Telaah judul penelitian Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Oleh: Reni Ekowati 110210302008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSUAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i
Telaah judul penelitian
Makalah
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Oleh:
Reni Ekowati
110210302008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSUAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Telaah judul penelitian” dengan baik.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, teman-teman kami dan keterlibatan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih.
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi
Penelitian” dan sebagai media untuk lebih mendalami setiap unit yang akan dipelajari dan
dibahas dalam mata kuliah ini.
Dalam pembuatan gagasan tertulis ini, penulis menyadari bahwa terdapat beberapa
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak.
.
Jember, 04 Desember 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN ...................................................................................................3
2.1 Pengertian Judul Penelitian Secara Umum ............................................................3
2.1.1 Langkah-Langkah Membuat Judul yang Baik dan Benar ...........................3
2.1.2 Merumuskan Judul Penelitian yang Baik ...................................................... 4
2.1.3 Syarat-syarat Judul Penelitian.........................................................................5
2.2 Merumuskan Judul dalam Penelitian Kuantitatif...................................................6
2.2.1 Komponen Judul Penelitian ............................................................................6
2.2.2 Contoh Judul Penelitian Kuantitatif ..............................................................7
2.3 Merumuskan Judul dalam Penelitian Kualitatif......................................................9
2.3.1 Karateristik Penelitian Kualitatif....................................................................9
2.3.2 Komponen Judul Penelitian ............................................................................10
2.3.3 Contoh Judul Penelitian Kualitatif .................................................................11
2.4 Merumuskan Judul dalam Penelitian Tindakan Kelas...........................................12
2.4.1 Karateristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas........................................13
2.4.2 Komponen Judul Penelitian.............................................................................13
iii
2.4.3 Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas.......................................................14
2.5 Merumuskan Judul dalam Penelitian Pengembangan............................................16
2.5.1 Karateristik Penelitian Pengembangan...........................................................17
2.5.2 Komponen Judul Penelitian ............................................................................18
2.5.3 Contoh Judul Penelitian Pengembangan........................................................18
2.6 Merumuskan Judul dalam Penelitian Eks post Facto.............................................22
2.6.1 Karateristik Penelitia Eks post Facto n ............................................................22
2.6.2 Komponen Judul Penelitian................................................................................23
2.6.3 Contoh Judul Penelitian Eks post Facto.........................................................24
2.7 Merumuskan Judul dalam Penelitian Kebijakan..................................................... 25
2.7.1 Karateristik Penelitian Kebijakan...................................................................26
2.7.2 Komponen Judul Penelitian ............................................................................27
2.7.3 Contoh Judul Penelitian Kebijakan.................................................................27
BAB 3. PENUTUP ............................................................................................................29
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................29
3.2 Saran ............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................30
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan judul dalam sebuah penelitian sangatlah penting, karena judul
merupakan nama dari setiap penelitian, sehingga orang bisa membedakan hasil penelitian
yang satu dengan hasil penelitian yang lain. Selain itu, Judul dapat dijadikan cermin yang
menggambarkan keseluruhan isi sebuah karya tulis ilmiah. Judul merupakan sesuatu yang
sangat penting keberadaannya. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang muncul
dalam benak mahasiswa yang ingin menulis skripsi atau tesis. Dengan membaca judul sebuah
karya tulis ilmiah orang bisa mendapatkan gambaran tentang isi dan masalah apa yang
diteliti. Judul dibuat di halaman atau wajah paling depan, dengan tulisan yang lebih besar
pada posisi yang mudah dibaca (Arikunto, 2002:34).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan judul penelitian agak berbeda
dengan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perumusan problematika, meskipun,
meskipun antara judul dan problematika amat erat hubungannya. Problematika merupakan
unsur pokok yang menjiwai judul, akan tetapi tidak semua problematika dimasukkan ke
dalam judul. Inti problematika merupakan unsure yang paling tepat ditonjolkan dalam
merumuskan judul penelitian (Arikunto Suharsimi, Manajemen Penelitian .2003:39).
Sebuah judul yang dipilih atau yang penulis angkat dari pemasalahan-permasalahan
yang ada terutama bagi para mahasiswa yang hendak menyelesaikan tugas akhir kuliahnya
haruslah memiliki alasan yang kuat. Alasan disini bertujuan untuk mempertahankan laporan
penelitian dihadapan penguji karena apabila penulis tidak dapat memberikan penjelasan yang
cocok maka penilaian terhadap judul saja memerlukan waktu yang lama, itu belum masuk ke
permasalahan isi.
Penulisan judul dalam penelitian yang baik harus memuat unsur-unsur yang ada
dalam judul. Setiap jenis penelitian dalam menentukan judul penelitian berbeda-beda, hal ini
dilihat dari karateristik dari jenis penelitian tersebut. Namun pada faktanya dalam penulisan
skripsi, masih banyak penulisan judul yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Masih
banyak mahasiswa yang menulis judul sembarangan atau tidak tepat dengan aturan penulisan
judul yan baik. Ini disebabkan penulisan judul dibuat dengan waktu yang singkat, judul
dibuat oleh orang lain bukan mahasiswa itu sendiri, judul yang dibuat tidak sesuai dengan isi
keseluruhan dari skripsi.
5
Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis ingin membuat makalah dengan
judul “Telaah judul penelitian ” guna membantu pembaca untuk mengetahui lebih jelas
proses membuat judul yang baik dan benar sesuai prosedur penulisan dalam skripsi
sehingga diperoleh judul penelitian yang bedar dan tepat. Telaah disini untuk mengetahui
karateristik hjudul dari enam jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif, kualitatif,
penelitian tindakan kelas, penelitian pengembangan, penelitian kebijakan dan penelitian
eks post facto.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalah diatas maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian judul secara umum?
2. Bagaimana judul dalam penelitian Kualitatif?
3. Bagaimana judul dalam penelitian Kuantitatif?
4. Bagaimana judul dalam penelitian Tindakan Kelas?
5. Bagaimana judul dalam penelitian Pengembangan?
6. Bagaimana judul dalam penelitian Kebijakan atau Evaluasi?
7. Bagaimana judul dalam penelitian Exs post facto?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pengertian judul secara umum yang benar dan
mengetahui judul penelitian dari berbagai macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif,
kualitatif, penelitian tindakan kelas, penelitian pengembangan, penelitian kebijakan dan
penelitian eks post facto
6
Bab 2. Pembahasan
2.1 Pengertian Judul Penelitian Secara Umum.
Pengertian Judul adalah suatu kalimat singkat dan padat yang menggambarkan isi
suatu ulasan/karya tulis. Judul diberikan kepada sebuah karya tulis, sehingga orang bisa
membedakan tulisan yang satu dengan tulisan yang lain. Judul juga biasa disebut kepala
karangan yang dimuat pada halaman atau wajah paling depan, dengan tulisan yang lebih
besar pada posisi yang mudah dibaca ( http://cara memilih judul penelitian efisikawati.htm,
diakses tanggal 30 September 2013).
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga
miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul
artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul
tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan
bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap
tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya ( Efisikawati, http://cara
memilih judul penelitian. htm, diakses tanggal 30 September 2013)
2.1.1 Langkah-Langkah Membuat Judul yang Baik dan Benar.
1. Tulisan yang Dianggap Paling Menarik
Tahapan awal menulis judul yaitu tulis yang paling menarik, yang
dianggap dapat menyedot perhatian banyak pembaca. Jangan ragu-ragu tulis
saja. Manjakan bayangan-bayangan tulisan yang sedang dan akan kita garap
dengan menulis judul sesuai selera waktu menulis. Sekali lagi jangan ragu.
Tulis saja.
2. Judul Awal Bukan Hal yang Final
Seiring proses penulisan dari satu alinea ke alinea lainnya, terkadang
terjadi pergeseran makna. Substansi tulisan tidak hanya satu jalur. Bisa
merembet pada masalah yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan banyak
kasus seperti ini. Jika saat menulis judul pertama kali, kata-kata apa saja harus
ditulis bagus, maka pada tingkat kedua harus dilakukan perubahan judul sesuai
perjalanan tulisan kata lainnya. Judul awal bukanlah hal yang final kalau
terjadi perubahan isi.
3. Jika Timbul Judul-judul Lain
Satu judul yang sedang kita rampungkan, tidak jarang beranak dan
menjurus pada dualisme judul atau lebih. Apa yang harus kita lakukan? Jangan
7
terlalu panik. Kepanikan menyebabkan frustasi. Akhirnya tidak percaya diri
bahwa kita mampu menulis. Kalau menemukan kenyataan ada judul baru
timbul, pilih yang paling mudah, kondisikan dengan referen yang tersedia,
dengan kemampuan kita.
4. Meminjam Istilah yang Sedang Ngetrend
Istilah yang sedang ngetrend pasti lagi banyak dibicarakan banyak
orang. Cara ini sangat efektif menyapa emosi pembaca, membangkitkan
gairah membaca isi tulisan. Sumbernya entah dari judul film, iklan, atau
pernyataan tokoh berpengaruh.
5. Gaya Mempengaruhi
Salah satu penulisan judul yang efektif dengan cara nada
mempengaruhi.
6. Hindari judul yang panjang
Umumnya para pembaca lebih menyukai judul dengan menggunakan
kalimat pendek atau efektif, kalimat jelas dan singkat serta tidak memerlukan
banyak kata.
7. Sesuai isi
Urutan ketujuh inilah yang paling prinsipil. Harga mati. Apa pun gaya
tulisan, dengan pendekatan apa saja, penulisan judul harus mencerminkan
kandungan isi tulisan. ( Efisikawati, http//.www. cara memilih judul penelitian.
htm. Diakses tanggal 30 September 2013).
2.1.2 Merumuskan Judul Penelitian yang Baik
Ada orang yang berpendapat bahwa sebaiknya jdul penelitian ditulis selengkap
mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan
kegiatannya itu. Sebalikya ada pula orang lain yang berpendapat bahwa jdul penelitian
sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu lebih lanjut apa yang
dimaksudka oleh si peneliti, harus membaca penjelasan di bagian lain.
Suharsimi Arikunto, (2003:37) sebagai wajah dari kegiatan penelitian, judul
memang selalu nampak terlebih dahulu. Dengan memiliki problematika maka berati
bahwa peneliti telah mengetahui unsur penting untuk dirumuskan menjadi judul
penelitian. Namun demikian jika hanya tersedia problematika saja, judul penelitian
8
belum dapat dirumuskan. Untuk dapat merumuskan penelitian, harus diketahui dulu
unsur-unsur yang akan dicerminkan dalam rumusannya, yaitu:
1. problematika yang akan dicari jawabnya
2. populasi atau subjek penelitian dimana dapat diperoleh data yang
dimaksud
3. wilayah penelitian tempat subjek penelitiaan berada
4. waktu penelitian dilangsungkan
Apabila gejala pelajar dan mahasiswa yang dikemukakan dalam contoh
penyusunan problematika diatas diambil sebagai kasus penelitian, dan selanjutnya
dimisalkan lagi populasi pelajar dan mahasiswa tersebut terdapat di Kabupaten
Perdikan dan penelitiannya dilakukan pada tahun 1988, maka alternative untuk judul
penelitiannya adalah:
“(Studi) Ekplorasi Tentang Gejala Sikap Negatif Pelajar Dan Mahasiswa Di Kabupaten
Perdikan Tahun 1988"
Contoh rumusan judul diatas kata “studi” diberi tanda kurung, artinya bahwa
judul tersebut boleh diberi kata yang ada didalam kurung itu atau tidak. Sebagian
peneliti berpendapat bahwa penggunaan kata “studi” tidak perlu digunakan karena
kegiatan penelitian sudah otomatis menunjukkan kegiatan studi. Penggunaan kata
tersebut hanya menunjukkan sesuatu yang berlebihan. Sebagian peneliti lain
berpendapat bahwa sebaiknya diberi kata “studi” agar pembaca tahu bahwa judul
tersebut menunjuk pada kegiatan penelitian (Arikunto Suharsimi, Manajemen
Penelitian. 2003 :40).
Beberapa peneliti lebih senang merumuskan judul penelitian dengan cara yang
singkat saja yang tidak menyebutkan beberapa unsure yang terkandung didalamnya.
Untuk penjelasannya mereka mengemukakan secara lebih luas bagian lain yang
dikenal dengan ” batasan istilah” atau “batasan pengertian”.
2.1.3 Syarat-syarat Judul Penelitian
Menurut, Dr. Juliansyah Noor dalam bukunya yang
berjudul “Metodologi Penelitian”, beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut
baik antara lain :
1) Menyebutkan variabel penelitian.
a. Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian.
2) Menyebutkan unit analisis penelitian.
9
Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian yaitu organisasi, kelompok
orang,kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian.
3) Menyebutkan lokasi penelitian
4) Disusun sesingkat mungkin.
2.2 Merumuskan Judul dalam Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian
akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh
diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan
nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif
akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
2.2.1 Komponen Judul Penelitian
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78), didalam
merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian
ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak
peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang berpendapat bahwa judul
penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih
lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan untuk judul penelitian yang lengkap
diharapkan mencakup beberapa komponen antaralain :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Obyak yang diteliti
10
3. Subyek penelitian
4. lokasi atau tempat penelitian
5. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
2.2.2 Contoh Judul peneelitian Kuantitatif
1. Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Minat Belajar
Rumpun PAI siswa kelas v di MI Nu Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
- Sifat atau jenis problema : Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
- Obyek penelitian : Minat Belajar
- Subjek penelitian : Rumpun PAI siswa kelas v
- Lokasi penelitian : MI Nu Ngadiwarno Sukorejo Kendal.
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terikat : Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengajar
- Variabel Bebas : Minat Belajar Rumpun PAI siswa kelas v
2. Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Kooperatif Tipe
Teams Games Tournamens (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar Se
kecamatan Depok.
- Sifat atau jenis problema : Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan
Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournamens (TGT)
- Obyek penelitian : Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Motivasi Belajar Matematika
- Subjek penelitian : Siswa Sekolah Dasar Se kecamatan Depok.
- Lokasi penelitian : Se kecamatan Depok.
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terikat : Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan
Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournamens (TGT)
- Variabel Bebas : Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
Motivasi Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar
11
Dengan demikian dapat disimpulkan kedua contoh judul diatas sudah
memenuhi syarat penulisan yang baik dan benar sesuai dengan tata cara membuat
judul. Selain itu komponen-komponennya jelas dan syarat judul juga jelas. Penulisan
judul juga terlihat menarik, tata bahasa dalam penulisannya juga baik dan benar,
variabel-variabelnya juga jelas, lokasi penelitian juga jelas serta disusun secara
singkat.
Pada contoh pertama penulis melihat fenomena permasalahan belajar yang
timbul dalam diri siswa, baik yang berprestasi tinggi, rata-rata ataupun di bawah rata-
rata, perlu mendapat perhatian yang serius dari para pendidik. Mengingat masih
banyak siswa yang enggan mengatakan bahwa dirinya mengalami masalah dalam
belajarnya. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus siswa tersebut tidak akan dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Meskipun dengan keterbatasan waktu
dan tenaga, para guru Sekolah Dasar atau Madrasah punya tanggungjawab
mengembangkan kreatifitasnya di sekolah atau madrasah. Pada semester tahun
2009/2010 menunjukkan ketercapaian belum maksimal selanjutnya setelah
dioptimalkannya kreatifitas guru, khususnya dalam menciptakankreasi-kreasi dan
memanfaatkan media atau alat peraga yang disesuaikan dengan isi dari tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan, minat belajar siswa akan menjadi lebih baik.
Selain itu, satu hal yang membuat penulis tertarik untuk meneliti MI Ma’arif
Ngadiwarno Sukorejo Kendal, ingin mengetahui sejauh mana kreativitas yang
dimiliki oleh para guru sehubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar yang
mereka lakukan. Sehingga apabila guru telah mengembangkan kreativitasnya
diharapkan minat belajar PAI dapat meningkat dan lebih baik lagi.
Sedangkan pada contoh kedua memuat eksperimen, dimana dalam judul ini
ingin melakukan Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Model Kooperatif
Tipe Teams Games Tournamens (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika sudah
jelas bahwa cakupan judul ini menggunakan penelitian kuantitatif sebab eksperimen
pembelajran yang dilakukan membutuhkan hasil berupa angka-angka.
Dengan demikian judul ini dapat dikatakan judul yang termasuk dalam
penelitian Kuantitatif sebab keduanya membutuhakan analisis data, penelitian berupa
12
angka serta dalam judul ini mencakup karateristik kuantitatif yaitu penelitian yang
dihasilkan berupa angka-ankga, berupa produk dan sebagainya.
2.3 Merumuskan Judul dalam Penelitian Kualitatif
a. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,
2005).
b. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Moleong, 1990:3).
c. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristiwanya (Kirk dan Miller dalam Moleong, 1990:3)
Dari beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian penelitian kualitatif,
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami.
Mengingat orientasinya demikian, maka sifatnya mendasar dan naturalistis atau bersifat
kealamian, serta tidak bisa dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan.
2.3.1 Karateristik Penelitian Kualitatif
Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif
itu :
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci;
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata
atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka;
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome;
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif;
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna data dibalik yang teramati.
13
Penelitian kuantitatif, salah satu asumsinya adalah bahwa gejala dari suatu objek
penelitian itu sifatnya tunggal dan parsial, karena hanya melihat fenomena berdasarkan
variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam pandangan kualitatif, gejala dari suatu objek itu
bersifat holistik (menyeluruh), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan
penelitiannya hanya berdasarkan variable, tetapi berdasarkan keseluruhan situasi sosial yang
akan diteliti, yang meliputi APA: 1) Actor (pelaku); 2) Place (tempat); dan 3) Activity
(kegiatan atau aktifitas). Misalnya meneliti tentang efektifitas pelaksanaan pembelajaran,
maka situasi sosialnya yang akan diteliti adalah meliputi guru dan murid (sebagai pelaku),
ruang kelas (sebagai tempat), dan proses belajar mengajar (sebagai aktifitas/kegiatan).
Judul penelitian dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan pada
masalah yang telah ditetapkan. Masalah sifatnya sementara dan holistik (menyeluruh) dan
kemungkinan bisa berkembang setelah memasuki lapangan penelitian.
Judul dalam penelitian kualitatif tidak mencerminkan variable, tetapi lebih pada upaya untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi soSial secara luas dan mendalam serta berusaha
menemukan teori.
2.3.2 Komponen Judul Penelitian
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78), didalam
merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian
ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak
peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang berpendapat bahwa judul
penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih
lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan untuk judul penelitian yang lengkap
diharapkan mencakup beberapa komponen antaralain :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Obyak yang diteliti
3. Subyek penelitian
4. lokasi atau tempat penelitian
5. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
2.3.3 Contoh Judul Penelitian Kualitatif
Berikut contoh-contoh judul dalam penelitian Kualitatif
14
1. Kualitas Guru Sejarah di Sma Negeri Kabupaten Bajarnegara Dalam Pembelajaran
Sejarah ditinjau dari aspek persiapan, metode, proses dan Evaluasi.
- Sifat atau jenis problema : Kualitas Guru Sejarah
- Obyek penelitian : Pembelajaran Sejarah ditinjau dari aspek persiapan,
metode, proses dan Evaluasi.
- Subjek penelitian : Guru Sejarah di Sma Negeri Kabupaten Bajarnegara
- Lokasi penelitian : Sma Negeri Kabupaten Bajarnegara
- Tahun terjadinya peristiwa: Tidak ada
2. Analisis Kebijakan Dan Kelayakan Mutu Tenaga Pendidik Dalam Rangka
Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Di Provinsi Sulawesi Tengah.
- Sifat atau jenis problema : Analisis Kebijakan Dan Kelayakan Mutu
Tenaga Pendidik
- Obyek penelitian : Dalam Rangka Menigkatkan Mutu
Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
- Subjek penelitian : Tenaga Pendidik
- Lokasi penelitian : Pendidikan Dasar Di Provinsi Sulawesi
Tengah.
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
Kedua contoh judul diatas sudah memenuhi syarat penulisan yang baik dan benar
sesuai dengan tata cara membuat judul. Selain itu komponen-komponennya jelas dan syarat
judul juga jelas. Penulisan judul terlihat menarik, tata bahasa dalam penulisannya juga baik
dan benar, variabel-variabel dan lokasi penelitian juga jelas serta judul ini disusun secara
singkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, judul ini termasuk judul dalam penelitian Kualitatif
sebab judul mengkaji tentang Kualitas Guru Sejarah di Sma Negeri Kabupaten Bajarnegara
Dalam Pembelajaran Sejarah ditinjau dari aspek persiapan, metode, proses dan Evaluasi dan
Analisis Kebijakan Dan Kelayakan Mutu Tenaga Pendidik Dalam Rangka Meningkatkan
Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Di Provinsi Sulawesi Tengah. Cakupan dalam judul
ini mengenai fenomena atau peramasalahan alamiah yang terjadi disuatu daerah. Dilakukan
15
pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data
dan peneliti adalah instrumen kunci dan Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data
yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka;
Pada contoh kedua peneliti melakukan studi analisis kebijakan yang akan dilakukan
ini merupakan upaya untuk mengkaji beberapa aspek implementasi arah kebijakan
pembangunan pendidikan nasional di Provinsi Sulawesi Tengah, terutama dalam aspek
kelayakan mutu tenaga pendidik dan penyelenggaraan pendidikan dasar.
Dengan demikian dari kedua conth diatas dikatakan bahwa judul ini termasuk judul
kualitatif karena sesuai dengan karateristik penelitian kualitatif penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
2.4 Merumuskan Judul dalam Penelitian Tindakan Kelas
PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku
tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam
melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman. terhadap kondisi dalam praktik
pembelajaran (Hopkins,1993 dalam Muslich 2011:8)
Menurut Arikunto (2011:3), PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Kelas disini, bukan hanya berupa sebuah ruangan, tetapi sekelompok peserta
didik yang sedang belajar. Kegiatannya dapat dilakukan di laboratorium, perpustakaan,
lapangan olahraga, dan sebagainya.
Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas berupa tindakan yang dilakukan guru dalam
upaya peningkatan hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran yang lebih baik dapat dicapai jika
proses pembelajaran juga lebih baik dari sebelumnya. Guru mengupayakan agar ide yang
dicobakan dalam penelitian tindakan kelas harus cemerlang dan guru harus yakin bahwa
hasilnya akan lebih baik dari biasanya.
PTK merupakan suatu bentuk penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru baik
secara individual atau dengan tenaga kependidikan yang lain guna meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran di kelas dengan cara melaksanakan tindakan terhadap proses
pembelajaran. Usaha berupa tindakan yang kreatif dan inovatif harus dilakukan, karena
kegiatan yang dilakukan sebelumnya dianggap kurang memuaskan. Untuk mengetahui
apakah kegiatan yang telah dilakukan berhasil atau tidak, maka perlu dilakukan secara
berulang. Melalui penelitian ini, guru sebagai peneliti diharapkan dapat menyelesaikan
16
permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran, selain itu guru juga dapat
mempraktekkan teori yang sudah ada.
2.4.1 Karateristik penelitian tindakan kelas
Berikut ini adalah karakteristik penelitian tindakan kelas:
1. Dalam penelitian tindakan kelas, problema yang diangkat haruslah problema yang
benar-benar dialami guru di kelas. PTK dapat dilaksanakan jika guru mengetahui
betul persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran. Dari persoalan
tersebut, guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara
profesional.
2. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik berupa tindakan (aksi) tertentu untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Tanpa tindakan tertentu penelitian juga
dapat dilakukan di dalam kelas yang disebut “penelitian kelas”. Penelitian kelas
hanya untuk mengetahui saja tidak untuk memperbaiki, sebaliknya jika suatu
penelitian menggunakan tindakan tertentu sehingga proses pembelajaran berjalan
dengan efektif, maka hal tersebut dapat disebut penelitian tindakan kelas.
2.4.2 Komponen judul penelitian
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78),
didalam merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya
judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat
diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang
berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin
tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan
untuk judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen
antaralain :
6. Sifat dan jenis penelitian
7. Obyak yang diteliti
8. Subyek penelitian
9. lokasi atau tempat penelitian
10. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
17
2.4.3 Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas
Judul PTK hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan
serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah.
Formulasi Judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah
menampilkan sosok PTK, bukan sosok penelitian formal.
(http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-
classroom-action-research/)
1. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Make A Match Meningkatkan
Pemahaman Siswa kelas IV Sdn 3 Sukarara Tahun Pelajaran 2012/2013
- Sifat atau jenis problema : Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Make A match
- Obyek penelitian : Meningkatkan Pemahaman Siswa kelas IV
- Subjek penelitian : Siswa Kelas IV Sdn 3 Surakarta Tahun Pelajaran
2012/2013
- Lokasi penelitian : SDN 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
2. Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Benda
Asli Siswa Kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo.
- Sifat atau jenis problema : Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang
- Obyek penelitian : Penggunaan Media Benda Asli
- Subjek penelitian : Siswa Kelas IX SMP
- Lokasi penelitian : SMP Al Muslim Waru Sidoarjo
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
Kedua contoh judul diatas sudah memenuhi syarat penulisan yang baik dan
benar sesuai dengan tata cara membuat judul. Selain itu komponen-komponennya
jelas dan syarat judul juga jelas. Penulisan judul terlihat menarik, tata bahasa dalam
penulisannya juga baik dan benar, variabel-variabel dan lokasi penelitian juga jelas
serta judul ini disusun secara singkat.
18
Pada contoh pertama diambil judul Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe
Make A Match Meningkatkan Pemahaman Siswa kelas IV Sdn 3 Sukarara Tahun
Pelajaran 2012/2013 tentang Proses pembelajaran selama ini guru menerapkan sesuai
RPP. Dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) cenderung merupakan
pelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Hal ini disebabkan kesukaran dalam
penyajian materi atau belum tepat dalam memilih metode pembelajaran sehingga
siswa terkesan kurang menyenangkan. Guru hanya menggunakan metode Terangkan
Catat Latihan (TCL) di depan kelas tanpa ada keterlibatan siswa secara langsung.
Kondisi ini menunjukkan bahwa, pada kenyataannya guru dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar di kelas cenderung berlangsung satu arah, Artinya guru hanya
mentransformasi ilmu pengetahuannya dan siswa tinggal menerima. Model
pembelajaran seperti ini menyebabkan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa
dijadikan obyek belajar bukan subyek belajar. Dengan model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) SD Negeri 3 Sukarara kelas IV,
siswa terkesan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran dan hasil belajarnyapun
rendah.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut di atas, perlu diupayakan suatu pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
dengan menerapkan pendekatan pembelajara kooperatif tipe make a match. Menurut Slavin
(1985) dalam Isjoni (2010: 15) pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kkecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Peneliti dalam
judul ini tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk meningkatkan prestasi belajar IPS kelas IV
SD Negeri 3 Sukarara”.
Pada contoh kedua penulis menganggap bahwa dalam pembelajaran matematika selama
ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami kesulitan
belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-
konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika di kelas ditekankan pada keterkaitan
antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu
menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari
atau pada bidang lain sangat penting dilakukan. Oleh karena itu peneliti mengajukan
19
penelitian dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang Melalui Penggunaan
Media Benda Asli Siswa Kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo.
Dengan demikian sebagai Judul penelitian tindakan kelas, judul ini sudah memuat
tentang penelitian tindakan kelas. Karena dalam judul ini mengangkat tema tentang
permasalahan yang ada dalam kelas yaitu ingin melakukan Penerapan Pendekatan Kooperatif
Tipe Make A match Meningkatkan Pemahaman Siswa kelas IV Sdn 3 Surakarta Tahun
Pelajaran 2012/2013 dan Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang Melalui Penggunaan
Media Benda Asli Siswa Kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo. Hal ini berarti judul yang
diangkat sudah terlihat jelas ingin mencoba memecahkan permasalahan dengan menerapkan
metode-metode pembelajaran di dalam kelas dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
Selain itu dapat dikatakan bahwa judul ini merupakan judul penelitian Tindakan Kelas
sebab judul ini juga memiliki karakteristik berupa tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki
proses pembelajaran di kelas. Penelitian kelas hanya untuk mengetahui saja tidak untuk
memperbaiki, sebaliknya jika suatu penelitian menggunakan tindakan tertentu sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan efektif, maka hal tersebut dapat disebut penelitian
tindakan kelas.
2.5 MerumuskanJudul Penelitian Pengembangan
Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian
pengembangan yaitu Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah
dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan
penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan
akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang
sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku
didefinisikan.
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu
pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses
dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas.
Jadi dapat disimpulakn kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu
20
penelitian pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai
dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang
dihadapi.
2.5.1 Karateristik Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009) di dalam buku Sugiyono ada 4 karateristik penelitian
pengembangan antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung
jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas
pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar
yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan,
validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas,
sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pengembangan harus memuat
Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa. Masalah yang ingin dipecahkan
adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi
dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya
terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran. Pengembangan model, pendekatan dan
metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian
kompetensi siswa.
2.5.2 Komponen Judul Penelitian
21
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78), didalam
merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya judul
penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui
kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang berpendapat
bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang
dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan untuk judul
penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen antaralain :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Obyek yang diteliti
3. Subyek penelitian
4. lokasi atau tempat penelitian
5. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
2.5.3 Contoh Judul penelitian Pengembangan
Berikut ini Contoh judul penelitian Pengembangan :
1. Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII
Smp Negeri 1 Maesan Bondowoso
- Sifat atau jenis problema : Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri
- Obyek penelitian : Pokok Bahasan Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Untuk meningkatkan Hasil Belajar
- Subjek penelitian : Siswa Kelas VII Smp Negeri 1 Maesan
- Lokasi penelitian : Smp Negeri 1 Maesan Bondowoso
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel bebas : Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri
- Variabel Terikat : Pokok Bahasan Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII
22
2. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada
Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas X Sma Negeri Grujugan Bondowoso
- Sifat atau jenis problema : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem
Based Learning
- Obyek penelitian : Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
- Subjek penelitian : Siswa Kelas X
- Lokasi penelitian : Sma Negeri Grujugan Bondowoso
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terikat : Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem
Based Learning
- Variabel Bebas : Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Kedua contoh judul diatas sudah memenuhi syarat penulisan yang baik dan
benar sesuai dengan tata cara membuat judul. Selain itu komponen-komponennya
jelas dan syarat judul juga jelas. Penulisan judul terlihat menarik, tata bahasa dalam
penulisannya juga baik dan benar, variabel-variabel dan lokasi penelitian juga jelas
serta judul ini disusun secara singkat.
Pada contoh pertama Penulis melakukan pengamatan terhadap pembelajaran
biologi kelas VII SMP Negeri 1 Maesan Bondowoso banyak siswa yang tidak
memiliki buku pelajaran ataupun sumber belajar lainnya. Beberapa siswa ada yang
menggunakan buku yang dipinjam dari perpustakaan, namun materi yang terdapat di
buku tersebut kurang memenuhi kebutuhan siswa. Guru cenderung menuliskan
materinya di papan tulis kemudian menjelaskannya. Siswa cenderung pasif ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini memperlambat kegiatan pembelajaran di
kelas. Siswa juga kurang didorong untuk mengembangkankemampuan berpikir kritis
dalam menemukan konsep dengan cara memecahkan masalah yang terjadi di sekitar
mereka.
Selain itu berdasarkan hasil pemberian angket yang diberikan kepada guru yang
digunakan terutama pada materi pelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan
yaitu buku sekolah elektronik (BSE). Guru merasa buku tersebut kurang memenuhi
kebutuhan guru dan siswa saat proses pembelajaran. Guru lebih memilih untuk
23
menggunakan materi pencemaran dan kerusakan lingkungan dari internet kemudian
disampaikan menggunakan powerpoint presentation karena dirasa mudah untuk
diperoleh dan lebih up to date. Upaya tersebut memiliki kendala, yaitu tidak adanya
LCD proyektor pada setiap kelas sehingga ketika seorang guru akan melakukan
pembelajaran menggunakan LCD proyektor harus menggunakan ruangan
laboratorium komputer.
Dapat disimpulkan bahwa jdul ini mencakup judul penelitian pengembangan
dilihat dari segi judul penulis ingin melakukan penelitian pengembangan untuk
mengembangkan bahan buku siswa berbasis inkuiri guna memecahkan masalah
ataupun kesulitan dalam proses pembelajaran serta untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Maesan Bondowoso.
Pada contoh judul kedua, keduanya sama-sama ingin melakukan
pengembangan. Namun di contoh kedua ini penulis ingin mengembangkan model
pembeljaran PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Siswa diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru,
selanjutnya selama pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkannya (Abdullah,
2008). PBL menggambarkan suatu suasana pembelajaran yang menggunakan masalah
untuk memandu, mengemudikan, menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran.
Pembelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan
masalah tersebut diajukan dengan cara sedemikian hingga para siswa memerlukan
tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut
(Widjajanti, 2011). Model PBL digunakan untuk meningkatkan motivasi,
mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual, menumbuhkan kemampuan kerja sama, dan mengembangkan sikap social
siswa.
Pada materi pencemaran lingkungan juga merupakan materi yang menuntut
siswa berpikir kritis untuk memecahkan persoalan permasalahan lingkungan serta
dampaknya. Ruang lingkup dalam materi pencemaran lingkungan merupakan masalah
yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penetapan kompetensi dalam
bahan ajar akan dikembangkan berdasarkan analisis Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP). Hal ini dilakukan karena tid 5 kompetensi yang ada dalam
kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya. Standar kompetensi yang ingin dicapai
dalam materi ini yaitu menganalisis hubungan antara ekosistem, perubahan materi dan
24
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi dasar
materi ini yaitu menjelaskan keterkaitan antara kegiatanmanusia dengan masalah
perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Materi ini dipilih
karena berdasarkan hasil pengisian angket yang dilakukan pada siswa yang telah
menempuh materi pencemaran lingkungan tahun sebelumnya dalam pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung selama ini banyak siswa mengalami kesulitan ketika
dihadapkan pada kemampuan menganalisis sebab akibat masalah-masalah yang
menjadi topik pembelajaran dalam materi pencemaran lingkungan. Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dilakukan suatu penelitian pengembangan dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning pada Pokok
Bahasan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA Negeri Grujugan Bondowoso.
Dengan demikian dari kedua contoh diatas dikatakan bahwa judul ini termasuk
judul pengembangan karena sesuai dengan karateristik penelitian pengembangan yaitu
Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran dan
penulis melakukan pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta
media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
2.6 Merumuskan Penelitian Eks Post Facto
Penelitian pada hakikatnya mencari jawaban atas masalah yang menuntut jawaban yang
benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut penalaran manusia dan
didukung oleh fakta empiris. Expos Facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang
dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena
penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu
kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Expost Facto sebagai metode penelitian menunjuk kepada
perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak
perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.
(http://supriyanti-yantea.blogspot.com/2012/10/penelitian-expost-facto.html)
Pada eksperimen, peneliti dituntut memberikan perlakuan variabel bebas, sedangkan
pada penelitian expost facto peneliti tidak dituntut memberikan perlakuan variabel bebas,
25
namun pengukuran efek dari variabel bebas pada variabel terikat dari eksperimen maupun
ekspost facto tetap dilakukan.
Metode expost facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan
variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang
pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen.
Dalam banyak variabel bebas dalam pendidikan tidak dapat dimanipulasikan oleh peneliti
secara langsung (eksperimen).
Dengan demikian penelitian expost facto dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas
atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas tersebut pada
variabel terikat.
2.6.1 Karakteristik Penelitian Ex Post Facto
Berikut karateristik Penelitian Eks Post Facto
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang
diteliti.
5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan
tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x
maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak
ada kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.
6. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen
tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
7. Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang
diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
8. Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan
artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.
26
9. Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya
dan etik dipertanyakan.
2.6.2 Komponen Judul Penelitian
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78),
didalam merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya
judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat
diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang
berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin
tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan
untuk judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen antara
lain :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Obyak yang diteliti
3. Subyek penelitian
4. Lokasi atau tempat penelitian
5. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
2.6.3 Contoh judul penelitian Eks Post Facto
1. Hubungan Antara Kecemasan Berkomunikasi Dan Motivasi Berprestasi Dengan
Hasil Belajar IPA (SAINS) Siswa-Siswa Sekolah Dasar Negeri di Bungkulan
- Sifat atau jenis problema : Hubungan Antara Kecemasan Berkomunikasi
Dan Motivasi Berprestasi
- Obyek penelitian : Hasil Belajar IPA (SAINS)
- Subjek penelitian : Siswa-Siswa Sekolah Dasar
- Lokasi penelitian : Sekolah Dasar Negeri di Bungkulan
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terrikat : Hubungan Antara Kecemasan Berkomunikasi
- Variael Bebas : Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar IPA
(SAINS) Siswa-Siswa Sekolah Dasar
27
2. Pengaruh Kebijakan Sekolah Gratis Terhadap Prestasi Belajar Dengan
Mengontrol Kemampuan Awal Siswa
- Sifat atau jenis problema : Pengaruh Kebijakan Sekolah Gratis
- Obyek penelitian : Prestasi Belajar Dengan Mengontrol
Kemampuan Awal Siswa
- Subjek penelitian : Siswa
- Lokasi penelitian : Tidak ada
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terikat : Pengaruh Kebijakan Sekolah Gratis
- Variabel Bebas : Prestasi Belajar Dengan Mengontrol
Kemampuan Awal Siswa
Kedua contoh judul diatas sudah memenuhi syarat penulisan yang baik dan
benar sesuai dengan tata cara membuat judul. Selain itu komponen-komponennya
jelas dan syarat judul juga jelas. Penulisan judul terlihat menarik, tata bahasa dalam
penulisannya juga baik dan benar, variabel-variabel dan lokasi penelitian juga jelas
serta judul ini disusun secara singkat. Akan tetpai pada contoh kedua judul dianggap
kurang benar sebab tidak disebutkan subyek penelitin, lokasi penelitian, dan tahun
terjadinya peristiwa secara benar. Selain itu judul ini dianggap kurang menarik, dari
segi penulisan saja judulnya sudah tidak menarik dan tidak layak.
Pada contoh pertama penulis menganggap bahwa faktor psikologi seperti
kecemasan berkomunikasi dan motivasi berprestasi diduga memiliki kaitan terhadap
hasil belajar siswa. Sepertinya perlu mendapat perhatian dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Untuk dapat mengetahui lebih jauh kaitan faktor-faktor
psikologi tersebut terhadap hasil belajar IPA (Sains), perlu dilakukan penelitian yang
berjudul: Hubunagn antara Kecemasan Berkomunikasi dan Motivasi Berprestasi
dengan Hasil Belajar IPA (Sains) Siswa Sekolah Dasar Negeri di Bungkulan.
Pada contoh kedua peneliti mengkaji tantang kemampuan awal siswa, dalam
hal ini kemampuan awal siswa SD yang akan masuk ke SMP tentunya merupakan
perjuangan siswa tersebut selama mengikuti pelajaran di bangku SD. Kemampuan
awal dan perjuangan tersebut yang akan digunakan untuk berjuang kembali di bangku
SMP dan begitu seterusnya hingga ke bangku kuliah. Hal ini dilakukan tentunya
untuk menemukan dan atau menciptakan kesempatan untuk berkarya. Melihat latar
28
belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan prestasi belajar
antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kebijakan sekolah gratis, serta melihat
apakah ada pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, judul ini termasuk judul dalam penelitian
ekspost facto Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke
belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya. Selain itu kedua contoh
tersebut peneliti ingin mencari jawaban atas masalah yang menuntut jawaban yang
benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut penalaran manusia
dan didukung oleh fakta empiris
2.7 Merumuskan Judul Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan merupakan salah satu dari jenis penelitian deskriptif. Suharsimi
Arikunto dalam bukunya Manajemen Penelitian memberikan batasan pengertian tentang
penelitian deskriptif, yaitu Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau
keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak
terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis.
Sedangkan definisi penelitian kebijakan adalah penelitian kebijakan dapat didefinisikan
sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung kebijakan. Ada juga yang
berpendapat bahwa penelitian kebijakan adalah usaha mengumpulkan informasi secara
komprehensif untuk merumuskan kebijakan.
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kebijakan yang dimaksud sebagai latar
penelitian kebijakan (policy research) adalah tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk
memecahkan masalah sosial. Pemecahan masalah sosial oleh policymaker dalam hal ini
dilakukan atas dasar rekomendasi yang dibuat oleh policy researcher berdasarkan hasil
penelitiannya. Kebijakan di sini tidak dipersepsikan dari sudut pandang politik pemerintah,
melainkan kebijakan sebagai objek studi. Akan tetapi jika kita menyinggung kata penelitian
maka hal ini akan bersentuhan dengan sesuatu yang bernuansa ilmiah. Jadi dapat dinyatakan
bahwa penelitian kebijakan hadir untuk mengilmiahkan kebijakan atau menghasilkan
kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dalam batas-batas yang tidak
berbenturan keras dengan political will atau lingkungan sosial politik disuatu Negara.
29
Para perumus kebijakan merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling urgen,
khususnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun masalah publik.
Semakin kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka semakin banyak pula
masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau
informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.
2.7.1 Karateristik penelitian Kebijakan
Setiap jenis penelitian tentu memiliki karakteristik masing-masing. Demikian
juga dengan penelitian kebijakan. Kekhususan karakteristik penelitian kebijakan
terutama pada proses kerjanya. Menurut Ann Majchrzak sebagaimana yang dikutip
Sudarwan Danim dalam bukunya Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, karakteristik
penelitian kebijakan adalah sebagai berikut:
1. Fokus penelitian bersifat multidimensional atau banyak dimensi
2. Orientasi penelitian bersifat empiris-induktif
3. Menggabungkan dimensi masa depan dan masa kini
4. Merespon kebutuhan pemakai hasil studi
5. Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit.
Pernyataan di atas senada dengan apa yang dinyatakan oleh James H.Mc Millan and
Sally Schumacher dalam bukunya Research in Education, yaitu Generally, policy analysis
tends to 1) be multidimension in focus; 2) use deductive and inductive research orientations;
3) incorporate the future as well as the past; 4) respond to study users; and 5) explicity
incorporate values. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa nilai special karakteristik
penelitian kebijakan adalah pada penekanan-penekanan khusus dari masing-masing
karakteristik tersebut serta kepaduannya.
2.7.2 Komponen Judul Penelitian
Komponen Judul Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010. Hal: 78),
didalam merumuskan sebuah judul penelitian, ada yang berpendapat bahwa sebaiknya
judul penelitian ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat
diketahui kehendak peneliti dengan kegiatannya itu. Namun sebaliknya, adapula yang
berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin
tahu apa yang dimaksud lebih lanjut harus membaca penjelasan di bagian lain. Dan
30
untuk judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup beberapa komponen antara
lain :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Obyak yang diteliti
3. Subyek penelitian
4. Lokasi atau tempat penelitian
5. Tahun atau waktu terjadinya peristiwa
2.7.3 Contoh Judul Penelitian Kebijakan
Berikut Contoh judul peneilitian Kebijakan
1. Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus Rencana Tata
Ruang Wilayah Di Kecamatan Kenjeran Surabaya)
- Sifat atau jenis problema : Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan
- Obyek penelitian : Studi Kasus Rencana Tata Ruang Wilayah
- Subjek penelitian : Tidak ada
- Lokasi penelitian : Di Kecamatan Kenjeran Surabaya
- Tahun terjadinya peristiwa : Tidak ada
- Variabel Terikat : Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kecamatan Kenjeran
Surabaya)
- Variabel Bebas :
Pada contoh judul penulisan judul tidak terlihat menarik, sebab judul tersebut
dianggap kurang benar sebab tidak disebutkan subyek penelitin, lokasi penelitian, dan
tahun terjadinya peristiwa secara benar. Selain itu juduk ini dianggap kurang menarik,
dari segi penulisan saja judulnya sudah tidak menarik dan tidak layak. Syarat-syarat
dalam judul penelitian ini juga tidak terliahat jelas. Seharusnya jika memang
menginginkan judul penelitian yang baik dan benar isi dari judul harus terlihat jelas,
syarat dan komponen dalam judul juga harus dicantumkan. Apabial syarat dan
kompenen tidak jelas maka judul itu akan tidak menarik pembaca.
Judul itu termasuk judul kebijakan, sebab jika dilihat dari latar belakang
permasalahan yang diangkat peneliti judul ini memuat kebijakan yang ingin dicapai
dalam implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan. Dari struktur kalimat
dalam judul tersebut juga sudah memuat kata “kebijakan” jelas ini merupakan judul
31
kebijakan. Peneliti juga meemnuhi karateristik penelitian kebijakan yaitu kebijakan
merumuskan kebijakan atas dasar prioritas yang paling urgen, khususnya yang
berkenaan dengan pemecahan masalah sosial atau pun masalah publik. Semakin
kompleks dan luas tugas-tugas keorganisasiannya, maka semakin banyak pula
masalah yang dihadapi, sehingga tidak dapat dipecahkan sendiri tanpa pendapat atau
informasi yang memadai, baik kuantitatif maupun kualitatif.
32
Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengertian Judul adalah suatu kalimat singkat dan padat yang menggambarkan isi
suatu ulasan/karya tulis. Judul diberikan kepada sebuah karya tulis, sehingga orang bisa
membedakan tulisan yang satu dengan tulisan yang lain. Judul juga biasa disebut kepala
karangan yang dimuat pada halaman atau wajah paling depan, dengan tulisan yang lebih
besar pada posisi yang mudah dibaca ( http://cara memilih judul penelitian efisikawati.htm,
diakses tanggal 30 September 2013).
Dapat disimpulkan bahwa setiap judul penelitian yang dibuat mempunyai karateristik
judul yang berbeda-beda. Hal ini dilihat dari setiap kata dari judul tersebut mengandung jenis
penelitian seperti apa pasti sudah terlihat jelas. Terlihat jelas disini artinya dapat dilihat dari
konteks variabel-variabel yang dipakai atau unit permasalahan yang terlihat dalam judul
tersebut.
3.2 Saran
Dalam proses pembuatan judul hendaknya melihat langkah-langkah pembuatan judul
supaya dalam menetukan judul dan merumuskan judul terlihat menarik untuk dibaca ataupun
dikaji lebih lanjut. Sebab menurut Suharsimi Arikunto dalam judul yang baik harus memuat
lima komponen dan memenuhi syarat-syarat judul yang benar. Penulisan judul juga tidak
boleh sembarangan ataupun tergesa-gesa, proses membuat judul juga harus dilihat fokus
permasalahan yang diangkat menggunakan jenis penelitian seperti apa.
33
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Westra, IGK Paridjata.1991. Pedoman Penulisan Skripsi Berdasarkan Penelitian
Empiris di Lingkungan Perguruan Tinggi . Surabaya: Airlangga Prees.
S, Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Vimal P, Syah. 1995. Menyusun Laporan Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University
Prees.
(http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas-
classroom-action-research/)
(http://supriyanti-yantea.blogspot.com/2012/10/penelitian-expost-facto.html
34