PENGARUH DAYA TARIK IKLAN DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP MINAT BELI COSMETIC WARDAH (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh AJIE RIZALDI NIM. 1113015000080 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
157
Embed
TERHADAP MINAT BELI COSMETIC WARDAH (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37465/1/AJIE... · PENGARUH DAYA TARIK IKLAN DAN CELEBRITY ENDORSER TERHADAP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH DAYA TARIK IKLAN DAN CELEBRITY ENDORSER
TERHADAP MINAT BELI COSMETIC WARDAH
(Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
AJIE RIZALDI
NIM. 1113015000080
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Ajie Rizaldi. NIM 1113015000080. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Pengaruh Daya Tarik Iklan Dan Celebrity
Endorser Terhadap Minat Beli Cosmetic Wardah (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh daya tarik iklan dan
celebrity endorser terhadap minat beli cosmetic Wardah pada mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 100 orang dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) dan
wawancara. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data variabel X1 (Daya
Tarik Iklan), X2 (Celebrity Endorser) dan Y (Minat Beli) diukur dengan skala likert.
Hasil penelitian ini menunjukan variabel daya tarik iklan dan celebrity endorser
berpengaruh signifikan terhadap minat beli. Pada uji koefisien determinasi terdapat
pengaruh sebesar 77% dari variabel bebas (daya tarik iklan dan celebrity endorser)
terhadap variabel terikat (minat beli). Sedangkan sebanyak 23% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar dari analisis regresi ini.
Kata Kunci: daya tarik iklan, celebrity endorser, minat beli.
vi
ABSTRACT
Ajie Rizaldi. NIM 1113015000080. Department of Education Social
Sciences. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Thesis Title " Pengaruh Daya Tarik Iklan Dan
Celebrity Endorser Terhadap Minat Beli Cosmetic Wardah (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
This study aims to determine the effect of ad attraction and celebrity endorser
on the interest to buy cosmetic Wardah to the State Islamic University Student Syarif
Hidayatullah Jakarta. This research is Using a Quantitative Research. The population
of this study is a student of Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta,
amounting to 100 people using Probability Sampling technique. Data collection
techniques using questionnaires and interviews. Instruments used to obtain X1
variable data (Ad Attraction), X2 (Celebrity Endorser) and Y (Buy Interest) are
measured by Likert scale. The results of this study showed that the variable of ad
attraction and celebrity endorser have a significant effect on buying interest. In
determination coefficient test there is the influence of 77% of a free variable (ad
attraction and celebrity endorser) to the dependent variable (buying interest). While
as much as 23% influenced by other variables outside of this regression analysis.
Keywords: ad attraction, celebrity endorser, buying interest.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanya milik Allah SWT yang masih melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua hingga detik ini. Atas rahmat-Nya pula peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Daya Tarik Iklan dan Celebrity
Endorser terhadap Minat Beli Cosmetic Wardah (Studi Kasus Pada Mahasiswi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), sebagai salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya Shalawat serta
salam semoga terlimpah dan tercurah kepada junjungan alam, baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sabahatnya. Nabi akhirul zaman yang
telah mebawa umat manusia dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang
berderang dengan ilmu dan teknologi yang berkembang dengan pesat ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak mendapat
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusun skripsi ini
berjalan lancar. Oleh karena itu, dengan terselesaikannya skripsi ini, peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
4. Bapak Didin Syafruddin, MA, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing Peneliti serta selalu
memberikan arahan, nasehat, dan motivasi kepada Peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia di tengah-tengah kesibukannya meluangkan waktu untuk
membimbing Peneliti serta selalu memberikan arahan, nasehat, dan
motivasi kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si ,selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dalam hal akademik agar selalu mendapatkan hasil
akademik yang baik.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa saya
sebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat
saya, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmunya kepada
peneliti dengan penuh kesabaran.
8. Kedua orang tuaku yang tercinta, Bapak Ruhiyat dan Ibu Sri Hartati yang
selama ini telah memberikan kasih sayang dan cintanya tiada henti yang
begitu tulus dan ikhlas, serta yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan
raga baik secara moril maupun materi. Semoga ridho Allah SWT selalu
menyertai kalian dan diberikan sebaik-baiknya balasan bagi mereka
berdua.
9. Kakakku Bayu Saputra dan Adikku Annisa Rizki Oktora yang senantiasa
selalu memberi semangat dan motivasi kepada Peneliti.
10. Kekasihku Nurul Ulfhaini Bachri yang selalu setia menemani dengan
penuh kesabaran dikala suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini dan
tiada hentinya membantu dan memberikan dukungan serta motivasi
kepada peneliti.
ix
11. M. Farhan Fathurahman, Desi Mudyastuti, dan Galenna Putri Yani yang
telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat-Sahabatku; Abdul Jalil, M. Riyadi, Maisyah Zaqiyah, M.Farhan
Fathurahman, Nadiya Sahlatul.K, dan Lutfiyana Sapitri yang telah
menemani dan meramaikan hari-hariku dalam aktifitas di masa
positif dan menarik perhatian publik.8 Hal ini diperkuat oleh Solomon dalam
peneltian oleh Adiyanto, menjelaskan wajah orang “terkenal” akan dapat mendapat
perhatian yang lebih dari konsumen serta dapat di proses secara efesien dalam otak
konsumen dibandingkan dengan wajah orang “biasa”.
Dalam iklan seringkali ditemukan penggunaan seorang endorser. Endorser
merupakan indvidu atau kelompok yang mengkomunikasikan pesan mengenai produk
atau jasa sehingga produk atau jasa tersebut dapat dikenal oleh masyarakat. Guna
menguatkan peran endorser dalam sebuah iklan biasanya menggunakan jasa celebrity
atau artis yang sudah terkenal.
Menentukan celebrity yang akan menjadi celebrity endorser suatu produk
dalam iklan harus memperhatikan kredibilitas dari selebriti tersebut. Menurut
Ohanian dalam penelitian oleh Adiyanto memaparkan kredibilitas endorser
merupakan daya tarik, keahlian, dan ketepercayaan dari seorang endorser dalam
sebuah iklan.9 Menurut Schifman dan Kanuk dalam penelitian oleh Astika
menyebutkan semakin tinggi tingkat kredibilitas endorser di mata konsumen, maka
kemungkinan munculnya niat beli konsumen terhadap produk yang diiklankan oleh
endorser tersebut semakin besar. Begitupun sebaliknya, jika kredibilitas endorser
rendah, maka konsumen akan menunjukan ketertarikan yang rendah pula terhadap
iklan dan produk yang ditawarkan.
Celebrity endoser merupakan salah satu hal yang penting dalam keberhasilan
sebuah iklan. Meskipun tidaklah murah dalam menggunakan jasa celebrity dalam
iklan. Yang tentunya diharapkan mampu menarik perhatian konsumen serta
memberikan dampak positif terhadap minat beli konsumen untuk membeli produk
tersebut.
8 Gorga Leornado, “Pengaruh Kredibilitas Celebrity Sebagai Model Iklan Terhadap Niat
Pembelian:Studi Kasus Agnes Monica, Dian Sastro, Deddy Mizwar, Dan Komeng,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2013),h. 3 9 Nasrul Adiyanto, “Pengaruh Kredibilitas Sumber Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen:Studi Kasus
Pada Iklan Yamaha Jupiter MX Versi Valentino Rossi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2010), h. 5
5
Saat ini di indonesia telah banyak perusahaan yang menggunakan jasa
celebrity endorser dalam mengiklankan produk, salah satunya adalah PT Paragon
Technology and innovation. Perusaaahaan ini bergerak dalam bidang cosmetic dan
salah satu produknya merupakan cosmetic Wardah. Perusahaan ini didirikan pada
tanggal 28 februari 1985 oleh pasangan suami-istri Drs.H.Subakat, M.Sc dan
Dra.hj.Nurhayati Subakat, Apt.10
Dalam perjalanan bisnisnya Cosmetic Wardah
mengalami kesulitan,dalam hal pemasaran. Beberapa strategi pemasaran telah di
lakukan mulai dari menawarkan produk dari pintu ke pintu (door to door), salon ke
salon11
, melalui agen di kota besar dan juga pernah memasarkan produknya dengan
cara Multi Level Marketing (MLM).
Dengan upaya giat untuk memasarkan produknya, Seiring waktu produk
Wardah mengalami perkembangan dengan membaiknya keadaan ekonomi nasional.
Sebagai salah satu produk cosmetic terbesar di Indonesia. Guna memperluas jaringan
pasar yang luas kini produk Wardah memasarkan dengan menggunakan media
elektronik, salah satunya adalah televisi karena dianggap dapat menjangkau pasar
yang luas. selain itu banyak tokoh serta pesohor yang memakai produk dan menjadi
bintang iklan Wardah.12
Salah satuya adalah artis atau penyanyi Dewi Sandra.
Dewi Sandra Killick atau sering dikenal dengan Dewi Sandra merupakan artis
yang lahir di Brasil, 3 April tahun 1980. Ia merupakan artis blasteran Inggris (ayah)
dan Betawi (ibu). Memulai karirnya sebagai model lalu sebagai penyanyi pula tidak
membuat puas dirinya dalam hal tersebut ia juga pernah menjadi sebagai pembawa
acara (presenter) bahkan mendapat penghargaan sebagai “pembawa acara wanita
terfavorit panasonic award” sebanyak 5 tahun berturut dari tahun 1999-2003. Selain
itu dunia akting juga ditekuni, ini dibuktikan dengan banyak sinetron dan film yang
dibintanginya pula serta mendapatkan serta dapat beberapa penghargaan.13
10
Asih Rahmawati, diakses pada tanggal 7 februari pada pukul 22.30, asihrahwati1025.blogspot.co.id 11
Berita kompas, Kisah Pendiri Wardah, dari “door to door”sampai dikejar CEO, diakses pada tanggall 10 Februari 2017 pada pukul 12.00, bisniskeuangan.kompas.com 12
Kisah Jatuh Bangun Bisnis Wardah diakses pada 10 Februari 2017 pukul 15.00, m.dream.co.id 13
Biografi Dewi Sandra, diakses pada tanggal 12 Februari 2017 pada pukul 17.00, m.wikipedia.org
6
Dengan demikian dapat dilihat bahwa cosmetic Wardah menggunakan Dewi
Sandra sebagai seorang endorser produknnya. Hal ini perkuat dengan berbagai
penghargaan yang diterimanya yang kemudian dengan hal tersebut mampu
mengkomunikasikan produk cosmetic Wardah dengan baik.
Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam bentuk iklan dan penggunaan
celebrity endorser tersebut ditujukan untuk meningkatkan minat beli konsumen. Pada
dasarnya minat beli konsumen dalam menentukan atau memilih cosmetic merek
Wardah bukannlah hal yang langsung terjadi begitu saja. Keinginan seseorang untuk
melakukan pembelian sesuatu memerlukan sebuah stimulus serta rangsangan yang
timbul dari eksternal maupun internal.
Kemudian konsumenlah yang akan menentukan pilihan dari beberapa
pertimbangan. Konsumen pun beragam dari beberapa kalangan, salah satunya adalah
dari kalangan mahasiswa. Univesitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai salah satu kampus yang memiliki jumlah mahasiswa yang banyak yaitu
24.246 orang yang terdiri mahasiswa S1,S2 dan S3.14
Dengan hal tersebut bisa
menjadi potensi bagi perusahaan untuk menarik minat beli konsumen.
Dengan demikian, perusahaan harus memahami apa yang menjadi kebutuhan
dan kenginan konsumen, seperti latar belakang konsumen, alasan membeli produk
terhadap produk serta kondisi barang dan jasa dibeli. Dimana dengan mengetahui
adanya peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh produk perusahan tersebut maka
perusahaan dapat menarik minat beli konsumen.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul ”PENGARUH DAYA TARIK IKLAN DAN
CELEBRITY ENDORSER TERHADAP MINAT BELI COSMETIC MEREK
WARDAH”.
14
“Rektor: Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta Terus Bertambah”. Artikel diakses pada 20 Desember 2017 dari www.uinjkt.ac.id/rektor-jumlah-mahasiswa-uin-jakarta-terus-bertambah/
Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 161-162 7 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Penerjemah Wilhelmus W. Bakowatun
(Jakarta: Intermedia, 1995) Ed. 6, h. 7
13
i. Pasar, adalah himpunan pembeli nyata dan pembeli potensial atas suatu
produk.
Dari definisi di atas pemasaran merupakan sebuah upaya yang tersusun
secara sistematis dari sebuah perusahaan ataupun produsen guna mengkomunikasikan
produk barang dan jasa agar masyarakat mampu mengetahuinya dan memiliki minat
beli yang berakhir pada pembelian produk tersebut.
4. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah merupakan upaya untuk menjadikan seluruh
kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra merek atau
image yang bersifat satu dan konsisten.8 Sedangkan komunikasi pemasaran adalah
sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk
dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
produk atau merek yang mereka jual.9 Hal ini berarti bahwa Interaged Marketing
communication (IMC) secara langsung bertujuan untuk mempengaruhi perilaku
target audience. Komunikasi pemasaran mempresentasikan suara perusahaan dan
merk-nya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan
membangun hubungan dengan konsumen. Dalam komunikasi pemasaran terdiri atas
enam cara komunikasi utama:
a. Periklanan (adversting)
Periklanan adalah setiap bentuk presentasi setiap bentuk presentasi yang
dilakukan oleh berupa promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang
telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.
b. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah berbagai jenis intensif jangka pendek untuk
mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.
8 Morissan, op. cit, h. 9
9Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian.
Penerjemah Ancelia Anitawati Hermawan, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 204
14
c. Acara khusus dan pengalaman terhadap produk (event and experiences)
yaitu, perusahaan mensponsori suatu kegiatan atau program dengan tujuan
menciptakan interaksi yang berkaitan dengan merek.
d. Hubungan masyarakat dan pemberitaan (public relation and publicity)
Merupakan berbagai program yang dirancang perusahaan untuk
mempromosikan atau melindungi citra perusahaan ataupun produknya.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Merupakan kegiatan pengunaan surat, telepon, faksimili, e-mail atau internet
untuk berkomunikasi langsung dan meminta tanggapan atau berdialog dengan
pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
f. Penjualan pribadi (personal selling)
Personal selling adalah interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon
pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan
atau memperoleh pemesanan. 10
Menurut Ujang dkk, dalam bukunya membangun komunikasi yang efektif
menjadi sangat penting, karena ia merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan perusahaan dalam membujuk konsumen untuk mengubah sikap dan
perilakunya.
Proses komunikasi pemasaran terdiri beberapa unsur. Pertama, sebagai pihak-
pihak utama dalam komunikasi terdiri dari pengirim pesan penerima pesan. Kedua,
sebagai pihak-alat komunikasi terdiri dari pesan dan media. Ketiga, sebagai fungsi
komunikasi berupa pengunaan kode (encoding), penafsiran (decoding), tanggapan
(respon), umpan balik (feedback). Terakhir, sebagai hambatan komunikasi berupa
gangguan dan kegaduhan (noise).
Proses komunikasi dimulai ketika sumber atau pengirim pesan menentukan
serta mengetahui siapa yang ingin dicapai dan tanggapan apa yang diinginkan.
10
Ibid, h. 204-205
15
Sumber disini dapat berupa individu seperti tenaga penjual (salesperson), juru bicara
(spokenperson) atau pendukung (endorser).
Kemudian proses pemilihan kata, simbol, dan gambar yang mewakili pesan
yang akan dikirimkan kepada penerima. Proses ini disebut dengan pengunaan kode
(encoding). Encoding merupakan proses memasukkan gagasan, ide atau informasi
kedalam bentuk simbolis. Sumber atau pengirim pesan harus melakukan pemilihan
terhadap suatu pesan dengan mempertimbangkan bagaimana pihak penerima pesan
biasanya menggunakan kode pesan.
Hal ini dimaksudkan agar kata-kata, simbol atau informasi yang disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Setelah itu sumber atau pengirim
pesan yang telah berisi informasi tersebut melalui media seperti media cetak dan
elektronik.
Selanjutnya pesan yang dikirimkan oleh pengirim akan ditafsirkan oleh
penerima pesan, ini lah yang dimaksud (decoding) agar apa yang diterima penerima
pesan sesuai dengan kehendak pengirim pesan. Terakhir, setelah pesan tersebut
sampai penerima akan memberikan tanggapan dan umpan balik atas pesan yang
diterimanya dapat berupa tanggapan positif maupun negatif.
Dengan demikian komunikasi pemasaran merupakan upaya perusahaan guna
menyampaikan pesan-pesan berkenaan dengan produk yang dipasarkan guna
meningkatkan penjualan atas produk yang dipasarkan. Hal ini dikarenakan dengan
melakukan komunikasi pemasaran dengan baik dan tepat akan berdampak positif
pada respon yang diberikan oleh konsumen berupa minat beli untuk membeli produk
tersebut.
16
B. Periklanan
1. Pengertian
Periklanan seringkali terdengar dalam sebuah konsep pemasaran ekonomi.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia periklanan diartikan sebagai hal-hal yang
berhubungan dengan iklan.11
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai sebuah
iklan di jalan sampai kegiatan di dalam rumah seperti menonton televisi.
Menurut Lee dan Johnson, Periklanan adalah komunikasi komersil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke
suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran,
majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame atau kendaraan umum.12
Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Sumarwan dkk, periklanan juga
merupakan penyampaian pesan mengenai produk melalui berbagai media yang
bersifat massal dan perusahaan yang menyampaikan pesan tesebut membayar
sejumlah biaya kepada media kepada media tersebut.13
Sedangkan iklan adalah mode komunikasi yang cocok untuk membangun
citra produk dalam jangka panjang.14
Iklan juga dikenal sebagai bentuk komunikasi
nonpersonal yang mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang dibiayai
oleh satu sponsor yang diketahui. Iklan juga merupakan salah satu bentuk bentuk
promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas oleh orang, hal ini karena
daya jangkauannya yang luas.15
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan sebuah
cara komunikasi dalam pemasaran, baik individu maupun kelompok dengan
mengeluarkan sejumlah biaya tertentu dengan maksud menyampaikan sebuah
informasi tentang sebuah produk (barang atau jasa).
11
www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 18/07/2017 pukul 21.30 WIB 12
Monle Lee dan Carla Johnson, Prisinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,(Jakarta: Kencana, 2007), Ed. 1, Cet 2, h. 3 13 Sumarwan, Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan Marketing Plan, h. 146 14
Ibid, h. 143 15
Morissan, Periklanan:Komunikasi Pemasaran Terpadu, h. 17-18
Yaitu seorang atau karakter yang telah dikenal secara luas oleh
masyarakat terutama di karenakan oleh publisitas yang berkaitan dengan
kehidupan mereka. Selebritis yang menjadi endorser pada umumnya berasal
dari hiburan (entertaiment), dunia raga (atlet), dan bintang film.
c. Orang biasa
Merupakan seorang atau karakter yang tidak di kenal sebelumnya,
namun muncul dalam iklan. Adapun endorser yang dipilih sesuai dengan
segmen sasaran, maksudnya orang biasa disini akan memiliki daya tarik pada
calon konsumen bahwa seseorang yang persis seperti mereka telah
menggunakan dan puas dengan produk dan jasa yang telah diklankan.
d. Eksekutif
Yaitu seseorang eksekutif puncak atau pimpinan dalam sebuah
perusahaan. Penampilan seorang pimpinan tertinggi perusahaan dalam
iklannya terlihat menyatakan secara tidak langsung bahwa seseorang yang
berada di puncak memperhatikan kepentingan terbaik para konsumen. Dan ini
mendorong para konsumen untuk lebih yakin terhadap produk dan jasa
perusahaan itu.
e. Karakter dagang
Yaitu sebuah karakter (tokoh), tokoh dapat berupa sebuah kartun yang
sudah ada atau yang sengaja dibuat guna menyampaikan sebuah iklan, bahkan
ada manusia yang dandani seperti kartun tersebut.
f. Kelompok lain
Yakni dapat berupa para pedagang ritel dan isi majalah. Dalam hal ini
mereka membuat sebuah pandangan yang dapat mempengaruhi konsumen.31
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa endorser merupakan pihak-pihak
baik indvidu atau kelompok yang dianggap dapat mengkomunikasikan produk
31 Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Op.cit, h. 300-305
26
tertentu ke pihak konsumen. Kemudian endorser harus mampu menyampaikan pesan
yang terdapat pada produk tersebut agar mampu mempengaruhi konsumen.
2. Celebrity Endorser
Celebrity endoser, kata celebrity dapat diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sebagai selebriti yang berarti merupakan seseorang yang terkenal dan
populer didalam masyarakat. Sedangkan pengertian celebrity endoser didefinisikan
sebagai setiap orang yang terkenal yang ditampilkan dalam sebuah iklan oleh
pengiklan (advertiser). Penggunaan selebriti dalam iklan didasarkan bahwa produk
(barang atau jasa) yang diiklankan akan lebih mudah diingat konsumen karena yang
menyampaikan pesan adalah seorang yang populer dan terkenal.
Hampir semua orang yang terkenal dapat dikategorikan sebagai selebtiris,
seperti bintang film atau televisi, bintang olahraga, politisi, pengusaha, seniman, dan
lain-lain. Menurut Leornado dalam penelitiannnya menyebutkan penggunaan
celebrity endorser dari iklan sebagai berikut:
a. Secara terbuka (explicit)
Misalnya dengan berkata “saya mendukung produk ini”. Contohnya
adalah pada iklan Top One Oil yang di dukung arti.
b. Secara sembunyi
Misalnya, iklan yang menampilkan celebrity yang sedang
menggunakan produk tertentu. Contohnya seperti: Komeng dalam
iklan yamaha.
c. Secara imperative
Misalnya, dengan mengatakan kalimat “Anda sebaiknya menggunakan
produk ini”. Contohnya adalah iklan Tje Fuk.
27
d. Secara copresent
Misalnya, selebritis muncul bersama produk tanpa menyatakan
dukungan terhadap suatu produk. Contohnya, adalah Irgi Fahrezi
dalam iklan Pepsodent.
e. Sebagai ahli (expert)
Misalnya, dr. Lula Kamal dalam iklan layanan masyarakat mengenai
kesehatan
f. Sebagai Asosiasi
Misalnya, dengan sebuah manufaktur selama jangka waktu tertentu.
Seperti Dedy Mizwar dengan promag.32
Sebuah perusahaan yang memutuskan menggunakan selebriti untuk
mempromosikan produk atau jasanya mempunyai pilihan dengan menggunakan
selebriti, untuk memberikan pernyataan, dukungan, sebagai seorang aktor dalam iklan
atau sebagai juru bicara perusahaan.
2.1 Tabel
Tipe-Tipe Daya Tarik Selebriti
TIPE DEFINISI
Pernyataan Didasarkan pada pemakaian pribadi, seorang
selebriti membuktikan kualitas produk atau jasa.
Dukungan Selebriti meminjamkan namanya dan tampil atas
nama suatu produk atau jasa di mana dia mungkin
ahlinya atau pun bukan ahli
Aktor Selebtiri menyajikan suatu produk atau jasa sebagai
bagian dari dukungan karakter
32
Gorga Leornado, “Pengaruh Kredibilitas Celebrity Sebagai Model Iklan Terhadap Niat Pembelian:Studi Kasus Agnes Monica, Dian Sastro, Deddy Mizwar, Dan Komeng,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,2013),h. 16
28
Juru Bicara Selebriti mewakili merk atau perusahaan selama
jangka waktu panjang
Sumber: Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Penerjemah Zoelkifli Kasip
(Jakarta: PT. Indeks, 2008), Ed. 7, h 300
Namun tidak semua penggunaan selebriti dalam sebuah iklan akan menjamin
sebuah kesuksesan. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan selebriti antara lain kepribadian, kredibilitas, pengetahuan, dan
disukai oleh konsumen sasaran. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Kepribadian (congruence with the brand), artinya seorang selebriti harus
memiliki kepribadian yang sesuai dengan produk.
b. Kredibilitas (credibility), artinya seorang selebriti harus bisa dipercaya
sebagai konsumen yang pernah menggunakan produk tersebut.
c. Pengetahuan (expertise), artinya selebriti harus menguasai dan mempunyai
pengetahuan produk yang ia iklankan.
d. Disukai konsumen sasaran (attractiveness), artinya penggunaan selebrti
haruslah sesuai dengan konsumen sasarannya.33
Penggunaaan selebriti sebagai endorser dapat simbolkan bagai dua sisi mata
uang. Ada kelebihan dan apa pula kekurangan. Perusahaan haruslah bijak dalam
memutuskan untuk menggunakan selebriti sebagai endorser. Menurut belch dan
belch mengemukakan faktor-faktor dalam menentukan selebriti sebagai endorser
sebagai berikut:
a. Overshadowing the product
Dalam menggunakan selebriti sebagai endorser, perhatian konsumen mungkin
akan memusatkan perhatiannya terhadap selebriti tersebut dan ada tidak
memperhatikan merek atau produk dari penayangan iklan yang di tampilkan.
Hal tersebut dikarenakan selebriti yang digunakan dalam iklan terlalu populer
33 Sumarwan, Op.cit, h.138-139
29
dan terkenal, sehingga konsumen hanya memperhatikan selebriti tersebut dan
tidak memperhatikan merk atau produk yang perusahaan iklankan. Oleh
karena itu, perusahaan harus memilih endorser selebriti yang dapat menarik
perhatian serta meningkatkan pesan penjualan.
b. Overexposure
Ketika seorang endorser selebriti membintangi terlau banyak produk dari
perusahaan yang berbeda, maka endorser selebriti tersebut akan sering
muncul dalam iklan dengan merek dan produk yang berbeda pula. Hal
tersebut dapat mengakibatkan keraguan pada konsumen terhadap endorser
selebriti yang membintangi iklan tersebut, karena konsumen juga menyadari
bahwa endorser selebriti tersebut mendapatkan bayaran untuk membantu
perusahaan dalam memasarkan produk mereka. Selain itu, terlalu banyak
membintangi produkyang berbeda dapat merusak karir keartisan mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya perusahaan membuat perjanjian
dengan endorser selebriti untuk membatasi jumlah produk yang di-endorse
terutama produk yang sejenis, sehingga selebriti tidak terlalu sering muncul
dalam iklan serta selebriti tersebut akan terlihat eksklusif.
c. Target Audience’s Receptivity
Konsumen yang memiliki pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa dan
juga memiliki sikap yang kuat mungkin akan lebih sedikit terpengaruh oleh
endorser selebriti daripada konsumen yang sedikit pengetahuan dan sikap
yang netral. Hal lainnya yang harus diperhatikan bahwa memilih endorser
selebriti harus tepat dengan terget penerima pesan. Sebagai contoh, untuk
kalangan remaja, penggunaan entertainer pada iklan produk seperti pakaian,
minuman dan kosmetik akan lebih tepat daripada digunakan pada generasi
senior.
30
d. Risk to the Advertiser
Perilaku endorser selebriti yang negatif mungkin akan menimbulkan risiko
bagi perusahaan. Pemasar menyadari bahwa menggunakan strategi endorser
selebriti akan mengeluarkan biaya yang sangat mahak dan dapat
menimbulkan risiko karena apa yang selebriti tersebut lakukan dalam
kehidupan pribadinya akan membawa dampak terhadap citra produk
perusahaan yang dibintanginya serta mempengaruhi pandangan masyarakat.34
Penggunaan celebrity endorser merupakan salah satu upaya dalam
pemasaran yang dianggap instan atau cepat dalam memperkenalkan produk tertentu
yang berdampak pada peningkatan penjualan atas produk tersebut. Dalam hal ini
selebriti mempunyai nilai lebih sebagai endorser oleh orang lain sebab selebriti sudah
dikenal masyarakat secara luas.
D. Minat Beli
Minat merupakan keadaaan seseorang untuk melakukan sesuatu yang timbul
dari diri sendiri (internal) atau pun orang lain (eksternal). Menurut Muhibbin Syah,
minat adalah kecenderugan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.35
Dalam penelitian yang dilakukan oleh anggoro menyebutkan
bahwa minat adalah sebuah rencana sepertinya seseorang akan berprilaku dari situasi
tertentu dengan cara-cara tertentu baik seseorang akan melakukannya ataupun tidak.36
Minat beli juga dapat diartikan sebagai keadaan mental yang mencerminkan
rencana pembeli untuk membeli beberapa unit barang dari merek tertentu pada jangka
34
George E. Belch dan Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective, (New York: The McGraw-Hill Companies, 2001), Ed. 5, h 178-180 35
Muhibbin Syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2014) cet.19, h. 133 36
Aryo Tri Anggoro, “Pengaruh Green Product Terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Kasus Pada Lampu Philips Compact Flourescent Light Di Wilayah Depok ”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia, 2015)h.29
31
waktu yang ditentukan.37
Minat beli juga merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.38
Kemudian dalam peneltian yang dilakukan oleh adiyanto minat beli terdiri
dari 2 (dua) kategori, yaitu:
a. fully planned purchase
fully planed purchase adalah minat beli terhadap kategori produk dan merek
yang merupakan hasil dari produk high involvement dan penyelesaian masalah
yang luas(extended problem Solving) dalam kategori ini, konsumen akan lebih
memiliki keinginan untuk menghabiskan waktu dan tenaga dalam melakukan
pembelian.
b. Planned purchase
Planned purchase adalah minat beli terhadap kategori produk saja dan
pilihan terhadap merek ditentukan pada saat pembelian (point of sales).39
Menurut Ferdinan dalam Jennifer Adji, minat beli dapat diindentifikasi
menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Minat transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
37
Shinta Tri Astika, “Pengaruh Kredibiltas Endorser Celebrity Terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Pada Iklan Shampo Loreal Versi Dian Sastro,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2015), h. 17 38
Leonardo, Op.cit h. 15 39
Adiyanto, Op.cit h. 30
32
d. Minat eksploratif yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.40
Selain itu menurut Astika dalam penelitiannya menjelaskan indikator-indikator
dari minat beli sebagai berikut:
a. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari yang
lebih banyak. Pertama, pencarian informasi yang lebih ringan (penguatan
perhatian). Kedua, level akfif mencari informasi antara lain: mencari bahan
bacaan, bertanya kepada teman, atau mengunjungi toko untuk mempelajari
produk tertentu.
b. Ingin mengetahui produk
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek-merek yang
bersaing serta figur dari merek tersebut. Serta melakukan penilaian terhadap
pilihan-pilihan dan mulai mempertimbangkan untuk membeli produk.
c. Tertarik untuk mencoba
Pada tahap ini konsumen secara dan rasional dalam menilai suatu produk hingga
menimbulkan ketertarikan untuk mencoba. Hal ini di sebabkan konsumen sudah
mempelajari produk yang akan dibeli.
d. Mempertimbangkan untuk membeli
Setelah mempunyai keterkaitan mencoba sebuah produk, konsumen akan
melihat produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-
beda. Selanjutnya konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli produk
tersebut
40
Jennifer Adji dan Prof. Dr. Drs. Hatane Semuel, MS, “Pengaruh Satisfaction Dan Trust Terhadap Minat Beli Konsumen (Purchase Intention) di Starbucks The Square Surabaya,” Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.2, No. 1, (2014): h. 5
33
e. Ingin memiliki produk
Para konsumen akan memberikan perhatian lebih pada produk yang dicarinya.
Akhirnya, konsumen tersebut akan mengambil sikap (keputusan) terhadap
produk tersebut melalui evaluasi atribut dan kemudian terbentuk niat untuk
membeli atau memiliki produk tersebut.41
Dengan demikian minat beli merupakan sebuah upaya sadar maupun tidak sadar
dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini merupakan pembelian atas produk tertentu
yang dipengaruhi dari diri sendiri (inside) atau dari luar (outside). Minat beli
merupakan titik awal akan melakukan sebuah keputusan pembelian yang selanjutnya
pada pembelian.
E. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad surya Jurusan Manajemen Pemasaran
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Store Atmosphere Dan
Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Serta Dampaknya Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Pada Convenience Store 7-
Eleven Ciputat).
Penelitian ini menganalisis pengaruh store atmosphere dan harga terhadap minat
beli konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian. Responden
dalam penelitian ini sebanyak 60 orang konsumen 7-Eleven Ciputat. Sampel
yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Untuk Analisis data
mengunakan metode analisis Jalur.
Hasilnya penelitian menunjukan bahwa store atmosphere dan harga
berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen secara parsial dan
simultan, store atmosphere, harga dan minat beli konsumen berpengaruh
terhadap keputusan pembelian secara parsial dan simultan, store atmosphere,
41
Shinta Tri Astika, Op.cit h. 17
34
dan juga berpengaruh dan berdampak positif kepada keputusan pembelian
konsumen melalui minat beli konsumen.42
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Alfian Hanifuddin mahasiswa Jurusan
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Gaya Hidup, Dan Penepatan Harga Terhadap Minat Beli
Ulang Pada Konsumen Toko 7-Eleven.
Hasil penelitiannya menunjukan variabel kualitas pelayan, gaya hidup, dan
penetapan harga berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan
terhadap minat beli ulang.
Metode penelitian yang digunakan analisa regresi berganda. Data diperoleh
melalui penyebaran kuesioner terhadap konsumen 7-Eleven di Ciputat. Total
sampel yang digunakan sebanyak 80 reponden dengan penarikan sampel
judgement sampling.43
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Ananda Putra Jurusan Manajemen
Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Brand Image,
Reputation, Identity, Sponsorship Adidas Di Chelsea Football Club
Terhadap Minat Beli Produk (Studi Kasus: Chelsea Indonesia Supporter
Club (CISC) Tangerang Selatan)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur pengaruh faktor-
faktor yang mempengaruhi minat beli produk Adidas, dengan menggunakan
empat variabel independen, yaitu: brand image, reputation, identity, dan
sponsorship. Penelitian ini dilakukan di Chelsea Indonesia Supporters Club
42
Ahmad Surya, “Analisis Pengaruh Store Atmosphere Dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen: Studi Kasus Pada Convience Store 7-Eleven Ciputat”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. vii 43
Ahmad Alfian Hanifuddin, “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Gaya Hidup, Dan Penepatan Harga Terhadap Minat Beli Ulang Pada Konsumen Toko 7-Eleven”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. vii
35
(CISC) regional Tangerang Selatan dengan jumlah sampel 70 responden. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
langsung dari survey lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai p-
value dari variabel brand image 0,330 > 0,05, reputation 0,739 > 0,05, dan
sponsorship 0,272 > 0,05 tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli
produk Adidas pada anggota Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC)
regional Tangerang Selatan. Sementara nilai p-value dari variabel identity 0,001
< 0,05 berpengaruh signifikan terhadap minat beli produk Adidas pada anggota
Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) regional Tangerang Selatan.44
4. Penelitian yang dilakukan oleh Corryatul Filacano Jurusan Manajemen
Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Daya Tarik Iklan, Dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Produk Top Coffe Di Wilayah Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari kualitas produk, daya
tarik iklan, dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian produk Top
Coffe. Penelitian ini dilakukan di wilayah Tangerang Selatan yang telah melihat,
mengetahui, dan mengkonsumsi “Top Coffe”. Tehnik sampel yang digunakan
adalah metode Judgement Sampling. Kemudian data diproses menggunakan
analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial kualitas produk, celebrity endorser berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian. Tetapi daya tarik iklan tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dan hasil pengujian secara simultan menunjukan
bahwa kualitas produk, daya tarik iklan, dan celebrity endorser berpengaruh
44
Rizki Ananda Putra, “Pengaruh Brand Image, Reputation, Identity, Sponsorship, Adidas Di Chelsea Football Club Terhadap Minat Beli Produk: Studi Kasus Pada Chelsea Indonesia Supporter Club (CISC) Tangerang Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. vii
36
sebesar 67,9% dan sisanya 32,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.45
2.2 Tabel
Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Relevan
NO NAMA JUDUL
HASIL PERSAMA
AN
PERBEDAAN
1 Ahmad
surya
(2014)
“ Analisis
Pengaruh
Store
Atmosphere
Dan Harga
Terhadap
Minat Beli
Konsumen
Serta
Dampaknya
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
(Studi
Kasus Pada
Convenienc
e Store 7-
Eleven
Ciputat)”
Store
atmosphere
berpengaruh
positif
terhadap
minat beli
konsumen.
Harga
berpengaruh
positif
terhadap
minat beli
konsumen.
Memiliki
persamaan
variabel
terikat
berupa
minat beli
Memiliki
perbedaan dalam
hal variabel bebas
berupa daya tarik
iklan dan
celebrity endorser
2 Ahmad
Alfian
Hanifu
ddin
“Pengaruh
Kualitas
Pelayanan,
Gaya
Hidup, Dan
Penepatan
Harga
Terhadap
Minat Beli
Ulang Pada
Konsumen
Toko 7-
kualitas
pelayan, gaya
hidup, dan
penetapan
harga
berpengaruh
signifikan
secara parsial
maupun
simultan
terhadap
minat beli
Memiliki
persamaan
variabel
terikat
berupa
“minat beli”
Penelitian saya
menggunakan
teknik purposive
sampling
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
judgement
sampling
45
Corryatul Filacano, “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Top Coffe Di Wilayah Tangerang Selatan”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. Vii
37
Eleven.”
ulang.
3 Rizki
Ananda
Putra
Pengaruh
Brand
Image,
Reputation,
Identity,
Sponsorship
Adidas Di
Chelsea
Football
Club
Terhadap
Minat Beli
Produk
(Studi
Kasus:
Chelsea
Indonesia
Supporter
Club (CISC)
Tangerang
Selatan)
variabel
brand image,
reputation
dan
sponsorship
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli
Sementara
nilai variabel
identity
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat beli
Memiliki
persamaan
variabel
terikat
berupa
minat beli
Penelitian saya
menggunakan
variabel bebas
berupa daya tarik
iklan dan
celebrity endorser
4 Corriya
tul
Filacan
o
Analisis
Pengaruh
Kualitas
Produk,
Daya Tarik
Iklan, Dan
Celebrity
Endorser
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pada Produk
Top Coffe
Di Wilayah
Tangerang
Selatan
variabel
kualitas
produk, daya
tarik iklan,
dan celebrity
endorser
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
keputusan
pembelian
Memiliki
persamaan
variabel
bebas
berupa daya
tarik iklan
dan
celebrity
endorser
Penelitian saya
menggunakan
teknik purposive
sampilng
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
Judgement
Sampling
38
F. Kerangka Berpikir
Di era modernisasi dan kemajuan teknologi sekarang, persaingan dalam dunia
bisnis semakin ketat hal ini disebabkan oleh banyaknya kompetitor (pesaing) dalam
dunia bisnis. Dengan hal tersebut perusahaan dituntut untuk lebih lebih unggul dari
pesainggnya,mulai dari kualitas produk, harga, pemasaran dan lain lain. Sejalan
dengan Nurrochim dan Iwan purwanto dalam buku “ manajemen bisnis” mengatakan
bahwa “kunci keberharsilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta pemberian kepuasaan yang
diiklankan secara lebih baik dari pada yang dilakukan oleh para pesaingnnya”.46
Selain itu perusahaan dituntut selalu kreatif serta berinovasi guna memenuhi
kehidupan manusia yang semakin hari semakin banyak dan beragam. Salah satu
upaya untuk dapat selalu bersaing yaitu dalam hal pemasaran.
Pemasaran merupakan upaya perusahaan untuk menawarkan produknya guna
mendapatkan perhatian serta sebagai stimulan konsumen untuk membeli produknya.
Nampak dalam kehidupan sehari-hari pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan
dapat kita jumpai mulai dari iklan, reklame di pinggir jalan, pamflet, brosur-brosur
dan seterusnya. Ini merupakan cara perusahaan mengkomunikasi produknya ke
konsumen.
Periklanan merupakan bentuk dari sebuah pemasaran yang banyak digunakan
oleh perusahaan karena sifatnya fleksibel dan dapat menjangkau luas dalam
pemasaran. Tidak dapat dipungkiri dalam sebuah periklanan ada yang disebut bintang
iklan (endorser). Endorser merupakan merupakan seorang komunikator pesan, baik
individu maupun kelompok yang tugasnya menyampaikan pesan dari perusahaan
dalam hal ini pengiklan (advertiser) kepada konsumen. Sering kali perusahaan
menggunakan jasa celebrity sebagai endorser. Dikarenakan celebrity dianggap
46
Nurrochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Jakarta: lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 157
39
sebagai figur yang sudah terkenal dalam masyarakat, hal ini menjadi sebuah nilai
lebih dari endorser. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
perusahaan dalam pemasaran produknya menggunakan iklan dikarenakan karena
jangkauannya luas serta penggunaan celebrity sebagai salah satu endorse menjadi
nilai tambah guna menarik minat beli konsumen. Dengan demikian peneliti ingin
mengetahui pengaruh daya tarik iklan dan celebrity endorser terhadap minat beli
konsumen.
2.1 Gambar
Kerangka pemikiran
Persaingan usaha
Nada
Celebrity endorser iklan
Konsep kreatif
Slogan
Kata-kata
Gaya pengungkapan
Congruence with the brand
attractiveness
expertise
credibility
Minat beli
1. Tertarik mencari infomasi
2. Ingin mengetahui produk
3. Tertarik mencoba produk
4. Mempertimbangkan membeli produk
5. Ingin memiliki produk
Pemasaran
40
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis (hypo = sebelum; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suatu
pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi
memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkin kita
menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis
mengemukakan “pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan
antara variable-variabel di dalam persoalan.47
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Secara parsial:
1. Variabel (X1)
Ho: Tidak Terdapat pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli cosmetic
Wardah.
Ha: Terdapat pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli cosmetic Wardah.
2. Variabel (X2)
Ho: Tidak Terdapat pengaruh celebrity endorser terhadap minat beli cosmetic
Wardah.
Ha: Terdapat pengaruh celebrity endorser terhadap minat beli cosmetic
Wardah.
Secara Simultan:
3. Variabel X1 dan X2
Ho: Tidak Terdapat pengaruh daya tarik iklan dan celebrity endorser terhadap
minat beli cosmetic Wardah.
Ha: Terdapat pengaruh daya tarik iklan dan celebrity endorser terhadap minat
beli cosmetic Wardah.
47
W. Gulo, Metodologi penelitian, (jakarta:PT.Grasindo,2010), cet. 6, h.17
41
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi dan waktu penelitian ini, penulis akan di Universitas Islam Negeri
(UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta dengan waktu penelitian dari Juni s/d
Agustus 2017.
3.1 Tabel
Waktu Penelitian
No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pengajuan
Judul
Skripsi
2.
Pengumu
man Judul
Skripsi
3. Penyusuna
n Proposal
4.
Pengumpu
lan
Proposal
(Gelomba
ng II)
5 Seminar
Proposal
42
Gelomban
g (II)
6 Revisi
Proposal
No Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7.
Penyusuna
n Bab I
Pendahulu
an
8.
Penyusuna
n Bab II
Kajian
Teori
9.
Penyusuna
n Bab III
Metodolo
gi
Penelitian
10
Penyusuna
n Bab IV
Penelitian
dan Hasil
Penelitian
43
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode kuantitatif. Metode
kuantitatif digunakan pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 Metode kuantitatif digunakan
untuk mendapatkan informasi yang luas tapi tidak mendalam. Jika populasi terlalu
luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut.2
Melalui metode tersebut, penulis bertujuan mengetahui apakah minat beli
konsumen cosmetic merek Wardah dipengaruhi oleh daya tarik iklan dan celebrity
endorser dalam sebuah iklan.
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang baik terdiri dari benda
yang nyata, abstrak, peristiwa, gejala, yang merupakan sumber data dan memiliki
karakteristik tertentu dan sama.3 Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian
adalah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang
pernah melihat iklan atau sedang menggunakan produk cosmetic merek Wardah.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan
bersifat representatif (mewakili).4 Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan
menggunakan sebagian populasi yang disebut sampel. Guna menentukan siapa saja
yang akan dijadikan sampel, penulis akan menggunakan metode pengambilan data
berupa Purposive Sampling yang merupakan bagian dari Nonprobability Sampling.
Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan- 1 Sugiyono, metode penelitian kombinasi (Mixed methods), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 11
2Sugiyono,metode penelitian manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 74
3Sukandarrumidi, metodologi penelitian: petunjuk praktis bagi peneliti pemula,(Gadjah Mada
University Press, 2012), h. 47 4 Sugiyono, metode penelitian kombinasi: Mixed method, h. 120
44
pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil hanya mahasiswi
yang pernah melihat iklan Wardah atau sedang menggunakan produk cosmetic merek
Wardah. Penentuan jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan sampel
kouta yaitu teknik penarikan sampel dengan pembatasan (kouta) dan kriteria tertentu
agar bisa jadi responden.5 Adapun jumlah minimalnya respoden 30 orang.
6 Oleh
karena itu dengan keterbatasan dana dan waktu penelitian maka sampel yang
digunakan berjumlah 100 orang total dari keseluruhan populasi.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.7 Variabel penelitian ini menggunakan variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent). Menurut sugiyono, variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.8
Berdasarkan definisi di atas maka penelitian ini menggunakan daya tarik
iklan(X1) dan dan celebrity endorser(X2) sebagai variabel bebas, dalam sedangkan
minat beli(Y) sebagai variabel terikatnya.
3.2 Tabel
Variabel Penelitian
5 Eriyanto, Teknik Sampling Analisis Opini Publik, (Yogyakarta:LKS Yogyakarta, 2007), h. 237
6 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder Ed. Revisi 2,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Cet. 5, h. 80 7 Ibid, h. 63
8 Ibid. h. 64
(X1)
Daya Tarik Iklan
(X2)
Celebrity Endorser
(Y)
Minat Beli
45
1. Variabel X1
Variabel (XI) yang akan diteliti adalah daya tarik iklan. Berdasarkan Kajian
teori sebelumnya, menurut Lee dan Johnson periklanan adalah komunikasi komersil
dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang
ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi,
radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame, atau kendaraan
umum.9 Dalam buku Sumarwan dkk, periklanan juga merupakan penyampaian pesan
mengenai produk melalui berbagai media yang bersifat massal dan perusahaan yang
menyampaikan pesan tesebut membayar sejumlah biaya kepada media kepada media
tersebut.10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan sebuah
cara komunikasi dalam pemasaran, baik individu maupun kelompok dengan
mengeluarkan sejumlah biaya tertentu dengan maksud menyampaikan sebuah
informasi tentang sebuah produk (barang atau jasa).
2. Variabel X2
Variabel (X2) yang akan diteliti adalah celebrity endorser. Berdasarkan kajian
teori sebelumnya, Endorser atau istilah lainnya spokenpersons juga bisa dikatakan
sebagai juru bicara karena umumnya tugasnya sebagai seseorang yang
mengkomunikasikan tentang sebuah produk jasa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia juru bicara adalah orang yang kerjanya memberi keterangan resmi dan
sebagainya kepada umum, dalam hal ini juru bicara mewakili suatu kelompok atau
lembaga.11
Kata celebrity dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai
selebriti yang berarti merupakan seseorang yang terkenal dan populer didalam
masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa celebrity endoser didefinisikan sebagai setiap
orang yang terkenal yang ditampilkan dalam sebuah iklan oleh pengiklan
(advertiser).
9 Monle Lee dan Carla Johnson, Prisinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,(Jakarta:
Kencana, 2007), Ed. 1, Cet 2, h. 3 10 Sumarwan,Op.cit h. 146 11
www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 19/07/2017 pukul 21.05 WIB
Untuk mengetahui sejauh mana minat beli konsumen cosmetic Wardah
berdasarkan daya tarik iklan dan penggunaan celebrity endorser dalam iklan
dilakukan wawancara kepada responden, adapun pedoman wawancara
konsumen sebagai berikut:
3.5 Tabel
Pedoman Wawancara
NO VARIABEL INDIKATOR NO ITEM
1 Daya Tarik
Iklan
1. Konsep kreatif
2. Gaya pengungkapan
3. Nada
4. Kata-kata
5. Slogan
Celebrity
Endorser
1. Congruence with the brand
2. Credibility
3. Expertise
4. Attractiveness
Minat Beli 1. Tertarik mencari informasi
mengenai produk
2. Ingin mengetahui produk
3. Tertarik mencoba produk
4. Mempertimbangkan
membeli produk
5. Ingin memiliki produk
50
Namun sebelum data tersebut dicari dan dianalisis dilakukan beberapa uji
terhadap instrumen penelitian. Adapun beberapa uji yang akan dilakukan sebagai
berikut:
G. Uji instrumen
1. Uji Validitas
Uji Validitas ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
butir soal pertanyaan valid atau tidak valid. Adapun pengujian validitas untuk
variabel X menggunakan rumus:19
Keterangan:
n: Jumlah Responden
∑X: Jumlah Skor Butir Pernyataan
∑Y: Jumlah Skor Total
∑X2: Jumlah Skor butir pernyataan yang dikuadratkan
∑Y2: Jumlah Skor total yang dikuadratkan
Selanjutnya untuk mengetahui apakah data yang didapatkan dari
proses observasi dan wawancara termasuk dalam data valid atau tidak, maka
dilakukan uji validitas external. Uji ini dilakukan dengan cara
membandingkan dua data tersebut untuk mencari kesamaan antara kriteria
yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di
lapangan.20
19
Sarini Abdullah dan Taufiq Edy Sutanto, Statiska Tanpa Stres, Transmedia Pustaka 2015, h. 257 20
Sugiyono, op.cit h. 129
51
2. Uji Reliabilitas
Uji Reabilitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrument
tersebut dianggap reliabel atau tidak. Adapun kriteria pengujian dari uji
reabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:21
keterangan:
a : Alfa Crombach
p : Banyak item pernyataan
c: Rata-rata kovariansi item-item tersebut
v: Rata-rata variansi item-item tersebut
3.6 Tabel
Kategori Reliabilitas
NILAI
RELIABILITAS
ARTI
< 0,20 Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
0,20 - 0,39 Hubungan yang sangat kecil (tidak erat)
0,40 - 0,69 Hubungan yang cukup erat
0,70 - 0,89 Hubungan yang erat (reliabel)
0,90 - 0,99 Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
1 Hubungan yang sempuna
(sumber:gulford, yang diolah kembali oleh peneliti)
Adapun kategori bahwa sebuah instrumen berdasarkan nilai Alfa
Cronbach berkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 maka semakin
21
Sarini Abdullah dan Taufiq Edy Sutanto, Statiska Tanpa Stres, Transmedia Pustaka 2015, h 259
52
menunjukan tingkat konsisten skor.22
Atau suatu intrumen penelitan
dikatakan reliabel, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.23
Selanjutnya untuk
mengetahui apakah data yang didapatkan dari proses observasi dan
wawancara termasuk dalam data reliabel atau tidak, maka dilakukan uji test
retest. Uji ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali
pada responden.24
Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuisioner
penelitian dan kemudian mendapatkan data tersebut maka selanjutnya
dilakukan uji prasyarat data, dengan tujuan menguji data yang sudah
didapatkan sesuai atau tidak sesuai dengan analisis data yang dibutuhkan.
Adapun uji prasyarat data ini adalah sebagai berikut:
H. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang didapatkan
merupakan data yang normal. Adapun rumus pengujianya sebagai berikut:
Dengan:
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan.25
22
Suryani dan Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif: Teori Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Ed. 1, h.141 23
Sugiyono, metode penelitian kombinasi: Mixed method. h.84 24
Ibid h. 130 25
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Prenadamedia
Group, 2015, h.288
53
2. Uji Linieritas
Cara yang dapat digunakan untuk uji linearitas ini antara lain
menggunakan persamaan garis regresi atau regresi berganda. Apabila nilai F
yang dapat diamati lebih besar dari nilai F tabel pada taraf siginifikasi (α) =
0,05, maka dapat dikatan linear.26
Setelah melakukan serangkaian uji
tersebut maka data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan
beberapa teknis analisis data diantaranya.
3. Uji Multikolinearitas
Sebelum melakukan analisis regresi data yang sudah didapatkan harus
dilakukan uji multikolinearitas, uji ini untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang linear antara variabel bebas dengan yang lainya.27
I. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul.
Sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.28
Dalam pengolahan data, data yang didapat harus melalui macam-macam
ukuran pemusatan data yang bertujuan agar nilai data dari serangkaian data
mewakili data tersebut. Pertama mean, adalah jumlah dari serangkaian dibagi
dengan jumlah data.29
Kedua modus, adalah nilai dari beberapa data yang
mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data berdistribusi atau
nilai yang paling sering muncul dalam suatu kelompok data.30
Ketiga median,
adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkecil
hingga terbesar atau sebaliknya.31
Lalu keempat standar deviasi, adalah nilai yang
26
Ibid h.289 27
R Gunawan Sudarmanto , Statistik Terapan Berbasis Komputer, Mitra Wacana Media 2013, h. 224 28
Sugiyono, op.cit, h.147 29
Siregar, op.cit, h.20 30
Ibid, h.30 31
Ibid, h.32
54
menunjukan tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan
dari nilai rata-ratanya.32
J. Uji Analisis Regresi
Regresi adalah suatu metode untuk mengetahui bagaimana satu variabel bebas
menjelaskan nilai-nilai variabel terikat. Adapun model linier sederhana
menggunakan rumus:
Y = β0 + β1 X + 3
Dengan:
Y adalah variabel terikat, yang akan ditentukan nilainyaberdasarkan X
X adalah variabel bebas
β0, β1 adalah parameter regresi, masing-masing menyatakan:
β0 adalah intersep, yaitu nilai Y saat X = 0
β1 mengukur rata-rata perubahan (pertambahan atau pengurungan) Y
saat X bertambah sebesar 1 unit.
3 adalah komponen kesalahan, yaitu mengukur ketidakakuratan
penaksiran nilai Y berdasarkan nilai X, penyimpangan nilai Y dari
perhitungan dengan nilai Y sebenarnya.33
Model persamaan garis linier sederhana: Y=`a+bX, dimana koefisien α
dan b dapat dihitung dengan rumus:
32
Ibid, h. 44 33
Sarini Abdullah dan Taufiq Edy Sutanto, Op.cit h. 183-184
55
K. Uji Hipotesis
1. Uji T (Parsial)
Untuk menguji kesignifikan korelasi variable X terhadap Y, dilakukan
dengan rumus uji-t sebagai berikut:
2. Uji F (Simultan)
Statistik uji ini menggunkan rumus sebagai berikut:
F = SSR/K
SSE/n-(k+1)
Dengan:
SSE = jumlah kuadrat simpanganjika y ditaksir dengan y regresi
SST = jumlah kuadrat simpangan jika Y ditaksir dengan Y rata-rata
SSR = SST – SSE
K = banyaknya variabel penjelas
K+1 = banyaknya parameter regresi yang akan ditaksir.34
3. Uji Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya variabel variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan angka presense, maka menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefi.35
34
Ibid h. 199 35
Ibid h. 191-192
56
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Cosmetic Wardah
1. Profil Perusahaan Cosmetic Wardah
PT Paragon Technologi and innovation berdiri pada tanggal 28 februari 1985
dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi
PT Paragon Technologi and innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan
oleh pasangan suami istri, Drs.H.Subakat Hadi, M.Sc dan Dra.Hj.Nurhayati Subakat,
Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini
dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara baik. PT Pusaka
Tradisi Ibu (PTI) pada awalnya berdiri hanya memproduksi perawatan rambut. Pada
tahun 1987, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan dengan merek Ega yang
dipasarkan melalui salon-salon. Kemudian lahir produk Putri yang sampai sekarang
masih diproduksi.
Tahun 1985-1990, PT Pusaka Tradisi Ibu menagalami perkembangan pesat.
Mulai dari jabodetabek, produknya mulai menyebar dan bersaing langsung dengan
produk yang lama yang telah terkenal. Mulai 1990, produk salonnya dapat bersaing
dengan produk yang terkenal. Survei CIC (2002) menyebutkan bahwa Hair Tonic
Putri adalah hair tonic yang paling banyak digunakan di Indonesia. Sedangkan
produk perawatan rambut lainnya selalu masuk 10 besar. Seiring dengan
perkembangan perusahaan, pada bulan Desember 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu
mendirikan pabrik produksi di Kawasan Industri Cibodas Tangerang. Pendirian
pabrik yang baru ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus
meningkat.
57
Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merek Wardah. Namun belum
bisa berjalan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali
mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1966 dengan tetap bekerja sama
dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai meningkat dan PTI
memasuki pasar tata rias.
Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli
masyarakat turun sementara harga bahan baku naik sampai 4 kali lipat. PTI
mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak
berproduksi. Setelah melewati krisis 4 bulan tersebut, PTI justru mengembangkan
pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua, penjualan merek
Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake
Tangerang didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai
memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke
pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui
progam promosi dan membina tim promosi.
Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good
Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).
Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang
sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan CPKB untuk industri
kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini memiliki Distribution Centre
(DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini memiliki perusahaan ini memiliki
Untuk produk Wardah itu sendiri, terbagi atas 4 jenis yaitu: skin care,
body series, make up, dan hajj umrah. Adapun penjelasannya sebagi berikut:
a. Skin Care
Ini merupakan produk perawatan kulit wajah yang terdiri beberapa
produk yaitu: Acne Series, C Defence, Lightening Series, Nature
Daily, Renew You, dan White Secret
b. Body Series
Ini merupakan produk untuk perawatan tubuh yang terdiri beberapa
produk yaitu: Intensive Moisturising, Lip care, Morning Essential
Body, Scentsation dan Spa Series.
c. Make Up
Ini merupakan produk rias wajah yang terdiri dari beberapa produk
yaitu: BB cream, Everyday Make Up, Exclusive Series, Eye Expert,
Luminous Series, dan Make Up Kit.
d. Hajj Umrah
Ini merupakan produk untuk keperluan jamaah yang sedang
melakukan ibadah haji dan umroh yang terdiri dari beberapa produk
yaitu: Paket Haji. Roll On dan Sun Care.
60
6. Celebrity Endorser Wardah
Sebagai merek bergengsi bagi wanita, Wardah mendukung semua
perempuan yang menginspirasi untuk tampil dan menunjukan kreativitas
mereka. Peremupuan yang menginspirasi adalah paket lengkap. Mereka
memiliki kecantikan luar, banyak prestasi di bidang apapun dan sangat
berdedikasi dalam menginspirasi orang lain. Ada beberapa perempuan yang
dianggap dapat menginspirasi orang lain yaitu:
a. Ineke Koesherawati
Wanita kelahiran 13 Desember 1975 telah berkarya di dunia hiburan
tanah air, di dunia modelling dan sinetron. Pada tahun 2001, membuat
dobrakan dengan memutuskan memakai hijab meskipun saat itu
pemakaian hijab belum lumrah. Terinspirasi oleh keberanian
pribadinya. Wardah memilih wanita ini pada tahun 2002. Sejak itu
nama Inneka Koesherawati terus bergaung sebagai salah satu sosok
inspiratif.
b. Dewi Sandra
Lahir pada tanggal 2 April 1980, Dewi Sandra telah menunjukan
kedinamisan wanita yang tidak pernah berhenti berkarya. Memulai
karirnya sebagai model lalu merambah dunia tarik suara, Dewi Sandra
senantiasa menceriakan suasana. Wanita yang senantiasa bersemangat
untuk terus menerus menyebarkan kebaikan pada seluruh dunia ini,
memutuskan untuk menggunakan hijab dan memperkuat sisi
spritualnya pada tahun 2012. Terkesan oleh sikap dan perilakunya,
Wardah kemudian mengangkat Dewi Sandra sebagai Brand
Ambassador. Sejak itu, Wardah bersama Dewi Sandra tidak pernah
berhenti untuk mengenalkan visi mengenai kecantikan yang
menginspirasi.
c. Raline Shah
61
Lahir tanggal 4 Maret 1985, wanita penuh talenta ini memulai debut
sebagai Puteri Indonesia 2008 lalu menjadi putri yang paling favorit.
Setelah menempuh pendidikan di bidang ilmu politik, wanita ini
kemudian memutuskan untuk memasuki dunia layar lebar. Dangan
totalitas professional, Raline Shah terus mendalami kemampuan
aktingnya. Pada tahun 2016, Wardah mengangkat wanita inspiratif
untuk menjadi Brand Ambassador. Sosoknya yang percaya diri
terbukti menjadi inspirasi bagi seluruh wanita.
d. Zaskia Sungkar
Lahir tanggal 22 Desember 1990, wanita ini memulai karirnya sebagai
pemain sinetron. Pada tahun 2011, ia menemukan passion
tersembunyinya di dalam dunia fashion lalu beralih menjadi desainer.
Terkesan oleh kiprahnya Wardah memilih Zaskia Sungkar menjadi
Brand Ambassador. Dengan terus mendukung karyanya, Wardah
bersama Zaskia Sungkar senantiasa menginspirasi setiap wanita untuk
mengikuti kata hatinya.
e. Ria Miranda
Desainer yang lahir pada tanggal 15 Juli 1985 ini mampu memberikan
dobrakan di dunia fashion melalui feminitas lembut. Sebagai salah
satu influencer hijab fashion terkuat Indonesia, ia percaya bahwa
kelembutan adalah kekuatan tersendiri. Keunikan dari sosok ini
kemudian membuat Wardah mengangkatnya sebagai Brand
Ambassador. Dengan hubungan saling menginspirasi, Wardah
bersama Ria Miranda senantiasa menginspirasi dunia untuk
menemukan kekuatan di dalam segi kepribadian diri.
f. Tatjana Saphira
Aktris muda berbakat yang lahir pada tanggal 21 Mei 1997 ini
merupakan sebuah fenomena yang mendobrak dunia sinema
62
Indonesia. Dengan perawakan tenang melebihi usianya. Tatjana
Saphira memulai karir sebagai model kemudian memasuki dunia layar
lebar. Terkenal dengan aura yang menghanyutkan, Wardah kemudian
memilih Tatjana Saphira untuk menjadi Brand Ambassador. Sampai
saat ini Tatjana Saphira terbukti dapat terus menjadi sosok inspirasi
positif bagi generasi muda.
g. Dian Pelangi
Desainer muda yang lahir pada tanggal 14 Januari 1991 ini memiliki
karir yang melejit melalui karya kreatif batik warna-warni. Di tangan
dinginnya, keceriaan warna-warna disulap menjadi fashion yang dapat
digunakan pada berbagai kesempatan. Ia percaya bahwa pemilihan
hidup halal dan berhijab bukan menjadi penghalang untuk berekspresi.
Karena kesamaan visi inilah, Wardah kemudian memilih Dian pelangi
menjadi Brand Ambassador, perpaduan ini ternyata menjadi sebuah
kunci menuju banyaknya karya Dian pelangi yang kini telah dikenal
secara global.
B. Analisis Data Penelitian
Analisis data merupakan langkah dalam penelitian yang dilakukan untuk
menjelaskan data yang sudah didapat sehingga menjadi sebuah hasil penelitian.
Adapun hasil data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada 100 orang yang diberikan
kuesioner. Dari kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melihat iklan cosmetic
Wardah atau konsumen cosmetic Wardah.
63
4.1 Tabel
Pelaksanaan penelitian
Kuesioner yang disebarkan 100 buah
Kuesioner yang tidak kembali 0 buah
Kuesioner yang tidak lengkap 0 buah
Kuesioner yang diolah 100 buah
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
2. Tabulasi Data Penelitian
Tabulasi penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
responden yang menjawab kuesioner. Berikut deskripsi responden yang
mengisi dan mengembalikan kuesioner.
a. Berdasarkan Usia
Berikut ini merupakan data responden penelitian berdasarkan
Usia Responden.
4.2 Tabel
Responden Berdasarkan Umur
USIA FREKUENSI PRESENTASE
18 2 2%
19 4 4%
20 8 8%
21 35 35%
22 46 46%
23 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
64
Dari tabel 4.2 menujukan bahwa responden terbanyak pada
usia 22 tahun sebanyak 46 orang atau 46% sedangkan responden
paling sedikit Pada usia 18 tahun sebanyak 2 0rang. Atau 2%.
b. Berdasarkan Semester
Berikut ini data responden penelitian berdasarkan tingkatan
semester di perkuliahan.
4.3 Tabel
Responden Berdasarkan Semester
SEMESTER FREKUENSI PRESENTASE
3 8 8%
5 10 10%
7 25 25%
9 45 45%
11 12 12%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa responden mahasiwi
semester III sebanyak 8 orang, semester V sebanyak 10 orang,
semester VII sebanyak 25 orang, semester IX sebanyak 45 orang, dan
mahasiswi semester XI sebanyak 12 orang.
c. Berdasarkan Fakultas Berikut ini data responden penelitian yang berdasarkan asal
fakultas responden.
4.4 Tabel
Responden Berdasarkan Fakultas
FAKULTAS
(DISINGKAT)
FREKUENSI PRESENTASE
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK)
33 33%
65
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
(FEB)
17 17%
Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi (FIDKOM)
8 8%
Fakultas Adab dan Humaniora
(FAH)
4 4%
Fakultas Syariah dan Hukum
(FSH)
3 3%
Fakultas Sains dan Teknologi
(FST)
7 7%
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK)
2 2%
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP)
12 12%
Fakultas Dirasat islamiyah
(FDI)
3 3%
Fakultas Psikologi (FPSI) 7 7%
Fakultas Ushuludin dan
Filsafat (FUF)
4 4%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Dari tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden penelitian
ini oleh mahasiswi FITK sebanyak 33 orang, kemudian Mahasiswi FEB
sebanyak 17 orang, lalu mahasiswi FISIP sebanyak 12 orang dan yang paling
sedikit dari Fakultas FKIK yang hanya 2 orang.
C. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan sebelum menguraikan
tentang hasil penelitian dan analisisnya agar data yang yang dikumpulkan
merupakan data yang valid dan reliable. Karena tidak menutup kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pengumpulan data maupun pengukuran data atas
variabel-variabel yang digunakan. Dengan demikian penulis melakukan tes
validitas dan tes reliabilitas. Tes tersebut hanya merupakan tolak ukur internal
66
saja, sedangkan hal-hal yang bersifat eksternal seperti ketidakjujuran
responden dalam memberikan data dan penilaian mereka yang berbeda dan
lain sebagainya berada di luar kemampuan penulis.
Uji validitas dan reliabiltas dilukan untuk mengetahui kemampuan
instrumen dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan
dengan mengajukan beberapa butir pernyataan kuesioner yang akan nantinya
diberikan kepada responden. Uji ini dilakukan kepada 40 responden pertama
dari 100 responden secara keseluruhan.
Berdasarkan tabel nilai r product moment jika uji validitas dilakukan
dengan data 40 responden dan taraf siginifikasinya 5% maka nilai standar
validnya 0,312.3 Sementara itu untuk uji reliabilitas, suatu intrumen penelitan
dikatakan reliabel, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.4
4.5 Tabel
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
VARIABEL INDIKATOR BUTIR
SOAL
R. HITUNG R.TABEL HASIL
DAYA
TARIK
IKLAN
KONSEP KREATIF 1 0.349 0.312 VALID
2 0.345 0.312 VALID
3 0.553 0.312 VALID
GAYA PENGUNGKAPAN 4 0.515 0.312 VALID
5 0.629 0.312 VALID
NADA 6 0.678 0.312 VALID
7 0.710 0.312 VALID
KATA-KATA 8 0.693 0.312 VALID
9 0.523 0.312 VALID
SLOGAN 10 0.372 0.312 VALID
3 Sugiyono, op.cit , h 333
4 Syofian Siregar, op.cit, h. 175
67
11 0.393 0.312 VALID
CELEBRITY
ENDORSER
CONGRUENCE WITH
THE BRAND
12 0.526 0.312 VALID
13 0.780 0.312 VALID
14 0.668 0.312 VALID
CREDIBILITY 15 0.678 0.312 VALID
16 0.632 0.312 VALID
17 0.736 0.312 VALID
EXPERTISE 18 0.530 0.312 VALID
19 0.498 0.312 VALID
20 0.738 0.312 VALID
ATTRACTIVENESS 21 0.579 0.312 VALID
22 0.787 0.312 VALID
23 0.627 0.312 VALID
24 0.456 0.312 VALID
25 0.657 0.312 VALID
MINAT
BELI
TERTARIK MENCARI
INFORMASI
26 0.430 0.312 VALID
27 0.449 0.312 VALID
INGIN MENGETAHUI
PRODUK
28 0.658 0.312 VALID
29 0.357 0.312 VALID
TERTARIK MENCOBA
PRODUK
30 0.540 0.312 VALID
31 0.358 0.312 VALID
MEMPERTIMBANGKAN
MEMBELI PRODUK
32 0.648 0.312 VALID
33 0.337 0.312 VALID
INGIN MEMILIKI
PRODUK
34 0.476 0.312 VALID
35 0.424 0.312 VALID
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
68
Dari tabel 4.5 menunjukan hasil uji validitas penelitian ini dari 35 butir
soal kuesioner dinyatakan valid, hal ini dibuktikan dari angka tertinggi 0,787
dan terendah 0,337 dengan standar validitasnya 0,312. Oleh karena itu peneliti
mengambil semua soal tersebut untuk digunakan sebagai data penelitian.
4.6 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
RELIABILITY STATISTICS
Cronbach's
Alpha
N of Items
.928 35
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Dari tabel 4.6 menunjukan hasil uji reliabilitas penelitian ini dari 35
butir soal memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,928 yaitu lebih besar
dari 0,6. Berdasarkan ketentuan kriteria reliabilitas, dimana suatu instrumen
penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha>0,6 sehingga
instrumen penelitian ini dinyatakan reliabel, hal ini dibuktikan dari angka
0,928 > 0,6. Menurut Gulford nilai 0,928 dalam uji reliabiltas memiliki arti
bahwa kuesioner dalam penelitian ini memiliki hubungan yang sangat erat
(sangat reliabel).
D. Uji Prasyarat Data
Sebelum melakukan uji analisis regresi terhadap data yang sudah valid
dan reliabel harus dilakukan uji prasyarat data terlebih dahulu. Adapun uji
prasyarat yang dilakukan diantaranya dengan menggunakan:
1. Uji Normalitas
Sebuah penelitian digunakan untuk mendapatkan data. Adapun data
yang dicari dari populasi belum tentu berditribusi normal atau tidak. Pada
69
penelitian ini menggunakan SPSS Statistics 22 untuk menghitung uji
normalitas. Uji normalitas yang dihitung melalui SPSS Statistics 22
menggunakan uji normalitas dengan teknik Kolgomorov-Smirnov (KS).
Dalam peneltian ini memiliki asumsi bahwa data berdistribusi normal jika
tingkat kesalahannya 5% atau 0,05. Jika sebuah data memiliki nilai sig
atau signifikansi yang terdapat pada kolom Kolgomorov-Smirnov lebih
kecil dari data Alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan <0,05 maka
data tersebut terdistribusi secara tidak normal. Kemudian Jika sebuah data
memiliki nilai sig atau signifikansi yang terdapat pada kolom
Kolgomorov-Smirnov lebih besar dari data Alpha atau tingkat kesalahan
yang ditetapkan >0,05 maka data tersebut terdistribusi secara normal.
Oleh karena itu peneliti menguji normalitas data yang sudah didapatkan,
adapun hasil uji normalitas data ini sebagai berikut:
4.7 Tabel
Hasil Uji Normalitas KS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
YE
N 100
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .23702850
Most Extreme Differences
Absolute .070
Positive .070
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .070
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa hasil asumsi KS adalah 0,200
jika asumsi tersebut lebih besar dari 0,05 maka data penelitian ini
70
dapat dikatakaan berdistribusi normal. Selain menggunakan tabel, uji
normalitas juga dibuktikan melalui gambar P-Plot. Adapun gambar P-
Plot pada penelitian ini sebagai berikut:
4.2 Gambar
P-Plot Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar P-Plot di atas yang diolah dari SPSS,
maka hasilnya seperti gambar diatas. Jika titik-titik pada gambar
mengikuti garis dan berada tidak jauh dari garis diagonalnya maka
data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal. Dengan demikian
dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
dalam penelitian ini berdistribusi normal karena titik-titik pada gambar
mengikuti garis dan berada tidak jauh dari garis diagonalnya sehingga
data pada penelitian ini lolos uji normalitas.
2. Uji Linearitas
Kemudian untuk memenuhi persyaratan dilakukannya uji regresi
linear berganda, data yang sudah didapatkan harus diuji linieritasnya
dengan tujuan untuk mengetahui apakah persamaan regresi linear atau non
linear. Berikut ini merupakan hasil uji linearitas data sebagai berikut:
71
4.8 Tabel
Hasil Uji linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Rata_Y *
Rata2_X1
Between Groups (Combined) 10.335 19 .544 11.274 .000
Linearity 8.632 1 8.632 178.924 .000
Deviation from
Linearity 1.702 18 .095 1.960 .022
Within Groups 3.860 80 .048
Total 14.194 99
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel 4.8 diketahui bahwa
apabila koefisien sig. hitung pada linearity lebih kecil dari tingkat
kesalahan atau alpha yang ditetapkan 5% atau 0,05 (sig. < Alpha)
maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan
terikat cenderung berbentuk garis lurus (linear). Sebaliknya apabila
koefisien sig. hitung pada linearity lebih besar dari tingkat kesalahan
atau alpha yang ditetapkan 5% atau 0,05 (sig. > Alpha) maka dapat
dinyatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan terikat
cenderung tidak berbentuk garis lurus (tidak linear).5 Dengan
demikian pada gambar tabel 4.8 nilai sig. hitung pada linearity sebesar
0,000 < 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut memiliki
hubungan antara variabel bebas dan terikat cenderung berbentuk garis
lurus (linear).
3. Uji Multikolinearitas
Tahap uji prasyarat data selanjutnya adalah uji multikolinearitas
dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang linear
5 R. Gunawan Sudarmanto, op.cit , h.205-206
72
antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya.6 Adapun hasil
uji multikolinearitas sebagai berikut:
4.9 Tabel
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .679 .190 3.567 .001
Rata2_X1 .388 .059 .421 6.569 .000 .565 1.771
Rata2_X2 .444 .052 .544 8.484 .000 .565 1.771
a. Dependent Variable: Rata_Y Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.9 diketahui
bahwa apabila nilai koefisien VIF hitung pada Collinearity Statistics
sama dengan atau lebih kecil daripada 10 (VIF≤10), maka tidak
terdapat hubungan antar variabel bebas atau tidak terjadi
multikolinearitas. Sebaliknya apabila nilai koefisien VIF hitung pada
Collinearity Statistics sama dengan atau lebih besar daripada 10
(VIF>10), maka terdapat hubungan antar variabel bebas atau terjadi
multikolinearitas. Dengan demikian pada tabel 4.9 menunjukan nilai
koefisien VIF hitung pada Collinearity Statistics untuk kedua variabel
daya tarik iklan dan celebrity endorser sebesar 1.771<10 maka dapat
dinyatakan tidak terjadi hubungan antara variabel bebas. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinearitas.
6 Ibid, 224
73
E. Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah hasil data analisis statistik deskriptif
4.10 Tabel
Statistik Deskriptif
Statistics
Daya Tarik Iklan
Celebrity
Endorser Minat Beli
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Mean 44.94 57.39 40.84
Std. Error of Mean .452 .649 .379
Median 44.50 57.00 41.00
Mode 47 56 41
Std. Deviation 4.519 6.495 3.787
Variance 20.421 42.180 14.338
Minimum 36 39 31
Maximum 55 70 50
Sum 4494 5739 4084
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan hasil data statistik pada tabel 4.10, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Daya Tarik Iklan
Data daya tarik iklan (variabel X1) diperoleh melalui
pengisian instrumen penelitian dengan menggunakan skala
likert oleh 100 responden. Ke-100 responden tersebut
merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
pernah melihat iklan atau yang sedang menggunakan cosmetic
Wardah. Berdasarkan tabel 4.10 di peroleh nilai minimum
sebesar 36 dan nilai maksimum sebesar 55 lalu untuk nilai
rata-rata (mean) sebesar 44,94 kemudian untuk nilai tengah
(median) sebesar 44,50 selanjutnya untuk nilai yang sering
74
muncul (modus) sebesar 47. Terakhir untuk nilai simpangan
baku (S) sebesar 4,519 dan varian (S2) sebesar 20,421
2. Celebrity Endorser
Data Celebrity endorser (variabel X2) diperoleh
melalui pengisian instrumen penelitian dengan menggunakan
skala likert oleh 100 responden. Ke-100 responden tersebut
merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
pernah melihat iklan atau yang sedang menggunakan cosmetic
Wardah. Berdasarkan tabel 4.10 di peroleh nilai minimum
sebesar 39 dan nilai maksimum sebesar 70 lalu untuk nilai
rata-rata (mean) sebesar 57,39 kemudian untuk nilai tengah
(median) sebesar 57,00 selanjutnya untuk nilai yang sering
muncul (modus) sebesar 56. Terakhir untuk nilai simpangan
baku (S) sebesar 6,495 dan varian (S2) sebesar 42,180
3. Minat Beli
Data Celebrity endorser (variabel X2) diperoleh
melalui pengisian instrumen penelitian dengan menggunakan
skala likert oleh 100 responden. Ke-100 responden tersebut
merupakan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
pernah melihat iklan atau yang sedang menggunakan cosmetic
Wardah. Berdasarkan tabel 4.10 di peroleh nilai minimum
sebesar 31 dan nilai maksimum sebesar 50 lalu untuk nilai rata-
rata (mean) sebesar 40,48 kemudian untuk nilai tengah
(median) sebesar 41,00 selanjutnya untuk nilai yang sering
muncul (modus) sebesar 41. Terakhir untuk nilai simpangan
baku (S) sebesar 3,787 dan varian (S2) sebesar 14,542.
75
F. Hasil Uji Analisis Regresi
Setelah melakukan berbagai uji persyaratan data dengan hasil secara
keseluruhan lolos uji. Selanjutnya akan dilakukan uji analisis regresi. Uji
analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu
variabel bebas terhadap satu variabel terikat.7 Lalu regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap
variabel terikat.8 Berikut ini tabel hasil uji regresi linier berganda pada
penelitian ini.
4.11 Tabel
Hasil Uji Regresi Liner Sederhana (X1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.147 .239 4.795 .000
Rata2_X1 .719 .058 .780 12.333 .000
a. Dependent Variable: Rata2_Y Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Jika perhitungan menggunakan X1 saja, maka berdasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.11 antara pengaruh
daya tarik iklan (X1) terhadap minar beli (Y) diketahui nilai koefisien
regresi adalah sebesar 0,719 dan nilai konstanta sebesar 1,147. Dengan
demikian, persamaan regresi yang diperoleh adalah Y=1,147+0,719
X1. Dimana Y adalah minat beli, sedangkan X1 adalah daya tarik
iklan. Dari nilai persamaan tersebut maka dapat dianalisis sebagai
berikut:
7 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi
SPSS Versi 17, (Jakarta,Rajawali Pers,2011) h.284 8 Ibid h. 301
76
1. Nilai konstanta sebesar 1,147 menunjukan bahwa jika tidak
ada variabel independen (daya tarik iklan), maka nilai minat
beli konsumen sebesar 1,147.
2. Nilai koefisien sebesar 0,719 menunjukan bahwa jika nilai
variabel independen (daya tarik iklan) sebesar 1, maka minat
beli konsumen akan bertambah sebesar 0,719.
4.12 Tabel
Hasil Uji Regresi Liner Sederhana (X2)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.335 .194 6.885 .000
Rata2_X2 .671 .047 .822 14.267 .000
a. Dependent Variable: Rata_Y
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Jika perhitungan menggunakan X2 saja, maka berdasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.12 antara pengaruh
celebrity endorser (X2) terhadap minar beli (Y) diketahui nilai
koefisien regresi adalah sebesar 0,671 dan nilai konstanta sebesar
1,335. Dengan demikian, persamaan regresi yang diperoleh adalah
Y=1,335+0,671X1. Dimana Y adalah minat beli, sedangkan X2 adalah
celebrity endorser. Dari nilai persamaan tersebut maka dapat dianalisis
sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 1,335 menunjukan bahwa jika tidak
ada variabel independen (celebrity endorser), maka nilai
minat beli konsumen sebesar 1,335.
2. Nilai koefisien sebesar 0,671 menunjukan bahwa jika nilai
variabel independen (celebrity endorser) sebesar 1, maka
minat beli konsumen akan bertambah sebesar 0,671.
77
4.13 Tabel
Hasil Uji Regresi Liner berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .679 .190 3.567 .001
Rata2_X1 .388 .059 .421 6.569 .000
Rata2_X2 .444 .052 .544 8.484 .000
a. Dependent Variable: Rata_Y Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Jika perhitungan menggunakan X1 dan X2, maka berdasarkan
hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.13 antara pengaruh
daya tarik iklan (X1) dan celebrity endorser (X2) terhadap minat beli
(Y) diketahui nilai koefisien regresi X1 adalah sebesar 0,388 lalu X2
sebesar) 0,444 dan nilai konstanta sebesar 0,679. Dengan demikian,
persamaan regresi yang diperoleh adalahY=0,679+0,388X1+0,444X2.
Dimana Y adalah minat beli, sedangkan X1 adalah daya tarik iklan
dan X2 adalah celebrity endorser Dari nilai persamaan tersebut maka
dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 0,679 menunjukan bahwa jika tidak
ada variabel independen (daya tarik iklan dan celebrity
endorser), maka nilai minat beli konsumen sebesar 0,679.
2. Nilai koefisien X1 sebesar 0,388 menunjukan bahwa jika
nilai variabel independen (daya tarik iklan) sebesar 1, maka
minat beli konsumen akan bertambah sebesar 0,388.
3. Nilai koefisien X2 sebesar 0,444 menunjukan bahwa jika
nilai variabel independen (celebrity endorser) sebesar 1,
maka minat beli konsumen akan bertambah sebesar 0,444.
78
G. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji T (Parsial)
Uji hipotesis T dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dalam pengujian Uji T menggunakan
SPSS Statistic 22. Adapun hasil pengujian Uji T sebagai berikut:
4.14 Tabel
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .679 .190 3.567 .001
Rata2_X1 .388 .059 .421 6.569 .000
Rata2_X2 .444 .052 .544 8.484 .000
a. Dependent Variable: Rata_Y
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.14, jika t hitung > t
tabel dan nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
variabel X terhadap Y, sebaliknya jika t hitung < t tabel dan nilai sig.
> 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Berdasarkan tabel 4.14 pada kolom t hitung pada
variabel daya tarik iklan (X1) lebih besar dari t tabel dengan (6,569 >
1,988) dengan nilai sig.<0,05 dengan (0,000 < 0,05) sementara itu
untuk pada kolom t hitung pada variabel celebrity endorser (X2) lebih
besar dari t tabel dengan (8,484 > 1,988) dengan nilai sig.<0,05
dengan (0,000 < 0,05). Berdasarkan hal di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel daya tarik iklan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap minat beli konsumen Wardah.
2. Variabel celebrity endorser secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap minat beli konsumen Wardah.
79
2. Uji F (Simultan)
Uji hipotesis F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara simultan atau bersama terhadap variabel terikat. Dalam pengujian
Uji F menggunakan SPSS Statistic 22. Adpun hasil pengujian Uji F
sebagai berikut:
4.15 Tabel
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 11.002 2 5.501 167.123 .000b
Residual 3.193 97 .033
Total 14.194 99
a. Dependent Variable: Rata_Y
b. Predictors: (Constant), Rata2_X2, Rata2_X1 Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.15, jika f hitung >
f tabel dan nilai sig. <0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
secara simultan variabel X1 dan X2 terhadap Y, sebaliknya jika f
hitung < f tabel dan nilai sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat pengaruh secara simultan variabel X1 dan X2 terhadap
variabel Y. Berdasarkan tabel 4.15 pada kolom f hitung pada lebih
besar dari F tabel dengan (167,123 > 3,09) dengan nilai sig.<0,05
dengan (0,000 < 0,05) . berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan
bahwa variabel daya tarik iklan dan celebrity endorser secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen Wardah.
3. Koefisien Deteminasi (KD)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya
kontribusi atau persentase (%) variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai yang digunakan dalam hal ini adalah nilai Adjusted R square
dikarenakan sifatnya dapat naik atau turun apabila satu variabel
80
independen ditambahkan kedalam model.9 Adapun hasil uji koefisien
determinasi pada penelitian ini sebagai berikut:
4.16 Tabel
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .780a .608 .604 .238234759
a. Predictors: (Constant), Rata2_X1 Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,604 atau sama dengan 60,4%. Angka tersebut menunjukan
bahwa jika hanya variabel daya tarik iklan (X1) saja, maka
berpengaruh sebanyak 60,4% terhadap minat beli konsumen Wardah.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi
ini.
4.17 Tabel
Hasil Uji Koefisien Determinasi X2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .822a .675 .672 .216961276
a. Predictors: (Constant), Rata2_X2 Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,672 atau sama dengan 67,2%. Angka tersebut menunjukan
bahwa jika hanya variabel celebrity endorser (X2) saja, maka
berpengaruh sebanyak 67,2% terhadap minat beli konsumen Wardah.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi
ini.
9 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan IBM SPSS 23, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2016), h. 95
81
4.18 Tabel
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .880a .775 .770 .181424361
a. Predictors: (Constant), Rata2_X2, Rata2_X1
Sumber: Data Primer Diolah, Agustus 2017
Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,770 atau sama dengan 77%. Angka tersebut menunjukan
bahwa variabel daya tarik iklan (X1) dan celebrity endorser (X2)
berpengaruh sebanyak 77% terhadap minat beli konsumen Wardah.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi
ini.
H. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan guna memperkuat hasil angket yang telah dibahas
sebelumnya. Peneliti telah melakukan wawancara kepada beberapa konsumen dan
penjual cosmetic Wardah. Adapun hasil analisis wawancara sebagai berikut:
1. Daya Tarik iklan
Daya tarik iklan merupakan salah satu yang menjadi pembahasan dalam
penelitian ini. Iklan merupakan bentuk pemasaran yang populer sampai saat ini.
selain itu iklan juga merupakan bentuk komunukasi guna menyampaikan pesan
kepada konsumen.Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara kepada konsumen
bahwa mereka pertama kali mengetahui produk Wardah melalui iklan televisi.
Mereka juga mengingat dalam iklan yang berwarna biru serta adanya sosok
perempuan cantik yang menjadi ciri khas Wardah kemudian konsumen
mengetahui bahwa produk Wardah merupakan produk yang halal. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Wardah mampu menyampaikan pesan
dengan baik pada iklannnya kepada konsumen.
2. Celebrity Endorser
82
Celebrity endorser merupakan seseorang selebriti yang dianggap oleh pihak
pengiklan dapat menyampaikan pesan produk dengan baik. Hal ini dikarenakan sosok
selebriti yang sudah terkenal dimasyarakat tertentu. Wardah merupakan salah satu
perusahaan yang menggunakan jasa celebrity endorser ini. Hasil wawancara
diketahui bahwa sebagian besar konsumen mengingat selebriti Dewi Sandra
merupakan celebrity endorser iklan Wardah meskipun masih ada beberapa selebriti
lain yang menjadi celebrity endorser. Busana, make up, dan sosoknya yang
menginspirasilah yang menjadi alasan konsumen mengingat dan menyukai sosok
Dewi Sandra. Hal tersebut sejalan dengan slogan Wardah yaitu “inspiring beauty”
yang artinya kecantikan yang menginspirasi.
3. Minat Beli
Minat beli merupakan keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan
pembelian. Minat beli dapat dipengaruhi dari dalam maupun luar diri seseorang.
Dalam hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa setelah melihat iklan
dan mengetahui celebrity endorser Wardah, konsumen muncul rasa ingin tahu
tentang produk, ketertarikan, kenginan untuk mencoba serta untuk kenginan
melakukan pembelian produk Wardah. Hal ini sejalan dengan hasil uji regresi yang
menyatakan bahwa “Daya Tarik Iklan Dan Celebrity Endorser Berpengaruh
Terhadap Minat Beli”.
I. Pembahasan Hasil Penelitian
Variabel terikat yang diteliti adalah minat beli. Berdasarkan kajian teori
sebelumnya dijelaskan bahwa Berdasarkan hasil dan analisis data yang dilakukan,
diketahui adanya pengaruh positif antara variabel daya tarik iklan dan celebrity
endorser terhadap minat beli konsumen Wardah. Menurut Leonardo minat beli
merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
83
kemungkinan konsumen melakukan pembelian.10
Pemasaran merupakan hal yang
sering mempengaruhi minat beli konsumen. Menurut Morissan ada 4 hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasaran yaitu product, price, promotion, dan place. 11
sejalan
dengan hal tersebut Nugroho menambahkan faktor people, process, dan physical
evidence.12
Periklanan dan penggunaan celebrity endorser merupakan salah satu hal
yang mempengaruhi minat beli seseorang.
Menurut Lee dan Johnson, Periklanan adalah komunikasi komersil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke
suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran,
majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame, atau kendaraan umum.13
Adapun indikator pada daya tarik iklan ini adalah konsep kreatif, gaya
pengungkapan, nada dan kata-kata atau slogan pada iklan.14
Sedangkan celebrity
endorser didefinisikan sebagai setiap orang yang terkenal yang ditampilkan dalam
sebuah iklan oleh pengiklan (advertiser). Penggunaan selebriti dalam iklan
didasarkan bahwa produk (barang atau jasa) yang diiklankan akan lebih mudah
diingat konsumen karena yang menyampaikan pesan adalah seorang yang populer
dan terkenal. Dengan demikian semakin kreatif dan efektif dalam pembuatan iklan
dan penggunaan celebrity endorser yang tepat maka dapat meningkatkan minat beli
konsumen.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi yang dilihat dari tabel Adjusted R
square diketahui bahwa pada variabel daya tarik iklan sebesar sebesar 0,604 atau
sama dengan 60,4%. Angka tersebut menunjukan bahwa variabel daya tarik iklan
10
Leonardo, ” Pengaruh Kredibilitas Celebrity Sebagai Model Iklan Terhadap Niat Pembelian,”h. 15. 11
Morissan, loc. cit, h.5 12
Ryan Nugroho dan Edwin Japarianto, “Pengaruh People, Physical Evidence, Product, Promotion, Price dan Place Terhadap Tingkat Kunjungan Di Kafe Coffee Cozies Surabaya”, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 1 No. 2 (2013): h. 1 13
Monle Lee dan Carla Johnson, Prisinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,(Jakarta: Kencana, 2007), Ed. 1, Cet 2, h. 3 14
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Penerjemah Damos Sihombing ( Jakarta: Erlangga, 2001) Ed. 8, h.160-163
84
(X1) berpengaruh sebanyak 60,4% terhadap minat beli konsumen Wardah, hasil ini
serupa dengan penelitian Ahmad surya (2014).15
Lalu pada variabel celebrity
endorser sebesar sebesar 0,672 atau sama dengan 67,2%. Angka tersebut menunjukan
bahwa variabel celebrity endorser (X2) berpengaruh sebanyak 67,2% terhadap minat
beli konsumen Wardah serupa dengan penelitian Corryatul Filacano.16
Kemudian jika
digabungkan antara variabel daya tarik iklan (X1) dan celebrity endorser (X2)
didapat nilai Adjusted R square sebesar 0,770 atau sama dengan 77% dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel daya tarik iklan dan celebrity endorser
secara bersama-sama berpengaruh sebesar 77% terhadap minat beli konsumen
Wardah.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti adalah
didapat bahwa iklan sampai saat ini masih menjadi bentuk pemasaran yang dapat
menjangkau secara luas dan masih menjadi pilihan utama dalam pemasaran meskipun
ditengah kemajuan teknologi digital saat ini. Sama halnya dengan iklan celebrity
endorser juga masih menjadi pilihan utama bagi pengiklan guna mengggunakan
jasanya sebagai juru bicara sebuah produk dikarenakan karena sosoknya yang sudah
terkenal di masyarakat menjadikan para pengiklan tidak bersusah payah kembali
untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat. Dengan demikian, minat beli
seseorang dipengaruhi oleh daya tarik iklan dan penggunaan celebrity endorser dalam
iklan.
15
Ahmad Surya, “Analisis Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap minat beli Konsumen Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada convience Store 7-Eleven Ciputat)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta, 2015). h. vii 16
Corryatul Filacano, “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, Dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Top Coffe Di Wilayah Tangerang Selatan”, (Skripsi S1 Falkutas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), h.109
85
J. Keterbatasan Penelitian
Pada saat penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti
di antaranya sebagai berikut:
1. Keterbatasan biaya dan waktu dalam pengumpulan data yang dimiliki
dalam penelitian ini yaitu pada bulan Agustus 2017 dengan sampel yang
diteliti berjumlah 100 orang.
2. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017 sehingga terjadi
generalisasi daya tarik iklan dan celebrity endorser pada bulan itu saja.
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti ketidakjujuran responden dalam
memberikan data dan penilaian mereka yang berbeda berada diluar
kemampuan penulis.
86
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya tarik iklan dan
celebrity endorser terhadap minat beli konsumen cosmetic merek Wardah.
Berdasarkan hasil hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab 4 dengan
pengumpulan data dan analisis hasil uji dengan menggunakan SPSS Statistics 22,
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Penelitian yang dilaksanakan telah berhasil membuktikan secara empiris
yaitu adanya pengaruh daya tarik iklan dan celebrity endorser terhadap
minat beli konsumen cosmetic merek Wardah.
2. Berdasarkan nilai Uji T pada variabel daya tarik iklan (X1) didapatkan
bahwa t(hitung)>t(table) dengan (6,569 > 1,988) dan nilai sig.<0,05 dengan
(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel
daya tarik iklan terhadap minat beli. Kemudian berdasarkan nilai Adjusted
R Square diperoleh nilai 0,604 atau dapat disimpulkan bahwa daya tarik
iklan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen
sebesar 60,4%. Pada variabel celebrity endorser (X2) didapatkan bahwa
t(hitung)>t(table) dengan (8,484 > 1,988) dan nilai sig.<0,05 dengan (0,000 <
0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel daya
tarik iklan terhadap minat beli. Kemudian berdasarkan nilai Adjusted R
Square diperoleh nilai 0,672 atau dapat disimpulkan bahwa celebrity
endorser secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli
konsumen 67,2%.
3. Berdasarkan nilai Uji F pada variabel celebrity endorser (X2) didapatkan
bahwa f(hitung)>f(table) dengan (167,123 > 3,09) dan nilai sig.<0,05 dengan
(0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel
87
daya tarik iklan dan celebrity endorser secara simultan terhadap minat
beli. Kemudian berdasarkan nilai Adjusted R Square diperoleh nilai 0,770
atau dapat disimpulkan variabel daya tarik iklan dan celebrity endorser
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen
sebesar 77%.
B. Implikasi
Berdasarkan peneltian yang dilakukan dapat diketahui bahwa daya tarik
iklan dan celebrity endorser berpengaruh secara simultan terhadap minat beli
cosmetic Wardah pada mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian, semakin kreatif daya tarik iklan ditambah
image celebrity endorser yang baik akan menarik minat beli konsumen terhadap
cosmetic Wardah. Hal ini dapat dicapai dengan cara sebagai berikut:
1. Dari data hasil yang ada menunjukan bahwa daya tarik iklan cosmetic
Wardah sudah baik, dimana iklan televisi masih menjadi yang awal serta
yang utama dalam sumber informasi bagi konsumen. Untuk itu cosmetic
Wardah harus mempertahankan daya tarik iklan berupa ciri khas sosok
perempuan yang menginspirasi (imspiring women) yang dimana sering
diingat oleh konsumen begitupun jaminan halal yang diberikan oleh
cosmetic Wardah yang menjadi yang menjadikan daya tarik bagi sebagian
konsumen. Oleh karena itu cosmetic Wardah harus mempertahankan daya
tarik iklan yang sudah baik ini untuk bertahan dalam persaingan usaha yang
semakin ketat.
2. Dari segi celebrity endorser yang digunakan oleh cosmetic Wardah juga
sudah baik karena para celebrity endorser cosmetic Wardah ini merupakan
wanita-wanita yang cantik dan mengisnpirasi dalam bidangnya masing-
masing. Hal ini sejalan dengan slogan Wardah berupa ”inspriring beauty”
88
yang dapat diartikan kecantikan yang menginspirasi. Oleh karena itu
cosmetic Wardah harus mempertahankan celebrity endorser yang sudah
baik ini karena dengan image celebrity endorser yang baik berpengaruh kuat
terhadap cosmetic Wardah.
3. Penelitian ini memberikan kesempatan semua pihak di dalam dunia
pemasaran, khususnya perusahaan Cosmetic Wardah untuk selalu kreatif
serta inovatif dalam memasarkan produknya kepada konsumen.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,
maka peneliti memberikan saran dan rekomendasi pada penelitian selanjutnya untuk
menambahkan atau mengganti beberapa variabel independen yang mempengaruhi
minat beli antara lain adalah harga, kualitas produk, word of mouth, brand image,
reputation, dan lain-lain. Serta peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk memperluas batasan ruang lingkup sampel yang diambil dalam penelitian, agar
dapat memperoleh informasi yang lebih luas mengenai prduk yang akan diteliti.
Dikarenakan objek kajian penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan sehingga
menjadi pusat perhatian bagi kompetitor lain juga. Maka, hasil penelitian ini
memberikan masukan terhadap pihak perusahaan cosmetic merek Wardah untuk
senantiasa meningkatkan kreatifitas serta berinovasi mempertahankan dan
meningkatkan daya tarik iklan dan penggunaan celebrity endorser dalam iklan.
89
DAFTAR PUSTAKA
“Belanja Iklan Televisi 2011-2015.” Artikel diakses pada 8 Juli 2017 dari