Top Banner
Laporan Praktikum TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I Tugas ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi I pada Program Studi Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako Dikerjakan Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL (S-1) UNIVERSITAS TADULAKO Palu – Sulawesi Tengah HASRUL F 111 12 1 8 H M T S ivil Eng ineering H M T S 
182

Teknologi Bahan Konstruksi I

Oct 15, 2015

Download

Documents

Hasrul Toppo

Laporan praktikum kayu dan baja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Laporan Praktikum

    TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I

    Tugas ini diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi I pada Program Studi Strata Satu (S-1)

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    Dikerjakan Oleh:

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL (S-1)

    UNIVERSITAS TADULAKO Palu Sulawesi Tengah

    HASRULF 111 12 108

    HMTS

    Civil Engineering

    HMTS

  • UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LEMBAR PENGESAHAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :

    Nama / No. Stambuk : Hasrul / F 111 12 108

    No. Peserta : C1.05.2013.02

    Program Studi : S-1 Teknik Sipil

    Fakultas / Universitas : Fakultas Teknik / Universitas Tadulako

    Telah mengikuti / melaksanakan / menyelesaikan kegiatan :

    PRAKTIKUM UJI BAHAN KONSTRUKSI 1 (MK. TBK-1)

    Pada :

    Laboratorium : Struktur dan Bahan Bangunan

    Jurusan : Teknik Sipil

    Fakultas : Teknik

    Universitas : Tadulako

    Sesuai dengan Daftar Modul Praktikum terlampir.

    Palu, 2014

    Menyetujui : Diperiksa Oleh : Kepala Laboratorium, Koordinator Asisten,

    Ir. Nicodemus Rupang, M.Si. Sultan Tangnga, ST. NIP. 19561123 198603 1 001 NIP. 19670407 199502 1 001

    Menyetujui : Ketua Program Studi,

    Kusnindar Abdul Chauf, ST. MT. NIP. 19740120 200003 1 003

  • UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN KONSTRUKSI 1 (MK. TBK-1)

    Nama / No. Stambuk : Hasrul / F 111 12 108

    No. Peserta : C1.05.2013.02

    No. Jenis Modul Pengujian PERSETUJUAN LAPORAN

    DOSEN / ASISTEN

    K. PENGUJIAN KAYU Tanggal Paraf Tgl. & T. Tangan

    1. a. KADAR AIR KAYU

    b. SUSUT KAYU

    2. a. KERAPATAN KAYU

    b. BERAT JENIS KAYU

    3. a. KUAT TEKAN SEJAJAR SERAT KAYU

    b. KUAT TEKAN TEGAK LURUS SERAT KAYU

    4. KUAT LENTUR KAYU

    5. MODULUS ELASTISITAS LENTUR KAYU

    L. PENGUJIAN BAJA Tanggal Paraf Tgl. & T. Tangan 6. IDENTIFIKASI & PEMERIKSAAN BAJA STRUKTURAL

    6.A BAJA TULANGAN BETON

    6.B BAJA PROFIL SIKU

    6.C BAJA PROFIL KANAL U

    6.D BAJA PROFIL I-beam

    6.E BAJA PROFIL WF-beam

    6.F BAJA PROFIL H-beam

    7. KUAT TARIK BAJA TULANGAN

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya

    sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi di

    Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik UNTAD dengan baik.

    Adapun laporan ini diajukan sebagai syarat untuk melengkapi mata kuliah dalam

    kelulusan, khususnya pada program studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

    Tadulako. Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui karakteristik

    Kayu dan Baja sehingga pada saatnya nanti dapat menyelesaikan persoalan-persoalan

    dilapangan.

    Pada kesempatan ini pula, kami mengucapan terima kasih kepada seluruh Laboran

    Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik UNTAD yang telah membantu,

    membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan laporan praktikum ini sehingga dapat

    terselesaikan.

    Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu,

    kami mengharapkan saran serta kritik dalam penyempurnaan laporan ini.

    Akhirnya, semoga Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi ini bermanfaat bagi

    pembaca sekalian, khususnya kepada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tadulako.

    Palu, Januari 2014

    Penyusun

    HASRUL F 111 12 108

  • DAFTAR ISI

    Lembar Pengesahaan ............................................................................................................ I

    Lembar Persetujuan .............................................................................................................. II

    Kata Pengantar .................................................................................................................... III

    Daftar Isi .............................................................................................................................. IV

    Pengujian Kayu dan Baja

    K. Pengujian Kayu

    1. Pengujian Kadar Air Kayu dan Penyusutan Kayu .................................................. K.01

    2. Penentuan Kerapatan Kayu dan Berat Jenis Kayu ................................................ K.02

    3. Pemeriksaan Kuat Tekan Kayu .............................................................................. K.03

    4. Pemeriksaan Kuat Lentur Kayu ............................................................................. K.04

    5. Pemeriksaan Modulus Elastisitas Lentur Kayu ...................................................... K.05

    L. Pengujian Baja

    6. Identifikasi & Pemeriksaan Baja Struktural

    A. Baja Tulangan Beton ...................................................................................... L.06.A

    B. Baja Profil Siku Sama Kaki ............................................................................. L.06.B

    C. Baja Profil Kanal U ....................................................................................... L.06.C

    D. Baja Profil I-Beam ........................................................................................ L.06.D

    E. Baja Profil WF-Beam .................................................................................... L.06.E

    F. BajaProfil H-Beam ........................................................................................ L.06.F

    7. Kuat Tarik Baja Beton ............................................................................................. L.07

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 1 C1.05.2013.02

    1. PENGUJIAN KADAR AIR DAN SUSUT KAYU (SNI 03-6850-2002 & SNI 03-6843-2002)

    1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan untuk menentukan kadar air dan

    susut kayu pada kondisi kayu tertentu.

    Tujuan Pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar air dan susut kayu pada kondisi

    tertentu.

    2. Acuan Tata cara ini mangacu pada beberapa standar :

    ASTM D4442-92 (2003) Standard Test Methods for Direct Moisture Content Measurement of Wood and Wood-Base Materials.

    SNI 03-6850-2002 Metode Pengujian Pengukuran Kadar Air Kayu dan Bahan Berkayu. SNI ISO 16979:2008 Panel Kayu Penentuan Kadar Air. SNI 03-6843-2002 Metode Pengujian Susut Radial dan Tangensial Kayu di

    Labolatorium.

    3. Istilah dan Definisi 1) Kadar Air Kayu (Moisture Content) adalah kandungan air yang terdapat dalam kayu,

    biasanya dinyatakan sebagai persen dari berat kayu kering oven. Kadar air kayu dapat

    ditentukan dalam 4 kondisi yaitu :

    Kayu basah adalah kayu dengan kondisi kadar air > 30%, atau kayu yang belum dilakukan proses pengeringan.

    Kayu kering oven adalah kayu dengan kondisi kadar air 0%, dicapai melalui pengeringan dalam oven pada suhu (103 2) C.

    Kayu kering udara adalah kayu dengan kondisi kadar air 12 - 18% dimana kadar air telah mencapai keseimbangan (bergantung pada suhu dan kelembaban udara),

    dicapai melalui pengeringan alami hingga beratnya relative konstan.

    Kayu jenuh air adalah kayu dengan kondisi kadar air berkisar 25 - 30%, yaitu dinding sel jenuh air sedangkan rongga sel kosong.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 2 C1.05.2013.02

    2) Susut Kayu (Shrinkage) adalah perubahan dimensi kayu yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai kadar air kayu. Kayu menyusut jika kadar air turun dan mengembang

    jika kadar air naik. Hal ini akibat kayu bersifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air tergantung pada kondisi kelembaban. Arah susut kayu dapat diukur

    dalam 3 arah yaitu :

    Arah radial adalah arah yang sejajar jari-jari kayu. Arah tangensial adalah arah yang menyinggung lingkaran tahunan kayu. Arah longitudinal adalah arah yang sejajar serat kayu.

    4. Peralatan 1) Timbangan/Neraca, dengan ketelitian 0,01 gram.

    Gambar K-01.1. Timbangan Kap. 311 gram.

    2) Oven, dengan pengatur suhu (103 2) C.

    Gambar K-01.2. Oven.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 3 C1.05.2013.02

    3) Desikator.

    Gambar K-01.3. Desikator.

    4) Jangka Sorong/Micrometer, dengan ketelitian 0,01 mm.

    Gambar K-01.4. Jangka Sorong Kap. 150 mm.

    5) Bak Perendam.

    Gambar K-01.5. Ember untuk merendam kayu.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 4 C1.05.2013.02

    5. Benda Uji 1) Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat tumpukan kayu yang sejenis,

    sebanyak 5 buah.

    2) Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak minimum 60 cm dari salah

    satu ujung pada setiap batang contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.

    3) Benda uji berukuran : R x T x L ( 50 mm x 50 mm x 20 mm).

    Gambar K-01.6. Sketsa benda uji.

    6. Prosedur 1) Benda uji diukur (dimensi : Rs, Ts, Ls) dan ditimbang (berat : Ws).

    2) Benda uji dikeringkan didalam oven pada suhu (103 2) C sampai berat contoh tetap,

    kemudian diukur (dimensi : Rko, Tko, Lko) dan ditimbang (berat : Wko).

    3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh relatif tetap atau beratnya

    naik-turun, kemudian diukur (dimensi : Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat : Wku).

    4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh air (rongga antar sel dan

    dinding sel penuh air), keringkan permukaan dan kemudian diukur (dimensi : Rja, Tja,

    Lja) dan ditimbang (berat : Wja).

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 5 C1.05.2013.02

    7. Perhitungan 1) Kadar Air

    Kadar air kayu dihitung dengan menggunakan rumus :

    100 Keterangan :

    M = Kadar air (%)

    W = Berat (gr)

    Wko = Berat kering oven (gr)

    Contoh perhitungan benda uji 1 Diketahui : Berat awal, Ws = 51,70 gr

    Berat kering oven, Wko = 38,70 gr

    Berat kering udara, Wku = 44,75 gr

    Berat jenuh air, Wja = 53,00 gr

    Kadar air awal (Ms)

    Ms = 100

    = ,,

    , 100 = 33,59 %

    Kadar air kering udara (Mku)

    Mku =

    100 =

    ,,, 100

    = 15,63 %

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 6 C1.05.2013.02

    Kadar air jenuh air (Mja)

    Mja =

    100 =

    ,,, 100

    = 36,95 %

    2) Penyusutan Penyusutan kayu dihitung dengan menggunakan rummus :

    100 Keterangan :

    S = Penyusutan (%)

    U = Ukuran (mm)

    Uko = Ukuran kering oven (mm)

    Contoh perhitungan benda uji 1

    Susut Arah Radial Diketahui : Ukuran awal, Rs = 50,45 mm

    Ukuran kering oven, Rko = 47,60 mm

    Ukuran kering udara, Rku = 48,98 mm

    Ukuran jenuh air, Rja = 50,55 mm

    Susut awal (Ss)

    Ss = 100

    = ,,

    , 100 = 5,99 %

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 7 C1.05.2013.02

    Susut kering udara (Sku)

    Sku =

    100 =

    ,,, 100

    = 2,90 %

    Susut jenuh air (Sja)

    Sja =

    100 =

    ,,, 100

    = 6,20 %

    Susut Arah Tangensial Diketahui : Ukuran awal, Ts = 50,20 mm

    Ukuran kering oven, Tko = 46,95 mm

    Ukuran kering udara, Tku = 48,55 mm

    Ukuran jenuh air, Tja = 50,35 mm

    Susut awal (Ss)

    Ss = 100

    = ,,

    , 100 = 6,92 %

    Susut kering udara (Sku)

    Sku =

    100 =

    ,,, 100

    = 3,41 %

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 8 C1.05.2013.02

    Susut jenuh air (Sja)

    Sja =

    100 =

    ,,, 100

    = 7,24 %

    Susut Arah Longitudinal Diketahui : Ukuran awal, Ls = 21,56 mm

    Ukuran kering oven, Lko = 21,18 mm

    Ukuran kering udara, Lku = 21,30 mm

    Ukuran jenuh air, Lja = 21,60 mm

    Susut awal (Ss)

    Ss = 100

    = ,,

    , 100 = 1,79 %

    Susut kering udara (Sku)

    Sku =

    100 =

    ,,, 100

    = 0,57 %

    Susut jenuh air (Sja)

    Sja = 100

    = ,,

    , 100 = 1,98 %

  • 1 2 3 4 551.70 53.50 52.63 54.60 50.6638.70 40.03 39.20 40.61 38.2544.75 46.34 45.64 47.30 43.9053.00 54.80 53.40 55.40 52.8033.59 33.65 34.26 34.45 32.44

    15.63 15.76 16.43 16.47 14.77

    36.95 36.90 36.22 36.42 38.04

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    DIKERJAKAN

    LOKASISAMPEL

    : Penentuan Kadar Air Kayu: Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Kayu Daerah (Kayu Tabang)

    36.91

    15.81

    33.68

    Nomor Sampel

    KADAR AIR KAYU

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Uraian Pemeriksaan

    Kadar air kering udara,

    Kadar air jenuh air,

    Berat jenur air,

    Kadar air awal,

    Berat awal,

    Berat kering oven,

    Berat kering udara,

    : Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.: 07 Oktober 2013

    DIHITUNGDIPERIKSATANGGAL

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN

    : Pratikum : Kelompok V: Hasrul

    FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    PROYEKPEKERJAAN

    100 %

    100 %

    100 %

  • 1 2 3 4 550.45 50.45 50.35 50.35 50.4047.60 47.48 47.45 47.43 47.4348.98 49.00 48.85 48.85 48.9550.55 50.55 50.40 50.40 50.505.99 6.26 6.11 6.16 6.26

    2.90 3.20 2.95 2.99 3.20

    6.20 6.47 6.22 6.26 6.47

    1 2 3 4 550.20 50.43 50.45 51.10 50.0546.95 46.98 47.00 47.93 46.8348.55 48.63 48.65 49.40 48.3550.35 50.50 50.50 51.25 50.206.92 7.34 7.34 6.61 6.88

    3.41 3.51 3.51 3.07 3.25

    7.24 7.49 7.45 6.93 7.20

    1 2 3 4 521.56 22.68 21.71 22.63 21.8121.18 22.09 21.25 22.11 21.2921.30 22.38 21.40 22.30 21.5321.60 22.70 21.75 22.65 21.831.79 2.67 2.16 2.35 2.44

    0.57 1.31 0.71 0.86 1.13

    1.98 2.76 2.35 2.44 2.54

    Susut kering udara,0.91

    Susut jenuh air,2.42

    Ukuran kering oven,Ukuran kering udara,Ukuran jenur air,

    Susut awal,2.28

    7.26Susut jenuh air,

    Uraian Pemeriksaan Nomor Sampel

    Ukuran awal,

    ARAH LONGITUDINALJENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Ukuran kering udara,Ukuran kering oven,Ukuran awal,

    7.02

    3.35Susut kering udara,

    Susut awal,

    Ukuran jenur air,

    Susut jenuh air,

    Susut kering udara,

    Susut awal,

    Uraian Pemeriksaan Nomor Sampel

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    : 07 Oktober 2013: Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.: Hasrul: Kelompok V

    SAMPELLOKASIPEKERJAANPROYEK

    : Kayu Daerah (Kayu Tabang): Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Penentuan Susut Kayu: Pratikum DIKERJAKAN

    DIHITUNGDIPERIKSATANGGAL

    ARAH RADIAL

    ARAH TANGENSIALJENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Uraian Pemeriksaan

    Ukuran awal,Ukuran kering oven,

    6.32

    3.05

    6.15

    Nomor Sampel

    SUSUT KAYU

    Ukuran kering udara,Ukuran jenur air,

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 11 C1.05.2013.02

    8. Kesimpulan Dari hasil pengujian kadar air kayu dan susut kayu diperoleh nilai rata-rata dari lima buah

    benda uji adalah sebagai berikut :

    Kadar air kayu awal adalah 33,68 % dan susut kayu awal pada arah radial adalah 6,15 %, pada arah tangensial adalah 7,02 % dan pada arah longitudinal adalah 2,28 %.

    Kadar air kayu kering udara adalah 15,81 % dan susut kayu kering udara pada arah radial adalah 3,05 %, pada arah tangensial 3,35 % dan pada arah longitudinal adalah

    0,91 %.

    Kadar air kayu jenuh air adalah 36,91 % dan susut kayu jenuh air pada arah radial adalah 6,32 %, pada arah tangensial adalah 7,26 % dan pada arah longitudinal adalah

    2,42 %.

    Nilai kadar air kayu dan susut kayu kering udara diperoleh setelah pengeringan benda uji

    pada udara terbuka selama satu minggu dan nilai kadar air kayu dan susut kayu jenuh air

    diperoleh setelah perendaman benda uji didalam air selama tiga hari.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.01 - 12 C1.05.2013.02

    LAMPIRAN

    Gambar K-01.7. Benda uji kadar air dan susut kayu.

    Gambar K-01.8. Benda uji kadar air dan susut kayu.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 1 C1.05.2013.02

    2. PENGUJIAN KERAPATAN DAN BERAT JENIS KAYU (SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)

    1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan untuk menentukan kerapatan dan

    berat jenis kayu pada kondisi kayu tertentu.

    Tujuan Pengujian bertujuan untuk mendapatkan nilai kerapatan dan berat jenis kayu pada kondisi

    tertentu.

    2. Acuan Tata cara ini mangacu pada beberapa standar :

    SNI ISO 9427:2008 Panel Kayu Penentuan Kerapatan. ASTM D2395-02 Standard Test Methods for Specific Gravity of Wood and Wood-

    Based Materials.

    SNI 03-6844-2002 Metode Pengujian Berat Jenis Kayu dan Bahan dari Kayu dengan cara Pengukuran.

    SNI 03-6845-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan cara pencelupan dalam air raksa.

    SNI 03-6846-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan tabung pengembang.

    SNI 03-6847-2002 Metode pengujian berat jenis kayu dan bahan dari kayu dengan cara pencelupan dalam air.

    SNI 03-6848-2002 Metode pengujian berat jenis batang kayu dan kayu struktur bangunan.

    SNI 03-6849-2002 Metode pengujian berat jenis serpih kayu.

    3. Istilah dan Definisi 1) Kerapatan (Density) adalah perbandingan antara berat dengan volume contoh kayu,

    diukur pada kondisi kadar air yang sama (tertentu). Kerapatan kayu secara umum

    dinyatakan dalam satuan gram/cm3 atau kg/m3.

    2) Berat Jenis Kayu (Specific Gravity) adalah berat per volume kayu dibagi dengan berat air pada volume yang sama.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 2 C1.05.2013.02

    4. Peralatan 1) Timbangan/Neraca, dengan ketelitian 0,01 gram.

    Gambar K-02.1. Timbangan Kap. 311 gram.

    2) Oven, dengan pengatur suhu (103 2) C.

    Gambar K-02.2. Oven.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 3 C1.05.2013.02

    3) Desikator.

    Gambar K-02.3. Desikator.

    4) Jangka Sorong/Micrometer, dengan ketelitian 0,01 mm.

    Gambar K-02.4. Jangka Sorong Kap. 150 mm.

    5) Bak Perendam.

    Gambar K-02.5. Ember untuk merendam kayu.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 4 C1.05.2013.02

    5. Benda Uji 1) Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat tumpukan kayu yang sejenis,

    sebanyak 5 buah.

    2) Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak minimum 60 cm dari salah

    satu ujung pada setiap batang contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.

    3) Benda uji berukuran : R x T x L ( 50 mm x 50 mm x 20 mm).

    Gambar K-02.6. Sketsa benda uji.

    6. Prosedur 1) Benda uji diukur (dimensi : Rs, Ts, Ls) dan ditimbang (berat : Ws).

    2) Benda uji dikeringkan didalam oven pada suhu (103 2) C sampai berat contoh tetap,

    kemudian diukur (dimensi : Rko, Tko, Lko) dan ditimbang (berat : Wko).

    3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh relatif tetap atau beratnya

    naik-turun, kemudian diukur (dimensi : Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat : Wku).

    4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh air (rongga antar sel dan

    dinding sel penuh air), keringkan permukaan dan kemudian diukur (dimensi : Rja, Tja,

    Lja) dan ditimbang (berat : Wja).

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 5 C1.05.2013.02

    7. Perhitungan 1) Kerapatan

    Kerapatan kayu dihitung dengan menggunakan rumus :

    10

    Keterangan :

    = Kerapatan (gr/cm3) W = Berat (gr)

    V = Volume (mm3)

    Contoh perhitungan benda uji 1 Kondisi Awal

    Diketahui : Berat sampel, Ws = 51,70 gr

    Panjang sampel, Rs = 50,45 mm

    Lebar sampel, Ts = 50,20 mm

    Tebal sampel, Ls = 21,56 mm

    Kerapatan awal (s) s = 10

    = ,

    ,,, 10 = 0,947 gr/cm3

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 6 C1.05.2013.02

    Kondisi Kering Oven Diketahui : Berat sampel, Wko = 38,70 gr

    Panjang sampel, Rko = 47,60 mm

    Lebar sampel, Tko = 46,95 mm

    Tebal sampel, Lko = 21,18 mm

    Kerapatan kering oven (ko) ko = 10

    = ,

    ,,, 10 = 0,818 gr/cm3

    Kondisi Kering Udara Diketahui : Berat sampel, Wku = 44,75 gr

    Panjang sampel, Rku = 48,98 mm

    Lebar sampel, Tku = 48,55 mm

    Tebal sampel, Lku = 21,30 mm

    Kerapatan kering udara (ku) ku = 10

    = ,

    ,,, 10 = 0,883 gr/cm3

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 7 C1.05.2013.02

    Kondisi Jenuh Air Diketahui : Berat sampel, Wja = 53,00 gr

    Panjang sampel, Rja = 50,55 mm

    Lebar sampel, Tja = 50,35 mm

    Tebal sampel, Lja = 21,60 mm

    Kerapatan jenuh air (ja) ja = 10

    = ,

    ,,, 10 = 0,964 gr/cm3

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 8 C1.05.2013.02

    2) Berat Jenis Berat jenis kayu dihitung dengan menggunakan rummus :

    1 10

    Keterangan :

    G = Berat jenis (gr/cm3)

    W = Berat (gr)

    V = Volume (mm3)

    M = Kadar air (%)

    Contoh perhitungan benda uji 1 Kondisi Awal

    Diketahui : Berat sampel, Ws = 51,70 gr

    Panjang sampel, Rs = 50,45 mm

    Lebar sampel, Ts = 50,20 mm

    Tebal sampel, Ls = 21,56 mm

    Kadar air sampel, Ms = 33,59 %

    Berat jenis awal (Gs)

    Gs =

    10

    = ,

    ,,,, 10

    = 0,709 gr/cm3

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 9 C1.05.2013.02

    Kondisi Kering Oven Diketahui : Berat sampel, Wko = 38,70 gr

    Panjang sampel, Rko = 47,60 mm

    Lebar sampel, Tko = 46,95 mm

    Tebal sampel, Lko = 21,18 mm

    Kadar air sampel, Mko = 0,00 %

    Berat jenis kering oven (Gko)

    Gko =

    10

    = ,

    ,,,, 10

    = 0,818 gr/cm3

    Kondisi Kering Udara Diketahui : Berat sampel, Wku = 44,75 gr

    Panjang sampel, Rku = 48,98 mm

    Lebar sampel, Tku = 48,55 mm

    Tebal sampel, Lku = 21,30 mm

    Kadar air sampel, Mku = 15,63 %

    Berat jenis kering udara (Gku)

    Gku =

    10

    = ,

    ,,,, 10

    = 0,764 gr/cm3

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 10 C1.05.2013.02

    Kondisi Jenuh Air Diketahui : Berat sampel, Wja = 53,00 gr

    Panjang sampel, Rja = 50,55 mm

    Lebar sampel, Tja = 50,35 mm

    Tebal sampel, Lja = 21,60 mm

    Kadar air sampel, Mja = 36,95 %

    Berat jenis jenuh air (Gja)

    Gja =

    10

    = ,

    ,,,, 10

    = 0,704 gr/cm3

  • 1 2 3 4 551.70 53.50 52.63 54.60 50.6650.45 50.45 50.35 50.35 50.4050.20 50.43 50.45 51.10 50.0521.56 22.68 21.71 22.63 21.810.947 0.927 0.954 0.938 0.921

    1 2 3 4 538.70 40.03 39.20 40.61 38.2547.60 47.48 47.45 47.43 47.4346.95 46.98 47.00 47.93 46.8321.18 22.09 21.25 22.11 21.290.818 0.812 0.827 0.808 0.809

    1 2 3 4 544.75 46.34 45.64 47.30 43.9048.98 49.00 48.85 48.85 48.9548.55 48.63 48.65 49.40 48.3521.30 22.38 21.40 22.30 21.530.883 0.869 0.897 0.879 0.862

    1 2 3 4 553.00 54.80 53.40 55.40 52.8050.55 50.55 50.40 50.40 50.5050.35 50.50 50.50 51.25 50.2021.60 22.70 21.75 22.65 21.830.964 0.946 0.965 0.947 0.954

    KONDISI KERING OVEN

    KONDISI AWAL

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Berat sampel,Panjang sampel,Lebar sampel,Tebal sampel,

    Kerapatan,

    Nomor Sampel

    Nomor Sampel

    PROYEKPEKERJAANLOKASISAMPEL : Kayu Daerah (Kayu Tabang)

    : Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Penentuan Kerapatan Kayu: Pratikum

    : 07 Oktober 2013: Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.: Hasrul: Kelompok V

    KONDISI KERING UDARA

    0.937

    Nomor Sampel

    KERAPATAN KAYU

    DIHITUNGDIPERIKSATANGGAL

    Uraian Pemeriksaan

    DIKERJAKAN

    Uraian Pemeriksaan

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    0.815Kerapatan,

    Tebal sampel,Lebar sampel,

    0.955

    0.878

    Uraian Pemeriksaan Nomor SampelKONDISI JENUH AIR

    Kerapatan,

    Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,Berat sampel,

    Berat sampel,

    Kerapatan,

    Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,Berat sampel,

    Uraian Pemeriksaan

    Panjang sampel,

    10 /

    10

    /

    10

    /

    10 /

  • 1 2 3 4 551.70 53.50 52.63 54.60 50.6650.45 50.45 50.35 50.35 50.4050.20 50.43 50.45 51.10 50.0521.56 22.68 21.71 22.63 21.8133.59 33.65 34.26 34.45 32.440.709 0.694 0.711 0.697 0.695

    1 2 3 4 538.70 40.03 39.20 40.61 38.2547.60 47.48 47.45 47.43 47.4346.95 46.98 47.00 47.93 46.8321.18 22.09 21.25 22.11 21.290.00 0.00 0.00 0.00 0.000.818 0.812 0.827 0.808 0.809

    1 2 3 4 544.75 46.34 45.64 47.30 43.9048.98 49.00 48.85 48.85 48.9548.55 48.63 48.65 49.40 48.3521.30 22.38 21.40 22.30 21.5315.63 15.76 16.43 16.47 14.770.764 0.751 0.771 0.755 0.751

    1 2 3 4 553.00 54.80 53.40 55.40 52.8050.55 50.55 50.40 50.40 50.5050.35 50.50 50.50 51.25 50.2021.60 22.70 21.75 22.65 21.8336.95 36.90 36.22 36.42 38.040.704 0.691 0.708 0.694 0.691

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    DIKERJAKAN

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    : Kelompok V

    0.701

    Nomor Sampel

    BERAT JENIS KAYU

    Berat sampel,

    DIHITUNGDIPERIKSATANGGAL

    Uraian Pemeriksaan

    : 07 Oktober 2013: Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.: Hasrul

    SAMPELLOKASIPEKERJAAN

    0.758

    Uraian Pemeriksaan Nomor Sampel

    0.815

    Uraian Pemeriksaan Nomor Sampel

    0.698

    Uraian Pemeriksaan Nomor Sampel

    Berat jenis,

    Kadar air,Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,Berat sampel,

    PROYEK

    : Kayu Daerah (Kayu Tabang): Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Penentuan Berat Jenis Kayu: Pratikum

    Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,Berat sampel,

    Berat jenis,

    Kadar air,Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,

    KONDISI JENUH AIR

    KONDISI KERING UDARA

    KONDISI KERING OVEN

    KONDISI AWALJENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    JENIS MATERIAL KAYU DAERAH (KAYU TABANG

    Berat jenis,

    Kadar air,Tebal sampel,Lebar sampel,Panjang sampel,Berat sampel,

    Berat jenis,

    Kadar air,

    1 10 /

    1 10 /

    1 10 /

    1 10 /

    %

    %

    %

    %

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 13 C1.05.2013.02

    8. Kesimpulan a) Dari hasil pengujian kadar air kayu dan susut kayu diperoleh nilai kerapatan kayu pada

    kondisi awal rata-rata 0,937 gr/cm3, nilai kerapatan kayu pada kondisi kering oven rata-

    rata 0,815 gr/cm3, nilai kerapatan kayu pada kondisi kering udara rata-rata 0,878 gr/cm3

    dan nilai kerapatan kayu pada kondisi jenuh air rata-rata 0,955 gr/cm3.

    Nilai keraptan kayu kering udara adalah 0,878 gr/cm3, termasuk dalam golongan kayu

    kelas kuat II berdasarkan SNI 03-3527-1994 (Mutu dan Ukuran Kayu Bangunan)

    dengan kerapatan kering udara 0,600 gr/cm3 0,900 gr/cm3.

    b) Dari hasil pengujian kadar air kayu dan susut kayu diperoleh nilai rata-rata berat jenis

    kayu pada kondisi awal adalah 0,701 gr/cm3, nilai rata-rata berat jenis kayu pada

    kondisi kering oven adalah 0,815 gr/cm3, nilai rata-rata berat jenis kayu pada kondisi

    kering udara adalah 0,758 gr/cm3 dan nilai rata-rata berat jenis kayu pada kondisi jenuh

    air adalah 0,698 gr/cm3.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.02 - 14 C1.05.2013.02

    LAMPIRAN

    Gambar K-02.7. Benda uji kerapatan dan berat jenis kayu.

    Gambar K-02.8. Benda uji kerapatan dan berat jenis kayu.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 1 C1.05.2013.02

    3. PENGUJIAN KUAT TEKAN KAYU (SNI 03-3958-1995)

    1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian kuat tekan kayu.

    Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh nilai kuat tekan kayu sejajar serat dan kuat tekan

    kayu tegak lurus serat.

    2. Acuan Tata cara ini mangacu pada standar :

    SNI 03-3958-1995 Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium. SNI 03-6850-2002 Metode Pengujian Pengukuran Kadar Air Kayu dan Bahan Berkayu.

    3. Istilah dan Definisi Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini :

    1) Kuat tekan kayu bangunan struktural adalah gaya tekan per satuan luas bidang tekan.

    2) Kuat tekan sejajar arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya yang arah beban sejajar dengan arah serat kayu.

    3) Kuat tekan tegak lurus arah serat adalah kekuatan kayu memikul beban yang bekerja padanya yang arah beban tegak lurus dengan arah serat kayu.

    4) Benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu, gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir.

    5) Newton adalah satuan menurut Sistem Internasional (SI) untuk gaya ekivalen dengan 0,1 kgf dan ditulis dengan notasi N.

    6) Mega pascal adalah 106 pascal ekivalen dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis dengan notasi MPa.

    7) Kayu kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. 8) Gubal adalah bagian terluar dari kayu yang berdekatan dengan kulit dan merupakan

    bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwarna

    terang.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 2 C1.05.2013.02

    4. Peralatan Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku.

    Untuk pengujian kuat tekan kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :

    1) Mesin uji tekan.

    Gambar K-03.1. Mesin Uji Tekan Kap.150 kN.

    2) Alat ukur : Roll meter, Jangka sorong.

    Gambar K-03.2. Jangka Sorong Kap. 200 mm.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 3 C1.05.2013.02

    3) Alat pengukur kadar air : Timbangan, Oven.

    Gambar K-03.3. Timbangan Digital Kap. 3100 gram.

    Gambar K-03.4. Oven.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 4 C1.05.2013.02

    P

    P

    5. Benda Uji Benda uji harus memenuhi ketentuan :

    1) Ketelitian ukuran benda uji 0,25 mm.

    2) Kadar air kayu maksimum 20%.

    3) Ukuran benda uji kuat tekan sejajar serat adalah (50 mm x 50 mm x 200 mm) (Gambar

    K-03.5.).

    Gambar K-03.5. Bentuk dan ukuran benda uji kuat tekan sejajar serat.

    4) Ukuran benda uji kuat tekan tegak lurus serat adalah ( 50 mm x 50 mm x 150 mm)

    (Gambar K-03.6.).

    Gambar K-03.6. Bentuk dan ukuran benda uji kuat tekan tegak lurus serat.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 5 C1.05.2013.02

    6. Prosedur Urutan pengujian dilakukan sebagai berikut :

    1) Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran pada Gambar K-03.5. dan K-03.6.

    2) Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji

    dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter dan catat pada lembar data/formulir

    pengujian.

    3) Letakan benda uji secara simetris terhadap alat pembebanan.

    4) Lakukan pembebanan sampai beban maksimum (saat benda uji tekan sejajar serat

    patah dan benda uji tekan tegak lurus putus).

    5) Baca dan catat data beban.

    6) Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian.

    7) Hitung kuat tekan berdasarkan ketentuan.

    8) Cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 6 C1.05.2013.02

    7. Perhitungan 1) Kuat Tekan Kayu Sejajar Serat

    Kuat tekan sejajar serat dihitung dengan beban per satuan luas bidang tekan :

    Keterangan :

    tk = Kuat tekan sejajar serat (MPa) P = Beban uji maksimum (N)

    l = Panjang bidang tekan (mm)

    b = Lebar bidang tekan (mm)

    Contoh perhitungan benda uji 1 Diketahui : Beban maksimum, P = 115000 N

    Panjang bidang tekan, l = 49,38 mm

    Lebar bidang tekan, b = 49,00 mm

    Kuat tekan sejajar serat (tk tk = =

    ,,

    = 47,53 MPa

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 7 C1.05.2013.02

    2) Kuat Tekan Kayu Tegak Lurus Serat Kuat tekan tegak lurus serat dihitung dengan beban per satuan luas bidang tekan :

    Keterangan :

    tk = Kuat tekan tegak lurus serat (MPa) P = Beban uji maksimum (N)

    l = Panjang bidang tekan (mm)

    b = Lebar bidang tekan (mm)

    Contoh perhitungan benda uji 1 Diketahui : Beban maksimum, P = 60000 N

    Panjang bidang tekan, l = 50,00 mm

    Lebar bidang tekan, b = 49,35 mm

    Kuat tekan tegak lurus serat (tk tk = =

    ,,

    = 24,32 MPa

  • DIKERJAKAN : Kelompok VDIHITUNG : HasrulDIPERIKSA : Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.TANGGAL : 22 Oktober 2013

    1 49.00 115000 47.53 Retak geser

    2 49.15 105000 43.25 Retak geser

    45.39

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    Gambar K-03.7. Bentuk keretakan setelah uji tekan.

    PROYEK : Pratikum: Pengujian Kuat Tekan Kayu: Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Kayu Daerah (Kayu Tabang)

    KUAT TEKAN KAYU SEJAJAR SERAT

    No. Kode

    Rata-rata

    SAMPELLOKASIPEKERJAAN

    49.40

    49.38

    Ukuran Bidang Tekan Kayu

    JENIS KAYU : KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Keterangan

  • DIKERJAKAN : Kelompok VDIHITUNG : HasrulDIPERIKSA : Ir. Nicodemus Rupang, M.Si.TANGGAL : 22 Oktober 2013

    1 49.35 60000 24.32 Belah memanjang

    2 49.20 61500 25.00 Belah memanjang

    24.66

    JENIS KAYU : KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    Keterangan

    Gambar K-03.8. Bentuk keretakan setelah uji tekan.

    PROYEK : Pratikum: Pengujian Kuat Tekan Kayu: Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Kayu Daerah (Kayu Tabang)

    KUAT TEKAN KAYU TEGAK LURUS SERAT

    No. Kode

    Rata-rata

    SAMPELLOKASIPEKERJAAN

    50.00

    50.00

    Ukuran Bidang Tekan Kayu

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 10 C1.05.2013.02

    8. Kesimpulan a) Dari pengujian kuat tekan sejajar serat diperoleh nilai hasil perhitungan rata-rata dari

    dua buah benda uji adalah 45,39 MPa = 462,85 kg/cm2, sehingga dapat digolongkan

    kedalam kayu kelas kuat II berdasarkan SNI 03-3527-1994 (Mutu dan Ukuran Kayu

    Bangunan) dengan kuat tekan sejajar serat 411 kg/cm2 - 630 kg/cm2. Retakan yang

    timbul akibat kuat tekan sejajar serat adalah retak geser.

    b) Dari pengujian kuat tekan tegak lurus serat diperoleh nilai hasil perhitungan rata-rata

    dari dua buah benda uji adalah 24,66 MPa = 251,46 kg/cm2, sehingga dapat

    digolongkan kedalam kayu kelas kuat I berdasarkan SNI 03-3527-1994 (Mutu dan

    Ukuran Kayu Bangunan) dengan kuat tekan tegak lurus serat > 171 kg/cm2. Retakan

    yang timbul akibat kuat tekan tegak lurus serat adalah belah memanjang.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.03 - 11 C1.05.2013.02

    LAMPIRAN

    Gambar K-03.9. Kondisi benda uji setelah pengujian kuat tekan sejajar serat.

    Gambar K-03.10. Kondisi benda uji setelah pengujian kuat tekan tegak lurus serat.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 1 C1.05.2013.02

    4. PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU (SNI 03-3959-1995)

    1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian kekuatan lentur

    kayu.

    Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh nilai kuat lentur kayu.

    2. Acuan Tata cara ini mangacu pada standar :

    SNI 03-3959-1995 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Labolatorium. SNI 03-6850-2002 Metode Pengujian Pengukuran Kadar Air Kayu dan Bahan Berkayu.

    3. Istilah dan Definisi Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini :

    1) Kuat lentur kayu adalah kekuatan kayu memikul beban lentur yang bekerja padanya. 2) Benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu, gubal, retak,

    lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir.

    3) Newton adalah satuan menurut Sistem Internasional (SI) untuk gaya ekivalen dengan 0,1 kgf dan ditulis dengan notasi N.

    4) Mega pascal adalah 106 pascal ekivalen dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis dengan notasi MPa.

    5) Kayu kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. 6) Gubal adalah bagian terluar dari kayu yang berdekatan dengan kulit dan merupakan

    bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwarna

    terang.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 2 C1.05.2013.02

    4. Peralatan Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku.

    Untuk pengujian kuat tekan kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :

    1) Mesin uji lentur.

    Gambar K-04.1. Mesin Uji Lentur Kap. 150 kN.

    2) Alat ukur : Roll meter, Jangka sorong.

    Gambar K-04.2. Jangka Sorong Kap. 200 mm.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 3 C1.05.2013.02

    3) Alat pengukur kadar air : Timbangan, Oven.

    Gambar K-04.3. Timbangan Digital Kap. 3100 gram.

    Gambar K-04.4. Oven.

    4) Alat tumpuan.

    Gambar K-04.5. Bentuk dan ukuran tumpuan rol dan plat.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 4 C1.05.2013.02

    5) Bantalan penekan.

    Gambar K-04.6. Bentuk dan ukuran bantalan penekan.

    5. Benda Uji Benda uji harus memenuhi ketentuan :

    1) Benda uji bebas cacat

    2) Ketelitian ukuran benda uji 0,25 mm.

    3) Kadar air kayu maksimum 20%.

    4) Ukuran benda uji kuat lentur adalah (50 mm x 50 mm x 760 mm) (Gambar K-04.7.).

    Gambar K-04.7. Bentuk dan ukuran benda uji.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 5 C1.05.2013.02

    6. Prosedur Urutan pengujian dilakukan sebagai berikut :

    1) Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran pada Gambar K-04.7.

    2) Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji

    dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter dan catat pada lembar data/formulir

    pengujian.

    3) Letakan benda uji secara simetris terhadap alat pembebanan di tengah bentang, diatas

    tumpuan yang berjarak 710 mm.

    4) Jalankan mesin uji lentur dengan kecepatan gerakan beban 2,5 mm per menit

    (toleransi 25%).

    5) Lakukan pembebanan sampai beban maksimum saat benda uji patah.

    6) Baca dan catat data beban.

    7) Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian.

    8) Hitung kuat lentur tekan berdasarkan ketentuan.

    9) Cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 6 C1.05.2013.02

    7. Perhitungan Kuat lentur kayu dihitung dengan rumus :

    3 2 Keterangan :

    b = Kuat lentur (MPa) P = Beban uji maksimum (N)

    l = Jarak tumpuan (mm)

    b = Lebar benda uji (mm)

    h = Tinggi benda uji (mm)

    Contoh perhitungan Diketahui : Beban maksimum, P = 12000 N

    Jarak tumpuan, l = 710,00 mm

    Lebar benda uji, b = 49,45 mm

    Tinggi benda uji, h = 49,83 mm

    Kuat lentur (b b = =

    ,,,

    = 104,08 MPa

  • DIKERJAKAN : Kelompok VDIHITUNG : HasrulDIPERIKSA : Kusnindar Abd. Cauf, ST. MT.TANGGAL : 24 Oktober 2013

    710.00 49.83 12000 104.08 Retak miring

    JENIS KAYU : KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    KeteranganUkuran Kayu

    Gambar K-04.8. Bentuk keretakan.

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNANFAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    PROYEK : Pratikum: Pengujian Kuat Lentur Kayu: Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Kayu Daerah (Kayu Tabang)

    KUAT LENTUR KAYU

    SAMPELLOKASIPEKERJAAN

    49.45

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 8 C1.05.2013.02

    8. Kesimpulan Dari pengujian kuat lentur kayu diperoleh nilai hasil perhitungan kuat lentur sebesar 104,08

    MPa = 1061,32 kg/cm2, sehingga dapat digolongkan kedalam kayu kelas kuat II

    berdasarkan SNI 03-3527-1994 (Mutu dan Ukuran Kayu Bangunan) dengan kuat lentur 795

    kg/cm2 1221 kg/cm2. Retakan yang timbul akibat pengujian kuat lentur adalah retak

    miring.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.04 - 9 C1.05.2013.02

    LAMPIRAN

    Gambar K-04.9. Kondisi benda uji setelah pengujian kuat lentur.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 1 C1.05.2013.02

    5. PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS LENTUR KAYU (SNI 03-3960-1995)

    1. Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian modulus

    elastisitas lentur kayu.

    Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh nilai modulus elastisitas lentur kayu.

    2. Acuan Tata cara ini mangacu pada standar :

    SNI 03-3960-1995 Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu di Laboratorium. SNI 03-3959-1995 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Labolatorium. SNI 03-6850-2002 Metode Pengujian Pengukuran Kadar Air Kayu dan Bahan Berkayu.

    3. Istilah dan Definisi Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode pengujian ini :

    1) Modulus elastis lentur kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai dengan batas proporsional.

    2) Batas Proporsional adalah batas teoritis dimana kayu sudah tidak lagi bersifat elastis yaitu dapat kembali ke kondisi semula bila mendapatkan beban yang di dalam

    pengujian lentur ditunjukkan dengan penambahan lendutan yang mulai meningkat

    pada setiap penambahan beban yang sama.

    3) Benda uji bebas cacat adalah benda uji kayu yang bebas dari mata kayu, gubal, retak, lubang, jamur, rapuh dan tidak memuntir.

    4) Newton adalah satuan menurut Sistem Internasional (SI) untuk gaya ekivalen dengan 0,1 kgf dan ditulis dengan notasi N.

    5) Mega pascal adalah 106 pascal ekivalen dengan 10 kgf/cm2 dan ditulis dengan notasi MPa.

    6) Kayu kering udara adalah kayu dengan kadar air maksimum 20%. 7) Gubal adalah bagian terluar dari kayu yang berdekatan dengan kulit dan merupakan

    bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwarna

    terang.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 2 C1.05.2013.02

    4. Peralatan Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku.

    Untuk pengujian kuat tekan kayu diperlukan peralatan sebagai berikut :

    1) Mesin uji lentur.

    Gambar K-05.1. Mesin Uji Lentur Kap. 150 kN.

    2) Alat ukur : Roll meter, Jangka sorong.

    Gambar K-05.2. Jangka Sorong Kap. 200 mm.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 3 C1.05.2013.02

    3) Alat pengukur lendutan.

    Gambar K-05.3. Dial Indikator.

    4) Alat pengukur kadar air : Timbangan, Oven.

    Gambar K-05.4. Timbangan Digital Kap. 3100 gram.

    Gambar K-05.5. Oven.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 4 C1.05.2013.02

    5) Alat tumpuan.

    Gambar K-05.6. Bentuk dan ukuran tumpuan rol dan plat.

    6) Bantalan penekan.

    Gambar K-05.7. Bentuk dan ukuran bantalan penekan.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 5 C1.05.2013.02

    5. Benda Uji Benda uji harus memenuhi ketentuan :

    1) Benda uji bebas cacat

    2) Ketelitian ukuran benda uji 0,25 mm.

    3) Kadar air kayu maksimum 20%.

    4) Ukuran benda uji kuat lentur adalah (50 mm x 50 mm x 760 mm) (Gambar K-05.8.).

    Gambar K-05.8. Bentuk dan ukuran benda uji.

    6. Prosedur Urutan pengujian dilakukan sebagai berikut :

    1) Siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran pada Gambar K-05.8.

    2) Beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur benda uji

    dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter dan catat pada lembar data/formulir

    pengujian.

    3) Letakan benda uji secara simetris terhadap alat pembebanan di tengah bentang, diatas

    tumpuan yang berjarak 710 mm.

    4) Untuk kecepatan pembebanan yang dapat diukur, gunakan kecepatan pembebanan

    sebesar 20%.

    5) Untuk kecepatan pembebanan yang tidak dapat diukur, gunakan kecepatan

    pembebanan sebesar 600 N/menit.

    6) Pembacaan lendutan dilakukan pada setiap kenaikan beban uji sebesar 500 N dan

    dengan ketelitian 0,02 mm, atau pembacaan lendutan dilakukan pada setiap kenaikan

    beban 250 N, apabila lendutan yang diukur masih terlalu besar.

    7) Baca dan catat data beban dan lendutan.

    8) Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian.

    9) Cantumkan semua nilai hasil perhitungan kedalam formulir.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 6 C1.05.2013.02

    7. Perhitungan Modulus elastisitas lentur kayu dihitung dengan rumus :

    48 Keterangan :

    Eb = Modulus elastisitas lentur (MPa) = Gradien (kemiringan) bagian awal garis lurus pada grafik beban vs lendutan (N/mm)

    = Momen inersia (mm4) l = Jarak tumpuan (mm)

    b = Lebar benda uji (mm)

    h = Tinggi benda uji (mm)

    Contoh perhitungan Diketahui : Jarak tumpuan, l = 710,00 mm

    Lebar benda uji, b = 49,73 mm

    Tinggi benda uji, h = 50,00 mm

    Gradien grafik beban vs lendutan pada batas proporsional = =

    ,

    = 1000 N/mm

    Momen inersia ()

    =

    = ,,

    = 518020,833 mm4

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 7 C1.05.2013.02

    Modulus elastisitas lentur Eb

    Eb =

    = ,,

    = 14394,169 MPa

  • PROYEKPEKERJAANLOKASISAMPEL

    0100020003000400050006000700075008000850090009500

    1000010500110001150012000125001300012000

    l = 710.00 mm b = 49.73 mm h = 50.00 mm

    =

    14394.169 MPaE b =

    Gambar K-05.9. Bentuk keretakan.

    Modulus Elastisitas Lentur,

    DIKERJAKAN

    MODULUS ELASTISITAS LENTUR KAYU

    JENIS KAYU : KAYU DAERAH (KAYU TABANG)

    NBeban pada Batas Proposional

    Ukuran Kayu :

    2.001.000.00

    8.007.006.005.004.003.00

    7000

    FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPILUNIVERSITAS TADULAKO

    : Kayu Daerah (Kayu Tabang): Lab. Struktur & Bahan Bangunan: Pengujian Modulus Elastisitas: Pratikum

    : 24 Oktober 2013: Kusnindar Abd. Cauf, ST. MT.: Hasrul

    Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Telp. (0451) 422611 - 422355 Psw. 170

    LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN BANGUNAN

    : Kelompok V

    TANGGALDIPERIKSADIHITUNG

    9.00

    17.00

    31.0026.8723.0021.0019.00

    15.0013.0012.0011.0010.00

    7.00,7000

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

    Grafik Beban vs Lendutan

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 9 C1.05.2013.02

    8. Kesimpulan Dari hasil pengujian kuat lentur kayu di peroleh hasil perhitungan modulus elastisitas lentur

    kayu adalah 14394,169 MPa = 146780,2 kg/cm2, sehingga dapat digolongkan kedalam

    kayu kelas kuat II berdasarkan SNI 03-3527-1994 (Mutu dan Ukuran Kayu Bangunan)

    dengan modulus elastisitas 112000 kg/cm2 161000 kg/cm2. Retakan yang timbul adalah

    retak miring.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I KAYU

    HASRUL - F 111 12 108 K.05 - 10 C1.05.2013.02

    LAMPIRAN

    Gambar K-05.10. Kondisi benda uji setelah pengujian.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 1 C1.05.2013.02

    6.A. IDENTIFIKASI BAJA TULANGAN BETON (SNI 07-2052-2002)

    1. Tujuan Tujuan identifikasi untuk mengetahui jenis, bentuk penampang, ukuran & toleransi,

    persyaratan mutu dan metode pengujian, serta parameter lainnya dari baja tulangan beton.

    2. Dasar Teori 1) Pengertian

    Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling).

    Baja tulangan beton digunakan untuk penulangan beton.

    2) Jenis / Bentuk Bentuk baja tulangan beton terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu:

    Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan polos/rata (tidak bersirip), disingkat BjTP.

    Gambar 1. Baja Tulangan Beton Polos.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 2 C1.05.2013.02

    Baja tulangan beton sirip (deform) adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang

    dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan

    membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS.

    Gambar 2. Baja Tulangan Beton Sirip (Deform).

    Baja tulangan sirip (ulir) terdapat dalam beberapa jenis/bentuk sirip, seperti gambar

    berikut:

    Jenis Bambu (Bamboo type)

    Jenis Tulang Ikan (Fish bone type)

    Jenis Curam (Tor type)

    Gambar 3. Jenis Baja Tulangan Beton Sirip.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 3 C1.05.2013.02

    3) Ukuran Ukuran diameter, penampang dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti

    tercantum pada Tabel 1. berikut:

    Tabel 1. Ukuran Baja Tulangan Polos

    No. Penamaan Diameter nominal d (mm)

    Luas penampang nominal A (cm2)

    Berat nominal per meter M (kg/m)

    1 P.6 6 0,2827 0,222 2 P.8 8 0,5027 0,395 3 P.10 10 0,7854 0,617 4 P.12 12 1,131 0,888 5 P.14 14 1,539 1,12 6 P.16 16 2,011 1,58 7 P.19 19 2,835 2,23 8 P.22 22 3,801 2,98 9 P.25 25 4,909 3,85

    10 P.28 28 6,158 4,83 11 P.32 32 8,042 6,31

    Ukuran diameter, penampang dan berat per meter baja tulangan beton sirip (deform)

    seperti tercantum pada Tabel 2. berikut:

    Tabel 2. Ukuran Baja Tulangan Sirip

    No. Penamaan Diameternominal d (mm)

    Luas penampang

    nominal A (cm2)

    Diameterdalam

    nominaldo (mm)

    Tinggi sirip melintang

    Jarak sirip melintang

    maks. pmaks. (mm)

    Lebar rusukmemanjang

    maks. bmaks. (mm)

    Berat nominalM (kg/m)hmin.

    (mm)hmaks.(mm)

    1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 4,58 6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 38,0 39,3 15,41

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 4 C1.05.2013.02

    Catatan: Cara menghitung luas penampang nominal, keliling, berat nominal dan ukuran sirip

    adalah sebagai berikut:

    a) Luas penampang nominal, A = 10 (cm2) b) Keliling nominal, K = (mm) c) Berat, M = 7850 10 (kg/m) d) Jarak sirip melintang maksimum, pmaks. = 0,70 (mm) e) Tinggi sirip, h:

    Tinggi sirip minimum, hmin. = 0,05 (mm) Tinggi sirip maksimum, hmaks. = 0,10 (mm)

    f) Lebar rusuk memanjang maksimum, bmaks. = (mm)

    4) Sifat Mekanis (Mutu Baja) Sifat mekanis dan mutu kelas baja tulangan beton sesuai SNI 07-2052-2002,

    digolongkan dalam beberapa jenis, sesuai Tabel 3 berikut:

    Tabel 3. Sifat Mekanis

    Kelas baja tulangan

    Nomor batang uji

    Uji tarik Uji lengkung

    Batas ulur kgf/mm2 (N/mm2)

    Kuat tarik kgf/mm2 (N/mm2)

    Regangan(%)

    Sudut lengkung

    Diameter pelengkung

    BjTP 24 BjTS 24

    No. 2 Minimum 24(235)

    Minimum 39(380)

    20 180 3 x d

    No. 3 24

    BjTP 30 BjTS 30

    No. 2 Minimum 30(295)

    Minimum 45(440)

    18 180 d > 16 = 3xd d > 16 = 4xd No. 3 20

    BjTP 30 BjTS 30

    No. 2 Minimum 30(295)

    Minimum 45(440)

    10 180 d 16 = 3xd d > 16 = 4xd No. 3 18

    BjTP 35 BjTS 35

    No. 2 Minimum 35(345)

    Minimum 50(490)

    18 180

    d 16 = 3xd 16 25 = 6xd No. 3 14

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 5 C1.05.2013.02

    Catatan: a) Hasil uji lengkung tidak boleh terletak pada sisi luar lengkungan.

    b) Untuk baja tulangan sirip S.32 nilai regangan dikurangi 2%. Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 nilai regangan dikurangi 4% dari nilai yang

    tercantum pada Tabel 3.

    c) Konversi satuan pada Tabel 3. Adalah 1 kgf/mm2 = 9,81 N/mm2.

    5) Syarat Penandaan Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul

    yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.

    Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja

    seperti pada Tabel 4.

    Tabel 4. Tanda kelas baja tulangan beton

    Kelas baja Warna

    BjTP 24 Hitam BjTP 30 BjTS 30 Biru

    BjTS 35 Merah BjTS 40 Kuning BjTS 50 Hijau

    Setiap kemasan harus diberi berlabel: Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat, Ukuran (diameter dan panjang), Kelas baja, Nomor lembaran (No. Heat),

    Nomor seri produksi dan tanggal produksi dan Nomor SNI.

    6) Istilah dan Definisi Baja tulangan beton: baja berbentuk batang berpenampang bundar yang

    digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan

    cara canai panas (hot rolling).

    Bahan baku yang digunakan: billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia. Ukuran nominal: ukuran sesuai yang ditetapkan. Toleransi: besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal. Diameter dalam: ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip. Sirip melintang: setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan

    beton yang melintang terhadap susut batang baja tulangan beton.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 6 C1.05.2013.02

    Rusuk: rusuk atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja tulangan beton.

    Gap (rib): lebar rusuk atau celah. Ikat: dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus

    memiliki ukuran, jenis serta kelas baja yang sama.

    Bundel: dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama.

    Lot: dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok.

    Karat ringan: karat yang apabi!a digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan.

    Cerna: luka pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai.

    3. Syarat Mutu 1) Sifat Tampak

    Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang,

    cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.

    2) Bentuk Baja tulangan beton polos Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip.

    Baja tulangan beton sirip Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang

    diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan

    sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.

    Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda

    angka-angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip

    melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan.

    Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45 terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45 sampai 70, arah sirip melintang pada

    satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70 arah yang

    berlawanan tidak diperlukan.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 7 C1.05.2013.02

    3) Ukuran dan Toleransi Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada

    Tabel 1.

    Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum

    pada Tabel 2

    Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 5.

    Tabel 5. Toleransi diameter baja tulangan polos dan sirip

    No. Diameter d (mm) Toleransi

    (mm) Penyimpangan kebundaran (%)

    1 6 0,3

    Maksimum 70 dari batas toleransi

    2 8 d 14 0,4

    3 16 d 25 0,5

    4 28 d 34 0,6

    5 d 346 0,8 CATATAN: 1) Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan

    minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton.

    2) Untuk baja tulangan beton sirip, d = do

    Toleransi Panjang Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 m, 9 m, dan 12 m.

    Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm

    (+ 70mm).

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 8 C1.05.2013.02

    Toleransi berat Toleransi berat per batang dan per lot baja tulangan beton polos dan baja tulangan

    beton sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 6. (Sumber SNI 07-2052-2002),

    sebagai berikut:

    Tabel 6. Toleransi berat baja tulangan polos dan sirip

    Diameter Nominal

    d (mm)

    Toleransi Berat (%)

    Per Batang Tulangan Per Lot Tulangan

    6 d 8 7 6 10 d 11 6 5 16 d 28 5 4

    d 28 4 3,5

    4) Sifat Mekanis Sifat mekanis baja tuiangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 3 di atas.

    Pengujian tarik dilakukan berdasarkan SNI 07-2529-1991 Metode pengujian kuat tarik

    baja beton dan pengujian lengkung berdasarkan SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung

    tekan (Modul tersendiri).

    4. Pengujian Sifat Tampak, Bentuk dan Ukuran 1) Cara Pengambilan Contoh

    a) Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang.

    b) Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau

    penjual untuk melakukan tugasnya.

    c) Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random).

    d) Setiap kelompok yang terdiri dari nomor leburan dan ukuran yang sama diambil

    satu contoh uji.

    e) Setiap kelompok yang terdiri lebih dari satu nomor leburan (campuran) dari satu

    ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua

    puluh lima) ton sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh uji.

    f) Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing,

    maksimum 1,50 m yang dipotong dari salah satu ujung batang baja tulangan beton

    dan tidak boleh dengan cara panas.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 9 C1.05.2013.02

    2) Peralatan a) Alat ukur panjang: Jangka sorong, Micrometer, Rol meter.

    Gambar 4. Jenis Alat Ukur Panjang.

    b) Alat ukur berat: Timbangan.

    Gambar 5. Jenis Alat Ukur Berat.

    3) Cara Uji a) Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa

    adanya cacat-cacat.

    b) Pengukuran diameter (d) dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya (catat diameter maksimum dan

    minimum).

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 10 C1.05.2013.02

    c) Uji kebundaran dilakukan dengan mengukur diameter malsimum dan minimum

    pada penampang yang sama.

    d) Pengukuran panjang batang (l) dilakukan dengan cara mengukur panjang per batang baja tulangan.

    e) Pengukuran berat (M) ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktual) yang diperhitungkan dengan panjang contoh uji.

    f) Pengukuran sirip dan rusuk terhadap Baja tulangan beton sirip:

    Pengukuran jarak sirip (p) dilakukan dengan cara mengukur jarak antara sirip pada 3 (tiga) tempat yang berbeda kemudian dihitung nilai rata-ratanya.

    Pengukuran tinggi sirip (h) dilakukan terhadap 3 (tiga) buah sirip dan dihitung nilai rata-ratanya.

    Pengukuran lebar rusuk atau celah (b) dilakukan dengan cara mengukur lebar rusuk atau celah pada 3 (tiga) tempat yang berbeda kemudian dihitung nilai

    rata-ratanya. Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang

    diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan

    lempengan lilin atau tanah liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip

    pada gambar lempengan tersebut.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 11 C1.05.2013.02

    5. Hasil Pemeriksaan / Pengukuran Baja Tulangan Polos (Bj. TP)

    Sampel baja tulangan polos yang akan diperiksa berlabel P.16 dengan kelas baja

    tulangan Bj.TP.24 dan panjang 12 m : d = 16 mm

    l = 12 m M = 1,58 kg/m

    A. Sifat Tampak Hasil pemeriksaan sifat tampak, berdasarkan pengamatan visual, diperoleh:

    Tidak ada: Serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali

    berkarat ringan.

    Sifat tampak Memenuhi

    B. Bentuk Hasil pemeriksaan bentuk permukaan, diperoleh:

    Permukaan rata dan tidak bersirip.

    Bentuk permukaan Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 12 C1.05.2013.02

    C. Ukuran

    Gambar 6. Sketsa Baja Tulangan Polos.

    1) Diameter (d)

    Hasil pengukuran diameter, diperoleh: d1 = 15,8 mm

    d2 = 15,7 mm dmin. d3 = 16,0 mm dmaks.

    Diameter rata-rata

    dav = ,,,

    = 15,8 mm

    Penyimpangan diameter = = 15,8 16 = -0,2 mm < 0,5 mm

    Batas toleransi diameter 0,5 mm Memenuhi

    Penyimpangan kebundaran = . .100 = 16,0 15,7 0,5 100 = 15% < 70%

    Batas toleransi kebundaran maksimum 70% Memenuhi

    2) Panjang batang (l)

    Hasil pengukuran panjang sampel, diperoleh: ls = 12,052 m Penyimpangan panjang =

    = 12052 12000 = 52 mm < 70 mm

    Batas toleransi panjang -0 mm & +70 mm Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 13 C1.05.2013.02

    3) Berat (M)

    Hasil penimbangan berat sampel, diperoleh: Ms = 18,61 kg/batang

    Penyimpangan berat = 100 = ,,, 100 = -1,85% < 5%

    Batas toleransi berat per batang 5% Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 14 C1.05.2013.02

    Baja Tulangan Sirip (Bj. TS) Sampel baja tulangan sirip yang akan diperiksa berlabel S.25 dengan kelas baja

    tulangan Bj.TS.35 dan panjang 12 m : d = 25 mm hmin. = 1,3 mm

    do = 23,6 mm hmaks. = 2,5 mm

    l = 12 m pmaks. = 17,5 mm M = 3,85 kg/m bmaks. = 19,7 mm

    A. Sifat Tampak Hasil pemeriksaan sifat tampak, berdasarkan pengamatan visual, diperoleh:

    Tidak ada: Serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali

    berkarat ringan.

    Sifat tampak Memenuhi

    B. Bentuk Hasil pemeriksaan bentuk permukaan, diperoleh:

    Mempunyai sirip yang melintang dibatang secara beraturan dengan bentuk dan ukuran yang sama.

    Mempunyai dua buah rusuk yang memanjang sejajar dengan sumbu batang. Jenis sirip adalah jenis tulang ikan.

    Bentuk permukaan Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 15 C1.05.2013.02

    C. Ukuran

    Gambar 7. Sketsa Baja Tulangan Sirip.

    1) Diameter dalam (do)

    Hasil pengukuran diameter dalam, diperoleh: do-1 = 23,7 mm do-maks. do-2 = 23,3 mm do-min. do-3 = 23,5 mm

    Diameter dalam rata-rata

    do-av = ,,,

    = 23,5 mm

    Penyimpangan diameter = - = 23,5 23,6 = -0,1 mm < 0,5 mm

    Batas toleransi diameter 0,5 mm Memenuhi

    Penyimpangan kebundaran = -. -.100 = 23,7 23,3 0,5 100 = 20% < 70%

    Batas toleransi kebundaran maksimum 70% Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 16 C1.05.2013.02

    2) Panjang batang (l)

    Hasil pengukuran panjang sampel, diperoleh: ls = 12,065 m Penyimpangan panjang =

    = 12065 12000 = 65 mm < 70 mm

    Batas toleransi panjang -0 mm & +70 mm Memenuhi

    3) Berat (M)

    Hasil penimbangan berat sampel, diperoleh: Ms = 45,57 kg/batang

    Penyimpangan berat = 100 = ,,, 100 = -1,36% < 5%

    Batas toleransi berat per batang 5% Memenuhi

    4) Sirip dan Rusuk

    Jarak sirip (p) Hasil pengukuran jarak sirip, diperoleh: p1 = 14,7 mm

    p2 = 14,8 mm

    p3 = 14,2 mm

    Jarak sirip rata-rata

    pav = ,,, = 14,6 mm < 17,5 mm

    Batas jarak sirip maksimum, pmaks. = 17,5 mm Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 17 C1.05.2013.02

    Tinggi sirip (h) Hasil pengukuran tinggi sirip, diperoleh: h1 = 1,9 mm

    h2 = 1,8 mm

    h3 = 2,2 mm

    Tinggi sirip rata-rata

    hav = ,,, = 2,0 mm 1,3 mm < 2,0 mm < 2,5 mm

    Batas tinggi sirip, hmin. = 1,3 mm & hmaks. = 2,5 mm Memenuhi

    Lebar rusuk (b) Hasil pengukuran lebar rusuk, diperoleh: b1 = 5,6 mm

    b2 = 5,1 mm

    b3 = 5,2 mm

    Lebar rusuk rata-rata

    bav = ,,, = 5,3 mm < 19,7 mm

    Batas lebar rusuk maksimum, bmaks. = 19,7 mm Memenuhi

    Hasil pengukuran sudut sirip, diperoleh = 72 > 70 Batas sudut sirip minimum 70 Memenuhi

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 18 C1.05.2013.02

    6. Kesimpulan Hasil pengukuran dan pemeriksaan terhadap sampel baja tulangan beton, sebagai berikut:

    Baja tulangan polos (P.16 dengan mutu Bj.TP.24 dan panjang 12 m) a) Sifat tampak: tidak ada: serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang

    dalam, kecuali berkarat ringan. (memenuhi sifat tampak).

    b) Bentuk: bentuk permukaan rata dan tidak bersirip. (memenuhi unsur bentuk). c) Ukuran:

    Diameter: diameter rata-rata 15,8 mm atau selisih -0,2 mm dengan batas toleransi 0,5 mm dan penyimpangan kebundaran 15% dengan batas

    penyimpangan kebundaran maksimum 70%. (memenuhi unsur diameter).

    Panjang batang: panjang batang 12,052 m atau selisih 52 mm dari panjang yang telah ditetapkan dengan batas toleransi -0 mm & +70 mm. (memenuhi

    unsur panjang).

    Berat: berat per batang 18,61 kg dan penyimpangan berat -1,85% dengan batas toleransi berat per batang 5%. (memenuhi unsur berat).

    Baja tulangan sirip (S.25 dengan mutu Bj.TS.35 dan panjang 12 m)

    a) Sifat tampak: tidak ada: serpihan, lipatan, retakan, gelombang dan cerna yang dalam, kecuali berkarat ringan. (memenuhi sifat tampak).

    b) Bentuk: mempunyai sirip-sirip yang melintang dibatang secara beraturan dan dua buah rusuk yang memanjang sejajar dengan sumbu batang, jenis sirip adalah jenis

    tulang ikan (Fish bone type). (memenuhi unsur bentuk).

    c) Ukuran: Diameter: diameter dalam rata-rata 23,5 mm atau selisih -0,1 mm dengan

    batas toleransi 0,5 mm dan penyimpangan kebundaran 20% dengan batas

    penyimpangan kebundaran maksimum 70%. (memenuhi unsur diameter).

    Panjang batang: panjang batang 12,065 m atau selisih 65 mm dari panjang batang yang telah ditetapkan dengan batas toleransi -0 mm & +70 mm.

    (memenuhi unsur panjang).

    Berat: berat per batang 45,57 kg dan penyimpangan berat -1,36% dengan batas toleransi berat per batang 5%. (memenuhi unsur berat).

    Sirip & rusuk: jarak antar sirip rata-rata 14,6 mm dengan batas maksimum 17,5 mm; tinggi sirip rata-rata 2,0 mm dengan batas minimum 1,3 mm &

    maksimum 2,5 mm; lebar rusuk rata-rata 5,3 mm dengan batas maksimum

    19,7 mm; sudut sirip 72 dengan batas minimum 70. (ukuran sirip & rusuk

    memenuhi).

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.A - 19 C1.05.2013.02

    Hasil pemeriksaan tersebut membuktikan bahwa sampel baja tulangan beton polos yang

    beralabel P.16 dan sampel baja tulangan beton sirip yang berlabel S.25 telah memenuhi

    persyaratan mutu berdasarkan SNI 07-2052-2002.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 1 C1.05.2013.02

    6.B. IDENTIFIKASI BAJA PROFIL SIKU SAMA KAKI (SNI 07-2054-2006)

    1. Tujuan Tujuan identifikasi untuk mengetahui bentuk penampang, ukuran & toleransi, persyaratan

    mutu dan metode pengujian, serta parameter lainnya dari baja profil Siku sama kaki.

    2. Dasar Teori 1) Pengertian

    Baja profil Siku sama kaki (Bj P Siku sama kaki) adalah baja profil dengan bentuk

    penampang yang dihasilkan melalui proses canai panas (Hot rolling mill). Baja profil Siku sama kaki biasanya digunakan pada rangka atap, kuda-kuda dan pada

    struktur ringan lainnya.

    Gambar 1. Baja Profil Siku Sama Kaki.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 2 C1.05.2013.02

    2) Bentuk dan Ukuran Penampang Bentuk dan Ukuran penampang baja profil Siku sama kaki pada Gambar 2. adalah

    seperti pada Tabel 1.

    Gambar 2. Bentuk dan Karakteristik Penampang.

    Rumus :

    Radius Girasi, i = (cm)

    Modulus Penampang, Z = (cm3) Momen Inersia, I = (cm4) Luas Penampang, A = 2 0,215 2 10 (cm2)

  • Ta

    bel 1

    . Uku

    ran

    Pen

    ampa

    ng B

    j P S

    iku

    sam

    a ka

    ki

    Pen

    amaa

    n S

    atan

    dar U

    kura

    n P

    enam

    pang

    Lu

    as

    Pen

    ampa

    ng

    A

    cm2

    Ber

    at

    M

    kg/m

    Seb

    agai

    Info

    rmas

    i

    Titik

    Ber

    at

    Cx =

    Cy

    cm

    Mom

    en In

    ersi

    a R

    adiu

    s G

    irasi

    M

    odul

    us

    Pen

    ampa

    ng

    Z x =

    Zy

    cm3

    a x

    a m

    m x

    mm

    t

    mm

    r 1

    m

    m

    r 2

    mm

    I x =

    I y cm

    4 M

    aks.

    I u

    cm4

    Min

    . Iv

    cm4

    i x =

    i y cm

    M

    aks.

    i u

    cm

    Min

    . iv

    cm

    L 25

    x25

    25 x

    25

    3 4

    2 1,

    427

    1,12

    0,

    719

    0,79

    7 1,

    26

    0,33

    2 0,

    747

    0,94

    0 0,

    483

    0,44

    8 L

    30x3

    0 30

    x 3

    0 3

    4 2

    1,72

    7 1,

    36

    0,84

    4 1,

    42

    2,26

    0,

    590

    0,90

    8 1,

    140

    0,58

    5 0,

    661

    L 40

    x40

    40 x

    40

    3 4,

    5 2

    2,33

    6 1,

    82

    1,09

    0 3,

    53

    5,60

    1,

    460

    1,23

    0 1,

    550

    0,79

    0 1,

    210

    L 40

    x40

    40 x

    40

    4 4,

    5 3

    3,05

    4 2,

    39

    1,12

    4,

    48

    7,09

    1,

    86

    1,21

    1,

    52

    0,78

    1,

    15

    L 40

    x40

    40 x

    40

    5 4,

    5 3

    3,75

    5 2,

    95

    1,17

    5,

    42

    8,59

    2,

    250

    1,20

    0 1,

    510

    0,77

    4 1,

    910

    L 45

    x45

    45 x

    45

    4 6,

    5 3

    3,49

    2 2,

    74

    1,24

    6,

    50

    10,3

    2,

    700

    1,36

    0 1,

    720

    0,88

    0 2,

    000

    L 45

    x45

    45 x

    45

    5 6,

    5 3

    4,30

    2 3,

    38

    1,28

    7,

    91

    12,5

    3,

    290

    1,36

    0 1,

    720

    0,87

    4 2,

    460

    L 50

    x50

    50 x

    50

    4 6,

    5 3

    3,89

    2 3,

    06

    1,37

    9,

    06

    14,4

    3,

    760

    1,53

    1,

    92

    0,98

    3 2,

    490

    L 50

    x50

    50 x

    50

    5 6,

    5 3

    4,80

    2 3,

    77

    1,41

    11

    ,1

    17,5

    4,

    580

    1,52

    1,

    91

    0,97

    6 3,

    080

    L 50

    x50

    50 x

    50

    6 6,

    5 3

    5,64

    4 4,

    43

    1,44

    12

    ,6

    20,0

    5,

    23

    1,50

    1,

    88

    0,96

    3 3,

    550

    L 60

    x60

    60 x

    60

    5 6,

    5 3

    5,80

    2 4,

    55

    1,66

    19

    ,6

    31,2

    8,

    09

    1,84

    2,

    32

    1,18

    0 4,

    520

    L 60

    x60

    60 x

    60

    6 6,

    5 3

    6,89

    2 5,

    41

    1,69

    22

    ,80

    36,1

    0 9,

    43

    1,82

    2,

    29

    1,17

    5,

    29

    L 65

    x65

    65 x

    65

    6 8,

    5 4

    7,52

    7 5,

    91

    1,81

    29

    ,4

    46,6

    12

    ,2

    1,98

    2,

    49

    1,27

    0 6,

    26

    L 70

    x70

    70 x

    70

    6 8,

    5 4

    8,12

    7 6,

    38

    1,93

    37

    ,1

    58,9

    15

    ,3

    2,14

    2,

    69

    1,37

    7,

    33

    L 70

    x70

    70 x

    70

    7 8,

    5 4

    9,39

    7 7,

    38

    1,97

    42

    ,40

    67,1

    0 17

    ,60

    2,12

    2,

    67

    1,87

    8,

    43

    L 75

    x75

    75 x

    75

    6 8,

    5 4

    8,72

    7 6,

    85

    2,06

    46

    ,1

    73,2

    19

    ,0

    2,30

    2,

    90

    1,48

    8,

    47

    L 75

    x75

    75 x

    75

    7 8,

    5 4

    10,1

    15

    7,94

    2,

    09

    52,4

    0 83

    ,60

    21,1

    0 2,

    28

    2,88

    1,

    45

    9,69

    L

    75x7

    5 75

    x 7

    5 8

    8,5

    4 11

    ,465

    9,

    00

    2,13

    58

    ,90

    93,3

    0 24

    ,40

    2,27

    2,

    85

    1,46

    10

    ,97

    L 80

    x80

    80 x

    80

    7 9

    4,5

    10,7

    97

    8,48

    2,

    18

    56,4

    0 89

    ,60

    23,2

    0 2,

    29

    3,10

    1,

    58

    9,60

    L

    80x8

    0 80

    x 8

    0 8

    9 4,

    5 12

    ,247

    9,

    61

    2,26

    72

    ,30

    115,

    0 29

    ,60

    2,43

    3,

    06

    1,55

    12

    ,60

    L 90

    x90

    90 x

    90

    7 10

    5

    12,2

    2 9,

    59

    2,46

    93

    ,0

    148

    38,3

    2,

    76

    3,48

    1,

    77

    14,2

    L

    90x9

    0 90

    x 9

    0 9

    10

    5 15

    ,498

    12

    ,17

    2,54

    11

    6,0

    184,

    0 47

    ,80

    2,74

    3,

    45

    1,76

    17

    ,96

    L 10

    0x10

    0 10

    0 x

    100

    8 10

    7

    15,3

    64

    12,0

    6 2,

    71

    129,

    0 20

    5,0

    53,2

    0 2,

    90

    3,86

    1,

    88

    17,7

    0 L

    100x

    100

    100

    x 10

    0 10

    10

    7

    19,0

    0 14

    ,9

    2,82

    17

    5 27

    8 72

    ,0

    3,04

    3,

    83

    1,95

    24

    ,4

    L 12

    0x12

    0 12

    0 x

    120

    11

    13

    6,5

    25,4

    0 19

    ,90

    3,36

    34

    1 54

    1 14

    0 3,

    66

    4,62

    2,

    35

    39,5

    0 L

    120x

    120

    120

    x 12

    0 12

    13

    6,

    5 27

    ,50

    21,6

    0 3,

    40

    368

    581

    152

    3,65

    4,

    60

    2,35

    42

    ,70

    L 13

    0x13

    0 13

    0 x

    130

    12

    12

    8,5

    29,7

    6 23

    ,4

    3,64

    46

    7 74

    3 19

    2 3,

    96

    5,00

    2,

    54

    49,9

    L

    150x

    150

    150

    x 15

    0 12

    14

    7

    34,7

    7 27

    ,3

    4,14

    74

    0 11

    80

    304

    4,61

    5,

    82

    2,96

    68

    ,1

    L 15

    0x15

    0 15

    0 x

    150

    15

    14

    10

    42,7

    4 33

    ,6

    4,24

    88

    8 14

    10

    365

    4,56

    5,

    75

    2,92

    82

    ,6

    L 17

    5x17

    5 17

    5 x

    175

    15

    15

    11

    50,2

    1 39

    ,4

    4,85

    14

    4,0

    229,

    0 58

    9 5,

    35

    6,75

    3,

    42

    114

    L 20

    0x20

    0 20

    0 x

    200

    15

    17

    12

    57,7

    5 45

    ,3

    5,46

    21

    80

    3470

    89

    1 6,

    14

    7,75

    3,

    93

    150

    L 20

    0x20

    0 20

    0 x

    200

    20

    17

    12

    76,

    00

    59,7

    5,

    67

    2820

    44

    90

    1160

    6,

    09

    7,68

    3,

    90

    197

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 4 C1.05.2013.02

    3) Sifat Mekanis (Mutu Baja) Sifat mekanis dan mutu kelas baja profil Siku sama kaki sesuai SNI 07-2054-2006,

    digolongkan dalam beberapa jenis, sesuai Tabel 2. berikut:

    Tabel 2. Sifat mekanis

    Kelas baja

    Batas ulur minimum kgf/mm2 (N/mm2) Kuat tarik

    kgf/mm2 (N/mm2)

    Ukuran tebal baja

    (mm)

    Nomor batang

    uji

    Regangan minimum

    (%)

    Uji lengkung

    Sudut lengkung

    Diameter pelengkung

    Nomor batang

    uji t 16 16 < t 20

    Bj P 34 (SS 34)

    21 (205)

    20 (195)

    34 - 44 (330 - 430)

    t 5 5 < t 16

    16 < t 20 No. 5

    No. 1 ANo. 1 A

    26 21 26

    180 0,5 x t No. 1

    Bj P 41 (SS 41)

    25 (245)

    24 (235)

    41 - 52 (400 - 510)

    t 5 5 < t 16

    16 < t 20 No. 5

    No. 1 ANo. 1 A

    21 17 21

    180 1,5 x t No. 1

    Bj P 50 (SS 50)

    29 (285)

    28 (275)

    50 - 62 (490 - 610)

    t 5 5 < t 16

    16 < t 20 No. 5

    No. 1 ANo. 1 A

    19 15 19

    180 2 x t No. 1

    Bj P 55 (SS 55)

    41 (400)

    40 (390)

    55 min (540)

    t 5 5 < t 16

    16 < t 20 No. 5

    No. 1 ANo. 1 A

    16 13 17

    180 2 x t No. 1

    4) Syarat Penandaan

    Setiap batang Bj P Siku sama kaki harus diberi tanda (marking) yang tidak mudah hilang dan mencantumkan: Nama (inisial) pabrik pembuat, ukuran produk, kelas

    baja nomor leburan (nomor heat), tanggal produksi.

    Ukuran Bj P Siku sama kaki < 100 penandaan (marking) diberikan setiap batang dengan huruf timbul mencantumkan inisial pabrik.

    Setiap batang Bj P Siku sama kaki harus diberi tanda pada salah satu ujung penampangnya dengan warna (cat) yang tidak mudah hilang sesuai kelas baja

    seperti Tabel 3. berikut:

    Tabel 3. Tanda kelas baja profil Siku sama kaki

    Kelas baja Kode warna

    Bj P 34 (SS 34) Hijau

    Bj P 41 (SS 41) Kuning

    Bj P 50 (SS 50) Biru

    Bj P 55 (SS 55) Abu abu

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 5 C1.05.2013.02

    5) Istilah dan Definisi

    Baja profil Siku sama kaki: baja profil dengan bentuk penampang yang dihasilkan dari proses canai panas (hot rolling mill).

    Dimensi Bj P Siku sama kaki: lebar kaki (a), tebal kaki (t), radius sudut (r1) dan radius tepi kaki (r2).

    Ukuran nominal: ukuran sesuai yang ditetapkan dalam standar. Toleransi ukuran: besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal. Karat ringan: karat yang apabila digosok secara manual (sikat kawat) tidak

    menimbulkan cacat pada permukaan.

    Bj P adalah singkatan dari baja profil.

    3. Syarat Mutu 1) Sifat Tampak

    Permukaan Bj P Siku sama kaki tidak boleh ada serpihan, lipatan, gelombang, cerna

    yang dalam dan hanya boleh berkarat ringan atau cacat-cacat lainnya yang tidak

    merugikan pada penggunaan akhir.

    2) Bentuk Penampang Kesikuan (Out of square)

    Penyimpangan kesikuan (T) seperti pada Gambar 3. dan besarnya kesikuan yang diizinkan seperti pada Tabel 4.

    Gambar 3. Penyimpangan Kesikuan.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 6 C1.05.2013.02

    Tabel 4. Penyimpangan kesikuan (T) yang diizinkan

    Lebar kaki a (mm)

    Toleransi kesikuan T (mm)

    25 s/d 50 1 60 s/d 75 1,8

    80 s/d 100 2,3 120 s/d 150 3,3 151 s/d 200 5

    Kelurusan/kelengkungan

    Penyimpangan kelurusan atau kelengkungan batang yang diizinkan pada Gambar

    4. adalah q dan besarnya maks. 0,3% dari panjang nominal (l).

    Gambar 4. Penyimpangan Kelurusan.

    3) Dimensi dan Toleransi

    Panjang Ukuran panjang batng nominal (l) adalah 6 m, 9 m dan 12 m adapun toleransinya seperti Tabel 5. berikut:

    Tabel 5. Ukuran panjang dan toleransi

    Ukuran panjang l (m)

    Toleransi (mm)

    l 6 + 40 0

    l > 6 Setiap pertambahan panjang 1 m

    maka dari nilai toleransi positif tersebut diatas ditambah 5 mm

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 7 C1.05.2013.02

    Berat Toleransi berat per kelompok Bj P Siku sama kaki seperti Tabel 6. berikut:

    Tabel 6. Toleransi berat per kelompok

    Tebal kaki t (mm)

    Toleransi berat (%)

    t 10 5 t > 10 4

    Catatan: a. Kelompok harus terdiri dari ukuran yang sama. b. Jumlah batang dalam tiap kelompok minimum 10. c. Berat tiap kelompok minimum 1 (satu) ton.

    Penampang Ukuran penampang, luas penampang, berat per meter dan karakteristik

    penampang tercantum pada Tabel 1.

    Toleransi ukuran penampang baja profil Siku sama kaki seperti pada Tabel 7. berikut:

    Tabel 7. Toleransi ukuran penampang Bj P Siku sama kaki

    Bagian penampang (mm)

    Batas ukuran (mm)

    Toleransi (mm)

    Lebar kaki (a) a < 80 t < 8 4,0

    80 a < 130 t < 10 10 < t < 12 0,7 0,8

    Tebal (t)

    a < 130 t < 6,3

    6,3 t < 10 10 t 16

    0,4 0,7 0,8

    a 130 t < 10

    10 t < 16 16 t 20

    0,8 1,0 1,2

    4) Sifat Mekanis

    Nilai kuat tarik, batas ulur dan regangan Bj P Siku sama kaki ditetapkan seperti pada

    Tabel 2. diatas.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 8 C1.05.2013.02

    4. Pengujian Sifat Tampak, Bentuk dan Ukuran 1) Cara Pengambilan Contoh

    a) Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang.

    b) Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau

    penjual untuk melakukan tugasnya.

    c) Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random).

    d) Tiap nomor leburan (heat number) minimal diambil 1 (satu) contoh uji untuk uji

    tarik, uji lengkung dengan panjang 1 (satu) meter.

    e) Kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda tetapi dengan ukuran dan

    kelas baja yang sama, jumlah sampai dengan 50 (lima puluh) ton minimal 1 (satu)

    contoh uji dan untuk setiap kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) contoh

    uji sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh.

    f) Contoh Posisi pengambilan bagian yang akan diuji tarik dan uji lengkung dari

    contoh uji diambil sesuai dengan SNI 07-0358-1989, Peraturan umum

    pemeriksaan baja.

    2) Peralatan

    a) Alat ukur panjang: Jangka sorong, Micrometer, Rol meter.

    Gambar 5. Jenis Alat Ukur Panjang.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 9 C1.05.2013.02

    b) Alat ukur berat: Timbangan.

    Gambar 5. Jenis Alat Ukur Berat.

    3) Cara Uji a) Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa

    adanya cacat-cacat pada permukaan.

    b) Pengukuran penampang dilakukan dengan cara mengukur: lebar kaki (a) dan

    tebal kaki (t).

    c) Pengukuran bentuk kesikuan (T) dilakukan dengan cara mengukur besarnya penyimpangan kesikuan pada penampang.

    d) Pengukuran panjang batang (l) dilakukan dengan cara mengukur panjang per batang baja profil Siku sama kaki.

    e) Pengukuran kelurusan atau kelengkungan (q) dilakukan dengan cara mengukur besarnya penyimpangan kelengkungan sepanjang batang.

    f) Pengukuran berat (M) dilakukan dengan cara menimbang berat per batang baja profil Siku sama kaki.

  • TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I BAJA

    HASRUL - F 111 12 108 L.06.B - 10 C1.05.2013.02

    5. Hasil Pemeriksaan / Pengukuran Sampel baja profil Siku sama kaki yang akan d