Top Banner
Seri Bahan Pimbingan Teknis Implementasi KTSP TEKNIK PENYUSUNAN MODUL DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
46

Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Aug 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Seri Bahan Pimbingan TeknisImplementasi KTSP

TEKNIK

PENYUSUNAN MODUL

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2008TAHUN 2008

Page 2: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang

kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomor 24 Tahun 2006 yang disempurnakan

dengan Nomor 6 tahun 2007 tentang ketentuan pelaksanaannya. BSNP juga

telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK),

ternyata berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada

peraturan-peraturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih

memerlukan analisis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama

karena ada beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen

yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya

Direktorat Pembinaan SMK berupaya merevisi Bahan Bimbingan Teknis

Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

tahun 2006 menjadi Edisi 2008 yang sepenuhnya diturunkan secara sistematis

dari peraturan-peraturan tersebut dan pedoman pelaksanaannya.

Bahan bimbingan teknis hasil revisi ini diharapkan dapat membantu para pihak yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya. Bahan bimbingan teknis (Bimtek) ini meliputi seri :

1. Teknik Penyusunan KTSP dan Silabus SMK;

2. Teknik Penyusunan RPP;

3. Teknik Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SMK;

4. Teknik Penyusunan Modul

5. Teknik Pelaksanaan Pengembangan Diri pada SMK

6. Model-model Pembelajaran SMK;

7. Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK

8. Implementasi Sistem Kridit Semester pada SMK

i

Page 3: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga

terwujudnya seri buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Jakarta, Mei 2008

Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan,

Dr. Joko SutrisnoNIP. 131415680

ii

Page 4: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................ ii

I. PENDAHULUAN ........................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................. 1

B. Landasan Hukum ............................................... 2

C. Tujuan ................................................................ 2

II. KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL .................. 3

A. Pengertian .......................................................... 3

B. Karakteristik ....................................................... 3

C. Desain ................................................................ 5

III. PENGEMBANGAN MODUL ....................................... 9

A. Tahapan Penyusunan Modul ............................ 9

B. Teknik Penulisan Modul ..................................... 17

C. Elemen Mutu Modul ........................................... 23

IV. PENUTUP ................................................................... 27

DAFTAR PUSATAKA ................................................. 28

iii

Page 5: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai upaya menjawab tantangan pengembangan pendidikan

menengah kejuruan, sebagaimana yang termuat dalam Rencana

Strategis Tahun 2006 - 2010, Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan melakukan berbagai strategi peningkatan mutu

sumber daya manusia (SDM) dan pelaksanaan pembelajaran di

sekolah.

Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan

dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan

pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi

(competency based education and training). Pendekatan berbasis

kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan

kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran;

dan pengembangan prosedur penilaian.

Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan

bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat

mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya kurikulum

tingkat satuan pendidikan berbasis kompetensi di sekolah.

Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul

dalam pelaksanaan pembelajarannya. Modul dapat membantu

sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.

Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran

lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil

(outputI) yang jelas.

1

Page 6: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Untuk membantu guru dalam pengembangan modul, perlu disusun

suatu acuan yang bersifat operasional. Acuan yang dimaksud berupa

pedoman teknis yang minimal memuat prinsip-prinsip, kaidah-kaidah,

ketentuan-ketentuan dan prosedur pengembangan modul. Pedoman

teknis perlu dirancang sedemikian rupa sehingga praktis dan menarik

untuk dibaca dan digunakan oleh guru dan unsur-unsur sekolah lain

dalam penyusunan modul.

B. Landasan Hukum

1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

3. Permen Diknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi;

4. Permen Diknas No 23 tahun 2006 tentang Standar

Lulusan;

5. Permen Diknas No 24 tentang Pelaksanaan Permen No 22

dan 23 tahun 2006; dan kemudian disempurnakan dengan

Permen Diknas No. 6 tahun 2007;

6. Permen Diknas No 19 tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan;

7. Permen Diknas No 20 tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan;

8. Permen Diknas No 2 tahun 2008 tentang Buku;

C. Tujuan

Petunjuk Teknis Penyusunan Modul bertujuan memberikan acuan

yang bersifat praktis dan tepat guna kepada sekolah dalam

pengembangan modul. Petunjuk teknis ini dirancang sesuai dengan

2

Page 7: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan - Sekolah

Menengah Kejuruan.

3

Page 8: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

II. KARAKTERISTIK DAN DESAIN MODUL

A. Pengertian

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas

secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu

peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal

memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi.

Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri,

sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan

masing-masing

B. Karakteristik

Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi

belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik

yang diperlukan sebagai modul, yaitu.

1. Self Instruction

Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter

tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan

tidak tergantung pada pihak lain.

Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:

a. Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat

menggambarkan pencapaian kompetensi/subkompetensi;

b. Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit

kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan

dipelajari secara tuntas;

c. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran;

4

Page 9: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

d. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta

didik;

e. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan

suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan

peserta didik;

f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,

g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;

h. Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta

didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);

i. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga

peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;

j. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi

yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

2. Self Contained

Modul dikatakan self contained bila seluruh materi

pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.

Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta

diklat mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena

materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika

harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu

kompetensi/subkompetensi, harus dilakukan dengan hati-hati

dan memperhatikan keluasan kompetensi/subkompetensi yang

harus dikuasai oleh peserta diklat.

3. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul

yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak

harus digunakan bersama-sama dengan bahan aja/media lain.

Dengan menggunakan modul, peserta diklat tidak perlu bahan

ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas

5

Page 10: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

pada modul tersebut. Jika peserta diklat masih menggunakan

dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang

digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan

sebagai modul yang berdiri sendiri.

4. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul

tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai

perangkat keras (hardware).

5. Bersahabat/akarab (User friendly)

Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau

bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan

paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan

bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan

keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah

dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan,

merupakan salah satu bentuk user friendly.

C. Desain

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pengembangan suatu

modul adalah menetapkan desain atau rancangannya. Desain

menurut Oemar Hamalik (1993) adalah suatu petunjuk yang

memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam

memulai dan melaksanakan suatu kegiatan.

6

Page 11: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Kedudukan desain dalam pengembangan modul adalah sebagai

salah satu dari komponen prinsip pengembangan, yang mendasari

dan memberi arah teknik dan tahapan penyusunan modul.

Kedudukan dimaksud lebih jelas ditunjukkan dalam gambar berikut.

Di dalam pengembangan modul, terdapat sejumlah prinsip yang

perlu diperhatikan. Modul harus dikembangkan atas dasar hasil

analisis kebutuhan dan kondisi. Perlu diketahui dengan pasti materi

belajar apa saja yang perlu disusun menjadi suatu modul, berapa

Evaluasi Validasi

Analisis

Jaminan Kualitas Desain

Imple-mentasi

UmpanBalik

Seleksi Strategi Diklat & Media

Produk-si Bahan

Ajar

PenyiapanPerangkatPenilaian

•Tulis tujuan belajar

•Tetapkan prasyarat

•Tentukan isi

•Urutkan pembelajaran

•Tetapkan format

•Kembangkan :- Interaksi- Umpan balik- Penguatan

•Produksi paket pelatihan

•Pengendalian kualitas

Instrumen Evaluasi (PAP) • Pengetahuan • Keterampilan• Sikap

Penilaian

• Karakteristik Tugas/ Pekerjaan

• Karakteristik Siswa

• Karakteristik

Gambar : Desain dan Pengembangan Modul

PRINSIP TAHAPAN HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN

7

Page 12: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

jumlah modul yang diperlukan, siapa yang akan menggunakan,

sumberdaya apa saja yang diperlukan dan telah tersedia untuk

mendukung penggunaan modul, dan hal-hal lain yang dinilai perlu.

Selanjutnya, dikembangkan desain modul yang dinilai paling sesuai

dengan berbagai data dan informasi obyektif yang diperoleh dari

analisis kebutuhan dan kondisi. Bentuk, struktur dan komponen

modul seperti apa yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan

kondisi yang ada.

Berdasar desain yang telah dikembangkan, disusun modul per modul

yang dibutuhkan. Tahapan dalam proses penyusunan modul itu

sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan pokok. Pertama,

menetapkan strategi diklat dan media pembelajaran yang sesuai.

Pada tahapan ini, perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari

kompetensi yang akan dipelajari, karakteristik siswa, dan

karakteristik konteks dan situasi dimana modul akan dipergunakan.

Kemudian, memproduksi atau mewujudkan fisik modul. Komponen

isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat pembelajar

yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk

kegiatan belajar dan komponen pendukungnya. Tahapan terakhir

adalah mengembangkan perangkat penilaian. Dalam hal ini, perlu

diperhatikan agar semua aspek kompetensi (pengetahuan,

keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria

tertentu yang telah ditetapkan.

Modul yang telah diproduksi kemudian digunakan/dimplementasikan

dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar dilaksanakan

sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul. Kegiatan

belajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan

penilaian juga mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam

modul.

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi.

8

Page 13: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Evaluasi lebih dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur

apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat

dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Bila tidak

atau kurang optimal, maka modul perlu diperbaiki – sesuai dengan

hasil evaluasi. Sedangkan validasi, lebih ditujukan untuk mengetahui

dan mengukur apakah materi/isi modul masih sesuai (valid) dengan

perkembangan kebutuhan dan kondisi yang berjalan saat ini. Karena

modul telah disusun beberapa waktu sebelumnya, ada kemungkinan

isi modul sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan yang ada.

Karenanya, perlu disesuaikan dengan perkembangan.

Maksud dari prinsip jaminan kualitas adalah, bahwa modul

senantiasa harus selau dipantau efektivitas dan efisiensinya. Modul

harus berhasil guna untuk mencapai tujuan kegiatan belajar

mengajar. Selain itu juga harus efisien dalam implementasinya.

Kesemuanya (efektif dan efisien) harus diyakini (assured) dapat

terjadi.

Seluruh prinsip di atas, selain bersifat siklis, satu dengan lainnya

saling terkait dan memberi umpan balik. Dengan demikian, adanya

satu informasi ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dari satu

prinsip, hal itu menjadi balikan bagi komponen prinsip yang lain.

9

Page 14: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

III. PENGEMBANGAN MODUL

A. Tahapan Penyusunan Modul

Penyusunan modul mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan

untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

dipersyaratkan untuk menguasai suatu standar kompetensi. Satu

standar kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu modul,

namun dimungkinkan satu standar kompetensi dapat dikembangkan

menjadi lebih dari satu modul.

Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis

silabus guna mendapatkan RPP sebagai acuan/skenario

penyusunan modul, untuk memperoleh informasi modul yang

dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari standar kompetensi

yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul disesuaikan

dengan standar kompetensi yang terdapat pada silabus. Tujuan

analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan

menetapkan jumlah dan judul modul sesuai kedalaman bahasan

yang harus dikembangkan dalam satu mata pelajaran tertentu.

Analisis kebutuhan bahan ajar dapat dilakukan dengan langkah

sebagai berikut:

a. Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan

dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang

mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

10

Page 15: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

b. Susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar yang

dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit

bahan ajar ini dijadikan sebagai judul modul. Jumlah judul

modul sangat ditentukan oleh kedalaman dan keluasan

bahasan yang harus dikembangkan.

c. Identifikasi judul modul yang sudah ada dan yang belum

ada/tersedia di sekolah.

Untuk menganalisis kebutuhan modul dapat menggunakan

format berikut.

Format Analisis Kebutuhan Modul

Mata Pelajaran :

Standar Kompetensi

& Kompetensi

Dasar

Pengetahuan Keterampilan SikapJudul Bahan

Ajar

Ketersediaan

TersediaBelum

Tersedia

2. Pemetaan Modul

Peta modul adalah tata letak atau kedudukan modul pada satu

mata pelajaran yang digambarkan dalam bentuk diagram.

Pembuatan peta modul disusun mengacu kepada diagram

pencapaian standar kompetensi yang termuat dalam KTSP.

Setiap judul modul dianalisis keterkaitannya dengan judul modul

yang lain dan diurutkan penyajiannya sesuai dengan urutan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pemetaan modul dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

11

Page 16: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

3. Penyusunan Buram Modul

Langkah awal penyusunan/penulisan bahan ajar adalah

menyusun buram modul. Modul yang dihasilkan dinyatakan

sebagai buram sampai dengan selesainya proses validasi dan

uji coba. Bila hasil uji coba telah dinyatakan layak, barulah

suatu modul dapat diimplementasikan secara riil di lapangan.

Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-lngkah

berikut:

a. Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.

b. Tuliskan tujuan akhir (performance objective), yaitu

kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah

selesai mempelajari suatu modul, mengacu pada rumusan

tujuan RPP.

Silabus/RPPSilabus/RPP

Analisis Kebutuha

nAN

Analisis Kebutuha

nAN

PEMETAAN MODUL

Daftar judul modul

Daftar judul modul

Peta Modul

Judul modulJudul modul

Analisis Urutan Logis

Analisis Urutan Logis

Tabulasi Judul

Tabulasi Judul

12

Page 17: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

c. Tuliskan tujuan antara (enable objective), yaitu

kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.

d. Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau

materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu

komponen-komponen: standar kompetensi, deskripsi

singkat, estimasi waktu dan sumber belajar, mengacu

pada RPP.

e. Kembangkan materi/substansi yang ada dalam modul

berupa konsep/prinsip-prinsip, fakta penting yang terkait

langsung dan mendukung untuk pencapaian standar

kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.

f. Kembangkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan

perangkat) penilaian, mengacu pada Pedoman Penilaian

dan Pelaporan Hasil Belajar Siswa SMK.

g. Susun tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus

dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik.

h. Susun kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian.

Langkah-langkah penyusunan buram modul dapat dilihat pada alur

berikut ini.

13

Page 18: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Kerangka Modul

Kerangka Modul

Tujuan akhirTujuan antara

Tujuan akhirTujuan antara

Perumusan tujuanPerumusan tujuan

PENYUSUNAN BURAM MODUL

Buram Modul

Kembangkan materiKembangkan materi

Susun Out-LineSusun Out-Line

Kembangkan Sistem penilaianKembangkan

Sistem penilaian

Deskripsi(Materi

Deskripsi(Materi

Perumusan tgs/praktikPerumusan tgs/praktik

Sistem PenilaianSistem Penilaian

Penyusunan kunci jwbnPenyusunan kunci jwbn

Tugas/praktik untuk penguatan

konitif dan psikomotorik

Tugas/praktik untuk penguatan

konitif dan psikomotorik

Kunci jawabanKunci jawaban

Out-Line ModulOut-Line Modul

14

Page 19: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

3. Validasi

Validasi adalah proses menguji kesesuaian modul dengan

standar kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul

sesuai, artinya efektif untuk mempelajari standar kompetensi

yang menjadi target berlajar, maka modul dinyatakan valid

(sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan

ahli yang menguasai standar kompetensi yang dipelajari.

Validator membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator

memeriksa, apakah uraian materi, bentuk kegiatan, sesuai

dengan urutan tata kerja didunia kerja.

Draft Modul

Draft Modul

ValidatorValidator Penyempur-naan

Penyempur-naanValidasiValidasi

VALIDASI MODUL

Uji CobaUji

CobaPenyempur-

naanPenyempur-

naan

Modul

15

Page 20: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

4. Uji Coba

Uji coba dilakukan terhadap buram modul yang telah

dinyatakan valid. Hal ini dikarenakan walaupun modul telah

dinyatakan valid tidak berarti modul tersebut siap digunakan. Uji

coba buram modul dimaksudkan untuk mengetahui apakah

buram modul dapat diimplementasikan pada kondisi

sesungguhnya dan membuat peserta didik aktif. Langkah ini

dapat membantu meningkatkan efisiensi penyiapan modul,

sebelum diperbanyak untuk kepentingan pembelajaran.

Hal-hal yang perlu diujicoba antara lain adalah:

a. Kemudahan bahan ajar digunakan oleh peserta didik

dalam proses belajar

b. Kemudahan guru dalam menyiapkan fasilitas (alat dan

bahan) belajar, mengelola proses belajar-mengajar, dan

dalam mengadministrasi-kannya.

Untuk melakukan uji coba buram modul dapat diikuti langkah-

langkah berikut ini:

a. Siapkan perangkat untuk uji coba. Penyiapan sebaiknya

dilakukan oleh Tim.

b. Tentukan sasaran uji coba. Responden uji coba disesuaikan

dengan kondisi.

c. Siapkan dan gandakan buram modul yang akan

diujicobakan sesuai dengan jumlah responden.

d. Siapkan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

membelajarkan modul.

e. Informasikan kepada responden tentang tujuan uji coba dan

kegiatan yang harus dilakukan oleh responden

16

Page 21: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

f. Lakukan uji coba selayaknya melakukan kegiatan belajar

mengajar dengan modul.

g. Kumpulkan data hasil uji coba.

h. Olah data dan simpulkan hasilnya.

Bila hasil uji coba buram modul layak, berarti modul tersebut siap

dicetak dan diperbanyak. Sebaliknya, bila belum layak, maka harus

dilakukan perbaikan, dan uji coba kembali.

5. Produksi

Kegiatan akhir dari proses penyusunan modul adalah produksi, yaitu

kegiatan mencetak atau memperbanyak modul yang sudah layak

digunakan. Jumlah perbanyakan modul disesuaikan dengan

kebutuhan. Penggandaan modul dapat dilakukan oleh sekolah atau

oleh pihak luar, penerbit atau percetakan. Bila dilakukan oleh pihak

luar, perlu diperhatikan bentuk dan mekanisme kerjasamanya.

B. Teknik Penulisan Modul

1. Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau

kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi yang ada.

Kerangka modul tersusun sebagai berikut:

17

Page 22: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Kata PengantarDaftar IsiPeta Kedudukan ModulGlosarium

I. PENDAHULUANA. Standar KompetensiB. Deskripsi C. WaktuD. PrasyaratE. Petunjuk Penggunaan ModulF. Tujuan AkhirG. Cek Penguasaan Standar Kompetensi

II. PEMBELAJARANA. Pembelajaran 1

1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik

B. Pembelajaran 2 – n (dan seterusnya, mengikuti jumlah pembelajaran yang dirancang)1. Tujuan 2. Uraian Materi3. Rangkuman4. Tugas5. Tes 6. Lembar Kerja Praktik

III. EVALUASIA. Tes Kognitif B. Tes Psikomotor C. Tes Attitude Skill

KUNCI JAWABAN

DAFTAR PUSTAKA

2. Deskripsi Kerangka

Halaman Sampul

Berisi antara lain: label kode modul, label milik negara, bidang

dan program keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili

kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), tulisan

18

Page 23: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK,

tahun modul disusun.

Kata Pengantar

Memuat informasi tentang peran modul dalam proses

pembelajaran

Daftar Isi

Memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor

halaman.

Peta Kedudukan Modul

Diagram yang menunjukkan kedudukan modul dalam

keseluruhan program pembelajaran (sesuai dengan diagram

pencapaian kompetensi yang termuat dalam KTSP)

Glosarium

Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata

sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan

abjad (alphabetis).

I. PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yang akan dipelajari pada modul

B. Deskripsi

Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup

isi modul, kaitan modul dengan modul lainnya, hasil

belajar yang akan dicapai setelah menyelesaikan

modul, serta manfaat standar kompetensi tersebut

19

Page 24: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

dalam proses pembelajaran dan kehidupan secara

umum.

C. Waktu

Waktu yang dibutuhkan untuk menguasai standar

kompetensi yang menjadi target belajar.

D. Prasyarat

Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk

mempelajari modul tersebut, baik berdasarkan bukti

penguasaan modul lain maupun dengan menyebut

kemampuan spesifik yang diperlukan.

E. Petunjuk Penggunaan Modul

Memuat panduan tatacara menggunakan modul, yaitu

Langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk mempelajari modul secara benar,

Perlengkapan, seperti

sarana/prasarana/fasilitas yang harus

dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar.

F. Tujuan Akhir

Pernyataan tujuan akhir (performance objective) yang

hendak dicapai peserta didik setelah menyelesaikan

suatu modul. Rumusan tujuan akhir tersebut harus

memuat

Kinerja (perilaku) yang diharapkan

Kriteria keberhasilan

Kondisi atau variable yang diberikan

G. Cek Penguasaan Standar

Kompetensi

20

Page 25: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Berisi tentang daftar pertanyaan yang akan mengukur

penguasaan awal kompetensi peserta didik, terhadap

kompetensi yang akan dipelajari pada modul ini.

Apabila peserta didik telah menguasai

kompetensi/subkompetensi yang akan dicapai, maka

peserta didik dapat mengajukan uji kompetensi

kepada penilai.

II. PEMBELAJARAN

A. Pembelajaran 1

Kompetensi dasar (subkompetensi) yang hendak

dipelajari.

1. Tujuan

Memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk

satu kesatuan kegiatan belajar. Rumusan tujuan

kegiatan belajar relatif tidak terikat dan tidak

terlalu rinci.

2. Uraian Materi

Berisi uraian pengetahuan/konsep/prinsip yang

perlu dipelajari untuk membentuk penguasaan

kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

3. Rangkuman

Berisi ringkasan pengetahuan/konsep/prinsip

yang terdapat pada uraian materi.

4. Tugas

Berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk

penguatan pemahaman terhadap konsep/

pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang

dipelajari. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa:

Kegiatan observasi untuk mengenal fakta,

Studi kasus,

21

Page 26: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

Kajian materi,

Latihan-latihan.

Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi

dengan lembar tugas, instumen observasi, atau

bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai

dengan bentuk tugasnya

5. Tes

Berisi tes tertulis sebagai bahan pertimbangan

bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui

sejauh mana penguasaan hasil belajar yang

telah dicapai, sebagai dasar untuk

melaksanakan kegiatan berikut.

6. Lembar Kerja Praktik

Berisi petunjuk atau prosdur kerja suatu

kegiatan praktik yang harus dilakukan peserta

didik dalam rangka penguasaan kemampuan

psikomotorik. Isi lembar kerja antara lain: alat

dan bahan yang digunakan, petunjuk tentang

keamanan/keselamatan kerja yang harus

diperhatikan, langkah kerja, dan gambar kerja

(jika diperlukan) sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Lembar kerja perlu dilengkapai

dengan lembar pengamatan yang dirancang

sesuai dengan kegiatan praktik yang dilakukan.

B. Pembelajaran 2 s.d n (tata cara sama dengan

pembelajaran namun berbeda topik dan fokus)

bahasan)

1. Tujuan

2. Uraian Materi

3. Rangkuman

4. Tugas

22

Page 27: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

5. Tes

6. Lembar kerja Praktik

III. EVALUASI

Teknik atau metoda evaluasi harus disesuaiakan dengan

ranah (domain) yang dinilai, serta indikator keberhasilan

yang diacu.

A. Tes Kognitif

instrumen penilaian kognitif dirancang untuk

mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian

kemampuan kognitif (sesuai kompetensi/

subkompetensi). Soal dikembangkan sesuai dengan

karakteristik aspek yang akan dinilai dan dapat

menggunakan jenis-jenis tes tertulis yang dinilai

cocok.

B. Tes Psikomotor

Instrumen penilaian psikomotor dirancang untuk

mengukur dan menetapkan tingkat pencapaian

kemampuan psikomotorik dan perubahan perilaku

(sesuai kompetensi/subkompetensi). Soal

dikembangkan sesuai dengan karakteristik aspek

yang akan dinilai dan dapat menggunakan metode

tes psikomotorik yang tepat (praktik, simulasi, dll).

C. Tes Sikap

Instrumen penilaian sikap dirancang untuk mengukur

sikap kerja (sesuai kompetensi/subkompetensi).

KUNCI JAWABAN

Berisi jawaban pertanyaan dari tes yang diberikan pada setiap

kegiatan pembelajaran dan evaluasi pencapaian kompetensi

dan dengan dilengkapi kritria penilaian pada setiap item tes.

23

Page 28: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

DAFTAR PUSTAKA

Semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada

saat penyusunan modul.

C. Persyaratan Fisik Modul

Untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan

fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu

dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa

elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik,

ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.

1. Format

a. Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang

proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi harus

sesuai dengan bentuk dan ukuruan kertas yang

digunakan. Jika menggunakan kolom multi, hendaknya

jarak dan perbandingan antar kolom secara proporsional.

b. Gunakan format kertas (vertikal atau horisontal) yang

tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau

horizontal harus memperhatikan tata letak dan format

pengetikan.

c. Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap yang

bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap

penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak

tebal, cetak miring atau lainnya.

2. Organisasi

a. Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan

materi yang akan dibahas dalam modul.

b. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan

susunan yang sistematis, sehingga memudahkan peserta

diklat memahami materi pembelajaran.

24

Page 29: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

c. Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi

sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti oleh

peserta diklat.

d. Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragrap

dengan susunan dan alur yang memudahkan peserta

diklat memahaminya.

e. Organisasikan antara judul, subjudul dan uraian yang

mudah diikuti oleh peserta diklat.

3. Daya Tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:

a. Bagian sampul (cover) depan, dengan mengkombinasikan

warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang

serasi.

b. Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-

rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan

huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

c. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa

sehingga menarik.

4. Bentuk dan Ukuran Huruf

a. Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca

sesuai dengan karakteristik umum peserta diklat.

b. Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antara

judul, sub judul dan isi naskah.

c. Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks,

karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.

5. Ruang (spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar

untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong

dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan

memberikan kesempatan jeda kepada peserta diklat/peserta

diklat. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara

25

Page 30: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di

beberapa tempat seperti:

a. Ruangan sekitar judul bab dan sub bab

b. Batas tepi (marjin); batas tepi yang luas memaksa

perhatian peserta diklat/peserta diklat untuk masuk ke

tengah-tengah halaman.

c. Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya semakin luas

spasi diantaranya.

d. Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf

kapital.

e. Pergantian antar bab atau bagian.

6. Konsistensi

a. Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halam ke

halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa

cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu

banyak variasi.

b. Gunakan jarak spasi konsiste. Jarak antara judul dengan

baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak

baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk,

tidak rapih.

c. Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola

pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

26

Page 31: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

IV. PENUTUP

Pedoman penulisan modul ini merupakan rambu-rambu umum bagi

penulis atau pengembang modul pembelajaran peserta didik SMK. Melalui

pedoman ini diharapkan terwujud modul SMK dengan pola

pengembangan dan penulisan yang baku.

Sebagaimana umumnya keberadaan rambu-rambu, maka pedoman ini

tidak harus diikuti secara kaku, tetapi dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan, kekhususan, karakteristik unit kompetensi yang

dikembangkan. Rambu-rambu modul yang akan dikembangkan mengacu

pada ketentuan sebagai berikut :

1. Modul dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang tertuang

didalam KTSP Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Modul akan digunakan oleh peserta didik pada kegiatan

pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.

3. Modul dikembangkan untuk membantu pencapaian standar

kompetensi yang telah ditargetkan di dalam kurikulum

27

Page 32: Teknik Penyusunan Modul-Edit Mega Angrek

DAFTAR PUSTAKA

Blank, William E, 1982, Handbook for Developing Competency Based

Training Programme. London: Prentice hall,

Burk, John, 1989, Competency Based Education and Training, London:

The Patmer Press.

28