Top Banner
TARI SERIMPI DALAM SEJARAH DAN PERKEMBANGANYA Disusun Oleh
37

Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Jan 15, 2016

Download

Documents

Tari Tradisional serimpi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

TARI SERIMPI

DALAM SEJARAH DAN PERKEMBANGANYA

Disusun Oleh

SEMARANG 2015

Page 2: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tari adalah upaya untuk mewujudkan keindahan melalui susunan

gerak dan irama dalam satuan komposisi gerak untuk menyampaikan pesan

tertentu. Menurut Alma Hwkins (1990: 81) : “Tari adalah ekspresi manusia

yang paling tua. Pengalaman yang timbul karena gerakan sosial merupakan

hasil dari kebutuhan manusia untuk menemukan serta mencari bentuk yang

nyata pada aspek-aspek estetis dari pertemuannya dengan kehidupan. Ada

dua pengalaman kreatif dan estetis karena pengalaman itu akan memperkaya

dirinya sebagai manusia. Pengalaman menolong manusia menjadi seorang

individu yang terintegrasi dan merasa harmonis dengan dunianya, untuk

mencapai perasaan keutuhan”.

Dalam seni tari di Indonesia dikenal istilah tari kreasi baru dan tari

tradisi. Tari kreasi baru adalah tari yang diciptakan berdasarkan

pengembangan gerak yang berasal dari gerak tradisi maupun luar tradisi,

Tari kreasi baru berasal dari dua bagian yang pertama tari kreasi baru yang

berakar dari tari tradisi dan yang kedua adalah tari kreasi baru yang berpijak

diluar tradisi atau lepas dari tradisi. Tari kreasi baru diciptakan untuk

mengekspresikan ungkapan perasaan, ide maupun pesan dalam gerakan.

Tari tradisional merupakan cerminan identitas dari suatu daerah,

gerak dalam tari tradisional pada umumnya sederhana dan berulang-ulang.

Gerak tari tersebut disusun sesuai dengan nilai-nilai yang mencerminkan

kehidupan masyarakatnya. Setiap etnis memiliki ciri khas gerak tersendiri

sama halnya dengan ke sembilan etnis yang ada di Sumatera Utara yaitu

Melayu, Batak `Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak Dairi, Mandailing,

Angkola, Tapteng, dan Nias. Masing-masing memiliki bentuk gerak

tersendiri sehingga mejadi identitas etnis tersebut.

Page 3: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Dalam menciptakan tari diperlukan kemampuan khusus serta

memiliki aturan yang harus diikuti oleh setiap pelatih yang sekaligus

berperan sebagai penata tari di sanggar tari. Pengetahuan menata tari dan

konsep-konsep menata tari dikemukakan oleh banyak ahli koreografi seperti

Alma Hawkins, Jacqueline Smith, Suzanne K. Langer, Doris Humphrey dan

lain-lain. Tokoh- tokoh koreografi tersebut menetapkan dan menjelaskan

teknik menata tari yang baik dan benar, yang harus digunakan untuk

menyusun tari kreasi baru yang bersumber baik dari tari tradisi atau lepas

dari tari tradisi.

B. Ruang Lingkup

1. Mengetahui apa itu tari tradisional ?

2. Mengetahui dan mengenal sejarah dari tari serimpi ?

3. Mengetahui dan mengenal tari serimpi ?

4. Mengetahui macam-macam tari serimpi dan tujuannya?

C. Rumusan masalah

1. Apakah tari tradisional ?

2. Bagaimana sejarah adanya tari serimpi ?

3. Mengapa disebut tari serimpi ?

4. Berapa macam tari serimpi dan apa tujuannya dari macam tari serimpi

itu?

D. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang

dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup

penelitian

Dari identifikasi diatas kita dapat memberikan suatu pertanyaan diantaranya

adalah :

1. Apa yang disebut tari tradisional ?

2. Bagaimana Sejarah Tari Serimpi?

Page 4: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

3. Bagaimana proses terciptanya tari serimpi?

4. Berapa macam tari serimpi itu dan mengapa terjadi berbagai macam tari

serimpi?

E. Perumusan Masalah

Perumasan masalah merupakan perumusan yang berkaitan dengan

judul makalah. Dari judul makalah terdapat masalah-masalah yang muncul

yang dapat dirumuskan sehingga masalah tidak melebar kemana-mana, ini

bertujuan untuk memudahkan penulis dalam proses pembuatan makalah.

Rumusan masalah harus dilakukan secara jelas dan operasional. Oleh karena

itu maka permasalahan di dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai

berikut “Tari Serimpi dalam Sejarah dan Perkembangannya ”.

F. Tujuan dan Manfaat

Tujuannya adalah

1. Mengenal definisi dari tari tradisional

2. Mengenal Sejarah penciptaan Tari Serimpi

3. Mengenal Tari Serimpi

4. Mengenal macam-macam Tari Serimpi

Manfaatnya adalah

1. Mengenalkan tentang tari tradisional

2. Mengenalkan tentang Sejarah dari Tari Serimpi

3. Mengenalkan lebih jauh tentang Tari Serimpi

4. Mengenalkan macam-macam Tari Serimpi

Page 5: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

BAB II

PENJELASAN

A. Pengertian

Seni tari merupakan kesenian yang diungkapkan lewat media gerak,

yang indah, sesuai dengan irama musik dan merupakan ekspresi jiwa

manusia. Di setiap daerah di negara kita tercinta ini memiliki warna dan ciri

khas bentuk tarian masing masing.

Substansi atau materi baku dari tari adalah gerak. John Marten,

seorang ahli tari dari Amerika, memberi tekanan bahwa gerak benar-benar

substansi baku dari tari (Jazuli, 1994:19) Ia mengemukakan bahwa gerak

adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia.

Gerak bukan hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh

tubuh manusia, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari segala

pengalaman emosionil manusia. Dengan demikian maka badan adalah

cermin dari jiwa manusia.

Karena tari itu adalah seni, maka walaupun materi bakunya adalah

gerak, tetapi gerak itu bukanlah gerak yang natural, melainkan gerak yang

indah, dan gerak yang indah itu adalah gerak yang distilir dan ritmis. Selain

itu ritme merupakan unsur kedua yang penting sekali bagi tari.

Bermacam-macam definisi telah dibuat oleh para ahli tari, baik dari

dalam maupun dari luar negeri. Definisi-definisi tersebut antara lain :

a. Tari menurut Soedarsono dalam bukunya Djawa dan Bali; Dua Pusat

Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia, sebagai berikut :

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak –

gerak ritmis yang indah. (Soedarsono, 1978:3)

b. Tari menurut Wisnoe Wardhana (1990:8) salah seorang tokoh tari

modern Indonesia; tari adalah kerja rasa dari manusia yang

menyalurkannya melalui urat-urat. Pemahaman gerak secara implisif

terdiri dari otot dan atu urat tubuh. Maka tari sebenarnya berkait erat

Page 6: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

dengan gerak dan sistem mekanisme tubuh (urat-urat) yang bersifat

teknis.

c. Tari menurut Sedyawati (1980), seorang arkeolog yang mempunyai

perhatian besar pada seni tari memahami seni tari sebagai berikut:Bentuk

upaya untuk mewujudkan keindahan susunan gerak dan irama yang

dibentuk dalam satuan-satuan komposisi. (Edi Sedyawati:1980,15)

d. Tari menurut BPA Soerjodiningrat (1986) seorang tokoh tari gaya

Yogyakarta dalam bukunya yang berjudul Babad lan Mekaring Djoged

Djawi, sebagai berikut: Ingkang dipun wastani Djoged inggih

unikaelahing sedaja saranduning badan, kasarengan ungeling gangsa

(gamelan), katata pirantuk wiramaning gending , djumbuhing pasemon

kalajkan pikadjenging djoged (Soeryodiningrat: 1986, 21)

Yang disebut dengan tari adalah gerakan seluruh anggota badan,

diiringi bunyi gamelan (instrumen gamelan), ditata berdasarkan irama

lagu pengiring (gending), menyatunya simbolisasi dengan maksud

sebuah tarian

e. Seorang tokoh sejarah musik dan tari dari Belanda yang bernama Curt

Sachs dalam bukunya World history of the dance, berpendapat bahwa,

“Tari adalah gerakan yang ritmis” (dance is rhytmic motion). (Curt

Sachs: 1954,18)

f. Bagong Kussudiarjo seorang tokoh kreasi baru dari Yogyakarta

mengatakan bahwa, Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan

manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis

(Kussudiarjo:2000,11)

g. Berbeda dengan pemikiran Corrie Hartong (1985), bahwa “Tari adalah

keteraturan bentuk gerak tubuh yang ritmis di dalam suatu ruang.”

(Corrie Hartong:1985, 25)

Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku

bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di

Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,

Page 7: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan

pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di

Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat

lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama

dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh

pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. ( id.wikipedia)

Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat

digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari

Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era

Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya,

dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung

kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan.

Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari

tradisional dan tari kontemporer. ( id.wikipedia)

Era Sejarah

Tari Bercorak Prasejarah atau Tari Suku Pedalaman

Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di

kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini

tampak pada berbagai suku bangsa yang bertahan dari pengaruh luar dan

memilih hidup sederhana di pedalaman, misalnya di Sumatera (Suku Batak,

Nias, Mentawai), di Kalimantan (Suku Dayak, Punan, Iban), di Jawa (Suku

Baduy), di Sulawesi (Suku Toraja, Suku Minahasa), di Kepulauan Maluku

dan di Papua (Dani, Asmat, Amungme). ( id.wikipedia)

Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal

dari gerakan ritual dan upacara keagamaan. Tarian semacam ini biasanya

berawal dari ritual, seperti tari perang, tarian dukun untuk menyembuhkan

atau mengusir penyakit, tarian untuk memanggil hujan, dan berbagai jenis

tarian yang berkaitan dengan pertanian seperti tari Hudoq dalam suku Dayak.

Tarian lain diilhami oleh alam, misalnya Tari Merak dari Jawa Barat. Tarian

jenis purba ini biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang seperti tari

Page 8: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Tor-Tor dalam suku Batak yang berasal dari Sumatera Utara. Tarian ini juga

bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri

manusia, juga dimaksudkan untuk menenangkan dan menyenangkan roh-roh

tersebut. Beberapa tarian melibatkan kondisi mental seperti kesurupan yang

dianggap sebagai penyaluran roh ke dalam tubuh penari yang menari dan

bergerak di luar kesadarannya. Tari Sanghyang Dedari adalah suci tarian

istimewa di Bali, dimana gadis yang belum beranjak dewasa menari dalam

kondisi mental tidak sadar yang dipercaya dirasuki roh suci. Tarian ini

bermaksud mengusir roh-roh jahat dari sekitar desa. Tari Kuda Lumping dan

tari keris juga melibatkan kondisi kesurupan. ( id.wikipedia)

Tari Bercorak Hindu-Buddha

Dengan diterimanya agama dharma di Indonesia, Hinduisme dan

Buddhisme dirayakan dalam berbagai ritual suci dan seni. Kisah epik Hindu

seperti Ramayana, Mahabharata dan juga Panji menjadi ilham untuk

ditampilkan dalam tari-drama yang disebut "Sendratari" menyerupai "ballet"

dalam tradisi barat. Suatu metode tari yang rumit dan sangat bergaya

diciptakan dan tetap lestari hingga kini, terutama di pulau Jawa dan Bali.

Sendratari Jawa Ramayana dipentaskan secara rutin di Candi Prambanan,

Yogyakarta; sementara sendratari yang bertema sama dalam versi Bali

dipentaskan di berbagai Pura di seluruh pulau Bali. Tarian Jawa Wayang

orang mengambil cuplikan dari episode Ramayana atau Mahabharata. Akan

tetapi tarian ini sangat berbeda dengan versi India. Meskipun sikap tubuh

dan tangan tetap dianggap penting, tarian Indonesia tidak menaruh perhatian

penting terhadap mudra sebagaimana tarian India: bahkan lebih

menampilkan bentuk lokal. Tari keraton Jawa menekankan kepada

keanggunan dan gerakannya yang lambat dan lemah gemulai, sementara

tarian Bali lebih dinamis dan ekspresif. Tari ritual suci Jawa Bedhaya

dipercaya berasal dari masa Majapahit pada abad ke-14 bahkan lebih awal,

tari ini berasal dari tari ritual yang dilakukan oleh gadis perawan untuk

Page 9: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

memuja Dewa-dewa Hindu seperti Shiwa, Brahma, dan Wishnu.

(id.wikipedia)

Di Bali, tarian telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual suci

Hindu Dharma. Beberapa ahli percaya bahwa tari Bali berasal dari tradisi tari

yang lebih tua dari Jawa. Relief dari candi di Jawa Timur dari abad ke-14

menampilkan mahkota dan hiasan kepala yang serupa dengan hiasan kepala

yang digunakan di tari Bali kini. Hal ini menampilkan kesinambungan tradisi

yang luar biasa yang tak terputus selama sedikitnya 600 tahun. Beberapa tari

sakral dan suci hanya boleh dipergelarkan pada upacara keagamaan tertentu.

Masing-masing tari Bali memiliki kegunaan tersendiri, mulai dari tari suci

untuk ritual keagamaan yang hanya boleh ditarikan di dalam pura, tari yang

menceritakan kisah dan legenda populer, hingga tari penyambutan dan

penghormatan kepada tamu seperti tari pendet. Tari topeng juga sangat

populer di Jawa dan Bali, umumnya mengambil kisah cerita Panji yang dapat

dirunut berasal dari sejarah Kerajaan Kediri abad ke-12. Jenis tari topeng

yang terkenal adalah tari topeng Cirebon dan topeng Bali. ( id.wikipedia)

Tari Bercorak Islam

Sebagai agama yang datang kemudian, Agama Islam mulai masuk ke

kepulauan Nusantara ketika tarian asli dan tarian dharma masih populer.

Seniman dan penari masih menggunakan gaya dari era sebelumnya,

menganti kisah cerita yang lebih berpenafsiran Islam dan busana yang lebih

tertutup sesuai ajaran Islam. Pergantian ini sangat jelas dalam Tari

Persembahan dari Jambi. Penari masih dihiasi perhiasan emas yang rumit

dan raya seperti pada masa Hindu-Buddha, tetapi pakaiannya lebih tertutup

sesuai etika kesopanan berbusana dalam ajaran Islam. ( id.wikipedia)

Era baru ini membawa gaya baru dalam seni tari: Tari Zapin Melayu

dan Tari Saman Aceh menerapkan gaya tari dan musik bernuansa Arabia dan

Persia, digabungkan dengan gaya lokal menampilkan generasi baru tarian era

Islam. Digunakan pula alat musik khas Arab dan Persia, seperti rebana,

tambur, dan gendang yang menjadi alat musik utama dalam tarian bernuansa

Page 10: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Islam, begitu pula senandung nyanyian pengiring tarian yang mengutip doa-

doa Islami. ( id.wikipedia)

Pendukung

Tari keraton

Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia.

Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini

masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan

pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan

tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang

berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan

bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual,

keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan

unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih

ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari

generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas

berbagai pengaruh. ( id.wikipedia)

Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya

digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi

mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan

Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap

dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga

terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu, yang bisanya seperti di Jawa

juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana

Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli di Sumatera Utara,

Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatera Selatan

lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan

warisan budaya Hindu-Buddhanya. ( id.wikipedia)

Page 11: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Tari Rakyat

Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan

tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan

derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat

adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik

di pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton)

yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia

lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan

disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap

tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari rakyat lebih

memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi

ritual. ( id.wikipedia)

Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang

baik mengenai tradisi tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih

bersifat hiburan. Seringkali tarian ini menampilkan gerakan yang dianggap

kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari istana, akibatnya tari

rakyat ini seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam

standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam

tradisi rakyat Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari

rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan

sederhana yang tersusun rapi, seperti tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi

Utara, dan tari Sajojo dari Papua. ( id.wikipedia)

Tradisi

Tari tradisional

Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan

keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian

Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang,

tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang

berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap

dikembangkan hingga kini. Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan

Page 12: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

tahun, sementara beberapa tari berlanggam tradisional mungkin baru

diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu. Penciptaan tari dengan

koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu

masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru.

Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya

yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni

tari tradisional. ( id.wikipedia)

Tari kontemporer

Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari

luar, seperti tari balet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman

dari Yogyakarta-Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana merantau ke

Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai

sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka

membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah,

wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan

seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.

Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah

membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi

menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar

belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional

Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia,

misalnya langgam tari Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan

gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di

Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi

seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali.

(id.wikipedia)

Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia

industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring

nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya

pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat,

Page 13: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

beberapa tari modern seperti tari jalanan (street dance) juga merebut

perhatian kaum muda Indonesia. ( id.wikipedia)

B. Sejarah Tari Serimpi

Tari serimpi merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah.

(Sri Hartati, dkk: 2009,30), (A.M. Munardi, dkk: 2002,76-77) Tari klasik

sendiri mempunyai arti sebuah tarian yang telah mencapai kristalisasi

keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman masyarakat feodal serta

lahir dan tumbuh di kalangan istana. (Moehkardi: 2011, 32)

Kebudayaan tari yang sudah banyak dipentaskan ini memiliki gerak

gemulai yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah

lembutan yang ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan

diiringi suara musik gamelan. Tari serimpi Jawa ini dinilai mempunyai

kemiripan dengan tari Pakarena dari Makasar, yakni dilihat dari segi

kelembutan gerak para penari. (id.wikipedia.org)

Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang

istimewa di keraton-keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari

pentas yang lain karena sifatnya yang sakral. Dulu tari ini hanya boleh

dipentaskan oleh orang-orang yang dipilih keraton. Serimpi memiliki tingkat

kesakralan yang sama dengan pusaka atau benda-benda yang melambang

kekuasaan raja yang berasal dari zaman Jawa Hindu, meskipun sifatnya tidak

sesakral tari Bedhaya. (id.wikipedia.org)

Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen seperti

pada tari Bedhaya, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Adapun

iringan musik untuk tari Serimpi adalah mengutamakan paduan suara

gabungan, yakni saat menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa.

Serimpi sendiri telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke

masa, di antaranya durasi waktu pementasan. Kini salah satu kebudayaan

yang berasal dari Jawa Tengah ini dikembangkan menjadi beberapa varian

baru dengan durasi pertunjukan yang semakin singkat.Sebagai contoh Srimpi

Page 14: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Anglirmendhung menjadi 11 menit dan juga Srimpi Gondokusumo menjadi

15 menit yang awal penyajiannya berdurasi kurang lebih 60 menit.

Selain waktu pagelaran, tari ini juga mengalami perkembangan dari

segi pakaian.Pakaian penari yang awalnya adalah seperti pakaian yang

dikenakan oleh pengantin putri keraton dengan dodotan dan gelung bokor

sebagai hiasan kepala, saat ini kostum penari beralih menjadi pakaian tanpa

lengan, serta gelung rambut yang berhiaskan bunga ceplok, dan hiasan

kepala berupa bulu burung kasuari.

Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut

bahasa jawa artinya "impi atau mimpi". Tarian Serimpi merupakan tarian

yang berasal dari Yogyakarta.Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang

diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang

lambat dan gemulai adalah ciri khas dari tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke

4 putri tersebut, masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama

(api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud

melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4

penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik

dan sifat buruk.Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal

menghadap Sang Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing

mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada dan Buncit.

Kemunculan tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan

Mataram saat Sultan Agung memerintah pada tahun 1613-1646. Tarian ini

dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk

ritual kenegaraan sampai peringatan kenaikan tahta sultan. Pada tahun 1775

Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan

Surakarta. Perpecahan ini berimbas pada tari Serimpi sehingga terjadi

perbedaan gerakan, walaupun inti dari tariannya masih sama. Tari ini muncul

di lingkungan keraton Surakarta sekitar tahun 1788-1820. Dan mulai tahun

1920-an dan seterusnya, latihan tari klasik ini dimasukkan ke dalam mata

pelajaran Taman-taman siswa Yogyakarta dan dalam perkumpulan tari serta

karawitan Krida Beksa Wirama. Setelah Indonesia merdeka, tari ini

Page 15: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

kemudian juga diajarkan di akademi-akademi seni tari dan karawitan

pemerintah, baik di Solo maupun di Yogyakarta.

Awalnya tari ini bernama Srimpi Sangopati yang merujuk pada suatu

pengertian, yakni calon pengganti raja. Namun, Serimpi sendiri juga

mempunyai arti perempuan. Pendapat yang lain, menurut Dr. Priyono, nama

serimpi dapat dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Maksudnya adalah

ketika menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu,

para penonton seperti dibawa ke alam lain, yakni alam mimpi.

Kemudian terkait dengan komposisinya, menurut Kanjeng

Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata

angin atau empat unsur dari dunia yakni: Grama ( api), Angin ( udara), Toya

(air), Bumi ( tanah). Komposisinya yang terdiri dari empat orang tersebut

membentuk segi empat yang melambangkan tiang pendopo. Adapun yang

digambarkan dalam pagelaran tari serimpi adalah perangnya pahlawan-

pahlawan dalam cerita Menak, Purwa, Mahabarata, Ramayana, sejarah Jawa

dan yang lain atau dapat juga dikatakan sebagai tarian yang mengisahkan

pertempuran yang dilambangkan dalam dua kubu (satu kubu berarti terdiri

dari dua penari) yang terlibat dalam suatu peperangan. Tema yang

ditampilkan pada tari Serimpi sebenarnya sama dengan tema pada tari

Bedhaya Sanga, yaitu menggambarkan pertikaian antara dua Hal. yang

bertentangan antara baik dan buruk, antara benar dan salah, serta antara akal

manusia dan nafsunya. Keempat penarinya biasanya berperan sebagai Batak,

Gulu, Dhada dan Buncit.

Sri Sultan Hamengkubuwana VII, penggagas tari Serimpi

bersenjatakan pistol. Tema perang dalam tari Serimpi menurut Raden Mas

Wisnu Wardhana, merupakan penggambaran falsafah hidup ketimuran.

Peperangan dalam tari Serimpi merupakan simbol pertarungan yang tak

kunjung habis antara kebaikan dan kejahatan. Bahkan tari Serimpi dalam

mengekspresikan gerakan tari perang terlihat lebih jelas karena dilakukan

dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang

lain dengan bantuan properti tari berupa senjata. Senjata yang digunakan

Page 16: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

dalam tari ini, antara lain berupa keris kecil atau cundrik, jembeng (semacam

perisak), dan tombak pendek. Pada zaman pemerintahan Sri Sultan

Hamengkubuwana VII, yaitu pada abad ke-19, ada pula tari Serimpi yang

senjatanya berupa pistol yang ditembakkan ke arah bawah.

Pakaian tari Serimpi mengalami perkembangan. Jika semula seperti

pakaian temanten putri Kraton gaya Yogyakarta, dengan dodotan dan gelung

bokornya sebagai motif hiasan kepala, maka kemudian beralih ke “kain

seredan”, berbaju tanpa lengan, dengan hiasan kepala khusus yang berjumbai

bulu burung kasuari, gelung berhiaskan bunga ceplok dan jebehan.

Karakteristik pada penari Serimpi dikenakannya keris yang diselipkan di

depan silang ke kiri. Penggunaan keris pada tari Serimpi adalah karena

dipergunakan pada adegan perang, yang merupakan motif karakteristik Tari

Serimpi.

Disamping keris digunakan pula “jembeng” ialah sebangsa perisak.

Bahkan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwana VII dijumpai pula tari

Serimpi dengan alat perang pistol yang ditembakkan kearah bawah, pada

akhir abad ke-19. Pola iringan tari Serimpi adalah gendhing “sabrangan”

untuk perjalanan keluar dan masuknya penari dibarengi bunyi musik tiup dan

genderang dengan pukulan irama khusus. Pada bagian tarinya

mempergunakan gendhing-gendhing tengahan atau gendhing ageng yang

berkelanjutan irama ketuk 4, kemudian masuk ke gendhing ladrang

kemudian ayak-ayak beserta srebegannya khusus untuk iringan perang.

Pertunjukkan tari asal Jawa Tengah ini biasanya berada di awal acara

karena berfungsi sebagai tari pembuka, selain itu, tari ini terkadang juga

ditampilkan ketika ada pementasan wayang orang. Sampai sekarang tari

Serimpi masih dianggap sebagai seni yang adhiluhung serta merupakan

pusaka keraton.

C. Macam-Macam Tari Serimpi

Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan

Kesultanan Surakarta pada tahun 1775.Di Kesultanan Yogyakarta, tarian

Page 17: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi Babul Layar, Serimpi

Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian Serimpi

digolongkan menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.

Jenis-jenis Tari Serimpi adalah sebagai berikut :

1. Serimpi Renggawati

Salah satu jenis tari Serimpi yang lain adalah Serimpi Renggawati yang

dipentaskann oleh lima orang, yakni empat penari ditambah dengan satu

penari sebagai putri Renggawati. Adapun kisah yang diceritakan adalah

kisah Angling Dharma, seorang putra mahkota yang masih muda dan

terkena kutukan menjadi burung Mliwis. Dia akan dapat kembali ke

wujud semula jika badannya tersentuh oleh tangan seorang putri cantik

jelita (putri Renggawati). Semua peristiwa ini dicerminkan dalam tari-

tarian yang digelar oleh para penari serimpi Renggawati yang diakhiri

dengan sebuah kebahagiaan.

2. Serimpi Lima

Di luar tembok keraton, ada tari Serimpi yang juga ditarikan oleh lima

penari, yakni Serimpi Lima. Tari ini berkembang di wilayah pedesaan,

yakni di tengah-tengah masyarakat desa Ngadireso, kecamatan

Poncokusumo, kabupaten Malang, Jawa Timur. Di desa Ngadireso,

Serimpi akan digelar saat ada upacara ruwatan, yakni suatu proses

pembersihan diri yang bertujuan untuk menghilangkan nasib buruk serta

aura negatif dalam diri seseorang yang dilakukan dengan cara tertentu.

Adapun ruwatan yang dilakukan adalah ruwatan murwakala, yakni

ruwatan yang dilakukan untuk menyelamatkan atau melindungi

seseorang yang diyakini akan menjadi mangsa atau makananan Bethara

Kala. Meskipun begitu, Serimpi ini bertemakan kegembiraan, erotik, dan

sakral. Serimpi Lima merupakan wujud dari gagasan dan aktivitas

masyarakat pemiliknya. Keberadaannya sangat dipengaruhi oleh

lingkungan sosio-kultural karena dalam lingkungan etnik, perilaku

mempunyai wewenang yang amat besar dalam menentukan keberadaan

kesenian termasuk tari tradisional.

Page 18: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

3. Serimpi Ludimadu

Bentuk serimpi tertua menurut sumber tertulis, diciptakan oleh Sri

Pakubuwana V pada tahun Jawa 1748 atau sekitar tahun 1820-1823,

yakni Serimpi Ludiramadu. Tari ini diciptakan olehnya untuk mengenang

ibunya yang berdarah Madura. Tari Srimpi Ludira Madu ini diciptakan

oleh Paku Buwono V ketika masih menjadi putra mahkota Keraton

Surakarta dengan gelar sebutan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati

Anom.Tarian ini diciptakan untuk mengenang ibunda tercinta yang

masih keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari

Pamekasan. Ketika sang ibu meninggal dunia, Pakubuwono V masih

berusia 1 ½ tahun , dan masih bernama Gusti Raden Mas Sugandi.

Jumlah penari dalam tarian ini adalah 4 orang putri.Dalam tarian ini

digambarkan sosok seorang ibu yang bijaksana dan cantik seperti jelas

dituliskan pada syair lagu Srimpi Ludira Madu.Nama Ludira Madu

diambil dari makna Ludira Madura yang berarti "Darah/ keturunan

Madura".

4. Serimpi Pondelori

Serimpi Pondelori sendiri adalah suatu bentuk tari Serimpi khas

Yogyakarta yang dipentaskan oleh empat orang. Diciptakan oleh Sultan

Hamengku Buwana VI dan VII.Properti yang digunakan dalam tarian ini

berupa pistol dan cundrik.Membawakan cerita petikan dari Menak, ialah

perang tanding Dewi Sirtu Pelaeli dan dewi Sudarawerti.Tari Serimpi

Padhelori mempergunakan lagu pengiring utama Gending Pandhelori.

Isinya adalah sebuah pertengkaran antara Dewi Sirtupilaeli dan Dewi

Sudarawerti yang memperebutkan cinta dari Wong Agung Jayengrana,

pangeran dari negeri Arab. Di akhir cerita tidak terjadi kekalahan

maupun kemenangan karena dua kubu yang berseteru akhirnya semua

dinikahi oleh pangeran.

Page 19: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

5. Serimpi Cina

Kemudian ada tari Serimpi Cina. Yang membedakan dari tari ini adalah

penarinya mengenakan baju khas orang Cina. Biasanya tari yang satu ini

dibawakan di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

6. Serimpi Pamugrari

Salah satu jenis Tari Serimpi Yogyakarta putri klasik gaya Yogyakarta,

merupakan hasil ciptakan Sultan Hamengku Buwana VII. Tari Serimpi

Pamugrari, dinamakan seperti itu karena musik pengiringnya

menggunakan gending pramugari. Untuk senjata yang dibawa saat

menari adalah pistol.

7. Tari Serimpi Pistol

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh

Sultan Hamengku Buwana VII. Kekhususan tarian ini terletak pada

properti yang digunakan yaitu pistol.

8. Tari Serimpi Merak Kasimpir

Salah satu jenis tari putri klasik gaya Yogyakarta, yang diciptakan oleh

Sultan Hamengku Buwana VII. Properti yang digunakan dalam tarian ini

berupa pistol dan jemparing. Gending yang dipergunakan untuk

mengiringi tari Serimpi Merak Kasimpir adalah Gending Merak

Kasimpir.

9. Tari Serimpi Sangopati

Tarian ini dimainkan oleh dua orang penari wanita. Tarian srimpi

sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya

Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada

tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi Sangopati kata sangapati itu

sendiri berasal dari kata sang apati, sebuah sebutan bagi calon pengganti

raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian (dari arti Sangopati)

diperuntukan kepada Belanda.

10. Tari Serimpi Anglirmendhung

Menurut R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh

K.G.P.A.A.Mangkunagara I. Semula terdiri atas tujuh penari, yang

Page 20: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

kemudian dipersembahkan kepada Sinuhun Paku Buwana. Tetapi atas

kehendak Sinuhun Paku Buwana IV tarian ini dirubah sedikit, menjadi

Srimpi yang hanya terdiri atas empat penari saja.

11. Tari Serimpi Among Beksa

Among Beksa yang dipentaskan oleh delapan orang penari dengan

mengambil tema Menak.

Page 21: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tari tradisional merupakan cerminan identitas dari suatu daerah,

gerak dalam tari tradisional pada umumnya sederhana dan berulang-ulang.

Gerak tari tersebut disusun sesuai dengan nilai-nilai yang mencerminkan

kehidupan masyarakatnya.

Tari Serimpi merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa

Tengah.Tari klasik sendiri mempunyai arti sebuah tarian yang telah

mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah ada sejak zaman

masyarakat feodal serta lahir dan tumbuh di kalangan istana.

Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang

istimewa di keraton-keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari

pentas yang lain karena sifatnya yang sakral. Dulu tari ini hanya boleh

dipentaskan oleh orang-orang yang dipilih keraton. Serimpi memiliki tingkat

kesakralan yang sama dengan pusaka atau benda-benda yang melambang

kekuasaan raja yang berasal dari zaman Jawa Hindu, meskipun sifatnya tidak

sesakral tari Bedhaya.

Dalam pagelaran, tari serimpi tidak selalu memerlukan sesajen seperti

pada tari Bedhaya, melainkan hanya di waktu-waktu tertentu saja. Adapun

iringan musik untuk tari Serimpi adalah mengutamakan paduan suara

gabungan, yakni saat menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa.

B. Saran

Penulis berharap agar tari Serimpi akan terus mengakar di

kebudayaan Indonesia dan akan tetap dilestarikan oleh generasi muda.

Penulis juga berharap agar adanya partisipasi dari para pembaca untuk tetap

mengambil peran dalam pelestarian budaya Indonesia.

Page 22: Tari Serimpi Dalam Sejarah Dan Perkembanganya

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Munardi, dkk (2002). Indonesian Heritage:Seni Pertunjukkan. Jakarta: Buku Antar Bangsa. Terj. Karsono. Hal. 76-77

Anshoriy, Nasruddin (2008). Pendidikan Berwawasan Kebangsaan:Kesadaran Ilmiah Berbasis Multikulturalisme.Yogyakarta:LKiS. Hal. 158

B van Helsdingen – Schoevers ; “ Tari Serimpi Dalam Istana Soerakarta “ ; Weltevreden / Jakarta ; Balai Poestaka ; Juli 1925

Corrie Hartong (1985). Danskunst: Inleiding Tot Het Wezen En De Practijk Van De Dans. Nederlands Instituut voor de Dans

Curt, Sachs (1954). World History Of The Dance. Seven Arts

Dana buku Franklin, Yayasan (1973). Ensiklopedi Umum.Yogyakarta:Kanisius. Hal. 558

Edi Sedyawati (1980). Tari: Tinjauan dari Berbagai Segi. Jakarta: Pustaka Jaya.

Hartati, Sri. Seri Panduan Belajar dan Evaluasi Ilmu Pengetahuan Sosial . Jakarta: Grasindo. Hal. 30

Hawkins, alma M. 1990. Mencipta Lewat Tari (Creating Through Dance). Terjemahan Y, Sumandiyo Hadi. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.

Jazuli, M. (1994). Telaah Teoretis Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang Press.

John Martin (2004). The Modern Dance. Verlag: Princeton Book Company

Kussudiarjo Bagong (2000). Tentang Tari.Yogyakarta

Kristi, Nava (2012). Fakta Menakjubkan tentang Indonesia.Jakarta:Cikal Aksara Hal. 61

Lelyveld Van Th. B. (1931). Seni Tari Jawa.Amsterdam:Vanholkema & Warendrob. Hal. 268

Moehkardi (2011).Sendratari Ramayana Prambanan. Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia. Hal. 32

Munardi, AM (1996). Srimpi Lima di Desa Ngadireso.Jurnal Seni Pertunjukkan Indonesia. Hal. 35-37 Vol.7