1. Rizal Fuadi MuhammadMaraji: FII ZHILAALIL QUR-AAN, Sayyid ibn
Quthb Ibrahim TAFSIR AL AZHAAR, Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(HAMKA), MUFRADAATUL QUR-AAN: TAFSIR WA BAYAN, Prop. Dr.
MuhammadHasan Al Hashmy, 2. TUJUAN UMUM Memperkuat tali ikatan
dengan Kitabullah, dan dasar pemahaman yang benar, penanaman cinta,
penguasaan untuk mengajarinya, merasa terikat dengan taujihnya,
mengamalkan kandungannya, memurnikan sasaran-sasaran dengan
menyesuaikan ruang dan waktu, dan kembali kepada Al Quran ketika
berselisih. 3. TUJUAN KHUSUS Menjelaskan ringkasan tafsir
surat-surat Juz Amma Menjelaskan kosa kata dan dilalahnya
Menjelaskan kandungan surat Al Maauun Menjelaskan kandungan surat
Al Ashr 4. SASARAN APLIKATIF Baik bacaannya, hafalan dan pemahaman
kandungan surat. Memperindah bacaan Al Quran Mengokohkan dirinya
dengan pelajaran-pelajaran dibalik surat Al Quran Introspeksi diri
dengan apa yang menimpa dirinya dalam jalan dakwah. Senantiasa
ikhlas dalam setiap pekerjaan. Melindungi kaum yang mukmin yang
lemah Meluruskan pemahaman yang salah yang ada di Masyarakat. Tetap
bertawakal kepada Allah dan bergantung kepada-Nya Merenungkan
ciptaan Allah di dalam jiwa dan cakrawala. Saling menasihati dalam
kebenaran dan kesabaran Sadar bahwa dirinya berkewajiban memberi
peringatan karena Allah SWT. Introspeksi diri dengan apa yang
menimpa dirinya dalam jalan dakwah. Merasakan karunia Allah dengan
diutusnya seorang Rasul mulia saw. Mencari petunjuk dari ayat-ayat
Allah SWT dalam pembahasan ilmiah. Merefleksikan nikmat Allah
dengan penuh ketaatan dan jihad dalam jalan-Nya Mengaplikasikan
nilai rabbani dan menjauhi nilai materi Melindungi kaum yang mukmin
yang lemahMeluruskan pemahaman yang salah yang ada di Masyarakat.
Tetap bertawakal kepada Allah dan bergantung kepada-Nya 5. SASARAN
PSIKOMOTOR Memperindah bacaan surah Al Maauun dan Al Ashr Tidak
kompromi dengan orang kafir dalam beribadah Menyantuni anak yatim
Bersegera melaksanakan shalat Berdakwah dengan lisan dan harta 6.
Surat Al Maauun 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2.
Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. Dan tidak menganjurkan
memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6.
Orang-orang yang berbuat riya[1], 7. Dan enggan (menolong dengan)
barang berguna[2]. [1] riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan
tidak untukmencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian
ataukemasyhuran di masyarakat. [2] sebagian Mufassirin mengartikan:
enggan membayar zakat. 7. Inti Pelajaran Hubungan iman dengan
kepedulian sosial Hakikat mendirikan shalat 8. Penjelasan Umum
Surat Al Maauun merupakan kelompok suratMakiyyah. Adapula yang
berperdapat Madaniyyah.Ada pula yang berpendapat
Makiyyah-Madaniyyah. Hamka berpendapat Madaniyyah. Sayyid Quthb
berpendapat 3 ayat pertama adalahMakiyyah dan 4 ayat terakhir
adalah Madaniyyah 9. Dimulai dengan pertanyaan Tahukah kamu
...?sebagai kalimat penarik perhatian. Kata Ad Diin diartikan Agama
(Islam). Adapulayang mengartikannya Ajaran Islam. Adapula
yangmengartikannya Hari Pembalasan. Mendustakan agama dipahami
dengan tidakmengimaninya. Adapula yang memahaminya berpura-pura
mengimaninya. 10. Kata yaduu berarti menolak atau mendorong.
Menurut Hamka, yaduul yatiim memiliki maknamenolak itu adalah
membayangkan kebencian yangsangat. Rasa tidak senang rasa jijik dan
tidak bolehmendekat. Kalau dia mencoba mendekat ditolak(didorong),
sehingga dia jatuh tersungkur. Menurut Sayyid Quthb, yaduul yatiim
adalah sepertimenghina dan menyiksanya. 11. Kata yahudhdhu berarti
mengajak atau mengajurkan. Hamka memberi contoh ayat ini bahwa dia
tidak maumenggalakkan orang supaya memberi makan orangmiskin.
Dilahapnya sendiri saja, dengan tidak memikirkanorang miskin. Atau
tidak dididiknya anak istrinya supayamenyediakan makanan bagi orang
miskin itu jika merekadatang meminta bantuan makanan. Sayyid Quthb
mengumumkannya dengan tidakmenganjurkan untuk memeliharanya.
Muhammad Hasan Al Hamshiy menjelaskannya bahwa diatidak mengajak
dirinya dan orang lain. 12. Hubungan Imandan Kepedulian Sosial
Sayyid Quthb menyebutkan bahwa hakikatmembenarkan agama adalah
bukan semata dengankalimat dari lisan. Melainkan sebuah pergerakan
darihati mengarahkannya melakukan kebaikan dankebajikan terhadap
saudaranya yang membutuhkanperhatian dan perlindungan. Beliau
menambahkan bahwa Allah tidakmenginginkan ucapan semata tetapi
ucapan yangdisertai amalan yang nyata. Jika tidak maka
sia-sia,tidak ada timbangan untuknya. 13. Kata wayl diartikan
celaka. Adapula yangmengartikannya neraka. Muhammad Hasan Al
Hamshiy mengartikannya azab,kehancuran, atau sebuah lembah di dalam
Jahannam. Sayyid Quthb menyebutkan bahwa ayat ini sebagaiperingatan
atas kehancuran atau kebinasaan orang-orang yang shalat. 14. Kata
saahuun diartikan lalai. Hamka menjelaskan kata saahuun bahwa asal
artikatanya ialah lupa. Artinya dilupakannya apa maksudsembahyang
itu, sehingga meskipun dia mengerjakansembahyang, namun
sembahyangnya itu tidaklah darikesadaran akan maksud dan hikmahnya.
Sayyid Quthd menjelaskannya bahwa mereka melakukanshalat tetapi
tidak mendirikannya. Mereka mengerjakangerakan-gerakannya dan
menuturkan doa-doanya tetapitidak hidup hati dan ruh mereka.
Muhammad Hasan Al Hamshiy menjelaskannya bahwamereka lalai dan
mengakhir-akhirkan waktunya. 15. Kata yuraa-uun diartikan melakukan
riya ataumenampakkan kepada orang lain. Sayyid Quthb menjelaskannya
bahwa mereka tidakmengkhususkan shalatnya untuk Allah. Muhammad
Hasan Al Hamshiy menambahkan bahwamereka bertujuan agar dikenal
sebagai orang baik. 16. Kata yamnauun berati mencegah, menahan,
ataumenghalangi. Kata al maauun berati barang berharga. Hamka
mengartikannya pertolongan. Muhammad Hasan Al Hamshiy
menjelaskannyabahwa mereka menahan barang berharga yangdibutuhkan
untuk dipinjam oleh orang lain. 17. Hakikat Mendirikan Shalat
Hakikat mendirikan shalat adalah memahami dengan benar tujuan dan
makna dari keseluruhan gerakan, doa, tasbih dalam shalat, serta
mengikhlashkannya hanya untuk dan karena Allah lalu pada akhirnya
membekas di hati dan amal mereka dalam bentuk melakukan kebaikan
dan kebajikan kepada saudara- saudara mereka yang membutuhkan. 18.
Surat Al Ashr 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalamkerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman danmengerjakan
amal saleh dan nasihat menasihatisupaya mentaati kebenaran dan
nasihat menasihatisupaya menetapi kesabaran. 19. Inti Pelajaran
Makna iman Asas iman Hubungan iman dan amal shalih Urgensi
menasihati Urgensi sabar dalam menasihati 20. Penjelasan Umum Surat
Al Ashr diturunkan di Mekkah. Sayyid Quthb menyebutkan bahwa dalam
surah yang sedikit, yang mengandung tiga ayat ini tergambar satu
peraturan hidup yang sempurna bagi manusia sebagaimana yang
dikehendaki Islam. Sifat-sifat pokok kefahaman keimanan serta
hakikatnya yang agung dan syumul adalah tergambar begitu jelas
dalam surah ini. Ia meletakkan seluruh perlembagaan Islam dalam
beberapa ungkapan yang pendek dan menyifatkan hakikat dan fungsi
umat Islam hanya dalam satu ayat saja yaitu ayat yang ketiga dari
surah ini. Inilah pengungkapan yang mengagumkan yang hanya dapat
dilakukan oleh Allah Azza wa Jalla. 21. Kata al ashr diartikan masa
atau waktu. Adapulayang mengartikannya waktu ashar (sore). Hamka
menyebutkan bahwa Muhammad Abduhmemahaminya waktu sore (petang).
Muhammad Hasan Al Mahshy menjelaskan bahwa iaadalah masa atau
periode kenabian karena iasesungguhnya adalah semulia-mulianya
masa. Hamka menjelaskan ayat ini bahwa diperingatkanlahmasa itu
kepada kita dengan sumpah, agar dia jangandisia-siakan, jangan
diabaikan. Sejarah kemanusiaanditentukan oleh edaran masa. 22. Kata
khusr berarti kerugian atau kekurangan. Muhammad Hasan Al Mahsyi
menjelaskannya bahwa ia berarti kerugian, kekurangan, dan
kehancuran. 23. Menurut Hamka, orang-orang yang beriman adalah
orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa hidupnya ini adalah
atas kehendak Yang Maha Kuasa. 24. Makna Iman Sayyid Quthb
menjelaskan makna iman bahwa keimanan ialahhubungan makhluk manusia
yang bersifat fana, kerdil dan terbatasdengan Allah yang bersifat
Mutlak, Azali, Kekal, dan Sumber yangdari-Nya lahir segala yang
wujud, juga hubungannya dengan alam yanglahir dari Allah dan
hubungannya dengan undang-undang yangmengendalikan perjalanan alam
ini, juga hubungannya dengan tenaga-tenaga alam yang tersimpan di
alam ini. Beliau menambahkan, ia merupakan satu kebahagiaan
dankegembiraan yang tinggi dan merupakan satu kemesraan
terhadaphidup dan terhadap alam semesta sama seperti kemesraan
kekasihterhadap kekasihnya. Ini adalah suatu keuntungan yang tidak
dapatdibandingkan dengan keuntungan-keuntungan yang lain
dankehilangannya merupakan suatu kerugian yang tidak
dapatdibandingkan dengan kerugian-kerugian yang lain. 25. Asas Iman
Sayyid Quthb menjelaskan bahwa asas-asas keimanan itu sendiri
merupakan asas-asas kemanusiaan yang luhur (yaitu) menyembah Allah
yang Tunggal membebaskan manusia dari perhambaan kepada yang lain
dari Allah dan menegakkan dalam jiwanya kesadaran berdiri sama
tinggi, duduk sama rendah dengan sesama manusia. Karena itu ia
tidak menghinakan dirinya kepada seseorang yang lain dan tidak
tunduk melainkan kepada Allah yang Maha Kuasa. 26. Mengerjakan amal
shalih menurut Hamka adalahbekerja yang baik dan berfaedah.
Sedangkan menurut Sayyid Quthb Amalan yangshalih itu merupakan buah
asli dari iman, jugamerupakan gerakan langsung yang berawal pada
saatmenetapnya hakikat iman di dalam hati manusia. 27. Hubungan
Iman dan Amal Shalih Sayyid Quthb menyebutkan bahwa segala amalan
yang tidak berasal dari ikatan iman dan tidak terikat kepada cabang
iman akan sia-sia sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla dalam
Surah Ibrahim ayat 18 : "Bandingan amalan orang-orang yang kafir
terhadapTuhan mereka sama seperti abu yang ditiup angin padahari
ribut yang kencang. Mereka tidak dapat mengambilfaedah sesuatu apa
dari amalan-amalan yang merekausahakan (di dunia). Sebaliknya Iman
harus menghasilkan amal shalih. Jika iman itu tidak
menggerakkannnya melakukan amal shalih maka ia adalah iman yang
palsu atau mati. 28. Muhammad Hasan Al Mahshy mengartikannya
salingmenasihati sesama mereka dengan segala kebaikan,
baikkeyakinan maupun amalan. Sayyid Quthb menjelaskan ayat ini
bahwa ia adalahgambaran umat Islam atau kelompok muslimin
yangmempunyai identitas, ikatan dan tujuan perjuangan yangsama,
yaitu kelompok yang senantiasa sadar terhadaphakikat dirinya dan
terhadap kewajibannya, di sampingsenantiasa sadar terhadap hakikat
tugas iman dan amalshalih yang termasuk di bawahnya tugas memimpin
umatmanusia ke jalan iman dan amal shalih. Karena itu,
untukmelaksanakan tugas atau amanah agung ini mereka perlusaling
berpesan dan nasihat-menasihati terhadap satusama lain. 29. Urgensi
Menasihati Sayyid Quthb menjelaskan bahwa amalan saling berpesan
menjunjungajaran Allah yang benar merupakan satu keperluan dalam
perjuangan,karena usaha menegakkan kebenaran itu amat sukar dan
batupenghalangnya beraneka ragam dalam bentuk hawa nafsu,
logikakepentingan, pemahaman masyarakat, dan kediktatoran
pemerintahdan orang-orang zalim. Dengan amalan saling berpesan
dapatlahdiberi peringatan, penyemangatan dan penyadaran
terhadappersamaan tujuan, tugas dan amanah untuk
melipatgandakankekuatan perjuangan mereka. Setiap pejuang kebenaran
akan merasabahwa di sampingnya ada orang yang selalu berpesan,
menyemangatidan turut berjuang bersamanya, juga selalu
menyayanginya dan tidakmengabaikannya. Agama Islam yang benar ini
tidak dapat ditegakkanmelainkan dengan pengawasan dan kawalan
kelompok Muslimin yangsaling membantu, saling berpesan dan bersatu
padu. 30. Muhammad Hasan Al Mahsyi menjelaskan sabardalam ayat ini
adalah sabar terhadap maksiat, taat,dan bala. Hamka menjelaskannya
bahwa nasihat-menasihatisupaya sabar menegakkan kebenaran dan teguh
hatijangan terguncang. 31. Urgensi Sabar dalam Menasihati Sayyid
Quthb menjelaskan bahwa Amalan saling berpesan supaya bersikap
sabar juga merupakan satu keperluan dalam perjuangan, karena usaha
menegakkan iman dan amal shalih, dan usaha menjaga kebenaran dan
keadilan merupakan tugas-tugas yang amat sukar yang dihadapi oleh
kelompok dan orang perseorangan dan inilah yang memerlukan
kesabaran, yaitu sabar melawan perlawanan hawa nafsu sendiri, sabar
melawan perlawanan orang lain, sabar menghadapi gangguan dan
kesulitan, sabar melawan keangkuhan, kebatilan dan kejahatan, sabar
menempuh jalan perjuangan yang panjang, sabar menempuh tahapan
perjuangan yang lambat, sabar karena hilangnya batu-batu tanda
jalan perjuangan dan sabar karena jauhnya tujuan.