BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan
etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan
acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih
untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan
skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan
pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya
ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Dalam beberapa hal ketika mahasiswa melakukan praktikum, ia sebetulnya
sedang melakukan “verifikasi” terhadap proses penelitian yang telah
dikerjakan ilmuwan sebelumnya. Kegiatan praktikum didesain pula untuk
melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka terdapat
beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan, yaitu
a. Apakah yang dimaksud dengan karya ilmiah ?
b. Bagaimana tahap penyusunan karya ilmiah ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan yang
diharapkan, yaitu
a. mengetahui definisi dari karya ilmiah; dan
b. mengetahui tahap penyusunan karya ilmiah
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka manfaat yang akan didapat,
yaitu
a. dapat memahami arti karya ilmiah dengan baik; dan
b. dapat membuat karya ilmiah sesuai dengan tahap penyusunan yang baku
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu
(1) persiapan, (2) pengumpulan data, (3) pengorganisasian dan pengonsepan, (4)
pemeriksaan/ penyuntingan konsep, dan (5) penyajian/ pengetikan (Arifin
2003:7).
Yang termasuk dalam tahap persiapan adalah (a) pemilihan topik/
masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya. Yang termasuk
dalam tahap pengumpulan data adalah (a) pancarian keterangan dari bahan
bacaan, seperti buku, majalah dan surat kabar, (b) pengumpulan keterangan dari
pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis, (c) pengamatan langsung
ke objek yang akan diteliti , dan (d) percobaan dan pengujian di lapangan atau di
laboratorium. Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengonsepan adalah (a)
pengelompokan bahan, yaitu bagian-bagian mana yang akan didahulukan dan
bagian mana yang akan dikemudiankan, dan (b) pengonsepan. Yang termasuk
tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep adalah pembacaan dan pengecekan
kembali masalah; yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang relevan dibuang.
Dalam karya ilmiah mungkin saja terdapat penyajian yang berulang-ulang atau
tumpang tindih, pemakaian bahasa yang kurang efektif, baik dari segi penulisan
dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun segi
penerapan kaidah ejaan. Yang termasuk tahap penyajian adalah pengetikan hasil
penelitian atau studi pustaka.
Berikut adalah rincian tahap atau kegiatan-kegiatan dimaksud.
3
2.2 Tahap Persiapan
Ada tiga hal pokok dalam melakukan persiapan menulis, yaitu (a)
pemilihan topik/ masalah, (b) penentuan judul, dan (c) pembuatan kerangka karya
(outline).
2.2.1 Pemilihan Topik/ Masalah
Topik/ masalah adalah pokok pembicaraan (Widyamartaya dan Sudiati
1997:31; Sudarmoyo 2000:11; Arifin 2003:8). Topik banyak tersedia dan
melimpah di sekitar kita, misalnya persoalan kemasyarakatan, pertanian,
manajemen, akuntansi, sumber daya manusia, kedokteran, teknik, industri,
hukum, pariwisata, perhotelan, lingkungan hidup, dan sebagainya.
Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang hendak diangkat dalam
karya ilmiah, Keraf (1980:111) berpendapat bahwa penyusunan karya ilmiah lebih
baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dangan pokok persoalan yang benar-
benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak
diketahui sama sekali. Sehubungan dengan isi pernyataan itu, Arifin (2003:8)
menyampaikan hal-hal berikut yang patut dipertimbangkan dengan seksama oleh
penyusunan karya ilmiah.
1. Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengala-
man kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang
jauh dari diri kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika meng-
garapnya!
2. Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.
3. Topik yang dipilih berpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan
terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam!
4
4. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. Hindari
topik yang bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan
kita!
5. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,
waulaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah ter-
lalu baru bagi kita.
6. Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan ke-
pustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah
yang hendak ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah,
jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-un-
dang.
2.2.2 Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk,
kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topic itu betul-betul cukup sempit dan
terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang.
Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya ilmiah bukanlah hal
yang sulit ditentukan karena pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam
pembatasan topic sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul.
Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya
ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah
penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya ilmiah sudah
dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, menurut Arifin (2003:9) penentuan judul
karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan
masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua
pertanyaan itu harus dijawab dengan penentuan judul.
Perhatikan contoh penentuan judul dengan cara bertanya sebagai berikut.
5
Pertama-tama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban
yang kita temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang terdekat
dengan kita, yang paling menarik perhatian kita. Contoh masalah itu adalah:
a. industri mebel;
b. greeter hotel;
c. gas karbon monoksida (CO)
Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan pertanyaan
mengapa. Jawaban yang dapat timbul untuk pertanyaan ini adalah:
a. mengembang;
b. melayani;
c. mencemari.
Judul karya haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh
karena itu kata-kata tersebut dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan
judul karya, seperti:
a. mengembang menjadi pengembangan;
b. melayani menjadi pelayan;
c. mencemari menjadi pencemaran.
Dapat pula kata-kata tersebut tetap kata kerja asal ditambah atau
mengandung kata benda dan judul yang dibuat tidak berupa kalimat.
Dengan dua pertanyaan itu, kita memiliki judul sebagai berikut.
a. Pengembangan Industri Mebel atau Upaya Mengembangkan Industri
Mebel;
b. Pelayanan Greeter Hotel;
c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida.
Agar karya ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas dan
ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karya ilmiah tersebut harus
dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan
memberikan jawaban mengenai tempat objek yang sedang diteliti, misalnya.
6
a. di Kabupaten Jepara;
b. di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta;
c. di Kota Semarang.
Kalau dengan pertanyaan di mana diperoleh jawaban yang masih
dirasakan terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit suatu judul karya
ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban, antara lain:
a. tahun 2004;
b. trisemester I/2004;
c. dewasa ini.
Setelah menggunakan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan
kapan, kini kita memiliki judul karya ilmiah sebagai berikut.
a. Pengembangan Industri Mebel di Kabupaten Jepara Tahun 2004
b. Pelayanan Greeter di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Trisemester I/
2004
c. Pencemaran Gas Karbon Monoksida di Kota Semarang, Dewasa Ini
Adakalanya pertanyaan di mana tidaklah diperlukan, tetapi pertanyaan
kapan diperlukan, atau sebaliknya.
Contoh judul “Inseminasi Buatan di Peternakan Sapi ‘Budi Mix Farming’
Grobogan, Jawa Tengah” merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa,
dan di mana, tanpa pertanyaan kapan.
Contoh judul “Persaingan Bisnis Tradisional dengan Bisnis Modern Saat Ini”
merupakan jawaban pertanyaan masalah apa, mengapa, dan kapan, tanpa
pertanyaan di mana.
Contoh judul berikut ini sudah cukup sempit walaupun tanpa menjawab
pertanyaan di mana dan kapan.
1) Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah
2) Pembudayaan Suplir sebagai Tanaman Hias
7
Adakalanya pembatasan judul itu dilakukan dengan memberikan subjudul.
Subjudul itu selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelasan
atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul keterangan judul
utama dan subjudul harus dibubuhkan tanda baca titik dua (:) seperti :
1) PENINGKATAN PRODUKSI SAPI POTONG DI JAWA TENGAH : SEGI
KUALITAS DAN KUANTITAS
2) INTONATION : IN RELATIONS TO SYNTAX IN BAHSA INDONESIA
Judul-judul karya ilmiah berikut ini, dapat digarap oleh mahasiswa dengan
program studi tertentu :
1. Fakultas Pertanian
Topik : Produksi Kelapa Sawit
Judul : Upaya Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit di Bengkulu dengan
Cara Perbaikan Pola Tanam
2. Fakultas Ekonomi
Topik : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul : Hubungan Kompensasi Finansial dengan Produktivitas Kerja
Karyawan PT Subur Makmur Semarang
3. Fakultas Hukum
Topik : Kejahatan Kerah Putih
Judul : Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Peningkatan
Kejahatan Kerah Putih di Kota Semarang Tahun 2004
4. Fakultas Sastra
Topik : Tema Novel
Judul : Tema Keagamaan dalam Novel Karya HAMKA
5. Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan
8
Topik : Pengembangan Desa Wisata
Judul : Strategi Pengembangan Desa Sodong Kabupaten Batang Menjadi
6. Fakultas Teknik ( Sipil Hidro )
Topik : Banjir
Judul : Pengendalian Banjir di Kawasan Simpang Lima Semarang
7. Fakultas Teknik ( Industri )
Topik : Industri Semen
Judul : Peningkatan Industri Semen di PT Semen Gresik Jawa Timur
8. Fakultas Peternakan ( Teknologi Hasil Ternak )
Topik : Kolesterol Telur
Judul : Efek Kolesteremik Berbagai Telur
2.2.3 Pembuatan Kerangka Karya
Kerangka karya disebut juga ragangan ( outline ). Pada prinsipnya,
penyusunan kerangka karya adalah proses penggolongan dan penataan
berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan ( Moeliono 1988:1 ). Penyusun karya ilmiah
dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat
pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau
dapat juga membuat ragangan kerja, yaitu ragangan yang sudah
merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram ( Arifin
2003:15). Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk
mengembangkan karya.
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan
judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan judul
subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang
9
ditentukan. Untuk menentukan judul bab dan judul subbab, penyusun
karya ilmiah dapat bertanya ihwal judul karya ilmiahnya. Pertanyaan yang
dapat diajukan ialah “ apa yang akan atau “masalah apa saja yang dapat
dibicarakan di bawah judul tersebut”. Misalnya judul karya ilmiah ( hasil
penelitian ) “Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasaan
Kerja Karyawan Hotel Grand Candi Semarang”. Hal yang dapat
tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah itu adalah (1)
“manajemen sumber daya manusia”, (2) “motivasi”, (3)
“kepemimpinan”,dan (4) “kepuasan kerja”. Hal-hal tersebut dapat
dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisisnya hanya
satu bab, hal-hal itu dapat dijadikan subbab. Keempat subbab itu masih
dapat dirinci lagi dengan memecah subbab tersebut menjadi bagian yang
sekecil-kecilnya. Misalnya judul subbab “motivasi”, (b) “teori motivasi”,
dan (c) “tipe kepemimpinan”, (d) “fungsi kepemimpinan”. Judul subbab
kepuasan kerja dapat dipecah lagi menjadi (a) “pengertian kepuasan
kerja”, (b) “teori kepuasan kerja”, (c) “faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja”, (d) “manfaat kepuasan kerja”, dan ( e) “pengukuran
kepuasan kerja”.
Jika kita sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah lagi
menjadi bab, subbab, subsubbab seperti tersebut, kini penyusun karya
ilmiah dapat menuliskan kerangka karya/ragangan karya ilmiahnya.
Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan
terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya.
Berikut ini adalah contoh ragangan tersebut.
Contoh Ragangan (1)
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI
SEMARANG
10
Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Motivasi
2.1 Pengertian Motivasi
2.2 Teori Motivasi
2.3 Motivasi dan perilaku
3. Kepemimpinan
3.1 Pengertian Kepemimpinan
3.2 Teori Kepemimpinan
3.3 Tipe Kepemimpinan
3.4 Fungsi Kepemimpinan
4. Kepuasan Kerja
4.1 Pengertian Kepuasan kerja
4.2 Teori Kepuasan Kerja
4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
4.4 Manfaat Kepuasan Kerja
4.5 Pengukuran Kepuasan Kerja
Jika rangangan seperti tersebut dianggap final, langkah berikutnya adalah
pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Ragangan masalah yang analisis
ditempatkan pada bab 2 dalam daftar isi. Untuk membuat daftar isi yang lengkap,
analisis, maslah yang hanya satu bab, dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi,
daftar tabel ( jika ada ), daftar gambar ( jika ada ), dan bab pendahuluan. Bab I
Pendahuluan itu terdiri atas latar Belakangan masalah, identifikasi masalah,
11
cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian.
Kemudian,pada bagian akhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan
saran, daftar pustaka, dan lampiran (jika ada). Akhirnya, tersusunlah daftar isi
sebagian berikut.
Berikut ini adalah contoh daftar isi karya ilmiah tersebut.
Contoh Daftar Isi (1)
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL GRAND CANDI SEMARANG
Halaman
PRAKATA..................................................................................................... ii
DAFTAR ISIS............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1