BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mata merupakan indera sensorik khusus yang berperan dalam fungsi penglihatan. Fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur komponen-kompenen yang membentuk bola mata. Mulai dari struktur penunjang seperti suprasilia, palpebra, ataupun silia yang berperan dalam perlindungan bola mata hingga struktur-sruktur penting yang terlibat langsung dalam proses penglihatan tersebut seperti media refraksi, retina ataupun sistem persarafan mata hingga ke otak 1 . Pada proses melihat, sinar yang dipantulkan oleh suatu obyek akan masuk ke dalam mata dan difokuskan oleh media refraksi mata hingga tepat mencapai retina. Retina kemudian mengolah masukan tersebut menjadi sinyal elektrik sehingga dapat diteruskan ke lobus oksipital otak melalui sistem saraf sehingga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mata merupakan indera sensorik khusus yang berperan dalam fungsi
penglihatan. Fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur komponen-
kompenen yang membentuk bola mata. Mulai dari struktur penunjang seperti
suprasilia, palpebra, ataupun silia yang berperan dalam perlindungan bola
mata hingga struktur-sruktur penting yang terlibat langsung dalam proses
penglihatan tersebut seperti media refraksi, retina ataupun sistem persarafan
mata hingga ke otak1.
Pada proses melihat, sinar yang dipantulkan oleh suatu obyek akan masuk
ke dalam mata dan difokuskan oleh media refraksi mata hingga tepat
mencapai retina. Retina kemudian mengolah masukan tersebut menjadi sinyal
elektrik sehingga dapat diteruskan ke lobus oksipital otak melalui sistem saraf
sehingga kita dapat melihat suatu obyek. Dalam rangkaian proses ini, retina
sebagai unit pengolah input energi cahaya memegang peranan yang sangat
penting. Demikian pula komponen-komponen yang menyusun retina
tersebut1,2.
Retina merupakan suatu struktur multilapis yang tersusun dalam 10
lapisan. Pada lapisan-lapisan retina ini, salah satu komponen yang sangat
berperan dalam pengolahan input energi cahaya oleh retina adalah sel-sel
fotoreseptor yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Sel-sel fotoreseptor
adalah suatu jenis sel saraf khusus yang terdapat pada retina mata yang
berperan dalam proses fototransduksi yang merupakan suatu proses
pengubahan energi cahaya (radiasi elektromagnetik) menjadi suatu sinyal
elektrik guna memulai suatu rangkaian proses biologis dalam fungsi
penglihatan. Secara spesifik, fotoreseptor akan menyerap foton dari lapangan
pandang dan melalui suatu rangkaian proses biokomia yang spesifik dan
kompleks mengubahnya menjadi sinyal elektrik melalui perubahan-perubahan
pada potensial membrannya3.
2. Tujuan
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai anatomi dan fisologi retina serta memberikan gambaran
mengenai peranan sel-sel fotoreseptor dalam fungsi penglihatan.
BAB II
EMBRIOLOGI
Gambar 1 : Embriologi Mata
Cikal bakal mata adalah suatu gelembung mata (optic vesicle) yang
merupakan evaginasi dari diensefalon tabung saraf (neural tube). Gelembung ini
terbentuk pada hari ke 25 tahapan perkembangan embrio dan terletak berdekatan
dengan lapisan ektoderma. Pada perkembangan selanjutnya, gelembung mata
akan berinvaginasi membentuk piala mata (optic cup) yang memiliki dua lapisan.
Lapisan dalam sebagai epitel berpigmen dan lapisan luar adalah retina sensorik.
Lapisan ektoderma juga mengalami invaginasi membentuk gelembung lensa dan
mengisi bagian tengah piala mata. Proses ini terjadi sekitar 25-35 hari pada
tahapan perkembangan embrio4.
Meskipun lapisan retina sensorik dan epitel berpigmen sama-sama berasal
dari gelembung mata namun keduanya sangat berbeda. Retina sensorik
merupakan suatu struktur multilapis yang mengandung jutaan neuron dan
fotoreseptor, sementara lapisan epitel berpigmen merupakan suatu lapisan tunggal
non-sensorik, berpigmen, dan berupa sel-sel kuboid. Dalam perkembangannya
kedua lapisan ini membutuhkan interaksi dengan jaringan-jaringan sekitarnya.
Jika gelembung mata dipisahkan dari epidermis dan mesenkim sekitar, proses
diferensiasi hanya akan mencapai tahap gelembung mata dan mata tidak akan
terbentuk. Hal ini dikarenakan jaringan sekitar akan menghasilkan faktor-faktor
yang penting dalam proses diferensiasi perkembangan mata. Faktor-faktor
tersebut adalah fibroblast growth factor (FGF), sonic hedgehog (Shh), BMP7, dan
Pax6.
FGFs terekspresi pada ektoderma lensa di gelembung mata yang berperan
dalam perkembangan retina sensorik. Shh berasal dari sel-sel prekordal
mesoderma dan pada diensefalon ventral menekan perkembangan mata dan
menginduksi ekspresi gen untuk membentuk tangkai mata (optic stalk). BMP7
merupakan bagian dari golongan disffusible signaling molecules / TGF-β
superfamily yang berperan sebagai faktor mitogenik sel-sel gelembung mata. Pax6
merupakan suatu gen yang mengkode faktor transkripsi yang berperan dalam
mengontrol spesifikasi daerah-daerah dalam perkembangan embrio terutama
bagian anterior, termasuk mata.
Retina sensorik tersususun dalam lapisan-lapisan khas berulang yang sangat
berperan dalam fungsi visual. Mekanisme pembentukan susunan lapisan-lapisan
ini dipekirakan melalui fungsi inhibisi sel progenitor sekitar untuk tidak
mengekspresikan bentuk yang sama. Sel-sel retina tidak dibentuk oleh sel
progenitor pada saat yang bersamaan. Secara keseluruhan, pembentukan sel-sel
retina dibagi dalam dua fase. Fase pertama adalah sel-sel ganglion, kerucut, dan
horizontal. Fase kedua adalah sel-sel batang, bipolar, dan glial Muller5.
BAB III
ANATOMI
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliaris, dan
berakhir di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm
di belakang garis schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini
pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
berpigmen retina sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch, koroid, dan
sklera.
Gambar 2 : Lapisan - Lapisan Retina
Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah :
1. Membran limitans interna
2. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan
menuju nervus optikus
3. Lapisan sel ganglion
4. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel
ganglion dengan sel amkrin dan bipolar
5. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
6. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel
bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
7. Lapisan inti luar sel fotoreseptor
8. Membran limitans eksterna
9. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut
10. Epithelium pigmen retina
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 2,3 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula yang merupakan
daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil),
yang berdiameter 1,5 mm. Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di sebelah lateral
diskus optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan
pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah
fovea dimana sel fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina
yang paling tipis.
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria dan cabang-
cabang arteri sentralis retina. Khoriokapilaris memperdarahi sepertiga luar retina,
termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan
epitel pigmen retina sedangkan cabang-cabang arteri sentralis retina
memperdarahi dua pertiga sebelah dalam retina2.
1. Sel – Sel Fotoreseptor
Gambar 3 : Sel Batang dan Sel Kerucut
Dua sel fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel kerucut Kedua
fotoreseptor ini dapat dibedakan berdasarkan karakteristik khususnya masing-
masing seperti bentuk, segmen luar dan dalam, posisi nukleus, dan bentuk
terminal sinapsisnya. Semua sel fotoreseptor memiliki segmen luar yang
mengandung pigmen penglihatan dan segmen dalam yang berisi nukleus dan
terminal sinapsis. Segmen luar dan dalam, baik untuk sel batang ataupun sel
kerucut dihubungkan oleh suatu jembatan sitoplasma yang bersilia.
Klasifikasi sel-sel fotoreseptor didasarkan pada gambaran mikroskopik
pada ujung sel tersebut. Sel kerucut semakin mengecil pada segmen luarnya,
sedangkan sel batang berbentuk silinder atau seperti batang. Segmen luar
pada sel kerucut dihubungkan oleh suatu terminal sinapsis yang lebar yang
disebut pedicle, sedangkan terminal sinapsis pada sel batang berbentuk lebih
kecil yang disebut sphrules. Selain berdasarkan gambaran morfologi tersebut,
pengklasifikasian sel fotoreseptor juga didasarkan pada kemampuan
fotosensitivitasnya5,7.
Segmen Luar Fotoreseptor
Segmen luar mengandung fotopigmen dan merupakan tempat
berlangsungnya proses fototransduksi, yang merupakan suatu proses
pengubahan energi cahaya menjadi sinyal-sinyal elektrik. Sel batang sensitif
terhadap cahaya karena mengandung pigmen penglihatan peka cahaya yang
disebut rodopsin yang mampu menangkap foton. Substansi ini merupakan
kombinasi protein skotopsin dengan senyawa protein retinal. Retinal tersebut
secara kimiawi berhubungan erat dengan vitamin A dan merupakan tipe
khusus yang disebut 11-cis retinal. Bentuk cis dari retinal adalah penting
sebab hanya bentuk ini saja yang dapat berikatan dengan opsin agar dapat
mensintesis rodopsin5,6.
Molekul penyerap cahaya pada sel kerucut hampir sama persis dengan
komposisi kimiawi rodopsin dalam sel batang. Perbedaan hanya terletak pada
bagian protein opsin yang disebut fotopsin pada sel kerucut, berbeda dengan
skotopsin dalam sel batang. Bagian retinal semua pigmen visual sama persis
dengan apa yang ada di dalam sel batang ataupun kerucut. Oleh karena itu,
pigmen peka warna sel kerucut merupakan kombinasi antara retinal dan
fotopsin6.
Pada retina primata terdapat tiga jenis sel kerucut yang masing-masing
sensitif terhadap cahaya biru (2%), hijau (32%), dan oranye (64%).
Sensitivitas pigmen kerucut bergantung pada molekul opsin yang diikatnya.
Pigmen rodopsin sel batang menyerap spektrum pada 500 nm, sedangkan