Top Banner

of 18

tb tutor SSP.docx

Feb 28, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    1/18

    Nama : Arifa Faiga Imani

    Kelas : 6B Fisioterapi

    NIM : 201310301059

    Kelompok : 1

    T!an "em#ela!aran Ttorial Mo$l %istem %araf "sat 1&2

    1. Bagaimana peran Fisioterapi saat trauma dan pasca koma?2. Anatomi apa saja pada lobus temporal beserta fungsinya? Apakah

    mempengaruhi motorik?

    'a(a# :

    1. Pada tahap pasien koma atau tidak sadar akibat traumatic brain injury,

    yang dilakukan oleh sioterapi adalah pemeliharaan fungsi pernafasannya

    dengan memberikan latihan pernafasan secara pasif yang ditujukan untuk

    mengoptimalkan kapasitas !ital paru" pemeliharaan lingkup gerak sendi#

    sendi serta pemeliharaan panjang otot#otot ekstremitas dengan

    memberikan latihan gerak pasif secara lembut pada ekstremitas, yang

    ditujukan untuk mencegah kekakuan sendi" serta pemeliharaan kesehatan

    otot dengan massage yang lembut yang ditujukan untuk mengoptimalkan

    sirkulasi darah yang baik di dalam otot. $an yang tidak kalah pentingnya

    adalah perubahan posisi tidur tiap 2 jam dengan berkolaborasi dengan

    pera%at atau penunggu pasien.&edangkan pada tahap ini pasien sudah sadar atau pasca koma akibat

    traumatic brain injury, diharapkan pasien mampu melakukan orientasi

    terhadap ruang dan %aktu, serta tidak mengalami hambatan komunikasi.

    'atihan yang diberikan sioterapi meliputi pemeliharaan fungsi

    pernafasannya dengan memberikan latihan pernafasan secara aktif yang

    ditujukan untuk mengoptimalkan kapasitas !ital paru, pengasatan sikap

    bila ada timbunan secret di paru#parunya" pemeliharaan lingkup gerak

    sendi#sendi serta pemeliharaan panjang otot#otot ekstremitas denganmemberikan latihan gerak pasif secara lembut pada ekstremitas, yang

    ditujukan untuk mencegah kekakuan sendi" serta pemeliharaan kesehatan

    otot dengan massage yang lembut yang ditujukan untuk mengoptimalkan

    sirkulasi darah yang baik di dalam otot. (idak lupa dilakukan juga latihan

    gerak aktif untuk meningkatkan kekuatan otot#otot ekstremitas, yang

    dilakukan bertahap mulai gerak aktif secara bebas, gerak aktif dengan

    tahanan yang ditingkatkan terus dari tiap#tiap sesi latihan.&elain yang disebutkan di atas, yang tidak kalah penting adalah latihan

    gerak fungsional, yaitu gerakan yang bermakna bagi aktitas keseharian

    pasien. $ari sekian banyak latihan gerakan fungsional, pada tahap latihanduduk, dimulai dengan setengah duduk dengan tungkai selonjor. Apabila

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    2/18

    pada posisi tersebut pasien mampu bertahan 1)* tanpa disertai

    rangsangan meningeal, maka latihan ditingkatkan dengan duduk tegak

    dengan tungkai selonjor. $itingkatkan lagi dengan duduk ongkang#

    ongkang, kemudian latihan berdiri dan berjalan. +amun harus tetap

    diingat bah%a pada tiap peningkatan latihan, sebelumnya harus dia%ali

    dengan tidak adanya rangsangan meningeal pada saat mele%ati sesilatihan sebelumnya.

    2. 'obus temporalis merupakan satu dari empat lobus utama dari otak.

    'obus temporalis berada di ba%ah syl!ian ssure dan di anterior korteks

    oksipital dan parietal. egion pada permukaan lateral temporal dapat

    dilihat pada bentuk auditory dan !isual. &yl!ian ssure berisi jaringan

    yang membentuk insula yang meliputi gustatory corte-. &uperior temporal

    sulcus &(&/ memisahkan girus superior dan middle serta berisi jumlah

    yang signikan dari neocorte-, yang bisa dibagi dalam beberapa region.

    0orteks dari &(& bersifat multimodal, menerima input dari auditory, !isual,

    dan region somatik. 'obus temporal memiliki dua sulci penting yangterletak secara horiontal dan parallel dengan &yl!ian ssure. ereka

    membagi lobus temporal menjadi 3 gyri4 &uperior (emporal 5yrus, iddle

    (emporal 5yrus, dan 6nferior (emporal 5yrus. 6nferior (emporal 5yrus

    ukurannya lebih besar daripada yang kita lihat biasa dari samping korteks

    karena itu letaknya di permukaan ba%ah dalam tengkorak.'obus temporalis tidak memiliki fungsi yang satu, karena dalam lobus

    temporalis terdapat primary auditory corte-, the secondary auditory, dan

    !isual corte-, limbic corte-, dan amygdala. (iga fungsi basis dari korteks

    temporal adalah memproses input auditori, mengenali objek !isual, dan

    penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsiamigdala, yaitu nada afeksi emosi/ pada input sensori dan memori.

    Beberapa fungsi lainnya adalah sebagai berikut 4

    Proses bahasa ucapan 4$iterima alat dengar 7 Pusat otak primer dan sekunder 7 Pusat otak

    asosiatif4 area %ernicke, kata yang didengar akan dipahami 7 5irus

    angularis, tempat pola kata#kata dibayangkan le%at area 8ernicke di

    fasikulus arkuatus area Broca4 gerakan motorik pembicaraan area motorik

    primer " otot#otot lidah untuk ucapan 7 area motorik suplementer, agar

    ucapan9gerakan lidah menjadi jelas Proses bahasa :isual 4$iterima alat !isual 7 Pusat otak primer penglihatan 7 Pusat otak

    asosiasi penglihatan4 di sini terjadi pengenalan informasi/ 7 5irus

    angularis 7 area 8ernicke 7 area Broca gerakan pembicaraan/ 7 area

    motorik primer dan suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan dapatdimengerti.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    3/18

    'obus temporalis mengolah kejadian yang baru saja terjadi dan

    mengingatnya sebagai memori jangka panjang. 'obus temporalis juga

    memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan mengingatnya

    kembali serta menghasilkan jalur emosional. 0erusakan pada lobus

    temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan akan suaradan bentuk. 0erusakan pada lobus temporalis sebelah kiri menyebabkan

    gangguan pemahaman bahasa yang berasal dari luar maupun dari dalam

    dan menghambat penderita dalam mengekspresikan bahasanya.

    Penderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang non#dominan,

    akan mengalami perubahan kepribadian seperti tidak suka bercanda,

    tingkat kefanatikan agama yang tidak biasa, obsesif dan kehilangan gairah

    seksual.

    %m#er )eferensi :

    ;. Pengantar Psikopedagogik anak Berkelainan.akarta4Bumi Aksara.

    Pearce,@.,;!elyn.2==.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. akarta 4 P(5ramedia.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    4/18

    +etter Frank. (he @6BA @ollection of edical 6llustrations. :ol 6 +er!ous &ystem,

    1C> 41DE

    http499%%%.tanyadokter.com9disease.asp?id1===E32

    http499%%%.ruf.rice.edu9Glngbrain9cglidden9temporal.html

    http499biology.about.com9gi9o.htm?

    i19HI(i1IsdnbiologyIcdneducationItmD2=I

    f==Itt11Ibt=Ibts=Iuhttp

    J3A99%%%.sci.uidaho.edu9med)329temporal.htm

    http499biology.about.com9od9anatomy9p9temporal#lobes.htm

    http499digilib.unimus.ac.id9les9disk191=>9jtptunimus#gdl#juarnig=12#)2E)#2#

    bab2.pdf

    Nama : Arifa Faiga Imani

    Kelas : 6B Fisioterapi

    NIM : 201310301059

    Kelompok : 1

    T!an "em#ela!aran Ttorial Mo$l %istem %araf "sat 2&2

    1. Bagaimana inter!ensi Fisioterapi dan edukasi pada pasien !ertigo?2. Bagaimana tipe dan klasikasi !ertigo?

    'a(a# :

    1. 6nter!ensi Fisioterapi 4a. Brandt#$aro

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    5/18

    b. @analith epositioning Procedure @P/Prosedur reposisi kanalit yang dilakukan adalah prosedur reposisi

    kanalit kanan. eposisi dimulai dengan pasien duduk di meja periksa

    dan kepala menoleh D) derajat ke sisi telinga yang terkena, yaitu sisi

    kanan. Pasien lalu dibaringkan dengan cepat dengan posisi kepala

    tergantung seperti saat melakukan perasat $i-allpike. Posisi ini

    dipertahankan selama 1#2 menit. Bila timbul !ertigo atau nistagmus,

    maka posisi dipertahankan hingga !ertigo atau nistagmus menghilang.

    'angkah berikutnya adalah melakukan rotasi kepala secara perlahan kesisi telinga yang sehat, yakni ke kiri dan dipertahankan selama 1

    menit. &aat ini posisi kepala menoleh ke sisi kiri sejauh D) derajat.

    &elanjutnya badan pasien dimiringkan ke sisi kiri, dengan demikian

    kepala pasien menghadap ke lantai selama 1 menit. 'angkah terakhir

    adalah mengembalikan pasien ke posisi duduk dengan kepala tetap

    menoleh ke kiri sejauh D) derajat. eposisi kanalit pada kanalis

    semisirkularis posterior kiri adalah dengan cara sebaliknya.

    c. &emont 'iberatory aneu!er &'/Posisi pertama dari &' menggabungkan manu!er side#lying seperti

    yang dianjurkan oleh umphriss et al 2==3/ dan @ohen 2==D/.+amun, posisi kedua &' menggabungkan gerak lateral yang cepat di

    mana tubuh pasien dipindahkan secara massal dari sisi yang terlibat ke

    sisi tidak terlibat. gerak cepat ini merupakan kontraindikasi untuk

    pasien dengan pinggul, masalah kembali, atau lainnya yang dapat

    mempengaruhi mobilitas yaitu, pasien obesitas/.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    6/18

    ;dukasi 4

    a. Lsahakan untuk memposisikan kepala anda lebih tinggi dari badan

    anda baik saat duduk maupun saat berbaring. angan terlalu sejajar

    atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan badan anda atau

    merunduk.

    b. &aat tidur, pasien dianjurkan untuk tidak menggunakan bantal yang

    terlalu tebal dan kerasc. angan menggerakan leher dan kepala secara spontand. 0urangi atau hindari mendongakkan kepala

    e. (idur dengan posisi yang benar yaitu terlentangf. Angkat atau menggerakkan badan anda terutama bagian kepala

    anda secara perlahan. Akan jauh lebih baik lagi jika anda akan

    berdiri dari kasur, anda duduk terlebih dahulu, sehingga gerak

    badan anda tidak terlalu drastis dan tidak memicu !ertigo.g. Mlahraga yang teraturh. 0etika di rumah, pasien diharapkan melakukan(erapi Brandt#$arrof

    seperti yang telah diajarkan oleh terapis dengan rutin untuk

    mengurangi gejala dari penyakit !ertigo yang dialamii. ika penyakit !ertigo sudah dalam medium yang parah, maka (erapi

    Penderita :ertigo dapat dimulai dengan meminimalisir kegiatan

    yang mengharuskan untuk membungkuk, misalnya dengan ketika

    anda mengangkat barang atau membasuh bagian kaki anda sedang

    mandi.

    2. Berdasarkan gejala klinisnya, !ertigo dapat dibagi atas beberapakelompok 4

    :ertigo paroksismalNaitu !ertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsungbeberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna" tetapisuatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. $i antara serangan,

    penderita sama sekali bebas keluhan. :ertigo jenis ini dibedakanmenjadi 4a. Nang disertai keluhan telinga 4

    (ermasuk kelompok ini adalah 4 orbus eniere, Arakhnoiditispontoserebelaris, &indrom 'ermoyes, &indrom @ogan, tumor fossacranii posterior, kelainan gigi 9 odontogen.

    b. Nang tanpa disertai keluhan telinga" termasuk di sini adalah 4&erangan iskemi sepintas arteria !ertebrobasilaris, ;pilepsi, igrenekui!alen, :ertigo pada anak :ertigo de 'Oenfance/, 'abirin picutrigger labyrinth/.

    c. Nang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di sini

    adalah 4 :ertigo posisional paroksismal laten, :ertigo posisionalparoksismal benigna.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    7/18

    :ertigo kronisNaitu !ertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa @ermin $unia0edokteran +o. 1DD, 2==D4 DE/ serangan akut, dibedakan menjadi 4a. Nang disertai keluhan telinga 4 Mtitis media kronika, meningitis (b,

    labirintitis kronis, 'ues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik,tumor serebelopontin.b. (anpa keluhan telinga 4 0ontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom

    pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel,kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainankardio!askuler, kelainan endokrin.

    c. :ertigo yang dipengaruhi posisi 4 ipotensi ortostatik, :ertigoser!ikalis.

    :ertigo yang serangannya mendadak9akut, kemudian berangsur#angsurmengurang, dibedakan menjadi 4a. $isertai keluhan telinga 4 (rauma labirin, herpes oster otikus,

    labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.:666, cedera padaauditi!a interna9arteria !estibulokoklearis.

    b. (anpa keluhan telinga 4 +euronitis !estibularis, sindrom arteria!estibularis anterior, ensefalitis !estibularis, !ertigo epidemika,sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferiorposterior.

    Ada pula yang membagi !ertigo menjadi 4a. :ertigo :estibuler 4 Akibat kelainan sistem !estibuler.b. :ertigo +on :estibuler 4 Akibat kelainan sistem somatosensorik dan

    !isual.

    %m#er )eferensi :

    http499eprints.ums.ac.id91)C291=9=E.BAB:.pdf

    http499%%%.audiology.org9sites9default9les9journal9AAA1E==).pdf

    @ohen . 2==D/ &ide#lying as an alternati!e to the $i-#allpike test of the

    posterior canal. Mtol +eurotol 2)413=Q13D.

    umphriss , Baguley $, &parkes :, Peerman &, o>Q1E3.

    http499%%%.perhati#kl.or.id9!19%p#content9uploads92=119119;!aluasi#BPP:#$r1.pdf

    http499repository.unhas.ac.id9bitstream9handle9123D)>EC9C>219$6A5+M&6&

    J2=:;(65M#A.pdf?seRuence1

    ). ohnson I 'al%ani A0. :estibular $isorders. 6n 4 'al%ani A0, editor. @urrent

    $iagnosis I treatment in Mtolaryngology# ead I +eck &urgery. +e% Nork 4 c

    5ra% ill @ompanies. 2==D. p E>1#)

    http://eprints.ums.ac.id/15982/10/07._BAB_V.pdfhttp://www.audiology.org/sites/default/files/journal/JAAA_17_08_05.pdfhttp://www.perhati-kl.or.id/v1/wp-content/uploads/2011/11/Evaluasi-BPPV-Dr1.pdfhttp://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9621/DIAGNOSIS%20VERTIGO-MA.pdf?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9621/DIAGNOSIS%20VERTIGO-MA.pdf?sequence=1http://eprints.ums.ac.id/15982/10/07._BAB_V.pdfhttp://www.audiology.org/sites/default/files/journal/JAAA_17_08_05.pdfhttp://www.perhati-kl.or.id/v1/wp-content/uploads/2011/11/Evaluasi-BPPV-Dr1.pdfhttp://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9621/DIAGNOSIS%20VERTIGO-MA.pdf?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/9621/DIAGNOSIS%20VERTIGO-MA.pdf?sequence=1
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    8/18

    http499digilib.esaunggul.ac.id9public9L;L#Lndergraduate#=C#BAB6.pdf

    'umbantobing, &. :ertigo (ujuh 0eliling. Fakultas 0edokteran Lni!ersitas

    6ndonesia. akarta 2==3.

    http499penyakit!ertigo.com9terapi#penderita#!ertigo9

    Nama : Arifa Faiga Imani

    Kelas : 6B Fisioterapi

    NIM : 201310301059

    Kelompok : 1

    T!an "em#ela!aran Ttorial Mo$l %istem %araf "sat 3&2

    1. Bagaimana inter!ensi Fisioterapi pada pasien stroke?2. ika hemisfer kanan yang terganggu, maka bagaimana akibatnya pada

    bagian yang kiri dan bagaimana sebaliknya jika hemisfer kiri yang

    terganggu?

    'a(a# :

    1. 6nter!ensi Fisioterapi 4a. Breathing e-ercise

    adalah salah satu bentuk latihan pernafasan yang ditujukan untuk

    mencegah penurunan fungsional sistem respirasi. (irah baring yang

    cukup lama dan toleransi akti!itas yang menurun mengakibatkan

    penurunan metabolisme secara umum. etode yang dipilih adalah

    deep breathing e-ercise. $eep breathing e-ercise adalah bagian dari

    brething e-ercise yang menekankan pada inspirasi maksimal yang

    panjang yang dimulai dari akhir ekspirasi dengan tujuan untuk

    meningkatkan !olume paru, meningkatkan redistribusi !entilasi,

    http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-809-BABI.pdfhttp://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-809-BABI.pdf
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    9/18

    mempertahankan al!eolus agar tetap mengembang, meningkatkan

    oksigenasi, membantu membersihkan sekresi mukosa, mobilitas

    sangkar thorak, dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan serta

    esiensi dari otot#otot pernafasan 'e!enson, 1CC2/.b. obilisasi (runk

    enurut $a!ies 1CC=/ salah satu latihan melalui mekanisme reKekpostural adalah mobilisasi trunk seperti gerakan Keksi, ektensi, dan

    rotasi trunk. 'atihan mobilisasi trunk merupakan komponen

    keseimbangan serta akan menghambat pola spastisitas melalui

    gerakan rileksasi dari trunk.. &alah satunya adalah latihan rotasi trunk,

    gerak rotasi merupakan komponen gerak yang sangat penting untuk

    menunjang fungsi tubuh &uyono, 1CC2/.c. 'atihan menghambat pola spastisitas

    seperti latihan menghambat spastisitas pada lengan dan tungkai serta

    latihan mengontrol tungkai. 'atihan ini bertujuan untuk menurunkan

    spastisitas serta dapat melakukan gerakan yang selektif hinggamenuju ke akti!itas fungsional seperti latihan menghambat ektensor

    tungkai khususnya pada kaki untuk mempersiapkan tungkai saat

    berjalan agar tidak terjadi droop foot $a!ies, 1C)/.d. 'atihan %eight bearing

    untuk mengontrol spastisitas pada ekstremitas dalam keadaan spastis.

    elalui latihan ini diharapkan mampu merangsang kembali fungsi pada

    persendian untuk menyangga. 'atihan ini berupa mengenalkan

    kembali bentuk permukaan benda yang ber!ariasi kepada sisi yang

    lumpuh agar kembali terbentuk mekanisme feed back gerakan yang

    utuh ahayu, 1CC2 /. 'atihan %eight bearing dapat dilakukan saat

    duduk dan berdiri. 'atihan %eight bearing saat duduk bisa melakukangerak menumpu berat badan ke belakang, depan dan samping kanan

    serta kiri. &edangkan latihan %eight bearing saat berdiri bisa

    melakukan gerakan menumpu berat badan kedepan dan belakang.

    'atihan %eight bearing saat berdiri bertujuan untuk mempersiapkan

    latihan berjalan agar tidak ada keraguan dalam melangkah karena

    adanya spastisitas $a!ies, 1C)/.e. 'atihan 0eseimbangan dan 0oordinasi

    'atihan keseimbangan dapat dilakukan pada posisi duduk dan berdiri.

    'atihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan reaksi

    keseimbangan eRuilibrium berbagai keadaan serta merupakankomponen dasar dalam kemampuan gerak untuk menjaga diri, bekerja

    dan melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari#hari

    $a!ies, 1C)/. 'atihan keseimbangan dan koordinasi merupakan

    latihan yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan gerak !olunter

    ahayu, 1CC2/.f. 'atihan Fungsional

    'atihan fungsional seperti latihan briging, latihan duduk ke berdiri dan

    latihan jalan. 'atihan briging untuk mobilisasi pel!is agar dapat stabil

    dan menimbulkan gerakan ritmis saat berjalan ohnstone, 1CE/.

    'atihan duduk ke berdiri merupakan latihan untuk memperkuat otot#

    otot tungkai dan mempersiapkan latihan berdiri $a!ies, 1C)/. 'atihan

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    10/18

    jalan merupakan komponen yang sangat penting agar pasien dapat

    melakukan akti!itas berjalan dengan pola yang benar $a!ies, 1C)/.g. P+F

    P+F teknik hytmical 6nitation pada A5A maupun A5B yang bertujuan

    untuk mengarahkan dan mengajarkan kembali suatu gerakan sehingga

    diharapkan pasien dapat melakukan suatu gerakan yang terarah danterkoordinasi. &edangkan pada spastisitas teknik ini bertujuan agar

    dapat mengontrol spastisitas sehingga tercapai gerakan yang terarah

    dan terkoordinasi pula. 5erakan hytmical 6nitation membantu

    mengurangi spastisitas untuk menginhibisi stretch reKek yang terjadi,

    dimana gerakan harus ritmis dan pelan. (etapi perlu diingat bah%a

    intensitas spastisitas dapat berubah#ubah, dalam masa satu atau

    setengah tahun pertama spastisitas akan meningkat dengan perlahan#

    lahan kadang#kadang cepat sampai suatu tingkat tertentu dimana

    spastisitas akan konstan &uyono, 2==2/.

    h. Bobath @oncept(ujuan inter!ensi dengan metode Bobath adalah optomalisasi fungsi

    dengan peningkatan kontrol postural dan gerakan selektif melalui

    fasilitasi, sebagaimana yang dinyatakan oleh 6nternational Bobath

    6nstructor (raining Association 6B6(A, 1CC/. (ujuan yang akan dicapai

    dengan konsep Bobath yaitu untuk elakukan identikasi pada area#

    area spesik otot#otot antigra!itasi yang mengalami penurunan tonus,

    eningkatkan kemampuan input propriocepti!e, elakukan identifkasi

    tentang gangguan fungsi setiap indi!idu dan mampu melakukan

    akti!itas fungsi yang esien S+ormalT, Fasilitasi specic motor acti!ity,

    inimalisasi gerakan kompensasi sebagai reaksi dari gangguan gerak,

    engidentikasi kapan dan bagaimana gerakan menjadi lebih efektif.

    etode Bobath adalah salah satu metode yang berorientasi pada

    akti!itas pola gerak normal dengan meningkatkan kemampuan kontrol

    postural dan gerakan#gerakan yang selektif. Pada aktitas gerak, maka

    tonus otot postural akan sangat menentukan efektitas dan efesiensi

    gerak yang akan dihasilkan.i. ;lectrical &timulation ;&/

    Pad elektroda diletakan oleh terapis pada lengan dan tungkai pada

    grup otot ekstensor pad diletakan pada cer!ical dan grup otot

    ekstensor pada anggota gerak atas, untuk anggota gerak ba%ah pad

    berada pada lumbal dan grup otot ekstensor gerak ba%ah. 'alunyalakan ;& atur freRuency )= , modulasi 1 second dan naikan

    intensitas sedikit demi sedikit sampai ada kontraksi otot pada grup otot

    ekstensor. &etiap satu grup otot ekstensor dilakukan 1) kali kontraksi

    dengan dilakukan 2 kali putaran. ika terapi selesai segera martikan ;&

    dan tata kembali seperti semula sebelum digunakan

    2. 0erusakan otak unilateral akan memberikan gejala berbeda. emisfer kiri

    merupakan hemisfer dominan untuk orang tangan kanan right handed/.

    Mrang kidal =J hemisfer dominan tetap dikiri. 0erusakan hemisfer kiri

    akan memberi gejala gangguan bahasa 9 aphasia, sedang hemisfer kananterutama !isuospatial.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    11/18

    Fungsi Mtak 0ananMtak kanan adalah otak yang berada disebelah kanan dalam posisianatomis frontal/. Fungsi otak kanan adalah sebagai berikut4 Perkembangan emosi emotional Ruotient ;U//

    ubungan antar manusia sosialisasi/ Fungsi 0omunikasi perkembangan bahasa non !erbal/

    Perkembangan intuitif &eni menari, melukis, menyanyi dan lain#lain/

    engandalikan ekspresi manusia

    Pusat khayalan dan kreati!itas

    Berpikir lateral dan tidak terstruktur

    (idak memikirkan hal#hal secara detail

    @ara kerjanya long term memory memory jangka panjang/

    'ebih ahli dalam menentukan ruang9tempat dan %arna

    Bila terjadi kerusakan pada area otak kanan yang terganggu adalaharea kemampuan !isual dan emosi

    Fungsi Mtak 0iriMtak kiri adalah otak yang berada disebelah kiri dalam posisi anatomisposisi frontal/. Fungsi otak kiri adalah sebagai berikut4 Perkembangan 6ntelegensi intelligence Ruotient 6U//

    Pusat perkembangan logika dan rasio seperti matematika/

    Berpikir sacara sistematis

    Bahasa !erbal

    Berpikir linear dan terstruktur

    Berpikir analisis dan bertahap

    @ara berpikirnya short term memory memory jangka pendek/

    ika terjadi gangguan pada otak kiri, maka yang terganggu adalah fungsiberbicara, bahasa dan matematika. Fungsi otak kanan dan otak kiri padamanusia sebenarnya menyatu dalam satu kesatuan fungsi. (etapibeberapa penelitian menunjukkan bah%a, jika otak kiri aktif, maka otakkanan lebih tenang, demikian pula sebaliknya. 0erja otak kanan dan otakkiri sebenarnya saling mendukung, sebagaimana pentingnya fungsimemory jangka pendek dan memory jangka panjang. &ehingga tidak bisadikatakan, otak kanan lebih bagus dari otak kiri, ataupun sebaliknya.8alaupun, pada sebagian orang, terkadang lebih deminan menggunakanarea otak tertentu. Penggunaan dominasi area otak tertentu bagi

    indi!idu, yang kemungkinan membedakan minat dan bakatnya.

    %m#er )eferensi :

    'e!enson, @., 1CC2" Breathing ;-ercise, in Vadai, @.@" Pulmonary anagement

    in Physical (herapy, @hurchill 'i!ingstone, +e% Nork.

    &uyono, A., 1CC2" 5angguan &ensori otor pada Penderita emiplegi Pasca

    &troke, 8orkshop Fisioterapi pada &troke, 60AF6 akarta.

    http499eprints.ums.ac.id9>>3E9291===>==)C.pdf

    http://eprints.ums.ac.id/6637/2/J100060059.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/6637/2/J100060059.pdf
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    12/18

    ohnstone, 1CE" (he &troke Patient4 A (eam Approach, @hurchill 'i!ingstone,

    'ondon. ohnstone, 1CC1" (herapy for &troke, @hurchill 'i!ingstone, 'ondon.

    http499eprints.ums.ac.id93>D=919naskahJ2=publikasi.pdf

    6rfan, , 2=1=, SFisioterapi Bagi 6nsan &trokeT, Nogyakarta, 5raha 6lmu.

    0isner, @arolyn and @olby, 'ynn Allen. 1CC>, S(herapeutic ;-ercise Founda#tions

    and (echniRues, (hird ;ditionT, Philladelphia, FA $a!is company.

    http499dogleg.j%.lt9psikologis9otak

    http499library.usu.ac.id9do%nload9fk9bedah#iskandarJ2=japardi>=.pdf

    'insday 8 0enneth et al. +eurology and +eurosurgery 6lustrated. 3rd ;d.

    @hurchill 'i!ingstone, +e% Nork, 1CCE " 1=) #12=.

    Nama : Arifa Faiga Imani

    Kelas : 6B Fisioterapi

    NIM : 201310301059

    Kelompok : 1

    T!an "em#ela!aran Ttorial Mo$l %istem %araf "sat *&2

    1. Bagaimana 6nter!ensi Fisioterapi pada &pinal @ord 6njury?2. Bagaimana Pemeriksaan Fisioterapi dan pemeriksaan penunjang pada

    penderita &pinal @ord 6njury?

    'a(a# :

    http://eprints.ums.ac.id/36840/1/naskah%20publikasi.pdfhttp://dogleg.jw.lt/psikologis/otakhttp://eprints.ums.ac.id/36840/1/naskah%20publikasi.pdfhttp://dogleg.jw.lt/psikologis/otak
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    13/18

    1. 6nter!ensi Fisioterapi pada fase akut 9 spinal shock 4

    a. Posisioning

    Bila pasien hanya mampu bergerak dengan bantuan orang lain,sioterapis adalah salah satu anggota tim yang berperan dalam

    membantu gerakan pasien selain pera%at. Fisioterapis memegang

    peranan penting dalam mengatur posisi anggota gerak untuk

    mencegah deformitas dan untuk mengobser!asi area yang terkena

    tekanan untuk melihat adanya tanda Q tanda timbulnya kelainan,

    seperti decubitus.

    b. 'atihan gerak pasif.

    'atihan gerak pasif harus dilakukan pada semua sendi pada anggota

    gerak ba%ah pada penderita paraplegi, dan juga mencakup latihan

    pada sendi#sendi anggota gerak atas pada penderita tetraplegi. Pada

    lesi di lumbal yang harus diperhatikan adalah saat menggerakkan hip

    jangan sampai spine juga ikut bergerak. Perhatian yang sama juga

    dilakukan saat menggerakkan upper ekstremity bila lesi terdapat pada

    cer!ical.

    c. @hest terapi

    Pada paraplegi tidak memerlukan penanganan chest terapi kecuali bila

    ada kondisi pengakit paru kronik, tetapi sioterapis harus

    memperhatikan adanya tanda#tanda gangguan respirasi. Pasien

    dengan tetraplegi memerlukan chest terapi karena adanya peralysis

    pada otot#otot intercostalis. Pasien kemungkinan memakai

    trakheoostomi atau alat bantu nafas.

    d. ;-ercise

    Paraplegi 4 'atihan penguatan untuk anggota gerak atas dilakukan

    sea%al mungkin

    (etraplegi 4 5erakan aktif pada anggota gerak atas dilakukan pada

    posisi yang tidak mengganggu posisi cer!ical.

    e. 6nteraksi pasien Q sioterapi

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    14/18

    &alah satu aspek penting dalam melakukan treatment pada fase akut

    adalah untuk membangun kepercayaan yang baik dengan pasien. al

    ini dapat menjadi sulit, tergantung pada reaksi pasien terhadap kondisi

    penyakitnya. Fisioterapis harus mengerti kondisi pasien dan

    mengerahkan selurh kemampuannya untuk membangun kooperatif

    dan moti!asi pasien.

    Fisioterapi pada fase pemulihan

    &aat pertama kali diberikan %eight bearing pada spine sioterapis

    secara intensif harus diberikan untuk membangun kemandirian yang

    ma-imum.

    1/ Paraplegia

    a. &itting balance

    8alau terjadi gangguan sensasi pada bagian ba%ah tubuh, namun

    sitting balance bisa dicapai. Pasien dapat belajar untuk

    menggunakan sensasi pada bagian atas tubuh dan menggunakan

    pandangan dengan lebih intensif. Ada banyak metode yang dapat

    digunakan dalam melatih balance.

    b. obilisasi dengan kusi roda

    0ursi roda yang digunakan bisa berupa kursi roda manual ataupun

    kursi roda elektrik. Penggunaan kursi roda ini sangat penting bagi

    pasien untuk dapat bergerak dan membangun kemandirian. Pasien

    dengan kursi roda manual dapat berlatih untuk mengoperasikan

    kursi rodanya pada jalan yang menanjak atau menurun serta pada

    jalan yang ada tangganya.

    c. (ransfer

    Pada saat a%al pasien dapat diajarkan untuk miring kanan dan

    miring kiri dan duduk di atas tempat tidur. 'alu dapat dilanjutkan

    untuk berpindah transfer / dari tempat tidur ke kursi roda dan

    sebaliknya. &aat pasien sudah dapat melakukan hal tersebut

    dengan rasa aman, pasien dapat berpindah dari kursi roda ke toilet

    ataupun ke dalam mobil.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    15/18

    d. Pera%atan diri

    Pera%atan diri harus dimulai saat a%al terapi. Pasien harus

    diajarkan untuk mengurangi tekanan#tekanan pada bagian tubunya

    dudukannya/ setiap 1= Q 1) menit, sehingga selanjutnya hal

    tersbut dapat menjadi suatu reaksi yang otomatis. Pasien juga

    harus diajarkan cara mengobser!asi daerah yang tertekan, atau

    bila areanya tidak dapat terlihat oleh pasien, maka harus ada orang

    lain yang dapat mengobser!asinya.

    e. Pasien diajarkan untuk melatih gerakan pasif sendiri dan

    melaporkan kepada terapis bila ada gerakan yang sulit dilakukan.

    Pasien diajarkan untuk melakukan beberapa kegiatan fungsionalyang mungkin untuk dilakukannya, seperti berpakaian dan mandi.

    f. Penguatan anggota gerak atas

    al ini dapat dilakukan pada matras atau kursi roda. Lntuk

    memulai latihan sioterapis dapat menggunakan tahanan secara

    manual. &elanjutnya pasien dapat menggunakan paralatan dengan

    beban atau dengan menggunakan beban berat badannya sendiri.

    &elain itu pasien dapat melakukan olah raga untuk meningkatkankekuatan otot ekstemitas atas, seperti !olley atau berenang.

    g. 'atihan berdiri dan berjalan

    &eperti saat latihan duduk, pasien harus diajarkan untuk

    mengkompensasi sensoris yang hilang pada tubuh bagian ba%ah.

    Lntuk dapat berdiri dan berjalan pasien akan membutuhkan

    beberapa orthosis atau dengan menggunakan kruk, tergantung

    le!el lesi yang terkena dan kondisi pasien.

    h. 0emandirian

    Lntuk seorang muda yang menderita paraplegia, kemungkinan

    besar ia akan dapat hidup secara mandiri dan dapat kembali

    bekerja. odikasi pekerjaan mungkin diperlukan apabila

    pekerjaannya yang lama tidak dapat dilakukan dengan nyaman

    pada kondisinya saat ini. al yang penting adalah bah%a persiapan

    untuk hidup mandiri harus dilakukan sejak a%al program terapi.

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    16/18

    2. Pemeriksaan 4a. Pemeriksaan 5erak Fungsi

    $alam hal ini meliputi fungsi gerak aktif, gerak pasif, dan gerak

    isometrik. Pada pemeriksaan ini umumnya pada pasien ditemukan

    adanya rasa nyeri, keterbatasan gerak, kelemahan otot, dansebagainya.

    b. Pemeriksaan Fungsional

    $alam pemeriksaan fungsional meliputi kemampuan pasien dalam

    beraktitas baik itu posisioning miring kanan Q kiri setiap 2 jam /,

    transfer dari tidur ke duduk, dari tempat tidur ke kursi roda, dan

    sebaliknya.

    c. Pemeriksaan 0husus1/ Antropometri

    Pengukuran ini dilakukan untuk membuat perbandingan antara sisi

    yang sehat dengan sisi yang sakit untuk menentukan apakah ada

    oedem, perbedaan panjang tungkai, pengecilan otot dan lain

    sebagainya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan id

    line.2/ 0ekuatan Mtot

    Pengukuran ini digunakan untuk melihat kekuatan otot dari keempat

    anggota gerak tubuh. $an dilakukan dengan menggunakan metode

    manual muscle testing ( /.3/ M 'ingkup 5erak &endi /

    Pemeriksaan M dilakukan dengan menggunakan goniometer dan

    dituliskan dengan menggunakan metode 6&M 6nternational

    &tandar Mf easurement /.D/ Pemeriksaan +yeri dengan :A& :isual Analog &cale /

    :A& merupakan salah satu metode pengukuran nyeri yang dapat

    digunakan untuk menilai tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien.

    Pasien diminta untuk menunjukan letak nyeri yang dirasakan pada

    garis yang berukuran 1= cm, dimana pada ujung sebelah kiri nilai

    =/ tidak ada nyeri, dan pada ujung sebelah kanan nilai 1= / nyeri

    sekali.

    )/ Pemeriksaan &ensoris

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan sensori le!el. &ensori

    le!el adalah batas paling kaudal dari segment medula spinalis yang

    fungsi sensorisnya normal. (es ini terdiri dari 2 tes area dermatom

    yang diperiksa dengan menggunakan tes tajam tumpul dan

    sentuhan sinar, dengan kriteria penilaiannya sebagai berikut 4

  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    17/18

    +ilai = 4 tidak ada dapat merasakan absent /.

    +ilai 1 4 merasakan sebagian impaired / dan hiperaestesia.

    +ilai 2 4 dapat merasakan secara normal.

    +( not testable / 4 diberikan pada pasien yang tidak dapat

    merasakan karena tidak sadarkan diri.

    >/ Pemeriksaan neurology le!e'

    Pemeriksaan ini dilakukan unutuk mengetahui batas kaudal dari

    segment medulla spinalis yang fungsi sensorik dan motoriknya

    normal.

    &elain berdasarkan pemeriksaan kerusakan sensorik dan motorik,

    A&6A juga membagi &@6 berdasarkan derajat kerusakan yang timbul

    seperti diba%ah ini 4

    American &pinal 6njury Association 6mpairment &cale A6&/

    A 4 0omplit. (idak ada respon fungsi sensorik dan motorik le!el &D Q

    )

    B 4 6nkomplit. espon sensorik ada, tapi fungsi motorik tidak ada

    sampai dengan neurologi. Fungsi sensorik normal sampai le!el &D#).

    @ 4 6nkomplit. Fungsi sensorik ada, motor function ada di ba%ah

    le!el neurologis, dan lebih dari )=J otot#otot yang dipersara

    sesuai area dermatomnya memiliki nilai ( kurang dari 3.

    $ 4 6nkomplit. Fungsi sensorik ada, motor function di ba%ah le!el

    neurologis tidak berubah dan mayoritas key muscle di ba%ah le!el

    neurologis memiliki nilai ( lebih atau sama dengan 3.

    ; 4 +ormal 4 Fungsi sensorik dan motorik normal.

    %m#er )eferensi :

    http499eprints.ums.ac.id9>)C9191===>===E.pdf

    http://eprints.ums.ac.id/6598/1/J100060007.pdfhttp://eprints.ums.ac.id/6598/1/J100060007.pdf
  • 7/25/2019 tb tutor SSP.docx

    18/18

    http499%%%.asia#spinalinjury.org9elearning9A&6A6&@M&high.pdf

    http://www.asia-spinalinjury.org/elearning/ASIA_ISCOS_high.pdfhttp://www.asia-spinalinjury.org/elearning/ASIA_ISCOS_high.pdf