Page 1
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
QUANTUM TEACHING DALAM MATA PELAJARAN
IPS KELAS IV SD NEGERI BABAKAN 01 KOTA
TANGERANG SELATAN
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Nama Mahasiswa
NIM
: Ratih Oktapia
: 1686206395
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
Page 3
LEMBAR PERSETUJUAN SEMPRO
Nama Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Judul Skripsi
:
:
:
:
Ratih Oktapia
1686206395
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Implementasi Model Pembelajaran Quantum
Teaching dalam Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD
Negeri Babakan 01 Kota Tangerang Selatan.
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal.
Tangerang, Mei 2020.
Tim Pembimbing :
Pembimbing I,
Ino Budiatman, M.Pd
NBM. 120 4794
Pembimbing II,
Dr. Asep Suhendar, M.Pd
NBM. 103 7257
Tanda Tangan
...............................................................
...............................................................
Menyetujui,
Ketua Program Studi
Ina Magdalena, M.Pd
NBM. 136 0574
i
Page 4
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ratih Oktapia
NPM : 1686206395
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang
Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Implementasi Model
Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD
Negeri Babakan 01” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri
dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat dari karya orang lain karena hal
tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Tangerang, 2020
Ratih Oktapia NIM.1686206395
ii
Page 5
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap uji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan Hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang
berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Mata
Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Babakan 01”.
Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu dari syarat memperoleh gelar
Sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menyusun Skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material. Untuk itu
dengan hati yang mulia penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Ahmad Amarullah, S.Pd. M.Pd., selaku Rektor
Universitas Muhammadyah Tangerang.
2. Bapak Dr.Enawar, S.Pd. MM. MOS., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Tangerang
3. Ibu Sumiyani, M.Pd., selaku Wadek 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadyah Tangerang.
4. Bapak Dr. Asep Sunandar, M.Pd, Wadek II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Tangerang.
5. Ibu Ina Magdalena, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadyah Tangerang.
6. Bapak Ino Budiatman, M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan skripsi.
iii
Page 6
7. Bapak Dr. Asep Suhendar, M.Pd, selaku Pembimbing II, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan
skripsi.
8. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Tangerang yang telah banyak memberikan
bantuan dan ilmu pengetahuan.
9. Ibu N. Dewi Suryawati, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri
Babakan 01 telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh dewan Guru SD Negeri Babakan 01 yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian.
11. Kepada Orang Tua Tercinta Bapak Aspan dan Mamah Uus yang telah
memberikan Doa, cinta dan kasih sayang, semangat, motivasi baik
moril maupun materil yang tak pernah putus kepada Penulis.
12. Kepada Kakak-kakak ku tercinta Ayunih dan Riyon, S.Ikom yang
selalu mendoakan dan meyemangati setiap langkah penulis.
13. Teman-teman seperjuangan skripsi serta sahabat tersayang, Sayyidah
Zainab, Siti Robiatul Adawiyah, Siti Septiyana, Dinda Yuliani Putri,
yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan kesempatan untuk
membantu menyelesaikan skripsi ini, semoga kesuksesan selalu
menyertai kita semua, Aamiin.
14. Rekan-rekan seperjuangan PGSD kelas G, terimakasih atas
kebersamaan dan kerjsamanya selama menuntut ilmu di Universitas
Muhammadyah Tangerang.
iv
Page 7
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan
skripsi ini mungkin banyak ditemukan kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan bantuan berupa saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan dalam skrispi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu saya sehingga menyelesaikan skripsi ini,
semoga dapat membantu dan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Tangerang, 2020
Ratih OktapiaNIM : 1686206395
v
Page 8
DAFTAR ISILEMBAR PERSETUJUAN SEMPRO.........................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Fokus Penelitian...............................................................................4
C. Rumusan Masalah............................................................................4
D. Tujuan Penelitian.............................................................................5
E. Manfaat Penelitian...........................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................7
A. Landasan Teori................................................................................7
1. Hasil Belajar.................................................................................7
2. Ilmu Pengetahuan Sosial SD.....................................................16
3. Model Pembelajaran Quatum Teaching..................................21
B. Penelitian yang Relevan.................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................................33
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian....................................33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................33
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian................................................34
D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................35
E. Instrumen Penelitian......................................................................36
F. Teknik Analisis Data......................................................................38
G. Keabsahan Data.............................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................42
iv
Page 9
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian...............................................................................34
Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian..........................................................................36
v
Page 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dan selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di
semua bidang kehidupan dan pendidikan sangat dibutuhkan dalam
keberlangsungan dan kesejahteraan hidup seseorang bahkan dalam
kesejahteraan suatu bangsa.
Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber
daya manusia ke arah yang lebih baik dan diharapkan mampu membentuk
peserta didik yang dapat mengembangkan sikap, keterampilan dan kecerdasan
intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas, serta berakhlak
mulia. Secara detail tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang ada di Sekolah Dasar. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau
adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humonaria, serta kegiatan dasar
1
Page 12
manusia yang di organisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan IPS tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional
yang dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945,
yaitu membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk
membentuk manuisa yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, dapat mengembangkan kretivitas dan tanggung jawab, dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur,
mecintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Manfaat Ilmu Pengetahuan Sosial secara umum, yaitu pelajaran IPS
membekali siswa pengetahuan sosial yang nantinya bisa diterapkan langsung
dalam kehidupan bermasyarakat kelak, membekali siswa kemampuan
berkomunikasi dengan masyarakat untuk berbagi ilmu dan keahlian mereka,
membekali siswa mengenai kesadaran sikap mental yang positif dan
keterampilan untuk berkontribusi di masyarakat kelak, melatih dan membentuk
jiwa sosial kepada siswa, dan dengan mempelajari IPS siswa mampu
mengembangkan aspek pengetahuan dan pemahaman (knowledge and
understanding) serta aspek keterampilan (skill).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 12
Nopember 2019 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babakan 1, Kota Tangerang
Selatan diperoleh informasi dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan
2
Page 13
guru kelas IV mengenai segala hambatan dalam proses pembelajaran IPS
khususnya materi pada Sumber Daya Alam. Dalam proses pembelajaran siswa
cenderung tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya
belum mengerti tentang materi yang disampaikan guru. Kondisi seperti ini
menyebabkan guru kelsulitan dalam menyampaikan materi. Hal tersebut terjadi
pada seluruh mata pelajaran, termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini
dibuktikan dengan adanya siswa yang bercerita bahwa cara mengajar guru
hanya dengan ceramah dan monoton. Untuk memperbaiki mutu dan kualitas
pembelajaran yang membosankan, maka pada pelaksanaannya dapar
menerapkan berbagai model pembelajaran. Salah satunya adalah melalui model
Quantum Teaching merupakan suatu cara pembelajaran yang digagas oleh
DePorrter. Melalui Quantum Tecahing siswa akan diajak belajar dalam suasana
yang lebih nyaman dan menyenangkan
Model Quantum Teaching ini juga diterapkan oleh guru kelas IV SD
Negeri Babakan 01. Sistem pebelajaran di sekolah ini dilakukan di dalam dan
luar kelas. Dalam proses belajar di dalam kelas, guru selalu berusaha membuat
pembelajaran menjadi menarik. Guru mengombinasikan metode ceramah
dengan diskusi dalam model pembelajarannya. Selain itu guru juga
menceritakan bahwa gaya mengajar yang digunakan sama setiap tahunnya.
Tetapi prestasi belajar siswa kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada
penurunan nilai dari tahun sebelumnya sehingga guru mencoba menerapkan
model Quantum Teaching saat ini sedang diminati oleh guru di Sekolah Dasar
tersebut. Hasil akhir dari model ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi
3
Page 14
siswa. Alasan peneliti memilih SD Negeri Babakan 01 karena proses
pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas IV apabila dianasis dengan
Quantum Teaching hampir sepenuhnya memenuhi kriteria TANDUR yaitu
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan.
Sesuai kemampuannya guru sebagai sosok yang dekat dengan siswa
harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan profesional. Mengingat
ada sebagian siswa yang kurang optimal dalam menyerap materi yang
diberikan, guru memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Quantum
Teaching Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Babakan 1”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa fokus penelitian sebagai berikut:
1. Quantum Teaching yang diteliti adalah praktik mengajar yang dilakukan
oleh guru kelas IV di SD Negeri Babakan 01.
2. Pembelajaran IPS yang diteliti adalah materi Sumber Daya Alam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching pada kelas IV
di SD Negeri Babakan 01?
4
Page 15
2. Bagaimana hasil belajar dalam mata pelajaran IPS kelas IV di SD Negeri
Babakan 01?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitia ini :
1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran Quantum Teaching pada siswa
kelas IV di SD Negeri Babakan 01
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV di SD
Negeri Babakan 01
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya model pembelajaran Quantum Teaching
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Secara Praktis
a) Bagi Guru, penelitian ini mampu memberikan informasi
kepada guru tentang pengaruh model Quantum Teaching
terhadap hasil belajar IPS.
b) Bagi Peserta Didik, penelitian ini mampu memberikan
informasi kepada para peserta didik agar lebih bisa memahami,
bekerjasama, dan berpikir kritis dalam pelajaran IPS.
5
Page 16
c) Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran kepada para guru mengenai penerapan model
Quantum Teaching dalam pembelajaran.
d) Bagi penelitian lain, penlitian ini diharapkan mampu dijadika
rujukan, sumber informasi, dan bahan referensi penelitian
selanjutnya
6
Page 17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Belajar
Menurut Ahmad Susanto (2016) Belajar adalah suatu aktivitas
yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga
memungkinkan seseotang terjadinya perubahan perilaku yang relatif
tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. (hal. 4)
Menurut Dimyati (2006) Belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan belajar. (hal. 295)
Menurut Oemar Hamalik (2015) Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini,
belajar adalah suatu proses atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan, belajar bukan hanya mengingat, yakni mengalami. (hal. 27)
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan atau pengalaman baru sehingga kemungkinan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak.
7
Page 18
b. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2009) Hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. (hal.3)
Menurut Eveline Siregar (2010) Hasil belajar adalah segala
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan infomasi mengenai untuk
kerja siswa atau seberapa jauh siswa mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. (hal. 144)
Menurut Susanto A. (2008) Hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. (hal.
5)
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu kemampuan berfikir, sikap, psikomotik dapat
dimiliki semua siswa yang menerima pengalaman langsung untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
Menurut Piaget menyatakan bahwa setiap tahapan perkembangan
kognitif pada anak mempunyai karakteristik berbeda-beda. Secara garis
besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1) Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun) pada tahap ini anak belum
memasuki usia sekolah.
8
Page 19
2) Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun) pada tahap ini kognitifnya
masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain
(khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak
mulai mampu menggunakan kata-lata yang benar dan mampu
mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif.
3) Tahap operasinal konkret (usia 7-11 tahun) pada tahap ini anak
sudah mulai memahami aspek-aspek komulatif materi, mempunyai
kemampuan memahami cara mengkombinasikan beberapa
golongan benda yang bervariasi tigkatannya, selain itu anak sudah
mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa
yang konkret.
4) Tahap operasinal formal (usia 11-15 tahun) pada tahap ini anak
sudah menginjak usia remaja, perkembangan kognitif peserta didik
pada tahap ini telah memiliki kemampuan mengkordinasikan dua
ragam kognitif secara simulta (serentak) maupun berurutan.
5) Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pesertadidik sekolah dasar yang umumnya berusia 7-
12 tahun yaitu mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi degan
cara menyelidiki, mencoba dan bereksperimen mengenai suatu hal
yang dianggap menarik bagi dirinya, serta peserta didik sudah
mampu memahami cara mengkombinasikan beberapa golongan
benda yang bervariasi tingkatannya, selain itu peserta didik sudah
9
Page 20
mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa
yang konkret. (Dimyati, 2006, hal. 13)
Anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda
dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Mereka senang bermain,
senang bergerak, senang bekerja kelompok, dan senang merasakan atau
melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan peserta didik berpindah atau bergerak, bekerja atau
belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat
langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst dalam Psikologi Perkembangan Peserta
Didik, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan
dan aktivitas fisik
2) Membina hidup sehat
3) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
4) Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5) Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu
berpartisipasi dalam masyarakat
6) Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir
efektif
7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8) Mencapai kemandirian pribadi (Desmita, 2014, hal. 69)
10
Page 21
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik tugas perkembangan anak usia sekolah dasar mampu
belajar, bergaul dan bekerja secara kelompok sehigga memperoleh
sejumlah konsep untuk berpikir secara efektif, menadika peserta didik
mencapai nilai moral dan kemandirian dalam dirinya.
d. Ranah Objek Penilaian Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,
baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, mengunakan
klasifiksi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik.
1) Ranah kognitif
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemah dari kata
knowledge dalam taksonomi Bloom. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah,
dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat
11
Page 22
perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif
semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
3) Ranah psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek ranah
psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
(Sudjana, 2018, hal. 22)
e. Fungsi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (2001) mengemukakan beberapa fungsi
penilaian dalam proses pendidikan yaitu:
1) Dasar Psikologis Secara psikologis seseorang butuh mengatahui
sudah sampai sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, masalah
kebutuhan psikologis akan pengetahuannya mengenai hasil usaha
yang telah dilakukannya dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari segi
anak didik dan dari segi pendidik.
a) Dari Segi Anak Didik
Seorang anak dalam menentukan sikao dan tingkah lakunya
seringkali berpedoman pada orang dewasa, dengan adanya
12
Page 23
pendapat guru mengenai hasil belajar telah diperoleh maka
anak merasa memepunyai pegangan, pedoman dan hidup
dalam kepastian.
b) Dari Segi Pendidik
Seorang pendidik yang profesional butuh mengetahui hasil-
hasil usahanya sebagai pedoman dalam menjalankan usaha-
usaha lebih lanjut.
2) Dasar Didaktis
Adapun dari dasar didaktis diantaranya yaitu:
a) Dari segi anak didik
Pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada
umumnya berpengaruh baik terhadap prestasi selanjutnya,
selain itu dengan adanya tes hasil belajar, siswa dapat juga
mengetahui kelebihan kelemahan yang dimilikinya sehingga
siswa dapat mempergunakan pengetahuannya untuk
memajukan prestasinya.
b) Dari segi pendidik
Dengan adanya tes hasil belajar, maka seorang guru juga dapat
mengetahui sejauh mana kelemahan dan kelebihan dalam
pengajarannya. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pengajarannya akan menjadi modal bagi guru untuk
menentukan usaha-usaha selanjutnya. Selain itu tes hasil
belajar juga berfungsi membantu guru dalam menilai kesiapan
13
Page 24
anak didik, mengetahui status anak dalam kelasnya, membantu
guru menentukan siswa dalam pembentukan kelompok,
membantu guru dalam memperbaiki metode mengajarnya dan
membantu guru dalam memberikan materi pelajaran tambahan.
(https://www.dosenpendidikan.co.id/hasil-belajar/)
f. Tujuan Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2018) mengutarakan tujuan penilaian hasil
belajar sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau
mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian
kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan yang lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. (hal. 4)
14
Page 25
g. Macam-macam Hasil Belajar
Ditinjau dari fungsinya, menurut Sudjana (2018) membagi
penilaian ke dalam tiga jenis yang diantaranya yaitu:
1) Penilaian formatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir
program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar itu sendiri.
2) Penilaian sumatif ialah penilaian yang dilaksanakan di akhir unit
program yaitu akhir caturwulan, akhir semester dan akhir tahun,
penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses.
3) Penilaian diagnostik ialah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.
4) Penilaian selektif ialah penilian yang betujuan untuk keperluan
seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan
tertentu.
5) Penilaian penempatan ialah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan
sebelum memulai kegiatan beajar untuk program itu. (hal. 5)
h. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Wasliman (2007) hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
15
Page 26
berbagai faktor yang mempengaruji, baik faktor internal maupun
eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal,
sebagai berikut :
1) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meluputi; kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang morat-marit ekonominya, pertengkaran
suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya,
serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari
orangtua dalam kehidupam sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik. (Susanto A., 2016, hal. 12)
2. Ilmu Pengetahuan Sosial SD
a. Pengertian IPS SD
Menurut Susanto A (2016) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu;
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
16
Page 27
yang mewujudkan satu pendekatan interdidipliner dari aspek dan cabang-
cabang ilmu sosial. (hal. 6)
Menurut Gunawan (2016) IPS adalah suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan
modifikasi, yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan
sejarah, sejarah geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. IPS adalah
ilmu yang mempelajari berupa konsep-konsep. Konsep-konsep tersebut
siswa belum diketahui sampai unsur yang telah diketahui. (hal. 48)
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan nama mata pelajaran di
tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan isilah “Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di negara
lain, khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika
Serikat. Nama IPS yang lebih dikenal Social Studies di negara lain itu
merupakan istilah kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.
Menurut Sumantri (2001) pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau
adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu humaniora, serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. (Sapriya, 2018, hal.11)
Dapat disimpulkan dari keseluruhan pengertian IPS adalah studi
yang mempelajari menganalisis, gejala dan masalah sosial dimasyarakat
dengan meninjau, dari berbagai aspek kehidupan dan lingkungan
soasialnya yang materinya berupa keterampilan sejarah, sejarah geografi,
sosiologi, antropologi, dan ekonomi.
17
Page 28
b. Tujuan IPS SD
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan ilmu pengetahuan
yang sangat penting untuk dipelajari, khususnya pada anak sekolah dasar.
Pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang
pendidikan di lingkungan persekolahan. Tujuan utama pembelajaran IPS
ialah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat.
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS di
SD, antara lain:
1) Memperoleh gambar-gambar tentang suatu daerah atau
lingkungan sendiri.
2) Mendapakan informasi tentang suatu lingkungan daerah atau
wilayah Indonesia.
3) Memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia.
4) Menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan.
5) Mengetahui kebutuhan hidup.
6) Mampu merasakan sebuah kemajuan khususnya teknologi
mutakhir.
7) Mampu berkomunikasi, bekerjasama dan bersaing ditingkat
lokal, nasional dan internasional.
8) Mempu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya.
9) Memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya.
10) Memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa.
18
Page 29
Dari sepuluh tujuan yang diperoleh dari pembelajaran IPS SD
secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: Pertama, gambaran
tentang suatu daerah/lingkungan sendiri. Dalam materi pembelajaran IPS
di SD, siswa dapat memperoleh gambaran tentang keberadaan
daerah/wilayahnya. Oleh karenaitu, di dalam kurikulum IPS perlu
diuraikan kondisi demikian, sehingga siswa dapat menemukan contoh di
sekitar mereka, ini memudahkan guru dalam mengajarkan materi IPS di
tingat sekolah dasar baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pengayaan
materi IPS di SD perlu di rancang sesuai dengan tingkat kemajuan dalam
bidang pendidikan sekarang ini. Proses pembelajaran IPS dengan model
dan metode yang akibatnya pembelajaran IPS menjadi kurang menarik.
Pemberian contoh yang tidak nyata mereka temukan dalam lingkungan
daerah mereka tinggal dianggap sebagai sebuah cerita. Jadi, dengan
memperlajari IPS di SD siswa diharapkan termotivasi untuk mengenal
daerah atau lingkungannya sendiri. Lingkungan daerah/wilayah
Indonesia. Kedua, Memperoleh informasi tentang lingkungan
daerah/wilayah Indonesia dimulai dari lingkungan perkampungan,
pedesaan, Kecamatan, Kabupaten/Kota sampai ke tingkat Provinsi.
Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan mampu
dikembangkan aspek pengetahuan dan pengertian (knowledge and
understanding, aspek sikap dan nilai (attitude and value), dan aspek
keterampilan (skill) (Skeel, 1995; Jarolimek, 1993). Untuk skala
Indonesia, maka tujuan IPS khususnya pembelajaran IPS pada jenjang
19
Page 30
sekolah dasar sebagaimana tercantum dalam Kurikulum IPS-SD Tahun
2006 adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinyadalam kehidupannya
sehari-hari (Depdiknas, 2006). Ilmu pengetahuan sosial juga membahas
hubungan antara manusia dan lingkunganny, yaitu lingkungan
masyarakat di mana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian
dari masyarakat, dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada
dan terjadi dilingkungan sekitarnya. (Susanto A, 2016, 33)
Berdasarkan teori-teori tersebut, pada dasarnya tujuan dari
pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan
dasar kepada siswa untuk membangkitkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan limgkungannya.
c. Materi IPS tentang Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yaitu segala sesuatu yang terdapat dialam, yang
dapat digunakan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan kelestariannya, sumber daya alam dapat digolongkan
menjadi dua macam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam yang
dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang jika habis dapat
dihasilkan lagi, sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
adalah sumber daya alam yang jika habis tidak diupayakan lagi.
Pemanfaatan sumber daya alam terdiri dari 6 yaitu pemanfaatan
hasil pertanian, pemanfaatan hasil perkebunan, pemanfaatan hasil
20
Page 31
peternakan, pemanfaatan hasil laut, pemanfaatan hasil hutan, dan
pemanfaatan hasil pertambangan. (Sumber: BUPENA Buku Penilaian
Tema Daerah Tempat Tinggalku dan Kayanya Negriku Jilid 4D untuk
SD/MI kelas IV)
3. Model Pembelajaran Quatum Teaching
a. Pengertian model pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Bobbi Deporter (2010) Quantum Teaching adalah
pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk
belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi
ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang
akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum
Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansa.
(hal. 32)
Quantum Teaching dimulai di SuperCamp sebuag program
percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu
sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan
perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi.
(DePorter, 2010, hal. 32)
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan
metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian dan fasilitasi
SuperCamp. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,
21
Page 32
menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. (DePorter, 2010,
hal. 32)
Menurut Yatim Riyanto model Quantum Teaching hampir sama
dengan sebuah simfoni, yang terdiri dari dua unsur, yaitu konteks dan isi
(contect and content). (hal. 202)
Asas utama yang digunakan dalam pembelajaran Quantum
Teaching yaitu “bawalah dunia mereka ke dunia kita dana natarkan
dunia kita ke dunia mereka”
Quantum Teaching memiliki lima prinsip, atau kebenaran tetap.
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai struktur Chord dasar dari simfoni
belajar anda. Prinsip-prinsip ini adalah :
1) Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda, dari
kertas yang anda bagikan hingga rancangan pelajaran semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
2) Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan, semuanya mempunyai
tujuan.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan
kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena
itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa mengalami
22
Page 33
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
4) Akui Setiap Usaha
Pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka
5) Jika Layak Dipelajari Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asposiasi positif dalam belajar
Kelima prinsip tersebut merupakan prinsio yang sedapat mungkin
diterapkan oleh pendidik dalam hal ini adalah guru dapat tercipta suasana
belajar mengajar yang menyenangkan bagi peserta didik. . (DePorter,
2010, hal. 36)
Dapat disimpulkan model pembelajaran Quantum Teaching yaitu
model pembelajaran yang mengubah suasana kelas menjadi meriah dan
tidak monoton, dimana selain guru yang menjelaskan materi yang
diajarkan akan tetapi siswa berperan penting atau aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
b. Tujuan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut Kosasih dan Sumarna (2013) dalam setiap model
pembelajaran pasti memiliki tujuan akhir yang diharapkan dapat
terwujud di akhir proses pembelajaran. Begitu juga dengan pembelajaran
quantum teaching memiliki tujuan pokok yang diharapkan dapat tercapai,
antara lain :
23
Page 34
1) Meningkatkan partisipasi siswa melalui pengubahan keadaan.
2) Meningkatkan motivasi dan minat belajar.
3) Meningkatkan daya ingat.
4) Meningkatkan rasa kebersamaan.
5) Meningkatkan daya dengar.
6) Meningkatkan kehalusan perilaku.
(http://yurishandcraft.blogspot.com/2015/04/model-pembelajaran-
quantum-teaching.html)
c. Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching
Kerangka rancangan dan penerapan belajar dengan menggunakan
model Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR adalah
sebagai berikut:
1) Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya
bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
2) Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
dimengerti semua pelajar.
3) Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah
“masukan”.
4) Demonstrasikan
24
Page 35
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa
mereka tahu”
5) Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan
menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”
6) Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan. . (DePorter, 2010, hal. 40)
d. Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching
Adapun menurut peneliti penerapan pembelejaran Quantum
Teaching yaitu menggunakan enam langkah yang dikenal dengan istilah
TANDUR. Keenam langkah tersebut yaitu :
1) Langkah pertama dalam pembelajaran ini adalah Tumbuhkan, guru
menyampaikan kepada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan
mengapa hal itu penting. Buatlah mereka tertarik atau penasaran
tentang materi yang akan kita ajarkan. Minimalkan jarak antara
guru dengan peserta didik, dalam hal ini seseorang guru tidak
hanya datang untuk mengajar saja melainkan juga untuj mendidik
sehingga ikatan emosi antara gru dengan peserta didik harus
dibangun. Hal yag dapat dilakukan guna memotivasi peserta didik
untuk mengikuti pembeljaran adalah dengan cara, mencar tahu
manfaat dalam kehidupan sehari-hari tentang materi yang akan
diajari, sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
25
Page 36
setiap awal pelajaran, dan usahakan untuk mengaitkan apa yang
diajarkan dengan apa yang telah diketahui siswa dengan pelajaran
lain dan dapat menyertakan pertanyaan, video, gambar dan
sebagainya.
2) Alami, berikut pengalaman yang akan kita ajarkan. Tumbuhkan
“kebutuhan untuk menetahui”. Karena otak manusia berkembang
pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerkan
rasa ingin tau. Proses belajar mengajar yang paling baik adalah
ketika peserta didik telah mengalami informasi sebelum mereka
memperoleh dari apa yang mereka pelajari. Guru mengajak siswa
masuk ke dalam materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan permainan yang ada hubungannya dengan materi yang
akan diajarkan dan siswa akan mendapatkan pengalaman dari
permainan tersebut. Dapat pula pada saat pembelajaran
berlangsung guru dapat memberikan contoh yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
3) Namai, maksudnya memberikan “data” tepat saat minat memuncak
dan mengenalkan konsep-konsep pokok pada materi pelajaran.
Penanaman memuaskan hasrat alami otak unuk memberikan
identitas, mengurutkan dan mendefinisikan. Untuk menumbuhkan
hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan susunan gambar,
poster, warna, penanaman kelompok sesuai dengan materi
26
Page 37
embelajaran, atau istilah-istilah menarik yang dapat memuaskan
otak.
4) Demosntrasikan, hal tersebut akan membuat peserta didik lebih
percaya diri mengikuti pelajaran. Jadi pada saat peserta didik
dikelompokkan dan mengerjakan tugas yang diberikan dari guru,
guru hanya memantau saja. Biarkan peserta didik secara
berkelompok mendemonstrasikan cara mengerjakan sesuatu. Pada
saat demonstrasu ini guru dapat menghidupkan musik yang dapat
menenangkan atau membangkitkan semangat peserta didik.
5) Ulangi, pengulangan dapat memperkuat koneksi saraf dan
menumbuhkan rasa percaya diri pada peseeta didik. Rekatkan
gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan
atau penugasan ataupun bisa membuat ikhtisar hasil belajar.
6) Rayakan, perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi yang
positif, membuat peserta didik lebih percaya diri, memberikan
umpan balik tentang kemajuan belajarnya, serta membangun
keinginan untuk sukses yang lebih besar. Tidak ada usaha yang
selalu tepat dan sempurna, namun jika perayaan memberikan
manfaat yang jauh lebih baik, rayakanlah sering-sering. Beberapa
bentuk perayaan menyenangkan yang bisa digunakan antara lain
dengan tepuk tangan, kejutan, pujian, bintang penghargaan, dan
sebagainya.
27
Page 38
e. Teknik-teknik Mencatat dalam Pembelajaran Quantum Teaching
Teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Quantum
Teaching diantaranya adalah Peta Pikiran (Mind Mapping) Peta pikiran
merupakan simpifikasi kerja otak yang dituangkan dlam bentuk gambar
dua dimensi berupa ide atau konsep yang saling terhubung. Mind
Mapping dikembangkan oleh Tony Buzan, untuk melejitkan potensi otak
kiri maupun otak kanan. Mind Mapping dapat disisipkan gambar atau
dibentuk warna warni yang dapat menimbulkan efek amat sangat pada
otak. Mind Mapping ini lebih cenderung kepada modalitas siswa visual
dan auditorio.
Mind Mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan
ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik
yang dilakukan oleh peserta didik. Penggunaan simbol yang menarik
akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda.
Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan
oleh siswa dalam kegiatan belajar. Keuntungan penggunaan mind
mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifitasnya
sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat
bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan
sistem. (http://repository.uinjkt.ac.id)
28
Page 39
f. Kekuatan dan kelemahan model pembelajaran Quantum Teaching
Kelebihan Pembelajaran Quantum Teaching
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dalam
prosesnya begitu juga dengan model pembelajaran quantum teaching.
Adapun kelebihannya antara lain :
1) Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
2) Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses
pembelajaran perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat
diamati secara teliti.
3) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5) Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
6) Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan
kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan
siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk
berfikir kreatif setiap harinya.
7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti
oleh siswa.
29
Page 40
Kekurangan Pembelajaran Quantum Teaching
Selain kelebihan, pembelajaran quantum teaching juga memiliki
kekurangan. Kekurangannya antara lain :
1) Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di
samping memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik.
3) Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha
seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian,
dll dapat mengganggu kelas lain.
4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena
tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6) Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang
baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang
ketelitian dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang
diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
(http://yurishandcraft.blogspot.com/2015/04/model-pembelajaran-
quantum-teaching.html)
30
Page 41
B. Penelitian yang Relevan
1. Ria Liniarti (2015) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan skripsinya yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembalajaran Quantum
Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS”. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan model Quantum Teaching terhadap hasil
belajar di SMP Negeri 178 Jakarta. Analisis data menggunakan uji t,
dan hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,50, sedangkan t tabel dengan taraf
signifikan 5% = 1,66691, makandapat dikatakan t hitung > t tabel berarti
hipotesis alternatif (Ha) diterima dam hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Quantum
Teaching dalam pembelajaran IPS terhdap hasil belajar siswa di SMP
Negeri 178 Jakarta.
2. Nur Chadidjah (2019) Universitas Muhammadiyah Tangerang Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan skripsinya yang berjudul
“Pengaruh Media Berbasis Audio Video Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas III SDIT Gunung Jati Kota tangerang” dapat disimpulkan bahwa
setelah pengambilan data dilakukan pada saat pretes diperoleh nilai
rata-rata kelas control yaitu 60,00 dan kelas esperimen 75,50 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata – rata antara siswa
kelas control dan kelas eksperimen .diperoleh data dengan nilai
tertinggi60 dan nilai terendah 37, dengan nilai rata – rata pada posttest
31
Page 42
ini adalah 76,67. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perhitungan
uji hipotesis didapat perhitungan bahta T hitung sebesar = 7,08 sedangkan
T tabel = 3,046 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap
hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III
SDIT Gunung Jati Kota Tangerang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Winda Yani dalam e-journal pendidikan
matematika fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Pasir
Pengaraian (tahun 2016) dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran
Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VII SMP IT Inayah Ujungbatu”. Dengan demikian dapat
disimpulkan,hasil penelitian menunjukkan bahwa Quantum Teaching
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika kelas VII SMP IT
Inayah Ujungbatu. Secara rinci hasil temuan adalah sebagai berikut, (1)
Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika VII SMP IT Inayah
Ujungbatu yang mengikuti pembelajaran Quantum Teaching (thitung
2,951 α = 0,025) dengan yang mengikuti pembelajaran konvensional
(thitung -2,951 α = 0,025). (2) Siswa yang mengikuti pembelajaran
Quantum Teaching lebih aktif daripada siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional.
32
Page 43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut
Sugiyono (2018) Penelitian kualitatif adalah metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk memeliti opada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instumen kunci,
teknik pengumulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis dta
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi. (hal. 9)
Sedangkan jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif yaitu peneliti ingin mendeskripsikan model
pembleajaran Quantum Teaching pada peserta didik kelas IV di SD Negeri
Babakan 01 tanpa rekayasa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan 01 yang terletak di Jln.
Raya Pasar Jengkol,kec. Setu, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini akan
dilakukan pada peserta didik kelas IV, waktu pelaksanaan mulai bulan April –
Agustus 2020. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
33
Page 44
Tabel 3. 1
Jadwal Penelitian
No KEGIATANBULAN
1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal Skripsi
4 Bimbingan dan revisi hasil
seminar
5 Pembuatan instrumen
penelitian
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan dan analisis
data
8 Ujian Skripsi
C. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi sumber informasi (informan) adalah
kepala sekolah dan 3 orang guru kelas IV di SD Negeri Babakan 01. Adapun
jenis data pada penelitian ini terdiri dari :
1. Data primer adalah data yang didapatkan oleh peneliti secara langsung
melalui wawancara dan observasi yang sesuai dengan fokus penelitian
tentang implementasi model pembelajaran Quantum Teaching.
34
Page 45
2. Data sekunder yaitu data yang sudah ada di tempat penelitian seperti
Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP), Agenda atau jurnal harian, buku
daftar nilai pelajaran IPS.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian dilakukan dengan :
1. Wawancara
Menurut Sugiono (2018), wawancara digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. (hal.231)
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepala sekolah dan guru
kelas IV di SD Negeri Babakan 01dengan menggunakan pertanyaan
terbuka dan informan menjawab dengan bebas.
2. Observasi
Sugiyono, (2018), observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu
wawancara dan kusioner. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar. (hal. 145)
35
Page 46
Peneliti melakukan observasi secara langsung bagaimana proses
pelaksaan pembelajaran Quantum Teaching yang dilakukan oleh guru
kelas IV di SD Negeri Babakan 01.
3. Studi Dokumen
Menurut Sugiyono (2018), dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokum bisa berbentuk tulisan, gambar atau kaya-
karya menumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. (hal. 240)
Dalam penelitian peneliti melihat dokumen-dokumen yang relevan
dengan praktik mengajar menggunakan model pemelajaran Quantum
Teaching dan hasil belajar IPS.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Instrumen PenelitianNo. Kegiatan Fokus
1 Observasi Pokok-pokok yang akan diobservasi yaitu:
1. Sekolah (sarana dan prasarana)
2. Aktivitas siswa
3. Aktivitas Guru
4. Aktivitas Kepala Sekolah
36
Page 47
2 Wawancara Pokok-pokok yang akan diwawancarai yaitu:
1. Kelebihan model pembelajaran Quantum
Teaching
2. Kekurangan model pembelajaran Quantum
Teaching
3. Tahap “tumbuhkan” dalam pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching
4. Tahap “alami” dalam pembelajaran menggunakan
model Quantum Teaching
5. Tahap “namai” dalam pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching
6. Tahap “demostrasikan” dalam pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching
7. Tahap “ulangi” dalam pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching
8. Tahap “rayakan” dalam pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching
3 Studi Dokumen Jenis-jenis dokumentasi yang akan dipelajarai:
1. Piagam / sertifikat sekolah
2. Data-data prestasi sekolah
3. Perangkat pembelajaran di kelas
37
Page 48
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dalam proposal. Sugiyono (2018) analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. Analisi data kualitatif adalah bersifat induktif,
yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. (hal. 244)
Secara garis besar proses analisis data adalah :
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Sugiyono (2018) Reduksi
data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi. (hal. 249)
2. Penyajian data
38
Page 49
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian ini, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya. Miles and Huberman (1984) mengungkapkan bahwa
penyajian data yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. (Sugiyono, 2018, hal. 249)
3. Menarik kesimpulan/Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel
G. Keabsahan Data
Untuk meyakinkan bahwa deskripsi data yang telah disajikan di atas
adalah data yang absah dan memiliki derajat kepercayaan dilakukan teknik
penjamin keabsahan melalui confirmability, credibility, transferability,
dependebility.
39
Page 50
1. Objektivitas (confirmability)
Desain penelitian dibuat secara baik dan benar, fokus penelitia tepat,
kajian literature yang relevan, teknik pengumpulan data yang sesuai dengan
fokus permasalahan penelitian, analisis data dilakukan secara benar, hasil
penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Kesahihan Internal (credibility)
Untuk mencapai kesahihan internal peneliti melakukan :
a. Triangulasi
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi yang dilakukan
dalam tenik pengambilan data yaitu observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi.
b. Member check
Langkah member check dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan kesepakatan dalam hal analitis , penafisran dan
kesimpulan dari data yang telah diorganisasi. Apabila data yang telah
diolah oleh peneliti dapat disepakati, maka kredibilitas dapat diterima,
tetapi sebaliknya jika analisis data yang telah dibuat tidak disepakati,
maka peneliti mengadakan diskusi untuk mencapai kesepakatan dalam
penafisiran.
3. Kesahihan Eksternal (transferability)
Transferabilitas berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat ditransfer
oleh orang lain dan dapat diaplikasikan dalam situasi lain, untuk mencapai
40
Page 51
kesahihan eksternal penulis meneliti dengan sistematis, rinci, jelas dan bisa
dipertanggungjawabkan.
4. Keterandalan (dependebility)
Untuk menguji dan sudah tercapainya keterandalan data dalam
penelitian, maka data siap diaudit kembali terhadap keseluruhan penelitian,
dari mulai menentukan fokus masalah, memasuki lapangan, pengambilan
data, analisis data, uji keabsahaan sampai kepada kesimpulan. Dalam
menulis keabsahan data penulis memilih teknik penjamin keabsahan data
apa yang akan digunakan. Dalam menentukan keabsahan data penulis
memilih beberapa teknik diatas sesuai dengan permasalahannya.
41
Page 52
DAFTAR PUSTAKA
DePorter Bobbi, dkk. (2010). Quantum Teaching Memprakrikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Mizan Pustaka
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Dimyati & Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Gunawan, R. (2016). PENDIDIKAN IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfebeta.
Hamalik O. (2015). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nur Chadidjah. (2019). Pengaruh Media Berbasis Audio Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SDIT Gunung Jati Kota Tangerang. Universitas Muhammadiyah Tangerang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Ria Liniarti. (2015). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaram Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hdiayatullah Jakarta Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Riyanto Y. (2014). Paradigma Baru Pembelajaran Sevagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sapriya. (2018). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Siregar, Nara. (2019). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana N. (2018). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta cv.
Susanto A. (2016). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Pernadamedia Group.
Susanto A. (2016). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.
42
Page 53
Winda Yani. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hadil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP IT Inayah Ujungbatu. Universitas Pasir Pengaraian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
43