Top Banner
“TERAPI PANAS DAN DINGIN” Disusun Oleh: AL AZHAR ARDIANSYAH S1/3b REGULER SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2010/2011
27

terapi panas dan dingin

Jun 25, 2015

Download

Documents

Alaa Hamouda

terapi panas dan dingin
kompres hangat dan kompres dingin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: terapi panas dan dingin

“TERAPI PANAS DAN DINGIN”

Disusun Oleh:

AL AZHAR

ARDIANSYAH

S1/3b REGULER

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

PONTIANAK

2010/2011

Page 2: terapi panas dan dingin

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena limpahan rahmat

dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “TERAPI PANAS DAN

DINGIN” dengan lancar.

Dalam menyelesaikan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru

pembimbing yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih

banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca

sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua, dan untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Pontianak, Oktober 2010

Penulis

Page 3: terapi panas dan dingin

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................................................

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................

D. Metode Penulisan ...................................................................................................

BAB II STUDY LITERATUR ......................................................................................

A. Pengertian ..............................................................................................................

B. Terapi Panas dan Dingin .......................................................................................

C. Indikasi Dalam Penggunaan Kompres Panas dan Dingin ....................................

D. Pedoman Kompres Panas dan Dingin ....................................................................

E. Efek Fisiologis Kompres Panas dan Dingin ..........................................................

BAB III PROSES KEPERAWATAN ............................................................................

A. Pengkajian .............................................................................................................

B. Perencanaan ...........................................................................................................

C. Implementasi .........................................................................................................

D. Evaluasi .................................................................................................................

BAB IV PENUTUP .........................................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................................

B. Saran ......................................................................................................................

Page 4: terapi panas dan dingin

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kompres panas dan dingin atau biasa disebut dengan teraqpi panas dingin

pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk

komprres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian

tubuh akan menyerap dari area tersebut; kompres panas, tentu saja akan menghangat

area tubuh tersebut. Kompres hanagt dan dingin menghasilkan perubahan fisiologi

suhu jaringan, ukuran pembuluhan darah, tekanan darah kapiler, area permukaan

kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan.durasi

kompres juga mempengaruhi respon

Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk keri dan basah.

Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan

menggunakan botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau

kemasan pemanas disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui kondiksi,

dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin

kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan mengginakan kantong es, koloar

es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres panas dingin

deberikan pada bagian tubuh untuk memberikan efek lokal; mandi spon hangat

diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin seringkali digunakan

untuk meredakan perdarahan dengan car menkontriksi pembuluhan darah, meredakan

inflamasi dengan vasokonstriksi dan meredakan nyeri dengan memperlambat

kecepatan konduksi saraf menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai

caunterirritant.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan terapi hangat dingin?

2. Apa saja indikasi dalam penggunaan kompres panas dan dingin?

3. Apa pedoman dalam kompres panas dan dingin?

Page 5: terapi panas dan dingin

4. Bagaimana efek fisiologis kompres panas dan dingin?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan terapi hangat dingin.

2. Untuk mendeskripsikan apa saja indikasi dalam penggunaan kompres panas dan

dingin

3. Untuk mendeskripsikan apa pedoman dalam kompres panas dan dingin.

4. Untuk mendeskripsikan bagaimana efek fisiologis kompres panas dan dingin.

D. Metode penulisan

Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara

memberikan gambaran mengenai masalah kompres/terapi hangat dan dingin.

Page 6: terapi panas dan dingin

BAB II

STUDI LITERATUR

A. Pengertian

Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat berfungsi

secara efektif. Perubahan suhu tubuh yang eksterem dapat membahayakan bagi tubuh. Oleh

karena itu, perawata harus berusaha untuk dapat memelihara suhu tubuh klien agar tetap

normal. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara suhu tubuh

diantaranya adalah melalui kompres.

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat

yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Terdapat 2

jenis kompres, yaitu kompres panas dan kompres dingin.

B. Terapi panas dan dingin

Menurut www.terapiperilaku.blogspot.com, terapi mempunyai beberapa arti, diantaranya adalah :

Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit;

pengobatan penyakit

Perawatan penyakit; mula-mula tim dokter mempelajari gejala-gejala penyakitnya

kemudian menentukan --nya yang tepat

bahasa Dok pengobatan dan perawatan untuk mengurangi dan menghilangkan kelainan

wicara dan bahasa

bermain teknik penyembuhan penyakit melalui teknik bermain;

gizi Doc usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang dengan perbaikan gizi:

musik teknik penyembuhan penyakit melalui musik.

Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi pribadi.

Perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan yang berasal dari

kehidupan emosional, dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional

dengan pasien yang bertujuan menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala

yang ada, meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif

(www.zanikhan.multiply.com).

Jadi terapi adalah suatu proses usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit

dengan cara menggunakan alat-alat psikologis yang bertujuan menghilangkan, mengubah

atau menurunkan gejala-gejala yang ada untuk mencapai kesembuhan.

Page 7: terapi panas dan dingin

C. Indikasi dalam penggunaan kompres panas dan dingin

termal setelah adaptasi. Meningkatkan suhu kompres panas setelah adaptasi terjadi dapat

menyebabkan luak bakar yang serius. Menurunkan suhu kompres dingin dapat menyebabkan

nyeri dengan gangguan sirkulasi yang serius pada bagian tubuh.

Kompres panas, indikasinya Menurut Asmadi dalam buku “Teknik Prosedural Konsep

dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien” pasien yang diindikasikan untuk pemberian kompres

panas dan dingin yaitu, sebagai berikut:

1. Kompres panas, indikasinya:

a. Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)

b. Klien dengan perut kembung

c. Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti randang persendian

d. Spasme otot

e. Adanya abses, memar

2. Kompres dingin, indikasinya:

a. Klien dengan suhu tubuh yang tinggi

b. Klien dengan batuk dan muntah darah

c. Pascatonsillectomy

d. Radang, memar

D. Pedoman kompres panas dan dingin

Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik,

toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika

memberikan kompres panas dan dingin.

1. Adaptasi reseptor termal

Reseptor termal beradaptasi terhadap perubahan suhu. Ketika reseftor dingin terpanjan

suhu yang tiba-tiba rendah atau ketika reseftor hangat terpanjan suhu yang tiba-tiba tinggi,

pada awalnya reseftor terstimulasi dengan kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun dengan

cepat selama beberapa detik pertama dan kemudian menjadi lebih lambat selama setengah

jam berikutnya atau lebih karena reseftor beradaptasi terhadap suhu yang baru. Perawat perlu

Page 8: terapi panas dan dingin

memahami respon adaptif ini ketika memberikan kompres panas dan dingin. Klien ingin

mengubah suhu pada kompres tersebut karena adanya perubahan sensasi

2. Fenomena rebound

Fenomena rebaound terjadi pada saat efek terapeutik maksimal dari kompres panas atau

dingin telah mencapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Misalnya, panas

menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam 20 sampai 30 menit; melanjutkan kompres

melebihi 30 sampai 45 menitakan mengakibatkan kongesti jaringan, dan pembuluh darah

kemudian berkontriksi dengan alasan yang tidak diketahui apabila kompres panas terus

dilanjutkan, klien beresiko mengalami luka bakar, karena pembuluh darahyan kontriksi tidak

mampu membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah. Pada kompres dingin

vasokonstriksi maksimum terjadi ketika kulit yang dikompres mencapai suhu 15 C. Dibawah

suhu 15 C, vasodilatasi melalui. Mekanismedingin bersifat protektif: vasodilatasi membantu

mencegah pembekuan jaringan tubuh yang biasa terpanajan dingin, seperti hidung dan

telinga. Hal ini juga menjelaskan merahnya kulit seseorang yang berjalan dimusim dingin.

Pemahaman tentang fenomena rebound merupakan hal yang penting bagi perawata. Kompres

harus diberhentikan sebelum fenomena rebound terjadi.

3. Efek sistemik

Kompres panas diberikan pada area tubuh lokal, terutama pada area tubuh yang luas,

dapat meningkatkan curah jantung dan ventilasi paru. Peningkatan tersebut adalah hasil

vasodilatasi perifer yan berlebihan, yang mengalihkan sejumlah besar suplai darah dari organ

dalam dan menghasilkan tekanan darah. Penurunan tekanan darah yang signifikan dapat

menyebabkan klien pingsan. Klien yang memiliki penyakit jantung atau paru serta memiliki

gangguan sirkulasi seperti arteriosklerosis akan lebih rentan terhadap efek kompres ini

dibandingkan orang sehat. Kompres dingin yang berlebihan(seperti ketika klien ditempatkan

dalam selimut pendingin) dan vasokonstriksi dapat mengakibatkan tekanan darah klien

meningkat, karena darah dialihkan dari sirkulasi kutaneus ke pembuluh darah internal.

Pengalihan darah ini adalah respon protektif normal terhadap rasa dingin yang panjang yang

mana merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu inti. Menggigil, efek umum

lainnya dari rasa dingin yang berkepanjangan, adalah respon normal karena tubuh beruoaya

utnuk menghangatkan dirinya.

4. Toleransi dan kontraindikasi

Page 9: terapi panas dan dingin

Berbagai bagian tubuh memiliki toleransi panas dan dingin yang berbeda. Variabel yang

mempengaruhi toleransi fisiologi tubuh tersebut sebagai berikut:

a. Bagian tubuh. Bagian punggung tangan dan kaki adalah bagian yang tidak terlalu

sensitif terhadap suhu, sebaliknya, bagian dalam dari pergelangan tangan dan

lengan bawah, leher, dan area perineum adalah bagian yang sensitif terhadap suhu.

b. Ukuran bagian tubuh yang terpanjan. Semakin besar area yang terpanjan oleh

panas dan dingin, semakin rendah toleransinya

c. Toleransi perorangan. Individu yang sangat tua umumnya memiliki toleransi yang

palaing rendah. Individu yang memiliki kerusakan neurosensori mungkin

memiliki toleransi yang tinggi, tapi resiko cederanya juga lebih besar

d. Lama panjanan. Individu paling merasakan kompres panas dan dingin saat awal

kompres diberikan. Setelah jangka waktu tertentu, toleransi akan meningkat

e. Keutuhan kulit. Area kulit yang cedera lebih sensitif terhadap variasi suhu

Kondisi tertentu merupakan kontraindikasi penggunaan kompres panas atau dingin.

Selama itu beberapa kondisi memerlukan tindakan kewaspadaan ketika memberikan terapi

kompres panas dan dingin. Adapun kontra indikasi kompres panas dan dingin sebagai

berikut:

a. Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan

perdarahan dan pembengkakan

2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan

perdarahan

3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel,

pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat ,mempercepat

metastase (tumor sekunder)

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan

membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

b. Kontraindikasi pemberian kompres dingin, yaitu:

1. Luka terbuka dengan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran

ke luka terbuka

Page 10: terapi panas dan dingin

2. Gangguan sirkulasi. Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih lanjut dan

menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan penyakit raynaud, dingin

akan meningkatkan spasme arteri

3. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin. Beberapa klien memiliki alergi

terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi (mis, eritema,

hive, bengkak, nyeri sendi, dan kadang-kadang spasme otot), yang dapat

membahayakan jika orang tersebut hipersensitiv

E. Efek fisiologis kompres panas dan dingin

Ada pun efek fisiologi tubuh yang terjadi akibat kompres panas dan dingin menurut

Audery Berman dkk, yaitu sebagai berikut:

1. Kompres panas

a. Vasodilatasi

b. Meningkatkan permeabilitas kapiler

c. Meningkatkan metabolisme seluler

d. Merelaksasikan otot

e. Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran darah ke suatu area

f. Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot

g. Efek sedatif

h. Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan senovial

2. Kompres dingin

a. Vasokonstriks

b. Menurunkan permeabilitas kapiler

c. Menurunkan metabolisme seluler

d. Merelaksasi otot

e. Memperlambat pertumbuhan baktarei, mengurangi inflamasi

f. Merdakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran

impuls nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri

g. Efek anestesi lokal

h. Meredakan perdarahan

Page 11: terapi panas dan dingin

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Kaji:

1. Kemampuan klien mengenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera. Kajia apakah

klien menyadari rasa panas dan dingin serta dapat mebedakan suhu yang terlalu

panas atau terlalu dingin untuk jaringan tubuh

2. Tingkat kesadaran dan kondisi fisik umum klien. Klien yang sangat muda sangat

tua, tidak sadar, atau yang lemah tidak dapat menoleransi panas dengan baik.

3. Area yang akan dikompres dengan memeriksa:

a. Perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi

terbuka, adanya rabas, dan perdarahan

b. Status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi). Jaringan yang terasa dingin,

berwarna pucat atau kebiruan, dan kurangnya sensasi atau mati rasa

mengindikasikan kerusakan sirkulasi.

c. Tingkat ketidaknyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau

nyeri sedang diterapi.

4. Denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah. Faktor ini penting dikaji sebelum

kompres panas atau dingin diberikan pada area tubuh yang luas.

B. Perencanaan

Sebelum memberikan kompres panas atau dingin, tentukan:

a. Apakah klien perlu menandatangani surat persetujuan tindakan (jika surat

persetujuan diperlukan, periksa surat tersebut pada catatan klien).

b. Tipe kompres panas atau dingin yang akan digunakan, suhu, dan durasi serta

frekuensi kompres (periksa program dokter jika perlu).

c. Protokol institusi tentang tipe perlengkapan yang digunakan, suhu yang

direkomendasikan, dan durasi kompres (periksa program dokter jika perlu)

d. Waktu kompres diberikan.

Page 12: terapi panas dan dingin

C. Pendelegasian

Pemberian kompres panas dan dingin tertentu dapat didelegasikan kepa UAP (mis,

rendam jongkok, mandi air dingin) jika mereka memenuhi kriteria untuk menjalankan tugas

yang didelegasikan. Kan tetapi, pada semua kasus, pengkajian klien dan penentuan bahwa

tindakan tersebut aman untuk dilakukan adalah tanggungjawab perawat. UAP dapat

mengobservasi area yang dikompres selama perawatan sehari-hari dan mereka harus

dilaporkan temuan yang abnormal pada perawat. Temuan yang abnormal harus divalidasi dan

diintervensi oleh perawat

D. Implementasi

a. Memberikan Kompres Panas Yang Kering: Botol Air Panas

1. Perlengkapan

a. Botol (kantong) air panas

b. Botol air panas dengan tutupnya

c. Sarung botol

d. Air panas dan sebuah termometer

e. Bantalan pemanas elektrik

f. Bantalan elektrik dan pengontrolnya

g. Sarung (gunakan bahan yang kedap air jika kemungkionan bagian bawah

bantalan akan menjadi lembab)

h. Pengikat kasa (pilihan)

i. Bantalan akutermia

j. Air suling

k. Unit pengontrol

l. Sarung

m. Pengikat kasa atau plester (pilihan)

n. Kemasan pemanas disposabel

o. 1 atau 2 buah kemasan pemanas disposabel yang telah dipersiapkan secara

komersial.

Page 13: terapi panas dan dingin

2. Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut

diperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan

bagaimana hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau

terapi selanjutnya

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat.

3. Berikan privasi klien.

4. Berikan kompres panas.

b. Memberikan Kompres Kasa Dan Kemasan Basah

1. Perlengkapan

Gunakan perlengkapan dan suplai seteril untuk luka yang terluka.

a) Kompres kasa

Sarung tangan disposable atau sarung tngan steril

Wadah untuk larutan

Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah di tetapkan oleh dokter atau

institusi

Termometer

Kasa segi empat

Sarung tangan dan lidi kapas

Jeli minyak

Handuk penyekat

Plastik

Tali

Botol air panas atau bantalan akuatermia

Kantong es

Balutan steril

b) Kemasan basah

Sarung tangan disposable

kain flanel atau kemasan handuk

mesin pemanas

Page 14: terapi panas dan dingin

baskom air dengan beberapa keping es

termometer bila suhu tertentu di tetapkan untuk kemasan

sarung tngan steril dan kapas lidi

jeli minyak

handuk

plastik

botol air panas

kantong es

balutan steril jika di perlukan

2. Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut

diperluakan, dan bagaiman klien dapat berkerjasama. Diskusikan bagaimana

hasilnya akan digunakan untuk merencanakan perawatan atau terapi

selanjutnya.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat.

3. Berikan privasi klien.

4. Siapkan klien

a. Bantu klien keposisi nyaman

b. Pajankan area tubuh yang alkan di kompres

c. Sangah bagian tubuh yang me,merlukan kompres kasa atau basah

d. Pasang sarung tangan disposable,dan lepaskan balutan luka,jika ada.

e. Balutan steril yang kering sering kali di letakan diatas luka

terbuka,diantara kompres basah panas atau dingin

5. Basahi kompres kasa atau kemasan.

a. Letakan kasa di dalam larutan

b. Panaskan handuk didalam sebuah alat pemanas,atau dinginkan handuk di

dalam baskom berisi air dan kepingan es

6. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi

Dengan lidi kapas,oleskan jeli minyak kekulit di sekeliling luka,jangan

oleskan ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari

kemungkinan luka bakar,maserasi,dan efek iritasi dari berbagai larutan.

7. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah.

Page 15: terapi panas dan dingin

a. Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kmpres kasa

tersebut. Untuk kompres steril, gunakan sarung tangan steril untk memeras

kasa.

b. Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yng di tuju dan jika

dapat di toleransi oleh klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi

area yang di kompres dengan baik, padatkan kasa sampai pas memenuhi

semua permukaan luka. Udara merupakan konduktor panas atau dingin

ysang buruk,dan kasa yang menutupi dengan baik area tubuh yang di

nkompres akan mengeluarkan udara.

c. Peras planel lalu tempelkan ke area tubuh yang di kompres.

8. Segera sematkan dan fiksasi kompres.

a. Tutupi kasa atau planel segara dengan handuk kering.

b. Fiksasi kompres kasa atau kemasan di tempatnya dengan menggunakan

pengikat kasa atau plester.

c. Pilihan: letakan botol air panas atau bantalan akuatermia atau kantong es

di atas plastik untuk mempertahakan panas atau dingin.

9. Pantau klien

a. Kaji ketidaknyamanan klien dalam interval 5-10 menit. Jika klirn tidak

merasa tidak nyaman, kaji area dan lihat adanya eritema, mati rasa,

maserasi, atau lepuh.

b. Untuk pemberian pada area tubuh yang luas, perhatikan adanya perubahan

denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah.

c. Jika terjadi tak terduga akhiri terapi dan laporkan ke perawat yang

bertugas

10. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditetapkan

a. Kompres kasa dan kemasan dengan panas atau dingin eksternal dapat

digunakan selama 1-2 jam. Tanpa panas atau dingin eksternal, kompres

kasa dan kemasan perlu diganti setiap beberapa menit

b. Gunakan balutan steril jika diperlukan

11. Dokumentasikan pemberian kompres kasa atau kemasan dan respon klien

pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang

disertai dengan catatan narasi jika perlu

Page 16: terapi panas dan dingin

5. Evaluasi

a. Lakukan pemerikasaan tindaklanjut pada klien untuk menentukan efektivitas

terapi dan kaji adanya komplikasi. Hgubungkan temuan dengan data

pengkajian sebelumnya jika tersedia

b. Laporkan p[enyimpangan yang signifikan dari normal kepada doter

Page 17: terapi panas dan dingin

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kompres/terapi panas dan dingin pada tubuh dapat membentuk keri dan basah. Kompres

panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan

botol air panas, bantal pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas

disposabel. Kompres panas dapat diberikan, melalui kondiksi, dengan cara kompres kasa,

kemasan pemanas, berendam, atau mandi. Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat

efek lokal dengan mengginakan kantong es, koloar es, sarung tangan es, dan kemasan

pendingin disposabel. Kompres panas dingin deberikan pada bagian tubuh untuk memberikan

efek lokal; mandi spon hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik.

Pemahaman tentang respon adaptif reseptor termal, fenomena rebound, efek sistemik,

toleransi terhadap panas dan diongin, kontraindikasi merupakan hal yang penting ketika

memberikan kompres panas dan dingin.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari

pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih

baik dari makalah sebelumnya

Page 18: terapi panas dan dingin

DAFTAR PUSTAKA

www.terapiperilaku.blogspot.com. Dikunjungi pada tanggal 23 Oktober 2010

www.zanikhan.multiply.com. Dikunjungi pada tanggal 23 Oktober 2010

Audery Berman dkk,

Asmadi, .Teknik Prosedural Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.