BAB VTAHAPAN KEGIATAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGANKegiatan yang
dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaan
yang diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit
cukup dilakukan oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu
pengerjaan audit yang relatif tidak begitu lama, dan dengan
honorarium audit yang tidak begitu besar namun apabila perusahaan
yang yang di audit adalah perusahaan besar,apalagi kalau perusahaan
raksasa dengan ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan auditor
dalam jumlah yang banyak, waktu pengerjaan audit berbulan-bulan,
dan honorarium audit yang sangat tinggi. Dalam setiap audit baik
audit pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil, selalu
terdapat empat tahapan kegiatan yaitu: Penerimaan penugasan audit
Perencanaan audit Pelaksanaan pengujian audit Pelaporan temuan
Dalam setiap tahapan, auditor harus memahami berbagai factor dalam
lingkungan audit seperti telah di bahas pada bab-bab yang lalu.
Beberapa di antara faktor tersebut antara lain: Dampak dari
berbagai peraturan, harapan atau ekspektasi masyarakat, kemungkinan
di tuntut di pengadilan, dan keharusan untuk melakukan audit sesuai
dengan standar profesional. Gambar 5-1 memberikan gambaran mengenai
model dari faktor-faktor lingkungan audit dengan tekanan pada
hubungan antara standar auditing dengan keempat tahapan audit.
PENERIMAAN PENUGASAN AUDIT Tahap awal dalam suatu audit laporan
keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (atau menolak)
suatu kesempatan menjadi auditor untuk klien baru, atau untuk
melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Seperti pada
gambar 5-1, pada tahap ini hanya standar umum dari standar auditing
yang perlu diterapkan. Pada umumnya keputusan untuk menerima (atau
menolak) ini sudah dilakukan sejak enam hingga Sembilan bulan
sebelum akhir tahun buku yang diperiksa. Fakto-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam penerimaan penugasan akan dibahas pada bagian
lain bab ini.PERENCANAAN AUDIT Tahap kedua pada suatu audit
menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksanaan dan penentuan
lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan
menentukan keberhasilan penugasan audit. Dari gambar 5-1 nampak
bahwa pada tahap ini perlu di terapkan standar umum dan standar
pekerjaan lapangan dari standar auditing. Perencanaan audit
biasanya di lakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir
tahun buku klien. Penjelasan lebih lanjut mengenai
komponen-komponen perencanaan audit akan di bahas pada bab ini dan
dalam dua bab berikutnya
EKSPETASI MASYARAKTA STANDAR PENGENDALIAN MUTU.
STANDAR AUDITING
STANDAR UMUM
STANDAR PELAPORANSTANDAR PEKRJAAN LAPANGALN
PELAPORAN TEMUANPELAKSANAAN PENGUJIANPERENCANAAN AUDITPENERIMA
PENUGASAN AUDIT
ATURAN KAP ATURAN JAI PERATURAN PEMERINTAH
PELAKSANAAN PENGUJIAN AUDITTahap ketiga dalam suatu audit
laporan keuangan adalah melaksanakan pengujian audit (audit test)
tahap ini sering di sebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan
lapanga. Tujuan utama tahap audit ini adalah mendapatkan bukti
audit mengenai efektivitas pengendalian intern dan kewajaran
laporan keuangannya. Seperti dilukiskan dalam gambar 5-1, pada
tahap ini juga harus di terapkan standar umum dan standar pekerjaan
dari standar auditing. Pengujian auditini pada umumnya dilakukan
antara tiga sampai empat bulan sesuda akhir tahun buku hingga satu
sampai tiga bulan sesuda akhir tahun bukan klien. Pengjian audit
dibahas lebih lanjut mulai bab 8 buku ini dan dilanjutkan pada buku
II. PELAPORAN TEMUAN
Tahap keempat atau tahap terakhir dari suatu audit adalah
pelaporan temuan. Seperti telah dibahas pada bab 2, laporan audit
bisa berupa laporan standar yaitu laporan audit dengan pendapat
wajar tanpa perkecualian, atau bisa juga menyimpang dari laporan
standar. Seperti namapk pada gambar 5-1 pada tahap ini harus
dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar
auditing. Laporan audit biasanya diterbitkan antara satu hingga
tiga minggu setelah berakhirnya pekerjaan laporan. Pembhasan lebih
lanjut mengenai tahap audit ini akan diuraikan pada buku II.
PENERIMAAN PENUGASAN
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup
ketat antar kantor akuntan publik, klien bisa merupakan klien baru
ataupun klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan
melanjutkan memberikan penugasan audit pada tahun atau tahun-tahun
berikutnya. Klien baru bisa merupakan perusahaan yang baru pertama
kali di audit oleh akuntan publik, atau perusahaan yang pernah
diaudit oleh kantor akuntan publik lain. Pergantian auditor bisa
terjadi karena berbagai alasan, misalnya:1. Klien merupakan hasil
merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang semula
memiliki auditor masing-masing yang berbeda, 2. Ada kebutuhan untuk
mendapat perluasan jasa profesional, 3. Tidak puas terhadap kantor
akuntan public yang lama,4. Ingin mencari auditor dengan honorarium
audit yang lebih murah, dan 5. Penggabungan antara beberapa kantor
akuntan publik.
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan
audit laporan keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila
uditor memutuskan untuk menerima suatu penugasan audit, maka
auditor harus memikul tanggung jawab profesional terhadap
masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akntan public yang
lain. Aditor harus menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat
terhadap profesi dengan menjaga indenpendensi, integritas, dan
obyektivitas. Kepentingan klien harus dilayani dengan memperhatikan
kompetensi dan profesional.Terhadap anggota lain seprofesi, auditor
bertanggung jawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik
profesi, serta meningkatkan kemampuannya dalam member pelayanan
kepada masyarakat. Ini berarti bahwa keputusan untuk menerima
penugasan dari klien baru atau penugasan lanjutan dari klien lama
bukanlah tanpa pertimbangan yang matang. Pentingnya keputusan ini
terlihat dari dimasukannya masalah penerimaan atau pelanjutan
penugasan dari klien sebagai salah satu dari Sembilan elemen
pengendalian mutu pada suatu kantor akuntan publik seperti telah
diuraikan pada bab 1. Pertimbangan dalam memutuskan untuk menerima
penugasan juga berhubungan langsung dengan kemampuan auditor untuk
memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing serta
kode ethik akuntan. Gambar 5-2 menunjukan sejumlah tahapan yang
harus dilakukan oleh suatu kantor aknta publik untuk menjamin bahwa
penerimaan penugasan hanya diberikan pada penugasan audit yang
dapat diselesaikan sesuai dengan standar profesional.
Tahapan-tahapan tersebut akan diuraikan di bawah ini
MENGINDENTIFIKASI KEADAAN- KEADAAN KHUSUS DAN RISIKOTIDAK
BISAMENETAPKAN KOMPETENSI UNTUK MELAKUKAN
AUDITMENGEVALUASIINTEGRITASIMANAJEMEN
MENENTUKAN KEMAMPUAN UNTUK BEKERJA DENGAN CERMAT DAN
SEKSAMAMENGEVALUASI INDEPENDENSI
MENYIAPKAN SURAT PENUGASAN
EVALUASI ATAS INTEGRITAS MANEJEMEN Tujuan pokok suatu audit
laporan keuangan adalah untuk menyatakan suatu pendapat tentang
laporan keuangan klien oleh karena itu perlu di perhatikan bahwa
auditor hanya akan menerima penugasan apabila terdapat jaminan yang
memadai bahwa yang memadai manajemen klien bisa dipercaya apabila
manajemen tidak memiliki integritas, kemungkinan besar terdapat
kekeliruan dan ketidakberesan dalam proses akuntansi yang menjadi
dasar penyusuna laporan keuangan. Hal ini akan menyebabkan resiko
menjadi bertambah besar, yaitu resiko auditor memberikan pendapat
wajar tanpa perkecualian, padahal laporan keuangan mengandung salah
saji yang material bagi klien baru, auditor bisa memperoleh
informasi tentang manajemen dengan bertanya pada auditor
pendahulu(jika klien pernah di audit oleh auditor lain ), atau
dengan mengajukan pertannyaan kepada pihak ketiga yang di pandang
mengenal klien. Untuk klien yang sudah ada dan akan melanjutkan
pemberian penugasan audit, perlu dipertimbangkan pengalaman auditor
dengan manajeman klien pada audit yang lalu. Komunikasi Dengan
Auditor Pendahulu Bagi klein yang pernah di audit oleh auditor
lain, pengetahuan tenteng manajemen klien yang di miliki oleh
auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor
pengannti. Sebelum menerima penugasan ,PSA NO. 16,Komunikasih
antara auditor pendahulu dengan auditor penganti (SA 315. 02),
Mengharuskan auditor penganti untuk mengambil inisiatif untuk
berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun
tertulis. Komunikasi harus di lakukan dengan persetujuan klien ,
dank lien di minta untuk mengijinkan auditor pendahulu untuk member
jawaban lengkap atas pertanyaan pertanyaan yang di ajukan auditor
penganti. Persetujuan klien di perlukan karena kode etik profesi
melarang auditor untuk amengungkapkan informasi rahasia yang
diperoleh dalam audit tanpa ijin klien Dalam berkomunikasi,auditor
penganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar
mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas penhgambilan keputusan
menerima atau menolak penugasan ,seperti misanlnya: Integritas
manjemen Ketidaksepakatan dengan manajen mengenai prinsip akuntansi
dan prosedur audit. Pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan
klien melakukan penggantian auditornya.Auditor pendahulu diharapkan
untuk member jawwaban lengkap, dengan asumsi ijin diberikan oleh
klien. Apabila klien tidak memberi ijin, atau auditor pendahulu
tidak membri jawaban yang lengkap, maka auditor penggantti harus
mempertimbangkan implikasinya dalam memutuskan apakah penugasan
akan diterima.
Mengajukan Pertanyaan Pada pihak Ketiga Informasi tentang
integritas manajemen dapat juga diperoleh dari orang- orang yang
mengenai klien, seperti misalnya, penasehat hukum klien, banker,
dan pihak- pihak lain dalam lingkungan bisnis dan keuangan yang
memiliki hubungan bisnis dengan calon klien.Sumber informasi
potensional lainnya, antara lain: Mereview berita yang berkaitan
dengan penggantian manajemen puncak di majalah atau surat kabar,
dan Seandainya calon klien adalah perusahaan terbuka yang menjual
saham- sahamnya dipasar modal dan pernah diaudit auditor lain,
informasi bisa dperoleh dengan membaca laporan klien ke Bapepam
tentang penggantian auditor. Mereview Pengalaman Masa Lalu dengan
Klien Sebelum mengambil keputusan untuk melanjutkan penugasan
dengan klien audit, auditor harus mempertimbangkan secara cermat
pengalaman yang berhubungan kerja dengan manajemen klien di waktu
yang lalu. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan semua
kekeliruan dan ketidakberesan material,serta tindakan melawan hukum
yang ddtemukan dalam audit yang lalu. Selama audit yang lalu
berlangsung, auditor mengajukan pertanyaan kepada manajemen
mengenai berbagai hal seperti ada tidaknya kewajiban bersyarat
(contingencies), lengkap tidaknya notulen rapat dewan komisaris,
dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Kebenaran jawaban
manajemen atas pertanyaan- pertanyaan tersebut dalam audit yang
lalu harus dipertimbangkan dengan cermat dalam mengevaluasi
integritas manajemen.
MENGIDENTIFIKASI KEADAAN- KEADAAN KHUSUS DAN RISIKO TAK BIASA
Hal- hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk
menerima penugasan pada tahap ini, antara lain mengidentifikasi
pemakai laporan keuangan yang telah di audit, melakukan penilaian
awal tentang klien dari segi hukum dan kestabilan keuanganya,serta
mengevaluasi kemungkinan bisa atau tidaknya audit dilaksanakan.
Mengidentifikasi Pemakai Laporan Keuangan AuditanTanggung jawab
hukum auditor bisa berbeda-beda tergantung pada siapa yang
diperkirakan akan menjadi pemakai laporan keuangan auditan. Oleh
karena itu auditor harus mempertimbangkan apakah klien merupakan
perusahaan publik(menjual saham- sahamnya kepada masyarakat ) atau
perusahaan privat, kepada siapa saja atau kepada pihak ketiga mana
di perkirakan klien berpotensi mempunyai kewajiban sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Auditor harus mempertimbangkan
apakah laporan audit yang biasa akan akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan semua pemakaian laporan atau apakah perlu dibuat laporan
khusus. Sebagai contoh, perusahaan- perusahaan tertentu wajib
memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan undang-undang. Perusahaan
semacam itu, diwajibkan undang- undang untuk menyampaikan informasi
yang telah diaudit, yang tidak diwajibkan oleh prinsip akuntansi
berlaku umum. Permintaan laporan tambahan bisa berarti perlu adanya
tambahan kompetensi pada si auditor, bisa juga tambahan biaya, dan
bertambah luasnya tanggung jawab hukum auditor.
Memperkirakan Adanya Persoalan Hukum dan Stabilitas Keuangan
Klien Apabila perusahaan klien pernah mengalami kesulitan karena
adanya gugatan hukum, dan apabila pengugat bisa menemukan alasan
bahwa ia dirugikan karena keputusan yang diambilnya didasarkan pada
laporan keuangan, maka situasi demikian sangat mungkin akan
melibatkan auditor. Bila hal ini bisa terjadi, maka auditor
terancam untuk membayar denda atas putusan pengadilan, dan harus
megeluarkan biaya untuk membela diri, betapapun profesioalnya si
auditor dalam menjalankan pekerjaanya. Oleh karena itu, auditor
harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang
memiliki risiko tinggi terkena gugatan hukum. Ini bisa terjadi
antara lain pada perusahaan yang hasil produksinya berpeluang
diinvestigasi oleh aparat pemerintah, tatu berpotensi besar
mendapat gugatan dari pihak lain, maka hasil penyelidikan atau
gugatan bisa menyebabkan perusahaan terlibat pada persoalan hukum.
Hal yang sama juga perlu diperhatikan oleh auditor, apabila calon
klien menunjukan ketidakstabilan keuangan, seperti tidak mampu
membayar utang yang sudah jatuh tempo, atau meningkatnya kebutuhan
tambahan modal. Bahkan apabila terdapat petunjuk adanya kesulitan
yang sedang dihadapi perusahaan, auditor harus mempertimbangkan
timbulnya masalah seperti itu dimasa datang bersamaan dengan
menurunya kondisi perusahaan. Prosedur yang dapat digunakan auditor
untuk menindentifikasi hal- hal semacam itu adalah dengan
mengajukan pertanyaan kepada manajemen, menganalisa laporan
keuangan yang pernah ditertibkan baik yang di audit maupun tidak
diaudit, dan apabila memungkinkan dengan mereview laporan- laporan
yang disampaikan kepada berbagai berbagai instansi. Mengevaluasi
Auditabilitas Perusahaan Klien Sebelum memutuskan untuk menerima
suatu penugasan, auditor harus mengevaluasi apakah terdapat
kondisi- kondisi tersebut antara lainnya misalnya perusahaan tidak
memiliki catatan akuntansi atau catatan akuntansinya buruk sekali,
perusahaan tidak memiliki struktur pengendalian intern yang
memadai, atau kemungkinan adanya pembatasan dari kilen atas audit
yang akan dilakukan. Bila auditor berhadapan dengan situasi
demikian, maka sebaiknya ia menolak untuk menerima penugasan, atau
klien harus diberi pengertian mengenai kemungkinan adanya pengaruh
dari kondisi demikian terhadap laporan auditor. MENETAPKAN
KOMPETENSI UNTUK MELAKSANAKAN AUDIT Standar umum yang pertama dalam
standar auditing menyatakan bahwa: Audit harus dilaksanakan oleh
seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan tehnis
cukup sebagai auditor.Oleh karena itu, sebelum auditor menerima
suatu penugasan, auditor harus memastikan apakah mereka memiliki
kompetensi profesional untuk menyelesaikan penugasan sesuai dengan
standar auditing. Hal ini menyangkut penentuan berapa jumlah
anggota tim audit dan mempertimbangkan kebutuhan bantuan dari
konsultan atau spesialis pada waktu audit berlansung. Penetapan Tim
Audit Pada uraian yang lalu telah disebutkan bahwa penetapan
personil untuk melaksanakan penugasan merupakan salah satu elemen
dari sembilan elemen pengendalian mutu. Tujuan elemen pengendalian
mutu ini adalah untuk melihat bahwa tingkat keahlian tehnis dan
pengalaman tim audit akan dapat memenuhi kebutuhan untuk menangani
penugasan secara profesional. Dalam menetapkan anggota tim, perlu
dipertimbangkan pula sifat dan luasnya supervisi yang harus
dipersiapkan. Pada umumnya, semakin mampu dan berpengalaman para
personil yang ditunjuk menangani suatu penugasan, akan semakin
kecil supervisi langsung yang diperlukan. Tim audit pada umumnya
terdiri dari: Seorang partner yang bertanggungjawab penuh dan
merupakan penanggungjawab akhir dari suatu penugasan. Seorang
manajer atau lebih mengkoordinasi dan melakukan supervisi
pelaksanaa program audit. Seorang senior atau lebih yang
bertanggungjawab atas sebagian program audit dan melakukan
supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten. Staf asisten yang
mengerjakan berbagai prosedur audit yang diperlikan.
Personil-personil kunci dari tim audit biasanya ditetapkan lebih
dahulu sebelum keputusan menerima penugasan dilakukan, untuk
memastikan bahwa personil- personil tersebut tersedia. Selain itu
apabila calon klien mengundang kantor akuntan publik untuk
mengajukan penawaran(proposal) untuk mendapat penugasan
audit,biasanya dalam penawaran tersebut dicantumkan resume dari
setiap personil kunci dalam tim audit yang ditawarkan. Dengan
demikian calon klien akan dapat menilai kemampuan orang- orang yang
akan ditunjuk untuk menangani penugasan.
Mempertimbangkan Kebutuhan Konsultasi dan Penggunaan Spesialis
Dalam menentukan apakah akan menerima penugasan, auditor perlu
mempertimbangkan kemungkinan penggunaan konsultan dan spesialis
untuk membantu tim audit dalam melasanakan audit. Elemen
pengendalian mutu yang berkaitan dengan konsultasi menyatakan bahwa
kantor akuntan publik harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
memperoleh jaminan memedai bahwa personil kantor akuntan publik
membutuhkan bantuan, sepanjang diperlukan, dari orang atau
orang-orang yang memiliki tingkat pengetahuan, integritas,
kebijaksanaa, dan otoritas yang sesuai. Sebagai contoh, kantor
akuntan publik kadang- kadang membutuhkan bantuan tenaga ahli
komputer untuk menangani penugasan dari klien yang pengolahan
datanya menggunakan komputer. Demikian pula, kantor akuntan publik
kadang-kadang merasa perlu untuk menggunakan spesialis yang berasal
dari luar kantor akuntan publik. Auditor tidak diharapkan untuk
memilik keahlian pekerjaan spesialis (SA 336), menyatakan bahwa
auditor bisa menggunakan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan
bukti kompeten. Contoh spesialis, antara lain: Penilai (appraiser)
untuk mendapatkan bukti tentang penilaian atas barang seni.
Insinyur tambang untuk menentukan jumlah cadangan atau deposit
barang tambang yang ada di suatu pertambangan. Aktuaris untuk
menentukan jumlah rupiah program pensiun yang akan digunakan dalam
akuntansi. Penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari
suatu perkara pengadilan yang masih berjalan. Konsultan linkungan
untuk menentukan pengaruh undang- undang dan peraturan tentang
lingkungan.
Sebelum menggunakan spesialis, auditor harus memperkirakan
apakah ia akan puas dengan kualifikasi profesional, reputasi, dan
obyektifitas spesialis yang akan digunakannya. Sebagai contoh,
auditor harus mempertanyakan apakah spesialis memiliki sertifikat
profesional, ijin praktik atau lisensi, dan hal-hal lain yang
menunjukan pengakuan mengenai kompetensi dibidang spesialis yang
bersangkutan, dan mentukan apakah spesialis tersebut memiliki
hubungan dengan klien yang bisa menggangu obyek
aktivitasnya.MENILAI INDEPENDENSIStandar umum kedua dalam standar
auditing menetapkan:Dalam semua hal yang berhubungan dengan
penugasan, independensi dalam sikap mental barus dipertabankan oleh
auditor.Selain d atur dalam standar auditing , independensi dalam
penugasan audit juga d wajibkan oleh kode etik IAI, disamping juga
merupakan salah satu elemen dari elemen-elemen pengendalian mutu.
Oleh karenanya sebelum menerima klien audit baru, kantor akuntan
publik harus melakukan evaluasi apakah ada hal-hal yang dapat
mengganggu independensinya terhadap klain. Salah satu prosedur yang
lajim di tempuh adalah mengirim surat edaran kepada semua staf
profesional kantor akuntan publik yang bersangkutan dengan
menyebutkan nama calon klain, untuk mengidentifikasikan kemungkinan
adnya hubungan keuangan atau bisnis dengan calon klain tersebut.
Apabila disimpulkan bahwa persyaratan independensi tidak dapat di
penuhi, maka penugasan harus di tolak atau calon klain harus diberi
informsi bahwa apabila audit tetap dilaksanakan, maka auditor akan
memberikan pendapat menolak memberi pendapat. Selain itu kantor
akuntan publik juga harus memastikan bahwa menerima klain tersebut
tidak akan menimbulkan pertentangan kepentingan dengan klain
lainnya.MENETUKAN KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN AUDIT DENGAN CERMAT DAN
SEKSAMA.Stadar umum ke tiga dalam standar auditing menetapkan:
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunaka kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.Kecermatan dan keseksamaan dalam melaksanakan semua jasa
profesional juga disaratkan oleh kode etik IAI. Ini berarti bahwa
penugasan harus ditolak apabila kecermatan dan keseksamaan tidak
bisa dilaksanakan selama audit berlangsung termasuk dalam hal ini
adalah review secara kritis pada setiap tingkat supervesi yang
menyangkut pekerjaan yang dilakukan maupun pertimbangan yang
diberikan oleh mereka yang membantu dalam audit. Dua faktor penting
dalam menentukan kemampuan untuk melaksanakan kecermatan dan
ketelitian adalah saat penunjukan dan penjadwalan pekerjaan
lapangan. Saat Penunjukandalam urayan diatas telah disinggung bahwa
tahap pertama dari suatu audit (penerimaan penugasan). Idealnya
terjadi enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku klien
namun dalam praktis sering terjadi penunjukan auditor baru terjadi
hanya beberapa hari menjelang penutupan buku, bahkan setelah akhir
tahun buku. Penunjukan auditor secara dini oleh klien dan
penerimaan penugasan oleh sebagai contoh, penunjukan secara dini
dalam tahun buku yang sedang berlangsung akan memberi keleluasan
bagi auditor untuk membuat penjadwalan pekerjaan lapangan.
Sebaliknya apabila penerimaan penugasan terjadi pada saat mendekati
atau sesudah akhir tahun buku, auditor bisa mendapat berbagai
hambatan dalam perencanaan audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan
termasuk kemungkinan auditor harus menggeser kebelakang
prosedur-prosedur yang harus dilakukan pada tanggal neraca misalnya
observasi perhitungan fisik persediaan. Apabila auditor tidak yakin
bahwa sebagai akibat saat penunjukan yang terlambat sehingga banyak
prosedur audit dilakukan setelah tanggal neraca- ia dapat melakukan
audit sesuai dengan standar auditing, maka sejak awal klien harus
diberitahu kemungkinan auditor tidak dapat memberi pendapat wajar
tanpa pengecualian, karena adanya keterbatasan dalam saat dan
lingkup audit.Penjadwalan AuditWaktu pelaksanaan pekerjaan lapangan
pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori berikut: Pekerjaan
intern yaitu pekerjaan- pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam
kurun waktu antara tiga sampai empat bulan sebelum tanggal neraca.
Pekerjaan akhir tahun yaitu pekerjaan- pekerjaan yang biasanya
dilakukan dalam kurun waktu tidak lama sebelum tanggal neraca
sampai kira-kira tiga bulan setelah tanggal neraca. Pelaksanaan
pekerjaan lapangan pada tanggal- tanggal intern sangat membantu
dalam menyebarkan beban pekerjaan pemeriksaan secara lebih merata
sepanjang tahun yang diperiksa. Ini berarti bahwa pekerjaan tidak
menumpuk di akhir tahun, yang seringkali merupakan saat- saat
kritis bagi auditor, khususnya bila ia berhadapan dengan klien yang
integrasinya diragukan. Jadwal yang rinci untuk penyelesaian suatu
penugasan belum bisa dituntaskan sampai penugasan secara resmi
diterima dan sampai beberapa tahapan dalam perencanaan audit telah
di selesaikan. Namun demikian, dampak dari penerimaan klien baru
atas jadwal kegiatan kantor akuntan secara keseluruhan dan
kemampuan untuk melayani klien yang suda ada harus dipertimbangkan
sebelum memutuskan menerima suatu penugasan. Penaksiran Kebutuhan
Waktu. Dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan auditor biasanya
membuat suatu taksiran kebutuhan waktu audit sebagai bagian dari
pertimbangan dalam penjadwalan. Pembuatan tafsiran kebutuhan waktu
meliputi ekstimasi tentang jumlah jam yang di perkirakan dibutuhkan
oleh setiap tingkat staf (partner, manajer, senior, dan sebagainya)
untuk menyelesaikan setiap bagian audit dengan cermat dan seksama.
Jumlah taksiran waktu ini kemudian di kalikan dengan tarif per jam
untuk setiap tingkat staf, kemudian di tambah dengan tafsiran biaya
transport dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan, sehingga
bisa ditentukan tafsiran biaya untuk melaksanakan penugasan. Angka
tafsiran ini akan digunakan oleh kantor akuntan sebagai bahan
diskusi dengan calon klien dalam menetapkan honorarium audit.
Meskipun honorarium audit dapat juga ditetapkan dengan dasar
honorarium tertentu yang sudah pasti jumlahnya berdasarkan
kesepakatan klien (fixed-fee basis), tetapi dalam banyak hal
honorarium audit ditetapkan atas dasar tarif perjam ditambah dengan
penggantian biaya-biaya lain. Apabila penugasan telah diterima,
rincian anggaran waktu dan jadwal pekerjaan lapangan selanjutnya
akan dikembangkan sebagaia langkah tambahan dalam tahap
perencanaan. Partner yang telah ditunjuk untuk menangani penugasan
harus memberi persetujuan atas anggaran waktu yang ditetapkan pada
awal audit dan atas perubahan waktu yang mungkin diperlukan setelah
audit berjalan, maka waktu yang digunakan sesungguhnya untuk audit
pada semua bagian audit akan dibandingkan dengan waktu yang
dianggarkan dengan maksud untuk mengawasi biaya atas audit secara
keseluruhan. Personil klien. Pengunaan personil klien juga
mempunyai dampak yang besar dalam penetuan staf dan penjadwala, dan
pada akhirnya berpengaru pada honorarium audit. Sepeti telah
dijelaskan pada bab yang lalu pekerjaan auditor interen berpengaruh
pada pekerjaan akuntan publik. Pengaruh ini berkaitan dengan tiga
kategori prosedur auditing, yaitu: Prosedur untuk memperoleh
pemahaman mengenai struktur pengendalian interen klien, pengujian
pengendalian, `dan pengujian substantif. Selai itu
ppersonil-personil klien lainnya dapat digunakan untuk mengerjakan
tugas-tugas tertentu: Pembuatan daftar saldo pemeriksaan dari buku
besar. Rekonsiliasi rekening kontrol dengan rekening-rekenig
pembantu. Membuat daftar- daftar tertentu, misalnya: daftar polis
asuransi yang masih berlaku, daftar piutang wesel, daftar aktiva
tetap, dan sebagainya. Untuk memenuhi standar kecermatan dan
keseksamaan, auditor sudah tentu harus mereview dan memeriksa
pekerjaan- pekerjaan yang dilakukan oleh personil klien
tertentu.
PEMBUATAN SURAT PENUGASAN Langkah terakhir dalam tahap
penerimaan penugasan adalah penyusunan surat penugasan, sebagai
suatu praktik profesional yang lazim untuk mengkonfirmasikan
segalah istilah dan terminologiyang berkaitan dengan penugasan.
Contuh suatu surat penugasan dapat dilihat pada gambar 5-3
dihalaman berikut. Bentuk dan isi surat penugasan bisa berbeda-beda
untuk setiap klien, namun secara umum setiap surat penugasan
hendaknya berisi hal-hal sebagai berikut: Menyebutkan dengan jelas
nama perusahaan atau satuan organisasi dan laporan keuangan yang
akan diperiksa. Menyebutka pengertian audit. Menyebutkan bahwa
audit akan dilakukan berdasarkan standar profesional yaitu standar
auditing yang di tetapkan oleh ikatan akuntan indonesia.
Menjelaskan tentang sifat dan lingkup audit dan tanggung jawab
auditor. Menyebutkan bahwa walaupun audit telah di rancang da
dilaksanakan dengan baik, namun audit mungkin tidak akan dapat
medeteksi semua ketidakberesan material. Mengigatkan manajemen ,
bahwa manajemen bertanggungjawab atas penyususnan laporan keuangan
dan menerapkan suatu struktur pengendalian inter yang memadai.
Menyebutkan bahwa manajemen akan di minta untuk memberikan
representasi tertulis kepeda auditor. Menjelaskan mengenai dasar
perhitungan honorarium audit dan cara penagihan honorarium. Meminta
lain untuk menegaskan kesepakatannya atas berbagai hal yang
tercantung dlam surat penugasan dengan menandatangani surat
penegasan tersebut dan mengirimkan kembali salinannya kepada
auditor. Surat penugasan merupakan surat perjanjian atau kontrak
yang secara hukum mengikat auditor dan klien. Dengan adanya kontrak
yang secara jelas menyebutkan sifat jasa yang akan diberikan dan
tanggungjawab auditor, maka surat ini akan sangat berguna bagi
auditor agar tidak terkena tuntutan hukum.
KANTOR AKUNTAN PUBLIKDRS. BUDI PRASETYO, AKT.& REKAN
Kepada Yth. Bapak Ir, Sumarno Direktur Utama PT Sari Alam Jalan
Gagak Rimang No 2YOGYAKARTA
Dengan hormat,
Surat ini merupakan penegasan mengenai kesepakatan tentang audit
yang akan kami lakukan atas laporan keuangan PT Sari alam
(Selanjutnya dalam surat ini disebut Perusahaan )Untuk tahun yang
terakhir tanggal 31 Desember 1999.
Kami akan mengaudit neraca perusahaan per 31 Desember 1999, dan
laporan rugi- laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas yang
bersangkutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
dengan tujuan untuk menyatakan pendapat mengenai laporan- laporan
tersebut. Audit kami akan dilakukan sesuai dengan Standar auditing,
yang mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit
untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material.Audit kami akan meliputi pemeriksaan, atas
dasar pengujian, buku- buku yang mendukung jumlah- jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Kami juga akan melakukan
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Perlu difahami bahwa
berhubung karakteristik ketidakberesan,walaupun audit telah di
rancang dan di laksanakan dengan baik,namun ada kemungkinan audit
tidak dapat mendeteksi senua ketidakberesan material.oleh karena
itu,selama audit berlangsung kami akan melaporkan kepada Bapak
segala sesuatu yang nampak tidak biasa atau tidak normal.Perlu kami
ingatkan pula bahwa penyusun laporan keuangan,termasuk pula
pengungkapan yang memadai, merupakan tanggung jawab manajemen
perusahan.Hal ini meangkut pemilihan penerapan kebijakan
akuntansi,dan penerapan struktur pengendalian intern yang
memberikan keyakinan memadai untuk tercapainya tujuan perusahan
berupa keektifan Dan keefesien koperasi,pengaman aktiva,keandalan
laporan keuangan,dan ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan
yang berlaku.Sebagai bagian dari audit,kami akan meminta
representasi tertulis tertentu dari menejmen tentang
informasi-informasi yang disampaikan kepada kami sehubungan dengan
audit ini.Honorarium audit ini akan dihitung berdasarkan tarif per
jam yang berlaku pada kantor kami,ditambah dengan biaya transport
dan biaya-biaya lain.penagihan akan kami lakukan setiap dua minggu
dan harus dibayar pada saat tagihandiajukan.
Terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan
kepada kamiApabila surat ini sesuai dengan kesepakatan dan
pemahaman kita bersama,kami mohon Bapak untuk mendatangi surat ini
dan salinan terlampir harap dikembalikan kepada kami.
Hormat kami,Kantor Akuntan Publik Drs.Budi Prasetyo,Akt,&
Rekan Partner,
(Drs.Budi Prasetyo,Akt)
DISETUJUI:Oleh:Tanggal:
PERENCANAAN AUDITTahapan yang sangat penting dalam setiap audit
adalah perencanaan,karena perencanaan mengatur mengenai urutan
setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar
auditing menyatakan bahwa:
Pekejaan harus dirncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.Perencanaan
audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan.Auditor harus merencanakan audit
dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti
integrasi manajmen,kekeliruan dan ketidakberesan,dan tindkan
melawan hukum.Sifat,luas,dan saat perencanaan bervariasi daengan
ukuran dan kompleksitas satuan usaha yang diaudit,pengalaman
mengenai satuan usaha,dan pengetahuan mengenai bisnis satuan
usaha.Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam
tim audit yang berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan
penetuan apakah tujuan tersebut telah tercapai.Luasnya supervisi
yang memadai bagi suatu keadaan tergantung pada berbagai
faktor,termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang
melaksanakan audit.Dalam membuat paerencanaan audit,supervisi harus
lebih ditingkatkan apabila banyak anggota tim audit belum
berpengalaman,dibandingkan dengan jika mereka telah
berpengalaman.TAHAPAN DALAM PERENCANAAN AUDITTahapan dalam
perencanan audit dalam gambar 5-4.Pada bab ini akan dibahas dua
tahapan pertama.Tahap3,4,dan 5 akan dibahas pada Bab 6,sedangkan
tahap terakhir akan dibahas pada Bab 7.MENDAPATKAN PEMAHAMAN
TENTANG BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIENAgar dapat membuat perencanaan
audit secara memadai,auditor harus memiliki penetahuan tentang
bisnis kliennya agar memahami kejadian,transaksi,dan praktik yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.Auditor
harus mengetahui hal-hal berikut:
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITISMENETAPKAN PERTIMBANGAN AWAL
TENTANG TINGKAT MATMATERIALITASMENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG BISNIS
DAN BIDANG USAHA KLIEN
MENETAPKAN STRATEGI AUDIT AWAL UNTUK ASERSI- ASERSI
PENTINGMENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Jenis usaha,jenis produk dan jasa,lokasi perusahan,dan
karakteristik operasi perusahan,seperti misalnya metoda produksi
dan pemasaran.Jenis industri,dan mudah tidaknya industri
terpengaruh oleh kondisi ALIAN INTER
MEMPERTIMBANKAN RISIKO AUDIT
ekonomi,serta praktik dan kebijakan yang lazim dalam industri
tersebut. Ada tidaknya transaksi-transaksi yang lazim dalam
industri tersebut. Peraturan pemerintah yang berpengaruh terhadap
perusahaan dan industri. Struktur pengendalian intern perusahaan.
Laporan-laporan yang harus disampaikan kepada instansi tertentu,
misalnya ke BaPePam.Berbagai prosedur bisah digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan tersebut. Beberapa diantaraprosedur
tersebut akan dibahas di bawa ini. Mereview Kertas Kerja Tahun
LaluDalam penugasan audit ulangan, auditor bisah memperoleh
pengetahuan tentang klien dengan cara mereview kertas kerja tahun
lalu. Disamping itu, kertas kerja juga menunjukan masalah-masalah
yang muncul dalam audit pada tahun lalu yang mungkin masi akan
berlanjut pada audit tahun-tahun selanjutnya. Sebagai contoh, klien
memiliki struktur pengendalian intern yang lemah dan masi terus
berlangsung, adanya prongram pensiun yang rumit, dan
sebagainya.Bagi klien baru,kertas kerja yang disusun oleh auditor
pendahuluan juga bisah membantu. Klien harus memberi ijin pada
auditor pengganti untuk mereview kartas kerja yang dibuat oleh
auditor pendahuluan, dan auditor pendahuluan harus membantu usaha
tersebut. Review biasanya hanya dibatasi pada hal-hal yang penting
dalam audit, sepertimisalnya analisis atas rekening-rekening neraca
dan kontingenesi. Selama review berlangsung, auditor pendahuluan
harus memberi kesempatan kepad auditor pengganti untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan. Mereview Data I ndustri dan Bisnis Klien
Informasi mengenai industri yang di dalamnya klien beroperasi dapat
diperoleh dengan membaca data industri yang di kumpulkan oleh
kantor akuntan dan barbagai publikasi (misalnya majalah) yang di
terbitkan industri yang bersangkutan,Auditor juga bisah memperoleh
informasi yang bermanfaat dari pedoman audit industri dan pedoman
akuntan industri yang diterbikan oleh organisasi profesi. Untuk
memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien, auditor bisah.
Mereview anggaran dasar dn anggaran ruma tangga perusahaan. Membaca
notulen rapat dereksi untuk mendapat informasi-informasi
tertentu,seperti keputusan pemberian dividen dan persetujuan
pemegang saham untuk penggabungan bisnis. Analisa laporan keuangan
tahunan terakhir dan interm,laporan pajak penghasilan,dan laporan
ke instansi-instansi terkait. Mempelajari berbagai peraruran
pemerintah yang relevan. Membaca kontrak-kontrak yang
berlanjut,seperti prjanjian kredit,sewa-guna,dan kontrak dengan
para karyawan.Membaca publikasi-publika simpan dsi yang berkaitan
dengan industri dan perdagangan untuk mempelajari perkembangan
bisnis dan industri mutahir.
Informasi yang diperoleh harus didokumentasikan oleh auditor dan
disimpan dalam arsip permanen untuk digunakan dalam audit
berikutnya.
MELAKUKAN PENINJAUAN KE TEMPAT OPERASI KLIEN.Melakukan
peninjauan untuk melihat langsung fasilitas operasi dan perkantoran
sangat berguna bagi auditor dalam mendapatkan pemahaman mengenai
karakteristik operasi klien baru. Dari peninjauan ke pabrik,
auditor akan mengetahui tata letak pabrik, proses operasi
[produksi], fasilitas pergudangan, dan hal-hal yang sekiranya bisa
menimbulkan masalah, seperti gudang yang tidak berkunci,material
yang sudah usang,dan terlalu banyaknya bahan-bahan buangan. Selama
melakukan peninjauan kekantor,auditor akan mendapat pengetahuan
tentang jenis dan lokasi catatn akuntansi dan fasilitas PDE,dan
kebiasaan kerja para kariawan.Hasil sampingan penting yan bias di
peroleh dari penijauan langsung adlah adanya kesempatan untuk
bertemu dengan personil-personil yang menduduki posisi kunci dalam
organisasi klien. Auditor harus mendokumemtasikan informasi yang di
peroleh dalam kunjugan ketempat operasi dan kantor klien
tersebut.Dalam penugasan ulangan, peninjauan ketempat operasi dan
kantor klien seringkali dibatasi hanya pada tempat operasi dan
kantor yang mengalami perubahan besar sejak akhir audit tahun yang
lalu.Mengajukan Pertanyaan Kepada komite Audit.Komite audit dari
dewan komisaris bisa memberi penjelasan penting kepada auditor
mengenai bisnis dan industri klien. Sebagai contoh, komite audit
umumnya mengetahui tenteng kekuatan dan kelemahanpengendalian
intern perusahaan pada tempat-tempat yang spesifik, adanya anak
perusahaan yang baru dibentuk, atau penerapan sistem pengolahan
data elektronik yang baru dilakukan, dan sebagainya. Komite audit
juga bisa memberi informasi kepada audditor tentang
perubahan-perubahan penting dalam manajemen perusahaan dan struktur
organisasi.Seperti telah dijelaskan dimuka, salah satu tugas komite
audit adalah membicarakan tentang lingkup audit dengan auditor.
Kadang- kadang komite audit bisa meminta untuk di adakan penambahan
atau perubahan dalam rencana audit yang dibuat auditor.Mengajukan
Pertanyaan kepada Manajemen.Baik pada klien baru maupun klien
ulangan, diskusi dengan manajemen akan berguna bagi auditor untuk
dapat mengetahui perkembangan terakhir perusahaan yang mungkin
berpengaruh signifikan pada audit akan dilakukan auditor.selain
itu, manajemen seharusnya juga mengetahui peraturan-peraturan
pemerintah yang baru yang berpengaru terhadap perusahaan. Dalam hal
tertentu, sisi-sisi audit yang menjadi perhatian manajemen bisa
juga dibicarakan, seperti misalnya idfisi baru atau anak perusahaan
baru Pertanyaan yang diajukan kepada manjemen bisa juga menyangkut
mengenai luas dan saat keterlibatan personil klien dalam pembuatan
daftar-daftar dan analisis untuk auditor. Menentukan Aadanya
Hubungn IstimewaPrinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup
keharusan untuk membuat pengungkapan khusus dan dalam hal tertentu
menetapkan perlakuan akuntansi khusus, untuk transaksi- transaksi
dengan pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimea.persoalan yang
muncul sehungan dengan transaksi-transaksi yang memiliki hubungan
istemewa adalah kenyatan yang menunjukan bahwa salah satu pelaku
transaksi berada dalam posisi yang memiliki pengaruh sangat
signifikan terhadap pihak lainnya sehingga tawar menawar secara
bebas tentang syarat dan kondisi tidak mungkin dilakukan.
Kemungkinan lain pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa bisa
bersekongkol untuk melakukan transaksi yang di dasar oleh niat
untuk mengaburkan problem keuangan dan problem bisnis lainnya yang
dengan cara demikian tidak akan muncul dalam laporan keuangan. Oleh
karena itu, auditor akan meminta bukti yang kompeten untuk
transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa dibandingkan transaksi yang tidak memiliki hubungan
istimewa. Untuk meyakinkan bahwa bukti semaca itu diperoleh,
auditor harus membuat suatu langka dalam tahap perencanaan untuk
memastikan adanya transaksi-transaksi yang memiliki hubungan
istimewa.Transaksi-transaksi tertentu dengan jelas menunjukan
adanya hubungan istimewa menujukan adanya hubungan istimewa,
seperti misalnya transaksi antara perusahaan induk dan perusahaan
anak, atau transaksi antara perusahaan dengan pejabat-pejabat
perusahaan. PSA 34, pihak yang memiliki hubungan istimewa (SA
334.07) menyatakan bahwa prosedur audit khusus, termasuk yang
disebutkan di bawah ini, harus digunakan untuk menentukan adanya
transaksi yang memiliki hubungan istimewa lainnya: Mengevaluasi
prosedur perusahan untuk menindentifikasia dan membuat catata yag
memadai atas transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Mereview dokumen yang dilaporkan oleh perusahan kepada Bapepam atau
instansi pemerinta yang lain mengenai nama pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa, dan bisnis lain yang di dalamnya para
direktur perusahaan yang di periksa menduduki jabatan direksi atau
menajemen. Mereview kertas kerja audit tahun yang lalu untuk
mengindentifikasi nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Mereview transaksi investasi yang material selama periode yang di
periksa untuk menetukan apakah sifat dan luas investasi selama
periode tersebut menimbulkan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa yang telah
terindentifikasi hendaknya di beritahukan kepada semua anggota tim
audit, sehingga mereka waspada dalam mencari bukti yang berkaitan
dengan transaksi yang di lakukan klien dengan pihak-pihak tersebut.
Mempertimbangkan Dampak Dari Peryataan Akuntansi Dan Auditing
Tertentu Yang Relevan Meskipun semua auditor memahami
prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum dan standar auditing, namun
ada sejumlah prinsip akuntansi dan prosedur auditing tertentu yang
bisa diterapkan untuk industri tertentu atau untuk jenis aktivitas
bisnis tertentu. Sebagai contoh, IAI telah menerbitkan sejumlah
pedoman audit dan pedoman akuntansi, yang masing-masing
menggambarkan karakteristik berbeda pada masing-masing industri
atau aktivitas tertentu, meminta kewaspadaan auditor atas
masalah-masalah yang tidak biasa, serta menjelaskan
peraturan-peraturan dan faktor-faktor khusus yang harus
diperhatikan. Pedoman tersebut juga memberikan ilustrasi mengenai
perlakuan akuntansi, dan bentuk serta redaksi laporan audit
manakala sesuai untuk diterapkan. Diperkirakan dimasa datang IAI
masih akan menerbitkan lebih banyak pedoman semacam itu, sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan. Selain itu, dampak dari sejumlah
pernyataan yang dibuat oleh instansi berwenang tertentu, seperti
misalnya Bapepam, juga harus dipertimbangkan. Dan jangan dilupakan,
dalam tahap perencanaan audit ini, auditor juga harus membuat
pertimbangan khusus atas pernyataan-pernyataan akuntansi dan
pernyataan standar auditing terbaru.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PSA No. 22, prosedur analitis (SA
329.02), merumuskan prosedur analitis sebagaievaluasi informasi
keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal
antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau
antara data keuangan dengan data nonkeuangan . Prosedur analitis
mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit
yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.Prosedur analitis
digunakan dalam auditing dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: Pada
tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan
sifat, saat, dan luas prosedur audit lainnya. Pada tahap pengujian,
sebagai pengujian subtantif untuk memperoleh bukti tentang asersi
tertentu, yang berhubungan dengan saldo rekening atatu jenis
transaksi. Pada tahap review akhir audit, sebagai review menyeluruh
informasi keuangan dalam laporan keuangan setelah
diaudit.Penggunaan pertama dan ketiga harus dilakukan pada setiap
audit, sedangkan penggunaan kedua bisa dilakukan atau tidak
dilakukan, tergantung pada pertimbangan auditor. Uraian selanjutnya
pada bab ini, difokuskan pada penggunaan prosedur analitis dalam
tahap perencanaan audit. Prosedur analitis akan dapat membantu
auditor dalam perencanaan, dengan cara: (1) meningkatkan pemahaman
auditor atas usaha klien, dan (2) mengidentifikasi
hubungan-hubungan yang tidak biasa dan fluktuasi yang tidak
diharapkan dalam data yang bisa menunjukan bidang-bidangyang
kemungkinan mencerminkan resiko salah saji. Penggunaan prosedur
analitis dalam tahap perencanaan audit yang efektif, meliputi
tahapan-tahapan sistematis berikut ini: Mengindentifikasi
perhitungan-perhitungan/perbandingan yang akan dibuat.
Mengembangkan ekspektasi. Melakukan
perhitungan-perhitungan/perbandingan-perbandingan. Menganalisis
data dan mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang signifikan.
Menyelidiki perbedaan signifikan yang tak diharapkan. Menentukan
pengaruhnya terhadap perencanaan audit.Setiap tahapan diatas akan
dibahas dalam uraian dibawah ini.
Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang akan dibuatdan
kompleksitas perusahaan klien, ketersediaan data, dan pertimbangan
auditor. Jenis perhitungan-perhitungan dan
perbandingan-perbandingan yang umum digunakan meliputi:
Perbandingan data absolut. Prosedur ini dilakukan dengan cara
membuat perbandingan antara jumlah pada tahun ini, misalnya jumlah
saldo suatu rekening, dengan jumlah yang diperkirakan atau
diharapkan. Analisa vertikal (common-size financial statemens).
Dalam tehnik analisa ini suatu jumlah diperb andingkan dengan
subtotal atau total yang jumlah tersebut merupakan bagian dari
subtotal atau total tersebut. Hasil perbandingan biasanya
dinyatakan dalam persentase. Sebagai contoh kas dibandingkan dengan
total aktiva lancar (subtotal pada sisi aktiva di neraca) atau
dengan total aktiva (total pada sisi aktiva di neraca). Persentase
tersebut kemudian dibandingkan dengan persentase yang diharapkan
atau diperkirakan. Analisa rasio. Berbagai rasio yang biasa
digunakan oleh manajemen atau analis keuangan dapat juga digunakan
auditor. Rasio-rasio dihitung dan kemudian dibandingkan rasio yang
diharapkan atau diperkirakan. Hasil perhitungan bisa dianalisis
secara individual atau dalam satu kelompok yang berkaitan, seperti
rasio-rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas. Analisis
trend. Analisis ini menyangkut perbandingan data tertentu (absolut,
common-size atau rasio) untuk lebih dari dua periode akuntansi,
untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan penting yang tidak akan
jelas hanya dengan perbandingan terbatas pada periode berjalan dan
periode yang lalu.Pada umumnya prosedur analitis pada tahap
perencanaan dilakukan dengan menggunakan data agregat, data
perusahaan keseluruhan sampai dengan akhir bulan tertentu, atau
proyeksi data tahunan. Namun apabila perusahaan memiliki operasi
yang berbeda-beda, maka agar prosedur analitis lebih efektif, bisa
digunakan data per produk atau data per devisi. Selain itu, apabila
kegiatan usaha perusahaan bersifat musiman (seasonal), maka
analisis sebaiknya dilakukan dengan menggunakan data perbulan atau
perkuartal, bukan data perhingga ini atau data per
tahun.Mengembangkan Ekspektase atau HarapanDasar pikiran yang
melandasi penggunaan prosedur analitis dalam auditing ialah bahwa
hubungan antar data bisa diperkirakan akan berlanjut seandainya
tidak terjadi hal-hal atau kondisi berbeda yang tidak diketahui.
Premis ini digunakan untuk mengembangkan ekspektasi atau harapan
dari aneka ragam sumber. Sumber-sumber tersebut meliputi data
historis dan data taksiran masa datang intern perusahaan maupundata
industri. Dalam mengembangkan ekspektasi ini selain digunakan data
keuangan, juga digunakan data non-keuangan. Berikut ini adalah
beberapa contoh:
Informasi keuangan klien periode-periode yang lalu dengan
mempertimbangkan. diketahui, diasumsikan bahwa saldo rekening tahun
ini, persentase common-size, atau rasio-rasio, kira-kira akan sama
besar dengan tahun lalu,. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan
perubahan yang diketahui, diperkirakan bahwa total biaya gaji akan
sama dengan jumlah tahun lalu setelah disesuaikan (adjust) dengan
kenaikan yang diperkirakan sehubungan dengan adanya tarif gaji
& upah yang baru sesuai dengan kesepakatan baru dengan serikat
pekerja dan/atau perubahan tarif pajak penghasilan. Hasil
antisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramlan. Pendekatan ini
dilakukan dengan menggunakan anggaran atau peramalan yang dibuat
klien untuk tahun ini, dan juga peramalan yang dibuat auditor.
Dalam hal auditor membuat peramalan, bisa dibuat dengan
mengestrapolasi data interim atau data per tahun dari periode yang
lalu. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan pada suatu
periode. Dengan cara ini auditor mempertimbangkan berapa besar
pengaruh perubahan yang terjadi pada satu rekening terhadap
rekening-rekening lainnya. Sebagai contoh, adanya kenaikan dalam
saldo rata-rata utang pinjaman akan berpengaruh pada kenaikan biaya
bunga. Cntoh lain, adanya kenaikan dalam penjualan kredit akan
berpengaruh pada kenaikan taksiran biaya kerugian piutang. Data
industri. Persentase common-size, rasio dan data trend yang
biasanya dicapai oleh suatu industri tertentu bisa diperoleh
sebagai bahan perbandingan dari berbagai sumber, misalnya dari
asosiasi industri. Diamerika serikat, data semacam itu bisa
diperoleh dari Dun & Bradstreet, Robert Morris Associates, dan
Standard & Poors. Hubungan antara informasi keuangan dengan
informasi nonkeuangan yang relevan. Data nonkeuangan seperti jumlah
karyawan, jumlah meter persegi ruangan, dan jumlah barang yang
diproduksi, bisa dipakai untuk menaksir saldo rekening yang
bersangkutan denga data tersebut, seperti misalnya biaya gaji dan
upah, penjualan, dan biaya produksi.Keandalan dan kesesuaian
penerapan data yang digunakan untuk mengembangkan ekspektasi perlu
untuk dipertimbangkan.sebagai contoh, data klien tahun lalu yang
telah diaudit dipandang lebih bisa diandalkan daripada data yang
tidak diaudit. Keandalan data anggaran tergantung pada validitas
asumsi yang digunakan dalam penyusunan anggaran tersebut, serta
kecermatan dalam menganggarkan jumlah- jumlah yang dicantumkan
dalam anggaran.Kegunaan data industri tergantung pada tingkat
kesamaan antara operasi perusahaan dan metoda akuntansinya dengan
industrinya yang bersangkutan. Dengan demikian, data industri tidak
sepenuhnya bisa digunakan, seandainya data klien dipengaruhi oleh
pengoperasian berbagai industri, atau jika metoda persediaan atau
metoda depresiasi yang digunakan klien berbeda dengan metoda yang
umumnya digunakan dalam industri yang bersangkutan. Mengingat bahwa
proses pengembangan ekspektasi biasanya memerlukan pertimbangan
audit dan keahlian bisnis tertentu, maka tahap ini umumnya
dilakukan oleh senior atau manager dalam tim audit. Melakukan
Perhitungan/ Perbandingan Tahap ini menyangkut pengumpulan data
yang akan digunakan untuk menghitung jumlah- jumlah absolut dan
selisih persentase antara jumlah tahun ini dengan jumlah tahun yang
lalu, menghitung data common-size, dan rasio- rasio, dan
sebagainya. Karena perencanaa dilakukan beberapa bulan sebelum
saldo akhir tahun berjalan tersedi, maka pada tahap ini digunakan
data jumlah sesungguhnya sampai beberapa bulan sebelun akhir tahun
buku atau bisa juga digunakan angka proyeksi per akhir tahun buku.
Dalam tahap ini juga dicari data industri yang akan digunakan untuk
diperbandingkan dengan data klien. Pada saat ini perangkat lunak
Computer sering digunakan untuk melakukan perhitungan- perhitungan
dan perbandingan, dan bisa juga digunakan untuk mendapatkan
informasi dari data base perusahaan dan industri. Apabila dilakukan
analisi trend, biasanya digunakan daftar yang bisa digunakan daftar
yang bisa digunakan untuk periode- periode berikutnya. Sebagai
bagian dari arsip permanen, daftar ini dirancang sedemikian rupa
sehingga bisa dilakukan tambahan satu kolom setiap tahun untuk data
tahun berjalan, sehingga tidak perlu menyalin kembali data tahun-
tahun sebelumnya untuk diperbandingkan.Analisis Data dan
Identifikasi Perbedaan Signifikasi Analisis hasil- hasil
perhitungan dan perbandingan akan dapat menambah pengetahuan
auditor tentang bisnis klien.sebagai contoh, analisis data rasio
tertentu dari tahun berjalan akan dapat memberi gambaran tentang
solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas tahun ini dibandingkan
dengan tahun yang lalu, dan dengan perusahaan lain dalam industri
yang sama. Demikian pula prbandingan antara data perusahaan lain
dalam industri yang sam. Demikian pula perbandingan antara data
perusahaan tahun lalu dan tahun berjalan akan membantu auditor
dalam memahami pengaruh signifikan kejadian- kejadian atau
keputusan keputusan dalam laporan keuangan perusahaan. Bagian
penting dari analisis adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data
yang tidak diharapkan (unexpected) atau tidak adanya fluktuasi yang
diharapkan yang bisa memberi petunjuk meningkatnya resiko
terjadinya salah saji. Elemen yang paling krisis dalam proses ini
adalah memutuskan besarnya selisih dalam proses ini adalah
memutuskan besarnya selisih atau fluktuasi yang akan diselediki
lebih lanjut. Sebagai kantor akuntan publik menggunakan model
statistik untuk membantu dalam menentukan apakah suatu selisih
cukup besar untuk diselidiki. Namun banyak juga kantor akuntan yang
menggunakam cara coba- coba, seperti misalnya melakukan
penyelidikan apabila selisih melebihi
1. Suatu jumlah rupiah yang telah ditetapkan lebih dahulu, 2.
Suatu persentase tertentu, atau 3. Kombinasi antara keduanya.
Audior harus menyadari bahwa suatu persentase perubahan yang kecil
antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun ini, apabila terjadi
pada rekening bersaldo besar seperti misalnya penjualan, bisa
mengakibatkan adanya persentase perubahan yang besar dalam laba
bersih. Sebaliknya suatu persentase perubahan yang besar, bila
terjadi pada rekening biaya bersaldo kecil, hanya akan berdampak
kecil pada laba bersih. Oleh karena itu, proses penentuan kapan
suatu selisih dikatakan signifikan membutuhkan pertimbangan yang
teliti dan harus mempertimbangkan konsep materialitas yang akan
dibahas pada bab berikut. Meyelidiki Selisih Tak Diharapkan Yang
Signifikan Selisih tak diharapkan yang signifikan harus diselidiki.
Hal ini biasanya menyangkut peninjauan kembali metoda dan faktor-
faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan
pertanyaan kepada manajemen kadang-kadang diperoleh informasi baru
yang mendukung dilakukanya revisi atas ekspektasi yang akhirnya
menghilangkan selisih signifikan tersebut. Sebelum tindakan
dilakukan, berdasarkan jawaban manajemen atas pertanyaan yang
diajukan auditor, jawaban tersebut biasanya harus didukung oleh
bukti lain yang menguatkan. Apabila penjelasan tentang penyebab
terjadinya selisih tidak dapat diperoleh, maka auditor harus
menentukan pengaruhnya terhadap perencanaan audit. Menentukan
Pengaruh atas Perencanaan Audit Selisih signifikan yang tidak dapat
dijelaskan alasan terjadinya, harus dipandang sebagai indikasi
kenaikan resiko salah saji dalam rekening atau rekenig- rekenig
yang tercakup dalam perhitungan atau perbandingan. Dalam keadaan
demikian, auditor biasanya akan melakukan pengujian yang lebih
mendalam atas rekening atau rekenig- rekenig tersebut. Dengan
mengarahkan perhatian auditor pada tempat- tempat yang memiliki
risiko besar, prosedur analitis bisa memberikan kontribusi yang
besar pada pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.
RINGKASAN Sebelum menerima suatu penugasan, auditor harus
memastikan bahwa penugasan tersebut akan terselesaikan sesuai
dengan semua standar profesional, termasuk standar Auditing, kode
etik akuntan, dan standar pengendalian mutu. Tahapan- tahapan
penting dalam penerimaan suatu penugasan meliputi: evaluasi
integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan- keadaan khusus
risiko tak biasa, menetukan kompetensi, menilai idenpendensi,
menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cermat dan
teliti, serta menerbitkan suatu penugasan. Penetapan perencanaan
yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit dalam melaksanakan
audit yang efisien dan efektif. Tahapan- tahapan perencanaa
meliputi pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan
industri klien, melaksanakan prosedur analitis, menentukan
pertimbangan awal tingkat materialitas, mempertimbangkan resiko
audit, mengembangkan strategi awal audit untuk asersi- asersi
signifikan, dan mendapatkan pemahaman mengenai struktur
pengendalian intern klien. Dua tahap pertama telah diterangkan pada
bab ini, sedangkan tahapan- tahapan lainnya akan diuraikan dalam
dua bab berikut.