Top Banner

of 40

Tauhidullah Nopember 2014

Oct 09, 2015

Download

Documents

brillyelrasheed

Majalah Tauhidullah adalah majalah dakwah Islam gratis terbit setiap bulan atas pendanaan dari masyarakat sekitar yang ingin berdakwah melalui media. Majalah Tauhidullah adalah majalah yang mengkaji aqidah, fiqh, sejarah, mu'amalah, adab dan akhlaq.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • T UHIDULL H

    V V

    MAJALAHTAUHIDULLAH.BLOGSPOT.COM

    BERJALAN DI ATAS MANHAJ AHLUS SUNNAH

    edisi 10 tahun vi | Nopember 2014

    MalasBikin Hidup Jadi

    Tidak Jelas

    Syirikdalam

    Ketaatan

    Kisah AjaibOrang yang sabar

  • Hadirkan tayangan Islami di rumah Anda! Ganti tele-visi kabel berlangganan Anda dengan parabola Islami sekali bayar seumur hidup tanpa bi-aya bulanan atau charge apa-pun.

    Dengan Rp 1.500.000,- Anda bisa mendapatkan lebih dari seratus channel dalam dan luar negeri. Cukup hubun-gi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau 031 71119071, teknisi kami akan langsung melayani. Untuk luar kota tambah ongkos kirim.

    Fasilitas yang Anda dapat-kan (1) Satu set parabola 6 feet solid merk Venus; (2) Satu buah receiver digital merk Ve-nus; (3) Dua unit LNB F C-band merk Venus; (4) Tiang pipa uk.

    1 meter; (5) Kabel coaxial Rg6 uk. 20 meter; (6) Garansi Re-ceiver 1 thn & Garansi instalasi 3 bulan.

    Channel-channel yang bisa dihadirkan adalah Rod-jaTV, Radio Rodja, InsanTV, WesalTV, TV Quran Tazkiyah, TV Swasta Nasional, Masji-dil Haram LIVE 24 Jam, Masjid Nabawi LIVE, 24 Jam, channel-channel Timur Tengah dan Eropa. Channel yang tidak di-inginkan bisa dihapus atau di-block.

    Pembayaran bisa via rek-ening Yayasan Tauhidullah bisa dibayar di tempat. Anda pun sudah mendapatkan si-aran Islami yang mewah tapi dengan harga terjangkau.

  • AQIQAHSUNNAH

    SESUAI

    TIDAK LAGI

    SUSAHBulan Dzul Qadah Ayo Aqiqah

    PAKET MENTAH MASAK NASI KOTAK KET.SUNNAH 1 850.000 1.000.000 1.540.000 Sate 225 tsk +

    Gule 60 Porsi

    SUNNAH 2 950.000 1.100.000 1.820.000 Sate 275 tsk + Gule 80 porsi

    SUNNAH 3 1.100.000 1.250.000 2.150.000 Sate 325 tsk + Gule 100 porsi

    SUNNAH 4 1.150.000 1.300.000 2.380.000 Sate 375 tsk + Gule 120 porsi

    SUNNAH 5 1.250.000 1.400.000 2.660.000 Sate 425 tsk + Gule 130 porsi

    SUNNAH 6 1.400.000 1.600.000 3.040.000 Sate 475 tsk + Gule 150 porsi

    | Bonus krupuk udang, acar, bawang goreng, jeruk nipis | Layanan plus nasi dan buah dalam box | Menu sesuai pilihan (Sate, Gule, Krengsengan, Tongseng, Kikil, Sup, Daging Lapis, dll) | Gratis ongkos kirim wil. Surabaya | Pemesanan via 0813 3536 0320 atau ke kantor kami di Jl. Kedung Cowek

    331, Surabaya |

    Rincian Harga dan Paket Aqiqah Sunnah

    (Harga dapat berubah sewaktu-waktu)

    Salurkan infaq, zakat, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan janda, donasi pendidikan Islam, qurban dan lain sebagainya melalui Yayasan Tauhidullah. Insya Allah akan tersalurkan se-cara amanah dan sesuai sunnah.

    Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5 Syariah Mandiri 7060786814 Muamalat 7010075434Setelah transfer mohon konfirmasikan via SMS ke nomor 031 71119071

    (Flexi) atau 08175057161 (XL) dengan format sebagai berikut. Contoh: Telah transfer Rp 100.000,- yatim/BRI Telah transfer Rp 500.000,- zakat mal/Muamalat Telah transfer Rp 1.000.000,- fi sabilillah/Syariah Mandiri.Kami menyampaikan jazakumullah khairan katsiran atas kesediannya

    dan kepercayaannya. Kami senantiasa mendoakan untuk para munfiq rizqi yang lebih melimpah penuh barakah dari Allah Taala.

    Kantor PP. Tauhidullah di Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya

    1

  • 2Isi Majalah

    Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5

    Melacak Makna Ketaatan > 9Syirik dalam Ketaatan > 4

    Kisah Ajaib Orang yang Sabar > 13Malas Bikin Hidup Tidak Jelas > 16

    Penyebab & Pengobatan Rabun> 25Islam Agama yang ASli... > 22

    Keutamaan Berkunjung > 28Telaah Kisah Istri Nabi > 30

    Yayasan Tauhidullah menyampaikan terima kasih kepada para donatur atas kepercayaannya kepada kami dalam mengelola zakat, infaq, shadaqah, waqaf, kafalah yatim

    dan janda, beasiswa pendidikan, dana CSR dan hibah. Per-cayakan Optimalisasi Kemanfaatan Dana Sosial dan In-

    faq, serta Pendistribusian Daging Qurban kepada Yayasan Tauhidullah.

    Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.

    Untuk sementara website kami www.tauhidullah.com mengalami sedikit masalah sehingga tidak bisa diupdate.

    Untuk sementara, kami menggantikannya dengan blog gratis yaitu majalahtauhidullah.blogspot.com.

    Unduh dan share majalah Tauhidullah versi digital di 4shared, Mediafire, SlideShare dan Scribd.

  • 3Iftitah

    Dua edisi lagi kita akan me-masuki tahun ketujuh usia majalah Tauhidullah. Ta-hun ketujuh, majalah masih gini-gini aja? Ya, beginilah yang kami bisa. Kami lebih fokus menyalurkan donasi untuk kepentingan umat se-cara langsung. Bukan berarti maja-lah tidak penting. Majalah memang adalah bagian dari pemanfaatan donasi, sekaligus sebagai media da-kwah Ahlus Sunnah.

    Majalah Tauhidullah kami bi-arkan semacam ini, agar biaya produksi tidak membengkak. Kami sadar, di luar sana, banyak sekali yayasan-yayasan Islam yang ber-lomba menghadirkan majalah do-natur yang mewah, eksklusif, lux, full colour, plus dengan kertas yang mahal.

    Insya Allah dengan wujud yang demikian ini, majalah Tauhidullah tetap dijadikan referensi atau in-spirasi. Tentu saja, kami berharap, majalah Tauhidullah bisa mengala-mi peningkatan baik dari sisi jum-lah halaman atau kualitas cetakan. Peningkatan tersebut menuntut jumlah pemasukan yayasan bert-ambah. Untuk saat ini, penamba-han jumlah donatur masih lamban, entah kenapa.

    Baiklah, pada edisi Muharram 1436 H ini, kami mengangkat tau-jihat dari ustadzuna Ridwan bin Abdul Aziz mengenai taat. Dalam taujihatnya pada edisi kali ini, be-liau mengingatkan kita mengenai bentuk-bentuk ketaatan yang mu-lai pudar atau tergerus arus sesat.

    Kisah Ajaib Orang yang Sabar menjadi suplemen bagi tauhid kita. Betapa banyak musibah yang men-dera, kita tetap harus bertauhid, karena dengan tauhid, berbagai keajaiban akan terjadi. Oleh kare-nanya, walau banyak musibah, ket-aatan menjadi pilihan terbaik.

    Jika pada edisi sebelumnya Brilly El-Rasheed membahas men-genai tradisi balas budi, maka pada edisi kesepuluh tahun keenam ini, Brilly El-Rasheed mengupas ma-salah berkunjung. Dimana kita tahu kesibukan manusia kian hari kian meningkat hingga tradisi kunjung-mengunjungi tanpa ten-densi duniawi ini sangat jarang kita temui.

    Terakhir, pada edisi ini redaksi melanjutkan pembahasan menge-nai istri-istri Rasulullah Muham-mad.

    Semoga menginspirasi, se-lamat mengkaji edisi kali ini!

    Rekening Infaq Muamalat 7010075434

    Taat sajalah!

  • Syirikdalam

    Topik Utama

    4

    Diantara permasalahan yang harus kita waspadai adalah terjadinya kesyirikan dalam ketaatan, artinya telah terjadi padanya persekutuan dalam keta-atannya kepada Allah kdengan salah satu dari mahluk yang ada ini, dimana seseorang disamping meyakini Allah kdan mengang-gapNya sebagai Tuhannya, tetapi masih terjadi didalamnya ketergan-tungan kepada selain Allah k.

    Contoh kasus yang berkenaan dengan masalah ini ialah terjadin-ya kesyirikan dalam mentaati para ulama dan umaro, dalam penghala-lan perkara yang haram atau dalam hal pengharaman terhadap perkara yang dihalalkan oleh Allah k.

    Allah k berfirman dalam QS. At-Taubah: 31 (yang artinya), Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka

    sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mer-eka persekutukan.

    Ayat di atas adalah berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada ummat sebelum kita dari kalangan yahudi dan nashrani, dimana mereka dalam mentaati para pendeta, bukan saja sebatas karena mereka sebagai pemuka agama atau sebagai para dai se-hingga mereka mentaati para pen-deta itu terhadap apa-apa yang mereka serukan dari menjalankan perintah-perintah Allah k dan menjahui larangan-laranganNya, namun lebih jauh dari itu, yaitu ke-tika para pendeta itu telah melam-

    Shadaqah Menambah Rizqi Duniawi dan Ukhrawi

    Ketaatan

    Oleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz

  • 5paui batasan-batasan yang sebena-rnya hanya merupakan hak Allah k semata.

    Mereka mematuhi ajaran-aja-ran orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka dengan memba-bi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh ber-buat maksiat atau mengharamkan yang dihalalkan dan menghalalkan yang telah diharamkan.

    Disebutkan dalam hadits yang shohih, bahwasanya Nabi n mem-bacakan ayat diatas kepada Ady bin Hatim At-Thoiy, dimana ia dahulu di masa jahiliyyah sebelum islam adalah penganut agama nashrani, setelah ia mendengar bagian dari ayat itu menyebutkan bahwa mer-eka telah menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka se-bagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, maka Adi berkata: wahai Rasulullah! kami tidaklah menyembah mereka. Ra-sulullah n menjawab: Bukankah mereka telah menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Al-lah k dan telah mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan oleh Allah k! Adi menjawab: Ya Nabi n menjawab: Itulah bentuk peny-embahan terhadap mereka.

    Nabi ntelah menafsirkan ayat diatas bahwa tindakan menjadikan para pendeta sebagai Tuhan-Tuhan selain Allah itu bukan berarti ruku kepada mereka atau sujud kepada mereka, akan tetapi maksudnya

    ialah ketika terjadi ketaatan yang berlebihan kepada mereka, tat-kala para pendeta itu merubah-rubah hukum-hukum Allah dan mengubah-ubah syariatNya, mer-eka menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan kepada mereka dan mengharamkan apa-apa yang telah dihalalkan kepada mereka, Nabi katakan bahwa itulah bentuk penyembahan terhadap mereka dari selain Allah k, kerena den-gan demikian berarti mereka telah menegakkan persekutuan kepada Allah k dalam masalah syariat.

    Maka barangsiapa mentaati mereka dalam hal itu berarti ia telah menjadikkan mereka sebagai sekutu bagi Allah dalam syariat dan dalam hal penghalalan dan pengharaman, dan sungguh hal seperti ini adalah merupakan ke-syirikan yang besar, padahal Allah k telah berfirman: .Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mer-eka persekutukan.

    Dan diantara perkara yang ter-masuk kepada syirik dalam keta-atan, ialah taat kepada pemerintah atau kepada para pemimpin dalam mentaati hokum perundang-un-dangan yang bertentangan dengan syariat Allah dan dalam hal peng-halalan dan pengharaman, seperti penghalalan terhadap perkara riba, pelegalan perzinaan, kebolehan minum khoomer (arak), kesamaan

    Topik Utama

    Buat apa bakhil? Mati pun kita tidak bawa apa-apa!

    Ketaatan

  • Topik Utama

    6

    hak antara wanita dan pria dalam pembagian harta waris dan kebe-basan para wanita dalam bersolek dan campur aduk mereka dalam se-gala aktifitas dan pekerjaan.

    Atau dalam hal pengharaman terhadap yang halal, seperti mela-rang poligami, padahal sudah di-halalkan oleh Allah k, dan lain sebgaianya dari merubah-rubah hokum-hukum Allah k, dan menggantinya dengan hukum-hu-kum yang bersifat syaithoniyyah, maka barangsiapa yang mentaati mereka dalam hal-hal seperti itu, dan ia rela dengannya, dan apalagi dianggapnya itulah yang terbaik, maka ia telah menjadi musyrik dan kafir, wal-iyaadzu billah.

    Dan diantara perkara yang ter-masuk kepada syirik dalam keta-atan, ialah taqlid buta kapada para ulama, dengan mengikuti segala perkataa mereka meskipun ia me-nyelisihi dalil atau sunnah Rasu-lullah n.

    Dan hal seperti ini sungguh telah menjadi hal yang dianggap biasa di tengah-tengah masyarakat kita, dimana seolah-olah kedudu-kan seorang ustadz atau seorang kiyai setara dengan Tuhan atau nabi, dimana apapun yang mereka ucapkan atau yang mereka perin-tahkan harus ditaati dan tidak be-rani melanggarnya, sementara kita mengetahui bahwa hal itu sama sekali tidak berlandaskan dalil dari Al-Quran ataupun dari sunnah Ra-sulullah n.

    Sering kita dapati slogan-slogan atau jargon-jargon seperti berikut ini:

    ELEK APIK OPO JARE PAK YAI

    SEMUA KATA PAK USTADZ ADALAH

    BENARSlogan-slogan atau jargon-jar-

    gon seperti ini selama ini diang-gap sah-sah saja oleh kebanyakan orang padahal kalimat itu sangat bertentangan sekali dengan akidah islamiyyah, karena telah terjadi padanya suatu pengkultusan terha-dap para ustadz atau para kiyai.

    Ada juga yang mentaati para dukun, sehingga mereka yakin bahwa dialah yang dapat menyem-buhkan atau dapat memberi rizki, meskipun dengan alasan bahwa itu dilakukan dalam rangka ikhtiar, padahal mendekati perdukunan itu sudah pasti bersinggungan dengan kesyirikan, karena dibalik semua itu ada ketergantungan dengan Jin atau setan.

    Sebenarnya berobat kepada dokter itu adalah hal yang wajar, dan boleh hukumnya, namun keti-ka terjadi padanya suatu ketergan-tungan yang sifatnya berlebihan, maka hal itu bisa menjadi salah satu bentuk syirik dalam keta-atan. Hal seperti ini sering terjadi ditengah-tengah masyarakat, di-mana ada orang-orang yang terlalu fanatic kepada seorang dokter, se-hingga dia yakin bahwa hanya den-

    Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814

  • 7gan berobat kepadanya pasti akan sembuh, dan sehingga apapun yang disarankan oleh dokter itu pasti ia lakukan tanpa peduli meski harus bertentangan dengan syariat Al-lah k.

    Taat itu akan mem-bawa kepada diteriman-ya amal di sisi Allah k, sebagaimana hal itu telah difirmankan olehNya di dalam su-rat Muham-mad (47): 33 Hai orang-orang yang beriman, taa-tilah Allah dan taati-lah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

    Pada ayat ini Allah k memer-intahkan kepada para hambaNya yang beriman agar ia mentaatiNya dan mentaati RasulNya n, dimana ia(taat) adalah sebagai wasilah un-tuk mencapai kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat nanti. Dan melarang para hambaNya agar jan-gan sampai murtad (keluar dari agama), karena ia(murtad) adalah merupakan wasilah menuju kepada batalnya seluruh amal-amal.

    Para Imam Ahlussunnah ber-kata, Masing-masing orang bisa diambil dari perkataannya dan bisa ditinggalkan, kecuali Rasulullah n.

    Berkata Imam Hanafi rahima-

    hullah- :Apabila hadits itu datang dari

    Rasulullah n, maka (kedudukan-nya) di atas keppala dan diatas

    mata, dan apabila ia datang dari para sahabat radhiyalloohu

    anhum-, maka diatas ke-pala dan diatas mata,

    dan apabila ia datang dari para tabiin,

    maka mereka laki-laki dan

    k a m i p u n laki-laki.

    B e l i a u b e r m a k s u d

    dengan perkataan itu, dirinya dan para

    tabiinpun harus sesuai dengan Rasulullah dan

    para sahabatnya.Berkata Imam Malik ra-

    himahullah- :

    Masing-masing kita bisa me-nolak dan ditolak (pendapatnya atau perkataannyapen), kecuali pemilik kubur ini, yakni Rasulullah n.

    Berkata Imam Syafii rahima-hullah-: Apabila hadits itu shohih maka ia adalah madzhabku.

    Topik Utama

    Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim

  • Topik Utama

    8

    Dan beliau berkata: Apabila perkataanku menyelisihi perkataan Rasulullah, maka buanglah per-kataanku dibelakang tembok.

    Berkata Imam Ahmad ra-himahullah- :

    Aku heran terhadap suatu kaum, dimana mereka telah men-genal sanad dan keshohihannya, masih pergi kepada pendapat Sufy-an, padahal Allah Taala berfirman: (An-Nur: 63) . Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perin-tah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.

    Berkata Abdulah bin Abbas radhiyalloohu anhuma- :

    Hampir saja diturunkan ke-pada kalian (hujan) batu dari lan-git! Aku berkata: Telah bersabda Rasulullah n! dan kalian berka-ta: Telah berkata Abu Bakar dan

    Umar.Begitu pentingnya arti taat

    bagi para sahabat dan bagi para pemimpin agama sesudahnya, se-hingga mereka berusaha meletak-kan dasar-dasar wajibnya taat ke-pada Allah kdan RasulNya n dengan kata-kata mereka yang mu-lia.

    Dengan demikian kami men-gajak kepada segenap kaum beri-man, mari kita jalani hidup ini, dan senantiasa kita isi dengan ketaatan sehingga segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup kita akan bernilai ibadah kepada Allah k, sebagai bentuk pengamalan dari tujuan asasi dimana Allah k men-ciptakan kita semua. Semoga Allah ksenantiasa membimbing kita semua kepada jalanNya yang benar amin. [Edt.: Brilly]

    Bulan Muharram Saat Tepat Peningkatan Sha-daqah Semakin Tajam.

    Percayakan Optimalisasi Kemanfaatan Dana Sosial dan Infaq kepada Yayasan

    Tauhidullah. Insya Allah kami kelola sesuai Sun-nah sehingga menjadi

    pahala jariyah. Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau 031 71119071. Majalah

    Tauhidullah untuk Anda.

  • 9Taat secara etimologi adalah berarti ketaatan atau kepatuhan, sebuah arti yang sangat mewakili bagi kepentingan tujuan daripada kata taat itu send-iri, dimana kata ini adalah dituju-kan untuk menjadi suatu ungkapan bagi proses komitmenisasi dari bawahan terhadap atasannya, dari suatu ummat kepada Nabinya, dari para hamba kepada Tuhannya, di-mana kata taat akan menjadi suatu pembuktian bahwa telah terjadi suatu kepatuhan yang utuh sesuai dengan prosedur atau aturan yang dikehendakinya, sehingga ia akan mendapatkan pengakuan dan pre-dikat yang baik dari atasannya, dan

    hubungannya antara dirinya den-gan Tuhannya, maka ia akan men-jadi seorang hamba yang diridhoi dan dikasihi olehNya.

    Jenis-jenis ketaatan banyak sekali, seperti: TaatkepadaTuhan. TaatkepadaNabi. Taatkepadaorangtua. Taatkepadapemimpin. Taatkepadaatasan. Taatkepadaperaturan Danlain-lain.

    Adapun taat yang menjadi tar-get utama pada makalah ini adalah taat yang berhubungan dengan Al-lah l, dan RasulNya n. Dimana dua jenis ketaatan ini adalah sangat

    Manhaj

    MelacakMakna Ketaatan

    Oleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz

  • Manhaj

    10

    urgen bagi kehidupan beragama, supaya dapat menjalani agama ini dengan loyalitas yang purna, dan mencapai keotentikannya (aslinya).

    Disamping itu taat juga akan membawa kepada diterimanya agama ini di sisi Allah l, sebagaimana hal itu telah difirmankan olehNya di dalam surat Muhammad (47): 33, Hai orang-orang yang beri-man, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan jan-ganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

    Pada ayat ini Allah l memer-intahkan kepada para hambaNya yang beriman agar ia mentaatiNya dan mentaati RasulNya n, di-mana ia(taat) adalah sebagai wasilah untuk mencapai kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat nanti. Dan melarang para hambaNya agar jangan sampai murtad (keluar dari agama), karena ia(murtad) adalah merupakan wasi-lah menuju kepada batalnya seluruh amal-amal.

    Jadi jelaslah bahwa taat itu di dalam agama hanya kepada dua orang saja: yaitu kepada Allah ldan kepada RasulNya n. Ada-pun kepada Allah l, maka hal itu sudah merupakan hal yang sangat lazim dan tidak akan mengundang

    perbedaan pendapat bagi kaum beriman, tetapi lain halnya dengan Rasul (Nabi), dimana dia statusnya adalah mahluk (manusia biasa), na-mun kenapa ketaatan itu juga ha-rus diberikan kepadanya, apakah alasan yang mendasar sehingga dia dinobatkan dalam ketaatan pada urutan kedua setelah Allah l, apakah karena dia juga memiliki sifat uluhiyyah? Yaitu memiliki hak untuk disembah?, padahal dia su-dah jelas bahwa dia adalah manusia biasa, lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi?

    APA ALASAN RASUL WAJIB DITAATI?

    Pertanyaan, kenapa keta-atan itu juga harus diberikan

    kepadanya, apakah alasan yang mendasar sehing-

    ga dia dinobatkan dalam ketaatan

    pada urutan kedua setelah Al-

    lah l?Fenomena sep-

    erti ini sering terjadi di masyarakat, seiring dengan

    bermunculannya kelompok-kelompok sempalan yang sering

    menjadi ganjalan bagi jalan dakwah dan sering mengacaukan akidah ummat, yaitu:

    Suatu kelompok-kelompok ka-jian atau suatu pergerakan yang selalu menebar fitnah dengan kata-

    Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814

  • 11

    kata seperti: kita hanya Allah

    saja, karena Rasul itu hanyalah manusia bi-asa.

    kita hanya Quran saja, karena hadits itu adalah dari manusia. Dan lain sebagainya.

    Rasul memiliki hak untuk dita-ati sesudah Allah l, adalah karena dia adalah manusia yang dipilih oleh Allah l untuk menjadi sen-tral utama bagi penurunan wahyu yang berisi segenap syariatNya, yang bermuatan segala tatanan yang akan dibebankan kepada selu-ruh manusia, dan batasan-batasan yang harus ditaatinya, agar semua itu tetap berjalan di atas keaslian-nya dan terlepas dari campur tan-gan siapapun.

    Sehingga dengan keadaan seperti itu syariat ini akan tetap dalam keasliannya, karena ketika terjadi suatu perobahan darinya, ia akan dinilai sebagai suatu pe-nyimpangan, yang dalam isltilah agama hal itu disebut sebagai suatu kebidahan atau hal baru didalam agama yang sebenarnya bukan ba-gian daarinya.

    Nah, dengan alasan inilah pentingnya ketaatan itu diberikan kepadanya (Rasul), sesudah kepada Allah l, yaitu agar kita mentaat-inya terhadap segala apa-apa yang telah beliau ajarkan kepada ummat ini dari wahyu yang telah beliau terima dari Allah l, agar dalam

    pelaksanaan agama ini tidak terjadi penyimpangan dari apa-apa yang menjadi kehendakNya.

    Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin berkata dalam Syarah Utsuluts Tsalaatsah, Taat itu ialah penyesuaian dengan ke-hendak, baik dalam menjalankan perintah-perintah maupun dalam menjahui larangan.

    Definisi ini sungguh sangat mewakili bagi makna sesungguh-nya bagi kata taat, dimana dalam ketaatan itu sangat dibutuhkan adanya kesesuaian dengan kehena-dak, suatu contoh:

    Seseorang dengan alasan se-mangat beribadah, kemudian dia mengajak orang-orang yang ada disekitarnya untuk men-gadakan ritual doa, dengan ketentuan membaca surat ini dan itu sekian kali, ditambah dengan membaca sholawat sekian kali, ditambah memba-ca tasbih sekian kali, dan lain sebagainya, padahal dia sama sekali tidak merujuk kepada suatu dalilpun dari ajaran yang dibawa oleh Rasul n? Atau karena dia mendapatkan didalam Al-Quran ada per-intah untuk berdzikir, lantas dia menyusun dzikir sendiri kemudian dipublikasikan, apa-lagi hingga berani membubui keterangan bahwa barangsiapa membacanya, maka dia akan mendapatkan keberkahan, misalnya, padahal diapun ti-

    Manhaj

    Buat apa bakhil? Mati pun kita tidak bawa apa-apa!

  • Manhaj

    12

    dak merujuk kepada dalil yang shohih dari Rasul n? Nah, apakah sepak terjang sep-

    erti ini bisa dikatagorikan sebagai orang yang taat kepada Allah l dan RasulNya! Sementara apa-apa yang dia lakukan itu samasekali ti-dak ada tuntunannya!.

    Terkadang banyak orang ber-tanya-tanya, terntang perintah berdzikir, bersholawat, perbanyak amal, gimana caranya kalau begini gak boleh, begitu gak boleh?

    Inilah persoalan yang sering timbul ditengah-tengah ummat ini, lebih-lebih bagi orang yang san-gat bersemangat dalam beribadah, sungguh hal seperti ini acapkali menjadi sesuatu yang merisaukan.

    Persoalannya adalah hendaknya kita ini beru-saha untuk mencari ilmu agama yang benar, agar segala apa-apa yang kita lakukan itu benar sep-erti yang dikehendakin-

    ya, karena dengan ilmu pemahaman yang benar itulah kita akan selamat dari penyimpangan.

    Kasus yang merisaukan di atas sebenarnya dapat kita atasi dengan sesuatu yang sangat sederhana, yai-tu jalani saja perintah itu dengan apa adanya dengan tanpa mereka-reka sesuatu yang diluar pengeta-huan kita, selesailah masalahnya.

    Demikianlah sebenarnya jalan bagi Ahlus Sunnah wa Al-Jamaah, dimana mereka dalam menjalank-an agama ini benar-benar kembali kepada jalan Rasululloh n dan para sahabatnya.

    Maka barangsiapa yang kelak bertemu dengan Alloh l dengan membawa amalan yang tidak ber-dasarkan dari sunnah Rasulullah n, maka ia pasti tertolak. Semoga kita semua ditunjukkan oleh Allah l kepada jalan kebenarannya, amin. [Edt.: Brilly]

    Yayasan Tauhidullah menyampaikan selamat kepada jamaah haji asal Indonesia yang sudah kembali ke

    tanah air dengan selamat. Semoga menjadi haji yang mabrur dan dicintai Allah

    menjadi hamba yang dermawan. Percayakan Optimalisasi Kemanfaatan Dana Sosial dan Infaq, serta Pendistribusian Daging Qurban ke-

    pada Yayasan Tauhidullah. Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.

  • 13

    Al-Auzai meriwayatkan, dari Abdullah bin Muhammad berkata: Saya pernah sing-gah di pesisir pantai bersama pen-jaga perbatasan di daerah sekitar Mesir. Ketika saya menyelesaikan urusan saya, maka saya melewati tanah lapang yang luas, dan mene-mui sebuah kemah yang di sana ada seorang laki-laki tua yang tidak me-miliki kedua tangan dan kakinya, lemah penglihatan dan pendenga-rannya. Tidak ada yang bermanfaat darinya kecuali lisannya dengan mengatakan, Ya Allah, berilah aku ilham untuk tetap memuji-Mu den-gan pujian yang menjadi tanda syu-kur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepada-ku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.

    Al-Auzai berkata, Abdullah berkata, Demi Allah, aku akan mendatangi orang tersebut, dan bertanya dari mana ia dapat doa tersebut, dari pemahaman, ilmu atau ilham yang telah diilhamkan?

    Maka saya mendatangi orang tersebut dan memberi salam ke-padanya, dan mengatakan: saya mendengar engkau mengatakan, Ya Allah, berilah aku ilham untuk

    tetap memuji-Mu dengan pujian yang menjadi tanda syukur kami pada semua nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan telah Engkau lebihkan aku dengan kelebihan yang sempurna atas ke-banyakan makhluk yang telah Eng-kau ciptakan.

    Nikmat yang manakah yang engkau rasakan sampai engkau memuji-Nya? Keutamaan atau kelebihan apakah yang engkau ra-sakan selama ini hingga engkau mensyukuri-Nya?

    Ia menjawab: Engkau tentu melihat apa yang Allah berikan ke-padaku !?, namun demi Allah, jika seandainya Allah mengirim api dari langit untuk membakarku, dan me-nyuruh gunung untuk menghan-curkanku, atau laut untuk meneng-gelamkanku, atau bumi untuk menelanku. Hal itu tidak akan mengurangi rasa syukurku kepada-Nya; karena Dia telah memberikan nikmat lisanku ini !?.

    Akan tetapi wahai hamba Al-lah, ketika engkau mendatangiku aku membutuhkan bantuanmu, engkau melihatku dalam keadaan apa adanya dan tidak berdaya. Saya tidak mampu beraktifitas dan mengurus diriku sendiri, dahulu ada anakku yang membantu untuk

    Ibrah

    Kisah AjaibOrang yang sabar

    Rekening Infaq Muamalat 7010075434

  • Ibrah

    14

    shalat dan mengambilkan air wud-hu, ketika saya lapar ia menyuapi-ku, kalau saya haus, ia memberiku minum. Saya telah kehilangan dia sejak tiga hari yang lalu, maka to-long carikan ia untukku semoga Allah merahmatimu-.

    Saya berkata: Demi Allah, ti-daklah seseorang yang berusaha membantu kebutuhan orang lain lebih besar pahalanya, kecuali ia membantu seseorang yang kondis-inya seperti anda, Maka saya mulai mencari anaknya. Tidak lama ke-mudian, saya menemukannya di ba-lik gundukan pasir, namun ia telah meninggal dunia; karena diter-kam binatang buas dan tubuhnya tercabik-cabik, lalu aku beristirja (mengucapkan innalillah) dan ber-kata: Saya tidak sampai hati untuk membawanya kepada orang tadi.

    Ketika saya menemui orang tersebut, terlintas dalam hati ten-tang Nabi Ayyub alaihis salam-.

    Ketika saya sampai dihadapan-nya saya megucapkan salam. Dia menjawab salam dan berkata: bu-kankah kamu sahabatku?,

    Saya menjawab : Ya. Ia berkata : Apakah eng-

    kau sudah menemukan anakku?Saya : Mana yang lebih mu-

    lia, anda atau Nabi Ayub alaihis salam-?.

    Orang : Tentu Nabi Ayyub. Saya : Apakah anda mengeta-

    hui apa yang Allah perbuat kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan harta, keluarga

    dan anaknya?Orang : YaSaya : Bagaimana sikap be-

    liau?Orang : Dia menghadapinya

    dengan sabar, bersyukur, dan tetap memuji Allah.

    Saya : Tidak hanya itu, bah-kan ia menyendiri dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

    Orang : YaSaya : Bagaimana sikap be-

    liau?Orang : Dia menghadapinya

    dengan sabar, bersyukur, dan tetap memuji Allah.

    Saya : Bahkan tidak cukup dengan itu, sampai orang yang le-wat merasa terganggu dengannya, apakah anda mengetahuinya?

    Orang : YaSaya : Bagaimana

    sikap beliau?Orang : Dia

    m e n g h a d a p i n y a dengan sabar, ber-syukur, dan tetap memuji Allah.

    Orang : Sing-kat kata !? semoga Allah merahma-timu-.

    Saya : Sesung-guhnya seorang anak yang engkau menyuruh-ku untuk mencarinya, saya menadapati di antara gundukan pasir dengan kondisi tercabik; karena diterkam binatang buas, maka Allah memberimu pahala

  • 15

    yang agung, dan memberimu kes-abaran.

    Orang : Alhamdulillah, segala puji hanya milik-Nya yang tidak menciptakan keturunanku ber-maksiat kepadanya; hingga men-gadzabnya dengan neraka.

    Saya : Lalu ia mengambil na-fas dan meninggal dunia. Sesung-guhnya kami milik Allah dan akan kembali kepada Allah, sungguh be-sar musibahku saat ini, orang sep-erti ini jika aku tinggalkan di sini, ia akan dimakan binatang buas. Jika saya temani saya tidak mampu mengurusnya. Akhirnya aku tutupi dengan selimutnya, dan aku duduk didekat kepalanya dengan menan-gis. Pada saat saya duduk di sisinya, ada empat orang mendatangiku.

    Dan berkata: Ada apa den-gan anda?, bisa anda ceri-

    takan?. Maka aku ceri-takan kepada mereka

    tentang saya dan jen-azah di depan saya. Mereka berkata: Bukalah penutup wajahnya, mung-kin kami mengen-alinya !?. ketika saya

    buka wajahnya, se-raya mereka berempat

    menciumi kedua mata dan tangan si mayit, dan

    berkata: Demi Allah, matan-ya tidak pernah melihat apa yang

    diharamkan Allah, dan badannya selalu digunakan untuk sujud kepa-da Allah pada saat manusia tidur.

    Saya : Siapa orang ini semo-ga Allah merhmati kalian-.

    Empat orang : Dia adalah Abu Qilabah al Jirmy sahabat Ibnu Abbas, dia adalah orang yang san-gat mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam-.

    Maka kami semua memandi-kan dan mengkafani dengan beber-apa baju seadanya, menshalati dan menguburkannya. Maka empat orang tadi berlalu, saya pun kem-bali kepada rombonganku. Ketika malam tiba dan saya mau tidur, saya melihat dalam mimpi bahwa orang yang meninggal dunia tadi berada taman dari taman-taman surga dengan mengenakan baju dari surga dengan membaca sebuah ayat Al-Quran: (sambil mengu-capkan): Salamun `alaikum bima shabartum. Maka alangkah bai-knya tempat kesudahan itu. (QS. Ar Radu: 24)

    Saya bertanya : Bukankah eng-kau sahabat saya?.

    Ia menjawab : YaSaya : Bagaimana engkau

    bisa mendapatkan ini semua?.Ia menjawab : Sesungguh-

    nya Allah memiliki derajat ter-tentu yang tidak bisa diraihnya kecuali dengan sabar ketika dit-impa musibah, dan bersyukur pada waktu senang disertai rasa takut kepada Allah baik dzahir maupun batin.Kisah ini tercantum dalam kitab Ats-Tsiqat, Ibnu Hibban, 5/3-5. Diterjemah-kan oleh tim redaksi www.islamqa.info.

    Ibrah

  • Hikmah

    16

    Futur adalah kemalasan dan berleha-leha setelah seman-gat dan giat. Tidak diragukan lagi, hal itu merupakan penyakit pada diri seseorang pada suatu wak-tu. Baik dalam masalah agama atau urusan dunia. Hal itu merupakan tabiat yang Allah telah ciptakan. Setiap orang muslim bahkan se-tiap manusia- di dapatkan pada dirinya semangat dalam beriba-dah, berakhlak nan mulia dan (se-mangat) dalam mencari ilmu dan berdakwah. Kemudian setelah berjalan beberapa waktu, ditimpa kemalasan. Sehingga semangatnya melemah untuk melakukan kebai-kan yang telah dilakukannya bera-lih pada kemalasan dan ingin isti-

    rahat. Setiap orang sesuai dengan kemalasannya akan diperhitung-kan. Barangsiapa yang ketika malas sampai meninggalkan kewajiban dan jatuh ke sesuatu yang diharam-kan, maka dia dalam bahaya besar. Maka kemalasannya menjadi suatu kemaksiatan, harus dikhawatirkan sampai pada suul khatimah. Kami momohon kepada Allah kebaikan.

    Sedangkan jika malas melak-sanakan keutaman dan sunnah, tapi dia tetap menjaga kewajiban, menjauhi dosa besar dan ses-uatu yang diharamkan, hanya saja waktu melakukannya (kebaikan) berkurang seperti dalam mencari ilmu, qiyamul lail dan membaca Al-Quran. Maka kemalasannya seper-

    Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814

    Malas

    Oleh Syekh Al-Munajjid

    Bikin Hidup Jadi

    Tidak Jelas

  • 17

    ti itu diharapkan hanya sesaat saja, semoga selesai dalam waktu dekat insyaallah. Akan tetapi memer-lukan sedikit cara yang bijaksana dalam mengobatinya. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat Abdul-lah bin Amr radhiyallahuanhuma, dia berkata,

    Diceritakan kepada Rasulullah shallallahualaihi wa sallam tentang orang-orang yang sangat seman-gat sekali dalam beribadah, maka beliau berkata, Itulah puncak se-mangat (pengamalan) Islam dan kesungguhannya. Setiap setiap se-mangat akan mencapai puncaknya, dan setiap puncaknya akan ada masa kemalasan. Barangsiapa yang waktu malasnya dalam batas wajar dan tetap dalam sunnah, maka dia telah menempuh jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang kemalasan-nya melakukan kemaksiatan, maka itulah yang celaka. [HR. Ahmad, 2/165. Ash-Shahihah, no. 2850]

    Ungkapan Faliummi ma huwa adalah bisa kembali di waktu ke-

    malasannya kepada asal yang agung yakni (sesuai dengan) sun-nah. Atau ia dalam kondisi di jalan yang lurus selagi masih berpegang teguh dengan Al-Kitab dan Sun-nah. Dalam sebagian redaksi lain dikatakan, Faqad aflaha (sungguh dia telah beruntung).

    Abu Abdurrahman As-Sulami rahimahullah berkata,

    Di antara aibnya jiwa adalah kemalasan yang menimpanya dalam hak-hak yang sebelumnya di-lakukannya. Yang lebih aib lagi adalah orang yang tidak memperhatikan kekurangan dan kemala-sannya. Yang lebih aib lagi, orang yang tidak tahu ke-malasan dan kekurangan-nya. Kemudian yang leb-ih aib lagi, adalah orang yang menyangka bahwa dia semangat padahal dalam kondisi malas dan kurang. Ini adalah sikap kurang bersyukur ke-tika mendapatkan taufiq dalam melaksanakan hak-hak. Karena kurang ber-syukur, maka semangat dialihkan menjadi kurang beremangat. Dia menu-tupi kekuarangannya dan menyangka baik keburu-kannya.

    Allah Taala berfirman, Maka Apakah orang yang dijadikan (syai-tan) menganggap baik pekerjaan-

    Hikmah

    Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim

  • Hikmah

    18

    nya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syai-tan) ? (QS. Fathir: 8)

    Agar terhindar dari itu semua adalah dengan mengharap kepada Allah Taala, senantiasa mengingat-Nya, membaca Kitab-Nya, menga-gungkan kemuliaan orang-orang Islam dan meminta didoakan oleh para wali Allah (orang bertakwa) agar dikembalikan kepada kondisi semula. Semoga Allah memberikan kenikmatan dibuka baginya jalan untuk berbakti dan dalam keta-atanNya. (Uyub An-Nafs, hal. 8)

    Seorang muslim yang menunai-kan hak-hak Allah Taala, menjauhi larangan-laranganNya, dia dalam kondisi kebaikan insyaallah. Kalau malaikat pencabut nyawa datang sementara dia dalam kondisi seper-ti itu, maka kabar gembira dengan mendapatkan keutamaan dan rah-mat Allah. Cukuplah dalam hatinya ada kalimat tauhid dengan mereal-isasikan dalam perbuatannya.

    Adapun tentang riwayat dari Syaqiq bin Abdullah rahimahullah yang berkata, Abdullah bin Masud menderita sakit, maka kami men-jenguknya. Kemudian dia menan-gis dan mengeluh sambil berkata, Sesungguhnya saya tidak menan-gis karena sakit. Karena saya men-dengar Rasulullah sallallahualaih wa sallam bersabda: Sakit itu se-bagai penebus dosa. Sesunggunya saya menangis karena saya (sakit) dalam kondisi malas, bukan dalam

    kondisi semangat. Karena seorang hamba ditulis pahalanya ketika sakit, sama pahalanya ketika dia beramal saat sehat, namun kali ini terhalang oleh sakit. Dinukil oleh Ibnu Atsir dalam kitab Jamiul Usul karangan Razin.

    Riwayat tersebut tidak dapat ditafsirkan bahwa kalau dia me-ninggal dunia dalam kondisi malas artinya meninggal dalam kondisi suul khatimah. Cuma saja dia ingin berada dalam kondisi sempurna dan berupaya agar selalu dalam kondisi terbaik. Akan tetapi tidak setiap muslim dimudahkan menig-gal dunia dalam kondisi yang dia inginkan.

    Yang penting adalah Allah telah memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mendapatkan pahala dan kebai-kan dalam firmanNya: Sesung-guhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendiri-kan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah: 277)

    Dan firman Allah lainnya: Ses-ungguhnya orang-orang yang men-gatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran ter-hadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan

    Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5

  • 19

    atas apa yang telah mereka ker-jakan. (QS. Al-Ahqaf: 13-14)

    Syamsuddin Mu-hammad bin Abu Ba-kar rahimahullah berkata: Per-gantian kondi-si bagi pelaku ( a m a l a n ) adalah meru-pakan suatu k e l a z i m a n . Barangsiapa yang waktu malasnya itu ke lebih dekat pada kebenaran, tidak keluar dari ke-wajiban, dan tidak masuk dalam ranah yang diharamkan, ada harapan dia cepat kembali kepada kebaikan sebagaimana yang lalu.

    Umar bin Al-Khaththab rad-hiyallahu anhu berkata, Sesung-guh dalam hati ini ada kondisi me-nerima dan menolak. Kalau sedang menerima maka manfaatkan den-gan menunaikan yang sunnah-sun-nah. Kalau sedang menolak, maka konsistenlah dengan kewajiban-kewajiban. Dalam kondisi malas, mendung dan tertutup (hatinya) yang mana pelakunya mendapat-kan hikmah yang tidak diketahui perinciannya melainkan Allah. Dari sini diketahui mana yang jujur dan mana yang bohong. Pembohong akan terbalik dan kembali ke be-lakang serta kegagalan dalam ta-biat dan hawa nafsunya. Sementara

    orang yang jujur menunggu perto-longan dan tidak putus asa dari

    rahmat Allah. Dia meng-hempaskan dirinya

    di depan pintu ampunan dalam

    kondisi men-gaduh, meren-dah, miskin serta merasa kekurangan. Bagaikan be-jana kosong

    yang tidak ada apa-apa

    di dalamnya. Menunggu pemi-

    lik bejana dan pem-buatnya menaruh ses-

    uatu yang dapat memperbaikinya. Bukan disebabkan oleh seorang hamba meskipun rasa kekuran-gan ini merupkan sebab terbesar- akan tetapi ia bukan dari anda, akan tetapi Dia-lah yang akan memberikan kenikmatan kepada anda, melepaskan dari anda serta mengosongkan dari anda. Dia yang menghalangi antara seseorang dan hatinya. Kalau anda telah melihat dalam kondisi dan posisi seperti ini, maka ketahuilah bahwa Dia akan mengisi bejana anda. Kalau hati tidak ditempatkan dalam posi-si seperti ini, ketahuilah ini adalah hati yang kosong. Maka mohonlah kepada kepada Tuhannya dan Yang diantara jemariNya agar mengem-balikan anda, mengumpulkan yang berserakan dari anda. Sungguh

    Hikmah

    Rekening Infaq Muamalat 7010075434

  • Hikmah

    20

    apa yang diungkapan seseorang, Jika anda meletakkan hati bukan pada tempatnya dan tanpa bejana, maka ia adalah hati yang hilang. [Madarijus As-Salikin, 3/126]

    Tidak ada kontradiksi antara posisi orang yang terhalang men-capai kesempurnaan dengan orang yang terkena kemalasan, dari dua sisi;

    Pertama, bahwa orang muk-min, kemalasannya itu sedikit dan terjaga. Diharapakan setelah itu dapat kembali menjadi lebih se-mangat dalam kebaikan. Lebih menjaga untuk mendapatkan pa-hala. Sehingga dapat mengganti yang hilang kepada derajat yang lebih tinggi dan menggapai sebab kesempurnaan.

    Kedua, jika masih ada perbe-daan di antara orang-orang muk-min yang masih malas sebagian, dan sebagian lainnya telah seman-gat, maka itu adalah keutamaan yang Allah Taala berikan untuk membedakaan di antara derajat orang mukmin di surga.

    Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar rahimahullah berkata, Menyia-nyiakan waktu yang benar menggiring anda pada lembah kekurangan. Jika seseorang me-nyia-nyiakan waktunya, maka dia tidak sedang berdiri di tempant-nya, tapi sedang turun ke derajat yang lebih rendah. Kalau tidak ke depan, maka dia pasti ke belakang. Seorang hamba pasti berjalan tidak berhenti. Mungkin ke atas, atau ke

    bawah, ke depan atau ke belakang. Tidak ada dalam tabiat maupun dalam syariat sesuatu yang sifatnya diam. Seluruhnya tak lain hany-alah fase-fase yang berjalan cepat. Baik ke surga atau ke neraka. Maka ada yang cepat ada yang lambat. Di depan dan di belakang. Tidak ada yang berhenti di jalan. Akan tetapi berbeda kecepatan perjalanannya, ada yang cepat ada yang lambat.

    Allah Taala berfirman, Ses-ungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, seb-agai ancaman bagi manusia. (Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berke-hendak akan maju atau mundur. (QS. Al-Mudatsir: 35-37)

    Di sana tidak disebutkan diam di tempat. Karena tidak ada tempat di antara surga dan neraka. Tidak ada jalan sama sekali bagi yang me-lalui selain dua jalur. Barangsiapa yang tidak maju dengan amalan saleh ini, maka dia akan mundur dengan amalan buruk. Kalau anda mengatakan, setiap orang yang se-mangat dalam mencari sesuatu, dia akan terkena kemalasan kemudian bangkit untuk mencarinya lagi? Saya katakan, hal itu merupakan suatu keharusan.

    Akan tetapi orang yang malas ada dua kondisi. Mungkin dia ber-henti menahan diri, dan memper-siapkan untuk berjalan. Ini adalah pemberhentian dalam perjalanan, tidak merusak dalam berhenti. Karena setiap amalan ada waktu semangat, dan ketika semangat ada

    Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah

  • 21

    waktu kemalasan. Kemungkinan berhenti karena ada seruan dari be-lakang, ada yang menyeret dari be-lakang. Kalau dia ikuti, maka pasti ke belakang. Kalau Allah menolong dengan rahmat-Nya dan melihat atas ketertinggalannya, maka dia bangkit dengan kebangkitan orang marah dan menyesali keterputusa-saan, dan meloncat serta berjalan cepat agar bergabung kembali den-gan rombongan.

    Tapi kalau dia terlena dengan mengikuti penyeru di kebelakang-nya. Tidak rela dikembalikan ke kondisi semula. Tetap dalam kon-disi lengah dan mengikuti seruan hawa nafsu sehingga menjerumus-kan ke kondisi yang lebih buruk, meluncur ke bawah. Maka jatuhlah dalam jurang yang sangat rendah. Terkena penyakit. Maka (kondisi seperti) itu lebih berbahaya dan lebih sulit.

    Kesimpulannya, jika hamba ini mendapatkan pertolongan dari Allah Taala, Dia akan menyelamat-kannya dari tangan musuhnya agar terlepas darinya. Tapi kalau tidak, maka dia akan terus ke belakang sampai meninggal dunia. Berjalan ke belakang serta memalingkan punggungnya. Maka tiada kekua-tan melainkan dari Allah. Dan yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah. [Madarijus Salikin, 1/ 267-268] Sumber: http://islamqa.info/id/114489.

    Pertama, orang bersedekah berhak mendapat rahmat Allah (QS al-Araf [7]: 56). Sesungguhnya, sedekah itu memadamkan panas-nya kubur dan hanyalah seorang Mukmin yang mendapatkan naun-gan pada hari kiamat nanti dengan sedekahnya. (HR Thabrani dan Baihaqi).

    Kedua, sedekah memadam-kan murka Allah, Sedekah rahasia (tersembunyi) itu memadamkan amarah Ilahi. (HR Thabrani). Ke-tiga, sedekah menolak suul khati-mah (kematian yang buruk). Akhlak buruk adalah kejelekan, kuat ingatan adalah mengembang-kan, dan sedekah menolak mati suul khatimah. (HR Baihaqi).

    Keempat, sedekah menjadi sebab disembuhkannya penyakit. Obatilah orang-orang sakit den-gan sedekah, bentengilah hartamu dengan zakat, dan sesungguh-nya zakat itu menolak peristiwa mengerikan dan penyakit. (HR Ad-Dailami).

    Kelima, sedekah itu akan mendapatkan keberkahan dalam hidup dan tambahan rezeki, Tida-klah sedekah itu mengurangi har-ta dan tidaklah pemberian maaf itu kecuali ditambah kemuliaan oleh Allah dan tidaklah seseorang tawadhu karena Allah, kecuali Dia akan mengangkat derajatnya. (HR Muslim).Salurkan zakat, infaq, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan janda,

    qurban, beasiswa pendidikan, dana CSR, dan hibah melalui

    Yayasan Tauhidullah. Hubungi kami di 0813 3536

    0320 atau 08175057161 atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah

    untuk Anda.

    Hikmah

    Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim

  • Aqidah

    22

    Untuk mebuktikan bahwa islam adalah agama yang sebenarnya bagi manusia, mari kita lihat dari dua sisi. Yang pertama, kita lihat dari makna Is-lam itu sendiri, dimana maknanya adalah tunduk dan patuh. Yang kedua, kita lihat dari sisi perjala-nan alam semesta ini sendiri, di-mana alam semesta ini terjadi dan berjalan di atas ketundukan yang penuh.

    Inilah dua sisi yang sangat mendukung bagi kebenaran islam sebagai agama yang sesungguhnya bagi manusia. Dimana islam adalah satu-satunya agama yang benar-benar membawa manusia kepada ketundukan dan kepatuhan kepada satu Tuhan Yang Esa, yaitu Allah l.

    Dan kebenarannya benar-benar didukung oleh kedua sisi di atas, di-mana islam benar-benar menyatu dalam makna dan tujuannya, yaitu menuju kepada kepatuhan dan ke-tundukan yang esa (tunggal), dan menjadikan keesaanNya sebagai satu-satunya sesembahan yang ab-solute atau yang mutlak.

    Kita lihat bahwa alam semesta ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, adalah merupakan mahluk yang diciptakan di atas ke-tundukan yang penuh, dimana ia berasal dari: tidak ada lalu diadakan, berasal dari kematian lalu di-

    beri kehidupan, berasal dari kelemahan lalu di-

    beri kekuatan, semuanya berjalan sesuai den-

    Islam, Agama yang Asli untuk ManusiaOleh Ustadz Ridwan bin Abdul Aziz

    Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah

  • 23

    gan takdirnya, semuanya terbatas pada tem-

    pat dan waktunya.Dari sisi-sisi ini telah menun-

    jukkan bhwa alam semesta ini benar-benar tercipta di atas keis-laman (ketundukan) kepada Sang penciptanya, dengan penuh tanpa ada perlawanan atau penyimpan-gan dari ketentuan yang ditentu-kan untuknya.

    Sesungguhnya hal ini telah difirmankan oleh Allah l di dalam Al-Quran surat: Ali Imran 83, Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah meny-erahkan diri segala apa yang di lan-git dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepa-da Allahlah mereka dikembalikan.

    Pada ayat ini Allah lmeng-ingkari atas orang-orang yang menghendaki agama selain agama Allah, yang telah diturunkan un-tuknya kitab-kitabNya, dan telah di utus dengannya para RasulNya, yaitu agar Ia satu-satunya yang dis-embah dan tidak ada sekutu bag-iNya, yangmana kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa, yakni telah tunduk kepada segala kehendaknya segala apasaja yang ada pada ked-uanya baik suka maupun terpaksa.

    Dan ALLAH l menegaskan masalah ini di dalam surat: Ar-Radu: 15, Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang

    di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.

    Demikianlah pemberitaan dari Allah tentang bahwasanya alam se-mesta ini dalam penciptaannya se-cara alamiyah benar-benar berjalan keislamannya, dimana semuanya berjalan diatas ketundukan dan kepatuhan terhadap apasaja yang dikehendaki olehNya, dan begitu juga kenyataan yang kita saksikan dan kita jalani dimana alam semes-ta ini, dan terbukti pada diri kita sendiri, bahwa kita benar-benar tidak memiliki daya apapun terha-dap diri kita sendiri.

    Kita boleh berencana ini dan itu, tetapi tetap saja bahwa apapun yang terjadi pada diri kita itu pada hakikatnya bukanlah karena kuasa kita sendiri, melainkan hanya ke-hendakNyalah yang akan terjadi.

    Jadi manusia itu sebagaimana tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, ia juga tidak akan bisa mengaktualisasikan segala kehen-daknya sendiri melainkan sebatas apasaja yang memang sudah dita-kdirkan untuknya, sehingga ketika seseorang bisa mencapai kedudu-kan yang tinggi atau bisa menca-pai cita-citanya, itu bukan berarti bahwa ia kuasa menciptakannya, namun hal itu terjadi seiring den-gan takdir yang pasti berlaku un-tuknya.

    Dengan pernyataan ini jelaslah bahwa secara alamiyah manusia itu

    Aqidah

    Ganti Tontonan Anda dengan Parabola Islami di Tauhidullah

  • Aqidah

    24

    telah menjalani keislamnya secara alami yang disebut AL-ISLAM AL-KAUNI ( ketundukan secara alami-yyah), postur yang berbeda yang terjadi pada diri manusia, adalah hal yang actual yang menunjuk-kan bahwa manusia itu tidak punya pilihan apapun untuk dirinya me-lainkan tunduk dan pasrah kepada apa-apa yang dikehendaki olehNya.

    Bentuk tubuh mulai dari tinggi, sedang, pendek (cebol), gan-teng, jelek, kulit kuning, kulit sawo matang, kulit hitam, semua itu benar-benar suatu bukti bahwa hal itu terjadi diatas ketundukan yang penuh terhadap kehendakNya. Diantara manusia

    ada yang ditakdir-kan menjadi orang yang beriman ke-padaNya.

    Diantara manu-sia ada yang dita-kdirkan menjadi orang yang kafir kepadaNya.

    Diantara manusia ada yang ditakdir-kan menjadi orang kaya.

    Diantara manusia ada yang ditakdir-kan menjadi orang miskin.

    Diantara manusia ada yang ditakdir-kan menjadi orang yang berahlak karimah dan yang

    lainnya rodzilah (rendah).Sesungguhnya semua itu telah

    tunduk dibawah naungan AL-ISLAM AL-KAUNI (ketundukan secara alamiyah) yang menekan manusia dan semesta ini untuk menjadi hamba yang akan datang kelak dihadapan Allah l dalam se-bagai seorang hamba. Sebagaimana hal itu telah difirmankan oleh Allah l dalam surat: Maryam (93), Ti-dak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.

    Hal ini menunjukkan bahwa manusia itu sendiri, juga alam se-mesta seluruhnya, benar-benar ter-jadi di atas keislaman (ketundukan) kepada Allah l sebagai Dzat yang berkuasa penuh bagi alam semesta ini, dan tidak ada satupun dari un-sure mahluk ini yang mempu me-nolak dari kehendakNya.

    Apakah AL-ISLAM AL-KAUNI (ketundukan secara alamiyah) ini sudah cukup bagi manusia untuk diterima dihadapan Allah l, se-hingga orang kafir dapat beralasan dan berkata, bahwa aku ini kafir juga karena keislamanku kepada Allah l?

    Tentunya tidak cukup, karena masih ada satu tahapan keislaman lagi yang harus dilalui oleh setiap mahluk ini, hususnya jin dan ma-nusia, yaitu AL-ISLAM ASY-SYARI (ketundukan dan kepatuhan secara syariat). [Selesai]

    Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah

  • 25

    Jika selama ini Anda mungkin berpikir paparan sinar moni-tor menjadi penyebab utama anak Anda mengalami gangguan mata minus atau yang dalam ke-dokteran dikenal dengan istilah myopia. Padahal, beberapa hal beri-kut tak kalah berpengaruh dalam memicu mata minus pada anak. Sesungguhnya pemicu mata minus berikut bukan hanya berpenga-ruh pada anak, orang dewasa pun bisa mengalami mata minus jika melakukan kebiasaan-kebiasaan salah berikut.

    Kebiasaan MEMBaca yang Salah

    Sebagai orang tua, pastikan anak Anda memilih posisi yang te-

    pat saat membaca. Ingatkan anak untuk tidak membaca sambil ti-duran atau membaca di ruangan yang minim pencahayaan. Pasalnya kedua hal tersebut akan membe-bankan mata terutama pada kerja otot mata yang berpengaruh pada elastisitas dalam memfokuskan bayangan.

    Menatap Benda Dekat

    Ketika anak Anda melihat ben-da dekat dalam jangka waktu yang lama, akan terjadi suatu miss re-fleks sehingga ketika mata melihat jauh, otot mata akan mengalami kesulitan dalam menjatuhkan bay-angan tepat pada titik fokus retina. Maka, sangat disarankan untuk mengajak anak Anda berjalan-jalan

    FAidah

    penyebab

    Rabun matapengobatan

    Oleh Brilly Y. Will. El-Rasheed

    Ganti Tontonan Anda dengan Parabola Islami di Tauhidullah

  • Faidah

    26

    ke luar rumah guna melatih ke-mampuan pandang dekat dan jauh pada anak.

    Keturunan

    Orang tua yang mengalami mata minus, kemungkinan besar akan menurunkan gangguan mi-nus tersebut pada anaknya. Akan tetapi, jika ditangani sedini mung-kin, sesungguhnya anak dari orang tua yang berkacamata bisa terbebas dari ancaman mata minus ini.

    Batasi Asupan Gula

    Sebagai pembekalan baik, kon-trol lah asupan manis pada anak untuk meminimalisasi kemungki-nan naiknya kadar gula darah anak di masa yang akan datang. Naiknya kadar gula bisa memicu timbulnya diabetik retinopati yakni pembeng-kakan pembuluh darah mata akibat kadar gula yang tinggi. Parahnya, penyakit ini bisa sampai menim-bulkan kebutaan pada mata. [Sum-ber: esensi.co.id]

    Cara Nabi Menjaga Ke-sehatan Mata

    Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya, bahwa Rasu-lullah memerintahkan celak itsmad yang dibubuhi minyak wangi saat menjelang tidur. Namun beliau menambahkan, Orang yang ber-puasa henddaknya menjauhinya Abu Ubaid meriwayatkan bahwa arti dibubuhi minyak wangi, yakni dibubuhi minyak kesturi.

    Sementara dalam sunan ibnu majah dan yang lainnya disebutkan dari Ibnu Abbas bahaw Rasulullah memiliki tempat celak yang beliau gunakan tiga kali di bagian mata. Sementara dalam riwayat At-Tir-midzi dari Ibnu Abbas bahwa Ra-sulullah bila bercelak, menorehkan celaknya tiga kali di bagian kanan matanya. Dimulai dari kanan dan di akhiri di bagian kanan, semen-tara di bagian kiri hanya dua kali.

    Diriwayatkan oleh Abu Daud bahwa Rasulullah bersabda, Ba-rang siapa yang menggunakan celak, hendaknya menggunakan-nya dengan hitungan ganjil.

    Ganjil disini bisa juga dilihat pada sepasang mata, tiga kali di bagian kanan dan dua kali di ba-gian kiri, dan dalam hal ini bagian kanan layak didahulukan, atau bisa juga dilihat pada masing-masing mata, sehingga di bagina kanan tiga kali dan di bagian kiri jug tiga kali. Memang ada dua pendapat dalam madzhab imam Ahmad dan yang lainnya.

    Menggunakan celak berman-faat antara lain, membantu men-jaga kesehatan mata, memperkuat cahaya penglihatan juga menjerni-hkannya, memperlembut materi busuk yang ada dalam mata serta memaksanya keluar, di samping juga menjadi hiasan untuk jenis celak tertentu, bila digunakan saat tidur, celak memiliki khasiat lain, karena mengandung fungsi menye-limuti kelopak mata, maka celak

    Kaya Sejati adalah Ketika Kita Meng-Kaya-kan Orang Lain

  • 27

    dapat menenangkan mata sehing-ga tidak melakukan gerakan berba-haya selain juga memelihara keala-miannya. Itsmid sendiri memiliki kesitimewaannya tesendiri.

    Dalam Sunan Ibnu Majah dise-butkan dari Salim, dari ayahnya secara marfu, Gunakan itsmid, karena itsmid bisa menjernihkan pandangan mata dan menumbuh-kan bulu mata (Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam Asy-Syamail dan juga oleh Al-hakim serta dinyatakan Shahih oleh Be-liau, serta disepakati oleh Adz-Dzhahabi) Sementara dalam kitab Abu nuaim disebutkan, Sesung-guhnya itsmid itu dapat menum-buhkan bulu mata, menghilangkan kotoran dan menjernihkan pan-dangan. (dikeluarkan oleh Ath-Thabrani dn Ibnu Abi Ashim dari Ali, dan sanadnya hasan)

    Dalam Sunan Ibnu Majah juga dari Ibnu Abbas secara marfu diri-wayatkan bahwa Rasulullah bersab-da, Celak yang terbaik buat kalian adalah Itsmid. Karena itsmid dapat menjernihkan penglihatan dan menumbuhkan rambut. (Dikelu-arkan oleh Imam At-Tirmidzi dan dinyatakan hasan oelh beliau, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah , Ibnu Hibban dan Al-Hakim dalam Ash-Shahih kedua ulama itu, juga oleh Ath-Thabrani dan Abu Nuam dakam Al-Hilyah)

    ITSMID adalah sejenis batu hi-tam bahan dasar celak didatangkan dari Ashfahan (Persia), yakni jenis celak terbaik, didatangkan dair be-lahan barat, yang terbaik dari jenis celak ini adalah yang paling mudah melekat namun bagian dalamnya halus, tidak mengandung kotoran. [Selesai]

    FAidah

    Ngaji Online ya di majalahtauhidullah.blogspot.com!

    Ali bin Muhammad Ad-Dahhami dalam buku Se-dekahlah, Maka Kau Akan Kaya (Penerbit An-Naba,

    2007) membeberkan keutamaan shadaqah dan faedahnya yang digali dari beberapa hadits, an-

    tara lain shadaqah dapat memadamkan kemarahan Allah Subhanahu wa Taala, dapat menghapus kes-

    alahan, perisai dari api neraka, mengobati penyakit hati, menolak berbagai macam bala, melipatgan-

    dakan pahala, dan masih banyak lagi. Salurkan zakat, infaq, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan janda, qurban, beasiswa pendidikan,

    dana CSR, dan hibah melalui Yayasan Tauhidullah. Hubungi kami di 0813 3536 0320 atau 08175057161 atau 031 71119071. Majalah Tauhidullah untuk Anda.

  • Akhlaq

    28 Rekening Infaq Syariah Mandiri 7060786814

    Kita patut menjadi pelopor ger-akan memakmurkan dunia dengan saling berkunjung. Mengunjungi saudara, kerabat, tet-angga, teman, kenalan dan rekan sepekerjaan hakekatnya adalah men-jalin ukhuwwah Islamiyyah. Tradisi saling berkunjung sendiri merupakan tradisi Islam yang sangat mulia nan agung.

    Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceri-takan, Sesungguhnya seseorang ada yang ingin mengunjungi saudaranya di kota lain. Allah lalu mengutus ma-laikat untuknya di jalan yang akan ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengannya seraya bertanya, Ke mana engkau akan pergi? Ia menjawab, Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini? Malaikat itu bertanya kembali, Apakah ada suatu nikmat yang ter-kumpul untukmu karena sebab dia? Ia menjawab, Tidak. Aku hanya men-cintai dia karena Allah azza wa jalla. Malaikat itu berkata, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu. Al-lah sungguh mencintaimu karena ke-cintaan engkau padanya. [HR. Mus-lim no. 2567]

    Hadits ini disebutkan oleh Al-Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh

    Shahih Muslim dengan judul bab Keu-tamaan saling cinta karena Allah. Dan hadits ini dijadikan dalil keutamaan saling mengunjungi sesama muslim dan mengunjungi orang-orang sholih dengan dilandasi ikhlash dan saling mencintai karena Allah. Jadi dasarnya adalah karena Allah yaitu karena iman yang dimiliki saudaranya. Bukan kare-na tendensi duniawi.

    Hadits ini memang hadits den-gan redaksi (ungkapan) berita atau kabar, namun sesungguhnya hadits ini berfungsi/bermakna sebagai per-intah. Yaitu perintah agar kaum mus-limin, kita, saling berkunjung dengan sesama muslim. Tentu kita tergiur betapa malaikat sampai turun untuk menyampaikan Allah mencintai kita tatkala kita menghidupkan tradisi sal-ing berkunjung. Tergiurkah Anda?

    Rasanya setelah ini Anda akan menjadi orang yang paling giat berkunjung ke saudara, kerabat, tet-angga, teman, kenalan dan rekan sepekerjaan, karena Anda sekarang sudah tahu bahwa orang yang saling berkunjung akan menjadi hamba Al-lah yang sangat dicintaiNya. Seperti-nya Anda sering berdoa ingin menjadi hamba yang sangat dicintai olehNya? Maka tepat sekali jika Anda mengejar

    keutamaan salingBerkunjung

    Oleh Brilly Y. Will. El-Rasheed

  • 29

    cintaNya dengan cara menghidupkan tradisi saling berkunjung.

    Dalam hadits Ubadah bin Ash Shamit, disebutkan, Rasulullah shal-lallahu alaihi wa sallam bersabda, Al-lah Taala berfirman, Sungguh Aku mencintai orang yang saling mencintai karena-Ku. Sungguh Aku pun men-cintai orang yang saling berkunjung karena-Ku. Sunguh Aku mencintai orang yang saling berderma karena-Ku. Sungguh aku mencintai orang yang saling bershadaqah karena-Ku. Begitu pula dengan orang yang saling menyambung (relasi/koneksitas) kare-na-Ku. [HR. Ahmad 5/229]

    Rasulullah juga bersabda yang diriwayatkan dari Rabb-nya, Aku berikan cintaKu kepada orang-orang yang bercinta karena Aku, orang-orang yang saling bertemu dalam majelis karena Aku, dan orang-orang yang saling memberi karena Aku. (HR Malik dalam Muwaththa dari Muadz, no. 1.735). Dan dalam Al-Jami Ash-Shaghir, no. 5.516, Nabi bersabda, Dan tidaklah seorang hamba mencin-tai seorang hamba lainnya karena Al-lah, melainkan Allah memuliakannya.

    Dalam tradisi saling berkunjung akan dapat kita temukan rasa saling menghormati, saling memuliakan, saling menghargai dan perasaan se-nasib sepenanggungan. Dalam tradisi saling berkunjung kita akan saksikan bagaimana sopan santun, bagaimana tata nilai, bagaimana informasi pent-ing tersampaikan, bagaimana prob-lem-problem rumit dapat terpecah-kan, dan bagaimana wajah-wajah saling berpapasan sehingga kecerahan dan keceriaan memancar karena beban pikiran tertuang dan tidak menjadi

    permasalahan yang dipendam sendiri.Dari Anas bin Malik, ia berkata,

    Jika ada yang mengunjungi kalian, maka muliakanlah. [Diriwayatkan dalam Musnad Asy-Syihab] Wasiat Anas ini adalah tuntunan ketika kita dikunjungi oleh orang lain. Dalam pemahaman terbalik, berarti kita di-perintahkan untuk saling berkunjung, karena tidak akan tepat bila kita hanya sibuk memuliakan pengunjung, tapi kita sendiri tidak pernah membalas kunjungan tersebut dengan mengun-jungi balik (berkunjung ke rumah orang yang pernah berkunjung kepada kita.

    Orang yang dapat dan seman-gat menghidupkan tradisi saling berkunjung pasti adalah orang-orang yang sangat menjunjung tinggi per-damaian, kesatuan, sepemahaman, saling mengerti dan seperasaan. Ra-sulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ruh-ruh manusia adalah pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu saling mengenal, maka mereka akan bersatu padu. Dan selagi ruh-ruh itu saling mengingkari, maka mereka akan berselisih. [HR Muslim]

    Anda tidak akan dapati orang-orang yang saling berkunjung murni karena Allah melakukan tindak an-arkis, sadis, inhumanis. Orang-orang yang saling berkunjung akan Anda li-hat sebagai orang-orang yang lembut, santun, ramah, bersahabat, toleran, teduh dan sejuk. Mustahil Anda temu-kan dalam tradisi saling berkunjung ada kezhaliman, penindasan, pem-erasan, dan sejenisnya karena masing-masing merasa bersaudara, baik ada hubungan darah atau tidak. [Selesai]

    Akhlaq

    Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim

  • Sirah

    30

    Lanjutan edisi sebelumnya....

    Salah satu hikmah dari per-nikahan Rasulullah shallal-lahu alaihi wa sallam dengan Aisyah radhiallahu anha adalah menghapus anggapan orang-orang terdahulu yang menjadi norma yang berlaku di antara mereka yaitu ketika seseorang sudah ber-sahabat dekat, maka status mereka layaknya saudara kandung dan ber-laku hukum-hukum saudara kand-ung. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah sahabat dekat. Ketika Rasulullah hendak menika-hi Aisyah, Abu Bakar sempat mem-pertanyakannya, karena ia merasa apakah yang demikian dihalalkan.

    Dari Aurah, Rasulullah shallal-lahu alaihi wa sallam dating kepada Abu Bakar untuk melamar Aisyah. Lalu Abu Bakar berkata, Sesung-guhnya aku ini saudaramu. Nabi menjawab, Iya, engkau saudaraku dalam agama Allah Allah dan Kitab-Nya dan ia (anak perempuanmu) itu halal bagiku. (HR. Bukhari).

    Rasulullah hendak memutus kesalahpahaman ini dan mengajar-kan hukum yang benar yang ber-laku hingga hari kiamat kelak.

    Saat ibunda Aisyah radhiallahu anhu berusia 18 tahun, di pang-kuannya, sang suami tercinta wa-fat meninggalkannya untuk sela-manya. Dan saat berusia 65 tahun ia pun baru menyusul sang kekasih

    Telaah Kisah Istri-Istri NabiOleh NurFitri Hadi

    Aqiqah Murah Sesuai Sunnah Mulai Rp 850.000,- di Tauhidullah

  • 31

    pujaan hati. Dengan demikian, se-lama 47 tahun Aisyah hidup sendiri tanpa suami.

    Keempat, Hafshah binti Umar bin al-Khattab.

    Wanita Quraisy berikutnya yang merupakan ibu dari orang-orang yang beriman adalah Haf-shah putri dari Umar al-faruq. Haf-shah dilahirkan pada tahun ke-18 sebelum hijrah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Hafshah adalah istri dari pahlawan Perang Badar, Khunais bin Khudzafah as-Sahmi radhiallahu anhu. Bersama Khu-nais, Hafshah mengalami dua kali hijrah, ke Habasyah lalu ke Madi-nah. Khunais radhiallahu anhu wa-fat karena luka yang ia derita saat Perang Badar.

    Setelah Khunais radhiallahu anhu wafat, Umar berusaha men-carikan laki-laki terbaik untuk menjadi suami putrinya ini. Ia mendatangi Abu Bakar dan Ut-sman, namun keduanya bukanlah jodoh bagi anak perempuannya. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meminang Hafshah. Betapa bahagianya Umar, selain menjadi sahabat Rasulullah, ia pun mendapatkan kehormatan dengan memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi yang mulia.

    Pernikahan Hafshah dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terjadi pada tahun ke-3 H. saat itu usia Hafshah adalah 21 ta-

    hun. Ia hidup bersama Rasulullah, membangun keluarga selama 8 ta-hun. Saat usianya menginjak 29 ta-hun, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam wafat. Dan Hafshah wa-fat pada usia 63 tahun tahun 45 H, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan radhiallahu anhu.

    Kelima, Zainab binti Khuzaimah.Keistimewaan ummul muk-

    minin Zainab binti Khuzaimah adalah ringannya beliau dalam ber-derma. Karena hal ini, ia dijuluki ibunya orang-orang miskin. Zainab binti Khuzaimah adalah seorang wanita Quraisy janda dari pahla-wan Perang Uhud, Abdullah bin Jahsy radhiallahu anhu.

    Setelah menjanda, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meni-kahinya di bulan Ramadhan tahun 3 H. Namun kebersamaannya den-gan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidaklah berlangsung lama. Ummul mukminin Zainab bin Khuzaimah wafat saat pernika-hannya dengan Rasulullah baru be-rumur 8 bulan atau bahkan kurang dari itu. Dan saat itu usia Zainab radhiallahu anha 30 tahun. Den-gan demikian Rasulullah shallalla-hu alaihi wa sallam dua kali mera-sakan wafat ditinggal istrinya.

    Keenam, Ummu Salamah.Nama Ummu Salamah adalah

    Hindun binti Umayyah. Ia adalah wanita Bani Makhzum anak dari

    Sirah

    Mari Menjadi Pribadi yang Peduli Sesama Muslim

  • Sirah

    32

    salah seorang yang paling der-mawan dari kalangan Quraisy, Umayyah bin al-Mughirah. Sebe-lum menikah dengan Rasulullah, suaminya adalah seorang muha-jirin yang pertama-tama meme-luk Islam, ia adalah Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makh-zumi al-Qurasyi.

    Ummu Salam dilahirkan pada tahun 24 sebelum hijrah. Nabi shal-lallahu alaihi wa sallam menika-hinya di tahun 4 H. Saat itu usianya menginjak 28 tahun. Hikmah dari pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan Ummu Salamah adalah pemuliaan terhadap Ummu Salamah radhiallahu anha. Ia dan suaminya adalah orang yang memi-liki kedudukan yang tinggi dalam Islam sebagai orang-orang pertama menyambut dakwah Islam. Ummu Salamah juga memiliki 4 orang anak yang menjadi yatim. Nabi shallallahu alaihi wa sallam men-jadi penanggungnya dan keempat anaknya.

    Ummu Salamah radhiallahu anha memiliki usia cukup panjang, 85 tahun. Ia wafat pada tahun 61 H, pada saat pemerintahan Yazid bin Muawiyah.

    Ketujuh, Zainab binti Jahsy.Ummul Mukminin Zainab

    binti Jahsy dilahirkan pada tahun 32 sebelum hijrah. Ibunya adalah Umaimah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah shallallahu alai-

    hi wa sallam. Ummul mukminin Zainab binti Jahsy adalah wanita terhormat saudari dari Abdullah bin Jahsy, sang pahlawan Perang Uhud yang dimakamkan satu liang dengan paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib radhiallahu anhu.

    Sebelum menjadi istri Rasu-lullah shallallahu alaihi wa sal-lam, Zainab adalah istri dari anak angkat Nabi yakni Zaid bin Harit-sah radhiallahu anhu. Pernikahan keduanya tidak berjalan langgeng karena perbedaan kafa-ah. Akh-irnya perceraian pun terjadi.

    Lalu Zainab dinikahi Nabi shal-lallahu alaihi wa sallam. Ketika itu, Zainab berusia 37 tahun. Berjalan-lah biduk rumah tangga Rasulullah dengan Zainab selama 6 tahun, hingga Rasulullah wafat. Di antara keistimewaan Zainab binti Jahsy radhiallahu anha adalah Allah Taala yang menjadi walinya saat menikah dengan Rasulullah.

    Di antara hikmah per-nikahan Rasulullah shal-lallahu alaihi wa sallam dengan Zainab adalah meluruskan budaya yang keliru pada ma-syarakat kala itu. Orang-orang saat itu beranggapan bahwa anak angkat sama sta-tusnya dengan anak kandung. Anggapan ini tentu saja akan berdam-pak pada hukum-hukum

    Kaya Sejati adalah Ketika Kita Meng-Kaya-kan Orang Lain

  • 33

    syariat yang lainnya; waris, mah-ram, pernikahan, dll. Tradisi dan anggapan ini kian mengakar di masyarakat Islam pada saat itu se-hingga perlu diluruskan. Karena itu, Allah Taala memerintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menikahi Zainab binti Jahys radhiallahu anha, untuk mengha-pus anggapan demikian. Jika tidak anggapan ini akan berdampak be-rat bagi umat manusia, secara khu-sus lagi umat Islam.

    Ummul mukminin Zainab binti Jahsy radhiallahu anha wafat pada masa pemerintahan Umar bin al-Khattab tahun 21 H dengan usia 53 tahun.

    Kedelapan, Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar.

    Ummul mukminin Juwairi-yah binti al-Harits al-Kuzaiyah al-Qurasyiyah dilahirkan tahun 14 se-

    belum hijrah. Ia adalah wanita yang sangat cantik dan me-

    miliki kedudukan mulia di tengah kaumnya.

    Ayahnya, al-Harits bin Abi Dhirar, adalah kepala kabi-lah Bani Musthaliq.

    Suatu hari al-Harits bin Abi Dhi-

    rar mengumpulkan pasukan untuk me-

    nyerang Rasulullah shallallahu alaihi wa

    sallam. Mendengar kabar

    tersebut, Rasulullah segera bertin-dak cepat dan bertemulah kedua pasukan di sebuah oase yang dike-nal dengan Muraisi. Peperangan itu dimenangkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Al-Harits bin Abi Dhirar tewas dalam peperangan se-dangkan Juwairiyah bin al-Harits menjadi tawanan.

    Juwairiyah dijatuhkan seb-agai bagian dari Tsabit bin Qais bin Syammas yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengannya. Namun Juwairiyah tidak meneri-ma hal ini. Ia datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar bersedia menebus dirinya. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam menawarkan tawaran yang lebih terhormat daripada hal itu. Nabi menawarkan diri untuk menika-hinya. Dengan gembira Juwairiyah menerima tawaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

    Hikmah dari pernikahan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan Juwairiyah adalah untuk mena-klukkan hati Bani Musthliq agar menerima dakwah Islam. Lantaran pernikahan ini, para sahabat mem-bebaskan tawanan-tawanan Bani Mustaliq yang jumlahnya sekitar 100 keluarga. Para sahabat tidak rela kerabat Rasulullah menjadi tawanan. Aisyah radhiallahu anha pun memuji Juwairiyah sebagai wanita yang penuh keberkahan un-tuk kaumnya.

    Sirah

    Ngaji Online ya di majalahtauhidullah.blogspot.com!

  • Sirah

    34

    Pernikahan Rasulullah shallal-lahu alaihi wa sallam dengan Ju-wairiyah berlangsung pada tahun ke-5 H. Saat itu ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits radhial-lahu anha berusia 19 atau 20 ta-hun. Rumah tangga nubuwah ini berlangsung selama 6 tahun.

    Ummul mukminin Juwairiyah binti al-Harits wafat pada tahun 56 H saat berusia 70 tahun.

    Kesembilan, Shafiyah binti Huyai bin Akhtab.

    Sebelum memeluk Islam, Um-mul mukminin Shafiyah binti Huyai adalah seorang wanita Ya-hudi dari Bani Nadhir. Ayahnya, Huyai bin Akhtab, adalah tokoh terkemuka di kalangan Yahudi dan termasuk ulama Yahudi di masa itu. Nasab ummul mukminin Shafi-yah radhiallahu anha bersambung sampai Nabi Harun bin Imran alai-hissalam. Jadi beliau adalah wanita dari kalangan Bani Israil. Ummul mukminin Shafiyah lahir pada ta-hun 9 sebelum hijrah.

    Setelah Bani Nadhir diusir dari Madinah, mereka hijrah menuju perkampungan Yahudi di Khaibar. Dalam Perang Khaibar, Allah Taala memenangkan kaum muslimin. Banyak harta rampasan perang dan tawanan yang dikuasai oleh kaum muslimin. Di antara mereka adalah Shafiyah binti Huyai. Awal-nya Shafiyah termasuk pendapatan perang dari sahabat yang mulia, yang Malaikat Jibril sering datang

    dalam bentuk fisiknya yaitu Dihyah bin Khalifah radhiallahu anhu. Na-mun karena kedudukan Shafiyah, ada seorang sahabat yang datang mengajukan agar Rasulullah shal-lallahu alaihi wa sallam menerima Shafiyah. Kemuliaan Shafiyah se-bagai wanita pemuka Bani Qurai-zhah dan Bani Nadhir hanya layak disandingkan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

    Setelah menerima Islam, Rasu-lullah menikahi Shafiyah. Pernika-han pun dilangsungkan, yaitu pada tahun 8 H. Rumah tangga mulia ini berlangsung selama 4 tahun hingga wafatanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

    Hikmah pernikahan ini adalah Islam menjaga kedudukan ses-eorang, tidak merendahkannya malah menjadikannya kian mulia. Siapa yang mulia sebelum Islam, maka dia juga dimuliakan setelah berislam.

    Ummul mukminin Shafiyah binti Huyai wa-fat pada tahun 50 H di zaman pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu anhu. Saat itu usia beliau 59 tahun.

    Kesepuluh, Ummu Habibah.

    Nama Ummu Habibah adalah Ramlah binti Abu Sufyan. Beliau dilahirkan pada tahun 25 se-

    Rekening Infaq Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5

  • 35

    belum hijrah. Ia merupakan putri dari salah seorang tokoh Quraisy yakni Abu Sufyan bin Harb radhial-lahu anhu.

    Ummu Habibah radhiallahu anha masuk Islam lebih dahulu dibanding ayahnya dan saudara laki-lakinya, Muawiyah bin Abu Su-fyan. Bersama suaminya Ubaidul-lah bin Jahsy ia hijrah ke negeri Habasyah. Namun sayang, ketika di Habasyah suaminya murtad berpindah agama menjadi seorang Nasrani. Ummu Habibah dihadap-kan pada kenyataan pahit, apakah harus turut bersama suaminya menjadi Nasrani, bertahan di Ha-basyah hidup dalam pengasingan, atau kembali ke Mekah dalam kekangan sang ayah yang tatkala itu masih kafir.

    Akhirnya kabar gembira tak terduga datang menghampiri Ummu Habibah. Melalui an-Naja-

    syi, Rasulullah shallallahu alai-hi wa sallam melamarnya.

    Pernikahan pun digelar, namun ada sesuatu

    yang berbeda dengan pernikahan ini, saat resepsi mempelai laki-lakinya diwakil-kan oleh an-Najasyi. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wa

    sallam berada di Ma-dinah. Pada tahun 6

    atau 7 H, barulah Ummu Habibah radhiallahu anha

    tiba di Madinah. Saat itulah

    kehidupan rumah tangganya bersa-ma Rasulullah dimulai. Usia rumah tangga ini berjalan selama kurang lebih 4 tahun, berakhir dengan wa-fatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

    Ummu Habibah wafat pada ta-hun 69 H dengan usia 44 tahun.

    Kesebelas, Maimunah binti al-Harits bin Hazn.

    Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits dilahirkan pada ta-hun 29 sebelum hijrah. Ia adalah saudari dari Ummu al-Fadhl, istri paman Nabi, al-Abbas bin Abdul Muthalib. Ia juga merupakan bibi dari Abdullah bin Abbas dan Khalid bin al-Walid radhiallahu anhuma.

    Maimunah binti al-Harits adalah wanita terakhir yang dini-kahi oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Saat menikah dengan Nabi, ia telah berusia 36 tahun. Nabi me-nikahinya pada tahun 7 H, satu ta-hun setelah perjanjian Hudaibiyah.

    Hikmah dari pernikahan Nabi dengan ummul mukminin Mai-munah adalah menundukkan hati Bani Hilal untuk menerima Islam, kemudian meneguhkan keislaman mereka.

    Pada saat mengadakan safar antara Mekah dan Madinah, tahun 51 H, ummul mukmini Maimunah binti al-Harits wafat. Usia beliau saat itu adalah 80 atau 81 tahun.

    Keduabelas, Mariyah al-QibtiyahMariyah al-Qibtiyah radhial-

    Sirah

    Rekening Infaq Muamalat 7010075434

  • Sirah

    36

    lahu anha sering dinyatakan oleh sebagian orang termasuk di an-tara ummahatul mukminin. Na-mun yang lebih tepat beliau tidak termasuk dari kalangan umma-hatul mukminin. Seorang wanita dikatakan ummahatul mukminin apabila Nabi mengikat akad perni-kahan dengannya dan menggaulin-ya, walaupun kemudian bercerai. Dengan demikian, wanita yang dinikahi Rasulullah akan tetapi belum digaulinya tidak disebut se-bagai ummahatul mukminin. Sama halnya, seorang wanita yang digau-li Rasulullah bukan karena ikatan pernikahan karena budak-, maka ia tidak disebut sebagai ummahatul mukminin.

    Dari sini, kita mengetahui bahwa Mariyah al-Qibtiyah bukan-lah ummahatul mukminin, karena Nabi tidak mengikat akad pernika-han dengannya.

    Hikmah dan Tujuan Pernikahan Nabi

    Setelah membaca 11 biografi singkat ibu-ibu orang yang beri-man kita bisa memberi kesimpulan bahwa pernikahan nabi bukanlah

    berorientasi sexual. Kita bisa me-mahami bahwa pernikahan beliau memiliki hikmah:

    Politik dan dakwah: seperti menikahi anak-anak ketua kabilah agar kabilah tersebut menerima Is-lam dan semakin menguatkan po-sisi umat Islam di tanah Arab.

    Sosial: seperti menikahi janda, Rasulullah menjadi pelindung dan penanggung kebutuhan mereka dan anak-anaknya.

    Syariat: mengubah adat is-tiadat yang bertentangan dengan syariat. Dari sini kita ketahui, ke-tika adat istiadat berbenturan den-gan syariat, adat istiadatlah yang tunduk kepada syariat bukan syari-at yang tunduk dan harus beradap-tasi dengan adat istiadat setempat.

    Semoga kita menjadi umat yang meneladani Rasulullah dan sama sekali jauh dari sikap mem-benci Rasulullah dan istri-istri be-liau. Karena, membenci istri-istri Nabi berarti membenci Nabi, mem-benci Nabi berarti membenci Allah Taala. Wal iyadzu billah. [Selesai]

  • DARI KAMI

    30

    Pertama, wajib bagi orang yang berkela-pangan. Ulama yang berpendapat demikian adalah Rabiah (guru Imam Malik), Al Auzai, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya, Laits bin Saad serta sebagian ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu Utsaimin. Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan: Pendapat yang menyatakan wajib itu tampak lebih kuat dari pada pendapat yang menyatakan tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya diwajib-kan bagi yang mampu (lih. Syarhul Mumti, III/408) Diantara dalilnya adalah hadits Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasu-lullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami. (HR. Ibnu Majah 3123, Al Hakim 7672)

    Pendapat kedua menyatakan Sunnah

    Muakkadah (ditekankan). Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafii, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain. Ulama yang mengambil pendapat ini berdalil dengan ri-wayat dari Abu Masud Al Anshari radhiyalla-hu anhu. Beliau mengatakan,Sesungguhnya aku sedang tidak akan berqurban. Padahal aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku. (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi den-gan sanad shahih). Demikian pula dikatakan oleh Abu Sarihah, Aku melihat Abu Bakar dan Umar sementara mereka berdua tidak berqurban. (HR. Abdur Razzaaq dan Baihaqi, sanadnya shahih) Ibnu Hazm berkata, Tidak ada riwayat sahih dari seorang sahabatpun yang menyatakan bahwa qurban itu wajib. (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/367-368, Taud-hihul Ahkaam, IV/454)

    Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!

    Bosan dengan siaran televisi yang hanya menampilkan hiburan yang melanggar sya-riah dan gaya hidup hedonistik?Saatnya beralih ke pa-rabola siaran sunnah!

    Rp 1.500.000,-Tanpa tagihan bulananTanpa biaya pemasangan

    Kami tidak hanya menjual tapi melayani. Jika Anda temukan banyak penyedia parabola yang menipu, kami tidak seperti itu. Kepuasan Anda, harta termahal kami.

    Mau nikahan tapi bingung beli souvenir cantik apa buat para undangan? Mau hajatan tapi susah mendapatkan souvenir unik buat para tamu? Sou-

    venir Kerang Laut dari Laut Kenjeran adalah pilihan tepat. Harga terjangkau dan mutu memukau.

    Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!

    hukum ibadah kurban

  • Alhamdulillah, hingga kini telah ter-kumpul sedikitnya enam puluh juta rupiah infaq dari donatur tetap maupun insiden-til. Sebagaimana telah diinformasikan pada edisi-edisi sebelumnya, bahwa untuk pembangunan total masjid Al-Jariyat Ats-Tsalats ini dibutuhkan biaya sebesar Rp 1..000.000.000,-.

    Pengembangan masjid di bawah naungan Yayasan Tauhidullah ini perlu segera direalisasikan mengingat jumlah jamaah shalat Jumat kerap kali tidak tertampung. Peserta daurah atau ta lim yang diadakan takmir masjid juga sering membludak sehingga mau tidak mau ha-rus membawa alas duduk sendiri.

    Direncanakan nantinya lantai dua masjid ini akan digunakan sebagai kelas untuk Taman Pendidikan Al-Qu r`an dan madrasah diniyah serta untuk area shalat jamaah wanita (akhwat dan ummahat).

    Guna memudahkan pengorganisasian dana, panitia mengharapkan infaq dalam ukuran kav ling permeter dengan nila i Rp 6.410.256.

    Infaq dapat dikirimkan secara lang-sung ke panitia pembangunan atau me-lalu i rekening Yayasan Tauhidullah dan setelah transfer harap konf irmasi ke lay-anan donatur. Semoga Allah perbanyak rizqi bagi orang yang dermawan.