PROPOSAL KEPERAWATAN JIWA III TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA DI RUANG JIWA SEJAHTERA RSUD DR SOETOMO Disusun oleh: Kelompok 3 1. Durrotun Nafisah 131111067 2. Sri Wahyulina Gustini 131111076 3. Christina Dita W. 131111083 4. Retno Baiq Furianto 131111091 5. Yolanda Novalita 131111098 6. Filiani Cynthia S. A. 131111106 7. Elisabeth Panjaitan 131111113 8. Rejiva Lugas Pratama 131111119
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROPOSAL KEPERAWATAN JIWA III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
DI RUANG JIWA SEJAHTERA RSUD DR SOETOMO
Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Durrotun Nafisah 131111067
2. Sri Wahyulina Gustini 131111076
3. Christina Dita W. 131111083
4. Retno Baiq Furianto 131111091
5. Yolanda Novalita 131111098
6. Filiani Cynthia S. A. 131111106
7. Elisabeth Panjaitan 131111113
8. Rejiva Lugas Pratama 131111119
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan
waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofreniadaya tiliknya berkurang dimana
pasien tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun
gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).
Gangguan orientasi realita disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi
kognitif dan isi fikiran, fungsi persepsi, fungsi motorik dan fungsi social.gangguan pada
fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai terganggu. Gangguan fungsi
motorik, social, dan emosi mengakibatkan kemampuan merespon terganggu yang tampak dari
perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (kemampuan
hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realita terkait dengan fungsi otak, maka
gangguan atau respon yang timbul disebut respon neurobiologik.
TAK adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien
dengan masalah yang sama. TAK bagian dari psikoterapi di dalam kelompok. Aktivitas
digunakan sebagai terapi dan kelompok sebagai target asuhan, terbukti dapat memfasilitasi
perubahan perilaku yang efektif.
Orientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta
hubungannya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain. Disorientasi atau
gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran, mengenai waktu, tempat,
dan orang. Disorientasi dapat terjadi pada setiap gangguan jiwa yang mana ada kerusakan
yang hebat dari ingatan, persepsi, dan perhatian.
Orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien,
yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa
psikotik, mengalami penurunan daya nilai realita (reality testing ability). Klien tidak lagi
mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realita di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realita lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum TAK Orientasi realita adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan
waktu sesuai kenyataan
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari TAK orientasi realita adalah :
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
b. Klien mengenal waktu dengan tepat
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat
III. Manfaat
a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada mahasiswa, khususnya dalam hal
keperawatan tentang TAK stimulus persepsi umum pada klien dengan gangguan orientasi
realita.
b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada mahasiswa untuk mengembangkan terapi
aktivitas kelompok pada pasien dengan gangguan jiwa.
c. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terutama terutama pada klien gangguan
orientasi realita dengan berbagai sesi.
d. Membantu proses penyembuhan pada klien dengan gangguan orientasi realita.
BAB II
KONSEP TEORI TAK ORIENTASI REALITA
A. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa psikotik mengalami penurunan
daya nilai realita (reality testing ability), tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang
disekitarnya yang dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya
ansietas pada klien. Untuk menanggulangi keadaan ini, maka perlu ada aktifitas yang
memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realita disekitarnya meliputi stimulus
tentang realita lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu dan tempat.
B. Jenis - Jenis TAK Orientasi Realita
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita dikelompokkan sebagai berikut :
a. TAK Orientasi Realita Halusinasi
b. TAK Orientasi Realita Dimensia
c. TAK Orientasi Realita Kebingungan
d. TAK Orientasi Realita Waham
e. TAK Orientasi Realita orang lain, tempat dan waktu
C. Kriteria dan Indikasi
1. Karakteristik pasien
Klien yang mengikuti TAK ini adalah yang mengalami gangguan dalam proses pikir ;
waham
2. Proses seleksi
Klien dipilih berdasarkan:
a. Klien merupakan pasien kelolaan dan pasien resume dari mahasiswa yang
melakukan TAK
b. Klien memiliki masalah keperawatan utama yang sama yaitu klien dengan
gangguan proses pikir ; waham
c. Klien tenang dan kooperatif
d. Klien dalam kondisi fisik yang baik
e. Klien mau mengikuti terapi aktivitas
f. Klien yang panca indranya masih berfungsi dengan cukup baik
D. Uraian Pembagian Tugas
1. Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan
dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)