PENDAPATAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Diana Rahmawati, M.Si Disusun Oleh : Kelompok 5 Palupi Anggun K 12803241015 Seruni Purbaningtyas 12803241017 Istiana Dewi K 12803241018 Rochmad Nugroho 12803241032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAPATAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu: Diana Rahmawati, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Palupi Anggun K 12803241015
Seruni Purbaningtyas 12803241017
Istiana Dewi K 12803241018
Rochmad Nugroho 12803241032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kahadirat Allah
Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya,
sehingga kami dapat membuat makalah ini tanpa ada suatu
halangan yang berarti. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang
didalamnya menjelaskan tentang Pendapatan. Terima kasih
kami ucapkan kepada:
1. Ibu Diana Rahmawati, M.Si dosen pengampu mata
kuliah Teori Akuntansi
2. Teman-teman Pendidikan Akuntansi yang hingga
saat sudah membantu kelancaran penyelesaian
makalah ini
3. Berbagai pihak yang selalu
mendukung penyelesaian makalah ini
Kami menyadari masih ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah yang kami susun ini bisa menjadi
bahan referensi dan memberikan informasi bagi
pembaca.
Yogyakarta, 16 April
2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil
atau capaian harus diperoleh dengan upaya dan bukan
sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung upaya.
Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian dan
biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep
upaya dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan
dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya
pendapatan bisa tercipta dan bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya.
Walaupun demikian, secara teknis akuntansi pendapatan
biasanya diukur lebih dahulu dan baru kemudian biaya
yang diperkirakan mengasilkan pendapatan tersebut
diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat.
Oleh karena itu, dalam statemen laba rugi pendapatan
disajikan dahulu dan baru kemudian dikurangi dengan
biaya. Namun demikian tidak berarti pendapatan
menanggung biaya. Biaya bukan merupakan beban yang
harus dihindari tetapi merupakan upaya yang sengaja
dilakukan dengan senang hati serta penuh kesadaran,
semangat dan pengertian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Bagaimanakah pendapatan bisa terjadi?
3. Bagaimanakah memperlakukan pendapatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa arti dari pendapatan
2. Mengetahui bagaimana pendapatan bisa terjadi
3. Mengetahui dan memahami perlakuan dalam pendapatan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendapatan
SFAC No. 6, FASB mendefinisikan pendapatan sebagai
berikut: ”Revenues are inflows or other enhancement of an entity or
settlements of its liabilities (or combination of both) from delevering or
producing goods, rendering services or other activities that constitute the
entity’s ongoing major or central operations”.
Karakteristik-Karakteristik Pendapatan
karakteristik – karakteristik yang membentuk pengertian
pendapatan dan untung. Yang membentuk pengertian
pendapatan adalah :
1. Aliran masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau
sentral yang menerus
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewjibn
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa
bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas
Aliran Masuk Atau Kenaikan Aset
Untuk menyatakan bahwa pendapatan itu ada
atau timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian
yang menaikan aset atau menimbulkan aliran masuk
aset. Akan tetapi, tidak semua kenaikkan aset
dapat menimbulkan pendapatan. Paton dan Litleton
(1970, hlm 47) menyebutkan bahwa aset dapat
bertambah karena berbagai transaksi, kejadian,
atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari
kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyedia dan penyerahan produk
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset
masuk adalah jumlah rupiah. FASB mengisyaratkan
jumlah kotor dengan menyatakan bahwa pendapatan
adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan
produk atau pelaksanaan jasa.
Operasi Utama Berlanjut
Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan
operasi atau bukan kegiatan investasi atau
pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam
bentuk memproduksi dan mengirim berbagai barang
kepada pelanggan atau menyerahkan atau
melaksanakan berbagai jasa.
Pengertian “operasi utama” dalam hal ini
lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan
yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk
mendatangkan laba dan bukan untuk membatasi jenis
produk menjadi produk utama dan produk samping.
Operasi dan Nonoperasi
Produk yang dihasilkan secara tidak rutin
atau insidental sering dianggap sebagai pos
pendapatan “nonoperasi” dan dipisahkan
peyajiaannya. Untuk kepentingan manajerial,
pemisahaan kegiatan menjadi operasi dan nonoperasi
dapat saja dilakukan. Akan tetapi, untuk tujuan
eksternal, kedua kegiatan tersebut harus tetap
dipandang sebagai operasi.
Penurunan Kewajiban
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan
mengurangi kewajiban yang menimbulkan kewajiban.
Kejadian pengiriman barang (event) mengubah
kewajiban menjadi pendapatan. Timbulnya pendapatan
yang berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu
oleh penyesuaian akhir tahun. Asas alrual juga
menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi definisi
sebagai pendapatan.
Suatu entitas
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan
aset bukannya kenaikan ekuitas bersih meski pun
kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh
terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi aset yang
masuk itulah yang disebut dengan pendapatan. Oleh
karena itu kenaikan aset karena pendapatan. Jadi,
naiknya ekuitas merupakan konsekuensi bukan sumber
pendapatan sehingga pendapatan tidak dapat
didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.
Produk perusahaan
Pendapatan merupakan aliran masuk aset dan
hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa
penyerahan produk perusahaan. Walaupun aset
merupakan objek, pendapatan berkaitan dengan
kenaikan nilai aset. Jadi pendapatan adalah
kejadian moneter naiknya nilai perusahaan karena
produksi atau penjualan produk
Pertukaran
Paton dan Littleton memasukan kata pertukaran
dalam definisinya karena pendapatan akhirnya harus
dinyatakan dalam satuan moneter yang paling
objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut
merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara
pihak independen. Dengan konsep harga sepakatan,
pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah
penghargaan dalam transaksi penjualan yang
besarnya sama dengan harga jual persatuan
dikalikan kuantitas terjual.
Berbagai Bentuk dan Nama
Pendapatan adalah konsep yang bersifat
generik dan mencakupi semua pos dengan berbagai
bentuk dan nama apapun.
Untung
Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang
melekat pada pengertian untung adalah :
1. kenaikan ekuitas ( aset bersih )
2. transaksi periferal atau insidental
3. selain yang berupa pendapatan atau
investasi oleh pemilik
FSAB merinci lebih lanjut transaksi,
kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung
menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu :
a. periferal dan insidental
b. transfer nontimbal – balik
c. penahana aset
d. faktor lingkungan
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara
resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah
tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian
pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan
bahkan pengertian pendapatan sebenarnya juga harus
dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Dengan
demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi
pendapatan tidak dengan sendirinya jumlah tersebut
diakui ( dicatat secara resmi ) sebagai pendapatan.
Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari
landasan konsptual. Oleh karena itu, secara konseptual
pendapatan hanya dapat diakui jika memenuhi kualitas
terukuran dan keterandalan.
Pembentukan Pendapatan
Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa
pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak bersamaan
dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses
berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai
hasil transaksi tertentu.
Operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi,
penjualan, dan pengumpulan piutang. Konsep pembentukan
ini sering disebut pendekatan proses pembentukan
pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini
dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil / capaian
serta kontinuitas usaha.
Realisasi Pendapatan
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat
dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen
(pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama
sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya
terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau
kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau
terbentuk.
Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih
menekankan kejadian yang dapat menandai pengakuan
pendapatan yaitu :
1. kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa
lain melalui proses penjualan yang sah atau
semacamnya ( misalnya kontrak penjualan ).
2. penguatan atau validasi transaksi penjualan
tersebut dengan diperolehnya aset lancar ( kas,
setara kas, atau piutang ).
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk
selesai diproduksi dan penjualan benar – benar telah
terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang, FASB
mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan
untung ) dan harus dipenuhi, yaitu :
1. terealisasi atau cukup pasti terealisasi
2. terbentuk / terhak
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu
mendahului realisasi pendapatan; dapat terjadi,
pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam
mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis.
Pendapatan baru dapat diakui jika dipenuhi syarat –
syarat berikut :
1. keterukuran nilai aset
2. adanya suatu transaksi
3. Proses penghimpunan secara substansial telah
selesai
Saat Pengakuan Pendapatan
a. Pada saat kontrak penjualan
Dapat terjadi perusahaan telah menandatangani
kontrak penjualan dan bahkan sudah menerima kas
untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan
belum mulai memproduksi barang. Pada saat ini
pendapatan sudah terealisasi tetapi belum
terbentuk. Pengakuan harus menunggu sampai proses
penghimpunan cukup selesai yaitu di tahap
penjualan. Sementara itu, pembayaran dimuka harus
diakui sebagai kewajiban sampai barang atau jasa
diserahkan kepada pembeli.
b. Selama proses produksi secara bertahap
Dalam industry tertentu, pembuatan produk
memerlukan waktu yang cukup lama. Pengakuan
pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per
perioda akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses
produksi atau sekaligus pada saat projek selesai
dan dikerjakan.
Akresi
Berkaitan dengan pengakuan pendapatan sebagai fungsi
kegiatan produksi adalah masalah akresi yaitu
pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses
alamiah lainnya. Dari segi pelaporan laba periodic,
tidak diakuinya akresi sebagai pendapatan bukan berarti
meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk
kepentingan analisis internal. Bila harus dilaporkan,
pelaporan harus sedemikian sehingga tidak memberi kesan
bahwa akresi telah terealisasi. Jumlah rupiah kreditnya
harus dilaporkan terpisah dari laba yang telah benar-
benar teralisasi.
Apresiasi
Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” asset
perusahaan dengan kos (atau nilai buku asset
terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis
asset tidak terbatas pada asset yang yang dikategori
sebagai produk. Apresiasi lebih kurang memenuhi
pengertian pendapatan karena tidak berkaitan langsung
dengan operasi perusahaan tetapi lebih berkaitan
dengan kondisi pasar.
Paton dan Littelon (1970) sangat menentang pengakuan
apresiasi sebagai pendapatan. Argumen yang diajukan
diuraikan berikut ini:
1. Apresasi bukan merupakan transaksi
2. Apresiasi tidak objektif
Penghematan Kos
Dua pos yang bersangkutan dengan proses pembelian yang
sering dianggap sebagai pendapatan, yaitu potongan
pembelian dan pembelian dengan harga murah atau
pembelian beruntung. Potongan pembelian tidak memenuhi
definisi pendapatan karena berkaitan dengan proses
pembelian yaitu proses pemerolehan asset pada tingkat
awal. Oleh karena itu, mengakui pendapatan pada tingkat
ini sama saja dengan mengantisipasi pendapatan. Hal ini
merupakan salah satu contoh ekstrem pengakuan
pendapatan yang belum terealisasi. Jika potongan
pembelian diakui sebagai pendapatan yang terealisasi
maka akan terjadi hal yang janggal yaitu bahwa
perusahaan yang baru saja berdiri dan belum memproduksi
dan menjual produk sudah memperoleh pendapatan melalui
proses pembelian bahan baku dengan memanfaatkan
potongan yang ditawarkan.
c. Pada saat produksi selesai
Jika sudah ada kontrak penjualan sebelumnya tidak
menjadi masalah dengan pengakuan pada saat produk
selesai karena pendapatan sudah terealisasi dengan
pada saat produk selesai pendapatan secara
substansial sudah terbentuk.
d. Pada saat penjualan
Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum
karena pada saat penjualan kriteria penghimpunan
dan realisasi telah terpenuhi. Kriteria
terealisasi telah dipenuhi karena telah ada
kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah
rupiah pendapatan secara objektif. Dengan
demikian, saat penjualan merupakan saat yang
kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi
standar utama dalam pengakuan pendapatan.
Kembalian dan Potongan Tunai
Kembalian atau return untuk suatu periode yang
timbul akibat barang cacat atau rusak dicatat dengan
membalik jurnal yang telah dibuat pada saat penjualan
dengan jumlah rupiah pengembalian. Demikian juga
keringanan-keringanan dapat diperlakukan dengan cara
yang sama. Adakalanya terjadi penjualan barang yang
disertai dengan hak pembeli untuk mengembalikan barang
bukan karena bukan karena barang rusak atau alasan umum
lainnya melainkan karena perjanjian menyatakan bahwa
pembeli berhak mengembalikan barang dalam periode
tertentu, contoh pengembalian produk baru dalam tahap
perkenalan atau percobaan. Adanya potongan tunai
penjualan sama sekali tidak menghalangi pengakuan
pendapatan pada saat penjualan. Masalah yang timbul
tidak berkaitan dengan pengakuan pendapatan tetapi
dengan berapa rupiah pendapatan harus dicatat.
Kos Purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah
yang bersangkutan dengan penyesuaian yang diperlukan
untuk mengakui pengaruh kegiatan yang mungkin terjadi
setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap
penjualan tersebut. Prosedur umum yang biasanya
dilakukan untuk mengantisipasi kos semacam ini adalah
mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan
mengkredit jumlah rupiah yang sama ke dalam akun
cadangan melalui penyesuaian akhir tahun. Jumlah rupiah
debit tersebut menjadi pengurang langsung terhadap
pendapatan dan jumlah rupiah kredit yang sama akan
menjadi kontra terhadap jumlah rupiah piutang.
Kerugian Piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah
pendapat yang menyatakan bahwa piutang bukanlah
merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi
pendapatan karena piutang bukan merupakan sarana yang
dapat digunakan sebagai alat pembayaran sehingga kurang
tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan. Masalah
kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakukan yang
sama seperti kos purna jual yaitu dengan membentuk
cadangan kerugian piutang. Kerugian piutang yang
ditaksir tersebut dapat disajikan dalam kelompok biaya
dalam statemen laba-rugi sebagai biaya penjualan.
Transaksi Penjualan
Penjualan dikatakan telah terjadi secara teknis
bila produk telah ditransfer ke pembeli dan sebagai
penghargaan penjual mendapatkan kas atau klaim atas
kas. Kontrak penjualan yang belum disertai transfer
produk secara teknis belum dapat dikatakan sebagai
transaksi penjualan. Pengiriman barang tanpa kontrak
penjualan juga tidak dapat disebut sebagai transaksi
penjualan. Jadi, kriteria realisasi telah terpenuhi
pada saat penjualan hanya kalau telah terjadi transfer
atau pengiriman barang tak bersyarat.
e. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul
sebenarnya merupakan pengakuan pendapatan
berdasarkan asas kas dimana ini banyak digunakan
untuk transaksi penjualan yang barang atau jasanya
telah diserahkan tetapi kasnya baru akan diterima
secara berkala dalam waktu yang cukup panjang.
Alasan digunakan dasar ini adalah adanya
ketidakpastian tentang kolektibilitas atau
ketertagihan piutang, dengan cara ini pendapatan
diakui sejumlah kas yang diterima pada saat kas
diterima atau terkumpul dan baru kemudian
menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan
dasar kas tersebut.
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek
Dalam perusahaan jasa, kalau satuan jasa yang
diserahkan berupa suatu tindakan atau penyediaan jasa
lain dalam bentuk tertentu yang dilakukan dalam waktu
yang relatif pendek, seperti perusahaan angkutan atau
bioskop.
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang
Apabila jasa yang diberikan adalah kompleks dan
baru akan selesai dalam periode yang relatif panjang
seperti halnya perusahaan penyewaan ruang atau
bangunan maka besar kemungkinan akan terjadi perbedaan
yang sangat mencolok antara jumlah rupiah pendapatan
yang diakui dalam suatu periode atas dasar penyerahan
jasa dan jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam
periode yang sama atas dasar penerimaan kas.
Argumen Pendukung
Dasar ini mempunyai validitas terutama untuk
penjualan jasa atau barang secara angsuran. Validitas
ini berdasarkan tiga pertimbangan yang saling
berkaitan:
1. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan
merupakan asset yang mempunyai daya beli murni.
2. Makin lama jangka waktu untuk mengangsur makin
besar kemungkinan piutang tak tertagih.
3. Kos purna jual, terutama kos penagihan dan
pengumpulan piutang biasanya lebih tinggi
dibandingkan dengan kos purna jual untuk penjualan
kredit biasa (jangka pendek).
Alasan Penyanggah
Pengakuan pendapatan dasar kas kurang dapat
didukug dengan berbagai alasan. Pertama, mempunyai
kedudukan sama dengan piutang timbul dari penjualan
barang. Kedua, belum tentu ada kegagalan penagihan
piutang. Ketiga, dalam pembayaran diterima di muka,
kemungkinan terjadinya kerugian sudah tidak ada lagi.
Prosedur Akuntansi Dasar Kas
Penerapan dasar kas untuk mengukur pendapatan pada
hakikatnya sama dengan tidak mengakui piutang angsuran
sebagai pos asset meskipun harga jual cukup pasti dan
barang telah dikirim, dengan demikian piutang hanya
dicatat dalam bentuk memorandum.
Biaya Administrasi dan Penjualan
Kalau pendapatan diukur atas dasar penerimaan kas,
kos yang dibebankan sebagai biaya haruslah kos yang
benar-benar telah dikorbankan untuk mendapatkan
pendapatan dasar kas tersebut. Pada umumnya kos
administrasi dan penjualan bukan merupakan kos yang
dapat diperlakukan seperti kos sediaan yaitu
tersediaankan. Kos tersebut harus segera dibebankan
kependapatan sebagai biaya perioda.
Saat Pengakuan Penjualan JasaUntuk jasa jangka pendek, saat penerimaan kas
merupakan saat yang umum untuk mengakui pendapatan
karena penerimaan kas biasanya terjadi hampir bersamaan
dengan penyelesaian pekerjaan jasa. AICPA memberikan
kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai
berikut:
1. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu
pekerjaan, pendapatan harus diakui pada saat
pekerjaan tersebut telah dilakukan.
2. Jika pemberian jasa terdiri dari serangkaian
pekerjaan, maka pendapatan harus diakui selama
periode berjalan.
3. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan
serangkaian pekerjaan secara bertahap, pendapatan
dapat diakui saat seluruh pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.
4. Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi,
pendapatan baru diakui setelah kas terkumpul.
Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan
FASB meringkas pedoman umum tentang hal ini
sebagai berikut:
1. Kriteria terbentuk dan terrealisasi biasanya
dipenuhi pada saat produk atau barang dagangan
diserahkan. Oleh karena itu, pendapatan dari
kegiatan produksi dan pemasaran serta untung dan
rugi dari penjualan asset lainnya pada umumnya
diakui pada saat penjualan.
2. Kalau kontrak penjualan mendahului produksi dan
pengiriman, pendapatan dapat diakui pada saat
terhak dan pengiriman.
3. Kalau produk dikontrak belum selesai diproduksi,
pendapatan dapat diakui secara bertahap dengan
metode persentase penyelesaian.
4. Kalau jasa diberikan untuk menggunakan asset
berlangsung secara menerus selama satu periode
dengan kontrak harga pasti, pendapatan diakui
bersamaan dengan berjalannya waktu.
5. Kalau produk dapat segera terrealisasi karena
dapat dijual dengan harga cukup pasti tanpa biaya
tambahan, pendapatan dan beberapa untung atau rugi
dapat diakui pada saat selesainya produksi.
6. Kalau produk, jasa, atau asset lain ditukar dengan
asset nonmoneter yang tidak segera dapat
dikonversi menjadikas, untung atau rugi dapat
diakui pada saat meretia telah berhak atau pada
saat transaksi telah selesai.
7. Kalau ketertagihan asset yang diterima untuk
produk, jasa, atau asset lain meragukan,
pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang
terkumpul.
Prosedur Pengakuan
Saat atau kaidah pengakuan pendapatan di atas
merupakan ketentuan pada level penetap standar. Agar
dapat dilaksanakan di level perusahaan, kaidah tersebut
harus dijabarkan secara teknis dan procedural dalam
bentuk kebijakan akuntansi perusahaan. Kebijakan
akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau
kegiatan internal apa yang dapat digunakan sebagai
pemicu pencatatan ke dalam system akuntansi.
Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan
adalah pemisah anantara pendapatan dan untung dan
pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos biasa dan
luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-
rugi.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset
bukannya kenaikan ekuitas bersih meski pun kenaikan
aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan
ekuitas bersih. Jadi aset yang masuk itulah yang
disebut dengan pendapatan. Oleh karena itu kenaikan
aset karena pendapatan. Jadi, naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendapatan sehingga pendapatan
tidak dapat didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat
dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi
kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen
(pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama
sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya
terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau
kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau
terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Suwarjono. 2011. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan