Page 1
i
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
DisusunOleh :
FIERDA SHOFA
NIM. 12030110120086
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
Page 2
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Fierda Shofa
Nomor Induk Mahasiswa : 12030110120086
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA
Dosen Pembimbing : Fuad, S.E.T, M.Si., Ph.D.
Semarang, 23 September 2014
Dosen Pembimbing,
(Fuad, S.E.T, M.Si., Ph.D.)
NIP. 19790916200812
Page 3
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Fierda Shofa
Nomor Induk Mahasiswa : 12030110120086
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 30 September 2014.
Tim Penguji
1. Fuad, S.E.T, M.Si., Ph.D. ( .................................. )
2. Dul Muid S.E., M.Si., Akt ( .................................. )
3. Herry Laksito, S.E., M.Adv. Acc., Akt ( .................................. )
Page 4
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini saya, FIERDA SHOFA, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan
dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru
dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau
pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang
saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan
pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-
olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan
oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 23 September 2014
Yang membuatpernyataan,
( FIERDA SHOFA )
NIM: 12030110120086
Page 5
v
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of intellectual capital
on the financial performance of Islamic banks in Indonesia. Dependent variable
used in this study is the financial performance of Islamic banks based on ROE,
CTA and islamicity financial performance index. Independent variables used in
this study is the intellectual capital which is measured by using Pulic model that
called Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) which has been modified by
Ulum.
The sample in this study is Islamic banking which is the Sharia
Commercial Banks registered in Bank Indonesia in 2009-2013. The sample was
selected using purposive sampling method. Study sample consisted of annual
report from 11 Islamic banks in Indonesia. Total sample used 34 banks. Data
analysis technique by Simple Linear Regression.
The results showed that the intellectual capital significantly effect on ROE
and CTA. Intellectual capital not an impact Islamicity financial performance
(ZPR, PSR and Islamic Income vs Non Islamic Income) Keywords: Intellectual Capital, ROE, CTA,Islamicity financial performance.
Page 6
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intellectual
capital pada kinerja keuangan Bank Umum Syariahdi Indonesia. Variabel
Dependen yang digunakan berdasarkan pada ROE, CTA and islamicity financial
performance index. Variabel Independen yang digunakan ialah VAIC berdasarkan
model Pulic yang telah dimodifikasi oleh Ulum
Penelitian ini menggunakan sampel bank umum syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia periode 2009-2013 yang diperoleh melalui metode purposive
sampling dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Total sampel akhir
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 34 perusahaan. Teknis analisis
yang digunakan adalah Analisis Linear Regresi Sederhana.
Hasil uji statistik penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur melalui
ROE. Intellectual capital berpengaruh negatif signifikan terhadap CTA. Selain
itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh intellectual
capital terhadap ZPR, PSR dan Islamin Income vs Non Islamic Income Ratio.
Kata kunci: intellectual capital, ROE, ZPR, CTA, Islamicity financial
performance.
Page 7
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“…….Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al Baqoroh :216)
“Wahai anakku, Jauhilah sifat malas dan banyak mengeluh, karena sesungguhnya
kedua sifat tersebut merupakan kunci dari segala keburukan. Sesungguhnya jika
engkau malas, maka engkau tidak akan mampu melaksanakan kewajibanmu. Dan
jika engkau banyak mengeluh, maka engkau tidak akan sabar dalam
melaksanakan kewajibanmu.”
-Muhammad bin ‘Ali bin al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib-
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin. Tiada henti penulis mengucap syukur kepada
Allah Tuhan semesta alam pemilik semua kehidupan. Atas segala berkat, rahmat,
serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di
Indonesia”
Selama penulisan skripsi, tentu penulis menghadapi banyak rintangan
yang bisa menjadikan keputusasaan bagi penulis. Namun, keberadaan pihak-pihak
yang selalu memberikan dukungan, bantuan, arahan, dan motivasi membuat
penulis mampu mengembalikan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Msi., Akt., Ph.D. selaku Dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
2. Bapak Anis Chariri, SE, MCom, Ph.D. Akt. selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
3. Bapak Prof. Dr. Muchamad Syafruddin, M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi yang senantiasa memacu semangat.
4. Bapak Fuad, S.E.T, M.Si., Akt., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang
telah sabar membimbing dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,
5. Bapak Adityawarman, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Wali yang telah
membantu dan menjadi teman diskusi dalam berbagai kesempatan.
6. Segenap dosen dan staf Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro, terimakasih untuk ilmu bermanfaat dan bantuannya dalam
menjalani hari-hari sebagai mahasiswa.
7. Mama, Papa, kakak-kakakku dan keluarga besar tercinta yang senantiasa
membantu dan mendukung tak kenal lelah dalam berbagai hal.
Terimakasih untuk doa-doa yang telah mengetuk langit-Nya.
8. My Precious Gengges: Asti, Widya,Galuh, Saras, Novia, Rina, Intan,
Shabrina, Mentari, Rani, Nurin, Bulan dan Tian. Terima kasih selalu ada
sebagai paket komplit di setiap situasi. Insya Allah kita sukses bersama.
Aamiin.
9. Seluruh teman-teman Akuntansi Undip 2010 yang hebat, See you on Top!
Page 9
ix
10. Kelompok Studi Ekonomi Islam, Forum Studi Ekonomi Islam, Taman
Pelangi Diponegoro. Terima kasih untuk rasa kekeluargaan, pengalaman
dan pelajaran yang tak ternilai selama ini. What a wonderful life.
11. Teman - teman yang keren nan super Maul, Intan, Rumi, Ubay, Amri,
Yenny, Laini, Kak Egi, Fuad, Idy dan Gustian. Thanks for a beautiful
friendship. Terima kasih untuk dukungan dan doanya selama ini.
12. Teman-teman Banjarsari No.6 : Rani, Faya, Benna, Ajeng, Ella, Dita, Lilik
dan Mbak Pita. Kehidupan kos tidak akan menyenangkan tanpa kalian.
13. Teman-teman KKN TIM II 2013 desa Baturono : Frena, Dwi, Shabrina,
Endin, Fiya, Veddy, Muis, Utin dan Guruh. Baturonous Jaya!!
14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu atas
bantuannya dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat keterbatasan maupun kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan dan saran dari
pembaca untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Penulis berharap skripsi ini
dapat memberikan manfaat dan memberikan kontribusi lebih kepada pembaca.
Semarang, 23 September 2014
Penulis
Fierda Shofa
Page 10
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................... i
HalamanPersetujuanSkripsi.................................................................. ii
HalamanPengesahanKelulusanUjian .................................................... iii
PernyataanOrisinalitasSkripsi............................................................... iv
Abstract ......... ..................................................................................... v
Abstrak .......... ..................................................................................... vi
Halaman Moto danPersembahan .......................................................... vii
Kata Pengantar ..................................................................................... viii
Daftar Tabel ... ..................................................................................... xiv
Daftar Gambar .................................................................................... xvi
Daftar Lampiran................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 11
1.3 Tujuan Dan Kegunaan ................................................................ 13
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................. 13
BAB II TELAAH PUSTAKA .............................................................. 15
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu.................................... 15
2.1.1 Teori Resource Based Theory .......................................... 15
2.1.2 Mazhab Alternatif Krisis ................................................. 16
2.1.3 Value Added Intellectual Capital ..................................... 16
2.1.4 Perbankan Syariah ........................................................... 17
Page 11
xi
2.1.5 Standar Akuntansi Perbankan Syariah ............................. 20
2.1.6 Prinsip Perbankan Syariah ............................................... 21
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 27
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................... 32
2.4 Hipotesis ..................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 36
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 36
3.1.1 Variabel Independen ........................................................ 36
3.1.2 Variabel Dependen .......................................................... 39
3.2. Populasi dan Sampel ................................................................... 41
3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 42
3.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 42
3.5. Metode Analisis .......................................................................... 43
3.5.1 Analisis Statistuk Deskriptif ............................................ 43
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 43
3.5.2.1 Uji Multikolinearitas ............................................ 44
3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas ......................................... 44
3.5.2.3 Uji Autokorelasi ................................................... 45
3.5.2.4 Uji Normalitas ..................................................... 45
3.5.3 Uji Model Godness of Fit ................................................ 46
3.5.2.1 Koefisien Determinasi .......................................... 47
3.5.2.2 Uji Statistik Simultan (Uji F)................................ 47
3.5.2.3 UjiStatistik Parameter Individual
(UjiStatistik t) ...................................................... 47
Page 12
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 48
4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 48
4.2 Analisis Data .............................................................................. 50
4.3 Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 50
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 52
4.3.1.1. Uji Normalitas ................................................................ 52
4.3.1.2. Uji Multikolinieritas ....................................................... 57
4.3.1.3. Uji Autokorelasi .............................................................. 60
4.3.1.4. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 60
4.3.2 Uji Model (Godnes of Fit)................................................. 67
4.3.3 Uji Statistik t...................................................................... 70
4.4. Intepretasi Hasil .......................................................................... 75
BAB V PENUTUP .............................................................................. 79
5.1 Simpulan .................................................................................... 79
5.2 Keterbatasan ............................................................................... 80
5.3 Saran .... ..................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 83
LAMPIRAN .. ..................................................................................... 89
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................... 29
Tabel 4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ............................... 47
Tabel 4.2 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2013 ........... 48
Tabel 4.3 Descriptive Statistics ............................................................ 50
Tabel 4.4 Hasil Uji One Sample Kolmorgorov Smirnov Test ............... 55
Tabel 4.5 Coefficienta Model 1 ............................................................ 56
Tabel 4.6 Coefficientsa Model 2 ........................................................... 57
Tabel 4.7 Coefficienta Model 3 ............................................................ 57
Tabel 4.8 Coefficienta Model 4 ............................................................ 58
Tabel 4.9 Coefficienta Model 5 ............................................................ 58
Tabel 4.10 Uji Runs Test ..................................................................... 59
Tabel 4.11 Coefficienta Model 1 .......................................................... 63
Tabel 4.12 Coefficienta Model 2 .......................................................... 63
Tabel 4.13 Coefficienta Model 3 .......................................................... 64
Tabel 4.14 Coefficienta Model 4 .......................................................... 64
Tabel 4.15 Coefficienta Model 5 .......................................................... 65
Tabel4.16 Model Summaryb ................................................................ 66
Tabel 4.17 ANOVAb Model 1 ..............................................................
67
Tabel 4.18 ANOVAb Model 2 ..............................................................
67
Tabel 4.19 ANOVAb Model 3 ..............................................................
68
Page 14
xiv
Tabel 4.20 ANOVAb Model 4 ..............................................................
68
Tabel 4.21 ANOVAb Model 5 ..............................................................
69
Tabel 4.22 Coefficienta Uji t-test Model 1 ............................................ 70
Tabel 4.23 Coefficienta Uji t-test Model 2 ............................................ 70
Tabel 4.24 Coefficienta Uji t-test Model 3 ............................................ 71
Tabel 4.25 Coefficienta Uji t-test Model 4 ............................................ 71
Tabel 4.26 Coefficienta Uji t-test Model 5 ............................................ 72
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sektor Perbankan Indonesia .............................................. 8
Gambar 1.2 Aset, DPK, PYD Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
... .................. ..................................................................................... 9
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 32
Gambar 4.1 Normalitas Residual-Model 1 .......................................... 52
Gambar 4.2 Normalitas Residual-Model 2 .......................................... 52
Gambar 4.3 Normalitas Residual-Model 3 .......................................... 53
Gambar 4.4 Normalitas Residual-Model 4 ........................................... 54
Gambar 4.5 Normalitas Residual-Model 5 ........................................... 55
Gambar 4.6 Scatterplot-Model 1 .......................................................... 60
Gambar 4.7 Scatterplot-Model 2 .......................................................... 60
Gambar 4.8 Scatterplot-Model 3 .......................................................... 61
Gambar 4.9 Scatterplot-Model 4 .......................................................... 61
Gambar 4.10 Scatterplot-Model 5 ....................................................... 62
Page 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Daftar Perusahaan Sampel ................................................ 85
Lampiran B Tabulasi Data Penelitian ................................................... 86
Lampiran C Hasil Uji Statistik ............................................................. 91
Page 17
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang semakin kompleks dan ketatnya persaingan
saat ini menuntut perusahaan untuk mengubah cara menjalankan bisinis. Para
pelaku bisnis menyadari bahwa untuk terus menjalankan bisnisnya tidak hanya
diperlukan peningkatan dalam kekayaan fisik tapi juga dalam inovasi produk,
keahlian karyawan dan pengembangan teknologi. Untuk melakukan hal ini,
perusahaan harus mengubah strategi dari yang semula berbasis pada tenaga kerja
menjadi berbasis ilmu pengetahuan. Karena konversi ini, sumber daya perusahaan
yang semulanya dititikberatkan kepada aset fisik berubah menjadi 20% tangible
asset dan 80% intangible assets. Padahal selama ini perusahaan memegang
prinsip padat tenaga kerja, semakin banyak pekerja maka semakin tinggi pula
kinerja perusahaan, sementara knowledge based business berupaya melakukan
peningkatan produktivitas melalui modal intelektual.
Menurut Sawarjuwono dalam Kuryanto (2011) seiring dengan perubahan
ekonomi yang berkarakteristik ekonomi berbasis ilmu pengetahuan dengan
penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), kemakmuran suatu
perusahaan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari
pengetahuan itu sendiri. Jenis industri yang menerapkan knowledge based
business diantaranya industri elektronik, industri yang bergerak di bidang
penelitian, industri yang bergerak di bidang jasa, dan industri keuangan. Industri-
Page 18
2
industri ini memanfaatkan inovasi untuk memberikan nilai tersendiri atas produk
dan jasa yang dihasilkan untuk konsumen. Dalam proses produksinya, industri
tersebut lebih berpedoman pada pendayagunaan potensi sumber daya karyawan
dari pada aset fisik yang dimiliki. Misalnya, sebuah aplikasi handphone dirancang
dari ide dan kemampuan intelektual penciptanya, bukan berdasar pada sarana fisik
yang ada.
Masa depan dan prospek perusahaan akan bergantung pada bagaimana
kemampuan manajemen untuk mendayagunakan nilai yang tidak tampak dari aset
tidak berwujud (Astuti 2004, dalam Wahdikorn, 2010). Oleh karena itu penting
untuk dilakukan pengukuran dan penilaian terhadap asset tidak berwujud tersebut,
salah satunya dengan intellectual capital.
Penelitian mengenai pentingnya pengungkapan intellectual capital pernah
dilakukan oleh Price Waterhouse Cooper, Taylor dan Associate pada tahun 1998.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa informasi mengenai intellectual capital
perusahaan merupakan 5 dari 10 yang dibutuhkan para pengguna. Hal ini terbukti
dengan menyusutnya nilai asset berwujud di pasar Amerika. Setelah adanya
ekonomi berbasis pengetahuan, aset berwujud mulai menyusut secara substansial
dan intangible assets semakin penting. (Ema, 2014)
Pada bulan Juni 1999, Organisation For Economic Co Operation and
Development (OECD) menyelenggarakan symposium internasional yang
memfasilitasi para peneliti untuk mempresentasikan hasil kajian pengukuran dan
pelaporan intangible asset, termasuk intellectual capital dari berbagai negara.
Dalam forum tersebut disepakati bahwa intellectual capital merupakan unsur
Page 19
3
yang penting bagi perusahaan dalam penciptaan nilai perusahaan dan
memenangkan nilai.
Fenomena intellectual capital di Indonesia sendiri mulai berkembang
terutama sejak munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak
berwujud. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva
nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau
jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002).
Intellectual capital menurut Stewart (1997) merupakan bahan intelektual-
pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual, pengalaman-yang dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan. Sementara Bontis (1998)
mendefinisikan modal intelektual sebagai pengejaran penggunaan efektif
pengetahuan (produk jadi) sebagai lawan informasi (bahan baku). Intellectual
capital terdiri dari tiga jenis modal, modal manusia, modal struktural dan modal
pelanggan. Intellectual capital dapat ditemukan pada masyarakat, struktur dan
pelanggan.
Pelaporan intellectual capital belum dikenal secara luas karena proses
akuntansi terkesan dikembangkan untuk perusahaan manufaktur dan perdagangan
yang kurang mencakup seluruh aktivitas perusahaan. Padahal banyak aktivitas
perusahaan yang didasarkan pada pengetahuan, keahlian, maupun teknologi
(Suhendah, 2005). Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan sebagian besar
masih bersifat akuntansi tradisional, atau hanya memaparkan laporan hasil dari
penggunaan tangible asset. Informasi mengenai tenaga kerja perusahaan,
Page 20
4
pengelolaan perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan pelanggan belum
dapat disajikan dalam akuntansi tradisional. Oleh karena itu, nilai suatu organisasi
dan potensinya untuk mencapai suatu keberhasilan di masa mendatang belum
direfleksikan penuh dalam neraca (Astuti, 2005).
Astuti (2005) berpendapat bahwa standar akuntansi belum mampu
mengungkap dan melaporkan investasi yang dikeluarkan untuk memperoleh
sumber daya non fisik dan hanya terbatas pada intellectual property. Pengeluaran
non fisik masih dianggap sebagai biaya bukan aset atau sumber daya yang
diinvestasikan untuk mendapatkan future economic benefit. Berdasarkan pendapat
tersebut dilihat bahwa pengungkapan informasi tentang keberadaan intellectual
capital dan kontribusinya bagi keberhasilan perusahaan merupakan hal yang
penting.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegagalan perusahaan
melaporkan “hidden value” dalam laporan tahunannya menyebabkan terjadinya
gap antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan (Mouritsen et al.,
2004). Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan informasi intellectual
capital. Bukh (2003) dalam Wahdikorin2010, berpendapat bahwa intellectual
capital disclosure merupakan informasi yang bernilai bagi investor, yang dapat
digunakan untuk mengurangi ketidakpastian mengenai prospek ke depan dan
ketepatan penilaian terhadap perusahaan, serta dapat menunjukkan kinerja
keuangan yang lebih baik.
Page 21
5
Pengungkapan intellectual capital merupakan hal yang sangat penting bagi
stakeholder karena pengungkapan intellectual capital dapat mempengaruhi
stakeholder dalam mengembil keputusan. Berdasarkan hal tersebut pengungkapan
intellectual capital harus sesuai dengan karakteristik kualitatif dalam akuntansi
yaitu :
1. Relevan. Pengungkapan laporan intellectual capital harus memiliki
manfaat bagi pengguna atau stakeholder.
2. Keandalan (reliability). Pengungkapan intellectual capital harus
merupakan suatu yang benar, wajar, dan menggambarkan kondisi yang
sebenarnya dari intellectual capital perusahaan.
3. Daya banding dan konsistensi. Pengungkapan intellectual capital harus
dapat menjadi pembanding baik antar periode maupun pembanding antar
perusahaan.
4. Pertimbangan cost-benefit. Sebelum mengungkapkan intellectual capital
perusahaan, sebaiknya perusahaan terlebih dahulu membandingkan antara
manfaat yang akan diperoleh dari pengungkapan intellectual capital
dengan biaya yang akan terjadi.
5. Materialitas. Materialitas merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam pengungkapan intellectual capital. Materialitas
dalam pengungkapan intellectual capital mempertimbangkan apakah
dalam pengungkapan intellectual capital akan berpengaruh secara
signifikan terhadap pengambilan keputusan atau tidak.
Page 22
6
Sebagian besar perusahaan di Indonesia cenderung menggunakan
conventional based dalam bisnisnya sehingga produk yang dihasilkan masih
kurang kandungan teknologi (Abidin, dalam Widyawati 2012). Artinya,
perusahaan belum terlalu memperhatikan masalah human capital, organizational
capital, dan relational capital. Padahal kebutuhan para pengguna laporan
keuangan tidak hanya berdasar pada laporan keuangan yang hanya menampilkan
laporan dari kegiatan tangible asset saja. Pengguna laporan keuangan juga melihat
bagaimana manajemen mengelola intellectual capital yang dimiliki perusahaan
sebagai dasar untuk melakukan investasi.
Ulum (2007) menyatakan bahwa di Indonesia penelitian yang secara
khusus menggunakan VAIC sebagai Proksi atas IC belum banyak ditemukan.
Penelitian yang menguji hubungan IC (VAIC) dengan kinerja perusahaan juga
masih jarang. Sektor perbankan dipilih karena menurut Firer dan William (2003)
industri perbankan merupakan salah satu knowledge-intensive industry. Selain itu,
secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen dibandingkan
dengan sektor ekonomi lainnya (Kubo dan Saka dalam Ulum 2007).
Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai
sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional
perbankan syariah di Indonesia. Dalam Cetak Biru Pengembangan Perbankan
Syariah yang disusun oleh Bank Indonesia dijelaskan bahwa sebelum tahun 1992,
telah muncul beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang telah menerapkan
konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan
Page 23
7
adanya keterbutuhan masyarakat akan hadirnya institusi keuangan yang dapat
memberikan jasa keuangan syariah.
Secara umum, perkembangan pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berawal dari periode 1992 sampai
dengan 1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah (Bank Muamalat
Indonesia) dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah
beroperasi. Undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan No 7 tahun
1992 yang memperbolehkan setiap bank konvensional membuka sistem pelayanan
syariah di cabangnya (dual banking system).
Dalam The World Islamic Banking Competitiveness Report 2012-2013
yang dikeluarkan oleh Ernts & Young menyatakan bahwa Indonesia dengan
populasi mendekati 250 juta jiwa dan prospek ekonomi positif yang stabil akan
memungkinan Indonesia untuk menjadi pertumbuhan pasar besar bagi perbankan
Islami. Diperkirakan pada tahun 2015 perbankan Islami Indonesia akan tumbuh 5
kali lipat hingga $ 83.000.000.000.
Page 24
8
Gambar 1.1
Gambaran Sektor Perbankan Indonesia 2011
Sumber : The World Islamic Banking Competitiveness Report 2012-2013 Ernts &
Young
Perbankan syariah di Indonesia dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu
yaitu bank swasta nasional devisa, bank swasta nasional nondevisa dan bank
campuran. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dapat cenderung
mengalami peningkatan tiap tahun seperti yang ditampilkan pada gambar 1.2
mengenai aset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan yang diberikan (PYD)
pada bank umum syariah dan unit usaha syariah.
Page 25
9
Gambar 1.2
Aset, DPK, PYD Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Sumber : Statistika Perbankan Syariah Oktober 2013
Dari gambar diatas terlihat pembiayaan yang diberikan dengan dana pihak
ketiga bank baik berasal dari bank umum syariah dan unit usaha syariah terlihat
setara secara. Pembiayaan yang diberikan setiap tahunnya semakin menunjukkan
peningkatan, hal ini berarti pembiayan yang diberikan oleh bank umum syariah
dan unit usaha syariah semakin menarik minat masyarakat untuk menggunakan
jasa keuangan syariah.
Semakin banyaknya jumlah bank syariah yang beroperasi di Indonesia,
baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)
dengan berbagai bentuk produk dan pelayanan yang diberikan dapat menimbulkan
permasalahan di masyarakat. Permasalahan yang paling penting adalah bagaimana
Page 26
10
pengukuran kualitas kinerja bank syariah yang ada. Bank syariah haruslah dapat
memberi manfaat yang optimal bagi masyarakat dan peran dan tanggung jawab
bank syariah selaku lembaga keuangan Islam tidak hanya terbatas pada kebutuhan
keuangan dari berbagai pihak, tetapi yang paling penting adalah kepastian seluruh
kegiatan yang dijalankan oleh bank syariah sesuai dengan prinsip syariah
(Hameed et al.,2004).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ting dan Lean
(2010) menunjukkan bahwaa adanya signifikan hubungan positif antara VAIC
dan ROA. Studi ini menunjukkan bahwa HCE dan CEE berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas sementara SCE memiliki efek negatif. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa VAIC mengindikasikan efisiensi dalam menciptakan
nilai perusahaan atau tingkat kemampuan intelektual perusahaan. Dengan kata
lain, peningkatan efisiensi penciptaan nilai (VAIC) positif mempengaruhi
profitabilitas perusahaan yang diperlukan untuk memaksimalkan pemanfaatan
sumber daya, khususnya untuk lembaga keuangan untuk memaksimalkan
keuntungan perusahaan.
Ulum (2008) menyatakan bahwa kinerja keuangan perbankan dapat dilihat
dari segi intellectual capital performance dengan menggunakan metode VAIC™,
yaitu metode untuk mengukur efisiensi dari nilai tambah yang dihasilkan dari
kemampuan intellectual capital. Penelitian intellectual capital dalam dunia
perbankan juga dilakukan oleh Murthy dan Mouritsen (2011) yang menelit i
hubungan antar elemen dalam intellectual capital yang merupakan rangkaian
menuju financial capital.
Page 27
11
Kuryanto (2011) mengemukakan hasil penelitian yang di lakukan pada 73
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa
Intellectual Capital tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Semakin tinggi
nilai Intellectual Capital kinerja masa depan perusahaan tidak semakin tinggi,
tidak ada pengaruh positif antara tingkat pertumbuhan Intellectual Capital sebuah
perusahaan dengan kinerja masa depan perusahaan, kontribusi Intellectual Capital
untuk sebuah kinerja masa depan perusahaan akan berbeda sesuai dengan jenis
industrinya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah
intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja dalam bank syariah. Penelitian
ini menggunakan populasi Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank
Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangannya sejak tahun 2010 hingga
2013. Mengacu pada penelitian Hameed et al. (2004) kinerja keuangan bank
syariah diukur dengan Islamicity Financial Performance Index yang terdiri atas:
profit sharing ratio, zakat performance ratio, equitable distribution ratio, dan
islamic income vs non islamic income. Selain melalui Islamicity Financial
Performance Index kinerja keuangan bank juga diukur dengan rasio profitabilitas
yaitu ROE. Sedangkan intellectual capital diukur dengan dengan menggunakan
model Pulic (2000) yang dimodifikasi oleh Ulum (2009) yaitu IBVAIC (Islamic
Banking Value Added Intellectual Coefficient).
1.2 Rumusan Masalah
Semakin banyak akademisi terkemuka dan praktisi bisnis mengakui bahwa
perekonomian dunia sedang berubah menjadi "ekonomi berbasis pengetahuan", di
Page 28
12
mana nilai ekonomi terlihat terutama akan berasal dari modal intelektual
("intellectual capital"), bukan hanya dari modal fisik (Sveiby, 1997; Pulic, 1998;
Bontis, 2001;. Chen et al, 2005). Mengingat pergeseran sarana penciptaan nilai
dalam ekonomi baru, langkah-langkah akuntansi tradisional mungkin tidak lagi
memadai dalam mencerminkan kinerja sebenarnya dari perusahaan tersebut.
Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam
pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk
menciptakan kekayaan menurut Stewart, 1997 yang dikutip oleh Wahdikorin
(2010). Permasalahan utama mengenai intellectual capital terletak pada
pengukurannya. Para peneliti berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan
untuk mengukur aktiva tak berwujud, intellectual capital. Kemudian munculah
konsep value added intellectual coefficient (VAIC) yang menjadi solusi untuk
mengukur dan melaporkan intellectual capital dengan mengacu pada informasi
keuangan perusahaan (Pulic dalam Ulum, 2007). Penelitian sebelumnya telah
membuktikan adanya pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan,
baik kinerja saat ini maupun kinerja masa depan. Berdasarkan hal diatas, maka
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja (ROE)
bank syariah di Indonesia?
2. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap CTA bank syariah
di Indonesia?
3. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap zakat performance
ratio bank syariah di Indonesia?
Page 29
13
4. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap profit sharing ratio
bank syariah di Indonesia?
5. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap Islamic Income vs
Non Islamic Income ratio bank syariah di Indonesia?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris:
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan bank syariah di
Indonesia melalui ROE.
2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan bank syariah di
Indonesia melalui CTA.
3. Pengaruh Intellectual Capital terhadap zakat performace ratio keuangan
bank syariah di Indonesia.
4. Pengaruh Intellectual Capital terhadap profit sharing ratio keuangan bank
syariah di Indonesia.
5. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Islamic income vs non Islamic
income ratio bank syariah di Indonesia.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang utuh atas penelitian ini, maka dalam
penulisannya dibagi menjadi lima bab, dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang menampilkan
Page 30
14
pemikiran secara garis besar yang menjadi alasan dibuatnya penelitian
ini, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II Telaah Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang melandasi
penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan perumusan
hipotesis.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian, definisi operasional,
jenis dan sumber data, metode dalam pengumpulan data, serta analisis
data.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisi menjelaskan tentang deskripsi obyek penelitian, analisis
data, dan pembahasan hasil analisis data.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Page 31
15
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1. Teori Resource Based Theory
Resource Based Theory yang dipelopori oleh Penrose (1959) yang dikutip
dalam Astuti 2005, mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah
heterogen, tidak homogen dan jasa produktif yang berasal dari sumber daya
perusahaan memberikan katakter unik bagi tiap perusahaan. Resource Based
Theory dicirikan dengan keunggulan pengetahuan atau perekonomian yang
mengandalkan asset-aset tak berwujud. Teori ini mengandalkan keunggulan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga mampu bersaing dengan
perusahaan kompetitornya, perbedaan antara sumber daya yang dimiliki dengan
perusahaan akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Sumber
daya perusahaan dapat dibagi menjadi 3 macam menurut Grant (dikutip oleh
Wahdikorin, 2010) yaitu berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia.
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai keungggulan
bersaing yang berkesinambungan dan memperoleh keuntungan superior dengan
memiliki atau mengendalikan aset-aset strategis baik yang berwujud maupun
tidak berwujud.
Page 32
16
2.1.2. Mazhab Alternatif-Krisis
Mazhab Alternatif-kritis mengenai ilmu ekonomi Islam yang dipelopori
oleh Timur Joran (dalam Saleh et al, 2011) mengemukakan bahwa sistem
ekonomi Islam bukanlah sistem ekonomi kapitalis minus riba dan sistem sosialis
minus kebebasan berusaha, tetapi sistem ekonomi Islam haruslah berdiri sendiri
di atas kakinya dan pada prinsipnya sendiri. Mazhab ini berpendapat bahwa
Islam itu benar, namun ekonomi islam belum tentu benar maka harus selalu diuji
kebenarannya.
2.1.3. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM
)
Value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh Pulic
(1998) didesain sebagai metode untuk menyajikan informasi tentang value
creation efficiency dari asset berwujud (tangible asset) dan asset tidak berwujud
(intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk
mengukur kinerja intellectual capital. perusahaan, dan metode ini memiliki
keunggulan karena data yang dibutuhkan relativ mudah diperoleh dari berbagai
sumber dan jenis perusahaan (Ulum, 2007).
Secara lebih ringkas, Pulic (1998) membuat formulasi dari tahapan
perhitungan VAIC sebagai berikut :
1. Menghitung Value Added Capital Employed (VACA).
2. Menghitung Value Added Human Capital (VAHU).
3. Menghitung Structural Capital Value Added (STVA).
4. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC).
Page 33
17
Berbeda dengan penelitian sebelummnya, penelitian ini akan menganalisis
pengaruh intellectual capital yang akan diproksikan dengan kinerja keuangan
bank syariah yang diukur dengan hasil modifikasi model Pulic, yaitu Islamic
Banking Value Added Intellectual Capital (IBVAIC). Perbedaan dalam penelitian
ini terdapat pada penghitungan akun-akun penyusun rumus value added. Model
Pulic menghasilkan value added berdasarkan total pendapatan, sedangkan untuk
mendapatkan value added berdasarkan model Ulum (IBVAIC) didasarkan pada
aktivitas syariah yang dilakukan bank umum syariah.
2.1.4. Perbankan Syariah
Wacana mengenai pembentukan lembaga keuangan syariah di Indonesia
sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya mengenai bunga bank dan
perbankan di Bogor. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam
pada Munas MUI ke IV pada tanggal 22-25 Agustus 1990 di Jakarta. Munas
tersebut menghasilkan pembentukan Tim Perbankan MUI yang bekerja untuk
membahas pendirian bank syariah di Indonesia. Pada akhirnya lahirlah bank
syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, yang akta
pendiriannya ditandatangani pada 1 November 1991. Berdirinya bank syariah di
Indonesia pada saat tersebut belum memiliki dasar hukum yang kuat. Hingga pada
tahun 2008 lahirlah regulasi yang secara khusus mengatur jalannya perbankan
syariah di Indonesia yaitu Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-undang ini memberikan peluang yang
Page 34
18
besar untuk pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
menerangkan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Undang-undang tersebut menjelaskan
bahwa dalam kegiatan usahanya, perbankan syariah berasaskan pada prinsip
syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan syariah
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Bank merupakan unit bisnis yang terbanyak diatur dibandingkan dengan
bisnis lainnya, serta bisnis yang dilengkapi dengan berbagai pagar dan rambu-
rambu pengaman sebagai proteksi agar bisnis bank tetap terpelihara dengan baik,
sebagaimana kita tahu bahwa bank sebagai unit bisnis yang lebih mengedepankan
atau menjadikan “lembaga bisnis yang amanah” (Rivai dan Ismail, 2013).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008,
Perbankan Syariah di Indonesia dibagi menjadi 3 Jenis:
1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa Dalam lalu lintas pembayaran syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang suatu bank
yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan usaha secara konvensional
Page 35
19
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan
atau unit syariah.
3. BPRS adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah (2007:5) implementasi yang sesuai dengan paradigma dan asas syariah
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai berikut :
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling
ridha.
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik
(thayib).
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur maysir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena
keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang
Perkembangan dunia bisnis perbankan syariah yang semakin kompetitif
menyebabkan perubahan yang besar dalam persaingan, pemasaran, pengelolaan
Page 36
20
sumber daya manusia dan penanganan transaksi antara perusahaan dan nasabah,
serta perusahaan dengan perusahaan lain. Hanya perusahaan-perusahaan yang
memiliki keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan
konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost efective.
Kunci persaingan dalam pasar perbankan adalah kualitas total yang
mencakup penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya, kualitas
pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, kualitas estetika dan bentuk-bentuk
kualitas lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus
kepada pelanggan agar tercipta pelanggan yang loyal. Sehingga meningkatnya
persaingan bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan sedikitnya dua
hal penting yaitu “keunggulan” dan “nilai”. (Istiqlal, 2009)
Menurut Al Baluchi (2006) dalam The Impact of AAOIFI Standards and
Banks Characteristic on The Level of Voluntary Disclosure in The Annual Report
of Islamic Banks mengemukakan bahwa bank syariah dikembangkan di atas
pondasi yang tidak mengizinkan pemisahan antara hal-hal duniawi dan agama.
Dengan demikian, bank didirikan pada konsep berbagi keuntungan sesuai dengan
konsep Islam yaitu keuntungan timbul sepanjang adanya risiko. Oleh karena itu,
bank syariah menolak bunga sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman
sebagai alat investasi.
2.1.5. Standar Akuntansi Perbankan Syariah
Dari semua sektor yang menggunakan akuntansi syariah, perbankan
merupakan sektor yang paling maju. Keberadaan perbankan syariah memerlukan
Page 37
21
standar akuntansi untuk menunjang kegiatan operasi bisnisnya. Pengembangan
standar akuntansi perbankan syariah di dunia telah dimulai sejak tahun 1987.
Penelitian-penelitian dan diskusi-diskusi mengenai hal tersebut menghasilkan
pembentukan Financial Accounting Organization for Islamic Bank and Financial
Institution pada tanggal 26 Februari 1990. Organisasi tersebut kemudian berganti
nama menjadi Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution (AAOIFI).
AAOIFI merupakan organisasi nirlaba internasional yang memiliki
kompetensi untuk menyusun standar-standar akuntansi keuangan dan auditing
bagi bank dan lembaga keuangan syariah di dunia.
2.1.6. Prinsip Perbankan Syariah
Pada pelaksanaannya Bank Syariah wajib menjalankan aturan syariah
dalam pelaksanaan transaksi bisnisnya. Adapun prinsip-prinsip bank syariah
adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadi’ah) Al-Wadi’ah dapat diartikan
sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki
(Syafi’I Antonio, 2001). Dengan demikian maka pengertian istilah wadi’ah
adalah akad yang terjadi antara pemilik barang (mudi’) dengan penerima titipan
(wadi’) untuk menjaga harta/ modal (ida’) dari kerusakan atau kerugian dan
untuk keamanan harta.
2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Page 38
22
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang
berdasarkan prinsip ini adalah:
a) Al-Mudharabah
b) Al-Musyarakah
3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,
dimana bank membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat
nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank,
kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan (margin).
4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu
sendiri.
5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank
misalnya Sharf (penukaran mata uang).
Sistem keuangan syariah menurut (Nurhayati dan Wasilah, 2011)
dilakukan untuk memenuhi maqashidus syariah bagian memelihara harta. Dalam
menjalankan sistem keuangan Islam, faktor yang paling utama adalah adanya
akad/ kontrak/ transaksi yang sesuai dengan syariat Islam. Agar akad tersebut
sesuai syariah maka akad tersebut harus memenuhi prinsip keuangan syariah,
Page 39
23
yang berarti tidak mengandung hal-hal yang diatur oleh syariah. Prinsip keuangan
syariah secara ringkas harus mengacu pada prinsip rela sama rela (antaraddim
minkum), tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi (la tazhlimuna wa la
tuzlamun), hasil usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi al dhaman), dan
untung muncul bersama risiko (ghunmu bi al ghurmi)
2.1.7. Kinerja Bank Syariah dan Pengukurannya
Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah kuantifikasi
dari keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu. Kinerja bank
secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam
operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana
maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan
dengan kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan. Kekuatan tersebut dipahami
agar dapat dimanfaatkan dan kelemahan pun harus diketahui agar dapat dilakukan
langkah-langkah perbaikan. (Kusumo, 2008)
Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan
kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank,
masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank
maupun pihak lainnya. Kondisi bank tersebut digunakan untuk mengevaluasi
kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap prinsip
syariah, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
Seperti pada Bank Umum Konvensional, Bank Syariah juga memiliki Rasio
Keuangan untuk mengukur kinerja dan Tingkat Kesehatan Bank. Hal ini telah
Page 40
24
diatur pula dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang sistem
penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah.
Penilaian yang dilakukan Bank Indonesia tentang Kinerja Keuangan Bank
yang dikenal dengan nama CAMEL, terdiri dari beberapa Aspek, yaitu :
1. Capital, untuk rasio kecukupan modal
Pengukuran ini dapat dilihat melalui CAR (Capital Adequency Ratio) yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah Rasio
Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan harus sesuai
dengan ketentuan Pemerintah tahun 1999 CAR minimum 8%. (Muhammad,2005
dalam Dewi, 2010).
2. Assets, untuk rasio kualitas aktiva
Pengukuran rasio ini ditunjukkan melalui rasio NPL (Non Performing
Loan). Dalam perbankan syariah dikenal dengan istilah NPF (Non Performing
Financing). Rasio ini dihitung dari Jumlah pembiayaan bermasalah dibagi dengan
total pembiayaan pada bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin
buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
3. Management, untuk menilai kualitas manajemen
Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja,
juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam
menangani berbagai kasus yang terjadi.
4. Earning, untuk rasio-rasio rentabilitas bank
Page 41
25
Merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya setiap
periodenya dan untuk mengukur tingkat efesiensi usaha serta profitabilitas yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio earning dapat ditunjukan dengan
menghitung Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA berasal
dari laba sebelum pajak dibagi dengan total aktiva rata-rata. (ROE) yang
didapatkan dari laba sebelum pajak dibagi dengan total ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Melalui rasio ini dapat dilihat seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dilihat dari jumlah ekuitas yang dimiliki.
5. Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas bank
Indikator yang biasa digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) dan
reserve requirement atau Giro Wajib Minimum (GWM). GWM merupakan
perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil
dihimpun. Dalam Bank Umum yang berdasarkan prinsip Syariah, perhitungan
Likuiditas yang biasa dikenal dengan LDR diganti dengan istilah FDR (Financial
to Deposit Ratio). Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah akan semakin besar.
Namun, cara pengukuran kinerja perbankan syariah diatas masih belum
mampu sepenuhnya untuk mengukur kinerja perbankan syariah yang sesuai. Salah
satu cara untuk mengukur kinerja lembaga keuangan syariah adalah adalah
melalui indeks yang dikemukakan oleh Hameed et al. (2004) yaitu Islamicity
Index, sehingga kinerja dari lembaga keuangan Islam dapat benar-benar diukur.
Page 42
26
Indeks ini terdiri dari tujuh rasio yang merupakan cerminan dari kinerja bank
syariah yaitu :
1. Profit Sharing Ratio (PSR)
Rasio ini digunakan untuk mengidentifikasi bagi hasil yang merupakan
bentuk dari seberapa jauh bank syariah telah berhasil mencapai tujuan atas
eksistensi mereka.
2. Zakat performance ratio (ZPR)
Zakat harus menjadi salah satu tujuan akuntansi syariah terlebih zakat
merupakan salah satu perintah dalam Islam. Oleh karena itu, kinerja bank syariah
harus didasarkan pada zakat yang dibayarkan oleh Bank untuk menggantikan
indikator kinerja konvensional yaitu laba per saham (Earning Per Share).
3. Equitable distribution ratio (EDR)
Di samping kegiatan bagi hasil, akuntansi syariah juga berusaha untuk
memastikan distribusi yang merata diantara semua pihak. Oleh karena itu,
indikator ini pada dasarnya mencoba untuk menemukan bagaimana pendapatan
yang diperoleh oleh bank-bank syariah didistribusikan di antara berbagai pihak
pemangku kepentingan.
4. Directors - Employees welfare ratio
Banyak klaim yang menyatakan bahwa direktur mendapat upah yang jauh
lebih besar dari kinerja yang mereka lakukan. Rasio ini bertujuan untuk mengukur
apakah direktur mendapatkan gaji yang berlebih dibandingkan dengan pegawai,
karena remunerasi direktur merupakan isu yang penting.
5. Islamic Investment vs Non- Islamic Investment
Page 43
27
Rasio ini mengukur sejauh mana bank syariah melakukan transaksi yang
halal dibandingkan transaksi yang mengandung riba, gharar dan judi.
6. Islamic Income vs Non-Islamic Income
Rasio ini mengukur pendapatan yang berasal dari sumber yang halal.
7. AAOIFI Index.
Indeks ini untuk mengukur seberapa jauh lembaga-lembaga keuangan
syariah telah memenuhi prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions).
Dari ketujuh rasio Islamicity Index, tidak semuanya dapat digunakan
dalam pengukuran kinerja keuangan karena adanya kekurangan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian Bontis (2000) menguji pengaru intellectual capital terhadap
kinerja perusahaan, industri jasa dan non-jasa di Malaysia melalui kuesioner
berbentuk psychometrically validated yang menunjukkan HC memiliki pengaruh
lebih besar pada bagaimana bisnis harus terstruktur dalam industri non-jasa
dibandingkan dengan industri jasa sementara modal pelanggan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap struktur modal terlepas dari industri. Dalam utama,
pengembangan struktur modal berpengaruh positif hubungan dengan kinerja
bisnis terlepas dari industri
Firer dan Williams (2003) melakukan penelitian dengan objek 75
perusahaan sektor publik yang go public di Afrika Selatan pada tahun 2001.
Dalam penelitiannya, intellectual capital diproksikan dengan VAIC dan diuji
Page 44
28
pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan, yaitu profitabilitas (ROA),
produktivitas (ATO), dan market to book value (M/B) dengan menggunakan
korelasi dan regresi sederhana. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
intellectual capital hanya berpengaruh terhadap market to book value dan
produktivitas, sedangkan profitabilitas tidak. Secara keseluruhan, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa physical capital (modal fisik) merupakan faktor yang
paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan.
Tan et.al (2007) melakukan penelitian dengan tujuan untuk
menginvestigasi hubungan antara IC dalam perusahaan dengan kinerja keuangan.
Model yang digunakan adalah model VAIC dan mengambil data dari 150
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura. Ini adalah sebuah studi
empiris menggunakan PLS (Partial Least Squares) untuk analisis data. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan IC dan kinerja perusahaan berhubungan positif . IC
berhubungan dengan kinerja perusahaan di masa mendatang, dan tingkat
pertumbahan IC perusahaan secara positif berhubungan dengan kinerja
perusahaan. Dalam penelitian ini kontribusi dari IC terhadap perusahaan
dibedakan atas jenis industri.
Ulum et al. (2008) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh IC
terhadap kinerja perusahaan terhadap 130 bank yang beroperasi di Indonesia pada
tahun 2004-2006 dan secara rutin melaporkan posisi keuangannya kepada Bank
Indonesia (BI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
intellectual capital (VAIC) yang signifikan terhadap kinerja perusahaan selama
tiga tahun pengamatan, yaitu tahun 2004-2006. Selain itu, output PLS
Page 45
29
mengindikasikan bahwa secara statistik terdapat pengaruh intellectual capital
(VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan, baik untuk periode
2004-2005, maupun 2005-2006.
Kuryanto (2011) melakukan penelitian dengan menguji 73 perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif antara IC sebuah perusahaan
dengan kinerjanya, semakin tinggi nilai IC sebuah perusahaan, kinerja masa depan
perusahaan tidak semakin tinggi, tidak ada pengaruh positif antara tingkat
pertumbuhan IC sebuah perusahaan dengan kinerja masa depan perusahaan,
kontribusi IC untuk sebuah kinerja masa depan perusahaan akan berbeda sesuai
dengan jenis industrinya.
Hermawan (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh intellectual
capital terhadap kemampulabaan perusahaan manufakturconsumer goods di Bursa
Efek Indonesia, menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel VAIC
terhadap GPM dan NPM. Namun, terdapat pengaruh negatif terhadap variabel
ROA dan ROE.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO. PENELITIAN
(TAHUN)
JUDUL DAN
OBJEK
PENELITIAN
METODE
(ALAT
ANALISIS)
HASIL
1. Mavridis
(2004)
The
Intellectual
Capital
Analisis Data
keuangan bank
Jepang periode 1
Terdapat
perbedaan kinerja yang
signifikan antara
Page 46
30
Performance of
The Japanese
Banking Sector
April 2000- 31
Maret 2001
beberapa grup di Jepang
dan beberapa bank di
Eropa
Kinerja terbaik
bank ditunjukkan
melalui kuantitas
penggunaan intellectual
capital dan sedikitnya
penggunaaan physical
capital
2. Joshi, Mahet
et al. (2012)
Intellectual
Capital and
Financial
Performance :
An Evaluation
Of The
Australian
Financial
Sector
VAICTM
method,
ANOVA,
Scheffe Test.
Variabel
Dependen : ROA
Variabel
Independen :
HCE, SCE, CCE
Variabel
Kontrol :Sub-
Sektor Industri
Keuangan di
Australia
Kemampuan pembentuk
nilai pada sektor
keuangan di Australia
sangat dipengaruhi
human capital.
SCE dan CCE memiliki
kemampuan yang rendah
dalam penciptaan nilai di
sector keuangan
Austarlia.3
3. Ema (2014) Analisis
Pengaruh
Intellectual
Capital
terhadap
Kinerja
Keuangan
Hypothesis
testing study,
Variabel
Dependen : ROA
Variabel
Independen : IC
(HCE, SCE,
Adanya pengaruh IC (
HCE, SCE, CEE) secara
bersama terhadap ROA
dan ROE.
HCE berpengaruh positif
terhadap ROA
HCE dan CEE
Page 47
31
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
CEE) berpengaruh positf
terhadap ROE
4. Salman
(2012)
Impact of
Intellectual
Capital on
Return on
Assets in
Nigerian
Manufacturing
Company
VAICTM
method,
Variabel
Dependen :
ROA
Variabel
Independen :
HCE, SCE, CEE
Adanya pengaruh
intellectual capital
terhadap kinerja
perusahaan manufaktur
di Nigeria
5. Hermawan
(2013)
Analisis
Pengaruh
Intellectual
Capital
terhadap
Kemampulaba
an Perusahaan
Manufaktur
Concumer
Goods di
Indonesia
Method analysis
by simple linier
regression
Variabel
Dependen :
Gross Profit
Margin, Net
Profit Margin,
Return On Asset
dan Retun on
Equity
Variabel
Independen :
VAICTM
Tidak ditemukan adanya
pengaruh signifikan
VAICTM
pada GPM,
NPM, dan ROE.
Sedangkan terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
VAICTM
terhadap ROA
6. Rahman
(2011)
Intellectual
Capital
Performance
and Its Impact
on Corporate
Variabel
Dependen : ROI,
ROE, EPS.
Variabel
Independen :
Penelitian ini
menunjukkan bahwa
salah satu komponen
terpenting untuk
meningkatkan kinerja
Page 48
32
Performance:
An Empirical
Evidence From
Modaraba
Sector of
Pakistan.
VAICTM
(SCE,
CEE, HCE)
adalah HCE.
2.3. Kerangka Pemikiran
Keterangan :
IBVAICTM
: Islamic Bank-Value Aded Intelletual Capital
ROE : Return On Equity
CTA : Cost To Assets
PSR : Profit Sharing
ZPR : Zakat performance ratio
IBVAIC
ROE
Islamic Income vs
Islamic Non Income
CTA
ZPR
PSR
Page 49
33
2.4. Hipotesis
Berdasarkan konsep Resource-based theory, jika perusahaan mampu
mengelola sumber daya secara efektif maka akan dapat menciptakan keunggulan
kompetitif dibanding para pesaingnya. Sumber daya manusia yang memiliki
keterampilan dan kompetensi tinggi merupakan keunggulan kompetitif bagi
perusahaan. Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang
dimiliki karyawan dengan baik, maka hal ini akan dapat meningkatkan
produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka kinerja
perusahaan pun akan meningkat. Dengan menggunakan VAIC yang
diformulasikan oleh Pulic (1998; 1999; 2000) sebagai ukuran kemampuan
intelektual perusahaan (corporate intellectual ability).
Penelitian yang dilakukan oleh Mondal 2012 mengenai pengaruh
intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank di India menunjukkan bahwa
value added intellectual capital (VAIC) berpengaruh signifikan kinerja keuangan
bank yaitu produktivitas dan profitabilitas. Meskipun telah banyak penelitian yang
mengukur hubungan intellectual capital dengan kinerja, tetapi masih sedikitnya
penelitian yang meneliti kinerja keuangan Islamic bank sesuai dengan prinsip-
prinsip yang digunakan oleh Islamic bank. Sehingga penelitian ini menggunakan
Islamicity Index untuk mengukur kinerja keuangan Islamic bank.
Untuk menguji pengaruh VAIC terhadap kinerja keuangan Islamic bank, maka
diajukan hipotesis sebagai berikut :
Page 50
34
H1 : Pengaruh Intellectual Capital (IBVAIC) terhadap ROE bank umum
syariah
Penelitian Mondal, 2012 mengenai intellectual capital pada ban di India
menunjukkan bahwa VAIC positif signifikan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan suatu bank yang diukur melalui ROE.
Semakin tinggi rasio ini menandakan kinerja perusahaan semakin baik
atau efisien, nilai equity perusahaan akan meningkat dengan peningkatan rasio
ini. Return On Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.
H2 : Pengaruh Intellectual Capital (IBVAIC) terhadap CTA bank umum
syariah
Penelitian Sarayuth Saengchan (2008) di Thailand menunjukkan bahwa
VAIC secara negatif dan signifikan terkait dengan CTA. Semakin tinggi nilai
VAIC, semakin baik rasio CTA dapat diperoleh. Modal intelektual memainkan
peran utama dalam efisiensi biaya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
intelektual yang lebih tinggi, biaya yang efisien dapat dikelola.
Semakin tinggi VAIC maka akan semakin rendah CTA perusahaan
tersebut. Semakin rendah CTA menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Oleh karena itu, Value Added of Intellectual Capital
(VAIC) berpengaruh negatif terhadap Cost to Asset (CTA).
Page 51
35
H3 : Pengaruh Intellectual Capital (IBVAIC) terhadap Islamicity Financial
Performance Index: Zakat pada bank umum syariah.
H4 : Pengaruh Intellectual Capital (IBVAIC) terhadap Islamicity Financial
Performance Index: Profit Sharing Ratio pada bank umum syariah.
H5 : Pengaruh Intellectual Capital (IBVAIC) terhadap Islamicity Financial
Performance Index: Islamic Income vs Non Islamic Income pada bank umum
syariah
Penelitian Prasetya (2011) mengemukakan bahwa dari 3 ukuran Islamicity
Financial Performance Index yang digunakan, hanya Zakat performance ratio
(ZPR), Average Equitable distribution ratio (Avrg.EDR), dan Profit sharing ratio
(PSR) yang secara statistik signifikan untuk menjelaskan konstruk kinerja
perusahaan. Sedangkan, ukuran Islamic Income vs Non Islamic Income tidak tepat
untuk digunakan sebagai proksi atas kinerja keuangan Islamicity Financial
Performance Index.
Page 52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menganalisis pengaruh intellectual capital yang ada pada
perbankan syariah yang ada di Indonesia.
3.1.1. Variabel Independen
Variabel independen dari penelitian ini adalah intellectual capital (modal
pengetahuan). Intellectual Capital adalah informasi dan pengetahuan yang
diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Penelitian ini
menggunakan metode Value Added Intelectual Efficiency Methods (VAICTM
)
yang dikembangkan oleh Pulic(1998). VAICTM
merupakan sebuah prosedur
analitis yang dirancang untuk memungkinkan manajemen, pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain yang terkait untuk secara efektif memonitor dan
mengevaluasi efisiensi nilai tambah dengan total sumber daya perusahaan dan
masing-masing komponen sumber daya utama. Keunggulan digunakannya metode
VAICTM
ini menurut Ulum (2008) data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh
dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan adalah data-
data yang umumnya tersedia pada laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan. Sehingga penghitungan rasio yang ada lebih mudah dilakukan.
Metode VAICTM
ini mengukur nilai kinerja Intellectual Capital
perusahaan diukur berdasarkan value added yang dihasilkan melalui penghitungan
Page 53
37
physical capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital
(STVA).
a. Value Added Capital Coefficient (VACA)
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan modal
fisik yang bekerja (CA). Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi
VA = OUT – IN
𝑉𝐴𝐶𝐴 =𝑉𝐴
𝐶𝐸
Dimana :
OUT (Output) = jumlah pendapatan keseluruhan produk dan jasa
yang telah terjual ditambah pendapatan lain.
IN (Input) = beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain
beban gaji dan upah atau beban karyawan)
VA (Value Added) = selisih antara output dan input
CE (Capital Employee) = Modal yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
Ihyaul Ulum dalam Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital
Perbankan Syariah di Indonesia merumuskan tahapan untuk menghitung output.
OUT (total pendapatan) didapatkan dari pendapatan operasi utama kegiatan
syariah ditambah dengan pendapatan operasi lainnya kemudian dikurangi dengan
hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer.
Pulic dalam Kuryanto,2011 mengasumsikan bahwa jika sebuah unit CA
menghasilkan return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan
Page 54
38
yang lain, maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CA-nya. Jadi
pemanfaatan lebih CA adalah bagian dari Intellectual Capital. Ketika
membandingkan lebih dari sekelompok perusahaan, VACA menjadi indikator
kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan modal fisik lebih baik.
b. The Human Capital Coefficient (VAHU)
VAHU atau yang biasa juga disebut dengan Human Capital Efficiency
(HCE) adalah seberapa VA dibentuk oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
HC terhadap value added perusahaan. Jika satu unit Human Capital dapat
menghasilkan penghasilan yang lebih besar pada suatu perusahaan maka
perusahaan tersebut telah mampu menggunakan Human Capital dengan lebih
baik.
𝑉𝐴𝐻𝑈 =𝑉𝐴
𝐻𝐶
VA dihasilkan melalui jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan yang
dikurangi Beban Operasional kecuali Beban Gaji dan Upah atau Beban Karyawan.
Sedangkan, HC merupakan Human Capital yang berasal beban personalia, terdiri
dari total beban gaji dan upah atau beban karyawan. Ketika VAHU dibandingkan
dengan lebih dari sebuah kelompok perusahaan. VAHU menjadi sebuah indikator
kualitas sumber daya manusia perusahaan.
c. Structural Capital Coefficient (STVA)
STVA menunjukkan kontribusi modal struktural (SC) dalam pembentukan
nilai. STVA mengukur jumlah Structural Capital yang dibutuhkan untuk
Page 55
39
menghasilkan Value Added (VA) dan merupakan indikasi seberapa sukses SC
dalam melakukan proses penciptaan nilai perusahaan. SC dihasilkan melalui total
VA dikurangi HC.
𝑆𝑇𝑉𝐴 =𝑆𝐶
𝑉𝐴
Untuk mengukur nilai tambah modal pengetahuan maka dilakukan
penjumlahan dari tiga formulasi sebelumnya yang merupakan komponen
penyusun VAIC.
VAICTM
= VACA + VAHU + STVA
3.1.2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROE, CAT dan Islamicity
Financial performance yang terdiri atas ZPR, PSR, dan Islamic Income vs Non
Islamic Income. Bank syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan bank
konvensional sehingga dibutuhkan pengukuran yang tepat untuk mengukur
kinerja bank syariah.
Menurut Ernst and Young (2013) dalam The World Islamic Banking
Competitiveness Report 2012-2013 menyatakan bahwa ROE mampu
menjelaskan indikator kinerja utama dari sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan
ROE dapat menarik investor untuk melakukan investasi. ROE merupakan
indikator penting bagi pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian
modal atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa
tingkat pengembalian investasi di sektor perbankan makin tinggi. Angka ROE
yang tinggi akan menarik para pemegang saham untuk menambah modal. Tetapi
Page 56
40
angka ROE yang tinggi pada tingkat industri, akan mengundang investor baru
untuk memasuki bisnis perbankan.
Variabel Dependen kedua yang digunakan yaitu Cost turn asset (CTA).
CTA merupakan salah satu ukuran dari efisiensi biaya. Efisiensi biaya
mencerminkan seberapa besar diperlukan pengeluaran biaya untuk melaksanakan
kegiatan yang ditentukan (Teguh, 1999 dalam Wahdikorin 2010). Kinerja
keuangan perusahaan sangat tergantung pada keberhasilan atau kegagalan dari
kegiatan operasionalnya. Bila kegiatan operasionalnya berhasil maka fungsi dan
peran perusahaan tersebut dapat dicapai. Biaya operasional terdiri dari beban
bunga dan beban lainnya, serta beban operasional lainnya (beban umum dan
administrasi, beban tenaga kerja, beban penyisihan penghapusan).
Selain dua variabel dependen diatas, peneliti juga menggunakan ukuran
kinerja keuangan yang didasarkan pada penelitian Hameed (2004). Hal ini
dikarenakan mulai timbulnya kesadaran pada komunitas muslim untuk menilai
seberapa jauh lembaga-lembaga ini telah berhasil mencapai tujuan mereka.
Sementara itu, bagi masyarakat non-Muslim indeks tersebut bermanfaat bagi
mereka untuk membandingkan bank yang memiliki kinerja yang lebih baik,
dalam hal pengembalian serta tanggung jawab sosial. Hameed dan Yaya (2003)
menyatakan bahwa sebagai salah satu lembaga bisnis Islam, bank syariah tidak
hanya wajib melaporkan informasi mengenai kinerja ekonomi tetapi juga
informasi tentang prestasi bank dalam pelaporan keuangan yang benar dan
memadai tentang kepatuhan syariah, sosial dan masalah lingkungan secara
keseluruhan dari pemangku kepentingan. Hal ini didukung oleh SFA (Pernyataan
Page 57
41
Akuntansi Keuangan) No 1 pada Tujuan Akuntansi Keuangan bagi Bank Islam
dan Lembaga Keuangan (AAOIFI, 2002).
Cara menghitung kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian
didefinisikan sebagai berikut :
1. Return On Equity = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
2. Cost Turn Assets = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3. Zakat Performance Ratio = 𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
4. Profit Sharing Ratio = 𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎𝑏𝑎 +𝑀𝑢𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑛𝑎𝑛𝑐𝑖𝑛𝑔
5. Islamic Income vs Non Islamic Income = 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚𝑖𝑐 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚𝑖𝑐 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 +𝑁𝑜𝑛 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚𝑖𝑐 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank syariah yang ada di
Indonesia. Teknik pengambilan sampel untuk bank umum syariah menggunakan
Purpossive Sampling dengan kriteria :
1. Merupakan Bank Umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dalam
periode 2009– 2013
2. Tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada periode pengamatan
2009-2013, hal ini agar tidak ada perubahan konsistensi akuntansi
sehingga variabel penelitian dalam laporan keuangan periode tersebut
dapat diperbandingkan.
3. BUS yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama
periode penelitian yaitu tahun periode 2010-2013, dengan kriteria
Page 58
42
kelengkapan berdasarkan PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah.
4. Mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
laporan perubahan dana investasi terikat, laporan pendapatan dan
rekonsiliasi bagi hasil, laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan catatan atas laporan
keuangan.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal laporan
keuangan bank umum syariah yang dipublikasikan pada website bank antara tahun
2009-2013.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi
dan data melalui metode studi pustaka dan eksplorasi literatur-literatur dan
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Syariah yang bersangkutan,
seperti :
1. Bank Mandiri Syariah (www.syariahmandiri.co.id)
2. Bank Muamalat Indonesia (www.muamalatbank.co.id)
3. Bank Mega Syariah (www.bmsi.co.id)
4. BRI Syariah (www.brisyariah.co.id)
Page 59
43
5. Bank Bukopin Syariah (www.syariahbukopin.co.id)
6. Bank Victoria Syariah (www.bankvictoriasyariah.co.id)
7. Maybank Syariah Indonesia (www. maybanksyariah.co.id)
8. BCA Syariah (www.bcasyariah.co.id)
9. Bank Panin Syariah (www.paninbanksyariah.co.id)
10. Bank Jabar Banten Syariah (www.bjbsyariah.co.id)
11. BNI syariah (www.bnisyariah.co.id)
3.5. Metode Analisis
Sebelum dilakukan pengujian menggunakan regresi, data yang digunakan
harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri atas : uji normalitas,
uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolonieritas.
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif statistik untuk memberikan
gambaran atas deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, maksimum, dan minimum. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
secara ringkas gambaran data yakni tentang ukuran pemusatan data, ukuran
penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data.
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengukur kelayakan data sebelum
dilakukan analisis hipotesis dan untuk mengetahui beberapa penyimpangan pada
data yang digunakan untuk penelitian. Apabila sebelum dilakukan analisis data
tidak lolos uji ini, maka hasil analisis hipotesis akan menjadi bias.
Page 60
44
3.5.2.1 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas (Ghozali, 2011) bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, berarti maka hasil
analisis menjadi bias.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas adalah
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF dari suatu variabel
melebihi 10 maka variabel dikatakan berkorelasi sangat tinggi atau terkena
multikolonieritas.
3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi telah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, hal ini disebut dengan homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik bila tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregres nilai
absolut residual (AbsUt) terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan
persamaan regresi sebagai berikut:
|Ut| = α + βXt + vt
Page 61
45
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen (nilai absolut residual), maka terdapat indikasi terjadi
heteroskedastisitas. Namun, jika variabel independen tidak signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen (nilai absolut residual), maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
3.5.2.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dalam Ghozali, 2011 disebutkan untuk menguji apakah
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi maka dinamakan adanya problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan Uji Lagrange-Multiplier. Uji ini dipilih
karena dalam meregresi model expected core earnings, salah satu variabel
independennya merupakan lag variabel dependen sehingga pengujian dengan
Durbin-Watson tidak sesuai untuk digunakan. Jika hasil pengujian signifikan
secara statistis, maka residual suatu observasi saling berhubungan dengan residual
observasi lainnya atau terkena autokorelasi. Namun apabila hasil pengujian tidak
signifikan secara statistis, maka residual suatu observasi tidak saling berhubungan
atau bebas dari masalah autokorelasi.
3.5.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual terdistribusi secara normal.
3.5.3. Uji Model (Goodness of Fit)
Page 62
46
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri model 1
dan model 2. Model regresi tersebut meneliti hubungan antara IBVAIC, ROA,
CTA, ATO dan Islamicity Index. Model regresi tersebut sebagai berikut :
Model 1 : ROE = β0 + β1IBVAIC + e ............................................ H1
Model 2 : CTA = β0 + β1IBVAIC + e ............................................ H2
Model 3 : ZPR = β0 + β1IBVAIC + e ............................................. H3
Model 4 : PSR = β0 + β1IBVAIC + e............................................. H4
Model 5 : Islamic Income vs Non Islamic Income =
β0 + β1IBVAIC + e ...................................................................... H5
Ketereangan :
ROA : Return On Assets
ROE : Return On Equity
CTA : Cost Turn Assets
ZPR : Zakat Performance Ratio
3.5.1.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
berkisar antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
Page 63
47
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
3.5.1.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk melihat apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen.
3.5.1.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
independen. Dalam penelitian ini uji statistik t digunakan untuk mengetahui
keakuratan hubungan antara kualitas pelaporan keuangan (variabel dependen)
dengan risiko litigasi sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen)
dan variabel komite audit ahli hukum sebagai variabel yang memoderasi
hubungan antara kedua variabel tersebut.