Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu, juga merupakan makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya di bebani
tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiban, dituntut pengabdian dan
pengorbanan. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia.
Selaras dengan fitrah tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap
individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya
setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan perasaan. Yang di maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang
mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi
bersabda : “Mintalah petunjuk pada hati (nurani) mu”.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatan dan
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Manusia jaman sekarang ini banyak menuntut peran dan kebutuhan,
sehingga manusia itu harus bertanggung jawab. Tetapi pada kenyatannya banyak yang
sebaliknya contohnya pada kasus yang akan kami bahas ini.
1.2 Rumusan Masalah
Tanggungjawab adalah kajian yang penting untuk dipelajari. Oleh karena itu kita
perlu lebih mengetahui apa itu tanggung jawab, macam-macamnya serta kaitannya
dengan manusia dalam kehidupannya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
adalah :
1.1.1 Apa pengertian manusia dan tanggung jawab?
1.2.2 Apa saja macam-macam tanggung jawab?
1.2.3 Bagaimana hakikat manusia dan tanggung jawab?
1
Page 2
1.2.4 Bagaimana hubungan antara manusia dengan tanggung jawab?
1.2.5 Apa yang dimaksud hak dan kewajiban?
1.2.6 Apa yang dimaksud kesadaran?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari kajian tentang tanggungjawab antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan makna tanggung jawab
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam tanggung jawab
1.3.3 Untuk mengetahui hakikat manusia dan tanggung jawab
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan antara manusia dengan tanggung jawab
1.3.5 Untuk mengetahui hak dan kewajiban
1.3.6 Untuk mengetahui tentang kesadaran
2
Page 3
BAB II
KAJIAN TEORI
1.2.1 Pengertian Manusia dan Tanggung jawab
Untuk memahami dimana lokus atau tempat tanggung jawab, maka kita mesti
mempelajari bagaimana hubungan antara pikiran dan tindakan. Pertanyaan yang harus
diajukan mengenai tindakan-tindakan manusia tersebut adalah menilainya dengan
menanyakan: apa motivasi, keinginan, alas an di belakang tindakan tersebit (Sutrisno,
1993:76). Selanjutnya Sutrisno menjelaskan bahwa, motivasi, intensi, alasan, tekad
semuanya adalah pokok isi dari filsafat mengenai akal (status mental atau situasi
pertimbangan akal orang itu). Tiap tindakan manusia selalu sudah disertai unsur
pertimbangan akal tadi (unsur-unsur ‘mind’ tadi), status mental atau status
pertimbangan (state of mind) yang menyertai suau tindakan inilah “locus” atau tempat
kita membahas mengenai aoa yang disebut “tanggung jawan”. Bagaimana lokus
tanggung jawab pikiran dan tindakan, dijelaskan oleh Kenny (1978:1-2) seperti bagan
beriikut:
(Anthony Kenny, Freewil and Responsibility, London; Routledge + Kegan Paul).
Rangkaian hubungan tersebut mengindikasikan bahwa segala tindakan
merupakan tanggung jawab dari kedudukan pikiran seseorang, artinya tanggung jawab
adalah berkesadaran, yang terefleksikan dalam berbagai tindakan. Dengan demikian
manusia tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab baik sebagai makhluk
individual, sosial maupun makhluk bertuhan. Sehingga kemanapun dalam dimensi
ruang dan waktu manusia tidak luput dari tuntutan untuk bertanggungjawab atas
3
responsibility
action
desiremotif
reasoningintensi
State of mind(men sea)
Page 4
keberadaannya aktau eksistensinya. Hal tersebut akan lebih banyak terungkap dalam
referensi transcendental (firman atau wahyu Tuhan).
“Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggungjawab”. (QS.
75:36). Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk Ttuhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk hidup bertanggungjawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan
dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan
seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak
mengganggu consensus nilai yang telah disetujui bersama.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks
teologis. Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung
jawab terhadap dirinya (keseimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung
jawab terhadap Tuhannya (sebagai Penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap
dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang mendalam.
Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya
terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya timbul karena
manusia sadar akan keyakinannya terhadap nilai-nilai. Dalam hal ini terutama
keyakinannya terhadap nilai yang bersumber dari ajaran agama. Manusia bertanggung
jawab terhadap kewajibannya menurut keyakinan agamanya. Tanggung jawab dalam
konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang berani menanggung risiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya.
Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri.
Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh
potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban
demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu
yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan tandingan terhadap hak,
4
Page 5
dan dapat juga tidak mengacu terhadap hak, maka tanggung jawab dalam hal ini
adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Pembagian kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap keadaan
hidup menentukan kewajiban yang tertentu. Status dan peranan menentukan
kewajiban seseorang. Kewajiban dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Kewajiban terbatas. Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap
orang, sama, tidak dibeda-bedakan. Contohnya undang-undang larangan
membunuh, mencuri, yang di sampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2. Kewajiban tidak terbatas. Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada
semua orang, tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab
dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat
menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau
oleh orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi
kesulitan, sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku.
Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang, sehubungan dengan
masalah tanggung jawab, adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu adil atau mencoba untuk berbuat adil.
Tetapi, adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena
runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya. Orang yang demikian tentu akan
mempertanggungjawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Dia tidak nampak, tetapi
menggerakkan dunia dan mengaturnya. Jadi, orang semacam ini akan bertanggung
jawab kepada Tuhannya.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus
umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
5
Page 6
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu
berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti ia telah bertanggung jawab atas
bannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar
pertanggung jawabannya, Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar
pertanggung jawabannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran
atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat
semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia
menciptakan keseimbangan, keselarasan, antara sesama manusia dan antara manusia
dan lingkungan.
Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia
tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab
itu. Dengan demikian tanggung jawabitu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi
yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus
menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus
memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau
bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual
maupun dengan cara kemasyarakat.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus
dipikul atau dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai
akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak
lain. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau
pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatan yaitu, dan
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh
6
Page 7
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Tanggungjawab/amanah merupakan beban yang harus dipikul dan melekat
pada seorang kepala sekolah yang harus dipertanggungjawabkan dalam organisasi dan
dihadapan yang Maha Kuasa kelak, sekaligus sebagai peluang untuk beribadah
kepada Allah serta Memberikan manfaat bagi orang lain.
Tanggungjawab juga berkaitan dengan resiko yang dihadapi oleh seorang
pemimpin, baik berupa sanksi dari atasan atau pihak lain yang berhubungan dengan
perbuatan yang dilakukan, maupun yang dilakukan oleh bawahan, guru, karyawan dan
tenaga kependidikan.
Tanggungjawab seorang pemimpin harus dibuktikan bahwa kapan saja dia
harus siap untuk melaksanakan tugas. Dia harus tetap siaga bila ada perintah dari yang
lebih atas. Untuk itu, dia harus seorang pekerja keras (hard worker), berdedikasi
(dedicated employer), dan seorang saudagar (memiliki seribu akal).
2.2.2 Macam-macam Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa
ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang
dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung Jawab terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan
mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral,
tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, beranganangan sendiri. Sebagai
perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang
sengaja maupun yang tidak.
7
Page 8
2. Tanggung Jawab terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, isteri,
ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain
maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian
manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya
dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
4. Tanggung Jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak
dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung
jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab
langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-
hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam
agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh
Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan
perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk
memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
8
Page 9
6. Tanggung Jawab dalam Keprofesian
Setiap profesi harus mampu membina dan mengembangkan cara kerja
profesional yang sebaik-baiknya berdasarkan ethika profesi yang luhur. Kemudian
organisasi profesi yang bersangkutan harus mengawasi secara berkala (internal
controle) karya anggota-anggotanya, apakah mereka dalam menjalankan profesinya
selalu memegang teguh pada “high ethical/professional standards” yang berlaku.
Bagi profesi-profesi yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat mandiri dan
tidak boleh dipengaruhi oleh pihak luar, maka kemandirian/kebebasan dalam tugasnya
haruslah selalu diimbangi dengan rasa tanggung jawab yang lebih besar pula, karena
ia sendirilah yang bertanggung jawab sepenuhnya atas karyanya kepada hati nurani
dan keyakinan hukumnya sendiri, kepada masyarakat dan akhirnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa Mengetahui. Jadi kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan
sumpah jabatannya.( Purwoto S. Gandasubrata, 1998 : 33)
1.2.3 Hakikat Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan dibanding makhluk lain yang
berupa akal dan budi yang lazim disebut pikiran dan perasaan tersebut telah
memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup bagi manusia dibanding dengan
makhluk lain. Orang yang bertanggungjawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia
dapat menunaikan kewajibannya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkahlaku atau
perbuatannya yang diengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seumpamanya posisi kita sebagai pelajar, tugas kita adalah belajar ketika telah
kita mau belajar. Maka kita telah melaksanakan kewajiban kita sebagai pelajar, berarti
pula kita telah bertanggung jawab terhadap kewajiban kita. Bagaimana kegiatan belajar
kita. Itulah tanggung jawab kita.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut
demikian karena manusia merupakan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan.
Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab. Manusia juga
memiliki peranan dalam konteks sosial, individual, maupun teologis.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu
yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak,
9
Page 10
dan dapat juga tidak mengacu terhadap hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajbannya.
1.2.4 Hubungan Manusia Dan Tanggung Jawab
Setiap manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.
Setiap manusia harus berani menanggung resiko dari apa yang dilakukannya. Sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk indivdu, makhluk sosial dan makhluk ciptaan
Allah, tanggung jawab manusia dapat dibedakan atas tanggung jawab terhadap
dirisendiri, terhadap masyarakat, dan tanggung jawab terhadap Allah.
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi
hidup, akal dan budi. Semua pemberian itu harus dipelihara. Terhadap hidup, manusia
dituntut tanggung jawabnya disamping menggunakan akal dan budinya itu sebagaimana
mestinya, juga dituntut menanggung resiko akibat dari perbuatan akal budinya.
Sebagai makhluk sosial manusia juga dibebani tanggung jawab sosial pula.
Setiap angggota masyarakat dituntut untuk bertanggung jawab demi tegaknya
peraturan. Semua periklaku setiap anggota masyarakat harus dapat diterima oleh
masyarakat bersangkutan. Bila ada pelanggaran dia akan mendapatkan hukuman dari
masyarakat bersangkutan.
Tanggung jawab manusia yang lainnya, tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa. Manusia diberi tugas oleh Tuhan untuk menjadi khalifah di dunia, untuk
mengatur alam semesta supaya tetap baik, harmonis dan dapat dimanfaatkan.
Sehinggga manusia bertanggung jawab terhadap alam semesta ini untuk dipelihara.
1.2.5 Hak dan Kewajiban
Menurut Austin Fagothey, hak adalah wewenang moral untuk mengerjakan,
meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu. Hak merupakan
panggilan kepada kemauan orang lain dengan perantaraan akalnya, perlawanan
dengan kekuasaan atau keuatan fisik.
Adapun hak adalah karena kewajiban kita mencapai tujuan akhir dengan hidup
sesuai dengan hukum moral. Untuk menjalankan kewajiban tersebut diperlukan
adanya kebebasan manusia untuk memilih alat-alat yang dibutuhkannya dengan tidak
mendapat rintangan dari orang lain. Dengan demikian manusia harus mempunyai hak-
hak.
10
Page 11
Hak-hak asasi (hak-hak alam) Dengan adanya hukum alam diletakkan
kewajiban-kewajiban, oleh karena itu manusia harus mempunyai kekuasaan moral
untuk memenuhinya dan untuk mencegah orang lain yang hendak menghalang-
halangi pelaksanaannya. Ciri pokok hakikat HAM yaitu: HAM tidak perlu diberikan,
dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis.
HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak
seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang
tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak
melindungi atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003). Hak dan kekuasaan Jika
bidang hak dipisahkan dari bidang moral, maka hak hanya dapat berpegang pada
kekuasaan fisik. Dengan demikian kekuasaan fisik juga disamakan dengan hak. Tetapi
hak dan kekuasaan itu tidak sama, karena dapat dipisahkan. Juga wewenang moral
belum merupakan kekuasaan fisik. Justru hak adalah pelindung tentang kekuasaan
yang sewenang-wenang. Hak-hak yuridis merupakan hak penuntutan. Hak-hak yuridis
berhubungan dengan benda-benda atau perbuatan-perbuatan lahiriah dan berasal dari
keadilan pertukaran atau keadilan hukum. Pengertian kewajiban Kewajiban dalam arti
subyektif adalah keharusan moral untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya.
Kewajiban dalam arti obyektif adalah sesuatu yang harus dilakukan atau ditinggalkan.
Hak dibatasi oleh kewajiban, tidak ada hak tanpa kewajiban dan takk ada kewajiban
tanpa hak.
Kewajiban sebagai Tanggung Jawab Tanggung jawab erat kaitannya dengan
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang.
Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, namun dapat juga tidak mengacu
kepada hak. Maka tanggung jawab manusia dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajibannya. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu. Status
dan peranan juga menentukan kewajiban seseorang. Ada dua bagian atau dua
kewajiban yang berbeda, yang pertama yaitu kewajiban terbatas, adalah kewajiban
yang tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap orang, sama, tidak dibeda
bedakan. Contohnya undang undang larangan mencuri, membunuh, yang
konsekuensinya tentu diberlakukan hukuman atas perbuatan tersebut. Kemudian yang
kedua yaitu kewajiban tidak terbatas, adalah kewajiban yang tanggung jawabnya
berlaku juga untuk semua orang. Namun tanggung jawab terhadap kewajiban ini
11
Page 12
nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti berbuat keadilan dan
kebajikan.
1.2.6 Kesadaran
Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar sendiri artinya merasa,
tahu atau ingat kepada keadaan sebenarjnya. Jadi kesadaran adalah hati yang telah
terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Kesadaran
moral sangat penting untuk diperhatikan orang,karena pelanggaran moral dapapt
berakibat merusak nama. Oleh sebab itu kesadaran moral perlu dijaga oleh setiap
individu. Hal ini tidak berarti bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua
kesadran penting, karena ketidak sadaran adalah sal;ah satu hal yang dapat
menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup. Justru
pada umumnya orang sadar akan perbuatanya, tetapi tidak disadarai, apakah perbuatan
itu melanggar norma sopan santun, norma hokum, atau norma moral. Kalau orang itu
ingin berbuat, maka berbuat sajalah. Orang berbuat tanpa kesadaran ini amat sedikit
jumlahnya. Kehilafan bisa terjadi karena kekeliruan. Tetapi mungkin juga karena yang
berbuat dalam keadaan tidak sadar.karena itu orang tersebut dapat bebas dari hukuman.
Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat
menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya. Refleksi merupakan
bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan
dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh
seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia. Manusia dalam melahirkan
cinta untuk semua merupakan jawaban untuk eksistensi manusia yang membutuhkan
rasa dan sayang dari yang lain. Begitupula, tetang kesadaran merupakan sangat
berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang.
Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana
cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniahi akal budi
merpakan mahluk hidup yang sadar dengan drinya. Kesadaran yang dimiliki oleh
manusia kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa
depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai entitas yang terpisah serta
memiliki kesadaran akan jangka hidup yang pendek, akan fakta ia dilahirkan diluar
kemauannya dan akan mati diluar keinginannya.
Kesadaran manusia ia akan mati mendahului orang-orang yang disayanginya,
atau sebaliknya bahwa yang ia cintai akan mendahuluimya , kesadran akan kesendirian,
12
Page 13
keterpisahan, akan kelelamahan dalam menghadapi kekuatan alam dan masyarakat.
Semuanya kenyataan itu membuat keterpisahan manusia, eksistensi tak bersatunya
sebgai penjara yang tak terperikan. Manusia akan menjadi gila bila tak dapat
melepaskan diri dari penjara tersebut. Maka dari itulah kesadaran sangat mendukung
apabila dibarengi dangan tanggung jawab. Kesadaran diri berarti mengetahui dengan
tepat apa yang sedang kita alami. Kesadaran diri menimbulkan respons dan sikap
antisipasi. Sehingga kita mempersiapkan diri dengan baik menghadapi situasi yang
sedang dan yang akan terjadi. Kesadaran diri secara positif membangun sikap tanggung
jawab dalam diri kita. Hanya seorang yang bersedia mengambil tanggung jawablah
yang mampu memenangkan peperangan.
13
Page 14
BAB III
KASUS
Berawal dari Bengkak dan Nanah
Insiden diduga pengguntingan itu berawal dari 20 Februari 2013 silam. Edwin yang
kala itu berusia 28 hari masuk RS Harapan Bunda atas keluhan flu dan demam. Sebagai
pemegang garis keturunan di adat Batak, Gonti mengaku, ingin memberikan yang terbaik
bagi sang bayi meski hanya mengalami sakit kecil pada umumnya.
Di Instalasi Gawat Darurat RS Harapan Bunda, sang bayi diberi penanganan pertama,
mulai dari pemasukan obat antikejang melalui dubur, alat bantu pernafasan hingga
pemasangan cairan infus. Edwin kemudian dipindah ke Emergency Room khusus anak-anak.
Namun, kegusaran mulai melanda orangtua beberapa hari kemudian.
"Tanggal 22 Februari 2013 saya lihat jari telunjuk anak saya bengkak. Setelah saya
buka perbannya, ternyata bengkaknya parah, bahkan sudah sampai keluar air," ujar Gonti saat
ditemui wartawan, Selasa (9/4/2013) malam.
Tanggal 23 Februari 2013, keluhan atas kondisi itu disampaikan orangtua ke pihak
rumah sakit. Namun, rumah sakit malah menyuruh Edwin diperiksa syarafnya di RSUD Pasar
Rebo. Itu pun tak terbukti Edwin mengalami gangguan syaraf. Edwin terbukti sehat secara
umumnya. Sejak saat itu, penyakitnya beralih dari hanya sekedar flu dan demam, menjadi
infeksi telunjuk.
Tanggal 2 Maret 2013, orangtua Edwin datang ke rumah sakit untuk meminta
tanggungjawab dari manajemen terhadap kondisi jari Edwin yang kian memprihatinkan.
Direksi rumah sakit yang ditemuinya pun mengakui melakukan kesalahan meski, kepada
Gonti, para petinggi menolak jika kasus itu dikatakan malapraktik. Edwin dirawat dan diobati
lagi di RS Harapan Bunda bebas dari biaya dengan janji kesembuhan oleh para dokter.
Kronologi Dokter Menggunting Jari Bayi Edwin Sihombing
Bermula pada hari Minggu 31 Maret 2013, dimana hari tersebut adalah hari raya
Paskah. Namun, tak tampak kegembiraan di hati pasangan suami istri muda, Gonti Laurel
Sihombing (34) dan Romauli Manurung (28). Sudah sekitar sebulan lamanya, Edwin
14
Page 15
Timothy Sihombing (2,5 bulan), bayi mungil keduanya dirawat di RS Harapan Bunda karena
jari telunjuk kanan bengkak dan bernanah.
Kala itu, Romauli menjaga Edwin berdua saja dengan adiknya karena sang suami
pergi ke gereja. Sekitar pukul 07.00 WIB, Romauli terbangun. Seorang dokter ahli bedah
tulang dan dua orang suster datang ke ruang perawatan sang bayi. Ia mengira, kedatangan
dokter yang dikenalnya bernama dokter Zainal Abidin tersebut hendak melakukan
pemeriksaan rutin telunjuk bayinya. "Oh silakan dok," ujar Romauli sambil bangun dan
menggeser tempat tidur kecilnya agar sang dokter bisa mendekat ke tempat tidur Edwin.
Romauli kemudian bergegas menuju wastafel dan membasuh mukanya. "Ambil
gunting sus," ujar sang dokter sependengaran Romauli. Wanita yang bekerja sebagai
konsultan nutrisi di salah satu perusahaan swasta di Jakarta tersebut, mendekati sang dokter
dan suster yang dilihat tengah membuka perban jari telunjuk bayinya.
Keanehan mulai dirasakan Romauli. Kedua tangan dokter dengan lihai membuka
balutan perban jari telunjuk sang bayi. Sementara seorang suster menaruh mangkuk kecil di
bawah tangan bayinya. "Kemudian lukanya disiram pakai antiseptik. Dia ambil guntingnya.
Saya pikir untuk menggunting kulit mati di sekitarnya, tapi enggak. Hampir dua ruas tangan
anak saya digunting," kenangnya.
Darah segar yang keluar dari telunjuk bersamaan jeritan putra pertamanya itu
membuat dengkul dan jantung Romauli serasa mau copot. Air mata pun tak terbendung di
matanya. Kekalutan hati Romauli tak mampu menggerakan tangan untuk
mendokumentasikan proses perawatan Edwin seperti hari-hari biasanya. Romauli menjerit.
"Dia langsung cepat-cepat membalutnya lagi pakai perban. Saya sudah menangis di sana,
nggak kuat lagi saya melihatnya. Saya langsung telepon suami saya, memberitahu," kenang
Romauli.
Pertanyaan alasan pengguntingan itu sempat dilontarkannya kepada sang dokter yang
dikenal sebagai dokter berpengalaman tersebut. Namun, sang dokter menenangkan Romauli.
Menurut si dokter, itu tidaklah mengkhawatirkan. Bagian jari yang dipotongnya adalah
jaringan yang telah mati hingga harus dibuang agar jaringan baru muncul.
15
Page 16
Kini, Edwin masih dirawat di Lantai III RS Harapan Bunda. Kondisinya telah stabil
meski dia lebih gelisah dari biasanya. Orangtua tengah berjuang agar Edwin bisa sembuh dan
pihak rumah sakit bertanggungjawab atas kesembuhan sang bayi.
16
Page 17
BAB IV
ANALISIS KASUS
Berdasarkan dari kasus yang terjadi tersebut kita dapat menganalisa bahwa pada
dasarnya, setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia harus dipertanggung jawabkan.
Karena tanggung jawab itu mempunyai lokus, dimana lokus adalah tempat tanggung jawab
itu sendiri. Lokus atau tempat dapat kita pahami dengan cara mempelajari bagaimana
hubungan antara tindakan dan pikiran. Lokus itu terdapat dalam fikiran kita yang secara
otomatis akan terlefleksi dalam tindakan kita sehari-hari dalam menerima kewajiban yang
dibebankan kepada kita. Pada kasus ini, dokter yang menangani kasus bayi Edwin tidak
mempertimbangkan lokus ini, karena dia melakukan tindakan memotong jari bayi Edwin
tanpa menanyakan status pertimbangan dari pihak keluarga korban.
Tanggung jawab itu sendiri adalah kesadaran seseorang yang terefleksikan dalam
berbagai tindakan dan melaksanakan peran sesuai kewajibannya. Dimana ada kewajiban
disitu pasti ada orang yang harus bertanggung jawab, karena kewajiban adalah sesuatu yang
di bebankan oleh seseorang dan harus di pertanggung jawabkan.
Setiap orang memiliki tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan perannya di
dalam masyarakat. Orang dapat di katakan bertanggung jawab jika ia melakukan tindakan
sesuai peraturan yang mengikatnya.
Tanggung jawab memiki manfaat yaitu orang yang bertanggung jawab akan
memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya sebab ia dapat menunaikan kewajibannya sehingga
ia terus di terima dalam kelompoknya maupun masyarakat. Seperti ketika dokter dan pihak
rumah sakit tersebut berani bertanggung jawab dengan cara memberikan pengobatan gratis
hingga sembuh kepada bayi tersebut. Sehingga dokter maupun pihak rumah sakit tersebut
dapat menunaikan kewajibannya yakni mempertanggung jawabkan apa yang telah dia
lakukan.
Orang yang bertanggung jawab itu adil dan akan selalu mencoba untuk berbuat adil.
Sedangkan yang dimaksud adil dalam konteks ini adalah keadilan untuk bayi tersebut
memperoleh pertanggung jawaban atas segala tindakan yang ia terima. Namun, ketika
seseorang tidak mampu bertanggung jawab, akibatnya ia akan lalai dari tugasnya, orang
lainpun akan ada yang di rugikan, tidak terciptanya suasana atau kondisi yang baik, akan
menghadapi kesulitan dan berujung pada rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri
terhadap peraturan. Seperti masalah yang terjadi dalam kasus ini, ketika dokter tersebut lalai
terhadap tugasnya sehingga bayi tersebut menanggung akibat dari kelalaiannya tersebut.
17
Page 18
Kelalaian ini dapat terjadi karena tindakan dilakukan tanpa adanya unsur pertimbangan.
Tindakan yang tidak disertai dengan pertimbangan akal itu disebut tidak bertanggung jawab.
Tanggung jawab berkaitan dengan kewajiban. Status dan peranan individu
menentukkan kewajibannya. Pada kasus ini adalah dokter yang menangani kasus Edwin ini
harus berkewajiban bertindak sebagai dokter yang memenuhi kode etik dan profesionalisme.
Ketika tindakan seseorang tidak sesuai dengan kewajibannya, aturan, norma, dan nilai yang
berlaku maka individu tersebut dikatakan tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh pada
kasus ini ketika dokter ini salah melakukan intervensi pada saat menyuntikan anti kejang
supaya bayi Edwin tenang. Padahal untuk usia anak seperti itu belum boleh. Selain itu,
pemotongan jari bayi Edwin tidak dilakukan di ruang operasi dan oleh dokter spesialis bedah,
hal ini mencerminkan bahwa dokter tersebut tidak bertanggung jawab kepada status dan
peranananya sebagai dokter.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain yaitu dimana dokter memiliki
tanggung jawab yang besar dalam penanganan medis terhadap pasiennya. Walaupun Allah
lah yang mengatur hidup dan matinya seseorang, tetapi tetap saja dokter tetap harus
bertanggung jawab atas intervensi medis yang ia berikan kepada pasien. Kasus diatas
menunjukkan sikap dokter yang kurang tanggung jawab dan tidak etis dalam tugasnya
sebagai dokter. Segala intervensi yang dilaksanakan dokter seharusnya telah mendapatkan
persetujuan dari pihak pasien dan keluarga, akan tetapi dokter melakukan implementasi tanpa
sepengetahuan keluarga. Selain itu, dikatakan pula bahwa tindakan pemotongan jari ini
dilakukan di ruang perawatan bukan di ruang bedah. Dalam hal tersebut dokter telah
menambah kesalahannya karena tidak sesuai dengan prosedur penanganan medis.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani mengambil resiko sebagai
akibat dari perbuatannya, baik disengaja maupun tidak disengaja. Contohnya pada kasus ini
dokter dan pihak rumah sakit pada awalnya tidak mau mengakui dan bertanggung jawab
pada apa yang telah dilakukannya, namun pada akhirnya pihak rumah sakit bertanggung
jawab dengan akan memberikan bantuan perawatan hingga bayi Edwin sembuh dan juga
membiayai operasi plastik di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta.
Jelas dari kasus itu tidak dapat memenuhi ukuran tanggung jawab diantaranya :
1. Yakin pada suatu nilai : Dokter yang menangani bayi edwin mengesampingkan nilai-
nilai prosedural kedokteran dan nilai kemanusian yaitu dengan menggunting jari
edwin tanpa membiusnya terlebih dahulu.
18
Page 19
2. Berani menanggung resiko : Dokter yang menangani kasus bayi edwin pada awalnya
tidak berani menanggung resiko atas perbuatannya. Dia tidak mengakui bahwa
perbuatannya itu salah. Tetapi pada akhirnya bertanggung jawab juga.
3. Bersikap jujur : Dari keterangannya tersebut, dokter bayi edwin tidak jujur.
4. Berkorban : Dia tidak mau mengorbankan dirinya untuk orang lain, dalam kasus ini
adalah bayi edwin.
5. Bersikap adil : Dokter bayi edwin tidak bersikap adil pada bayi edwin.
Terjadi ketidakseimbangan hak dan tanggung jawab dokter bayi edwin. Ia memang
berhak melakukan tindakan medis apapun terhadap kesembuhan pasiennya. Namun, harus
tetap dibarengi dengan tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya, yang pada
kenyataannya tidak dia lakukan.
19
Page 20
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tanggung jawab merupakan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi, sebagai akibat perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari
perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain sesuai
dengan perannya di lingkungan. Kewajiban beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak
yang berbuat sendiri atau pihak lain, karena kewajiban dalam hal ini adalah sesuatu yang
akan menimbulkan efek buruk jika tidak dilaksanakan sehingga memiliki konsekwensi
yang harus dipertanggung jawabkan jika tidak dilakukan.
Tanggung jawab ada berbagai jenis sesuai dengan keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, sehingga satu orang memiliki lebih dari satu tanggung jawab
yang harus dipikul, jenis-jenis tanggung jawab itu, adalah tanggung jawab terhadap diri
sendiri, tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat,
tanggung jawab kepada Bangsa / negara , tanggung jawab terhadap tuhan, dan tanggung
Jawab Dalam Keprofesian. Didalam setiap tanggung jawab tersebut seseorang dituntut
untuk melaksanakan kewajibannya sebaik-baiknya sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, jika tidak maka orang tersebut akan dianggap tidak bertanggung jawab
oleh orang- orang yang ada disekitarnya.
5.2 Saran
Saran dan kritik yang bersifat membangun penyusun harapkan tiada lain hanyalah
untuk perbaikan pada penyusunan makalah berikutnya, dan bagi para pembaca
khususnya.
20
Page 21
LAMPIRAN
KASUS
Komnas PA : Edwin Diduga Kuat Korban Malapraktik
Penulis : Fabian Januarius Kuwado | Rabu, 10 April 2013 | 13:55 WIB
KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADOEdwin Timothy Sihombing (2,5
bulan) terpaksa kehilangan separuh jari telunjuk kanannya setelah digunting oleh dokter
rumah sakit, tempat bayi itu dirawat, Selasa (9/4/2013) malam. Ia diduga menjadi korban
malapraktik.
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist
Merdeka Sirait mengatakan, situasi yang menimpa bayi berusia 2,5 bulan atas nama Edwin
Timothy Sihombing, diduga kuat sebagai bentuk tindakan malapraktik. Hal tersebut
berdasarkan laporan yang dilakukan ayah Edwin kepada pihaknya.
"Ada dugaan malapraktik. Itu dilihat dari fakta yang diberikan kepada orangtua
kepada kami," ujarnya usai bertemu dengan ayah Edwin di kantor Komnas PA, Jalan TB
Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/4/2013).
Arist mengatakan, pihaknya melihat, terdapat tiga hal dalam serangkaian proses
penanganan medis yang diberikan dokter RS Harapan Bunda kepada Edwin yang menjadi
pintu masuk adanya dugaan malapraktik. Pertama, saat Edwin masuk ke IGD khusus anak.
Kedua, mengapa infus yang diberikan kepada Edwin menyebabkan bengkak pada titik infus
serta jari telunjuknya. Ketiga, adanya upaya dokter menggunting telunjuk bayi tanpa
sepengetahuan orangtua terlebih dahulu.
21
Page 22
Menurut Arist, dokter yang melakukan tindakan medis terhadap Edwin pertama kali,
telah salah dalam mendiagnosa. Orangtua membawa Edwin ke rumah sakit atas keluhan
demam. Namun saat berada di IGD, dokter memberi obat antikejang dengan alasan Edwin
dianggap mengalami kejang.
"Apakah kejang yang dimaksud tergoncang-goncang badannya, matanya merem
melek akibat menahan sakit yang luar biasa, kan tidak begitu menurut orangtuanya ternyata,"
ujar Arist.
Maka dari itu, saat RS Harapan Bunda merujuk Edwin ke RSUD Pasar Rebo untuk
diperiksa syarafnya, hasilnya terbukti negatif. Tidak ada gangguan syaraf pada bayi malang
tersebut. Hal kedua yang menjadi dugaan kuat rumah sakit melakukan malapraktik adalah
mengapa cairan infus yang diberikan dokter pertama kali, malah menyebabkan
pembengkakan dan pembusukan di titik infus hingga jari telunjuk bayi tersebut.
Arist mengatakan, diduga terjadi kesalahan saat dokter menyuntikan infus ke tangan
Edwin. Ketiga, kata Arist, adalah hal yang paling fatal. Yakni, mengapa dokter nekat
menggunting dua ruas jari telunjuk Edwin tanpa memberitahukan kepada orangtuanya
terlebih dahulu. Padahal, sang ibu, Romauli Manurung (28), sehari-hari menjaga sang bayi di
rumah sakit tersebut.
"Apalagi pengguntingan itu tidak dilakukan di ruangan operasi, tapi malah di ruangan
rawat. Itu saja menurut kami sudah melanggar prosedur penanganan medis bagi anak," kata
Arist.
Sebelumnya diberitakan, Edwin bayi berusia 2,5 bulan terpaksa kehilangan separuh
jari telunjuk kanannya setelah digunting dokter RS Harapan Bunda. Orangtua pun menduga
kuat adanya kesalahan penanganan pada bayinya tersebut. Semula, orangtua membawa
Edwin datang ke RS itu atas keluhan demam tinggi.
Di ruang IGD khusus anak, dokter memberikan sejumlah penanganan pertama, mulai
dari cairan infus di punggung tangan kanan, obat antikejang lewat dubur dan peralatan bantu
pernafasan. Namun, keanehan mulai tampak di hari ketiga perawatan. Jari telunjuk hingga
titik infus di tangan kanannya mengalami pembengkakan. Lama kelamaan mengeluarkan
nanah hingga tampak membusuk.
Kondisi itulah yang berujung pada upaya dokter mengamputasi dua ruas jari
telunjuknya menggunakan gunting operasi, tanpa sepengetahuan kedua orangtua bayi. Kini,
dua ruas jari telunjuk kanan Edwin, hilang berganti balut perban. Gonti dan sang istri hanya
bisa pasrah atas kondisi itu. Mereka berharap manajemen rumah sakit menepati janjinya
untuk mengobati telunjuk Edwin hingga sembuh.
22