PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN KADAR HEMOGLOBIN
DASAR TEORIPENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat
mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh
jaringan. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah
pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80
mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri
akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah
(80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik
untuk mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam
keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992).
Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam
menilai fungsi kardiovaskuler. Tekanan darah sangat penting dalam
sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang
mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem
vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap (Siswanto.
2008).
Menurut Darmawan (1987), tekanan darah timbul ketika
bersirkulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh
darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai
pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan
yang kuat sebagai jalan lewatnya darah.
Kekuatan tekanan darah disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Secara Langsung
Kekuatan pompa jantung, berkaitan dengan aktivitas jantung
Keadaan pembuluh darah (nadi), jika pembuluh darah vasodilatasi
maka tekanan darah akan menjadi turun Volume dan kepekatan darah,
semakin banyak volume dan kepekatannya maka tekanan darahnya
semakin naik karena ada energi potensial yang tersimpan.
2. Secara tidak Langsung
Sistem saraf (simpatis dan parasimpatis) dapat terganggu karena
berbagai hal (stress, olahraga, bekerja, obat perangsang atau
penenang). Makanan yang dikonsumsi Umur dan jenis kelamin Perubahan
suhu, detak jantung akan meningkat setiap kenaikan suhu 100C
(dikenal sebagai hukum Vant Hoff).
Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung.
Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam
arteri. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan sphygmomanometer
dan stetoskop (Dellman and Brown, 1989).Sphygmomanometer atau
tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak
itu,sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas
pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi
alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi
lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi
perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa
masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para
dokter tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada
tensimeter air raksa ini (Guyton, 1989).
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang
dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca
tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air
raksa. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat
dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan
rongga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga
tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam
millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis
(Sugiarto, 2002).
Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur
tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara
melakukan kalibrasi yang sederhana adalah sebagi berikut:1. Sebelum
dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol
(0 mmHg).2. Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang
rapat-rapat. Setelahbeberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun
lebih dari 2 mmHg (ke 198 mmHg). Disini kita dapat melihat apakah
ada bagian yang bocor.3. Laju Penurunan kecepatan dari 200 mmHg ke
0 mmHg harus 1 detik, dengan caramelepas selang dari tabung
kontainer air raksa.4. Jika kecepatan turunnya air raksa di
sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti harus diperhatikan
keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan
penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam
menilai. Biasanya tekanan darah sistolik akan terlalu tinggi
(tampilannya) bukan hasil sebenarnya. Begitu juga dengan
diastolik.Penurunan raksa yang lambat ini dapat disebabkan oleh
keadaan berikut:1. Saringan yang mampet karena dipakai terlalu
lama2. Tabung kaca kotor (air raksa oksidasi)3. Udara atau debu di
air raksa
Alasan yang pertama mudah kelihatan. Ada dua saringan dalam
setiap sphygmomanometer air raksa yaitu di lubang tabung kaca dan
tendon. Saringan di atas tabung kaca dapat menjadi tersumbat dengan
mudah. Ketika air raksa menyentuh saringan, akan terjadi kelebihan
tekanan. Penanganan yang tidak baik setelah dipakai yaitu
membiarkan air raksa di tabung kaca dan tidak kembali ke tabung air
raksa (Ismoyowati, 2005).
Alasan yang kedua berkaitan dengan fakta bahwa air raksa adalah
suatu logam berat dan berisi material yang tidak murni. Keadaan ini
menyebabkan dalam waktu yang lama akan mengotori tabung gelas atau
kaca. Akibatnya gerakan raksa saat turun terhambat (Schalm,
1975).
Alasan yang ketiga adalah masuknya gelembung udara. Ini
disebabkan oleh cara penanganan yang tidak sesuai dari
sphygmomanometer air raksa. Debu dapat masuk lewat udara.
Memindahkan sphygmomanometer air raksa tanpa mengunci air raksa
kembali ke kontainer dan meninggalkan klep membuka dapat
menghasilkan suatu gelembung udara di air raksa (Schalm, 1975).
Menurut Sturkie, 1976 tensimeter bebas air raksa atau jarum,
lebih efektif digunakan mengingat bahwa air raksa merupakan logam
berat yang berbahaya, maka sekarang sudah banyak beredar
Sphygmomanometer yang tidak menggunakan raksa contohnya UM-101 A
& Medical Mercury-Free Sphygmomanometer. Pertimbangan banyak
dokter dan perawat yang beralih ke UM-101 A & Medical
Mercury-Free Sphygmomanometer adalah:1. Akurat, konsisten inovatif
design.2. Bebas Mercury /air raksa, aman untuk pasien, diri
sendiri, staff dan lingkungan.3. Tidak ada perasaan cemas
menggunakan sphygmomanometer.4. Mercury-Free Sphygmomanometer
mempunyai cara kerja yang sama dengan tensimeter air raksa.Menurut
Ismoyowati, 2005, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mengukur tekanan darah menggunakan Sphygmomanometer jarum,
yaitu :1. Tentukan ukuran mansetPengukuran tekanan darah yang
akurat tergantung pemakaian manset yang sesuai bagi pasien. Bila
manset terlalu besar untuk lengan pasien, seperti pada anak-anak,
maka pembacaannya akan lebih rendah dari tekanan sebenarnya. Bila
manset terlalu kecil, misalnya pada penggunaan manset ukuran
standar pada pasien obes, maka pembacaan tekanan akan lebih tinggi
dibanding tekanan sebenarnya. Maka diproduksi berbagai ukuran
manset untuk berbagai ukuran lingkar lengan.TABEL 1. UKURAN-UKURAN
MANSET YANG TERSEDIA Dl PASARAN UNTUK EVALUASI PENGUKURAN TEKANAN
DARAHJenis MansetLebar kantong karet (cm)Panjang kantong karet
(cm)
Neonatus2.5 4.05.0 9.0
Bayi4.0 6.011.5 -18.0
Anak7.5 9.017.0 19.0
Dewasa11.5 -13.022.0 26.0
Lengan besar14.0 -15030.5 33.0
Paha18.0 -19.036.0 38.0
2. Pasang manset dengan benar.Pasang manset dengan
membalutkannya dengan kencang dan lembut pada lengan atas, dan
balon manset harus berada di tengah atas arteri brakialis.3. Posisi
klien dengan benar4. Pompa manset hingga mengembangPompa manset
hingga mengembang, tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut
brakial atau radial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan
bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis
telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 30 mm Hg di
atas titik hilangnya denyutan radial. Manset kemudian dikempiskan
perlahan, dan dilakukan pembacaan auskultasi maupun palpasi. Dengan
auskultsasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik
dengan lebih akurat.5. Auskultasi Tekanan DarahUjung stetoskop yang
berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis,
tepat di bawah lipatan siku (rongga antekubital), yang merupakan
titik di mana arteri brakialis muncul di antara kedua kaput otot
biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 3 mm Hg per detik,
sementara kita mendengar awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan
tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai bunyi
Korotkoff, terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus
terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan darah dalam manset
turun di bawah tekanan diastolic. Pada titik tersebut, bunyi akan
menghilang. Dalam praktek sebenarnya, bunyi menjadi lebih sember
(karakternya berubah) saat diastolik tercapai dan kemudian
menghilang sekitar 10 mm Hg di bawah tekanan diastolik (Guyton,
1989).
Hilangnya bunyi sangat dekat dengan tekanan diastolik yang
sebenarnya. Bila terdapat lebih dari 10 mm Hg antara bunyi sember
dan saat hilangnya, maka tekanan darah dicatat sebagai tekanan
tripartite, misalnya 120/80/60, yang menunjukkan bahwa bunyi
menjadi sember pada 80 mm Hg dan menghilang pada 60 mm Hg (Schalm,
1975).
Kadang-kadang, terjadi penghilangan sementara saat
mengauskultasi tekanan darah. Penghilangan ini dinamakan gap
auskulatori. Misalnya, bunyi Korotkoff terdengar pada 170 mm Hg,
menghilang pada 150 mm Hg, kembali pada 130 mm Hg, dan menghilang
pada 90 mmHg. Pasien tersebut menderita gap auskultori sebanyak 20
poin. Hal ini biasa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi
atau stenosis aorta berat (penyempitan muara katup antara ventrikel
kiri dan aorta, menurunkan aliran darah ke aorta) (Rhonda, 2008).6.
Palpasi Tekanan DarahSama saja dengan prosedur ke-5. Ketika manset
dikempiskan, arteri brakialis atau radialis diraba. Pembacaan
dimana teraba lagi denyutan adalahtekanan sistolik. Palpasi
dilakukan bila tekanan darah sulit didengarkan. Tetapi,dengan
palpasi, tekanan diastolic tidak dapat ditentukan dengan akurat
(Kusmiyati, 2009).
Rentang tekanan darah berbeda-beda pada usia yang berbeda,
berikut rentang nilai tekanan darah, yaitu :1. Pada
AnakUmurSistolik (mmHg)Diastolik (mmHg)
Neonatal 2-6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12
tahun 13 tahun 14 tahun75-105 80-110 85-120 90-120 90-120 95-130
95-135 95-135 100-140 105-14045-75 50-80 50-80 55-85 55-85 60-85
60-85 60-85 60-90 65-90
Tabel 2. Rentang Nilai Tekanan Darah pada Anak2. Pada
DewasaTekanan DarahSistolikDiastolik
Darah rendah atau hipotensiDi bawah 90Di bawah 60
Normal90 12060 80
Pre-hipertensi120 14080 90
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1)140 16090 100
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya)+160+100
Tabel 3. Rentang Nilai Tekanan Darah pada DewasaPENGUKURAN KADAR
HEMOGLOBINHemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah
yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru paru. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu
atom besi. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah. Bila kadar hemoglobin berkurang di
bawah normal, maka akan mengganggu aktifitas dalam tubuh. Suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari harga normal (13
gr %) disebut sebagai anemia (Ganong, 2002).
Di Laboratorium klinik (Gandasoebrata, 1989), kadar hemoglobin
dapat ditentukan kadarnya dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan metode cyanmethemoglobin dan metode Sahli. Pengukuran
kadar hemoglobin Metode cyanmeth dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung yaitu
dengan mencampur darah dengan larutan drabkin kemudian dibaca
dengan fotometer. Pembacaan dapat ditunda sampai 24 jam dalam suhu
kamar l5 - 25 0C.
Sedangkan pengukuran cara tidak langsung biasa dilakukan sebagai
alternatif dalam kepentingan penelitian kesehatan masyarakat. Hal
ini mengingat karena tempat pengambilan sampel yang jauh dari
laboratorium. Cara pemeriksaanya adalah dengan meneteskan sejumlah
volume tertentu darah kedalam kertas saring, lalu dikeringkan.
Untuk pemeriksaannya dengan merendam kertas saring tadi kedalam
larutan drabkin selam24 jam kemudian dibaca dengan spektrofotometer
(Pearce, 1995).
Menurut Guyton dan Hall, 1997, penetapan Hb metode Sahli
didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah
dengan larutan HCl 0,1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel
dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan
sebesar 10-15%, sehingga tidak dapatuntuk menghitung indeks
eritrosit. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada
jenis kelamin dan umur seseorang, seperti berikut ini :
Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah
Menurut Widman (1987) hemoglobin berperan penting dalam
mempertahankan bentuk sel darah merah dan memberi warna merah pada
darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu bentuk sel
darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati
pembuluh darah. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM
dan Hb yaitu :
1.Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih
kecil daripada normal yang disebut anemia mikrositik.
2.Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb
memang kuarang daripada normal yang disebut anemia hipokromik.
TUJUANMemahami prinsip kerja Sphygmomanometer dalam pengukuran
desakan darah arteri serta berbagai faktor yang
mempengaruhinya.Mempelajari dan memahami prinsip kerja cara
penentuan kadar Hb dengan metode Sahli (pembentukan asam hematin).
Kadar asam ini diukur dengan membandingkan warna standart secara
visual.ALAT DAN BAHAN1. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Sphygmomanometer
Stetoskop
Es
2. PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN
Haemometer Resistant
0,1 N HCl
Darah kapiler atau intra cardiac
Akuades
Jarum suntik ukuran 2,5 ml
Pipet kapiler
Botol penampung darah
CARA KERJA1. PENGUKURAN TEKANAN DARAHTerlebih dahulu dicari
pembuluh darah arteri branchialis (yang letaknya berdekatan dengan
lengan yang dibebat) dan didengarkan bunyi desakan darah yang ada
melalui stetoskop
Lengan kid praktikan dibebat dengan sphygmomanometer, udara
diisikan didalam pembebat sehingga air raksa menunjukkan angka 170
mm Hg
Dikeluarkan udara secara perlahan dari sphygmomanometer sambil
tetap mendengarkan bunyi desakan udara melalui stetoskop
Dicatat tinggi permukaan air raksa tepat ketika bunyi desakan
darah pertama yang terdengar dan bunyi desakan udara pertama kali
menghilang sama sekali
Diulangi langkah diatas ketika praktikan telah berjalan atau
berlari selama 3 menit dan setelah tangan praktikan direndam dalam
air es selama 1-2 menit. Catatlah hasil pengukuran tensi meter
tersebut (sebagai pembanding keadaan diatas)2. PENGUKURAN KADAR
HEMOGLOBIN
Darah dikeluarkan melalui intra cardiac, diletakkan darah dalam
botol penampung yang sudah berisi larutan EDTA
Pada tabung pengencer atau pengukur hemometer diisi dengan 0,1N
HCl sampai menunjukkan angka 2
Darah dihisap dengan pipet Hb sampai angkanya menunjukkan 20,
bersihkan darah yang melekat pada ujung pipet
Sebelum darah mengalami penjedalan, darah dimasukkan ke dalam
tabung pengencer hemometer yang telah berisi 0,1 N HCl
Dihisap HCl dalam tabung ke pipet dan dikeluarkan lagi, diulangi
sampai 3 kali (tujuannya supaya tercampur secara homogen)
Diamkan selama 8-10 menit, diencerkan dengan akuades setetes
demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk, hingga warnanya
sesuai dengan warna standar
Dibaca angka yang sesuai dengan tinggi permukaan larutan darah
(menunjukkan kadar Hb), diulangi perlakuan sampai 3 kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN1. Hasil- Untuk pengukuran tekanan darah
perhatikan contoh dibawah iniNama
: Rizky
Umur
: 21 Tahun
Pekerjaan
: Mahasiswi
Jenis Kelamin : Perempuan
Pemeriksa : Sri
Hasil percobaan pertama adalah Tekanan Darah sebelum
beraktivitas Sistol = 120, dan diastol = 80Jadi, tekanan darahnya =
120/80 mmHgHasil percobaan kedua dan ketiga setelah melakukan
aktivitas :Tekanan sistole/diastole setelah berlari 3menit130/90
mmHg
Tekanan sistole/diastole setelah direndam air dingin selama 2
menit105/80 mmHg
- Untuk pengukuran kadar hemoglobin
Kadar hemoglobin darah mencit yang diperoleh adalah 6 gr/dl.
2. Pembahasan Pada praktikum kali ini terdiri dari dua kegiatan,
yang pertama adalah pengukuran tekanan darah dan yang kedua
pengukuran kadar hemoglobin darah pada mencit. Pada pengukuran
tekanan darah, dalam mencatat tekanan darah secara fisiologis,
orang yang akan diukur tensinya harus berada dalam keadaan yang
menyenangkan dan lepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat
mempengaruhi hasil pencatatan. Pemasangan bebat sphygmomanometer
harus dipasang ketat dan sempurna pada lengan. Bila pembebat tidak
terpasang dengan ketat maka dapat diperoleh pembacaan yang
abnormalnya tinggi.
Saluran karet dari pembebat kemudian dihubungkan dengan
sphygmomanometer. Kemudian rabalah arteri radialis pada lengan
tangan orang yang dicoba dan tekanan dalam sphygmomanometer
dinaikkan dengan memompa sampai denyut nadi menghilang. Tekanan
dalam sphygmomanometer kemudian diturunkan dengan memutar tombol
pada pompa perlahan-lahan dengan kecepatan kira-kira 3 mm/dt.
Dari hasil percobaan diperoleh data 120/80 mmHg. 120 adalah
menunjukkan sistole, yaitu detak jantung yang terdengar dari suara
jantung 1 (lubb) ke suara jantung 2 (dubb). Suara jantung 1 adalah
penutupan valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis. Sedangkan
suara jantung 2 adalah penutupan valvula semilunaris aorta dan
valvula semilunaris pulmonal. Dan 80 adalah detak jantung yang
terdengar dari suara jantung 2 ke suara jantung 1. Jika melihat
tabel standar interpretasi tekanan darah JNC 7, hal ini menunjukkan
hasil normal.
BP ClassificationSBP mmHgDBP mmHg
Normal 120 80
Prehypertensive120 - 13980 - 89
Stage 1 hypertension140 - 15990 - 99
Stage 2 hypertension1601100
Tabel 4. Tekanan Darah JNC 7
Pada perlakuan kedua dan ketiga dilakukan pengukuran tensi
setelah melakukan aktivitas berlari selama 3 menit dan perendaman
tangan kedalam air es selama 2 menit. Diperoleh data 130/90 mmHg
dan 105/80 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena ketika tubuh
melakukan aktivitas (berlari) keadaan tekanan darah saat usai
berlari mengalami peningkatan dibandingkan keadaan duduk maupun
terlentang (kontrol). Ini dikarenakan oleh kerja otot pada tubuh
yang memacu kerja pompa darah di jantung semakin cepat akibat
kebutuhan oksigen yang lebih banyak ketika berlari.
Sedangkan pada uji perubahan suhu, tangan yang direndam didalam
air berisi es selama 1-2 menit lamanya kemudian diukur menggunakan
sphygmomanometer, hasilnya menunjukkan mengalami penurunan (ada
yang drastis ada yang biasa saja) dibandingkan dengan keadaan usai
berlari maupun duduk dan terlentang. Hal ini dikarenakan detak
jantung yang menurun akibat suhu dingin yang dirasakan, arteri
menyempit sehingga menimbulkan rasa nyeri diikuti dengan suplai
oksigen yang menurun.
Pada percobaan pengukuran kadar hemoglobin mencit diperoleh data
kadar Hb mencit 6 gr/dl, dari kegiatan yang telah dilakukan hasil
yang didapat dibawah ambang batas Hb yang menjadi standar
pengukuran. Identifikasi dari hasil Hb ini dapat diketahui bahwa
tikus mengalami penyakit anemia. Yang biasa terjadi karena ketika
akan mengeluarkan darah (sebelum mencit dibunuh) mencit mengalami
stress sehingga menyebabkan menurunnya kadar Hb pada darah
mencit.
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang
penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan
salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan
fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2
dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin
ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada
pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.
Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam
plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor
lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi
akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah
klinis. Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat
kompleks. Hemoglobin merupakan persenyawaan antara protein, globin
dan zat warna (heme). Keistimewaan dari hemoglobin adalah dapat
mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah sengan larutan HCl
0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah itu,
warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan
aquadest sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam
hematin, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual
dengan standar dalam alat itu.
KESIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat
disimpulakan bahwa 1. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri
biasa terjadi melalui beberapa cara diantaranya yaitu jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi.2. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi tekanan darah secara fisiologis adalah
karena istirahat, perubahan sikap, kerja otot, pengaruh berpikir,
inspirasi dan ekspirasi kuat, umur, jenis kelamin dan suhu
lingkungan.3. Pengaruh posisi tubuh dalam pengukuran tekanan darah
juga mempengaruhi tekanan darah praktikan.4. Pada suhu yang menurun
secara normal tekanan darah ikut menurun. Dan ketika otot bekerja
kuat secara normal tekanan darah ikut meningkat.5. Penetapan kadar
hemoglobin yang digunakan untuk mendiagnosa anemia, diketahui bahwa
metode hematin asam dengan termometer sahli dinilai lebih besar
tingkat ke akuratannya untuk mendeteksi kadar Hb dalam darah.
DAFTAR PUSTAKADarmawan, Iyano. 1987. Kapita Selekta Hematologi.
Jakarta.
Dellman,D.H, and Brown, M.E. 1999. Buku Teks histology Veteriner
I. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.279 hal.Frandson R.D.
1992. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.Gandasoebrata, R. 1989. Penuntun Laboratorium Klinik,
Jakarta.
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.Guyton, A.C., 1989. Buku Teks
Fisiologi Kedokteran. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.Guyton
& Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.Ismoyowati. 2005. Performans Produksi Itik Tegal
Berdasarkan Status Hematologis. Fakultas Peternakan Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto, dan Fakultas Peternakan Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.Kusmiyati. 2009. Mengenal Tekanan Darah dan
Pengendaliannya. Vol. 10 No.1, hal 40-41. Biologi PMIPA FKIP :
Unram.Pearce, E., 1995. Anatomi dan Fisiologis Untuk Paramedis.
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Rhonda M. Jones, 2008; terj. D. Lyrawati, 2009. Circulation.
Bethesda: MD USA
Schalm, 1975. Veterinary Hematology, 3th ed. Lea and Febriger
Philadelphia.Siswanto. 2008. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium
Fisiologi Universitas Udayana. Denpasar.Sturkie, P. D. 1976. Blood
Physical Characterictic, Formed, Element, Hemoglobin, and
Coagulation. In : Avian Physiology 3th ed. Springerverleg, New
York.Sugiarto, K. 2002. Kadar Hemoglobin dan Jumlah Sel Darah Merah
pada Berbagai Itik Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan UNSOED,
Purwokerto.Widman, Frances, K. 1987. Tinjauan Hasil Tes Pemeriksaan
Laboratorium, Jakarta
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap
DARAH LENGKAP
Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:
1. Hb ( Hemoglobin) .g/dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endap darah (ESR).mm/jam
4. Jumlah Sel Darah Putih ..x10/mm
5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)
6.Jumlah Sel Darah Merah. Jt/mL
7.Jumlah trombosit/mm
8.Indeks eritrosit.
Manfaat pemeriksaan darah lengkap :
1. Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.
2. Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.
3. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau
infeksi.
HAEMOGLOBIN ( Hb ) :
Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul
haemoglobin tersusun dari haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe
dan protoporphyrin yang terbentuk di mito
Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam
ribosom.
Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi
dalam keadaan :
- bila kadar 2,3 DPG menurun
- kadar H+ atau CO2 meningkat.
Nilai normal Hb ( bervariasi ) :
Laki-laki : 13,4 17,7 g/dl
Wanita : 11,4 15,1 g/dl
Neonatus : 16,5 + 3 g/dl
Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl
Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
Kadar Hb normal bervariasi tergantung :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).
Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :
1. Thalasemia
2. Haemoglobinopathy
3. Perdarahan akut atau kronis
Pada Infeksi Kronik :
Lactoferin : transferin likiron binding protein
Ambil Fe dari transferin yang beredar
Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage
Lekemia :
Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC Hb
Hb : Policetemia : Jumlah RBC
Dehidrasi :RBC+ Hbkarena cairan tubuh banyak yang hilang
PEMERIKSAAM KADAR Hb
Metode KALORIMETRI
1. Direct Matching
Warna drh dibandingkan dengan warna standar.
Cepat, sederhana, menyenangkan
Kesalahan besar, tidak tepat
2. Alkali Hematin
Darah + Na oH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali
hematin Standar / Spectrophotometer
Akurat
Tidak akurat untuk ukur Hb bayi
3. Metode Oxyhemoglobine
Darah + Na2 Co3 / NH4OH Oxyhemoglobin Spectropht
Cepat, akurat
Oxyhemoglobin + Cu methemoglob shg hasil lebih rendah
4. Metode cyanmethemoglobine
Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6 MetHb
MetHb + KCN CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm
dibandingkan dengan standard.
Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine
Mengandung CN yg bersifat racun
5. Metode Asam Hametin ( Sahli )
Hb direaksikan dg Hcl asam hematin (sempurna) diencerkan
Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard
Cepat, sederhana, tidak mahal
Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %
HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume )
Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya
( Darah + anticoagulan dipusingkan )
Normal : Dewasa Laki : 45 47 %, Dewasa Wnt : 40 42 %
Hematocrit meningkat pada :
- Peningkatan Juml RBC : Policitemia
- Penurunan vol plasma
- Makrositosis
o Hematocrit menurun pada :
- Anemi
- Micrositosis
- Dilusi = hidrasi
Lihat gambar .
Metode Px. Hct :
Makro = Wintrobe
Micro = Tabung kapiler
Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter
Penyebab kesalahan pemeriksaan :
1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit
cenderung tinggi )
2. Anticoalugan berlebih
3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30, Mikro 5-10 )
4. Terlalu lama Vena terbendung
LAJU ENDAP DARAH ( LED )
= ESR ( erytrocyt sedimentation rate )
1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari
plasma
2. Ukuran : mm/jam
3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara
eritrocit & plasma
4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg
lain akan meningkatkan LED.
Tahapan :
1. Terbentuknya Rouleaux
2. Vase pengendapan cepat
3. Vase pengendapan lambat
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux
)
Bentuk tertentu sel darah merah
Aglotinasi
Makrosit
RBC yg rendah
2. Plasma :
Alfa globulin
Alga2 globulin
Fibrinogen
3. Faktor mekanis dan teknis
Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung
sterilitas
Sterilitas
Suhu
Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ).
Cara Pemeriksaan :
1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter
2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta.
Harga Normal :
Laki-laki Wanita
Westergren 0 15 mm/jam 0 20 mm/jam
Wintrobe 0 10 mm/jam 0 20 mm/jam
FK Unair 2 13 mm/jam 2 12 mm/jam
HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL )
Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER
Harga Normal : 4 10 x 109/ dl / cmm
Laki : 4,7 10,3 x 109/l
Wanita : 4,3 11,3 x 109 /l
Variasi jumlah sel darah putih :
1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri,
endotoksin, besar pori dinding sinusoid, tingkat maturasi sel.
2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah
3. Distribusinya
4. Kombinasi 1 s/d 3
Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil :
1. Latihan fisik ( Epinephrin )
2. Endotoksin
3. Kortikosteroid
Pemeriksaan Mikroskopis :
o Manual
o Kamar hitung Neubauer
o Hemositometer
Alat yang dipakai :
o Mikroskop
o Pipet Lekosit
o Kamar hitung
o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )
Pemeriksaan Automatic : Elektronik
HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH
o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah
dari 100 200 sel
o Berperan dalam diagnosa penyakit
o Normal ada 6 jenis WBC matur :
Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo
ABNORMALITAS
1. Penyimpangan prosentase jenis WBC
Peningkatan Eo : alergi, cacing
Ba : CML, Policitemia Vera, dll
2. Sel plasma : measles, varicella, MM
3. Limfosit abnormal : paling sering Mononukleosis
infeksiosa
4. Sel darah putih muda
Dewasa : Mieloblas, promieloblas, mielosit AML, CML
Anak : Limfosit ALL
HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL )
Pengukuran jumlah RBC.
Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat
Dewasa.
RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari
tulang panjang.
Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.
Harga NORMAL :
Laki 2 dws : 4,3 jt 5,9 jt/mL
Wanita dws : 3,9 jt 4,8 jt/mL
Bayi : 5,0 jt 7.0 jt/mL
Anak 3 bl : 3,2 jt 4,8 jt/mL
1 th : 3,6 jt 5,2 jt/mL
10-12 th : 4,0 jt 5,4 jt/mL
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :
-Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn
larutan Hayem.
-Elektrik
HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET )
Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring
pada pemberian obat yang potensial atau
diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring
terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jum-
lah trombosit harus dimonitor.
Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm
Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm terjadi
Pada : Penurunan fs sumsum tulang.
Hipersplenisme
D I C
Infeksi
Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma.
Penghitungan Jumlah trombosit dengan :
- Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar
Rees Ecker ).
INDEKS ERYTROCYT
Indeks eritrosit rata2 adalah :
Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit
dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.
Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber
manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik,
karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya
-menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang
jelas.
1. M C V (Mean Cell Volume)
didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit
Nilai Normal : 80 100 fl (dewasa)
76 86 fl ( anak < 1 th)
mikrositosis < 80 100 fl < makrositosis
2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah
merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan
jumlah eritrosit
Per mm3 darah pikogram
Nilai normal : 27 32 pg (dewasa)
23 31 pg ( anak )
Jika nilai kurang dari normal : hipokrom
3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.
Kadar Hb/haematocrite
KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI
1.Hipokromik normositik sd makrositik
a. Anemia Kurang Besi ( A K B )
b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia Sideroblastik
2. Normokrom normositik polikromasi
a. Anemia Fisiologik (kehamilan)
b. Anemia pada gagal jantung
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul
e. Anemia perdarahan akut
3.Normokrom normositik polikromasi meningkat
f. anemia Hemolitik
4.Normokrom-normositik Spherositosis
a.Anemia Hemolitik Autoimun
b.Spherositosis Herediter
PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP.
HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )
Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi
seperti RBC, WBC
PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma,
microfilaria dll.
HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak
untuk mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik.
Ciri hapusan darah tepi yang baik :
Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling
menumpuk,
dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit
tidak boleh
mengerombol di akhir hapusan darah.
Cari faktor2 yang mempengaruhi tebal tipisnya HDT yang
dibuat.!
Prinsip :
Setetes darah dipaparkan di atas gelas obyek lalu dicat dan
diperiksa dibawah mikroskop.
Pembuatan hapusan darah :
a. Alat-alat : Gelas obyek, Gelas penghapus
b. Tehnik : Membuat hapusan darah di atas gelas obyek
Mengeringkan
Mengecat
Menilai hapusan darah
Cat yang biasa dipakai :
a. Giemsa
b. Wrights stain : mengandung Eosin dan Methylene blue,
Buffer phospat ph = 6,4 komposisi KH2PO4, Na2HPO4
Cara evaluasi hapusan darah :
1. Pembesaran kecil ( obyektif 10 x ) :
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dariHDT.
Penilaian kualitas hapusan darah.
Perhatikan penyebaran sel2 apakah sudah cukup merata.
Penaksiran jumlah Lekosit dan Eritrosit, apakah ada sel-sel yg
abnormal.(microfilaria)
2. Pemeriksaan menggunakan minyak imersi
Eritrosit : 3 S ( Shape, Size, Staining )
Apakah ada kelainan/variasi marfologis
Trombosit : penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya
Lekosit : penghitungan differensial
Dicari kelainan-kelainan morfologis
Sel-sel abnormal : pemeriksaan morfologis
Hitung retikulosit.
Retikulosit adalah RBC muda yang tidak berinti dan dlm
sitoplasmanya terdapat sisa ribosom dan RNA.
Mengandung sisa ribosom dan sisa asam ribonukleat dan bereaksi
dgn BCB (Brilliant Cressyl Blue)membentuk filament.
Pada pedarahan selam sumsum tulang masih baik 6 jam kemudian
terjadi reaksi erytropoisis 2-3 hari terjadi
Peningkatan retikulosit. (MAX 6-10 HR)
Harga Normal : 0,8 1,5 % dewasa
2 6 % pada bayi .
Retikulosit tinggi menunjukkan respon sumsum tulang yang
memproduksi banyak RBC sebagai respon thd anemia.
Retikulosit rendah menandakan inadequate erytropoisis
respons.
RDW = Red Cell Distribution Width
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan
darah dan indeks erytrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi
abnormal dari ukuran RBC.
Harga normal : 10,0 15,0
STUDI KASUS.
Pasien Mr XY / 75 th / TB 155 cm / BB 45kg
Keterangan klinik : malaise + anemia
Hasil Laboratorium :
WBC : 4,1 10/mm
RBC : 2.590.000/mm
HGB : 6,1 g/dl
PLT : 522 10/mm
Diff Count: Lym 29,6 % Mo 6.0% Gra 64,4%
MCV : 74 L m
MCH : 23,5 L g
MCHC : 32.0 g/dL
RDW : 20,8 H %
Hapusan darah tepi :
-Eritrosit : hipokrom, anisopoikilositosis, mikrosit +, target
cell +, tear drop cell +, fragmentosit +.
-Lekosit : kesan jumlah normal, toxic granule +, tidak
ditemukan sel muda.
-Trombosit : kesan jumlah meningkat, giant trombosit
4
Diposkan 1st June 2012 oleh Lukman Hakim
1
Lihat komentar
1.
virda septiani31 Agustus 2013 03.24
selain pemeriksaan darah, ada lgi apa ga ?
Balas
Aku Analis Laboratorium Kesehatan
Pofesi Analis Laboratorium Kesehatan berfungsi sebagai penunjang
medis dalam membantu menegakan diagnosa penyakit seorang dokter
terhadap pasien-pasiennya
PROFIL
PENAWARAN MCU
ARTIKEL SAYA
25 Maret 2011
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu
suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap
suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan
untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang
menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter
pemeriksaan, yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate
(ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap
pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu
gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal
biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik
terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat
bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2
jam.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang
kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda
di tiap laboratorium klinik, yaitu :
Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
Anak anak : 11-13 gram/dl
Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah
anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering
adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan
kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang
yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa
penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel
darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%).
Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan
untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding
lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan
hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam
memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun
proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit
akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan
peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri,
penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal,
dll
Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain
giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul
darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang
biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut
trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah
(DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum
tulang, dll.
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang
paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen
dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa
kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal
eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul
darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus
hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal
jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit
yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid,
penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia
(Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah).
Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata
(VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan
dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut
dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau
Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar
hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%)
(satuan yang lebih tepat adalah gr/dl)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut,
infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis
(misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam
pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa
dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat
tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 15
mm/jam
Perempuan : 0 20 mm/jam
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai
jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya
memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu
adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil
hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik
mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk
mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai
relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan
dalam sel/l.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%,
Monosit 2-8%
Platelet Disribution Width (PDW)
PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW
tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis,
sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang
mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi
dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran
eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia
defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12,
sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan
eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.
Membaca Hasil Tes Darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :
1. Leukosit
2. Eritrosit
3. Hemoglobin
4. Hematokrit
5. Trombosit
6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen,
limfosit dan monosit)
7. Laju endap darah
Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung
reagent dan alat yang dipergunakan.
Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis
pemeriksaan, membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai
rujukan.
Lekosit dan Hitung Jenis
Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang
berperan dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai
infeksi. Apabila jumlah leukosit melebihi atau kurang dari nilai
dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan dan
lain-lain.
Jumlah Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Di dalam sel darah merah terdapat protein yang
berfungsi mengikat oksigen, yaitu haemoglobin.
Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan
terdapat anemia/ kurang darah.
Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit
polisitemia. Namun untuk menentukan anemia atau polisitemia perlu
melihat nilai hemoglobin.
M C V (Mean Cell Volume)
Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah
eritrosit
M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan
jumlah eritrosit Per mm3 darah pikogram
M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume
eritrosit.
Kadar Hb/Haematocrite
RDW ( Red Cell Distribution Width)
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan
darah dan indeks eritrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi
abnormal dari ukuran RBC.
Hemoglobin (Haemoglobin)
Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel
darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih
rendah dari nilai normal maka disebut anemia. Apabila nilai
hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka disebut
polisitemia.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya
kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia,
infeksi kronik, keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab
anemia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron,
feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan elektroforesa Hb.
Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.
Hematokrit
Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap
volume darah secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya
dikaitkan dengan ada tidaknya perembesan plasma pada kasus demam
berdarah dengue. Pada kasus demam berdarah dengue (DBD), apabila
terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat rembesan plasma ke
luar pembuluh darah.
Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan
atau menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah
trombosit lebih rendah dari nilai normal. Trombositopenia dapat
disebabkan infeksi virus (termasuk demam dengue atau demam berdarah
dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan lain-lain.
Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit
melebihi nilai normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi,
keganasan, reaksi dari kerusakan jaringan, dan lain-lain.
Laju Endap Darah
Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit)
mengendap dalam satuan mm/jam.
Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya
infeksi akut, infeksi kronik dan inflamasi.
Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah.
Hal tersebut bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang
tidak normal dan mengetahui istilah-istilahnya sudah lebih dari
cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter
karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi klinis
pasien.
Membaca Hasil Tes Darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :
1. Leukosit
2. Eritrosit
3. Hemoglobin
4. Hematokrit
5. Trombosit
6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen,
limfosit dan monosit)
7. Laju endap darah
Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung
reagent dan alat yang dipergunakan.
Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis
pemeriksaan, membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai
rujukan.
Lekosit dan Hitung Jenis
Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang
berperan dalam sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai
infeksi. Apabila jumlah leukosit melebihi atau kurang dari nilai
dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan dan
lain-lain.
Jumlah Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke
seluruh tubuh. Di dalam sel darah merah terdapat protein yang
berfungsi mengikat oksigen, yaitu haemoglobin.
Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan
terdapat anemia/ kurang darah.
Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit
polisitemia. Namun untuk menentukan anemia atau polisitemia perlu
melihat nilai hemoglobin.
M C V (Mean Cell Volume)
Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah
eritrosit
M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan
jumlah eritrosit Per mm3 darah pikogram
M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume
eritrosit.
Kadar Hb/Haematocrite
RDW ( Red Cell Distribution Width)
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan
darah dan indeks eritrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi
abnormal dari ukuran RBC.
Hemoglobin (Haemoglobin)
Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel
darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih
rendah dari nilai normal maka disebut anemia. Apabila nilai
hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka disebut
polisitemia.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya
kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia,
infeksi kronik, keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab
anemia perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron,
feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan elektroforesa Hb.
Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.
Hematokrit
Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap
volume darah secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya
dikaitkan dengan ada tidaknya perembesan plasma pada kasus demam
berdarah dengue. Pada kasus demam berdarah dengue (DBD), apabila
terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat rembesan plasma ke
luar pembuluh darah.
Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan
atau menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah
trombosit lebih rendah dari nilai normal. Trombositopenia dapat
disebabkan infeksi virus (termasuk demam dengue atau demam berdarah
dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan lain-lain.
Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit
melebihi nilai normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi,
keganasan, reaksi dari kerusakan jaringan, dan lain-lain.
Laju Endap Darah
Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit)
mengendap dalam satuan mm/jam.
Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya
infeksi akut, infeksi kronik dan inflamasi.
Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah.
Hal tersebut bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang
tidak normal dan mengetahui istilah-istilahnya sudah lebih dari
cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter
karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi klinis
pasien.
Membaca Hasil Tes Urin Lengkap
Pemeriksaan ini terdiri dari:
1. Pemeriksaan umum urine, terdiri dari pemeriksaan warna, berat
jenis, pH, protein dan beberapa zat hasil metabolisme tubuh.
2. Pemeriksaan sedimen (endapan) urine terdiri dari pemeriksaan
erytrosit atau sel darah merah,leukosit atau sel darah putih,adanya
kristal,epitel,bakteri maupun jamur.
Warna urine
Normalnya berwarna kekuningan atau putih jernih
Merah yang menandakan adanya darah
Seperti teh seperti pada kasus kelainan hati.
Kehijauan/ Kuning pekat akibat mengkonsumsi obat-obat
tertentu.
Berat jenis urine
Harga normal berat jenis urine ini adalah 1,005-1,030.
Berat jenis yang menurun terjadi pada kasus-kasus yang membuat
urine lebih encer, seperti overload cairan, hipotermi (penurunan
suhu tubuh) dan penyakit diabetes insipidus.
Berat jenis yang meningkat dapat terjadi pada kondisi yang
membuat urine lebih pekat, seperti dehidrasi, demam, luka bakar dan
gangguan ginjal.
pH urine
Normalnya pH urine berkisar antara 5-8.
Urine yang asam dapat terjadi pada kasus acidosis, diabetes yang
tidak terkontrol, diare, kelaparan, dehidrasi, penyakit pernafasan
seperti kasus sesak nafas.
Urine yang lebih basa pada kondisi infeksi saluran kencing
karena kuman proteus, obstruksi pyloric, keracunan salisilat
(aspirin), gagal ginjal kronik dan penyakit ginjal lainnya
Protein
adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,sehingga tidak boleh dibuang
dalam urine.
Bila terdapat protein dalam urine maka patut dicurigai ada
masalah dengan organ yang bertugas menyeleksi keluarnya protein ini
yaitu ginjal, tapi bisa juga pada kondisi panas tinggi dan
dehidrasi berat.
Nitrite dalam urine.
Nitrite ini lebih mengarah pada adanya infeksi karena kuman akan
merubah nitrat dalam urine menjadi nitrit.
Biliribun dan urobilinogen.
Kedua bahan ini adalah produk dari liver atau hati, salah satu
fungsinya adalah memberi warna kuning pada urine. Kadarnya dalam
urine akan meningkat sehingga urine tampak seperti teh. Kondisi ini
dapat terjadi pada kasus gangguan hati seperti hepatitis, tumor
hati dan gangguan di sistem empedu.
Reduksi urine
Pemeriksaan ini dulu sering dilakukan sebagai pertanda adanya
gula di dalam urine, apabila positif menunjukkan adanya kadar gula
dalam tubuh seseorang. Kelemahannya adalah pemeriksaan ini tidak
menggambarkan kadar gula dalam darah,sehingga saat ini tidak dapat
dijadikan dasar penegakan diagnosis kencing manis.
Eritrosit (sel darah merah)
Dalam keadaan normal tidak didapatkan adanya darah didalam
urine, adanya darah (erytrosit) dalam urine mungkin akibat
perdarahan di saluran kencing(adanya batu,tumor yang
berdarah,infeksi saluran kencing, ginjal yg kekurangan
darah/infark) atau pada wanita yang sedang haid akibat kontaminasi,
itulah sebabnya pemeriksaan urine ini tidak disarankan untuk wanita
yang sedang haid.
Lekosit
Lekosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila ada infeksi atau
luka di saluran kencing,maka jumlah lekosit akan meningkat,
leukosit juga akan meningkat akibat kontaminan misalnya akibat
keputihan. Secara normal kadar lekosit dalam urine adalah 0-5 per
lapangan pandang bila dilihat dengan mukroskop. Setelah mencari
adanya darah dan leukosit, yang kita cari adalah adanya silinder.
Silinder adalah endapan protein yang terbentuk didalam tubulus
ginjal,adanya silinder ini menunjukkan adanya penyakit yang serius
dari ginjal misalnya radang pada ginjal.
Kristal
Kristal dalam urine tidak selalu berhubungan dengan adanya batu
di saluran kemih, kristal merupakan hasil metabolisme normal dari
tubuh. Jenis makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin
serta banyaknya makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi adanya
kristal dalam urine.
Epitel
Epitel ibarat batu bata di dinding saluran kemih kita, jumlahnya
akan meningkat apabila didapatkan adanya infeksi,radang dan batu
saluran kemih.
Benda Keton
benda-benda keton (keton bodies). Benda ini terdiri dari
aseton,asam asetoasetat dan asam 13-hidroksibutirat. Puasa yang
lama,diabetes mellitus (kencing manis) dan gangguan metabolisme
lemak akan meningkatkan jumlah benda keton dalam urine.
Paket Pelayanan Kesehatan
Paket pelayanan kesehatan dengan harga yang lebih
terjangkau.
1. Paket Imunisasi Kanker Serviks
2. Paket Imunisasi Hepatitis B Dewasa
3. Paket Imunisasi Influenza
4. Paket KB suntik 1 bulan dan 3 bulan
5. Paket Terapi Uap untuk Asma
Antara DRT atau Dengue NS 1 Antigen
Demam Berdarah iiih cukup menakutkan dan membosankan lagi, habis
pasiennya harus diambil darah terus, ngerjain aja tuh penyakit,
cappe deh. Tapi karena itu sudah tugas, so kita harus ikhlas juga
sih.
Kasus demam berdarah di tempat kerja sy kembali meningkat lagi,
dan menemukan pasien dengan jumlah trombosit