Top Banner

of 30

TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

Apr 14, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    1/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 1

    TEKNIK ANALISIS KORELASI

    Teknik analisis korelasi adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan

    antara dua variabel atau lebih. Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan

    derajat hubungan linear (searah buakan timbal balik) antara variabelnya. Teknik

    analisis korelasi memiliki tiga macam tujuan yaitu :

    a. Ingin mencari bukti, apakah antara variabel yang satu dengan yang lainterdapat hubungan atau korelasi.

    b. Ingin menjawab pertanyaan, apakah hubungan antara variabel itu kuat,cakupan atau lemah.

    c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian, apakah hubungan antara variabelitu merupakan hubungan yang berarti atau signifikan ataukah hubungan

    Teknik Analisis Korelasional dapat dibedakan menjadi dua golongan,

    yaitu: Tenik Analisis Korelasional Bivariat dan Teknik Analisis Korelasional

    Multivariat.

    1. Teknik Analisa Korelasional BivariatTeknik analisis korelasi bivariat ialah teknik analisis korelasi yang

    mendasarkan diri pada dua buah variabel. Terdapat beberapa macam teknik

    perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik Analisa Korelasional Bivariat,

    yaitu:

    a. Teknik Korelasi Product Moment (Product Moment correlation)b. Teknik korelasi tata jenjang ( rank difference correlation)c. Teknik korelasi koefisien phi (phi coefficient correlation)d. Teknik korelasi kontingensi (contingency coefficient correlation)e. Teknik korelasi point biserial (biserial correlation)

    Penggunaan teknik korelasi tersebut diatas sangat bergantung pada jenis

    data statistik yang akan dicari korelasinya, disamping pertimbangan atau alasan

    tertentu yang harus terpenuhi.

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    2/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 2

    A. Teknik korelasi product momentProduct moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari

    korelasi antara dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini

    digunakan untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dengan

    cara memperkalikan moment-moment (hal-hal penting) kedua variabel tersebut.

    Teknik korelasi ini dikembangkan oleh karl person, yang biasa dikenal dengan

    korelasi pearson. Teknik korelasi product moment digunakan apabila :

    a.

    Variabel yang dikorelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifatkontinu.

    b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen atau setidak-tidaknyamendekati homogen.

    c. Regresinya merupakan regresi linear.Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antara dua variabel yang

    sedang diteliti, dapat diketahui dengan melihat besar-kecilnya angka indeks

    korelasi, yang pada teknik korelasi product moment diberi lambing r. Angka

    indeks korelasi produk momen ini diberi indeks dengan huruf kecil dari huruf-

    huruf yang dipergunakan untuk dua buah variabel yang sedang dicari

    korelasinya. Jadi, apabila variabel pertama diberi lambing X dan variabel kedua

    diberi lambing Y maka angka indeks korelasinya dinyatakan dengan lambing :

    rxy. Cara menghitung angka indeks korelasi r product moment dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut :

    ()( )[ ()] ( )rxy = Angka indeks korelasi product moment

    N = jumlah variabel yan dikorelasikan

    XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    3/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 3

    X = jumlah seluruh skor X

    Y = jumlah seluruh skor Y

    Contoh perhitungan :

    Dalam suatu penelitian, yang antara lain dimaksudkan untuk mengetahui apakah

    secara signifikan terdapat korelasi positif antara nilai hasil Tes sumatif dan nilai

    tes formatif dalam bidang studi kimia, telah ditetapkan sejumlah 20 orang siswa

    SMA sebagai sampel berhasil dihimpun data sebagai berikut :

    Subjek X Y XY X

    2

    Y

    2

    A 5 6 30 25 36

    B 6 8 48 36 64

    C 7 7 49 49 49

    D 6 8 48 36 64

    E 5 6 30 25 36

    F 6 8 48 36 64

    G 6 7 42 36 49

    H 5 6 30 25 36

    I 6 6 36 36 36

    J 8 8 64 64 64

    K 6 7 42 36 49L 6 6 36 36 36

    M 5 6 30 25 36

    N 6 7 42 36 49

    O 8 6 48 64 36

    P 4 6 24 16 36

    Q 6 8 48 36 64

    R 6 7 42 36 49

    S 7 9 63 49 81

    T 6 8 48 36 64

    N = 20 X = 120 Y= 140 XY =848 X = 738 Y = 998

    Diketahui :

    N = 20, X = 120, Y= 140, XY =848, X2= 738 dan Y2 = 998

    Ditanyakan : rxy= ?

    Penyelesaian :

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    4/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 4

    ()( )

    [ ()] ( )

    ()() ()()

    Interpretasi terhadap rxy :

    Dengan menggunakan tabel nilai r : df = N nr = 20 -2 = 18. Dengan

    memeriksa Tabel Nilai r product moment ternyata bahwa dengan df sebesar 18,

    pada taraf signifikansi 5 % diperoleh rtabel = 0,444. Karena rxy ( 0,444) sama

    besarnya dengan rtabel (0,444). Maka Ho ditolak, sedangkan Ha diterima. Berarti

    pada taraf signifikansi 5% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel

    X dan Y.

    B. Teknik korelasi tata jenjang (Uji non parametrik)Teknik korelasi tata jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagai teknik

    analisa korelasional yang paling sederhana jika dibandingkan dengan teknik

    analisa korelasional lainnya. Pada teknik korelasi tata jenjang ini, besar-kecil

    atau kuat-lemahnya korelasi antara variabel yang sedang diselidiki korelasinya,diukur berdasarkan perbedaan urutan kedudukan skornya, jadi bukan didasarkan

    pada skor hasil pengukuran yang sebenarnya. Dengan kata lain, datanya adalah

    data ordinal atau data berjenjang atau data urutan.

    Teknik analisa korelasional tata jenjang ini dapat efektif digunakan apabila

    subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian lebih dari Sembilan tetapi kurang

    dari tiga puluh. Karena itu, apabila N sama dengan atau lebih dari 30 sebaiknya

    jangan digunakan teknik korelasi ini.

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    5/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 5

    Pada teknik analisis korelasional tata jenjang ini, angka indeks

    korelasionalnya dilambangkan dengan huruf

    (baca ; rho). Seperti halnya angka

    indeks korelasi ini besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.Untuk menghitung dipergunakan rumus sebagai berikut :

    ( )Dimana :

    = angka indeks korelasi tata jenjang6 & 1 = bilangan konstan

    D = difference, yaitu perbedaan antara urutan sekor pada variabel

    pertama (R1) dan urutan skor pada variabel kedua (R2); jadi D = R1

    R2

    N = banyaknya pasangan yang sedang dicari korelasinya.

    Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata

    jenjang, terlebih dahulu dirumuskan hipotesis alternative dan hipotesis nol-nya :

    Ha = ada korelasi positif yang signifikan antara variabel I dan variabel II

    H0 = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel I dan variabel II

    Setelah diperoleh angka indeks korelasi tata jenjangnya, lalu

    diinterpertasikan dengan mempergunakan Tabel nilai dengan df = N dengantaraf signifikansi 5% maupun 1%. Jika yang diperoleh dalam perhitungan samadengan atau lebih besar dari tabel, maka hipotesis nol ditolak. Sebaliknya jika hitung lebih kecil dari pada tabel maka hipotesis nol disetujui; sebaliknyahipotesis alternatif ditolak.Contoh perhitungan :

    Sejumlah 10 orang mahasiswa yang dikenal sebagai tokoh penting organisasi

    ekstra kampus ditetapkan sebagi sampel dalam penelitian yang bertujuan untuk

    mengetahui, apakah secara signifikan terdapat korelasi positif antara : keaktifan

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    6/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 6

    mereka dalam berorganisasi ekstra kampus (variabel I) dan prestasi studi mereka

    di fakultas ( variabel II).

    Tabel Skor tentang keaktifan dalam organisasi ekstra kampus dan skor tentang

    prestasi studi dari sejumlah 10 orang Mahasiswa.

    Nomor urut Nama

    Skor

    Keaktifan dalam

    organisasi

    (I)

    Mean prestasi

    studi

    (II)

    1 A 37 63

    2 B 41 453 C 38 60

    4 D 44 50

    5 E 35 65

    6 F 43 52

    7 G 40 55

    8 H 42 47

    9 I 36 64

    10 J 39 59

    Ditanyakan : = .?Penyelesaian :

    Tabel perhitungan untuk mencari Angka Indeks Korelasi Rho

    Nomor

    urut

    Nama Skor Rank D= R1-R2 D

    (I) (II) I = R1 II = R2

    1 A 37 63 3 8 -5 25

    2 B 41 45 7 1 6 36

    3 C 38 60 4 7 -3 9

    4 D 44 50 10 3 7 49

    5 E 35 65 1 10 -9 81

    6 F 43 52 9 4 5 25

    7 G 40 55 6 5 1 1

    8 H 42 47 8 2 6 36

    9 I 36 64 2 9 -7 49

    10 J 39 59 5 6 -1 1

    Total N =10 D = 0 D = 312

    Dari perhitungan diatas ternyata rho : - 0,891. Dengan melihat tanda yang

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    7/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 7

    terdapat didepan angka angka indeks korelasi ( tanda - ) maka hal ini berarti,

    antara keaktifan berorganisasi ekstra kampus dan prestasi studi di fakultas

    terdapat korelasi yang berlawanan arah ( korelasi negatif), berarti : makin aktif

    seorang mahasiswa dalam kegiatan organisasi, maka makin menurun prestasi

    belajar di fakultas.

    Terhadap Rho sebesar 0,891 diinterpretasikan dengan tabel nilai Rho, df =

    N = 10, pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,648. Dengan demikian Rho yang

    diperoleh dari perhitungan ( 0,891) > Rhotabel karena itu Ho ditolak. Kesimpulan :

    Secara signifikan keaktifan dalam organisasi ekstra kampus berkorelasi negatif

    dengan prestasui studi para mahasiswa tersebut di fakultas.

    C. Teknik korelasi koefisien phiTeknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang

    dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar

    dikotomi (terpisah atau dipisahkan secara tajam) ; dengan istilah lain : variabel

    yang dikorelasikan itu adalah variabel distrik murni ; misalnya Laki-laki

    perempuan, Hidup-Mati, Lulus-tidak lulus dan seterusnya.

    Besar-kecil, kuat-lemah atau tinggi-rendahnya korelasi antara dua variabel

    yang dikorelasikan, pada teknik korelasi phi ini, ditunjukkan oleh besar-kecilnya

    angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf (phi). Seperti halnya

    rxy dan Rho, maka besarnya juga berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

    Rumus yang dipergunakan dalam menghitung atau mencari kita

    mendasarkan diri pada masing-masing sel yang terdapat dalam tabel kerja.

    Adpun rumus yang digunakan adalah :

    ( )( )( )( )( )Pada dasarnya, phi merupakanm Product Moment Correlation. Rumus

    untuk menghitung phi merupakan variasi dari rumus dasar pearson.

    Berhubungan dengan itu, maka phi coefficient itu dapat diinterpretasikan dengan

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    8/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 8

    cara yang sama dengan r product moment dari pearson.

    Contoh Perhitungan :

    Suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah secara

    signifikan terdapat korelasi antara kegiatan mengikuti Bimbingan Tes yang

    dilakukan oleh para siswa lulusan SMK dan prestasi mereka dalam mengikuti tes

    SNMPTN, didalam penelitian telah ditetapkan sampel sejumlah 100 orang lulusan

    SMK, berhasil diperoleh data sebagai berikut :

    Tabel data mengenai hasil tes SNMPTN lulusan SMK yang mengikuti

    bimbingan tes dan yang tidak mengikuti bimbingan tes.

    Status

    Prestasi

    Mengikuti

    bimbingan

    Tidak mengikuti

    bimbingan

    Jumlah

    Lulus SNMPTN 20 20 40

    Tidak lulus

    SNMPTN

    25 35 60

    Jumlah 45 55 N= 100

    Rumusan Hipotesisnya :

    Ha : ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaaan para lulusan SMK dalam

    bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SNMPTN.

    Ho : Tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaaan para lulusan SMK

    dalam bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SNMPTN.

    Karena phi, akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka masing-

    masing sel yang terdapat pada Tabel diatas, terlebih dahulu dipersiapkan menjadi

    tabel perhitungan. Dimana frekuensi sel a = 20, b = 20, c = 25 dan d = 35.

    Tabel perhitungan untuk mencari angka indeks korelasi phi

    Status

    Prestasi

    Mengikuti

    bimbingan

    Tidak mengikuti

    bimbingan

    Jumlah

    Lulus SNMPTN 20

    a

    20

    b

    40

    Tidak lulus

    SNMPTN

    25

    c

    35

    d

    60

    Jumlah 45 55 N= 100

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    9/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 9

    Dengan mensubtitusi a,b,c, dan d kedalam rumus, maka :

    ()()()()() 0,082

    Interpretasi data :

    dianggap sebagai rxy.

    df = Nnr = 1002 = 98, dengan df 98 pada taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel

    = 0,195. Dengan demikian yang kita peroleh ( 0,082) < rtabel (0,195). Dengan

    demikian hipotesa nol diterima. Berarti, tidak terdapat korelasi yang signifikan

    antara keikutsertaan para siswa lulusan SMA dalam bimbingan tes dan prestasi

    yang mereka capai dalam tes SNMPTN.

    D. Teknik korelasi koefisien kontingensiTeknik korelasi koefisien kontingensi adalah salah satu teknik analisa

    korelasional bivariat, yang dua buah variabel yang dikorelasikan adalah

    berbentuk kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya ; tingkat pendidikan

    : Tinggi, menengah dan rendah. Pemahaman terhadap ajaran agama: Baik, cukup,

    kurang dan sebagainya.

    Kuat-lemahnya, tinggi-rendah dan besar-kecilnya korelasi antara dua

    variabel yang sedang kita selidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar-kecilnya

    angka indeks korelasi yang disebut Coefficient Contingency, yang umumnya

    diberi lambing dengan huruf C atau KK.

    Rumus untuk mencari Koefisien Korelasi Kontingensi adalah :

    X2dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    10/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 10

    ( )

    Pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi C atau

    KK itu adalah dengan jalan terlebih dahulu mengubah harga C menjadi phi,

    dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :

    Setelah harga

    diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai r

    dengan df = N- nr. Jika angka indeks korelasi yang diperoleh dalam perhitungan rtabel, maka Ho ditolak dan apabila < rtabel maka Ho diterima.Contoh perhitungan:

    Diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara semangat berolah

    raga dan gairah belajar. Sejumlah 200 orang subjek ditetapkan sebagai sampel

    penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukkan angka sebagai berikut :

    Tabel data mengenai semangat berolah raga dengan kegairahan belajar

    dari sejumlah 200 orang subjek

    Semangat berolahraga

    kegairahan belajar

    Besar sedang Kecil Jumlah

    Besar 18 12 10 40

    Sedang 34 43 33 110

    Kurang 10 10 30 50

    Jumlah 62 65 73 N = 200

    Karena angka indeks korelasi kontingensi C atau KK itu harus dihitung

    dengan rumus kai kuadrat, maka langkah selanjutnya adalah menghitung

    besarnya kai kuadrat :

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    11/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 11

    Tabel kerja untuk menghitung Harga kai kuadrat, dalam rangka mencari

    angka indeks korelasi kontingensi C

    Sel fo ft (fo-ft) (fo-ft) ( )

    1 18 +5,6 31,36 2,52902 12 -1,0 1,00 0,07703 10 -4,6 21,16 1,44904 34 -0,1 0,01 0,00035 43 +7,25 52,5625 1,47036 33

    -7,15 51,1225 1,2733

    7 10 -5,5 30,25 1,95168 10 -6,25 39,0625 2,40389 30 +11,75 138,0625 7,5651

    Jumlah N = 200 N = 200 0 - 18,7194

    Interpretasi :

    Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara semangat berolah raga dan

    kegairahan belajar.

    Ho : Tidak Ada korelasi positif yang signifikan antara semangat berolahraga dan kegairahan belajar.

    Untuk memberikan interpretasi terhadap C atau KK itu, harga C terlebih

    dahulu kita ubah menjadi phi (), dengan rumus :

    ()

    Selanjutnya harga yang telah kita peroleh itu kita konsultasikan dengan Tabel

    nilai r product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya : df = N-nr =

    200-2 = 198. Dengan df sebesar 200, diperoleh harga rtabel pada taraf signifikansi

    5% = 0,138. Dengan demikian (0,306) > rtabel (0,138). Dengan ini maka Ho

    ditolak; berarti ada korelasi positif yang signifikan antara semangat berolah raga

    dan kegairahan belajar: makin besar semangat beroleh raga tumbuh dalam diri

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    12/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 12

    anak, diikuti dengan semakin besarnya kegairahan belajar mereka.

    E. Teknik korelasi point biserialTeknik korelasi point biserial adalah salah satu teknik analisa korelasional

    bivariat yang biasa dipergunakan untuk mencari korelasi antara variabel :

    Variabel I berbentuk variabel kontinum ( misalnya : sekor hasil tes), sedangkan

    variabel II berbentuk variabel distrik murni (misalnya : betul atau salahnya calon

    dalam menjawab butir-butir soal tes).

    Teknik analisa korelasional point biserial ini juga dapat dipergunakan

    untuk menguji validitas item yang telah diajukan dalam tes, dimana sekor hasil

    tes untuk tiap butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.

    Angka indeks korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara

    variabel yang satu dengan variabel yang lain, pada teknik korelasi ini

    dilambangkan dengan : rpbi. Rumus untuk mencari angka indeks korelasi Point

    biserial (rpbi) adalah :

    Dimana :

    rpbi = Angka Indeks korelasional Point Biserial.

    Mp = Mean skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang

    sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

    Mt = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes.

    SDt = Deviasi Standar total

    p = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang

    dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

    Untuk memberikan interpretasi terhadap rpbi, kita pergunakan tabel nilai r

    product moment dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df = N-nr). Jika rpbi yang

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    13/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 13

    kita peroleh dalam perhitungan rtabel, maka kita dapat mengambil kesimpulan

    bahwa kedua variabel yang sedang kita cari korelasinya, ternyata secara signifikan

    memang berkorelasi. Jika rpbi < rtabel, berarti tidak ada korelasi yang signifikan.

    Contoh perhitungan :

    Suatu penelitian bertujuan untuk menguji validitas soal yang telah dikeluarkan

    didalam tes. Sejumlah 10 orang calon dihadapkan kepada 10 butir soal; skor yang

    berhasil dicapai oleh testee dapat dilihat pada tabel.

    Tabel skor yang berhasil dicapai oleh 10 orang testee yang

    Dihadapkan kepada 10 butir Soal Tes Seleksi

    testee Skoor yang dicapai untuk butir soal nomor : Total

    Score

    (Xt)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6

    B 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4

    C 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9

    D 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7

    E 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

    F 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5

    G 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

    H 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6

    I 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4

    J 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3

    N= 10 7 5 6 8 5 4 7 6 6 6 Xt

    = 60

    Bertitik tolak pada data yang tercantum diatas, Kita ingin menguji validitas soal

    nomor 1. Untuk keperluan tersebut Tabel diatas dikutip kembali untuk

    mempersiapkan guna mengetahui besarnya Mp, Mt, p, q dan SDt :

    Mencari Mean total (Mt) dengan rumus :

    Mencari Standar Deviasi total (SDt) dengan rumus :

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    14/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 14

    (

    )

    ()

    Melalui perhitungan diatas, maka diperoleh Mt = 6 dan SDt = 1,897.

    Tabel perhitungan untuk menguji validitas soal

    testee Skor yang dicapai untuk butir soal nomor : Total

    Score

    (Xt)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    A 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 6

    B 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4

    C 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9

    D 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7

    E 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

    F 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 5G 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

    H 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6

    I 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 4

    J 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3

    N= 10 7 5 6 8 5 4 7 6 6 6 Xt

    = 60

    p 0,7 0,5 0,6 0,8 0,5 0,4 0,7 0,6 0,6 0,6

    q 0,3 0,5 0,4 0,2 0,5 0,6 0,3 0,4 0,4 0,4

    Menguji validitas soal nomor 1 :

    Diketahui :

    Mt = 6

    SDt = 1,897

    p = 0,7

    q = 0,3

    Mp =

    Ditanyakan : rpbi= ?

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    15/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 15

    Penyelesaian:

    Interpretasi :

    df = Nnr = 102 = 8

    dengan df sebesar 8 diperoleh harga rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,623.

    Karena rpbi (0,231) < rtabel( 0,623) maka dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1

    tidak valid.

    2. Teknik Analisa Korelasi MultivariatTeknik analisis Korelasi Multivariat adalah teknik analisis korelasi yang

    mendasarkan diri pada lebih dari dua buah variabel. Terdapat beberapa macam

    teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik Analisa Korelasional

    Multivariat, yaitu Analisis Korelasi Ganda dan Analisis Korelasi parsial yaitu:

    A. Teknik Analisis Korelasi GandaKorelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang

    menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara

    bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Pemahaman tentang

    korelasi ganda dapat dilihat melalui gambar berikut, dimana simbol korelasi

    ganda adalah R.

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    16/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 16

    r3

    X1 = Kepemimpinan

    X2 = Tata ruang kantor

    Y = Kepuasan kerja

    R = Korelasi ganda

    Gambar a. Korelasi Ganda Dua Variabel Independen dan satu Dependen.

    X1 = Kesejahteraan pegawai

    X2 = Hubungan dengan pimpinan

    X3 = Pengawasan

    Y = Efektivitas kerja

    Gambar b. Korelasi Ganda tiga variabel independen dengan satu variabel

    dependen.

    X1

    X2

    Y

    R

    r2

    r1

    X1

    X2

    X3

    Yr3

    r5

    r6

    r1

    R

    r2

    r4

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    17/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 17

    Dari contoh diatas terlihat bahwa korelasi ganda R, bukan merupakan

    penjumlahan dari korelasi sederhana yang ada pada setiap variabel (r1 + r2 + r3),

    jadi R (r1 + r2 + r3). Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama

    antara X1, X2 dan X3 dengan Y. Pada Gambar a korelasi ganda merupakan

    hubungan secara bersama-sama antara variabel kepemimpinan dan tata ruang

    kantor dengan kepuasan kerja pegawai.

    Pada bagian ini dikemukakan korelasi ganda R untuk dua variabel

    independen dan satu variabel dependen. Untuk variabel lebih dari dua dapat

    dilihat pada analisis regresi ganda. Pada bagian itu persamaan-persamaan yang

    ada pada regresi ganda dapat dimanfaatkan untuk menghitung korelasi ganda dari

    dua buah variabel secara bersama-sama. Rumus korelasi ganda dua variabel

    ditunjukkan pada rumus berikut :

    Dimana :

    = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-samadengan variabel Y

    = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

    = Korelasi Product Moment antara X1 dan X2Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung terlebih

    dahulu korelasi sederhananya dulu melaluiProduct Moment dari pearson

    Contoh Perhitungan :

    Dari suatu penelitian yang berjudul gaya kepemimpinan kepala sekolah dan

    sistuasi kepemimpinan dalam kaitannya dengan iklim organisasi SMA 3

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    18/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 18

    makassar. Berdasarkan data yang terkumpul untuk setiap variabel, dan setelah

    dihitung korelasi sederhananya ditemukan sebagai berikut :

    1. Korelasi antara Gaya kepemimpinan dengan iklim organisasi, r1 = 0,392. Korelasi antara Situasi kepemimpinan dengan iklim organisasi, r2 = 0,383. Korelasi antara gaya kepemimpinan dengan situasi kepemimpinan, r3 = 0,30Ho = Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifaikan antara gaya

    kepemimpinan kepala sekolah dan situasi kepemimpinan secara bersama-sama

    dengan iklim organisasi SMA 3 makassar.

    H1 = Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan

    kepala sekolah dan situasi kepemimpinan secara bersama-sama dengan iklim

    organisasi SMA 3 makassar.

    Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi ganda sebagaiberikut :

    () () ()()() () Jadi, terdapat korelasi positif antara gaya kepemimpinan dan situasi

    kepemimpinan secara bersama-sama dengan iklim kerja sebesar 0,566. Hubungan

    ini secara kualitatif dapat dinyatakan sedang dan besarnya lebih dari korelasi

    individual antara X1 dengan Y maupun X2 dengan Y. Korelasi sebesar 0,566 itu

    baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisisen korelasi itu dapat

    digeneralisasikan atau tidak maka harus di uji signifikansinya dengan rumus :

    ( )( )Dimana :

    R = koefisien korelasi ganda

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    19/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 19

    k = jumlah variabel independen

    n = jumlah anggota sampel

    ()( ) Jadi, Fh = 9,61 harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft) dengan

    dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-1-k) dan taraf signifikansi 5% maka F t =

    3,225. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien

    korelasi ganda yang diuji adalah signifikan yaitu dapat diberlakukan untukseluruh populasi. Dari perhitungan diatas ternyata Fh > Ft (9,61 > 3,225) maka

    dapat dinyatakan bahwa korelasi ganda tersebut signifikan dan dapat

    diberlakukan dimana sampel diambil.

    B. Teknik Anlaisis Korelasi parsialKorelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud

    mengetahui pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen

    dengan variabel dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat

    tetap/dikendalikan. Jadi korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan

    arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu variabel

    yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut tetap/

    dikendalikan.

    Contoh :

    1. Korelasi antara ukuran telapak tangan dengan kemampuan bicara r1.2 = 0,50.Makin besara telapak tangan makin mampu berbicara (bayi telapak tangannya

    kecil sehingga belum mampu bicara). Padahal ukuran telapak tangan akan

    semakin besar bila umur bertambah.

    2. Korelasi antara besar telapak tangan dengan umur r1.3 = 0,73. Korelasi antara kemampuan bicara dengan umur r2.3 = 0,7

    Ketiga variabel 1 ukuran telapak tangan, variabel 2 umur dan variabel 3

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    20/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 20

    kemampuan berbicara, selanjutnya dapat disusun kedalam paradigma berikut :

    Dari data-data tersebut bila umur dikendalikan, maksudnya adalah untuk

    orang yang umurnya sama, maka korelasi antara besar telapak tangan dengan

    kemampuan bicara hanya 0,0196.

    Rumus untuk korelasi parsial ditunjukkan pada rumus berikut :

    Dapat dibaca : korelasi antara X1 dengan Y, bila variabel X2 dikendalikan atau

    korelasi antara X1 dan Y bila X2 tetap. Untuk memudahkan membuat rumus baru,

    bila variabel kontrolnya dirubah-ubah, maka dapat dipandu dengan gambar c dan

    d berikut :

    Gambar c. Korelasi antara X1 dengan Y bila X2 tetap.

    X1

    X2

    Y

    r1.3 = 0,7

    r2.3 = 0,7

    r1.2 = 0,5

    X1

    X2

    Y

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    21/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 21

    Gambar d. Korelasi antara X2 dengan Y bila X1 tetap.

    Bila X1 yang tetap, maka rumusnya adalah seperti rumus :

    Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi parsial dapat dihitung dengan

    menggunakan rumus :

    Nilai t tabel dicari dengan dk = n-1

    Contoh Perhitungan :

    1. Korelasi antara IQ dengan nilai kuliah = 0,582. Korelasi antara nilai kuliah dengan waktu belajar = 0,103. Korelasi antara IQ dengan waktu belajar = -0,40

    Untuk orang yang waktu belajarnya sama (diparsialkan) berapa korelasi

    antara IQ dengan nilai kuliah. Dengan rumus dapat dihitung :

    X2

    X1

    Y

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    22/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 22

    ()()()

    ()

    = 0,68

    Sebelum waktu belajar digunakan sebagai variabel kontrol, korelasi antara

    IQ dengan nilai kuliah = 0,58. Setelah waktu belajarnya dibuat sama (dikontrol)

    untuk seluruh sampel, maka korelasinya = 0,68. Jadi setiap subyek dalam sampel

    bila waktu belajarnya sama, maka hubungan antara IQ dengan nilai kuliah lebih

    kuat. Hal ini berarti bila orang yang IQ-nya tinggi dan waktu belajarnya sama

    dengan yang IQ nya rendah, maka nilai kuliah ya akan jauh lebih tinggi.

    Apakah koefisisen korelasi parsial yang ditemukan signifikan atau tidak,

    maka perlu diuji dengan rumus :

    Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan dk =

    n-1 = 25 -1 = 24. Bila taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak, maka harga t tabel

    = 2,064. Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel ( 4,53>2,064). Dengan

    demikian koefisien korelasi yang ditemukan itu adalah signifikan yaitu dapat

    digeneralisasikan ke seluruh populasi dimana sampel diambil.

  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    23/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 23

    ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN SPSS

    A. Analisis Korelasi BivariatAplikasi korelasi Rank Spearman (tata jenjang), Pearson dan Rank Kendall

    menggunakan software SPSS.17.0 adalah sebagai berikut:

    Jika kita memiliki data produksi dan data ekspor suatu komoditi, kita ingin

    melihat hubungan antara keduanya (apakah ada korelasi antara total produksi dan

    ekspor).

    1. Buka program SPSS kemudian input data ke dalam tabel-tabel SPSS:

    2. Klik dari menubarAnalyzeCorrelateBivariate, seperti berikut:

    http://3.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89LnMPeXI/AAAAAAAAAew/8_pwe8B8DOI/s1600-h/korelasi_data.JPG
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    24/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 24

    3. Kemudian masukkan kedua variabel ke kotak variables di sebelah kanan,

    checklist koefisien korelasi sebagai Pearson atau Rank Kendall atau

    Spearman, dalam contoh ini kita menggunakan korelasi pearson product

    moment, gambar berikut:

    4. Kemudian KlikOK

    http://3.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89279GqoI/AAAAAAAAAfA/tvtn5D61PNE/s1600-h/korelasi_3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89TOv561I/AAAAAAAAAe4/skP_t9OXEkk/s1600-h/korelasi_1.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89279GqoI/AAAAAAAAAfA/tvtn5D61PNE/s1600-h/korelasi_3.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89TOv561I/AAAAAAAAAe4/skP_t9OXEkk/s1600-h/korelasi_1.JPG
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    25/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 25

    Maka akan muncul output sebagai berikut:

    Interpretasi Data

    Dari output di atas, N menunjukkan jumlah observasi/sampel sebanyak 8,

    sedangkan hubungan korelasi ditunjukkan oleh angka 0,839 yang artinya besar

    korelasi yang terjadi antara variabel X dan Y adalah baik yaitu sebesar 0,839.Sedangkan angka sig.(2-tailed) adalah 0,009 masih lebih kecil daripada batas

    kritis = 0,05 (0,009 < 0,05), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara

    kedua variabel. Cara yang sama dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan

    juga terhadap korelasi Rank Kendall maupun Spearman.

    http://1.bp.blogspot.com/_u4bpjUnKqWU/Sx89-qPR2NI/AAAAAAAAAfI/ioXAXBRNcng/s1600-h/korelasi_OUTPUT.JPG
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    26/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 26

    B. Analisis Korelasi Multivariat

    Berdasarkan analisis korelasi multivariat yang diperoleh pada program SPSS,

    diperoleh output data sebagai berikut :

    http://1.bp.blogspot.com/-bDaQOhJkFns/Tlm4yHCTVTI/AAAAAAAAACE/xkwXX7PM0hw/s1600/1.png
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    27/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 27

    Berdasarkan tabel correlation dapat diketahui bahwa :

    a.Nilai Pearson Correlation antara variabel orang dewasa dan anak- anakadalah

    0.088, nilai Sig (2-Tiled) nya 0.543 yang berarti bahwa tidak adakorelasi antara

    variabel orang dewasa dan anak- anak.

    b.Nilai Pearson Correlation antara variabel orang dewasa dan orang tuaadalah

    0.098, nilai Sig (2-Tiled) nya 0.500 yang berarti bahwa tidak adakorelasi antara

    variabel orang dewasa dan anak- anak.

    c.Nilai Pearson Correlation antara variabel anak- anak dan orang tua adalah-

    0.042, nilai Sig (2-Tiled) nya 0.773 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antara

    variabel anak- anak orang tua.

    http://1.bp.blogspot.com/-pp3Uo7VYJ2M/Tlm40hUsZvI/AAAAAAAAACI/UFhDRn6wdAo/s1600/2.png
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    28/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 28

    Berdasarkan tabel correlations dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara

    variabel tingkat pendidikan dan tingkat kemapanan adalah 0.981, nilai Sig (2-

    Tiled) nya 0.000, selain itu juga terdapat tanda bintang dua (**) yang berarti

    bahwa ada korelasi antara variabel tingkat pendidikan dan tingkat

    kemapanan.Nilai korelasinya positif yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat

    pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat kemapanan. Atau sebaliknya,

    semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin rendah pula tongkat

    kemapanan.

    Berdasarkan tabel correlations dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara

    variabel tingkat pendidikan dan pekerjaan terfavorit adalah -0.212, nilai Sig (2-

    Tiled) nya 0.139 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antara variabel tingkat

    http://1.bp.blogspot.com/-rvfw_sngzNI/Tlm43oBwBoI/AAAAAAAAACQ/aSWoIJWCNQY/s1600/4.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-eVDtbdgWloU/Tlm42MPV2zI/AAAAAAAAACM/jCLXKQ20Hyc/s1600/3.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-rvfw_sngzNI/Tlm43oBwBoI/AAAAAAAAACQ/aSWoIJWCNQY/s1600/4.pnghttp://4.bp.blogspot.com/-eVDtbdgWloU/Tlm42MPV2zI/AAAAAAAAACM/jCLXKQ20Hyc/s1600/3.png
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    29/30

    Teknik Analisis Korelasional /Statistika Penelitian 29

    pendidikan dan pekerjaan tervaforit.

    Berdasarkan tabel correlations dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara

    variabel tingkat kemapanan dan pekerjaan terfavorit adalah -0.238, nilai Sig (2-

    Tiled) nya 0.096 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antara variabel tingkat

    kemapan dan pekerjaan tervaforit.

    http://2.bp.blogspot.com/-UWogEYCuG3g/Tlm452ur75I/AAAAAAAAACU/pJQG56C2qyE/s1600/5.png
  • 7/30/2019 TEKNIK ANALISIS KORELASI.docx

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2009. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara :

    Jakarta.

    Sudijono,A. 2001.Pengantar Statistika Pendidikan. Rajawali Pers : Jakarta

    Sugiyono. 2010.Metode Penenlitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung

    Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung