Top Banner
DI SUSUN OLEH : DURRIYATUL MILLAH SEMESTER VII A 1105010031 DOSEN PEMBIMBING Abdul Rojak SP.d, M.Si “TENUNAN SONGKET” DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM
19

Tenunan Songket

Feb 10, 2017

Download

Education

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tenunan Songket

DI SUSUN OLEH :DURRIYATUL MILLAH

SEMESTER VII A1105010031

DOSEN PEMBIMBING Abdul Rojak SP.d, M.Si

“TENUNAN SONGKET”DITINJAU DARI ETIKA BISNIS ISLAM

Page 2: Tenunan Songket

SUB POKOK PEMBAHASAN

1. ISTILAH 3. MOTIF

6. PUSAT KERAJINAN SONGKET

2. SEJARAH

4. PERALATAN, BAHAN, TEKNIK

TENUN SONGKET

5. NILAI BUDAYA

Page 3: Tenunan Songket

Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya;

mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.

Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan

benang emas.

Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala.

Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu

Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.

1. ISTILAH

Page 4: Tenunan Songket

Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masihditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankanbahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motifini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dantepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.

Songkok Khas PalembangTanjak/Ikat Kepala

Pakaian Kenduri/Pesta

Page 5: Tenunan Songket

Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik

ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.

Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper.

Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an.

Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu. Akan tetapi menurut penenun Terengganu, justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).

2. SEJARAH

Page 6: Tenunan Songket

Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, kemaharajaan niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota Palembang. Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an hingga 700-an masehi. Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera.

Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung.

Page 7: Tenunan Songket

Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini

Songket Khas Pandai Sikek, Minangkabau

(Sumatera Barat) Motif Saik Kalamai Motif Buah Palo Motif Barantai Putiah Motif Barantai Merah Motif Tampuak Manggih Motif Salapah Motif Kunang-kunang Motif Api-api Motif Cukie Baserak Motif Sirangkak Motif Silala Rabah Motif Simasam

Songket Khas Palembang

(Sumatera Selatan)

Motif Bungo Pacik Motif Tawur Motif Lepus Motif Tretes Mender Motif Nampan Perak Motif Limar

3. MOTIF

Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka

Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang terdaftar

di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dari 22 motif songket yang dimiliki Palembang yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis, Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar.

Page 8: Tenunan Songket

Songket Khas Pandai Sikek,Minangkabau (Sumatera)

Saik kalamai Buah palo Barantai putiah Tampuak manggih

Salapah Kunang-kunang Cukie baserak Sirangkak

Page 9: Tenunan Songket

Songket Khas Palembang

Songket Lepus Songket Tawur Songket Tretes Mender

Songket Bungo PacikSongket Limar Songket Nampan Perak

Page 10: Tenunan Songket

Peralatan & Bahan Membuat Songket Khas Pandai Sikek,Minangkabau (Sumatera Barat) & Palembang (Sumatera Selatan)PERALATAN (Kayu/Bambu)1. Peralatan Pokok : Panta

Panta adalah seperangkat alat yang berukuran 2 x 1,5 meter ini terdiri atas Gulungan (suatu alat yang digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan) Sisia (suatu alat yang digunakan untuk merentang dan memperoleh benang tenunan) Pancukia (suatu alat yang digunakan untuk membuat motif songket) Turak (suatu alat yang digunakan untuk memasukkan benang lain ke benang dasar)

Panta tersebut ditempatkan pada suatu tempat yang disebut pamedangan (tempat khusus untuk menenun songket), di depannya diberi dua buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga kayu paso. Gunanya adalah untuk menggulung kain yang sudah ditenun.

2. Peralatan TambahanPeralatan tambahan adalah alat bantu yang digunakan sebelum dan sesudah proses pembuatan songket. Alat tersebut adalah penggulung benang yang disebut ani dan alat penggulung kain hasil tenunan yang berbentuk kayu bulat dengan panjang sekitar 1 meter dan berdiameter 5 cm.

4. PERALATAN, BAHAN, TEKNIK TENUN

SONGKET

Page 11: Tenunan Songket

BAHANBahan dasar kain tenun songket adalah benang tenun yang disebut benang lusi atau lungsin. Benang tersebut satuan ukurannya disebut palu. Sedangkan, hiasannya (songketnya) menggunakan benang makao atau benang pakan. Benang tersebut satuan ukurannya disebut pak. Benang lusi dan makao itu pada dasarnya berbeda, baik warna, ukuran maupun bahan seratnya. Perbedaan inilah yang menyebabkan ragam hias kain songket terlihat menonjol dan dapat segera terlihat karena berbeda dengan tenun latarnya.Bahan bakunya berupa benang putih diimpor dari India, Cina atau Thailand. Sebagai catatan, dimasa lalu jika pengrajin menginginkan suatu warna tertentu, maka benang yang akan diwarnai itu dicelupkan ke dalam air mendidih yang telah diberi warna tertentu, kemudian dijemur. Dimasa kini hanya sebagian yang melakukannya. Namun, saat ini penenun sudah menggunakan berbagai warna, yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil.

Dahulu, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari alam, dan teknik ini diteruskan ke anak cucu secara turun temurun. Biasanya warna merah, didapat dari pengolahan kayu sepang dengan jalan mengambil inti kayunya dan direbus, dan mengkudu, yang didapat dari akarnya.

Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit. Untuk mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan percampuran cat dari warna primer merah, biru dan kuning. Untuk mencegah agar warna tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkan tawas

.

Page 12: Tenunan Songket

1.MENCELUP BENANG 2.MELERAI BENANG 3.MENGANENG BENANG

4.MENGGULUNG 5.MENYAPUK BENANG 6.MENGARAK BENANG

7.MENYONGKET

BENANG

8.MENENUN

Benang perlu dibersihkan sebelum dicelup ke dalam pewarna. Setelah pewarnaan dibuat benang perlu di keringkan, sebelum kerja selanjutnya dilaksanakan

Pelenting yang diperbuat daripada buluh kecil digunakan untuk melilit benang. Proses ini dilakukan dengan bantuan alat darwin dan alat pemutar rahat

Proses membuat benang loseng yang diregang di alat penenun bagi menentukan saiz panjang atau jumlah helai kain yang akan ditenun.

Benang-benang yang diregang di alat menganeng (ianian) digulung dengan sekeping papan loseng

Setelah benang loseng dimasukkan ke dalam gigi atau sikat jentera, kerja-kerja menyapuk dilakukan. Dua urat benang loseng dikaitkan melalui setiap celah gigi jentera.

Karak dibuat daripada benang asing yang digelung. Benang loseng berangka genap dan ganjil akan diangkat turun naik secara berselang seli sewaktu menenun.

Proses mereka corak di atas benang loseng dengan menggunakan alat yang di panggil lidi dengan menyongketkan benang loseng sebanyak tiga atau lima lembar dan kemudian diikat dan dikenali sebagai proses ikat butang.

Alat torak yang diisi dengan benang pakan atau benang emas, dimasukkan ke kiri dan kanan di celah-celah benang loseng mengikut corak yang telah ditentukan hinggalah menjadi sekeping kain. Kain yang telah siap ini dipotong mengikut saiz.

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 13: Tenunan Songket

TEKNIK TENUNPembuatan tenun songket Minangkabau pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap yaitu:

1. Tahap pertama adalah menenun kain dasar dengan kontruksi tenunan rata atau polos.Pada tahap pertama benang-benang yang akan dijadikan kain dasar dihubungkan ke paso. Posisi benang yang membujur ini oleh masyarakat Minang disebut “benang tagak”.Setelah itu, benang-benang tersebut direnggangkan dengan alat yang disebut palapah. Pada waktu memasukkan benang-benang yang arahnya melintang, benang tagak direnggangkan lagi dengan palapah. Pemasukkan benang-benang yang arahnya melintang ini menjadi relatif mudah karena masih dibantu dengan alat yang disebut pancukia. Setelah itu, pengrajin menggerakkan karok dengan menginjak salah satu tijak-panta untuk memisahkan benang sedemikian rupa, sehingga ketika benang pakan yang digulung pada kasali yang terdapat dalam skoci atau turak dapat dimasukkan dengan mudah, baik dari arah kiri ke kanan (melewati seluruh bidang karok) maupun dari kanan ke kiri (secara bergantian). Benang yang posisinya melintang itu ketika dirapatkan dengan karok yang bersuri akan membentuk kain dasar

2. Tahap kedua adalah menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Tahap kedua ini adalah pembuatan ragam hias dengan benang makao (benang mas atau benang yang berwarna lain). Ragam hias tenun diciptakan dengan teknik menenun yang dikenal dengan teknik pakan tambahan atau suplementaryweft.

Page 14: Tenunan Songket

Caranya agak rumit karena untuk memasukkannya ke dalam kain dasar harus melalui perhitungan yang teliti. Dalam hal ini bagian-bagian yang menggunakan benang lusi ditentukan dengan alat yang disebut pancukie yang terbuat dari bambu. Konon, pekerjaan ini memakan waktu yang cukup lama karena benang makao itu harus dihitung satu persatu dari pinggir kanan kain hingga pinggir kiri menurut hitungan tertentu sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat. Setelah jalur benang makao itu dibuat dengan pancukie, maka ruang untuk meletakkan turak itu diperbesar dengan alat yang disebut palapah. Selanjutnya, benang tersebut dirapatkan satu demi satu, sehingga membentuk ragam hias yang diinginkan.Sebenarnya lama dan tidaknya pembuatan suatu tenun songket, selain bergantung pada jenis tenunan yang dibuat dan ukurannya, juga kehalusan dan kerumitan motif songketnya. Semakin halus dan rumit motif songketnya, akan semakin lama pengerjaannya.

Sebagai catatan, kain songket tidak boleh dilipat, tetapi harus digulung dengan kayu bulat yang berdiameter 5 cm. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar bentuk motifnya tetap bagus dan benang mas-nya tidak putus, sehingga songketnya tetap dalam keadaan baik dan rapi.

Page 15: Tenunan Songket

Karena dengan kedua benang ini dapat memperindah hasil tenun dan menimbulkan efek kemilau cemerlang di kain songket.

Mengapa songket dibuat dari emas dan

perak?

Page 16: Tenunan Songket

NILAI BUDAYA

Tenun songket pandai sikek jika dicermati, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain: kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

• Nilai kesakralan tercermin dari pada pakaiananya yang pada umumnya hanya digunakan pada peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan upacara, seperti perkawinan dan penobatan penghulu.

• Nilai keindahan tercermin dari dari motif atau ragam hiasnya yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan.

• Nilai ketekunan, ketelitian dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran karena tanpa itu tidak mungkin untuk menghasilkan sebuah tenun songket yang bagus.

5. NILAI BUDAYA

Page 17: Tenunan Songket

Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di pulau Sumatera pusat kerajinan songket yang termahsyur dan

unggul adalah di daerah Pandai Sikek dan Silungkang, Minangkabau, Sumatera Barat,serta di Palembang, Sumatera Selatan.

Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung, khususnya di desa Sidemen dan Gelgel.

Sementara di Lombok, desa Sukarara di kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah, juga terkenal akan kerajinan songketnya.

Di luar Indonesia, kawasan pengrajin songket didapati di Malaysia; antara lain di pesisir timur Semenanjung Malaya khususnya industri rumahan di pinggiran Kota Bahru, Kelantan dan Terengganu; serta di

Brunei.

4. PUSAT KERAJINAN SONGKET

Page 18: Tenunan Songket

KESIMPULANBerdasarkan uraian diatas, tenunan songket ditinjau dari etika

bisnis islam dapat disimpulkan halal untuk di buat usaha atau bisnis karena produksi tenunan songket ini mulai dari peralatan, bahan dan proses yang dilalui menggunakan bahan-bahan yang alami seperti, kapas untuk menjadi sebuah benang, lalu di beri warna dengan warna alami atau pewarna khusus bidangnya (tekstil), kemudian di tenun dengan menggunakan alat yang sangat sederhana yaitu menggunakan kayu/bambu yang disebut panta.

Setelah jadi, tenunan songket tersebut bisa langsung dijual dalam bentuk kain ataupun sudah menjadi produk jadi berupa baju, selendang dll.

Page 19: Tenunan Songket

http://www.angelfire.com/id/pusako/motif.htm

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1589/tenun-songket-pandai-sikek

https://www.academia.edu/8848785/Songket

http://rhiaoctora.wordpress.com/2014/09/10/songket-palembang/

http://jendralkancieel.blogspot.com/2013/05/kain-songket-palembang.html

DAFTAR PUSTAKA

http://www.angelfire.com/id/pusako/motif.htm