Septik Tank 1 TANGKI SEPTIK (SEPTIC TANK) Oleh : Sri Puji Saraswati (Lab T. Penyehatan JTSL FT UGM) Tangki septik atau septic tank adalah suatu bangunan pengolah limbah cair rumah tangga dengan proses pengolahan secara biologi (anaerobic system). Pada dasarnya pengolahan limbah cair yang berasal dari WC, urinoir, buangan cair infeksius, menggunakan "septik tank" dan sebagian lainnya dengan sistem tangki septik yang telah dikembangkan. Selain itu perlu diperhatikan adanya pembuangan limbah dari kamar mandi, wastafel dan cuci dll, yang dibuang bersama-sama melalui saluran air hujan yang akhirmya menuju tempat pembuangan akhir (sungal dls). Mengingat sifat limbah cair tersebut masih dapat bersifat infeksius maka perlu pemikiran pengelolaan limbah yang sebaik-baiknya sesuai dengan keterbatasan dana dan tenaga. Septik tank juga di kenal sebagai salah satu langkah (bagian dari flowsheet) pengolahan di dalam pengolahan limbah cair secara terpadu (integrated conventional wastewater treatment). Di dalam tangki septik, bagian padat/lumpur akan mengendap, dalam dalam tangki yang sama air limbah dengan waktu tinggal yang cukup (minimal 3 hari) akan mengalami proses perombakan/penguraian. Setelah diolah, limbah cair yang dibuang menuju ke tangki septik, effluentnya kemudian dirembeskan ke dalam tanah melalui media rembesan. Tangki Septik dengan Peresapan Sistem ini yang paling umum digunakan di 1ndonesia. Prinsipnya adalah bagian padat diendapkan dan diuraikan dalam tangki septik, sedangkan bagian caimya dibuang melalui bidang peresapan. Bidang peresapan tersebut harus diletakkan pada jarak tertentu dari sumber air bersih, seperti misalnya sumur gali dan Sarana Pompa Tangan (SPT). Sistem ini dapat diterapkan di daerah-daerah yang memiliki muka air tanah tinggi dan daya resap tanah rendah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Septik Tank 1
TANGKI SEPTIK (SEPTIC TANK)
Oleh : Sri Puji Saraswati (Lab T. Penyehatan JTSL FT UGM)
Tangki septik atau septic tank adalah suatu bangunan pengolah limbah cair rumah
tangga dengan proses pengolahan secara biologi (anaerobic system). Pada dasarnya
pengolahan limbah cair yang berasal dari WC, urinoir, buangan cair infeksius,
menggunakan "septik tank" dan sebagian lainnya dengan sistem tangki septik yang telah
dikembangkan.
Selain itu perlu diperhatikan adanya pembuangan limbah dari kamar mandi, wastafel
dan cuci dll, yang dibuang bersama-sama melalui saluran air hujan yang akhirmya
menuju tempat pembuangan akhir (sungal dls).
Mengingat sifat limbah cair tersebut masih dapat bersifat infeksius maka perlu
pemikiran pengelolaan limbah yang sebaik-baiknya sesuai dengan keterbatasan dana
dan tenaga.
Septik tank juga di kenal sebagai salah satu langkah (bagian dari flowsheet) pengolahan
di dalam pengolahan limbah cair secara terpadu (integrated conventional wastewater
treatment).
Di dalam tangki septik, bagian padat/lumpur akan mengendap, dalam dalam tangki yang
sama air limbah dengan waktu tinggal yang cukup (minimal 3 hari) akan mengalami
proses perombakan/penguraian. Setelah diolah, limbah cair yang dibuang menuju ke
tangki septik, effluentnya kemudian dirembeskan ke dalam tanah melalui media
rembesan.
Tangki Septik dengan Peresapan
Sistem ini yang paling umum digunakan di 1ndonesia. Prinsipnya adalah bagian padat
diendapkan dan diuraikan dalam tangki septik, sedangkan bagian caimya dibuang
melalui bidang peresapan.
Bidang peresapan tersebut harus diletakkan pada jarak tertentu dari sumber air bersih,
seperti misalnya sumur gali dan Sarana Pompa Tangan (SPT).
Sistem ini dapat diterapkan di daerah-daerah yang memiliki muka air tanah tinggi
dan daya resap tanah rendah.
Septik Tank 2
Untuk mengatasi agar effluent meresap dengan sempurna pada daerah dengan muka air
tanah tinggi (< 0,5 m). maka letak tangki septik dan peresapannya ditinggikan ±0,5 m
dari permukaan tanah.
Sistem tangki septik dapat dilihat dalam gambar .
Tangki Septik dengan Up Flow filter
Tangki septik yang dilengkapi dengan up flow filter ini dipergunakan apabila daya resap
tanah kurang baik atau apabila muka air tanahnya tinggi. Filter yang digunakan berupa
suatu bak yang kedap air, yang terbuat dari pasangan batu bata, dengan media berupa
batu pecah yang mempunyai diameter antara 20 sampai 40 min, effluent dari up flow
filter dapat langsung dibuang ke saluran drainase atau sungai terdekat.
PERENCANAAN, PERANCANGAN & PEMELIHARAAN
Persiapan lokasi
Jamban sebaiknya diletakkan dibelakang bangunan
Harus mudah dicapai dengan aman bila akan digunakan pada hari hujan.
Perhatikan jarak minimum antara bidang resapan dengan sumber air bersih.
Sebelum pelaksanaan pembangunan dimulai, tempat penyimpanan material
sementara sudah disiapkan dan semua material yang dibutuhkan sudah harus
tersedia termasuk material yang disiapkan oleh sekolah.
Kriteria desain tanki septik
Rasio panjang : lebar = 2 : 1 atau 3 : 1
Frekuensi pengurasan satu kali dalam 1-4 tahun
Pelumpuran di daerah tropis 0,03 m3-0.04 m3 /tahun/orang
Untuk tangki septik terdiri dari > 1 ruang, dasar tangki septik dibuat miring
sehingga lumpur dapat berkumpul menyebelah dan mengalir dengan sendirinya
ke dalam ruang lumpur kedua. Dari ruang lumpur kedua, lumpur busuk dapat
dikuras sewaktu-waktu. Dengan adanya ruang lumpur ke dua, lumpur yang
Septik Tank 3
dikuras adalah lumpur yang betul-betul sudah busuk dan stabil tidak terdapat
lagi bakteri pathogen dan diharapkan tidak mengandung telur-telur cacing.
Tahap persiapan pemilihan lokasi jamban
Dalam memilih lokasi atau menentukan cara dan bagaimana sistem air limbah yang
akan dipakai perlu dilakukan penelitian (survey) yang meliputi
Uji tanah dan dava resap tanah
Tinggi muka air tanah
Uji Tanah:
Uji tanah basah
Caranya:
Dari kedalamam 50 cm, ambillah sejumput contoh tanah dengan garis tengah
2 cm
Perciki dengan air sampai seperti pasta
Cobalah dikepalkan dengan tangan
1. Jika tidak berhasil atau kepalan itu hancur ketika dibentuk, artinya tanah
itu jenis pasir
2. Jika kepalan itu dapat dibentuk dengan mudah tanpa pecah, jenis tanah
itu geluh atau tanah liat
Jika dapat dibentuk dengan mudah tanpa pecah, pijit kepalan tanah itu
diantara jempol dan telunjuk, cobalah bentuk pita :
1. Jika sukar dibentuk pita, tanah itu geluh
2. Jika dapat dibentuk pita yang tipis dan bentuknya tetap liat, tanah itu
tanah lempung. (sifatnya lengket dan mudah diremas)
Uji Tanah Kering
Lakukan uji tanah kering, untuk memeriksa kembali hasil uji tanah basah.
Caranya:
Septik Tank 4
Ambil lagi contoh tanah, tanpa dilembabkan, ulangi sekali lagi uji rasa dan
penampilan tanah
Pasir banyak berbutir-butir yang mudah terlihat, terasa gemerisik di tangan,
bentuknya berubah jika digesekkan.
Geluh terasa cukup halus atau agak gemerisik. Bila dikepalkan mudah
hancur, bila digesek-gesekkan akan membentuk gumpalan.
Tanah liat sifatnya liat, gumpalannya padat dan sulit dihancurkan dengan
tangan, bila diserbukkan, terasanya seperti bergemerisik.
Uji Daya Resap Tanah
Tujuan daya resap tanah adalah untuk menentukan kapasitas cubluk dengan lebih
cermat, yaitu yang bertalian dengan kemampuan tanah untuk menyerap air.
Caranya:
Gali sebuah lubang direncana tempat cubluk
Pada kedalaman satu meter, gali lubang sedalam 50 cm dengan garis tengah
30 cm
Garuk dasar dan dinding lubang uji dengan benda runcing dan buanglah
serpihan tanah yang lepas agar dasar lubang tidak terkikis ketika air
ditambahkan
Masukkan kerikil bergaris tengah 1-2 cm kedalam lubang uji, sehingga tebal
lapisan kerikil 5 cm
Isi lubang uji perlahan-lahan dengan air bersih sampai setinggi 15 cm
(penuangan air dilakukan perlahan-lahan agar tidak mengikis dinding
lubang).
Tutup lubang uji dan biarkan selama 4 jam sampai tanah menjadi jenuh air.
Ukur daya resap tanah dengan menggunakan jam tangan atau stop-watch
Jika air langsung merembes habis dalam waktu kurang dari 10 menit setelah
dua kali mengisi lubang dengan air, pengukuran daya resap tanah dapat
mulai dilakukan
Jika diperkirakan jenis tanah berlainan di kedua tempat cubluk, lakukan uji
daya resap ini di kedua tempat tersebut.
Septik Tank 5
Mengukur daya resap tanah
Isi lubang uji dengan air setinggi 15 cm di atas kerikil.
Catat waktu yang dibutuhkan air untuk turun 2,5 cm
Pengamatan dimulai segera lubang uji diisi air
Segera setelah permukaan air turun 2,5 cm, ulangi lagi langkah pertama dan
kedua sampai diperoleh selisih dua hasil pengukuran berturut-turut yang
besarnya kurang dari 2 menit
Ambil hasil catatan terakhir, lalu cocokkan dengan kapasitas cubluk yang tertera
seperti dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Daya resap Tanah
Catatan Waktu (menit) Kecepatan Daya Resap Jenis Tanah
Tanah (lt/m 2 /hr)
1 35
2 28
3 25 Pasir
4 23
5 22
10 19
20 17 Geluh
30 16
60 14
90 13 Tanah liat
Sumber: Perencanaan Cubluk (UNDP) tahun 1985
Septik Tank 6
Contoh perhitungan daya resap tanah.
Hasil pengamatan turunnya air 2,5 cm.
Penelitian I 3 menit
II 4 menit
III 4 menit
IV 4 menit
V 4 menit
Jumlah 19 menit
Turunnya permukaan air rata-rata = 19/5 - 3.8 menit
Bila kita lihat pada tabel di atas, maka daya resap tanah adalah:
3,8/4 X 23 It/m2/hr = 22 It/m2/hr jenis tanah pasir. Uji daya resap tanah dapat dilihat
dalam gambar .
Septik Tank 7
Uji daya resap tanah (versi : laboratorium Teknik Penyehatan & Lingkungan JTS
FT UGM)
A. Maksud Percobaan
Maksud percobaan ini dalah untuk menghitung harga koefisien permeabilitas tanah, yang amat berguna dalam menentukan: a. volume peresapan dan kecepatan resapan b. kemampuan tanah sebagai saringan B. Dasar teori
Permeabilitas tanah adalah daya rembes air dalam tanah. Tiap tanah mempunyai permeabilitas yang berbeda tergantung pada besar pori-pori antar butir tanah. Besar pori antar butir tergantung dari diameter butir tanah dan kepadatannya.
Tanah dapat dibagi menjadi : a. Tanah permeabel / tembus air, yaitu tanah yang mudah dilalui air, tanah yang
permeabilitasnya besar. b. Tanah impermeabel / kedap air / rapat air, yaitu tanah yang sukar dilalui air,
misalnya tanah liat
Permeabilitas tanah dinyatakan dalam koefisien permeabilitas tanah dengan notasi k. Aliran air dalam tanah hampir selalu berjalan secara linier. Garis yang ditempuh merupakan garis dengan bentuk teratur ( smooth curve). Dalam hal ini, kecepatan aliran dalam tanah mengikuti hukum Darcy. Menurut hukum Darcy, kecepatan air berbanding lurus dengan koefisien permeabilitas tanah dan hidrolik gradien V = k.i k = V/i τ = h/l notasi V = kecepatan air (L/t) k = koefisien permeabilitas tanah (L/t) i = hidrolik gradien ditinjau dari keadaan penyerapan :
Pada waktu dt detik maka air turun = dh cm Volume air akan berkurang = a. dh cm
Debit air yang keluar = q Q = A.V Ditinjau dalam dt detik
Q1 dt = A .V.dt = A . k . i . dt = A . k . h/l . dt
dhadtlhka ....
lakAhdh .1../
Septik Tank 8
2
1
2
1).(1../
h
h
t
tdtlAkAhdh
talkAh h
h ...ln 2
1
talkA
hh
..ln
2
1
2
1ln.
.hh
tAalk
24
1 da 2
41 DA
2
12
2
ln.hh
tDldk (cm/dt)
C Alat dan Bahan C.1 Alat percobaan
1. Tabung kaca dengan tutup karet diluar tabung 2. tabung alumunium 3. stopwatch 4. gayung 5. meteran 6. field capacity meter
C.2 Bahan percobaan
1. Tanah yang akan diukur permeabilitasnya 2. Air
D. Pelaksanaan Percobaan
1. Diukur diameter tabung alumunium (D) 2. Diukur diameter tabung kaca (d) 3. ditentukan tanah yang akan diperiksa permeabilitasnya. 4. Tanah yang akan diperiksa dijenuhkan dahulu dengan air, dengan field
capacity meter diukur kejenuhannya hingga lebih besar dari 70% 5. tabung alumunium dimasukkan ke dalam tanah, diukur kedalamannya 6. tabung kaca dimasukkan ke dalam tabung alumunium 7. diukur jarak dari tanah hingga titik mulai perhitungan (h) 8. air dimasukkann ke tabung kaca dengan menggunakan gayung, dicatat
waktunya dengan stopwatch hingga turun sebesar c, dalam hal ini ditentukan 10 cm
9. percobaan ini diulang 12 kali, seperti percobaan no. 8 10. dihitung nilai k masing-masing percobaan, kemudian dihitung nilai k
d = 1,655 cm D = 8,340 cm Kelembaban = 75 % pH = 6,5
F. Hitungan
chh
tDLdk ln..
2
2
Notasi : k = koefisien permeabilitas tanah (cm/dtk) d = diameter kaca (cm) L = tinggi tabung alumunium (cm) D = diameter tabung alumun ium (cm) t = waktu turunnya air sejarak c (detik) h = tinggi awal air (cm) c = penurunan air dalam tabung kaca (cm) Contoh hitungan percobaan no. 1 =
107,37
7,37ln18.)34,8(
)655,1(2
2
k
dtcmk /00445,0 Perhitungan k rerata ( k )
Septik Tank 10
n
kk n = jumlah data percobaan
12
05089,0k
dtcmdtcmk /10.2408,4/0042408,0 3 G. Pembahasan Dari buku “mekanika tanah II” edisi ke-2 oleh Ir. H. Daruslan, Halaman 3; diperoleh:
1. Daftar nilai k untuk jenis-jenis tanah : Jenis tanah K (cm/dt) Nama
Kerikil Kerikil halus Pasir lanau Pasir sangat halus Lanau tidak padat Lanau padat Lanau lempung Lempung tidak murni lempung
10-1 10-1 – 10-3
10-3 – 10-5
10-3 – 10-5
10-3 – 10-5
10-3 – 10-5
10-5 – 10-7
10-5 – 10-7
10-7
High permeability Medium permeability Low permeability Low permeability Low permeability Low permeability Very low permeability Very low permeability impervious
2. Nilai k tanah sebagai bahan drainase:
K > 10-4 cm/dt = good drainage 10-6 < k < 10-4 cm/dt = poor drainage K < 10-6 cm/dt = impervious
3. Nilai k tanah untuk bahan bangunan (bendungan )
K > 10-4 cm/dt = sebagai bahan pervious K < 10-6 cm/dt = sebagai bahan impervious
Dari hasil percobaan, didapat nilai k = 4,2408.10-3 cm/dt Maka tanah sampel digolongkan :
1. jenis tanah pasir lanau 2. low permeability 3. good drainage, jika digunakan sebagai bahan drainase 4. sebagai bahan pervious jika digunakan untuk bahan bendungan
jadi tanah dalam percobaan ini termasuk jenis tanah low permeability tidak cukup baik jika digunakan untuk resapan, sehingga membutuhkan panjang atau luas permukaan resapan yang lebih besar jika dibandingkan dengan jenis tanah medium permeability maupun high permeability
Septik Tank 11
Gambar Uji daya resap tanah
Septik Tank 12
Merencanakan Tata Letak Bangunan Bawah
Cubluk atau tangki septik ditempatkan diluar bangunan misalnya di pekarangan, di
samping, di depan atau di belakang bangunan sekolah.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Tanah tempat cubluk/ tangki septik harus sama tinggi atau lebih rendah dari
lantai jamban sehingga air penyiram pelat jongkok dan buangannya dapat
mengalir turun (tanah turun 1 cm setiapjarak 50 cm)
b. Tempatkan cubluk/ tangki septik sedekat mungkin ke jamban, tetapi harus
diingat jarak maksimum 15 m, hal ini dimaksudkan untuk menghemat jumlah
pipa penghubung
c. Hindari belokan tajam pada sambungan pipa penghubung untuk mengurangi
kemungkinan pemampatan, jika tidak dapat dihindari, bangunlah bak kontrol
dibelokan-belokan tajam tersebut.
d. Tentukan letak bak kontrol dengan baik, yaitu harus berupa garis lurus antara
bak kontrol dari jamban serta antara bak kontrol dan cubluk/tangki septik.
e. Untuk menentukan jarak antara cubluk/bidang resapan dan sumur dangkal
terdekat, lakukan uji tanah sebagaimana diuraikan pada tabel 2.
Tabel 2 jarak minimum dengan sumber air
Type Tanah Jarak antara dasar Cubluk/ bidang resapan dengan muka
air tanah
(0,5 - 2) m > 2 m
Pasir dan kerikil 15 m 10 m
Tanah liat dan lumpur 10 m 5 m
Sumber : Rencana Strategi Nasional untuk Sub Sektor Pembuangan Limbah Manusia dan Air Limbah di Darerah Perkotaan
Septik Tank 13
Memilih Jenis Bangunan Atas
Tabel 3 Tipe Jamban
Jumlah Luas Lantai Banyaknya ruangan (Unit) pemakai (m 2) Wanita Pria Peturasan