A. PENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk
terbesar ke-3 di dunia, kehidupan penduduknya banyak berorientasi
pada bidang agraris. Begitu besar tanah Indonesia yang subur dan
bahkan penyair mengatakan ranting dan kayu jadi tanaman. Sebagian
penduduk di Indonesia mempunyai mata pencaharian sebagai petani.
Petani di Indonesia mempunyai pakaian yang khas, khususnya penutup
kepala. Biasanya mereka menggunakan penutup kepala yang disebut
caping. Caping sendiri berfungsi sebagai pelindung dari sengatan
panas matahari. Caping terbuat dari bahan bambu yang diolah dan
dibentuk dengan teknik anyaman.Di Indonesia sendiri masih banyak
pengrajin yang masih menekuni kerajinan dari bambu, dan masih
banyak pula yang menekuni pembuatan caping. Bapak Sukadi salah
satunya, ia sudah menekuni kerajinan ini sejak masih muda. Tinggal
di desa Babatan, Pracimantoro, Wonogiri, sekitar 5km dari pusat
pemerintahan kecamatan Pracimantoro. Kerajinan ini sudah diperoleh
secara turun temurun oleh beliau. Mempunyai seorang istri dan 3
orang anak semuanya bisa membuat kerajinan bambu dan anyaman.B.
PROSES BERKARYA1. Diawali dengan menentukan bahan dasar, yaitu
bambu. Biasanya Bapak Sukadi mendapat setoran bambu dari penjual
bambu keliling.
2. Kemudian bambu dipotong per-ros, biasanya 1 ros bambu bisa
dibuat menjadi 1 buah caping.
3. Dipotong menjadi beberapa bagian, bagian kasar halus dan
plipit/pinggiran
4. Setelah itu, semua bagian dihaluskan sedemikian rupa agar
terlihat rapi
5. Caping terdiri dari 3 bagian, bagian halus, bagian
mbok/paling tebal, bagian jeroan/di dalam.
6. Kemudian mulai ngenam/menganyam bagian-bagian tersebut
7. Jika ketiganya sudah jadi, maka ditumpuk sesuai urutan dan
dirapikan pinggirannya
8. Kemudian diberi plipit/bingkai, dan diikat dengan tali
9. Selanjutnya menyiapkan iker-iker atau tempat kepala
10. Kemudian dipasangkan ke dalam caping, dengan cara ditali
11. Caping sudah jadi, akan tetapi masih ada satu proses lagi
yaitu pengasapan, pengasapan dilakukan agar caping berubah warna
menjadi cokelat keemasan
C. PENUTUPKerajinan bambu memang sudah sudah tidak terlalu
banyak peminatnya, karena sudah tergerus oleh teknologi dan jaman
yang mulai berkembang. Saat ini orang kebanyakan memikirkan hal
yang serba minimalis, dan tidak mengingat bahwa hal ini secara
tidak sadar menggiring kerajinan bambu ke arah kepunahan. Begitu
pula dengan caping, kebanyakan orang lupa bahwa caping merupakan
kerajinan bernilai cita rasa seni dan menjadi bagian dari
kebudayaan Indonesia. Begitu pula dengan kebudayaan lain, mereka
juga tergerus oleh pesatnya perkembangan zaman. Apakah kita mau
anak cucu kita tidak mengenal apa itu kebudayaan?. Hal ini menjadi
sangat penting, karena akan berlanjut pada setiap generasi. Harapan
kita, kitalah yang menanggung. Mulai detik ini, kita mulai
renungkan apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga kelestarian
budaya kita.