TATA KRAMA TERHADAP ORANG TUA/ YANG DTUAKAN 1. Bertutur bahasa dengan bahasa yang halus dan baik , Dalam tatakrama Jawa, khusunya bertutur bahasa dengan orang tua yang lebih dituakan berbeda dengan sebayanya. Tata krama, etika, atau sopan santun yang dimiliki oleh Suku Jawa tidak terlepas dari sifat-sifat halus dan kasar. Etika antara manusia dengan sesamanya dibedakan antara yang muda dengan yang tua seperti, anak dengan orang tua, kakak dengan adik, murid dengan guru, atasan dengan bawahan, dengan yang sebaya dan sebagainya. Adanya penegelompokan tatanan dalam berinteraksi tersebut mengharuskan manusia Jawa untuk berprilaku atau berbicara dengan melihat posisi, peranan, serta kedudukan dirinya dan posisi lawan. Tata krama Suku Jawa tidak hanya tampak pada tatanan bahasa yang digunakan, tetapi juga pada gerakan tubuh, dari isyarat gerakan tubuh maupun tatanan bahasa yang digunakan dapat diketahui dengan siapa seseorang berhadapan. Tata krama yang sangat menonjol pada keluarga Jawa adalah dalam percakapan sehari-hari dan bahasa yang digunakan. 1 (Sumber gambar : eprttx.blogspot.com 320 × 240 diakses pada 27 Mei 2014 ( Sumber gambar : dzone17.blogspot.com 548 × 411,
mengenai tata krama di pulau jawa yang mulai di tinggalkan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TATA KRAMA TERHADAP ORANG TUA/ YANG DTUAKAN
1. Bertutur bahasa dengan bahasa yang halus dan baik
,
Dalam tatakrama Jawa, khusunya bertutur bahasa dengan orang tua yang lebih
dituakan berbeda dengan sebayanya. Tata krama, etika, atau sopan santun yang dimiliki oleh
Suku Jawa tidak terlepas dari sifat-sifat halus dan kasar. Etika antara manusia dengan
sesamanya dibedakan antara yang muda dengan yang tua seperti, anak dengan orang tua,
kakak dengan adik, murid dengan guru, atasan dengan bawahan, dengan yang sebaya dan
sebagainya. Adanya penegelompokan tatanan dalam berinteraksi tersebut mengharuskan
manusia Jawa untuk berprilaku atau berbicara dengan melihat posisi, peranan, serta
kedudukan dirinya dan posisi lawan.
Tata krama Suku Jawa tidak hanya tampak pada tatanan bahasa yang digunakan,
tetapi juga pada gerakan tubuh, dari isyarat gerakan tubuh maupun tatanan bahasa yang
digunakan dapat diketahui dengan siapa seseorang berhadapan. Tata krama yang sangat
menonjol pada keluarga Jawa adalah dalam percakapan sehari-hari dan bahasa yang
digunakan.
Tata krama ini tidak hanya tampak pada tiga jenis bahasa yang digunakan yakni
Ngoko, krama alus dan krama inggil. Tata krama ini juga diwujudkan dalam gerakan dan
bahasa tubuh merupakan isyarat yang dipahami secara universal. Dengan melihat dari
kejauhan saja kita bisa tahu posisi seseorang terhadap orang lainnya dari gesture atau gerak
badannya cara berbicaranya. Tata krama yang menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya
perbedaan dalam percakapan sehari-hari dengan keragaman bahasa yang digunakan.
1
(Sumber gambar : eprttx.blogspot.com 320 × 240 diakses pada 27 Mei 2014 pukul 15:40 WIB
( Sumber gambar : dzone17.blogspot.com 548 × 411, diakses pada 26 Mei 2014 pukul 16:40 WIB
pembicaraannya ketika beliau sedang menerangkan tentang pelajaran, dan selalu
menghormati beliau dimana dan kapanpun. Meskipun, terkadang guru membuat kita jengkel,
kita harus selalu berfikir jika yang guru lakukan adalah untuk kebaikan kita.
Seorang siswa wajib berbuat baik kepada guru dalam arti menghormati, memuliakan
dengan ucapan dan perbuatan sebagai balas jasa atas kebaikan yang diberikannya. Guru
adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik siswa-siswinya untuk menjadi lebih baik
sebagaimana yang diridhoi Allah SWT. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua
orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak
bertentangan dengan syari’at agama.
Sayangnya, saat ini banyak sekali luntur tata krama siswa pada sang guru. Banyak
permasalahan yang terjadi antara guru dan murid, banyak murid yang mulai acuh dan
mangabaikan guru sebagai orang tuanya disekolah. Sudah tak ada lagi tata kramanya, bila
melihat gurupun sudah jarang membungkukkan badan sebagai rasa hormat serta menyalami
gurunya, menganggap bahwa penjelasan guru di kelas sangat membosankan hingga banyak
siswa yang mulai meremahkan dan banyak yang mengantuk dikelas. Tak hanya mengantuk,
kadang para siswa sering membuat kegaduhan, tidak memeperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan, rame sendiri dengan teman-teman, hingga yang terparah saat ujian hanya bisa
mencontek atau menunggu bocoran kunci jawaban.
Bila sudah seperti, wibawa seorang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa mulai
luntur. Bukan salah sang guru bila muridnya banyak yang bandel, namun pasti orang tua
murid komplain pada pihak sekolah tentang sistem pengajaran yang buruk, bila diketahui
anaknya mendapat nilai jelek disekolah. Bila tata krama suah hilang, norma dan etika sudah
tak dijunjung tinggi, harus salahkan siapa.
Solusinya, agar tiapa anak dapat membangun kembali tata krama yang baik dan
santun, pihak keluarga merupakan pengaruh terbesar dalam pembentukan karakter, jati diri
maupun kepribadian seseorang. Di dalam keluargalah seorang anak dikenalkan berbagai
aturan, norma, dan nilai-nilai yang baik.
Peran sekolah juga sangat penting, Sekolah adalah salah satu tempat sosialisasi yang
penting bagi generasi muda. Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai peraturan-
peraturan sendiri yang mengharuskan murid untuk mematuhinya, seperti seragam, jam-jam
pelajaran, etika terhadap guru dan sebagainya. Di sini yang sangat berperan adalah pemberian
7
pelajaran budi pekerti. Di dalam masayarakat berbagai unsur misal kebiasaan, adat istiadat
dan norma-norma yang berlaku turut menentukan perilaku seseorang. Disini guru berperan
besar dalam mendidik murid-muridnya, agar menjadi murid yang menjunjung nilai sopan
santun yang baik.
Dan yang terakhir adalah lingkungan pada masyarakatnya, dengan siapa ia bergaul
dan bagaimana pengaruhnya dirinya. Di dalam masyarakat kadang seorang anak mendapat
pengaruh yang sangat besar sebab di dalam masyarakat bertemu berbagai lapisan masyarakat
yang sangat beragam dengan latar belakang sosial budaya yang beragam pula. Seseorang
yang melanggar etika akan mendapatkan sangsi dari yang ringan sampai yang berat
tergantung apa yang dilanggarnya.
Dapat disimpulkan bahwasannya beradab atau tata krama pada guru sangatlah
penting , karena berkat adanya guru kita mendapat ilmu yang bermanfaat. Dengan tata krama
itu pula ilmu yang kita dapat dari beliau akan bermanfaat lebih besar. Oleh sebab itu jangan
sekali-kali kita menyakiti hati seorang guru, karena itu adalah dosa besar.
TATA KRAMA DALAM BERTAMU
5. Mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
(Sumber gambar : azisbaypesat.blogspot.com400 × 293 diakses pada 28 Mei 2014 pukul 20:00 WIB)
Bertamu adalah salah satu cara untuk menyambung tali persahabatan dan tali
silaturahmi yang dianjurkan. Islam memberi kebebasan untuk umatnya dalam bertamu. Tata
8
krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Apabila tata
krama ini dilanggar maka tujuan bertamu itu justru akan menjadi rusak, yakni renggangnya
hubungan persaudaraan. Dengan mempererat tali silaturrahim pada sesama, berarti kita telah
membina hidup rukun, menumbuhkan rasa kasih sayang, tolong menolong dan saling
membantu antara sesama manusia. Selain itu, bertamu tidak saja menghubungkan tali
persaudaraan tetapi juga akan banyak menambah wawasan ataupun pengalaman.
Salah satu adab yang paling sederhana namun bila disepelakan akan membawa
bencana dalam ikatan persaudaraan sesama umat manusia adalah hal kecil ini, mengetuk dan
mengucap salam yang sekarang ini mulai memudar dalam masyarakat khususnya Jawa yang
terkenal sebagai suku yang selalu menjunjung tinggi adab dan tata krama.
Saat ini, orang mulai menyepelekan tata krama yang satu ini, kadang hanya mengetuk
saja tanpa mengucap salam, langsung masuk tanpa dipersilahkan masuk dahulu oleh tuan
rumah, bahkan yang sering dilakukan bila di panggil-panggil tidak ada jawaban malah
mengintip-ngintip rumah tuan rumah melalui jendela. Ini sangguh bukanlah tata krama
bartamu yang baik, bila kita sudah mengetuk pintu serta salam minimalnya 3 kali, namun
tidak ada jawaban dari dalam rumah, karena mungkin si tuan rumah memang sedang tidak
ada di rumah, hendaknya kita langsung berajak pergi atau bila ada tetangganya, menitip
pesan bila anda sedang ada keperluan dan agar segera menghubungi bila sudah dirumah.
Inilah cara terbaik agar bertamu tapi tetap bertata krama bila tidak ada orang dirumah.
Banyak hal lain yang dapat diperlakukan dalam bertamu, namun yang saya bahas hanya yang
paling sering terjadi disekitar kita.
9
TATA KRAMA KETIKA MAKAN DAN MINUM
6. Biasakan minum dengan duduk dan menggunakan gelas, tidak minum langsung dari bibir teko (nyucup) dan tidak menuang langsung ke dalam mulut (ngelonngo).
Tata krama Jawa sesuai dengan perkembangan jaman mengalami perubahan atau
bergeser salah satunya adalah tata cara makan dan minum. Walaupun saya sendiri kurang
paham, mengenai tata krama minum ala orang Jawa, yang saya tahu hanya, biasanya orang
Jawa minum dengan menggunakan kendil dan duduk bersila.
Dalam Islam sendiri, minum telah menjadi hal patut diperhatikan. Rosulullah SAW
sendiri mencontohkan agar umatya tidak minum sambil berdiri lebih bagusnya lagi minum
dengan menyebut nama Allah. Minum selalu kita lalukan setiap saat, ilmuan juga
mengatakan bahwasanya manusia tanpa makan dapat bertahan 2 minggu, namun manusia
tanpa minum hanya dapat bertahan kurang lebih 24 jam.
Yang mulai hilang dalam tata krama minum ini adalah banyak orang yang minum
dengan berdiri, kadang makan dan minum sambil jalan. Masyarakat Jawa sudah mulai
terkontaminasi gaya hidup orang Barat yang hidup sibuk dan dinamis. Namun bila boleh
jujur, Masyarakat Barat memang keras kehidupannya, mereka dituntut hidup tepat waktu
hingga tidak ada waktu untuk makan-minum, lalu lebih memilih makan dan minumnya
10
(Sumber gambar : ujhermanto.blogspot.com diakses pada 26 Mei 2014 pukul 14:30 WIB)
dijalan. Sedang kita, kesibukan apa yang kita lakukan hingga mengharuskan untuk makan
dan minum sambil berdiri dan jalan. Solusinya dari masalh ini adalah membangun tata
krama yang mulai hilang ini, biasakan dari kecil kita terbiasa dengan makan dan minum
dengan duduk dan membaca doa dahulu sebelum makan.
Tanamkan juga dalam benak kita, bahwasanya yang minum dan makan sambil berdiri
hanya hewan, manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah, tidak patut untuk meniru
cara makan dan minum makhluk yang lebih rendah darinya. Manusia di beri akal oleh Allah
untuk berfikir, sedang Allah memberikan akal bagi hewan tapi mereka tidang menggunakan,
yang mereka gunakan hanya insting.
Kita patutnya bersyukur, kita dijadikan makhluk yang mulia dihadapan Allah, semua
sama saja di hadapan Allah, yang membedakan hanya amal dan ibadahnya. Hadaknya saat ini
kita mulai berbenah diri untuk selalu jadi manusia yang bisa menjadi contoh bagi yang lain,
tak perlu hal yang besar, mulailah dengan hal yang kecil. Keran hal yang besar sekaligus
akan terasa berat.
Saat ini marikan kita budayakan agar minum/makan dengan duduk yang manis dan
membaca do’a, Insya Allah makanan/minuman yang kita masukkan dalam raga kita
membawa berkah.
11
7. Saat makan hendaknya memulai dengan doa, makan tidak sambil berdiri dan sambil berbicara serta menghabiskan makanan.
12
Makan adalah hal penting. Dalam hubungan dengan makan bersama orang lain, baik
kita sedang bertamu disuguhi makanan, sebagai tuan rumah menyuguhkan makanan maupun
makan bersama teman-teman di restoran, rumusnya hanya satu, jangan sampai kita membuat
orang lain merasa tidak nyaman. Perilaku-perilaku yang bisa membuat orang lain kehilangan
nafsu makan atau perilaku tidak sopan ditulis oleh Ki Padmasusastra Ngabehi wirapustaka di
Surakarta, 1914 dalam Serat Subasita sebagai berikut: dalam mengunyah makanan hendaknya
dikunyah pelan pelan dan jangan menimbulkan bunyi (Jawa: kecap). Orang yang kalau
makan “kecap” disamping “saru” juga membuat “enek” orang lain. Apalagi kalau yang
dimasukkan mulut terlalu banyak kemudian nasi yang kita kunyah kelihatan dari luar. Oleh
sebab itu kalau mengunyah makanan jangan sambil bicara dan bibir harus tertutup.