Disampaikan pada Pertemuan Petugas Pendamping se-Provinsi Riau 12-14 Maret 2019 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau TEKNOLOGI PEMANFAATAN ZERO WASTE PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (SITT) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau Yayu Zurriyati, S.Pt, M.Si
30
Embed
TEKNOLOGI PEMANFAATAN ZERO WASTE PADA ...riau.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/PDF/Zero...Prinsip reduse, reuse, recycle (mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang )
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Disampaikan pada Pertemuan Petugas Pendamping se-Provinsi Riau 12-14 Maret 2019Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau
TEKNOLOGI PEMANFAATAN ZERO WASTE PADA SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK (SITT)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau
Yayu Zurriyati, S.Pt, M.Si
Outline:
Pengertian SITT dan Zero Waste
Teknologi ZW mendukungSITT
Potensi PengembanganTeknologi ZW di Riau
Kendala dan Upaya pemecahanmasalah penerapan Teknologi ZW
SITT /CLS (Crop livestock system): Modelpertanian terpadu yang menggabungkanpemeliharaan ternak dan tanaman dalam suatukawasan, dengan tujuan untuk efisiensi usahadimana ternak dapat memanfaatkan limbahtanaman sebagai pakan dan tanaman dapatmemperoleh pupuk dari kotoran yang dihasilkanternak.
keuntungan dari sistem usahataniintegrasi ternak :
Zero Waste : Tanpa Limbah
Mengoptimalkan kegiatan usahatani denganpemanfaatan sumberdaya lokal sehingga tidakada limbah yang terbuang
Prinsip reduse, reuse, recycle (mengurangi,menggunakan kembali, mendaur ulang )
Limbah diubah dalam bentuk : pakan, pupuk,biogas
Siklus Pengelolaan Zero Waste
TEKNOLOGI ZERO WASTE MENDUKUNG SITT
TEKNOLOGI PAKAN:
Fisik (potong,cacah,giling,saring) Kimia (NaOH,CaOH, amoniasi) Biologis (fermentasi, enzimasi)
Fermentasi pakan berserat tinggi
MOL Rumen:Dekomposer/fermentor
dari Rumen sapi/kambing
Rumen sapi: 5 kg
Tetes tebu/
molase: 1-2
liter
Bekatul:1-2 kg
Daun singkong/kelor: 1-2 kg
Bahan utama:
Air: 25 liter
Proses pembuatan:
Daun singkong/kelor dipotong/dihaluskan
Masukkan seluruh bahan ke dalam drum dan diaduk
Tutup rapat drum
Pemanenan:
Pemanenan setelah 14-21 hari(bau rumen hilang)
Lakukan pengadukan sebelum panen
Pengemasan
Catatan: Sisakan sekitar 5 liter cairan MOLTambahkan 1 kg dedak dan 1 liter molases tambahkan sekitar 20 liter air Pemanenan berikutnya : tiap 1 minggu
• Cara pengumpulan urin: lantai kandang dimiringkan ke belakang. Di bag. belakang dipasang pralon berlubang. Pralon disambung ke pembuangan kalau kandang sedang dibersihkan/sapi dimandikan
• Komposisi fermentasi urin : 88-94% urin + 5-10% MOL + 1-2% molases/tetes tebu.
• Lakukan mengadukan secara manual/dengan pompa.
• Instalasi untuk mengurangi polusi bau.• POC yang sudah jadi, hilang bau urinnya• POC untuk memupuk tanaman.
• Ulang hingga ketinggian + 1 meter. • Simpan dalam kantong (skala kecil)
atau tutup rapat dengan plastik/terpal(kondisi anaerob/kedap udara).
• Tidak perlu dibolak-balik
Biogas
- Energi alternatif dari kotoran ternak- Prinsip pembuatan: dekomposisi BO anaerobik- Menghasilkan CH4, CO2
Nilai kesetaraan bahan bakar (1 m3 gas bio)Elpiji………………....0,46 kg Minyak tanah…….. 0,62 liter Minyak solar….…….0,52 liter Benzin…………..…. 0,80 liter Kayu bakar…..……..3,50 kg
Potensi Pengembangan Teknologi Zero Waste untuk Ternak di Riau
Potensi ketersediaan waste/limbah untuk pakan
-Luas Perkebunan Kelapa Sawit : 2.423.801 ha (2018) Ketersediaan limbah : pelepah dan daun, lumpur sawit, bungkil inti sawitJika 1 ha kebun kelapa sawit = 1 unit ternak, terdapat potensi untuk pengembangan 2.423.801 ekorsapi dewasa
Luas sawah : 84.816 ha ( 2018)Ketersediaan limbah : jerami padi, dedak padiJika 1 ha sawah = 2 unit ternak/tahun, berarti terdapatpotensi untuk pengembangan 169.632 ekor sapi dewasa
Kendala dan Upaya pemecahanmasalah penerapan Teknologi Zero Waste