Top Banner
DEBAT TEORI AKUNTANSI POSITIF: TELAAH KEMUNCULAN, PERKEMBANGAN, KOMENTAR, DAN KRITIKAN Sutrisno Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ABSTRACT The development of accounting theory can be classified into traditional accounting theory and positive accounting theory. The traditional accounting theory evolved before 1970’s. This theory is normative, prescriptive, and descriptive in nature, thus is referred to as non-scientific (Watts and Zimmerman, 1979, 1986). While employing historical cost approach resulting in reliable information, it was not as relevant as value approach that is based on the present value. The traditional approach was characterized by the absence of detailed validating or confirming process in order to develop accounting theory. Watts and Zimmerman initially proposed positive accounting theory in 1978 and 1979. The development of positive accounting theory facilitating the accounting research thus far has predominated accounting studies. The study conducted by Ball and Brown (1968) is a monumental one that dominates the market-based and financial accounting research since 1968. Furthermore, their study was replicated and developed by next researchers, for example, study of relationship between security returns and earnings based on historical cost. In addition to the study of relationship between earnings and price or security returns, this developed also study of relationship between earnings and volume trading, study of financial ratios for the prediction of bankruptcy, study of financial ratios for earnings prediction, study of relationship between cash flow and returns, study of accounting accrual, study of earnings management, etc. The emergence and development of positive accounting theory have got a lot of debate, both in the form of methodologies criticism, philosophy of science, and also comment. Christenson try to criticize the methodology concept, since Watts and Zimmerman suggested that positive theory is scientific, while normative theory is unscientific. According to Christenson, it is scientific because it employed the statistics. Thus, is that simply of positive methodology? According to Christenson’s opinion Watts and Zimmerman’s theory is not a positive theory in true sense, but research theory using positive methodology. The current study aims at studying the debate, emergence, development, and criticism of positive accounting theory. In its growth thus far, research into the positive accounting seems to represent the most wealthy accounting research 1
41
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TAP kritik2

DEBAT TEORI AKUNTANSI POSITIF: TELAAH KEMUNCULAN, PERKEMBANGAN, KOMENTAR, DAN KRITIKAN

SutrisnoFakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

ABSTRACT

The development of accounting theory can be classified into traditional accounting theory and positive accounting theory. The traditional accounting theory evolved before 1970’s. This theory is normative, prescriptive, and descriptive in nature, thus is referred to as non-scientific (Watts and Zimmerman, 1979, 1986). While employing historical cost approach resulting in reliable information, it was not as relevant as value approach that is based on the present value. The traditional approach was characterized by the absence of detailed validating or confirming process in order to develop accounting theory.

Watts and Zimmerman initially proposed positive accounting theory in 1978 and 1979. The development of positive accounting theory facilitating the accounting research thus far has predominated accounting studies. The study conducted by Ball and Brown (1968) is a monumental one that dominates the market-based and financial accounting research since 1968. Furthermore, their study was replicated and developed by next researchers, for example, study of relationship between security returns and earnings based on historical cost. In addition to the study of relationship between earnings and price or security returns, this developed also study of relationship between earnings and volume trading, study of financial ratios for the prediction of bankruptcy, study of financial ratios for earnings prediction, study of relationship between cash flow and returns, study of accounting accrual, study of earnings management, etc.

The emergence and development of positive accounting theory have got a lot of debate, both in the form of methodologies criticism, philosophy of science, and also comment. Christenson try to criticize the methodology concept, since Watts and Zimmerman suggested that positive theory is scientific, while normative theory is unscientific. According to Christenson, it is scientific because it employed the statistics. Thus, is that simply of positive methodology? According to Christenson’s opinion Watts and Zimmerman’s theory is not a positive theory in true sense, but research theory using positive methodology.

The current study aims at studying the debate, emergence, development, and criticism of positive accounting theory. In its growth thus far, research into the positive accounting seems to represent the most wealthy accounting research industrial branch than other accounting researches conducted so far. During the last three decades, more than a thousand of research papers have been published in international level scientific journals. This provides significant incentives for the development of academic literature in accounting and finance.

Key words: accounting, critique, debate, normative, philosophy, positive, and theory.

1

Page 2: TAP kritik2

I. PENGANTAR

Perkembangan teori akuntansi pada hakikatnya dapat dikelompokkan ke dalam teori

akuntansi tradisional dan teori akuntansi positif. Teori akuntansi tradisional merupakan

teori akuntansi yang berkembang sebelum tahun 1970-an. Kelompok yang andil dalam

perkembangan teori akuntansi tradisional ini terdiri atas: (1) Hendriksen [induktif dan

deduktif (1977)]; (2) Belkoui (1978); (3) Ijiri (1967); (4) Sterling (1968); (5) Paton dan

Littleton (1940); (6) Paul Grady (1965); (7) Goldberg (1965); (8) Sanders et al., (1938),

dan lain-lainnya. Grady dan Sanders et al., menyatakan bahwa riset akuntansi merupakan

deskripsi dari praktik akuntansi yang dapat diterima umum, namun demikian tak satupun

yang dapat disebut sebagai teori, karena kurang menghubungkan antara praktik akuntansi

dan statemen yang dilaporkan. Teori akuntansi tradisional adalah normatif, preskriptif

dan deskriptif yang oleh Watts dan Zimmerman (1979, 1986) disebutnya sebagai tidak

ilmiah (non-scientific).

Hendriksen (1977) mengkaji definisi teori sebagai seperangkat prinsip, pragmatis,

konseptual dan hipotetis yang terpadu, yang membentuk suatu rerangka referensi umum

untuk bidang studi (definisi dari ASOBAT, 1966). Teori Akuntansi didefinisikan sebagai

penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip yang berguna untuk: (1) menyediakan

sebuah rerangka referensi umum yang dapat dipergunakan untuk menilai praktik

akuntansi; dan (2) sebagai pedoman pengembangan prosedur dan praktik yang baru.

Selanjutnya Hendriksen juga mengklasifikasi teori menjadi tiga hal, yaitu: teori sintaktis,

teori semantik (interpretational theories), dan teori pragmatis (behavioral theories):

Teori akuntansi tradisional menggunakan pendekatan kos historis (historical cost),

sehingga dapat menghasilkan informasi yang andal (reliable), meskipun tidak serelevan

dengan pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Di

dalam pendekatan kos historis, bukti transaksi dalam pengauditan (auditing) dapat

ditelusuri dengan mudah sehingga dipandang lebih andal (reliable). Pendekatan

tradisional mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian yang teliti dalam upaya

untuk mengembangkan teori akuntansi. Pendekatan ini lebih merupakan riset yang

konvensional dibanding dengan aliran riset baru yang mengandalkan penalaran

tradisional untuk memutuskan suatu rerangka konseptual akuntansi. Pendekatan

tradisional ini telah mencapai tingkat penerimaan dan penerapan yang lebih tinggi

dibanding dengan pendekatan yang baru. Pendekatan tradisional ini terdiri atas: (1)

2

Page 3: TAP kritik2

pendekatan non-teoretis, praktis atau pragmatis (informal); dan (2) pendekatan teoretis:

deduktif, induktif, etis, sosiologis, dan ekonomis.

Teori akuntansi positif pertamakali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada

tahun 1978 dan 1979 dalam artikelnya (mendapat Awards dari AICPA karena dianggap

mempunyai kontribusi yang berarti terhadap perkembangan teori akuntansi), melalui teori

akuntansi positifnya, yaitu: (1) artikel 1978: Towards A Positive Theory of the

Determination of Accounting Standards; dan (2) artikel 1979: The Demand for and

Supply of Accounting Theory: The Market for Excuses. Di dalam bukunya Positive

Accounting Theory (1986) Watts dan Zimmerman menunjukkan dampak negatif

pemilihan metoda akuntansi yang berbeda, akan menguntungkan salah satu fihak dan

merugikan fihak yang lain. Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik

akibat dimungkinkannya penggunaan metoda pengukuran yang berbeda. Selain dalam

bentuk perilaku oportunistik yang negatif, teori akuntansi positif juga diinterpretasi

positif yang disebut dengan kontrak efisien (efficient contracting). Di dalam bentuk ini

manajemen memilih metoda akuntansi dengan tujuan kepentingan perusahaan, dan bukan

kepentingan pribadi. Hal tersebut mengarahkan bahwa akuntansi berhubungan dengan

pasar modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan kumpulan hipotesis, dengan

asumsi saling berhubungan di antara variabel yang ada.

Kemunculan dan perkembangan teori akuntansi positif memfasilitasi riset akuntansi

yang sampai saat ini telah mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan Brown (1968)

merupakan studi monumental yang mendominasi teori dan riset akuntansi dan keuangan

berbasis pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi mereka direplikasi atau dikembangkan

oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti Easton, Harris, dan Ohlson (1992), yang

menemukan bahwa hubungan antara returns sekuritas dan laba berdasarkan kos historis.

Selain dari studi hubungan antara laba dan harga atau return sekuritas, juga berkembang

studi hubungan antara laba dan volume perdagangan saham yang dilakukan oleh Beaver

(1968), dan dikembangkan oleh Bamber dan Cheon (1995), dan Baron (1995), studi rasio

keuangan untuk prediksi kebangkrutan dilakukan oleh Altman (1968), dan dikembangkan

Ohlson (1980), studi rasio keuangan untuk prediksi laba pertamakali dilakukan oleh Ou

dan Penman (1989), studi hubungan antara arus kas dan returns oleh Wilson (1987), dan

Livnat dan Zarowin (1990), studi akrual akuntansi oleh Sloan (1996), studi manajemen

laba oleh Healy (1985), Jones (1991), Cahan (1992), Sweeney (1994), dan Dechow,

Sloan dan Sweeney (1996).

3

Page 4: TAP kritik2

Perkembangan riset akuntansi dan keuangan tersebut tidak dapat dipisahkan dari

muncul dan berkembangnya teori akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1986) yang

sangat dominan dalam mewarnai riset-riset akuntansi saat ini. Watts dan Zimmerman

tidak menggunakan teori normatif, melainkan teori positif yang dalil-dalilnya

menjelaskan bagaimana bekerjanya dunia nyata. Teori akuntansi positif adalah teori yang

digunakan untuk memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan

perusahaan, dan bagaimana perusahaan akan merespon standar akuntansi yang baru

(Scott, 2000). Teori akuntansi tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan dan

memprediksi fenomena akuntansi. Teori tidak akan dibuktikan kebenarannya, namun

demikian akan diuji apakah prediksinya dapat ditolak oleh bukti secara empiris.

Studi ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap debat kemunculan,

perkembangan, dan kritikan teori akuntansi positif. Di dalam perkembangannya sampai

saat ini, riset akuntansi positif seolah-olah menjadi cabang industri riset akuntansi yang

paling subur di antara riset akuntansi yang pernah dilakukan. Selama tiga dasa warsa

terakhir telah mencapai lebih dari seribu paper riset yang dipublikasi dalam jurnal ilmiah

pada level internasional, sehingga memberi dorongan yang sangat berarti terhadap

perkembangan literatur akademik di bidang akuntansi dan keuangan.

II. TEORI AKUNTANSI SEBAGAI BARANG EKONOMIS:(ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN)

(Watts dan Zimmerman, 1979)

Artikel Watts dan Zimmerman (1979) menelaah pertanyaan tentang mengapa teori

akuntansi secara dominan dikuasai oleh aliran normatif, dan mengapa tidak ada satu teori

yang bisa diterima secara umum. Teori akuntansi dianalisis sebagaimana barang

ekonomis, yang dibentuk sebagai respon dari permintaan (demand) terhadap teori.

Bentuk dari sifat permintaan di dalam artikel tersebut diuji, yaitu pertama pada kondisi

ekonomi tanpa regulasi (unregulated), dan kedua dalam kondisi ekonomi yang terregulasi

(regulated). Regulasi oleh pemerintah dapat menciptakan dorongan bagi individu untuk

melobi usulan prosedur akuntansi, dan teori akuntansi dipergunakan untuk melakukan

justifikasi terhadap lobi politik. Selanjutnya, intervensi oleh pemerintah akan

menghasilkan permintaan untuk bermacam-macam teori, karena masing-masing

4

Page 5: TAP kritik2

kelompok dipengaruhi oleh permintaan dari perubahan akuntansi dan teori yang

mendukung posisinya. Perbedaan posisi akan mencegah general agreement terhadap teori

akuntansi, sehingga teori akuntansi tersebut merupakan sifat dari aliran normatif, karena

dipergunakan sebagai alasan (excuses) untuk tindakan politis [misalnya proses politis

dalam menciptakan permintaan teori yang menentukan (prescribe) daripada untuk

menerangkan (describe) dunia nyata].

Literatur yang secara umum disebut sebagai teori akuntansi keuangan adalah

didominasi oleh preskriptif (prescriptive). Banyak di antara penulis menekankan pada

apa seharusnya menjadi isi laporan keuangan yang dipublikasi, dan bagaimana

perusahaan harus mengikuti dan mematuhinya. Secara umum belum terdapat kesimpulan

bahwa teori akuntansi keuangan bersifat substantif, dan mempunyai akibat langsung

terhadap praktik atau formulasi kebijakan tertentu, walaupun riset akuntansi telah

berlangsung lebih dari setengah abad. Seringkali kurangnya dampak riset akuntansi

dihubungkan dengan lemahnya dasar metodologi penelitian (research methodology), atau

preskripsi (prescription) yang ditawarkan berdasarkan pada tujuan eksplisit dan implisit

yang berbeda di antara penulis. Bukan hanya peneliti tidak dapat menyetujui tentang apa

tujuan dari laporan keuangan, namun juga tidak dapat menyetujui metoda di dalam

menurunkan preskripsi dari tujuan. Satu karakteristik umum dari preskripsi dan

metodologi akuntansi yang ditawarkan, merupakan kegagalan mereka untuk memuaskan

semua praktisi akuntansi yang bisa diterima secara umum oleh badan penentu standar

akuntansi. Komite Asosiasi Akuntan Amerika (American Accounting Association)

sampai saat ini telah menyatakan bahwa: belum ada satu dasar teori akuntansi yang

diterima secara universal.

Uraian dari gambaran metoda penelitian (research method) dalam akuntansi

keuangan yang pernah dilakukan sebelumnya, telah memunculkan pertanyaan tentang

apakah sebenarnya fungsi dari teori akuntansi dalam menentukan praktik akuntansi.

Tujuan dari artikel Watts dan Zimmerman (1979) adalah untuk memulai membangun

teori yang dapat menentukan teori akuntansi. Teori ini diharapkan merupakan teori

positif, yaitu teori yang mampu untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan

literatur akuntansi yang telah ada, memprediksi bagaimana riset akan berubah apabila

faktor-faktor yang mendasarinya berubah, dan menjelaskan peran teori dalam

menentukan standar akuntansi. Tentunya dalam hal ini bukan merupakan aliran normatif

ataupun deskriptif. Teori tentatif Watt dan Zimmerman tersebut adalah konsisten dengan

5

Page 6: TAP kritik2

observasi Zeff (1972) dan Horngren (1973), yaitu to predict (untuk memprediksi bahwa

teori akuntansi akan dipergunakan untuk “buttress preconceived nation”) dan to explain

(untuk menjelaskan mengapa demikian). Kontribusi terhadap ide Zeff dan Horngren

adalah untuk memberi struktur yang lebih kuat, sehingga Watts dan Zimmerman (1979)

dapat membuat prediksi tambahan terhadap teori akuntansi yang telah ada sebelumnya.

Sumber dari struktur tersebut adalah ilmu ekonomi. Teori akuntansi dipandang dan

dianalisis sebagai barang ekonomi (economic goods), dengan menguji permintaan dan

penawaran terhadap barang tersebut.

Pemahaman tentang bagaimana teori akuntansi seperti yang disyaratkan oleh Zeff

dan Horngren adalah ketika mereka memerlukan teori dari proses politis. Model yang

dipergunakan merupakan proses sebagaimana kompetisi antar individu untuk

menggunakan kekuatan pemerintah dalam mencapai transfer kekayaan. Demi

kepentingan dirinya para individu lebih menginginkan teori yang normatif. Alasannya

adalah bahwa setiap informasi yang diperoleh adalah dengan melakukan pengorbanan

biaya. Hasilnya adalah permintaan teori akuntansi normatif individu yang membuat

preskripsi berdasarkan kepentingan publik (public interest), dan permintaan tersebut

adalah untuk alasan yang rasional.

PERMINTAAN TEORI AKUNTANSI

1. Akuntansi pada kondisi ekonomi tanpa regulasi:

Sampai saat ini pengauditan laporan keuangan perusahaan secara sukarela

(voluntarily) dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang disyaratkan oleh lembaga

pemerintah. Watt (1977) menyatakan bahwa pelaksanaan audit laporan keuangan suatu

perusahaan, pada awalnya dilakukan oleh manajer yang memiliki kontrak atau perjanjian

utang. Persetujuan untuk mensuplai laporan keuangan, disebutkan di dalam kontrak

pinjaman antara pihak perusahaan dan krediturnya. Kontrak ini dapat meningkatkan

kesejahteraan manajer, karena dapat mengurangi timbulnya kos agensi (agency cost). Kos

agensi tersebut muncul karena kepentingan manajer yang tidak selalu searah dengan

kepentingan pihak shareholder atau bondholder.

Watt (1977) melakukan analisis hubungan agensi, dan menyimpulkan bahwa fungsi

dari audit laporan keuangan di dalam kondisi ekonomi tanpa regulasi (unregulated

economy) adalah untuk mengurangi kos agensi. Teori tersebut memprediksi bahwa

praktik akuntansi (seperti bentuk, isi, frekuensi, dan lainnya untuk laporan eksternal)

6

Page 7: TAP kritik2

akan berbeda-beda di antara perusahaan pada kondisi unregulated economy, tergantung

pada bentuk dan besarnya kos agensi. Kos agensi merupakan fungsi dari total utang

perusahaan dan jumlah saham relatif yang dimiliki manajer. Di samping itu juga

bervariasi terhadap pemonitoran (monitoring) manajer, yang tergantung pada ukuran

fisik, dispersi, dan kompleksitas perusahaan. Perjanjian atau kontrak yang dilakukan

tersebut dapat mengurangi kos agensi, yaitu hanya jika memasukkan provisi untuk

pemonitoran.

2. Fungsi Teori Akuntansi

Di dalam memenuhi permintaan pedagogik, prosedur akuntansi digunakan sebagai

alat untuk mengurangi biaya kontrak (cost of contracts). Karena kos agensi bervariasi di

antara perusahaan, maka prosedur akuntansinya juga akan bervariasi dengan

meningkatnya perbedaan teknik dan format, sehingga menimbulkan kesulitan dalam

bidang pengajaran praktik akuntansi. Konsekuensinya adalah guru dan dosen akuntansi

harus mengembangkan alat pedagogik (rule-of-thumb) untuk membantu proses

pembelajaran dan struktur variasi yang ditemukan di dalam praktik akuntansi.

Selain permintaan untuk menjelaskan variasi di dalam praktik akuntansi, terdapat

pula permintaan untuk memprediksi pengaruh dari prosedur akuntansi, baik terhadap

kesejahteraan manajer maupun kesejahteraan auditor. Manajer mungkin menggunakan

akuntansi untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan

kepentingan shareholder, sebagaimana yang digambarkan oleh Matheson (1893).

Matheson di dalam justifikasinya memberi ilustrasi tentang bagaimana manajer bisa

mengambil keuntungan dari ketidakefisienan terhadap metoda depresiaasi, reparasi, dan

beban pemeliharaan untuk meningkatkan laba dan kompensasinya atas biaya

shareholders dan atau bondholders-nya.

3. Akuntansi pada kondisi ekonomi terregulasi:

Di dalam proses politis, akuntansi mempunyai pengaruh secara langsung maupun

tidak langsung terhadap dunia bisnis. Peranan akuntansi secara langsung misalnya pada

transfer kesejahteraan, dalam bentuk seperti subsidi kepada perusahaan, tarif, walfare,

keamanan sosial (social security), maupun komisi regulator. Peranan tidak secara

langsung, misalnya pada penggunaan isi laporan keuangan oleh komisi pemerintah dalam

proses regulator yang sering dijadikan dasar tindakan bagi legislatif. Hal ini akan

7

Page 8: TAP kritik2

mendorong manajemen untuk memilih prosedur akuntansi yang memenuhi syarat, baik

untuk mengurangi biaya maupun untuk meningkatkan keuntungan.

Pengaruh intervensi pemerintah, misalnya pada kepentingan publik atau kegagalan

pasar (market jailure). Regulasi yang dibuat pemerintah dapat menciptakan permintaan

untuk penggunaan teori akuntansi normatif oleh publik interest, yaitu teori yang dapat

menunjukkan prosedur akuntansi yang harus digunakan, karena akan berdampak pada

pembuatan keputusan yang lebih baik bagi investor, pasar modal lebih efisien, dan

sebagainya. Di dalam upaya untuk menentukan tindakan apa bagi kepentingan publik,

politisi memerlukan teori yang dapat memprediksi konsekuensi dari alternatif tindakan.

Orentasi kepentingan publik bagi politisi/birokrat yang rasional cenderung memilih teori

yang dapat dipergunakan untuk memprediksi yang paling baik, sehingga teori tersebut

pada tahap selanjutnya akan selalu mendominasi.

PENAWARAN TEORI AKUNTANSI

Sebagian dari teoritisi mungkin percaya bahwa tujuan riset mereka dan alasan

mereka mensuplai teori, adalah untuk memberi pengetahuan yang akan meningkatkan

praktik akuntansi, dan bukan sebagai penawaran (supply) dari “excuses.” Konsumen atau

pemakai (vested interest) akan menentukan produksi atau hasil riset akuntansi melalui

dorongan yang diberikan oleh teori akuntansi.

Peneliti akuntansi sering memasukkan rekomendasi politis sebagai bagian dari

projek riset mereka. Tendensi vested interest untuk melakukan riset yang mendukung

posisi mereka, sehingga membuat hasil riset menjadi bias. Untuk menentukan apakah

politisi atau birokrat menggunakan suatu teori, dapat dilakukan dengan mengobservasi

apakah suatu teori terjadi sebelum, atau pada saat terjadinya aturan yang relevan, dengan

mengamati teori pada literatur yang cenderung untuk maju (lead) atau mundur (lag)

terhadap regulasi. Jika terjadi lead maka hipotesis public interes didukung, sedangkan

jika terjadi lag maka teori yang didukung.

HUBUNGAN EMPIRIS INTERVENSI PEMERINTAH DAN TEORI AKUNTANSI

Jika permintaan untuk “excuses” penting di dalam menentukan hasil (output) teori

akuntansi, maka dapat dilakukan ekspektasi dengan mengobservasi perubahan teori

akuntansi pada saat aturan baru diluncurkan yang berhubungan dengan praktik akuntansi.

Selanjutnya dilakukan pengujian bagaimana praktik akuntansi dan teori dipengaruhi oleh

8

Page 9: TAP kritik2

beberapa sifat legislasi utama. Sifat legislasi dipilih dari bagian yang dapat dipercaya

mempunyai dampak terhadap teori akuntansi, yaitu: pajak penghasilan (the income tax

law), regulasi terhadap perhubungan seperti perkeretaapian (the law regulating raiload),

dan peraturan pembinaan pasar modal (the securties acts). Tujuan ini khususnya

menyajikan prima gacie yang mendukung hipotesis bahwa teori akuntansi berubah

setelah diperkenalkannya aturan pemerintah. Suatu gambaran yang nyata adalah

perbandingan kondisi di Inggris dan di Amerika Serikat. Perbedaan waktu penerapan

peraturan dari kedua negara tersebut adalah bahwa Inggris ternyata lebih lambat 30 tahun

untuk membicarakan atau debat masalah depresiasi. Perbedaan 30 tahun tersebut juga

ditunjukkan dengan perbedaan 30 tahun dalam menerapkan peraturan pemerintah.

Diskusi tersebut di atas menunjukkan bahwa banyak teori akuntansi (konsep

depresiasi, akuntansi akrual, aplikasi konsep income ekonomi, dan ide mengenai tujuan

dari laporan keuangan pada umumnya untuk memenuhi informasi investor dari pada

untuk mengontrol kos agensi), yang mengikuti intervansi pemerintah. Pembuktian ini

konsisten dengan hipotesis bahwa banyak teori akuntansi yang merupakan produk dari

intervansi pemerintah, dan bahwa teori akuntansi memenuhi permintaan untuk excuses.

Bukti ini nampaknya juga konsisten dengan apa yang disebut dengan hipotesis “public

interest.” Tidak perlu diragukan lagi yaitu bahwa terdapat teori yang juga sekaligus dapat

menjelaskan penentuan waktu (timing) dari literatur akuntansi.

SIMPULAN PAPER WATTS DAN ZIMMERMAN (1979)

Teori akuntansi dipandang mempunyai peran penting di dalam menentukan

kandungan informasi laporan keuangan. Watts dan Zimmerman (1979) tidak

memberikan kebijakan terhadap keinginan teori akuntansi untuk memenuhi peran alasan

(excuse), misalnya seperti pada proses penentuan standar akuntansi. Teori akuntansi

menyediakan prediksi yang konsisten dengan fenomena yang diamati berdasarkan

kepentingan golongan tertentu. Di dalam literatur teori akuntansi, saat ini tidak ada teori

normatif (current value theories) yang dapat menjelaskan atau digunakan untuk

menjustifikasi semua standar akuntansi karena alasan berikut, pertama standar akuntansi

dijustifikasi menggunakan teori (excuse) vested interest groups yang memperoleh

manfaat dari standar; dan vested interest groups yang berbeda berlaku pada isu yang

berbeda.

9

Page 10: TAP kritik2

III. METODOLOGI TEORI AKUNTANSI POSITIP(Christenson, 1983)

Artikel Christenson (1983) merupakan komentar dari artikel Watts dan Zimmerman,

yang merujuk pada pendapat Jensen (1976) yang disebut sebagai Rochester School of

Accounting, yaitu bahwa sebagian besar dari teori akuntansi adalah tidak ilmiah

(unscientific), karena alasan yang jelas yaitu bersifat normatif. Apa yang disebut teori

akuntansi sebagian besar merupakan pengujian dari bentuk pertanyaan tentang ”apa yang

seharusnya” dilakukan. Menurut Jensen, pengembangan dari teori akuntansi yang positif

adalah yang menjelaskan mengapa akuntansi adalah seperti ini, mengapa akuntan

melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa dampaknya yang terjadi di dalam

masyarakat dan penggunaan sumber daya. Tanpa “teori positif,” tidak ada komunitas

akademisi atau profesional yang membuat kemajuan berarti dalam memperoleh jawaban

dari pertanyaan normatif yang selanjutnya dipertanyakan, dan menjadi bahan perdebatan

tersebut.

Kolega Jensen adalah Watts dan Zimmerman (bekas mahasiswanya), telah banyak

menulis artikel mengenai akuntansi positif (positive accounting) yang mengulangi

beberapa pendapat dari Jensen yang disebut sebagai Rochester School of Accounting.

Watts (1977) misalnya, menyatakan bahwa literatur akuntansi keuangan tradisional

adalah unscientific karena terkonsentrasi pada preskriptif (prescriptive), dan memberi

perhatian yang sedikit pada penjelasan mengapa laporan keuangan mempunyai bentuk

seperti sekarang ini. Watts dan Zimmerman (1978) berpendapat bahwa teori positif yang

menentukan standar akuntansi diperlukan untuk menentukan preskripsi teori normatif

adalah dipandang layak (feasible). Selanjutnya mereka juga membedakan antara teori

positif dan normatif secara jelas, dengan menyatakan bahwa teori pada literatur akuntansi

normatif hanya menghindari debat semantis (semantic), dan lebih senang menyatakan

bahwa “teori untuk prinsip” dengan mengembangkan penjelasan dari fenomena.

Zimmerman (1980) menyatakan bahwa “riset positif mencari pengembangan teori yang

dapat menjelaskan fenomena yang diobservasi.”

Watts (1977) menyebut literatur akuntansi keuangan tradisional adalah

“unscientificic,” karena literatur tersebut berkonsentrasi pada preskripsi, dan tidak

banyak memperhatikan pengembangan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana laporan

10

Page 11: TAP kritik2

keuangan pada bentuk yang sekarang. Alasan bagi Watts dan Zimmerman (1978) adalah

bahwa teori positif dari penentuan standar akuntansi adalah penting dan menentukan, jika

preskripsi dari teori normatif adalah memungkinkan. Zimmerman (1980) menyatakan

bahwa “riset positif mencari pengembangan teori yang dapat menjelaskan fenomena yang

diamati.” Blaug (1980) menyatakan bahwa metodologi ilmiah merupakan bentuk rasional

untuk menerima atau menolak teori atau hipotesisnya (accepting or rejecting its theories

or hypotheses). Dengan demikian metodologi adalah normatif, sehingga alasan

metodologi ini yang mendorong pihak Jensen, Watts dan Zimmerman menyebutnya

sebagai tidak ilmiah “(unscientific).” Caws (1972) menyatakan bahwa untuk

mendapatkan sebuah pengakuan ilmiah (science) dari apapun, harus memenuhi

persyaratan berikut, yaitu: (1) mempunyai domain yang diakui dan merupakan

seperangkat fenomena dalam domain tersebut, dan (2) mempunyai teori yang

memikirkan tentang siapa masukan (input) dan keluaran (output) yang merupakan

fenomena dalam domain, dan siapa yang akan menjelaskan dasar realitas dari domain

tersebut. Menurut Jensen (1976), pertanyaan “normatif” dapat diwujudkan dalam bentuk

kata “seharusnya (should be)” dan untuk pertanyaan “positif” adalah dalam bentuk “why,

what, atau how.”

Artikel Christenson (1983) pada dasarnya menguji beberapa pertanyaan yang muncul

dalam metodologi dari Rochester School of Accounting, yaitu: apa yang menjadi dominan

dari teori positif? Apakah yang merupakan teori positif? Bagaimana teori ilmiah

(scientific) digunakan untuk menjelaskan, memprediksi dan preskripsi? Bagaimana

seharusnya teori ilmiah (scientific) dihargai?.

DOMAIN TEORI AKUNTANSI

Di dalam usahanya untuk mengilustrasikan perbedaan antara positif dan normatif,

Jensen membaurkan dengan yang lain, yaitu antara fenomena domain pada dua level

yang berbeda. Kebingungan Jensen adalah pada jenis dari peringatan Popper (1972),

yaitu bahwa permasalahan dari pemahaman perilaku problem solver adalah pada level

yang lebih tinggi daripada permasalahan yang berhubungan dengan problem solver .

Artikel Christenson menghindari penggunaan kata “positif” sebagai alternatif untuk

membedakan antara positif dan normatif, yang selanjutnya akan dipergunakan

sebagaimana Popper terhadap dualisme dari “proposisi” yang menyatakan fakta dan

usulan (proposal) dengan tujuan kebijakan (policy). Pertanyaan kedua yang

11

Page 12: TAP kritik2

dipertanyakan mengenai klasifikasi permasalahan riset adalah apakah permasalahan

tersebut diselesaikan dengan proposisi dan proposal?.

Di dalam komentar Christenson juga dijelaskan mengenai taxonomy accounting

problem. Dua hal yang menjadi perhatian ini adalah, pertama, baik pada literatur

akuntansi tradisional maupun program dari Rochester School of Accounting terjadi pada

meta-level, sehingga baik literatur tradisional maupun Rochester School of Accounting

secara langsung berhubungan dengan apa yang seharusnya disebut dengan “teori

akuntansi.” Kedua, Christenson setuju dengan Rochester School of Accounting yaitu

bahwa teori scientific harus dapat dipergunakan untuk memprediksi dan menjelaskan

fenomena yang terjadi pada domain.

KONSEP TEORI POSITIF

Konsep dari “positive sciences” populer pada abad ke sembilanbelas yang

berhubungan dengan ”positivism,” dan sebagai filsafat ilmu positivism tidak lagi

dianggap serius. Bagian dari yang menghilangkan logika positivism adalah kegagalannya

program tersebut untuk menentukan dogma positif tradisional, yang merupakan proposisi

dari yang menentukan sciences, misalnya dalam bidang fisika, kimia dan biologi, yang

hanya berkaitan dengan aktual seperti pada pertanyaan “what is.”

Kedua bentuk dari “positive sciences” atau “positive theory” adalah menyesatkan

dan harus dibatalkan. Pengganti yang sesuai adalah empiris “(empirical),” yang akan

dipergunakan lebih lanjut. Empirical sciences dapat dipandang baik sebagai produk

maupun proses. Filsafat ilmu yang lebih baru menunjukkan pandangan proses,

sebagaimana yang diusulkan oleh Popper, yaitu bahwa empirical science harus disifati

sesuai dengan metoda, yaitu: dengan perilaku dalam menghadapi scientific system;

dengan apa yang kita lakukan, dan apa yang akan kita lakukan, dan bukan semata-mata

secara formal atau logika struktur dari pernyataan. Konsep Rochester School of

Accounting adalah konsisten dengan pemikiran Popper, walaupun kemudian terdapat

beberapa perbedaan. Popper memperhatikan metodologi yaitu bahwa tujuan dari science

adalah untuk menjelaskan fenomena yang diobservasi, walaupun yang diobservasi adalah

bagian utama dari pengetahuan yang penjelasannya juga diperlukan sebagai alat untuk

memprediksi dan untuk aplikasi teknologi.

Dari sudut pandang logika, proposisi di falsifikasi tidak menggunakan pengalaman,

melainkan hanya dengan penerimaan dari proposisi yang lain yang secara logika tidak

12

Page 13: TAP kritik2

konsisten. Bentuk logika dari teori proposisi atau hukum yaitu: pertama, proposisi teori

yang berhubungan dengan apakah (what is) adalah negatif existential, sedangkan

proposisi observasi yang berhubungan dengan what is not adalah positif existential.

Kedua, proposisi teori adalah stricly universal, dan proposisi obeservasi adalah tunggal

(singular).

Beberapa hukum empiris di samping berbentuk ekuivalen negatif (negative-

equivalent), juga mempunyai bentuk alternatif dua ekuivalen secara logis (two logically-

equivalent). Setiap hukum empiris yang kejadiannya dilarang (prohibit) bersama dengan

dua atau lebih kejadian yang dapat dinyatakan dalam bentuk proposisi universal

kondisonal.

PENJELASAN PREDIKTIF DAN ALASAN NORMATIF

Rochester School menunjukkan bahwa apa yang disebut sebagai teoori positif, harus

dapat memprediksi, menjelaskan fenomena, dan dapat menentukan apakah preskripsi dari

teori normatif adalah feasible. Prediksi adalah satu atau lebih observasi proposisi yang

merujuk pada kejadian yang tidak terobservasi, apakah terjadi di masa yang akan datang

atau masa lalu. Untuk alasan normatif (normative reasoning), paper Christenson merujuk

pada penurunan atau derifasi dari prediksi, namun lebih cenderung untuk mengkritik

standar yang mereka perkirakan bahwa teori yang seharusnya dapat dihargai, yaitu yang

mereka katakan sebagai metodologi. Dasar dari kritik ini adalah metodologi dari

Rochester School yang mereka pergunakan untuk mempertahankan teori terhadap kritik

yang sesuai.

Kritikan utama dari metodologi akuntansi positif adalah :

1. Penyataan dari Rochester School adalah bahwa riset positif merupakan syarat untuk

teori akuntansi normatif yang didasarkan pada kebingungan fenomena domain untuk

dua level yang berbeda (akuntansi dan akuntan). Kritik teori akuntansi tradisional

Rochester School tidak memenuhi sasaran, karena kegagalannya untuk membedakan

antara dua tingkat fenomena yang berbeda.

2. Konsep teori positif “(positive theory)” diturunkan dari filsafat ilmu yang sudah

ketinggalan jaman. Konsep teori positif didasarkan pada salah konsep (berasal dari

positivisme abad ke-19) yaitu bahwa science empiris semata-mata memperhatikan

pertanyaan “what is.” Hal ini menunjukkan bahwa teori empiris adalah normatif

13

Page 14: TAP kritik2

menurut pandangan mereka yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan sebagai

“tidak mungkin secara empiris (empirically impossible).”

3. Meskipun teori yang dipergunakan adalah prediksi, dan selanjutnya juga diketahui

salah, namun penjelasan teori tetap dilakukan, atau yang dipergunakan untuk menguji

proposal normatif tidak diketahui sebagai kesalahan. Hal ini menunjukkan bahwa

teori “normatif” yang dijelaskan dalam artikel Watts dan Zimmerman secara pasti

merupakan apa yang dibutuhkan dalam prediktif, penjelas, dan alasan normatif.

4. Kebalikan dari metode empiris, Rochester School mengenalkan argumen untuk

excuse dari kegagalan teori mereka. Standar yang disarankan oleh Rochester School

untuk penilaian teori mereka tidak begitu lemah, dan teorinya gagal memenuhi

proposal Popper terhadap demarkasi ilmu (science) dari metafisik.

TEORI POSITIF

Menurut Friedman (1953) tujuan utama ilmu positif adalah mengembangkan suatu

teori atau hipotesis yang menghasilkan prediksi yang valid dan berarti tentang fenomena

yang belum diamati. Di lain pihak Keynes (1891) menyatakan bahwa ilmu positif

didefinisikan sebagai suatu body ilmu pengetahuan yang sistematis tentang pertanyaan

what is, sedangkan ilmu normatif atau regulatif didefinisikan sebagai suatu body ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan kriteria dari pertanyaan what ought to be, dan

tentang sesuatu yang ideal yang dibedakan dengan yang sesungguhnya. Ilmu empiris

(empirical science) dapat dipandang sebagai suatu produk atau proses. Sebagaimana telah

dijelaskan sebelumnya yaitu bahwa dari pandangan logika, proposisi di falsifikasi tidak

menggunakan pengalaman, namun hanya dengan penerimaan dari proposisi yang lain

yang secara logika tidak konsisten. Bentuk logika dari teori proposisi atau hukum yaitu

proposisi teori yang berhubungan dengan pertanyaan apakah (what is) adalah negatif

existential, sedangkan proposisi observasi yang berhubungan dengan pertanyaan what is

not adalah positif existential.

14

Page 15: TAP kritik2

IV. POSITIVE ACCOUNTING: RIVIEW ARTICLE(Whittington, 1987)

Watts dan Zimmerman (1986) di dalam buku teori akuntansi positifnya melakukan

pembahasan dengan pernyataan dasar yaitu fungsi dari teori. Menurut mereka tujuan dari

teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan untuk memprediksi fenomena akuntansi.

Dasar dari teori positif adalah menjelaskan dan memprediksi perilaku, yang berkebalikan

dengan teori normatif, yang merupakan preskriptif, sehingga teori yang menyatakan

bagaimana akuntansi harus dilakukan, dikeluarkan dari pandangan Watts dan

Zimmerman tersebut. Sebagian dari bab di dalam buku teori akuntansi positif tersebut,

Watts dan Zimmerman membahas tentang sejarah evolusi dari pendekatan terhadap teori

akuntansi.

Simpulan dari buku Watts dan Zimmerman tersebut yaitu kita diajak untuk percaya

bahwa teori yang tidak explain dan tidak predict praktik akuntansi, sebagaimana yang

dinyatakannya sebagai teori positif adalah unscientific dan merupakan hal yang buruk.

Lebih lanjut mereka tampaknya ingin menyiapkan dan melengkapi beberapa peraturan.

Pada saat merangkum dan mengevaluasi teori akuntansi positif mereka menawarkan

banyak pandangan yang berimbang (balances view).

METODOLOGI TEORI AKUNTANSI POSITIF

Metodologi dari akuntansi positif merupakan aspek yang paling kontroversial dari

hasil kerja Watts dan Zimmerman secara umum. Analisis kritis dari Christenson (1983)

adalah yang paling kuat yang berhubungan dengan metodologi dan kritik filosofi. Namun

demikian buku Watts dan Zimmerman tersebut tidak merujuk paper Christenson

(walaupun disebutkan pada daftar pustaka), dan tidak berusaha untuk menjawab kritik

dari metodologi tersebut. Alasan yang mungkin dari hal ini adalah bahwa mereka tidak

dapat memberi jawaban yang memuaskan, walaupun hipotesis alternatif adalah benar

berdasarkan metodologi positif, dan mereka tidak mempertimbangkan bahwa jawaban

tersebut adalah penting, di samping Christenson sendiri juga tidak menguji lebih jauh

secara empiris proposisi yang dapat di refute. Dua hal penting dari pendekatan

metodologi Watts dan Zimmerman yang dikritik oleh Christenson yaitu: pertama, mereka

mengklaim lebih menyukai positif dari pada normatif. Kedua, mereka menekankan pada

pembuktian empiris dari pada teori yang a priori.

15

Page 16: TAP kritik2

Dasar metodologi teori akuntansi positif mempunyai tujuan untuk menjelaskan (to

explain) dan memprediksi (to predict) praktik akuntansi. Hal ini berbeda dengan

proposisi normatif yang berusaha mencari preskripsi isi laporan keuangan. Perbedaan ini

tergantung pada pandangan bahwa preskripsi memerlukan spesifikasi objektif dan fungsi

objektif. Klaim bahwa teori positif adalah teori akuntansi yang berbasis ekonomi, yaitu

meliputi penggunaan teori konsep scientific. Teori positif adalah bebas nilai (value free)

dan scientific, sedangkan teori normatif adalah highly value laden. Dua penolakan yang

dapat dilakukan yaitu: pertama, teori positif tidak bebas dari nilai judgment atau implikasi

preskriptif. Kedua, akan menjadi tidak benar untuk mengasumsikan bahwa semua teori

yang tidak positip, yang mengarah pada proposisi yang dapat di uji secara empris, adalah

normatif yang berhubungan dengan preskripsi.

ASUMSI PASAR

Asumsi pasar yang dipergunakan adalah keseimbangan kompetitif (competitive

equilibrium) yang sempurna, yang kemungkinan tidak diterima oleh banyak deskripsi

dari bagaimana sebenarnya operasionalisasi yang sesungguhnya. Watts dan Zimmerman

telah menulis stimulasi yang penting dalam riset akuntansi dan telah memberi kontribusi

yang besar. Kekurangan yang utama dari bukunya adalah antusias mereka dalam memilih

pekerjaan yang lebih disukai dari teori akuntansi sebelumnya, dan peneliti kontemporer

lain yang menggunakan pendekatan berbeda. Selanjutnya antusias mereka juga

cenderung mengabaikan asumsi restriktif yang mempunyai fokus relatif sempit dari

pekerjaan mereka. Hal ini dapat menimbulkan bahaya, karena mereka tidak pernah

menggali semua potensi penelitian dari studi pemilihan metoda akuntansi.

RINGKASAN WHITTINGTON

Watt & Zimmerman (1986) menyatakan bahwa tujuan teori akuntansi adalah to

exlpain dan to predict praktik akuntansi. Teori akuntansi pada tahun 1960-an cenderung

normatif, karena teori tersebut merupakan hasil dari preskripsi untuk praktik akuntansi.

Whittington sangat menyayangkan teori positif yang dikaji oleh Watt and Zimmerman

tersebut, karena hal itu dianggap tidak penting dan cenderung mengalihkan perhatian

dari isu sentral, dan semua pendekatan teori akuntansi pada saat ini adalah dalam tahap

elementer dari evolusi dan kebutuhan pengembangan konstruksi yang sangat mendesak.

Selanjutnya mereka dianggap cenderung mengabaikan pada asumsi restriktif dan relatif

16

Page 17: TAP kritik2

mengarahkan pada risetnya (Watt & Zimmerman). Hal ini dapat menimbulkan bahaya,

karena mereka tidak pernah menggali semua potensi riset dari pemilihan metoda

akuntansi.

V. TEORI AKUNTANSI POSITIF: PERSPEKTIF SEPULUH TAHUN(Watts dan Zimmerman, 1990)

Artikel Watts dan Zimmerman (1990) menelaah dan mengkritik literatur teori akuntansi

positif, menyusul publikasi Watts dan Zimmerman (1978 dan 1979). Artikel tahun 1978

memberi landasan literatur akuntansi positif yang menjelaskan praktik akuntansi dan

pentingnya biaya kontrak, dan telah menuntun ditemukannya beberapa peraturan empiris

yang belum diketahui. Artikel tahun 1978 menghasilkan debat metodologi yang belum

produktif. Artikel tersebut berusaha untuk menghilangkan miskonsepsi tentang

metodologi yang diperdebatkan. Di samping itu juga memberikan cara untuk

meningkatkan riset positif dan pemilihan akuntansi. Yang paling penting dari

peningkatan tersebut adalah hubungan yang lebih kuat antara teori dan pengujian empiris.

Peningkatan kedua pengembangan model tersebut mengenalkan indogenitas di antara

variabel regresi, peningkatan dan pengurangan kesalahan pengukuran baik pada variabel

dependen maupun variabel independen di dalam regresi.

Lebih dari sepuluh tahun sejak dua artikel “Towards A Positive Theory of the

Determination of Accounting Standards” dan The Demand for And Supply of Accounting

Theories : The market for Excuses” dipublikasi di jurnal The Accounting Review, dimana

dua artikel tersebut sangat kontroversial selama sepuluh tahun yang lalu bahkan sampai

saat ini. Artikel tahun 1978 memberi kontribusi pada literatur yang belum banyak

membahas masalah aturan empiris dalam praktik akuntansi.

Tujuan utama dari artikel tersebut adalah untuk menyampaikan perspektif evolusi

dan kenyataan saat ini tentang teori akuntansi positif, dan memperingkas bukti dari

peraturan empiris secara sistematis di bidang akuntansi. Tujuan kedua adalah untuk

mengevaluasi metoda riset dan metodologi yang dipergunakan untuk

mendokumentasikan peraturan empiris. Pada bagian kedua didiskusikan kritik dari paper

awal dan bagian dari literatur akuntansi positif yang menjelaskan praktik akuntansi yang

masih belum banyak dijelaskan. Tujuan ketiga adalah untuk memberi arahan literatur

17

Page 18: TAP kritik2

akuntansi positif di masa mendatang. Artikel tersebut mendapat banyak komentar dan

kritik terutama untuk paper tahun 1978, dan banyak dijadikan rujukan oleh beberapa

penulis. Hal ini menunjukkan bahwa kedua paper tersebut merupakan artikel yang

banyak menjadi perhatian utama bagi komunitas akademisi dan praktisi.

KONTRIBUSI LITERATUR TEORI AKUNTANSI POSITIF

Isu dari metoda riset meliputi pengujian terhadap berkurangnya isu, dan

kemungkinan hasil yang diperoleh dari literatur akuntansi positif adalah berhubungan

dengan hipotesis alternatif yang tidak dikenali, dan bukan dari hipotesis yang dinyatakan.

Isu dari filsafat ilmu menunjukkan bahwa pendekatan yang dipergunakan adalah

akuntansi sosiologi bukan teori akuntansi, dan metoda yang tidak sesuai dipergunakan

untuk menyusun penjelasan terhadap teori.

Sumbangan lain dari literatur teori akuntansi positif ini adalah memberi rerangka

berfikir yang logis dalam memahami akuntansi. Rerangka berfikir ini sangat bermanfaat

di bidang pendidikan dan pengajaran akuntansi. Literatur teori akuntansi positif juga

mendorong peneliti untuk mencari isu akuntansi dan menekankan peran utama dari biaya

kontrak di dalam teori akuntansi.

ARAH RISET MENDATANG

Artikel Watts dan Zimmerman (1990) memberi tiga arahan riset di masa mendatang.

Pertama, tugas yang paling penting bagi peneliti akuntansi positif adalah meningkatkan

hubungan antara teori dan pengujian empiris. Kedua, pada saat pilihan akuntansi

kehilangan kedudukannya sebagai bagian dari teknologi kontrak yang efisien, variabel

yang sering dipergunakan untuk menjelaskan dan memprediksi pilihan akuntansi adalah

variabel endogin. Ketiga, kesalahan pengukuran yang sudah terjadi dapat dikurangi

dengan meningkatkan kemampuan uji (power of test).

Literatur akuntansi positif memberi peraturan empiris yang menjelaskan bidang

literatur tersebut, sehingga menjadi jelas bahwa terdapat banyak kesempatan riset yang

mungkin dilakukan. Pengujian terhadap kontrak utang, bonus, hipotesis biaya politis,

menunjukkan betapa terbatasnya eksplorasi yang telah dilakukan. Menghubungkan antara

insentif kontrak efisien ex ante dengan pengaruh pendistribusian kembali ex post,

nampaknya terbukti cukup bermanfaat. Penelitian terhadap implikasi dari kontrak internal

dan kontrak eksternal selain utang dan bonus, tampaknya menjadi sangat produktif.

18

Page 19: TAP kritik2

RINGKASAN WATTS DAN ZIMMERMAN

Artikel Watts dan Zimmerman (1990) menelaah dan mengkritik literatur akuntansi positif

sehubungan dengan publikasi dari artikel penulis yang sama (Watts and Zimmerman,

1978 dan 1979). Artikel tahun 1978 membantu menghasilkan literatur akuntansi positif

yang memberi penjelasan praktik akuntansi, menyarankan pentingnya biaya kontrak, dan

mengarahkan pada penemuan dari beberapa regulasi empiris yang tidak diketahui

sebelumnya. Artikel tahun 1979 menghasilkan debat metodologi yang sangat tidak

produktif. Artikel tahun 1990 berusaha untuk memindah beberapa miskonsepsi umum

tentang metodologi yang dikemukakan dalam debat, dengan memberi saran tentang:

1. Cara-cara untuk mengembangkan riset positif dalam bidang pilihan akuntansi. Yang

lebih penting dari pengembangan ini adalah terjadinya hubungan yang erat antara

teori dan pengujian empiris.

2. Pengembangan di bidang ini merupakan perluasan model yang mengakui endogenitas

antar variabel di dalam persamaan regresi.

3. Pengembangan merupakan reduksi dalam pengukuran baik dalam variabel dependen

maupun variabel independen di dalam regresi.

VI. SIMPULAN

Perkembangan teori akuntansi dapat dikelompokkan menjadi teori akuntansi tradisional

dan teori akuntansi positif. Teori akuntansi tradisional merupakan teori akuntansi yang

berkembang sebelum tahun 1970-an. Riset akuntansi adalah deskripsi dari praktik

akuntansi yang dapat diterima umum, namun demikian tak satupun yang dapat disebut

sebagai teori, karena kurang menghubungkan antara praktik akuntansi dan statemen yang

dilaporkan. Teori akuntansi tradisional adalah normatif, preskriptif dan deskriptif, oleh

karenanya disebut non-scientific (Watts dan Zimmerman, 1979, 1986). Teori akuntansi

tradisional menggunakan pendekatan kos historis (historical cost), sehingga dapat

menghasilkan informasi yang andal (reliable), meskipun tidak serelevan dengan

pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Pendekatan

tradisional mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian atau konfirmasi yang

teliti dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi.

19

Page 20: TAP kritik2

Teori akuntansi positif pertamakali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada

tahun 1978 dan 1979 melalui teori akuntansi positifnya. Di dalam bukunya Positive

Accounting Theory (1986), ditunjukkan dampak negatif dari pemilihan metoda akuntansi

yang berbeda, yang akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan fihak yang lain.

Scott (2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik, akibat dimungkinkannya

penggunaan metoda pengukuran yang berbeda. Teori akuntansi positif juga diinterpretasi

positif yang disebut dengan kontrak efisien (efficient contracting), yaitu manajemen

memilih metoda akuntansi dengan tujuan untuk kepentingan perusahaan, dan bukan

kepentingan privat. Hal tersebut mengarahkan bahwa akuntansi berhubungan dengan

pasar modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan kumpulan hipotesis, dengan

asumsi saling berhubungan di antara variabel yang ada.

Kemunculan dan perkembangan teori akuntansi positif memfasilitasi riset akuntansi

yang sampai saat ini telah mendominasi riset akuntansi. Studi Ball dan Brown (1968)

merupakan studi monumental yang mendominasi teori dan riset akuntansi dan keuangan

berbasis pasar sejak tahun 1968. Selanjutnya studi mereka direplikasi atau dikembangkan

oleh peneliti-peneliti berikutnya, seperti studi hubungan antara returns sekuritas dan laba

berdasarkan kos historis. Selain dari studi hubungan antara laba dan harga atau return

sekuritas, juga berkembang studi hubungan antara laba dan volume perdagangan saham,

studi rasio keuangan untuk prediksi kebangkrutan, studi rasio keuangan untuk prediksi

laba, studi hubungan antara arus kas dan returns, studi akrual akuntansi, studi manajemen

laba, dan studi-studi lainnya.

Kemunculan dan berkembangnya teori akuntansi positif telah mendapat banyak

perdebatan, baik dalam bentuk kritik metodologi, filosofi, maupun komentar. Christenson

mencoba mengkritik konsep metodologi, karena Watts dan Zimmerman menyampaikan

pendapat bahwa teori positif bersifat scientific, sedangkan teori normatif adalah

unscientific. Menurut Christenson scientific tersebut itu hanya karena digunakannya

statisitika. Dengan demikian apakah hal tersebut hanya merupakan metodologi postif

saja? Christenson berpendapat bahwa teorinya Watts dan Zimmerman tersebut bukan

teori positif dalam arti sesungguhnya, namun teori riset yang menggunakan metodologi

positif. Selanjutnya Christenson menyampaikan empat pertanyaan yang sekaligus

menjadi alat kritikannya, yaitu:

1. Apa domain akuntansi itu? Entitas atau perusahaannya, atau perilaku manajernya?

Permasalahan yang muncul adalah manajemen di suatu perusahaan, atau meta

20

Page 21: TAP kritik2

masalah dari banyak manajemen di banyak perusahaan. Christenson mendasarkan

kritikannya dengan pola pemikiran Popper.

2. Sesungguhnya apa yang dimaksudkan dengan teori positif itu jika memang ada? Kata

teori positif diambil oleh Watts dan Zimmerman dari teori ekonomi. Bahkan sebagai

filsafat ilmu, logika positif tersebut dianggap sudah mati. Menurut Christenson

seharusnya Watts dan Zimmerman lebih dahulu harus dapat membedakan antara

ilmu positif dan teori positif.

3. Bagaimana teori yang ilmiah dapat dipergunakan dalam menjelaskan, memprediksi,

dan mempreskripsi (menormatifkan) fenomena akuntansi?

4. Bagaimana seharusnya teori yang ilmiah diapresiasi? Christenson menyampaikan

bahwa Watts dan Zimmerman menggunakan metodologi positif hanya untuk

mempertahankan pendapat teori positifnya.

Namun demikian, Christenson juga menghormati dan menghargai Watts dan Zimmerman

beserta teorinya, karena bagaimanapun mereka siap untuk dikritik, dan bukan

menganggap teori mereka sudah mapan (settle). Permasalahannya adalah mereka

terlanjur telah mendapat penghargaan dan hadiah (pengakuan dan Awards dari AICPA

karena dianggap memberi kontribusi yang berarti terhadap perkembangan teori

akuntansi), sehingga mereka terpacu untuk melakukan riset, dan meminta orang lain ikut

serta memperbaikinya, namun keuntungannya mereka yang menikmati.

21

Page 22: TAP kritik2

REFERENSI

Altman, E. I., 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy,” Journal of Finance,” (September): 589-609.

Ball, Ray., and Kothari, S., 1991, “Security Returns Around Earnings Announcement,” The Accounting Review, Volume 66: 718-738.

_____., and G. Foster., 1982, “Corporate Financial Reporting: A Methodological Review of Empirical Research,” Journal of Accounting Research. 20 (Supplement): 161-245.

_____., and Philip Brown., 1968, “An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers,” Journal of Accounting Research, Autumn: 159-178.

Bamber, L. S., and Y. S. Cheon., 1995, “Differential Price and Volume Reactions to Accounting Earnings Announcements,” The Accounting Review, Volume 70: 417-441.

Baron, O. E., 1995, “Trading Volume and Belief Revisions that Differ Among Individual Analyst,” The Accounting Review, Volume 70: 581-597.

Beaver, William H., 1996, “Directions in Accounting Research: NEAR and FAR,” Accounting Horizons, Volume 10, No. 2: 113-124.

_____., 1970, “The Time Series Behavior of Earnings: Empirical Research in Accounting Studies,” Journal of Accounting Research, (Supplement), Volume 8: 62-99.

_____., 1968, “The Information Content of Annual Earnings Announcements,” Journal of Accounting Research, (Supplement), Volume 6: 67-92.

Belkoui, A., 1985, “Positive Accounting Theory,” Second Edition, Harbourt Brace Jovanovich, Inc.

Cahan, S. F., 1992, “The Effect of Antitrust Investigation on Discretionary Accruals: A Refined Test of the Political-Cost Hypothesis,” The Accounting Review, (January): 77-95.

Christenson, C., 1983, “The Methodology of Positive Accounting,” The Accounting Review, Volume LVII, No. 1 (January): 1-22.

Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan., and Amy P. Sweeney., 1996, Causes and Consequences of Earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Action by the SEC,” Contemporary Accounting Research 13: 1-36.

22

Page 23: TAP kritik2

_____., Richard G. Sloan., and Amy P. Sweeney., 1995, “Detecting Earnings Management,” The Accounting Review, Volume 70, No. 2: 193-225.

_____ ., 1994, “Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Performance the Role of Accounting Accruals,” Journal of Accounting and Economics, Volume 18, No. 1: 3-40.

Easton, P., T. Harris., and J. Ohlson., 1992, “Aggregate Accounting Earnings Can Explain Most of Security Returns: The Case of Long Event Windows,” Journal of Accounting & Economics, Volume 15: 119-142.

Fama, Eugene, G., 1991, “Efficient Capital Market II,” Journal of Finance 46: 1575-1617.

_____ ., L. Fisher., M. Jensen., and R. Roll., 1969, “The Adjustment of Stock Prices to New Information,” International Economics Review, Volume 10: 1-21.

Foster, G., 1977, “Quarterly Accounting Data: Time Series Properties and Predictive-Ability Results,” The Accounting Review, Volume 52: 1-21.

Friedman, Milton., 1953, “The Methodology of Positive Economics,” in Essays in Positive Economics, (University of Chicago Press): 3-43.

Gonedes, Nicholas J., and Nicholas Doupuch, 1974, “Capital Market Equilibrium, Information Production, and Selecting Accounting Techniques: Theoretical Framework and Review of Empirical Work,” Journal of Accounting Research, (Supplement), Volume 12: 48-130.

Goldberg, Louis., 1965, “An Inquiry into the Nature of Accounting,” American Accounting Association.

Grady, Paul., 1965, “Accounting Research Study,” No. 7: Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises, AICPA.

Hendriksen, Eldon., 1977., “Accounting Theory,” Third Edition, Richard D. Irwin, Inc.,

Holthausen, R., and R. Watts., 2001, “The Relevance of the Value Relevance,” Journal of Accounting & Economics, Volume 31: 3-75.

_____ ., and R. Leftwich., 1983, “The Economics Consequences of Accounting Choice: Implementations of Costly Contracting and Monitoring,” Journal of Accounting & Economics, Volume 5: 77-117.

_____ ., 1985, “The Effect of Bonus Schemes on Accounting Discretions,” Journal of Accounting and Economics, Volume 7: 85-107.

Ijiri, Yuri., 1967, “The Foundations of Accounting Measurement,” Prentice-Hall Inc.,

23

Page 24: TAP kritik2

Jensen, M. C., 1976, “Reflections on the State of Accounting Research and the Regulation of Accounting,” Stanford Lecturers in Accounting 1976, (Graduate School of Business), Stanford University.

Jones, Jennifer J., 1991, “Earnings Management During Import Relief Investigation,” Journal of Accounting Research, Volume 29 (Autumn): 193-228.

Kothari, S.P., 2001, “Capital Markets Research in Accounting,” Journal of Accounting and Economics, Volume 31: 105-231.

Keynes, J. N., 1981, “The Scope and Method of Political Economy, Fourth Edition, London Macmillan, 1981.

Leftwich, R. 1981, “Evidence on the Impact of Mandatory Changes in Accounting Principles on Corporate Loan Agreements,” Journal of Accounting & Economics, (March): 3-36.

Lev, Baruch., and J. A. Ohlson., 1982, “Market-Based Empirical Research in Accounting: A Review, Interpretation and Extension,” Journal of Accounting Research 20 (Supplement): 249-331.

Livnat, J., and P. Zarowin., 1990, “The Incremental Information Content of Cash Flow Components,” Journal of Accounting & Economics, Volume 13: 25-46.

Ohlson, J. A., 1980, “Financial Ratios and the Probabilistic Prediction of Bankruptcy,” Journal of Accounting Research, (Spring): 109-131.

Ou, J., and S. Penman., 1989a, “Financial Statement Analysis and the Prediction of Stock Returns,” Journal of Accounting & Economics, Volume 11: 295-329.

_____ ., and S. Penman., 1989b, “Accounting Measurement, Price-Earnings Ratios, and the Information Content of Security Prices,” Journal of Accounting Research, Volume 27: 111-152.

Paton, William A., and A. C. Littleton., 1940, ”An Introduction to Corporate Accounting Standards,” American Accounting Association.

Popper, K. R., 1959, “The Logic of Scientific Discovery,” Basic Book, 1959.

Sanders, Thomas, H., Henry R. Hatfield., and Underhill Moore., 1938, “A Statement of Accounting Principles” (American Institute of Accountants).

Scott, William R., 2000, “Financial Accounting Theory,” Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sloan, R., 1996, “Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flows about Future Earnings,” The Accounting Review, Volume 71: 289-316.

24

Page 25: TAP kritik2

Sterling R., 1990, “Positive Accounting: An Assessment,” Abacus, Volume 26, No. 2 (September): 97-135

Sweeney, A. P., 1994, “Debt-Covenant Violations and Managers Accounting Response,” Journal of Accounting and Economics, Volume 17, (May): 281-308.

Watts, Ross L., and Jerold L. Zimmerman., 1986, “Positive Accounting Theory,” Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, NJ.

_____ ., and Jerold L. Zimmerman., 1979, “The Demand for and Supply of Accounting Theory: The Market for Excuses,” The Accounting Review, Volume 54: 273-305.

_____., and Jerold L. Zimmerman., 1978, “Toward a Positive Theory of the Determination of Accounting Standards,” The Accounting Review, Volume 53: 112-134.

Whittington, G., 1987, “Positive Accounting: A Review Article,” Accounting and Business Research, Volume 17, No. 68 (Autumn): 327-336

Wilson, P., 1987, “The Incremental Information Content of the Accruals and Funds Components of Earnings after Controlling for Earnings,” The Accounting Review, Volume 62: 293-322.

_____ ., 1986, “The Relative Information Content of Accruals and Cash Flows: Combined Evidence at the Earnings Announcement and Annual Report Release Date,” Journal of Accounting Research, (Supplement), Volume 24: 165-200.

Zeff, Stephen A., 1972, “Forging Accounting Principles in Five Countries: A History and an Analysis of Trends,” Arthur Anderson Lecturer Series, (Stipes Publishing Co.).

25