TL4106 Infrastruktur dan Sanitasi
Kode Kuliah:TL4106
Nama Kuliah (IND):Infrastruktur dan Sanitasi
Nama Kuliah (ENG):Infrastructure and Sanitation
SKS:2
Silabus (IND):Pada kuliah ini akan diberikan pengetahuan
mengenai teknologi tepat guna dalam infrastruktur yang dikaitkan
dengan kesehatan (sanitasi) dengan melibatkan peran serta
masyarakat
Silabus (ENG):This subject gives understanding about Appropriate
Technology in infrastucture sanitation and community
partisipation
Silabus Lengkap (IND):Pada kuliah ini akan diberikan pengetahuan
mengenai pengertian teknologi tepat guna dala infrstruktur yang
dikaitkan dengan kesehatan (sanitasi), penilaian kemampuan
masyarakat, aspek institusi, keuangan, manajemen, partisipasi,
kesehatan, pendidikan kesehatan, sumur dan pompa, sistem aliran
gravitasi, penampungan air hujan, jamban cubluk berventilasi,
jamban leher angsa, tangki septik, seleksi teknologi, kolam
stabilisasi, pemanfaatan kembali
Silabus Lengkap (ENG):This subject gives understanding about
Appropriate Technology in infrastucture sanitation, the measurement
of public financial capacity, institutional aspect, financial,
management, participation, health, health education, wells and
pumps, rain water reservoir,gravitational water distribution ,
ventilated pit latrine, septic tank, selection of technologies,
stabilization ponds, reuse
TIU (IND):Mahasiswa memahami dan megerti peran TLTG dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat, mampu menganalisis kemampuan
masyarakat serta merencanakan teknologi yang tepat guna, dapat
merancang tiga PAB, dan tiga fasilitas sanitasi dengan
memperhatikan syarat-syarat pelaksanaannya, M&O, serta segala
aspek non teknis yang mendukungnya, dan dapat menjelaskan teknologi
pemanfaatan kembali sumber daya
TIU (ENG):
Luaran (Outcome):Mahasiswa akan memiliki wawasan dan kemampuan
untuk mengaplikasikan TLTG dapat melibatkan masyarakat dalam
aplikasi TLTG
Hubungan Dengan Kuliah Lain:
Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga(Sanitasi)
Posted: Februari 25, 2011 in Iptek Tag:pengolahan limbah,
septictank, stp 33
62 Votes
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan
air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos
dan Myanmar ( ANTARA News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan
Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari
limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut
terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya
dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan
septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke
tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.
Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi
yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang
membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran
pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun
air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai
masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya
masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor
ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas
pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat
berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di
kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana
sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai
serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah
terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan
menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan
anak-anak berada dalam risiko.
1. PENGERTIAN SANITASISanitasi adalah bagian dari system
pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air
kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industry,
pertanian, peternakan dan rumah sakit (sector kesehatan).
Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas
di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan
sehat. Tentunya tang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup,
dan pembuangan air kotoran yang lancar.
2. AIR LIMBAHAir Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari
suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang
terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia
sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah.
Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi
syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan
wabah penyakitBeberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan
kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair menurut PP 82 tahun
2001 yaitu :1. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan
dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil.2. Sumber air
adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah,
seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan muara.3.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya.4. Pengendalian
pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas
air agar sesuai dengan baku mutu air.5. Pencemaran air adalah
masuknya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam
air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.6. Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil
usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.7. Baku mutu limbah cair
adalah, ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas
kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
3. ALAT PEMBUANGAN AIR KOTORAlat pembuangan air kotor dapat
berupa :- Kamar mandi, washtafel, keran cuci- WC- Dapur
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air
dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan seluran
masing-masing.
Diameter pipa pembuangan dari kamar mandi adalah 3 (7,5 cm),
pipa pembuangan dari WC adalah 4(10 cm), dan dari dapur boleh
dipakai diameter 2(5cm). pipa pembuangan dapat diletakkan pada
suatu shaft, yaitu lobang menerus yang disediakan untuk tempat pipa
air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat untuk
memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang pada kolom-kolom beton
dari atas sampai bawah. Setelah sampai bawah, semua pipa air kotor
harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak
menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap.Dibawah lantai, semua
pipa sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu-waktu dapat
dibuka bila terjadi kemacetan.
4. JENIS-JENIS UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH
a. SEPTICTANKSistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan
atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang
terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair
dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic
tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :
1. jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2. untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat
daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang
lumpur.
3. septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga
dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air
bersih.
4. waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal
24 jam.
5. besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung
lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40
liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4
tahun.
6. pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi
kurang lebh 2.5 cm dari pipa air keluar.
7. septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan
lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan
lama perlu diperhatikan hal berikut :
1. Kemiringan PipaKemiringan pipa menentukan kelancaran proses
pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat
perbedaan ketinggian 2cm.
2. Pemilihan Pipa yang tepatPipa saluran sebaiknya berupa PVC.
Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet
yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar.
Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena
belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tankUntuk rumah tinggal dengan
jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
(1.51.52)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran
(1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran
yang dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap AirSeptic tank harus terbuat dari
bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama.
Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul
akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAHLimbah
dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan
di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk
ke dalam air tanah.
b. SUMUR RESAPANSumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik
konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu
yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah
dan meresapkannya ke dalam tanah.Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA)
merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan
menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena
dengan pertimbangan :1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan
biaya besar.2. Tidak memerlukan biaya yang besar.3. Bentuk
konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :1. Mengurangi
aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga
mengurangi terjadinya banjir dan erosi.2. Mempertahankan tinggi
muka air tanah dan menambah persediaan air3. mencegah menurunnya
lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
INCLUDEPICTURE
"http://duniatehnikku.files.wordpress.com/2011/02/43.jpg?w=320&h=318"
\* MERGEFORMATINET Sanitasi Perkotaan
6
Kesulitan
Kesulitanpun mulai segera bermunculan. Sejak
awal, kami memahami bahwa hambatan yang paling
signifikan adalah sedikitnya jumlah sistem sanitasi
yang dikelola oleh Pemda. Saat ini hanya terdapat 11
sistem sanitasi di Jakarta, Medan, Cirebon, Bandung,
Tangerang, Yogyakarta, Surakarta, Balikpapan,
Banjarmasin, Samarinda, dan Denpasar.
Tujuh dari sistem sanitasi tersebut dioperasikan oleh
PDAM, yang secara umum dilakukan melalui divisi
sanitasi atau saluran limbah yang terpisah. Bandung,
Medan, dan Surakarta adalah contoh yang paling
berhasil untuk model ini, yang juga diikuti oleh Cirebon,
Tangerang, dan Balikpapan. Ada pula dua Perusahaan
Daerah Air Limbah (PDAL) satu di Jakarta dan satu di
Banjarmasin.
Dua dari sistem saluran air limbah tersebut, yaitu
berlokasi di Yogyakarta dan Denpasar, dioperasikan
secara langsung oleh dinas Pemda. Oleh karena itu,
kedua Pemda tidak dapat memenuhi syarat Hibah
Sanitasi, karena model Hibah mewajibkan agar Pemda
melakukan investasi modal dalam suatu BUMD
terpisah, bukan suatu dinas Pemda semata.
Kesulitan lain adalah kurangnya keahlian dan
keterampilan teknis dalam sektor sanitasi, khususnya
saluran air limbah. Hal ini hampir seluruhnya
disebabkan oleh kurangnya infrastruktur. Untuk
pasokan air minum, ada lebih dari 300 PDAM yang
mengoperasikan fasilitas-fasilitas produksi dan distribusi
air minum secara luas. Seiring waktu, tuntutan operator
dan insinyur tersebut telah menghasilkan dasar
keahlian sektor air yang kokoh.
Tidak demikian halnya dengan sanitasi dan saluran air
limbah. Kami melihat kurangnya keahlian dalam sektor
sanitasi dan saluran air limbah yang terwujud dalam
konstruksi infrastruktur yang buruk serta kegiatan
operasi yang tidak memadai. Contoh yang jelas dalam
hal ini adalah Banjarmasin. Melihat kondisi lokasi di
Penyusupan
Penyusupan berarti bahwa air tanah dan air hujan
masuk ke dalam sistem khusus limbah cair. Air masuk
melalui celah atau kebocoran dalam sistem yang dapat
disebabkan oleh rancangan yang buruk, kesalahan
pemasangan atau pemeliharaan, kerusakan yang terkait
dengan umur, dan sebab-sebab lain.
Mengapa Saluran Air Limbah Lebih Mahal
Daripada Pasokan Air Minum?
Ada banyak alasan. Selokan-selokan mengalir
sesuai gravitasi sehingga harus lurus,
terbentang dengan kemiringan konstan
tertentu, dan memiliki lubang got pada
setiap perubahan arah atau setiap 150 m. Hal
tersebut membuat pembangunan selokan
menjadi lebih mahal. Pipa-pipa air minum
dapat berbelok-belok. Pipa air minum tidak
harus dipasang pada gradien yang tepat.
Karena selokan menggunakan gravitasi, air
kotor harus dipompa terus agar mengalir. Ini
berarti diperlukan banyak jarak antar stasiun
pemompaan. Untuk mengurangi jumlah
stasiun pemompaan, selokan dibangun lebih
dalam. Tetapi hal ini akan memakan biaya lebih
mahal lagi. Harus ada keseimbangan antara
biaya stasiun pompa, kesulitan penggalian
parit, dan biaya lubang got yang dalam. Pipa
selokan harus lebih besar daripada pipa air
minum untuk memperoleh aliran yang sama.
Pertama, pipa-pipa selokan harus lebih besar
karena diukur untuk membawa aliran puncak
saat curah hujan tinggi dibandingkan aliran
puncak harian yang digunakan untuk pasokan
air minum. Kecepatan aliran di selokan lebih
lambat daripada pasokan air minum yang
lagi-lagi diakibatkan oleh gravitasi, sehingga
diperlukan pipa yang lebih besar.
Bagaimana dengan pengolahan?
Pengolahan saluran air limbah juga memakan
biaya yang lebih mahal. Pengolahan air kotor
memiliki lebih banyak proses, lebih rumit, dan
menghasilkan lumpur yang juga memerlukan
pengolahan. Air kotor hampir selalu
memerlukan pengolahan penuh sedangkan
beberapa sumber air mungkin relatif bersih
dan memerlukan lebih sedikit pengolahan.
Pengertian dan Definisi Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli
Lingkungan hidup biasa juga disebut dengan lingkungan hidup
manusia (human environment) atau dalam sehari-hari juga cukup
disebut dengan "lingkungan" saja. Unsur-unsur lingkungan hidup itu
sendiri biasa nya terdiri dari: manusia, hewan, tumbuhan, dll.
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan
manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari
kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris
disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut dengan
Millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan
I'environment.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi lingkungan hidup
menurut para ahli:
# PROF DR. IR. OTTO SOEMARWOTO
Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita
# S.J MCNAUGHTON & LARRY L. WOLF
Lingkungan hidup adalah semua faktor ekstrenal yang bersifat
biologis dan fisika yang langsung mempengarui kehidupan,
pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme
# MICHAEL ALLABY
Lingkungan hidup diartikan sebagai: the physical, chemical and
biotic condition surrounding and organism.
# PROF. DR. ST. MUNADJAT DANUSAPUTRO, SH
Lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam
ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
# SRI HAYATI
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan
keadaan mahluk hidup. termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya
# JONNY PURBA
Lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat
berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara berbagai
kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=LOew3i3pi6M
A.Krisis lingkungan hidup yang dihadapimanusia modernmerupakan
akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidupyang nir-etik.
Artinya, manusia melakukan pengelolaansumber-sumber alam hampir
tanpa peduli pada peran etika.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
krisisekologis yangdihadapi umat manusia berakar dalam krisis
etikaatau krisismoral. Umat manusia kurang peduli pada
norma-normakehidupan atau mengganti norma-norma yang
seharusnyadengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya
sendiri.Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakanhati
nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpamerasa
bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastiskualitas sumber
daya alam seperti lenyapnya sebagian spesiesdari muka bumi, yang
diikuti pula penurunan kualitas alam.Pencemaran dan kerusakan alam
pun akhirnya mencuat sebagaimasalah yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari manusiaTidak bisa disangkal bahwa berbagai kasus
lingkunganhidup yang terjadi sekarang ini, baik pada lingkungan
globalmaupun lingkup nasionalsebagian besar bersumber dari
perilakumanusia. Berbagai kasus pencemaran dan
kerusakanlingkunganbersumber pada perilaku manusia yang
tidakbertanggungjawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri
sendiri(egoisme)Kasus illegal logging, illegal fishing, eksploitasi
pasir, Kasuspencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT
FreeportIndonesia, PT Inti Indorayon Utama,PT Newmont, illegal
logging,okupasi lahan kawasan hutan, hingga kasus-kasus
korupsibirokrasi dan kasus lingkungan yang terkait dengan
liberalisasi perdagangan global, semuanya berkaitan dengan masalah
etika.Masalah moral. Terutama berkaitan dengan kerakusan
dankelicikan manusia, perusahaan (korporasi) maupun negaradalam
mengeksploitasi alam.Keraf (2002) mengatakan bahwa krisis
lingkungan globalbersumber pada kesalahan fundamental-filosofis
dalampemahaman atau cara pandang mengenai dirinya, alam, dantempat
manusia dalam keseluruhan ekosistem. Kesalahan carapandang ini
bersumber dari etika antroposentrisme yangmemandang manusia sebagai
alam semesta. Manusia, dalampandangan etika yang bermula dari
Aristoteles hingga filsuf-filsufBarat modern, dianggap berada di
luar dan terpisah denganalam. Alam sekedar alat pemuas manusia.
Cara pandang sepertiini melahirkan sikap dan perilaku eksploitatif
tanpa kepeduliansama sekali terhadap alam.Oleh karena itu krisis
lingkungan dewasa ini, menurutNaess(1993) dalam Keraf (2002) hanya
dapat diatasidenganmelakukan perubahan cara pandang dan perilaku
manusiaterhadap alam secara fundamental dan radikal. Perubahan
darietika antroposentrisme ke etika biosentrisme
danekosentrisme.Keraf (2002) menegaskan bahwa gagasan Naess ini
adalahrevitalisasi cara pandang dan perilaku masyarakat adat
dalaminteraksinya dengan alam. Etika lingkungan hidup
yangdiperjuangkan biosentrisme dan ekosentrisme sebetulnya
telahdipraktekkan oleh masyarakat suku asli diseluruh dunia,
tetapitenggelam di tengah dominasi cara pandang danetika
Baratmodern.Alam sebetulnya mempunyai hak untuk eksis. Itulah
hakasasi alam. Tidak hanya manusia yang berhak untuk eksis dibumi.
Oleh karena itu perlu ada sinergi antaraalam danmanusia. Sehingga,
Keraf (2002) mengharapan adanya gerakanbersama berbagai pihak untuk
mewujudkan etika lingkunganhidup yang dapat merawat bumi menjadi
tempat yang nyamanbagi semua kehidupan.
B. MEMAHAMI MAKNA ETIKA LINGKUNGANIsu-isu kerusakan lingkungan
menghadirkan persoalan etikayang rumit. Karena meskipun pada
dasarnya alam sendiri sudahdiakui sungguh memiliki nilai dan
berharga, tetapi kenyataannyaterus terjadi pencemaran dan
perusakan. Keadaanini memunculkanbanyak pertanyaan. Apakah manusia
sudah melupakan hal-hal iniatau manusia sudah kehilangan rasa cinta
pada alam?Bagaimanakah sesungguhnya manusia memahami alam
danbagaimana cara menggunakannya?Perhatian kita pada isu
lingkunganini juga memunculkanpertanyaan tentang bagaimana
keterkaitan dan relasi kita dengangenerasi yang akan datang. Kita
juga diajak berpikir kedepan.Bagaimana situasi alam atau lingkungan
di masa yang akandatang? Kita akan menyadari bahwarelasi kita
dengan generasiakan datang, yang memang tidak bisa timbal balik.
Karenanya adateori etika lingkungan yang secara khususmemberi
bobotpertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalammembahas
isu lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secarakhusus,
memandang generasi yang akan datang dipengaruhi olehapa yang kita
lakukan sekarang. Apapun yang kita lakukan padaalam akan
mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turutmemunculkan beberapa
pandangan tentang etika lingkungandengan kekhususannya dalam
pendekatannya terhadap alam danlingkungan.Etika Lingkungan disebut
juga Etika Ekologi.Etika Ekologiselanjutnya dibedakan menjadi dua
yaitu
etika ekologi dalamdan
etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga
dibedakanlagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan.
Etikapelestarian adalah etika yang menekankan pada
mengusahakanpelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan
etikapemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha
pemeliharaanlingkungan untuk kepentingan semua mahluk
Yang dimaksud Etika ekologi dalam adalah pendekatanterhadap
lingkungan yang melihat pentingnya memahamilingkungan sebagai
keseluruhan kehidupan yang saling menopang,sehingga semua unsur
mempunyai arti dan makna yang sama.Etika Ekologi ini memiliki
prinsip yaitu bahwa semua bentukkehidupan memiliki nilai bawaan dan
karena itu memiliki hak untukmenuntut penghargaan karena harga
diri, hak untuk hidup dan hakuntuk berkembang. Premisnya adalah
bahwa lingkungan moralharus melampaui spesies manusia dengan
memasukkan komunitasyang lebih luas. Komunitas yang lebih
luasdisini maksudnya adalahkomunitas yang menyertakan binatang dan
tumbuhanserta alam.Sedangkan Etika ekologi dangkal adalah
pendekatan terhadaplingkungan yang menekankan bahwa lingkungan
sebagai saranauntuk kepentingan manusia, yang bersifat
antroposentris. Etikaekologi dangkal ini biasanya diterapkan
padafilsafat rasionalismedan humanisme serta ilmu pengetahuan
mekanistik yang kemudiandiikuti dan dianut oleh banyak ahli
lingkungan. Kebanyakan paraahli lingkungan ini memiliki pandangan
bahwa alam bertujuan untukmemenuhi kebutuhan hidup manusia.
B.1 Etika Ekologi DangkalEtika ini dapat digolongkan menjadi dua
yaituetikaantroposentris yang menekankan segi estetika dari alam
danetika antroposentris yang mengutamakan kepentingangenerasi
penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengankepentingan
estetika didukung oleh dua tokohnya yaituEugeneHargrove dan Mark
Sagoff.Menurut mereka etika lingkunganharus dicari pada aneka
kepentingan manusia, secara khususkepentingan estetika. Sedangkan
etika antroposentris yangmementingkan kesejahteraan generasi
penerus mendasarkanpada perlindungan atau konservasi alam yang
ditujukan untukgenerasi penerus manusia.Etika yang antroposentris
ini memahami bahwa alammerupakan sumber hidup manusia. Etika ini
menekankan hal-hal berikut ini :1. Manusia terpisah dari alam,2.
Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidakmenekankan
tanggung jawab manusia.3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai
pusatkeprihatinannya4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam
untukkepentinganmanusia5. Norma utama adalah untung rugi.6.
Mengutamakan rencana jangka pendek.
Latar Belakang
Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat (SPBM) merupakan
salah satu komponen Program Urban Sanitation and Rural
Infrastructure (USRI) yang diselenggarakan sebagai program
pendukung PNPM-Mandiri. Program ini bertujuan untuk menciptakan dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok untuk turut berpartisipasi memecahkan berbagai
permasalahan yang terkait pada upaya peningkatan kualitas
kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Mekanisme penyelenggaraan Program Perkotaan Berbasis Masyarakat
(SPBM) menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan berbasis
masyarakat melalui pelibatan masyarakat secara utuh dalam seluruh
tahapan kegiatan, mulai dari pengorganisasian masyarakat,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan program sampai dengan upaya
keberlanjutan, khususnya dalam hal peningkatan kualitas prasarana
dan sarana sanitasi berbasis masyarakat dalam rangka mendukung
upaya pencapaian target MDG pada 2015, yaitu menurunkan sebesar
separuh dari proporsi penduduk yang belum memiliki akses sanitasi
dasar serta sasaran RPJMN 2010-2014 dalam bidang sanitasi yaitu
stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan peningkatan layanan
pengelolaan air limbah.
Program SPBM ini dilaksanakan secara bertahap di 1350 kelurahan
yang berada di 34 kabupaten/kota di 5 provinsi terpilih yang
sebelumnya menjadi lokasi pelaksanaan program PNPM Mandiri
Perkotaan (P2KP), lokasi kelurahan tersebut telah menerima dana BLM
sebanyak 3 kali siklus. Hal ini merupakan perwujudan dari sinergi
diantara program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Pada pelaksanaan nantinya program ini akan menggunakan lembaga
masyarakat (BKM/LKM) yang sudah ada dan mempunyai rekam jejak dan
kinerja yang baik dalam mengelola program pemberdayaan
masyarakat.
Melalui pelaksanaan Program SPBM ini masyarakat akan
merencanakan program, memilih jenis prasarana/sarana sanitasi
komunal yang sesuai dengan kebutuhan, menyusun rencana kerja,
melakukan pembangunan konstruksi serta mengelola dan melestarikan
hasil pembangunan.
Kembali.....
Maksud
Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat melalui penyediaan sarana sanitasi komunal berbasis
masyarakat khususnya bagi kaum perempuan, kelompok rentan/marjinal
dan penduduk miskin.
Kembali.....
Tujuan
Tujuan Program SPBM adalah:1. Meningkatnya kesadaran sanitasi
dan promosi praktik hidup bersih dan sehat masyarakat.
2. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan lembaga masyarakat
dalam perencanaan dan pembangunan layanan sanitasi yang
berkelanjutan.
3. Tersedianya sistem sanitasi komunal yang berkualitas,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Kembali.....
Sasaran
Sasaran Program SPBM adalah:
1. Meningkatnya kesadaran sanitasi dan promosi praktik hidup
bersih dan sehat melalui kegiatan kampanye Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS);
2. Tersedianya sarana dan prasarana penyehatan lingkungan
permukiman (sanitasi komunal) yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan masyarakat, berkualitas, berkelanjutan, serta berwawasan
lingkungan;
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam penyelenggaraan
prasarana/sarana penyehatan lingkungan permukiman (sanitasi
komunal) secara partisipatif, transparan, dapat
dipertanggungjawabkan dan berkelanjutan;
4. Tersusunnya Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi(Community
Sanitation Improvement Action Plan/CSIAP)yang responsif kepada
upaya peningkatan kualitas sanitasi masyarakat;
5. Meningkatnya kemampuan perangkat pemerintah daerah sebagai
fasilitator pembangunan khususnya di sektor penyehatan lingkungan
permukiman.
Kembali.....
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Program SPBM adalah:
1. Penyediaan prasarana/sarana sanitasi masyarakat meliputi: (i)
fasilitas MCK komunal dan (ii) instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) komunal;
2. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah dalam
hal perencanaan dan pembangunan khususnya terkait dengan upaya
penyehatan lingkungan permukiman berbasis masyarakat.
Kegiatan penyehatan lingkungan permukiman melalui penyediaan
sistem sanitasi komunal berbasis masyarakat dilaksanakan secara
terpadu, mengacu pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RIPJM), Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK), PJM
Pronangkis(Medium Term Poverty Reduction Plan/MTPRP)dan Rencana
Aksi Perbaikan Sanitasi(Community Sanitation Improvement Action
Plan/CSIAP)yang telah disusun.
Kembali.....
Prinsip dan Pendekatan
Prinsip
Prinsip dasar Program SPBM adalah:
1. Tanggap kebutuhan, masyarakat yang layak mengikuti program
akan bersaing mendapatkan program dengan cara menunjukkan komitmen
serta kesiapan untuk melaksanakan sistem sesuai dengan
pilihannya.
2. Pengambilan keputusan berada sepenuhnya ditangan masyarakat,
peran pemerintah dan konsultan pendamping hanya sebatas sebagai
fasilitator.
3. Masyarakat menentukan, merencanakan, membangun dan mengelola
sistem yang mereka pilih sendiri, dengan difasilitasi oleh
konsultan pendamping yang mempunyai pengalaman dalam bidang
teknologi pengolahan limbah dan pendampingan sosial.
4. Pemerintah berperan memfasilitasi inisiatif kelompok
masyarakat, bukan sebagai pengelola sarana.
Prinsip penyelenggaraan Program SPBM adalah:
1. Dapat diterima;Pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan
musyawarah kelurahan sehingga didukung dan diterima oleh
masyarakat. Hal ini berlaku mulai dari saat pemilihan lokasi dan
penentuan solusi teknis (jenis prasarana/sarana dan pilihan
teknologi yang digunakan), penentuan mekanisme pelaksanaan kegiatan
dan pengadaan, serta penetapan mekanisme pengelolaan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi masyarakat.
2. Transparan;Penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara terbuka
dan diketahui oleh semua unsur masyarakat dan perangkat pemerintah
daerah sehingga memungkinkan terjadinya pengawasan dan evaluasi
oleh semua pihak.
3. Dapat dipertanggungjawabkan;Penyelenggaraan kegiatan harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh masyarakat.
4. Berkelanjutan;Penyelenggaraan kegiatan harus dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan yang ditandai dengan
adanya pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana secara
mandiri oleh masyarakat pengguna.
5. Kerangka Jangka Menengah;Penyelenggaraan dilaksanakan pada
kerangka jangka menengah sebagai dasar upaya peningkatan akses
terhadap pelayanan prasarana dan sarana sanitasi bagi penduduk
miskin, kaum perempuan dan kelompok rentan/ marjinal.
6. Sederhana,Tata cara, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan
kegiatan bersifat sederhana, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
oleh seluruh stakeholder.
Kembali.....
Pendekatan
Program SPBM merupakan program pembangunan prasarana dan sarana
sanitasi, dengan pendekatan:1. Pemberdayaan Masyarakat,artinya
seluruh proses implementasi kegiatan (tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan) melibatkan partisipasi
aktif masyarakat berdasarkan kesamaan kepentingan dan
kebutuhan;
2. Keberpihakan kepada penduduk miskin,kaum perempuan dan
kelompok rentan/marjinal, artinya orientasi kegiatan baik dalam
proses maupun pemanfaatan hasil kegiatan ditujukan kepada kaum
perempuan, kelompok rentan/marjinal dan penduduk miskin/masyarakat
berpenghasilan rendah;
3. Otonomi dan desentralisasi,artinya pemerintah daerah dan
masyarakat bertanggungjawab penuh pada penyelenggaraan program dan
keberlanjutan prasarana/sarana terbangun;
4. Partisipatif,artinya masyarakat terlibat secara aktif dalam
kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pemeliharaan dan pemanfaatan, dengan memberikan kesempatan secara
luas partisipasi aktif dari perempuan, kelompok rentan/marjinal dan
penduduk miskin;
5. Keswadayaan,artinya masyarakat menjadi faktor utama dalam
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, melalui keterlibatan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan serta pemeliharaan
hasil kegiatan;
6. Keterpaduan program pembangunan,artinya program yang
dilaksanakan memiliki sinergi dengan program pembangunan yang
lain.
7. Penguatan Kapasitas Kelembagaan,artinya pelaksanaan kegiatan
diupayakan dapat meningkatkan kapasitas pemerintah, lembaga
masyarakat dan stakeholder lainnya dalam pelaksanaan pembangunan
penyehatan lingkungan permukiman.
8. Kesetaraan dan keadilan gender,artinya terdapat kesetaraan
antara kaum pria dan dan perempuan dalam setiap tahap pembangunan
dan dalam pemanfaatan hasil kegiatan pembangunan secara adil.
Kembali.....
Struktur Organisasi Pelaksana Program SPBM
CPMU : Central Project Management UnitPPIU : Provincial Project
Implementation UnitDPIU : District Project Implementation UnitNPMC
: National Project Management ConsultantRPMC : Regional Project
Management ConsultantBKM : Badan Keswadayaan MasyarakatLKM :
Lembaga Keswadayaan Masyarakat
Kembali.....SANITASI LINGKUNGAN
Definisi Sanitasi LingkunganSanitasi lingkungan adalah Status
kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan
kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo,
2003).
RumahRumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan
manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman
mengalami perubahan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal
digua-gua, kemudian berkembang, dengan mendirikan rumah tempat
tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon. Sampai pada abad modern
ini manusia sudah membangun rumah (tempat tinggalnya) bertingkat
dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern.sejak zaman
dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya, dengan ide
mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan kebudayaan
masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan yang
ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia memasuki abad
modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan
setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan
generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2003).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu
rumah :
1.Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun
lingkungan sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus
memperhatikan tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan
ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin
ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan dekat gunung berapi
(daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan sebagainya. Rumah
didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan kondisi sosial
budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya, menghadapnya,
danlain sebagainya. Rumah didaerah gempa harus dibuat dengan
bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap
serangan-serangan binatang buas.
2.Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan
keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang
murah misal bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan
bahan-bahan pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan
rumah adalah bukan sekadar berdiripada saat itu saja, namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya (Notoadmojo, 2003).
Syarat-syarat rumah yang sehat :
1.Bahan bangunan
a.lantai : Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk
kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada
rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh
karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak berdebu pada
musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Untuk memperoleh
lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan
menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat,
dandilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan
sarang penyakit.
b.Dinding : Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila
ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya
di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab meskipun jendela
tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut
dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan
alamiah.
c.Atap Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk
daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan
masyarakat dapat membuatnya sendiri. Namun demikian, banyak
masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu, maka atap daun
rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun
asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga
menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d.Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di
pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini cara memotongnya barus menurut
ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang pada ujung-ujung bambu yang
digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
2.Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap
segar. Hal ini berarti keseimbangan O2yang diperlukan oleh penghuni
rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan
O2didalam rumah yang berarti kadar CO2yang bersifat racun bagi
penghuninya menjadi meningkat.disamping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.)
Funsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara
ruangan-ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen,
karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus.
Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainya
adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam kelembaban
(humuduty) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a)Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan
udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen,
karena disitu selalu terjadi aliran udara dan sebagainya. Di pihak
lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena merupakan
jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam rumah. Untuk itu
harus ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari
gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b)Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus
untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin
penghisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi
rumah di pedesaan.
Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus
dijaga agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus
mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan
keluarnya udara.
3.Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam
rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat merusakan
mata.Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
a)Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat
penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus
mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk
cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari
luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan
di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat
langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan
lain.Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga
sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan
agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari
dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi
dinding (tembok).
Jaln masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan
melubangi genteng biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya
dengan pecahan kaca.
b)Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan
sebagainya.
4.Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan
kurangnya konsumsi O2juga bila salah satu anggota keluarga terkene
penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang
lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan
2,5 3 m2untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
5.Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai
berikut:
a.Penyediaan air bersih yang cukup
b.Pembuangan Tinja
c.Pembuangan air limbah (air bekas)
d.Pembuangan sampah
e.Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka
atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang
perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni:
a)Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat
merupakan bagian dari rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan
tersendiri.
b)Kandang ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan
bagian hidup dari petani, maka kadang-kadang ternak tersebut
ditaruh di dalam rumah.Hal ini tidak sehat, karena ternak
kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya demi
kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau
dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo, 2003).
Sistem PembuanganAir limbah atau air buangan adalah sisa air
yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun
tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal
dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang
mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah
air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga
maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya.
Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih
kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia
sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke
sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab
itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar
dapat dikelompokan sebagai berikut :
1.Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes
water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni),
air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organic.
2.Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal
dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang
tergantung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku
yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain : nitrogen,
logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu pengolahan
jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan
memnjadi rumit.
3.Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air
buangan yang berasal dari daerah : perkantoran, perdagangan, hotel,
restoran, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya
zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air
limbah rumah tangga.
Karakteristik air limbah perlu dikenal, karena hal ini akan
menentukan cara pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari
lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini
digolongkan menjadi sebagai berikut:
1.Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga,
biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau.
Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
2.Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat
organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah
lainya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basah pada waktu
masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah memulai membusuk.
Substansi organic dalam air buangan terdiri dari dua gabungan,
yakni :
a.Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein,
amine, dan asam amino.
b.Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun,
dan karbuhidrat, termasuk selulosa.
3.Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun
keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air limbah ini,
maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara
lain :
a.menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit,
terutama: kholera, typhus abdominalis, desentri baciler.
b.Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
c.Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat
hidup larva nyamuk.
d.Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak
sedap.
e.Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan
lingkungan hidup lainya.
f.Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan
tidak nyaman, dan sebagainya.
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan
hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah
sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar
terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah
tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu
dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain
sebagai berikut :
1.Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan
makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya
kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka
cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini
menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya
menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan,
sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan
banjir.
2.Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk
segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar
kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh
dari daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga
memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
3.Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air
akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi
untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah
dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn
lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup
tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
Air Bersih danSanitasi Lingkungan
Pasokan air tergantung pada sumber air yang tersedia. Kita perlu
menyadari hal ini dan tidak hanya melindungi sumber air tetapi juga
daerah resapan untuk menjaga ketersediaan air bagi semua.
Kehidupan sehari-hari dan pariwisata membutuhkan air bersih yang
segar, dan hal ini memerluka upaya jangka panjang.
Menjaga hutan, menghindari perubahan unsur tanah akibat
penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan, mengelola penggunaan air
dan drainase air limbah akan memberikan kontribusi pada
keberlanjutan kehidupan dan ketersediaan air.
Indonesia bermaksud untuk memperkenalkan STBM, Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (Community Based Total Sanitation) dengan 5
program utama:
Menghentikan perilaku buang air besar di sembarang tempat, ODF (
Stop BABS/ CLTS)
Mencuci tangan dengan sabun (CTPS)
Pengelolaan air minum yang aman dalam rumah tangga (PAMRT)
Pengeloaan sampah rumah tangga (WASTE)
Pengeloaan limbah rumah tangga (DRAINAGE)
Informasi terkait STBM dapat dilihat di : Situs STBM
-http://stbm-indonesia.org/, Akun Twitter STBM
-http://twitter.com/stbm_indonesia, and Page Facebook STBM
-http://www.facebook.com/pages/edit/?id=337259362928
Di Flores kita perlu melihat bagaimana orang-orang yang
melindungi dan merawat air dan sanitasi dapat diakui, dengan
demikian mereka dapat melanjutkan dan meningkatkan apa yang sedang
mereka lakukan dan pada gilirannya didukung oleh mereka yang
menggunakannya, sehingga pelayanan lingkungan dapat diciptakan dan
dipertahankan.
Pemeliharaan dan mengelolaan air dan sanitasi tidak tergantung
pada orang per orang saja, namun hal itu hanya dapat berhasil jika
dilakukan melalui kerja sama yang berdasar pada tanggung jawab
bersama.
Tindakan bersama dan upaya komunal adalah "satu untuk semua,
semua untuk satu yang sesungguhnya dan dibutuhkan untuk menjamin
bahwa kita memiliki masa depan di Flores dan orang dari seluruh
dunia akan menikmati mengunjungi kita.
The right to drink water and sanitation, a recognize human right
//Hak untuk minum air dan sanitasi, sebuah pengakuan akan hak asasi
manusia
Pada tahun 2010, United Nation General Assembly (Resolution
A/RES/64/292, July 2010) dan Human Rights Council (Resolution
A/HRC/15/L.14, September 2010) mengakui hak untuk mendapatkan air
minum dan sanitasi sebagai suatu hak asasi manusia dalam pijakan
yang sama dengan hak social lain seperti hak untuk makan dan hak
atas kesehatan.
Meskipun telah ada pengakuan internasional akan hal ini, masih
ada beberapa hal yang harus dilakukan: setiap sepuluh menit,
sepuluh orang termasuk empat anak-anak meninggal karena penyakit
yang berkaitan langsung dengan air. Waktunya telah tiba untuk ha
katas air dan sanitasi diberlakukan.
Sumber :world water councilWorld Water Day : 22 March 2012//
Hari Air Se-dunia : 22 Maret 2012
Dikoordinaksikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian United
Nation
Ratusan ribu orang merayakan Hari Air Sedunia " Air dan
Ketahanan Pangan pada 22 Maret 2012. Mereka mengambil bagian dalam
inisiatif menakjubkan di seluruh dunia.
UN- Water, FAO, dan tim Hari Air Sedunia mengucapkan terimakasi
atas dukungan dan keterlibatan Anda secara luar biasa. Akan tetapi
hal itu tidak berhenti sampai disini. Populasi dunia terus
berkembang, milliaran orang sudah hidup dalam kelaparan parah dan
air berada di bawah tekanan berat. Jangan menyerah untuk
meningkatkan kesadaran dan mempromosikan perilaku menjaga
kelestarian lingkungan.
Kampanye hari air sedunia, itu Anda!
- See more at:
http://www.ecoflores.org/id/air+bersih+dan+sanitasi+lingkungan/#sthash.7fRBFRjY.dpufanitasi
Lingkungan
Written By Kesehatan Lingkungan on Tuesday, July 14, 2009 | 3:43
PM
BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG SANITASI LINGKUNGANPenyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di
Indonesia. Kecenderungan ini juga semakin mendapatkan legitimasi
seiring dengan munculnya Flu Burung dan Flu Babi, dua penyakit yang
sangat berkaitan dengan sanitasi lingkungan.Bahkan pada kelompok
bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan
dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas
2001).
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari
semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan
dengan masalah sanitas i- cakupan air bersih dan jamban keluarga
yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran makanan
oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan sampah dan
limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, ginjal, tikus dan
lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang
pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya), bencana
alam, serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola
hidup bersih dan sehat.
Para ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat
dengan kesimpulan H.L Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi
terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat kesehatan
seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan
faktor yang lain. Namun energi dan kebijakan anggaran agaknya masih
masih sangat cenderung kepada program yang bersifat kuratif.
Bahkan, lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli, ada
korelasi yang sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan
dengan kejadian penyakit menular maupun penurunan produktivitas
kerja. Pendapat ini menunjukkan bahwa demikian pentingnya peranan
kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas sumber daya
manusia.
Pengertian sehat menurut WHO adalahKeadaan yg meliputi kesehatan
fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg
bebas dari penyakit dan kecacatan..
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan Keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah
Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup
beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun
tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun
kesehatan dari organisme itu.
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan
Lingkungan sebagai berikut :
Pengertian Kesehatan Lingkungan MenurutWorld Health
Organisation(WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan :Those aspects
ofhuman healthanddiseasethat are determined by factors in the
environment. It also refers to thetheoryand practice of assessing
and controlling factors in the environment that can potentially
affect health.Atau bila disimpulkan Suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) :
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah :
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang
diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat.
SanitasiBeberapa pengertian Sanitasi (dari berbagai sumber)
:
Sanitationis the hygienic means of preventing human contact from
the hazards of wastes to promote health. Hazards can be either
physical, microbiological, biological or chemical agents of
disease. Wastes that can cause health problems are human and animal
feces, solid wastes, domestic wastewater (sewage, sullage,
greywater), industrial wastes, and agricultural wastes. Hygienic
means of prevention can be by using engineering solutions (e.g.
sewerage and wastewater treatment), simple technologies
(e.g.latrines, septic tanks), or even by personal hygiene practices
(e.g. simplehandwashingwith soap)-WHOThe term "sanitation" can be
applied to a specific aspect, concept, location, or strategy, such
as:
Basic sanitation- refers to the management of human feces at the
household level. This terminology is the indicator used to describe
the target of the Millennium Development Goal on sanitation.
On-site sanitation- the collection and treatment of waste is
done where it is deposited. Examples are the use of pit latrines,
septic tanks, and imhoff tanks.
Food sanitation- refers to the hygienic measures for ensuring
food safety.
Environmental sanitation- the control of environmental factors
that form links in disease transmission. Subsets of this category
are solid waste management, water and wastewater treatment,
industrial waste treatment and noise and pollution control.
Ecological sanitation- a concept and an approach of recycling to
nature the nutrients from human and animal wastes.
Sanitation generally refers to the provision of facilities and
services for the safe disposal of human urine and faeces.
Inadequate sanitation is a major cause of disease world-wide and
improving sanitation is known to have a significant beneficial
impact on health both in households and across communities. The
word 'sanitation' also refers to the maintenance of hygienic
conditions, through services such as garbage collection and
wastewater disposal (Sanitation and public health)
Pengertian sanitasi adalah sesuatu cara untuk mencegah
berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata
rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan (Azwar,1990).
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi
negara negara berkembang. Karena menurut WHO, penyakit diare
membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena access pada
sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah
kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan
ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional .
Terdapat beberapa data yang mendukung, antara lain :
1. Terdapat 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke
sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka (Hasil studi
Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun
2006)
2. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia
tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (1)
setelah buang air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi
dan balita 9%, (3) sebelum makan 14%, (4) sebelum memberi makan
bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan makanan 6 %.
3. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air
minum rumah tangga menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan
air minum, namun 47,50 % dari air tersebut masih mengandung
Eschericia coli.
Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi
terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan
melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun
32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar,
45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku
pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan
mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian
diare menurun sebesar 94%.
Pemerintah juga telah sepakat dengan komitmen untuk mencapai
target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara
berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum
mendapatkan akses.
- See more at:
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-lingkungan.html#sthash.hH3cx7IK.dpufSanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat di Kabupaten TubanDiposting oleh
:AdministratorKategori:Kesehatan- Dibaca:1950kaliShare on
facebook
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-146-sanitasi-lingkungan-berbasis-masyarakat-di-kabupaten-tuban.html"
\o "Tweet" Share on twitter
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-146-sanitasi-lingkungan-berbasis-masyarakat-di-kabupaten-tuban.html"
\o "Email" \t "_blank" Share on email
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-146-sanitasi-lingkungan-berbasis-masyarakat-di-kabupaten-tuban.html"
\o "Print" Share on print
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-146-sanitasi-lingkungan-berbasis-masyarakat-di-kabupaten-tuban.html"
More Sharing Services
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-146-sanitasi-lingkungan-berbasis-masyarakat-di-kabupaten-tuban.html"
\o "View more services" \t "_blank" 5
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang di
lingkungannya belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Tidak
adanya fasilitas sanitasi ini menyebabkan masyarakat melakukan
Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Indonesia sendiri dalam rangka menuju Milenium Development Gold
terus mengembangkan program-program sanitasi yang berbasis
masyarakat dengan harapan Indonesia akan bebas dari BABS di era
Milenium Development Gold. Di tahun 2011 melalui Kementrian PU
melaksanakan program SLBM di Kabupaten Tuban dengan sasaran
desa-desa yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Bina Ekonomi Sosial
Terpadu (BEST) Surabaya ditemukan tiga desa di mana fasilitas
sanitasi masih belum memadai. Tiga desa tersebut antara lain desa
Sumber Agung Kecamatan Plumpang, Desa Kaliuntu Kecamatan Jenu, dan
desa Mrutuk Kecamatan Widang.
Survey pertama dilakukan di Desa Sumber Agung Kecamatan
Plumpang. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di desa Sumber
Agung 20% warga melakukan BABS di kebun, sungai, kolam, sawah, atau
pun di tanah-tanah kosong. Sedangkan warga yang memiliki toilet
dengan cubluk sebesar 20%. Dan 50% warga mengaku memiliki toilet
dengan septic tank/pengolah air limbah.
Survey berikutnya dilakukan di desa Jenu Kecamatan Kaliuntu.
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di desa Jenu 6,7% warga
melakukan BABS di kebun, sungai, kolam, sawah, atau pun di
tanah-tanah kosong. Bahkan sebagian warga mengaku melakukan BABS di
laut mengingat desa ini terletak di pesisir utara pantai jawa. Dari
grafik di atas dapat diketahui warga yang melakukan BABS di laut
sebesar 13,3%. Yang cukup memprihatinkan, ternyata sebagian besar
warga desa Jenu melakukan BAB di toilet yang dialirkan langsung ke
lingkungan seperti sungai atau pun selokan. Selain itu masih ada
warga yang melakukan BAB di toilet dengan cubluk, yaitu sebanyak
13,3%. Dari grafik di atas juga dapat diketahui bahwa warga yang
memiliki toilet dengan septictank tergolong masih rendah yaitu
hanya sebanyak 26,7%.
Survey berikutnya dilakukan di desa Mrutuk Kecamatan Widang.
Kondisi perilaku masyarakat di desa Mrutuk bisa dikatakan cukup
memprihatinkan. Dari grafik di atas dapat diketahui sebanyak 53,5%
masyarakat melakukan BABS. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak
masyarakat desa Mrutuk yang belum memiliki toilet. Selain tidak
memiliki toilet, sebanyak 20% warga melalukan BAB di toilet yang
dialirkan langsung ke media lingkungan seperti sungai atau pun
selokan. Selain itu sebanyak 20% warga melakukan BAB di toilet
dengan cubluk. Gambaran seperti di atas menunjukkan minimnya sarana
sanitasi yang ada di masyarakat. Hal itu juga dikuatkan dengan
sedikitnya warga yang memiliki toilet dengan septic tank. Dari
grafik di atas dapat diketahui hanya 6,7% warga desa Mrutuk yang
memiliki toilet dengan septic tank.Dengan adanya data dari hasil
survey ini menunjukkan bahwa masyarakat di tiga desa di atas
memerlukan sarana sanitasi yang memadai. Sarana sanitasi ini
diperlukan agar tingkat kesehatan masyarakat naik sehingga
masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya kesehatan yang
diakibatkan permasalahan sanitasi yang buruk.Melalui anggaran DAK
tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Tuban bersama Kementrian Pekerjaan
Umum melaksanakan program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
di ketiga desa di atas. Saat ini pembangunan sarana sanitasi di
desa Sumber Agung, desa Kaliuntu, dan desa Mrutuk mendekati tahap
finishing. Dengan tersedianya sarana sanitasi ini diharapkan taraf
kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.(24 jan 2012)
5 Keuntungan Membangun SanitasiDiposting oleh
:AdministratorKategori:Kesehatan- Dibaca:2kaliShare on facebook
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-145-5-keuntungan-membangun-sanitasi.html"
\o "Tweet" Share on twitter
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-145-5-keuntungan-membangun-sanitasi.html"
\o "Email" \t "_blank" Share on email
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-145-5-keuntungan-membangun-sanitasi.html"
\o "Print" Share on print
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-145-5-keuntungan-membangun-sanitasi.html"
More Sharing Services
HYPERLINK
"http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/berita-145-5-keuntungan-membangun-sanitasi.html"
\o "View more services" \t "_blank" 5
MAKASSAR, KOMPAS.com -Percepatan pembangunan sanitasi di
Indonesia menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera dibenahi.
Bukan hanya dengan meningkatkan jumlah dan mutu sarananya, tapi
juga dengan memperbaiki perilaku masyarakatnya.
Dengan ketersediaan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar,
pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga suatu daerah akan
memiliki lingkungan fisik yang lebih bersih. Hal tersebut pada
akhirnya akan membuat masyarakat lebih sehat dan penyakit akibat
buruknya sanitasi dapat dihindari.
Sekretaris Pokja AMPL Nasional Maraita Listyasari mengatakan,
banyak keuntungan yang diperoleh dengan percepatan pembangunan
sanitasi. Pasalnya, persoalan sanitasi tidak melulu hanya terkait
dengan masalah kesehatan tetapi juga sangat besar pengaruhnya
terhadap perekonomian suatu negara.
"Bicara soal sanitasi, ini bukan lagi urusan masing-masing
individu. Perlu dukungan semua pihak baik pemerintah, masyarakat
dan swasta untuk menciptakan Indonesia yang sensanitasional,"
ujarnya saat acara workshop dan kunjungan mediaMewujudkan Stop
BABS,di Sulawesi Selatan, beberapa hari lalu.
Pertanyaan yang sering sekali muncul adalah bagaimana kita
membuat orang mengerti pentingnya percepatan pembangunan sanitasi?
Maraita mengatakan, kita perlu punya pemahaman yang sama, bahwa
ketika kita membangun sanitasi, kita punya minimal lima
keuntungan.
1. Menghindari pertumbuhan ekonomi semu
Studi Bank Dunia tahun 2007 menyebutkan, akibat sanitasi buruk,
negara mengalami kerugian setara 58 triliun. Jumlah kerugian
tersebut sama dengan 2,1 persen pertumbuhan domestik bruto
Indonesia. Maraita mengatakan, "sekarang banyak orang berpikir
kalau tidak ada sanitasi risikonya diare. Padahal ketika kami
meriset lebih detail, ternyata sanitasi tidak hanya memengaruhi
kesehatan tetapi pariwisata."
Kerugian dari sisi ekonomi lainnya adalah penolakan ekspor udang
dari Indonesia ke Jepang karena dicurigai mengandung bakteri
salmonella. Bahkan Taiwan, Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa
negara lain juga pernah melakukan hal serupa. "Banyak sekali dampak
ikutan dari kualitas sanitasi yang buruk. Setelah kita total,
kerugian negara itu kira-kira mencapai 58 triliun rupiah,"
cetusnya.
2. Menurunkan kesakitan diare 94 persen
Hasil studi organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan,
meningkatkan akses bersih, sanitasi, perilaku higienis dan
pengolahan air minum skala rumah tangga dapat menurunkan 94 persen
kasus diare. Kondisi ini sudah tentu memengaruhi tingkat absensi
masyarakat, khususnya anak sekolah. Jumlah hari anak-anak tidak
masuk sekolah dapat berkurang 8 hari per tahun. Selain itu juga,
tingakat produktivitas masyarakat juga meningkat hingga 17 persen.
"Dampaknya akan sangat berpengaruh pada masyarakat yang mendapatkan
income harian," ujar Marata.
3. Menurunkan angka kemiskinan
Karena sanitasi buruk, setiap keluarga di Indonesia harus
kehilangan rata-rata Rp. 1.250.000 per tahunnya. Meski kelihatannya
jumlah ini kecil, tapi bisa dibayangkan bila ini terjadi pada
masyarakt yang berada digaris kemiskinan.
4. Manfaat berlipat
Setiap 1 rupiah yang kita tanam untuk investasi sanitasi
ternyata bisa menghasilkan manfaat 8-11 kali lipat. Sebagai contoh,
dalam pelaksanaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Jawa
Timur, setiap 1 rupiah yang diinvestasikan bisa memicu investasi
masyarakat sebesar 35 rupiah. Artinya, banyak sekali yang kita bisa
dapatkan dari pembangunan sanitasi.
5. Mencegah lebih baik daripada mengobati
Menurut studi ADB (Asian Development Bank), jika kita gagal
menginvestasikan 1 rupiah untuk sanitasi, sehingga kita tidak
mengelola sampah kita, membiarkan sungai-sungai tercemar, untuk
membersihkannya lagi akan butuh sebesar 36 rupiah.
"Tanpa adanya upaya peningkatan sanitasi, lingkungan akan
menjadi lebih buruk, anggaran kesehatan lebih tinggi dan risiko
penyakit juga lebih tinggi," ucapnya.
Dampak Dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara
Submitted by datinlitbang on Tue, 06/28/2011 - 01:49 BULETIN
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan
komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup
lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari
sekitar 78 %Nitrogen, 20 %Oksigen; 0,93 %Argon; 0,03 % Karbon
Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri
dariNeon(Ne),Helium(He),Metan(CH4) danHidrogen(H2). Udara dikatakan
"Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya
seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi
tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun
kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan
sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi,
dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen
kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai
pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan
tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai
debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan.
Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan
bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan.
Penulisan ini kami susun sebagai berikut :
Pencemaran udara
Dampak pencemaran udara
Penanggulangan pencemaran udara
PENCEMARAN UDARAPencemaran Udara adalah kondisi udara yang
tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di
udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan
makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan
dengan manusia
Jenis-jenis pencemaran udara
Menurut bentuk : Gas, Pertikel
Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)
Gangguan kesehatan :Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis
Menurut asal : Primer, sekunder
Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan
partikel:
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
Golongan belerang terdiri dariSulfur Dioksida(SO2),Hidrogen
Sulfida(H2S) danSulfat Aerosol. GolonganNitrogenterdiri
dariNitrogen Oksida(N2O),Nitrogen Monoksida(NO),Amoniak(NH3)
danNitrogen Dioksida(NO2).
Golongan Karbon terdiri dariKarbon Dioksida(CO2),Karbon
Monoksida(CO),Hidrokarbon . Golongan gas yang berbahaya terdiri
dariBenzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan
timah.
Bahan organik terdiri dari ikatanhidrokarbon, klorinasi alkan,
Benzen.
Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi
dua :Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber
Pen-cemaran udara bebas :
Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan,
dll.
Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah
tangga, asap kendaraan, dll.
Pencemaran udara ruangan(In door air pollution), berupa
pencemaran udara didalam ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman,
perkantoran ataupun gedung tinggi.
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan
kesehatan dibedakan menjadi 3 jenis :Irintasia. Biasanyapolutanini
bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada saluran
pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai
dari hidung hingga tenggorokkan. MisalnyaSulfur Dioksida, Sulfur
Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan
bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.
Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam
menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2menjadi berkurang.
Keracunan gasKarbon Monoksidamengakibatkan CO akan
mengikathemoglobinsehingga kemampuanhemoglobinmengikat O2berkurang
terjadilahAsfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah gasNitrogen,
Oksida, Metan, Gas HidrogendanHelium.
Anestesia.Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga
kehilangan kesadaran, misalnyaaeter, aetilene, propanedanalkohol
alifatis.
Toksis.Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :
Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah,
mi-salnyabenzene, fenol, toluendanxylene.
Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnyakarbon disulfid,
metil alkohol.Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam
:Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan
ketika dipancarkan,lazim disebut sebagai pencemar primer, antara
lain CO, CO2,hidrokarbon, SO,Nitrogen Oksida,Ozonserta berbagai
partikel.
Pencemar Sekunder.Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi
satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih
membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis
ataupun dengan cara bantuankatalisator, seperti sinar matahari.
Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh
pencemar sekunder adalahOzon, formal dehida,danPeroxy Acyl
Nitrate(PAN).
DAMPAK/PENGARUH PEN-CEMARAN UDARADampak/pengaruh pencemaran
udara bisa mempengaruhi terhadap makhluk hidup baik secara langsung
maupun tidak langsung
dapat di ihat Tabel 1 dan Tabel 2
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak
langsung.Pencemaran udara disamping berdampak langsung bagi
kesehatan manusia/individu, juga berdampak tidak langsung bagi
kesehatan. Efek SO2terhadapvegetasidikenal dapat menimbulkan
pemucatan pada bagian antara tulang atau tepi
daun.EmisiolehFluor(F),Sulfur Dioksida(SO2) danOzon(O3)
mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman
sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb yang pada akhirnya
me-miliki potensi bahaya kesehatan masyarakat apabila tanaman
sa-yuran tersebut di konsumsi oleh manusia.
PENANGGULANGAN PEN-CEMARAN UDARAPenanggulangan pencemaran udara
dapat dilakukan dengan cara mengurangipolutandengan alat-alat,
mengubahpolutan, melarutkanpolutandan mendispersikanpolutan,
Penang-gulangan pencemaran udara berbentuk gas di lihat pada tabel
3
Penanggulangan Polusi udara dari ruanganSumber dari pencemaran
udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap dapur, bahan
baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh
ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal dari ruangan
bisa dipergunakan :
Ventilasiyang sesuai, yaitu :
Usahakanpolutanyang masuk ruangan seminimum mungkin.
Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber
pencemaran.
Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga
udara yang masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Filtrasi.Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan
untuk menangkappolutandari sumbernya danpolutandari udara luar
ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik.Udara yang
mengan-dungpolutandilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam
ruangan sudah berkurangpolutan-nyaatau disebut
bebaspolutan.PENUTUPUpaya penanggulangan terhadap pencemaran udara
diberitahukan tentang berbagai cara untuk penanggulangan dan
pencegahan Pencemaraan udara yang tergantung pada sifat dan sumber
polutan udara, seperti mengurangi polutan, mengubah polutan,
melarutkan polutan dan mendisfersikan polutan. Diharapkan agar
keadaan lingkungan tetap sehat dan bersih dari pencemaran
udara.
DAFTAR PUSTAKA Fuad Amsyari.
Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan.
Fardiaz, S. 1992.
Polusi Air & Udara. Yogyakarta : Kanisius.
Ryadi, A.S.1982.
Pencemaran Udara. Penerbit Usaha Nasional Surabaya
Indonesia.
Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas
NOBAHAN PENCEMARSUMBERDAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
1.
Sulfur Dioksida (SO2)
Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur.
Pembakaran limbah pertanah.
Proses dalam industri.Menimbulkan efek iritasi pada saluran
nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.
2.Hidrogen Sulfa (H2S)Dari kawah gunung yang masih
aktif.Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera
penciuman (nervus olfactory)
3.
Nitrogen Oksida (N2O)
Nitrogen Monoksida (NO)
Nitrogen Dioksida (NO2)Berbagai jenis pembakaran.
Gas buang kendaran bermotor.
Peledak, pabrik pupuk.Menggangu sistem pernapasan.
Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga
paru mudah terserang infeksi.
4.
Amoniak (NH3)
Proses Industri
Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.
Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera
penciuman.
5.
Karbon Dioksida (CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon
Semua hasil pembakaran.Proses Industri
.Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara
pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan
tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan
kematian.
Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan
otot, gangguan jantung.
Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas
NOBAHAN PENCEMARPENANGGULANGANKETERANGAN
1.Sulfur Dioksida (SO2)
Hidrogen Suldfida (H2S)
Nitrogen Oksida (N2O)
Nitrogen Monoksida (NO)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Amoniak (NH3)
Karbondioksidak (CO2)Karbon Monoksida
(CO)HidrokarbonAbsorbsiDalam proses adsorbsi dipergunakan bahan
padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang
dipergunakan antara lain karbon aktif dan silikat. Adsorben
mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian,
bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian
dipakai kembali.
PembakaranMempergunakan proses oksidasi panas untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil
pembakaran berupa (CO2) dan (H2O). Alat pembakarannya adalah Burner
dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o1400oF
Reaksi KimiaBanyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan
golongan Be-lerang. Biasanya cara kerja ini merupakan kombinasi
dengan cara - cara lain, hanya dalam pembersihan polutan udara
dengan reaksi kimia yang dominan. Membersihkan gas golongan
nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3) yang akan
bereaksi kimia dengan Noxdan membentuk bahan padat yang mengendap.
Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau
kapur dicampur arang.
Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel
NOBAHAN PENCEMARSUMBERDAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
1.
Debu - partikel
Debu domestik maupun dari industri
Gas buang kendaraan bermotor
Peleburan timah hitamPabrik battereMenimbulkan iritasi mukosa,
Bronchitis, menimbulkan fibrosis paru.
Dampak yang di timbulkan amat membahayakan, karena dapat
meracuni sistem pembentukan darah merah .
Menimbulkan gangguan pembentukan sel darah merahPada anak kecil
menimbulkan penurunan kemampuan otakPada orang dewasa menimbulkan
anemia dan gangguan tekanan darah tinggi.
2BenzenKendaraan bermotor.Daerah industri.Menimbulkan gangguan
syaraf pusat.
3Partikel polutan bersifat biologis berupa : Bakteri, jamur,
virus, telur cacing.Daerah yang kurang bersih lingkungannyaPada
pencemaran udara ruangan yang ber AC dijumpai beberapa jenis
bakteri yang mengakibatkan penyakit pernapasan.
Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel
NOBAHAN PENCEMARPENANG-GULANGANKETERANGAN
1.Debu - partikelTimah hitam (Pb)BenzenPartikel polutan bersifat
biologis berupa :Bakteri, jamur, virus, telur
cacing.Membersihkan(Scrubbing)Menggunakan filterMempergunakan
Kolektor MekanisProgram langit biruMenggalakkan penanaman
TumbuhanMempergunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam
keadaan alamiah (turun hujan) maka polutan partikel dapat turut
dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu
berbentuk plat, masif, fibrous dan spray.
Dengan filtrasi dimaksudkan menangkap polutan partikel pada
permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran sekecil
mungkin.
Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau
kombinasi untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor
dipergunakan gaya sentripetal yang memakai silikon. Semakin besar
partikel secepat mungkin proses pembersihan
Program langit biru yang dikumandangkan oleh pemerintah
Indonesia adalah mengurangi pencemaran udara, khususnya dari akibat
transportasi. Ada 3 tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran
udara akibat transportasi yaitu mengganti bahan bakar, mengubah
mesin kendaraan, memasang alat-alat pembersih polutan pada
kendaraan.
Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan
penanaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sebagai penangkal
pencemaran udara.
Oleh : Indah Kastiyowati, ST. Staf Puslitbang Tek Balitbang
Dephan.PENCEMARAN UDARA, DAMPAK DAN SOLUSINYA!!Posted onJanuari 7,
2009by Putra
Pengertian Pencemaran UdaraPencemaran udara adalah kehadiran
satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti.Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya
unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran Udara
Klasifikasi Pencemar Udara :1. Pencemar primer : pencemar yang
di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer.Contoh: Sulfur dioksida,
Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
Pencemaran Udara
Jenis-jenis Bahan Pencemar:- Karbon monoksida (CO)- Nitrogen
dioksida (N02)- Sulfur Dioksida (S02)- CFC- Karbon dioksida (CO2)-
Ozon (03 )- Benda Partikulat (PM)- Timah (Pb)- HydroCarbon (HC)
Penyebab Utama Pencemaran Udara :Di kota besar sangat sulit
untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang
terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.Contoh : di Jakarta
antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa
:- Sepeda motor 207 %- Mobil penumpang 177 %- Mobil barang 176 %-
Bus 138 %
Pencemaran Udara akibat Kendaraan Bermotor
Dampak Pencemaran Udara :- Penipisan Ozon- Pemanasan Global (
Global Warming )- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung,
paru-paru dan tenggorokan- Terganggunya fungsi reproduksi- Stres
dan penurunan tingkat produktivitas- Kesehatan dan penurunan
kemampuan mental anak-anak- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ)
anak-anak.
Sampah semakin memperparah Pencemaran Udara
Solusi :+ Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah
pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.+ Mengembangkan
teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya
Fuel Cell dan Solar Cell.+ Menghemat Energi yang digunakan.+
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
PARAMETER PENCEMAR UDARA
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok
di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen
lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya
dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang
sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat
berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan
tersebut
merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang
ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat
disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan,
gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari
pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas
udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia.
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar
manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal
ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010
dimana program pengendalian pencemaran udara
merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll
disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan
memberikan dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran
udara dan kebisingan baik yang terjadi didalam
ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan
penyakit.
Diperkirakan pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan
industri dan kendaraan bermotor akan meningkat 2 kali pada
tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada tahun
2020.
Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM & PL, tahun 1999
pada pusat keramaian di 3 kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Yogyakarta dan Semarang menunjukkan gambaran sebagai
berikut : kadar debu (SPM) 280 ug/m3, kadar SO2 sebesar
0,76 ppm, dan kadar NOx sebesar 0,50 ppm, dimana angka tersebut
telah melebihi nilai ambang batas/standar kualitas udara.
Hasil pemeriksaan kualitas udara disekitar stasiun kereta api
dan terminal di kota Yogyakarta pada tahun 1992 menunjukkan
kualitas udara sudah menurun, yaitu kadar debu rata-rata 699
ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,030,086 ppm, kadar NOx sebesar
0,05 ppm dan kadar Hidro Karbon sebesar 0,350,68 ppm.
Kondisi kualitas udara di Jakarta Khususnya kualitas debu sudah
cukup memprihatinkan, yaitu di Pulo Gadung rata-rata 155
ug/m3, dan Casablanca rata-rata 680 ug/m3, Tingkat kebisingan
pada terminal Tanjung Priok adalah rata-rata 74 dBA dan di
sekitar RSUD Koja 63 dBA.
Disamping kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan
(indoor air quality) juga merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan
manusia. Timbulnya kualitas udara dalam ruangan
umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi
udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan
(16%) kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan
material bangunan (4%) , lain-lain (13%).
Sumber pencemaran udara dapat pula berasal dari aktifitas rumah
tangga dari dapur yang berupa asap, Menurut beberapa
penelitian pencemaran udara yang bersumber dari dapur telah
memberikan kontribusi yang besar terhadap penyakit ISPA.
Dari hasil penelitian pengaruh pencemaran udara terhadap
kesehatan yang dilakukan oleh