gangguan 0.30 Invasi vegetasi 0.20 Akses 0.20

Total Keterangan Skor : 1 – 4 Total nilai :

> 3.00 : Baik 2.01 – 3.00 : Sedang 1.01 – 2.00 : Buruk 1.00 : Sangat Buruk

Foto keadaan lokasi bertelur Maleo senkawor