TEKNIK RADIOGRAFI PEDIATRIC
TEKNIK RADIOGRAFI PEDIATRIC
PENGERTIAN
Pediatric Radiography merupakan teknik pemeriksaan radiography untukanak usia 0-12 tahun. Pemeriksaan ini tidak berbeda jauh denganpemeriksaan radiografi pada orang dewasa hanya saja ada berapa hal yangberbeda seperti persiapan pemeriksaan, alat fiksasi, faktor eksposi, dan lain-lain.
INDIKASI PEMERIKSAAN 1. Indikasi Pemeriksaan Thorax
a. Bronkhitis
Bronkhitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
• Sinustis kronis.
• Bronkiektasis.
• Alergi.
• Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkhitis iritatif bisa disebabkan oleh :
• Berbagai jenis debu.
• Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin.
• Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida.
• Tembakau dan rokok lainnya.
b. Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibatpenyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasanyang sangat dangkal.
c. Trauma
Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapatmenyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yangdisebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkankeadaan gawat thorax akut.
d. Tumor/massa
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.
e. Efusi pleura
Efusi Fleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura, dimana ronggapleura merupakan rongga yang terletak di antara selaput yang melapisi paru-parudan rongga dada di sebabkan oleh ketidak seimbangan antara pembentukan danpengeluaran cairan pleura. dalam keadaan normal jumlah cairan dalam ronggapleura sekitar 10 - 200 ml.
f. Pneumo thorax
Pneumo thorax adalah adanya udara atau gas dalam rongga pleura, yang dapatterjadi secara spontan, sebagai akibat truma disebabkan oleh trauma dada yangdapat mengakibatkan kebocoran sehingga cairan masuk ke dalam ruang fleuramenjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan tekanan intra thorax.
2. Indikasi pemeriksaan pada abdomen
a. Perforasi
Setiap organ pencernaan berongga bisa menjadi berlubang (bocor), yangmenyebabkan terlepasnya isi gastrointestinal dan menyebabkan kejutan dankematian jika operasi tidak segera dilakukan.
b. Ileus obstruksi
Ileus obstruktif adalah obstruksi usus akibat dari penghambatan motilitasusus yang dapat ditimbulkan oleh banyak penyebab.
c. Ileus paralitik
Ileus paralitik / ileus adinamik adalah suatu keadaa dimana pergerakankontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti.
d. Invaginasi
Invaginasi adalah keadaan dimana terjadi obstruksi usus parsial ataukomplit, sebagai akibat masuknya bagian proksimal usus ke bagianyang lebih distal
e. Trauma Abdomen
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah abdomen yangmeliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan organ peritroneal.
3. Indikasi pemeriksaan ekstremitas
• Fraktur
• Striktura
• Dislokasi
• Corpus Alienum
• Talipes
• Asteomyelitis
4. Indikasi pemeriksaan pada skull
• osteopetrosis
• hydrochephalus
• osteogenesis imperfect
5. Indikasi pemeriksaan pada Pelvis dan Hip
• fracture, dislokasi, congenital anomalies
Imobilisasi Pada pemeriksaan radiografi pada bayi atau anak-anak harus dilakukan komunikasi yang baik dengan pasien. Imobilisasi yang dilakukan diusahakan tidak menyakiti pasien, aman serta mudah dilakukan. Berikut beberapa bentuk imobilisasi pada pasien anak :
1. Bantuan Orang Tua/Keluarga
Untuk anak yang aktif dengan umur kisaran 2-7 tahun, yang mana anak ini biasanya sangatagresif bila bertemu dengan orang asing, perlu bantuan dari orang tua/keluarga. Selain itu,radiographer diharuskan dapat melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua si anakdan memastikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan tidak akan menyakiti sang anak. Jikamemang terpaksa dilakukan oleh sebab sang anak tidak mau dilakukan pemeriksaantersebut, sang anak harus dilakukan imobilisasi guna menjamin kelancaran, keselamatan,dan menjamin anak tersebut merasa aman selama pemeriksaan berlangsung.
Bentuk bantuan orang tua dapat dilakukan oleh salah satuorang tua pasien atau kedua orang tua pasien. Cara melakukanimobilisasi dengan cara :
• Memberikan edukasi pada salah satu atau kedua orang tuapasien mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan gunamemastikan pemeriksaan ini aman,
• Memberikan alat proteksi pada anak dan orang tua yangmembantu jalannya pemeriksaan berupa apron,
• Memberikan contoh melakukan tindakan imobilisasi padaanak jika hanya salah satu orang tua pasien yang bersediamelakukan imobilisasi.
• Kedua knee joint anak di ikat dengan menggunakan pengikatyang terbuat dari kain lembut dan diikatkan pada kedua sisimeja pemeriksaan,
• Memberikan contoh pada orang tua pasien untuk memegangdan menahan kedua elbow joint anak yang diletakkan tepatdi samping kedua MAE anak, sehingga sang anak tidak dapatmenggerakkan hip dan bahunya lagi dan pemeriksaan dapatdilaksanakan.
• Jika terdapat keterbatasan alat, pemeriksaan tetap dapatdilaksanakan dengan bantuan kedua orang tua anak. Salahsatu orang tua anak memengang dan menahan elbow jointyang diletakkan tepat disamping kedua MAE (kuping) anakdan salah satu orang tua anak lainnya memegang danmenahan knee joint sang anak untu tetap lurus atau ekstensimaksimal.
2. Pembungkus/Gedong
A B
Gambar A, Letakan selembar kain halus di atas meja pemeriksaan. B,Tidurkan anak di atas kain halus tersebut.
C D
Gambar C, Lalu lipat kain sebelah kanan ke sebelah kiri melalui atas tubuh anak. D, Begitupun pada sisi sebelah kiri dilipat ke kanan melalui atas tubuh anak sehingga anak terbungkus.
3. Tam-em Board and Plexiglas Hold-down Paddle
Biasanya digunakan pada pemeriksaan eks.bawah
4. Pigg-o stat
Digunakan pada pemeriksaan thorax pada anak
5. Sand bags
6. Stockinette and ace bandage
7. Comperessions band and head clamps
8. Weighted angle block as head clamps
9. Mummifiying
Teknik Pemeriksaan Pediatric Radiography
Proyeksi AP atau PA • Posisi Pasien :
AP : Supine di atas meja pemeriksaan
PA : Erect menghadap kaset
• Posisi Obyek :
AP : MSP pasien tegak lurus pada pertengahan kaset, kedua tangan pasien dijauhkan dari tubuh lalu diberi sandbag diatas tangan tersebut dan juga pada kaki untuk mengurangi pergerakan pasien.
PA : Gunakan pigg-o stat untuk mengurangi pergerakan pasien
1. Teknik Pemeriksaan Thorax Anak
• Arah Sumbu Sinar :
AP : Vertikal tegak lurus
PA : Horizontal tegak lurus
• Titik Bidik : Mid Thorax
• FFD : 127 – 212 cm
• Kaset : 18x24 cm / 24x30 cm (melintang)
• Eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi dengan cara melihat pergerakan pasien
Kriteria radiograf
• Tampak apex paru sampai dengan sudut costoprenicus
• Tampak adanya udara dalam trachea
• Tampak udara mengisi kedua lapangan paru
Proyeksi lateral • Posisi Pasien : Tidur miring
atau Erect
• Posisi Objek :
pasien tidur miring kemudian tangandan kaki diganjal menggunakansandbag atau bisa juga dipegangiorang tua pasien yang sudahmenggunakan apron, bisa juga posisierect menggunakan pigg-o stat dandengan kedua tangan diangkat keatas,bidang MCP tegak lurus pertengahankaset.
• Arah Sumbu Sinar : Posisi tiduran arah sinar vertikal tegak lurus dan posisi erect arah sinar horizontak tegak lurus kaset.
• Central Point : Mid thorax
• FFD : 127-210 cm
• Kaset : 18x24 cm / 24x30 cm (membujur)
• Eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi dengan cara melihat pergerakan dada pasien
Kriteria radiograf
• Tampak gambaran apex sampai dengan sudut costoprenicus
• Tampak sternum didepan costae posterior
2. Teknik pemeriksaan (KUB) : abdomenProyeksi AP• Posisi Pasien : Supine diatas meja
pemeriksaan
• Posisi objek :
Atur MSP tegak lurus pertengahan kaset. Gunakan sand bag di tangan dan kaki pasien agar megurangi pergerakan, atau dengan bantuan orang tua untuk membantu memegangi pasien.
• Central ray : Vertical tegak lurus kaset
• Central Point : 1 inchi superior umbilicus / pertengahan crista illiaca pada MSP
• FFD : 100 cm
• Kaset : 24 x 30 cm (membujur)
• Eksposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dengan cara melihat pergerakan dada pasien.
Kriteria radiograf • Tampak garis batas soft tissue dan udara mengisi
lambung dan usus, kalsifikasi(jika ada), dan tampak struktur dari tulang
• Columna vertebrae berada pada pertengahan dari radiograf.
• Tidak terjadi rotasi, ditandai dari pelvis,hip,dan costae inferior simetris.
• Kolimasi mencakup dari symphisis pubis sampai kedua batas abdomen
Proyeksi Lateral dan Dorsal Decubitus Abdomen• Posisi Pasien : Supine diatas meja pemeriksaan
• Posisi Obyek :
Lateral Decubitus : Pasien tidur miring dengan kaset berada dibelakang pasien, untuk fiksasi bisa menggunakan sandbag.
Dorsal Decubitus : Pasien supine dengan posisi kaset berada disalah satu sisi pasien. MSP sejajar kaset.
• Central Ray : Horizontal tegak lurus kaset
• Central Point: 1 inchi superior umbilicus
• FFD : 100 cm
• Kaset : 24x30 cm(melintang)
• Eksposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi dengan cara melihat pergerakan dada pasien.
Kriteria radiograf • Struktur abdomen dan udara berada pada
daerah prevertebral.
• Tidak ada rotasi ditandai oleh costae posterior superposisi
• Kolimasi minimal menampakkan empat sisi, dengan CCF di midcoronal plane, pertengahan antara diafragma dan symphisis pubis.
3. Teknik pemeriksaan ekstremitas AP dan Lateral Upper Limbs• Posisi Pasien : Supine atau duduk
• Posisi objek :
Letakkan objek yang diperiksa diatas kaset, atur objek sesuai dengan permintaan pemeriksaan (AP/Lateral) untuk imobilisasi bisa menggunakan sand bag atau bisa juga orang tua diminta memegang pasien dengan catatan harus menggunakan apron.
• Central Ray : Vertical tegak lurus kaset.
• Central Point : Pertengahan objek yang diperiksa
• FFD : 100 cm
• Kaset : 18x24 cm (melintang)
Kriteria radiograf• Kolimasi mencakup smua bagian dari
empat sisi tanpa terpotongnya bagian dari essential anatomy
AP dan Lateral Lower Limbs• Posisi Pasien : Supine
• Posisi Objek :
Atur objek yang akan diperiksa tegak lurus pertengahan kaset, gunakan tape/compression band untuk alat fiksasi, gunakan juga gonad shield.
• Central Ray : Vertical tegak lurus kaset
• Central Point : Pertengahan Objek yang diperiksa
• FFD : 100 cm
Kriteria radiograf• AP :
• Lateral dan medial epicondylus dari distal femur simetris
• Tibia dan fibula tampak dengan superposisi minimal.
• Lateral :
• medial dan lateral epicondylus dari femur superposisi
• Tibia dan fibula superposisi
AP dan Lateral Pelvis dan Hips• Posisi Pasien : Supine
• Posisi Objek :
letakkan objek yang diperiksadipertengahan kaset. Untuk posisi APkedua kaki diatur lurus sedangkanuntuk posisi Lateral kedua knee diflexikan dan telapak kaki ditemukanmenjadi satu. Gunakan alat fiksasidan gonad shield.
• Central Ray : Vertical tegak lurus kaset
• Central Point : Pertengahan objek yang diperiksa.
• FFD : 100 cm
Kriteria radiograf• Penggunaan IR yang besar dapat menampakkan semua
bagian dari pelvis dan proximal femur
• Tidak ada rotasi dilihat dari ala dari illium yang simetris dan kedua foramen obturator
• AP: internal rotasi dari kaki dilihat dari femoral neck dan trochanter mayor tampak.
• Lateral: proximal femur tampak superposisi dari trochanter mayor dan neck dengan trochanter mayor berada di inferior.
4. Teknik pemeriksaan Skull AP,AP Rverse caldwell, dan towne• Posisi pasien : supine berada pada
pertengahan meja, letakkan sandbags di kaki pasien dan sisi kanan kiri pasien. Kompresi jika diperlukan
• Posisi objek :pastikan kepala tidak ada rotasi, OML tegak lurus IR, menggunakan immobilisasi kepala.
• CP: pertengahan glabela
AP skull: CR paralel OML
AP reverse caldwell: CR 15°cephalad ke OML
AP towne: CR 30° caudad ke OML
• CR: vertical tegak lurus
• FFD: 100 cm
Kriteria radiograf • Keseluruhan kepala tampak
• Tidak terjadi rotasi dilihat dari jarak dari kedua margin kepala simetris
• AP 0°: petrosum superosisi dng superior dari orbita
• AP 15° cephalad : petrosum berada ½ / ¼ dari orbita
• Towne: petrosum berada di bawah orbita inferior.
Proyeksi skull Lateral
• Posisi pasien: semiprone, dengan memberi sandbag di belakang pasien dan sisi bawah badan
• Posisi obyek : kepala dirotasikan true lateral dengan menempatkan busa atau handuk di bawah mandibula
• Letakkan busa atau sandbags dibelakang kepala untuk mencegah pergerakan dari kepala
• Gunakan kompresi kepala.
• CP : 5 cm dibawah MAE
• CR: vertical tegak lurus
• FFD: 100 cm
Kriteria radiograf• Tampak keseluruhan cranium sampai
supoerior dari cervical
• Tidak ada rotasi ditandai dari ramus mandibulla saling superposisi, orbita superposisi dan sphenoid.
TERIMAKASIH