Top Banner
Jurus Tangerang Jadi Kota Cerdas Anak Punk di Tangsel Meresahkan 3 Mengintip Kehidupan ‘China Benteng’ 5 6 EDISI V : 26 OKTOBER – 8 NOVEMBER 2015 @TANGERANGNEWS_ TANGERANG RAYA NEWS BER 2015 Rp. 1.500,- Pemkot Tangerang Terus Kejar RTH 30 Persen 4 S ejahteraan serta kualitas hidup penduduknya. Berbagai inovasi da- lam perbaikan dan penerapan kon- sep kota cerdas pun muncul, tak terkecuali Kota Tangerang. Hasilnya, Kota Tangerang menjadi runner up dari kategori kota besar, yaitu berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa. Selain Kota Tangerang, nominasin- ya adalah Depok, Bandung, Semarang, Surabaya. Sementara lima kota terbaik nominasi kelom- pok kota sedang adalah Balikpapan, Pontianak, Yogyakarta, Malang, dan Surakarta (Solo). Beri- kutnya adalah kota terbaik nomine kelompok kota kecil yakni Madiun, Malang, Mojokerto, Bontang, dan Salatiga. Penghargaan ini berdasarkan pencapaian Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) yang disusun oleh Ha- rian Kompas dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didukung PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. IKCI disusun, dan diolah berdasarkan data sekunder dari 93 kota otonom yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan enabler dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga ditambah dengan data dari pemerintah kota. (*) Kota Tangerang Runner Up Kota Cerdas CERDASNYA KOTA TANGERANG
8

Tangerang Raya Edisi V

Jul 24, 2016

Download

Documents

CERDASNYA KOTA TANGERANG
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tangerang Raya Edisi V

Jurus

Tangerang

Jadi Kota

Cerdas

Anak Punk

di Tangsel

Meresahkan

3

Mengintip

Kehidupan

‘China

Benteng’

5 6

EDISI V : 26 OKTOBER – 8 NOVEMBER 2015@TANGERANGNEWS_ TANGERANG RAYA NEWS BER 2015

Rp. 1.500,-

Pemkot

Tangerang

Terus Kejar

RTH 30

Persen

4

Sejahteraan serta kualitas hidup penduduknya. Berbagai inovasi da-lam perbaikan dan penerapan kon-sep kota cerdas pun muncul, tak terkecuali Kota Tangerang.

Hasilnya, Kota Tangerang menjadi runner up dari kategori kota besar, yaitu berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa. Selain Kota Tangerang, nominasin-

ya adalah Depok, Bandung, Semarang, Surabaya.Sementara lima kota terbaik nominasi kelom-

pok kota sedang adalah Balikpapan, Pontianak, Yogyakarta, Malang, dan Surakarta (Solo). Beri-kutnya adalah kota terbaik  nomine  kelompok kota kecil yakni Madiun, Malang, Mojokerto, Bontang, dan Salatiga. 

Penghargaan ini berdasarkan pencapaian Indeks

Kota Cerdas Indonesia (IKCI) yang disusun oleh Ha-rian Kompas dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didukung PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. IKCI disusun, dan diolah berdasarkan  data sekunder dari 93 kota otonom yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan enabler dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga ditambah dengan data dari pemerintah kota. (*)

Kota Tangerang Runner Up Kota Cerdas

CERDASNYA KOTA TANGERANG

Page 2: Tangerang Raya Edisi V

Tangsel LIVE!

Pemimpin Umum/ Pemimpin Usaha : Ahan Syahrul Arifi n.

Pemimpin Redaksi:Hendri Teja.

Redaktur: Revi Marta Dasta.

Reporter : Akbar Fitriansyah, Adi Bandaro

Romi Pernando, Aspriadi.

Fotografer : Hadi Suwarman.

Design & Tata Letak: JEESHACE Magenta Bandung.

Keuangan dan Pemasaran : Ninuk.

Sirkulasi & Distribusi : Rosyid .

Penasehat Hukum : Arman Nusantara SH, MH

Redaksi : Tangerang Raya News; Jl. Asem Baris No. 9 Kebon Baru Tebet

Jakarta Selatan. Telp. 021-8351277.

Email : redaksitangerangrayanews.com

Percetakan : PT. Dian Rakyat; Jl. Rawagirang No.8 Kawasan Industri

Pulo Gadung, Jakarta Timur

Editorial

Mpok Romlah...REDAKSI

Kota Tangerang memang potensial. Lokasi stra-tegis, dekat Bandara In-ternasional Soekarno-Hatta, dekat ibukota,

berikut keragaman budaya serta ke-kuatan SDM-nya. Namun potensi itu akan mubazir jika tidak disentuh de-ngan kreatif dan inovatif.

Beruntunglah Kota Tangerang di-pimpin oleh Arief R Wismansyah dan Sachrudin. Merekalah yang mengge-lontorkan visi kota yang layak huni, layak investasi, layak dikunjungi dan kota yang menggunakan teknologi in-formasi berbasis elektronik. Visi itu kemudian dikemas apik dalam kon-sep Kota Tangerang LIVE - Liveable, Investable,Visitable dan E-City.

Namun sebermula bukan LIVE. Awalnya hanya Kota Tangerang layak huni. Tapi ternyata permasalahnya le-bih dari itu. Utamanya adalah Kota Tangerang butuh program khusus pembukaan lapangan kerja karena ba-nyak pengangguran.

Kota Tangerang butuh pengembang-an perekonomian, pertumbuhan eko-nomi wirausaha  dengan  membangun ekonomi kreatif. Maka ada program Layak Dikunjungi, bukan hanya ma-

syarakat Kota Tangerang tapi di luar Kota Tangerang. Hal ini juga setelah memper-timbangkan bahwa kondisi wilayah se-perti Jakarta, Puncak atau Bandung yang selama ini menjadi tujuan wisata, kon-disinya sudah kian padat.

Pemkot pun mengajak pengembang berdiskusi. Kuncinya jangan sampai konsep pengembang tidak menyatu de-ngan konsep Kota Tangerang. Dalam membangun, pengembang harus juga memasukan aspek daya tarik agar bisa mendatangkan wisatawan.

Konsep LIVE City juga berkenaan dengan infrastruktur yang representa-tif. Salah satunya dengan menyediakan berbagai fasilitas publik yang repre-sentatif seperti taman-taman tematik, jalan, sarana transportasi yang terinte-grasi sehingga memudahkan bagi para pelancong untuk menjelajahi setiap sudut Kota Tangerang. Perlu dicatat bahwa taman kota bukan hanya monu-men. Taman harus berguna untuk ma-syarakat. Taman harus bias membuat masyarakat tangerang dan para wisa-tawan merasa happy di Kota Tangerang

Sekarang ini, ketika melancong di Kota Tangerang, jejak kinerja Pemkot la-yak diapreasiasi. Dulu, hingga 2008, Kota Tangerang merupakan kota terkotor

nomor 2 se Indonesia. Sekarang Kota Tangerang sudah dua kali meraih Adipu-ra Kencana. Artinya, program zero waste system melalui pembentukan bank-bank sampah yang melibatkan masyarakat su-dah lumayan berhasil. Taman-taman su-dah terbuka, ada 106 taman di sana.

Masyarakat sudah pro aktif ber-himpun dalam komunitas – komunitas lingkungan. Jumlahnya hampir 68 je-nis. Mulai dari komunitas peduli ling-kungan, masyarakat kesenian, sampai masyarakat budaya. Komunitas ini di-dorong agar saling berinteraksi mela-lui media-media sosial sehingga saling berbagi pengalaman. Pengembangan komunitas ini sangat efektif membantu pembangunan kota.

Penghargaan demi penghargaan pun diraih Kota Tangerang. Tetapi, es-istensi komunitas-komunitas ini yang sebenarnya menjadi sinyal bahwa arah pembangunan Kota Tangerang sudah on the track. Mustahil masyarakat akan turun tangan, jika visi Tangerang LIVE tidak dipahami masyarakat. Mustahil masyarakat akan ambil bagian, jika ti-dak menilai tangan dan kaki Pemkot sudah bergerak ke arah pembangun-an yang sesuai dengan kebutuhan ma-syarakat.(*)

Berita Foto

Danau Cikokol, Kota Tangerang. Pusat pemancingan warga lokal. Setiap hari ramai dikunjungi.

Anak-anak Tangsel berlatih sepakbola di Lapangan Jombang Tangerang Selatan

Kicau Tangerang

ini baruKota

cerdas

EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 20152

Tabloid “TANGERANG RAYA

NEWS” adalah media dengan

konsep citizen journalism yang

berfokus pada isu-isu pemba-

ngunan di kawasan Tangerang,

Kabupaten Tangerang, Kota

Tangerang dan Kota Tangerang

Selatan. Tabloid ini diterbit-

kan oleh SAGI Media. Redaksi

mengundang pembaca untuk

berkontribusi dalam bentuk

opini, photo, karikatur maupun

berita seputar pembangunan

kawasan Tangerang. Untuk se-

tiap karya yang dimuat, redaksi

akan memberikan honorium/

cenderamata.

Member of SAGI Media:

Cover: Jeeshace Magenta

Page 3: Tangerang Raya Edisi V

Kekeran

KEKERAN

KOTA Tangerang menjadi runner up kota cerdas tahun 2015. Kategorinya, kota de-ngan penduduk lebih dari satu juta jiwa. Peringkat tersebut hanya dikalahkan oleh Kota Surabaya. Kota Tangerang mengungguli Kota Depok, Kota Bandung, dan Kota Semarang. Indeks kota cerdas ini disusun oleh Harian Kom-pas dan Institut Teknologi Bandung (ITB), serta didu-kung PT Perusahaan Gas Ne-gara (Persero) Tbk (PGN).

Jurus sukses Kota Tangerang adalah program Tangerang Live. Inti program ini adalah mendorong parti-

sipasi masyarakat dan stake-holder untuk menciptakan Kota Tangerang menjadi kota yang layak huni, layak inves-tasi, layak dikunjungi dan juga E - City.

“Melalui Tangerang Live, kemudian kami kembangkan program-program seperti smart environment, smart govern-ment, smart economy, smart community, dan smart trans-portation.” ungkap Wali Kota

Tangerang Arief Rachadio-no Wismansyah pada malam Penganugerahan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015, di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Pemkot berfokus me-

ngembangkan komunitas dan menjadikannya cerdas. Sehingga seluruh penerapan teknologi yang dilakukan Pemkot, termasuk pengem-bangan program E – Govern-ment yang melahirkan 118 aplikasi, harus mampu diad-opsi oleh masyarakat. “Kota cerdas sangat tergantung pada masyarakatnya. Peran masyarakat adalah sebagai

motor penggerak kota cerdas itu sendiri,” katanya.

Dia menyebutkan, jumlah komunitas di Kota Tangerang mencapai hampir 68 jenis. Mu-lai dari komunitas peduli ling-kungan, masyarakat kesenian, sampai masyarakat budaya. Komunitas ini didorong agar saling berinteraksi melalui media-media sosial sehingga saling berbagi pengalaman.

Pengembangan komunitas ini sangat efektif membantu pem-bangunan kota.

Arief mencontohkan im-plementasi kota hijau ber-sih yang didorong sampai ke tingkat RT dan RW. Masyara-kat berperan aktif dalam me-laksanakan Gerakan Kam-pung Bersih, Kampung Hijau dan Kampung Berkebun ter-sebut. (*)

MESIN birokrasi adalah pelumas bagi pembangunan. Bi-rokrasi yang melayani akan jadi tulang punggung tumpuan pembangunan. Begitu juga sebaliknya, birokrasi yang lelet akan jadi biang masalah pembangunan.

Dengan visi “Terwujudnya Kota Tangerang yang Maju Mandiri Dinamis dan Sejahtera dengan Ma-syarakat yang Berakhlakul Karimah” salah satu cara yang ditempuh Kota Tangerang adalah dengan mewujudkan tata pemerintahan yang baik, akuntabel dan transparan didukung dengan struktur birokrasi yang berintegritas kompeten dan profesional.

Dikomandoi Arief R Wismansyah sebagai Walikota. Upaya peningkatan pelayanan publik di Kota Tangerang sejak awal Agustus 2015 lalu memaanfaatkan kemajuan teknologi informasi meluncurkan aplikasi pengurusan Su-rat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) secara Online.

“Ini adalah bagian dari pelayanan yang diberikan ke-pada masyarakat agar lebih mudah,” ujarnya.

Upaya peningkatan pelayanan juga diterapkan Pemkot Tangerang dengan menyediakan mobil keliling untuk pe-layanan masyarakat dibidang perizinan. Konsep ini akan efektif per 1 Januari 2016 nanti.

Tak hanya pada sistem yang diperbaiki, peningkatan pelayanan juga disertai dengan pemberian insentif kepada PNS. Insentif terseebut merupakan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

Tantangan birokrasi adalah melayani masyarakat se-baik-baiknya. Bukan hanya cepat dan cermat, tetapi juga tidak memanfaatkan kekuasaan untuk keuntungan diri sendiri dan kelompok. Bunyi dari pernyataan ini merupa-kan sikap nyata Kompas dalam tajuknya tertanggal 14 No-vember 2015. (*)

UNTUK mengatasi sampah yang mencapai 1000 ton/hari, Wali Kota Tangerang, Arief Ra-chadiono Wismansyah bangun program 1.000 Bank Sampah.

Menurutnya, hingga 2008, Kota Tangerang merupakan kota terkotor nomor 2 se Indo-nesia. Namun berkat dukung-an semua pihak sampai saat ini Kota Tangerang sudah dua kali meraih Adipura Kencana.

Menurut Wali Kota kunci keberhasilan Kota Tangerang membersihkan diirnya karena keterlibatan masyarakat dalam program zero waste system me-lalui pembentukan bank-bank sampah yang sampai saat ini berjumlah 350 buah.

Menurutnya, cara untuk mengurangi sampah adalah dengan menabung di bank sampah yang nanti diubah menjadi listrik.

“Kami menyebut TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, tapi taman pengolahan akhir, karena memang di TPA kami di-lengkapi juga dengan berbagai taman, bahkan lapangan bola dan danau yang banyak dikun-jungi anak-anak sekolah untuk belajar pengelolaan sampah,” kata Arief.

Di Kota Tangerang sendiri, untuk membebaskan sampah, terdapat Paguyuban Masyara-kat Kenanga di Cipondoh, Kota Tangerang yang sepakat dan bertekad mewujudkan Kota

Tangerang bebas sampah pada tahun 2017. Namun, sosialisasi ke masyarakat tetap perlu di-lakukan.

“Kalau melihat kesadaran warganya, di Kota Tangerang ini masih rendah. Kesadaran untuk menjaga lingkungan bersih be-lum menjadi gaya hidup,” ujar Ali tukang sapu di Taman Potret, Rabu (12/11).

Meski begitu, kata Ali, hing-ga kini belum ada sanksi bagi mereka yang membuang sam-pah sembarang tempat di Kota Tangerang. Ali sendiri melihat dukungan Pemkot Tangerang untuk peningkatan kebersih-

an di Kota Tangerang sangat baik. Dukungan berasalah dari semua elemen SKP di Kota Tangerang.

Dari pengamatan Tangerang Raya News di taman kota nam-pak banyak tempat sampah baru yang terpasang. Kebersihan di taman bermain ini juga lebih tertata.

Bak-bak sampah juga terse-bar disetiap tempat mulai dari kelurahan hingga SKP-SKP. Ke-sadaran warga untuk menjaga kebersihan terus ditingkatkan. Khusus untuk taman potret, perbaikan untuk MCK harus disegerakan. (*)

Dari Terkotor Jadi Paling KinclongGeliat Reformasi Birokrasi di Kota Tangerang

JURUS TANGERANG

JADIKOTACERDAS

3EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 2015

Page 4: Tangerang Raya Edisi V

KEKERAN

DALAM membangun peme-rintahan yang baik, Pemkot Tangerang terus mengem-bangkan sistem pengadaan barang dan jasa yang transpa-ran. Basisnya adalah aplikasi e –government. Program ini berimbas pada upaya mendo-rong Layanan Pengadaan Se-cara Elektronik (LPSE) untuk dapat meningkatan kinerjan-ya secara berkelanjutan.

LPSE Kota Tangerang yang dibentuk pada tahun 2009 awalnya hanya merupa-kan Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) yang dipim-pin oleh pejabat setingkat esselon IV, namun dikarena-kan tuntutan pengembangan organisasi sebagai akibat dari semakin banyaknya paket lelang yang harus dilaksana-kan, LPSE Kota Tangerang berubah menjadi Bidang LPSE yang dipimpin oleh pe-jabat setingkat esselon III.

Penguatan LPSE Kota Tangerang bukan hanya mem-buat proses pelelangan menjadi lebih cepat. Program ini juga berdampak positif terhadap

penghematan anggaran.Sementara itu, Kepala Bi-

dang LPSE Kota Tangerang, Euis Nurlaila mengatakan, bahwa sampai tahun 2015, LPSE Kota Tangerang telah melelangkan 293 paket peker-jaan, dengan nilai total pagu sebesar Rp 2,8 Triliun. “Kita telah berhasil melakukan efi siensi sebanyak Rp 400 Mi-lyar atau sekitar 14 %,” terang-nya, sebagaimana dilangsir dari tangerangnews.com.

Keberhasilan LPSE Kota Tangerang diganjar banyak

penghargaan. Dalam bi-dang e-procurement, LPSE Kota Tangerang mendapat penghargaan sebagai LPSE dengan paket terbanyak se-meter I kategori Kota TA 2011, LPSE dengan paket dan pagu terbesar pada semeter II kategori Kota TA 2011, dan LPSE dengan User Sup-port Terbaik Kategori  Kota 2012. Selanjutnya adalah penghargaan atas LPSE de-ngan Kinerja Sistem Terbaik Kategori Kota 2013 dan ISO 9001:2008 tentang mana-

jemen mutu layanan peng-adaan secara elektronik.

Penghargaan teranyar adalah National Procure-ment Award 2015 untuk kate-gori Kepemimpinan dalam Transformasi Pengadaan Secara Elektronik dari Lem-baga Kebijakan Pengada-an Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Penghargaan kepada Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah ini diberikan langsung oleh Menteri Peren-canaan Pembangunan Nasio-nal, Sofj an Djalil. (*)

Pemkot Tangerang Terus Kejar RTH 30 Persen

LPSE Kota Tangerang Hemat Rp 400 Milyar APBD

RUANG terbuka hijau (RTH) bagi sebuah perkotaan, idealnya adalah 30 persen dari luas wilayah. Hal ini mengacu pada UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sampai ak-hir 2014, Kota Tangerang yang me-miliki luas wilayah 184,23 Km2 baru mencapai sekitar 11 persen. Karena itu, Pemkot Tangerang terus mengen-jot pembukaan RTH di wilayahnya.

Selain membuka taman-taman baru, Pemkot juga mengandeng pihak swasta dan masyarakat untuk meng-hijaukan Kota Tangerang. ”Kita juga sudah meminta kepada pihak pengem-bang untuk menyediakan ruang terbu-ka hijau di pemukimannya,” ujarnya Walikota Tangerang Arief R Wisman-syah, dikutip dari indopos.co.id.

Berdasarkan data yang dihimpun, saat ini sudah ada 106 taman yang tersebar di sejumlah wilayah Kota Tangerang. Sampai tahun 2014, Pem-kot Tangerang telah menanam 200 ribu batang pohon di setiap sudut wi-layah Kota Tangerang. “Partisipasi masyarakat dalam melakukan pe-nanaman pohon juga diyakini besar, namun sampai saat ini belum ber-kumpul data akurat,” paparnya Se-kretaris BLH Kota Tangerang, Dedi Hidayat, sebagaimana dilansir dari tangeranghits.com.

Target Pemkot Tangerang ti-dak main-main, yaitu penanaman satu miliar batang pohon di Kota Tangerang. Partispasi masyara-kat terus digalakan untuk mendu-kung program pembangunan Kota Tangerang yang berkelanjutan serta menjaga kelestarian lingkungan.

Kendati demikian, keberadaan RTH di Kota Tangsel cukup diapr-

esiasi oleh masyarakat. Contoh-nya, Erna warga Jatiwungu Kota Tangerang, yang berkunjung ke Ta-man Potret, yang diresmikan pada 11 Agustus 2015. “ Ya bersih, bagus-lah buat hiburan pas pulang kerja ,“ ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh siswa SMA Balaraja Kota Tangerang yang datang beramai-ramai ke Ta-man Potret. “Suasananya bagus, asyik seru dan bisa menambah inspirasi. Tangerang tuh indah jadi gak usah keluar kota,” Hilman Zulfan bersama teman-temannya.

Lukman, anggota Satpol PP Kota Tangerang, menyebut bahwa Pem-kot Tangerang terus mengawal kein-dahan dan keasrian taman-taman yang sudah direnovasi dan diba-ngun. Di Taman Potret contohnya ditugaskan ditugaskan 15 orang per-sonil yang terbagi menjadi dua shift.

“Tangerang kota sudah bagus. Taman-taman ini paling tidak ber-arti buat hiburan masyarakat,” ung-kapnya. (*)

EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 20154

Page 5: Tangerang Raya Edisi V

KOTA KITE

Perahu Naga di TangerangPERAHU naga di negeri asalnya biasanya memiliki ukuran panjang hampir 40 meter. Bagian ujung depan kapal dihiasi ukiran kepa-la naga dan bagian belakang kapal dihiasi ornamen ekor naga. Ornamen tersebut me-rupakan simbol bahwa naga dapat membawa keberun-tungan bagi masyarakat de-ngan menurunkan hujan yang berguna untuk tum-buhan.

Kegiatan mendayung perahu naga menjadi se-buah kegiatan rutin dan tak jarang diperlombakan. Hal serupa pun terjadi di Tangerang. Dayung perahu naga telah ada sejak tahun 1930-an dan terus berkem-bang menjadi perlombaan semarak. Sampai 1960-an, perlombaan perahu naga masih diselenggarakan di Sungai Cisadane yang ter-letak di dekat Klenteng Bun Tek Bio.

Lomba perahu naga biasanya dilakukan ketika perayaan Pehcun, yaitu pada hari kelima bulan kelima penanggalan Imlek. Kata “Pehcun” merupakan dialek Amoi (Minan) yang berarti

“(men) dayung perahu ba chuan”. Dalam Bahasa Man-darin hari raya ini disebut Duanwujie.

Perayaan ini biasanya identik dengan Perahu Naga. Karena perayaan Pehcun di Tangerang selalu dimulai dengan ritual memandikan perahu keramat yang ter-letak di Klenteng Keramat Pehcun, di seberang Klen-teng Bun Tek Bio. Upacara tersebut biasanya dilakukan di tengah malam menjelang hari perayaan Pehcun. Se-telah upacara pemandian tersebut, perahu-perahu

kecil yang akan digunakan untuk lomba dayung perahu naga tak luput dari tebaran berkah keselamatan.

Malam hari warga me-nikmati sajian makan malam serta musik gambang kro-mong. Gambang Kromong merupakan musik tradisi di Tangerang yang di dalamnya pun merupakan sinergi an-tara alat musik tradisional Indonesia dan alat musik tra-disional Cina sepert i tehyan, Langgamnya pun tak jarang terpengaruh oleh nada-naga khas alunan musik tradisio-nal Tiongkok. (*)

MENGINTIPKEHIDUPAN ‘CHINA BENTENG’ SECARA administratif kawasan ‘China Benteng’ masuk kelurahan Mekarsari, kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. Penduduknya didominasi oleh warga ke-turunan China. Namun bahasa yang di-gunakan sehari-hari bukan bahasa nenek moyang, melainkan bahasa Melayu, Sunda atau Betawi yang cukup kental.

Menurut penulis Portugis, Tome Pires, komunitas China di Tangerang ada sejak 1513. Kehadiran warga China di Tangerang sudah ada jauh sebelum Belanda datang ke Indonesia. Pertama kalinya, mereka ting-gal di area yang sekarang menjadi Pasar Lama Tangerang dan Klenteng Boen Tek Bio. Hingga akhirnya meluas ke Pasar Baru dan Stasiun Tangerang. Sekarang ma-syarakat China Benteng sekarang tersebar sampai ke Pondok Cabe, Pondok Pinang, Pondok Aren dan Telaga Pasir.

Mengapa disebut China Benteng?. Karena letak pemukiman mereka dekat Benteng Makassar. Disebut demikian ka-rena konon benteng tersebut dijaga orang-orang yang didatangkan dari Makassar. Benteng tersebut digunakan sebagai per-tahanan Belanda dari serangan Kesultan-an Banten. Karena wilayah Belanda dan Kesultanan Banten hanya dipisahkan oleh

Sungai Cisadane. Selain benteng, dulu juga terdapat bangker-bangker. Sayangnya, sekarang bangker dan benteng itu sudah hancur.

Komunitas China Benteng memiliki kepercayaan yang berbeda-beda, seper-ti Budha, Khonghucu  dan  Tao. Sehingga di kawasan ini terdapat beberapa tempat ibadah seperti Klenteng Boen Tek Bio dan Vihara  Padumuttara. Klenteng  Boen Tek Bio  digunakan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan Budha,  Khonghu-cu dan Tao. Mereka juga masih melaksana-kan tradisi keturunan seperti Imlek dan Cap Go Meh. Mereka juga memainkan be-berapa kesenian tradisional Tiongkok.

Secara ekonomi, masyarakat tradisio-nal  China  Benteng hidup sebagai petani, peternak, nelayan, buruh kecil, dan peda-gang kecil. Fenomena ini seolah menegas-kan bahwa tidak semua orang Cina  ketu-runan memiliki posisi kuat dalam bidang ekonomi.

Lebih dari itu, fenomena  China  Ben-teng, merupakan bukti nyata harmonisnya kebudayaan China dengan kebudayaan lo-kal. Tidak pernah ada insiden bernuansa SARA yang meletus antara warga China Benteng dengan masyarakat lokal. (*)

Es Betawi Kian LangkaSALAH satu minuman tradisio-nal Betawi Tangerang adalah es selendang mayang. Minuman ini biasanya disajikan pada aca-ra-acara khusus, seperti Lebar-an. Belakangan, es selendang mayang kian jarang ditemukan.

Hal ini akibat generasi penerus penjualnya, enggan melanjutkan usaha orang tua-nya. Es legendaris ini tergerus oleh penganan-penganan mo-dern yang lazim dijajakan di beragam pasar modern, super-market dan mall.

Sehingga menemukan wa-rung kecil penjual es selendang mayang menjadi kisah tersen-diri. Apalagi lokasinya di depan kantor pemasaran Modern-land, Cikokol Kota Tangerang. Namanya Es Selendang Ma-yang Babeh Sapri. Menurut

Feri, sang penjual, selain di Modenland, Es Selendang Mayang Babeh Sapri memi-liki cabang di belakang Rest Area Pinang. “Awalnya jualan di Jakarta, lalu pindah ke Kota Tangerang,” katanya.

Mereka sudah berjualan di kawasan Modernland sejak 15 tahun yang lalu. Sementara usaha tersebut sudah dimulai sejak tahun1970. Sekarang Feri, menantu Sapri, yang menerus-kan usaha Ayah mertuanya itu.

Pelanggannya berasal dari berbagai kalangan dan pro-fesi. Konsumennya berjubel, sehingga para pembeli harus antri. Harganya Rp 5.000 se-mangkuk. Rasanya yang manis dan segar bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghilang-kan dahaga di siang hari.

5EDISI II/14-27 SEPTEMBER 2015

Page 6: Tangerang Raya Edisi V

KABAR WARGA

SIAPA yang tidak kenal bakso malang? Penganan khas Kota Malang Jawa Ti-mur ini terkenal di seantero nusantara. Penjualnya bukan cuma membuka ge-rai di warung tepi jalan dan mall. Ba-nyak juga penjual bakso malang yang berjualan secara keliling. Mulai dari gerobak dorong sampai menggunakan sepeda motor.

Seperti kisah Taufi k, warga Kelu-rahan Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang. Menggendarai sepeda mo-tor, ia berkeliling Ciledug untuk men-jual bakso malang. Pria asal Pemalang Jawa Tengah ini berjualan mulai dari jam 12 siang dan pulang ketika waktu Isya menjelang.

“Saya berjualan bakso malang ini sudah 8 bulan.Alhamdulillah satu hari rata-rata penghasilan 400 ribu, kalau sepi ya kurang dari itu,” tutur Taufi k kepada Tangerang Raya News, di kom-plek Perumahan Mahkota, Ciledug, Sabtu (14/11).

Taufi k mengaku, usahanya tidak di-lakoni secara pribadi. Ia menjalankan usaha milik bos-nya yang juga orang Pemalang. Kendati demikian, dari ak-

tivitas itu, Taufi k bisa mengantungi keuntungan bersih sekitar Rp. 100 ribu – Rp. 150 ribu per hari.

Menurut pria yang masih bu-jangan ini, ada 12 gerobak yang di-miliki bosnya. Tidak hanya di Kota

Tangerang, bos nya juga memiliki karyawan yang berjualan bakso berkeliling di Kota Depok.(*)

Penjual Bakso Malang Keliling di Ciledug

KEBERADAAN kali dan selo-kan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) cukup memprihatink-an. Beberapa drainase sudah ti-dak berfungsi karena tumpukan sampah dan material bangunan. Hal ini disebabkan oleh pemba-ngunan jalan yang mendadak gencar dilakukan oleh Pemkot Tangsel.

Padahal di wilayah Tangsel terdapat sekitar 30 lokasi rawan banjir berupa perumahan yang terletak tidak jauh dari aliran kali Cisadane, kali Angke dan

kali Pesanggarahan. .Jika terjadi hujan dengan curah yang ting-gi akan mengakibatkan banjir karena sering meluapnya air di daerah hulunya seperti di Depok dan Bogor.

Di Tangsel bahkan ada jalan yang tidak memiliki drainase, se-perti di jalan Raya Jombang. Me-nurut penuturan salah seorang warga, Sarmin (41), dahulunya di Jalan Raya Jombang seringkali tergenang air karena ketiadaan drainase.Sejak satu bulan ter-akhir jalan dibangun dan diting-

gikan oleh Pemkot Tangsel yang kemungkinan air tergenang ber-kurang. Namun genangan air

bisa saja terjadi apabila hujan deras turun cukup lama.

“Kalau ada hujan gede belum

tahu mas, bisa-bisa banjir ka-rena saluran air tidak ada,” kata Sarmin kepada Tangerang Raya News, Sabtu (14/11/2015).

Jika dibandingkan dengan Kota Tangerang, pembangunan drainase cukup baik. Karena Pem-kot Tangerang gencar melakukan normalisasi drainase untuk meng-antisipasi banjir. Seperti di Jalan H. Mencong, Ciledug, terlihat saluran air yang terawat tanpa tumpukan sampah sehingga air tidak ham-batan aliran air.

“Tidak pernah terjadi banjir karena selama ini petugas keber-sihan rajin membersihkan got, kami juga sering gotong rooy-ong,” ujar Hendra, warga Men-cong, Ciledug.(*)

KEBERADAAN anak-anak Punk seringkali meresahkan warga. Me-reka acap mengganggu kenyamanan warga dan pengguna jalan di Kota Tanggerang Selatan. Ke-beradaan mereka dian-taranya ditemukan di bunderan Alam Sutera, Serpong atau di sekitar stasiun kereta api Pondok Ranji, Bintaro.

Dari pantauan Tange-rang Raya News, anak punk ini naik-turun ang-kutan umum (angkot) saat

mengurangi kecepatannya menjelang perlintasan kereta api. Mereka mende-kati jendela mobil pribadi, kemudian bernyanyi yang diiringi tepuk tangannya sendiri untuk meminta uang..

“Kurang nyaman kalau ada anak punk, takut jika tidak memberinya uang,” kata Ramlan, di bunderan Alam Sutera, Tangsel.

Jika diperhatikan anak-anak punk ini me-miliki ciri khas antara lain badan kurus penuh tato,

rambut jambul, telinga bertindik, dan anting-ant-ing, serta berpakaian dan sepatu warna gelap yang cenderung kumal. Biasa-nya mereka bergerombol di tepi-tepi jalan

Tidak seperti Jakarta yang steril dari anak punk, keberadaan mereka di Tangsel hendaknya men-dapatkan perhatian serius oleh Satpol PP Tangsel. Karena dikhawatirkan mereka akan berbuat ke-jahatan jika keinginannya tidak dikabulkan.(*)

Jalan Raya Jombang Tak Miliki Drainase

Anak Punk di Tangsel Meresahkan

EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 20156

Page 7: Tangerang Raya Edisi V

NGOMONG KOTA

Barangkali kawasan di Bant-en yang paling menarik un-tuk dikaji adalah Tangerang Raya - Kota Tangerang, Ka-bupaten Tangerang, dan

Kota Tangerang Selatan. Sebagai ka-wasan penyangga ibukota, Tangerang Raya berpeluang dan telah menjadi salah satu tujuan utama dari mobilitas pen-duduk baik internal maupun eksternal Banten. Bahkan Tangerang Raya, de-ngan keberadaan Bandara Internasio-nal Soekarno Hatta di Kota Tangerang, me-rupakan pintu utama bagi masuknya pekerja asing yang melakukan mi-grasi internasional ke Indo-nesia.

Dengan jumlah pen-duduk lebih dari setengah penduduk Banten, ter-nyata luas Tangerang Raya kurang dari 14 persen dari to-tal luas propinsi. Hal ini ber-dampak pada tingginya kepa-datan penduduk, khususnya di Kota Tangerang yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi di Provinsi Banten.

Tingginya jumlah dan kepadatan penduduk di Tangerang Raya tidak terlepas dari letak geograf-is yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Kede-

katan sekaligus pintu gerbang ibukota tersebut, menumbuhkan fenomena in-terdependensi yang kemudian berdam-pak pada timbulnya pertumbuhan wila-yah. Kondisi ini otomatis akan memicu timbulnya mobilitas penduduk dari dae-rah lain dalam provinsi Banten ataupun dari provinsi lain, baik itu mobilitas ver-tikal maupun horizontal.

Mobilitas vertikal adalah semua ge-rakan penduduk dalam usaha perubahan status sosial. Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi karyawan pada sektor industri termasuk gejala perubahan status sosial. Sektor industi di Tangerang Raya yang berkem-

bang pesat tak pelak akan menimbulkan perali-

han pekerjaan atau

status sosial masyarakatnya.Sedangkan mobilitas horizontal

adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang dimaksud adalah batas adminis-tratif, seperti provinsi, kabupaten, keca-matan, kelurahan. Mobilitas ini menjadi ciri daerah penyangga. Penduduk di ka-wasan tersebut akan berkurang di siang hari karena bekerja di luar wilayah asal-nya.

Daerah penyangga akan dijadikan tempat untuk tinggal dan berkeluarga. Kondisi ini dapat dilihat pada Kota Tangerang Selatan yang tumbuh men-jadi daerah yang melayani DKI Jakarta dalam menyediakan pemukiman bagi

penduduk yang melakukan mobili-tas nonpermanen -migrasi sirkul-

er. Terdapat tiga pengembang be-sar perumahan skala besar, yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera yang

berinvestasi modal cukup be-sar di Kota Tangerang Sela-

tan. Belakangan pengem-bang kian banyak yang

masuk ke Tangerang Raya. Fenomena ini

juga merupakan po-tensi pembangun-an ekonomi.

Dengan ciri mobilitas diatas dan

status sebagai daerah penyangga Ibukota DKI Jakarta, dibutuh-kan kebijakan-kebi-

jakan yang tepat men-

jawab karakteristik tersebut. Seridaknya, terdapat beberapa hal yang potensial untuk dilakukan. Pertama, menyediakan infrastruktur transfortasi yang mema-dai. Infrastruktur (jalan, halte, stasiun kereta) dan sarana transportasi (bis kota, kereta, angkot) yang memadai lengkap, sangat penting untuk memudahkan mo-bilitas sirkuler penduduk di daerah pe-nyangga Ibukota. Hal ini dapat dilakukan oleh dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan dengan melibatkan pihak swasta

Kedua, menata ulang Rencana Tata ulang Ruang Wilayah (RTRW). Tinggi-nya laju pertumbuhan penduduk ber-dampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan. Sehingga perlunya penataan ulang atau mengkaji ulang RTRW yang ada agar sesuai dengan kondisi kekinian. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah-an daerah dengan melibatkan para aka-demisi dan kelompok masyarakat.

Ketiga, mendorong partisipasi ma-syarakat. Hal ini penting agar pemba-ngunan yang terjadi adalah pembangun-an yang berwawasan kependudukan. Warga harus menjadi objek yang menik-mati hasil pembangunan sekaligus seba-gai subjek pembangunan.

Keempat, penyusunan Grand De-sign Tangerang Raya. Hal ini dilakukan karena kendati terpisah secara adminis-tratif, tetapi secara mobilitas kawasan ini kait-mengkait, baik antar sesamanya atau dengan DKI Jakarta. Dengan duduk bersama dalam menyusun grand desain ini, masing-masing daerah bisa meran-cang pembangunan yang saling mengun-tungkan.(*)

Tangerang Raya Sebagai Penyangga Ibukota

Oleh : Henny Ayu

pengamat pembangunan, tinggal di Bintaro

>>> Pak Tando : Perlu ada Koperasi Rumah Makan Padang di TangselSUDAH jamak bahwa hampir di semua kota-kota besar di Indonesia terdapat Rumah Makan Padang. Begitu juga di Tangsel, hampir disetiap sudut persimpangan dan pasar bisa ditemukan rumah makan Padang. Salah satunya Rumah Makan “Awak Juo” yang terdapat di Pasar Ciputat. Pemiliknya bernama Zainal Abidin asal Pariaman Sumatera Barat.

Mengikuti tradisi leluhurnya, Zainal sudah merantau sejak muda. Tahun 1978, ia sudah menginjak kaki di Ciputat. Awalnya Pak Tando panggilan akrabnya berdagang pakaian di Pasar Ciputat, setelah itu pindah membuka toko sembako yang dimulai tahun 1982 sampai 1992.

Ketika Pasar Ciputat terbakar tahun 1994, Pak Tando merintis usaha Rumah Makan ‘Awak Juo’ bersama istrinya. Menu yang ditawarkan seperti randang, cincang, goreng ayam balado, sampai soto padang. Rumah makan itu dibuka dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam. Mengenai urusan dapur, ia mempercayakan kepada istrinya, yang juga orang Minang. Sementara Pak Tando mengurusi manajemen rumah

makan. “Saya hanya memo nitor penjualan, jam

8 pagi saya sudah ke warung, nanti sekitar jam 2 siang saya kembali ke sini,” ujar Tando di warungnya, Rabu (28/10).

Saat ini Pak Tando memiliki 8 orang karyawan. Mereka semua bukan orang Minang, tetapi penduduk lokal yang diberdayakan. Menurut Pak Tando, para karyawannya ulet bekerja dan disiplin. Sekarang, Rumah Makan “Awak Juo’ sudah memiliki tiga cabang di Tangsel, yang dikelola oleh saudara-saudaranya.

Belakangan, pria dengan 4 anak ini berpikir untuk mendirikan koperasi Rumah Makan Padang se-Tangsel. Koperasi ini nantinya akan menjadi supplier bagi kebutuhan seluruh rumah makan Padang di Tangsel. Mulai dari bahan baku, sampai perlengkapan makan dan masak-memasak. “Hampir di setiap simpang jalan di Tangsel ini ada warung padang-nya. Jumlahnya ratusan,” kata Pak Tando.

Dengan pembelian bersama, maka Pak Tando percaya harga produk yang dijajakan koperasi bisa lebih murah. Keuntungan

koperasi bisa digunakan sebagai modal bergulir baik untuk mendirikan atau mengembangkan rumah makan padang yang menjadi anggotanya. Sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang minang yang baru saja merantau atau penduduk sekitar.

Selain itu, koperasi ini juga berperan untuk menjaga mutu dari rumah makan padang di Tangsel. Caranya dengan program stikerisasi warung padang. “Ada

rumah makan padang yang dibuat bukan oleh orang Padang. Tentu rasanya berbeda. Apalagi mereka menjual dengan harga murah,” ujarnya.

Pak Tando juga sudah lama bergabung dalam Ikatan Keluarga Minang (IKM), sebuah paguyuban warga Minang di Tangsel. Diperkirakan keberadaan orang Minang di Tangsel, berjumlah 10-15 persen dari total penduduk. Mereka umumnya berprofesi sebagai berdagang.

erang Raya, de-dara Internasio-

a mi-ndo-

pen-gah ter-Raya ari to-

ni ber-a kepa-usnya di memilikitinggi di

dandi

dakraf-

gsung Kede-

gejala perubahan status sosial. Sektorindusti di Tangerang Raya yang berkem-

bang pesat tak pelak akan menimbulkan perali-

han pekerjaan atau

Kondisi ini dapat diliTangerang Selatan yanjadi daerah yang melaydalam menyediakan p

penduduk yang metas nonpermanen

er. Terdapat tigasar perumahan sBumi SerpongBintaro dan Al

berinvestasi msar di Kota

tan. Belakbang ki

masukRaya

jugatenan

mostatu

penyaDKI Jkan

jakan y

7EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 2015

Page 8: Tangerang Raya Edisi V

GADO-GADO

Kampanye sosial me-dia di Kota Tang-gerang Selatan lebih banyak meng-gunakan Twitter

dan Facebook. Ketiga kandidat mempunyai tim sosial media seba-gai propaganda untuk kampanye.

Kampanye melalui facebook lebih massif dilakukan di Tangsel dibandingkan kampanye mela-lui twitter. Ramainya kampanye melalui facebook di Tangsel bisa dilihat dari beberapa group yang berbicara tentang pilkada, baik group masing-masing kandidat maupun group bersama untuk menyampaikan visi misi kandidat masing-masing.

Beberapa group facebook yang digunakan sebagai ajang kampanye para tim sukses para kandidat adalah Calon Walikota Tangsel 2015, Komunitas Tangsel Bersahabat dan Debat Kandidat Pilkada Tangsel. Group tersebut dipenuhi oleh postingan ma-

sing-masing tim sukses. Namun sayangnya dalam postingan ter-sebut para akun-akun tim sukses terlalu membabi buta membela kandidatnya masing-masing dan menjelekkan kandidat lawan.

Isu yang selalu hangat dalam group tersebut adalah seputar ke-terlibatan suami Airin dalam ko-rupsi di Kota Tangerang Selatan. Keterlibatan sang suami walikota sepertinya mencoreng wajah kota Tangerang Selatan yang bermoto-kan Cerdas, Modern dan Religius. Sementara itu tim Airin menjawab dengan program yang telah dilaku-kan Airin-Ben sebagai Walikota dan Wakil Walikota serta memaparkan keberlanjutan program sebelum-nya jika nantinya terpilih lagi.

Tim Sosial Media Arsid-Elvier lebih banyak berbicara tentang bagaimana mewujudkan birokrasi yang bersih di Kota Tangerang Se-latan. Arsid adalah Birokrat yang berpengalaman di pemerintahan yang diyakini mampu melakukan

reformasi yang bersih birokrasi di tangerang Selatan. Sementara Elvier adalah seorang dokter yang berpengalaman di bidang kese-hatan yang diyakini mampu me-ningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Tangerang Sela-tan. Kolaborasi Arsid-Elvier pa-sangan nomor urut 2 ini diyakini tidak hanya mampu memperbaiki birokrasi dan pelayanan kesehat-an di Tangerang Selatan tetapi juga di sector pendidikan dan pe-ningkatan kesejahteraan (eko-nomi) masyarakat Tangsel.

Tim Ikhsan Modjo dan Alin selain memaparkan program-programnya juga sering berde-bat dengan tim sosial medianya incumbent. Tim Ikhsan Modjo – Alin menyampaikan program jagoannya berusaha mewujud-kan mimpi menyelesaikan per-masalahan yang masih melanda Tangsel. Mulai dari infrastruktur, perempuan dan anak, lahan hijau, program kesehatan, pendidikan, dan industri kreatif. Tim sosial media nomor 3 ini juga gencar mengkampanyekan agar tidak memilih kandidat yang di keluar-ganya terlibat korupsi. (*)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) telah menyatakan kesiapannya dalam menye-lenggarakan Pilkada 2015. Menurut Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik, tahapan-taha-pan Pilkada secara umum berjalan sesuai jadwal.Agar Pilkada benar-benar berjalan dengan baik, maka KPU akan melibatkan pemantau internasional dan KPU luar ne-

geri untuk datang ke beberapa TPS menyaksikan pemungutan suara.

“Mereka akan dibawa yang ter-dekat dari Ibu Kota Jakarta, yakni di Depok dan Tangerang Selatan tang-gal 9 Desember nanti,” ujar Husni di Jakarta (03/11/2015) sebagaiamana dilansir antara.

Selain itu, Menurut Husni KPU juga melibatkan 30 KPU dari nega-ra sahabat dan semua kantor per-wakilan negara sahabat yang ada di Jakarta.

“Setelah kembali dari lapangan, akan ada diskusi dan evaluasi terhadap pro-ses pemungutan dan penghitungan suara,”

kata dia.Saat ini tahapan Pilkada sudah masuk

penyelenggaraan masa kampanye yang ber-langsung dari tanggal 27 Agustus sampai dengan 5 Desember 2015. Kemudian juga debat publik/terbuka antar pasangan calon yang berlangsung tanggal 27 Agustus sam-pai dengan 5 Desember 2015.(*)

Pertarungan Sosial Media Pilkada Tangerang Selatan

Pertarungan pemilihan kepala daerah (pilkada)

di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tidak bisa

terlepas dari kampanye melalui sosial media.

KPU RI Bawa Lembaga Pemantau Asing ke Tangsel

MUSIM hujan sudah datang. Biasanya jika tidak berpandai-pandai menjaga kondisi tubuh, pada perubahan musim ini, kita sering jatuh sakit. Yuk, disimak tips menjaga kesehatan di musim hujan .

1. Konsumsi multivitaminPerubahan musim kemarau ke musim hujan, mmebuat tubuh menjalani sebuah proses adaptasi. Proses ini selalu memberikan efek pada sistem kekebalan pada tubuh, yang bisa men-jadikan tubuh kita melemah. Makanya, disarankan kita untuk mengkonsumsi multivitamin.

2. Jaga kebersihanTips ini sebenarnya tidak hanya khusus diterapkan pada saat musim hujan saja, tetapi di musim kemarau. Bibit penyakit dan bakteri sangat gampang berkembang biak pada musim hujan disebabkan karena tingkat kelembapan udara yang meninggi. Bukan Cuma

tubuh Anda yang harus bersih, jJangan lupa juga bersihkan juga lingkungan rumah Anda.

3. Pola makan yang sehat dan bergizi

Tetap jaga gizi makanan, khususnya pada musim hujan. Selalu buat dan konsumsi makanan dan berkuah yang hangat seperti sup ayam, soto, sayuran dan lainnya. Semua itu agar tubuh kita tetap hangat walaupun dalam kondisi musim hujan. Jangan lupa mengkon-sumsi buah-buahan untuk mencukupi vitamin C dan memperbaiki kekebalan tubuh. Minumlah air sekitar 1,5 liter per harinya agar daya tahan tubuh menjadi terjaga. Bisa saja Anda selingi dengan minuman herbal seperti sari jahe yang berfungsi menghangatkan tubuh.

4. Tidur yang cukup Tidur dengan waktu yang cukup akan baik buat tubuh Anda. Jika tidur terla-

lu banyak, akan membuat tubuh men-jadi kaku dan malah menjadi lemas. Tidurlah lebih awal, jangan begadang atau tidur hingga lewat tengah malam. Tubuh perlu istirahat pada waktu yang tepat supaya bisa me-normalkan kembali kebugaran tubuh dan memulihkan kondisi tubuh menjadi lebih baik.

5. Hindari terkena air hujanTetap jaga diri Anda dari cu-

rahan air hujan. Air hujan yang sangat dingin tersebut bisa mem-buat tubuh Anda menggigil dan memperlemah tubuh Anda. Selalu sedia payung atau jas hujan untuk mengurangi air hujan yang menerpa tubuh Anda.

6. Memakai selimut dan kelambu saat tidurMusim hujan akan menjadi musim

yang baik bagi nyamuk untuk berkem-bangbiak. Tubuh manusia menjadi sasaran empuk bagi nyamuk untuk me-nyuntikkan bibit penyakit, khususnya pada nyamuk demam berdarah. Pada saat mau tidur, pakaialah kelambu dan selimut untuk menangkal datangnya nyamuk ke tubuh Anda.(*)

Tips menjaga kesehatan di musim hujan :

EDISI V/26 OKTOBER-8 NOVEMBER 20158