Top Banner
Vol. 3 No.l, Juni 2012 rssN 2087-3611 Prototipe B€ndung Sampean Lama di Sung6i SamfEan Oilihal dari Hilk ke Ar-ah Udik i:l t iD .nt rl t !to n) \,Z::+ \ xst.0[ |E$ = ll3r ls|| r0fl -bi. - (}l,E{ )nft vtt6 E I ! o a I 23aaa7!010lr Neraca Air Sungai Cisadane di Bendung Pas€rbaru ltd -rtlx : Sketsa Lokasi Lintasan Pengukuran Tomograi Gedlishik Tahanan Jenis ,. rt-, i; 1, l** Terakreditasi LlPl No.228lAU1 lP2?,//,BIUOglz(rc lssN 2087-3511 Jurnal Teknik Hidraulik Vol.3 No. 1 Hal. 1- 102 Bandung Juni 2O12 Teknik idraulik Graphical Comparison O{ WEB-DHM Discharg€ With Observed Discharge For Biggest Flood Evenl ln The Penod Ot Fobruary 22 Until March 3r, 1986 Ut . rt, 1, I a I h I
20

Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Nov 09, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Vol. 3 No.l, Juni 2012 rssN 2087-3611

Prototipe B€ndung Sampean Lama di Sung6i SamfEanOilihal dari Hilk ke Ar-ah Udik

i:ltiD.nt rlt!to

n)

\,Z::+\xst.0[|E$ = ll3rls|| r0fl

-bi.-

(}l,E{

)nft vtt6

E

I

!

o

a

I23aaa7!010lr

Neraca Air Sungai Cisadanedi Bendung Pas€rbaru

ltd

-rtlx

:

Sketsa Lokasi Lintasan Pengukuran TomograiGedlishik Tahanan Jenis ,.

rt-,i; 1,

l**

Terakreditasi LlPl No.228lAU1 lP2?,//,BIUOglz(rc

lssN2087-3511

Jurnal Teknik Hidraulik Vol.3 No. 1Hal.

1- 102

BandungJuni 2O12

Teknik idraulik

Graphical Comparison O{ WEB-DHM Discharg€ WithObserved Discharge For Biggest Flood Evenl ln The Penod

Ot Fobruary 22 Until March 3r, 1986Ut . rt,

1, I

a

I

hI

Page 2: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Akreditasi No. 228 / AUI / P?MBI / OB / 2OO9

Jurnal Teknik Hidraulik merupakan kelaniutan dari Buletin Keairan, yangTerakreditasi sebagai Maialah Berkala Ilmiah - surat Keputusan Kepala Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia Nomor 81,6/D/zoo9, tanggal 2g Agustus 2009, tentang HasilAkreditasi Ulang Malalah Berkala Ilmiah.

Page 3: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Vol. 3 No. 1, Juni 2012

Teknik HidraulikPellnduntDR. lr. Mohammad Hasan, Dipl. HE

PembinaIr Bamban8 HarSono, Dipl HE M.En8

Penantgung Jawablr. tiur fizili (ifli, MT

R€dakturDra. Conny Amalia

Xetua Dewan PcnyuntlntProf- (R). Drs. Erman Mawardi, Dipl. AlT. (peneliti Eidang Teknik Hidraulik)

D€wan Penyuntin8Prof. (R). lr. Nana Teran8na Ginting, Dipl.EST. (Peneliti Eidang Manajemen Iintkungan)Dr. (Eng) Fitri Riandini, S.Si., MT. (Peneliti Brdang Tekhik Rawa dan pantai)

Dr. lr. Wanny K. Adidarma, M.Sc. (Peneliti Bidan8 Teknik Hidrotogi)Dr. Simon S Brahmana, CES, DEA (Peneliti Bidang Teknik Lingkungan SDA)lr. lskandar A. Yusuf, M. Eng {Peneliti Bidang Teknik Lingkungan sDA)Drs. Waluyo Hatmoko., M.k ( Peneliti Bidang Konservasi dan Tata Air)Drs. Tontowi, M. Sc (Peneliti Bidang Teknik LingkunSan SDA)

Mitra B€starlProf. Dr. Hidayat Pawitan, M.Sc. (SidanE Hidrologi - tpB)Prof. (R) Dr, lr. Bamban8 Soenarto, Dipl. H. M. Eng (Bidang Hidrotogi Aptikasi SDA - UTAMA SAGAKARSA)Dr lr. Sri Le8owo, M.5c. (Bidang Teknik Sipil - lTglDr. (Eng.) lr. Priana Sudjono, MS. (Bidang Teknik LinSkungan - ITB)Dr. Chay Asdak, M. Sc (Eidang Tata Air - UNPAD)

Sekretariat Redaksi :

Dra. Aidilhsyah LuthanRina Diani, S, Sos.

Anjelita, 5. Sos.

Yohanna P.ita Amelia, S.Sos

Alamat Redaksi/Pen€rbh :

PUSAT PENEI.ITIAN OAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIRBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANXEMEI{IEEIAII PEKERJAAN UT1lUMll lr. H. .,uanda No. 193 Bandung 40135Tlp.: (022) 2501083, 2504053Fax: (022)2500163PO BOX: 841E-mail:[email protected]://www.pusarr-pu.go.id

tssN 2087-3611

Terakreditasi tlPl No. 228lAU L I P2MB| I OBl2OOg

Page 4: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Vol. 3 No. 1, Juni 2012 tssN 20E7-3611

Terakreditasi LlPl No. 228lAU llPZMBIlOBl2OO9

Teknik HidraulikDAFTAR ISI

Estimasi Dinamik Jangka Panjang Terhadap Kualitas Air Untuk PengendalianEutrofikasi Pada Waduk JatiluhurEko Winor lrionto; R. Wohyudi Triweko; Doddy Yudionto

Selective Transport And Armoured Layer Development ln Non-Uniform BedMaterials Part 2: Numerical Model VerificationArie Setiodi Moerwanto

Pengaruh Pengupasan Tebing Sungai Terhadap Penurunan Muka Air BanjirSungai Sampean di Udik Bendung Sampean Lama, Situbondo, Jawa TimurErmon Mowordi; Ririn Rimowon

An Application of Distributed Biosphere Hydrological Model For Past FloodsReplication (Case Study: Upper Citarum River Basin, West Java)

Nuryanto Sosmito Slomet

Analisis Ekonomi dan HidroloBi Pengelolaan Sumber Daya Air Waduk JuandaOleh Perum Jasa Tirta ll: Pendekatan Optimasi DinamikSlometto; Yusmon Syoukot; W. H Limbong; Moch. Amron

Sistem Pendukung Keputusan untuk Perencanaan Alokasi Air Secara

Partisipatoris pada Suatu Wilayah Sungai.

Woluyo Hotmoko; R. Wohyudi Triweko; Doddi Yudionto

lnterpretasi Kualitas Air Tanah dari Hasil Pengukuran Geolistrik di PantaiBalonrejo, Jawa-TengahAdong S. Soewoeli; Wowon Herowon; Heni Renggonis; Sri Mulot Yuningsih

1- 16

77 -28

29-42

43-58

59-70

7',J- - 86

87 - 102

Page 5: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PERENCANAAN ALOKASIAIR SECARA PARTISIPATORIS PADA SUATU WILITYAH SUNGAI

Waluyo Hatmoko 1), R Wahyudi Triwekoz), Doddi Yudianto3)I Peneliti di Puslitbang Sumber Daya Air

2'r Fakultas Teknik Universitas Parahyangane-mail: [email protected]

Diterima:27 Februari 2012; Disetu,uij 79 Aprll2Ol2

ABSTRAK

Alokosi oir berdosqrkdn porodigma boru pengeloloan sumber dayo air terpddu, menuntut peron aktif doripara pengelolo wilayah sungoi don pengguno oir. Adanyo suatu sistem pendukung keputusan untuk olokosiair berbqsis mosyarokat pengguna oir, dihoropkan qkon membqntu pora pengelolo wilayah sungai danpemilik kepentingan dalam mengalokosikan oir. Makalah ini dimaksudkan untuk mengidentilikqsikebutuhon keberadaon sistem pendukung keputuson untuk pengeloloon alokosi air yong berbosismoqrorqkot penggund dir, dan mengkoji perkembangon sistem pendukung keputuson untuk pengeloloanalokasi dir secaro portisipatoris. Podo beberopo negara, sistem pendukung keputuson untuk olokosi oir telahberkembang pesot menjodi sistem pendukung negosiasi, sistem pendukung negosiasi berbasis internet, donpembontu resolusi konllik. Disimpulkan bahwo untuk mendorong keterlibaton mosyarakot dolompengeloloon olokasi oir, moko perlu dikembongkan sistem pendukung keputusan untuk pengelolaan alokosiair secoro partisipatoris. Pengembangon ini dapat dilakukan berdosarkan sistem yang sudah ada dan telahberjalan dalam perencanaan alokasi air strategis, yaitu untuk penyusunon pola dan rencana pengeloloansumber doya air; perencanaan taktis untuk alokqsi air tahunan dan pemberion izin penggunaan air; sertapelaksanaon operasional alokasi air secora tepat waktu. Penerapannyo perlu disesuaikon dengan kondisimosyarakot, kelembdgoon don alam di Indonesia.

Kata Kunci: Sistem pendukung keputuson, alokosi oir, partisipqtoris, strategis, toktis, tepat-woktu

ABSTRACT

The new paradigm of woter resources monogement in water ollocation manogement demands activeparticipation from the river basin organization as well as the water users. A Decision Support System (DSS)

for community based vlater ollocdtion moy help the water management stdkeholders in allocating the water.This paper discusses the concept ond implementation of the DSS for water ollocation, especiolly forparticipotory decision moking; the purpose of its application in Indonesia for long krm water allocotion atstotegic level, ond onnuol plonning to achieve a fair, eltrcient ond sustoinable water allocotion. In some

countries, DSS for woter allocation have been developed into an internet based negotiation support system

ond conflict resolution. Whereos in the case for lndonesia, implementdtion of the DSS for water allocotionhas to consider the condition ol the sociery, law ond institution, as well as the nqture of river basins. It is

concluded that to encourage the involvement of the stakeholders in b,oter ollocation monagement, aparticipatory DSS for woter allocotion in Indonesia should be developed. The development is to be bosed onthe existing system for strategic planning, tacticdl onnual plonning, and real-time operdtional waterallocation.

Kewords: Decision support system, water allocation, porticipotory, stategic, tactics, real-time woterallocation

PENDAHULUAN

Seiring dengan bertambahnya jumlahpenduduk serta meningkatnya kondisi sosial danekonomi masyarakat, maka akan meningkat pulakebutuhan air untuk berbagai penggunaan. Di lainpihak, air yang tersedia jumlahnya relatif tetap,bahkan kualitasnya cenderung menurun karenapencemaran. Hal ini akan mengakibatkan

munculnya konflik kepentingan (conllict ofinterest) atas air. Semakin hari air dirasakansemakin langka, semakin rawan konflikkepentingan atas air. Konflik air yang semulahanya bersifat antarindividu atau kelompokmasyarakat pengguna air, dengan semangatdesentralisasi dan otonomi daerah, akanberpotensi meningkatkan konflik setempattersebut meniadi konflik antarkabupaten/kota

Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, ,uni 2Ol2 : I - 102 7l

rI

Page 6: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

vans tidak diinginkan, misalnya seperti yanB telah

i".iidi ,nt t, Kota Cirebon dengan Kabupaten

Kuningan.

Untuk mengatasi konflik atas air tersebut'

maka perlu dilak-ukan alokasi air agar masyarakat

pengguna air akan me

h;akDa secara adil,Cara oandang air seba

trrtut' ,"op memerhatikan fungsi sosial bagi

."rr"."tri dan fungsi lingkungannya antara lain

untuk memelihara keseimbangan lingkungan'

l"t"ngrrng"n hidup flora dan fauna' mencegah

inrusl a-ir asin, estetika, dan kesehatan

.".yrrrkrt. Pembagian air antar hulu-hilir

a"upun antarsektor pengguna air perlu

Jirtotrtitrn sedemikian rupa agar diperoleh

["rait"n, t"* manfaat yang optimal dan

berkelaniutan.

Pada awal mitenium ketiga ini dirasakan

bahwa untuk mengatasi berbagai permasalahan

iumber daya air, perlu dilakukan perubahan

p".rUig.", yang meiupakan dasar cara berpikir''p.ne"[lr"n- alokasi air berdasarkan paradigma

L".r" p"rg"totrun sumber daya air terpadu'

."nrn'tu, para pengelola wilayah sungai dan

o"nnnun" rit untuk l"bih berperan aktif Kebiiakan

IioxEi ,it diputuskan bersama oleh pengelola

wilayah sungai dan pengguna air' Sistem

,,rnirinrto.i. "vang

demoiratis ini terbentur pada

tuny"t rn beragamnya laur belakang pendidikan

dan pengetahuin para pengguna air yang dapat

."nih".brt proses pengambilan keputusan

alokasi air secara partisipatoris'

Adanya sistem pendukung kepltusan (SPKJ

untuk alokasi air berbasis masyarakat pengguna

air, vang mcnyajikan informasi sumber daya air

dalam -bentuk yang mudah dicerna' serta

memberikan gambaran apa yang akan terladi jika

suatu tindak;n dilaksanakan, tentu akan sangat

membant, para pengelola wilayah sungai dan

pemilik kepintingan dalam perencanaan alokasi

!ir paa" tinCk"t- strategis maupun operasional'

secaia adil, efisien dan berkelanjutan Perencanaan

strategis alokasi air di Indonesia' pada tahap

p"ryr-"rurrn pola dan rencana pengelolaan sumber

i"y" ,i. d'i witayah sungai memang telah

menggunakan model komputer untuk alokasi air'

dan juga menyertakan para pemilik kepentingan

dalam-iertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)'

Meskipun demikian, kenyataan menunjukkan

bahwa penggunaan sistem pendukung keputusan

tersebui oli[ para pemangku kepentingan belum

optimal.

Makatah ini dimaksudkan untuk

mengidentinkasi kebutuhan akan adanya sistem

pend-ukung keputusan untuk pengelolaan alokasi

air yang be.bisis masyarakat pengguna air' dan

menqkaii perkembangan sistem pendukung

kepu-tusan untuk pengelolaan alokasi air secara

partisipatoris.

ALOKAST AIR DI INDONESIAi Perubahan Paradigma Pengelolaan

keterlibatan masyarakat pemilik kepentingan

dalam seluruh aspek pengelolaan sumber daya air'

termasuk perencanaan alokasi air'

72 Jurnal Tekn ik Hid raulik Vol 3, No 1,Juni 2012: 1-102

Page 7: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Tabel 1 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sumber Daya Air

Aspek Masa lalu Masa kini

Wawasan

Peran pemerintah

Kewenangan

Hak asasi manusia akan air

Pengembangan

Pengelolaan

Kebijakan

Data dan informasi

Kegiatan

Ekonomi

Penyedia lProviderl

Sentralisasi

KuranS diperhatikan

Fisik

Eksploitasi

Top down

Tertutup

Pengembangan

LingkunSan

Fasilitator (enobler)

Oesentralisasi

Diperhatikan

Fisik dan non-fisik

Konservasi

Peran serta masyarakat

Transparan

Pengelolaan

Sumber: Boppenos (2007 )

2 Alokasi AirAlokasi air adalah penjatahan air permukaan

untuk berbagai keperluan pada suatu wilayahsungai dalam memenuhi kebutuhan air bagi parapengguna air dari waktu ke waktu denganmemerhatikan kuantitas dan kualitas air,berdasarkan asas pemanfaatan umum,keseimbangan dan pelestarian sumber air.Prioritas alokasi air diatur pada Pasal 29 Undang-undang no.7 tahun 2004 tentanB Sumber Daya Air,bahwa "Penyediaan sumber daya air dituiukanuntuk memenuhi kebutuhan air dan daya air sertamemenuhi berbagai keperluan sesuai dengankualitas dan kuantitas; dilaksanakan sesuai denganpenatagunaan sumber daya air yang ditetapkanuntuk memenuhi kebutuhan pokok, sanitasilingkungan, pertanian, ketenagaan, industri,pertambangan, perhubungan, kehutanan dankeanekaragaman hayati, olahraga, rekreasi danpariwisata, ekosistem, estetika, serta kebutuhanlain yang ditetapkan sesuai dengan peraturanperundang-undangan".

Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyatdalam sistem irigasi yanB sudah ada merupakanprioritas utama penyediaan sumber daya air diatas semua kebutuhan. Yang dimaksud dengankebutuhan pokok sehari-hari adalah air untukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang

digunakan pada atau diambil dari sumber air yang

bukan dari saluran distribusi, untuk keperluansendiri guna mencapai kehidupan yang sehat,

bersih dan produktif, misalnya untuk keperluanibadah, minum, masak, mandi, cuci dan peturasan.Penielasan Undang-undang nomor 7 /2004menyatakan bahwa yang dimaksud denganpertanian rakyat adalah budi daya pertanian yang

meliputi berbagai komoditi yaitu pertaniantanaman pangan, perikanan, peternakan,perkebunan, dan kehutanan yang dikelola oleh

rakyat dengan luas tertentu yang kebutuhan airnyatidak lebih dari dua liter per detik per kepalakeluarga.

Urutan prioritas penyediaan sumber daya airlainnya, ditetapkan pada setiap wilayah sungai olehpemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya. Apabila penetapan urutanprioritas penyediaan sumber daya airmenimbulkan kerugian bagi pemakai sumber daya

air, pemerintah atau pemerintah daerah waiibmengatur kompensasi kepada pemakainya.

Alokasi air untuk pengusahaan sumber daya

air harus didasarkan pada rencana alokasi air yang

ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai bersangkutan, danditetapkan dalam izin pengusahaan sumber daya

air dari pemerintah atau Pemerintah daerah.Dalam hal rencana pengelolaan sumber daya airbelum ditetapkan, izin pengusahaan sumber dayaair pada wilayah sungai ditetapkan berdasarkanalokasi air sementara, yaitu alokasi yang dihitungberdasarkan perkiraan ketersediaan air debitandalan yang dapat diandalkan denganmemperhitungkan kebutuhan pengguna air yang

sudah ada.

3 Tlngkatan Alokasi Aira) Alokasi air strategis

Alokasi air dapat dilakukan pada 3 tingkatan,yaitu tingkat strategis, tingkat taktis, dan ringkatoperasional. Pengelolaan alokasi air tingkatstrategis, menurut Undang-tndang no. 7/2004,adalah untuk kurun waktu 20 tahun, diwuiudkandalam bentuk penyusunan Pola dan Rencana

Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai,

antara lain menentukan pembangunan

infrastruktur alokasi air seperti bendungan,bendung dan saluran, serta berbagai alternatifpengelolaan alokasi air. Alokasi air untuk jangka

waktu 20 tahun didasarkan pada rencana alokasiair yang ditetapkan dalam rencana pengelolaan

lurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 73

Page 8: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

pada wilayah sungai yang bersangkutan'

pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk

setiap skenaiio. dan (e) kebiiakan operasional

untui< melaksanakaD strategi pengelolaan sumber

daya air.

Peraturan Menteri Pekeriaan Umum nomor

22 hhun 2009 mengenai Pedoman Penyusunan

Pola P Air menYatakan

bahwa la PSDA, harus

dilaksa ltasi Masyarakat

dalam menyusun rencana alokasi air'

b) Alokasi alr taktis dan tahunan

Pengelolaan alokasi air taktis dilaksanakan

untuk menghadapi kondisi yang tidak sesuai

dengan reniana. Rencana tahunan telah lazim

dilaksanakan oleh Panitia lrigasi, yang menyusun

dan mengusulkan Rencana Tata Tanam Global

(RTTG) u;tuk disahkan oleh Gubernur atau Bupati'

berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor

irigasi; c) merumuskanpembagian dan Pemberianpertanian dan kePerluanmerekomendasikan Prioritapengelolaan irigasi.

c) Alokasi air tingkat oPerasionalsional, secara tePat waktu

atau uk Pelaksanaan alokasi air

pada sepuluh harian, atau Pada

iari imana iumlah air Yang

tersedia dialokasikan pada berbagai penggunanya'

Di Indonesia, pengelolaan alokasi air secara tepat

waktu ini baru dilaksanakan di Perum Jasa Tirta 1

di Sungai Brantas [Harnanto, 2004), Perum Jasa

Tirta t di Sungai Citarum [Mayasari, 2008J, dan

beberapa balai percontohan seperti di Sungai

Sampean (Tohary, 19991.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK

ALOKASI AIR

Piranti Iunak untuk membantu alokasi air

DSS merupakan suatu sistem informasi yang

pengetahuan atau knowledge.

terseyanSpengsimudan pendekatan sistem,

1 Model SimulasiPerbandingan berbagai model simulasi

dilakukan oleh Sechi dan Sulis (2010), yang

lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012: 1 - 102

Page 9: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

simulasi adalah begitu banyaknya solusi ataurencaDa yang layak, sehingga sulit mencari solusiyang optimal. Akan tetapi pada praktiknya modelsimulasi sangat bermanfaat untuk mengkaji apayang teriadi jika suatu tindakan at2u strategiditerapkan, atau dikenal dengan nama what-ifscen0rio.

Salah satu penggunaan model simulasidisaiikan oleh Van Cauwenbergh et al. (2007)dalam pengelolaan alokasi air di Sungai Andarax diAlmeria, Spanyol. Keputusan alokasi air untukjangka panjang diambil berdasarkan multisasaranoleh banyak pihak, yaitu irigasi, air bersih, danlingkungan. Sistem pendukung keputusan disusununtuk mengurutkan alternatif pengelolaan sumberdaya air menurut kinerja sosio-ekonomi danlingkungan. Sistem pendukung keputusan inidihubungkan dengan indikator keberlaniutanmelalui proses partisipasi.

Contoh penggunaan model simulasi untukmenghadapi perubahan iklim diterapkan di SungaiVolta di Afrika Barat oleh Leemhuis et al. (2009)dengan menggunakan model pengelolaan wilayahsungai Mike-Basin. Sistem ini dilengkapi denganmodel ketersediaan air yang mengakomodasiberbagai skenario perubahan iklim dari IPCC, danskenario kebutuhan air untuk berbagai keperluan.Simulasi berbagai skenario digunakan untukmengkaji dampak pembangunan waduk-wadukskala kecil dengan berbagai skenario perubahaniklim dan kondisi kekeringan yang berturut-turut.

2 Model Simulasi berdasarkan Hak GunaAirSistem pendukung keputusan untuk alokasi

air yang disusun berdasarkan hak guna air, danyang banyak diterapkan di berbagai negara antaralain adalah M0DSIM fLabadie, 1995), denganberbagai pengembangannya, misalnya K-MODSIMDSS, Decrsron Support System for River BasinManagement (Hwan Ko, 2005). MODSIM dirancanguntuk men8embangkan strategi wilayah sungai,untuk pengelolaan jangka pendek, jangka panjang,menghadapi kekeringan, analisis hak guna air, danmenangani konflik permasalahan perkotaan,pedesaan dan lingkungan. Optimasi fungsi tujuanakan menjamin pemenuhan air sesuai prioritasnya,berdasarkan hak guna air, atau penilaian ekonomi,sesuai dengan kondisi fisik, hidrologis serta aspekhukum dan kelembagaan wilayah sungai.

Berger et al. (2002) menjelaskan manfaatsistem pendukunB keputusan berbasis internet, diSungai Servier, Utah, Amerika Serikat. Bagianpaling sulit adalah menentukan aliran dasar,pembagian air dari tampungan, dan penentuanzona aliran. Adanya sistem pendukung keputusanuntuk alokasi air mempermudah perhitungan hak

guna air, yang dihitung secara tepat waku setiapharinya, dan dapat diakses melalui internet. Sistempendukung keputusan yang menghubungkanmodel dengan sistem pemantauan aliran sungai,bendung dan waduk ini memberikan informasitentang status hak guna air, dan jumlah air yangtersedia.

Sistem alokasi air di Rio Grande Hilir di Texasdikaji oleh Roman (2005) dengan menggunakanmodel Water Rights Andlysis Pockoge (WRAP).Dalam kajian tersebut dilakukan 3 buah simulasi,yaitu relokasi antar pengguna air, untukpengutamaan kebutuhan aliran di sungai, danpengelolaan kekeringan. Hasil studi menunjukkanbahwa air untuk rumah tan8ga dan perkotaandapat digunakan untuk irigasi dan aliranlingkungan tanpa memengaruhi keandalanpemakai air rumah-tangga dan perkotaan. fugadiusulkan berbagai strategi untuk meningkatkanefisiensi sistem secara menyeluruh, yangmembutuhkan perubahan peraturan dan kebijakanyang mendasar.

3 Model OptimasiModel optimasi mencari solusi yan8 optimal.

Metode ini pada umumnya memaksimalkan fungsituruan yang berupa manfaal atau meminimumkanfungsi kerugian, dengan batasan fungsi kendala.

Jika fungsi tujuan dan kendalanya berbentuklinear, maka optimasinya dinamakanpemrograman linear,

Pemrograman dinamik merupakan proseduroptimasi, yang penyelesaiannya dilakukan dalambeberapa tahap keputusan. Sedangkanpemrograman nonlinear mencakup teknikpencarian, pemrograman kuadratik, danpemrograman geometrik. Algoritma Benetikmerupakan teknik optimasi yang semakin banyakdigunakan pada optimasi irigasi, pemanfaatan airtanah, dan operasi waduk.

Teknik optimasi kerap kali dianggap terlalukaku dengan keterbatasan ruang gerak solusinya.Untuk permasalahan alokasi air, kenyataannyamodel optimasi yang meminimalkan fungsi penalti,atau memaksimumkan fungsi manfaat ini berfungsipula sebagai model simulasi, dengan menggiringair menuju pengguna air dengan prioritas dankemanfaatan yang lebih tinggi. Hal ini terlihat padamodel WRMM (lllich, 2001) dan model Aquarius(Alfieri et al., 2005). Keterbatasan model optimasiuntuk diterapkan pada permasalahan alokasi airadalah bahwa harus diberikan nilai keruSian ataumanfaat secara kuantitatif pada kondisikekurangan air, suatu hal yang sulit dilakukanuntuk evaluasi kinerja alokasi air yang padaumumnya bersifat multi kriteria.

Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 75

Page 10: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

4 Teknik Analisis MultikriteriaTeknik analisis multikriteria fungsinya

membandingkan, dan memberi urutan prioritasdari berbagai alternatil dimana penilaian

dilakukan berdasarkan berbagai kriteria. salah

satu ienis teknik analisis multikritcria yang

populer adalah ,4n alyticdl Hierarchy Process (AHP),

yang memberikan urutan prioritas alternatifberdasarkan kriteria yang terstruktur' Teknikuntuk menganalisis multi kriteria lainnya yang

lazim digunakan adalah (poyoff table), yangmerupakan aplikasi teori keputusan, dengan

membandingkan antara untung ruginya berbagai

tindakan pada berbagai kondisi yang mungkinteriadi; analisis penawaran (trade-off onolysis),

untuk mencari kondisi yang optimal; analisis apa

yang akan tciadi (what-if onalysrs), memprediksiapa yang akan teriadi iika suatu strategidilaksanakan; dan analisis sensitivitas (sensitivilyonalysis\, yang mengkaii dampak suatu srate8iterhadap perubahan skenario dan preferensi (Cai

dan McKinney, 1997).

Berbagai jenis metode evaluasi multi-kriteriaatau Multi Critcria Evaluarion Methods (MCEMI

dibandingkan oleh Mahmoud dan Garcia (2000)dalam mengevaluasi berbagai alternatifpengelolaan waduk Red Bluff di Sungai

Sacramento, California. Adapun metode multi'kriteria yang dibandingkan adalah rata-rataberbobot, atar weighted Averoge (WA); Preference

Ranking 0rgonization METHod for EnrichmentEvaluations (PROMETHEE ); CompromiseProgramming (CP), Elimination and Choice

Tronsl(rting REoliql (ELECTRE Il), dar. AnolyticdlHierarchy Process (AHP). Kaiian ini menempatkanmetode rata-rata berbobot yang paling unggul

berdasarkan kriteria konsistensi hasil, kemudahaninteraksi dengan pemakai, dan kegunaannya untukpara profesional maupun masyarakat awam.

Kelemahan metode analisis multi kriteria iniadalah bahwa proses yang terjadi, sepcrtibagaimana proses alokasi air dari mulaiketersediaan air, pengaturan bangunan air, dan airyang diberikan untuk berbagai keperluan, tidakdapat dimodelkan. Pada umumnya analisis multi-kriteria ini dilaksanakan setelah dilakukanberbagai analisis dengan metode simulasi atauoptimasi, yang memberikan hasil pada setiapalternatif untuk berbagai kriteria yang dinilai.

5 Sistem Pendukung Keputusan untukAlokasi air secara PartisiPatifPada masa lalu perencanaan dan pelaksanaan

alokasi air dilaksanakan sepihak oleh pengelolawilayah sungai, dan piranti lunak untuk alokasi aircukup dijalankan oleh pengelola wilayah sungaisecara individual. Seiring dengan perubahan

paradiBma pengelolaan sumber daya air membuatmasyarakat juga semakin berperan serta di setiap

tahap pengelolaan sumber daya air. Dengan

demikian diperlukan suatu sistem pendukungkeputusan alokasi air untuk mendukung proses

pengambilan keputusan secara kolektif olehmasyarakat penSSuna air, agar diperolehpemahaman yang sama dalam menuju suatu

konsensus bersama.

Pendekatan partisipatif yang menyertakanmasyarakat pengguna air dan pengelola wilayahsungai untuk mengambil keputusan bersama

dalam alokasi air pada dasarnya merupakan suatuproses negosiasi dalam mengatasi konflik untukmencapai konsesnsus bersama. Nandalal dan

Simonovic (2003) mengusulkan pendekatan sistem

untuk resolusi konflik alokasi air. Suatu

pendekatan sistem memiliki tiga Peranan dalam

memecahkan konflik yaitu 1) penyelidikan ilmiahmendefinisikan sistem yang terpengaruh dan

komponennya, mengindikasikan keterkaitan antarberbagai komponen; 2) menjelaskan karakteristikdari berbagai komponen, termasuk sistem fisik,ekosistem, dan masyarakat serta lembaga yang

terkena dampak, beserta keinginan dan tindakanyang dapat mereka lakukan; dan 3)

memperkirakan besarnya dampak yang akan

terjadi secara kuantitas fisik, maupun berdasarkansistem nilai dari masyarakat dan lembaga yang

terkait. Perbedaan dari pendekatan secara sistem

dibandingkan dengan pendekatan tradisionaldisajikan pada Tabel 2.

Selanrutnya Nandalal dan Simonovic (2003)menjelaskan bahwa DSS dapat dibagi atas

Individual DSS dan Group DSS fGDSt. Sistempendukung keputusan secara kolektifatau GDSS inidinamakan juga sebagai Negotiotion Supports/stem (NSS). Pada akhirnya NSS berkembangmedadi Negotiation Process Support System

(NPSS). Dalam NPSS terdapat beberapa teknik,yaitu teknik merencanakan bersama (collaborativeplonning), pendekatan konsensus, dan analisisskenario,

Untuk memfasilitasi pemangku kePentinganyang secara geografis terletak berjauhan, sehinggatidak mungkin melaksanakan pertemuan secara

fisik, Kersten (1989) memperkenalkan istilahInternet Negotiation Support System [INSS), yaitusistem pendukung keputusan yang berbasisinternel INSS ini memiliki fasilitas untukmenyatakan dan menilai preferensi, sistempenyampaian pesan, dan Penyaiian grafiskemajuan proses negosiasi. Sistem inimemungkinkan berbagai pihak unruk dapat

menyetu.iui dan memberikan komentar berbagaipilihan solusi melalui internet.

76 lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 2012: 1 - 10?

Page 11: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

NSS merupakan bagian dari DSS untuk

cukup baik. Menurut Kersten (1989) penyebabnyaadalah 1J para pimpinan dan profesional telihsemakin akrab dengan DSS;dan komunikasi akan menudunia maya; 3) tekanan wadan semakin kompleksmendorong penggunaan DSS dan NSS; dan 4Jbertambah mudah digunakannya NSS, denganvisualisasi data dan teknik multimedia.

negosiasi, vertikal dan horizontal, didukung olehpenelitian dan pengembangan partisipatoris untukmemecahkan konflik yang memberikankeuntu ngan kepada pihak-pihak yang bersengketa,dan tetap meniaga keberlaniutan lingkungan.

Maksud

Kurun waktu

Saat penerapan

Respon pemilik kepentingan

Fokus

Penanganan kompleksitas

Tanggung jawab terhadap konflik

Pendekatan sistem

Jangka panjanE

Sebelum konflik memuncak

Reflektif dan terbuka

Sistem

Dialog

Peran masing-masing dalam konflik

GDSS 198sGroup DecisionSupport System

NSS 1989Negotiation

Support System

DSS 1982Decision Support

System

CAORe 2007Computer

Assisted Disput€Resotution

tosslndividual

Decision SuppoASystem

Gambar 1 PerkembanBan sistem pendukung Keputusan sampai saat rni, Modifikasi dari NandarardanSimonovic (2003)

Pendekatan tradisional

Jangka pendek

Setelah konflik memuncak

Eertahan

Oposisi individual

Menyalahkan pihak lain

JurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 77

Tabel2 Pendekatan Sistem untuk Resolusi Konflik (Nandalal dan Simonovic, 2OO3)

rNSS 2006lnl€met

NegotiationSupport System

-,]

Polarisasi

Page 12: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Assimacopoulos (2004), serta Apostolaki dan

Assimacopoulos (2007) memaparkan pengalamanurces'

:fi:indria,

daerah aliran sungai Nil, di Mesir.

Carraro (2005) menyatakan bahwa sesuai

dengan fungsinya, NSS daPat dibagi atas: a) sistem

persiapan negosiasi, mendukung perencanaan

itrategis sebelum negosiasi atau juga sebagai

sistem informasi negosiasi, yang menunjang pada

saat ne8osiasi; b) sistem pendukung konteks

negosiasi, yang fokus pada perilaku sistem,

peikembangan dan pemilihan strategi; dan c)

sistem pendukung proses neBosiasi atau

Negotiation Process Support System (NPSS) yang

membantu proses neSosiasi dan dinamikanya,

mengidentifikasi hal-hal yang disetu,ui oleh pihak

yang bertikai.

a) Model Simulasi Alokasi Air Generik

Penggunaan model simulasi alokasi air

generik, ieperti DSS-Ribasim, M0DSIM, WEAP, dan

Mtxg-Sasin juga dapat digunakan untuk

permasalahannya; pemasukan data pada lokasi

iertentu; menguji seberapa jauh berbagai asumsi

berbeda itu memengaruhi keputusan yang akan

diambil; dan melaksanakan simulasi dengan

berbagai skenario dan strategi Kesertaan

masyarakat ini akan menimbulkan rasa memilikibahwa keputusan dan model komputer ini adalah

milik bersama.

b) Perencanaan Visi Bersama

Pendekatan Shared Vision Plonning (SVP)

dimulai sejak tahun 1970 oleh U.S. Army Corps

dalam merevisi strategi Pengelolaan Sungai

Potomac, secara partisipatif (lmwiko et al" 2OO7)'

Pendekatan ini berkembang pada tahun 1988,

coba pelaksanaannya pada pengelolaan kekeringan

di lima daerah aliran sungai, dengan sukses besar

terkait (Lorie et al., 2007).

SVP meruPakan suatu Pendekatan

menyertakanperencanaan.1) identifikainventarisasiperumusan rencana alternatif; 4) evaluasi rencana

alternatif; 5) membandingkan rencana alternatif;dan 5] memilih rencana yang direkomendasikan'Perenianaan "tradisional" ini dipandang sebagai

pilar pertama dari SVP.

Pilar kedua SVP adalah partisipasi

stakeholder secara terstruktur. Pendekatan yang

Metode ini mengelompokkan partisipan menurutperanannya dalam studi, di samping memelihara

komunikasi antar kelompok. Terdapat 4 Perananstokeholder, yaitu 1) pembuat model; 2) pengguna

model dan yang memvalidasi; 3J semua pihak yang

tertarik; dan 4) pembuat keputusan Lingkaran

pada Gambar 2, menunjukkan hahwa stokeholderpada suatu lingkaran akan memberi kepercayaan

penuh atas hasil-hasil yang dicapai oleh

stokeholder pad'a lingkaran di dalamnya'

alternatif secara real-time; keluarannya memang

diperlukan oleh seluruh stakeholder; model harus

dipat diandalkan, and cukup detail, agar dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan yang

,"b"nr.nyr. Model yang banyak digunakan dalam

SVP selama ini antara lain adalah STELLA yang

merupakan model dinamika sistem, dan Microsoft-

Excel.

Keunggulan pendekatan sVP ini adalah

kemampuan untuk menggambarkan keterkaitan

antar unsur dari sistem yang sangat rumit, yang

dimungkinkan dengan penggunaan modei

-t JurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 2012: 1- 102

Page 13: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

komputer secara transparan; dan kemampuanuntuk menyimulasikan berbagai skenario danrencana alternatif, dalam waktu yang sangatsingkat, dan memungkinkan para perencanabersama pemangku kepentingan untuk menjawabberbagai peftanyaan "bagaimana jika" atau what if.

D

dalam studi pengelolaan sumber daya air pada saatkekeringan, telah dilaksanakan secara intensilManfaat dari model visi bersama ini, sesuai dengannamanya adalah konsensus akan dapat dicapai,sebab semua pihak berpartisipasi dalampengembangan model. Meskipun demikian, jikajumlah pemilik kepentingan yang terlibat konflikbegitu banyak, teknik lain, misalnya dengankuesioner, mungkin akan lebih berhasil. Michaud(20091 menyusun berbagai kriteria untukmengevaluasi penerapan model kolaborasi diAmerika Serikat, pada beberapa kasus yangdisajikan pada Tabel 3-

Metode kolaborasi yang serupa dengan SVPadalah Sandia, yang dikembangkan oleh SandiaNational Laboratories, bekeiasama dengan US

Army Corps of Engineer, juga menggunakanpendekatan parrisipatif, dengan bantuan denganmodel simulasi dinamika sistem. Perangkat lunakdinamika sistem yang digunakan pada umumnyaadalah Powersim. Penerapan metode ini antaralain di Sungai Rio Grande dan Sungai San Fransisco

[Lowry et al. 2007).

Di Mediteranian, Fedra (2007J menyertakanmasyarakat dalam proses pengambilan keputusanalokasi air melalui tahap: 1J identifikasi individuatau kelompok masyarakat yang relevan, dengankuesioner yang untuk mempermudah danmemperluas jangkauan disebarkan melaluiinternet; dan 2) Lokakarya pemilik kepentingan,

Pendekatan kolaborasi

Kerangka kerja: SVP

Piranti lunak: Stella, Excel

Kerangka kerja: Sandia

Piranti lunak: Powersim

Kerangka kerja: SVP

Piranti lunak: Excel

Xerangka kerja: Sandia

Piranti lunak: Powersim

-o

B6

c ,Mbk,E3P6*

4.,*,.,-,*..,,*

q

q

fal

Gambar 2 Stakeholder dalam SVP (Cardwell, 2008)

Pendekatan SVP ini terlihat menjanjikan jikaditerapkan pada konflik yang masih baru atauintensitasnya masih rendah, sebelummempertimbangkan alternatif hukum atau politik;atau konflik dengan intensitas yang lebih tinggi,dimana telah dicapai kesepakatan, atau insentifmemelihara berjalannya proses [Lund dan Palmer,1997), Cardwel et al.. (2008J melaporkan bahwapengembangan dan aplikasi model visi bersama

Kasus Studi

Lake Ontario-St.

Lawrence River

Study

Middle Rio

Grande Basin

Study

N orthern

California Drought

Preparedness

Plan n ing

Upper Gila/san

Francisco River

Basin Study

langka waktu Sasaran

2000-2008 Pengaturan muka airDanau Ontario untukmengakomodasikebutuhanstakeholder

2001-2002 Perencanaanpenyediaan air tiganegara bagian

2004-2007 Program pengeiolaan

kekeringan secarakomprehensif diEldorado, California

2005-2007 Sistem pendukungkeputusan untukmendukungperaturan tentang air2004 di Arizona

Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 20L2 : 1 - 102 79

I

Tabel3 Kasus Proses Kolaborasi Pemodelan {Michaud, 2009)

Page 14: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

untuk menBenalkan masyarakat pada proyek, serta

menyerap aspirasi masyarakat Model simulasi

OPTiMA ini dapat diakses metalui internet oleh

para pemangku kePentingan.

c) Prolil Pengambilan Keputusan secaraKolaborasi dengan Bantuan Komputer

lstilah Collabordrive Computer Aided Decision

Moking ini dipopulerkan oleh U.S. Army Corps ofEngineer melalui rangkaian publikasi SVP, antara

tain Imwiko et al. (2007), stephenson et al. (2007),

dan Michaud (2009). Imwiko et al. (2007J telah

melaksanakan survei pengambilan keputusan

secara kolaborasi dengan bantuan komputer, dan

yang banyak digunakan adalah model simulasi

iina.ik" iitt"tn Stella, Powersim, dan Vensim; dan

5) partisipasi masyarakat pada umumnya pada

tahip pengumpulan data, dan iuga pada tahap

pengembangan model, serta evaluasi alternatii

SPK UNTUK PERENCANAAN ALOKASI AIRDI INDONESIA

1 Perkemban8an SPK untuk PerencanaanAlokasi Air di lndonesialmplementasi sistem pendukung keputusan

untuk alokasi air strategis di Indonesia dimulai

menyusun rencana alokasi air strategis di Jawa

Barat bagian utara. Model simulasi alokasi air DSS-

Ribasim pada akhir-akhir ini juga digunakan pada

berbagai studi penyusunan pola dan rencana

pengeiolaan sumber daya air, antara lain oleh

Yulistiyanto dan Kironoto [2008) pada penyusunan

rencana pengelolaan sumber daya air di Wilayah

Sungai Progo-Opak-Serang.

DSS-Ribasim iuga telah digunakan untukmengatasi konflik air pada saat pengisian awal

Waduk Cirata pada tahun 1990 yang menyebabkan

Waduk Jatiluhur tidak menerima air dari Waduk

Saguling selama beberapa bulan. Puslitbang

eengairin dan Delft Hydraulics (1990) telah

melaksanakan berbagai simulasi DSS Ribasim

berdasarkan skenario kondisi hidrologi dan

lamanya pengisian Waduk Cirata. Hasil simulasi initelah digunakan sebagai sarana negosiasi antara

pihak Proyek Otorita Jatiluhur [POl) yang

mengelola Waduk )atiluhur, dan Perusahaan Listrik

Negara (PLN) sebagai pengelola Waduk Saguling

dan Cirata pada saat itu

Piranti lunak lain yang telah populer

digunakan di tndonesia adalah Woter Resources

Minogement Model (WRMM) yang dikembangkan

oleh lllich (2001J, dan iuga digunakan dalam

alokasi air secara tepat wal(tu. Di samping ifu,

akhir-akhir ini semakin banyak ditemui

penggunaan Ms-Excel dalam mendukung

p"."n."nr"n alokasi air Pada DAS yang sederhana

(Hatmoko,2006).

Febriamansyah (2006) menggunakan metode

AHP untuk menyusun alternatif alokasi air yan8

paling bisa diterima oleh para pengguna air di

sepanjang Sungai Tampo di Provinsi Sumatera

Birat, berdasarkan penilaian sosio-institusional

memprediksi dampak yang akan terjadi ,ika dipilihsuatu strategi, berdasarkan atas suatu skenario

tertentu.

2 Kebutuhan SPK untuk PerencanaanAlokasi Air di Indonesia

Untuk dapat merumuskan bagaimana

penerapan sistem Pendpengelolaan alokasi ai

pengguna air, makakondisi wilayah sungaiaspek fisik kondisi alam, infrastruktur buatan

manusia, masyarakat pengguna air, pengelola

wilayah sungai, serta hukum dan kelembagaan

yang ada.

a) Kondisi Wilayah Sungai di Indonesia

Kondisi alam wilayah sungai di Indonesia

pada umumnya hanya sebagian kecil wilayah yang

mudah diakses dengan sarana transpoftasi yang

ada, sebagian besar masih sulit dijangkau'

Sementara kondisi hujan tropis sangat bervariasi

Kinerja bangunan air untuk mengatur alokasi airpada umumnya kurang baik, karena kurangnya

pemeliharaan, serta rehabilitasi dan kalibrasi'

b) Pengguna AirTingkat pendidikan dan pen8etahuan parir

pengguna air pada umumnya sangat beragam'

i".*ikilrn petani pemakai air sebagian besar

berpendidikan rendah, tetapi memiliki kearifan

80 Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. L, Juni 2012r 1- 102

Page 15: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

lokal, pengalaman bertani dan mengatur air yangdiwariskan turun-temurun. Pada umumnya parapemilik kepentingan belum memahami prosesperencanaan alokasi air, terutama mengenaipenentuan skenario, dan peranan sistempendukung keputusan dalam penyusunan strategi.Sedangkan di pihak pengelola wilayah sungai,tersedianya sumber daya manusia yang trampiliuga meniadi salah satu permasalahan utama.

c) Perangkat HukumDi lndonesia, walaupun telah disusun

rancangan Peraturan Pemerintah tentang HakGuna Air, tetapi kenyataannya sistem alokasi air dilndonesia belum sepenuhnya mengikuti sistem hakguna air, melainkan masih menggunakan sistempasten (Dinar et al., 7997). Dengan sistem pastenini diusahakan agar semua daerah irigasimendapat iatah air dengan pasten atau konstantafaktor k, yaitu rasio antara pasokan air dengankebutuhan air, yang sama. Sistem yang telahdijalankan seiak zaman Belanda ini memang tidakmendorong peningkatan efisiensi air, tetapi sangatmendukung prinsip keadilan sebagai salah satuunsur utama pengelolaan sumber daya air terpadu.Untuk sistem alokasi air di lndonesia yang tidakberdasarkan hak atas air, maka DSS yangberdasarkan pada hak atas air, seperti MoDSIMkurang tepat diterapkan. Sebaliknya DSS yangdapat membagi air secara proporsional sepertiDSS-Ribasim dan model alokasi air dari Ms-Excel[Hatmoko, 1998) akan lebih mudah digunakan diIndonesia.

d) Sistem Pendukung Keputusan AlokasiAirPada saat ini, para pemilik kepentingan,

termasuk para pengelola wilayah sungai diIndonesia belum memiliki akses pada sistempendukung keputusan untuk alokasi air. Sistempendukung keputusan hanya digunakan olehkonsultan sebatas untuk penyusunan laporan studipola dan rencana. Sementara laporan hasil studipola dan rencana sering kali tidak transparandalam pengungkapan data, proses dan hasil studi.Belum adanya sistem pendukung untukperencanaan taktis dalam mengevaluasi pemberianizin penggunaan air telah membuat keputusanpemberian izin menjadi rangkaian rapat-rapatyang berkepanjangan.

e) Kriteria SPK untuk perencanaan alokasiairBerdasarkan bahasan mengenai hukum,

kelembagaan, sistem pendukung keputusan untukperencanaan alokasi air di Indonesia diharapkanmemenuhi kriteria-kriteria: (1.J SPK tersebut harusdapat digunakan sebagai sarana negosiasi dalammencapai konsensus; (2) berorientasi pada data

untuk menya.iikan data agar didapat kesamaanpersepsi; (3) memiliki fasilitas untuk mengelolaberbagai skenario; [4) memiliki model untukmengkaji dampak berbagai strategi alokasi air; (5)memiliki fasilitas untuk mengelola pangkalan datapengetahuan dan pengalaman yang ada (knowledgebase); dan (6) mampu mengakomodasl sistemalokasi air yang berdasarkan pada prinsip keadilanbersama,

Sistem pendukung keputusan yang telahdigunakan dalam proses penyusunan perencanaanalokasi air strategis, sebaiknya juga digunakandalam implementasinya, yaitu pada perencanaanalokasi air taktis atau tahunan. Komponen pentingyang harus ada dalam SPK ini harus mampu untuk:1) meramalkan ketersediaan air ke depan; 2)mengakomodasi berbagai skenario yangdiantisipasi, dan 3) memberikan indikasi dampakyang akan terjadi jika suatu alternatif alokasi airdilaksanakan.

STUDI KASUS ALOKASI AIR DI DASCISADANE

1 Kondisi Wilayah StudiSebagai studi kasus untuk mengkaii

implementasi sistem pendukung keputusan untukalokasi air secara partisipatoris di wilayah sungai,dipilih Daerah Aliran Sungai (DASI Cisadane, yangmerupakan bagian dari Wilayah Sungai 6 CiCidanau- Ciujung- Cidurian- Cisadane- Ciliwung-Citarum. Studi perencanaan sumber daya air olehDelft Hydraulics (19891, IWACO (1994J dan DelftHydraulics (2001J mengharapkan wilayah sungaiyang terdiri atas gabungan dari enam buah DAS ini,dapat mendukung kebutuhan air rumah tangga,perkotaan dan industri kota metropolitan lakarta,di samping memenuhi kebutuhan pokokmasyarakat dan irigasi pada DAS masing-masing.

Daerah Aliran Sungai Cisadane, dengan Iuas5.456 km, termasuk dalam Wilayah Sungai 6 CiCidanau-Ciuiung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum. DAS Cisadane ini meliputi wilayahadministratif Provinsi Jawa Barat, yang terdiri atasKabupaten Bogor dan Kota Bogor; dan ProvinsiBanten, yang meliputi Kabupaten Tangerang, KotaTangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Eangunan air penting di DAS Cisadane adalahBendung Empang yang mengairi daerah irigasiseluas 6.661 ha dan Bendung Pasarbaru yangmengairi daerah irigasi Pasarbaru Barat seluas21.793 ha, dan daerah irigasi Pasarbaru Timurseluas 9.143 ha. Selain itu rencana pengembangansumber daya air di DAS Cisadane terutamadiarahkan untuk menunjang pemenuhankebutuhan air baku untuk Jakarta bagian barat,yang saat ini dialirkan melalui Serpong. Dari neraca

Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1 - 102 81

Page 16: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

air Sungai Cisadane di Bendung Pasarbaru yang

disajikan pada Gambar 3 terlihat bahwa pada bulan

Juli, Agustus, dan September ter)adi defisitpenggunaan air.

Harian Kepala Dinas Sumber Daya Air dan

Pemukiman Provinsi Banten. Anggota dari unsurpemerintah berlumlah 12 oran& dan dari unsur

non pemerintah 9 orang.

3 Sistem Pendukung Keputusan untukPerencanaan Alokasi AirBerbagai sistem pendukung keputusan untuk

perencanaan alokasi air telah diterapkan di DAS

tisadane. Mulai dengan Delft Hydraulics dan

Puslitbang Pengairan (19891 yang menggunakan

DSS-Ribasim untuk perencanaan strategis sumber

daya air di lawa Barat bagian Utara, yang

dilaniutkan dengan studi Sarana Bhuana laya(2005J dengan skematisasi yang disajikan pada

Gambar 4. Untuk alokasi air secara tepat waktupada Sungai Cisadane di Bendung Pasarbaru telah

disusun model WRMM oleh Basin Water Resources

Management Project (Virama Karya,2000) Versi

Ms-Excel yang relatif lebih sederhana dari model

Ribasim dan WRMM untuk alokasi di Sungai

Cisadane telah disusun oleh Hatmoko (20061 yang

diialankan dengan menggunakan instruksi makro

untuk mengkaji dampak pembangunan rencana

bendungan Parungbadak terhadap peningkatan

keandalan penyediaan air irigasi dan air baku di

Sungai Cisadane.

Model simulasi generik, seperti DSS-Ribasim

dan WRMM dapat digunakan secara partisipatorisdi DAS Cisadane, dengan menyertakan anggora TK-

PSDA, Dewan Sumber Daya Air Provinsi lawaBarat, Dewan Sumber Daya Air Provinsi Banten,

dan masyarakat pengguna air lainnya dalam

penyusunan ske tata air,

perumusan sasara uPaYa dan

dampaknya. Peran ngguna airdalam menentuka ini daPat

dilaksanakan dalam Pertemuan Konsultasi

Masyarakat (PKM), yang menurut Keputusan

Me[teri PU no.22/2009 tentang Penyusunan Pola

Pengelolaan Sumber Daya Air, harus dilaksanakan

minimal dua kali.

Penggunaan model simulasi generik untukalokasi air ini sangat sesuai untuk analisis skenario"bagaimana jika" atau whdt-iI, dar, masyarakat

dapat mengemukakan usulan gagasan uPaya-upaya

yang dapat diketahui dengan mudah dampak yang

akan dihasilkan. Hasil dari dampak suatu upaya

peningkatan kineria alokasi air, sebagaimana pada

permasalahan sumber daya air lainnya, pada

umumnya bersifat multi kriteria. Hasil yang

serta kualitas air. Pemilihan strate8i atau upaya

berdasarkan banyak kriteria ini sering kali sulit

t-

Gambar3 Neraca Air Sungai Cisadane di Bendung

Pasarbaru

2 Kelembagaan Pengelolaan Sumber DayaAirPengelola DAS Cisadane adalah Balai Besar

Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, yang

menlpakan lembaga di bawah Direktorat JenderalSumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum

Di sampin8 itu untuk irigasi diantara 1.000 sampai

dengan 3.000 ha, dikelola oleh Dinas Sumber Daya

Air dan Permukiman Provinsi Banten dan Dinas

Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Sedangkan

untuk irigasi dibawah 1.000 ha dikelola oleh

kabupaten,/kota terkaiL

Secara formal, keberadaan para pemangku

kepentingan pada wilayah sungai 6 Ci yang

meliputi berbagai pengguna air, dengan

kepentingan yang berbeda tersebut diwakili dalam

forum Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya

Air (TKPSDA) 6 Ci. Organisasi TKPSDA initerbentuk berdasarkan Kepufusan Menteri

Peke4aan Umum Nomor 594/KPTS/Nl/2010tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan

Sumber Daya Air Wilayah Sungai Cidanau - Ciujung- Cidurian - Cisadane - Ciliwung - Citarum (WS 6

Ci). Tim terdiri atas 96 anggota, dimana

seten8ahnya dari unsur pemerintah pusat,

provinsi, dan kabupaten/kota; sedangkan sisanya

non pemerintah, berupa lembaga swadaya

masyarakat,

Pada saat ini yang secara nyata sudah aktifberjalan sebagai perwakilan para pemangku

kepentingan di DAS Cisadane adalah Dewan

Sumber Daya Air Provinsi Banten, yang dibentukberdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomo

615.05/Kep.187-Huk/2008, Tanggal 30 April 2008,

diketuai oleh Gubernur Banten, dengan Ketua

82 .lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No, 1, Juni 201217 - ],o2

Page 17: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

dilaksanakan secara sepakat oleh seluruhpemangku kepentingan. Agar dapat diperolehkonsensus bersama, maka suatu sistem pendukungkeputusan analisis multi kriteria akan sangatmembantu para pemangku kepentingan.

Salah satu jenis sistem pendukung keputusanuntuk analisis multi kriteria adalah AnalyticalHierarchy Process (AHP), yang dapat menyatukanpreferensi para pemangku kepentingan dalammenentukan urutan prioritas upaya atau strategiPerencanaan alokasi air.

fika penerapan model DSS-Ribasim danWRMM mengalami resistensi dari masyarakat parapemangku kepentingan karena dianggap buatanluar negeri, maka sebagai alternatif dapat dicobamenggunakan pendekatan perencanaan visibersama atau sftared vision planning [SVP). Denganpendekatan SVP ini, masyarakat dapat ikut sertaberperan aktif men5rusun model, memasukkandata, dan merumuskan alternatif pengelolaanalokasi air dengan bantuan model dinamika sistemPowersim, Stella atau Vensim, di sampingmenggunakan Ms-Excel yang telah dikenal secaraluas. Akan tetapi pendekatan ini hanya dapatdilaksanakan pada para pemangku kepentingandengan tingkat pendidikan dan pemahaman yangcukup terhadap permasalahan sumber daya air.

4 llustrasi PengBunaan Model Alokasi AirMs-Excel secara PartisipatorisSebagai ilustrasi, iika dilakukan perencanaan

alokasi air di DAS Cisadane secara partisipatoris,maka model Ms-Excel pada Gambar 5 diharapkanakan dapat digunakan untuk membantumemberikan solusi pada kondisi saat ini danberbagai usulan solusi pemenuhan kebutuhan air.

Kondisi saat ini dapat diperlihatkan denganmelakukan simulasi dengan debit andalan Q800/0,dan hasilnya adalah kekurangan air di DaerahIrigasi (DIl Pasarbaru BaraL Pasarbaru Timur, danDI Empang, sementara air baku tidak kekuranganair sebab diberi prioritas utama. Untukmenanggulangi kekurangan air di DI PasarbaruBamt dan Timur, maka diusulkan pembangunanWaduk Parungbadak dengan kapasitas 500 juta m3.

Hasil simulasi menuniukkan bahwa kekurangan airdi DI Pasarbaru dapat ditanggulangi secarasempurna. Simulasi dapat pula dilakukan untukmengkaji situasi penambahan pengambilan air. Jikaada permintaan iiin pengambilan air dari investoryang akan membangun kawasan industri danpermukiman, membutuhkan air 2 m3/s, makasimulasi memberikan hasil bahwa kondisikekurangan air irigasi DI Pasarbaru akan semaHnparah.

Gambar 4 Skematisasi DAs Cisadane denBan DSS-

Ribasim (sarana Bhuana Jaya, 2005)

Gambar 5 Model Ms-Excel untuk DAS Gsadane(Hatmoko, 2006)

e P.Dno ft!.,5v,rt (r)

83Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No- 1, Juni 2012 : 1- 102

Page 18: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Dengan kekurangan air yang teriadi sampai

dengan akhir 0ktober, maka akan mengganggu

awal tanam, yaitu pada tahap persiapan lahan

irigasi, jadi sebaiknya permintaan investor

tersebut ditolak. Solusi kompromi adalah dengan

mengizinkan kawasan industri mengambil airsebesar 1m3/s, dan hasil simulasi menunjukkanbahwa kekurangan air irigasi pada akhir oli:tobertidak separah pada pengambilan 2 m3/s

DAFTAR PUSTAKII

Alfieri, 1., P. Perona, and P. Burlando 2006' OPtimol

water Attocotion fot on Alpine Hydropower

System Under Chonging Scenorios' WaletResources Manatement 20, no.5 (May):

76L-778.

Apostolaki, S. and D. Assimacopoulos. 2007'

lntegroting Visioning , RIDA ond DSS

octivities in Alexondrio. 2nd SWITCH

Scientific Meeting, Tel-Aviv, lsrael,25 - 29

November 2007

Assaf, H-, E. van Beek, and Labadie, 2008 Gene c

Simulotion Models For Focilitoting

Stokeholdq lnvolvement ln Woter

Resources Plonning ond Monogement: A

Comporison, Evoluotion, ond ldentificotion

of Future Needs, US Department of Ener8y

Publications, University of Nebraska,

Lincoln.

Assimacopoulos, D. 2004. An lntegroted Decision

Suppoft System fot the evoluotion of woter

monogement stotegies. ln IDS-Water

Europe web conference'

htlo : //www. id sw ote r. com / co m m on/P oDe t/Paoer 75/AssimocoDolous.Ddf. Download

date 11 December 2011.

Bappenas, 2@7. The New Water Policy in lndonesio,

The State Ministry of National

oevelopment Planning / National

Development Planning Agency, lakarta

Berger, Bret; Roger O. Hansen; Arlen Hilton, 2002'

Using the wo d-wide-web os o support

system to enhonce woter monogement'

lr gotion Advisory Services ond

Porticipotory Extension in lffigotion

Monagement workshop orgonised by FAO

- ICIO, no. JulY.

Cai, X., dan D.C. McKinney, !997. A Multiobiective

Anolysis Model for Negotidtions in Regionol

Woter Resources Allocotion, Proc, ASCE

Specialty conference on Water Resour'

Plan. and Mgt., ASCE, P.5L0-515, New

York, NY.

Cardwell, H., Stacy M. L. and K. Stephenson 20OS'

The Shored Vision Pldnning Primer: How to

incorPorote comPut dided disqute

resolution in woter resources plonning' U'5'

Army Corps of Engineers, Washington DC'

Carraro, C, Marchiori, C. Dan A. SSobbi, 2005'

Applicdtions of Negotiotion Theory toWoter tssues. FEEM Working Poper No'

65.05 University co' Foscori of venice,

Dept, of Economics Research Popet Series

No. 09/06 World Eonk Policy Reseorch

Wo*ing Popet No. j641. Washington DC'

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa adanya sistem

pendukung keputusan yang berbasis pada

masyarakat pengguna air akan mendukunB proses

negosiasi alokasi air dalam mencapai konsensus

beisama. Pada beberapa negara, sistem pendukung

keputusan untuk alokasi air telah berkembang

Pendukung neSosiasi, sistemsi berbasis internet, dan

konflik. PeneraPan berbagai

Putusan tersebut di lndonesia

masih perlu disesuaikan dengan kondisi

masyarakat, kelembagaan dan alam wilayah sungai

di Indonesia.

Untuk mendorong keterlibatan masyarakat

dalam pengelolaan alokasi air, maka perlu

dikembangkan sistem pendukung keputusan untuk

tahunan dan pemberian izin penggunaan air; sertapelaksanaan operasional alokasi air secara tepat

waktu.

Proses pengambilan keputusan secara

partisipatoris dengan bantuan SPK ini dapat pula

pengelolaan sumber daya air untuk kepentingan

masyarakat luas.

Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 201.2t 7 - lO2

Page 19: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Carraro, Carlo, Carmen Marchiori, and AlessandraSgobbi. 2005. "Applications of NegotiationTheory to Water lssues." SSRN Electroniclournal. doit70.2739/s*n.722362.http://ssrn.com,/pa per=722362. Downloaddate 11 December 2011.

Delft Hydraulics dan Puslitbang Pengairan, 1989.Moin Report Cisodone-Cimonuk lntegrdtedWotet Resources Development Study (BTA-155 Project), Pusat Litbang Pengairan danDelft Hydraulics, Bandung.

Delft Hydraulics dan Puslitbang Pengairan, 1990.Ciruta ReseNoir lmpounding Policy, PusatLitbang Pengairan dan Delft Hydraulics,Bandung.

Delft Hydraulics, 2OO7. Moin Report Jobotobek WoterResources Monogement Study UWRMS),Ministry of Public Works, Jakarta.

Dinar, A., Rosegrant, M.W., dan R. Meinzen-Dick,7991. Woter Allocotion MechonismsPrinciples and Exomples, Policy ReseorchWorking Poper 7779, The World 8ank.Washington DC.

Febriamansyah, R., 2006. The Llse ol AHP (TheAnolytic Hierdrchy Process) Method Fotlrrigation IWACO, DHV, Delft Hydroulics,1994. Jdbotobek Wotq ResourcesMonogement Study, Finol Report, Ministryol Public WorksWotet Allocotion ln A SmollRiver Sosin (Case Study ln Tompo RiverBosin lo West Sumotro, lndonesio),Eleventh biennial global conference ofIASCP, Survival of the commons: Mountingchallenges and new realities, Bali 19-23Juni 2006.

Fedra, K., Kubat, M., dan Mara Zuvela.2OO7. WoterResources Monogement : EconomicVoluotion ond Porticipotory Multi-CriterioOptimizotion. Proceedinq of the SecondIASTED lnternotionol Conlerence: !23-728.Honolulu, Hawaii.

GWP-TAC, 2OOO. lntegroted Woter Resources

Mondgement, TAC Bockground Popers no.4, Global Water Partnership, Stockholm,Sweden.

GWP dan INBO, 2009. A Hondbook for lntegrotedWoter Resources Monogement ln Bosins,Global Water Partnership dan lnternationalNetwork on Basin Organizations, Sweden.

Harnanto, A., dan F. Hidayat, 2004. Woter Allocotionin the Bruntos Rivet Bdsin, ConJlic'ts ond ltsResolutions. Proceeding APHW, Kyoto.Paper lD 56-FWR-A403.

Hatmoko, W., 1998. Simulotion Model for WoterAllocotion using Lotus-723, Prcceeding TheTenth Alro-Asiqn Regionol ConJerence,lCtD, Bali, 19 - 24 )uly 1998. lCiD.

Hatmoko, W.2006. Modeling ol Reol-Time WotetAllocotion Plonning in lndonesio, tCtOProceeding of the 3rd Asian RegionalConference, Kuala Lumpur, page 433, 1-12

Hermans, L. M,2OO7- Usinq stokeholder onolysis toincreose the effectiveness ond relevonce ofwoter resources systems modeling,Proceedings of a symposium field duringdie Sixth IAHS Scientific Assembly atMaastricht, The Netherlands.

Hwan Ko, l. 2OO9. Development of o Decision SupportSystem for lntegroted Water Resources

Monagement of the Citorum River Bosin.

Wotel. ADB, Jakarta

llich, Nesa. 2OOl. The Senefits of Replocing LP Solversin Eosin Allocation Models with oGenerolized Non-Lineor EvolutionoryNetwotk Flow Solver (SFEP). World WaterCongress 2001, no. 1: 47-47.

lmwiko, A., Kiefer, J.C., Werick, W.J., Cardwell, H. E..

dan M. A. Lorie. 2007. Literoture Review oIComputer- Aided Colldborotive DecisionMoking. Walet Resources. U.S. Army Corpsof Engineers, Washington DC

IWACO, DHV, Delft Hydraulics, 7994. lobotobekWotet Resources Monagement

'tudy, Finol

Report, Ministry of Public Works, Jakarta

Kersten, G- E. 1998. Negotiotion Support Systems ondNegotioting Agents. Colloque SMAGET - 5ou 8 Octobre 7998. Loxenburg, Austtio.

Labadie, John W. L995. MODSIM:Decision SuppotiSystem for lntegroted River Bosin

Monogement. Colorado State University,Fort Collins.

Leemhuis, C. , Jung G., Kasei R., dan J. Liebe, 2009.The Volto Bosin Woter Allocotion System:ossessing the impact of smollscolereseNoir development on the watetresources oI the Volto bosir, West Africa,Adv. Geosci., 21, 57-52,2W9

Lorie, Mark A-, and Hal E. Cardwell. 2007.Colloborotive Modeling for WoterMandgement. Southwest Hydrology,July/August 2007.

Loucks, D. P.; Stedinger, J. R.; dan Haith, D. A. 1981.Woter Resources Systems Plonning ondMo nogement. New Jersey, Prentice-Hall.

lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 85

Page 20: Teknik idraulik - repository.unpar.ac.id

Loucks, D. P. dan E. Van Beek, 2005. Water Resources

Systems Planning and Management, An

lntroduction to Methods, Models and

APPlications, UNESCO, Paris.

Lowry, Thomas 5, Suzanne A Pierce, Vincent C

Tidwell, and William O Cain.2007 Mercing

Spotiolly vo ont Physicol Process Models

under on Optimized Systems Dynamics

Framework. Sandia National Laboratories

Albuquerque, New Mexico 87185 and

Livermore, California 94550.

Lund, Jay R, and Richard N Palmer. 1997 ' Wotet

Resource System Modeling Jot Conflict

Resolution. Water Resources Update

3/108.

Mahmoud, M, and L Garcia 2OO0 Comporison oldiffercnt multic tetio evoludtion methods

for the Red Eluff diversion dom'

Environmental Modelling and software 15'

no.5 (JulY):471478.

Mayasari, R. 2OO8. Applying hydro-inJormotics to

introduce IWRM in Asion river bosin, The

Cose ol the citorum Rivet Bosin in

lndonesio. NARBO.

Michaud, William R. zOO9. Performance Meosures to

Assess the Benefits of shored vision

Plonninq ond other Colloborqtive Modeling

Processes U.S. Army Corps of Engineers

Nandalal, KDW, and S.P. Simonovic. 2OO3 ,tqte-of-the-ort rcport on systems onolysis methods

for resolution oJ conflicts in wotet

rcsource s monogeme,t UNESCO, Paris'

Power, D.J. A Brief History ol Decision Support

Systems. DSSResources.COM, World wide

Web,

http://DsSResources.CoM/history/dsshisto

ry.html, version 4.0, March 10,2007'

Roman, M. O. S.,2OOS Systemotizqtion Ol Water

Allocotion Systems: An Engineering

Approqch. PhD. Dissertation, University of

Connecticut.

Sarana Bhuana Jaya ,2005. Loporon Akhir Penyusunon

Neroco Ait Nosionol (Tdhoq "r,

oitjen

Sumber DaYa Air, Jakarta

Sechi, Grovanni M, dan Andrea Sulis- 2010'

lntercomporison oJ Generic Simulotion

Models Jor Water Resoutce Systems'

Stephenson, K, shabman, L dan S Langsdale, 20oT'

Computer Aided Dispute Resolution:

Proceedings from the CADRe workshop'

Albuquerque, New Mexico, sePtember,

2007, U S. ArmY Corps of Engineer'

Suyanto, S., Permana, R-P., Setijono, D. dan Grahame

Applegate, 2oo1-. Kebiiokon Pengeloloon

Sumberdoyo Alom don Aktivitos Sosial

Ekonomi dolom KoitonnYo Dengan

Penyebob don Dompok Kebokorun Huton

don Lohon di sumoterc, Prosiding Seminar

Sehari Policy on Natural Resources

Management and Human Activities in

Relationship with Forest and Land Fires,

Bandar LamPung

Tohary, B., 7999. Petoksonoon Alokosi Ai di Doeroh

Pengoliron Sungoi Somleon, Balai

Pengelolaan Sumberdaya Air wilayah

Sungai SamPean Baru di Bondowoso'

Van Cauwenbergh, N., D. Pinte, Tilmant, l Frances, a'

Pulido-Bosch, dan M. vanclooste(' 2OO7 'Multi-obiective, multiple porticipant

decision suppott lot woter monogement in

the Andorox cotchment, Almerio'

Envircnmentol Geology 54, no- 3 (June):

479-489.

Virama Karya, McDonald dan Wiratman, 2000'

Pedomon Penyusunon Model Alokosi Air

dengon WRMM, Departemen Permukiman

dan Pengembangan Wilayah, Jakarta'

Yulistiyanto, B. dan I A. Kironoto, 20OS Kojion

Pengembongon Pengelolodn sumberdoyo

Air podd Wiloyoh Sungoi Ptogo-Opok

Sercng dengdn R,BAS,M, Dinamika TEKNIK

SlPlL, Volume 8, Nomor 1, Januari 2008 : 10

-2Yoe, C. E., dan K. D Orth. 1996. Plonning Monual.

IWR Report g6-R-21 V.S Army Corps of

Engineers

Jurnal Teknik Hidraulik Vol.3, No. 1,.iuni 2012: 1- l'02