PRODI TEKNIK ELEKTRO TRANSFORMATOR Ujang Wiharja, MT PRODI TEKNIK ELEKTRO 9/18/2009
Diktat Matakuliah transformator 1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdullilah pembuatan bahan ajar Trnasformator,
Program Studi Teknik Elektro ini telah selesai di buat.
Semoga buku ajar ini akan lebih berguna khusus bagi mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Transformator, buku ini berisi teori – teori dan contoh soal serta latihan
soal, sehingga akan mempermudah pemahaman dan prinsip serta aplikasi
transformator.
Bukan tidak mungkin buku ini masih banyak kekurangan, karenanya mohon masukan
atau kritik yang berguna melengkapi bahan ajar ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih
Jakarta, September 2009
Penulis
Ujang Wiharja
Diktat Matakuliah transformator 2
BAB I
TEORI MEDAN MAGNET
1. PENGANTAR MEDAN MAGNET
Suatu rangkaian magnetik terdiri dari kerangka yang sebagian besar tersusun
dari bahan magnetik berpermeabilitas tinggi. Adanya bahan berpeabilitas tinggi ini
menyebabkan fluks magnetik terkurung pada jalan yang dibatsi oleh kerangka
tersebut, sebagaimana dengan terkurungnya arus listrik dalam konduktor pada
rangkaian listrik.
Sebagai contoh yang sederhana adalah sebuah transformator, pada kumparan
ini menimbulkan medan magnetik dalam inti. Medan magnetik dapat divisualisasikan
dengan garis-garis fluks yang membentuk lingkaran tertutup yang terangkum oleh
kumparan. Hubungan dasar antara arus (i) dan intensitas medan magnet (H)
menyatakan bahwa, integral garis H mengelilingi jalan yang tertutup sama dengan
arus total yang terkurung oleh jalan tersebut.
Dalam penerapannya sumber medan magnetik dalam inti adalah hasl kali
amper lilitan (NI) atau sering dikenal arus gerak magnet (agm). Hubungan agm
dengan intensitas medan magnet (H) dalam rangkaian magnet dapat ditulis.
LHNif .................................................................................... 2.1
Dimana :
L = Panjang inti
Arah H sesuai aturan tangan kanan.
Hubungan antara intensitas medan magnet dan rapat fluks magnetik B adalah :
2
m
WbHB ..................................................................................... 2.2
Dimana :
µ = Perbeabilitas (Wb/ Amp. Lilitan. Meter atau Hendry/ meter)
µ = µr . µo (nilai µr antara 2000 - 80.000)
Diktat Matakuliah transformator 3
Gambar 2.1 Rangkaian magnetik sederhana.
Besar fluks magnetik dalam inti Ф = B.A
Dimana A = Luas penampang inti
Adapun besarnya induktansi (L).
l/μ
ANμo
i
NΦL
2 ........................................................................ 2.3
Dimana l = panjang inti
2. SIFAT BAHAN MAGNETIK
Pemilihan bahan magnetik (ferromagnetik) menjadi penting, hal ini
untuk :
a. Untuk memperoleh rapat fluks yang besar dan gaya magnetisasi yang
relative rendah.
b. Mengurung dan mengarahkan medan magnetik dalam jalur yang telah
ditentukan.
c. Untuk menurunkan arus eksitasi (rugi-rugi inti).
Hampir semua transformator dan bagian tertentu mesin listrik
menggunakan bahan berbentuk lempeng baja yang mempunyai arah
magnetisasi yang sangat baik sepanjang mana kerugian dalam inti rendah dan
permeabilitasnya tinggi. Bahan tersebut disebut grainorientied steel. Alasan
mengenai sifat ini terletak pada struktur atomic kristal sederhana dari senyawa
silikon-besi yang berupa kubus berpusat badan (body centere-cube).
Inti magnetik
Permebilitas U
Luas penampang
inti
Garis-garis fluks
magnetik
Kumparan N
lilitan
Diktat Matakuliah transformator 4
Dengan teknik pembuatan sebagian rusuk kubus disearahkan dalam
arah gulungan (rollingdirection) untuk menjadikannya arah magnetisasi yang
menguntungkan.
3. ARAH EKSITASI
Untuk menghasilkan medan magnet dalam inti, diperlukan adanya arus listrik
dikumparan. Arus ini dikenal sebagai arus eksitasi, sifat magnetik teras yang tidak
linier menandakan bahwa bentuk gelombang arus eksitasi tidak berbentuk sinusoidal.
Kita asumsikan suatu variasi fluks inti Ф (t) yang berbentu k sinus,
Ф(t) = Ф maka sin ωt ………………………..………..…………..2.4
= A.B maka sin ωt
Dari hukum Faraday
e = N dФ/dt maka
e = ω N Ф maka cos ωt
Emaks = ω N Фmaks
= 2 π f N A B maks ......................................................................... 2.5
Tegangan rata-rata yang terindukksi ;
Erms = = 2 π f N A B maks / √2 = 4,44 NAB maks .......................................... 2.6
Kurva arus eksitasi sebagai fungsi dari waktu dapat diperoleh secara grafis
dari karakteristik magnetis yang terlukis pada gambar 2.99 dibawah ini. Karena B dan
H dihubungkan dengan φ dan iφ oleh konstanta (tetapan) geometri yang diketahui
maka lingkar histerisasi arus bolak-balik pada gambar 2.33 di gambarkan dalam φ =
B A sedangkan iφ = H l / N. gelombang sinus dari teganganinduksi e dan fluks φ,
diperlihatkan pada gambar 2.44.
Diktat Matakuliah transformator 5
Gambar 2.2 Gejala eksitasi (a) tegangan, fluks, arus eksitasi (b) lingkar histerisasi
Pada setiap saat, nilai Iφ yang berhubungan dengan nillai fluks yang telah
ditentukan dapat diperoleh secara langsung dari lingkar histerisis. Misalnya pada saat
t’ fluksnya adalah φ’ dan arusnya i’’ φ. Pada saat t’’ nilai fluksnya φ’’ dan arusnya
i’’φ. Perhatikan, karena lingkar histerisis mempunyai lingkar ganda, agar nilai fluks
yang bertambah (φ’) diambil dari bagian fluks yang bertambah pula pada lingkaran
histerisis.
Karakterisik dari eksitasi arus bolak-balik bahan teras pada umumnya
dinyatakan dalam voltamper, rata-rata dari pada dinyatakan dalam bentuk kurva
magnetisasi yang berhubungan dengan B dan H.
Voltamper eksitasi pada suatu frekuensi f tertentu hanya tergantung dari Bmaks
karena Hrms adalah fungsi dari Bmaks dan tidak tergantung dari jumlah lilitan. Sebagai
contoh uji laboratorium terhadap bahan uji teras terturup, diperlihatkan dalam gambar
berikut ini.
Diktat Matakuliah transformator 6
Gambar 2.3 Voltamperrms per kilogram pada 60 Hz
untuk baja garis oriented M-5, tebal 0,012 in.
Arus pusar kerangka magnetik biasanya terdiri dari bahan magnetik yang
berbentuk lempengan (lembaran) tipis laminasi. Laminasi tersebut yang diarahkan
dalam arah garis medan, diisolasikan lempengan satu dengan lainnya. Lapisan
isolator ini mengurangi (menghalangi) jalan arus pusar, semakin tipis isolasi semakin
rendah kerugian.
4. KERUGIAN HISTERISIS
Suatu eksitasi yang berubah terhadap waktu akan menyebabkan bahan
magnetik mengalami variasi siklis semacam lingkar histerisis. Energi yang
masuk ke inti magnetik untuk satu siklus
dBHAlW ................................................................................... 2.7
Dimana Al = volume inti
∫ (integer) = sebagai luas lingkaran histerisis.
Energi ini diperlukan untuk memutar dipole magnetik dalam bahan dan hilang dalm
bentuk kalor. Jadi kerugian karena histerisis berbanding lurus dengan luar lingkar
hiterisis untuk tingkat fluks tertentu dan berbanding lurus pula dengan volume total
bahan.
Diktat Matakuliah transformator 7
BAB II
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
2.1. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR
Konstruksi transformator secara umum terdiri atas :
- Inti yang terbuat dari lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem
menjadi satu.
- Belitan dibuat dari tembaga yang membelitkan pada inti dapat konsentris
maupun spiral.
- System pendinginan transformator yang berkapasitas kecil dan system satu
phasa menggunakan udara terbuka, untuk transformator yang berkapasitas
besar system pendinginan dengan menggunkan minyak trafo.
2.2. JENIS TRANSFORMATOR BERDASARKAN LETAK KUMPARAN
Konstruksi berdasarkan letak kumparan terhadap inti :
- Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingi inti
- Shell type (jenis cangkang), yaitu inti mengelilingi belitan.
2.2.1. Shell Type (inti melingkari belitan), digunakan pada daya dan
tegangan rendah (0-240 V)
2.2.2. Core Type (lilitan melingkari inti), digunakan pada daya dan
tegangan tinggi
Diktat Matakuliah transformator 8
Konstruksi berdasarkan bentuk inti trafo bentuk inti trafo ini ada tiga macam yaitu
bentuk L, E ,dan F
2.3. PENDINGINAN TRAFO
PENYEBAB PANAS PADA TRAFO
Rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga pada inti besi
PENANGANAN
Trafo dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
trafo.
MEDIA PENDINGIN
1. Udara / gas.
2. Minyak.
3. Minyak dan air
ONAN : Oil Natural Air Natural
ONAF : Oil Natural Air Fan
Pengaliran pendingin trafo dapat dilakukan dengan cara
• Alamiah (natural)
• Tekanan (forced)
• MINYAK TRAFO
Dalam penggunaannya minyak trafo dipakai untuk merendam trafo
baik kumparan maupun intinya, karena minyak trafo ini berfungsi sebagai
Diktat Matakuliah transformator 9
media pemindah panas dan (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya
tegangan tembus tinggi). Minyak trafo ini biasanya terbuat dari minyak nabati.
Syarat minyak trafo yang baik
• Kekuatan isolasi tinggi
• Penyalur panas yang baik dan berat jenis kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
• Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan punya
kemampuan pendinginan lebih baik
• Titik nyala tinggi, tidak mudah menguap
• Tidak merusak bahan isolasi padat
• Sifat kimia stabil
2.4. PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik dari suatu
rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik. Berikut ini
ditampilkan bagian terpenting dari transformator.
Gambar 2.4 Bagian Terpenting Transformator.
Prinsip kerja transformator terdapat dua macam keadaan, yaitu :
2.3.1. KEADAAN TRANSFORMATOR TANPA BEBAN
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan sumber
(yang sinusoid) maka akan mengalir arus bolak-balik (Io) pada kumparan
Diktat Matakuliah transformator 10
tersebut. Oleh karena kumparan punya inti, arus (Io) menimbulkan fluks
magnit yang juga berubah-ubah pada intinya.
tt m sin ................................................................................. 2.8
Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah, pada kumparan akan timbul
gaya gerak listrikm (ggl) induksi. Besarnya ggl induksi yang dibangkitkan
sesuai dengan hukum Faraday, adalah :
dt
tdNe
dt
dNe
m sin11
11
tNe m cos11 ........................................................................... 2.9
90sin11 tsNe m
Dimana :
e1 = ggl induksi pada kumparan primer
N1 = jumlah lilitan kumparan primer
dΦ = perubahan garis-garis gaya magnit dalam satuan weber (1
weber =108 maxwell).
dt = perubahan waktu dalam satuan detik.
Dari persamaan diatas dapat dibuktikan bahwa, fluks magnet fungsi
sinus akan menimbulkan ggl induksi fungsi sinus pula. Gaya gerak listrik
induksi akan ketinggalan 90o terhadap fluks magnit.
Tegangan maksimum pada kumparan primer adalah emaks = N1 wФm dan
tegangan efektifnya adalah :
mmm
rms fNfNNe
E
111max
1 44,42
2
22
.............................. 2.10
Fluks magnetik yang menginduksikan ggl induksi e1 juga dialami oleh
kumparan sekunder karena merupakan fluks bersama (mutual fluks). Dengan
demikian fluks tersebut menginduksikanggl induksi e2 pada kumparan
sekunder.
Diktat Matakuliah transformator 11
Besarnya ggl induksi pada kumparan sekunder adalah :
dt
dNe
22
Cara yang sama di dapat E2 = 4,44 f N2 Фm .................................... 2.11
Diman N2 = Jumlah lilitan kumparan sekunder.
Dari persamaan diatas didapat perbandingan lilitan berdasarkan
perbandingan ggl induksi, yaitu :
2
1
2
1
N
N
E
Ea ..................................................................................... 2.12
a = nilai perbandingan transformasi
Apabila a < 1, atau E1 < E2 maka transformator berfungsi menaikkan
tegangan.
Apabila a > 1, atau E1 > E2 maka transformator berfungsi menurunkan
tegangan.
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai besaran yang sama
tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.
Impedansi Eksitasi
Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan tidak dibebani,
disebut arus penguat (eksitasi). Untuk tujuan praktis Io sebanding dengan Фm
dan dengan E1 sehingga dapat ditulis.
O
O
O YEZ
EI 1
1
............................................................................... 2.13
Dimana Zo = impedansi eksitasi dalam Ohm (Ω)
Yo = admitansi eksitasi dalam Mho.
Dalam notasi komplek dapat ditulis
mcomcO jBGYjXRZ dan
mcOO
mcO
O jBGEYEIjXR
E
Z
EI
11
11 dan
Bila
Diktat Matakuliah transformator 12
mco
mcOjBGY
jXRZ
11
dan
Maka akan didapat
MhoXR
GBMho
XR
RG
mc
cm
mc
cc 22
2
22dan
.............................. 2.14
Besarnya Io = Ic + j Im
X1R1
XmRcV1 E1
V1
IoX1
IoR1-E1 E1
Io
Io
Im
Gambar 2.5 Rangkaian transformator tanpa beban
2.3.2. KEADAAN TRANSFORMATOR BERBEBAN
Bila sisi sekunder dihubungkan dengan suatu beban dengan impedansi
Z= R+jX, maka pada kumparan sekunder akan mengalir arus sebesar I2.
Rumus
XXjRR
EI
22
22 .............................................................. 2.15
Arus I2 ini akan berbeda fasa dengan sudut φ2 yang besarnya :
RR
XXTg
2
22 ................................................................................. 2.16
Lihat gambar 2.6 dibawah ini ;
Diktat Matakuliah transformator 13
X1R1
XmRcV1
I1
X1R1
X
RI2
Beban
Gambar 2.6 Transformator berbeban.
Pengaruh induksi I2 ialah demagnetisasi dari fluks yang dibangkitkan oleh
arus primer I1. tetapi yang dibangkitkan oleh ggm (lilitan amper) untuk
membangkitkan emf E1 maupun E2 praktis tetap. Dengan demikian dengan adanya
arus sekunder secara otomatis aus primer akan naik, sedemikian hingga resultante
ggm (lilitan amper) sisi ekunder I2N2 dengan ggm eksitasi IoN1 yang dibangkitkan
adalah merupakan ggm sisi primer N1I1.
Tegangan masukan pada sisi primer V1 adalah hasil kali penjumlahan
komponen :
1. Ggl –E1, sama dan berlawanan dengan ggl E1 yang diinduksikan oleh
lilitan primer oleh :
a. Jatuh tegangan pada I1R1, karena adanya tahanan pada lilitan primer.
b. Jatuh tegangan pada I1X1, karena adanya magnetisasi bocor pada
lilitan primer.
Sedangkan tegangan keluaran pada sisi sekunder V2adalah selisih dari
2. Ggl E2 yaitu tegangan yang dibangkitkan pada lilitan sekunder dikurangi
dengan :
a. Jatuh tegangan pada I2R2, karena kawat pada belitan sekunder.
b. Jatuh tegangan pada I2X2, karena adanya magnetisasi bocor pada
lilitan sekunder.
Diktat Matakuliah transformator 14
V1
I1X1-E1
E1
I1 Io
Im-I2
Om
E1 E2
I1
I2(R)I2X
I2R2
I2X2
I1R1
Gambar 2.7 Vektor Transformator Berbeban.
3. RANGKAIAN EKIVALEN
Karena tidak seluruh fluks (Ф) yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Im
merupakan fluks bersama, sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer (Ф1)
atau kumparan sekunder (Ф2). Addanya fluks bocor Ф1 dan Ф2 ditunjukkan sebagai
reaktansi X1 dan X2. sedangkan rugi-rugi tahanan (kawat) ditunjukkan dengan R1 dan
R2.
Pada gambar diatas dalam penggambaran tidak memperlihatkan besaran-
besaran sesungguhnya, karena pada umumnya perbandingan transformasi (a) adalah
besar, sehingga ggl E1 dan E2 sangat berbeda hal ini berakibat sukar menggambarkan
dalam satu diagram dengan satu skala, demikian pula dengan I1 dan I2.
N1Io pada umumnya sangat kecil dibandingkan dengan I1N1 dan I2N2 dengan
demikian secara pendekatan.
2211 NIIN atau 2
1
21 I
N
NI atau 21
1I
aI
.............................. 2.17
Dari persamaan sebelumnya E1 dan E2 dengan demikian E1I1 = a E2 (a/1) =
E2I2. Dari persamaan diatas dapat dinyatakan volt ampere (VA) yang diberikan pada
sisi primer sama dengan voltamper yang dibangkitkan pada sisi sekunder.
Persamaan pada sisi sekunder dengan beban Z = R+jX
jXRjXRIE 2222 .............................................................. 2.18
Persamaan pada sisi primer
Diktat Matakuliah transformator 15
11111 jXRIEV ........................................................................ 2.19
Bila E1 = a E2
jXRjXRaI 222
Karena I2 = a I1 maka persamaan diatas menjadi
XXjRRIaE 222
2
1
Bila harga E1 disubstitusikan kepersamaan primer akan didapat
11111 jXRIEV
111221
2 jXRIXXjRRIa
11
2
2
22
2
2
1
1 jXRXaXajRaRaI
V .................................... 2.20
Persamaan diatas mengandung pengertian bahwa parameter rangkaian
sekunder dinyatakan dalam harga primer, harganya perlu dikalikan a2.
1
1
I
VImpedansi ekuivalen
a2R2 = R2’ merupakan tahanan sekunder dinyatakan pada sisi primer
a2X2 = X2’ merupakan reaktansi sekunder dinyatakan pada sisi primer
a2R = R’ merupakan tahanan beban sisi sekunder dinyatakan pada sisi primer
a2X = X’ merupakan reaktansi beban sisi sekunder dinyatakan pada sisi primer
X1R1
XmRcV1
I1
a2X2a
2R2
I2/a
B
E
B
A
N
Io
a2Z aV2E1= aE2
Gambar 2.8 Rangkaian Ekuivalen Transformator
111221
2
1 jXRIXXjRRIaV
111221
2
1
2
1 jXRIjXRIajXRIaV
Diktat Matakuliah transformator 16
111121
2
21
2
21 XjIRIXIjaRIaVV
atau dapat disederhanakan menjadi
12
2
112
2
1
'
21 XXajIRRaIVV
'
21
2 VjXRIa merupakan jatuh tegangan pada beban atau tegangan
ekuivalen sisi sekunder transformator.
4. DIAGRAM VECTOR TRANSFORMATOR BERBEBAN
a. Beban tahanan murni
Didalam kumparan sekunder terdapat R2 dan X2, bila dihubungkan
dengan tahanan murni R, maka akan mengalir arus sekunder I2. arus ini akan
berbeda fasa sebesar φ2 terhadap E2, akibat adanya reaktansi pada kumparan
sekunder (X2).
V1
I1
X2R2
R
I2
E1 V2
Gambar 2.9 Transformator Berbeban Tahanan Murni.
Persamaan yang didapat
RjXRIEV 22212 atau 22212 jXRRIEV ........ 2.21
RR
XTan
2
22 ............................................................................... 2.22
Untuk melukiskan diagram vektor diambil E2 sebagai dasarnya, atau
menggunakan nilai E1 = a E2.
Diktat Matakuliah transformator 17
V1
I1X1-E1
I1 Io
Im-I2
Om
E1 E2
I2(R2+R)
I2X2
I1R1
I2
Gambar 2.10 Diagram Vector Transformator Berbeban Tahanan Murni.
b. Beban induktif
Apabila transformator berbeban induktif, berarti pada sekunder
transformator terdapat parameter R2 + jX2 dan R + jX (beban). Dengan
adanya harga-harga tersebut akan menyebabkan pergeseran fasa antara I2 dan
E2 sebesar Ф2.
RR
XXTan
2
22 .............................................................................. 2.23
Dan dengan adanya harga-harga tersebut juga menyebabkan
pergeseran fasa antara I2 dan V2 sebesar Ф2.
R
XTan 2 .................................................................................... 2.24
Oleh karena beban induktif, maka ketinggalan terhadap E2 dengan
mengambil E2 sebagai dasar melukiskan diagram vektornya.
Diktat Matakuliah transformator 18
V1
I1X1-E1
I1 Io
Im-I2
Om
E1 E2
I1
I2(R)I2X
I2R2
I2X2
I1R1
V2
Gambar 2. 11 Diagram Vektor Transformator Berbeban Induktif.
c. Beban kapasitif
Dengan adanya beban kapasitif (R-jX) tersebut menyebabkan
pergeseran fasa antara I2 dan V2 sebesar Ф2.
RR
XXTan
2
22 .............................................................................. 2.25
Dan juga menyebabkan pergeseran fasa antara I2 dan V2 sebesar Ф2
R
XTan
2 .................................................................................... 2.26
Adapun untuk lebih jelas dengan memperhatikan gambar & vektor
berikut ini.
V1
I1X1
E1
I1
E1E2
V2
I2
I2R
I2X
I1R1
I2X2
I2R2
Gambar 2.12 Diagram Vektor Berbeban Kapasitif.
Diktat Matakuliah transformator 19
Contoh soal
Suatu trafo 2300 / 230 volt. 50 Hz mempunyai parameter sebagai berikut:
R1 = 0,286 ohm ; X1 = 0,73 ohm
R2’ = 0,319 ohm ; X2’= 0,73 ohm
Ro = 250 ohm ; Xo = 1250 ohm
Impedans beban sekunder ZL = 0,387 + j 0,29
Dengan mempergunakan rangkaian ekivalen yang sebenarnya, hitung:
a. Arus primer b. Arus sekunder
c. Arus beban nol d. Faktor daya input (masukan)
e. Daya input dan daya output
f. Rugi tambaga primer, sekunder, dan efisiensi
Penyelesaian
R2’ = a2 . R2 dan X2’ = a
2 . X2 dan I2’ = I2 / a
E2’ = a . E2 dan V2’ = a . V2 dan ZL’ = a2 . Z dan Ztotal = Z1 +
𝑍0(𝑍2′ +𝑍𝐿′ )
𝑍0+𝑍2′ +𝑍𝐿′
a = 2300 / 230 = 10 ; ZL = 0,387 + j 0,29
ZL’ = a2 . ZL = 100 (0,387 + j 0,29) = 38,7 + j 29 = 48,4 ˪ 36,8°
Z2’ = 0,319 + j 0,73
Z2’+ ZL’ = 0,319 + j 0,73 + 38,7 + j29 = 39,02 + j 29,73 = 49,0 ˪37,3°
Z0 lihat gbr anatara R0 dan X0 pararel maka Misal Zo1 = R0 da Z02 = X0
Hingga Z0 = 𝑍01 .𝑍02
𝑍01+𝑍02 =
250∟0 .1250∟90
250+𝑗1250 =
312500 ∟90
√1625000 ∟78,69 = 245∟11,31 Ω
Zo = 240 + j 48 = 245 ˪11,3° Z1 = 0,286 + j 0,73 = 0,78 ∟68,60
Ztotal = Z1 + 𝑍0(𝑍2′ +𝑍𝐿′ )
𝑍0+𝑍2′ +𝑍𝐿′ = Z1 +
245 ∟11,3 (49,0 ∟37,3)
240+39,02 + 𝑗 (48+29,73) = Z1 +
12005 ∟48,6
289,64 ∟15,57
Ztotal = Z1 + 41,44 ∟33,03 = (0,286 + j 0,73) + (34,74 + j 22,59)
Ztotal = 35,026 + j 23,32 = 42,1 ∟33,660
Ω
a. I1 = V1 / Ztotal ) = 2300 ∟0
42,1 ∟ 33,66 = 54,8 ∟-33,7° A
b. I2 = I1 x [Zo / (Zo + Z2’ + ZL)] = 54,8 ˪-33,7° x (245 ˪11,3°/ 290 ˪15,6°)
I2= 46,2 ˪-38° Amper
c. Io = I1 x (Z2’ + ZL’) / Zo + Z2’ + ZL’
= 54,8 ˪-33,7° x (49 ˪37,3° / 290 ˪15,6°) = 9,26 ˪-12° Amper
d. Faktor daya input = cos 33,7° = 0,832
e. Daya input = V1 . I1 cos ø1 = 2300 x 54,8 x 0,832 = 105 kw
f. Daya output = (46,2)2
x 38,7 = 82,7 kw
g. Rugi tembaga primer = (54,8)2 x 0,286 = 860 watt
rugi tembaga seknder = (46,2)2 x 0,319 = 680 watt
rugi inti = (9,26)2 x 250 = 20,6 kw
efisiensi = (82,7 / 105) x 100% = 78,8% Penyelesaian soal trafo sebenarnya lebih mudah menggunakan rangkaian ekivalen pendekatan lihat hal
14 dan 15.
Diktat Matakuliah transformator 20
BAB III
PENGUJIAN TRANSFORMATOR
Pengujian Rutin
pengujian tahanan isolasi
pengujian tahanan kumparan
pengujian perbandingan belitan
Pengujian vector group
pengujian rugi besi dan arus beban kosong
pengujian rugi tembaga dan impedansi
pengujian tegangan terapan (Withstand Test) dan
pengujian tegangan induksi (Induce Test).
- Pengukuran tahanan isolasi
Dilakukan pada awal pengujian untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi
trafo. Pengukuran dilakukan antara:
– sisi HV - LV
– sisi HV - Ground
– sisi LV- Ground
– X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
– X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit
breaker.
– Pengukuran tahanan kumparan
untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan yang akan
menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
Diktat Matakuliah transformator 21
Pengukuran perbandingan belitan
Untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi
tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan
sesuai dengan toleransi yang diijinkan, yaitu:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau
b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling yaitu
setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer terpasang.
Pemeriksaan Vector Group.
Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas
terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai
adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.
Pengukuran rugi dan arus beban kosong.
Untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi
histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang
ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Diktat Matakuliah transformator 22
Pengukuran rugi tembaga dan impedansi.
- Untuk mengetahui besarnya daya yang hilang pada saat trafo beroperasi akibat
dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo yang digunakan.
- Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan
pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus
nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
Pengujian tegangan terapan (Withstand Test).
- Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara
kumparan dan body tangki.
- Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai dengan
standar uji dan dilakukan pada:
sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body
yang di ke tanahkan
sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body
yang diground
waktu pengujian 60 detik
Pengujian tegangan induksi.
Bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap
belitan dan kekuatan isolasi antara belitan trafo.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan
nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka frekuensi yang
digunakan harus dinaikkan sesuai dengan kebutuhan.
waktu pengujian maksimum adalah 60 detik.
Pengujian kebocoran tangki.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kondisi paking
dan las trafo.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan nitrogen (N2)
sebesar kurang lebih 5 psi dan dilakukan pengamatan pada bagian-
Diktat Matakuliah transformator 23
bagian las dan paking dengan memberikan cairan sabun pada bagian
tersebut.
Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi penurunan tekanan.
Pengujian kenaikan suhu
untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang
disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani
bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup
effisien atau belum.
Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh,
pengujian dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga
membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban
kosong.
Pengujian tegangan impulse
Untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo
terhadap tegangan surja petir.
Digunakan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang
tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut
hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
- antar lilitan trafo
- antar layer trafo
- antara coil dengan ground
Pengujian tegangan tembus oli
untuk mengetahui kemampuan dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena
selain berfungsi sebagai pendingin dari trafo, oli juga berfungsi
sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1
: 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
- > = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Diktat Matakuliah transformator 24
Pengukuran konstanta atau parameter transformator yang terdapat pada
rangkaian ekivalen Rc, Xm, Rek, Xek, dapat ditentukan besarnya dengan dua macam
pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubung singkat.
3.1. PENGUKURAN BEBAN NOL
Pengukuran beban nol dipakai untuk mencari rugi-rugi besi pada
transformator. Rangkaian ekivalen pada keadaan transformator tanpa beban seperti
gambar 3.1 dibawah ini, bila tegangan V diberikan pada sisi tegangan rendah (lebih
rendah), maka akan mengalir Io pada impedansi bocor Z2 = R2 + jX2 (sisi tegangan
yang lebih rendah) yang diseri dengan impedansi eksitansi Zo = Rc + jXm. karena
pada Z2 << Zo maka Z2 dapat diabaikan tanpa mengurangi ketelitian.
WA
V
TTTR
Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan
WA
VXm
Io
Gambar 3.2 Rangkaian Ekivalen
Bila hasil pengukuran ini didapat
1. Tegangan masuk (Vin) yang diukur dengan voltmeter, merupakan tegangan Vn
sisi tegangan rendah (lebih rendah).
2. Arus beban nol (Io) yang diukur dengan ampermeter.
Diktat Matakuliah transformator 25
3. Daya, karena adanya rugi besi (histerisis dan arus putar) Pb = Pc yang diukur
dengan wattmeter, dan rugi tembaga pada kumparan primer yang dalam hal
ini dapat diabaikan.
Dari percobaan ini dapat dihitung :
Cara 1
in
ccincc
V
PIVIP atau .................................................................. 3.1
22atau dan com
o
ino
c
inc RZX
I
VZ
I
VR
inococooinoc VIPRIVIP coscosatau 2
oocoo IdanII cossinatau .......................................................... 3.2
m
inc
c
inc
I
VX
I
VR dan
Bila Pc = Ic.Vin dan Ic = Vin/Rc maka akan didapat Pc = Vin/Rc.
Cara 2
P = V . I . Cos φ atau Cos φ = P / (V.I)
Im = Io Sin φ0
Ic = Io Cos φ0
Maka didapat
Xm = V / Im
Rc = V1 / Ic
Dalam hal ini tegangan Vin merupakan tegangan pada keadaan tegangan
pengenal pada sisi tegangan rendah transformator.
Io
V
Gambar 3.3 Kurva Magnetisasi.
Diktat Matakuliah transformator 26
Pada gambar 3.3 grafik Io = Io(V) tampak untuk harga tegangan yang rendah,
arus magnetisasi (Io) mempunyai nilai yang kecil. Akan tetapi untuk harga tegangan
yang besar mendekati atau melebihi tegangan pengenal, arus menjadi sangat besar.
3.3.1. KERUGIAN BESI
Kerugian besi terdiri dari rugi histerisasi (Ph) dan rugi arus pusar (Pe),
besarnya kerugian histerisasi adalah :
2BfKP hh ..................................................................... 3.3
Dan besarnya rugi arus pusar : 22 BfKP ee ................................................................... 3.4
Dimana :
Kh = konstanta histerisis
Kh = konstanta arus pusar
f = frekuensi
B = kuat medan magnetik
Dengan demikian kerugian besi (Pb) dapat dituliskan :
222 BfKBfKPPP ehehb
Atau
22222
BfKBKf
BfK
f
BfK
f
Peh
ehb
Atau
)( ff
P
f
P bb merupakan suatu garis lurus
Suatu garis lurus itu akan memotong sumbu vertical, yaitu untuk f=0, pada
harga 2BKf
Ph
h , seperti yang tampak pada gambar 3.4 dibawah ini.
Pb/f
KhB2
KhfB2
f
Ph
50
20Hz 40Hz 50Hz 80Hz
Diktat Matakuliah transformator 27
Gambar 3.4 Kurva ff
Pb
Dengan melaksanakan sejumlah pengukuran untuk beberapa frekuensi
misalnya 20 Hz, 40 Hz, 50 Hz dan 60 Hz kemudiandihubungkan dengan garis lurus
maka akan didapat Ph dan Pe.
3.2. PENGUKURAN HUBUNG SINGKAT
Percobaan hubung singkat ini dapat dipakai untuk mencari rugi-rugi tembaga.
Arus hubung singkat pada tegangan nominal akan sangat besar, hingga dapat merusak
lilitan primer skunder karena panas yang timbul (karena rugi-rugi tembaga pada
lilitan). Pada percobaan ini arus yang mengalir pada ampermeter diatur sedemikian
hingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan. Pada umumnya tegangan Vi
sekitar 5 – 10 % dari tegangan nominal.
WA
V
TT TR
Gambar 3.5 Rangkaian Percobaan
W
AV
Rek Xek
Ihs
Gambar 3.6 Rangkaian Ekivalen
Dalam keadaan hubung singkat, impedansi beban diperkecil hingga nol
akibatnya I2 jauh lebih besar dibandingkan dengan Io. oleh karena V2 kecil dan
Diktat Matakuliah transformator 28
akibatnya V1 juga kecil yang berartifluks magnetik dan kerapatan fluks (B) juga kecil,
dan dapat diabaikan. Impedansi yang ada Zekl = Rekl + jXekl yang membatasi arus.
Dimana ; Rekl = R1 + a2R2 dan Xekl = X1 + a
2X2.
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dihitung, dimana Pcu = rugi tembaga.
22
1
2 atau eklekleklhs
ekleklcu RZXI
VZdanRIP
Pada umumnya R1 ≈≡a2R2 dan X1 ≈≡ a
2X2, selain itu rugi-rugi tembaga
sebanding dengan kuadrat arusnya. Tegangan hubung singkat (Vhs) sering dinyatakan
dalam prosen yaitu ;
%100%1
V
VV hs
hs .............................................................................. 3.5
Dimana V1 = tegangan nominal pada sisi primer
Besarnya arus hubung singkat pada tegangan V1 :
11 I
V
VI
hs
hs
11
1 %
1001I
VI
VVI
hshs
hs ............................................................. 3.6
Cara lain untuk mencari impedansi ekivalen adalah
Zek1 = Vhs / I1 dan Zek1 = a2
Zek2
Rek1 = Phs / I12
Xe1 = (𝑍𝑒𝑘12 − 𝑅𝑒𝑘12)
3.2.1. PERSEN IMPEDANSI
Untuk menyatakan besar impedansi, reaktansi maupun resistansi suatu
transformator dengan besaran sesungguhnya tidak dapat memberi gambaran yang
jelas tentang besarnya rugi impedans, reaktans ataupun resistans transformator
tersebut. Tetapi dengan menyatakan besaran tersebut dalam satuan per unit (p.u) atau
persen (%) terhadap nilai sesungguhnya akan didapat nilai yang sesungguhnya, akan
didapat gambaran yang lebih jelas.
Disamping itu pada persoalan system kerja yang kompleks, dimana banyak
digunakan transformator dengan tingkat nilai tegangan yang berbeda, sistem per unit
atau persen dirasakan sekali manfaatnya.
Diktat Matakuliah transformator 29
%unit x nilai per m persen Nilai dala
rNilai dasa
ngguhnyaNilai sesu unit Nilai per
100
Dengan demikian impedansi transformator selalu dinyatakan dalam pelat
nama bukan dalam nilai sesungguhnya tetapi umumnya dalam persen impedansi
(%z). adapun persen impedans adalah perbandingan impedansi sesungguhnya dengan
impedans dasar dalam persen atau dapat ditulis :
%100%b
a
Z
ZZ .................................................................................. 3.7
Dimana ; Za = Impedansi sesungguhnya
Zb = Impedansi dasar
Besar impedansi dasar adalah ;
b
b
b
b
b
b
bb
bb
b
bb
MVA
KV
KVA
KV
VA
V
II
VV
I
VZ
222 0010 ................................... 3.8
Dimana Vb = tegangan dasar (umumnya diambil tegangan pengenal V atau KV)
Ib = arus dasar (umumnya diambil arus pengenal amper)
VAb = Daya pengenal (VA atau KVA atau MVA).
Sementara pabrikan menyatakan impedansi transformator ialah dalam persen
tegangan hubung singkat (% Vhs), yaitu perbandingan tegangan hubung singkat pada
arus pengenal dengan tegangan pengenal (nominal) dalam persen atau dapat ditulis :
%100%n
hshs
V
VV .............................................................................. 3.9
Bila persamaan pembilang dan penyebut dibagi dengan arus pengenal maka
didapat
%100
%100%dasar
yasesungguhn
Z
Z
IV
IVV
nn
nhshs
Atau dapat ditulis %Vhs = %Z ......................................................... 3.10
Diktat Matakuliah transformator 30
Maka seperti dijelaskan diatas bahwa pabrikan menyatakan impedans
transformator pada papan nama selalu dalam %Z atau %Vhs karena pada hakekatnya
keduanya sama. Berdasarkan rumus 3.7 bila keduanya dibagi a2 akan menjadi;
2
)2(
)2(
1
2
)1(
2
)1(
)1(
)1(
%100%
%100%100%
ek
ekb
eka
ek
ekb
eka
ekb
eka
ekl
ZZ
ZZ
aZ
aZ
Z
ZZ
Atau dapat ditulis
%Zek1 = %Zek2 = %Z ........................................................................ 3.11
Dengan demikian pada transformator bila impedansi dinyatakan dalam %Z
tidak perlu dinyatakan apakah ekivalen primer atau disekunder. Bila dikehendaki
menghitung impedans sesngguhnya dari %Z yaitu;
100
% bek
ZZZ
Impedansi sesungguhnya (Zek) merupakan ekivalen sisi primer jika impedans
dasarnya dinyatakan pada sisi primer dan merupakan sisi sekunder jika impedansi
dasarnya dinyatakan dalam sekunder atau dapat ditulis ;
100
%dan
100
% 22
11
bek
bek
ZZZ
ZZZ
Berdasarkan rumus 3.6 rumus 3.10 dan rumus 3.11, maka besarnya arus
hubung singkat pada tegangan pengenal adalah.
nhs IZ
I%
100
Bila ingin arus hubung singkat dinyatakan pada sisi primer In merupakan
I1ddan jika ingin menghitung arus hubung singkat pada sisi sekunder In merupakan I2.
Jika impedansi sumber diperhitungkan, maka besarnya arus hubung singkat
n
ST
hs IZZ
I%%
100
........................................................................ 3.12
Diktat Matakuliah transformator 31
Dimana, %ZT = impedansi transformator dan %ZS = impedansi sumber.
Kalau transformator didalam sistem maka besarnya impedansi sumber adalah
%100%100% hs
T
hs
TS
MVA
MVA
KVA
KVAZ
Dimana :
KVAT atau MVAT = Kapasitas transformator
KVAhs atau MVAhs= Kapasitas transformator pada kondisi hubung singkat
Bila rumus 3.12 dikalikan dengan tegangan pengenal (nominal) Vn maka didapat
atau %%
100nn
ST
nhs VIZZ
VI
)(%%
100)( nn
ST
hshs MVAKVAZZ
MVAKVA
................................... 3.13
3.3. PENGATURAN TEGANGAN DAN EFISIENSI TRANSFORMATOR
3.3.1. PENGATURAN TEGANGAN (REGULASI)
Pengaturan tegangan suatu transformator adalah perubahan tegangan
sekunder pada beban nol dan berbeban pada suatu faktor kerja tertentu, pada
tegangan primer tetap, pengaturan tegangan ini pada umumnya dinyatakan
dalam %.
%100V
VV % tegangan Pengaturan
penuh)(beban 2
penuh)(beban 2beban) (tanpa 2
Pada keadaan tanpa beban dan semua sisi primer dinyatakan pada sisi-sisi
sekunder maka penuh)(beban 2V = V1(l/a) jadi dapat ditulis penuh)(beban 2V = V2
%100V
VV V% % tegangan Pengaturan
2
21
a
.................... 3.14
Bila tegangan sekunder pada saat berbeban diketahui berdasarkan sirkit
ekivalen,
Diktat Matakuliah transformator 32
induktifbeban Untuk sincos
kapasitifbeban Untuk sincos
:Dimana
22222
22222
2
2
12
2
2
12
222
2221
jVVV
jVVV
XaXX
RaRR
jXRZ
ZIVaV
ek
ek
ekekek
ek
Bila persamaan kapasitif maka
2
2222
2
22221
222222221
2222221
sincos
sincos
sincos
ekek
ekek
ekek
XIVRIVaV
XIVjRIVaV
jXRIjVaV
....................... 3.15
Setelah nilai persamaan dihitung kemudian ditentukan %AV yaitu ;
%100%2
21
V
VaVV
Untuk beban induktif V1/a berdasarkan rumus 3.15 maka ;
2
2222
2
22221
222222221
22221
sincos
sincos
sincos
ekek
ekek
ekek
XIVRIVaV
XIVjRIVaV
jXRjIVaV
..................... 3.16
Dari hasil perhitungan diatas dapat ditentukan %∆V, yaitu
%100%2
21
V
VaVV
Untuk lebih jelas dengan memperhatikan diagram vector berikut ini
a. Diagram vektor beban induktif
2
2222
2
22221 sincos ekek XIVRIVaV
Diktat Matakuliah transformator 33
0
02
I2
V2
I2R2 I2X2 I2R1/a2
I2X1/a2
V1/a
Gambar 3.7 Diagram vektor dari rangkaian pengganti primer
dibawah ke sekunder pada beban induktif
b. Diagram vektor beban kapasitif
2
2222
2
22221 sincos ekek XIVRIVaV
0
02
I2
V2
I2R2 I2X2 I2R1/a2
I2X1/a2
V1/a
Gambar 3.8 Diagram vektor dari rangkaian pengganti primer
dibawah ke sekunder pada beban kapasitif
3.3.2. EFISIENSI TRANSFORMATOR
Sesuai dengan uraian di atas bahwa pada transformator terdapat rugi besi dan
rugi tembaga, hal ini akan berpengaruh pada besarnya efisiensi transformator. Nilai
efisiensi (η) secara umum adalah :
(η) = (Pout / Pin) x 100 %
Dimana
Pout = Daya keluaran
Pin = Daya masukan
Diktat Matakuliah transformator 34
Karena efisiensi transformator sangat tinggi, maka untuk mengukur efisiensi
tidak pernah dilakukan secara langsung dengan pengukuran daya keluaran dan daya
masukan. Walaupun pengukurannya telah menggunakan wattmeter dengan ketelitian
1 % akan didapat kemungkinan efisiensi yang lebih dari 100 %, bila efisiensi
transformator tersebut ialah 99 %. Dengan demikian pengukuran efisiensi
transformator tidak pernah dilakukan dilapangan, tetapi selalu dilakukan
dilaboratorium atau dipabrik dengan mengukur rugi-rugi transformator, dimana daya
masuk merupakan daya keluaran ditambah rugi-rugi.
Adapun rugi-rugi transformator terdiri dari beban nol yang merupakan rugi
besi (Pb) dan rugi tembaga (Pc) pada Pout. Dengan demikian efisiensi transformator
dapat ditulis :
%100PPP
P
cubout
out
a. Efisiensi sebagai fungsi beban
Seperti yang telah disebutkan diatas rugi-rugi transformator terdiri dari rugi
besi dan rugi tembaga, rugi besi tidak tergantung dari pembebanan, tetapi
tergantung dari tegangan masukan, sedangkan rugi tembaga berbanding kuadratis
dengan arus pembebanan.
Pcu =In2 x Rek
Pada beban tertentu rugi tembaga adalah
2
n
outccu
P
PPP
Dimana :
Pc = Rugi tembaga pada beban nominal
Pn = Daya nominal trafo
Dengan demikian efisiensi trafo sebagaia fungsi beban adalah
2
n
outbout
out
P
PPP
P
........................................................................... 3.17
Diktat Matakuliah transformator 35
Efisiensi akan maksimum apabila :
2
n
outcb
2
n
outcout
2
n
outcbout
P
PPP
0P
PP21P
P
PPPP
Dari hasil penjabaran tersebut dapat dilihat bahwa efisiensi akan mencapai
maksimum pada Pout tertentu dimana rugi besi sama dengan rugi tembaga.
Adapun Pout dimana efisiensi maksimum adalah ;
n
c
bout P
P
PP
Bila persamaan diatas pembilang dan penyebut dibagi dengan daya
pengenalnya (Pn) maka akan didapat :
2noutncnbnout
nout
PPPPPPPP
PP
.......................................... 3.18
Akan didapat
2puoutpucpuoutpuout
puout
PPPP
PP
................................................... 3.19
b. Efisiensi sebagai fungsi factor daya
Daya keluar suatu transformator adalah
coscos3 outLLout SVVP ..................................................... 3.20
Dimana cosφ merupakan faktor daya dan Sout adalah daya semu keluaran
(KVA)
Bila persamaan 3.20 diatas disubtitusikan ke 3.17 maka akan didapat
2
n
outcbout
out
S
SPPcosS
cosS 100η
Bila pada persamaan diatas pembilang dan penyebut dibagi dengan
daya semu pengenal Sn maka akan didapat
Diktat Matakuliah transformator 36
2noutncnbnout
nout
SSSPSPcosSS
cosSS 100η
pu2
pu cpu bpu
pu
SPPcosS
cosS 100η
Adapun Spu adalah daya semu dalam per unit, Pb pu adalah rugi besi
dalam per unit dan Pc pu adalah rugi tembaga dalam per unit, maka efisiensi
sebagai fungsi faktor daya pada KVA pengenal atau S pu = 1 adalah
pu cpu b PPcos
cos 100η
...................................................................... 3.21
Dari persamaan ditas terlihat bahwa rugi besi tembaga tidak tergantung pada
faktor daya, sehingga bila faktor dayanya makin baik maka efisiensi akan naik dan
sebaliknya bila faktor dayanya buruk maka efisiensi akan turun.
Sehingga pada jaringan apabila factor daya beban rendah (umumnya induktif)
perlu diadakan kompensasi dengan kapasitor untuk menaikkan efisiensi
transformator.
Contoh soal 1
Suatu tranformator 200 V/400 V, 6,25 KVA mempunyai data pengujian sebagai
berikut ini :
+ Pengujian beban nol : 200 V, 0,7 A 70 W (sisi TR)
+ Pengujian hubung singkat : 15 V, 10 A, 85 Watt (sisi TT)
Hitunglah :
a. Nilai Rc dan Xm
b. Rek1 dan Xe1
c. Tegangan sekumder V2 bila melayani beban 5 kW dengan factor daya 0,8 lag
pada tegangan primer 200 V???
Penyelesaian
Pada pengujian beban nol
Diktat Matakuliah transformator 37
Dari persamaan P = V . I . Cos φ atau Cos φ = P / (V.I)
Cos φ = 70 / (200 x 0,7) = 0,5 maka Sin φ0 = 0,866
Im = Io Sin φ0
Im = 0,7 x 0,866 = 0,606 Amper
Ic = Io Cos φ0
Ic = 0,7 x 0,5 = 0,35 Amper
Pada saat tegangan primer V1 = 200 V, Rc = V1 /Ic dan Xm = V1 / Im
Rc = 200 / 0,35 = 571,4 Ω
Xm = 200 / 0,606 = 330 Ω
Pada pengujian hubung singkat
Zek2 = Vhs / I2 = 15 /10 = 1,5 Ω dan a = E1 / E2 maka a = 200 / 400 = 0,5
Zek1 = a2 Zek2 = (0,5)
2 . 1,5 = 0,375 Ω
Phs = I22 Rek2 hingga Rek2 = Phs / I2
2 = 85 W / 10
2 = 0,85 Ω
Rek1 = a2 Rek2 = (0,5)
2 . 0,85 = 0,21 Ω
Xek1 = (𝑍𝑒𝑘12 − 𝑅𝑒𝑘12) maka Xek1 = (0,3752 − 0,212)
Maka dari perhitungan sebelumnya
Zek2 = 1,5 Ω dan Rek2 = 0,85 Ω maka Xek2 = (𝑍𝑒𝑘22 − 𝑅𝑒𝑘22)
Xek2 = (1,52 − 0,852) = 1,24 Ω
Berdasarkan 2
2222
2
22221 sincos ekek XIVRIVaV
Besarnya I2 = P / ( V . cos φ) maka I2 = 5 kW / (400. (0,8) = 15,6 Amper
V2 = 400 V dan Cos φ2 = 0,8 maka sin φ2 = 0,6
Contoh soal 2
Sebuah transformator 40 KVA, 20 KV / 220 V, mempunyai tahanan per unit 1 %
dan reaktansi 7%. Berapakah impedansi fasa dilihat dari sisi tegangan tinggi dan
rendah???
Penyelesaian
Diket : KVA dasar = 40 KVA, VHdasar = 20 KV , VXdasar = 220 V maka :
Diktat Matakuliah transformator 38
IHdasar = KVAdasar / KVHdasar atau 40 KVA / 20 KV = 2 Amper
IXdasar = VAdasar / VXdasar atau 40 000 VA / 220 V = 181,81 Amper
ZHdasar = VHdasar / IHdasar atau 20 000 / 2 = 10 000 Ω
ZXdasar = VXdasar / IXdasar atau 220 V / 181,81 Ω
Penyelesaian cara lain
ZHdasar = 000 10 40
(20) 1000
(KVHdasar) 1000 22
KVAdasar
ZXdasar = 1,21 40
(0,22) 1000
(KVXdasar) 1000 22
KVAdasar
Karena Zek = 0,01 + j 0,07 (pu) atau Zek = 0,071 ∟81,80 (pu) maka
- Sisi TT (indek H), Zek1 = (0,01 + j 0,07) . 10 000 = 100 + j 700 Ω
- Sisi TR (indek X), Zek2 = (0,01 + j 0,07) . 1,21 = 0,0121 + j 0,0847 Ω
Diktat Matakuliah transformator 39
BAB IV
TRANSFORMATOR 3 FHASA
Arus ini menginduksi pada sisi primer transformator 1 sebesar I ( 2 /√3 ) sedangkan
pada sisi primer transformator 2 selain mengalir arus (I) yang menginduksikan oleh
beban I, mengalir pula arus I (2 / √3 ) dari transformator 1, yang membagi 2 ke kiri
dan ke kanan. Hubungan scott ini banyak digunakan beban dari satu fasa ke tiga fasa.
5.1.2. Sistem Tiga fasa ( 3Φ ) ke dua fasa ( 2Φ )
Perhatikan gambar berikut ini.
W
V
U
T1
T2 I2
I1
I2
W1 0, 866
Arus yang melalui kawat w
IW = W1 / 2.
Arus yang melalui kawat V
IV = W1 /2
Arus yang melalui kawat U
Iu = W1 0,866I1 = W2
Gambar 22. Transformator Hubungan T Scott ( 3Φ ) ke ( 2Φ )
Walaupun cara menggambar agak berlainan, namun pada asasnya hubungan secara
listrik adalah sama satu fasa diatas, perbedaannya terletak pada sisi sekunder yang
dibebankan pada dua fasa.
5.2. Hubungan Transformator Tiga Fasa
Transformator tiga fasa dipergunakan karena pertimbangan ekonomi. Pemakaian inti
besi pada transformator tiga fasa jauh lebih sedikit dibanding dengan pemaikaan tiga
buah trafo fasa tunggal. Fluks yang mengalir pada trafo 3 fasa sama dengan ½ ΦA.
Golongan hubungan transformator 3 fasa
1. Hubungan Bintang (Y)
2. Hubungan Delta (Δ )
3. Hubungan Zig - zak (Z)
Diktat Matakuliah transformator 40
5.2.1. Hubungan Bintang (Y)
Hubungan bintang adalah hubungan transformator 3 fasa, dimana ujung awal atau
akhir disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung lilitan akan merupakan
titik netral.
AB C
N
N = 0
A
BC
iA
iB
iC
EA EB EC EA
Wt
EB
EC
EA
-EB
+120
- 120
Definisi
Tegangan fasa = tegangan antar terminal dengan netral
Tegangan antar fasa = tegangan antar 2 terminal
Gambar 23. Hubungan Bintang transformator 3 fasa
Tegangan fasa :
EAN = EA yang nilainya EM Cos ( ωt + 0 )
EBN = EB yang nilainya EM Cos ( ωt - 120 )
ECN = EC yang nilainya EM Cos ( ωt - 240 ) atau EM Cos ( ωt + 120 )
Tegangan antara fasa
EAB = EA – EB yang nilainya E √3 ∟300
EBC = EB – EC yang nilainya E √3 ∟-900
ECA = EC – EA yang nilainya E √3 ∟1500
Dan Arus fasa
IN = IA + IB + IC untuk IA = EA / ZA
Diktat Matakuliah transformator 41
5.2.2. Hubungan Delta (Δ )
Perhatikan gambar berikut ini.
A B C iA
iC
iB
ECA
EAB
EBC
A
B
C
Gambar 24. Hubungan Delta transformator 3 fasa
Untuk beban seimbang sebagai berikut ini
iA = iAB - iCA
iB = iBC - iAB
iC = iCA - iBC
iA = iAB. √3
iAB = EAB / ZAB
iBC = EBC / ZBC
iCA = ECA / ZCA
Dari ke dua hubungan bintang dan delta didapat hubungan fasa dan antar fasa sebagai
berikut ini :
Tegangan fasa
EA = E ∟00
EB = E ∟-1200
EC = E ∟+1200
Tegangan antar fasa
EAB = E √3 ∟300
EBC = E √3 ∟-900
ECA = E √3 ∟+1500
5.2.3. Hubungan Y-y
Pada hubungan ini, tegangan tiap fasa akan saling berbeda 1200. Namun komponen
harmonisa berkedudukan sefasa satu sama lainya, harmonisa selalu ada karena inti
bersifat tidak linier.
Diktat Matakuliah transformator 42
Kerugian hubungan Y-y adalah jika beban pada rangkaian transformator tidak
seimbang, maka tegangan fasa-fasa trafo makin tidak seimbang serta rugi komponen
harmonisa yang besar.
Untuk mengatasi hal ini, dengan pentanahan netral transformator khususnya sisi
primer. Keadaan ini membuat arus komponen harmonisa mengalir lewat kawat netral.
Kawat netral ini juga menjadi jalan balik arus tidak seimbang pada beban. Karenanya
hubungan Y-y ini jarang digunakan.
5.2.4. Hubungan Y-Δ
transformator hubungan ini tidak mempunyai masalah serius, hanya berbeda fasa
antara sisi primer dan sekunder sebesar 300atau kelipatannya. Hubungan ini
umumnya digunakan sebagai step down.
5.2.5. Hubungan Δ-Y
hubungan ini sama dengan Y-Δ diatas, umumnya digunakan untuk step up
5.3. Hubungan Jarum Jam
Kumparan trafo tiga fasa dapat dihubungkan Y atau Δ dan karena arus ketiga fasa
berbeda 1200 maka macam penghubungan pengatan dapat menggeser sudut fasa sisi
sekunder terhadap sisi primer.
Cara penulisan bagian primer berhuruf capital dan sekunder trafo bertuliskan huruf
kecil dan di ikuti angka jam. Sudah menjadi ketetapan bagian primer selalu
menunjukan jam 0 pada fasa R, tinggal bagian sekunder yang berpariasi tetapi bagian
r yang menentukan angka jamnya. Setiap jamnya bergeser 300. Perhatikan gambar
berikut ini.
Diktat Matakuliah transformator 43
text
0
1
2
3
4
57
8
9
10
11 R
ST
s
r
t
Gambar 25. Diagram vector jam 7 (Yd7)
Pada gambar tersebut diatas pergeseran fasa hubungan tersebut 7 x 30 = 2100
Untuk lebih jelas dengan memperhatikan table berikut ini.
Vector group pengawatan Diagram
vektor
Pergeseran
fasa
Yy0 R
S s
R
r
st
00
Yy6 R
S
T
r
s
t
R
S
st
1800
Vektor
group
Pengawatan Diagram vektor Pergeseran
fasa
Yd1 R
S
T
r
s
t
R
S
r
s
300
Diktat Matakuliah transformator 44
Yd5 R
S
T
r
s
t
R
S
r
s
t
1500
Catatan :
Apabila suatu transformator terhubung Yd5 di lihat pada sisi A, maka bila dilihat di
sisi B akan menjadi dY7. Perhatikan gambar berikut ini.
text text
A B
YD
Yd5 dY7
Gambar 26. Hubungan Y- Δ dilihat pada satu sisi.
begitu pula untuk hubungan yang lain Yd7 = dY5, Yd1 = dY11, Yd11 = dY1.
5.4. Jenis Ototransformator
Ototransformator adalah transformator dimana kumparan primer dan sekunder
menjadi satu. Adapun keuntungan pemakaian ototransformer dibandingka dengan
trafo biasa adalah :
- Ukuran lebih kecil untuk daya yang sama
- Efisiensi lebih tinggi
- Arus tanpa beban kecil
- Mempunyai penurunan tegangan yang kecil
- Harga relative lebih murah
Adapun kerugian pemakaian ototransformator :
- Mempunyai arus hubung singkat yang besar
- Adanya tap / sikat hingga cepat rusak atau aus
- Antara kumparan primer dan sekunder mempunyai hubung listrik secara
langsung.
Perhatikan gambar berikut ini.
Diktat Matakuliah transformator 45
N1
N2
V2
Sisi TTSisi TR
V1
i1
i2
i3
V1
i1
i3N2
i2
N1
V2
Ekivalen ototransformer penaik
tegangan
Gambar 26. Rangkaian ekivalen ototransformer
Dimana i3 = i2 – i1
1 V1
----- = ---------
a V2
I1 N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
I2 N1 + N2 N1
V2 N1 + N2 N2
------ = ------------- = 1 + ------
V1 N1 N1
V2 I1 1
------ = ------------- = ------
V1 I2 a
Untuk ototransformator penurun tegangan seperti berikut ini
Diktat Matakuliah transformator 46
N1
N2
V2
Sisi TT
Sisi TR
V1
i1
i2
i3
V1
i1
i3N2
i2N1
V2
Ekivalen ototransformer penurun tegangan
Gambar 27. Ototransformator penurun tegangan
V1 N1 + N2 N2 I2
a = ------ = ------------- = 1 + ---------- = ----
V2 N1 N1 I1
Penghematan kawat pada ototransformer
Volume dan berat kawat sebanding dengan panjang dan penampang kawat.
Panjang kawat adalah sebanding dengan jumlah lilitan dan penampang kawat
serta tergantung dari arusnya. Sehingga berat kawat adalah sebanding dengan
hasil kali arus dan jumlah lilitan.
Cu OTr = Berat kawat tembaga ototrafo =
( N1 – N2 ) I1 + N2 ( I2 – I1 )
Cu Tr = Berat kawat tembaga trafo biasa =
N1I1 + N2I2
Sehingga,
Cu OTr ( N1 – N2 ) I1 + N2 ( I2 – I1 ) 1
---------- = ----------------------------------- = 1 - ----
Cu Tr N1I1 + N2I2 a
Sehingga penghematan kawat tembaga ototransformator adalah
( 1 – 1/a ). 100%
Diktat Matakuliah transformator 47
BAB VI
PARAREL TRANSFORMATOR
Untuk mengatasi drop tegangan yang diakibatkan meningkatnya jumlah beban
maka salah satu cara dengan mempararel transformator tersebut dengan yang lain.
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan beban yang ada.
Untuk mempeararel transformator ada ketentuan atau syarat sebagai berikut ini:
1. Tegangan kerja (rating) baik primer maupun sekunder harus sama (harus sama
perbandingan a harus sama)
2. Penyambungan harus sama ( RST sama )
3. Kelompok sambungan harus sama ( Yy → Yy, Yd → Yd )
Dalam keadaan ideal
IA ZekB RekA RekB
------ = ----------- = ----------- = ---------------
IB ZekA XekA XekB
Jika I = IA + IB maka,
I.ZekB I.ZekA
IA = ----------------- dan IB = ----------------
(ZekA + ZekB ) ( ZekA + ZekB )
Perhatikan gambar berikut ini
IA
IB
I = IA + IB
KVAL
ZekA
ZekB
V = VA = VB
V2
Gambar 2.8. Rangkaian ekivalen transformator pararel
Diktat Matakuliah transformator 48
KVA masing – masing transformator (Q)
ZekA
QA = QL. -----------------------
ZekA + ZekB
ZekB
QB = QL. -----------------------
ZekA + ZekB
Dengan QL = banyaknya KVA beban
Jika persyaratan mempararel tersebut diatas tidak ada atau perbandingan tegangan
transformator tidak sama maka, pada saat rangkaian tanpa beban akan mengalir
arus sirkulasi (Ic) dan besarnya di tentukan dengan rumus :
EA – EB (aA – aB) VL
Ic = ---------------- = -----------------------------
(ZekA + ZekB ) ( aA. ZekA + aB. ZekB )
Dimana.
aA = Perbandingan transformator A
aB = Perbandingan transformator B
ZekA = Impedansi ekivalen transformator A ( Sisi Sekunder )
ZekB = Impedansi ekivalen transformator B ( Sisi Sekunder )
VL = Tegangan dibeban
ZL = impedansi beban
VL = I ZL = ( IA + IB ) ZL
EA ZB EA – EB
IA = ------------------- + -----------------
ZL ( ZA + ZB ) ( ZA + ZB )
( aB - aA ) VL + ( aB ZekB. I )
IA = -----------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB )
Diktat Matakuliah transformator 49
EB ZA EA – EB
IB = ------------------- -- -----------------
ZL ( ZA + ZB ) ( ZA + ZB )
( aA - aB ) VL + ( aA ZekA. I )
IB = -----------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB )
Contoh soal 1
TRAFO A
Rating 150 KVA
6900 / 230 Volt
ZekA = 9,4 sisi primer
TRAFO B
Rating 250 KVA
6900 / 230 Volt
ZekB = 5,8 sisi primer
Jika trafo tersebut diatas dipararel untuk melayani beban 300 KVA
Hitung
a. Arus beban IA dan IB
b. KVA masing – masing trafo
Penyelesaian
IA
IB
IT = IA + IB
KV
AL
ZekA
ZekB
V1
V2 300
KVA5,8
9,4Trafo A
Trafo B
300 KVA
I = --------------- = 43,5 Amper ( Sisi primer )
6900
IA ZekB
----- = ---------- maka
IB ZekA
Diktat Matakuliah transformator 50
IA 5,8 5,8
----- = ---------- atau IA = IB -------
IB 9,4 9,4
Karena I = IA + IB maka
I = ( 5,8 / 9,4 ) IB + IB atau IB = 26,9 Amper
Untuk IA = I – IB = 43,5 – 26,9 = 16,6 Amper
Daya KVA terpakai pada masing – masing trafo
KVAA = 6900 V. (16,6 A) = 114,5 KVA
KVAB = 6900 V. ( 26,9 A) = 185,6 KVA
Contoh soal 2
TRAFO A
Rating 25 KVA
2360 / 230 Volt
ZekA = 0,08 sisi sekunder
TRAFO B
Rating 35 KVA
2300 / 230 Volt
ZekB = 0,06 sisi sekunder
Hitung. Ic dan I1, I2 Serta beban yang dipikul 46 KVA
Penyelesaian
IA
IB
I = IA + IB
KV
AL
ZekA
ZekB
V1
V2 46 KVA
0,06
0,08Trafo A
Trafo B
perbandingan tegangan (a) 2360
aA = --------------- = 10,26
230
Diktat Matakuliah transformator 51
2300
aB = -------------- = 10
230
Dengan nilai VL = 230 Volt
(aA – aB) VL ( 10,26 – 10 ) 230
Ic = ---------------------------- = ------------------------------- = 42,1 Amper
( aA. ZekA + aB. ZekB ) 10,26 (0,08) + 10 (0,06)
Besarnya arus yang melalui beban I = 46 000 / 230 = 200 Amper
Arus yang melalui masing – masing trafo
( aB - aA ) VL + ( aB ZekB. I ) (10 – 10,26) 230 + 10 . (0,06).200
IA = ----------------------------------------- = -------------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB ) 10,26 (0,08) + 10 (0,06)
IA = 42,4 Amper
( aA - aB ) VL + ( aA ZekA. I ) (10,26 -10) 230 + 10,26 (0,08) 200
IB = ---------------------------------------- = ------------------------------------------
( aA ZekA ) + ( aB ZekB ) 10,26 (0,08) + 10 (0,06)
IB = 157,6 Amper
Besarnya daya KVA terpakai masing – masing trafo
KVAA = 42,4 Amp . 0,23 KV = 9,75 KVA
KVAB = 157,6 A . 0,23 KV = 36,3 KVA
Dari contoh di atas jelaslah jika persyaratan mempararel tidak lengkap maka akan
terjadi arus sirkulasi dan menyebabkan salah satu transformator tersebut overlood.
Pada contoh 2 trafo B yang berkapasitas 35 KVA harus memikul beban 36,3 KVA.
Diktat Matakuliah transformator 52
Contoh soal UTS 1
Suatu transformator 100 KVA, 20 KV / 220 V mempunyai data sbb:
a. Data hubung singkat (sisi TR)
50 Volt, 5 Amper, 150 Watt
b. Data beban nol (sisi TT)
20 000 V, 0,2 Amper, 75 Watt
Tentukanlah
1. Rc/a2, Xm/a
2, Rek2 , Xek2 serta gambarkan rangkakaian ekivalennya.
2. %Z1, %Z2
3. Rugi tembaga (Pcu)
4. tentukan regulasi tegangan bila cos Φ beban 0,6 lag.
5. efisiensi (η)
Penyelesaian
1. a. data beban nol
Cos Φ0 = 75 / (20 000. 02) = 0,18 dan Φ0 = 88,90
Im = Io. Sin Φ0 = 0,2. 0,99 = 0,198 Amper
Ic = Io. Cos Φ0 = 0,2. 0,019 = 0,0038 Amper
V1 20 000 20 000
Xm = ----- = ------------ = 101010 Ω dan Rc = -------------- = 5263157 Ω
Im 0,198 0,0038
b. data hubung singkat
Zek1 = V2 / I2 = 50 / 5 = 10 Ω
Rek1 = P / I22 = 150 / 5
2 = 6 Ω
Xek1 = √ Zek12
-- Rek12
= 8 Ω
Untuk menggambarkan pada sisi sekunder maka di kali /a2
a = 20 000 / 220 = 90,9
Rc / a2 = 636,,97 Ω Xm / a
2 = 12,22 Ω
Zek2 = Zek1 / a2 = 0,0012 Ω Rek2 = Rek1 / a
2 = 0,000726 Ω
Dan Xek2 = Xek1 / a2 = 0,000968 Ω
Rangkaian ekivalen seperti gambar berikut
Diktat Matakuliah transformator 53
Rek2Xek2
V2V1 /a
Rc XmBeban
2. % Z1 dan % Z2
KVAB = 100 KVA KVBH = 20 KV dan KVBX = 0,24 KV
1000. (KVBH )2
1000. 202
ZBH = ------------------- = ---------------- = 4 000 Ω
KVAB 100
1000. (KVBH )2
1000. 0,222
ZBX = ------------------- = ---------------- = 0,484 Ω
KVAB 100
Maka Zek1 10
% Zek1 = ------------- x 100 % = --------------------- x 100% = 0,25 %
ZBH 4 000
Maka Zek2 0,0012
% Zek2 = ------------- x 100 % = --------------------- x 100% = 0,25 %
ZBX 0,484
Membuktikan kalau % Zek1 = % Zek2 dipandang dari sisi primer atau
sekunder
3. Rugi tembaga (Pcu)
Pcu = I22 . Rek2 dengan I2 = KVAB / V2
hingga di cari dulu I2 = 100 KVA / 220 V = 454,5 Amp
Pcu = 454,52 . 0,000726 = 149,97 Watt.
4. Regulasi tegangan cos Φ beban 0,6 lag maka Φ = 53,130
( V1/a ) = V2 + I2 ( Rek2 + j Xek2)
= 220 + 454,5∟53,130 ( 0,0012 + j 0,000968 )
Diktat Matakuliah transformator 54
regulasi tegangan
(V1/a) – V2
%V = ---------------------- x 100% dengan V2 = 220 Volt
V2
Contoh soal UTS 2 (electric machinery fundamental hal 104)
Suatu transformator distribusi 3 fasa, 50 KVA, 13800/208 V hubung Δ-Y mempunyai
1% resistansi dan 7% reaktansi, hitung
a. impedansi transformer pada sisi tegangan tinggi
b. hitung regulasi tegangan pada beban penuh dan factor daya 0,8 lagg
c. hitung regulasi tegangan pada system per unit.
Penyelesaian.
a. impedansi transformer sisi TT
3(VΦ,base)2 3.(13800)
2
Zbase = ----------------- = ------------------ = 11,426 Ω
Sbase 50.000
Impedansi dalam per unit Zeq = 0,01 + j 0,07 pu
Jadi Zeq = Zeq pu . Zbase
Zeq = (0,01 + j 0,07). (11,426) = 114,2 + j 800 Ω
b. Regulasi teg 0,8 lagg
rumus regulasi tegangan VΦΡ - a VΦS
VR = ------------------ x 100%
a VΦS
dan IΦ = S / (3.VΦ ) hingga
IΦ = 50.000 / (3. 13800) = 1,208 Amper
Tegangan nominal sekunder 208 V/ √3 = 120 V
Dan VΦS = a VΦS = 13800 V
VΦΡ = a VΦS + Req IΦ + j Xeq IΦ
= 13800∟00
+ (114,2) 1,208∟-36,870 + j 800 ( 1,208∟-36,87
0 )
= 13800 + 138∟-36,87 + 966,4∟53,130
Diktat Matakuliah transformator 55
= 14490 + j 690,3 = 14506 ∟2,730 Volt
maka regulasi tegangan VΦΡ - a VΦS
VR = ------------------ x 100%
a VΦS
maka regulasi tegangan 14506 - 13800
VR = ------------------ x 100% = 5,1%
13800
c. Regulasi system per unit
Dalam system per unit tegangan keluaran adalah 1∟00 dan arus 1∟-36,87
0
Vp = 1∟00
+ 0,01 (1∟-36,870) + j 0,07 (1∟-36,87
0 )
= 1 + 0,008 – j 0,006 + ( 0,0042 + j 0,0056)
= 1,05 + j 0,005 = 1,051 ∟2,730
reg teg
VR = (1,051 - 1) / 1 x 100% = 5,1% hasilnya sama dengan bag b di
atas.
Contoh soal UAS 1 (electric machinery fundamental hal 72)
Suatu system tenaga listrik seperti yang tampak pada gambar dibawah ini.
AC
Z
load
Iline
IloadIG
1: 10 20 : 1
20 + j 60 Ohm
Rangkaian system tenaga
Sebuah generator 10 KVA, 480 V, terhubung transformator step up 1: 10 dengan
saluran transmisi dengan impedansi 20 + j 60 Ω di ujung saluran digunakan
transformator step down dengan perbandingan 20 : 1 untuk melayani beban dengan
impedansi 10∟ 300 Ω. Hitung
a. nilai dasar ( V, I, Z )
b. nilai dalam system pu
Diktat Matakuliah transformator 56
c. daya beban ( dalam Watt dan pu )
d. rugi saluran ( dalam Watt dan pu )
penyelesaian
a. Nilai dasar
1. system di generator
nilai dasar : Vb = 480 V, Sb = 10 KVA dan
Sb 10 000 VA
Ib = --------- = ------------- = 20,83 Amper
Vb 480 V
Vb 480 V
Z b = ---------- = -------------- = 23,04 Ω
Ib 20,83 A
2. system di saluran
System terhubung transformator dengan perbandingan 1/10 = 0,1 maka nilai dasar
tegangan pada system penyalauran transmisi
Vb 480 V
Vb2 = ---------- = ------------ = 4800 V
a 0,1
Sb2 = 10 KVA maka
10 000 VA
Ib2 = ------------------- = 2,083 Amper
4800 V
4800 V
Zb2 = ----------------- = 2304 Ω
2,083 A
3. system di beban
Sistem sebelum ke beban menggunakan transformator dengan perbandingan 20/1
= 20 maka tegangan dasar di beban adalah
Vb2 4800 V
Vb3 = ---------- = ---------------- = 240 V
a 20
Diktat Matakuliah transformator 57
Sb3 = 10 KVA maka
10 000 VA
Ib3 = -------------------- = 41,67 Amper
240 V
240 V
Zb3 = -------------- = 5,76 Ω
41,67 A
b. Nilai dalam pu
1. system generator
Vg 480∟00 V
Vg = -------- = ---------------- = 1 ∟00 pu
Vb 480 V
2. system saluran transmisi
Zline 20 + j 60 Ω
Zline = ------------------ = ---------------- = 0,0087 + j 0,0260 pu
Zb2 2304 Ω
3. system beban
Zload 10∟300 Ω
Zload = --------------- = ----------------- = 1,736∟300
pu
Zb3 5,76 Ω
c. Daya beban dalam watt dan pu
Vpu
Ipu = -----------
Ztot pu
1 ∟00 pu
Ipu = -------------------------------------------------------
(0,0087 + j 0,0260 pu) + (1,736∟300
pu)
1 ∟00 pu
Ipu = -------------------------------------------------------
(0,0087 + j 0,0260 pu) + (1,503 + j 0,868 pu)
1 ∟00 pu 1∟0
0
Ipu = ------------------------- = ---------------------------- = 0,569 ∟-30,60 pu
1,512 + j 0,894 pu 1,757∟30,60
Diktat Matakuliah transformator 58
maka daya beban dalam system pu
Pload = (Ipu)2. Rload pu
Pload = ( 0,569 )2 (1,503) = 0,487 pu
Daya sebenarnya (sesungguhnya) pada beban
Pload = Pload pu . Sb
Pload = 0,487 . 10 000 VA = 4870 Watt
d. Rugi – rugi pada saluran transmisi
untuk system pu
Pline pu = (Ipu)2. Rline pu
Pline pu = (0,569)2 (0,0087) = 0,00282 pu
Rugi sesungguhnya
Pline = Pline pu . Sb
Pline = (0,00282) (10 000 VA) = 28,2 Watt
PR / bahan UAS
AC
Z
load
Iline
IloadIG
1: 20 20 : 1
20 + j 50 Ohm
Sebuah generator 10 KVA, 480 V, terhubung transformator step up 1: 10 dengan
saluran transmisi dengan impedansi 20 + j 60 Ω di ujung saluran digunakan
transformator step down dengan perbandingan 20 : 1 untuk melayani beban dengan
impedansi 10∟ 300 Ω. Hitung
a. nilai dasar ( V, I, Z )
b. nilai dalam system pu
c. daya beban ( dalam Watt dan pu )
d. rugi saluran ( dalam Watt dan pu )
Diktat Matakuliah transformator 59
DAFTAR PUSTAKA
1. B.L. Teraja, a text-book of technology in s.i System of unit, publication
division of NIRJA CONSTRUCTRION & DEVELOPMENT CO.(P) ltd, new
delhi 1994.
2. Stephen j.c ELECTRIC MACHINERY FUNDAMENTALS, McGraw-Hill
Book Company 1985.
3. Mochtar wijaya, ST, DASAR – DASAR MESIN LISTRIK, penerbit
djambatan 2001.
4. A. E. Fitzgerald, alih bahasa oleh Joko Achyanto, MSC. EE, MESIN-MESIN
LISTRIK, edisi empat erlangga, 1997.
5. Zuhal, prof, DASAR TEKNIK TENAGA LISTRIK DN ELEKTRONIKA
DAYA, penerbit PT Gramedia Jakarta, 1992.