THE DEFINITION OF LIABILITIES SFAC no 6 menggambarkan unsur-unsur yang terdiri dari neraca sebagai aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Kewajiban dan ekuitas menyediakan sumber daya (modal) untuk akuisisi aset.Jumlah kewajiban perusahaan memiliki relatif terhadap ekuitas disebut struktur modal perusahaan. Dalam praktek akuntansi saat ini, kewajiban dan ekuitas diperlakukan sebagai elemen yang terpisah dan berbeda dari struktur modal perusahaan. Perbedaan ini tampak dalam persamaan akuntasi fundamental : Aset = Kewajiban + Ekuitas Kewajiban dan ekuitas adalah pengadu aset perusahaan, tetapi ekuitas merupakan kepemilikan, sedangkan kewajiban adalah klaim kreditur.Kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan pengungkapan terpisah mereka adalah relevan untuk pembuat keputusan yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan. Teori ekuitas menyeimbangan unsur-unsur neraca yang terkaitdan memiliki implikasi untuk definisi dari kewajiban dan ekuitas. Teori entitas menggambarkan persamaan akuntansi sebagai: Aset = Ekuitas 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
THE DEFINITION OF LIABILITIES
SFAC no 6 menggambarkan unsur-unsur yang terdiri dari neraca sebagai aset,
kewajiban, dan ekuitas. Aset memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Kewajiban dan
ekuitas menyediakan sumber daya (modal) untuk akuisisi aset.Jumlah kewajiban
perusahaan memiliki relatif terhadap ekuitas disebut struktur modal perusahaan.
Dalam praktek akuntansi saat ini, kewajiban dan ekuitas diperlakukan sebagai elemen
yang terpisah dan berbeda dari struktur modal perusahaan. Perbedaan ini tampak dalam
persamaan akuntasi fundamental :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
Kewajiban dan ekuitas adalah pengadu aset perusahaan, tetapi ekuitas merupakan
kepemilikan, sedangkan kewajiban adalah klaim kreditur.Kepentingan-kepentingan
yang berbeda, dan pengungkapan terpisah mereka adalah relevan untuk pembuat
keputusan yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan.
Teori ekuitas menyeimbangan unsur-unsur neraca yang terkaitdan memiliki implikasi
untuk definisi dari kewajiban dan ekuitas. Teori entitas menggambarkan persamaan
akuntansi sebagai:
Aset = Ekuitas
Menurut teori entitas, tidak ada perbedaan mendasar antara kewajiban dan ekuitas
pemilik.Keduanya menyediakan modal untuk entitas bisnis dan menerima pendapatan
sebagai imbalan dalam bentuk bunga dan dividen. Kewajiban dan ekuitas dicatat secara
terpisah di dalam neraca.
Teori propietary menjelaskan bahwa aktiva bersih perusahaan adalah milik pemilik.
Berdasarkan teori ini, ekuitas adalah sama dengan nilai bersih dari pemilik. Hubungan
Teori proprietary diartikan sebagai:
Aset – Kewajiban = Ekuitas
1
APB mendefinisikan kewajiban dan ekuitas pemilik dalam pernyataan no.4 dan
menyatakan bahwa aset dikurangi kewajiban sama dengan modal pemilik.
Selain itu, SFAC no 6 menentukan kewajiban dan ekuitas dengan teori propietary
sebagai berikut:
1. Kewajiban. Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa
depan yang timbul dari kewajiban sekarang oleh entitas tertentu untuk
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa depan atas
transaksi atau peristiwa masa lalu
2. Ekuitas. Sisa aset setelah dikurangi kewajibannya. Dalam sebuah perusahaan
bisnis, ekuitas adalah kepemilikan.
RECOGNITION AND MEASUREMENT OF LIABILITIES
Menurut SFAC no 5, untuk akun yang diakui sebagai kewajiban dalam laporan
keuangan, harus memenuhi definisi kewajiban yang ada dalam SFAC no 6, dan itu
harus dapat diukur. Secara teoritis, kewajiban harus diukur pada nilai sekarang dari arus
kas masa depan, yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar. Nilai sekarang yang
telah didiskonto mengukur nilai pasar awal wajar kewajiban.
Kewajiban diukur pada jumlah yang ditetapkan dalam nilai tukar.Namun, menurut
metode biaya akuntansi tradisional, kewajiban tidak disesuaikan dengan nilai wajar
pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya.
Klasifikasi dan pengukuran kewajiban tidak selalu mudah. Misalnya, perawatan
kesehatan bagi karyawan yang telah pensiun, diakui sebagai kewajiban. FASB
mendukung hal ini karena terdapat dalam SFAC no 6 definisi dari kewajiban.
Sayangnya, di dalam definisi SFAC no 6 seperti yang ada di Pernyataan APB 4,
meninggalkan pertanyaan yang belum terselesaikan.
2
DEBT VERSUS EQUITY
Di dalam definisi sebelumnya, klasifikasi semua item di sisi kanan neraca adalah
kewajiban atau komponen ekuitas.Persyaratan ini mengandaikan bahwa semua
kepentingan keuangan dalam perusahaan adalah kewajiban atau ekuitas dan
menganggap bahwa perbedaan dapat segera jelas bagi siapapun yang mempersiapkan
laporan keuangan. Terdapat dua asumsi yang keliru:
1. Berbagai macam surat berharga yang diterbitkan, namum perusahaan yang
kompleks tidak mudah meminjamkan surat berharga tersebut untuk skema
klasifikasinya.
2. Sampai saat ini tidak ada pedoman otoritatif yang digunakan dalam menerapkan
skema klasifikasi. Satu pihak mungkin melihatnya sebagai utang, namun yang
lain mungkin melihat sebagai ekuitas.
Selama akuntan merasa bahwa perbedaan antara utang dan ekuitas perlu dilanjutkan, itu
menunjukkan perlunya bagi akuntan untuk mengembangkan kriteria tambahan untuk
membantu dalam mengklasifikasikan item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi
baik sebagai hutang atau ekuitas.
CONSOLIDATED SET OF DECISION FACTORS
Berikut ini adalah 13 faktor sebagai panduan untuk membantu dalam menentukan
klasifikasi item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi baik sebagai hutang atau
ekuitas:
1. Maturity Date (Tanggal Jatuh Tempo)
Utang biasanya memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap, sedangkan ekuitas
tidak. Oleh sebab itu, di dalam utang dibentuk satu akun sebagai dana cadangan
untuk memastikan bahwa dana akan tersedia saat tanggal jatuh tempo
2. Claim on Assets (Klaim pada Aktiva)
Jika sebuah bisnis mengalami likuidasi, klaim kreditur diprioritaskan lebih
dahulu dari pemilik. Ada dua faktor interpretasinya :
a. Semua klaim selain klaim prioritas pertama adalah klaim ekuitas.
3
b. Seluruh klaim lain daripada yang terakhir adalah kreditur klaim.
3. Claim on Income (Klaim atas Penghasilan)
Tingkat dividen atau bunga tetap memiliki preferensi atas dividen/pembayaran
bunga. Tidak ada jaminan bahwa tingkat bunga akan tetap, Oleh karena itu,
pemegang hak saham preferen dan pemegang saham biasa bersatu dalam
distribusi pendapatan.
4. Market Valuations (Valuasi Pasar)
Selama perusahaan mampu membayar utangnya, valuasi pasar pada
kewajibannya tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Namun sebaliknya,
harga pasar efek ekuitas dipengaruhi oleh laba perusahaan maupun oleh
ekspektasi investor mengenai pembayaran dividen di masa depan.
5. Voice in Management (Suara dalam Manajemen)
Di dalam perusahaan, pemungutan suara adalah hal yang paling sering dilakukan
dalam pengelolaan korporasi.. Hak pemungutan suara ini biasanya terbatas pada
pemegang saham biasa tetapi akan diperluas ke investor lain jika perusahaan
gagal dalam kondisi tertentu
6. Maturity Value (Nilai Jatuh Tempo)
Sebuah kewajiban memiliki nilai jatuh tempo tetap yang tidak berubah
sepanjang hidupnya. Persentase kepemilikan tidak tetap kecuali dalam hal
likuidasi, oleh karena itu tidak memiliki nilai jatuh tempo
7. Intent of Parties
Terdapat 2macam pembagian investor menurut tujuannya :
i. Investor yang ingin keamanan
ii. Investor yang ingin pertumbuhan modal dan investasi.
Jika investor termotivasi untuk membuat investasi tertentu atas dasar
keselamatan ,maka keamanan dipandang sebagai utang daripada ekuitas.
Namun, jika investor termotivasi untuk memperoleh keamanan dengan
kemungkinan pertumbuhan modal dan jika keamanan menawarkan kesempatan
pertumbuhan modal, keamanan akan dipandang sebagai ekuitas daripada utang
8. Preemptive Right
4
Melalui hukum, pemegang saham biasa memiliki hak memesan saham terlebih
dahulu (hak untuk membeli saham biasa dalam penawaran saham baru oleh
korporasi)
9. Conversion Features (Fitur Konversi)
Sebuah keamanan yang dapat dikonversi menjadi saham biasa yang memiliki
potensi untuk menjadi ekuitas jika saat ini tidak dianggap sebagai ekuitas
10. Potential Dilution of Earnings per Share (Potensi Dilusi Laba per Saham)
Fitur konversi keamanan adalah faktor paling mungkin terjadi dari pengaruh
dilusi pada laba per saham, selain masalah baru dari saham biasa.Dalam hal
apapun, keamanan yang memiliki potensi untuk mencairkan laba per saham
diasumsikan memiliki karakteristik ekuitas.
11. Right to Enforce Payments (Hak untuk Memaksa Pembayaran)
Dari sudut pandang hukum, kreditur memiliki hak untuk menerima bunga
periodik pada tanggal yang telah disepakati dan memiliki nilai jatuh tempo yang
dibayar pada saat jatuh tempo. Pemilik tidak memiliki hak hukum, oleh karena
itu, keberadaan hak untuk menegakkan pembayaran merupakan indikasi dari
insrument utang
12. Good Business Reasons for Issuing(Alasan yang tepat untuk Melakukan
Penerbitan)
Menentukan apa yang menjadi alasan bisnis yang baik untuk mengeluarkan
keamanan dengan fitur tertentu daripada satu dengan fitur yang berbeda
menyajikan masalah yang sulit. Dua terkait sub-faktor alternatif yang tersedia
dan jumlah kapitalisasi. Efek yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dalam
kesulitan keuangan atau dengan rendahnya tingkat kapitalisasi dapat dianggap
ekuitas dengan alasan bahwa hanya mereka dengan kepemilikan bersedia
menerima risiko, sedangkan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan
dengan tingkat tinggi kapitalisasi dipandang sebagai utang
13. Identity of Interest between Creditors and Owners (Identitas Tujuan antara
Kreditur dan Pemilik)
Berikut ini adalah instrument keuangan bebas yang diklasifikasikan sebagai
kewajiban menurut PSAK no 150:
5
Instrumen keuangan yang wajib ditarik kembali. Contohnya: kewajiban
menebus saham preferen
Instrumen keuangan yang pada awalnya bertujuan untuk memenuhi
kewajibannya untuk membeli kembali saham ekuitas emiten, seperti
kewajiban, dan membantu emiten untuk menyelesaikan kewajibannya
dengan cara mentransfer asset
Instrumen keuangan yang membutuhkan penerbit untuk memenuhi
kewajibannya (bersyarat/kondisional) untuk menyelesaikan dengan cara
mengeluarkan sejumlah variabel saham. Nilai moneter instrumen
keuangan ini berdasarkan:
o Jumlah uang yang tetap/tidak berubah
o Variasi dalam nilai selain nilai wajar saham ekuitas emiten
o Variasi yang berbanding terbalik dalam nilai wajar saham ekuitas
emiten
LONG-TERM DEBT CLASSIFICATIONS
BONDS PAYABLE
4 alasan perusahaan menerbitkan obligasi daripada saham:
1. Sumber dana yang tersedia mungkin hanya obligasi
Banyak perusahaan kecil dan menengah terlihat memiliki risiko yang sangat
tinggi bagi investor untuk menanamkan investasi permanen.
2. Pendanaan obligasi memiliki biaya yang lebih rendah
Karena sifat obligasi yang ‘low risk’, maka biaya bunga pun lebih rendah.
Investor yang memiliki saham cenderung mengharapkan return yang besar untuk
mengimbangi risiko yang besar.
3. Pendanaan obligasi memberikan manfaat pajak
Pembayaran bunga obligasi dapat dikurangi pajak penghasilan, sedangkan
dividen saham tidak.
4. Tidak ada hak khusus voting
6
Pemegang obligasi tidak mendapatkan hak voting sehingga tidak perlu khawatir
akan penurunan proporsi kepemilikan seperti yang dialami pemegang saham.
Penggunaan dana pinjaman dikenal sebagai financial leverage. Biasanya, investor
mengharapkan return yang lebih besar daripada biaya investasi. Investasi saham yang
diperoleh perusahaan berfungsi sebagai proteksi bagi pokok dan pendapatan obligasi,
dan hubungan kekuatan pendapatan saat ini dengan debt-to-equity memengaruhi
tingkat bunga yang diperlukan oleh pemegang obligasi. Penggunaan pendanaan obligasi
harus mengakui financial leverage meningkatkan return saham hanya saat return atas
proyek lebih besar daripada biaya dana pinjaman. Laba kelebihan pembayaran bunga
akan meningkatkan laba per lembar. Tetapi, jika return atas investasi jatuh di bawah
suku bunga obligasi yang telah ditetapkan, laba per lembar juga akan turun.
Bond Classifications
Obligasi menurut sifat proteksi yang ditawarkan oleh perusahaan dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis:
1. Mortgage bonds. Obligasi jenis ini dijaminkan lewat hak gadai terhadap aset
milik perusahaan.
2. Debenture bonds. Obligasi jenis ini tidak dijaminkan lewat aset atau properti
apapun, dan kemampuannya untuk dijual berdasarkan pada kredit umum milik
perusahaan.
Bond Selling Prices
Obligasi biasanya dijual dalam satuan $10,000 dan mempunyai nilai bunga yang
ditetapkan.Suku bunga yang ditetapkan (stated interest rate) ini dicetak di kontrak
obligasi (bond indenture), dan menetapkan jumlah bunga yang harus dibayarkan kepada
investor pada setiap akhir periode bunga. Bunga yang tertulis tadi akan memperkirakan
tingkat harga obligasi yang akan dijual oleh manajemen. Obligasi yang diterbitkan
dengan risiko yang relatif rendah akan menyediakan interest rate yang rendah, begitu
juga sebaliknya.
7
Sejak obligasi disahkan hingga diterbitkan, kondisi ekonomi yang memengaruhi interest
rate mungkin akan berubah. Sehingga pada saat penerbitan, interest rate yang
ditetapkan dapat berbeda daripada market rate obligasi yang serupa. Investor tidak akan
bersedia menginvestasikan dana pada obligasi dengan interest rate yang lebih rendah
daripada market rate. Demikian juga perusahaan tidak akan bersedia menerbitkan
obligasi dengan interest rate yang lebih tinggi daripada market rate. Karena suku bunga
telah ditetapkan sebelumnya dan tidak dapat diubah, maka harga pasar obligasi akan
disesuaikan sehingga suku bunga efektif (effective rate) setara dengan market rate.
Tingkat suku bunga pasar yang diperlukan untuk menjual obligasi juga dikenal sebagai
yield rate pada obligasi. Jumlah yang investor bersedia investasikan ialah jumlah yang
akan menghasilkan suku bunga pasar, yang diberikan jumlah dan waktu pembayaran
bunga dan nilai jatuh tempo obligasi (maturity value). Oleh karena itu, harga penerbitan
obligasi setara dengan nilai pokok dan bunga yang dibayarkan yang telah di-present
value-kan pada yield rate. Jika investor bersedia menerima suku bunga yang telah
ditetapkan pada obligasi, maka obligasi tersebut akan dijual pada nilai nominal (face
value atau par) dan yield rate akan sama dengan interest rate. Jika market rate lebih
besar daripada stated interest rate, maka obligasi akan dijual di bawah nilai nominal,
sehingga menimbulkan discount, dengan demikian akan menaikkan effective interest
rate. Sebaliknya, obligasi yang dijual di atas nilai nominal akan menimbulkan premium.
Bond Issue Costs
Biaya penerbitan obligasi mungkin tinggi.Perusahaan penerbit harus menanggung biaya
pengacara, biaya cetak obligasi, biaya persiapan prospektus obligasi, dan komisi
penjualan kepada broker.APB Opinion No.21 menjelaskan bahwa biaya penerbitan
obligasi diperlakukan sebagai biaya yang ditangguhkan dan diperlihatkan dalam neraca
sebagai aset.Aset ini diamortisasi dari tanggal terbit hingga jatuh tempo. Dasar
perlakuan ini adalah bahwa biaya-biaya ini dikeluarkan untuk manfaat turunan dari
penerbitan obligasi karena utang ini memiliki kontribusi pada proses perolehan laba.
Dengan demikian, biaya-biaya ini mewakili potensi jasa di masa yang akan datang dan
ialah aset.
8
Sebaliknya, biaya penerbitan obligasi seperti yang dikutip dari SFAC No.6 dinyatakan
sebagai pengeluaran yang tidak dapat didefinisikan sebagai aset.FASB membantah
bahwa biaya-biaya ini mengurangi hasil dari pinjaman itu sendiri, sehingga
menghasilkan effective interest rate yang lebih tinggi.oleh karena itu, biaya-biaya ini
tidak memiliki manfaat di masa yang akan datang. Argumen ini menyediakan dasar
untuk mengurangkan biaya penerbitan obligasi yang tidak diamortisasi dari nilai asli
obligasi dan memperbolehkan perhitungan beban bunga secara periodik. Dengan kata
lain, FASB menegaskan bahwa biaya penerbitan obligasi harus diperlakukan sebagai
beban pada periode peminjaman.
Bond Interest Expense
Bunga merupakan biaya atas peminjaman, dan karena utang dipinjam selama periode
tertentu, biaya tersebut harus dialokasikan ke periode peminjaman. Seperti yang
dijelaskan di atas, total bunga selama obligasi diterbitkan dipengaruhi oleh premium
atau diskonto. Dalam kasus ini, perhitungan beban bunga (interest expense) melibatkan
amortisasi premium atau diskonto.
Terdapat 2 metode pengalokasian beban bunga dan premium atau diskonto selama umur
obligasi:
1. Straight-line method. Total premium atau diskonto dibagi total periode bunga
untuk memperoleh jumlah yang harus diamortisasi setiap periode, sehingga
beban bunga setiap periode pun sama.
2. The effective interest method. Amortisasi premium atau diskonto dihitung
dengan cara menemukan perbedaan antara pembayaran bunga yang tertulis di
obligasi dan beban bunga pada periode tersebut.
Zero Coupon Bonds
Zero coupon bonds atau deep discount bond ialah obligasi yang tidak memiliki suku
bunga tercatat, oleh karena itu peminjam tidak membayarkan bunga kepada investor.
Hasilnya, zero coupon bonds dijual pada harga yang lebih rendah daripada face value.
Zero coupon bonds menjadi populer dengan dana pensiun karena:
1. Biasanya tidak memilki call provision, oleh karena itu return yang tercatat
terjamin hingga jatuh tempo.
9
2. Menawarkan reinvestment return, yang berarti semua bunga diinvestasikan
ulang pada suku bunga yang sama selama obligasi diterbitkan.
3. Investasi pensiun tidak dikenakan pajak hingga saat dana tersebut disalurkan
untuk pensiun.
Call Provisions
Utang jangka panjang diterbitkan dengan kondisi pasar yang sedang terjadi pada saat
itu. Ketika kondisi pasar tidak baik, mungkin diperlukan untuk memberikan suku bunga
yang tinggi atau menyertakan perjanjian yang dapat menghambat operasional keuangan
perusahaan ke dalam surat perjanjian obligasi (bond indenture). Contohnya perjanjian
untuk memelihara posisi modal kerja tertentu, atau pemeliharaan terhadap hubungan
utang-ekuitas.
Banyak perusahaan melakukan perlindungan dari ketidakmampuan untuk mengambil
keuntungan dari perubahan keadaan pasar di masa depan yang menguntungkan dengan
menyertakan ketentuan penarikan kembali (call provision) di dalam surat perjanjian
obligasi. Ketentuan ini memperkenankan perusahaan untuk menarik kembali utang pada
persentase harga penerbitan yang telah ditetapkan sebelumnya (call price).
Penarikan kembali (recall atau early extinguishment) atas utang dapat dilakukan dalam
2 bentuk:
1. Dana yang dipinjam tidak lagi dperlukan, karenanya utang dibatalkan, yang
disebut debt retirement.
2. Utang yang masih ada digantikan dengan utang lain, disebut debt refunding.
Di dalam ARB No.43, ada 3 metode akuntansi dalam pencatatan laba atau rugi atas
transaksi di atas:
1. Penghapusan langsung atas laba atau rugi pada tahun transaksi.
2. Amortisasi laba atau rugi dari masa umur penerbitan utang yang masih berjalan.
3. Amortisasi laba atau rugi dari umur penerbitan utang yang baru.
APB No.26 mempertimbangkan utang dihapuskan jika:
10
1. Debitur telah membayar kreditur dan telah dibebaskan dari kewajiban terlepas
dari apakah sekuritas dibatalkan atau dipegang sebagai treasury bonds oleh
debitur.
2. Debitur secara legal telah dibebaskan dari kewajiban oleh kreditur, dan mungkin
tidak ada biaya yang dibayarkan di masa yang akan datang. (legal defeasance)
3. Debitur menempatkan kas atau sekuritas yang bebas risiko lainnya dalam
piutang yang digunakan untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok
kewajiban yang telah dijadwalkan, dan kemungkinan kecil akan ada biaya yang
harus dibayarkan di masa yang akan datang. (in-substance defeasance)
FASB mengulas kembali in-substance defeasance sebagai bagian dari rancangan
instrumen keuangan dan keuangan off-balance sheet.Kemudian menerbitkan SFAS
No.125, yang menghapus pelaporan transaksi in-substance defeasance sebagai early
extinguishment atas utang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa utang harus
dihapuskan apabila dan hanya jika memenuhi 2 syarat di bawah ini:
1. Debitur membayar kreditur dan dibebaskan dari kewajibannya. Pembayaran ini
dapat berupa kas atau aset keuangan lainnya, produk, jasa, atau perolehan
kembali atas sekuritas utang.
2. Debitur telah secara legal dibebaskan dari primary obligor.
Transaksi in-substance defeasance tidak memenuhi syarat untuk tidak diakui sebagai
aset atau liabilitas karena tidak memiliki karakteristik berikut:
1. Menempatkan aset pada piutang tidak membebaskan debitur dari utang. Jika aset
terbutkti tidak cukup, maka debitur harus menambahkan selisihnya.
2. Kreditur tidak dibatasi pada arus kas yang dihasilkan piutang tersebut.
3. Kreditur tidak memiliki kemampuan untuk menjual aset atau mengakhiri
piutang.
4. Apabila aset di dalam piutang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menutupi
pembayaran pokok dan bunga utang, debitur dapat mengambi aset tersebut.
5. Kreditur bukan pihak dalam kontrak saat membentuk aset.
11
6. Debitur tidak menyerahkan kendali atas keuntungan dari aset. Debitur tetap
mendapatkan keuntungan turunan dari aset karena aset digunakan untuk
menghapus utang.
CONVERTIBLE DEBT
Sekuritas yang lebih tinggi (obligasi atau saham khusus) adalah sekuritas yang dapat
dikonversi menjadi saham biasa memiliki peran yang sering di pendanaan perusahaan.
Terdapat kesepakatan luas bahwa perusahaan menjual saham yang dapat dikonversi
karena 1 atau 2 alasan utama:
1. Perusahaan ingin meningkatkan modal ekuitas dan memutuskan sekuritas yang
dapat dikonversi adalah pilihan yang paling menguntungkan; atau
2. Perusahaan ingin meningkatkan utang atau saham khusus dan menemukan
tingkat bunga atau dividen yang layak.
Beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk menerbitkan utang yang dapat
dikonversi:
1. Menghindari tekanan atas penurunan harga saham perusahaan yang dapat
disebabkan dengan menerbitkan saham biasa yang berjumlah besar ke pasar.
2. Menghindari penurunan laba dan kenaikan tuntutan dividen sementara program
perluasan sedang berjalan.
3. Menghindari penjualan langsung saham biasa ketika perusahaan yakin harga
saham sedang turun di pasar.
4. Memasuki segmen pasar modal yang tidak bersedia atau tidak dapat ikut serta