LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PANGAN PENGAWETAN DENGAN METODE
PENGERINGAN(dalam melengkapi mata kuliah ilmu teknologi pangan
semester IV)
OLEH :
KELOMPOK VIIIA
Ni Kadek Arik Erawati(P07131013032)
Ni Gusti Ayu Made Ratih Muliani(P07131013033)
Ni Putu Dian Savitri(P07131013034)Ni Luh Eva
Kristina(P07131013037)KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2015PENGAWETAN BAHAN PANGAN DENGAN METODE PENGERINGAN
Kamis, 7 Mei 2015A. Tujuan Pratikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan pengawetan bahan pangan dengan metode
pengeringan2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat melakukan pengawetan
bahan pangan dengan metode pengeringan yaitu rambak ceker ayamb.
Mahasiswa dapat mengetahui organoleptik dari pengeringan ceker ayam
(aroma,tekstur,rasa,warna)c. Mahasiswa dapat mengetahui kriteria
kering dari pengeringan ceker ayam berdasarkan fisikd. Mahasiswa
dapat mengetahui rendemen dari pengeringan ceker ayamB. Prinsip
Pratikum
Prinsip pengeringan adalah menghambat pertumbuhan mikroba
pembusuk dan pathogen dengan menurunkan kadar air sampai mikroba
tidak bisa tumbuh sehingga dapat memperpanjang daya simpan dari
bahan pangan. C. Dasar Teori1.Pengertian
Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan bahan pangan
secara fisik. Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau
mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan
sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas.
Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.
Pengeringan dapat pula diartikan sebagai suatu penerapan panas
dalam kondisi terkendali , untuk mengeluarkan sebagian besar air
dalam bahan pangan melalui evaporasi (pada pengeringan umum) dan
sublimasi (pada pengeringan beku).
Pengeringan baik parsial maupun penuh tidak membunuh semua
mikroba yang ada dalam bahan pangan yang dikeringkan. Pengeringan
ternyata dapat mengawetkan mikroba, seperti halnya mengawetkan
bahan pangan. Selain itu, produk pangan kering umumnya tidak
steril. Oleh karena itu, meskipun bakteri tidak dapat tumbuh pada
makanan kering, tetapi jika makanan tersebut dibasahkan kembali,
maka pertumbuhan mikroba akan kembali terjadi, kecuali jika makanan
tersebut segera dikonsumsi atau segera disimpan pada suhu rendah.
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
a. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh
daya atau kekuatan alam, misalnya matahari (dijemur) dan angin
(diangin-anginkan).b. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses
pengeringan dengan panas buatan, dengan menggunakan
peralatan/alat-alat pengering.
2. Tujuan Pengeringan
Tujuan pengeringan bahan pangan yaitu :
a.Mengurangi risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba
memerlukan air untuk pertumbuhannya. Bila kadar air bahan
berkurang, maka aktivitas mikroba dihambat atau dimatikan.
b.Menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.Umumnya bahan
pangan mengandung air dalam jumlah yang tinggi, maka hilangnya air
akan sangat mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
c.Untuk mendapatkan produk yang lebih sesuai dengn
penggunaannya. Misalnya kopi instant.
d.Untuk mempertahankan nutrien yang berguna yang terkandung
dalam bahan pangan, misalnya mineral, vitamin, dsb.3.Keuntungan dan
Kerugian PengeringanKeuntungan pengawetan dengan cara pengeringan
:
a. Bahan lebih awet
b. Volume dan berat berkurang, sehingga biaya lebih rendah untuk
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan.c. Kemudahan dalam
penyajiand. Penganekaragaman pangan, misalnya makanan ringan
/camilanKerugian pengawetan dengan cara pengeringan :
a. Sifat asal dari bahan yang dikeringkan dapat berubah,
misalnya bentuknya, sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu,
dll.b. Beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum
dipakai, misalnya harus dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum
digunakan. 4.Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas
permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di
udara, dan waktu pengeringan. Terdapat 2 faktor utama yang
mempengaruhi pengeringan yaitu :a. Faktor yang berhubungan dengan
udara pengering, yaitu:
Suhu (makin tinggi suhu udara maka pengeringan akan semakin
cepat) Kecepatan aliran udara (semakin cepat udara maka pengeringan
juga akan semakin cepat) Kelembaban udara (makin lembab udara maka
pengeringan akaan semakin lambat) Arah aliran udara (makin kecil
sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin cepat
kering) b. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan, diantaranya
yaitu
Ukuran bahan (makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin
cepat) Kadar air (makin sedikit air yang dikandung, pengeringn akan
makin cepat).
5. Macam-Macam PengeringanBahan pangan dapat dikeringkan dengan
cara, yaitu Alami , yaitu menggunakan panas alami dari sinar
matahari, caranya dengan dijemur (sun drying) atau
diangin-anginkan. Pengeringan dengan sinar matahari merupakan jenis
pengeringan tertua, dan hingga saat ini termasuk cara pengeringan
yang populer di kalangan petani terutama di daerah tropis. Teknik
pengeringan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
(dikeringanginkan), dengan rak-rak maupun lantai semen atau tanah
serta penampung bahan lainnya. Buatan (artificial drying), yaitu
menggunakan panas selain sinar matahari , dilakukan dalam suatu
alat pengering. Pengeringan dengan pemanas buatan mempunyai
beberapa tipe alat dimana pindah panas berlangsung secara konduksi
atau konveksi, meskipun beberapa dapat pula dengan cara radiasi.
Alat pengering dengan pindah panas secara konveksi pada umumnya
menggunakan udara panas yang dialirkan, sehingga enersi panas
merata ke seluruh bahan. Alat pengering dengan pindah panas secara
konduksi pada umumnya menggunakan permukaan padat sebagai
penghantar panasnya.D. Alat dan Bahan1. AlatNo.AlatGambarJumlah
1.Panci1
2.Sendok Kayu1
3. Sendok Saringan1
4.Nampan1
5.Pisau2
6.Blender1
7.Talenan1
8Waskom Plastik1
2. BahanNo.BahanGambarJumlah
1.Ceker Ayam420 gram
2.Bawang Merah10 siung
3.Bawang Putih10 siung
4.Cabai Rawit8 buah
5.Cabai Merah Besar2 buah
6.Penyedap RasaSecukupnya
7Merica BubukSecukupnya
8Garam DapurSecukupnya
E. Prosedur Kerja Persiapkan dan bersihkan dahulu alat yang akan
digunakan Bersihkan ceker ayam dari kulit ari dan potong
kuku-kukunya lalu cuci bersih. Haluskan bumbu (bawang putih,bawang
merah, cabai merah, cabai merah besar, garam, merica dan penyedap
rasa kemudian tambahkan air) Rebus ceker ayam sampai matang
kira-kira 15-20 menit bersama bumbu yang telah dihaluskan.
Tiriskan. Dinginkan dengan cara menata di atas nampan dan
diangin-anginkan selama 15 menit. Pisahkan daging dan tulang dari
kaki ayam dengan cara membelah telapak kaki ayam dengan gunting
sehingga kelihatan tulangnya. Jemur ceker ayam hingga kering Goreng
dengan minyak panas, usahakan ceker ayam terendam dalam minyak
untuk hasil yang memuaskan hingga matang, kering dan garing. Angkat
dan dinginkan
F. Hasil Pengamatan
NoSampelPenilaian OrganoleptikKriteria Kering (Fisik)
AromaTeksturRasaWarna
1Kripik Ceker AyamKhas Ceker AyamPadatGurih, bumbu meresapKuning
kecoklatanSetelah dijemur dan digoreng , sampel tergolong
kering
Rendemen = Berat Masak x 100 %
BDD
= 90 x 100 %
150
= 60 %
G. Pembahasan Pada pratikum ini dilakukan pengawetan dengan
metode pengeringan. Adapun tujuan dari metode pengeringan ini
adalah untuk memperpanjang daya simpan dari bahan pangan dengan
menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk dan pathogen dengan
menurunkan kadar air sampai mikroba tidak bisa tumbuh. Bahan pangan
yang digunakan pada pratikum ini adalah ceker ayam yaitu dengan
mengolahnya menjadi Rambak Ceker Ayam. Teknik pengeringan yang
digunakan yaitu pengeringan secara alami dengan cara dijemur (sun
drying). Pada pratikum ini ceker ayam yang digunakan sebanyak 420
gram. Kemudian dibersihkan dan dipotong kuku-kukunya agar bersih
dari kotoran yang menempel. Setelah dibersihkan dan dipotong
kukunya diperoleh ceker ayam sebanyak 400 gram. Untuk mempermudah
memisahkan ceker ayam dari tulangnya , maka ceker ayam direbus
selama 15-20 menit. Setelah direbus dan dipisahkan dari tulang
diperoleh ceker ayam sebanyak 150 gram. Kemudian ceker ayam dijemur
di bawah sinar matahari. Teknik ini merupakan teknik pengeringan
yang populer digunakan karena sederhana. Selama dua hari dijemur
dibawah matahari, diperoleh ceker ayam kering sebanyak 90 gram,
penurunan dari berat ceker ayam ini disebabkan karena selama
pengeringan kadar air yang terdapat pada ceker ayam tersebut
menurun. Menurunnya kadar air dari ceker ayam tersebut akan sangat
mengurangi berat dan volume bahan tersebut.
Setelah mengalami proses pengeringan terdapat berbagai perubahan
yang terjadi yaitu aromanya khas ceker ayam. Tekstur ceker ayam
yang berubah menjadi padat. Perubahan tekstur disebabkan karena
pada proses pengeringan ketika dilakukan penghilangan air dari
ceker ayam tersebut, beberapa zat yang terdapat di ceker ayam
tersebut akan mengalami perpindahan ke permukaan dengan mekanisme
dan kecepatan yang spesifik dan mengakibatkan perubahan yang
kompleks pada zat di permukaan ceker ayam, sehingga kterbentuk
tekstur yang keras dan padat. Rasa dari ceker ayam, gurih khas
ceker ayam dan rasa bumbunya meresap. Ceker ayam setelah
dikeringkan berwarna kuning kecoklatan hal ini disebabkan oleh
reaksi-reaksi non-enzimatik. Pengeringan menyebabkan kadar air
rendah yang juga akan menyebabkan zat-zat yang terdapat pada bahan
pangan seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral akan lebih
terkonsentrasi. Vitamin-vitamin yang terdapat dalam bahan pangan
yang dikeringkan akan mengalami penurunan mutu, hal ini disebabkan
karena ada beberapa vitamin yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Selain itu setelah digoreng, ceker ayam yang kami keringkan
termasuk dalam kriteria kering karena mudah dipatahkan dan renyah
saat dicicipi. Rendemen dari rambak ceker ayam yaitu 60 %H.
Kesimpulan1. Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan bahan
pangan secara fisik. Pengeringan adalah suatu cara untuk
mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan
menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
energi panas.2. Bahan pangan yang digunakan pada pratikum ini
adalah ceker ayam yaitu dengan mengolahnya menjadi Rambak Ceker
Ayam. Teknik pengeringan yang digunakan yaitu pengeringan secara
alami dengan cara dengan dijemur (sun drying).
3. Hasil yang diperoleh setelah pengeringan yaitu beraroma khas
ceker ayam, teksturnya padat , rasanya gurih khas ceker ayam dan
rasa bumbunya meresap. Ceker ayam setelah dikeringkan berwarna
kuning kecoklatan.4. Setelah dihitung rendemen dari rambak ceker
ayam yaitu 60 %I. Dokumentasi
J. Daftar PustakaTersedia pada
http://www.ilmuternak.com/2014/10/pengawetan-kulit-dengan-cara-pengeringan.html?m=1
Diakses 8 Mei 2015
Chelvy. 2011. Pengawetan Pangan dengan Teknik Pengeringan .
Tersedia pada :
http://chelvydreamer.blogspot.com/2011/06/pengawetan-pangan-dengan-teknik.html
Diakses pada tanggal 12 Mei 2015Dicky. 2012. Sistem Pengeringan
Pangan . Tersedia pada :
http://dicki25.blogspot.com/2012/11/sistem-penegringan-pangan.html?m=1
Diakses pada tanggal 13 Mei 2015Tersedia pada
http://www.academia.edu/9254155/BAB_I_PENDAHULUAN Diakses pada
tanggal 14 Mei 2015
Denpasar, 15 Mei 2015 Dosen Pembimbing
Penanggung Jawab
Ni Putu Agustini, SKM,M.Si
Ni Gusti Ayu Made Ratih MulianiNIM: P07131013033