Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester
IIIa. PengertianTanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/
periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003).Menurut
Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun
kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu
asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya
risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/
penyakit yang mungkin terjadi selama hamil.b. Deteksi Dini Tanda
Bahaya KehamilanPada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung
normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit
atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis
tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap
organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur.Deteksi
dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya
terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan
adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga
dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan
yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi
yang dikandungnya.c.Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I,
Trimester II, Trimester III1) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0
12 minggu)a) Perdarahan Pada Kehamilan MudaSalah satu komplikasi
terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan. Perdarahan
dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda
sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early
pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa
istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya
perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat
dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan
kehamilan (Hadijanto, 2008).(1) AbortusAbortus adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008).Menurut
SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%).
Berdasarkan jenisnya Sujiyatinidkk (2009) menyebutkan abortus
dibagi menjadi:(a) Abortus Imminens (threatened)Suatu abortus
imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung
darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan.
Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan,
sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah.
Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun
hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan
vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan
serviks.Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada
panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin
berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih
terdapat janin utuh.(b) Abortus Insipien (inevitable)Merupakan
suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan
pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan
ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek
uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi
osteum serviks dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil
Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut,
kantung gestasi kosong (5-6,5minggu), uterus kosong (3-5 minggu)
atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah.(c) Abortus
Incompletus (incomplete)Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG
didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler.(d) Abortus
Completus (complete)Pada abortus completus semua hasil konsepsi
sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukanperdarahan sedikit,
osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.
Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan
menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang
kosong.(e) Missed AbortionAdalah kematian janin berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu
atau lebih.
(f) Abortus Habitualis (habitual abortion)Adalah abortus spontan
yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya
penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir
sebelum 28 minggu.(2) Kehamilan ektopikAdalah suatu kehamilan yang
pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding
endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di
saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak
sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada
kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6
per seribu kehamilan.Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik
tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya
menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang
sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar
rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi
rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto,
2008).Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada
perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga
membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tanda-tanda syok
hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri
tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam
serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan
kiri.(3) Mola hidatidosaAdalah suatu kehamilan yang berkembang
tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili
korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara
makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,
dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2
cm.Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola
hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan biasa yaitu
mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat keluhannya
sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga
pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada pula
kasus-kasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walaupun
jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan
trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan
adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya
keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah
sakit.Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama
sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias
intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga
menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya
pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia.b) Muntah terus
dan tidak bisa makan pada kehamilanMual dan muntah adalah gejala
yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah
HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.Mual dan
muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan umum
menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum
(Wiknjosastro, 2002, p.275).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejalagejala ini
menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada
umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum
menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya
penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
Makan sedikit tapi seringHindari makanan yang sulit dicerna dan
berlemakJaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir
daripada makanan padat.Selingi makanan berkuah dengan makanan
kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian
makanan berkuah pada waktu berikutnya.Jahe merupakan obat alami
untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan
lain.Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mualHindari
halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyiIstirahat
cukupHindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mualKomplikasi
jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada retina
yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah.
c) Selaput kelopak mata pucatMerupakan salah satu tanda anemia.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin
di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan
oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya
saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena
mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester
I (Saifuddin, 2002, p.281).d) Demam TinggiIbu menderita demam
dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah.
Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%).
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak
dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit.Pada infeksi
berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
e) Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilanGejala dan tanda yang selalu adaGejala
dan tanda yang kadang-kadang adaDiagnosis kemungkinan
Tekana diastolik 90 mmHg pada kehamilan < 20 mingguHipertensi
kronik
Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20
mingguProtein urin < ++Hipertensi kronik dengan superimposed
pre-eklamsia ringan
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 mingguProteinurin -Hipertensi dalam kehamilan
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 mingguProteinurin ++Pre-eklamsi ringan
Tekana diastolok 110 mmhg pada kehamilan > 20
mingguProteinurin +++Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik
biasa)Penglihatan kaburOliguria (< 400ml/24 jam)Nyeri abdomen
atas (epigastrium)Edema paruPre-eklamsi berat
KejangTekanan diastolik 90 mmHg pada kehamilan > 20
mingguProteinurin ++KomaSama seperti pre-eklamsi beratEklamsia
f) Nyeri Perut Bagian BawahNyeri perut pada kehamilan 22 minggu
atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan
ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.
Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis,
Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut,
Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin
disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini.-
Kista Ovarium+ Nyeri perut+ Tumor adneksa pada periksa dalam+ Massa
tumor di perut bawah+ Perdarahan vaginal ringan- Apendisitis+ Nyeri
perut bawah+ Demam+ Nyeri lepas+ Perut membengkak+ Anoreksia+
Mual/muntah+ Ileus paralitik+ Lekositosis- Sistitis+ Disuria+
Sering berkemih+ Nyeri perut+ Nyeri retro/suprapubik- Pielonefritis
akut+ Disuria+ Demam tinggi/menggigil+ Sering berkemih+ Nyeri
perut+ Nyeri retro/suprapubik+ Nyeri pinggang+ Sakit di dada+
Anoreksia+ Mual/muntah- Peritonitis+ Demam+ Nyeri perut bawah+
Bising usus (-)+ Nyeri lepas+ Perut kembung+ Anoreksia+
Mual/muntah+ Syok
2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 28 minggu)a) Demam
TinggiIbu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian
ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan
istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau
gejalagejala penyakit.Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama
kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).b) Bayi
kurang bergerak seperti biasaGerakan janin tidak ada atau kurang
(minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi
selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa
dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak
adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.Beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).c) Selaput kelopak mata
pucatMerupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 22
mingguDarah segar atau kehitaman dengan bekuanPerdarahan dapat
terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi
koitusGrande multiparaSyokAperdarhan setelah koitusTidak ada
kontraksi uterusBagian terndah janin tidak masuk PAPKondisi janin
normal atau terjadi gawat janinPlasenta previa
Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetapWarna darah
kehitaman dan cair tetapi mungkin ada bekuan jika solisio relatif
baruJika ostium terbuka terjadi perdarahan warna merah
segarHipertensiVersi luarTrauma
abdomenPoligidramnionGemelliDefisiensi giziSyok yang tidak sesuai
dengan jumlah darah yang keluarAnemia beratMelemah atau hilangnya
gerakan janinGawat janin atau hilangnya denyut jantung janinUterus
tegang dan nyeriSolusio plasenta
1. Solusio PlasentaSolusio plasenta adalah terlepasnya plasenta
yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.
Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi
setiap saat dalam kehamilan. Kehamilan dapat lepas sebagian atau
seluruhnya. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio
plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta
parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang
lepas disebut rupture sinus marginalis.Perdarahan yang terjadi
karena lepasnya plasenta ini dapat mengalir keluar yaitu pada
solusio plasenta dengan perdarahan keluar. Sedangkan pada solusio
plasenta dengan perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta. Dapat
pula terjadi kedua-duanya atau perdarahanya menembus selaput
ketuban masuk kedalam kantung ketuban.2. Plasenta PreviaPlasenta
previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan
jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas
uterusPlasenta dapat menutupi seluruhnya pembukaan jalan lahir yang
disebut plasenta previa totalis, apabila sebagian jalan lahir yang
tertutup jaringan plasenta maka disebut plasenta previa parsialis.
Sedangkan apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan disebut plasenta previa marginalis.Penyebab utama pada
perdarahan antepartum adalah solusio plasenta dan plasenta previa.
Selain kedua penyebab utama tersebut, perdarahan pada kehamilan
lanjut dapat pula disebabkan oleh hal lain misalnya ruptur uteri
atau gangguan pembekuan darah.
Gejala dan tanda utamaFaktor predisposisiPenyulit
lainDiagnosis
Perdarahan intra abdominal dan atau vaginalNyeri hebat sebelum
perdarahan dan syok yang kemudian hilang setelah terjadi regangan
hebat pada perut bawahRiwayat SCPartus lama atau kasepDisproporsi
kepalaKelainan letak/presentasiPersalinan traumatikSyok atau
takhikardiaAdanya cairan bebas intra abdominalHilangnya gerak dan
DJJBentuk uterus abnormal atau kontumnya tidak jelasNyeri raba atau
tekan diding perut dan bagian janin mudah dipalpasiRupture
uteri
Perdarahan berwarna merah segarUji pembekuan darah tidak
menunjukkan adanya bekuan darah setelah 7 menitRendahnya faktor
pembekuan darah, fibrinogen, trombosit, fragmentasi sel darah
merahSolusio plasentaJanin mati dalam rahimEklampsiaEmboli air
ketubanPerdarahan gusiGambaran memar bawah kulitPerdarahan dari
tempat suntikan dan jarum infuseGangguan penbekuan darah
b) Sakit Kepala Yang HebatSakit kepala selama kehamilan adalah
umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah
sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur.Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia
(Pusdiknakes, 2003).c) Penglihatan KaburPenglihatan menjadi kabur
atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak
yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan
kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda
pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunangkunang.Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat
yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau
didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah)
(Pusdiknakes, 2003).d) Bengkak di muka atau tanganHampir separuh
dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda
pre-eklampsia.e) Janin Kurang Bergerak Seperti BiasaGerakan janin
tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia
kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap
kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam
uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi
pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
Menurut Sadovsky jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu
adalah 50-950 gerakan. Variasi hariannya yang paling rendah adalah
4-10 per 12 jam pada kehamilan normal.
Gejala dan tanda yang selalu adaGejala dan tanda yang kadang
adaDiagnosis kemungkinan
Gerakan janin berkurang atau hilangNyeri perut hilang timbul
atau menetapPerdarahan pervaginam sesudah 22 mingguSyokUterus
tegang atau kakuGawat janin atau DJJ tidak terdengarSolusio
placenta
Gerakan janin berkurang atau hilangDJJ abnormal
(180/menit)Cairan ketuban bercampur dengan mekoniumGawat janin
Gerakan janin/DJJ hilangTanda-tanda kehamilan berhentiTinggi
fundus uteri berkurangPembesaran uterus berkurangKematian janin
Gerakan janin dan DJJ tidak adaPerdarahanNyeri perut
hebatSyokPerut kembung atau cairan bebas intra abdominalKontur
uterus abdominalAbdomen nyeriBagian-bagian janin terabaDenyut nadi
ibu cepatRupture uteri
f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)Yang
dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada
kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda
persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya
tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini.Ketuban pecah
dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan
dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama
periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi
rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu
atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita,
2010).g) KejangMenurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena
eklampsi (24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin
memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala,
mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat,
penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia
(Saifuddin, 2002, p.212)h) Selaput kelopak mata pucatMerupakan
salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang
dari 2500gram) (Saifuddin, 2002).i) Demam TinggiIbu menderita demam
dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah.
Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%).
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak
dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249).
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit.Pada infeksi
berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).j) Nyeri perut yang hebatNyeri perut
kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio
plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri
disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam,
kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak
ada.d.Tujuan Mengenali Tanda Bahaya KehamilanTujuan pentingnya
mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO
(2003) yaitu :1) Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu
hamil dan janinnya sejak dini.2) Dapat mengambil tindakan yang
tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan terdekat bila menemui
tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera.
DAFTAR PUSTAKAChandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : EGCCunningham, F G, dkk. 2006. Obstetri
Williams Volume I. Jakarta : EGCDepartemen Kesehatan RI. 1994.
Pedoman pelayanan antenatal di tingkatpelayaan dasar
JakartaDjamhoer, dkk, 2005. Obstetri Patologi. Jakarta :
EGChttp://www.depkes.go.id/downloads/ profil/kesehatankotasemarang
2010. Pdfhttp://www.depkes.go.id/downloads/profil/provjateng 2009.
pdfhttp://www.depkes.go.id/downloads/
publikasi/profilkesehatanindonesia 2008.pdfMachfoedz, Ircham. 2005.
Pendidikan Kesehatan Bagian dari PromosiKesehatan:
FitramayaMochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta:
EGCNorwitz, E. dan Schorge. 2007. At a Glance Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta:Erlangga dan Pusat Perbukuan
DepdiknasNotoadmodjo, Soekiijo. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.2000. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan: Rineka cipta.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku:
Rineka ciptaNursalam, 2008. Konsep dan penerapan Metode Penelitian
Ilmu Keperawatandan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba
MedikaPrawirohadjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan
KesehatanMaternal Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.2008. Ilmu
Kandungan. Jakarta: YBPSPPusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003. Buku 2
Asuhan Antenatal. Jakarta : DepkesRIRiwidikdo, H. 2008. Statistik
Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Datadalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Mitra CendekiaRiyanto, Agus. 2011.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
NuhaMedikaSastroasmoro, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta:Sagung SetoSetiawan, A dan Saryono. 2010.
Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta:Nuha MedikaSetyowati,
Agustin 2010. Hubungan karakteristik ibu hamil primigravida
dengantingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di RB
YKWPMranggen kabupaten Demak . Semarang, Universitas
MuhammadiyahSemarang.Siswosudarmo, R. dan Emilia, O. Obstetric
Fisiologi. Yogyakarta: PustakaCendekia PressSugiono. 2010.
Statistika untuk Penelitian. Bandung: AlfabetaUndang-undang Tentang
Perkawinan No 1. Tahun 1974Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGCWikjosastro, H. 2007. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBPSP