-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
1111
MENGENAL PROGRAM DIGITAL SOUND EDITOR ADOBE AUDITION Sumber :
Dirangkum dari berbagai sumber
1 UMUM
Adobe Audition adalah program komputer yang bermanfaat untuk
merekam, mengedit dan memproses musik atau suara.
Untuk memproses suara Adobe Audition, dilengkapi dengan
modul-modul efek suara, seperti Delay, Echo, pereduksi Noise/Hiss,
Reverb, Pengatur Tempo dan Pitch, Graphic dan Parametric Equalizer
serta mendukung lebih dari satu jenis format file suara.
Proses pembuatan rekaman sebuah radio program seperti News,
Dongeng, Iklan, Advertorial, Feature umumnya melalui 4 tahapan
sebagai berikut : 1. Tracking. Tahapan ini berupa pengambilan
suara-suara yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
script. Untuk pengambilan suara bisa dilakukan diluar (outdoor)
studio atau di dalam studio (indoor). Untuk outdoor take voice
dilakukan oleh reporter/operator dengan sebuah alat perekam berupa
tape recorder atau alat sejenisnya. Sedangkan indoor dilakukan di
dalam studio misalnya take voice oleh presenter atau host acara
yang bersangkutan. Kelebihan dari take voice indoor akan dihasilkan
kualitas yang lebih bagus bebas dari suara-suara luar yang tidak
perlu.
2. Loading + Editing. Tahap ini memasukkan suara hasil take
voice kedalam perangkat editing. Dari perangkat editing ini akan di
edit suara sesuai dengan kebutuhan, seperti menghilangkan
suara-suara yang tidak dibutuhkan, memberi efek dan mengequalize
suara sebelum (penyesuaian kebutuhan Low, Low-Mid,High-Mid-dan High
frekuensi) di campur (mixing) dengan suara-suara lain.
3. Mixing. Tahap pencampuran suara-suara sesuai dengan suara
yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan script. Mengatur suara latar
(back sound misalnya music, effect, smash dan lain sebagainya),
level volume, gain dan balancing suara dilakukan di tahap ini.
4. Mastering & Transferring Menyempurnakan Audio agar enak
di dengar (menghilangkan hiss dan hum, menurunkan simbilance (ess)
yang berlebihan, mengkompres frekuensi-frekuensi yang kasar,
memoles dan meratakan, menetapkan standar volume) dan Memindahkan
suara hasil mixing ke media penyimpanan seperti kaset, hardisk, dan
lain sebagainya.
Untuk semua tahapan diatas ada dapat melakukannya dengan program
Digital Sound Editor Adobe Audition yang bekerja di sebuah
perangkat Personal Computer (PC).
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
2222
Cara Membuka Adobe Audition Nyalakan computer anda dan click
icon Adobe Audition yang ada pada layar komputer anda. Setelah
terbuka anda langsung melihat tampilan layar Edit (Edit View).
Untuk lebih memahami pengoperasian Adobe Audition akan dibahas mode
tampilan pada Adobe Audition. Dalam pengoperasian Adobe Audition
sehari-hari anda pasti berhadapan dengan tampilan layar ini, karena
itu penting untuk mengetahui fungsi masing-masing tampilan
tersebut.
1. Mode Tampilan Mode tampilan layar Adobe Audition adalah
tampilan utama dimana dilakukan proses pengeditan, pemprosesan
suara dan pencampuran (mixing) suara sehingga dihasilkan sebuah
file audio yang diinginkan baik itu file audio gabungan
(campuran/mix) dari beberapa file audio ataupun sebuah file audio
yang tunggal yang telah mengalami perubahan seperti efek reverb,
echo, atau modifikasi pitch dan tempo. Itu semua dapat dilakukan di
Adobe Audition. Ada dua mode tampilan yang biasa digunakan dalam
pengoperasian Adobe Audition, yaitu mode tampilan edit dan mode
tampilan multi track.
1.1 Mode Tampilan Edit Mode ini digunakan untuk memasukan dan
mengedit gelombang audio yang sudah direkam seperti tampak gambar
1.
Untuk merekam atau memasukkan suara ke dalam Adobe Audition anda
memerlukan alat untuk menangkap suara seperti microphone atau
kaset/CD yang sudah ada isi suaranya. Setelah itu dengan kartu
suara (Sound Card) beserta kelengkapan Softwarenya dapat memasukkan
suara kedalam Adobe Audition. (akan dijelaskan kemudian).
Gambar 1 Mode Tampilan Edit
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
3333
Di mode tampilan ini anda dapat, merekam, dan mengedit gelombang
audio mono atau stereo. Proses perekaman audio dari mic, kaset
recorder biasanya melalui mode ini (bagaimana merekam ke Adobe
Audition juga akan dibahas kemudian).
Setelah proses perekaman suara yang tersimpan di kaset (atau
media penyimpan lainnya) ke dalam Adobe Audition (ini sama artinya
dengan mentransfer ke bentuk digital) maka selanjutnya anda akan
mudah melakukan proses lainnya seperti mengedit, menambah efek,
merubah pitch atau mengedit dan lain sebagainya serta anda bisa
menyimpan hasilnya ke dalam berbagai bentuk format file (wav, ra,
au, mp3 dll) atau langsung memainkan kembali (playback).
1.2 Mode Tampilan Multitrack Proses selanjutnya adalah
memasukkan hasilnya ke mode multi track untuk di mix dengan file
audio yang lain menjadi sebuah file audio hasil mixing-an. Untuk
mengubah mode dari mode edit ke multitrack click icon multitrack.
Apabila anda ingin kembali ke mode tampilan edit click icon
singletrack .
Gambar 2 Tampilan Multitrack
2. Fungsi-Fungsi Penting. Dalam mengoperasikan Adobe Audition
ada beberapa fungsi2 dasar yang perlu di ketahui pemakainya,
fungsi-fungsi dasar baik menggunakan keyboard maupun mouse, fungsi
tersebut adalah :
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
4444
Gambar 3 Transport Control
Transport Controls Stop : Menghentikan file audio yang sedang
dimainkan. Play : Memainkan file audio
Pause : Menghentikan sementara file audio yang sedang
dimainkan.
Play to end : Memainkan file yang sedang ditampilkan di layar
sampai selesai
Play Looped : Memainkan file audio yang sedang ditampilkan
dilayar berulang-ulang. Go to beginning : Menempatkan cursor diawal
file kemudian memainkannya.
Rewind : Mengembalikan posisi cursor play ke belakang. Fungsi
ini juga termasuk fungsi srubbing yaitu akan terdengar audio saat
cursor di pindahkan. Click kanan pada tombol rewind akan mengeset
kecepatan dimana cursor dimundurkan. (range kecepatan tetap dari 2x
sampai 8x atau range pilihan kecepatan yang dapat
diganti-ganti).
Fast Forward : Memajukan posisi cursor play ke depan. Seperti
Rewind fungsi ini juga dilengkapi dengan fungsi scrubbing. Click
kanan pada tombol Forward juga bias memilihi range kecepatan yang
sama seperti pada tombol rewind.
Go to End : Menempatkan cursor playback pada akhir tampilan
gelombang. Record : Memulai merekam dari posisi cursor. Akan
menimpa file audio yang posisinya
berada di depannya.
LEVEL METER Meter VU level, ada dibawah tombol play/record,
menampilkan level amplitudo audio yang sedang dimonitor, direkam
atau sedang dimainkan saat itu. Untuk mengecek level rekaman,
dengan mudah ditampilkan dengan meng-click dua kali pada level
meternya. Untuk mengatur konfigurasi level meternya anda tinggal
mengclick kanan pada meternya. Click dua kali pada meter level
record akan memulai dan mengakhiri monitor. Click kanan akan
mengatur konfigurasi level.
Gambar 4. Level Meter
Level meter ini fungsinya untuk membantu memonitor level suara
yang dimasukkan ke Adobe Audition agar tidak terjadi over load yang
bisa mengakibatkan suara pecah. Untuk rekaman dengan Adobe Audition
ini usahakan agar level signal berada diantara 18dB sampai 3 dB dan
usahakan tidak melebihi 3 dB.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
5555
2 STEP by Step
Berikut langkah demi langkah penggunaan Adobe Audition dalam
proses perekaman, pengeditan, mixing dan transferring. Seperti
dijelaskan sebelumnya kita ambil contoh dengan menggunakan kartu
suara (sound card) dimana kita bisa melakukan loading dan editing
suara ke dalam Adobe Audition.
Di Sound Card anda akan melihat lubang input dan lubang output.
Lubang input digunakan untuk memasukkan connector output dari alat
perekam/mixer. Untuk mendengarkan suara yang sudah direkam anda
harus menghubungkan output ke sepasang speaker atau headphone.
Setelah instalasi kemudian dilanjutkan dengan pengaturan windows
recording mixer sebagai berikut
Kemudian klik windows recording mixer maka akan tampil jendela
Recording Control
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
6666
Selanjutnya pilih Line In atau mic (tergantung settingnya
menggunakan channel yang mana)
Proses selanjutnya adalah. 1. Berita yang datang dari reporter
direkam di kaset recorder diedit melalui komputer dengan
menggunakan software Adobe Audition. Pengeditan dengan Adobe
Audition secara umum adalah sebagai berikut: a. Buka program Adobe
Audition dengan urutan :
File New (akan muncul kotak dialog New Waveform: yang perlu Anda
pilih yaitu Sample Rate 44100; Channels Stereo; Resolution 16 Bit;
lalu tekan OK
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
7777
b. Siapkan materi yang akan direkam
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
8888
c. Tekan tombol Record dipojok kanan bawah lalu mulailah
merekam
d. Edit rekaman dengan fasilitas yang ada pada Adobe Audition .
Untuk mengedit/memotong suara yang anda sudah rekam, anda harus
membuka file tadi yang
anda simpan di salah satu directory misalnya Directory D:\Audio.
Setelah anda click Wav file tadi, maka suara akan tampil di layar
Edit View. Untuk menghilangkan suara-suara yang tidak di inginkan
seperti suara batuk, em.., aa,dll
anda harus meng-higlight dengan mouse anda suara-suara tadi.
Posisikan cursor Kuning pada pangkal suara dan start untuk
meng-highlight dengan mouse
click kanan. Usahakan agar anda memotong pada titik yang paling
awal dimana suara tersebut mulai
nampak dan terdengar. Anda bisa memberi tanda/Cue list dengan
memposisikan cursor Kuning pada awal dan akhir
sebuah suara. Untuk memberi tanda ini pada suatu potongan suara,
pastikan Adobe Audition dalam keadaan stop. Posisikan cursor Kuning
pada awal sebuah suara dan Click kanan tepat pada segitiga kuning
kecil/spt panah di atas layar. Lalu pilih Insert in Cue List. Maka
tanda yang berupa segitiga berwarna merah muda akan muncul sebagai
tanda awal atau akhir.
Kalau anda mau menyimpan potongan tersebut, anda bisa
melakukanya dengan Save Selection. Lalu beri nama baru untuk file
tersebut (hanya bagian inilah yang tersimpan).
e. File-file yang telah Anda edit selanjutnya akan digabung pada
Bar Multitrack dengan mengklik Menu Edit di kiri atas dan pilih
Insert in Multitrack otomatis file suara ini akan masuk ke tampilan
mutitrack. Tempatkanlah potongan suara tadi di track yang anda
inginkan dengan meng-click kanan, anda dapat menggerakkan ke tempat
yang anda inginkan (ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah.). Atau
untuk ke tampilan multitrack dengan mengclick Switch multitrack
mixer
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
9999
f. Untuk menggabungkan tekan Insert lalu muncul kotak dialog
Waveform List kemudian cari file yang akan di-insert pada track
yang dikehendaki
g. Jika seluruh file sudah di-insert lakukan proses pencampuran
(mixing) dengan menekan tombol Edit lalu Mix Down pilih All
waves
Simpan file hasil Mix Down (Save as) dengan format penamaan file
yang sudah ditentukan. h. Disarankan untuk meng-create direktori
khusus menyimpan wave file
(contohnya d:\ RecMaster)
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
10101010
HOME RECORDING Source information from :
http://my.opera.com/paw_rs2
Seseorang musisi kini tak perlu terlalu direpotkan dengan
recording. Juga tak perlulah harus jauh-jauh ke kota untuk merekam
karyanya. Mengapa ? Dunia digital kini merambah ke semua lini
kehidupan manusia. Kemajuannya teramat pesat. Tak ketinggalan musik
pun ramai dengan produksinya semakin lebat.
Siapa yang nggak tau komputer. Mesin pintar ini dengan piranti
multimedianya mampu menciptakan dunia berubah. Tapi dia tak pintar
sendiri. Manusialah membuatnya pintar. Mau merekam musik karya
sendiri dengan perangkat komputer, nggak ada masalah. Bertaburan
software yang membawa keunggulan masing-masing. Seperti CAKEWALK
yang sangat populer dengan piranti MIDI (Music Instrument Digital
Interface), CUBASE SX dengan piranti recordingnya, NUENDO, serta
beberapa software virtual yang sangat banyak jumlahnya. Penulis
pastikan bahwa jika Anda mengunjungi tempat penjualan software
komputer, dibuat bingung oleh begitu banyaknya. Mau coba semua...
ya silakan! Siapkan komputer Anda, Install program, mencobanya satu
dua kali, bermanfaat atau tidak, dan meng-Uninstall jika tidak
diperlukan. Komputer Anda pasti akan semakin linglung dan bego.
Pembaca yang budiman....dalam obrol-obrol ini, penulis ingin
membagi sedikit pengetahuan tentang hal-hal apa saja yang bisa kita
lakukan. Oke... sebenarnya apa sich yang harus dimulai ketika Anda
punya keinginan merekam karya-karya Anda.
Prinsip RECORDING. Pertama kalinya recording ditemukan satu abad
yang lampau. Tepatnya pada tahun 1887, ketika Thomas Alfa Edison
menemukan alat perekam, yaitu cylinder phonograph. Dan sejak itu
pula bermunculanlah kemajuan yang dicapai hingga kini.
Tujuan utama recording adalah merekam seluruh karya kita berikut
arransemennya. Dan hasilnya dapat kita dengar ulang. Tentunya
diharapkan kualitas musik tetap terjaga, tidak merusak telinga yang
mendengar. Sebagai catatan kemampuan telinga kita sanggup menerima
intensitas bunyi di kisaran 10 dB 120 dB. Itupun kalau suara yang
dihasilkan tidak rebek dan pecah.. Kualitas record yang rusak juga
akan menghancurkan perangkat audio system di rumah.
Prosedur TEKNIS Recording. Penulis mencoba merangkum beberapa
standar yang dilakukan dalam recording profesional. 1. Merekam
suara yang disebut Tracking atau Take. Dari sebuah arransemen
musik, tentunya sekian
banyak instrumen yang akan mengiringi lagu utama. Satu per satu
setiap instrumen direkam dalam track record. Secara teknis adalah
dari sumber suara akustik yang diubah menjadi gelombang electric.
Sinyalnya diterima oleh recorder. Idealnya sumber suara (source)
yang terekam semirip mungkin dengan aslinya. Jika menggunakan
komputer, jadilah sinyal tersebut sebagai digital. Tetapi oleh
recorder Analog (seperti DAT, realtape) sinyalnya tetap menjadi
analog.
2. Hasil tracking yang telah terekam, dilakukan proses Mixing
yang meliputi pengaturan volume, gain, balancing. Dalam teknologi
rekam digital, Anda akan dimudahkan untuk melakukan editing. Pada
bagian-bagian tertentu dapat kita copy, delete, mixed, dll.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
11111111
3. Selanjutnya adalah proses Equalisasi, yakni proses
menciptakan karakter sound dengan penguatan pada
Low,Low-Mid,High-Mid-dan High frekuensi. Proses ini menuntut
ketajaman telinga Anda hingga antar frekuensi tidak saling
bertabrakan. Seberapa besarkah kemampuan Anda dalam membedakan
frekuensi. Sound terekam harus memiliki kejernihan, terang,
berkarakter dan tidak pecah. Pastikan bahwa input yang suara
terekam memiliki ketebalan (pada step 1), sehingga memudahkan kita
untuk melakukan equalisi. Contohnya sound cymbals adalah tipis,
tetapi terang dan bening. Inilah seorang sound engineer diuji.
Teknik berikutnya adalah pemberian Sound Effect, seperti reverb
(efek ruang), delay, Chorus, Compresi, Noise Gate, Limiter, dll.
Effect memberikan karakter yang lebih kuat. Sentuhan terakhir ini
akan menjadikan music Anda siap untuk didengarkan, seperti layaknya
kita mendengar Compact Disc, Cassette, dll, atau bahkan lebih
dramatis.
4. Mastering adalah proses terakhir. Di studio mastering
profesional ditangani si dokter audio. Tugasnya menghilangkan hiss
dan hum, menurunkan simbilance (ess) yang berlebihan, mengkompres
frekuensi-frekuensi yang kasar, memoles dan meratakan, menetapkan
standar volume. Barulah musik karya kita direkam ke dalam pita
cassete atau CD melalui CD Burning.
EQUIPMENT RECORDING.
Jika disusun daftar, begitu banyak kiranya perangkat untuk
menciptakan musik Anda di rumah. Berikut ini adalah daftar minimal
equipment yang kita butuhkan jika kita akan merekam secara digital.
1. Personal Computer, dengan spesifikasi minimal : Pentium II , RAM
128 MB, CD Burning (tidak harus)
dan Harddisk yang cukup besar, min 10 GB. Tapi untuk software
produk terkini, ada spesifikasi yang meminta RA cukup besar
2. Sound Card (internal komputer) atau Conventer (external)
untuk kelas profesional. Kualitas Sound Card diukur dalam istilah
Sample Rate. Soundcard PC standar umumnya samplerate : 44.100
KHz-16 bit. Sebagai perbandingan profesional samplerate-nya 96.000
KHz-32 bit (kualitas sound DVD), dan bahkan ada yang lebih dari
itu.
3. Microphone , dengan jenis dynamics, kondensor atau Cardiod.
Untuk dua jenis terakhir diperlukan piranti tambahan, yaitu mic
preamp yang memiliki fasilitas Phantom Power (+48 dB) yang biasanya
terdapat dalam piranti tambahan yang disebut Mic Preamp.
4. Stereo Speakers Control. Usahakan jenis speaker memiliki
kemampuan untuk memproduk Low/High frekuensi. Untuk profesional,
biasanya menggunakan jenis real speakers monitor.
5. Headphone. 6. Kabel-kabel penghubung yang jumlahnya tidak
sedikit. Kualitas kabel disarankan yang memiliki kualitas
terbaik, tidak mudak putus/patah, anti noise, lentur serta
pemilihan jack yang baik. Jenis jack audio yang umum digunakan
diantaranya Canon, RCA, XLR.
Dengan daftar di atas Anda sudah dapat melakukan perekaman
minimal 2 track. Tetapi jika ingin dikembangkan lebih jauh, berikut
ini daftar kelas profesional.
7. Mixer atau Console / piranti pencampur suara sekaligus
mengatur gain/volume input. 8. Compresor / penahan sinyal berlebih.
9. NoiseGate Prosesor / membuang suara tak perlu (noise) 10.
Equalizer/ pembentuk timbre suara. 11. Analog/Digital Efek
Prosesor/ pemberian efek ruang, dynamics, ketajaman, ambience,
dll.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
12121212
Tetapi tidak hanya itu. Seiring dengan kemajuan teknologi audio,
sejumlah pabrikan penawarkan berbagai piranti yang semakin canggih.
Pertanyaannya..... berapa budget untuk menyiapkan semuanya. Silakan
jalan-jalan ke toko music profesional dan berhitung. Setidaknya
untuk mengawali kita bisa mulai dengan daftar perangkat pertama (1
- 6).
Persiapan Piranti Recording. Lebih singkat saja, dalam tulisan
ini kita bicarakan teknik Digital. Menggunakan teknik ini, pasti
berhubungan dengan komputer. Oke... kita bahas satu persatu
hardware yang kita akan gunakan.
RUANG RECORDING. Untuk kelas rumahan tak perlulah set secara
khusus. Pastikan saja ruang Anda nyaman untuk bekerja dan tidak
bising dengan gangguan suara disekitar ruang rekam. Tapi dalam
perekaman profesional dibutuhkan ruang yang kedap suara. Perhatikan
suara-suara yang berada diluar rung, seperti; anjing, ayam, mesin
pompa air, dan tukang nasi goreng. Wah.. cukup berbahaya.
PERSONAL COMPUTER. Komputer rumahan ini ternyata dengan suburnya
kemajuan software dapat menciptakan recording baik taraf rumahan
maupun profesional. Periksa spesifikasi komputer Anda, mulai dari
prosesor, RAM, Soundcard (spesifikasi standar telah dibahas di
atas). Kualitas Record berarti berhubungan kualitas Sound Card yang
Anda miliki. Untuk kualitas tergolong cukup bisa diandalkan seperti
Sound Blaster Live 5.1 Platinum, Audigy, Vibra 128. Soundcard
disebut memiliki fasilitas What you Hear yang mana akan mempermudah
perekaman MIDI File ke Wave File. Tapi tak apalah jika dengan merek
lain. Kita masih mungkin merekam sinyal-sinyal analog dalam bentuk
wave file. Umumnya soundcard PC memiliki jalur input 1 (mono) mic,
1 (stereo) line In, jalur output 1 (stereo) line out, 1 (stereo)
speaker. Sebagai catatan bahwa jalur stereo sebenarnya memiliki 2,
yaitu L dan R. Keduanya bisa dipecah dengan membuat jalur baru.
Jika dirasa 2 input belum cukup, Anda dapat menggunakan tambahan
soundcard dengan merek lain. Jika 1 merek/type yang sama maka
terjadilah crash dan tidak bisa dibaca komputer. Lain lagi jika
kita rekaman pro yang sedikit rewel dalam pemilihan soundcard atau
disebut konventer yang lebih banyak terpasang di luar PC. Produk
yang banyak dipakai diantaranya Teratex, Pro Tools, Aardvark, E-MU,
DSP 2000, dll. Umumnya mereka mempunyai lebih dari 4 input dan
lebih dari 2 output. Tapi jangan tanya harganya.... selangit...
Memilih soundcard/conventer dapat dlihat dari keterangan produknya
dengan acuan yang disebut Sample Rate. Sample rate mengukur
ketebalan dari penerimaan perekaman. Kelas PC standar umumnya
adalah 44.100 KHz-16 bit. Untuk perbandingan, converter memiliki
sample rate 96 KHz-32 bit. Ini sudah standar kualitas suara yang
dikeluarkan DVD.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
13131313
SOFTWARE. Usaha perekaman yang paling bijak adalah memilih
software yang tepat dan jitu. Apa sebab ? Recording menuntut
komputer Anda bekerja ekstra keras. Jika terlalu banyak soft
terinstall, beratlah beban yang harus dikerjakan komputer, dan
mungkin sedikit linglung. Penulis mencoba mengamati perkembangan
software audio recording yang sangat banyak di pasaran. Ada company
besar yang memproduk software, seperti Digi Design dengan Pro Tool
nya, EMU Logic, Steinberg, Cakewalk, dll. Untuk kelas kita ini
saran yang mungkin bisa membantu Anda dalam bereksperimen
diantaranya : 1. SONAR XL ver 2, produksi Cakewalk, software
recording bagi perekaman pro yang memiliki
kemudahan dalam operasional. Tetapi proses editing agak rumit
sedikit. Sonar sangat membantu bila Anda menggunakan cara MIDI.
Jika Anda menginstallnya, sekaligus terinstall beberapa plug Ins
produk Time Works yang kesemuanya disajikan secara virtual.
Kelebihan lain, sonar memiliki hardware virtual dari music
properti, seperti amplifier guitar, amplifier bass, dll yang dapat
digunakan secara real-time. Oleh sebab itu sonar cukup digemari
bagi para pemula. Kekurangannya diantaranya adalah hasil suara
terekam kurang tebal dan agak sulit untuk mengangkat kualitas
rekaman. Perlu proses mastering yang cukup merepotkan.
2. CUBASE VST ver 3.2, produksi Steinberg, software murni
sepesialis prekaman Audio. Memiliki sound yang cukup tebal. Tetapi
memiliki sedikit banyak masalah dalam proses editing, khususnya
bagi pemula.
3. CUBASE SX ver 1.02 atau 2.0, produksi Steinberg. Software ini
rupanya hasil main mata antara Steinberg dan Cakewalk. Ini
terbilang baru, dan telah dicoba hasilnya cukup memuaskan. Anda
akan berselancar ala Sonar dan memiliki kehebatan Cubase. Fasilitas
yang tersedia dalam bentuk plug-in sangat mudah digunakan. Seperti
efx gitar, begitu banyak pilihan yang dapat digunakan. Apalagi
bicara tentang MIDI. Anda memilki sound Bank layaknya memiliki
puluhan Keyboards dunia dari segala merk terkenal. Selama penulis
mencoba, rasanya belum terlalu banyak masalah.
4. SOUNDFORGE ver 6.0, produksi Sound Foundry, adalah software
pendukung bagi pengolahan wave file. Program ini tampaknya paling
banyak digunakan oleh perekaman. Anda akan menggunakannya pada saat
proses mastering, hingga ke burning CD.
5. PLUG Insert. Bagi kebutuhan mastering, kita membutuhkan
beberapa plug-in, seperti Reverb, Equalizer, Delay, Chorus, Gate,
Compresor, Limiter,dll dalam bentuk virtual. Plug-in akan
terinstall otomatis bila kita menginstall recording software di
atas. Bila masih dianggap kurang sempurna, Anda dapat menginstall
beberapa pug-ins tambahan.
6. Win Amp ver.3 atau Media Player 9. Fungsinya untuk mengontrol
music yang telah tercipta dalam format wav, midi, aif, mpeg,
dll.
MICROPHONE. Microphone adalah alat penerima sumber suara
(source) akustik yang diubah menjadi sinyal analog, dialirkan
melalui kabel/nirkabel ke PC. Microphone ada beberapa type, yaitu
Dynamic, Kondensor & Cardiod. Ukuran untuk memilih mic yang
baik adalah Impendance, Sensitivity (dB) & Freq. Response(Hz)
1. Mic type Dynamic atau disebut mic biasa termasuk mic yang
memiliki sensitivitas rendah.. Seperti
kebanyakan mic yang digunakan untuk keperluan mimbar, karaoke,
dll. Anda mesti akal-akalan mensiati penggunaan mic ini bagi
perekaman.
2. Mic type Condensor merupakan mic yang sangat sensitive.
Jangkauannya sangat kuat, sehingga sering menimbulkan feedback
(gaung) dan kemungkinan noise yang timbul cukup besar Jenis ini
tidak mampu mengalirkan sinyal bila tidak dibantu oleh Phantom
Power yang terdapat pada mic pre amp, karena sifatnya pasif.
3. Mic Cardiod adalah type yang terbaik untuk kelas rekaman
profesional. Type ini sebenarnya sejenis mic dynamic dengan
jangkauan terbatas, sensivitas tinggi. Harganya juga...? yaah..
paling berkisar 1 s.d 7 jt. Seperti merk terkenal BEHRINGER B-2,
SHURE KSM 44, RODE NT-1. Umumnya type ini digunakan untuk take
vocal. Suara diterima dengan lunak dan bening.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
14141414
Teknik penggunaan mic disebut miking. Piranti tambahan mic
biasanya adalah standar mic dan wind-screen atau pop-filter. Miking
dibicarakan secara praktek.
KABEL PENGHUBUNG. Pekerjaan recording tak ada habisnya dengan
urusan kabel. Pemilihan kabel merupakan langkah pertama. Gunakan
kabel yang paling tidak dapat mengalirkan sinyal dengan cepat,
bebas hambatan dan bersih. Saran yang cukup bagi penggunaan rekaman
adalah merk CANAREE made Japan. Hati-hati barang tiruan ! Kedua
ujung kabel pasti ada konektor atau yang disebut jack. Sesuaikan
penggunaannya dengan jack in yang terdapat pada sound card,
microphone atau instrumen musik. Saran adalah merk Neutrik atau
Nakamichi. Ini juga sama banyak tiruannya, produk Japan, Taiwan
atau Cina.
Untuk teknologi terakhir dalam profesional, sudah digunakan
kabel serat optik. Sudah dapat dipastikan sempurnamya sinyal
diterima soundcard. Mencari barang seperti ini di Bandung tidaklah
sulit. Sesuaikan kocek Anda.....!
Rasanya cukup lengkaplah Introduction ini bagi persiapan Anda
menuju dunia baru ini. Meski disajikan secara ringkas, dengan terus
berlatih, Anda bisa menjadi seorang sound engineer yang handal.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
15151515
STUDIO REKAMAN Information from : http://www.saecollege.de
CONSTRUCTION
Isolation Before you can consider your construction you must
consider your isolation requirements. Pages could be written on
this subject but you must consider how much isolation you really
want. The idea of perfect isolation from external noise started in
the days when loose miking techniques were used. One microphone
suspended over a string section meant the mic was wound up fully
and was extremely sensitive to ambient noise. Nowadays a mic 6"
from a marshal amp is a totally different story. At Big Toe Studios
I often have a window open and the artist will say -" Hey I can
hear the birds, should I close the window?" To which I reply, "No,
the only person who will hear it is some stoned out freak with
headphones on who will remark excitedly - wow man I can hear birds
on this track!" But if you have problem neighbours who don't like
drums pounding all day I suggest you apply a certain amount of
sound isolation. The acoustic term here is Transmission Loss. When
sound hits a wall there is a certain proportion of the sound
reflected back into the room, some is lost in the absorption of the
wall and the rest travels through the wall and is called the
transmission loss.
TRANSMISSION LOSS The measure of the amount of sound that is
transmitted through the wall is called the: Sound Transmission
Class- STC The transmission loss obviously varies relative to
frequency - the STC is a specially weighted reading across all
frequencies and is centred around 500Hz.. Every different wall
construction has a different transmission class. When sound hits a
wall the energy is transferred through the plasterboard to the
other side via the connection to the stud. This problem can be
reduced via two ways:
Staggered Studs. Here you use two studs for each side of the
wall. The plasterboard on one side is attached to one stud and the
plaster on the other side is attached to the other stud. The two
studs are connected to a common base and top plate.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
16161616
Flexible Channel. Here a metal channel is attached to the stud
and the plasterboard attached to the metal channel thus reducing
the connection to the stud. The channels are mounted horizontally
at 600mm (2 feet) centres. This system is extremely effective -
check out the figures in the STC Chart.
Studs: Except for staggered stud systems, substituting timber
studs for steel studs generally results in a
significant decrease in sound isolation. Increasing the
thickness of steel studs from 0.55BMT to 0.75BMT or 1.15BMT will
decrease sound
isolation Decreasing the stud spacing will decrease the sound
isolation.
It is also interesting to note here that the higher the
transmission loss the less reflected sound. In other words in a
tent there is a high transmission loss but also a low amount of
reflected sound so a tent makes a good recording room!! So people
in the country who can afford a high transmission loss because
there are no close neighbours can allow their sound to get away
thus reducing the amount of treatment required to handle the
reflected sound. The standard gypsum wall in a house has a high
transmission coefficient at 100Hz as well as a high absorption
figure because the gypsum panel's resonate frequency is around that
figure. Therefore the reverb in the room is low around 100Hz but
higher around 300Hz where the transmission and absorption are
lower. That is why most rooms in a house have a reverb peak around
300Hz. (You know the one you keep taking out of kick drums and
toms.) Check it out on the reverberation calculator. Perfect
isolation can cost heaps because there is only one thing that will
stop sound and that is MASS. The following solutions apply:
Floating the rooms. A typical construction consists of creating
new rooms within your existing rooms. This means building a floor
on top of the existing floor with neoprene isolation pads and
Rockwool on the underside and then building walls and a ceiling
using the new floor as a base. This is the ideal system for total
isolation because the new room is not mechanically connected to the
main room but it is also the most expensive system. The main
advantage of floating rooms is the low frequency isolation it
gives. If you are building in a block of flats it would be
essential as it is the only real way of achieving total sound
isolation but if you are building a garage studio it really would
depend on how much isolation you require. If you are an acoustic
folk band - forget it - if you are a heavy metal power band it is
essential because it is the only way you will stop the bass and
kick drum from annoying your neighbours.
Double Walls. This basically means building two timber/gypsum
sheet walls between each room with Rockwool in the cavity. If you
wish to go further you can double the layer of gypsum and even
further by sandwiching a layer of fibre board between the two
sheets of gypsum. (This is extremely effective because sound
doesn't like going through changing medium densities). There are
some companies who make sound isolation gypsum which is thicker and
heavier than normal gypsum sheet. In Australia it's called
Soundcheck and is 16mm(5/8") thick. The hollow concrete block
-(Besser Block) is an excellent wall construction as it attenuates
sound efficiently and cheaply.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
17171717
Sealed Environment. There is one important factor that must be
understood about sound isolation. If you build a beautifully sealed
wall between two rooms you will get good isolation BUT if you put
one nail hole in the wall you will loose a lot of the isolation!!
Sound is really not the waves we keep on describing but air
pressure difference so if you allow the two air masses to join at
any point the pressure gradient will transfer, so make sure that
all walls are sealed tightly. Also make sure all joints around
doors, windows and air-conditioning ducts are sealed.
Double Wall with Floating Floor In the drawing above I've shown
a single gypsum (pale blue) layer but adding to the layer can
dramatically increase the transmission loss. The options are
Adding another layer of gypsum which is glued (not nailed) to
the first sheet and should be a different thickness than the first
sheet. i.e. 16mm (5/8") and 12mm (1/2")
sandwiching a layer of fibreboard between the two sheets. This
really works well, a double wall with a triple layer as described
above on a floating floor will create a room that will allow you to
set up a band and not hear it outside the room! Just remember that
all the sound is now trapped inside the room and heavy acoustic
treatment is required to control it all.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
18181818
I really could go over the top here. What I've tried to do in
this site is to go through all the fundamentals so that you can
fully understand all the acoustic ramifications and thus be in a
position where you can design your own studio. Layout of rooms etc.
is really up to the basic room shapes you are starting with so
instead of me sweating over my computer to give you a whole lot of
inappropriate shapes I will give you the basic styles that have
worked for me. If you follow the basic directions of what you need
to acoustically treat each room you can take any shaped room and
come up with a plan. I have not included dimensions as it is not
necessary and it would obviously change for each situation. The
proportions are near enough though and the angles are what make it
work. Important thing to remember are:
Stereo room symmetry around your speakers. Glass windows or
doors for communication. Low-mid frequency absorption from 150
-550Hz. High frequency absorption. Absorption across the rear of
the control room wall. Whatever low frequency absorption you can
fit in the space.
Things to avoid are: Having to go through the studio to get to
the control room!! (I hate this because you always get
interruptions as people move in and out of the studio) Creating
studios with no visual communication. There is nothing worse than
recording someone you
can't see. Big studios with a small pokey control room and visa
versa.
So here are a few ideas that might start you off, use the
selector for the different options.
THE BIG FACILITY
THE CORNER CONTROL ROOM
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
19191919
THE GARAGE STUDIO 1
THE GARAGE STUDIO 2
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
20202020
THE CONTROL ROOM
THE BEDROOM STUDIO
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
21212121
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
22222222
Tip & Trick Membuat Studio Rekaman Information from :
http://www.studiomusik.info
Membuat studio rekaman tidak harus menggunakan teknologi rekaman
yang mahal. Ada tip trik membuat studio rekaman sederhana dengan
kualitas rekaman tidak kalah dengan studio rekaman berteknologi
canggih. Kami akan berbagi pengalaman buat Anda yang menginginkan
membangun sebuah studio rekaman yang sederhana dengan biaya relatif
lebih murah namun menghasilkan kualitas rekaman yang sama dengan
studio rekaman dengan teknologi yang canggih saat ini. Hal ini
sudah kami uji coba di studio PARIS 51 yang mulai dioperasikan
mulai bulan Juni 2003. Peralatan yang dibutuhkan untuk membangun
studio rekaman antara lain :
1 Unit Komputer dengan spesifikasi : - Pentium III atau IV atau
Sekelasnya - Memory Minimal 256 MB - Harddisk 40 GB 7200 RPM - CDRW
(buat nanti kalo mo copy master lagu atau MP3 ke CD) - Software
Digital Multitrack (Cool Edit Pro 2.0, Cakewalk, atau lainnya)
2 (dua) buah sound card full duplex Sound card ini berfungsi
pengganti converter (MOTU,AARK,EW88MT) yang harganya begitu mahal.
Kita menggunakan 2 sound card dengan maksud nantinya kita dapat
bekerja lebih efisien, karena dengan adanya 2 sound card kita dapat
langsung merekam "teak" 2 instrumen dalam waktu bersamaan pada
track yang berbeda di software digital multitracks (cool edit
pro)
1 Unit Mixer Mixer yang kami gunakan adalah mixer digital buatan
Behringer dengan seri UB1832FX-PRO, dimana mixer behringer ini
mempunyai banyak fasilitas yang dapat Anda simak disini . Fasilitas
mixer Behringer UB1832FX-PRO adalah Ultra low noise, mic pre-amp,
24-bit digital stereo FX processor with 99 presets including
reverb, delay, chorus, compressor, tube distortion, vinylizer and
more plus 1 kHz test tone, Breathtaking 3D stereo surround effect
for more vitality and enhanced stereo image, Effective, extremely
musical 3-band EQ with semi-parametric mid band plus switchable
low-cut filter on, 6 new state-of-the-art, studio-grade IMP
"Invisible", dan lain-lain.
Mic Drums Kami memilih mic drum merk YOGA karena dari segi harga
relatif murah dibandingkan yang lainnya, dengan kualitas tidak
kalah dengan merk lainnya. Kalo mo pengiritan lagi pake condensor
mic dan dapat dibeli di toko-toko electronic terdekat, tapi untuk
kualitasnya kurang baik dan dapat di perbaiki nantinya di software
digital multi track atau di software soundforge.
Tape Berfungsi sebagai monitor sound engineer dan guide player.
Kami menggunakan tape HIFI SONY type FH-515R. Memang menurut teori
recording harus menggunakan monitor flat yang harganya 1 pasang
sampai 6 juta lebih, tapi lupakan dulu yang ini karena pembahasan
disini dibatasi yang sederhana nan murah,.....hehehehe.
Kabel dan jack Pemilihan kabel usahakan yang baik, karena
kualitas rekaman sangat ditentukan disini. Anda dapat membeli kabel
atau jack di toko-toko musik atau electronik di kota Anda.
Headphone Digunakan untuk player di studio khususnya yang sedang
rekaman atau buat sound engineernya.
Lain-lain Apa lagi ya,.....kayaknya cukup ini dulu. Nanti kalo
ada info lagi kami masukan disini.
Kalo semua yang diatas nggak bisa di penuhi ya mendingan rekaman
aja di studio paris 51 tinggal ambil paket yang mana, hehehehehe
maaf bercanda biar nggak stress.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
23232323
Setting Mixer dan alat rekaman Untuk mempermudah pembahasan,
kami mencoba untuk menuangkan dalam bentuk diagram gambar dengan
peralatan yang telah kami sampaikan sebelumnya.
Diagram digital recording tracks
Keuntungan system ini adalah dapat menghemat waktu rekaman,
karena dapat langsung 2 player melakukan " teak" bersamaan dan
nantinya setiap player akan masuk di track software yang kita pake
sendiri-sendiri. Kok bisa ???. Coba mungkin perlu saya uraikan satu
persatu untuk mempermudah pemahamann skema di atas. Alat Musik
Mic drums (A) kita masukkan di channel 1 s/d 7 di mixer
Behringer UB1832FX-PRO dan kita aktifkan tombol main di setiap
channel drums dan untuk pengontrol volume kita gunakan main mix
(K).
Untuk player gitar pada channel 8 atau 9 kita aktifkan tombol
sub dan untuk pengontrol volume kita gunakan volume sub (J).
Mixer bagian Atas Kita menggunakan metronome dari softaware
digital multi track dan dimasukkan ke dalam input tape
(F). Sedangkan Headphone (G) digunakan untuk player yang berapa
di studio yang sedang melakukan
"teak". Selain suara drums dan gitar player juga dapat
mendengarkan suara metronome. Yang paling penting adalah pada
tombol "Tape to Main" harus dalam posisi off, karena apabila
posisi on suara metronome akan masuk ke jalur main output dan
akibatnya metronome akan terekam bersamaan dengan drum.
Mixer bagian depan Main output (C) dimasukkan di soundcard 2 (I)
untuk track drum. Sub outout (D) dimasukkan di soundcard 1 (H)
untuk track gitar. Control room output (E) dimasukkan di tape
(misalnya di CD-in)dan berfungsi sebagai monitor sound
engineer dan gitar player. Suara metronome juga dapat kita
dengarkan disini. Line out soundcard 1 (H) juga dimasukan di tape
(misalnya : dimasukkan di phono-in)yang berfungsi
nantinya untuk playback hasil rekaman yang telah selesai di
rekam.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
24242424
Setting di Software Setting di software hanya merubah input
track masing masing alat tersebut. Misalnya track 1
digunakan drums berarti input record soundcard 1 (misal : SIS
7018) Sedangkan track gitar pada track 2 di software tersebut
setting input record di rubah posisi
soundcard 2 (misal : Creative 128) Jangan lupa sebelum teak
berlangsung tombol record kedua track tersebut harus aktif, dan
set
kecepatan metronome sesuai karakter lagu yang akan di rekam.
-
ADO-GALO Project Office: GRIYA RUAG IDE Jln. Letjen Alamsyah RPN
No.51 Bukit Baru, Ilir Barat I, Palembang, Sumatra Selatan,
Indonesia 30131 http://www.RuangIde.com
25252525
Dasar - Dasar Tata Interior Akustik Ruangan
Information from : http://www.musiktek.com
1. Control room ... untuk musik apa rata2? Secara profesional
(tidak dibahas sampai sedetail ini di forum), tiap frekuensi
mempunyai parameter berbeda untuk tiap style.
2. Live room mempunyai tata akustik yang lebih bebas di
bandingkan control room karena posisi sumber suara tidak terpaku
(control room -> speaker nya terpaku pada posisi tertentu).
3. Glasswoll di tutupin sama selimut tebel, glasswol nya percuma
!! Penyerapan akan di ambil alih pleh selimut dan glasswoll 70%
mubazir!
4. Makin kecil ruangan, makin TIPIS harapan untuk menyelesaikan
masalah akustik pada frekuensi rendah. Control room seminimum
mungkin haruslah mempunyai tinggi 4m, dan panjang/lebar lebih dari
5m. Control room kecil yang ideal mempunyai volume sekitar 90 m
kubik. (misalnya 5x4.5x4)
5. Diffuser BUKANLAH penyerap suara
6. Home theater = control room ?? Jawabannya tergantung !
Tergantung musiknya, tergantung film nya, tergantung client nya,
tergantung macem2 ! Susah di jawab dari 1 segi. Semua Ruangan
(berdasarkan kemauan pemilik) mempunyai optimisasi akustik yang
berbeda.
7. Posisi tiap speaker di sarankan sama jaraknya dari masing2
dinding disekitar nya.
8. Console/meja besar yang terletak diantara pendengar dan
speaker akan mempunyai pengaruh jelek terhada suara. Mengapa kita
kurang "ngeh" sama masalah ini? Jawabannya : karena kita udah
terbiasa dengar suara yang terkolorasi. Kita terpengaruh gaya
gravitasi. Hampir setiap hari suara yang kita dengarkan adalah
gabungan dari suara asli dan yang terpantul dari tanah/lantai (yang
keras). Telinga kita juga memberi pantulan2 suara yang membuat
kolorasi lain lagi. At the end, akustik ruangan hanyalah alat bantu
kecil namun vital.
9. Jangan meletakkan kipas angin yang membuat angin diantara
speaker dan pendengar !! Refraksi suara akan terjadi dan kolorasi
bisa terjadi.
10. Kayu adalah bahan baik untuk pelapisan dinding .. ? TIDAK
selalu .. tergantung kebutuhan.