Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangat menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori tersebut menguraikan dan menjelaskan bukan hanya keluarga dalam konteks sehat dan sakit, melainkan juga menguraikan peran perawat dalam pengkajian dan intervensi. Namun sampai saat ini teori- teori keperawatan tersebut masih dalam tahap awal dari penerapan keperawatan keluarga. Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi dengan sistem yang lain. Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh dan akurat 1
42

TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Dec 05, 2014

Download

Documents

Diah Wisda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga belum

lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangat menjanjikan

apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori tersebut menguraikan dan menjelaskan bukan

hanya keluarga dalam konteks sehat dan sakit, melainkan juga menguraikan peran perawat

dalam pengkajian dan intervensi. Namun sampai saat ini teori-teori keperawatan tersebut

masih dalam tahap awal dari penerapan keperawatan keluarga.

Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai suatu sistem terbuka dengan batas-

batasnya. Sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan pada

tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang

lainnya dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu

cara untuk menjelaskan sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan

berinteraksi dengan sistem yang lain.

Pendekatan perkembangan keluarga didasarkan pada observasi bahwa keluarga adalah

kelompok berusia panjang dengan suatu sejarah alamiah, atau siklus kehidupan, yang perlu

dikaji jika dinamika kelompok diinterpretasikan secara penuh dan akurat (Duvall, dan Miller,

1985). Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke

waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang diskrit. Konsep

tentang tahap-tahap siklus kehidupan keluarga terdapat saling ketergantungan yang tinggi

antara anggota keluarga ; keluarga dipaksa untuk berubah setiap kali ada penambahan atau

pengurangan anggota keluarga.

Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga dipandang sebagai sistem sosial,

tapi lebih berorientasi pada hasil daripada proses, yang lebih merupakan karakteristik teori

sistem. Perspektif struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif

dan mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal dan internal.

1

Page 2: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Satu asumsi sentral dari naskah ini adalah bahwa paktek klinis harus dituntun dengan

teori. Penulis juga yakin bahwa keputusan menyangkut teori-teori apa yang perlu digunakan

dalam praktek seseorang yaitu dalam mengkaji, merencanakan, menintervensi, dan

mengevaluasi yang harus didasarkan pada dasar-dasar yang praktis. Dengan kata lain, teori

yang paling baku atau paling kuat untuk menjelaskan situasi dan memungkinkan tujuan dan

tindakan keperawatan secara efektif dan penuh arti. Penulis setuju dengan Blau 1977, seorang

sosiolog dan ahli teori terkemuka, yang menyarankan kita tentang ”suatu pilihan diantara

perspektif (teoritis) dapat dibuat dengan dasar-dasar pragmatis : teori yang lebih bermanfaat

untuk mengklasifikasikan masalah”.

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui secara umum, berfikir kritis dan analisis dalam menjelaskan

Model konseptual dan teori keperawatan yang dapat diterapkan dalam keperawatan

keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiwa mampu menjelaskan dengan tepat dan benar Model konseptual dan teori

keperawatan yang dapat diterapkan dalam keperawatan keluarga teori struktural

fungsional.

Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat dan benar Model konseptual dan teori

keperawatan yang dapat diterapkan dalam keperawatan keluarga teori perkembangan

keluarga.

Mahasiswa mampu menjelaskan dengan tepat dan benar Model konseptual dan teori

keperawatan yang dapat diterapkan dalam keperawatan keluarga teori sistem.

2

Page 3: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

1.3 METODE PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan

penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur

yang ada, baik di perpustakaan maupun internet.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan

Bab II : Teori struktural, teori perkembangan keluarga, dan teori sistem

Bab III : Penutup

3

Page 4: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Perspektif struksional fungsional yang diterapkan pada keluarga bersifat

komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan lingkungan eksternal

dan internal. Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang

perkembangan keluarga dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji perubahan-perubahan

dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu, dan mengkaji bagaimana sebuah keluarga

menangani tugas-tugas perkembangan. Pendekatan sistem umum yang diterapkan pada

keluarga diterapkan juga diperlukan untuk memandang proses adaptasi dan komunikasi

dalam keluarga. Analisa struktur fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan

terhadap keluarga yang bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem

umum menangani perubahan dari waktu kewaktu lebih baik. Disamping itu, suatu perspektif

struksional fungsional meminimalkan perlunya pertumbuhan, perubahan, dan

ketidakseimbangan dalam keluarga, sementara itu sebuah teori sistem-sistem umum

menerangkan proses-proses ini lebih lengkap dan meyakinkan.

2.1.1 PENDEKATAN STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Kerangka kerja struksional fungsional merupakan sebuah referensi kerengka teoritis

dalam sosiologi (Leslie dan Korman,1989), khususnya dalam bidang-bidang menyangkut

keluarga dan sosiologi medis. Kebanyakan literatur sosiologi menerapkan pendekatan yang

lebih mikrokospis ,dan memandang keluarga sebagai suatu subsistem dari masyarakat yang

lebih luas. Asumsi-asumsi umum yang dibuat meliputi asumsi-asumsi sebagai berikut (Lislie

dan Korman,1989 ; Parson dan Bales ,1985) :

Sebuah keluarga merupakan sebuah sistem sosial dengan syarat-syarat fungsional

Sebuah keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang memiliki sifat-sifat genetik

tertentu yang lazim bagi semua kelompok kecil

4

Page 5: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Keluarga sebagai sebuah sistem sosial menyelenggarakan fungsi-fungsi untuk melayani

individu disamping masyarakat

Individu bertindak sesuai dengan serangkaian norma-norma dan nilai-nilai yang semata-

mata hanya dipelajari dalam keluarga lewat sosialisasi.

2.1.2 KONSEP-KONSEP MEDIS

Fungsi-fungsi kelurga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau konsekuensi dari

struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan

mengintervensi keluarga.

2.1.2.1 Fungsi efektif

Fungsi afektif merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan

keberlangsungan unit keluarga individu, dan dengan demikian fungsi efektif merupakan

salah satu fungsi paling vital dalam keluarga. Duvall (1977) mengatakan “kebahagiaan

keluarga diukur dengan kekuatan cinta keluarga”. Keluarga harus memenuhi kebutuhan-

kebutuhan kasih sayang dari anggotanya karena respon afektif dari seorang anggota

keluarga memberikan penghargaan terhadap kehidupan keluarga.

Terutama untuk sebuah peran orang tua, fungsi ini berkaitan dengan persepsi

keluarga dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan sosio emosional para anggota

keluarga meliputi pengurangan tekanan dan penjagaan terhadap moral. Naiknya fungsi ini

terhadap ketingkat yang lebih tinggi dalam keluarga merupakan sebuah gagasan baru.

Kebanyakan ditemukan dikalangan keluarga-keluarga kelas menengah dan kaya dimana

pilihan lebih pasti. Pada kelas menengah dan kelas atas, kebahagiaan pribadi dalam

hubungan perkawinan berdasarkan persahabatan dan cinta merupakan hal yang sangat

penting. Fungsi ini semakin menurun dikalangan kelas pekerja dan kelas lebih rendah,

semata-mata karna fungsi-fungsi yang lebih mendasar seperti menyediakan kebutuhan-

kebutuhan fisik untuk hidup mendominasi.

5

Page 6: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

2.1.2.2 Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

Sosialisasi anggota keluarga merupakan syarat fungsional silang budaya bagi

keberlangsungan masyarakat (Leslie dan Korman,1989). Fungsi ini menyatakan begitu

banyak pengalaman belajar yang ada dalam keluarga dengan tujuan untuk mengajar anak-

anak bagaimana berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti suami-ayah dan

istri-ibu. Keluarga memiliki tanggung jawab utama untuk mentranspormasikan seorang bayi

dalam beberapa tahun menjadi seorang individu sosial, yang mampu berpartisipasi dalam

masyarakat.

2.1.2.3 Fungsi Perawatan Kesehatan : Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan

Fungsi-fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh orang tua dengan menyediakan

pangan, papan, sandang dan perlindungan terhadap bahaya. Perawatan kesehatan dan

praktik-praktik sehat (yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara

individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi keluarga bagi perawatan

keluarga.

2.1.2.4 Fungsi Reproduksi

Salah satu fungsi dasar dari keluarga adalah untuk menjamin continuitas keluarga

antar generasi dan masyarakat, yaitu menyediakan tenaga kerja bagi masyarakat (Leslie dan

Korman, 1989) dimasa lalu, perkawinan dan keluarga dirancang untuk mengatur dan

mengontrol perilaku sexual dan juga reproduksi. Kedua aspek pengontrol terhadap perilaku

sexual, dan mengontrol kelahiran, merupakan fungsi yang kurang penting dari keluarga,

dalam masyarakat sekarang. Tidak ada pembatasan sexual bagi mereka yang menikah

memiliki anak dalam batas-batas keluarga tradisional. Ketika seorang anak lahir, sebuah

keluarga barupun lahir, dimana keluarga dengan orang tua tunggal menjadi hal yang

semakin lazim.

Berkenaan dengan memiliki anak diluar batas-batas tradisional, semakin

meningkatnya penggunaan alat kontrasepsi untuk mengontrol kelahiran merupakan suatu

bentuk tren lain baik didalam maupun dalam konteks keluarga. Malahan gerakan menuju

pengontrolan populasi keluarga berencana mempengaruhi pentingnya menjadi orang tua

6

Page 7: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

bagi laki-laki maupun wanita. Perubahan prioritas budaya dan nilai-nilai pribadi terus

menurunkan hal menjadi ibu, yaitu tujuan utama wanita dalam hidup dan menjadi ayah

merupakan alasan utama seorang pria bekerja. Dan semakin meningkatnya ungkapan-

ungkapan menentang memiliki anak lebih dari dua setiap pasang khususnya dinegara yang

sedang berkembang.

2.1.2.5 Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi meliputi tersedianya sumber-sumber dari keluarga secara cukup

financial, ruang gerak dan materi dan pengalokasian sumber-sumber tersebut yang sesuai

melalui proses pengambilan keputusan. Sebuah pengkajian terhadap sumber-sumber

ekonomi keluarga dapat memberikan data kepada perawat yakni data yang relevan dengan

kemampuan keluarga untuk mengalokasikan sumber-sumber secara pantas untuk memenuhi

kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, papan dan perawatan kesehatan yang

memadai.

2.2 TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA

Empat asumsi dasar tentang keluarga seperti yang diuraikan oleh Aldous, 1978 adalah :

1. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan cara-cara yang sama dan

dapat diprediksi

2. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi dengan orang lain, mereka memulai

tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap tuntutan lingkungan.

3. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang ditetapkan oleh mereka

sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.

4. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah awal dan akhir

yang kelihatan jelas.

7

Page 8: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

2.2.1 SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA

Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi.

Seperti individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

beraturut-turut. Keluarga sebagai sebuah unit juga mengalami tahap-tahap perkembangan

yang berturut-turut. Formulasi tahap-tahap perkembangan kehidupan keluarga yang paling

banyak digunakan untuk keluarga inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap siklus

kehidupan keluarga dari Duvall 1977, yaitu :

Tahap I : Keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap pernikahan)

Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai umur 30 bulan)

Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)

Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun)

Tahap VI : Keluarga yang melepas anak dengan usia dewasa muda (mencakup anak

pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah

Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)

Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota

keluarga yang berusia lanjut atau pensiun hingga pasangan yang sudah

meninggal dunia)

2.2.2 VARIASI SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA

Keluarga-keluarga selalu bervariasi karena menjalani tahap-tahap siklus kehidupan

keluarga. Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga mengikuti suatu pola yang tidak kaku

(Duvall 1977) variasi-variasi dalam siklus kehidupan keluaga tradisional dapat dilihat pada

keluarga-keluarga dimana pasangan suami istri tidak menikah, dan terdapat perkawinan

terhadap Homosexual. Orang tua tunggal dan keluarga dengan orang tua tiri untuk keluarga-

8

Page 9: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

keluarga non tradisional atau keluarga miskin atau minoritas, terdapat variasi-variasi pada

penentuan tempo dan pengurutan kajadian keluarga (Teachman et al 1987).

Bahkan dalam keluarga inti tradisional dengan dua orang tua terdapat perubahan dalam

penentuan tempo dari tahap-tahap siklus kehidupan keluarga. Jumlah dewasa muda yang

tinggal Mc Golddrick Banyak pasangan menunda menikah yang memperpendek masa

pengasuhan anak (hasil dari KB dan kerja), dan mempunyai sedikit anak. Dengan perubahan-

perubahan ini dan umur harapan hidup yang lebih lama, tedapat tahun-tahun yang cocok

dalam dua tahap terakhir siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan, dan tahap

pensiunan lansia.

2.2.3 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

Seperti individu-individu yang mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus

mereka capai agar mereka merasa puas dalam satu tahap perkembangan dan agar mereka

mampu beralih ketahap berikutnya dengan berhasil, setiap tahap perkembangan keluarga

pun mempunyai tugas-tugas perkembangan yang spesifik. Tugas-tugas perkembangan

keluarga menyatakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap

perkembangannya sehingga dapat memenuhi :

(1) kebetuhan biologis keluarga

(2) impertif budaya keluarga, dan

(3) aspirasi dan nilai-nalai keluarga (Duvall ,1977 ).

Tugas-tugas perkembangan keluarga dibangkitkan bila keluarga sebagai sebuah unit

berupaya memenuhi tuntutan dan kebutuhan anggota keluarga dan bersamaan dengan itu

pula anggota keluarga berupaya memenuhi tuntutan perkembangan mereka secara

individual.Tugas-tugas perkembangan keluarga juga diciptakan oleh tekanan-tekanan

komunitas terhadap keluarga dan anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan harapan-

harapan kelompok acuan dan masyarakat yang lebih luas.

Selain itu tugas-tugas perkembangan keluarga juga meliputi tugas-tugas spesifik

pada setiap tahap yang melekat dalam pelaksanaan lima fungsi dasar keluarga yang terdiri

dari :

9

Page 10: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

1. Fungsi afektif ( fungsi pemeliharaan kepribadian )

2. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

3. Fungsi perawatan kesehatan penyedian dan poengalokasian kebutuhan-kebutuhan

fisik dan perawatan kesehatan

4. Fungsi reproduksi

5. Fungsi ekonomi

Tantangan yang nyata bagi keluarga adalah memenuhi kebutuhan setiap anggota,

dan juga memenuhi fungsi-fungsi anggota keluarga secara umum.

2.2.4 TAHAP-TAHAP SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA INTI DENGAN DUA ORANG TUA

Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga berikut ini telah diuraikan oleh Duvall dan

Miller (1995) dan Carter dan McGoldck (1988). Tahap-tahap tersebut terdiri dari 9 tahap

siklus kehidupan keluarga.

Tahap transisi : Keluarga antara (dewasa muda yang belum kawin). Tahap ini menunjuk

kemasa dimana individu berumur 20 tahunan yang telah mandiri secara financial, dan

secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga.

a. Tugas-tugas perkembangan. Tahap ini adalah tahap “keluarga antara”. Tugas-

tugasnya bersifat individual, bukan berorientasi pada keluarga.Tiga tugas

perkembangan yang dicantumkan oleh Carter dan McGoldrick (1988):

1. Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.

2. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.

3. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan dan

financial.

b. Masalah-masalah kesehatan. Selama masa transisi ini, ada masalah-masalah yang

pribadi maupun masalah keluarga. Penggunaan keluarga berencana dan

10

Page 11: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

pengendalian kelahiran merupakan masalah dan kebutuhan utama. Penyakit-

penyakit yang ditularkan secara seksual lebih sering ditemukan dikelompok ini

(penyakit kelamin, AIDS, dll).

1. Tahap 1 : Keluarga pemula. Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya

sebuah keluarga baru.

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga pemula. Menciptakan sebuah perkawinan yang

saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, dan

keluraga berencana merupakan tiga tugas perkembangan yang penting dalam masa

ini, yaitu :

1. Pisah dari keluarga asal

2. Menjalin hubungan intim dengan teman sebaya.

3. Memberntuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan financial.

4. Membangun perkawinan yang saling memuaskan

Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah

menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang

digabungkan, peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima.

Belajar hidup bersama dalam sambil memenuhi satiap kebutuhan kepribadian yang

mendasar merupakan sabuah tugas perkembangan perkembangan yang penting.

Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat

rutinitas. Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas makan, tidur, bangun

pagi, membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari

rekreasi, dan pergi ketempat-tmpat yang menyenangkan bagi mereka berdua. Dalam

proses saling menyesuaikan diri ini, terbentuk satu kumpulan transaksi berpola dan

lalu dipelihara oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicu dan

memantau perilaku pasangannya.

11

Page 12: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

5. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

Perubahan peran dasar terjadi pada perkawinan pertama dari sebuah pasangan,

karena mereka pindah dari rumah orang tua mereka kerumah mereka yang baru.

Bersamaan dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga yaitu : menjadi

anggota keluarga dari keluarga asal masing-masing, disamping keluarga mereka

sendiri yang baru dibentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas

memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan

dengan orang tua mereka, sanak saudara, dan dengan ipar-apar mereka, karena

loyalitas utama mereka harus diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan

mereka.

b. Masalah-masalah kesehatan. Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual

dan peran perkawinan, penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan

dan konseling prenatal, dan komunikasi. Konseling semakin perlu diberikan

sebelum perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah

seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak

direncanakan, dan penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah

perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat pasangan

tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar

yang mantap.

Keluarga berencana. Keluarga berncana yang kurang diinformasikan dan kurang

efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : Morbiditas dan

Mortalitas ibu-anak, menelantarkan anak, sehat sakit orang tua, masalah-masalah

perkembangan anak, termasuk Intelegensia dan kemampuan belajar, dan

penyelisihan dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan

terinformasi meliputi membuat keputusan tentang tempat dan waktu perkawinan,

kehamilan pertama, jarak kelahiran, dan jumlah keluarga. Angka kehamilan

berencana semakin meningkat karena banyak wanita atau pasangan yang

menggunakan alat kontrasepsi. Perbedaan antara kelompok miskin dan kaya dalam

menggunakan alat kontesepsi yang efektif berhubungan dengan aksesibilitas

12

Page 13: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

pelayana (Manisoff,1977) dan ketidak tahuan tentang kehamilan dan kontresepsi

dikalangan remaja (Weat Hertley dan cartoof, 1988).

2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak. Tahap kedua dimulai dengan kelahiran

anak pertama hingga bayi berusia 3 bulan. Biasanya orangtua tergerak hatinya dengan

kelahiran anak pertama mereka, tetapi agak takut juga kekhawatiran terhadap bayi

biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai saling

mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir pada seorang

ibu baru tiba dirumah dengan bayinya setelah tinggalah dirumah sakit untuk beberapa

waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peranperan mengasyikan yang

telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan

ketidakadekuatan menjadi orang tua baru, kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-

teman, nasehat yang menimbulkan konflik dari keluarga, teman, dan para professional

perwatan yang bersifat membantu.

Masa transisi menjadi orang tua. Anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang

sangat penting dan kering merupakan krisis keluarga, sebangaiman yang digambarkan

secara konsisten padan penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini

(Crark, 1966, Hobbs dan Cole, 1976, Lee Master, 1957)untuk mengetahui bagaimana

anak yang baru lahir mempengaruhi keluarga, Lee Master (1957, dalam study klasik

tentang penyesuaian keluarga terhadap anak kelahiran pertaman, mewawancarai 64

keluarga dari kalangan kelas menengah di kota (berusia 25-35 tahun) dan

memperkirakan sejauh mana mereka dalam keadaan krisis. Masalah-masalah yang

paling lazim dilaporkan adalah :

1. Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami)

2. Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami dan istri

3. Interupsi dalam jadwal yang continiu

4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga. Setelah lahir anak pertama, keluarga

mempunyai beberapa tugas perkembangan yang penting.Tugas-tugas perkembangan

keluarga antara lain adalah :

13

Page 14: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.

2. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan keluarga.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua, kakek, dan neneknya.

Suami, istri , dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru, sementara unit keluarga

inti memperluas fungsi dan tanggung jawab. Perubahan-perubahan peran dan adaptasi

terhadap tanggung jawab orang tua yang baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu dari

pada ayah. Anak merupakan realita pada calon ibu dari pada ayah, yang merasa menjadi

seorang ayah pada saat kelahiran, tapi kadang-kadang lebih lambat dari itu (Minuchin,

1974).

b. Masalah-masalah kesehatan. Masalah-masalah utama keluarga pada tahap ini adalah

pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga,perawatan bayi yang baik,

pengenalan dan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling

perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga, dan bidang-bidang

peningkatan kesehatan umum (gaya hidup). Masalah-masalah kesehatan lain selama

periode dari kehidupan keluarga ini adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan

fasilitas-fasilitas keperawatan anak untuk ibu yang bekerja, hubungan anak dengan

orang tua, masalah-masalah pengasuh anak termasuk penyalahgunaan dan kelainan

terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang tua.

3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama mulai berusia 2,5

tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Kehidupan keluarga pada tahap ini

penting dan menuntut orang tua. Kedua orang tua banyak menggunakan waktu mereka,

karena kemungkinan besar ibu bekerja, baik bekerja paruh waktu atau bekerja penuh.

Namun menyadari bahwa orang tua adalah “arsitek keluarga”, merancang dan

mengarahkan pengembangan keluarga (Satir,1983), adalah penting bagi mereka untuk

14

Page 15: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

memperkokoh kemitraan mereka secara singkat, agar perkawinan mereka tetap hidup

dan lestari.

a. Masalah-masalah kesehatan. Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-

penyakit yang menular yang lazim pada anak dan jatuh, luka bakar, keracunan, dan

kecelakaan-kecekaan yang lain yang terjadi selama usia prasekolah. Masalah-masalah

kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara kakak adik, keluarga

berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah-masalah

pengasuhan anak seperti membatasi lingkungan (disiplin), penganiayaan dan

menelantarkan anak, keamanan dirumah, dan masalah-masalah komunikasi keluarga.

4. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah

dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.Tugas orang tua pada

masa ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan, atau lebih sederhana

membiarkan anak pergi. Orang tua yang mempunyai perhatian diluar anak mereka akan

merasa lebih mudah membuat perpisahan secara berlahan-lahan. Selama tahap ini orang

tua merasa tekanan yang luas biasa dari komunitas diluar rumah melalui system sekolah

dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anank-anak mereka

menyesuaikan diri dengan standar-standar komunitas bagi anak. Hal ini cenderung

mempengaruhi keluarga-keluraga kelas menengah untuk lebih menekankan nilai-nilai

tradisional pencapaian dan produktivitas dan menyebabkan sejumlah keluarga dari

kelas pekerja dan banyak keluarga miskin dikatakan bahrasa tersingkir dari dan konflik

dengan sekolah dan nilai-nilai komunitas.

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan

keluarga dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6 sampai 7 tahun, meskipun tahap ini

dapat lebih singka. Jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika

anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.Tujuan keluarga yang

terlalu enteng ada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga memungkinkan

tangguna jawab dan kebebasan yang lebih besar bagi remaja dalam persiapan menjadi

15

Page 16: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

dewasa muda (Duvall,1977). Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga dengan

anak ramaja bergerak sekitar perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam

batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kidwell

et al,1983) serta konflik-konflik dan krisis yang berdasarkan perkembangan

Peran,tanggung jawab,dan masalah orang tua pada anak remaja.

Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas paling sulit

saat ini. Namun demikian orang tua harus tetap tegar menghadapi ujian batas-batas

yang tidak masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam kaluarga ketika keluarga

mengalami proses “melepaskan”.

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja :

1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi

dewasa dan semakin mandiri.

2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

3. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.

Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota

keluarga khususnya semua keluarga harus membentuk perubahan system utama yaitu

membentuk peran-peran dan norma baru dan membiarkan ramaja.

Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyaimbangkan kebebasan

dengan tanggung jawab ketika ramaja matur dan semakin mandiri, orang tua harus

mengubah hubungan mereka dengan remaja puteri atau puteranya secara progresif dari

hubungan dependent yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang semakin

mandiri

Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suai istri adalah

memfokuskan kembali dalam hubungan perkawinan (Wilson, 1988)

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para

anggota keluarga khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomuniksi secara terbuka.

16

Page 17: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Karena adanya kesenjangan antar generasi komunikasi terbuka sering kali hanya

merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita.

b. Masalah-masalah kesehatan pada anak remaja. Pada tahap ini kesehatan fisik anggota

keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting.

Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti

pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Mulai dari usia 35 tahun, resiko

penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota

keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian

dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima

strategi-strategi promosi kesehatan.

6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan

rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”, ketika anak terakhir

meninggalkan rumah.Tahap ini agak singkat atau lebih panjang, tergantung berapa

banyak anak yang ada di dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah

yang masih tinggal dirumah setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi.

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga saat melepaskan anak dewasa muda :

1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan.

3. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.

Masa ini biasanya jauh lebih sulit bagi wanita darik pada pria.Pada kebanyakan

keluarga peran sentral dan abadi-abadi dalam arti bahwa peran tersebut telah

berlangsung selama 20 tahun bagi wanita adalah peran aebagai seprang ibu. Pria dalam

masa pertengahan juga menghadapi krisis perkembangan. Salah satu kemungkinan

17

Page 18: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

krisis tersebut adalah dorongan untuk maju dalam karir dengan realisasi bahwa mereka

belum berhasil dan belum mencapai aspirasi mereka.

b. Masalah-masalah kesehatan anak usia muda. Masalah utama kesehatan meliputi

masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka . Masalah-

masalah transisi peran bagi suami istri, masalah orang yang memberikan perawatan

(bagi orang lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis atau faktor–faktor

yang berpengaruh seperti tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah

tinggi. Keluarga berncana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-

masalah menopause di kalangan wanita umum terjadi.

7. Tahap VII: Orangtua usia pertengahan

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orang tua,

dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension

kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya di mulai ketika orangtua memasuki

usia 44-45 tahun berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun

kemudian.Tahun pertengahan melliputi perubahan–perubahan pada penyesuaian

perkawinan (sering kali lebih baik), pada disrtibusi kekuasaan antara suami istri (lebih

merata) dan pada peran (diferensiasi peran perkawinan meningkat) leslie dan korman,

1989. Keluarga-keluarga usia pertengahan umumnya secara ekonomi lebih baik dari

pada tahap siklus kehidupan lain (Mc Cullough dan Rutenberg 1988). Akan tetapi bagi

sejumlah pasangan. tahun–tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah–masalah

penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka

gagal membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya tidak jelas apa yang tejadi

dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga.

Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan

perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga

tahun pertengahan.

a. Tugas-tugas Perkembanga Keluarga usia pertengahan.

Pada saat anak bungsu meninggalkan rumah, banyak wanita yang menyalurkan

kembali tenaga dan hidup mereka dalam persiapan untuk mengisi rumah yang di

18

Page 19: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

tinggalkan anak-anak. Bagi sejumlah wanita krisis usia pertengahan dialami setelah

masa awal siklus kehidupan ini. Wanita berupaya mendorong anak mereka yang

sedang tumbuh agar mandiri dengan menegaskan kembali hubungan mereka dengan

anak-anak tersebut ( tidak mengusik keehidupan pribadi dan kehidupan berkeluarga

mereka. Dalam hal kerja pria mungkin mengalami frustasi dan kekecewaan yang

sama yang terdapat dalam tahap sebelumnya. Di satu pihak , pria mungkin berada

pada puncak karirnya dan tidak perlu berkerja sekeras sebelumnya atau dilaen pihak

mereka mungkin merasa pekerjaan mereka bersifat monoton setelah 20 -30 tahun

menekuni pekerjaan yang sama. Karena secara tradisional bekerja merupakan peran

sentral bagi pria dalam hidup, penggalaman ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini

amat mempengaruhi tingkat stress dan status kesehatan umum.

Tugas perkembangan yang kedua berkaitan dengan upaya melestarikan hubungan

yang penuh arti dan memuaskan antara orang tua yang lanjut usia dengan anak-anak.

Dengan menerima dan menyambut cucu–cucu mereka kedalam keluarga dan

meningkatkan hubungan antargenerasi, tugas perkembangan ini dapat

mendatangkan pengghargaan yang tinggi. Tugas perkembangan ini memungkinkan

pasangan usia terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagian

yang berasal dari posisi sebagai kakek nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang

tua selama 24 jam.

Tugas perkembangan ketiga yang hendak dibahas disini adalah tugas

perkembangan untuk memperkokoh hubungan perkawinan. Sekarang pasangan

tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun–tahun dikelilingi oleh anggota

keluarga dan hubungan-hubungan. Bagi pasangan yang mengalami masalah,

tekanan hidup yang menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan

kebahagiaan perkawinan melainkan menimbulkan kebohongan.

b. Masalah-masalah kesehatan usia pertengahan. Masalah kesehatan yang di sebut

dalam seluruh deskripsi tahap siklus kehidupan ini meliputi:

1. Kebutuhan promosi kesehatan istirahat yang cukup , kegiatan waktu luang dan tidur,

nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur, pengurangan berat badan hingga

19

Page 20: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan

alcohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.

2. Masalah –masalah hubungan perkawinan.

3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar dan cucu dan orang tua yang

berusia lanjut.

4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan membantu perawatan orang tua yang

lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.

8. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.

Beberapa orang merasa menyedihkan sementara yang laen merasa hal ini merupakan

tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumber-

sumber financial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan

status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit umumnya

memiliki moral yang rendah, dan kesehatan fisik yang buruk sering merupakan

anteseden penyakit mental dikalangan lansia. Sebaliknya lansia yang menjaga

kesehatan mereka tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai

menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua yang substansial dan senantiasa

berpikir positif terhadap kehidupan ini .

Sikap Masyarakat Terhadap Lansia

Sikap kita terhadap penuaan dan lansia, meskipun masih negative tampaknya mulai

berubah. Studi-studi belakangan ini yang dilakukan untuk meneliti sikap masyarakat

terhadap lansia telah mengakui bahwa lansia dipandang secara positif.

Kehilangan-kehilangan yang lazim bagi lansia dan keluarga. Karana proses menua

berlangsung dan masa pensiun menjadi suatu kenyataan, maka ada berbagai macam

stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-

pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi:

20

Page 21: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

1. Ekonomi. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secara substansial,

mungkin kemudian menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi.

2. Perumahan. sering pindah ketempat tinggal yang lebih kecil dan kemudian dipaksa

pindah ketatanan institusi.

3. Sosial. Kehilangan (kematian) saudaranya, teman-teman dan pasangan .

4. Pekerjaan. keharusan pensiun dan hilangnya peran dalam pekerjaan dan perasaan

produptipitas.

5. Kesehatan. menurunnya fungsi fisik, mental dan kognitif, memberikan perawatan

bagi pasangan yang kurang sehat.

Pensiun. Pensiun membutuhkan resosialisasi terhadap peran-peran baru dan gaya hidup

baru, akan tetapi perubahan macam apa yang di kehendaki, benar-benar tidak jelas

karena peran dan norma-norma bagi lansia adalah ambigu. Wanita yang benar-benar

terpikat dengan peran sebagai ibu dan suami atau dan atau istri yang terlibat penuh

dalam pekerjaan mereka di prediksi memiliki derajat kesulitan penyesuaian yang paling

tinggi. Dalam kasus apa saja pensiun menuntut modifikasi peran dan merupakan saat

terjadinya penurunan harga diri, pendapatan, status dan kesehatan, paling tidak untuk

sementara. Tapi meskipum timbul tuntutan-tuntutan dan kehilangan-kehilangan yang

baru ini, kebanyakan lansia melaporkan sikap positif terhadap pensiun.

a. Tugas-tugas perkembangan keluarga. Memelihara pengaturan kehidupan yang

memuaskan merupakan tugas paling penting dari keluarga-keluarga lansia. Salah

satu mitos tentang lansia adalah bahwa dorongan seks dan aktivitas seksual mungkin

tidak ada lagi (atau tidak boleh ada). Akan tetapi sebuah riset memperlihatkan

kebalikannya. Studi-studi semacam ini menemukan bahwa meskipun terjadi

penurunan kapasitas seksual segera perlahan-lahan namun keinginan dalam kegiatan

seksual terus ada bahkan meningkat. Sehat sakit kadang-kadang menurunkan

dorongan seksual tapi biasanya menurunya aktivitas seksual di sebabkan oleh

masalah-masalah sosioemosional. Di bandingkan dengan kelompok muda lansia

menyadari kematian sebagai bagian dari proses kehidupan yang normal.sebuah studi

21

Page 22: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

menyatakan bahwa hanya 3 dari 80% pasien lansia yang merasa sulit untuk

membicarakan kematian.

b. Masalah-masalah kesehatan. Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan

fisik, sumber-sumber finansial yang tidak memadai, isolasi social, kesepian dan

banyak kehilangan laiinya yang di alami oleh lansia menunjukkan adanya

kerentanan psikofisiologi dan lansia. Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara

luas dan menimbulkan banyak masalah yang berkaitan dengan penuaan (lemah,

bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa lagi).

2.3 TEORI SISTEM

Tiga teori utama yaitu teori pekembangan, teori struktural fungsional, dan teori

sistem umum digunakan dalam untuk merumuskan bidang-bidang pengkajian keluarga dan

pertanyaan–pertanyaan pengkajiaan keluarga. Teori-teori menyakinkan oleh sejumlah

bidang dan beberapa bidang substanti yang menyesuaikan model tersebut sebagai kerangka

kerja pengatur. Penggunaan teori sistem telah diterima secara luas dalam begitu banyak

bidang seperti sistem pendidikan, teori permainan, ilmu computer, sistem perekayasaan,

sibernetika, dan bidang–bidang komunikasi dan informasi.

Teori sistem membentuk dasar konseptual bagi “sistem berfikir “ atau untuk bekerja

dengan sistem keluarga sebagai klien, bukan klien individual, pengaruh dari sistem teori

kemungkinan besar merangsang kebanyakan upaya–upaya untuk mencapai sesuatu

pemahamaan yang sistematis terhadap keluarga bersalah dan normal.

2.3.1 KONSEP DAN DALIL SISTEM

Von bertalanffy (1950), seorang biologi, ia terkenal dengan gambaran teori sistem

umum yang pertama dalam biologi dan fisika, meskipun sebelumnya dan bersamaan dan

publikasi–publikasi pertama dari bertalanffy telah ada sosiolog–sosiolog yang telah

mengambarkan teori sistem ini–sistem social ( person, 1951 ); dalam melihat tngkah laku

manusia, perilaku induvidu, keluarga, atau keseluruhan masyarakat penndekatan sistem

merupakan sebuah “payung” berharga yang di bawahnya berbagai perspektif teoritis ukuran

menegah dapat diklasifikasikan seperti prespektif ekologis, teori komunikasi keluarga, teori

tambang pemeroses informasi dan teori adaptasi. Teori sistem merupakan suatu cara untuk

22

Page 23: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

menjelaskan sebuah unit, keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berintraksi

dengan sistem yang lain. Teori ini organisasisonal yang lebih memiliki kaitan dengan studi

dan gambaran tenmtang cara bagaimana hal–hal berkaitan satu sama lain, bukan sekedar

menganalisa hal – hal itu sendiri (braden, 1984).

2.3.1.2 Definisi Konsep

Tiga sumber utama yang digunakan adalah teori–teori tentang sisstem umum, teori

sistem social dan sistem parson, (1951) dan teori–teori sistem keluarga dan bidang terapi

keluarga. Sistem, sebuah sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang di

arahkan pada tujuan di bentuk dari bagian–bagian yang berintraksi dan bergantungan

satu dengan lainya yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu, sistem ini bersama

lingkungan, membentuk suatu ”bidang yang luas” yakni totalitas yang harus di pelajari

dalam sistuasi tertentu.

1. Sistem social. Suatu sistem social adalah suatu model organisasi social ; sistem social

merupakan suatu sistem yang hidup, yang memiliki suatu unit yang berbeda–beda

dengan bagian–bagian komponennya dapat dibedakan dari lingkungannya oleh suatu

batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955) mendefinisikan suatu

sistem social sebagai suatu sistem yang terdiri dari peran–peran social yang diikat oleh

intraksi dan saling ketergantungan atau sama lain (Anderson dan carter, 1974).

2. Sistem terbuka, sistem yang dicirikan oleh tingkat intraksi sistem tersebut dengan

lingkungan sekitarnya, sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan

yang dengannya, sistem tersebut berintraksi yang darinya sistem terbuka tersebut

memberikan keluaran, interaksi lingkungan sangat penting bagi keberlangsungan hidup

sistem tersebut (buckley, 1967). Berdasarkan sistem ini, semua sistem yang hidup adalah

sistem terbuka.

3. Sistem tertutup secacra teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengan sistem

terbuka, Sistem ini tidak berintraksi dengan lingkungan, sebuah sistem terbuka adalah

sebuah unit yang selfcomplete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung

kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus menerus.

23

Page 24: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

2.3.2.2 Definisi Kesehatan Keluarga

Konsep-konsep keluarga dan dalil-dalil tentang system yang mendasar yang akan

diaplikasikan system fokal dari teks ini adalah keluarga. Keluarga didefinisikan sebagai

suatu system sosial yang hidup. Kelurga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri

dari individu-individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling

tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-

tujuan. Salah satu sifat penting dari keluarga sebagai suatu system terbuka

nonsumativitas (kesatuan), yang berarti bahwa keluarga tidak bias di anggap semata-

mata sebagai jumlah dari bagian-bagiannya. Dengan kata lain, penilaian terhadap unit

tidak dapat didasarkan atas pengetahuan tentang setiap anggota keluarga atau rangkaian

hubungan-hubungan (Wright dan Leahey, 1984). ‘’Sistem-sistem keluarga memiliki

kekhasan penting,” (Harman dan Laird, 1983). Yang dimaksud dengan ini adalah bahwa

keterkaitan komponen-komponen satu sama lain dalam system kelurga menjadi

penyebab adanya sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik baru yang merupakan suatu

fungsi dari keterkaitan tersebut.

Sistem Keluarga Terbuka,Tertutup, dan Acak

Dalam keluarga terbuka, pertukaran informasi, sahabat, dan aktivitas-aktivitas

bersifat ekstensif. Keluarga yang terbuka mau menerima gagasan-gagasan, informasi,

teknik-teknik, dan kesempatan-kesempatan, serta sumber-sumber.

Keluarga yang terbuka adalah keluarga yang memandang perubahan sebagai

suatu yang normal dan sangat dikehendaki, dan memandang orang sebagai

makhluk yang memiliki sifat-sifat yang baik dan suka menolong yang dibawa

sejak lahir dan karenanya manusia dicari dan dibutuhkan. Keluarga yang

merangkul komunitas yang lebih luas dan berinteraksi secara intensif. Batas-batas

dari keluarga yang terbuka jauh lebih mudah ditembus daripada keluarga

tertutup.

24

Page 25: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

Sebaliknya keluarga tertutup memandang perubahan sebagai sesuatu yang

membahayakan. Orang-orang asing secara potensial dipandang berbahaya atau

paling tidak dipercayai. Keluarga-keluarga yang tertutup yakin bahwa sifst-sifat

manusia yang negative merupakan suatu fakta dasar kehidupan sehingga manusia

perlu diawasi secara ketat, dengan demikian, hubungan-hubungan perlu diatur

dengan kekuatan dan dalam keuarga terdapat control social yang ekstensif. Tipe

keluarga ini bersifat kaku, sebagai akibatnya, hal-hal dan kejadian-kejadian ada

dalam keluarga yang tertutup tetap konstan adalah dan tetap dapat diprediksi.

Stabilitas dan tradisi merupakan inti dari tujuan keluarga yang tertutup (Kantor

dan Lehr 1975).

Tipe ketiga keluarga yang digambarkan oleh Kantor dan Lehr adalah keluarga

acak. Mudah sekali mengingat tipe keluarga ini karena tipe ini berlawan dengan

tipe keluarga tertutup dalam hubungan dengan control social keluarga dan

kakunya keluarga terhadap perubahan. Padahal, waktu, aktivitas-aktivitas, dan

rutinitas keluarga benar-benar di atur dan dikontrol secara ketat dalam keluarga

yang tertutup, persis berlawanan dengan tipe keluarga yang bersifat acak. Tipe

keluarga ini merupakan tipe yang sangat energik, yang menghargai spontanitas,

pilihan bebas, dan norma yang longgar dan tantangan (Mercer,1989).

Subsistem Keluarga

Keluarga merupakan sebuah subsistem kepribadian-kepribadian yang saling berinteraksi

dan diatur secara rumit dalam berbagai posisi, peran dan norma yang selanjutnya

diorganisir dalam subsistem-subsistem dalam keluarga tersebut. Akan tetapi, subsistem

keluarga, semata-mata menunjukkan pada subsistem-subsistem yang dibahas di sini.

Anggota keluarga, termasuk dalam beberapa subsistem, di mana mereka memiliki

kekuatan dan belajar peran-peran yang berdasarkan berbeda-beda. Misalnya seorang

wanita dewasa dapat menjadi seorang anak perempuan, istri dan seoarang kakak

perempuan. Masing-masing peran tersebut terdiri dari berbagai hubungan pelengkap dan

penggunaan serangkaian perilaku yang beraneka ragam (Minuchi,1974). Subsistem

Keluarga didasarkan pada beberapa rangkaian hubungan dalam keluarga ;

25

Page 26: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

1. Subsistem Pasangan

Subsistem tradisional terbentuk ketika dua orang dewasa berlainan jenis kelamin

sepakat untuk hidup bersama dengan tujuan-tujuan utama saling menolong dan

memenuhi kebutuhan cinta dan seksual satu sama lain.

2. Subsistem Orangtua-Anak

Subsistem orangtua-anak meliputi orang dan hubungan keduanya dengan anak-

anaknya.

3. Subsistem Sibling

Dengan keluarga anak-anak berikutnya, subsistem kakak-adik menjadi

kenyataan. Sebagaimana hanya anak tunggal yang menyatakan bahwa,

mempunyai seorang saudara / saudari merupakan hal yang penting.

26

Page 27: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kerangka kerja konseptual melandasi terbentuknya teori keperawatan keluarga.

Teori keperawatan keluarga dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi

dalam praktik perawatan keluarga, serta dapat dikembangkan dalam bentuk riset dan praktis.

Pada sebuah fenomena dalam tatanan nyata pelayanan keperawatan keluaraga, perawat

dapat menggunakan beberapa teori sebagai alternatif pemecahan masalah seperti

menggunakan teori Analisa struktur fungsional cenderung mengemukakan suatu pandangan

terhadap keluarga yang bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori sistem

umum menangani perubahan dari waktu kewaktu lebih baik. Disamping itu, suatu perspektif

struksional fungsional meminimalkan perlunya pertumbuhan, perubahan, dan

ketidakseimbangan dalam keluarga, sementara itu sebuah teori sistem-sistem umum

menerangkan proses-proses ini lebih lengkap dan meyakinkan.

3.3 SARAN

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam dunia keperawatan, sangat penting

bagi perawat untuk memahami bahkan harus dapat menerapkan model konseptual dan teori-

teori keperawatan keluarga. Asuhan keperawatan yang dilaksanakan hendaknya disesuaikan

dengan teori-teori yang dipahami oleh perawat sehingga dapat memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

27

Page 28: TEORI STRUKSIONAL FUNGSIONAL

DAFTAR PUSTAKA

M. Friedman, Marilyn. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Ed.3. 1995. Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta.

28