LAPORAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) MEMBUAT KREASI DENGAN ORIGAMI UNTUK PASIEN DENGAN RM Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa Oleh: RATIH KUMALASARI 115070201111034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MEMBUAT KREASI DENGAN ORIGAMI UNTUK PASIEN DENGAN RM
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Jiwa
Oleh:
RATIH KUMALASARI
115070201111034
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
MEMBUAT KREASI DENGAN ORIGAMI
UNTUK PASIEN DENGAN RM
DI DESA WONOREJO KECAMATAN BANTUR
Diajukan Untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Departemen CMHN
Oleh :
Ratih Kumalasari
115070201111034
Telah diperiksa kelengkapannya pada :
Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi
Perseptor Akademik Perseptor Klinik
( Ns. Retno Lestari, S.Kep, MN ) (Ns. Soebagijono, S.Kep, M.Kes )
NIP. 198009142005022001 NIP. 1968109 1999003 1003
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangManusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan
lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat
menghasilkan perubahan diri individu diantaranya perubahan nilai budaya, perubahan
sistem kemasyarakatan, pekerjaan, serta akibat ketegangan antar idealisme dan realita
yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Tidak semua
orang dapat menyesuaikan diri dari perubahan tersebut, akibatnya akan menimbulkan
ketegangan atau stres yang berkepanjangan sehingga dapat menjadi faktor pencetus
dan penyebab serta juga mengakibatkan suatu penyakit. Faktor yang dapat
mempengaruhi stres adalah pengaruh genetik, pengalaman masa lalu dan kondisi saat
ini (Suliswati, 2005).
Penyebab gangguan jiwa salah satunya karena stresor psikologis. Yang merupakan
suatu keadaan atau suatu peristiwa yang menyebabkan adanya perubahan dalam
kehidupan seseorang hingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi dalam
menaggulangi stressor tersebut. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali
hanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hal ini yang dapat
menyebabkan pasien dikucilkan dalam masyarakat. Harga Diri Rendah pada pasien
gangguan jiwa dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Harga Diri Rendah tampak dari ketidakmauan melakukan aktivitas apapun secara
mandiri.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa dengan
harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat kerajinan pada kain
flannel.
1.2 TujuanTujuan umum TAK membuat kerajinan gantungan kunci dari kain flanel yaitu
peserta dapat meningkatkan kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang
kembali kemampuan motorik halus. Tujuan khususnya adalah:
1. Peserta mampu memperkenalkan diri
2. Peserta mampu membuat kerajinan gantungan kunci dari kain flanel
3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang telah
dilakukan.
1.3 Manfaat1.3.1 Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan isolasi social dan harga
diri rendah agar mempunyai kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang
kembali kemampuan motorik halus.
1.3.2 Manfaat Bagi Terapis Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik
Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi
Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi PendidikanSebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan Isolasi Sosial dan
Harga Diri Rendah.
1.3.4 Manfaat Bagi Ponkesdes WonorejoSebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik pada
pasien dengan Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial, pada khususnya, sehingga
diharapkan keberhasilan terapi lebih optimal.
BAB IITINJAUAN TEORI
2.1 Terapi Aktivitas Kelompoka. Definisi kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan 1 dengan yang lain, saling
bergantung dan mempunyai norma yang sama (stuart dan Laraia, 2001). Anggota
kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai
dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995 dalam stuart dan laraia, 2001).
Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok
memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi
dalam kelompok.
b. Tujuan dan Fungsi KelompokTujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta
mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada
konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu
sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang
baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki,
diakui, dan dihargai eksistensi nya oleh anggota kelompok yang lain.
c. Jenis Terapi Kelompok1. Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan
waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi
kelompok adalah membuat sadar diri (self-awareness), peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
2. Kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik krisis, tumbuh
kembang, atau penyesuaian sosial, misalnya, kelompok wanita hamil yang akan
menjadi ibu, individu yang kehilangan, dan penyakit terminal. Banyak kelompok
terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah
sebagai berikut:
a. mencegah masalah kesehatan
b. mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
c. mengingatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok saling membantu dalam
menyelesaikan masalah.
3. Terapi Aktivitas Kelompok
Wilson dan Kneisl (1992), menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan
teknik kreatif untik menfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon
sosial dan harga diri. Aktivitas yang digunakan sebagai erapi didalam kelompok yaitu
membaca puisi, seni, musik, menari, dan literatur. Terapi aktivitas kelompok dibagi
menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita, dan terpi aktivitas
kelompok Stimulasi Sensori.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi melatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulud yang pernah dialami, diharapkan respon klien
terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori digunakan sebagai stimulus pada sensori klien. Terapi aktivitas
kelompok orientasi realita melatih klien mengorientasikan pada kenyataan yang ada
disekitar klien. Terapi aktivitas kelompok Stimulasi Sensori untuk membantu klien
melakukan Stimulasi Sensori dengan individu yang ada disekitar klien.
BAB IIIPELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI
3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSIKarakteristik klien
a. Klien yang tidak mengalami gangguan fisik
c. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekannya.
d. Klien yang mudah diajak berinteraksi.
3.2 TUGAS DAN WEWENANG1. Tugas Leader dan Co-Leader
- Memimpin acara: menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan.
- Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan klien
- Memberikan motivasi kepada klien
- Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
- Memberikan reinforcemen positif terhadap klien
2. Tugas Fasilitator
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memastikan lingkungan dan situasi aman dan kondusif bagi klien
- Menghindarkan klien dari distraksi selama kegiatan berlangsung
- Memberikan stimulus/motivasi pada klien lain untuk berpartisipasi aktif
- Memberikan reinforcemen terhadap keberhasilan klien lainnya
- Membantu melakukan evaluasi hasil
3. Tugas Klien
- Mengikuti seluruh kegiatan
- Berperan aktif dalam kegiatan
- Mengikuti proses evaluasi
3.3 PERATURAN KEGIATAN1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hinggga akhir
2. Klien dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
3. Klien yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi :
- Peringatan lisan
3.4 TEKNIK PELAKSANAANTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Tema : Terapi Aktivitas Kelompok Membuat Kerajinan dengan Origami
Sasaran : Pasien Dengan RM
Hari/ tanggal : Rabu, 24 Februari 2016
Waktu : 45 menit
Tempat : Di Balai Desa Wonorejo
Terapis :
1. Leader : Ratih Kumalasari
2. Co Leader : Dicky Syahrulloh B.
3. Fasilitator 1 : Wisam Wafi K
4. Fasilitator 2 : Ifa Rahmawati
Tahapan Sesi: Sesi 1: Memperkenalkan diri
Sesi 2: Membuat kreasi dengan kertas origami
A. Tujuan
Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap,
nama panggilan
Sesi 2: klien mampu membuat kreasi dari kertas origami
B. Sasaran
1. Kooperatif
2. Tidak terpasang restrain
C. Nama Klien
1. Obet
2. Joko
3. Fani
D. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
E. MAP
L
Keterangan :L : Leader
C: Co Leader
F : Fasilitator
K : Klien
F. Alat dan Bahan
Kertas Origami
Spidol Hitam
Penggaris
G. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak: Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
3. Tahap kerja
SESI 1a. Peserta memperkenalkan diri sendiri, meliputi : nama
K K
F
C
F
b. Memberi pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
SESI 2a. Membagikan kertas origami yang sudah disediakan oleh terapis.
b. Menginstruksikan peserta untuk melipat kertas origami sesuai petunjuk.
c. Memberi pujian untuk setiap anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut secara
berkala
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikutnya
Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi Hasil
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
c. Kemampuan Membuat Kreasi dari Origami
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Memilih dan menyebutkan warna
2 Melipat kertas origami
3 Memberi hiasan (mata, mulut)
Jumlah
BAB IVHASIL EVALUASI
a. Kemampuan verbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Menyebutkan nama lengkap2 Menyebutkan nama panggilan4 Menyebutkan hobi5 Menanyakan nama lengkap6 Menanyakan nama panggilan8 Menanyakan hobi
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Kontak mata2 Duduk tegak3 Menggunakan bahasa tubuh yg
sesuai4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhirJumlah
c. Kemampuan Membuat Kreasi dari Origami
No. Aspek yg dinilaiNama klien
1 Memilih dan menyebutkan warna
2 Melipat kertas origami
3 Memberi hiasan (mata, mulut)
Jumlah
Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (+) jika ditemukan pada
klien atau (-) jika tidak ditemukan.
Dokumentasi