Top Banner
ANALISIS FAKTOR YANG ... TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS LABORATORIUM TUBERKULOSIS DALAM PEMBUATAN SEDIAAN DAHAK YANG BERKUALITAS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2016 ROSDIYANTI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI SURABAYA 2016 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS ROSDIYANTI
188

TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Oct 01, 2018

Download

Documents

doanduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

TESIS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS LABORATORIUM TUBERKULOSIS DALAM PEMBUATAN

SEDIAAN DAHAK YANG BERKUALITAS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2016

ROSDIYANTI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI SURABAYA

2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 2: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

ii

TESIS

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS LABORATORIUM TUBERKULOSIS DALAM PEMBUATAN

SEDIAAN DAHAK YANG BERKUALITAS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2016

ROSDIYANTI NIM. 101414553022

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI

SURABAYA 2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 3: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

iii

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS LABORATORIUM TUBERKULOSIS DALAM PEMBUATAN

SEDIAAN DAHAK YANG BERKUALITAS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2016

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Epidemiologi Minat Studi Epidemiologi

Program Studi Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Oleh:

ROSDIYANTI NIM. 101414553022

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI EPIDEMIOLOGI

SURABAYA 2016

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 4: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

iv

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Tesis Minat Studi Epidemiologi

Program Studi Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

dan diterima untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Magister Epidemiologi (M.Epid.)

pada tanggal 25 Juli 2016

Mengesahkan

Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S NIP. 19560303 198701 2 001

Tim Penguji:

Ketua

Anggota

:

:

Dr. RR. Soenarnatalina M, Ir., M.Kes

1. Prof. Dr. Chatarina U.W, dr., M.S., M.PH 2. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes 3. Prof. Dr. Rika Subarniati T, dr., S.KM 4. Priyo Santoso, S.KM., M.Kes

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 5: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

v

PERSETUJUAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Epidemiologi (M.Epid.)

Minat Studi Epidemiologi Program Studi Epidemiologi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Oleh:

ROSDIYANTI NIM. 101414553022

Menyetujui,

Surabaya, 25 Juli 2016

Pembimbing Ketua,

Prof. Dr. Chatarina U.W, dr., M.S., M.PH NIP. 19540916 198303 2 001

Pembimbing,

Dr. Santi Martini, dr., M.Kes NIP. 19660927 199702 2 001

Mengetahui, Koordinator Program Studi Epidemiologi

Prof. Dr. Chatarina U.W, dr., M.S., M.PH NIP. 19540916 198303 2 001

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 6: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

vi

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Rosdiyanti NIM : 101414553022 Program Studi : Epidemiologi Minat Studi : Epidemiologi Angkatan : 2014 Jenjang : Magister

menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tesis saya yang berjudul:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PETUGAS LABORATORIUM TUBERKULOSIS DALAM PEMBUATAN SEDIAAN DAHAK YANG BERKUALITAS DI KOTA SURABAYA TAHUN 2016

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 25 Juli 2016

Rosdiyanti NIM. 101414553022

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 7: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahNya penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya Tahun 2016” ini dapat terselesaikan. Tesis ini berisikan mengenai kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak dalam upaya meningkatkan kualitas diagnosis tuberkulosis di puskesmas Kota Surabaya tahun 2016.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Prof. Dr.Chartarina U.W, dr., M.S., M.PH selaku pembimbing ketua dan Dr. Santi Martini, dr., M.Kes selaku pembimbing II, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran serta motivasi demi kesempurnaan tesis ini. Ayahanda Kamarudin HB, Ibunda Rosuli S serta Ananda tersayang Quinsha C Arsyanda Al-Hayyu yang berkorban materil maupun spiritual dan menanti kesuksesanku..

Dengan terselesainya tesis ini, perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada: 1 Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., M.T., AK., CMA., CA selaku rektor Universitas

Airlangga Surabaya yang telah berkenan menerima penulis untuk belajar di Program Studi Magister Epidemiologi

2 Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang telah memberikan izin untuk menempuh pendidikan di Program Studi Magister Epidemiologi

3 Prof. Dr. Chartarina U.W., dr., M.S.,M.PH selaku Koordinator Program Studi Magister Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

4 Prof. Dr. Rika Subarniati T, dr., S.KM, Dr. RR.Soenarnatalina M, Ir., M.Kes, Priyo Santoso, SKM., M.Kes selaku anggota penguji proposal tesis atas kesediannya menguji dan membimbing dalam perbaikan tesis

5 drg. Febria Rachmanita selaku Kepala Dinas kesehatan Kota Surabaya yang telah mengizinkan melakukan penelitian di Puskesmas yang ada di wilayah kerja Kota Surabaya

6 Sri Astuti, S.Si., MM, selaku kepala UPT Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Surabaya beserta Staff

7 Teman Magister Epidemiologi angkatan 2014 dan angkatan 2015 yang telah memberikan dorongan dan bantuan nya dalam penyusunan teris ini

8 Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu hingga tesis ini dapat terselesaikan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 8: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

viii

Demikian, semoga tesis ini bisa membari manfaat bagi diri kami sendiri dan pihak lain yang menggunakan.

Surabaya, Juli 2016

Rosdiyanti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 9: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

ix

SUMMARY

Tuberculosis (TB) is an infectious disease directly caused by bacteria

Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis remains one of the most deadly infectious diseases in the world. Indonesia, in 2014 was ranked second with the highest burden of TB in the world, just after India. The most common method for diagnosing TB is sputum microscopic examination. Error laboratory tests will result in errors in diagnosing. Indicators and targets in tuberculosis laboratory that needs to be fulfilled is a 90% quality of samples for the cross test.

Tuberculosis (TB) remains one of the most deadly infectious diseases in the world. In 2013, an estimated 9.0 million people suffered TB and for about 1.5 million people died with 360,000 of whom were HIV positive. Indonesia was ranked second with the highest burden of TB in the world after India. The number of TB patients in Indonesia is about 5.8% of the total number of TB patients worldwide. Each year there are 429,730 new cases and about of 62,246 people death from the disease. Incident cases of smear positive (based on the presence of at least one acid fast bacilli (AFB+) is around 102/ 100,000 population. East Java ranks second after West Java with the burden of tuberculosis and the City of Surabaya is one contributor to TB in the province.

Quality assessment of microscopic laboratory performance for TB is carried out through the implementation of TB External Quality Consolidation (Indonesian: PME; Pemantapan Mutu Eksternal) to carry out cross test for sputum samples with smear positive. Up to today, cross test is done with a conventional 100% positive preparations supplemented with 10% negative preparations with an error rate of <5%. In 2015 there were 49.733 samples inspected by various health institutions in the working area of Surabaya City Health Office. As many as 4,651 samples were being examined and were known to be positive while as many as 878 samples were scanty and the remaining 44,249 samples were negative. Several factors can affect the quality of the samples, namely the quality, picking and coloring of the samples (sputum), quality of the reagents, the reading of samples, as well as in recording and reporting, maintenance and storage both of samples and microscope.

The purpose of this study was to analyze the factors that affect the performance of staffs in laboratory with individual characteristics (age, sex, education), employment, training, working environment, motivation, incentives, workload, attitudes, and supervision in the preparation of sputum samples in the City of Surabaya in 2016. This study applied observational study with cross sectional design. The population under study consisted of as many as 63 laboratory staffs in the working area of Surabaya City Health Office in 2016, with a sample size of 50 laboratory staffs, obtained using simple random sampling.

Data analysis was carried out using Chi-square and multiple logistic regression. The results indicated that there was no influence of age (p value = 0.887), gender (p value = 0.331), education (p value = 0.332), tenure (p value =

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 10: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

x

0.329), training (p value = 0.832), supervision (p value = 0.443) with the performance of laboratory staff in the preparation of sputum. While working environment (p value = 0.001), motivation (p value = 0.013), incentives (p value = 0.005), workload (p value = 0.004), attitude (p value = 0.155) indicated P value <0.05 which means that the working environment, motivation, incentives, workload and attitudes had influence on the performance of the laboratory staff in preparing samples. The results of multiple logistic regression also indicated that there was a significant correlation between the working environment (p value = 0.001), workload (p value = 0.024) and incentives (p value = 0.024) with the performance of staff in the laboratory in the preparing the sputum samples in the City of Surabaya in 2016.

From the findings above, it can be inferred that factors that influence the performance of the laboratory staff in preparing the samples of sputum in the City of Surabaya were the working environment, workload and incentives, and therefore it is expected that the City of Surabaya Health Office to develop physical environment, to raise incentives and to increase the number of laboratory personnel to reduce the workload.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 11: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xi

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) is an infectious disease directly caused by the bacteria

Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis remains one of the most deadly infectious diseases in the world. The most common method for diagnosing TB is sputum microscopic examination. Error laboratory tests will result in errors in diagnosing. Indicators and targets in tuberculosis laboratory that needs to be fulfilled is a 90% quality of samples for the cross test.

The purpose of this study was to analyze the factors that affect the performance of staffs in laboratory in preparing sputum samples in the City of Surabaya in 2016. This study applied observational study design with cross sectional approach. The population under this study consisted of 63 laboratory personnel in the working area of Surabaya City Health Office in 2016, with a sample size of 50 laboratory staff obtaines by simple random sampling.

Data analysis was carried out using Logistic regression test revealed that there was a significant correlation between working environment (p = 0.001), workload (p value = 0.024) and incentives (p value = 0.024) with the performance of the laboratory staff in preparing sputum samples in Surabaya in 2016.

From the findings above, it can be inferred that factors that influence the performance of the laboratory staff in the preparaing sputum samples were working environment, workload and incentives. Therefore it is expected that the City of Surabaya Health Office to develop physical environment, to raise incentives and to increase the number of laboratory personnel to reduce the workload.

Keywords: Attitude, motivation, working environment, incentives

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 12: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ........................................................................................... i SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii HALAMAN PRASYARAT GELAR .............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... v PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii SUMMARY ....................................................................................................... ix ABSTRACT ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ....................................... xxii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah .................................. 1 1.2 Kajian Masalah .......................................................................... 8 1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 9 1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 1.4.1 Tujuan Umum ................................................................... 9 1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................. 10 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 11 1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................ 11 1.5.2 Manfaat Praktisi ................................................................ 12 1.5.3 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya ............... 12 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 13 2.1 Tuberkulosis (TB) ..................................................................... 13 2.2 Epidemiologi Tuberkulosis ....................................................... 13 2.2.1 Etiologi ............................................................................ 14 2.4.2 Patogenesis ....................................................................... 15 2.4.3 Gejala Tuberkulosis ......................................................... 16 2.3 Diagnosis Tuberkulosis ............................................................. 17 2.4 Penemuan Penderita TB Paru ................................................... 17 2.5 Klasifikasi Penyakit TB dan Tipe Pasien .................................. 17 2.6 Pengobatan ................................................................................ 20 2.7 Puskesmas ................................................................................. 20 2.7.1 Pengertian Puskesmas ..................................................... 20 2.7.2 Fungsi Penyelenggaraan Puskesmas ............................... 21 2.7.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas ............................... 22 2.7.4 Asas Pertanggungjawaban Wilayah ................................ 23 2.7.5 Jejaring Laboratorium Mikroskopis Tuberkulosis .......... 24

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 13: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xiii

2.8 Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis .................................. 26 2.9 Pengumpulan Dahak ................................................................. 27 2.10 Uji Silang Metode LQS ............................................................. 31 2.10.1 Indikator Keberhasilan Uji Silang ................................. 34 2.10.2 Klasifikasi Kesalahan Uji Silang Metode LQAS .......... 34 2.11 Penyimpanan Sediaan ............................................................... 36 2.12 Kinerja ....................................................................................... 36 2.12.1 Pengertian Kerja dan Kinerja ........................................ 36 2.12.2 Penilaian Kinerja ........................................................... 38 2.12.3 Tujuan Penilaian Kinerja ............................................... 38 2.12.4 Kegunaan Penilaian Kinerja .......................................... 40 2.12.5 Manfaat Penilaian Kinerja ............................................. 41 2.12.6 Indikator Kinerja ........................................................... 41 2.12.7 Fungsi Indikator Kinerja ............................................... 41 2.13 Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja ............................... 42 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .......................... 53 3.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 53 3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................... 56 BAB 4 METODE PENELITIAN................................................................... 58 4.1 Jenis Penelitian............................................................................ 58 4.2 Rancang Bangun Penelitian ....................................................... 58 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 58 4.4 Populasi dan Sampel ................................................................... 59 4.4.1 Populasi .............................................................................. 59 4.4.2 Sampel................................................................................ 59 4.4.3 Besar Sampel .................................................................... 59 4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel ............................................. 59 4.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 60 4.5.1 Variabel Terikat ................................................................ 60 4.5.2 Variabel Bebas .................................................................. 60 4.6 Kerangka Operasional ................................................................. 61 4.7 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel ................ 62 4.8 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 66 4.9 Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 66 4.10 Uji Validasi dan Reliabilitas ...................................................... 67 4.10.1 Uji Validitas .................................................................... 67 4.10.2 Uji Reliablilitas .............................................................. 71 BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA ...................................................... 73 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 73 5.1.1 Kondisi Geografis ............................................................ 73 5.1.2 Kondisi Demografis ......................................................... 74 5.2 Sumber Daya Kesehatan ............................................................ 75 5.2.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan ...................................... 75 5.2.2 Tenaga Kesehatan ............................................................ 75

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 14: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xiv

5.3 Analisis Deskriptif ..................................................................... 76 5.3.1 Gambaran Umur Responden ........................................... 77 5.3.2 Gambaran Jenis Kelamin Responden .............................. 77 5.3.3 Gambaran Pendidikan Responden .................................. 77 5.3.4 Gambaran Masa Kerja Responden .................................. 78 5.3.5 Gambaran Pelatihan Responden ..................................... 78 5.3.6 Gambaran Lingkungan Kerja Responden ....................... 78 5.3.7 Gambaran Motivasi Responden ...................................... 79 5.3.8 Gambaran Insentif Responden ........................................ 79 5.3.9 Gambaran Beban Kerja Responden ................................ 79 5.3.10 Gambaran Sikap Responden ........................................... 80 5.3.11 Gambaran Supervisi Responden ..................................... 80 5.3.12 Gambaran Kualitas Spesimen (Sputum) .......................... 81 5.3.13 Gambaran Ukuran Sediaan ............................................. 81 5.3.14 Gambaran Kerataan Sediaan ........................................... 81 5.3.15 Gambaran Ketebalan Sediaan ......................................... 82 5.3.16 Gambaran Kebersihan Sediaan ....................................... 82 5.3.17 Gambaran Kinerja Petugas Laboratorium ....................... 82 5.4 Analisis Bivariabel ..................................................................... 83 5.4.1 Analisis Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 83 5.4.2 Analisis Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja

Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ....................................... 83

5.4.3 Analisis Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 84 5.4.4 Analisis Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 85 5.4.5 Analisis Kualitas Spesimen berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis ................................. 86 5.4.6 Analisis Ukuran Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis ................................. 86 5.4.7 Analisis Kerataan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis ................................. 87 5.4.8 Analisis Ketebalan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis ................................. 88 5.4.9 Analisis Kebersihan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis ................................. 88 5.4.10 Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 89

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 15: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xv

5.4.11 Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ..................................... 94

5.4.12 Analisis Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan

Dahak yang Berkualitas ................................................... 94 5.4.13 Analisis Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas

Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 95 5.4.14 Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas

Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 96 5.4.15 Analisis Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas

Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 97 5.4.16 Analisis Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas

Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas ................................................... 97 5.4.17 Rangkuman Hasil Analisis Bivariabel ............................. 98

5.4 Analisis Multivariabel ................................................................. 99 BAB 6 PEMBAHASAN ............................................................................... 100 6.1 Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 100 6.2 Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 101 6.3 Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 102 6.4 Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 104 6.5 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 105 6.6 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 .......................... 107 6.7 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 109 6.8 Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 110

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 16: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xvi

6.9 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 ................................... 113 6.10 Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 .................................. 114 6.11 Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 .................................. 114 BAB 7 PENUTUP.......................................................................................... 116 7.1 Kesimpulan .................................................................................. 116 7.2 Saran ............................................................................................. 117 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 119 LAMPIRAN .................................................................................................... 124

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 17: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xvii

DAFTAR TABEL

No

Judul Tabel Hal

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 4.1

Perbedaan Uji Silang Metode Konvensional dengan LQAS Cara Penilaian Hasil Cross Check Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel

32 34 62

Tabel 4.2 Hasil uji validitas Instrumen Motivasi 69 Tabel 4.3 Hasil uji validitas Instrumen Imbalan 69 Tabel 4.4 Hasil uji validitas Instrumen Beban Kerja 70 Tabel 4.5 Hasil uji validitas Instrumen Sikap 70 Tabel 4.6 Hasil uji validitas Instrumen Supervisi 71 Tabel 4.7 Hasil uji reliabelitas Instrumen Penelitian 72 Tabel 5.1 Jumlah Sarana pelayanan kesehatan di Kota Surabaya 75 Tabel 5.2 Jumlah tenaga kesehatan di Wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kota Surabaya tahun 2016

76 Tabel 5.3 Frekuensi Umur Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun

2016

77 Tabel 5.4 Frekuensi Jenis Kelamin Petugas Laboratorium Kota Surabaya

tahun 2016

77 Tabel 5.5 Frekuensi Pendidikan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016

77 Tabel 5.6 Frekuensi Masa Kerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016 78 Tabel 5.7 Frekuensi Pelatihan Mikroskopis Tuberkulosis Petugas

Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 78 Tabel 5.8 Frekuensi Lingkungan Kerja Petugas Laboratorium di Kota

Surabaya tahun 2016 78 Tabel 5.9 Frekuensi Motivasi Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016 79 Tabel 5.10 Frekuensi Insentif Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016 79 Tabel 5.11 Frekuensi Beban Kerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016 80 Tabel 5.12 Frekuensi Sikap Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun

2016 80 Tabel 5.13 Frekuensi Supervisi Petugas Laboratorium di Kota Surabaya

tahun 2016 80 Tabel 5.14 Frekuensi Kualitas Spesimen Petugas Laboratorium di Kota

Surabaya tahun 2016

81

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 18: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xviii

Tabel 5.15 Frekuensi Ukuran Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 81

Tabel 5.16 Frekuensi Kerataan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 81

Tabel 5.17 Frekuensi Ketebalan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 82

Tabel 5.18 Frekuensi Kebersihan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 82

Tabel 5.19 Frekuensi Kinerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya 82 Tabel 5.20 Distribusi Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas

Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya Tahun 2016 83

Tabel 5.21 Distribusi Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak Yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 84

Tabel 5.22 Distribusi Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 85

Tabel 5.23 Distribusi Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 85

Tabel 5.24 Distribusi Kualitas spesimen berdasarkan masa kerja petugas Laboratorium Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Surabaya 86

Tabel 5.25 Distribusi Ukuran Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 87

Tabel 5.26 Distribusi Kerataan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 87

Tabel 5.27 Distribusi Ketebalan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 88

Tabel 5.28 Distribusi Kebersihan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 89

Tabel 5.29 Hasil Akhir Kinerja (Kualitas Spesimen, Ukuran Sediaan, Kerataaan Sediaan, Ketebalan Sediaan dan Kebersihan) terhadap Masa Kerja Petugas Mikroskopis Tuberkolosis di Kota Surabaya tahun 2016 89

Tabel 5.30 Distribusi Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 90

Tabel 5.31 Distribusi Kualitas Spesimen berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 90

Tabel 5.32 Distribusi Ukuran Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

91

Tabel 5.33 Distribusi Kerataan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 92

Tabel 5.34 Distribusi Ketebalan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

92

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 19: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xix

Tabel 5.35 Distribusi Kebersihan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 93

Tabel 5.36 Hasil Akhir Kinerja (Kualitas Spesimen, Ukuran Sediaan, Kerataaan Sediaan, Ketebalan Sediaan dan Kebersihan) terhadap Pelatihan Petugas Mikroskopis Tuberkolosis di Kota Surabaya tahun 2016 93

Tabel 5.37 Distribusi Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 94

Tabel 5.38 Distribusi Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 95

Tabel 5.39 Distribusi Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016 95

Tabel 5.40 Distribusi Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 96

Tabel 5.41 Distribusi Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkauliats di Kota Surabaya tahun 2016 97

Tabel 5.42 Distribusi Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 98

Tabel 5.43 Hasil Analisis Chi-square Variabel Penelitian terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 98

Tabel 5.44 Hasil analisis multivariat Uji Regresi Logistik Ganda 99

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 20: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xx

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 5.1

Judul Tabel Proporsi Uji Silang Sediaan Dahak Triwulan I-III di Kota Surabaya Tahun 2014 ............................................... Proporsi Uji Silang Sediaan Dahak Triwulan I-III Di Kota Surabaya Tahun 2015 .............................................. Morfologi M.Tuberculosis dengan Pewarnaan Ziehl Neelsen ......................................................................... Jejaring Laboratorium TB di Indonesia ................................ Pot Dahak .............................................................................. Alur Uji Silang ..................................................................... Faktor yang Mempengaruhi Kinerja .................................... Kerangka Konseptual Penelitian ........................................... Kerangka Operasional Penelitian .......................................... Peta Pembagian Wilayah Kota Surabaya ..............................

Halaman 4 5 15 24 28 33 42 53 61 73

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 21: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Sebelum Penelitian ..................... 124 Lampiran 2 Informed Consent ...................................................... Lampiran 3 Panduan Observasi ..................................................... Lampiran 4 Lembar Kuesioner ..................................................... Lampiran 5 Kaji Etik .................................................................... Lampiran 6 Analisis Data ............................................................. Lamipran 7 Dokumentasi Penelitian ............................................ Lampiran 8 Surat Izin Penelitian ..................................................

125 126 128 133 134 163 165

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 22: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xxii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang > : Lebih besar ≥ : Lebih besar atau sama dengan ≤ : lebih Kecil atau sama dengan = : Sama dengan < : Lebih kecil & : Dan % : Persen ° : Derajat 0C : Derajat Celcius Daftar Singkatan BATRA : Pengobatan Tradisional BTA : Basil Tahan Asam CDR : Case Detection Rate CNR : Case Notification Rate DEPKES : Departemen Kesehatan DKK : Dinas Kesehatan Kota DOTS : Directly Observed Treatment Short-course ER : Error Rate HIV : Human imunodefisiensi Virus Ha : Hektar KEMENKES : Kementrian Kesehatan KH : Kesalahan Hitung Km2 : Kilometer LQAS : Lot Quality Assurance Sampling M.Tb : Mycobacterium Tuberkolosis NPR : Negatif Palsu Rendah NPT : Negatif Palsu Tinggi OAT : Obat Anti Tuberkolosis P2PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2TB : Program Pengendalian Tuberkolosis PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PME : Pemanatapan Mutu Eksternal PMI : Pemantapan Mutu Internal PMS : Penyakit Menular Seksual PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PPM : Puskesmas Pelaksana Mandiri PPR : Positif Palsu Rendah PPT : Positif Palsu Tinggi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 23: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

xxiii

PRM : Puskesmas Rujukan mikroskopis PS : Puskesmas Satelit RAN : Rencana Aksi Nasional RUS : Rujukan Uji Silang SDK : Sumber Daya Kesehatan SK : Surat Keputusan SPR : Slide Positive Rate SPS : Sewaktu Pagi Sewaktu TB : Tuberkulosis UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat WHO : Wold Health Organization ZN : Ziehl Neelsen

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 24: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium

tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis dan menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang utama (Soedarto, 2009).

Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular paling

mematikan di dunia. Tahun 2013, diperkirakan 9,0 juta orang menderita TB dan

1,5 juta orang meninggal dunia, 360 000 di antaranya adalah HIV positif (WHO,

2014).

Indonesia berada pada ranking ke dua dengan beban TB tertinggi di dunia

setelah India. Jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien

TB di dunia. Setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang.

Insiden kasus TB BTA (Basil Tahan Asam) positif sekitar 102/100.000 penduduk.

Strategi nasional pengendalian TB dengan visi “Menuju Masyarakat Bebas

Masalah TB, Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”. Strategi tersebut bertujuan

mempertahankan kesinambungan pengendalian TB periode sebelumnya (Depkes

RI, 2011). Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat ke dua setelah Jawa Barat

dengan beban tuberkulosis tertinggi di Indonesia. Kota Surabaya merupakan salah

satu penyumbang TB di Provinsi Jawa Timur (Dinkes Kota Surabaya, 2014).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 25: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

2

Pelaksanaan upaya penanggulangan TB di Indonesia secara administratif

berada di bawah Ditjen Bina Upaya Kesehatan dan P2PL (Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan). Pembinaan Puskesmas berada di bawah Ditjen Bina

Upaya Kesehatan dan merupakan tulang punggung layanan TB dengan arahan

dari Subdit Tuberkulosis. Indonesia telah menerapkan strategi DOTS (Directly

Observed Treatment Short-course) sejak tahun 1995 sebagai strategi nasional

penanggulangan TB di seluruh Indonesia. Menemukan dan menyembuhkan

pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB (Depkes

RI, 2011).

Strategi DOTS terdiri 5 komponen kunci yaitu komitmen politis:

pemeriksaan dahak secara mikroskopis yang terjamin mutunya: pengobatan

jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang

tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan, jaminan ketersediaan OAT

(Obat Anti Tuberkulosis) yang bermutu serta sistem pencatatan dan pelaporan

yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja

program secara keseluruhan. Fokus utama penanggulangan TB dengan strategi

DOTS adalah penemuan dan penyembuhan penderita TB. Target nasional untuk

Case detection rate (CDR) 70% dengan angka kesembuhan (cure rate) minimal

85% (Depkes RI, 2008).

Upaya mencapai target yang ditetapkan dalam strategi nasional program

penanggulangan TB, disusun 8 Rencana Aksi Nasional (RAN) yang salah

satunya adalah penguatan laboratorium yang dijabarkan menjadi penguatan

jejaring, pemantapan mutu dan pengembangan laboratorium, baik untuk

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 26: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

3

pemeriksaan mikroskopis, biakan maupun uji kepekaan (Kemenkes RI, 2013).

Metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis TB di Indonesia

bahkan seluruh dunia adalah pemeriksaan dahak secara mikroskopis, bakteri

diamati pada sampel dahak kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Sedangkan

di negara maju, TB juga diagnosis melalui metode kultur (WHO, 2014).

Kemampuan laboratorium TB di setiap jenjang berbeda karena fungsi rujukan

laboratorium TB dalam program pengendalian TB (P2TB) sangat penting agar

rujukan bisa berjalan, maka harus ada jejaring laboratorium yang berfungsi

dengan baik. Setiap laboratorium tuberkulosis memiliki fungsi, peran, tugas dan

tanggung jawab yang saling berkaitan, sesuai kemampuan dan kedudukan

dalam jejaring laboratorium TB. Kegiatan jejaring laboratorium TB mencakup

standar mutu pelayanan dan pemantapan mutu (Kemenkes RI, 2013).

Penilaian mutu kinerja laboratorium mikroskopis TB dilakukan melalui

pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dengan melakukan uji silang

sediaan BTA. Selama ini uji silang BTA dilakukan secara konvensional yaitu

100% sediaan positif ditambah dengan 10% sediaan negatif dengan error rate

<5%. Tahun 2009 Ditjen P2ML Kemenkes RI telah menerapkan metode LQAS

(Lot Quality Assurance Sampling) dimana penilaian dimulai dari kualitas

spesimen, pewarnaan, kebersihan, ketebalan, ukuran dan kerataan (Kemenkes RI,

2013).

Pemeriksaan dahak secara mikroskopis untuk menetapkan klasifikasi

penderita tuberkulosis, keputusan untuk memulai pengobatan, memantau hasil

pengobatan dan menyatakan kesembuhan penderita. Mutu hasil pemeriksaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 27: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

4

laboratorium merupakan inti keberhasilan pengendalian tuberkulosis. Kesalahan

hasil pemeriksaan laboratorium akan berdampak pada kesalahan dalam

mendiagnosis pasien, pasien menerima pengobatan yang salah. Hal tersebut akan

berdampak pada peningkatan biaya kesehatan, faktor psikologis, sosial serta akan

berakibat fatal. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mendiagnosis

tuberkulosis diperlukan spesimen yang berupa dahak. Tetapi tidak semua

spesimen yang memenuhi standar, sehingga petugas laboratorium harus dapat

memilih spesimen yang bagus yaitu bagian dahak yang kental/purulen (Kemenkes

RI, 2013).

Menurut Depkes RI (2012) menyebutkan bahwa salah satu indikator dan

target laboratorium tuberkulosis yang akan dicapai adalah kualitas sediaan untuk

uji silang harus baik yaitu 90%. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kota Surabaya, masih terdapat kinerja petugas mikroskopis yang

masih kurang baik dalam hal pembuatan sediaan dahak seperti pada gambar 1.1.

Sumber Data: Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2015 Gambar 1.1 Proporsi Uji Silang Sediaan Dahak Triwulan I-III di Kota Surabaya

Tahun 2014.

0102030405060708090

I II III

61 64

87

39 36

13

Baik Jelek

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 28: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

5

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 periode triwulan I

terdapat 61% fasilitas kesehatan yang mempunyai kinerja petugas mikroskopis

dengan kategori kinerja baik dan 39% fasilitas kesehatan dengan kategori kinerja

jelek. Periode triwulan II terdapat 64% fasilitas kesehatan dengan ketegori kinerja

kinerja baik dan 36% dengan kategori kinerja jelek. Periode triwulan ke III

terdapat 87% fasilitas kesehatan dengan kategori kinerja baik dan 13% dengan

ketegori kinerja kurang baik, pada periode ini terjadi peningkatan kinerja petugas

yang baik dikarenakan pada akhir periode ke II telah diadakan on job training

(OJT) mikroskopis pada petugas laboratorium.

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2016 Gambar 1.2 Proporsi Uji Silang Sediaan Dahak Triwulan I-III di Kota Surabaya Tahun 2015.

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 periode triwulan I

terdapat 74% fasilitas kesehatan yang mempunyai kinerja petugas mikroskopis

dengan kategori kinerja baik dan 26% fasilitas kesehatan dengan kategori kinerja

kurang baik. Periode triwulan II terdapat 56% fasilitas kesehatan dengan ketegori

74

56 61

26

44 39

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III

Baik Jelek

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 29: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

6

kinerja kinerja baik dan 44 dengan kategori kinerja jelek. Periode triwulan ke III

terdapat 61% fasilitas kesehatan dengan kategori kinerja baik dan 39% dengan

ketegori kinerja kurang baik.

Pada tahun 2015 terdapat 49.733 sediaan yang diperiksa oleh fasilitas

kesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dari sediaan yang

diperiksa tersebut diketahui sediaan yang positif berjumlah 4.651 sediaan, scanty

878 sediaan dan yang negatif sebanyak 44.249 sediaan. Beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas sediaan adalah kualitas spesimen (sputum),

pembuatan sediaan, pewarnaan sediaan, kualitas reagen, pembacaan sediaan,

pencatatan dan pelaporan, pemeliharaan mikroskop dan penyimpanan sediaan.

(Dinkes Kota Surabaya, 2014).

Banyak faktor yang mempengaruhi pemeriksaan dahak secara mikroskopis

yang terdiri dari faktor dari dalam laboratorium yang dimulai dari kualitas

spesimen, pembuatan sediaan, pembacaan sediaan, pencatatan dan pelaporan.

Faktor di luar laboratorium yang terdiri dari pasien, petugas kesehatan,

pengambilan sampel, pengadaan logistik, pengelola program (Depkes RI, 2012).

Menurut Gibson (1996) ada tiga variabel yang mempengaruhi perilaku dan

kinerja individu yaitu: 1. variabel individu yang terdiri dari: keterampilan,

kemampuan, latar belakang dan demografis, 2. variabel organisasi terdiri dari:

sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, dan desain pekerjaan, dan 3. variabel

fsikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, dan motivasi.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2015 bahwa terdapat 75

orang petugas laboratorium TB yang tersebar di puskesmas dengan jenis kelamin

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 30: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

7

70% perempuan dan 30% laki laki, dengan umur di atas 23 tahun, dengan latar

belakang pendidikan analis kesehatan dan bukan analis kesehatan, dengan beban

kerja yang hampir sama (Dinkes Kota Surabaya, 2015).

Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Lestari (2011) tentang hubungan

kinerja petugas dengan Case detection rate (CDR) di Puskesmas Kota Makassar

diketahui bahwa ada hubungan pelatihan, motivasi dengan kinerja petugas.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2012) di Pekalongan

menyebutkan bahwa ada hubungan antara persepsi petugas tentang supervisi

dengan kinerja petugas puskesmas dalam pengelolaan pengobatan TB mangkir di

Kota Pekalongan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Badri (2006) menyebutkan

ada hubungan yang bermakna antara pelatihan, persepsi, motivasi, sumber daya

dan insentif terhadap kinerja petugas laboratorium dalam penemuan pendetita TB

paru di Kota Jambi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pradytia (2010) menyebutkan bahwa

terdapat persamaan karakteristik petugas pada puskesmas dengan error rate (ER)

tinggi dan puskesmas error rate rendah yaitu: jenis kelamin, masa kerja, pelatihan

pemeriksaan TB, pengetahuan mikroskopis TB, kebiasaan dan penggunaan alat

pelindung diri serta mematuhi prosedur kerja di Kabupaten Situbondo. Begitu

pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2005) tentang kualitas tenaga

mikroskopis untuk program DOTS di Nusa Tenggara Barat menyebutkan bahwa

tenaga mikroskopis tidak pernah melakukan tahap pra analitik terhadap kualitas

spesimen sehingga berpengaruh terhadap kualitas sediaan apusan dahak.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 31: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

8

1.2 Kajian Masalah

Laboratorium mikroskopis merupakan penunjang utama untuk tata laksana

pasien TB. Ketersediaan perangkat laboratorium mikroskopis tidak dapat

dipisahkan dalam memberikan pelayanan tata laksana pasien TB selain obat anti

tuberkulosis (OAT). Laboratorium mikroskopis sebagai manisfestasi dari

komponen kedua dari strategi DOTS akan berperan dan berfungsi maksimal

apabila dilaksanakan oleh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan

mempunyai kompetensi yang standar. Semua institusi fasilitas pelayanan

kesehatan yang melakukan pemeriksaan mikroskopis harus dikelola dan

dilaksanakan oleh SDM yang terlatih dan terakreditasi.

Secara nasional kondisi di Kota Surabaya hampir semua tenaga

laboratorium di Fasyankes pelaksana DOTS telah terlatih pemeriksaan

mikoroskopis TB, tetapi dengan adanya mutasi dan pengembangan/pemekaran

daerah yang diikuti oleh penambahan fasyankes, dan kemajuan di bidang teknis

Pengendalian TB, maka diperlukan pelatihan secara berkesinambungan, baik

untuk pelatihan awal (initial) maupun pelatihan ulang (refreshing).

Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga teknis laboratorium yang terampil

sesuai kebutuhan program, diperlukan pelatihan dengan kurikulum yang

terakreditasi serta dilengkapi dengan materi pembelajaran yang konsisten dan

sistematis. Pelatihan Pemeriksaan mikroskopis TB ini adalah untuk petugas teknis

laboratorium fasyankes dengan filosofi peningkatan keterampilan teknis.

Penelitian mengenai kinerja khususnya petugas laboratorium masih sedikit

terutama di Kota Surabaya dan diketahui bahwa petugas laboratorium TB

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 32: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

9

mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam program pemberantasan TB.

Mutu hasil pemeriksaan yang baik dihasilkan oleh laboratorium yang memiliki

kinerja yang baik. Adanya kinerja petugas laboratorium yang masih rendah di

Kota Surabaya memberi gambaran masih tingginya potensi kesalahan yang

ditimbulkan dari hasil pemeriksaan dahak. Memperhatikan data tersebut diatas

disimpulkan permasalahan penelitian bahwa masih rendahnya kinerja petugas

mikroskopis tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak, hal inilah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis faktor

yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan yang berkualitas dahak di Kota Surabaya tahun 2016”.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat

diajukan peneliti adalah: Faktor apakah yang mempengaruhi kinerja petugas

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di

Kota Surabaya tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja petugas (kuaitas spesimen,

ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan)

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di

Kota Surabaya tahun 2016.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 33: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

10

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja,

pelatihan, lingkungan kerja, motivasi, insentif, beban kerja, sikap, supervisi,

kualitas spesimen, ukuran sediaan, kerataan sediaan dan ketebalan sediaan.

2. Menganalisis pengaruh karakteristik responden (umur, jenis kelamin,

pendidikan) terhadap kinerja petugas (kualitas spesimen, ketebalan sediaan,

kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan) laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota

Surabaya tahun 2016.

3. Menganalisis pengaruh masa kerja terhadap kinerja petugas (kualitas

spesimen, ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran

sediaan) laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang

berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

4. Menganalisis pengaruh pelatihan mikroskopis TB terhadap kinerja petugas

(kualitas spesimen, ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan

dan ukuran sediaan) laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan

dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

5. Menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja petugas (kualitas

spesimen, ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran

sediaan) laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang

berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

6. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas (kualitas spesimen,

ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 34: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

11

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas

di Kota Surabaya tahun 2016.

7. Menganalisis pengaruh insentif terhadap kinerja petugas (kualitas spesimen,

ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan)

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas

di Kota Surabaya tahun 2016.

8. Menganalisis pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas (kualitas

spesimen, ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran

sediaan) laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang

berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

9. Menganalisis pengaruh sikap terhadap kinerja petugas (kualitas spesimen,

ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan)

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas

di Kota Surabaya tahun 2016.

10. Menganalisis pengaruh supervisi terhadap kinerja petugas (kualitas spesimen,

ketebalan sediaan, kerataan sediaan, kebersihan sediaan dan ukuran sediaan)

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas

di Kota Surabaya tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dalam kelaboratoriuman. Selain itu juga dapat digunakan sebagai

bahan perbandingan dan rujukan bagi penelitian di masa yang akan datang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 35: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

12

mengenai upaya peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium tuberkulosis

berdasarkan penerapan ilmu dalam bidang kesehatan masyarakat.

1.5.2 Manfaat Praktisi

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi kerja untuk

meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium dalam hal pembuatan sediaan

dahak untuk pemeriksaan tuberkulosis di Kota Surabaya.

1.5.3 Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat

dan penetapkan kebijakan bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam

meningkatkan kualitas dan pengembangan Sumber Daya Kesehatan khususnya

petugas laboratorium Tuberkulosis dalam permasalahan pemeriksaan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 36: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada dasarnya kuman penyebab TB

paru dapat menyerang organ tubuh lain misalnya kulit akan tetapi sebagian besar

menyerang paru-paru. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia

melalui udara pernapasan ke dalam paru-paru kemudian kuman tersebut menyebar

dari paru-paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem

saluran limfe, melalui saluran pernapasan (bronchus) atau langsung menyebar ke

bagian tubuh lainnya (Erlien, 2008).

2.2 Epidemiologi Tuberkulosis (TB)

Indonesia berada pada ranking kedua setelah India dengan beban TB

tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660.000

dan estimasi insidensi berjumlah 430.000 kasus per tahun. Jumlah kematian akibat

TB diperkirakan 61.000 kematian per tahunnya (WHO, 2015). Meskipun

memiliki beban penyakit TB tertinggi, Indonesia merupakan negara di wilayah

Asia Tenggara yang mampu mencapai target global TB untuk deteksi kasus dan

keberhasilan pengobatan pada tahun 2006. Pada tahun 2009, tercatat sejumlah

294.732 kasus TB telah ditemukan dan diobati, lebih dari 169.213 diantaranya

terdeteksi BTA positif. Rerata pencapaian angka keberhasilan pengobatan selama

4 tahun terakhir adalah sekitar 90% dan pada kohort tahun 2008 mencapai 91%.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 37: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

14

Pencapaian target global tersebut merupakan tonggak pencapaian program

pengendalian TB nasional yang utama (Depkes RI, 2011).

2.2.1 Etiologi

Tuberkulosis termasuk penyakit zoonosis, karena penyakit ini dapat

ditularkan dari hewan ke manusia misalnya sapi. Mycobacterium tuberculosis

termasuk dalam ordo Actinomycetales, famili Mycobacteriaceae, dan genus

Mycobacterium. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang langsing atau

bengkok yang mempunyai panjang 1-4μm dan lebar 0,2–0,5 μm. Pada perbenihan

berbentuk kokoid dan berfilamen, koloni cembung, kering dan warna kuning

gading, bersifat aerob obligat dengan suhu optimum 37⁰C, tidak berspora, dan

pada pewarnaan Ziehl Neelsen kuman berwarna merah dengan latar belakang biru

(Widoyono, 2011).

Kuman tuberkulosis umumnya ditularkan dari penderita manusia ke orang

lain melalui udara pernafasan. Selain itu tuberkulosis usus dapat terjadi jika

tertular kuman TB melalui air susu sapi penderita tuberkulosis. Kuman ini dapat

menular melalui inokulasi kulit. Setelah masuk kedalam tubuh, kuman akan

menyebar ke paru-paru, lalu bersama darah dan limfe menyebar ke berbagai organ

viseral lainnya (Soedarto, 2009).

Bakteri ini mempunyai sifat istimewa, yaitu dapat bertahan terhadap

pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan

asam (BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik. Kuman tuberkulosis juga

tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dorman dan aerob. Bakteri

tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100 derajat celcius selama 5-10 menit atau

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 38: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

15

pada pemanasan 60 derajat celcius selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-90%

selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempat

yang lembab dan gelap (bisa berbulan bulan), namun tidak tahan terhadap sinar

dan aliran udara (Widoyono, 2011).

Gambar 2.1 Morfologi M. Tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl Neelsen Sumber : Depkes RI, 2006.

Gambar 2.1 menunjukkan hasil dari pewarnaan BTA dengan

menggunakan pewarnaan Ziehl Neelsen. Pada pewarnaan tahan asam ini akan

terlihat kuman M.tuberculosis berwarna merah dan latar belakang berwarna biru

(Depkes RI, 2006).

2.2.2 Patogenesis

Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik cairan (droplet) yang

mengandung kuman tuberkulosis bicara saat berhadapan dengan orang lain, basil

tuberkulosis tersembut dan terhisap kedalam paru-paru orang sehat. Masa

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 39: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

16

inkubasinya selama 3-6 bulan. Risiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan

kualitas paparan dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor

genetik dan faktor penjamu lainnya. Penyakit timbul setelah kuman menetap dan

berkembang biak dalam paru–paru atau kelenjar getah bening.

Perkembangan penyakit tergantung pada jumlah kuman yang masuk dan

daya tahan. Perjalanan kuman tuberkulosis dapat langsung melalui aliran limfe,

aliran darah, melalui bronkus dan traktus digestivus. Pada mulanya kuman

menjalar melalui saluran limfe ke kelenjar getah bening. Selanjutnya melalui

ductus thoracicus masuk ke dalam aliran darah dan terus ke organ tubuh. Dapat

pula langsung dari proses perkejuan pecah ke bronkus, disebar ke seluruh paru–

paru atau tertelan digestivus (Widoyono, 2011).

2.2.3 Gejala Tuberkulosis

Mengetahui penderita tuberkulosis dengan baik harus dikenali tanda dan

gejalanya. Gajala klinis yang terjadi tergantung pada jenis organ yang terinfeksi

kuman ini. Gejala utama TB paru adalah batuk berdahak selama 2–3 minggu atau

lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,

batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang

lebih dari satu bulan. Gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit

paru selain TB, seperti bronkiekstasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru

(Depkes RI, 2008).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 40: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

17

Tuberkulosis milier adalah tuberkulosis yang menyerang berbagai organ

tubuh, yang dijumpai pada bayi atau penderita berusia lanjut yang daya tahan

tubuhnya rendah (Soedarto, 2009).

2.3 Diagnosis Tuberkulosis

Diagnosis TB paru dalam program penanggulangan tuberkulosis,

ditegakkan melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis untuk menemukan

BTA positif, yaitu dengan pengambilan 3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu

(SPS). Penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis

merupakan cara diagnosis utama di Indonesia. Pemeriksaan lain seperti foto

toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis

sesuai dengan indikasinya (Depkes RI, 2011).

2.4 Penemuan Penderita TB Paru

Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan cara promosi secara

aktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan,

didukung penyuluhan secara aktif oleh petugas kesehatan maupun masyarakat

untuk meningkatkan penemuan pasien TB. Pemeriksaan dahak juga dilakukan

terhadap orang yang kontak dengan pasien TB, terutama keluarga penderita TB

yang menunjukan gejala yang sama (Irianto, 2002).

2.5 Klasifikasi Penyakit TB dan Tipe Pasien

Manfaat dan tujuan menentukan klasifikasi dan tipe adalah untuk

menentukan paduan pengobatan yang sesuai, registrasi kasus secara benar,

menentukan prioritas pengobatan TB BTA positif, analisis kohort hasil

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 41: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

18

pengobatan. Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberkulosis

memerlukan suatu definisis kasus yang meliputi empat hal yaitu:

1. Klasifikasikan berdasarkan Organ Tubuh yang Terkena

Berdasarkan organ tubuh yang terkena tuberkulosis terbagi atas dua macam

yaitu tuberkulosis paru dan tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru

menyerang jaringan (parenkim) paru tidak termasuk pleura (selaput paru) dan

kelenjar pada hilus. Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang

organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung,

kelenjar limpe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat

kelamin dan lain lain.

2. Klasifikasi berdasarkan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis

Tuberkulosis paru BTA positif jika pada pemeriksaan dahak mikroskopis TB

paru BTA positif apabila ditemukan sekurangnya 2 atau 3 spesimen (sputum)

yang diperiksa hasilnya positif atau 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif

dan foto toraks menunjukkan gambaran tuberkulosis serta biakan kuman TB

hasilnya juga positif. Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3

spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasil hasilnya BTA negatif

dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.

Tuberkulosis paru BTA negatif, jika kasus tidak memenuhi definisi BTA paru

positif dengan kriteria: paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasil BTA negatif, foto

toraks abnormal menunjukan gambaran tuberkulosis, tidak ada perbaikan setelah

pemberian antibiotika non OAT, ditentukan dengan petimbangan dokter yang

memberi pengobatan (Depkes RI, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 42: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

19

3. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Keparahan Penyakit

TB paru BTA negatif fhoto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat

keparahan penyakitnya yaitu berat dan ringan. Berat bila gambaran fhoto toraks

memperlihatkan gembaran kerusakan paru yang luas atau keadaan umum pasien

buruk.TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya

yaitu TB ekstra paru ringan misalnya TB kelenjar limpe, pleuritis eksudantiva

unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. TB ekstra

paru berat misalnya maninggitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis

eksudatival bilateral, TB tulang belakang, Tb usus, TB saluran kemih dan alat

kelamin.

4. Klasifikasi berdasarkan Riwayat Pengobatan

Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi 5 tipe

pasien yaitu:

a. Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau

sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

b. Kasus kambuh adalah perderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian

kembali lagi berobat dengan hasil pengobatan dahak BTA positif

c. Kasus setelah putus berobat adalah kasus setelah gagal

d. Kasus pindahan adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan disuatu

kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita

pindahan tersebut membawa surat rujukan/pindahan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 43: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

20

e. Kasus gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau

kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir

pengobatan) (Irianto, 2002).

2.6 Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah

kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan. Prinsif

pengobatan adalah membunuh kuman. Pengobatan tuberkulosis mengunakan

kombinasi lebih dari satu obat menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

dengan metode Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), dan diberikan

dalam jangka panjang secara terus menerus, tidak terputus ditengah pengobatan

(Somantri, 2008).

2.7 Puskesmas

2.7.1 Pengertian Puskesmas

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia nomor 75

tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat, puskesmas adalah fasilitas

layanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk

mencapai derajat kesehatan yang tinggi diwilayah kerjanya.

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai

pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam

bidang kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu, berkesinambungan pada

suatu masyarakat yang tinggal pada wilayah tersebut (Azwar, 1996).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 44: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

21

2.7.2 Fungsi Penyelenggaraan Puskesmas

Puskesmas menyelenggarakan fungsi dalam Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM) tingkat pertama, yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah

kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat diwilayahnya yang

meliputi 10 fungsi (Kemenkes RI, 2014) yaitu:

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan

4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat: menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang mengutamakan keamanan dan keselamatan penderita, petugas dan

pengunjung

5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prisif koordinatif dan kerja

sama inter dan antar profesi

6. Melaksanakan rekam medis

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

pelayanan kesehatan

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan

9. Mengkoordinasi dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama diwilayah kerjanya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 45: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

22

10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

rujukan.

2.7.3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 meliputi:

1. Berdasarkan prinsip paradigma sehat, Puskesmas mendorong seluruh

pemangku kepentingan berkomitmen dalam mencegah dan mengurangi risiko

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah, Puskesmas menggerakkan

dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya.

3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong

kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di

wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,

agama, budaya dan kepercayaan.

5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas menyelenggarakan

Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak

buruk bagi lingkungan.

6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas

mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 46: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

23

lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang

didukung dengan manajemen Puskesmas (Kemenkes RI, 2014).

2.7.4 Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara

terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga

fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip

dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya

Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud diantaranya adalah azas

pertanggungjawaban wilayah. Hal ini dimaksudkan Puskesmas bertanggungjawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah

kerjanya (Kemenkes RI, 2014).

Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain

sebagai berikut (Kemenkes RI, 2014).

1. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga

berwawasan kesehatan

2. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya

3. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya

4. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata

dan terjangkau di wilayah kerjanya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 47: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

24

2.7.5 Jejaring Laboratorium Mikroskopis Tuberkulosis

Jejaring laboratorium mikroskopis Tuberkulosis di Indonesia terlihat pada

gambar 2.2.

Keterangan :

:Pembinaan dan Pengawasan Mutu : Mekanisme Rujukan

Gambar 2.2 Jejaring Laboratorium TB di Indonesia

Laboratorium mikroskopis TB minimal terdiri dari :

1. Ruang pendaftaran/ruang tunggu

Ruang ini harus memiliki fentilasi yang cukup melalui pengaturan sirkulasi

udara yang baik

LAB. RUJUKAN NASIONAL

LAB. RUJUKAN PROVINSI/

LAB. RUJUKAN UJI SILANG II

LAB. RUJUKAN UJI SILANG I

FASYANKES MIKROSKOPIS TB

1. Puskesmas 2. Rumah Sakit 3. Laboratorium Swasta

FASYANKES SATELIT (LS)

1. Puskesmas (PS) 2. Rumah Sakit 3. Laboratorium Swasta

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 48: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

25

2. Lokasi pengumpulan dahak

Lokasi harus memiliki ventilasi yang baik dan terkena paparan sinar matahari

langsung untuk menghindari infeksi. Sebaiknya tidak berada di dekat

kumpulan orang banyak, agar memberikan rasa nyaman kepada pasien untuk

berdahak dengan bebas. Prosedur tetap pengumpulan dahak harus dipasang di

lokasi pengumpulan dahak agar pasien dapat membacanya terlebih dahulu.

Harus tersedia sarana cuci tangan: air mengalir dan sabun cair agar pasien

mencuci tangannya setelah pengumpulan dahak.

3. Ruang kerja laboratorium

Akses ke ruang ini hanya terbatas untuk petugas laboratorium, pintu harus

selalu tertutup untuk mencegah turbulensi udara yang dapat mencemari

lingkungan. Pencahayaan harus cukup terang baik bersumber dari sinar

matahari maupun aliran listrik. Letak meja kerja harus dipertimbangkan agar

aliran udara tidak mengarah kepada petugas. Sebaiknya udara mengalir dari

arah belakang petugas laboratorium.

4. Ruang administrasi

Dalam keadaan keterbatasan ruang, ruangan administrasi dapat bersatu

dengan ruang kerja laboratoium tetapi harus memiliki meja terpisah (Depkes

RI, 2007).

Peralatan dan Fasilitas di Laboratorium Mikroskopik TB

1. Baju laboratorium. Terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan kuat, tertutup

di bagian depan dengan panjang melewati lutut, lengan sepanjang

pergelangan tangan dengan ujung berkaret. Baju ini wajib dipakai pada saat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 49: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

26

bekerja dan ditanggalkan apabila petugas meninggalkan ruang kerja

laboratorium. Pencucian baju laboratorium dilakukan di tempat kerja dengan

terlebih dahulu didekontaminasi. Baju kerja yang kotor tidak boleh dibawa

pulang.

2. Wadah penampung alat bekas pakai (lidi, pot dahak dan alat tercemar lain)

harus cukup kuat, tidak mudah bocor dan tertutup. Sebaiknya wadah diberi

alas plastik sehingga mudah dipindahkan. Larutan desinfektan dalam wadah

harus cukup untuk merendam limbah.

3. Otoklaf (kalau tersedia) harus diletakkan di dalam ruang kerja laboratorium

sehingga memastikan seluruh bahan yang terkontaminasi tidak lagi infeksius

ketika keluar dari ruang kerja laboratoium.

4. Bahan habis pakai : Sabun cair yang mengandung desinfektan untuk cuci

tangan, Towell Tissue/ Lap untuk mengeringkan tangan setelah cuci tangan.

Larutan desinfektan : Lysol, larutan hypoclorite 1-5 % (Misnadiarly, 2006).

2.8 Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis

Tujuan pemeriksaan dahak adalah menegakkan diagnosis, menilai kemajuan

pengobatan, menentukan tingkat penularan.Daftar tersangka penderita TB yang

akan diambil dahaknya harus dicatat dalam formulir TB 06. Harus mencantumkan

nomor urut, nomer identitas sediaan dahak, nama tersangka, umur dan jenis

kelamin, alamat lengkap, tanggal dan hasil pemeriksaan dahak, serta nomor

registrasi laboratorium. Pencatatan tersebut mempunyai tujuan yaitu:

a. Mengetahui jumlah suspek yang diperiksa

b. Mengetahui proposri BTA positif diantara suspek yang diperiksa

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 50: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

27

c. Memudahkan pelacakan bila hasil pemeriksaan dahak positif dan penderita

tersebut tidak kembali (Depkes RI, 2007).

2.9 Pengumpulan Dahak

1. Persiapan pasien

Pasien diberitahu bahwa uji dahak sangat bernilai untuk menentukan status

penyakitnya, karena itu anjuran pemeriksaan SPS untuk pasien baru dan SP untuk

pasien dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi. Dahak yang baik adalah

yang berasal dari saluran nafas bagian bawah, berupa lendir yang berwarna

kuning kehijauan (mukopurulen).

Pasien berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum dan

membersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air bersih. Bila ada

kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran yang dapat merangsang

pengeluaran dahak dan diminum pada malam sebelum mengeluarkan dahak.

Olahraga ringan sebelum berdahak juga dapat merangsang dahak keluar. Dahak

adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saat berdahak dan

mencuci tangan. Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak

yang tersedia di tempat/ lokasi berdahak.

2. Persiapan Alat

Pot dahak bersih dan kering, diameter mulut pot ≥3,5 cm, transparan,

berwarna bening, dapat menutup dengan erat, bertutup ulir minimal 3 ulir, pot

kuat, tidak mudah bocor. Sebelum diserahkan kepada pasien, pot dahak harus

sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor register pada form TB05. Pot dahak

yang ideal terlihat pada Gambar 2.2.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 51: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

28

Sumber: Depkes RI, 2011. Gambar 2.3. Pot dahak

3. Cara Pengeluaran Dahak yang Baik

a. Waktu Pengambilan Dahak: S (Sewaktu, pertama): Dahak dikumpulkan

saat datang pada kunjungan pertama ke laboratorium fasyankes. P

(Pagi): Dahak dikumpulkan pagi segera setelah bangun tidur pada hari

ke-2, dibawa langsung oleh pasien ke laboratorium fasyankes. S

(Sewaktu, kedua): Dahak dikumpulkan di laboratorium fasyankes pada

hari ke-2 saat menyerahkan dahak pagi.

b. Tempat Pengumpulan Dahak: pengumpulan dahak harus dilakukan di

ruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan

dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan

akibat percikan dahak yang infeksius. Dahak adalah bahan yang

infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat menulari orang

yang ada di sekitarnya, karena itu tempat berdahak harus berada di

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 52: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

29

tempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya di depan ruang

pendaftaran, ruang pemeriksaan, ruang obat dll. Harus diperhatikan

pula arah angin pada saat berdahak. Maka jangan mengambil dahak di

ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, misal : kamar kecil,ruang

kerja (ruang pendaftaran, ruang pengumpulan sampel, laboratorium),

ruang tunggu dan ruang umum lainnya.

c. Cara Berdahak: beri petunjuk pada pasien untuk kumur dengan air

bersih sebelum mengeluarkan dahak, Bila memakai gigi palsu, lepaskan

sebelum berkumur, tarik nafas dalam (2-3 kali) dan setiap kali

hembuskan nafas dengan kuat letakkan pot yang sudah dibuka dekat

dengan mulut dan keluarkan dahak ke dalam pot, batukkan dengan

keras dari dalam dada, tutup pot dengan rapat dengan cara memutar

tutupnya, setelah mengeluarkan dahak bersihkan mulut dengan tisue,

buang tisue di tempat sampah yang tertutup kemudian cuci tangan

(Widoyono, 2011).

d. Bila dahak sulit dikeluarkan, lakukan olah raga ringan kemudian

menarik nafas dalam beberapa kali. Bila terasa akan batuk, nafas

ditahan selama mungkin lalu disuruh batuk. Malam hari sebelum tidur,

perbanyak minum air ( Depkes RI, 2011).

e. Pengumpulan Dahak: Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas

laboratorium, denganmenempatkan pot dahak di tempat yang telah

disediakan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 53: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

30

f. Penilaian Kualitas Dahak Secara Makroskopis

Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien.

Tanpa membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui

dinding pot yang transparan. Hal-hal yang perlu diamati adalah: Vol 3,5

- 5 ml, Kekentalan : mukoid, Warna : Hijau kekuningan (purulen) Bila

ternyata air liur, petugas harus meminta pasien berdahak kembali,

sebaiknya dengan pendampingan. Perhatian : pada saat mendampingi

pasien berdahak, petugas harus berada dibelakang pasien dan hindari

arah angin menuju petugas.

4. Pemberian Identitas Sediaan Dahak: Aturan pemberian identitas uji dan

sediaan dahak.

5. Pembuatan dan penyimpanan sediaan apus dahak

Cara pembuatan sediaan dahak: Ambil dahak pada bagian yang purulen

dengan lidi, sebarkan diatas kaca sediaan dengan bentuk oval ukuran 2x3

kemudian ratakan dengan gerakan spiral kecil. Jangan membuat gerakan spiral

bila sediaan dahak sudah kering karena akan menyebabkan aerosol. Keringkan

pada suhu kamar, masukkan lidi bekas ke dalamwadah berisi desinfektan.

6. Fiksasi

Fiksasi dilakukan dengan memegangkaca sediaan dengan pinset,

pastikankaca sediaan menghadap ke atas.Lewatkan sediaan di atas api bunsenyang

berwarna biru 2- 3 kali selama1-2 detik.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 54: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

31

7. Penilaian Ketebalan Sediaan Apus

Untuk menilai ketebalan sediaan sebelum dilakukan pewarnaan dapat

dilakukan dengan meletakkan sediaan yg kering 4-5 cm di atas kertas koran.

Sediaan yang baik apabila kita masih dapat melihat tulisan secara samar. sediaan

yang benar, tulisan di koran masih terbaca secara samar. Sediaan yang terlalu

tebal, tulisan di koran tidak terbaca. Sediaan yang terlalu tipis, tulisan di koran

terbaca dengan mudah (Kemenkes RI, 2012).

2.10 Uji Silang Metode Lot Quality Assurance System (LQAS)

Uji silang merupakan pemeriksaan ulang sediaan mikroskopis oleh

laboratorium rujukan tanpa mengetahui hasil pemeriksaan oleh laboratorium

sebelumnya (blinded rechecking) yang dilakukan secara berkala dan

berkesinambungan dengan tujuan untuk peningkatan mutu. Pemeriksaan ulang

sediaan BTA sputum dari laboratorium mikroskopis TB di fasilitas pelayanan

kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, BP4 dan Laboratorium Swasta).

Tujuan dariuji silang adalah untuk mengevaluasi laboratorium dalam

jejaring TB serta mengetahui kinerja dari laboratorium mikroskopis TB. Manfaat

dari kegiatan uji silang untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan laboratorium

mikroskopis. Metode pengambilan sediaan selama ini mengunakan konvensional

yaitu 10% sediaan BTA negatif dan seluruh sediaan BTA positif. Namun pada

tahun 2007 telah diterapkan uji silang dengan metode LQAS (Lot Quality

Assurance sampling) (Depkes RI, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 55: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

32

Tabel 2.1 Perbedaan uji silang metode Konvensional dengan LQAS

Konvensional LQAS Sampling : 100% slide positif ditambah 10% slide negatif

Sampling : semua slide mendapat kesempatan yang sama

Pemilihan slide tergantung dari minat petugas

Pemilihan secara acak dengan menggunakan statistika sederhana

Formulir TB05, TB04 dan TB12 Formulir TB05, TB04 dan TB12 yang disempurnakan

Penyimpanan dipisahkan antara slide positif dan slide negatif

Penyimpanan slide digabung sesuai dengan TB04

Analisis uji silang adalah Error Rate Berdasarkan derajat kesalahan Errir Rate >5%= jelek Satu kesalahan besar atau tiga

kesalahan kecil = jelek Kualitas : sediaan dan pewarnaan Kualitas : spesimen, kebersihan,

ukuran, ketebalan dan rata rata.

Dengan adanya LQAS ini tidak mengubah sistem uji silang tetapi hanya

memutakhirkan metode uji silang, menilai kinerja laboratorium secara

menyeluruh, tidak untuk konfirmasi diagnosis, sediaan disimpan berdasarkan

TB04, setiap sediaan memiliki kesempatan yang sama untuk di uji silang,

penilaian kinerja petugas berdasarkan jumlah dan tipe kesalahan bukan

prosentase dan kemungkinan penyebab kesalahan lebih mudah diketahui.

Langkah dalam melakukan uji silang LQAS adalah (Depkes RI, 2011):

1. Tentukan jumlah seluruh sediaan: jumlah seluruh sediaan yang positif dan

yang negatif yang diperiksa pada tahun lalu.

2. Hitung Slide Positif Rate (SPR) = proporsi sediaan positif diantara seluruh

sediaan

3. Tentukan sensitifitas, spesifisitas dan jumlah kesalahan yang masih dapat

diterima

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 56: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

33

Gambar 2.4 Alur Uji Silang

LAB UJI SILANG (II)

LAB UJI SILANG (I)

DINKES PROV

DINKES KAB/KOTA (WASOR)

UPK

(1)

(4)

(4)

(5) (4) (6)

(2)

(3)

1) Pengambilan sampel oleh wasor 2) Pengiriman sampel oleh wasor(blinded) 3) Hasil pembacaan lab uji silang 4) Umpan balik hasil uji silang 5) Sediaan yang di “screpancy” ke pembaca II 6) Hasil pembacaan ulang oleh lab II

LAB UJI SILANG (II)

LAB UJI SILANG (I)

DINKES PROV

DINKES KAB/KOTA (WASOR)

(d)

(c) (d)

(d)

(b)

(a)

a) Pengambilan sampel oleh wasor b) Pengiriman sampel oleh wasor(blinded) c) Hasil pembacaan sediaan oleh kontroler d) Umpan balik hasil uji silang

Alur Uji Silang Sediaan BTA ( Untuk UPK )

Alur Uji Silang Sediaan BTA ( Untuk Lab Intermediate )

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 57: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

34

2.10.1 Indikator Keberhasilan Uji Silang

1. Cakupan 90% : Jumlah laboratorium yang mengikuti uji silang dibanding

seluruh laboratorium pemeriksa mikroskopis TB.

2. Rutini tas 90% : Jumlah laboratorium peserta uji silang dengan frekuensi

partisipasi 4 (empat) kali per tahun dibanding seluruh laboratorium pemeriksa

mikroskopis TB.

3. Kinerja Baik 80% : Jumlah peserta uji silang dengan hasil pembacaan

baik.Pembacaan baik ialah pembacaan tanpa kesalahan besar dan atau

kesalahan kecil kurang dari 3.

4. Kualitas Sediaan Baik 80% : Jumlah laboratorium peserta uji silang

dengan 6 unsur kualitas sediaan dahak yang baik yaitu : Ukuran, kerataan,

ketebalan, pewarnaan, kebersihan dan kualitas dahak (Depkes RI, 2011).

2.10.2 Klasifikasi Kesalahan pada uji silang dengan metode LQAS

Perhitungan angka kesalahan laboratorium metode yang digunakan

sebagai berikut :

Tabel 2.2 Cara Penilaian Hasil Cross Check

Hasil dari Lab Hasil Lab Uji Silang Peserta Negatif Scanty 1+ 2+ 3+ Negatif Betul NPR NPT NPT NPT Scanty PPR Betul Betul KH KH

1+ PPT Betul Betul Betul KH 2+ PPT KH Betul Betul Betul 3+ PPT KH KH Betul Betul

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 58: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

35

Keterangan:

Betul : Tidak ada kesalahan

KH ( Kesalahan Hitung) : Kesalahan kecil

NPR (Negatif Palsu Rendah) : Kesalahan kecil

PPR (Positif Palsu Rendah) : Kesalahan kecil

NPT ( Negatif Palsu Tinggi) : Kesalahan besar

PPT ( Positif Palsu Tinggi) : Kesalahan besar

Kinerja petugas laboratorium bukan hanya dilihat dari pembacaan sediaan,

kualitas laboratorium juga dilihat dengan menilai 6 unsur kualitas sediaan

mikroskopis, yaitu: kualitas dahak, ukuran, ketebalan, kerataan, pewarnaan dan

kebersihan. Interpretasi dari suatu laboratorium berdasarkan hasil uji silang

dinyatakan terdapat kesalahan apabila: (Kemenkes RI, 2014).

1. Terdapat PPT atau NPT

2. Laboratorium tersebut menunjukkan tren peningkatan kesalahan kecil

dibanding periode sebelumnya atau kesalahannya lebih tinggi dari rata – rata

semua fasyankes di kabupaten/kota tersebut, atau bila kesalahan kecil terjadi

beberapa kali dalam jumlah yang signifikan.

3. Bila terdapat 3 NPR

Penampilan setiap laboratorium harus terus dimonitor sampai ditemukan

penyebab kesalahan. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, Rumah

Sakit, BP4 dan Laboratorium Swasta) agar dapat menilai dirinya sendiri dengan

memantau tren hasil interpretasi setiap triwulan dan meningkatkan kualitas

pemeriksaan laboratorium (Kemenkes RI, 2014).

BTA yang ditemukan menegakkan diagnosis TB dan jumlah yang ditemukan

menunjukkan beratnya penyakit. Oleh karena itu sangat penting untuk mencatat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 59: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

36

dengan benar apa yang dilihat. Kemudian dalam pencatatan harus diperiksa

nomor register laboratorium dan dicocokkan dengan formulir permohonan

(TB05).Hasil dicatat pada formulir permohonan Laboratorium (TB05) dan diberi

tanggal dan tandatangan. Kemudian hasil pemeriksaan dicatatpada register

laboratorium (TB04). Dan formulir Permohonan Laboratorium (TB05)

dikembalikan kepada dokter atau UPK yang mengirim (Depkes RI, 2006).

2.11 Penyimpanan Sediaan

Sediaan yang telah diperiksa dibersihkan minyak imersi dengan hati-hati

menggunakan ujung kertas tissue yang bersih. Untuk setiap sediaan digunakan

satu kertas tissue. Kemudiaan sediaan disimpan dalam kotak sediaan secara

berurutan menurut nomor register laboratorium untuk keperluan pemantapan

mutu/uji silang (Depkes RI, 2006).

2.12 Kinerja

2.12.1 Pengertian Kerja dan Kinerja

Menurut Gomez (1997) kinerja (Job performance) sering diartikan sebagai

penampilan kerja atau prestasi kerja. Kinerja merupakan kombinasi antara

kemampuan dan usaha untuk apa yang dikerjakan menghasilkan kerja yang baik.

Seseorang harus mempunyai kemampuan, kemauan, usaha serta kegiatan yang

dilaksanakan tidak mengalami hambatan yang berat dalam lingkungannya.

Kemauan dan usaha dapat menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada motivasi

dapat menimbulkan kegiatan.

Menurut Moeheriyono (2012) kinerja atau performance merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 60: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

37

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang

dituangkan melalui perencanan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui

dan di ukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria

atau standart keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan

dan target yang telah ditetapkan maka kinerja pada seseorang tidak dapat

diketahui keberhasilannya.

Menurut Gomes (1997) kenerja adalah hasil yang dicapai atau prestasi

yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu kerja dalam suatu organisasi.

untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan

melalui usaha-usaha yang sistematis dan meningkatkan kemampuan organisasi

secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif.

Menurut Notoatmodjo (1992) kinerja adalah status kemampuan seseorang

yang diukur berdasarkan kesesuaian tugas dengan uraian tugas yang diberikan.

Guilbert (1977) berpendapat bahwa kinerja adalah sesuatu yang dapat diselesaikan

oleh seseorang seuai dengan bidang dan fungsinya yang dipengaruhi oleh sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja

adalah sebagian hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku

kerjanya dalam melaksanakan aktifitas kerja. Informasi tantang prestasi kerja

diperoleh berdasarkan penilaian prestasi kerja (performence appraisal). Kinerja

dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja dan tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta

dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat sifat individu. Kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 61: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

38

individu pada dasarnya di pengaruhi oleh : harapan mengenai imbalan, dorongan

(motivasi), kemampuan, kebutuhan, persepsi terhadap tugas (Moeheriyono, 2012).

2.12.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan tekhnik paling tua yang digunakan

menajement untuk meningkatkan kinerja. Kinerja masalalu dapat dipakai sebagai

unpan balik untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, pengembangan

kemampuan diri dan meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Penilaian

kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi dalam mengevaluasi kerja para

karyawan dalam waktu tertentu. Pemberian gaji, promosi, pemberhentian dan

pelatihan merupakan pengaruh dari penilaian kinerja (Simamora, 2004).

Menurut Stoner (1982) penilaian kinerja adalah serangkaian proses untuk

mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan

memberi penghargaan terhadap kinerja karyawan yang dipekerjakan.Dalam

melakukan identifikasi dan mengukur kinerja pada dasarnya adalah apa yang

dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh karyawan yang dilihat dari kualitas

output, kuantitas output, waktu, kehadiran ditempat kerja dan sikap, untuk itu

diperlukan indikator dan deskripsi terhadap pekerjaan.

2.12.3 Tujuan Penilaian Kinerja

Evaluasi dan pengembangan adalah tujuan utama dari sistem penilaian

kinerja. Bila ditinjau dari segi waktu, metoda, peran atasan dan bawahan maka

kedua tujuan ini tidaklah sama (Simamora, 2004).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 62: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

39

1. Evaluasi

Evaluasi berdasarkan tujuan mengukur kinerja seseorang berdasarkan standar

atau target yang dirunding secara perorangan agar memiliki fleksibilitas yang

mencerminkan tingkat perkembangan serta kemampuan setiap karyawan. Sasaran

serta standar yang ditetapkan saat perencanaan kinerja ditulis atau di ukur secara

objektif.Kelebihan teknik ini adalah mempermudah hubungan antara tujuan

perorangan dan tujuan unit kerja, mengurangi kemungkinan terjadinya

ketidaksepakatan selama pertemuan evaluasi (kalau standart dan sasaran ditulis

dengan baik selama proses perencanaan kinerja).

Kekurangan tekhnik ini adalah memakan waktu yang lama. Tujuan berbasis

evaluasi reguler terhadap kinerja anggota organisasi penting dilakukan untuk

menilai apakah seseorang kompeten atau tidak, efektif atau tidak, dipromosi atau

tidak dan seterusnya berpijak pada informasi yang diperoleh dari penilaian

kinerja. Eveluasi juga dapat mempengaruhi motivasi kerja, imbalan dan kinerja

dimasa akan datang dari anggota organisasi (Simamora, 2004).

2. Pengembangan

Informasi hasil penilaian dimanfaatkan untuk mempermudah pengembangan

pribadi anggota organisasi. Kelebihan dan kekurangan karyawan dapat dilihat dari

sistem penilaian yang sehat. Informasi ini juga dipergunakan untuk umpan balik

sebagai koreksi diri untuk semua unsur, sehingga diharapkan kedepan terjadi

perubahan kearah yang lebih baik. Informasi tantang kelemahan dapat digunakan

untuk perencanaan sarana dan prasarana, program pelatihan dan pengembangan

karier (Simamora, 2004).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 63: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

40

Tujuan penilaian kinerja menurut pendapat Ilyas (2001) adalah penilaian

kemampuan personel yaitu untuk menilai efektifitas menagemen dari sumber

daya manusia dan pengembangan personal maksudnya adalah informasi yang

didapat dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan dalam

pengembangan personel seperti promosi, mutasi, rotasi, terminasi, dan

penyesuaian konpensasi.

2.12.4 Kegunaan Penilaian Kinerja

1. Sebagai dasar mengambil keputusan untuk:

a. Mempromosikan pekerjaan yang berprestasi

b. Menindak pekerja yang kurang atau tidak berprestasi

c. Melatih, memutasi atau mendisiplinkan pekerja

d. Memberi, menunda kenaikan imbalan atau balas jasa

e. Penerapan sistem penghargaan dan pemberian hukuman.

2. Sebagai kriteria untuk validasi suatu alat test. Caranya, hasil test

dikorelasikan dengan hasil penilaian kinerja untuk menguji hipotesis yang

menyatakan bahwa skor test dapat meramal kinerja. Meskipun demikian, jika

penilaian kinerja tidak dilakukan dengan benar, atau ada pertimbangan lain

yang digunakan secara sah untuk tujuan apapun.

3. Memberikan umpan balik pada karyawan, sehingga penilaian kinerja

berfungsi sebagai wahana pengembangan diri dan pengembangan karier.

4. Bila kebutuhan pengembangan pekerjaan dapat diidentifikasikan, maka

penilaian kinerja dapat membantu dalam menentukan tujuan program

pelatihan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 64: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

41

5. Mendiagnosis masalah dalam organisasi (Suardiana, 2006).

2.12.5 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja adalah meningkatkan prestasi kerja, memberi

kesempatan kerja yang adil, kebutuhan pelatihan, penyesuaian kompensasi,

keputusan promosi, mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan, menilai proses

rekrutmen dan seleksi, terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan

dan bawahan, bermanfaat untuk penelitian dan pengembangan sumber daya

manusia (Suardiana, 2006).

2.12.6 Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kualitatif dan atau kuantitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa

indikator sulit umtuk menilai kinerja (keberhasilan atau ketidakberhasilan)

kebijakan program atau kegiatan dari suatu organisasi. Kinerja dapat di ukur

berdasarkan ciri dari individual karyawan seperti kepribadian yang

menyenangkan, inisiatif, kreatifitas, dan pengaruh terhadap pekerjaan tertentu

termasuk daya adaptasi. Tingkah laku yang dinilai adalah perilaku spesifik ke arah

pekerjaan termasuk kemampuan dan keterampilan. Hasil pencapaian bagaimana

hasil akhir yang diperoleh apakah sudah mencapai target atau belum

(Sukamawati, 2008).

2.12.7 Fungsi Indikator Kinerja

Indikator kinerja berfungsi untuk memperjelas tentang apa,

bagaimana,berapa, dan kapan kegiatan dilakukan, menciptakan konsensus yang di

bangun oleh berbagai pihak untuk menghindari kesalahan interpretasi selama

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 65: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

42

pelaksanaan dan dalam menilai kinerja, membangun dasar bagi pengukuran,

analisis dan evaluasi kinerja (Sukmawati, 2008). Indikator kinerja harus spesifik

dan jelas , dapat diukur baik kualitatif dan atau kuantitaif, relevan dan dapat

dicapai (Sukmawati, 2008).

2.13 Faktor Yang Berhubungan dengan Kinerja

Menurut Gibson (2000) faktor yang mempengaruhi perilaku kerja yang

pada akhirnya berpengaruh pada kinerja pegawai/karyawan terdiri dari tiga

variabel yaitu: variabel individu, variabel psikologi, dan variabel organisasi

seperti yang terlihat dalam bagan 2.5.

Gambar 2.5 Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Gibson (2000).

Variabel individu Kemampuan: 1. Pengetahuan 2. Keterampilan

Latar belakang:

1. Keluarga 2. Pengalaman

Demografis:

1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan

Kinerja Individu

Variabel psikologi 1. Persepsi 2. Sikap 3. Keperibadian 4. Motivasi

Variabel organisasi: 1. Sumber daya (sarana) 2. Kepemimpinan (supervisi) 3. Imbalan 4. Struktur (Lingkungan

Kerja) 5. Desain Pekerjaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 66: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

43

Menurut Stoner (1982) rendahnya penampilan kerja seseorang dalam suatu

organisasi disebabkan oleh rendahnya kemampuan dan keterampilan kerja, kurang

motivasi, dan kurangnya dukungan pelayanan dalam melaksanakan kegiatan suatu

organisasi. Selanjutnya mengemukakan bahwa selain dipengaruhi oleh motivasi,

persepsi, kemampuan kerja individu juga mempengaruhi penampilan dan kinerja

seseorang.

Kemampuan kerja adalah kapasitas individu dalam menyelesaikan

berbagai tugas dalam sebuah pekerjaan. Kemampuan menyeluruh seseorang

pegawai meliputi kemampuan intektual dan kemampuan fisik.Kemampuan

intektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan-

kegiatan mental, misalnya pemahaman verbal, deduksi, persepsual, visualisasi

ruang lingkup dan ingatan. Sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang

diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kekuatan dan

keterampilan. Kemampuan dan keterampilan dapat diperoleh dari pendidikan,

pelatihan, maupun pengalaman, tampa mengabaikan kepatuhan terhadap prosedur

dan pedoman yang ada, menjalankan dan menyelesaikan tugas suatu pekerjaan.

Menurut Moeheriono (2012) faktor yang mempengaruhi kinerja yang

berasal dari dalam individu adalah :

1. Umur

Produktifitas kinerja sangat dipengaruhi oleh umur, karena menyangkut

perubahan yang dirasakan oleh individu, sehubungan dengan pengalaman maupun

perubahan kondisi fisik dan metal seseorang sehingga nampak dalam aktifitas

sehari hari. Menurut Sastrohardiwiryo (2003) untuk menghindari rendahnya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 67: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

44

produktifitas umur dari pekerja tersebut haruslah dipertimbangkan. Dikarenakan

perkerjaan seseorang dipengaruhi oleh umur, yang berpengaruh terhadap kondisi

fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Klasifikasi umur

dibagi dua yaitu umur dibawah 40 tahun dan diatas atau sama dengan 40 tahun,

karena pada kedua umur tersebut orang dengan produktivitas tinggi atau

sebaliknya.

2. Jenis kelamin

Dalam hal kemampuan fisik dan kekuatan kerja otot berbeda antara pria dan

wanita. Menurut Depnaker (1993) bahwa jenis kelamin wanita tidak

mempengaruhi kemampuan fisik dan kultural. Jenis kelamin harus diperhatikan

berdasarkan sifat pekerjaan, waktu mengerjakan dan peraturan peraturan dalam

lingkungan kerja. Muchlas (1997) mengatakan dalam berbagai penelitian dapat

dikatakan bahwa secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

produktivitas maupun kepuasan kerja

3. Masa kerja/pengalaman

Pengalaman atau masa kerja dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dimana

pengalaman, masa ketertarikan diri dengan pekerjaan juga ikut menentukan

kinerja seseorang karena semakin lama masa kerja seseorang, makin cakap

mereka akan lebih baik karena sudah menyusaikan diri dengan pekerjaan (Ahmad,

2006). Banyak pengalaman yang dimiliki, maka semakin banyak pula

keterampilan yang pernah diketahuinya dan hal ini akan memberikan rasa percaya

diri dan akan mempunyai sikap ketika menghadapi suatu pekerjaan atau

persoalan, sehingga kualitas kinerja akan lebih baik. Robbins (2003) menyatakan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 68: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

45

bahwa ada hubungan positif antara senioritas dan produktivitas pekerjaan,

senioritas berhubungan negatif terhadap kemangkiran.

4. Pendidikan

Definisi Pendidikan secara umum ialah semua usaha yang direncanakan

untuk merubah orang lain baik individu, grup, atau penduduk hingga mereka

lakukan apa yang diinginkan oleh pelaku pendidikan. Definisi Pendidikan yaitu

sistem pengubahan sikap serta tatalaku seseorang atau grup orang didalam usaha

mendewasakan manusia melewati usaha pengajaran serta kursus, sistem, langkah,

perbuatan mendidik (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat,

kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang

lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap

perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat

membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2014).

Berdasarkan KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200, petugas

laboratorium adalah seorang yang berpendidikan analis kesehatan. Analis

Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah

tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan

mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 69: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

46

Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian

terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia

untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-

faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat

(Pakpahan, 2013). Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan

laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi,

imunoserologi, patologi anatomi (histology, histopatologi, imunopatologi,

histokimia), toksikologi, kimia lingkungan, biologi dan fisika. Di dalam

pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan melakukan pengujian/analisis terhadap

bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia yang

tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi

kesehatan kesehatan perorangan atau masyarakat. Peran Analis Kesehatan

a. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan

b. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan

c. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan (Pakpahan, 2013).

5. Motivasi

Motivasi menurut Notoatmodjo (2014) adalah keinginan yang terdapat dalam

diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan

perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku. Menurut Stoner (1982) motivasi

adalah suatu hal yang menyebabkan dan yang mendukung tidakan atau perilaku

seseorangyang merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal, atau

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 70: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

47

eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme

dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan

organisasi yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi

kebutuhan individual tertentu. Seseorang yang sangat termotivasi yaitu orang akan

melaksanakan upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan

kerjanya dan organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi

hanya akan memberikan upaya minimum dalam hal ia bekerja, konsep motivasi

merupakan sebuah konsep yang cukup penting dalam studi tentang kinerja

individu (Payaman, 2011).

Sutrisno (2010) faktor yang mendorong seseorang untuk beraktifitas.

Kekuatan dari motivasi seseorang untuk berprestasi tergantung pada seberapa

kuatnya kepercayaan bahwa ia akan dapat mencapai target (prestasi kerja), apakah

ia akan memperoleh penghargaan yang memadai dan jika penghargaan itu

diberikan oleh organisasi, penghargaan ini dapat memuaskan tujuan individu.

Lubis (2008), menyebutkan bahwa ada pengaruh motivasi kerja dengan

kinerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan. Hal

senada disampaikan oleh Ariyani (2006) yang menyatakan bahwa motivasi,

pendidikan pelatihan sangat berpengaruh terhadap kinerja petugas di puskesmas.

6. Sikap

Notoatmodjo (2014) sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang

atau responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan faktor

yang terkait dengan faktor risiko kesehatan. Sikap merupakan suatu yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 71: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

48

komplek, dapat didefinisikan sebagai pernyataan evaluatif, baik yang

menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, atau penilaian mengenai

objek, manusia atau peristiwa. Sikap yang kompleks ini dapat lebih mudah

dimengerti dengan mengenal adanya tiga komponen yang berbeda dalam setiap

sikap tertentu, yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan perilaku.

Ketiga komponen ini menggambarkan kepercayaan, perasaan, dan rencana

tindakan dalam berhubungan dengan orang lain.

Faktor yang mempengaruhi kinerja yang berasal dari luar individu adalah

(Suparyanto, 2005):

a. Pelatihan

Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,

meningkatkan dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja guna

meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja.

Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang

mengacu pada standart kualifikasi keterampilan atau keahlian yang

pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang dan berlanjut. Pelatihan kerja

yang merupakan hak setiap pekerja dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan keterampilan serta keahlian sesuai bakat, minat dan

kemampuanya diselenggarakan oleh lembaga pelatihan pemerintah. Hal

tersebut sesuai dengan Simanjutak (2011) bahwa untuk meningkatkan

kemampuan, keterampilan dan kinerja karyawan perlu dilakukan sebuah

pelatihan melalui program pengalaman pengalaman kerja, supervisi,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 72: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

49

penyediaan pedoman kerja, pelatihan pemagangan, dan berbagai latihan kerja

lainnya.

b. Sumber daya/alat

Kinerja juga dipengaruhi oleh sumber daya, kemampuan, dan kondisi dimana

seseorang bekerja.

c. Insentif

Insentif adalah pemberian kepada pegawai dengan pembayaran finansial

sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator

untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang. Bagi

organisasi/perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi

mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan

kesejahteraan pegawainya. Secara umum pemberian manajemen kompensasi

adalah untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan keberhasilan

strategi dan menjamin terciptanya keadilan baik keadilan internal maupun

keadilan eksternal.

Menurut Simamora (2006) sistem imbalan baik berupa finansial maupun

nonfinansial yang di kendalikan oleh organisasi dapat digunakan sebagai alat

untuk memotivasi karyawan nya. Sistem imbalan akan mempengaruhi

produktivitas dan tendensi mencari pekerjaan lainnya. Imbalan yang diterima

karyawan baik dalam bentuk fasilitas ataupun honorarium akan berhubungan

langsung dengan kebutuhan pokok karyawan, seperti kebutuhan ekonomi

sekarang maupun yang akan datang. Jika kebutuhan pokok terpenuhi maka

seseorang akan terfokus pada pekerjaannya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 73: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

50

d. Lingkungan kerja

Menurut Sutrisno (2010) Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan

prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melalukan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Definisi lain

lingkungan kerja menurut Sukmawati (2008) lingkungan kerja adalah segala

sesuatu yang ada di lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja,

fasilitas dan alat bantu dalam pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, dan dapat

menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan (Sutrisno, 2010)

e. Beban kerja

Secara konseptual beban kerja dapat ditinjau dari selisih antara energi yang

tersedia pada setiap pekerjaan dengan energi yang diperlukan untuk

mengkerjakan suatu tugas dengan sukses. Konsep yang mendasari

pengukuran kinerja adalah pertama menyelesaikan suatu tugas memerlukan

waktu tertentu. Tingkat beban kerja diperhitungkan dari jumlah waktu yang

telah dipakai untuk mengerjakan suatu tugas sampai selesai. Kedua, manusia

hanya memiliki kapasitas energi yang terbatas, sebagai akibatnya jika

seseorang harus mengerjakan beberapa tugas dalam waktu yang sama maka

akan terjadi kompensasi prioritas antar tugas-tugas itu guna memperebutkan

energi yang terbatas. Beban kerja adalah volume yang dibebankan kepada

seseorang pekerja dan hal ini merupakan tanggungjawab dari pekerjaan yang

bersangkutan. Beban kerja setiap puskesmas yang tinggi akan menimbulkan

keluhan, tingginya beban kerja karyawan kesehatan atau rumah sakit dapat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 74: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

51

berefek penurunan terhadap prestasi kerja. Tingkat beban kerja

diperhitungkan dari jumlah tugas yang dikerjakan pada waktu yang sama.

Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan seorang petugas berarti semakin

berat beban kerja yang disandangnya (Moeheriono, 2012).

Gibson (1996) variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada

perilaku dan kinerja individu. Variabel psikologis terdiri dari sub variabel

persepsi, sikap, kepribadian, dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi

oleh keluarga, dan pengalaman kerja. Standar beban kerja untuk suatu

kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per tahun.

Beban kerja analis kesehatan meliputi kegiatan pelayanan yang dilaksanakan

oleh Analis Kesehatan, misalnya: sampling, preparasi sampel, memeriksa

sampel, mencatat hasil pemeriksaan, kalibrasi alat, memeriksa sampel

kontrol, membuat reagen, dll (Kurniati, 2003).

f. Supervisi

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar

memperoleh kondisi yang lebih baik dengan tujuan belajar. Supervisi

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja, dikarenakan

supervisi adalah kegiatan bimbingan dan evaluasi kerja yang rutin dilakukan

yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja petugas dan mempertahankan

kompetensi dan motivasi petugas yang dilakukan secara langsung. Kegiatan

yang dilakukan selama supervisi adalah observasi, bantuan tekhnis, diskusi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 75: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

52

bersama tentang permasalahan yang ditemukan, mencari solusi pemecahan

masalah bersama, memberikan laporan dan membarikan saran perbaikan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 76: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

`

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian (Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016) berdasarkan teori Gibson yang telah dimodifikasi.

Faktor Individu Karakteristik responden

1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan

Logistik Laboratorium

Kepemimpinan

Pelatihan mikroskopis TB

Sikap

Motivasi

Lingkungan kerja

Beban kerja

Insentif

Supervisi

Masa kerja

Kinerja Petugas Laboratorium dalam Pembuatan Sediaan Dahak Yang meliputi:

1. Kualitas spesimen 2. Ukuran sediaan 3. Kerataan sediaan 4. Ketebalan sediaan 5. Kebersihan sediaan

6. Pewarnaan sediaan 7. Pembacaan sediaan 8. Pencatatan sediaan 9. Penyimpanan sediaan

53

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 77: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

54

Berdasarkan Gambar 3.1, dapat dijelaskan bahwa kinerja dapat diketahui

dan di ukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria

atau standar keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan

dan target yang telah ditetapkan maka kinerja pada seseorang tidak dapat

diketahui keberhasilannya. Variabel yang akan diteliti yaitu: karakteristik

responden (umur, jenis kelamin, pendidikan), masa kerja, pelatihan, lingkungan

kerja, motivasi, insentif, beban kerja, sikap dan supervisi.

Penampilan kerja seseorang dalam suatu organisasi disebabkan oleh

rendahnya kemampuan dan keterampilan kerja, kurang motivasi, dan kurangnya

dukungan pelayanan dalam melaksanakan kegiatan suatu organisasi. Selanjutnya

mengemukakan bahwa selain dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, kemampuan

kerja individu juga mempengaruhi penampilan dan kinerja seseorang.

Kemampuan dan keterampilan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan,

maupun pengalaman, tampa mengabaikan kepatuhan terhadap prosedur dan

pedoman yang ada, menjalankan dan menyelesaikan tugas suatu pekerjaan.

Produktifitas kinerja sangat dipengaruhi oleh umur, karena menyangkut

perubahan yang dirasakan oleh individu, sehubungan dengan pengalaman maupun

perubahan kondisi fisik dan metal seseorang sehingga nampak dalam aktifitas

sehari hari. Dalam hal kemampuan fisik dan kekuatan kerja otot berbeda antara

pria dan wanita. Jenis kelamin wanita tidak mempengaruhi kemampuan fisik dan

kultural. Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu

mengerjakan dan peraturan peraturan dalam lingkungan kerja.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 78: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

55

Pengalaman atau masa kerja dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dimana

pengalaman, masa ketertarikan diri dengan pekerjaan juga ikut menentukan

kinerja seseorang karena semakin lama masa kerja seseorang, makin cakap

mereka akan lebih baik karena sudah menyusaikan diri dengan pekerjaan.

Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,

meningkatkan dan mengembangkan keterampilan atau keahlian kerja guna

meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Imbalan

akan mempengaruhi produktivitas dan tendensi mencari pekerjaan lainnya.

Imbalan yang diterima karyawan baik dalam bentuk fasilitas ataupun honorarium

akan berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok karyawan.

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kerja yang

dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas. Beban kerja setiap

puskesmas yang tinggi akan menimbulkan keluhan, tingginya beban kerja

karyawan kesehatan atau rumah sakit dapat berefek penurunan terhadap prestasi

kerja. Tingkat beban kerja diperhitungkan dari jumlah tugas yang dikerjakan pada

waktu yang sama. Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan seorang petugas

berarti semakin berat beban kerja yang disandangnya.

Supervisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja,

dikarenakan supervisi adalah kegiatan bimbingan dan evaluasi kerja yang rutin

dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja petugas dan

mempertahankan kompetensi dan motivasi petugas yang dilakukan secara

langsung.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 79: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

56

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan gambaran kerangka konseptual dapat disusun hipotesis dalam

penelitian ini yaitu:

1. Ada pengaruh karakteristik responden (umur, jenis kelamin dan pendidikan)

terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan

dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

2. Ada pengaruh faktor masa kerja terhadap kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota

Surabaya tahun 2016.

3. Ada pengaruh pelatihan mikroskopis TB terhadap kinerja petugas

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas

di Kota Surabaya tahun 2016.

4. Ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota

Surabaya tahun 2016.

5. Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

6. Ada pengaruh insentif terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 80: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

57

7. Ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

8. Ada pengaruh sikap terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

9. Ada pengaruh supervisi terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 81: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

58

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik yang bertujuan

menjelaskan hubungan kausal beberapa variabel dengan cara menguji hipotesis.

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap faktor risiko

yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya.

4.2 Rancang Bangun Penelitian

Rancang bangun dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu untuk

memperoleh gambaran kinerja petugas laboratorium tuberkulosis pada populasi

sasaran untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara

mengamati status paparan penyakit secara serentak pada individu dari populasi

tunggal pada suatu saat atau waktu tertentu (Murti, 1997).

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan

kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian bulan Februari sampai

bulan Juli 2016.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 82: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

59

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi seluruh petugas laboratorium tuberkulosis disetiap puskesmas

adalah 63 petugas laboratorium diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya

2016.

4.4.2 Sampel

Besar total sampel pada penelitian ini adalah 50 petugas laboratorium yang

besar sampelnya dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan:

n : Besar sampel

N : Besar populasi (63 petugas laboratorium)

: 1,96 dengan α = 0,05 dan 1-α = CI 95%

P : Proporsi populasi 0,85

d : Absolut presisi (0,05)

4.4.3 Tehnik Pengambilan Sampel

Adapun tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Simple random sampling dengan cara undian/lotre untuk memperoleh

sampel dari subpopulasi petugas laboratorium yang berada di wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota Surabaya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 83: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

60

4.5 Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya.

4.5.2 Variabel Bebas

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

4. Masa kerja

5. Pelatihan

6. Lingkungan kerja

7. Motivasi

8. Insentif

9. Beban kerja

10. Sikap

11. Supervisi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 84: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

61

4.6 Kerangka Operasional

Wawancara dengan Kuesioner

Observasi dengan lembar ceklis

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Analisis Faktor yang mempengaruh Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016

Menentukan populasi yaitu 63 petugas laboratorium di puskesmas Kota Surabaya

Menentukan sampel yaitu 50 petugas laboratorium tuberkulosis di puskesmas

Kota Surabaya

Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

Analisis data

Menarik kesimpulan dan saran

Observasi Kinerja petugas dalam pembuatan sediaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 85: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

62

4.7 Definisi Operasional dan Cara pengukuran Variabel

Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel

Variabel Definisi operasional Cara pengukuan variabel Skala Data

Kinerja 1. Kualitas

spesimen

2. Ketebalan sediaan

Hasil kerja dalam pembuatan sediaan dahak yang dibuat oleh responden. Penilaian meliputi:

1. Kualitas specimen 2. Ketebalan sediaan 3. Kerataan sediaan 4. Kebersihan sediaan 5. Ukuran sediaan

1. Kualita sspesimen adalah

sampel yang dikeluarkanolehpenderita adalah dahakdanbukan air liur yang memenuhisyaratuntukdiperiksa, yaitu : Mukoid, warna : Hijaukekuningan(purulen) dan bukan air liur

2. Ketebalan yang di

maksud dalam penelitian ini adalah apabilasediaan apusan dahak yang belum di warnai di letakan diatas tulisan cetakan dikatakan baik bila huruf tulisan masih bisa terbaca

Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Baik: Jika skor ≥75% 1. Kurang baik : Jika skor

<75% Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Baik : Jika mukoid, hijau

purulen dan responden mendapat nilai 1 pada lembar observasi

1. Kurang baik : Jika spesimen adalah air liur dan responden mendapat nilai <1 pada lembar observasi

Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Baik : Jika huruf tulisan

masih dapat terbaca jika sediaan diletakkan diatas tulisan cetakan, responden mendapat nilai 1 pada lembar observasi

1. Kurang baik : Jika huruf tulisan tidak dapat terbaca jika sediaan diletakkan diatas tulisan cetakan, responden mendapat nilai<1 pada lembar observasi

Ordinal

Nominal

Nominal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 86: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

63

Variabel Definisi operasional Cara pengukuan variabel Skala Data

3. Kerataan sediaan

4. Kebersihan

sediaan

5. Ukuran

sediaan

3. Kerataan sediaan yang di maksud dalam penelitian ini adalah apusan sediaan terlihat merata, tidak terdapat daerah yang kosong pada kaca sediaan

4. Kebersihan sediaan yang

di maksud dalam penelitian ini adalah tidak terdapat kotoran, debu atau sisa tisue pada sediaan

5. Ukuran sediaan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran apusan dahak pada kaca sediaan tidak lebih atau kurang dari 2x3cm

Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Baik : jika tidak terdapat

daerah yang kosong pada kaca sediaan, dan responden mendapat nilai 1 pada lembar observasi

1. Kurang baik: jika terdapat daerah yang kosong pada kaca sediaan, responden mendapat nilai <1 pada lembar observasi

Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Bersih : Jika tidak terdapat

kotoran, debu atau sisa tisue pada sediaan dan responden mendapat nilai 1 pada lembar observasi

1. Kotor : Jika terdapat kotoran, debu atau sisa tisue pada sediaan dan responden mendapat nilai <1 pada lembar observasi

Observasi dengan lembar ceklis Kategori : 0. Baik : jika ukuran apusan

dahak pada kaca sediaan yaitu 2x3cm dan mendapat nilai 1 pada lembar observasi

1. Kurang baik : jika ukuran apusan dahak pada kaca sediaan lebih besar atau lebih kecil dari 2x3cm dan mendapat nilai<1 pada lembar observasi

Nominal

Nominal

Nominal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 87: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

64

Variabel Definisi operasional Cara pengukuan variabel Skala Data

Umur Usia responden yang dihitung dari tanggal kelahiran sampai saat dilakukannya penelitian.

Wawancara menggunakan Kuesioner Dalam Tahun/Bulan Kategori : 0. Umur ≤ 40 tahun 1. Umur > 40 tahun

Ordinal

Jenis kelamin Pembeda karakter dari individu berdasarkan KTP saat dilakukannya penelitian (laki-laki, perempuan).

Observasi Kategori : 0. Perempuan 1. Laki-laki

Nominal

Pendidikan Pendidikan terakhir analis laboratorium yang telah di tempuh responden.

Wawancara menggunakan Kuesioner Katagori : 0. Analis Kesehatan 1. Non Analis Kesehatan

Nominal

Pelatihan Pelatihan mikroskopis TB yang diikuti oleh responden dalam 3 tahun terakhir.

Wawancara menggunakan Kuesioner Katagori : 0. Baik : Jika skor ≥75% 1. Kurang baik : Jika skor

<75%

Ordinal

Masa kerja Lama waktu responden bekerja sebagai petugas laboratorium sampai dilaksanakan penelitian ini

Wawancara menggunakan Kuesioner. Dinyatakan dalam tahun 0. Lama : ≥6 tahun 1. Baru : ≤6 tahun

Ordinal

Lingkungan kerja

Penilaian kenyamanan lingkungan kerja dalam pemeriksaan tuberkulosis yang meliputi :

a. Memiliki ventilasi b. Terdapat kran air yang

mengalir c. Ruangan laboratorium

yang luas d. Pencahayaan di ruangan

laboratorium cukup e. Tersedia ruangan khusus

untuk pembuatan sediaan dahak

f. Tersedia ruangan khusus tempat pasian mengeluarkan dahak

g. Ruangan laboratorium bersih

Observasi menggunakan lembar chek list Katagori : 0. Nyaman : Jika skor ≥75% 1. Tidak nyaman : Jika skor

<75%

Ordinal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 88: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

65

Variabel Definisi operasional Cara pengukuan variabel Skala Data

Motivasi Pernyataan responden mengenai hal yang mendorong responden dalam melakukan pembuatan sediaan dahak

Wawancara dengan Kuisioner 10 pertanyaan Kategori : 0. Motivasi tinggi : Jika skor

≥62,5% 1. Motivasi rendah : Jika

skor <62,5%

Ordinal

Insentif Pemberian upah atas kerja responden dalam pembuatan sediaan dahak berupa honor atau gaji

Wawancara dengan Kuisioner 10 pertanyaan Kategori : 0. Ya : jika skor ≥62,5% 1. Tidak: jika skor <62,5%

Ordinal

Beban Kerja Pendapat responden tentang kesesuaian waktu dan tugas sebagai petugas laboratorium

Wawancara dengan Kuisioner 5 pertanyaan Kategori : 0. Sesuai : jika skor

≥62,5% 1. Tidak sesuai : jika skor

<62,5%

Ordinal

Sikap Pendapat subjektif responden dalam pembuatan sediaan dahak

Wawancara dengan Kuisioner 10 pertanyaan Kategori : 0. Mendukung : jika skor

≥62,5% 1. Tidak mendukung : jika

skor <62,5%

Ordinal

Supervisi Kunjungan dan pembinaan oleh wasor TB atau pemegang program ke laboratorium

Wawancara dengan Kuisioner 10 pertanyaan Kategori : 0. Perlu : jika skor ≥62,5% 1. Tidak perlu : jika skor

<62,5%

Ordinal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 89: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

66

4.8 Teknik Pengambilan Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer

dan sekunder.

1. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dengan paduan

kuesioner dan lembaran cheklist. Peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada

calon responden mengenai tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Calon

responden memahami dan menyetujui sebagai responden dengan

menandatangani lembar persetujuan, selanjutnya akan dilakukan observasi

dan wawancara. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengukur variabel yang

akan diteliti yaitu karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan),

masa kerja, pelatihan, lingkungan kerja, motivasi, insentif, beban kerja sikap

dan supervisi berdasarkan item pertanyaan yang telah disediakan.

2. Data Sekunder di peroleh dari profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota

Surabaya dan profil kesehatan Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan

Kota Surabaya.

4.9 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan komputer menggunakan statistik. Tahap

pengolahan data berupa penyuntingan data (editing), pengkodean data (coding)

dan memasukkan data (entri data). Data dianalisis diinterpretasikan untuk

menguji hipotesis yang diajukan dengan menggunakan program komputer dengan

tahapan sebagai berikut:

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 90: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

67

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi setiap

variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen.

2. Analisis bivariabel

Analisis bivariabel menggunakan Chi-Square. Tujuan menngunakan Chi-

Square untuk menyeleksi variabel kandidat yang akan dilanjutkan ke analisis

uji regresi ganda. Dalam menyeleksi variabel kandidat, yaitu bila hasil Chi-

Square menunjukkan p value < 0,25, maka variabel tersebut dapat dilanjutkan

untuk dianalisis secara simultan.

3. Analisis multivariabel

Menggunakan regresi logistik ganda yang bertujuan untuk mengetahui

variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja petugas laboratorium

dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya.

4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen atau alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang

digunakan harus memenuhi dua syarat utama yaitu validitas dan reliabilitas.

Instrumen ini harus diuji coba dulu sebelum diberikan kepada seluruh sampel.

Ada dua uji coba yang dilakukan terhadap instrumen, yaitu:

4.10.1 Uji Validitas

Menurut (Arikunto, 2003), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

memiliki validitas rendah. Untuk mengukur apakah kuesioner yang kita susun

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 91: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

68

tersebut mampu mengukur yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan

korelasi antara skor (nilai) setiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner

tersebut. Apabila kuesioner telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item

(pertanyaan) dalam kuesioner itu dapat mengukur konsep yang kita ukur.

Validitas menunjukkan apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur.

Validitas dapat diukur dengan menggunakan teknik korelasi total item.

Jika pearson correlation > nilai r tabel maka instrument tes yang diujicobakan

tersebut dapat dinyatakan valid. Digunakan Software SPSS dalam menguji

validitas pada penelitian ini. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n

adalah jumlah sampel. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai

Correlated Item–Total Correlation dengan hasil perhitungan r-tabel. Jika r hitung

lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator

tersebut dinyatakan valid. Pengujian taraf signifikan korelasi dilakukan sebagai

berikut:

r hitung ≥ r tabel, maka pertanyaan valid

r hitung ≤ r tabel, maka pertanyaan tidak valid

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan untuk uji coba validitas

instrument adalah 10 responden, sehingga nilai r tabel yang akan digunakan

sebagai standar minimal adalah sebesar 0,497.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 92: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

69

Tabel 4.2 Hasil uji validitas Instrumen Motivasi No. Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan 1. Motivasi 1 0,790

>0,497

Pertanyaan Valid 2. Motivasi 2 0,908 Pertanyaan Valid 3. Motivasi 3 0,866 Pertanyaan Valid 4. Motivasi 4 0,617 Pertanyaan Valid 5. Motivasi 5 0,779 Pertanyaan Valid 6. Motivasi 6 0,908 Pertanyaan Valid 7. Motivasi 7 0,908 Pertanyaan Valid 8. Motivasi 8 0,690 Pertanyaan Valid 9. Motivasi 9 0,806 Pertanyaan Valid 10. Motivasi 10 0,699 Pertanyaan Valid

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa instrumen untuk mengukur

motivasi yang terdiri dari 10 pertanyaan secara keseluruhan r hitung lebih besar

dari r tabel yang ditentukan, ini berarti instrumen yang di gunakan untuk

mengukur motivasi memenuhi syarat validitas.

Tabel 4.3 Hasil uji validitas Instrumen Imbalan No. Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan 1. Imbalan 1 0,518

>0,4973

Pertanyaan Valid 2. Imbalan 2 0,607 Pertanyaan Valid 3. Imbalan 3 0,651 Pertanyaan Valid 4. Imbalan 4 0,570 Pertanyaan Valid 5. Imbalan 5 0,584 Pertanyaan Valid 6. Imbalan 6 0,651 Pertanyaan Valid 7. Imbalan 7 0,500 Pertanyaan Valid

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa instrumen untuk mengukur

imbalan yang terdiri dari 7 pertanyaan secara keseluruhan r hitung lebih besar dari

r tabel yang ditentukan, ini berarti instrumen yang di gunakan untuk mengukur

motivasi memenuhi syarat validitas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 93: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

70

Tabel 4.4 Hasil uji validitas Instrumen Beban Kerja No. Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan 1. Beban kerja 1 0,894

>0,4973

Pertanyaan Valid 2. Beban kerja 2 0,620 Pertanyaan Valid 3. Beban kerja 3 0,566 Pertanyaan Valid 4. Beban kerja 4 0,516 Pertanyaan Valid 5. Beban kerja 5 0,516 Pertanyaan Valid

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa instrumen untuk mengukur

beban kerja yang terdiri dari 5 pertanyaan secara keseluruhan r hitung lebih besar

dari r tabel yang ditentukan, ini berarti instrumen yang digunakan untuk

mengukur motivasi memenuhi syarat validitas.

Tabel 4.5 Hasil uji validitas Instrumen Sikap No. Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan 1. sikap 1 0,976

>0,4973

Pertanyaan Valid 2. sikap 2 0,752 Pertanyaan Valid 3. sikap 3 0,631 Pertanyaan Valid 4. sikap 4 0,694 Pertanyaan Valid 5. sikap 5 0,976 Pertanyaan Valid 6. sikap 6 0,976 Pertanyaan Valid 7. sikap 7 0,752 Pertanyaan Valid 8. Sikap 8 0,547 Pertanyaan Valid 9. Sikap 9 0,813 Pertanyaan Valid 10. Sikap 10 0,976 Pertanyaan Valid

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa instrumen untuk mengukur sikap

yang terdiri dari 10 pertanyaan secara keseluruhan r hitung lebih besar dari r tabel

yang ditentukan, ini berarti instrumen yang di gunakan untuk mengukur motivasi

memenuhi syarat validitas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 94: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

71

Tabel 4.6 Hasil uji validitas Instrumen Supervisi No. Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan 1. Supervisi 1 0,890

>0,4973

Pertanyaan Valid 2. Supervisi 2 0,914 Pertanyaan Valid 3. Supervisi 3 0,914 Pertanyaan Valid 4. Supervisi 4 0,582 Pertanyaan Valid 5. Supervisi 5 0,890 Pertanyaan Valid 6. Supervisi 6 0,738 Pertanyaan Valid 7. Supervisi 7 0,738 Pertanyaan Valid 8. Supervisi 8 0,600 Pertanyaan Valid 9. Supervisi 9 0.738 Pertanyaan Valid 10. Supervisi 10 0.561 Pertanyaan Valid

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa instrumen untuk mengukur

supervisi yang terdiri dari 10 pertanyaan secara keseluruhan r hitung lebih besar

dari r tabel yang ditentukan, ini berarti instrumen yang di gunakan untuk

mengukur motivasi memenuhi syarat validitas.

4.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan

membandingkan nilai r hasil dengan r tabel (cronbach’s alpha) (Riyanto, 2009).

Hasil reliabilitas didapatkan dari sebagian kecil dari responden valid, seluruhnya

telah reliabel bahwa r hitung ≥ r tabel sebesar (0,4973) sehingga dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian.

Berikut merupakan hasil pengujian reliabilitas instrument yang digunakan

dalam penelitian ini sebagai kelengkapan dalam pemenuhan syarat sebuah

instrument penelitian disamping uji validitas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 95: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

72

Tabel 4.7 Hasil uji reliabel instrumen penelitian

No. Jenis instrumen Cronbach’salpha R Tabel Keterangan 1. Motivasi 0,941

>0,4973

Instrumen reliabel 2. Imbalan 0,810 Instrumen reliabel 3. Beban kerja 0,804 Instrumen reliabel 4. Sikap 0,957 Instrumen reliabel 5. Supervisi 0,907 Instrumen reliabel

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen untuk mengukur

motivasi, imbalan, beban kerja, sikap dan supervisi menunjukan nilai cronbach

alpha lebih besar dari nilai yang di tentukan, ini berarti instrumen yang di

gunakan untuk mengukur motivasi memenuhi syarat reliabilitas

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 96: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

73

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS DATA

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Kondisi Geografis

Secara geografis kota Surabaya berada di 7° 9’ - 7° 21’ Lintang Selatan dan

112° 36’–112° 57’ Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya adalah 52.087 Ha,

dengan luas daratan 33.048 Ha yang terdiri dari 31 kecamatan dan 160 kelurahan

atau 63,45% dan selebihnya sekitar 19.039 Ha atau 36,55% merupakan wilayah

laut.

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur 2015 Gambar 5.1 Peta Pembagian Wilayah Kota Surabaya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 97: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

74

Berikut adalah daftar kecamatan di Kota Surabaya yang saat ini terbagi

dalam 5 wilayah :

Surabaya Pusat : Tegalsari, Simokerto, Genteng, dan Bubutan

Surabaya Timur : Gubeng, Gununganyar, Sukolilo, Tambaksari,

Mulyorejo, Rungkut dan Tenggilis Mejoyo

Surabaya Barat : Benowo, Pakal, Asemrowo, Sukomanunggal, Tandes,

Sambikerep dan Lakarsantri

Surabaya Utara : Bulak, Kenjeran, Semampir, Pabean Cantikan, dan

Krembangan

Surabaya Selatan : Wonokromo, Wonocolo, Wiyung, Karang Pilang,

Jambangan, Gayungan, Dukuh Pakis dan Sawahan.

Kota Surabaya terletak di daerah yang strategis sehingga Kota Surabaya dapat

dengan mudah dijangkau melalui jalur darat, udara dan laut. Batas Kota Surabaya

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Sebelah Timur : Selat Madura

5.1.2 Kondisi Demografis

Data kependudukan mempunyai arti yang penting dalam

pembangunan, khususnya pada bidang kesehatan. Sebab masyarakat atau

penduduk merupakan salah satu sasaran dalam kegiatan pembangunan

kesehatan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 98: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

75

Pencatatan Sipil Kota Surabaya diketahui bahwa Kota Surabaya pada tahun

2015 memiliki penduduk sebanyak 2.891.774 jiwa. Kepadatan penduduk pada

luas wilayah 333,063 km2 adalah 8.683 jiwa per km2

Berdasarkan perbandingan antar jenis kelamin distribusi penduduk sebagai

berikut : pada kelompok umur 1-4 tahun jumlah laki-laki 93.111 jiwa dan

perempuan 88.152 jiwa; pada kelompok umur 15-19 tahun jumlah laki-laki

112.733 jiwa dan perempuan 118.686 jiwa; pada kelompok usia produktif (15-44

tahun) penduduk laki-laki berjumlah 724.549 jiwa dan perempuan berjumlah

751.075 jiwa. Kelompok umur usia lanjut (>65 tahun) dari jenis kelamin

perempuan menempati jumlah terbesar dibanding dengan usia laki-laki yaitu

74.239 jiwa sedangkan usia laki-laki sejumlah 59.373 jiwa.

5.2 Sumber Daya Kesehatan

5.2.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan di Kota Surabaya pada

tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Surabaya tahun 2016 No. Sarana kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum 37 2. Rumah Sakit khusus 21 3. Balai pengobatan/klinik 187 4. Apotik 869 5. Laboratorium 199 6. Spesialis dasar 37 7. Puskesmas 63

5.2.2 Tenaga Kesehatan

Pembangunan kesehatan yang berkelanjutan membutuhkan tenaga

kesehatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas. Tenaga

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 99: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

76

kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan Puskesmas Kota Surabaya

meliputi tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi), tenaga

perawat, bidan, tenaga farmasi, tenaga gizi, sanitasi, teknisi medis serta tenaga

kesehatan masyarakat. Persebaran tenaga kesehatan di 63 Puskesmas, Rumah

Sakit, dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta sarana kesehatan lainnya.

Frekuensi tenaga kesehatan di wilayah kerja Dinas kesehatan Kota Surabaya

terlihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2016

No. Jenis Tenaga Jumlah 1. Medis 3.845 2. Keperawatan 5.192 3. Bidan 1.397 4. Kefarmasian 2.601 5. Gizi 187 6. Kesehatan masyarakat 269 7. Teknisi Medis 693 8. Analis medis 75 9. Fisioterapis 185

5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing

varibel independen dan dependen. Untuk variabel dependen adalah kinerja

petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak (kualitas spesimen, ukuran

sediaan, kerataan sediaan, ketebalan sediaan dan kebersihan sediaan) sedangkan

variabel independen adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja,

pelatihan, lingkungan kerja, motivasi, insentif, beban kerja, sikap dan supervisi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 100: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

77

5.3.1 Gambaran Umur Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang berumur ≤40 tahun

lebih banyak dari pada responden yang berumur >40 tahun. Frekuensi umur

responden pada penelitian ini terlihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Frekuensi Umur Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Umur Frekuensi Persentase (%)

≤40 tahun 40 80 >40 tahun 10 20 Total 50 100

5.3.2 Gambaran Jenis Kelamin Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden jenis kelamin perempuan

lebih banyak dari pada jenis kelamin laki-laki. Frekuensi jenis kelamin responden

pada penelitian ini terlihat pada Tabel. 5.4.

Tabel 5.4 Frekuensi Jenis Kelamin Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Perempuan 41 82 Laki-Laki 9 18 Total 50 100

5.3.3 Gambaran Pendidikan Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan analis

kesehatan lebih banyak dari pada yang bukan berpendidikan analis kesehatan.

Frekuensi pendidikan responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Frekuensi Pendidikan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Analis Kesehatan 49 98 Bukan Analis Kesehatan 1 2 Total 50 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 101: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

78

5.3.4 Gambaran Masa Kerja Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki masa kerja

≤6 tahun lebih banyak dari pada yang memiliki masa kerja >6 tahun. Frekuensi

masa kerja pada penelitian ini terlihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Frekuensi Masa Kerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

≤ 6 tahun 44 88 > 6 tahun 6 12 Total 50 100

5.3.5 Gambaran Pelatihan Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden kurang baik mengikuti

pelatihan lebih banyak dari pada responden yang baik dalam mengikuti pelatihan.

Frekuensi pelatihan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Frekuensi Pelatihan Mikroskopis Tuberkulosis Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Frekuensi Persentase (%) Baik 18 36 Kurang Baik 32 64 Total 50 100

5.3.6 Gambaran Lingkungan Kerja Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang merasa lingkungan

kerjanya nyaman lebih banyak dari pada yang tidak nyaman. Frekuensi

lingkungan kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Frekuensi Lingkungan Kerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Lingkungan Kerja Frekuensi Persentase (%) Nyaman 32 64 Tidak Nyaman 18 36 Total 50 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 102: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

79

5.3.7 Gambaran Motivasi Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki motivasi

tinggi sebagai petugas mikroskopis lebih banyak dari pada responden yang

memiliki motivasi rendah. Frekuensi motivasi responden dalam pembuatan

sediaan dahak pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Frekuensi Motivasi Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Motivasi Frekuensi Persentase (%)

Motivasi Tinggi 33 66 Motivasi Rendah 17 34 Total 50 100

5.3.8 Gambaran Insentif Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang tidak mendapatkan

insentif lebih banyak dari pada yang mendapatkan insentif. Frekuensi insentif

yang diterima oleh petugas laboratorium pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 5.10.

Tabel 5.10 Frekuensi Insentif Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Insentif Frekuensi Persentase (%)

Ya 12 24 Tidak 38 76 Total 50 100

5.3.9 Gambaran Beban Kerja Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki beban kerja

yang tidak sesuai lebih banyak dari pada yang sesuai. Frekuensi beban kerja

petugas laboratorium pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.11.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 103: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

80

Tabel 5.11 Frekuensi Beban Kerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Beban Kerja Frekuensi Persentase (%) Sesuai 17 34 Tidak Sesuai 33 66 Total 50 100

5.3.10 Gambaran Sikap Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap

mendukung lebih banyak dari pada yang tidak mendukung. Frekuensi sikap

petugas laboratorium pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Frekuensi Sikap Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Sikap Frekuensi Persentase (%)

Mendukung 42 84 Tidak Mendukung 8 16 Total 50 100

5.3.11 Gambaran Supervisi Responden

Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menilai supervisi perlu

dilaksanakan dalam pembuatan sediaan dahak lebih banyak dari pada yang tidak

perlu. Frekuensi supervisi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13 Frekuensi Supervisi Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Supervisi Frekuensi Persentase (%) Perlu 44 88 Tidak Perlu 6 12 Total 50 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 104: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

81

5.3.12 Gambaran Kualitas Spesimen (Sputum)

Penelitian ini menunjukan bahwa kualitas spesimen kurang baik lebih

banyak dari pada kualitas spesimen yang baik. Frekuensi kinerja berdasarkan

kualitas spesimen dapat dilihat pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14 Frekuensi Kualitas Spesimen Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Kualitas Spesimen Frekuensi Persentase (%) Baik 22 44 Kurang Baik 28 66 Total 50 100

5.3.13 Gambaran Ukuran Sediaan

Penelitian ini menunjukan bahwa ukuran sediaan yang baik lebih banyak

dari pada ukuran sediaan yang kurang baik. Frekuensi kinerja berdasarkan ukuran

sediaan dahak dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Frekuensi Ukuran Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Ukuran Sediaan Frekuensi Persentase (%) Baik 27 54 Kurang Baik 23 36 Total 50 100

5.3.14 Gambaran Kerataan Sediaan

Penelitian ini menunjukan bahwa kerataan sediaan kurang baik lebih

banyak dari pada kerataan sediaan yang baik. Frekuensi kerataan sediaan dahak

terlihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16 Frekuensi Kerataan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Kerataan Sediaan Frekuensi Persentase (%) Baik 12 24 Kurang Baik 38 76 Total 50 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 105: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

82

5.3.15 Gambaran Ketebalan Sediaan

Penelitian ini menunjukan bahwa ketebalan sediaan yang kurang baik

lebih banyak dari pada ketebalan sediaan dahak yang baik. Frekuensi ketebalan

sediaan dahak terlihat pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Frekuensi Ketebalan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Ketebalan Sediaan Frekuensi Persentase (%) Baik 23 46 Kurang Baik 27 54 Total 50 100

5.3.16 Gambaran Kebersihan Sediaan

Penelitian ini menunjukan bahwa kebersihaan sediaan dahak yang bersih

lebih banyak dari pada yang kotor. Frekuensi kebersihaan sediaan dahak dapat

dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18 Frekuensi Kebersihan Sediaan Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016

Kebersihan sediaan Frekuensi Persentase (%) Bersih 41 82 Kotor 9 18 Total 50 100

5.3.17 Gambaran Kinerja Petugas Laboratorium

Penelitian ini menunjukan bahwa kinerja petugas laboratorium kurang

baik lebih banyak dari pada yang baik. Frekuensi kinerja petugas laboratorium

dapat dilihat pada Tabel 5.19.

Tabel 5.19 Frekuensi Kinerja Petugas Laboratorium di Kota Surabaya tahun 2016 Kinerja Petugas Frekuensi Persentase (%)

Kurang Baik 26 52 Baik 24 48 Total 50 100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 106: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

83

5.4 Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel menggunakan uji statistik chi-square.

5.4.1 Analisis Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

kurang baik lebih banyak pada umur ≤40 tahun yaitu 52,5% dibandingkan pada

umur >40 tahun yaitu 50,0%. Distribusi pengaruh umur terhadap kinerja petugas

laboratorium tuberkulosis dapat dilihat pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20 Distribusi Umur terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Umur Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Umur ≤40 tahun 21 52,5 19 47,5 40 100,0 Umur >40 Tahun 5 50,0 5 50,0 10 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.20 diperoleh nilai p value =

0,887 sehingga secara statistik tidak signifikan (p > 0,05) artinya tidak terdapat

pengaruh umur terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan

dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel umur tidak menjadi variabel kandidat

yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.2 Analisis Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

kurang baik lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki yaitu 66,7% dibandingkan

pada jenis kelamin perempuan yaitu 48,8 %. Distribusi pengaruh jenis kelamin

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 107: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

84

terhadap kinerja responden di Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

5.21.

Tabel 5.21 Distribusi Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Jenis Kelamin Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Laki-Laki 6 66,7 3 33,3 9 100,0 Perempuan 20 48,8 21 51,2 41 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.21 diperoleh nilai p value =

0,331 sehingga secara statistik tidak signifikan (p > 0,05) artinya tidak terdapat

pengaruh jenis kelamin terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin tidak menjadi

variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.3 Analisis Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

kurang baik lebih banyak pada pendidikan yang bukan analis kesehatan yaitu

100,0% dibandingkan pada responden yang berpendidikan analis kesehatan yaitu

51,0%. Distribusi pengaruh pendidikan responden terhadap kinerja petugas

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya

tahun 2016 dilihat pada Tabel 5.22

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 108: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

85

Tabel 5.22 Distribusi Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Pendidikan Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Bukan Analis 1 100,0 0 0 1 100,0 Analis 25 51,0 24 49,0 49 100,0 Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.22 diperoleh nilai p value =

0,332 sehingga secara statistik tidak signifikan (p > 0,05) artinya tidak terdapat

pengaruh pendidikan terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan tidak menjadi

variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.4 Analisis Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

kurang baik lebih banyak pada responden yang memiliki masa kerja ≤6 tahun

yaitu 54,0% dibandingkan masa kerja >6 tahun yaitu 33,0%. Distribusi pengaruh

masa kerja terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23 Distribusi Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 24 54,0 20 46,0 44 100,0 >6 Tahun 2 33,0 4 67,0 6 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.23 diperoleh nilai p value =

0,329 sehingga secara statistik tidak signifikan ( p> 0,05) artinya tidak terdapat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 109: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

86

pengaruh masa kerja terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel masa kerja tidak menjadi

variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.5 Analisis Kualitas Spesimen berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas spesimen yang kurang

baik lebih banyak pada responden yang memiliki masa kerja >6 tahun yaitu

56,8% dibandingkan masa kerja ≤6 tahun yaitu 50,0%. Distribusi kualitas

spesimen berdasarkan masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis di Kota

Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24 Distribusi Kualitas Spesimen berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Kualitas Spesimen

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 3 50,0 3 50,0 6 100,0 >6 Tahun 25 56,8 19 43,2 44 100,0

Total 28 56,0 22 44,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.24 diperoleh nilai p value =

0,752. Artinya bahwa masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kualitas spesimen.

5.4.6 Analisis Ukuran Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran sediaan kurang baik lebih

banyak pada responden yang memiliki masa kerja ≤6 tahun yaitu 83,3%

dibandingkan pada responden yang memiliki masa kerja >6 tahun yaitu 40,9%.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 110: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

87

Distribusi ukuran sediaan berdasarkan masa kerja petugas laboratorium

tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25 Distribusi Ukuran Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Ukuran Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 5 83,3 1 16,7 6 100,0 >6 Tahun 18 40,9 26 59,1 44 100,0

Total 23 46,0 27 54,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.25 diperoleh nilai p value =

0,050. Artinya bahwa masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak mempengaruhi ukuran sediaan.

5.4.7 Analisis Kerataan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kerataan sediaan kurang baik

lebih banyak pada responden yang memiliki masa kerja >6 yaitu 77,3%

dibandingkan pada responden yang memiliki masa kerja ≤6 tahun yaitu 66,7%.

Distribusi kerataan sediaan berdasarkan masa kerja petugas laboratorium

tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26 Distribusi Kerataan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Kerataan Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 4 66,7 2 33,3 6 100,0 >6 Tahun 34 77,3 10 22,7 44 100,0

Total 38 76,0 12 24,0 50 100,0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 111: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

88

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.26 diperoleh nilai p value =

0,568. Artinya bahwa masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kerataan sediaan.

5.4.8 Analisis Ketebalan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan sediaan kurang baik

lebih banyak pada responden dengan masa kerja >6 tahun yaitu 59,1%

dibandingkan pada masa kerja ≤6 tahun yaitu 16,7%. Distribusi ketebalan sediaan

berdasarkan masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis di Kota Surabaya tahun

2016 dilihat pada Tabel 5.27.

Tabel 5.27 Distribusi Ketebalan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Ketebalan Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 1 16,7 5 83,3 6 100,0 >6 Tahun 26 59,1 18 40,9 44 100,0

Total 27 54,0 23 46,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.27 diperoleh nilai p value =

0,050. Artinya bahwa masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak mempengaruhi ketebalan sediaan

5.4.9 Analisis Kebersihan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kebersihan sediaan yang bersih

lebih banyak pada masa kerja ≤6 tahun yaitu 83,3% dibandingkan masa kerja >6

tahun yaitu 81,8%. Distribusi kebersihan sediaan berdasarkan masa kerja petugas

laboratorium tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

5.28.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 112: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

89

Tabel 5.28 Distribusi Kebersihan Sediaan berdasarkan Masa Kerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Masa Kerja Kebersihan Sediaan

Kotor Bersih Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤6 Tahun 1 16,7 5 83,3 6 100,0 >6 Tahun 8 18,2 36 81,8 44 100,0

Total 9 18,0 41 82,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.28 diperoleh nilai p value =

0,928. Artinya bahwa masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kebersihan sediaan.

Hasil akhir kinerja (kualitas spesimen, ukuran sediaan, kerataan sediaan,

ketebalan sediaan dan kebersihan sediaan) berdasarkan masa kerja petugas

laboratorium tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016 pada tabel 5.29.

Tabel 5.29 Hasil Akhir Kinerja (Kualitas Spesimen, Ukuran Sediaan, Kerataaan Sediaan, Ketebalan Sediaan dan Kebersihan) berdasarkan Masa Kerja Petugas Tuberkolosis di Kota Surabaya tahun 2016

No. Variabel p value 1. Kualitas spesimen 0,752 2. Ukuran sediaan 0,050 3. Kerataan sediaan 0,568 4. Ketebalan sediaan 0,050 5. Kebersihan sediaan 0,928

5.4.10 Analisis Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis Dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium baik

lebih banyak pada responden yang mengikuti kegiatan pelatihan baik yaitu 50,0%

dibandingkan pada resonden yang mengikuti kegiatan pelatihan kurang baik yaitu

40,0%. Distribusi pengaruh pelatihan terhadap kinerja petugas laboratorium

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 113: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

90

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada

Tabel 5.30.

Tabel 5.30 Distribusi Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 15 35,7 17 40,0 32 100,0 Baik 9 50,0 9 50,0 18 100,0 Total 24 48,0 26 52,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.30 diperoleh nilai p value =

0,832 sehingga secara statistik tidak signifikan (p > 0,05) artinya tidak terdapat

pengaruh pelatihan terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak Hal ini menunjukkan bahwa variabel pelatihan tidak menjadi

variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.10.1 Analisis Kualitas Spesimen berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas spesimen yang kurang

baik lebih banyak pada responden yang mengikuti pelatihan kurang baik yaitu

68,8% dibandingkan yang mengikuti pelatihan baik yaitu 33,3%. Distribusi

kualitas spesimen berdasarkan pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis di

Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.31.

Tabel 5.31 Distribusi Kualitas Spesimen berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Kualitas Spesimen

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 22 68,8 10 31,3 32 100,0 Baik 6 33,3 12 66,7 18 100,0 Total 28 56,0 22 44,0 50 100,0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 114: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

91

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.31 diperoleh nilai p value =

0,015. Artinya bahwa pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kualitas spesimen.

5.4.10.2 Analisis Ukuran Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran sediaan kurang baik

lebih banyak pada responden yang mengikuti pelatihan baik yaitu 56,6%

dibandingkan yang kurang baik baik yaitu 40,6%. Distribusi ukuran sediaan

berdasarkan pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis di Kota Surabaya tahun

2016 dapat dilihat pada Tabel 5.32.

Tabel 5.32 Distribusi Ukuran Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Ukuran Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 13 40,6 19 59,4 32 100,0 Baik 10 56,6 8 44,4 18 100,0 Total 23 46,0 27 54,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.32 diperoleh nilai p value =

0,309. Artinya bahwa pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi ukuran sediaan.

5.4.10.3 Analisis Kerataan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kertaan sediaan kurang baik

lebih banyak pada responden yang mengikuti pelatihan baik yaitu 88,9%

dibandingkan yang mengikuti pelatihan kurang baik yaitu 68,8%. Distribusi

kerataan sediaan berdasarkan pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis di Kota

Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.33.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 115: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

92

Tabel 5.33 Distribusi Kerataan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Kerataan Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 22 68,8 10 31,3 32 100,0 Baik 16 88,9 2 11,1 18 100,0 Total 38 76,0 12 24,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.33 diperoleh nilai p value =

0,109. Artinya bahwa pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kerataan sediaan.

5.4.10.4 Analisis Ketebalan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan sediaan kurang baik

lebih banyak pada responden yang mengikuti pelatihan baik yaitu 66,7%

dibandingkan yang mengikuti pelatihan kurang baik yaitu 46,9%. Distribusi

ketebalan sediaan berdasarkan pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis di

Kota Surabaya tahun 2016 dilihat pada tabel 5.34.

Tabel 5.34 Distribusi Ketebalan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Ketebalan Sediaan

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 15 46,9 17 53,1 32 100,0 Baik 12 66,7 6 33,3 18 100,0 Total 27 54,0 23 46,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.34 diperoleh nilai p value =

0,179. Artinya bahwa pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi ketebalan sediaan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 116: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

93

5.4.10.5 Analisis Kebersihan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kebersihan sediaan bersih lebih

banyak pada responden yang mengikuti pelatihan baik yaitu 88,9% dibandingkan

yang mengikuti pelatihan kurang baik yaitu 78,1%. Distribusi kebersihan sediaan

berdasarkan pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis di Kota Surabaya tahun

2016 dapat dilihat pada Tabel 5.35.

Tabel 5.35 Distribusi Kebersihan Sediaan berdasarkan Pelatihan Petugas Laboratorium Tuberkulosis di Kota Surabaya tahun 2016

Pelatihan Kebersihan Sediaan

Kotor Bersih Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Baik 7 21,9 25 78,1 32 100,0 Baik 2 11,1 16 88,9 18 100,0 Total 9 18,0 41 82,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.35 diperoleh nilai p value =

0,342. Artinya bahwa pelatihan petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak tidak mempengaruhi kebersihan sediaan.

Hasil akhir kualitas spesimen, ukuran sediaan, kerataan sediaan, ketebalan

sediaan dan kebersihan sediaan berdasarkan pelatihan terdapat pada Tabel 5.36

Tabel 5.36 Hasil Akhir Kinerja (Kualitas Spesimen, Ukuran Sediaan, Kerataaan Sediaan, Ketebalan Sediaan dan Kebersihan) berdasarkan Pelatihan Petugas Mikroskopis Tuberkolosis di Kota Surabaya tahun 2016

No. Variabel p value 1. Kualitas spesimen 0,015 2. Ukuran sediaan 0,309 3. Kerataan sediaan 0,109 4. Ketebalan sediaan 0,179 5. Kebersihan sediaan 0,432

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 117: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

94

5.4.11 Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium

kurang baik lebih banyak pada responden yang merasa lingkungan kerja kurang

nyaman yaitu 83,3% dibandingkan yang nyaman yaitu 33,3%. Distribusi pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada Tabel 5.37.

Tabel 5.37 Distribusi Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Lingkungan Kerja Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kurang Nyaman 15 83,3 3 16,7 18 100,0 Nyaman 11 33,3 21 63,7 33 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.37 diperoleh nilai p value =

0,001 sehingga secara statistik signifikan (p < 0,05) artinya terdapat pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan

dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja menjadi variabel

kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p < 0,25).

5.4.12 Analisis Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

baik lebih banyak pada responden yang memiliki motivasi tinggi yaitu 60,6%

dibandingkan pada motivasi rendah yaitu 23,5%. merasa lingkungan kerja kurang

nyaman yaitu 83,3% dibandingkan yang nyaman yaitu 33,3%. Distribusi pengaruh

motivasi terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 118: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

95

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada Tabel 5.38.

Tabel 5.38 Distribusi Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Motivasi Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Motivasi Rendah 13 76,5 4 23,5 17 100,0 Motivasi Tinggi 13 39,4 20 60,6 33 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.38 diperoleh nilai p value =

0,013 sehingga secara statistik signifikan (p < 0,05) artinya terdapat pengaruh

motivasi terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi menjadi variabel kandidat yang

akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p < 0,25).

5.4.13 Analisis Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

baik lebih banyak pada responden yang diberikan insentif yaitu 83,3%

dibandingkan yang tidak diberikan insentif yaitu 36,9%. Distribusi pengaruh

insintif terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada Tabel 5.39.

Tabel 5.39 Distribusi Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Insentif Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak 24 63,1 14 36,9 38 100,0 Ya 2 16,7 10 83,3 12 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 119: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

96

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada tabel 5.39 diperoleh nilai p value =

0,005 sehingga secara statistik signifikan (p < 0,05) artinya terdapat pengaruh

insentif terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel insentif menjadi variabel kandidat yang akan

dimasukkan dalam analisis multivariabel (p < 0,25).

5.4.14 Analisis Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium

yang baik lebih banyak pada responden yang beban kerja yang sesuai yaitu 76,5%

dibandingkan yang kurang kerja tidak sesuai yaitu 66,7%. Distribusi pengaruh

beban kerja terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 pada Tabel 5.40.

Tabel 5.40 Distribusi Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Beban Kerja Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Sesuai 11 33,3 22 66,7 33 100,0 Sesuai 4 24,5 13 76,5 17 100,0 Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.40 diperoleh nilai p value =

0,004 sehingga secara statistik signifikan (p < 0,05) artinya terdapat pengaruh

beban kerja terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan

dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel beban kerja menjadi variabel

kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p < 0,25).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 120: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

97

5.4.15 Analisis Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium yang

baik lebih banyak pada responden yang memiliki sikap mendukung yaitu 52,4%

dibandingkan yang memiliki sifat yang tidak mendukung yaitu 25,0%. Distribusi

pengaruh sikap terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

5.41.

Tabel 5.41 Distribusi Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Sikap Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Mendukung 6 75,0 2 25,0 8 100,0 Mendukung 20 47,6 22 52,4 42 100,0

Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.41 diperoleh nilai p value =

0,155 sehingga secara statistik signifikan (p < 0,05) artinya terdapat pengaruh

sikap terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel sikap menjadi variabel kandidat yang akan

dimasukkan dalam analisis multivariabel (p < 0,25).

5.4.16 Analisis Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas laboratorium

kurang baik pada responden yang menyatakan perlu dan tidak perlu supervisi

sama yaitu 50,0%. Distribusi pengaruh supervisi terhadap kinerja petugas

laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 121: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

98

tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.42

Tabel 5.42 Distribusi Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Supervisi Kinerja Petugas

Kurang Baik Baik Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Tidak Perlu 4 50,0 4 50,0 6 100,0 Perlu 22 50,0 22 50,0 44 100,0 Total 26 52,0 24 48,0 50 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi-square pada Tabel 5.42 diperoleh nilai p value =

0,443 sehingga secara statistik tidak signifikan (p > 0,05) artinya tidak terdapat

pengaruh supervisi terhadap kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel supervisi tidak menjadi

variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel (p > 0,25).

5.4.17 Rangkuman Hasil Analisis Bivariabel

Adapun rangkuman hasil uji Chi-square pada penelitian ini dapat terlihat

pada tabel 5.43.

Tabel 5.43 Hasil Analisis Chi-square (Analisis Bivariabel) variabel penelitian terhadap Kinerja Petugas Laboratorium dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

No. Variabel p value Kesimpulan 1. Umur 0,443 Bukan kandidat 2. Jenis kelamin 0,887 Bukan kandidat 3. Pendidikan 0,332 Bukan kandidat 4. Masa kerja 0,329 Bukan kandidat 5. Pelatihan 0,832 Bukan kandidat 6. Lingkungan kerja 0,001 Kandidat 7. Motivasi 0,013 Kandidat 8. Insentif 0,005 Kandidat 9. Beban kerja 0,004 Kandidat 10. Sikap 0,155 Kandidat 11. Supervisi 0,443 Bukan kandidat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 122: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

99

Tabel 5.43 menunjukkan bahwa variabel yang akan dimasukkan dalam uji

regresi logistik ganda adalah lingkungan kerja, motivasi, insentif, beban kerja dan

sikap.

5.4 Analisis Multivariabel

Berdasarkan hasil regresi logistik sederhana diperoleh variabel yang

memenihi syarat untuk masuk analisis multivariabel adalah lingkungan kerja,

motivasi, insentif, beban kerja dan sikap. Sedangkan variabel yang tidak masuk

dalam analisis multivariabel adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja,

pelatihan dan supervisi.

Tabel 5.44 Hasil Analisis Multivariabel Uji Regresi Logistik Ganda

No. Variabel Kategori β p OR 95% CI Lower Upper

1. Lingkungan Kerja Nyaman Tidak Nyaman

2,274

0,001

Pembanding 9,720

1,703

55,492

2. Insentif Ya Tidak

2,340

0,024

Pembanding 10,379

1,364

78,490

3. Beban Kerja Sesuai Tidak Sesuai

1,530

0,054

Pembanding 4,640

0,976

21,868

Constant -4,076 0,000 0,030 Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada tabel 5.44 diketahui bahwa

lingkungan kerja dan beban kerja dan insentif merupakan faktor yang paling

mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 123: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

100

BAB 6

PEMBAHASAN

Kinerja tenaga kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk

dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pembangunan kesehatan.

Kajian mengenai kinerja memberikan kejelasan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja personel (Ilyas, 1999). Pembahasan dalam penelitian ini mengacu

pada tujuan yang telah dirumuskan dan berdasarkan hasil analisis penelitian.

Pembahasan hasil penelitian ini disusun berdasarkan variabel yang diteliti

meliputi variabel bebas (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lingkungan

kerja, pelatihan, motivasi, insentif, beban kerja, sikap dan supervisi) dan variabel

terikat (kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan

dahak) sebagai berikut:

6.1 Pengaruh Umur terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Menurut Sastrohardiwiryo (2003) untuk menghindari rendahnya

produktifitas umur dari pekerja tersebut haruslah dipertimbangkan. Dikarenakan

perkerjaan seseorang dipengaruhi oleh umur, yang berpengaruh terhadap kondisi

fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung jawab seseorang. Deva (2005)

klasifikasi umur dibagi dua yaitu umur dibawah 40 tahun dan diatas atau sama

dengan 40 tahun, karena pada kedua umur tersebut orang dengan produktivitas

tinggi atau sebaliknya.

100

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 124: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

101

Variabel umur tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium dalam

pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh

petugas laboratorium tuberkulosis di setiap Puskesmas baik semua mengikuti

kegiatan pelatihan sehingga baik petugas laborotorium tuberkulosis yang lama

maupun baru memiliki keahlian yang sama dalam melakukan pemeriksaan

sediaan dahak. Selain itu hal ini terjadi kemungkinan disebabkan sebaran data

yang tidak merata, sehingga memerlukan banyak sampel untuk menjawab

hipotesis. Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh War (1994) menyatakan

bahwa usia tidak berpengaruh dengan kinerja, dikarenakan setiap kategori usia

memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing maka dibutuhkan pengaturan

kerja oleh kepala puskesmas agar kinerja lebih baik.

Hal ini tidak sejalan pada penelitian Sastrohardiwiryo (2003) yang

menyatakan bahwa produktifitas kinerja sangat dipengaruhi oleh umur, karena

menyangkut perubahan yang dirasakan oleh individu, sehubungan dengan

pengalaman maupun perubahan kondisi fisik dan metal seseorang sehingga

nampak dalam aktifitas sehari hari. Hal senada juga pada penelitian Robbins

(2003) bahwa usia berpengaruh pada tingkat produktivitas terutama dikaitkan

dengan keterampilan, kecepatan, kecekatan dan kekuatan individu.

6.2 Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Menurut Depnaker (1993) bahwa jenis kelamin wanita tidak mempengaruhi

kemampuan fisik dan kultural. Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat

pekerjaan, waktu mengerjakan dan peraturan dalam lingkungan kerja. Variabel

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 125: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

102

jenis kelamin tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan

sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh distribusi

responden yang berjenis kelamin laki laki dan perempuan yang tidak merata pada

penelitian ini, sehingga memerlukan banyak sampel untuk menjawab pertanyaan

hipotesis.

Muchlas (1997) mengatakan bahwa dalam berbagai penelitian dapat

dikatakan bahwa secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

produktivitas maupun kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan Perbedaan jenis

kelamin hanyalah perbedaan fisik dan psikologis. Hal yang sama juga di

ungkapkan oleh Sulistyiorini (2010) dalam hasil penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi kenerja petugas laboratorium dalam pemeriksaan tuberkulosis di

Bantul.

6.3 Pengaruh Pendidikan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

Dalam bekerja individu memerlukan ketrampilan dan kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaaannya dengan baik dan efisien. Keterampilan dan

kemampuan ini dapat diperoleh dengan pendidikan formal dalam bentuk

pendidikan terlembaga maupun informal dalam bentuk bimbingan dalam bekerja.

Keterampilan dan kemampuan petugas puskesmas tidak ditentukan oleh

pendidikan terlembaga saja, tetapi memerlukan pendidikan informal seperti

pelatihan P2 TB strategi DOTS atau bimbingan kerja di lapangan.

Berdasarkan KEPMENKES RI NOMOR 370/MENKES/SK/III/200,

petugas laboratorium adalah seorang yang berpendidikan analis kesehatan. Analis

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 126: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

103

Kesehatan atau disebut juga Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah

tenaga kesehatan dan ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan

mengevaluasi prosedur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya.

Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian

terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia

untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-

faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat

(Patelki, 2012).

Variabel pendidikan tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016

disebabkan hampir semua responden berpendidikan analis kesehatan, hal ini

memenuhi standar kualifikasi tenaga laboratorium berpendidikan analis kesehatan

(Kepmenkes, 2001). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Arif

(2007) yang menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh pendidikan dengan

kinerja petugas mikroskopis malaria dalam pemeriksaan sediaan darah di Ogan

Komering Ulu. Namun Penelitian yang di lakukan oleh Pakpahan (2013)

menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin

tinggi kinerja yang dihasilkan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 127: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

104

6.4 Pengaruh Masa Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya Tahun 2016

Pengalaman atau masa kerja dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dimana

pengalaman, masa ketertarikan diri dengan pekerjaan juga ikut menentukan

kinerja seseorang karena semakin lama masa kerja seseorang, makin cakap

mereka akan lebih baik karena sudah menyusaikan diri dengan pekerjaan. Banyak

pengalaman yang dimiliki, maka semakin banyak pula keterampilan yang pernah

diketahuinya dan hal ini akan memberikan rasa percaya diri dan akan mempunyai

sikap ketika menghadapi suatu pekerjaan atau persoalan, sehingga kualitas kinerja

akan lebih baik.

Variabel masa kerja tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal

ini disebabkan masa kerja petugas laboratorium tuberkulosis baik yang sudah

lama bekerja sebagai laboran maupun belum lama, semua diikutsertakan dalam

kegiatan pelatihan mikroskopis dalam pembuatan sediaan dahak. Sehingga

memiliki pemahaman dan keterampilan yang sama. Selain itu kemungkinan hal

ini terjadi karena sebaran data yang tidak merata, sehingga memerlukan banyak

sampel untuk menjawab hipotesis.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Supardi (2004) di

Kabupaten Kendal yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh masa kerja

terhadap kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam penemuan kasus suspek

penderita tuberkulosis.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 128: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

105

Penelitian yang dilakukan oleh Rye dkk (2009) di Kota Palu provinsi

Sulawesi Tengah juga menyatakan hal yang sama bahwa tidak terdapat pengaruh

masa kerja terhadap penemuan kasus tuberkulosis. Pada penelitian Arianti (2005)

di Kabupaten Buleleng juga sejalan. Hasil penelitian tersebut sesuai pula dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2011) yang menyebutkan bahwa tidak

ada hubungan antara masa kerja dengan kinerja petugas, petugas dengan masa

kerja baru atau lama memberikan kontribusi yang sama bagi keberhasilan

program P2TB di Kota Pekalongan. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Khoirudin (2013) yang menyebutkan bahwa lama nya masa kerja

tidak berpengeruh secara statistika antara masa kerja dengan kinerja tenaga

kesehatan dalam upaya peningkatan penemuan suspek TB paru di Kediri.

6.5 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016 Kemapaman pegawai dalam bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi/instansi dipengaruhi oleh berbagai faktor secara internal, salah satunya

adalah melalui pelatihan, dimana melalui program tersebut diharapkan

organisasi/instansi dapat mempertahankan pegawai yang berpotensi dan

berkualitas. Pelatihan (training) merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan

dan keahlian seseorang pegawai untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Dengan adanya peningkatan keahlian, pengetahuan, wawasan, dan sikap

karyawan pada tugas-tugasnya melalui program pelatihan yang sudah

dilaksanakan dalam organisasi dapat meningkatkan kinerja pegawai organisasi

tersebut (Pakpahan dkk, 2013).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 129: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

106

Menurut Sastrohadiwiryo (2003) pelatihan kerja diselenggarakan dan

diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan keterampilan

atau keahlian kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan

kesejahteraan tenaga kerja. Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program

pelatihan yang mengacu pada standart kualifikasi keterampilan atau keahlian yang

pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang dan berlanjut. Pelatihan kerja yang

merupakan hak setiap pekerja dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan

keterampilan serta keahlian sesuai bakat, minat dan kemampuanya

diselenggarakan oleh lembaga pelatihan pemerintah.

Variabel pelatihan tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal

ini dikarenakan sebaran data yang tidak merata, sehingga memerlukan banyak

sampel untuk menjawab hipotesis. Selain itu hal ini terjadi karena semua petugas

laboratorium tuberkulosis semua diikutsertakan dalam kegiatan pelatihan dalam

pembuatan sediaan dahak.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariadi dkk

(2009) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

pelatihan dan kinerja petugas TB di Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian yang

dilakukan oleh Devisa (2010) di Kabupaten Bengkulu menyatakan hal yang sama

bahwa tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja petugas mikroskopis TB

paru di Puskesmas.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 130: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

107

6.6 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016 Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di

dalam karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan

kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan

motivasi karyawan untuk bekerja, maka dapat membawa pengaruh terhadap

semangat kerja karyawan. Pengertian lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Disini yang dimaksud dengan lingkungan kerja

adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja ada

dua macam yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik

(Rahmawanti dkk, 2014).

Menurut Sedamaryanti (2001) lingkungan kerja fisik merupakan semua

keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan

lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan

dengan hubungan kerja, baik hubungan kerja dengan atasan maupun hubungan

sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.Terciptanya lingkungan

kerja yang nyaman, aman dan menyenangkan merupakan salah satu cara

perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja para karyawan.

Variabel lingkungan kerja mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 131: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

108

ini dikarenakan pada saat penelitian banyak Puskesmas yang berada di Kota

Surabaya melakukan kegiatan renovasi sehingga tempat melakukan pemeriksaan

sediaan dahak sempit dan kurang nyaman.

Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmawati dkk (2014) di Malang

menyatakan bahwa lingkungan kerja mempengaruhi kinerja petugas. Menurut

Sutrisno (2010) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana

dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedamg melalukan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini

meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu dalam pekerjaan, kebersihan,

pencahayaan, dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Sukmawati

(2008) yang menyebutkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh terhadap

kinerja karyawan.

Keberadaan sarana dalam organisasi merupakan hal yang pokok sekaligus

modal untuk berfungsinya suatu organisasai. Alat kerja yang canggih disertai

dengan pelatihan penggunaannya secara lengkap dan sempurna akan banyak

berpengaruh terhadap produktifitas kerja dan kualitas kerja. Menurut Lewa dan

Subono (2005) bahwa lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar dapat

tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungan. Lingkungan

kerja yang menyenangkan dapat membuat para karyawan merasa betah dalam

menyelesaikan pekerjaannya serta mampu mencapai suatu hasil yang optimal.

Sebaliknya apabila kondisi lingkungan kerja tersebut tidak memadai akan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 132: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

109

menimbulkan dampak negatif dalam penurunan tingkat produktifitas kinerja

karyawan.

6.7 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016 Motivasi seseorang tersebut memberikan dorongan atau semangat untuk

bekerja guna memenuhi kebutuhan. Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai

inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini disebabkan karena

motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka

keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu

untuk berperilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau mengurangi

ketidakseimbangan.

Motivasi dapat sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara

optimal, hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan

dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan

kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja untuk mencapai

seseorang dapat sebagai alasan seseorang untuk berperilaku guna mencapai

tujuan, dalam hal ini adalah kinerja seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia sesuai dengan hirarki Maslow.

Menurut Stoner (1982) motivasi adalah suatu hal yang menyebabkan dan

yang mendukung tidakan atau perilaku seseorang yang merupakan hasil sejumlah

proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seseorang individu yang

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam melaksanakan

kegiatan-kegiatan tertentu.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 133: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

110

Variabel motivasi mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal ini disebabkan

oleh hampir semua responden memiliki motivasi yang tinggi dalam pembuatan

sediaan dahak. Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Suardiana (2006) yang

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi petugas kesehatan

terhadap kinerja nya dalam menemukan kasus pneumonia di Kabupaten Bangli.

Namun hasil ini berbeda dengan Melayu (2003) dan As’at (2004) yang

menyatakan motivasi berkaitan erat dengan kinerja.

Gibson dkk (1996) mengatakan bahwa motivasi sebagai semua kondisi

yang memberikan dorongan dari dalam seseorang yang digambarkan sebagai

keinginan, kemauan, dorongan atau keadaan dalam diri seseorang yang

mengaktifkan atau menggerakkan. Dengan motivasi yang tepat diharapkan setiap

petugas mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang

tinggi.

6.8 Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 Menurut Sunyoto (2012) menyatakan kompensasi merupakan suatu jaringan

berbagai subproses untuk memebrikan balas jasa kepada karyawan untuk

pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi karyawan agar mencapai tingkat

prestasi yang diinginkan. Hasibuan (2009) mengatakan bahwa kompensasi adalah

semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada

perusahaan. Di dalam kompensasi terdapat sistem insentif yang menghubungkan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 134: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

111

kompensasi dengan kinerja. Dengan kompensasi kepada pekerja diberikan

penghargaan berdasarkan kinerja dan berdasarkan senioritas atau jumlah jam kerja

(Wibowo, 2007).

Variabel insentif mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hasil ini sesuai

dengan Stoner (2000) yang menyatakan bahwa insentif atau imbalan yang

diterima karyawan baik dalam bentuk fasilitas ataupun honorarium akan

berhubungan langsung dengan kebutuhan pokok karyawan, seperti kebutuhan

ekonomi sekarang maupun yang akan datang, jika kebutuhan pokok terpenuhi

maka seseorang akan terfokus pada pekerjaannya.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Akhmadi (2011) yang menilai

kinerja pelayanan kesehatan dalam pengobatan TB di Makassar menunjukkan

bahwa insentif untuk meningkatkan organisasi perawatan dan praktik manajemen,

dapat berkontribusi terhadap kinerja yang lebih baik terhadap pelayanan kesehatan

dalam pengobatan TB. Dalam penelitian tersebut, pentingnya kompensasi bagi

petugas TB. Hal ini ditunjukkan dimana insentif yang diberikan dapat mendorong

pada kinerja pelayanan kesehatan dalam pengobatanTB. Hal yang sama juga

dihasilkan pada penelitian Widyatmini dan Hakim (2009) menunjukkan bahwa

insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS. Tambahan

penghasilan dan apresiasi kinerja yang diberikan oleh pemerintah diharapkan

dapat meningkatkan semangat kerja.

Menurut Simamora (2006) sistem imbalan baik berupa finansial maupun

nonfinansial yang di kendalikan oleh organisasi dapat digunakan sebagai alat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 135: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

112

untuk memotivasi karyawan nya. Sistem imbalan akan mempengaruhi

produktivitas dan tendensi mencari pekerjaan lainnya.

Hubungan antara kompensasi dengan kinerja adalah positif, artinya semakin

baik kompensasi yang diterima oleh pegawai, maka kinerja pegawai juga semakin

baik. Semakin tinggi kompetensi seorang pegawai maka akan berpengaruh

meningkatkan kinerja pegawai dan semakin baik kompensasi yang diberikan

kepada para pegawai maka mereka akan lebih semangat lagi dalam melakukan

pekerjaan dan menghasilkan kinerja yang baik juga. Begitu juga dengan

kepemimpinan, semakin baik kepemimpinan maka akan berpengaruh

meningkatkan kinerja pegawai.

Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.Kompensasi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Kompensasi yang

akan diberikan kepada para pegawai harus sesuai dengan kinerja yang mereka

hasilkan agar mereka bisa termotivasi dan bisa lebih semangat lagi dalam bekerja.

Hal ini harus lebih ditingkatkan lagi agar kinerja karyawan tidak akan menurun

melainkan bisa lebih meningkat lagi.

Mempertahankan dan meningkatkan kompensasi yang ada untuk

mempertahankan dan meningkatkan kompensasi yaitu ditunjang dengan beberapa

faktor seperti keahlian dalam bekerja, keahlian seseorang dalam bekerja harus

terus-menerus ditingkatkan, peningkatan keahlian seorang pegawai dapat dilihat

dari pengalaman-pengalaman mereka dalam bekerja. Dengan hasil pekerjaan yang

mereka lakukan sesuai dengan keahlian maka kompensasi yang diberikan kepada

mereka juga sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Dengan itu juga mereka

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 136: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

113

akan termotivasi dalam bekerja dan mereka bisa mendapatkan prestasi kerja

sesuai apa yang diharapkan (Dharma, 2008).

6.9 Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak yang Berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016 Secara konseptual beban kerja dapat ditinjau dari selisih antara energi yang

tersedia pada setiap pekerjaan dengan energi yang diperlukan untuk mengkerjakan

suatu tugas dengan sukses. Konsep yang mendasari pengukuran kinerja adalah

pertama menyelesaikan suatu tugas memerlukan waktu tertentu. Tingkat beban

kerja diperhitungkan dari jumlah waktu yang telah dipakai untuk mengerjakan

suatu tugas sampai selesai. Kedua, manusia hanya memiliki kapasitas energi yang

terbatas, sebagai akibatnya jika seseorang harus mengerjakan beberapa tugas

dalam waktu yang sama maka akan terjadi kompensasi prioritas antar tugas-tugas

itu guna memperebutkan energi yang terbatas (Sugianto, 1993).

Variabel beban kerja mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal

ini disebabkan oleh kurangnya tenaga laboratorium sehingga semua pemeriksaan

(darah, urin, feses) dikerjakan sendiri tanpa bantuan petugas lain, Selain itu

tingginya angka kunjungan pasien sehinnga menambah beban kerja petugas

laboratorium. Selain karena kurangnya tenaga laboratorium beratnya beban kerja

yang dirasakan oleh responden juga disebabkan pada saat dilakukannya penelitian

ini sebagian besar petugas laboratorium juga sedang melakukan pemeriksaan

General Check up. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ilyas (2001) yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 137: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

114

menyatakan bahwa beban kerja yang terlalu berat dapat menurunkan kinerja

karyawan.

6.10 Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016

Robbins (2003) menyebutkan bahwa sikap itu penting karena

mempengaruhi perilaku, sedangkan perilaku berpengaruh terhadap kinerja dan

produktivitas karyawan. Notoatmodjo (2014) sikap adalah bagaimana pendapat

atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan,

sehat sakit dan faktor yang terkait dengan faktor resiko kesehatan.

Variabel sikap tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016.

Dikarenakan hampir semua responden bersikap mendukung dalam pemeriksaan

dahak dikarenakan responden berpendapat pembuatan sediaan dahak adalah tugas

dan kompetensi seorang analis kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawati dkk (2014) di Pekalongan

yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh sikap terhadap kinerja petugas

laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak penderita tuberkulosis.

6.11 Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Petugas Laboratorium Tuberkulosis dalam Pembuatan Sediaan Dahak di Kota Surabaya tahun 2016

Sedarmayanti (2007) supervisi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja, dikarenakan supervisi adalah kegiatan bimbingan dan

evaluasi kerja yang rutin dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja

petugas dan mempertahankan kompetensi dan motivasi petugas yang dilakukan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 138: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

115

secara langsung. Kegiatan yang dilakukan selama supervisi adalah observasi,

bantuan tekhnis, diskusi bersama tentang permasalahan yang ditemukan, mencari

solusi pemecahan masalah bersama, memberikan laporan dan membarikan saran

perbaikan.

Variabel supervisi tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Hal

ini dikarenakan sebaran data yang tidak merata, sehingga memerlukan banyak

sampel untuk menjawab hipotesis. Selain itu supervisi yang dilakukan tidak

mempengaruhi kinerja petugas laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak. Ini

bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2012)

yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara persepsi petugas tentang supervisi

dengan kinerja petugas puskesmas dalam pengelolaan pengobatan TB mangkir di

Kota Pekalongan. Begitu pula dengan Ilyas (2002) menyatakan bahwa supervisi

merupakan proses yang memacu anggota unit kerja untuk berkontribusi positif.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 139: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

116

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan) tidak

mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan

sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

2. Masa kerja tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

3. Pelatihan tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

4. Lingkungan kerja tidak nyaman mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota

Surabaya tahun 2016.

5. Motivasi tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

6. Insentif mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016.

116

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 140: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

117

7. Beban kerja tidak sesuai mempengaruhi kinerja petugas laboratorium

tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota

Surabaya tahun 2016.

8. Sikap tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam

pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun 2016

9. Supervisi tidak mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis

dalam pembuatan sediaan dahak yang berkualitas di Kota Surabaya tahun

2016.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Surabaya

1. Diharapkan adanyan pengembangan lingkungan fisik laboratorium agar

terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dalam pembuatan sediaan dahak.

2. Pemberian insentif kepada petugas laboratorium dimana dapat mendorong

kinerja yang baik dalam pembuatan sediaan dahak.

3. Penambahan petugas laboratorium untuk mengurangi beban kerja di

laboratorium setiap puskesmas.

4. Memberikan pelatihan kepada petugas laboratorium tentang kualitas

spesimen, ketebalan sediaan dan kerataan sediaan dahak yang baik.

7.2.2 Bagi Petugas Laboratorium

1. Meningkatkan kualitas spesimen berupa dahak

2. Meningkatkan kerataan sedian dan ketebalan sediaan dahak

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 141: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

118

7.2.3 Peneliti Selanjutnya

Diharapkan melakukan penelitian dengan metode dan teori yang berbeda

serta penambahan variabel lain.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 142: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

119

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad B. (2006). Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Petugas Laboratorium dalam Penemuan Kasus TB paru di Puskesmas Kerinci, Tesis, Pascasarjana Unand.

Arikunto S. (2003). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Edisi Revisi V. Jakarta:

Rineka Cipta. As’sad M. (2004). Psikologi Industri, Edisi 9, Yogyakarta. Azwar A. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan. Departemen Kesehatan RI. (2006). Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman pengobatan Dasar di Puskesmas.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis. Jakarta: Gerdunas TB Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. (2011). Pedoman Nasional pengendalian

Tuberkulosis. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. (2011). Rencana Aksi Nasional Penguatan

Laboratorium Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes RI. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Strategi Nasional Pengendalian TB di

Indonesia. Jakarta: Ditjen P2PL Depkes RI. Dharma P. (2008). Pengaruh Kepemimpinan dan KompensasiTerhadap Semangat

Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan Pada PT.United Indo Bali, Jurnal JAB.

Dian A.L. (2011). Hubungan Kinerja Petugas Dengan Case Detection Rate di

Puskesmas Kota Makasar, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2014). Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun

2014. Kota Surabaya.

119

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 143: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

120

Erlien T.H. (2008). Penyakit Saluran Pernapasan. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka.

Gibson J.L., Ivancevich J.H., Donnelly J.R. (1996). Organizations:behavior,

stucture, proses, Eight Edition, Illiois Ricard D. Irwan inc. Guilbert J.J. (1977). Educational Hand Book for Health Personal. WHO.

Terjemahan W.F Maramis. Gomes,F.C.,(1997). Menajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Hariadi E., Iswanto., Ahmad R.A. (2009). Hubungan Faktor Petugas Puskesmas

dengan Cakupan Penderita Tuberculosis Paru BTA Positif. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol 25, no 4.

Hasibuan P.S. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta:

PT.Bumi Aksara. Ilyas Y. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat Kajian

Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Irianto K. (2002). Mengguak dunia mikro Organisme. Bandung: Sarana Mandiri

Prestasi. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman jejaring dan pemantapan mutu

pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis.Ditjen Bina dan Upaya Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Khoiruddin A. (2013). Jurnal . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Tenaga

Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Penemuan Suspek TB Paru di Kediri. Jurnal Ilmu Menajemen, Vol 5, no 3.

Kurniawati I. (2012). Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Petugas

Puskesmas dalam Pengelolaan pasien TB Paru Mangkir di Pekalongan. Universitas Dipenegoro semarang, Jurnal JITK, Vol 5, no 1.

Kurniati., Rhina W. (2003). Menghitung Kebutuhan Tenaga Analis Laboratorium

di Sub Unit Penyakit Infeksi Instalasi Patologi Klinik RS Dr. Sardjito, Laporan Manajemen, Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lemeshow S., David W.H., Jennelle K., Stephen K.L. (1997). Besar Sampel

dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 144: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

121

Lewa., Subono (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Lubis K.A. (2008). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Medan. Tesis, Universitas Sumatra Utara.

Mangkunegara A.A., Anwar P. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Malayu H.H. (2003). Produktitivas dan motivasi. Jakarta: Fajar Utama. Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Misnadiarly. (2006). Tuberkulosis dan Mikobakterium Atipik. Jakarta: Dian

Rakyat. Murti B. (1997). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press. Notoatmojo S. (2003). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. (2014). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Payaman J. (2011). Menajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga penerbit

Fakultas ekonomi UI. Praditya P. (2010). Menajemen Mutu laboratorium TB pada Puskesmas Rujukan

Mikroskopis dan Pelaksana Mandiri di Kabupaten Situbondo. Fakultas kesehatan Universitas Jember.

Siswidiyanto., Sukanto (2013). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap

Kinerja Pegawai. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 2 no 1 hal 116-121.

Program Pasca Sarjana. (2004). Pedoman penulisan tesis dan desertasi, program

Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Purwanti S. (2010). Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Fasilitas, Supervisi,

Dan Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Pelaksana Pelayanan Rogram Mtbs (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Di Kabupaten Banyumas.

Rindjaswati. (2001). Karakteristik Petugas Laboratorium Tb Paru di Puskesmas

Rujukan Mikroskopis Kota Surakarta, Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 145: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

122

Rahmawanti., Bambang S.A.P. (2014). Pengaruh lingkungan kerja terhadap karyawan, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol 8 no 2.

Robbins S.P. (2003). Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Indeks. Rye A., Yusrizal D.S., Hadiwijoyo Y. (2009). Faktor yang Mempengaruhi

Penemuan Penderita TB paru di Kota Palu. Berita kedokteran Masyarakat, Vol 25, no 2.

Sedarmayanti. (2009). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar

Maju. Seodarto. (2009). Penyakit menular di Indonesia. Segung Seto: Surabaya. Somantri I. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. Simamora H. (2004). Menajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE

YKPN. Stoner J.A.F. (1982). Menagement: two edition, Prentice-Hall international Inc

Englewood Cliff, New York. Suardiana. (2006). Faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas kesehatan

dalam diagnosis pneumonia pada balita pada sistem survailens pneumonia dikabupaten Bangli tahun 2006. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmawati. (2008). Pengaruh kepemimpinan, lingkungan fisik, dan konpensasi

terhadap kinerja karyawan di PT. Pertamina Pekalongan. Tesis. Universitas Dipenegoro.

Sunyoto D. (2012). Teori, Kuesioner, dan Anlisis Data Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: CAPS. Suparyanto. (2005). Upaya peningkatan penemuan suspek TB paru melalui

analisis kinerja tenaga kesehatan puskesmas, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.

Sutanto P.H. (2013). Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sutrisno E. (2010). Menajemen Sumber Daya Manusia Edisi I. Cetakan kedua.

Jakarta: Prenda Media Grup.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 146: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

123

Sutrisno. (2010). Analisis Faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas tuberkulosis puskesmas di kabupaten jember. Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Warr P. (1994). A conceptualframework for the study of work and mental health,

Work and stress. WHO. (2014). Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR TB). (Sitasi 02 Maret

2016). WHO. (2015). Global Tiberculosis Report Editon. Geneva: WHO Press. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Prasada. Widoyono. (2011). Penyakit tropis, epidemiologi, penularan, pencegahan dan

pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 147: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

124

PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rosdiyanti, SST Nim : 101414553022 Status : Mahasiswa Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Airlangga Saat ini sedang melakukan penelitian tentang “Analisis faktor yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016” Penelitian ini melibatkan 50 orang petugas laboratorium tuberkulosis sebagai responden. Bacalah informasi ini baik baik sebelum memutuskan untuk ikut dalam penelitian ini. Apabila belum mengerti atau belum jelas mengenai informasi ini, janganlah ragu untuk bertanya. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja petugas laboratorium tuberkulosis dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini hanya berupa wawancara dan observasi cara kerja responden dalam pembuatan sediaan dahak. Wawancara akan dilakukan di laboratorium, Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 1 jam untuk setiap responden. Manfaat Sebagai evaluasi kerja bagi responden dalam pembuatan sediaan dahak di kota Surabaya. Bahaya potensial Penelitian ini tidak mengakibatkan bahaya terhadap responden dikarenakan tidak ada perlakuan, namun hanya dilakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan terkait penelitian. Kerahasiaan Segala informasi yang diperoleh selama penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan menjadi tanggung jawab peneliti. Hak untuk mengundurkan diri Responden ikut dalam penelitian ini atas dasar suka rela, Tidak ada paksaan sehingga responden berhak untuk ikut atau tidak ikut serta. Insentif untuk Responden Responden yang ikut dalam penelitian ini tidak mendapatkan insentif berupa uang, namun peneliti akan memberikan souvenir berupa flashdisk. Kontak yang dapat dihubungi Nama : Rosdiyanti Alamat : Jl. Mulyorejo Utara No 149, Surabaya No HP : 081231436777 e-mail : [email protected]

Lampiran 1

124

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 148: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

125

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Unit Kerja :

Telah mendapatkan keterangan secara terperinci dan jelas mengenai :

1. Judul penelitian

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek penelitian

3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian

4. Bahaya potensial yang akan timbul

5. Prosedur penelitian

Dalam prosedur penelitian mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan tentang segala

sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

Oleh karena itu, maka saya nyatakan bersedia/tidak bersedia* ikut serta sebagai responden

dalam penelitian yang berjudul “Analisis faktor yang mempengaruhi Kinerja Petugas

Laboratorium dalam pembuatan sediaan dahak di Kota Surabaya tahun 2016”.

Demikin pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Surabaya, 2016

Responden

( )

Peneliti

(Rosdiyanti, S.ST)

* Coret salah satu

Saksi

( )

Lampiran 2

125

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 149: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

126

PANDUAN OBSERVASI

PEMBUATAN SEDIAAN APUSAN DAHAK OLEH PETUGAS LABORATORIUM

DI KOTA SURABAYA

BIODATA RESPONDEN

Nama

Umur ...... Tahun

Jenis Kelamin 1. Pria 2. Wanita

Pendidikan 1. Analis Kes 2. Non Analis Kes

Lama masa kerja ......Tahun

PETUNJUK PENGISIAN OBSERVASI

Peneliti memberi tanda check list (√ ) sesuai data obyektif yang dilakukan oleh responden.

Ya : 2

Tidak : 1

No. Pernyataan Ya Tidak

A. Kualitas spesimen (Sputum)

Dahak yang diperiksa mukopurulen/ kental kuning kehijauan.

B. Ukuran sediaan

Sediaan apusan dahak 2x3cm

C Kerataan sediaan

Apusan dahak terlihat merata, tidak terlihat daerah yang

kosong pada kaca objek

D Ketebalan sediaan

Sediaan apusan dahak yang belum dicat diletakan diatas surat

kabar, atau tulisan cetakan. Ketebalan sediaan apus dianggap

baik bila hurup hurup tulisannya masih dapat terbaca

E Kebersihan sediaan

Tidak terdapat kotoran,atau sisa tisue pada sediaan.

Lampiran 3

126

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 150: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

127

1. Pernyataan Mengukur lingkungan kerja fisik

No Pernyataan Ya Tidak

1 Ruang kerja laboratorium memiliki

ventilasi

2 Di laboratorium terdapat kran air

yang mengalir.

3 Ruang laboratorium tidak sempit

4 Pencahayaan di laboratorium cukup

5 Tersedia ruangan khusus

laboratorium untuk pembuatan

sediaan dahak

6. Tersedia ruangan khusus tempat

pasien mengeluarkan dahak dan

SOP pengumpulan dahak

7 Sirkulasi udara baik

2. Pernyataan untuk mengukur pelatihan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya pernah mengikuti pelatihan

mikroskopis TB

2 Saya sudah mengikuti pelatihan

mikroskopis TB >3kali dalam 3

tahun terakhir

3 Pelatihan mikroskopis TB sangat

berguna untuk menambah

keterampilan saya dalam

pembuatan sediaan

4 Pelatihan mikroskopis TB

dilakukan 2 kali dalam 1 tahun

5 Pelatihan hanya dilakukan bila

kinerja dalam pembuatan sediaan

jelek

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 151: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

128

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian :

Pilih salah satu jawaban menurut keyakinan saudara/i yang sesuai dengan situasi dan kondisi

saat ini, dengan cara memberi tanda silang (√ ) pada kolom yang sesuai untuk pertanyaan

berikut :

Keterangan

Skor 4 : Bila responden menjawab “sangat setuju” pada daftar pertanyaan

Skor 3 : Bila responden menjawab “setuju” pada daftar pertanyaan

Skor 2 : Bila responden menjawab “tidak setuju” pada daftar pertanyaan

Skor 1 : Bila responden menjawab “sangat tidak setuju” pada daftar pertanyaan

3. Pernyataan untuk mengukur motivasi

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

1 Saya selalu menjelaskan cara

mengeluarkan spesimen yang

baik kepada pasien

2 Saya berusaha membuat sediaan

yang rata dan tidak ada bagian

yang kosong

3 Sediaan yang saya buat tidak

pernah tebal

4 Saya membuat sediaan dengan

ukuran besar

5 Saya menjaga kebersihan kaca

sediaan sebelum digunakan

6 Saya merasa senang jika sediaan

yang dibuat baik

Lampiran 4

128

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 152: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

129

7 Saya merasa ilmu saya

bermanfaat dalam melakukan

pembuatan sediaan apusan

dahak

8

Saya mengerjakan tugas saya

sebagai mikroskopis TB dengan

baik dan benar

9 Saya merasa tenang bekerja

sebagai petugas laboratoriun TB

10 Pekerjaan membuat sediaan

apusan dahak masuk kedalam

penilaian prestasi kerja

4. Pernyataan Mengukur Imbalan/insentif

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

1 Saya merasa puas dengan insentif

yang diberikan dari pembuatan

sediaan dahak

2 Pembagian insentif dari pembuatan

sediaan sesuai dengan keputusan

atasan

3 Pemberian insentif memotivasi

saya dalam pembuatan sediaan

dahak

4 Insentif yang diberikan sesuai

dengan risiko pekerjaan saya dalam

pembuatan sediaan dahak

5 Saya mendapat imbalan jika

membuat sediaan dahak yang baik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 153: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

130

6 Pemberian insentif memotivasi

saya dalam pembuatan sediaan

dahak

5. Pernyataan : Mengukur beban kerja

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

1 Beban kerja saya tidak sesuai

dengan kemampuan saya

2 Mempunyai tugas lain Selain

tugas pokok sebagai petugas

laboratorium

3 Waktu yang cukup dalam

pembuatan sediaan dahak

4 Saya merasa jijik saat membuat

sediaan dahak

5 Memiliki tugas selain tugas

pokok sebagai tenaga

laboratorium merupakan beban

bagi saya

6. Pernyataan : Mengukur sikap

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

1 Saya mendukung jika spesimen

dahak bukan air liur

2 Saya mendukung diagnosis TB

secara mikroskopis

3 Saya bersikap sopan ketika

pasien mengantarkan dahak

4 Saya membuat sediaan apusan

dahak sesuai prosedur

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 154: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

131

5 Saya membuat sediaan dengan

penuh tanggung jawab

6 Saya menjelaskan kepada pasien

cara mengeluarkan dahak yang

baik

7 Saya bertanggung jawab

membuat sediaan yang rata

8 Saya melaporkan permasalahan

dilaboratorium

9 Saya mengunakan alat pelindung

diri saat berkerja dilaboratorium

10 Membersihkan laboratorium

setelah selesai bekerja

8. Pernyataan : Mengukur supervisi

No Pernyataan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak Setuju

1 Ada pemberitahuan terlebih

dahulu sebelum Supervisi

2 Ketika supervisi saya merasa

diperhatikan prosedur kerja saya

3 Supervisi untuk evaluasi

kesalahan saya dalam pembuatan

sediaan dahak

4 Saat supervisi selalu diberikan

pengarahan tentang cara

pembuatan sediaan apusan dahak

5 Saya senang supervisi rutin

dilakukan

6 Supervisi membantu menemukan

masalah tekhis dan masalah

operasional di laboratorium

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 155: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

132

7 Supervisi membantu

menyelesaikan masalah yang ada

di laboratorium

8 Hasil supervisi dikirim (umpan

balik) ke puskesmas

9 Supervisi dilaksanakan oleh dinas

kesehatan

10 Semakin sering supervisi semakin

baik

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 156: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

133

KAJI ETIK

Lampiran 5

133

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 157: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

134

ANALISIS DATA

1. Frekuensi Umur Responden Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Umur ≤ 40 Tahun 40 80,0 80,0 80,0 Umur > 40 10 20,0 20,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

2. Frekuensi Jenis Kelamin

jenis_kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid perempuan 41 82,0 82,0 82,0 lakilaki 9 18,0 18,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

3. Frekuensi Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Analis Kesehatan 49 98,0 98,0 98,0 Non Analis Kesehatan 1 2,0 2,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

4. Frekuensi Masa Kerja

Masa Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ≥ 6 Tahun 44 88,0 88,0 88,0 < 6 Tahun 6 12,0 12,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

5. Frekuensi Lingkungan Kerja LingkungaKerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Nyaman 32 64,0 64,0 64,0 Tidak Nyaman 18 36,0 36,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

Lampiran 6

134

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 158: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

135

6. Frekuensi Pelatihan Pelatihan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 18 36,0 36,0 36,0 Kurang Baik 32 64,0 64,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

7. Frekuensi Motivasi Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Motivasi Tinggi 33 66,0 66,0 66,0 Motivasi Rendah 17 34,0 34,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

8. Frekuensi Insentif Insentif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 12 24,0 24,0 24,0 Tidak 38 76,0 76,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

9. Frekuensi Beban Kerja Beban Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sesuai 17 34.0 34.0 34.0 tidak sesuai 33 66.0 66.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

10. Frekuensi Sikap Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Mendukung 42 84,0 84,0 84,0 Tidak Mendukung 8 16,0 16,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

11. Frekuensi Supervisi Supervisi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 44 88,0 88,0 88,0 Kurang Baik 6 12,0 12,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 159: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

136

12. Kinerja

kinerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid baik 24 48,0 48,0 48,0 Buruk 26 52,0 52,0 100,0 Total 50 100,0 100,0

1. Crosstabs Umur terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Umur * kinerja

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Umur * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Umur

Umur ≤ 40 Tahun Count 19 21 40 % within Umur

47,5% 52,5% 100,0%

Umur > 40 Count 5 5 10 % within Umur

50,0% 50,0% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Umur

48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp.

Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,020a 1 ,887 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,020 1 ,887 Fisher's Exact Test 1,000 ,582 Linear-by-Linear Association

,020 1 ,889

N of Valid Cases 50 a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.80.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 160: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

137

b. Computed only for a 2x2 table

2. Crosstab Jenis kelamin terhadap kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

jenis_kelamin * kinerja

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

jenis_kelamin * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

jenis_kelamin

perempuan Count 21 20 41 % within jenis_kelamin 51,2% 48,8% 100,0%

lakilaki Count 3 6 9 % within jenis_kelamin 33,3% 66,7% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within jenis_kelamin 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,946a 1 ,331

Continuity Correctionb ,365 1 ,546

Likelihood Ratio ,964 1 ,326

Fisher's Exact Test ,467 ,275 Linear-by-Linear Association

,927 1 ,336

N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.32. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 161: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

138

3. Crosstab pendidikan terhadap Kinerja

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Tingkat Pendidikan * kinerja

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Tingkat Pendidikan * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Tingkat Pendidikan

Analis Kesehatan Count 24 25 49 % within Tingkat Pendidikan 49,0% 51,0% 100,0%

Non Analis Kesehatan

Count 0 1 1 % within Tingkat Pendidikan 0,0% 100,0% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Tingkat Pendidikan 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,942a 1 ,332 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio 1,327 1 ,249 Fisher's Exact Test 1,000 ,520 Linear-by-Linear Association

,923 1 ,337

N of Valid Cases 50 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .48. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 162: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

139

4. Crosstab Masa Kerja terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Masa Kerja * kinerja

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Masa Kerja * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Masa Kerja ≥ 6 Tahun

Count 20 24 44 % within Masa Kerja 45,5% 54,5% 100,0%

< 6 Tahun Count 4 2 6 % within Masa Kerja 66,7% 33,3% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Masa Kerja 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,952a 1 ,329 Continuity Correctionb ,292 1 ,589 Likelihood Ratio ,964 1 ,326 Fisher's Exact Test ,409 ,295 Linear-by-Linear Association

,933 1 ,334

N of Valid Cases 50 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.88. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 163: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

140

5. Crosstab Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

LingkungaKerja * kinerja

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

LingkungaKerja * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

LingkungaKerja

Nyaman Count 21 11 32 % within LingkungaKerja

65,6% 34,4% 100,0%

Tidak Nyaman Count 3 15 18 % within LingkungaKerja

16,7% 83,3% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within LingkungaKerja

48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11,063a 1 ,001 Continuity Correctionb 9,188 1 ,002 Likelihood Ratio 11,831 1 ,001 Fisher's Exact Test ,001 ,001 Linear-by-Linear Association

10,841 1 ,001

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.64. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 164: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

141

6. Crosstab Pelatihan terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Pelatihan * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Pelatihan * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Pelatihan Baik Count 9 9 18

% within Pelatihan 50,0% 50,0% 100,0%

Kurang Baik Count 15 17 32 % within Pelatihan 46,9% 53,1% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Pelatihan 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,045a 1 ,832 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,045 1 ,832 Fisher's Exact Test 1,000 ,532 Linear-by-Linear Association

,044 1 ,834

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.64. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 165: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

142

7. Crosstab Motivasi terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Motivasi * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Motivasi * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Motivasi Motivasi Tinggi

Count 20 13 33 % within Motivasi 60,6% 39,4% 100,0%

Motivasi Rendah Count 4 13 17 % within Motivasi 23,5% 76,5% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Motivasi 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6,179a 1 ,013

Continuity Correctionb 4,783 1 ,029

Likelihood Ratio 6,433 1 ,011

Fisher's Exact Test ,018 ,013 Linear-by-Linear Association

6,056 1 ,014

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.16. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 166: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

143

8. Crosstab Insentif terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Insentif * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Insentif * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Insentif Ya

Count 10 2 12 % within Insentif 83,3% 16,7% 100,0%

Tidak Count 14 24 38 % within Insentif 36,8% 63,2% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Insentif 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7,898a 1 ,005 Continuity Correctionb 6,145 1 ,013 Likelihood Ratio 8,405 1 ,004 Fisher's Exact Test ,007 ,006 Linear-by-Linear Association

7,740 1 ,005

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.76. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 167: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

144

9. Crosstab Beban kerja terhadap kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Beban Kerja * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Beban Kerja * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Beban Kerja Tidak

Count 13 4 17 % within Beban Kerja 76,5% 23,5% 100,0%

Ya Count 11 22 33 % within Beban Kerja 33,3% 66,7% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Beban Kerja 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8,365a 1 ,004 Continuity Correctionb 6,726 1 ,010 Likelihood Ratio 8,675 1 ,003 Fisher's Exact Test ,007 ,004 Linear-by-Linear Association

8,197 1 ,004

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.16. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 168: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

145

10. Crosstab sikap terhadap kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Sikap * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Sikap * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Sikap

Mendukung Count 22 20 42

% within Sikap 52,4%

47,6% 100,0%

Tidak Mendukung Count 2 6 8

% within Sikap 25,0%

75,0% 100,0%

Total Count 24 26 50

% within Sikap 48,0%

52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2,018a 1 ,155

Continuity Correctionb 1,071 1 ,301

Likelihood Ratio 2,108 1 ,147

Fisher's Exact Test ,250 ,151 Linear-by-Linear Association 1,978 1 ,160

N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.84. b. Computed only for a 2x2 table

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 169: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

146

11. Crosstab Supervisi terhadap Kinerja

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Supervisi * kinerja 50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

Supervisi * kinerja Crosstabulation kinerja Total

baik Buruk

Supervisi Baik

Count 22 22 44 % within Supervisi 50,0% 50,0% 100,0%

Kurang Baik Count 2 4 6 % within Supervisi 33,3% 66,7% 100,0%

Total Count 24 26 50 % within Supervisi 48,0% 52,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,588a 1 ,443 Continuity Correctionb ,110 1 ,741

Likelihood Ratio ,600 1 ,439 Fisher's Exact Test ,669 ,373

Linear-by-Linear Association ,576 1 ,448 N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.88. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Masa Kerja * Kualitas Spesimen

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 170: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

147

Masa Kerja * Kualitas Spesimen Crosstabulation Kualitas Spesimen Total

Dahak Air Liur

Masa Kerja

≥ 6 Tahun

Count 19 25 44 % within Masa Kerja 43,2% 56,8% 100,0% % within Kualitas Spesimen

86,4% 89,3% 88,0%

< 6 Tahun

Count 3 3 6 % within Masa Kerja 50,0% 50,0% 100,0% % within Kualitas Spesimen

13,6% 10,7% 12,0%

Total

Count 22 28 50 % within Masa Kerja 44,0% 56,0% 100,0% % within Kualitas Spesimen

100,0% 100,0% 100,0%

Kualitas Spesimen * Masa Kerja

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,100a 1 ,752 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,099 1 ,753 Fisher's Exact Test 1,000 ,543 Linear-by-Linear Association

,098 1 ,755

N of Valid Cases 50 a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,64. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Masa Kerja * Ukuran Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 171: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

148

Masa Kerja * Ukuran Sediaan Crosstabulation Ukuran Sediaan Total

Baik Tidak Baik

Masa Kerja

≥ 6 Tahun

Count 26 18 44 % within Masa Kerja 59,1% 40,9% 100,0% % within Ukuran Sediaan

96,3% 78,3% 88,0%

< 6 Tahun

Count 1 5 6 % within Masa Kerja 16,7% 83,3% 100,0% % within Ukuran Sediaan

3,7% 21,7% 12,0%

Total

Count 27 23 50 % within Masa Kerja 54,0% 46,0% 100,0% % within Ukuran Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3,826a 1 ,050 Continuity Correctionb 2,308 1 ,129 Likelihood Ratio 4,053 1 ,044 Fisher's Exact Test ,082 ,064 Linear-by-Linear Association

3,749 1 ,053

N of Valid Cases 50 a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,76. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Masa Kerja * Kerataan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 172: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

149

Masa Kerja * Kerataan Sediaan Crosstabulation Kerataan Sediaan Total

Rata Tidak Rata

Masa Kerja

≥ 6 Tahun

Count 10 34 44 % within Masa Kerja 22,7% 77,3% 100,0% % within Kerataan Sediaan

83,3% 89,5% 88,0%

< 6 Tahun

Count 2 4 6 % within Masa Kerja 33,3% 66,7% 100,0% % within Kerataan Sediaan

16,7% 10,5% 12,0%

Total

Count 12 38 50 % within Masa Kerja 24,0% 76,0% 100,0% % within Kerataan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square ,326a 1 ,568

Continuity Correctionb ,004 1 ,951

Likelihood Ratio ,305 1 ,581

Fisher's Exact Test ,621 ,447 Linear-by-Linear Association

,319 1 ,572

N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,44. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Masa Kerja * Ketebalan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 173: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

150

Masa Kerja * Ketebalan Sediaan Crosstabulation Ketebalan Sediaan Total

Baik Tidak Baik

Masa Kerja

≥ 6 Tahun

Count 18 26 44 % within Masa Kerja 40,9% 59,1% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

78,3% 96,3% 88,0%

< 6 Tahun

Count 5 1 6 % within Masa Kerja 83,3% 16,7% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

21,7% 3,7% 12,0%

Total

Count 23 27 50 % within Masa Kerja 46,0% 54,0% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 3,826a 1 ,050

Continuity Correctionb 2,308 1 ,129

Likelihood Ratio 4,053 1 ,044

Fisher's Exact Test ,082 ,064 Linear-by-Linear Association

3,749 1 ,053

N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,76. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Masa Kerja * Kebersihan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 174: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

151

Masa Kerja * Kebersihan Sediaan Crosstabulation

Kebersihan Sediaan Total Bersih Kotor

Masa Kerja

≥ 6 Tahun

Count 36 8 44 % within Masa Kerja 81,8% 18,2% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

87,8% 88,9% 88,0%

< 6 Tahun

Count 5 1 6 % within Masa Kerja 83,3% 16,7% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

12,2% 11,1% 12,0%

Total

Count 41 9 50 % within Masa Kerja 82,0% 18,0% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square ,008a 1 ,928

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,008 1 ,927

Fisher's Exact Test 1,000 ,707 Linear-by-Linear Association

,008 1 ,929

N of Valid Cases 50

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,08. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Pelatihan * Kualitas Spesimen

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 175: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

152

Pelatihan * Kualitas Spesimen Crosstabulation Kualitas Spesimen Total

Dahak Air Liur

Pelatihan

Baik

Count 12 6 18 % within Pelatihan 66,7% 33,3% 100,0% % within Kualitas Spesimen

54,5% 21,4% 36,0%

Kurang Baik

Count 10 22 32 % within Pelatihan 31,3% 68,8% 100,0% % within Kualitas Spesimen

45,5% 78,6% 64,0%

Total

Count 22 28 50 % within Pelatihan 44,0% 56,0% 100,0% % within Kualitas Spesimen

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 5,864a 1 ,015 Continuity Correctionb 4,515 1 ,034 Likelihood Ratio 5,929 1 ,015 Fisher's Exact Test ,020 ,017 Linear-by-Linear Association

5,747 1 ,017

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,92. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pelatihan * Ukuran Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 176: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

153

Pelatihan * Ukuran Sediaan Crosstabulation Ukuran Sediaan Total

Baik Tidak Baik

Pelatihan

Baik

Count 8 10 18 % within Pelatihan 44,4% 55,6% 100,0% % within Ukuran Sediaan

29,6% 43,5% 36,0%

Kurang Baik

Count 19 13 32 % within Pelatihan 59,4% 40,6% 100,0% % within Ukuran Sediaan

70,4% 56,5% 64,0%

Total

Count 27 23 50 % within Pelatihan 54,0% 46,0% 100,0% % within Ukuran Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 1,034a 1 ,309 Continuity Correctionb ,520 1 ,471 Likelihood Ratio 1,034 1 ,309 Fisher's Exact Test ,382 ,235 Linear-by-Linear Association

1,013 1 ,314

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,28. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pelatihan * Kerataan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 177: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

154

Pelatihan * Kerataan Sediaan Crosstabulation Kerataan Sediaan Total

Rata Tidak Rata

Pelatihan

Baik

Count 2 16 18 % within Pelatihan 11,1% 88,9% 100,0% % within Kerataan Sediaan

16,7% 42,1% 36,0%

Kurang Baik

Count 10 22 32 % within Pelatihan 31,3% 68,8% 100,0% % within Kerataan Sediaan

83,3% 57,9% 64,0%

Total

Count 12 38 50 % within Pelatihan 24,0% 76,0% 100,0% % within Kerataan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1-

sided) Pearson Chi-Square 2,562a 1 ,109 Continuity Correctionb 1,576 1 ,209 Likelihood Ratio 2,801 1 ,094 Fisher's Exact Test ,170 ,102 Linear-by-Linear Association

2,510 1 ,113

N of Valid Cases 50 a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,32. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Pelatihan * Ketebalan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 178: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

155

Pelatihan * Ketebalan Sediaan Crosstabulation Ketebalan Sediaan Total

Baik Tidak Baik

Pelatihan

Baik

Count 6 12 18 % within Pelatihan 33,3% 66,7% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

26,1% 44,4% 36,0%

Kurang Baik

Count 17 15 32 % within Pelatihan 53,1% 46,9% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

73,9% 55,6% 64,0%

Total

Count 23 27 50 % within Pelatihan 46,0% 54,0% 100,0% % within Ketebalan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1,817a 1 ,178 Continuity Correctionb 1,107 1 ,293 Likelihood Ratio 1,844 1 ,175 Fisher's Exact Test ,241 ,146 Linear-by-Linear Association

1,780 1 ,182

N of Valid Cases 50 a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,28. b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent

Pelatihan * Kebersihan Sediaan

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0%

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 179: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

156

Pelatihan * Kebersihan Sediaan Crosstabulation Kebersihan Sediaan Total

Bersih Kotor

Pelatihan

Baik

Count 16 2 18 % within Pelatihan 88,9% 11,1% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

39,0% 22,2% 36,0%

Kurang Baik

Count 25 7 32 % within Pelatihan 78,1% 21,9% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

61,0% 77,8% 64,0%

Total

Count 41 9 50 % within Pelatihan 82,0% 18,0% 100,0% % within Kebersihan Sediaan

100,0% 100,0% 100,0%

Logistic Regression

Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis

50 100,0

Missing Cases 0 ,0 Total 50 100,0

Unselected Cases 0 ,0 Total 50 100,0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value

Internal Value

baik 0 Buruk 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 180: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

157

Categorical Variables Codings Frequenc

y Parameter

coding (1)

Sikap Mendukung 42 ,000 Tidak Mendukung

8 1,000

Motivasi Motivasi Tinggi 33 ,000 Motivasi Rendah

17 1,000

Insentif Ya 12 ,000 Tidak 38 1,000

Beban Kerja Tidak 17 ,000 Ya 33 1,000

LingkungaKerja

Nyaman 32 ,000 Tidak Nyaman 18 1,000

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b Observed Predicted kinerja Percentage

Correct baik Buruk

Step 0 kinerja

baik 0 24 ,0 Buruk 0 26 100,0

Overall Percentage

52,0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant ,080 ,283 ,080 1 ,777 1,083

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 181: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

158

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 0 Variables

LingkunganKerja(1)

11,063 1 ,001

Motivasi(1) 6,179 1 ,013 Insentif(1) 7,898 1 ,005 BebanKerja(1) 8,365 1 ,004 Sikap(1) 2,018 1 ,155

Overall Statistics 22,833 5 ,000

Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 28,421 5 ,000 Block 28,421 5 ,000 Model 28,421 5 ,000

Step 2a Step -2,008 1 ,156 Block 26,413 4 ,000 Model 26,413 4 ,000

Step 3a Step -2,694 1 ,101 Block 23,719 3 ,000 Model 23,719 3 ,000

a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.

Model Summary Step -2 Log

likelihood Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 40,814a ,434 ,578 2 42,822b ,410 ,547 3 45,516b ,378 ,504 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. b. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 182: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

159

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 10,410 7 ,167 2 5,057 6 ,536 3 3,645 5 ,602

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

kinerja = baik kinerja = Buruk Total

Observed Expected

Observed Expected

Step 1

1 4 3,941 0 ,059 4

2 5 4,660 0 ,340 5

3 3 5,110 3 ,890 6

4 6 5,012 2 2,988 8

5 4 2,345 1 2,655 5

6 1 1,095 3 2,905 4

7 0 ,816 4 3,184 4

8 1 ,759 5 5,241 6

9 0 ,262 8 7,738 8

Step 2

1 5 4,842 0 ,158 5

2 4 3,605 0 ,395 4

3 4 5,662 3 1,338 7

4 3 2,341 1 1,659 4

5 6 5,117 4 4,883 10

6 1 1,704 6 5,296 7

7 1 ,508 4 4,492 5

8 0 ,221 8 7,779 8

Step 3 1 5 4,855 0 ,145 5

2 5 4,290 0 ,710 5

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 183: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

160

3 6 6,871 3 2,129 9

4 0 ,855 2 1,145 2

5 6 5,758 8 8,242 14

6 1 ,499 1 1,501 2

7 1 ,872 12 12,128 13

Classification Tablea Observed Predicted kinerja Percentage

Correct baik Buruk

Step 1 kinerja

baik 19 5 79,2 Buruk 5 21 80,8

Overall Percentage

80,0

Step 2 kinerja

baik 22 2 91,7 Buruk 8 18 69,2

Overall Percentage

80,0

Step 3 kinerja

baik 16 8 66,7 Buruk 3 23 88,5

Overall Percentage

78,0

a. The cut value is .500

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 184: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

161

Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for

EXP(B) Lower Upper

Step 1a

LingkunganKerja(1)

2,023 ,936 4,671 1 ,031 7,561 1,207 47,357

Motivasi(1) 1,805 ,929 3,773 1 ,052 6,079 ,984 37,561 Insentif(1) 2,460 1,154 4,542 1 ,033 11,710 1,219 112,525 BebanKerja(1) 1,304 ,841 2,406 1 ,121 3,686 ,709 19,159 Sikap(1) 1,435 1,045 1,886 1 ,170 4,200 ,542 32,557 Constant -4,208 1,396 9,082 1 ,003 ,015

Step 2a

LingkunganKerja(1)

2,226 ,925 5,785 1 ,016 9,259 1,510 56,784

Motivasi(1) 1,382 ,873 2,507 1 ,113 3,983 ,720 22,037 Insentif(1) 2,427 1,087 4,986 1 ,026 11,320 1,345 95,253 BebanKerja(1) 1,396 ,808 2,984 1 ,084 4,040 ,829 19,694 Constant -3,870 1,276 9,202 1 ,002 ,021

Step 3a

LingkunganKerja(1)

2,274 ,889 6,547 1 ,011 9,720 1,703 55,492

Insentif(1) 2,340 1,035 5,106 1 ,024 10,379 1,364 78,990 BebanKerja(1) 1,530 ,793 3,722 1 ,054 4,620 ,976 21,868 Constant -3,512 1,179 8,877 1 ,003 ,030

a. Variable(s) entered on step 1: LingkunganKerja, Motivasi, Insentif, BebanKerja, Sikap.

Model if Term Removed Variable Model Log

Likelihood Change in -2

Log Likelihood

df Sig. of the Change

Step 1

LingkunganKerja

-23,170 5,527 1 ,019

Motivasi -22,465 4,117 1 ,042 Insentif -23,365 5,915 1 ,015 BebanKerja -21,658 2,503 1 ,114 Sikap -21,411 2,008 1 ,156

Step 2

LingkunganKerja

-25,007 7,192 1 ,007

Motivasi -22,758 2,694 1 ,101 Insentif -24,730 6,637 1 ,010 BebanKerja -22,996 3,170 1 ,075

Step 3

LingkunganKerja

-26,925 8,335 1 ,004

Insentif -26,084 6,653 1 ,010 BebanKerja -24,767 4,018 1 ,045

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 185: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

162

Variables not in the Equation Score df Sig.

Step 2a Variables Sikap(1) 2,000 1 ,157 Overall Statistics 2,000 1 ,157

Step 3b Variables Motivasi(1)

2,685 1 ,101

Sikap(1) ,572 1 ,450 Overall Statistics 4,843 2 ,089

a. Variable(s) removed on step 2: Sikap. b. Variable(s) removed on step 3: Motivasi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 186: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

163

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 7

163

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 187: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

164

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI

Page 188: TESIS ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.unair.ac.id/53847/14/TEP 15-16 Ros a-ilovepdf-compressed... · penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR YANG ...

165

SURAT IZIN PENELITIAN

Lampiran 8

165

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS ROSDIYANTI