Top Banner
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2 0 1 3 Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI ISBN : 978-602-1276-03-7
21

Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

Jan 14, 2017

Download

Documents

duongnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2 0 1 3

Teknologi Pembibitan Karet

Klon Unggul MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI

ISBN : 978-602-1276-03-7

Page 2: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul
Page 3: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

iii

TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI

Nur Asni Linda Yanti

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTRIAN PERTANIAN

2 0 1 3

Page 4: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

TEKNOLOGI PEMBIBITAN KARET KLON UNGGUL MENDUKUNG PROGRAM m-P3MI DI PROVINSI JAMBI

Penanggung Jawab : Ir. Endrizal, M.Sc

(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi)

Dewan Redaksi

Ketua:

Rima Purnamayani, SP, M.Si

Anggota:

- DR. Desi Hernita

- Endang Susilawati, S.Pt

Tata Letak & Desain Sampul:

drh. Sari Yanti Hayanti

Farida

Diterbitkan Oleh:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Alamat :

Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi 36128,

Jl. Raya Jambi – Palembang KM16

Desa Pondok Meja, Kec. Mestong, Kab. Muaro Jambi

Telepon: 0741-40174/7053525, Fax: 0741-40413

e-mail: [email protected] / [email protected]

website:jambi.litbang.deptan.go.id

ISBN : 978-602-1276-03-7

Page 5: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

selesainya brosur Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul Mendukung

Program m-P3MI di Provinsi Jambi.

Tujuan penulisan buku ini untuk memberikan informasi praktis

terkait pembibitan karet klon unggulan anjuran di Provinsi Jambi dan

menambah wawasan serta ketrampilan bagi penyuluh dan petani di

lapangan.

Brosur ini memuat tentang proses pembibian karet klon unggul yang

meliputi ; pembangunan batang bawah, pembangunan kebun entres,

okulasi, produksi bahan tanaman dan aplikasi pembibitan klon karet unggul

melalui m-P3MI di Kabupaten Batanghari.

Brosur ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, Desember 2013

Kepala Balai,

Ir. Endrizal, M.Sc.

NIP. 19580101 198503 1 005

Page 6: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................... DAFTAR ISI ........................................................

DAFTAR TABEL ..................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................

I. PENDAHULUAN .........................................

II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH...................

A. Persiapan Lahan Pembibitan.....................

B. Penyemaian Benih.................................. C. Pendederan Biji......................................

D. Penanaman Kecambah............................

E. Pemeliharaan di Pembibitan......................

III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES......................

IV. OKULASI....................................................

V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN.........................

VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL MELALUI m-P3MI................................................

VII. PENUTUP..……..............................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................

Halaman

i ii

iii iv

1

2

3

3 3

5

5

5

7

10

11

12

13

Page 7: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat ...........

2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan .....................

Halaman

7

11

Page 8: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Pendederan Biji Karet ...........................................

2. Pendederan pada Barisan Secara Teratur.....................

3. Bibit Batang Bawah dengan Jarak tanam 40x40x50 cm

4. Kebun Entres........................................................

5. Panen Entres................................................................

6. Stum Mata Tidur yang Baru Dipindah ke Polybag............

7. Bibit Karet Umur 1 Bulan dalam Polybag........................

8. Pengirisan Batang.........................................................

9. Mata Okulasi ...............................................................

Halaman

4

4

4

4

6

7

7

8

9

Page 9: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

1

I. PENDAHULUAN

m-P3MI adalah suatu Model Pengembangan Pertanian Perdesaan

Melalui Inovasi, yang merupakan suatu modus kegiatan diseminasi melalui

suatu percontohan kongkrit dilapang. Tujuan kegiatan m-P3MI untuk

mempercepat arus diseminasi teknologi, memperluas spektrum atau

jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis kebutuhan pengguna

dan meningkatkan kadar adopsi teknologi inovatif serta untuk memperoleh

umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna

dan lokasi.

Kegiatan ini dilakukan secara sistematis kedalam tiga fase yang

masing-masing terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, dimulai dari ; 1)

fase inisiasi model (penentuan lokasi, identifikasi permasalahan,

perancangan model dan Implementasi model); 2) fase pengawalan

teknologi (identifikasi komoditas unggulan, peningkatan IP dan nilai

tambah, optimalisasi penggunaan sumberdaya pertanian,meningkatkan

kelembagaan pendukung); dan 3) fase pengembangan. Kegiatan m-P3MI

dilaksanakan di Desa Rantau Kapas Tuo Kecamatan Tembesi Kabupaten

Batang Hari. Komoditas unggulan didesa ini selain padi rawa lebak adalah

karet, Luas areal tanaman karet rakyat di Provinsi Jambi mencapai 650.634

Ha dengan produktivitas 864 Kg/Ha, sedangkan untuk Kabupaten Batang

Hari luas tanaman karet mencapai 112.093 Ha dengan produktifitas

sebesar 882 kg/ha (Dinas Perkebunan, 2012).

Permasalahn pertanaman karet rakyat di Provinsi Jambi saat ini

antara lain adalah penggunaan bibit unggul bermutu bersertifikat yang

masih rendah, sehingga perlu dilakukan upaya pembibitan karet unggul

dalam mendukung kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari.

Penggunaan bibit bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi

petani perkebunan karet rakyat untuk meningkatkan produktiviatas. Hasil

Page 10: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

2

bibit yang optimal membutuhkan pengelolaan bibit yang baik pula di

lapangan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pada

perkebunan karet.

Sampai saat ini penyediaan bibit karet bermutu bersertifikat dalam

jumlah banyak masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan bibit petani,

sehingga diperlukan penangkar bibit yang mampu menghasilkan bibit

karet yang bermutu tinggi sesuai dengan standar teknis yang berlaku

(Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2006). Tahapan kegiatan pengelolaan

pembibitan karet yang harus dipahami dengan benar antara lain:

pengelolaan batang bawah dan kebun entres, serta teknik okulasi.

Peremajaan karet yang dilaksanakan di provinsi Jambi sejak tahun

2005 telah dikenalkan kepada petani beberapa klon karet anjuran yang

memiliki produksi tinggi. Pengenalan ini sangat diperlukan untuk

melakukan pemurnian kebun entres. Teknik pengenalan klon dilakukan

dengan pengamatan secara visual terhadap ciri-ciri morfologi yang khas

pada masing-masing klon. Untuk penguasaan teknik ini diperlukan

kemampuan pengenalan ciri tersebut melalui latihan yang intensif.

II. PEMBANGUNAN BATANG BAWAH

Pembibitan karet bertujuan untuk memperoleh batang bawah yang

mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Hal tersebut

dapat dicapai dengan pembangunan pembibitan batang bawah yang

memenuhi syarat teknis, mencakup persiapan lahan, penanganan banih,

perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan

tanaman di pembibitan (Balai Penelitian Sembawa, 2006).

Klon – klon anjuran untuk batang bawah seperti GT1, PR 300, PR

228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100 dan BPM 24 (Balai

Penelitian Sembawa, 2005).

Page 11: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

3

A. Persiapan Lahan Pembibitan

Pengolahan tanah merupakan kunci awal untuk mendapatkan

bibit bermutu baik. Pengolahan tanah yang kurang baik dapat

menyebabkan terbentuknya akar yang tidak sempurna. Persyaratan

lahan untuk dapat dijadikan tempat pembibitan baik untuk

penanaman batang bawah dan kebun entres adalah ;

Mudah dijangkau.

Dekat dengan sumber air dan.

Bukan daerah penyebaran penyakit jamur akar (terutama JAP).

Pengolahan tanah dilakukan pada kedalaman 40-50 cm. Kayu dan

sisa-sisa akar harus dibuang untuk mencegah penyebaran jamur akar

putih.

B. Penyemaian Benih

Benih karet didederkan pada media yang lembab dan tidak

terkena sinar mata hari langsung untuk mempermudah proses

perkecambahan. Bedengan pendederan diberi pasir atau serbuk

gergaji, dan diberi naungan.

C. Pendederan Biji

Benih dapat didederkan dengan dua cara yaitu berjajar dengan

jarak antar biji satu cm atau ditebar dengan posisi biji tengkurap.

Keuntungan pendederan secara berjajar :

Pertumbuhan kecambah relatif lebih seragam.

Pemindahan kecambah mudah dilakukan.

Pemindahan bisa dilakukan sampai stadium pancing atu satu

payung.

Sedangkan pada pendederan ditebar :

Pemindahan kecambah harus dilakukan pada stadium mentis atau

stadium bintang.

Page 12: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

4

Kalau pemindahan kecambah terlambat akan menghasilkan bibit

yang berakar bengkok dan atau bercabang.

D. Penanaman Kecambah

Kecambah yang baik adalah kecambah yang muncul 5-14 hari

setelah pendederan.

Pencabutan kecambah dilakukan secara hati-hati agar tidak

merusak bakal akar.

Gambar 1. Pendederan biji karet

Gambar 2. Pendederan pada barisan

secara teratur

Gambar 3.

Bibit batang bawah

Gambar 4.

Kebun entres dengan jarak tanam

40x40x50cm

Page 13: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

5

Pemindahan kecambah dilakukan pada stadia satu payung daun,

daunnya digugurkan dan akar tunggang dipotong miring 10 cm

dari laher akar.

Kecambah diangkut dengan menggunakan ember berisi air.

Penanaman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari.

E. Pemeliharaan Tanaman Di Pembibitan

Pemeliharaan tanaman di pembibitan terdiri atas empat

kegiatan yaitu: penyulaman/penyisipan, pengendalian gulma,

pengendalian hama dan penyakit, serta pemupukan.

Penyulaman pembibitan paling lambat dilakukan pada umur satu

bulan.

Lahan pembibitan harus bebas dari gulma.

Penyiangan bisa dilakukan dengan cara manual dan secara kimia

dengan menggunakan herbisida pra dan purna tumbuh.

Pengendalian penyakit terutama diperlukan pada bibit yang baru

berdaun muda dengan menggunakan fungisida, dosis dan interval

tertentu.

III. PEMBANGUNAN KEBUN ENTRES

Klon – klon yang ditanaman pada kebun entres harus jelas asal

usulnya dan merupakan klon anjuran. Klon anjuran untuk entres antara

lain: PB 260, GT 1, BPM 1, BPM 24, RRIC 100. Dalam pembangunan kebun

entres, jumlah batang setiap klon minimal 100 batang agar dapat

memenuhi kebutuhan untuk 1 ha.

Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum

tidur, stum mini atau bibit dalam polibag dengan jarak tanam 1 x 1 m.

Dalam penanaman kebun entres, apabila menggunakan lebih dari satu

Page 14: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

6

jenis klon, maka areal kebun diatur ke dalam petak – petak. Hal ini untuk

menghindari tercampur diantara klon.

Pemeliharaan kebun entres meliputi penyiangan, pemupukan,

pewiwilan, pengendalian hama dan penyakit serta pemurnian. Penyiangan

bertujuan untuk mengendalikan gulma dan dilakukan menjelang

pemupukan. Penyakit yang umum dijumpai di kebun entres adalah

penyakit gugur daun Oidium dan Colletotrichum. Penyakit ini dapat

dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida seperti Bayleton 250 EC

(0,25%) dan Dithane M 45 (0.25%). Pewiwilan dilakukan dengan

membuang tunas – tunas palsu agar diperoleh tunas yang baik dan batang

entres yang lurus. Pemurnian dilakukan pada saat tanaman berumur 8 -

12 bulan setelah tanam dengan berpedoman pada ciri dan diskripsi klon

pada tanaman muda dan dilakukan oleh orang yang ahli. Tanaman yang

tidak murni diganti dengan klon yang sesuai (Balai Penelitian Sembawa,

2006).

Pemanenan entres pertama dilakukan pada ketinggian 30 cm dari

pertautan okulasi dengan cara dipotong serong. Selanjutnya setiap tunas

yang tumbuh dipelihara dua buah setiap batang. Pemanenan berikutnya

dilakukan 10 cm dari posisi percabangan entres.

Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari dengan

menggunakan gunting pangkas, pisau tajam atau

gergaji entres. Setelah dipanen entres perlu dijaga

kesegarannya dengan memberi lilin cair pada

kedua ujungnya dan diberi tanda klon serta

dibungkus dengan gedebog pisang. Untuk entres

yang dikirim ketempat lain, enters hijau masih

dapat bertahan 1 – 2 hari sedangkan entres coklat

3 – 5 hari. Gambar 5.

Panen entres

Page 15: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

7

IV. OKULASI

Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang

dilakukan dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ke

tanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul.

Teknik Okulasi

Teknik okulasi pada tanaman karet ada tiga macam yaitu :

Okulasi dini.

Okulasi hijau.

Okulasi coklat.

Tabel 1. Perbedaan antara okulasi dini, hijau dan coklat

Teknik okulasi Umur batang bawah

Umur, ukuran, warna entres

Dini 2 – 3 bulan 3-4 minggu, garis tengah 0,5 cm,

warna hijau muda

Hijau 4 – 6 bulan 3-4 bulan, garis tengah 0,5 -1 cm,

warna hijau

Coklat 8 – 18 bulan 1-2 tahun, garis tengah 2,5 - 4 cm, warna coklat

Gambar 6.

Stum mata tidur

Gambar 7.

Biibit karet yang baru dipindah ke polybag (umur

+ 1 bulan)

Page 16: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

8

Okulasi dilakukan dengan beberapa tahap berikut ini, yaitu :

penyiapan batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai

mata okulasi, penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan

pembukaan/pemerikasaan hasil okulasi.

Batang bawah yang siap diokulasi memenuhi persyaratan berikut :

1. Lilit batang tanaman 5 – 7 cm yang diukur pada ketinggian 5 cm.

2. Tunas ujung dalam keadaaan tidur atau daun tua.

Pembuatan jendela okulasi dilakukan dengan cara

berikut ini:

1. Batang bawah dibersihkan dari kotoran dan

diiris vertikal.

2. Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25

batang dengan ukuran 5 – 10 cm dengan

panjang 5 – 7 cm dan lebar 1/3 lilit batang.

3. Potongan melintang dibuat diatas irisansan

vertikal dan dibawah irisan vertikal.

4. Penempelan mata tunas.

Pembuatan perisai mata okulasi dibuat dalam rangka pengambilan

mata dari entres klon unggul. Perisai ini akan diokulasikan pada batang

bawah yang sduah dibuat jendela okulasi.

Tahap pembuatan perisai mata okulasi adlah sebagai berikut :

1. Pilih mata oklasi yang berada di bekas ketiak daun (mata yang

terbaik).

2. Ukuran perisai mata okulasi dibuat dengan ukuran lebar 1 cm dan

panjang 5 – 7 cm.

3. Posisi mata okulasi pada kayu entres menghadap keatas untuk

bukaan atas, dan menghadap kebawah untuk bukaan bawah.

Gambar 8.

Pengirisan Batang

Page 17: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

9

4. Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan

sedikit bagian kayu.

5. Pelepasan kulit dari kayu dilakukan secara hati – hati dan bagian

dalam jangan sampai kotor dan terpegang.

6. Perisa mata okulasi yang baik ditandai dengan adanya bintik putih

yang menonjol pada kulit bagian dalam.

Tahap selanjutnya dilakukan penempelan mata okulasi pada

batang bawah dengan membuka jendela okulasi dan menempelkan mata

okulasi. Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan pita plastik okulasi agar

telindung dari air dan kotoran. Untuk bukaan dari atas pembalutan

dilakukan dari atas dan begitu juga sebaliknya untuk bukaan dari bawah.

Pembukaan okulasi dilakukan setelah 2 – 3 minggu untuk melihat

keberhasilannya. Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari

bawah ke atas. Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong

lidah jendela okukasi. Keberhasilan okulasi diketahui dengan cara membuat

cukilan pada perisai mata okulasi diluar matanya. Adanya cukilan berwarna

hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil. Selanjutnya okulasi yang sudah

berhasil ini diberi tanda dengan mengikatkan bekas potongan plastik

okulasi pada bagian batang.

Gambar 9. Mata Okulasi

Page 18: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

10

V. PRODUKSI BAHAN TANAMAN

Bibit okulasi yang digunakan sebagai bahan tanaman terdiri dari

beberapa macam yaitu : stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag

dan stum tinggi. Stum mata tidur adalah bibit okulasi yang mata okulasinya

belum tumbuh. Sutm ini mempunyia kelebihan lebih mudah, cepat dan

harganya relatif murah, hanya saja persentase kematian cukup tinggi (15 –

20%).

Stum mata tidur yang baik, yaitu memilik akar tunggang lurus

dengan panjang minimal 35 cm. Apabila akarnya bercabang dua atau tiga

maka satu/dua akar yang kecil dipotong dan diolesi TB 192.

Pencabutan bibit hasil okukasi untuk dijadikan stum mata tidur

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan

alat dongkrak bibit.

Stum mini adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di

pembibitan selama 6 -8 bulan sebelum dibongkar. Bibit ini batangnya

memiliki diameter 2 cm dan sudah berwarna coklat minimal 50 cm.

Pemotongan dilakukan diatas karangan mata atau bekas tangkai daun.

Stum mini memiliki mata lebih banyak dari stum mata tidur.

Bibit dalam polibeg adalah stum mata tidur yang ditumbuhkan

dalam polibeg sampai memiliki satu atau dua payung daun. Stum ini dapat

dibuat dari batang bawah yang ditumbuhkan dan diokulasi dalam polybag.

Keuntungan bibit okulasi dalam polybag antara lain prosentase kematian

rendah, pertumbuhan seragam dan masa TBM lebih singkat dibanding

stum mata tidur.

Persiapan bibit dalam polybag disamping dilakukan dengan

menggunakan mata tidur, dapat juga dilakukan dengan menggunakan bibit

dalam polybag hasil okulasi langsung.

Page 19: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

11

Stum tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan di

pembibitan selama 2 – 3 tahun sebelum pembongkaran. Stum tinggi

biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara

komersial.

Tabel 2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan

Waktu pemupukan (bulan setelah ditanam di lapangan)

Dosis pemupukan (kg/ha)

Urea SP 36

KCl

Kieserit

1 90 45 45 45

2 225 90 90 90

3 225 90 90 90

4 225 90 90 90

Selanjutnya setiap bulan

sampai 1 bulan sebelum okulasi hijau dan sampai 3

bulan sebelum okulasi coklat

450 180 280 180

Sumber : Balit Sembawa (2006)

VI. APLIKASI PEMBIBITAN KLON KARET UNGGUL MELALUI MP3MI

Pembibitan karet klon unggul pada kegiatan m-P3MI telah

dilaksanakan dengan menerapkan Pembangunan batang bawah, kebun

entres dan okulasi. Demplot percontohan karet okulasi dilakukan pada

lahan seluas 2 ha yang terdiri dari ; 1) aplikasi pemupukan karet seluas 1

ha dan 2) penanaman batang bawah dan entres seluas 1 ha.

Biji karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan

berasal dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran yaitu Pb

260. Perlakukan biji dilakukan pemilihan biji dengan merendam di dalam

air, apabila 2/3 bagian biji terendam, maka benih tersebut dianggap baik.

Dari hasil pembibitan dengan okulasi ini telah dihasilkan bibit karet klon

unggul yang bermutu.

Page 20: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

12

VII. PENUTUP

Upaya untuk meningkatkan mutu karet rakyat di Provinsi Jambi

saat ini antara lain dengan penggunaan bibit bermutu dari jenis klon

unggul. Pada kegiatan m-P3MI dilakukan penerapan pembibitan karet klon

anjuran yang sudah direkomendasikan oleh Balai Penelitian Karet

Sembawa.

Pembibitan karet klon unggul meliputi pembangunan batang

bawah, kebun entres dan okulasi untuk memproduksi bahan tanaman karet

unggul.

Batang bawah yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap

hara yang baik dapat diperoleh dengan membangun pembibitan batang

bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan lahan,

penanganan banih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha

pemeliharaan tanaman pembibitan. Klon – klon anjuran untuk batang

bawah seperti GT1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC

100 dan BPM 24.

Bahan tanaman yang digunakan untuk entres dapat berupa stum

tidur, stum mini atau bibit dalam polibeg. Pemanenan entres pertama

dilakukan pada ketinggian 30 cm dari pertautan okulasi dengan cara

dipotong serong.

Okulasi dilakuan melalui serangkaian tahap seperti: penyiapan

batang bawah, pembuatan jendela okulasi, penyiapan perisai mata okulasi,

penempelan perisai mata okulasi, pembalutan dan pembukaan hasil

okulasi. Pada setiap tahap okulasi dilakukan dengan baik sesuai syarat

teknis yang sudah ditentukan agar hasil okulasi menghasilkan bahan

tanaman berkualitas.

Pembibitan karet dengan menggunakan klon unggul anjuran sudah

diaplikasikan pada lokasi kegiatan m-P3MI di Kabupaten Batang Hari. Biji

Page 21: Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

13

karet untuk dijadikan benih pada batang bawah yang digunakan berasal

dari Balit Sembawa dengan menggunakan klon anjuran PB 260.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Sembawa. 2005. Pengelolaan Bahan Tanaman Karet. Pusat

Penelitian Karet.

Balai Penelitian Sembawa. 2006. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat

Penelitian Karet.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2006. Prospek Dan Potensi Komoditi

Karet di Provinsi Jambi. Makalah disampaikan pada seminar Pengembangan Perkebunan Karet Sebagai Komoditi Unggulan

Ekspor Provinsi Jambi. Tanggal 14 Desember 2006.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2012. Statistik Tanaman Perkebunan Dians Perkebunan Provinsi Jambi.