12BAGIAN I
PEMBAHASAN
1. Pengertian Crowning dan Veneer
1.1. Crowning
Dental crown adalah sarung yang berbentuk gigi yang disarungkan
ke gigi untuk mengembalikan bentuk, ukuran dan kekuatan gigi. Crown
umumnya dipasang pada gigi untuk merestorasi gigi yang bentuknya
tidak utuh, yang disebabkan oleh proses karies (penyakit gigi
berlubang), patah, terkikis atau sebab lainnya. Crown dipakai juga
untuk memperbaiki bentuk gigi yang terlalu kecil, posisi gigi yang
tidak normal, warna gigi yang kurang baik.Crown gigi atau mahkota
gigi diperlukan untuk mengembalikan kekuatan, fungsi dan estetik
dari gigi yang bermasalah .Dengan dipasang crown maka bentuk gigi
akan menjadi normal kembali seperti sedia kala.Seringkali kejadian
yang tidak terduga dan diluar kehendak kita menjadikan gigi kita
bermsalah. Namun penambalan seringkali bukan solusi terbaik karena
yang terganggu adalah bagian gigi yang tampak terlihat dari
luar.Untuk itu perlu dicarikan jalan keluarnya untuk mengembalikan
rasa percaya diri Anda, dengan jalan pembuatan tutup cover gigi
atau dalam dunia kedokteran gigi disebut Crown.Istilah crown dalam
dunia kedokteran gigi mempunyai arti yang sebenarnya, yaitu
mahkota. Bagian gigi yang tampak di rongga mulut disebut mahkota
(crown). Mahkota terbentuk berlapis dimulai dari lapisanemailyang
terletak paling luar, diikutidentindan kemudianrongga pulpadi
bagian paling dalam yang berisi pembuluh darah, syaraf dan sel-sel
pembentuk gigi. Bagian yang tidak kelihatan, tertanam di dalam gusi
disebut akar.
Jadi tanpa harus dicrown, gigi sudah mempunyai mahkota.
Tampaknya dewasa ini istilah crown lebih banyak digunakan untuk
menunjuk mahkota tiruan. Istilah ini pasti muncul dari kalangan
dokter gigi juga.
1.1.1. Mahkota Selubung ( Jacket Crown )Mahkota selubung adalah
mahkota yang menyelubungi seluruh permukaan gigi dan dapat dibuat
pada gigi posterior maupun anterior, baik pada gigi yang vital
maupun nonvital (post endodontic treatment)Indikasi mahkota
selubung pada gigi posterior adalah : Tidak memungkinkan untuk
ditumpat secara langsung Resistensi kurang baik untuk restorasi
onlay Mengalami kerusakan sekeliling cervikalnya maupun abrasi
oklusal Mahkota klinis yang rendah Gigi pasca perawatan Saluran
akarTahapan kerja sebelum melakukan preparasi mahkota selubung :
Diagnosa Pencocokan warna dengan shade guide yang sesuai Pembuatan
mahkota sementara RO foto untuk melihat keadaan jaringan periapikal
maupun bentuk dan besarnya ruang pulpa Preparasi pada gigi yang
masih vital perlu dilakukan anastesi terlebih dahulu untuk
mengurangi rasa sakit Tahapan kerja mahkota selubung : Diagnosa
Mencocokkan warna gigi dengan shade guide Persiapan mahkota
sementara Retraksi gusi Preparasi gigi Mencetak untuk die Mencetak
rahang antagonis Membuat catatan gigit Membuat model kerja oklusi
RA/RB Instruksi pada Laboratorium Teknik Gigi Pasang coba pada
penderita Pemasangan tetapKondisi-kondisi gigi yang perlu dibuatkan
crown : Pasca kecelakaan: beberapa kejadian kecelakaan menyebabkan
benturan yang sangat keras pada gigi depan, sehingga gigi depan
menjadi patah. Dengan dibuatkan crown maka gigi yang patah tadi
menjadi terlindung dan bentuknya menjadi seperti gigi normal. Untuk
melindungi gigi yang memiliki lubang terlalu besar, sehingga tidak
memungkinkan lagi untuk di tambal (jika di tambal cepat lepas).
Setelah dilakukan Implant, diperlukan crown gigi agar implantnya
tertutup. Gigi yang berubah warna.
1.1.2. Bahan Crown
Crown berdasarkan bahan yang digunakan :1. All porcelain
bridgeBahan porselen adalah bahan yang sangat populer saat ini.
Kelebihannya adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan
permukaannya mengkilat. Bahan porselen sulit dibedakan dengan gigi
yang asli. Kekuatannya lebih besar daripada akrilik tetapi tidak
sekuat logam. Kekurangan dari bahan porselen ini bersifat rapuh dan
sehingga tidak dapat diasah dan tidak dapat diletakkan pada
permukaan kunyah gigi belakang. Biasaya juga digunakan untuk gigi
yang memerlukan estetik tinggi. Bahan porselen ini tidak cocok
digunakan pada pasien dengan kebiasaan buruk bruxism karena gesekan
yang terus menerus dengan gigi antagonisnya akan menyebabkan
porcelain cepat pecah.
2. All acrylic bridge
Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota jaket
sementara (menunggu mahkota jaket permanen). Bahan akrilik biasanya
dikombinasikan dengan logam karena sifat bahan akrilik tidak kuat
menahan beban kunyah. Kelebihan dari bahan akrilik warnanya dapat
disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah warnanya.
Harganya pun murah tetapi tampilan menarik. Kontraindikasi dari
bahn ini adalah tidak digunakan pada gigi yang memiliki beban
kunyah yang besar karena kekerasan akrilik hanya 1/16 kekerasan
dentin. Gigi tiruan yang menggunakan bahan ini juga tidak cocok
digunakan pada penderita dengan bruxism.
1.1.3. All metal bridgeGigi tiruan permanen yang terbuat dari
logam atau emas mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan dapat
bertahan sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam
dan emas tidak korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari
bahan logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi
asli. Biasanya diindikasikan pada gigi posterior dan
kontraindikasinya adalah gigi abutmen yang digunakan mempunyai
ketebalan dentin yang kecil.
Gold CrownsKeuntungan:- Metode simple karena struktur gigi yang
dkurangin lebih minimal. - Lebih tahan lama pada saat tekanan berat
seperti menggigit dan mengunyah.- Mudah menyesuaikan sesuai daerah
di mana gigi dan mahkota memenuhi- Sehat lingkungan untuk jaringan
gusiKerugian:- estetik kurang karena warna gigi tidak seperti gigi
asli.
1.1.4. Kombinasi (porselen dan metal)Porcelain fuse to metal
adalah jenis hibrida antara mahkota logam dan mahkota porselen.
Mereka terutama dipilih untuk gigi depan tetapi tidak menutup
kemungkinan juga digunakan pada gigi posterior. Porcelen fuse to
metal ini lebih kuat daripada all porselen bridge. Meskipun
porcelen fuse to metal dipilih untuk penampilan yang sangat baik
karena keestetikannya, ada beberapa kelemahan utama yang terkait
dengan logam menyatu di dalamnya. Berikut adalah beberapa kelemahan
dicatat oleh pengguna dan dokter gigi mahkota ini:
Ketidaknyamanan-gigi mungkin sensitif setelah prosedur. Jika gigi
dimahkotai masih mengandung beberapa saraf, saraf yang akan
sensitif terhadap panas dan dingin. Ada beberapa kasus di mana
permukaan mahkota menciptakan keausan pada gigi antagonisnya. Hal
ini kadang-kadang menjadi begitu menonjol sehingga tidak dapat
diawasi.
1.1.5. Ceramic (Keramik Bridge)Terbuat dari porselen alumina
yang sangat tangguh. Memiliki estetika yang sangat baik dan cukup
kuat untuk dapat disemen dengan semen gigi tradisional.
1.1.6. Crown & BridgeMahkota dan bridge (beberapa mahkota
buatan yang bergabung bersama) dapat digunakan untuk melindungi
gigi retak atau mengembalikan fungsi gigi dengan kerusakan yang
parah. Berbeda dengan gigi palsu konvensional, mahkota buatan dan
bridge tidak dapat dilepas.Prosedurnya adalah dokter menyiapkan
gigi dan membuat cetakan bentuk gigi untuk dikirim ke laboratorium.
Mahkota buatan dipasang sementara untuk melindungi gigi, sedangkan
mahkota untuk penyembuhan akhir masih dalam proses pembuatan di
laboratorium. Setelah selesai, mahkota dilekatkan (dengan semen)
pada kunjungan berikutnya.
1.2. Veneers
Veneer adalah sebuah bahan pealpis yang sewarna dengan gigi yang
diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang
mengalami kerusakan atau pewarnaan intrinsic dengan menggunakan
etsa asam dan bonding agent. Dilakukan pada gigi yang mengalami
kerusakan atau pewarnaan, malformasi,abrasi atau kegagalan
restorasi. Ada veneer komposit dan vener porselen yang menggunaan
tehnik etsa asam, bonding dan semen resin.Veneer artinya to cover (
anything) with a layer of something else to give an appearance of
superior quality menutupi apa saja dengan sebuah pelapis agar
mempunyai kualitas penampilan yang lebih baik.Veneer porselen
adalah suatu lapisan tipis setebal kira kira 0.5 0.7 mm yang
menutupi permukaan permukaan labial gigi anterior dan permukaan
bukal beberapa gigi premolar. Selain menciptakan estetika yang
baik, dental veneers juga berfungsi untuk melindungi permukaan gigi
yang rusak.Bahan porselen merupakan bahan terbaik untuk pembuatan
veneer dan biasanya digunakan pada usia 18 tahun, dimana gingival
margin telah berada pada level matang dan standar kebersihan mulut
yang baik.Setelah veneer dilekatkan pada tempatnya, mereka relatif
lebih kuat dan awet. Namun perawatan tetap harus dilakukan karena
pelindung porselen dapat rusak atau hancur. Mungkin dokter gigi
anda menyarankan anda untuk menggunakannya dengan cara tertentu
atau menghindari makanan tertentu (diet). Jika anda mempunya
gangguan bruxism (mengerat gigi tanpa sadar), dokter anda akan
merekomendasikan untuk menggunakan pelindung gigi saat malam
hari.
2. Hukum Crowning dan Veneer Gigi dalam IslamSeiring dengan
perkembangan teknologi, gaya hidup manusia juga ikut berkembang dan
berubah. Salah satu gaya hidup yang digandrungi manusia adalah
merubah gigi mereka agar lebih cantik dan lebih indah, maka
munculah kawat behel yang digunakan untuk merapikan gigi, ada gigi
yang terbuat dari emas atau kuningan untuk mengganti gigi yang
tanggal, ada juga alat untuk mengikir gigi agar lebih tipis dan
lain-lainnya.Fenomena di atas menarik perhatian sebagian kaum
muslimin yang mempunyai kepedulian terhadap hukum halal dan haram.
Banyak dari mereka yang menanyakan status hukumnya berdasarkan
al-Quran dan Sunnah. Oleh karenanya, perlu ada penjelasan terhadap
masalah-masalah tersebut. Untuk mempermudah pemahaman, pembahasan
ini akan dibagi menjadi beberapa masalah :Hukum Menggunakan Crown
dan VeneerBanyak yang mempertanyakan hukum menggunakan crown dan
veneer, boleh atau tidak menurut pandangan Islam?Apabila tujuan
seseorang melakukan crown pada giginya adalah untuk pengobatan,
seperti dikhawatirkan lubang pada gigi akibat proses keries akan
semakin membesar dan dapat menimbulkan penyakit atau dapat
mengganggu ketika mengunyah makanan atau sejenisnya, maka hal
tersebut dibolehkan.Akan tetapi apabila tujuan seseorang melakukan
crown tersebut adalah untuk mempercantik atau memperindah
penampilan maka hal ini tidaklah dibolehkan karena termasuk di
dalam perbuatan merubah ciptaan Allah swt yang terlarang dilakukan
berdasarkan sabda Rasulullah saw, Allah melaknat wanita-wanita yang
mengikir (gigi) agar lebih cantik dan wanita-wanita yang merubah
ciptaan Allah. (Muttafaq Alaih)Allah melaknat wanita yang membuat
tato, wanita yang minta dibuatkan tato, wanita yang mencabut
alisnya, wanita yang minta dicabutkan alisnya, dan melaknat wanita
yang mengikir giginya untuk tujuan memperindahnya, wanita yang
merubah ciptaan Allah Azza wa Jalla. (HR. Bukhari dan Muslim)Firman
Allah swt : Artinya : Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak
lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka
tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, yang dilanati
Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil
dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk
saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalu benar-benar mereka merubahnya". Barangsiapa yang menjadikan
syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata. (QS. An Nisaa : 117 119)Ibnu Jarir
ath Thabariy mengatakan bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang
wanita merubah sesuatu dari fisiknya yang telah diciptakan Allah
swt kecuali anggota tubuh yang sakit atau membuatnya sakit, seperti
orang yang memiliki gigi tonggos atau panjang yang menghalanginya
makan atau memiliki jari lebih yang membuatnya sakit maka hal itu
dibolehkan, dan laki-laki dalam hal terakhir ini seperti
perempuan.Jika dirujuk kepada umum hadis, haram hukumnya apabila
dilakukan semata-mata untuk kecantikan dan membuat wajah lebih
menarik. Imam an-Nawawi Rahimahullah menyebutkan sebab atau illah
diharamkan sebab diatas. Tetapi jika dilakukan karena keperluan
pengobatan, atau terdapat cacat pada gigi atau yang sejenisnyanya,
maka tidak apa-apa. (Syarah Sahih Muslim: 7/361).Crowning dan
veneer akan menjadi lebih terlarang apabila dilakukan untuk menipu
manusia lain supaya kelihatan lebih muda dan lebih cantik.
Contohnya memakai crown emas agar kelihatan lebih makmur ketika
hendak meminang seorang wanita dan sebagainya. Dr. Abdullah
al-Faqih dan komite fatwanya menyatakan: Jika seseorang melakukan
perawatan kecantikan untuk menipu atau memperdaya siapapun yang
melihatnya, seperti untuk pernikahan atau sebagainya, maka
terlarang.Namun pemakaian crown atau veneer harus hukumnya apabila
dilakukan untuk menutup aib yang ada pada wajah seseorang, seperti
gigi yang mengalami diskolorisasi dan fraktur parah sehingga orang
yang melihatnya akan merasa tidak enak atau takut. Dr. Yusuf
al-Qaradawi berkata:Seandainya orang tersebut mempunyai kecacatan
yang tidak enak dipandang, misalnya karena ada daging tumbuh yang
bisa menimbulkan perasaan tak nyaman, tidaklah berdosa untuk
berobat selaama dengan tujuan menghilangkan kecacatan atau penyakit
yang bisa mengancam hidupnya. Ini karena Allah tidak menjadikan
agama untuk kita penuh kesukaran (Al-Halal wal Haram Fil
Islam).
Kemudian juga ada pertanyaan tentang hukum membuat
implant/bridge/crown karena mengcover gigi kita, sehingga air wudhu
tidak akan dapat melalui gigi tersebut. Tidak apa, karena gigi
bukanlah salah satu anggota badan yang wajib dalam wudhu. Wudhu
tanpa berkumur-kumur masih sah.Hukum Memakai Crown EmasJika yang
memasang gigi palsu adalah perempuan, maka hal itu dibolehkan
karena perempuan dibolehkan untuk menggunakan emas. Tetapi jika
yang menggunakan gigi palsu itu adalah laki-laki, maka hal itu
tidak bisa dilepas dari dua keadaan :Pertama : Dalam keadaan
normal, dan tidak darurat, artinya dia bisa menggunakan crown dari
bahan akrilik dan porselen selain emas dan perak, maka dalam hal
ini memakai crown dari emas dan perak hukum haram.Kedua : Dalam
keadaan darurat dan membutuhkan, seperti dia tidak mendapatkan
kecuali crown yang terbuat dari emas atau perak, atau tidak bisa
disembuhkan kecuali dengan bahan dari emas atau perak, maka hal itu
dibolehkan. Ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Arfajah
bin As'ad : Dari Arfajah bin As'ad ia berkata, "Saat terjadi perang
Al Kulab pada masa Jahilliyah hidungku terluka, lalu aku mengganti
hidungku dari perak, tetapi justru hidungku menjadi busuk. Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar aku
membuat hidung dari emas." (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan hadist ini
Hasan)Hadist di atas, walaupun berbicara masalah penggantian hidung
dengan emas dan perak dalam keadaan darurat atau membutuhkan,
tetapi bisa dijadikan dalil untuk penggantian gigi dengan perak dan
emas, jika memang dibutuhkan, karena kedua-duanya sama-sama anggota
tubuh.
Hukum Mencabut Crown dan Veneer Ketika Meninggal Dunia
Adapun bagi orang yang meninggal sementara terdapat crown atau
veneer pada giginya maka tidaklah diwajibkan untuk melepaskan atau
mencongkelnya dari si mayit selama bahan yang digunakan adalah
bahan yang suci bukan najis.Ibnu Qudamah didalam kitabnya al Mughni
mengatakan jika untuk menguatkan tuluang diperlukan tulang juga
maka lakukanlah kemudian dirinya meninggal maka (tulang sanggahan
itu) tidak perlu dilepaskan apabila ia termasuk bahan yang
suci.Crown dari emas dan perak bagi laki-laki jika dalam keadaan
darurat dan membutuhkan, makanya jika seseorang sudah meninggal
dunia, keadaan darurat tersebut sudah hilang, sehingga harus
diambil dari mayit, kecuali jika hal itu justru menyakiti atau
menodai mayit, maka hukumnya menjadi tidak boleh dicabut. Kenapa
tidak boleh? karena mayit walaupun sudah mati, tetapi masih dalam
keadaan terhormat dan tidak boleh dinodai ataupun disakiti,
sebagaimana orang hidup.Adapun bagi perempuan secara umum
dibolehkan menggunakan crown emas sebagaimana diterangkan di atas.
Ketika perempuan ini meninggal dunia, maka hal itu diserahkan
kepada ahli waris, jika mereka merelakan crown dari emas itu ikut
dikubur bersama mayit, maka tentunya lebih baik. Tetapi jika mereka
menginginkan crown dari emas yang bernilai tersebut, maka
dibolehkan bagi mereka mencabut crown emas dari mayit tersebut,
selama hal itu tidak menyakiti atau menodai mayit.