TEORI PEMASARAN
Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara
paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif
(Hasyim, 1994).Dalam pemasaran terjadi suatu aliran barang dari
produsen ke konsumen dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran.
Seluruh lembaga perantara pemasaran memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan saluran pemasaran, karena jika terdiri
dari rantai pemasaran yang panjang, maka biaya pemasaran yang
dikeluarkan menjadi lebih besar.
Menurut Assauri (1996), pemasaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena
pemasaran merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali
ke dalam perusahaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil
operasi perusahaan sangat ditentukan oleh bidang pemasaran.
Pencapaian keuntungan usaha perusahaan sangat ditentukan oleh
kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan dengan harga yang
menguntungkan.
Semua kegiatan ekonomi, tidak terkecuali pemasaran, juga
menghendaki adanya efisiensi. Menurut Mubyarto (1989), sistem
pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat, yaitu:(1)
Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen
dengan biaya serendah mungkin.(2) Mampu mengadakan pembagian yang
adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada
semua pihak yang telah ikut serta di dalam kegiatan produksi dan
kegiatan pemasaran komoditas tersebut.Pengertian adil disini adalah
perbandingan antara pengorbanan yang dikeluarkan dan keuntungan
yang diperoleh setiap komponen pemasaran berada dalam
keseimbangan.
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Menurut Nitisemito (1981) dalam Hasyim (2003), pemasaran adalah
semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau
jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud
untuk menciptakan permintaan efektif. Menurut Soekartawi (2002),
biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemasaran, meliputi biaya pengangkutan, biaya sortir, biaya
pengemasan, dan biaya tenaga kerja yang digunakan. Makin efisien
pemasaran yang dilakukan, makin kecil biaya pemasaran yang
dikeluarkan. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lain
disebabkan oleh : (a) macam komoditi, (b) lokasi pemasaran, (c)
macam lembaga pemasaran dan (4) efektivitas pemasaran yang
dilakukan.
Menurut Soekartawi (2002), untuk melakukan analisis terhadap
sistem atau organisasi pasar dapat dilakukan dengan model S-C-P
(structure, conduct dan performance). Pada dasarnya, sistem atau
organisasi pasar dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen, yaitu
:a. Struktur pasar (market structure), merupakan gambaran hubungan
antara penjual dan pembeli yang dilihat dari jumlah lembaga
pemasaran, diferensiasi produk, dan kondisi keluar masuk pasar
(entry condition). Struktur pasar dikatakan bersaing bila jumlah
pembeli dan penjual banyak, pembeli dan penjual hanya menguasai
sebagian kecil dari barang yang dipasarkan sehingga masing-masing
tidak dapat mempengaruhi harga pasar (price taker), tidak ada
gejala konsentrasi, produk homogen, dan bebas untuk keluar masuk
pasar. Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna terjadi pada
pasar monopoli (hanya ada penjual tunggal), pasar monopsoni (hanya
ada pembeli tunggal), pasar oligopoli (ada beberapa penjual), dan
pasar oligopsoni (ada beberapa pembeli).b. Perilaku pasar (market
conduct) merupakan gambaran tingkah laku lembaga pemasaran dalam
menghadapi struktur pasar, untuk tujuan mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya, yang meliputi kegiatan pembelian, penjualan,
penentuan harga, serta siasat pasar, seperti potongan harga,
penimbangan yang curang, dan lain-lain.c. Keragaan pasar (market
performance) merupakan gambaran gejala pasar yang tampak akibat
interaksi antara struktur pasar (market structure) dan perilaku
pasar (market conduct). Interaksi antara struktur dan perilaku
pasar cenderung bersifat kompleks dan saling mempengaruhi secara
dinamis. Untuk menganalisis keragaan pasar digunakan beberapa
indikator, yaitu :(1) Saluran pemasaranSaluran pemasaran merupakan
suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
perantara dan akhirnya sampai ke konsumen. Pada pemasaran komoditas
pertanian sering dijumpai adanya rantai pemasaran yang panjang yang
melibatkan banyak pelaku pemasaran. Hanafiah dan Saefuddin (1986),
menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran yang dilalui
tergantung dari beberapa faktor, yaitu jarak antara produsen dan
konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala produksi, dan posisi
keuangan pengusaha.
Kotler (1991) menggambarkan panjangnya saluran pemasaran dengan
membagi saluran pemasaran dalam beberapa tingkatan, yaitu:(a)
Saluran nol tingkat Saluran ini disebut pula saluran pemasaran
langsung yang terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung
kepada konsumen. Tiga cara penting dalam saluran ini adalah
penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan
lewat toko perusahaan.(b) Saluran satu tingkatSaluran ini mempunyai
satu perantara penjualan. Pada pasar konsumen, perantara sekaligus
merupakan pengecer.(c) Saluran dua tingkatSaluran ini mempunyai dua
perantara. Pada pasar konsumen, grosir atau pedagang besar
sekaligus sebagai pengecer.(d) Saluran tiga tingkatSaluran ini
mempunyai tiga perantara, misalnya dalam industri pengalengan buah.
Dalam industri ini, seorang pemborong biasanya berada di tengah
antara grosir dan pengecer. Pemborong membeli dari grosir dan
menjual ke pengecer kecil yang biasanya tidak dilayani oleh
pedagang kelas kakap.
(2) Pangsa produsenPangsa produsen atau producer share (PS)
bertujuan untuk mengetahui bagian harga yang diterima petani
(produsen). Apabila PS semakin tinggi, maka kinerja pasar semakin
baik dari sisi produsen. Pangsa produsen dirumuskan sebagai:
(17)
di mana: Ps = Bagian harga onggok yang diterima petani
(produsen) Pf = Harga onggok di tingkat petani (produsen) Pr =
Harga onggok di tingkat konsumen
(3) Marjin Pemasaran dan Rasio Profit Marjin
Secara umum, marjin pemasaran adalah perbedaan harga suatu
barang yang diterima produsen dengan harga yang dibayar konsumen.
Untuk melihat efisiensi pemasaran melalui analisis marjin dapat
digunakan sebaran rasio marjin keuntungan atau rasio profit marjin
(RPM) pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses
pemasaran. Rasio margin keuntungan adalah perbandingan antara
tingkat keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan
oleh setiap lembaga pemasaran yang bersangkutan.
Menurut Saefuddin (1983) dalam Susanto (2007), semua kegiatan
ekonomi, termasuk pemasaran, menghendaki adanya efisiensi. Kriteria
yang dapat digunakan sebagai indikator efisiensi pemasaran ada
empat macam, yaitu (1) marjin pemasaran, (2) harga pada tingkat
konsumen, (3) tersedianya fasilitas fisik dan pemasaran, dan (4)
tingkat persaingan pasar. Namun, indikator marjin pemasaran lebih
sering digunakan karena melalui analisis marjin pemasaran dapat
diketahui tingkat efisiensi operasional (teknologi) serta efisiensi
harga (ekonomi) dari suatu pemasaran.Secara matematis, perhitungan
marjin pemasaran dirumuskan sebagai :mji = Psi Pbi atau mji = bti +
i ..(18)Total marjin pemasaran dalam saluran pemasaran tertentu
dirumuskan sebagai:Mji = mji (19)
Penyebaran marjin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase
keuntungan terhadap biaya pemasaran (Ratio Profit Margin/RPM) pada
masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan sebagai :
RPM = (20)
di mana : mji= Marjin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Mji=
Total marjin pada satu saluran pemasaran ke-i Psi = Harga jual pada
lembaga pemasaran tingkat ke-i (i=1,2,3, ......., n) Pbi = Harga
beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i bti = Biaya pemasaran
lembaga pemasaran tingkat ke-i i = Keuntungan lembaga pemasaran
tingkat ke-i Pr = Harga pada tingkat konsumen Pf = Harga pada
tingkat petani (produsen)
(4) Korelasi Harga
Hubungan antara harga yang diterima petani produsen dengan harga
yang dibayar konsumen akhir merupakan fungsi linier, dan melalui
nilai korelasi (r) dapat diketahui struktur pasar yang ada.
Koefisien korelasi harga memberikan petunjuk mengenai derajat
integrasi antar tingkat pasar, atau sampai seberapa jauh
pembentukan harga suatu komoditi pada suatu tingkat lembaga
pemasaran dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga lainnya.
Pengukuran efisiensi pemasaran melalui analisis struktur pasar,
perilaku pasar dan keragaan pasar dapat diketahui melalui analisis
regresi dan korelasi serta elastisitas transmisi harga.
Koefisien korelasi harga, secara matematis dapat dituliskan
sebagai :r = ..........(21)
di mana :r= koefisien korelasi hargan= jumlah pengamatanPr=
harga yang diterima oleh pedagang akhirPf= harga yang diterima oleh
produsen
(5) Elastisitas transmisi harga
Analisis pemasaran selanjutnya adalah analisis elastisitas
transmisi harga atau nisbah perubahan nilai dari harga konsumen
dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini
menggambarkan sejauh mana dampak dari perubahan harga barang di
satu tempat/tingkat terhadap perubahan harga barang tersebut di
tempat/tingkat lain. Transmisi harga diukur melalui regresi
sederhana di antara dua harga pada dua tingkat pasar, dan
selanjutnya dihitung elastisitasnya. Elastisitas transmisi harga
dirumuskan sebagai :
atau ...................... (22)Harga mempunyai hubungan linier,
di mana Pf merupakan fungsi dari Pr yang secara matematis
dirumuskan sebagai :Pf = a + b Pr ............. (23)Dari persamaan
(22) dan (23) dapat diperoleh bahwa: atau ...............
(24)sehingga Et ........... (25)di mana : Et = Elastisitas
transmisi harga = Diferensiasi atau turunan Pf = Harga rata-rata di
tingkat petani (produsen) Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen
a = Konstanta atau titik potong b = Koefisien regresi
Kriteria pengukuran yang digunakan pada analisis elastisitas
transmisi harga adalah (Hasyim, 2003):(a). Jika Et = 1, berarti
laju perubahan harga di tingkat konsumen akhir sama dengan laju
perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini berarti bahwa pasar
yang dihadapi oleh seluruh pelaku tataniaga adalah bersaing
sempurna, dan sistem tataniaga yang terjadi sudah efisien.(b). Jika
Et < 1, maka laju perubahan harga di tingkat konsumen akhir
lebih kecil daripada laju perubahan harga di tingkat produsen.
Pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak
bersaing sempurna.(c). Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga
di tingkat konsumen akhir lebih besar dibandingkan dengan laju
perubahan harga di tingkat produsen. Keadaan ini bermakna bahwa
pemasaran yang berlaku belum efisien dan pasar yang dihadapi oleh
pelaku tataniaga adalah pasar bersaing tidak sempurna.
Teori Pemasaran
I. Latar Belakang
Adapun alasan yang merupakan latar belakang kami adalah agar
para mahasiswa dapat mengetahui mengenai Pemasaran, baik itu
pengertian, konsep-konsep, lingkungan pemasaran, cara menetapkan
harga suatu barang, maupun sistem sistem pemasaran yang ada, sebab
melihat bahwa pemasaran suatu barang merupakan hal yang penting
dalam menjual suatu produk barang maupun jasa.
II. Pembahasan MasalahPengertian PemasaranPemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensialJadi tugas manajer pemasaran disini
ialah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat
membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengertian dari
Manajemen Pemasaran itu sendiri :Manajemen Pemasaran adalah
analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program
yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran (Target Buyer)
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya.Jad,
manajemen pemasaran berusaha untuk meempengaruhi tingkat pemilihan
waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa, sehingga membantu
organisasi dalam usaha mencapai tujuanKonsep-Konsep Dalam
PemasaranKegiatan Pemasaran dalam suatu perusahaan harus
dorganisasikan secara terpadu serta memerlukan suatu pelaksanaan
manajemen pemasaran yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan
kesejahteraan lingkungan. Untuk mendukung hal tersebut, secara umum
terdapat 5 konsep pemasaran :1. Konsep ProduksiKonsumen akan
menyukai produk yang tersedia selaras dengan kemampuannya. Oleh
karna nya, manajemen harus berupaya untuk meningkatkan efisiensi
produksi dan distribusi.2. Konsep ProdukKonsumen akan menyukasi
produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik serta
keistimewahan yang menonjol. Adapun pelaksanaan konse produk ini
memerlukan syarat :a. Konsumen membeli produ tidak hanya sekedar
memenuhi kebutuhannyab. Konsumen menaruh perhatian pada kualitas
produkc. Konsumen mengetahui tinggi rendahnya kualitas dan
perbedaan dalam penampilan daantara berbagai merk barang lain yang
sejenisd. Konsumen bersedia membayar pada harga yang layak sesuai
dengan kualitas barang3. Konsep PenjualanKonsumen tidak akan
membeli cukup banyak produk, kecuali jika produsen mengupayakan
promosi dan penjualan yang agresif. Konsep ini memiliki dasar
pikiran : Tugas utama produsen adalah mencapai volume penjualan
yang setinggi-tingginya Konsumen harus didorong untuk membeli
dengan berbagai cara peningkatan penjualan Konsumen mungkin akan
melakukan pembelian lagi dan kalaupun tidak, masih ada konsumen
yang lainKonsep penjualan ini akan berhasil jika dipenuhi kondisi
sebagai berikut : Pembeli mengetahui bahwa kata-kata oenjual tidak
sepenuhnya benar Pembeli yang kecewa atas produk dengan cepat
melupakan kekecewaannya Pembeli yang kecewa tidak akan mengadu ke
Lembaga Konsumen dan tidak memberitahukan kekecewaannya kepada
calon pembeli yang lain Jumlah calon pembeli cukup banyak, sehingga
penjual tidak perlu menciptakan pelanggan4. Konsep PemasaranKunci
keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran, serta pemberian
kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada yang dilakukan
oleh pesaingnya.Dasar pemikiran dalam Konsep Pemasaran yaitu :a.
Pemuasan keingnan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas
perusahaanb. Untuk memuaskan keinginan konsumen tersebut,
diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pola
keinginan pembelic. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus
ditempatkan di bawah kontrol pemasaran yang terintegrasid. Kepuasan
konsumen akan dapat menibulkan loyalitas dan kesan baik dari
pembeli5. Konsep Pemasaran KemasyarakatanTugas perusahaan adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada yang
diberikan oleh pesaing-pesaing perusahaan sedemikian rupa sehingga
dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan
masyarakat.LINGKUNGAN PEMASARANLingkungan pemasaran suatu bisnis
terdiri dari para pelaku dan kekuatan yang berasal dari luar fungsi
manajemenpemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen
pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang
sukses dengan para pelanggan sasaran.Lingkungan yang mempengaruhi
kinerja manajemen perusahaan :Kepuasan KonsumenDalam jangka
panjang, kepuasan konsumen merupakan hal yang menguntungkan
perusahaan. Kepuasan konsumen akan diperoleh apabila perusahaan
pandai dalam mengadakan penelitian konsumen serta menentukan
strategi pemasaran yang tepat.PasarPasar adalah orang orang yang
mempunyai kenginan untuk puas, mempunyai uang untuk berbelanja dan
mempunyai kemauan untuk membelanjakannya.Segmentasi Pasar Pembedaan
produkTerjadi apabila terdapat suatu faktor yang dapat membedakan
antara barang yang satu dengan barang yang lain, sehingga selera
konsumen akan berbeda
Segmentasi PasarTindakan membagi suatu pasar yang bersifat
heterogen ke dalam satuan satuan pasar yang bersifat homogenJadi
perusahaan dapat emusatkan kegiatan pemasarannya pada segmen-segmen
pasar yang dipilih. Masing-masing segmen tersebut bersifat homogen.
Syarat untuk mengadakan segmentasi pasar:a. Dapat DiukurSejauh mana
besarnya pasar dan daya beli segmen ini dapat diukur. Variabel
segmentasi tertentu adalah susah diukur.b. Dapat TerjangkauSampai
sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayanic.
BesarnyaSejauh mana segmen ini cukup menguntungkan.Sebuah segmen
haruslah kelompok homogen sebesar mungkin yang sejalan dengan
program pemasarand. Dapat DilaksanakanHal ini merupakan ukuran
seberapa jauh program-program yang efektif dapat dirancang untuk
menarik segmen pasarStrategi PemasaranMasyarakat selaku konsumen
pembeli perumahan tidak dengan begitu saja membeli rumah tanpa
mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti produk,
harga, lokasi, promosi (Kotler & Amstrong 1997). Selain itu,
dalam sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya
berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti
pula oleh tahap perilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada
tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang
baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang
lain (Bayus dalam Kotler et al. 1996).Konsumen perumahan mewah
selain membeli untuk tinggal, mereka juga mengharapkan adanya
pencapaian kepuasan (Property 2000). Oleh karena itu, di dalam
memasarkan perumahan mewah, para pengembang harus mampu menciptakan
kepuasan bagi para konsumennya.Untuk mampu menciptakan kepuasan
konsumen tersebut, para pengembang perlu memiliki suatu strategi
pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi
pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing
yang digunakan untuk melayani pasar sasaran (Tull & Kahle dalam
Tjiptono 1997).Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu
mendukung dalam memasarkan perumahan untuk menciptakan kepuasan
konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran pemasaran) yang
dapat meliputi product, price, promotion, dan physical evidence
(Pawitra 1993). Dengan demikian, faktor yang ada dalam bauran
pemasaran merupakan variabel-variabel yang diharapkan mampu
menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain
variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen
dalam membeli suatu produk.Pembangunan perumahan untuk kelompok
masyarakat menengah ke atas cenderung dilakukan oleh para
pengembang swasta, dimana mereka lebih menekankan pada profit
orientied. Untuk mencapai tujuan tersebut, penekanan pada daya
tarik bentuk rumah yang mereka bangun lebih diutamakan. Hal
tersebut dilakukan dengan menggunakan para konsultan pembangunan
perumahan, sehingga perumahan yang mereka bangun mampu menghasilkan
bentuk yang menarik konsumen untuk membelinya. Sedangkan beberapa
hal seperti konstruksi, sarana jalan, saluran, dan
fasilitas-fasilitas umum yang seharusnya ada dalam kompleks
perumahan yang mereka bangun, cenderung diabaikan. Dengan demikian,
ketidakpuasan konsumen mungkin akan muncul setelah membeli rumah
yang dipasarkan oleh para pengembang.Bertitik tolak pada paparan
yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pola pemikiran yang
berkembang dalam pembelian rumah di era sekarang ini, terutama
untuk rumah kelas menengah ke atas adalah bahwa rumah tidak hanya
sebagai tempat berlindung, namun juga berfungsi sebagai tempat
tinggal yang nyaman, sehat, bahkan estetika menjadi bahan
pertimbangan mereka dalam pembelian rumah. Dengan demikian, para
pengembang harus mampu memberikan pelayanan yang optimal untuk
memberikan kepuasan pada konsumennya. Oleh karena itu, selain
faktor teknis, para pengembang perlu mengetahui dan mengerti
mengenai prilaku konsumen dalam memasarkan produknya. Karena dengan
mempelajari perilaku konsumen para pengembang akan banyak
memperoleh informasi tentang keterlibatan konsumen secara langsung
dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan sekaligus menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini
(Engel, Well, & Miniard 1994).Pengertian pemasaran yang
berkaitan dengan produk berupa real estate dan property adalah
suatu kegiatan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
akan rumah tinggal dan atau ruang usaha, dengan cara pengalihan hak
atas produk tersebut dari perusahaan kepada konsumen melalui proses
pertukaran ( Santoso 2000).Marketing mix (bauran pemasaran)
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan pemasaran dalam pasar sasaran (Kotler 1999). Secara umum,
bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang
mengintegrasikan produk (product), harga (price), promosi
(promotion), dan distribusi (place), dimana kesemuanya itu
diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal
atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan pada para
konsumen.Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4-P
tersebut berkembang. Pawitra (1993) menegaskan bauran pemasaran
meliputi 7-P yaitu product, place, price, promotion, participant,
physical evidence dan process. Sedangkan Payne (1993) menyatakan
bauran pemasaran terdiri dari product, place, price, promotion,
people, processes dan provision of consumer service.Berdasarkan
beberapa penjelasan tersebut, maka bauran pemasaran dapat meliputi
produk, harga, lokasi, promosi, dan bukti fisik.Sebuah proses
pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan
terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap
perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang
luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang
besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di
perusahaan yang sama di masa datang. Konsumen yang merasa puas
cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan
perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Oleh karena itu,
pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik (Bayus dalam Kotler
et al. 1996).Kotler (1999) memandang kepuasan sebagai fungsi dari
seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja
yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk
lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Jika ia sesuai
harapan, pembeli akan puas dan jika ia melebihi harapan, pembeli
akan sangat puas. Perasaan konsumen setelah membeli produk akan
membedakan apakah mereka akan membeli kembali produk tersebut dan
membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
tentang produk tersebut pada orang lain.Harapan konsumen terbentuk
berdasarkan pesan yang diterima dari penjual, teman, dan
sumber-sumber informasi lainnya. Apabila penjual melebih-lebihkan
manfaat suatu produk, konsumen akan mengalami harapan yang tak
tercapai (disconfirmed expectation), yang akan menyebabkan
ketidakpuasan. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja
yang dihasilkan suatu produk, akan semakin besar ketidakpuasan
konsumen.Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan
tindakan yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, Singh dalam
Tjiptono (1997) menyatakan ada tiga kategori tanggapan atau
komplain terhadap ketidakpuasan, yaitu :a. Voice responseKategori
ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan/atau
meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan. Bila
pelanggan melakukan hal ini, maka perusahaan masih mungkin
memperoleh beberapa manfaat. Pertama, pelanggan memberikan
kesempatan sekali lagi kepada perusahaan untuk memuaskan mereka.
Kedua, resiko publisitas buruk dapat ditekan, baik publisitas dalam
bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, maupun melalui koran/media
massa. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah ketiga, memberi
masukan mengenai kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki
perusahaan. Melalui perbaikan (recovery), perusahaan dapat
memelihara hubungan baik dan loyalitas pelanggannya.b. Private
responseTindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau
memberitahu kolega, teman atau keluarganya mengenai pengalamannya
dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan, Umumnya tindakan
ini sering dilakukan dan dampaknya sangat besar bagi citra
perusahaan.
c. Third-party responseTindakan yang dilakukan meliputi usaha
meminta ganti rugi secara hukum; mengadu lewat media massa
(misalnya menulis di Surat Pembaca); atau secara langsung
mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan sebagainya.
Tindakan seperti ini sangat ditakuti oleh sebagian besar perusahaan
yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik.
Kadangkala pelanggan lebih memilih menyebarluaskan keluhannya
kepada masyarakat luas, karena secara psikologis lebih memuaskan.
Lagipula mereka yakin akan mendapat tanggapan yang lebih cepat dari
perusahaan yang bersangkutan.Ada empat faktor yang mempengaruhi
apakah seorang konsumen yang tidak puas akan melakukan komplain
atau tidak menurut Day dalam Engel, Well,& Miniard (1994),
yaitu:1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut
derajat pentingnya produk bagi konsumen, harga, waktu yang
dibutuhkan untuk mengkonsumsi produk, serta social visibility.2.
Pengetahuan dan pengalaman, yakni jumlah pembelian sebelumnya,
pemahaman akan produk, persepsi terhadpa kemampuan sebagai
konsumen, dan pengalaman komplain sebelumnya.3. Tingkat kesulitan
dalam mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu penyelesaian
masalah; gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya.4. Peluang
keberhasilan dalam melakukan komplain.
PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN Jika kita menengok literatur
asing, makna yang terkandung pada konsep strategi pemasaran adalah
sepadan maknanya dengan konsep marketing strategy dalam bahasa
Inggris. Kebanyakan para penulis memaknai konsep tersebut dengan
pernyataan yang agak meluas. Chang and Campo (1980) melihat
marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan krusial dalam
fungsi pemasaran. Guiltiman dan Paul (1985) melihat strategi
pemasaran sebagai "a broad means of achieving given aims." Kotler
(1976) mengartikan strategi pemasaran sebagai "the grand design to
achieve an objective." McCarthy dkk. (1998,p.41) mendefinisikan
marketing strategy sebagai "the specification of target market and
related marketing mix." Rao dan Steckel (1995, p.3) menemukan bahwa
kebanyakan para menejer mendefinisikan strategi pemasaran sebagai
"the way you go about accomplishing your objectives." Dan terakhir
pengertian yang lebih spesipik disampaikan oleh Zikmund dan DAmico
(1989, p.669) yang menyatakan bahwa: Marketing strategy includes
the identification and evaluation of opportunities, analysis of
market segments, selection of a target market or of target markets,
and planning an appropriate marketing mix.Dari beberapa pengertian
strategi pemasaran yang dikemukakan oleh para penulis di atas,
didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan
serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi
pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran
yang disampaikan oleh William Zikmund dan Michael DAmico.
MENGEMBANGKAN STRATEGI PEMASARANMenurut McCarthy ddk (1998)
setiap langkah yang dilakukan dalam mempormulasikan strtegi
pemasaran harus diorientasikan pada upaya untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama dari konsep
pemasaran dan strategi pemasaran. Ini berarti bahwa proses yang
ditempuh oleh setiap pihak boleh jadi bermacam-macam sesuai dengan
kesanggupan dan karakteristik masing-masing tetapi tujuan akhirnya
tetap akan bermuara pada tercapainya kepuasan konsumen atau
consumer satisfaction.Boone and Kurt (1987) berargumentasi bahwa
pengembangan a profitable marketing strategy dimulai dari the
identification of attractive opportunities (mengidentifikasi
peluang), kemudian defines the target market (tentukan pasar
sasaran) dimana perusahaan akan mencurahkan seluruh aktivitas
pemasarannya secara langsung. Pernytaan yang hampir sama, juga,
dikemukakan oleh Zikmund dan DAmico (1989) yang menegaskan bahwa
terdapat tiga langkah utama di dalam pengembangan strategi
pemasaran, yaitu:identifying and evaluating opportunities
(mengidentifikasi dan menilai peluang).analysing market segments
and selecting target markets (menganalisis segmen-segmen pasar dan
memilih pasar sasaran)planning a marketing mix strategy that will
satisfy customers needs and meet the objectives and goals of the
organisation (merencanakan strategi bauran pemasaran yang akan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan tujuan
organisasi.Cravens (1994) berkomentar bahwa dalam langkah kedua,
disamping menganalisis segmen pasar dan memilih pasar sasaran,
adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan positioning
strategy (strategi penempatan pasar). Maksudnya, dalam langkah
kedua tersebut pihak perusahaan harus menentukan posisi produknya
di pasaran; bagaimana produk dan atau merk yang ia ciptakan akan
dipersepsikan dan diposisikan oleh para konsumen. Penjelasan lebih
lanjut tentang hal ini akan kita bahas pada diskusi kita
berikutnya.
2.4.1 Marketing MixSebelumnya telah dijelaskan bahwa aktivitas
pemasaran merupakan jantung dari sebuah usaha bisnis. Mengingat
pentingnya aktivitas pemasaran ini bagi kelangsungan usaha suatu
usaha bisnis, maka pengusaha harus memiliki perencanaan yang
strategis, pengawasan yang matang serta tindakan-tindakan yang
konkrit dan terprogram dalam mempengaruhi konsumen. Dalam ilmu
manajemen pemasaran, hal ini dinamakan dengan marketing mix atau
bauran pemasaran.
Aktivitas marketing mix meliputi empat macam tindakan, antara
lain :1. Produk (Product)Pengusaha mempengaruhi konsumen lewat
produk yang ditawarkan, misalnya membuat produk dengan warna-warni,
bungkus yang bagus dan exclusive dan sebaginya.
Beberapa hal yang perlu dipelajari tentang stategi ini :a.
Konsep ProdukKonsep produk merupakan suatu pengertian atau
pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan
diinginkannya. Misalnya sepatu, bagi konsumen memiliki dua arti.
Pertama, Arti (fungsi) teknis, sepatu adalah sebagi pelindung
telapak kaki dari berbagai barang yang dapat melukai telapak kaki.
Fungsi ini biasa disebut dengan Produk Pangkal / Generic Produk
Kedua, Arti non teknis (aspek sosial budaya), sepatu juga dipandang
tidak hanya semata-mata pelindung telapak kakinya akan tetapi juga
terhadap harapan agar dengan memakai sepatu itu konsumen akan dapat
menjadi tampak bergengsi. Unsur ini dikenal sebagai aspek kebutuhan
manusia atau kebutuhan pangkal atau Generic NeedDalam arti sempit,
produk merupakan sekumpulan atribut fisik yang terakit dalam sebuah
bentuk yang dapat diidentifikasikan. Setiap produk pasti memiliki
nama generik di samping nama brand. Misalnya deterjen, sabun mandi,
paracetamol atau sepatu. Sebaliknya, dalam artik yang luas setiap
brand ( merk ) dipandang sebagai produk yang terpisah dari produk
lainnya yang semacam. Televisi merk Sony dengan televisi merk Sharp
merupakan produk yang berbeda, meski sama-sama televisinya. Merk
ini menjadi alat pembeda bagi konsumen. Dan justru oleh karena nama
merk inilah keinginan konsumen lebih dipuaskan. Mengapa ? Karena
dari sebuah merk tergambar di belakangnya warna, harga, kemasan,
model, bonafiditas pabrik bahkan komunitas konsumen dari merk
tersebut. Uraian di atas memberi pengertian bahwa konsumen tidak
hanya membeli sekumpulan atribut fisik dari suatu produk saja.
Mereka membayar sesuatu yang memuaskan keinginan mereka. Perusahaan
yang cerdas tidak hanya memasarkan produk itu sendiri, lebih dari
itu, ia menjual manfaat, citra (brand image), dan faktor-faktor
intangible lain. Jadi, perusahaan menjual produk sekaligus citra.
Orang membeli suatu produk tidak hanya untuk fungsinya, tetapi juga
makna produk itu bagi pribadinya. Barang yang dibeli merupakan
cermin atribut pribadi, citra diri, kelas sosial dan hal-hal lain
yang bersifat pribadi. Seseorang akan memilih sebuah produk yang
dapat memperkuat citra pribadinya. Karena itu, Mc Donald tidak
hanya menjual ayam goreng, lebih dari itu, mereka menjual suasana
makan yang nyaman, modern dan relatif bergengsi.b. Siklus Kehidupan
Produk (Product life Cycle)Seperti halnya mahluk hidup, produk juga
mengalami daur hidup. Dilihat dari sudut volume penjualan, mereka
juga mengalami lahir (perkenalan), tumbuh, puncak penjualan
(kedewasaan), merosot sampai akhirnya hilang dari peredaran. Daur
hidup ini harus benar-benar menjadi perhatian, karena berguna untuk
menentukan strategi perusahaan secara kesuluruhan.Dari ada
pemahaman tentang daur hidup ini, membantu perusahaan untuk
menentukan kapan harus dilakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi
diperlukan karena setiap produk yang mereka miliki pada akhirnya
tidak akan diminati konsumen lagi karena pangsa pasar dan volume
penjualan terkurangi oleh adanya produk-produk yang dihasilkan para
kompetitor. Jika penjualan terus merosot, otomatis laba akan
menurun. Oleh karena itu, perusahaan harus merubah atau mengganti
produknya. Jika tidak, maka laba, pangsa pasar, volume penjualan
akan terus berkurang, hingga akhirnya perusahaan tersebut tutup.c.
Jenis-Jenis ProdukAda beberapa penggolongan produk :- Barang
Konsumsi Beberapa barang konsumsi : - Barang Konvenien/kebutuhan
hidup sehari-hari. Kebutuhan ini berfrekuensi pembelian tinggi
tetapi jumlah pembelian yang kecil-kecil. - Barang Shoping/perabot
rumah tanggaKebutuhan ini berfrekwensi pembelian rendah dengan
jumlah pembelian /pengeluar yang cukup tinggi. - Barang
Spesial/mewah : Mobil, Video, Tape recorderKebutuhan ini
berfrekwensi pembelian rendah dengan jumlah pembelian atau
pengeluran tinggi.- Barang IndustriBarang yang dibutuhkan untuk
keperluan alat usaha atau kegiatan produksi. Diantaranya, Bahan
baku, bahan pembantu, peralatan produksi, mesin-mesin pabrik dan
peralatan administrai kantor2. Harga (Price)Jika dilihat
sejarahnya, harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui
mekanisme tawar menawar di antara mereka. Penjual menetapkan harga
yang tinngi untuk produk mereka, sedangkan pembeli menawar dengan
harga serendah mungkin. Dengan tawar menawar akhirnya dicapai
kesepakatan harga yang dapat diterima oleh kedua belah
pihak.Menurut Philip Kotler bahwa harga untuk semua merupakan
gagasan idea. Hal ini memperoleh dorongan dari berkembangnya
penjualan eceran berskala global pada akhir abad 1900-an. Penentuan
harga yang rendah, discount, harga obral serta cuci gudang. Dengan
cara ini penetapan harga semacam ini akan menarik perhatian
konsumen untuk memborong.Dasar penentuan harga terdiri dari :-
Biaya, Harga jual ditambah dengan keuntungan Cost Plus Pricing-
Konsumen- Persaingan, Politik Dumping/harga jual dibawah biaya
produksi, Discount, Kredit/Leasing3. Promosi (Promotion). Kegiatan
promosi untuk memperkenalkan produk sehingga konsumen menjadi kenal
kemudian menyenanginya, bahkan bagi yang lupa diharapkan dapat
menjadi ingat kembali.
Alat untuk mempromosikan produknya ada beberapa cara :-
Advertensi, iklan di surat kabar, TV, bioskop, radio dll- Promosi
Penjualan, Membuka counter di Toko-toko atau Super Mall- Personal
Selling, Door to door selling, Mail order, Telepon Selling-
Publikasi, Membuat berita di Surat kabar, TV, radio maupun
majalahKeempat bentuk promosi ini harus dikonmbinasikan agar
efektif untuk mempengaruhi konsumen. Kombinasi ini disebut
Promotional Mix
4. Distribusi (Placement)Cari distribusi yang memenuhi kebutuhan
konsumen dapat juga diterapkan agar menarik para konsumen. Untuk
barang kebutuhan sehari-hari distribusi dibuat sedekat mungkin
dengan konsumen.Bentuk-bentuk saluran distribusi :- Saluran
Distribusi LangsungSaluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk
menyalurkan barang-barangnya yang dibeli konsumen secara langsung
ke tempat konsumen tinggal- Saluran Distribusi Tidak LangsungDalam
hal ini pengusaha menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan
barang-barangnya ke pada konsumen. Pihak luar ini merupakan
penyalur/distributor
Penyaluaran tidak langsung meliputi 3 cara :- Saluran distribusi
yang eksklusif, penyaluran menggunakan satu distributor tunggal-
Saluran distribusi yang selektif, menggunakan distributor sedikit
dengan syarat-syarat tertentu. Lokasi, keuangan, fasilitas telepon,
fasilitas parker, kondisi dan bentuk gudang dll- Saluran distribusi
yang intensif, menggunakan distributor sebanyak-banyaknya agar
dapat menjangkau lokasi konsumen yang menyebar.
2.4.2 Customer Relationship Management (CRM) CRM adalah suatu
proses dalam mendapatkan, mempertahankan dan meningkatkan pelanggan
yang menguntungkan. CRM bertujuan untuk menciptakan nilai
pelanggan, sehingga pelanggan puas, dan memaksimalkan keuntungan
bagi perusahaan, memperoleh keunggulan bersaing, memperhatikan mutu
produk agar dapat memberikan kepuasan prima bagi pelanggan. CRM
menciptakan loyalitas melalui: Continuity MarketingIni berguna
membangun pemasaran interaktif dan program pasca pemasaran. Pihak
manajemen selalu member pelayanan berkelanjutan kepada para
pelanggan, agar loyalitas pelanggan ini tetap terjaga. Misalnya
pihak perusahaan membentuk memberclub, dilengkapi dengan membership
card dan memperoleh diskon khusus bagi anggota. One to one
marketingKegiatan ini lebih bersifat individual, one to one
marketing, guna pemenuhan pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh
pelanggan yang bersifat baik. Untuk itu dilakukan penyapaan yang
sopan santun, penanganan keluhan secara individual, undangan atau
kartu ucapan ualang tahun. Partnering atau co-marketingYaitu
hubangan antara pelanggan dengan pemasar. Dalam hal ini ada
hubungan kemitraan antar pelanggan dengan pemasar untuk melayani
kebutuhan konsumen akhir. Sebuah perusahaan dapat mengadakan
kerjasama dengan perusahaan lain misalnya untuk kebutuhan kantor
dilakukan kerjasama dengan rumah makan, caf, biro perjalanan, bank,
pengelola lahan parker, took, dan sebagainya. Kerjasama ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang berhubungan dengan
perusahaan.
2.4.3 Nilai Pelanggan Nilai pelanggan didapat dari membandingkan
manfaat dengan nilai pengorbanan. Manfaat yang diperoleh konsumen
berasal dari: Produk yang dibeli Layanan yang diterima Karyawan
yang membarikan layanan dan citra atau nama baik Rasa bangga
terhadap perusahaan Merek, Dll.Korbanan adalah berupa pengorbanan
yang dikeluarkan oleh konsumen yaitu: Moneter berupa nilai uang
yang dibayarkan Waktu yang dikorbankan untuk memperoleh produk
tersebut Enerji merupakan rasa capek dalam mendapatkan produk
tersebut Psikhis yaitu pengorbanan dalam kejiwaan Kenyamanan
Keamanan Waswas, Dll.
2.4.4 Customer Dependency Elemen ketrgantungan konsumen terhadap
produsen disebabkan oleh:o Akses lokasi karena sangat strategiso
Kemampuan pegawai mengenal pelanggano Inovasi produk bermutu atau
jasa memuaskanKeterikatan yang sukarela menandakan adanya rasa
puas, tapi bila terpaksa maka perusahaan menghadapi tantangan untuk
menumbuhkan dalam diri pelanggan perasaan yang tulus terhadap
hubungan mereka. Pada bank: keterikatan nasabah dipengaruhi oleh
kedekatan karyawan bank dengan nasabahnya, dan ketersediaan akses.
Pada pusat belanja: para pedagang merasa terikat karena program
bauran pemasaran, CRM, dan nilai pelanggan.
2.5 Turbo Marketing
Setelah kita melihat orientasi perusahaan dalam menghadapi
saingan melalui evaluasi konsep maka ada pembaharuan terakhir usaha
perusahaan mengatasi saingan melalui strategi turbo marketing.
Sedari dulu perusahaan mengungguli saingan melalui:1) Perang harga,
dengan cara meningkatkan efisiensi, harga murah, produksi
besar-besaran2) Perang dessain, produk perusahaan tampil beda dari
perusahaan lain. Orang berlomba dalam membuat desain, style, rasa,
bentuk, dan sebagainya3) Perang kualitas, produk perusahaan
diusahakan makin baik, berkualitas dengan menerapkan Total Quality
Control4) Perusahaan menerapkan strategi turbo marketing, dengan
berusaha menekan waktu sehingga perusahaan lebih unggul dalam hal:v
Proses produksi lebih cepat sehingga konsumen tidak menunggu
lama.Contoh: KA Ekspres, surat kilat khusus, produk mobil terbaru
tidak perlu inden.v Pelayanan lebih cepat sehingga konsumen lebih
cepat melihat hasilnya.Contoh: cetak foto kilat, fast food,
dll.
2.6 Kebijaksanaan Harga Kebijaksanaan harga adalah keputusan
mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk jangka waktu tertentu.
Kebijaksanaan harga dapat ditentukan oleh beberapa lembaga
seperti:v Produsenv Grosirv Retailerv PemerintahProduser dapat
membuat kebijaksanaan harga seperti model skimming price,
penetration price.Grosir dapat melakukan kebijaksanaan harga
berdasarkan daerahpembeli, dengan membebankan ongkos transport atau
sebaliknya.Kebijaksanaan harga oleh retailer, lebih banyak
variasinya, yang tujuannya adalah untuk menarik
konsumen.Kebijaksanaan harga pemerintah sebagai pengawas ekonomi di
masyarakat dapat menetapkan harga berdasarkan ceiling price dan
floor price. Price DiscountKadang-kadang toko eceran menjual barang
lebih murah, ini dimugkinkan karena adanya discount. Discount ini
dapat diberikan berdasarkan jumlah pembelian, karena musim, ada
tujuan tertentu perusahaan dan karena sistem pembayaran.
Promotional DiscountAda dua tipe promotional discount, yaitu
markdowns dan loss leaders. Markdown discount berarti discount yang
diadakan untuk memberanikan konsumen membeli barang yang sebenarnya
tidak ia perlukan.
A loss leaderIni berarti usaha untuk menjual barang dibawah
harga pokoknya. Agar denagn demikian merangsang orang untuk membeli
barang lain. Pengusaha akan rugi besar bila konsumen yang datang
hanya membeli barang loss leadersaja. Akan tetapi dalam kenyataan
konsumen yang datang, juga membeli barang lain untuk kebutuhan
rumah tangga.
Penetapan harga barang baruPrice skimming. Dalam hal ini
pengusaha menetapkan harga setinggi mungkin. Hal iini dimungkinkan
karena belum ada barang saingan, dal barang ditujukan untuk
golongan kaya. Barang ini harus mempunya keistimewaan, dan
menimbulkan prestise bagi para konsumennya. Setelah barsng laku,
kemudian harganya berangsur diturunkan, dan keuntungan pengusaha
makin berlipat gandaPenetration pricing. Kabijaksanaan harga ini
berlawanan dengan skimminh price. Barang ini sudah banyak saingan
di pasar. Oleh sebab itu untuk memasuki pasar harganya harus di
banting serendah munggkin.Geographic pricing. Kebijaksanaan harga
terakhir adalah yang memperhatikan ongkos pengiriman. Setelah
terjadi penjualan siapakah yang menanggung biaya pengiriman, apakah
penjual atau pembeli, ini disebut geographic pricing karena
mempertimbangkan lokasinya2.7 Promotion atau Komunikasi Bisnis
Promosi adalah elemen ke empat dalam marketing mix. Promosi
didefinisikan sebagai komunikasi yang memberi informasi kepada
calon konsumen mengenai suatu produk, yang dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen dan mendorong mereka untuk membeli. Ada
beberapa elemen promosi yang dikenal sebagai promotional mix,
yaitu:
AdvertisingMerupakan alat komunikasi yang sangan ampuh, dapat
mencapai daerah yang sangat jauh, dan sulit dimasuki. Advertising
dapat masuk ke rumah-rumah penduduk tidak mengenal waktu siang atau
malam.
Personal sellingAdalah promosi yang dilakukan oleh orang.
Misalnya para penjual di toko, atau penjual dari rumah ke rumah.
Jangkauan operasionalnya sangat terbatas dan biayanya mahal. Akan
tetapi personal selling memiliki keunggulan, yaitu dapat mengetahui
keberatan-keberatan yang diajukan oleh konsumen, mereka dapat
berdialog dengan konsumen.
Public relationMerupakan bagian dari perusahaan yang memberi
informasi pada publik tentang perusahaan dan produk yang
dihasilkannya.
Sales promotionAdalah memberi intensif atau hadiah kepada
konsumen, agar mereka tertarik untuk membeli. Sales promotion
mengajak mereka agar mau membeli sekarang juga.
III. Kesimpulan Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam
hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusia
merupakan bagian dari konsep pemasaran. Tujuan kegiatan pemasaran
adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia membeli harang dan jasa
perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Agar tujuan tersebut
tercapai maka setiap perusahaan harus memahami tentang perilaku
konsumen. Setiap manajer pemasaran harus memahami tingkah laku
konsumen sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk secara lebih baik.
IV. Daftar Pustaka
Murti Sumarni John Soeprihanto, 2005, Pengantar Bisnis
(Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi kelima, Yogyakarta, Bab 7
http://syukronali.files.wordpress.com%2F2010%2F05%2Fmakalah-pengantar-bisnis-kel.doc&ei=eMK8UL2ZEYfOrQfbu4CAAg&usg=AFQjCNGr1uG6GFVoIYj3BeXpNg45GUjVGg&sig2=C8HmWC7BvBaK_p1rWxtzPQ